5. KROMATOGRAFI KOLOM

download 5. KROMATOGRAFI KOLOM

of 50

Transcript of 5. KROMATOGRAFI KOLOM

  • 7/29/2019 5. KROMATOGRAFI KOLOM

    1/50

    KROMATOGRAFI KOLOM

    Tresna Lestari, M.Si., Apt

  • 7/29/2019 5. KROMATOGRAFI KOLOM

    2/50

    PENGERTIAN

    Kromatografi kolom adalah kromatografi

    yang menggunakan kolom sebagai alat

    untuk memisahkan komponen-komponen

    dalam campuran.

  • 7/29/2019 5. KROMATOGRAFI KOLOM

    3/50

    KROMATOGRAFI KOLOM

    Merupakan kelanjutan dari KLT

    Prinsip sama dengan kromatografi lapis tipis

    Digunakan untuk memurnikan senyawa ataumemisahkan campuran

    Dilaksanakan dalam suatu kolom yang diisi

    dengan fase diam Fase diam : Padat, cair

    Fase gerak : Cair, gas

  • 7/29/2019 5. KROMATOGRAFI KOLOM

    4/50

    PEMBAGIAN KROMATOGRAFI KOLOM

    Fase Diam Fase

    Gerak

    Jenis

    Kromatografi

    Padat

    Cair KK, KCV, KCKT

    Gas KG

    CairCair KCKT

    Gas KG

  • 7/29/2019 5. KROMATOGRAFI KOLOM

    5/50

    MAKANISME PEMISAHAN

    KROMATOGRAFI KOLOM

    Kromatografi Adsorbsi, komponen yang dipisahkan secaraselektif teradsorbsi pada permukaan adsorben.

    Kromatografi Partisi, analit mengalami partisi antara

    lapisan cairan fase diam (stasioner) & eluen sebagai fasegerak (mobile).

    Kromatografi Pertukaran Ion, komponen berbentuk ionyang terikat pada penukar ion sebagai fase stasioner secaraselektif akan terlepas/terelusi oleh fase mobile.

    Kromatografi Filtrasi Gel, fase diam berupa gel permeabel,pemisahan berlangsung spt proses pengayakan ygdidasarkan pd ukuran molekul dr komponen yg dipisahkan.

  • 7/29/2019 5. KROMATOGRAFI KOLOM

    6/50

    KROMATOGRAFI ADSORBSI

    Zat padat sebagai adsorben / fase stasioner

    Alumina & silika gel paling populer

    Urutan dari kemampuan adsorbsi besar ke kecil :

    Alumina

    Charcoal

    Silika gel

    Magnesium

    Kalium karbonat Sukrosa

    Starch

    Selulosa

    POLAR

  • 7/29/2019 5. KROMATOGRAFI KOLOM

    7/50

    Zat cair sebagai fase gerak/mobile

    Elusi terlalu cepat tidak mampu memisahkan campuran

    dengan baikElusi terlalu lambat menyebabkan waktu retensi terlalu

    lama

    Golongan pelarut yang diurutkan berdasarkan kenaikan

    adsorbilitasnya pd kolom alumina : Perfluorokarbon

    Hidrokarbon jenuh

    Hidrokarbon tak jenuh

    Halida & eter Aldehid & keton

    Alkohol & thiol

    Asam & basa

    POLAR

  • 7/29/2019 5. KROMATOGRAFI KOLOM

    8/50

    KROMATOGRAFI KOLOM KLASIK

    Didasarkan pada adsorbsi komponen campurandengan afinitas berbeda terhadap permukaan fasediam.

    Adsorben bertindak sebagai fase diam dan fasegeraknya adalah cairan yang mengalir membawakomponen campuran sepanjang kolom.

    Sampel yang mempunyai afinitas besar terhadapadsorben akan secara selektif tertahan danafinitasnya paling kecil akan mengikuti aliran pelarut.

  • 7/29/2019 5. KROMATOGRAFI KOLOM

    9/50

    Cara Penggunaan

    Kromatografi Kolom

    1. Sampel dikeringkan menggunakan fase diam

    2. Sampel dituangkan melalui atas kolom

    3. Masukkan pelarut ke dalam kolom

    4. Komponen dalam sampel teradsorbsi oleh bahan

    penyerap berupa pita sempit pada permukaan

    kolom.

  • 7/29/2019 5. KROMATOGRAFI KOLOM

    10/50

    5. Dengan penambahan pelarut secara terus menerus,masing-masing komponen akan bergerak turun

    melalui kolom dan akan terbentuk pita yang setiap

    zona berisi satu macam komponen.

    6. Setiap zona yang keluar kolom dapat ditampung

    dengan sempurna sebelum zona yang lain keluar

    kolom.

  • 7/29/2019 5. KROMATOGRAFI KOLOM

    11/50

    Gambar kromatogafi kolom

  • 7/29/2019 5. KROMATOGRAFI KOLOM

    12/50

    HIGH PERFORMANCE LIQUID

    CHROMATOGRAPHY

    Fase stasioner berupa cairan dan padatan

    Fase diam cair : Pelarut lebih polar (kromatografi fase normal)

    Pelarut non polar (krom fase terbalik)

    Fase diam padat : Pellicular beads

    Bagian dalam padat tidak berpori

    Terbuat dari silika

    Microporous particle

    Ukurannya kecil 3-10mm sehingga luas permukaan besar

    Effisiensi tinggi karena jumlah plat teoritik 10.000 dalam kolom

    25 cm.

  • 7/29/2019 5. KROMATOGRAFI KOLOM

    13/50

    HPLC FASE NORMAL

    a. Sebuah kolom sederhana memiliki diameter internal 4.6mm (dan mungkin kurang dari nilai ini) dengan panjang150 sampai 250 mm.

    b. Kolom diisi dengan partikel silika yang sangat kecil dan

    fase gerak non polar misalnya heksan.

    c. Senyawa-senyawa polar dalam campuran akan melekatlebih lama pada silika yang polar dibanding dengansenyawa-senyawa non polar. Oleh karena itu, senyawayang non polar akan lebih cepat melewati kolom.

  • 7/29/2019 5. KROMATOGRAFI KOLOM

    14/50

    HPLC FASE TERBALIKa. Ukuran kolom sama, tetapi silika dimodifikasi menjadi

    non polar melalui pelekatan rantai-rantai hidrokarbon

    panjang pada permukaannya secara sederhana baik

    berupa atom karbon 8 atau 18.

    b. Fase gerak yang digunakan pelarut polar berupa

    campuran air dan alkohol seperti metanol.

    c. Senyawa-senyawa non polar akan terikat lebih lama di

    dalam kolom sehingga memiliki waktu retensi yanglebih lama.

  • 7/29/2019 5. KROMATOGRAFI KOLOM

    15/50

    Rangkaian Dasar Kolom HPLC

  • 7/29/2019 5. KROMATOGRAFI KOLOM

    16/50

    1. Eluen, berfungsi sebagai fase gerak yang akan

    membawa sampel masuk ke dalam kolompemisah.

    2. Pompa, berfungsi untuk mendorong eluen dan

    sampel masuk ke dalam kolom. Kecepatan alirdapat dikontrol dan perbedaan kecepatan bisa

    mengakibatkan perbedaan hasil.

    3. Injektor, tempat memasukkan sampel danselanjutnya sampel dapat didistribusikan

    masuk ke dalam kolom.

  • 7/29/2019 5. KROMATOGRAFI KOLOM

    17/50

    4. Kolom pemisah, untuk memisahkan

    komponen yang ada dalam sampel.5. Detektor, berfungsi membaca komponen

    yang lewat ke dalam detektor.

    6. Rekorder data, berfungsi merekam dan

    mengolah data yang masuk

  • 7/29/2019 5. KROMATOGRAFI KOLOM

    18/50

    KOLOM

    Dari bahan stainless steel. Panjang 10-25 cmdan diameter 4,5-5,0 mm yg diisi dg fase

    stationer berukuran rata-rata 5-10mm.

  • 7/29/2019 5. KROMATOGRAFI KOLOM

    19/50

    DETEKTOR

    Mempunyai sensitivitas yang tinggi

    Bersifat linear untuk jangka konsentrasi

    tertentu

    Dapat mendeteksi eluen tanpa mempengaruhi

    resolusi kromatogam

    Tidak terlalu peka terhadap perubahan

    berbagai parameter terutama suhu & tekanan

  • 7/29/2019 5. KROMATOGRAFI KOLOM

    20/50

    MACAM DETEKTOR Detektor UV

    Untuk senyawa yang mempunyai serapan khusus di daerah UV

    & sinar tampak.

    Pengukuran secara kuantitatif berdasar Hk Lambert-Beer yangmenghubungkan besaran absorbansi dengan konsentrasi solut.

    Terdapat daerah deteksi UV (200-400nm) dan sinar tampak(400-700 nm) sehingga dapat mendeteksi hampir semua

    senyawa organik.

    Detektor Fluoresensi Untuk senyawa yang dapat berfluoresensi seperti aflatoksin,

    seny aromatik berinti banyak, vitamin tertentu & derivat asamamino.

    Sangat peka & dapat mendeteksi kadar senyawa yang sangatkecil

    Kepekaan terhadap senyawa asing sebagai kontaminan dalameluen dapat mengganggu kuantifikasi senyawa yg diukur.

  • 7/29/2019 5. KROMATOGRAFI KOLOM

    21/50

    Detektor Konduktivitas Untuk mengukur senyawa yang bersifat ionik

    Perlu dihindari penggunaan buffer ion karena mempunyaikonduktivitas yang tinggi

    Detektor Indeks Refraksi Prinsip kerja perubahan nilai indeks refraksi dari suatu cairan

    yang mengalir

    Untuk analisis gula dan lemak

    Detektor FID (Flame Ionization Detector) Senyawa pelarut dihilangkan dahulu

    Eluen dr kolom dialirkan ke evaporator kemudian ke alat pirolisisdan ke FID

    Yang dianalisa hanya senyawa target

  • 7/29/2019 5. KROMATOGRAFI KOLOM

    22/50

    Interaksi Antara Fase Diam dan Analit

    (Adsorbsi Isotermik)

    a. Tipe konkap, terjadi bila mula-mula linaruttidak kuat interaksinya. tetapi kemudianmenjadi lebih kuat sehingga terikat lamapada fase diam. berarti K < 1

    b. Tipe normal (linier), ikatan yang terjadi padasetiap saat panggah atau tetap. Sehinggaberupa garis lurus dan K = 1.

    c. Tipe konvek, adsorpsi mula-mula terikatdengan kuat oleh fese diam, tetapi makinlama makin lemah sehingga bentuk kurvanyamenjadi konvek atau harga K>1

  • 7/29/2019 5. KROMATOGRAFI KOLOM

    23/50

    Contoh Gambar Adsorbsi Isotermik

    23

    Gambar:

  • 7/29/2019 5. KROMATOGRAFI KOLOM

    24/50

    Retensi (Tambat)

    Sifat retensi suatu linarut menggambarkan

    jenis distribusi linarut diantara fase gerak dan

    fase diam

    Retensi diukur berdasarkan waktu dimana

    sampel diinjeksikan sampai sampel

    menunjukkan ketinggian puncak yang

    maksimum dari senyawa itu.

    Retensi ini dinyatakan sebagai VR (volume

    tambat) atau tR

    (waktu tambat)

  • 7/29/2019 5. KROMATOGRAFI KOLOM

    25/50

    Volumefase gerak yang diperlukan untuk

    membawa linarut dari kolom sampai ke

    detektor dinamakan volume retensi (VR)

    Waktu yang dibutuhkan oleh senyawa untuk

    bergerak melalui kolom menuju detektor

    disebut waktu retensi (tR)

  • 7/29/2019 5. KROMATOGRAFI KOLOM

    26/50

    Untuk beberapa senyawa, waktu retensi akan

    sangat bervariasi dan bergantung pada:

    Tekanan yang digunakan (karena itu akan

    berpengaruh pada laju alir dari pelarut)

    Kondisi dari fase diam (tidak hanya terbuatdari material apa, tetapi juga pada ukuran

    partikel)

    Komposisi yang tepat dari pelarut

    Temperatur pada kolom

  • 7/29/2019 5. KROMATOGRAFI KOLOM

    27/50

    27

    Tambat Relatif

    Tambat relatif () merupakan rasio tambat antara dualinarut yang berbeda setelah dielusi

    Makin besar harga akan makin besar selisih waktutambat linarut 2 - waktu tambat linarut 1.

    Berarti kedua puncak linarut tersebut dapat terpisah

    dengan baik. Keadaan tersebut menggambarkan kemampuan fase

    membedakan linarut 1 dan linarut 2.

  • 7/29/2019 5. KROMATOGRAFI KOLOM

    28/50

    Campuran sebelum elusi

    Puncak dan Bercak

  • 7/29/2019 5. KROMATOGRAFI KOLOM

    29/50

    Keterangan

    29

    Puncak pada KCKTp-dihidroksi benzen palinglama tertahan dalam kolom dengan fase diam

    silika gel. Karena iktannya paling kuat.

    Bercak pada KLTp-dihidroksi benzin paling

    pendek migrasinya, karena ikatan dengan fasediam silika paling kuat.

    Makin dekat gugus hidroksil, ialah meta dihidroksi

    dan o dihidroksi benzen paling mudah terelusi

    oleh pelarut karena ikatan adsorbsinya dengan

    silika makin lemah.

  • 7/29/2019 5. KROMATOGRAFI KOLOM

    30/50

    KROMATOGRAFI GAS

    Adalah teknik untuk memisahkansenyawa atsiri dalam fase gas melalui fasediam

  • 7/29/2019 5. KROMATOGRAFI KOLOM

    31/50

    Macam Kromatografi Gas

    Kromatografi gas - padat : fase diam adalah

    butiran-butiran adsorben dan fase gerak

    adalah gas

    Kromatografi gas - cair : fase diam adalah

    cairan yang disalutkan pada permukaan tipis

    butiran padat dan fase gerak adalah gas

    http://www.catatankimia.com

    http://www.catatankimia.com/http://www.catatankimia.com/
  • 7/29/2019 5. KROMATOGRAFI KOLOM

    32/50

    RANGKAIAN DASAR ALAT

    KROMATOGRAFI GAS

  • 7/29/2019 5. KROMATOGRAFI KOLOM

    33/50

    Bagian dasar kromatografi gas :

    1. Sistem gas pembawa

    2. Sistem pemasukan cuplikan

    3. Sistem pemanasan kolom

    4. Kolom

    5. Sistem deteksi

    6. Sistem pengolah data

  • 7/29/2019 5. KROMATOGRAFI KOLOM

    34/50

    Syarat Sampel

    Harus memiliki keatsirian yang cukup(Volatil)

    Stabil terhadap panas

    Tidak terdekomposisi pada suhuoperasional KG (< 450oC)

  • 7/29/2019 5. KROMATOGRAFI KOLOM

    35/50

    1. Lembam

    2. Koefisien difusi gas rendah

    3. Kemurnian tinggi

    4. Mudah didapat dan murah

    5. Cocok dengan detektor yang dipakai

    Contoh gas pembawa : N2, He, H2, Ar, dll

    Syarat Gas Pembawa

  • 7/29/2019 5. KROMATOGRAFI KOLOM

    36/50

    PRINSIP KERJA KROMATOGRAFI GAS

    Injektor merupakan tempat masuknya sampel kedalam sistem KG

    Injektor dipanaskan antara 150 ~ 250oC gunamenguapkan sampel dan pelarutnya.

    Linarut-linarut yang berfase uap ini akandigerakkan ke kolom oleh gas pembawa.

    Kolom berada dalam oven yang terkontrol

    suhunya. Laju migrasi komponen sampel dalam kolom

    ditentukan oleh : sifat-sifat fisikokimianya,suhu dan komposisi kolom.

  • 7/29/2019 5. KROMATOGRAFI KOLOM

    37/50

    Dalam kolom, komponen sampel mengalir dengan

    kecepatan yang berbeda-beda. Komponen yang bergerak tercepat akan keluar dari

    kolom paling awal dan diikuti dengan sisanya.

    Komponen yang terpisah menuju detektor akanmenghasilkan sinyal listrik yang besarnya

    proporsional.

    Sinyal listrik tersebut akan diperkuat oleh amplifier.

    Kromatogram akan dicatat oleh rekorder berupa

    puncak.

  • 7/29/2019 5. KROMATOGRAFI KOLOM

    38/50

    GAS DAN DETEKTOR

    Detektor GasPembawa

    GasPembakar

    GasPendukung

    1. TCD He/Ar/N2/H2 __ _____

    2. FID He/N2 H2 Udara

    3. FTD He/N2 H2 Udara

    4. FPD He/N2 H2 Udara

    5. ECD N2 __ _____

  • 7/29/2019 5. KROMATOGRAFI KOLOM

    39/50

    GAS DAN TEKANAN

    Tipe Gas Tekanan Gas yang dibutuhkan

    1. Gas Pembawa 7 kg/cm2 atau lebih tinggi

    2. Gas Pembakar 2 kg/cm2 atau lebih tinggi

    3. Gas Pendukung 2 kg/cm2 atau lebih tinggi

  • 7/29/2019 5. KROMATOGRAFI KOLOM

    40/50

    SISTEM DETEKSI

    ( DETEKTOR)Detektor Senyawa yang

    terdeteksiJumlahminimum

    TCD Semua senyawa kecuali gaspembawa

    10 ppm (10 ng)

    FID Senyawa organik 0,1 ppm (0,1 ng)

    ECD Senyawa halogen/logamorganik

    0,1 ppb (0,1 pg)

    FTD Senyawa nitrogen/fosfor

    organik

    1 ppb (1 pg)/

    0,1 ppb (0,1 pg)

  • 7/29/2019 5. KROMATOGRAFI KOLOM

    41/50

    THERMAL CONDUCTIVITY DETECTOR (TCD)

    Mendeteksi semuasenyawa yangmemiliki perbedaan

    konduktivitas dengangas pembawa.

  • 7/29/2019 5. KROMATOGRAFI KOLOM

    42/50

    FLAME IONIZATION DETECTOR (FID)

    Sensitif terhadapsenyawa-senyawaorganik padaumumnya.

  • 7/29/2019 5. KROMATOGRAFI KOLOM

    43/50

    ELECTRON CAPTURE DETECTOR (ECD)

    Sensitif terhadapsenyawa-senyawa

    halogen dan logamorganik.

    Biasanya untuk analisispestisida organoklorin

  • 7/29/2019 5. KROMATOGRAFI KOLOM

    44/50

    FLAME THERMIONIC DETECTOR (FTD

    /NPD)

    Sensitif terhadap senyawafosfor organik dannitrogen organik.

    Biasanya untuk analisispestisida dan produkmedikal.

  • 7/29/2019 5. KROMATOGRAFI KOLOM

    45/50

    FLAME PHOTOMETRIC DETECTOR (FPD)

    Sensitif terhadapsenyawa-senyawafosfor organik,

    sulfur organik dantimah organik.

    Biasanya untukanalisis pestisidadan flavour.

  • 7/29/2019 5. KROMATOGRAFI KOLOM

    46/50

    SISTEM PENGOLAH DATA

    Sinyal yang didapat dari detektor akan direkamdalam bentuk kromatogram dan diolah.

  • 7/29/2019 5. KROMATOGRAFI KOLOM

    47/50

    KROMATOGRAM

    Kromatogram ideal mempunyai deretanpuncak yang rapat namun tidakbertumpukkan.

    Ukuran puncak hasil analisis berhubunganbanyaknya senyawa dalam cuplikan.

    Bila konsentrasi sebuah senyawabertambah maka ukuran puncakpunmembesar.

  • 7/29/2019 5. KROMATOGRAFI KOLOM

    48/50

    Contoh Kromatogram

  • 7/29/2019 5. KROMATOGRAFI KOLOM

    49/50

    Contoh Kromatogram

  • 7/29/2019 5. KROMATOGRAFI KOLOM

    50/50

    TERIMAKASIH