4 PBP telur

31
LAPORAN PRAKTIKUM PENGETAHUAN BAHAN PANGAN TELUR Oleh: Nama : Yuni Qurrota Ayun NRP : 123020104 Kelompok : E No Meja : 3 Asisten : Yuke Rusiani Tanggal Percobaan :18 November 2014 LABORATORIUM PENGETAHUAN BAHAN PANGAN JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG 2014

description

Pengetahuan Bahan Pangan Telur

Transcript of 4 PBP telur

  • LAPORAN PRAKTIKUM

    PENGETAHUAN BAHAN PANGAN

    TELUR

    Oleh: Nama : Yuni Qurrota Ayun

    NRP : 123020104

    Kelompok : E

    No Meja : 3

    Asisten : Yuke Rusiani

    Tanggal Percobaan :18 November 2014

    LABORATORIUM PENGETAHUAN BAHAN PANGAN

    JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS PASUNDAN

    BANDUNG

    2014

  • I PENDAHULUAN

    Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Percobaan, (2) Tujuan

    Percobaan, dan (3) Prinsip Percobaan.

    1.1 Latar Belakang Percobaan

    Telur. Sepintas, pasti yang terpikir di benak kita adalah telur ayam,

    berwarna kecokelatan. Padahal sebenarnya telur terdiri dari banyak jenis: telur

    ayam - baik dari ayam petelur maupun ayam kampung, telur bebek, telur puyuh,

    telur entog, belum lagi telur burung onta yang sangat besar untuk ukuran telur,

    dan masih banyak jenis telur lain. Saat ini mudah sekali mendapatkan telur, telur

    ayam khususnya. Harganya relatif terjangkau. Tidak heran jika pemanfaatan telur

    dalam kehidupan kita menjadi luar biasa beragam; dari dapur hingga meja obat,

    telur banyak digunakan. Konsumsi per kapita telur di Indonesia, belum setinggi

    konsumsi per kapita bangsa lain.

    Data dari Nutrition Close-Up menunjukkan konsumsi telur per kapita

    bangsa Jepang tertinggi di dunia, sekitar 650 butir per tahun. Masyarakat Perancis

    menghabiskan 510 butir/orang, Amerika Serikat 450 butir, dan Inggris 330 butir

    per orang per tahun. Bandingkan dengan Indonesia yang hanya 5,5 kg pertahun.

    Bila 1 kg telur terdiri dari 16 butir, maka konsumsi per kapita Indonesia 88 butir

    Sedikit sekali. Di Indonesia konsumsi protein tergantikan dengan tempe dan tahu

    sebagai sumber protein nabati.

    Mengkonsumsi telur sedikitnya 1 butir per hari sangat dianjurkan,

    mengingat telur adalah sumber protein dengan nilai biologis paling tinggi.

    Maksudnya, protein telur paling mudah diserap oleh tubuh. Telur memiliki nilai

  • biologi 93,7 persen. Bandingkan dengan susu yang sekitar 83 persen, ikan sekitar

    76 persen, dan daging 74,3 persen.Bicara telur seolah bicara protein saja. Padahal

    dalam sebutir telur juga terdapat berbagai vitamin dan mineral esensial yang

    penting bagi tubuh seperti thiamin, riboflavin. Lengkap deh, karena ada 13 jenis

    vitamin, termasuk vitamin A, D, E, dan B. Kandungan mineralnya juga baik

    karena terdapat fosfor dan zinc. Pada telur terdapat Lutein dan Zeaxanthin. Dua

    zat ini membantu menjaga kesehatan mata dan melindungi mata dari efek

    ultraviolet sinar matahari.

    Selain itu, kedua zat tersebut juga mengurangi risiko terkena penyakit akibat

    usia lanjut, seperti kebutaan bagi orang yang berusia diatas 65 tahun. Bahkan

    dengan mengkonsumsi telur cukup, resiko katarak dapat berkurang secara

    signifikan.Selain itu, telur juga mengandung mineral selenium (Se). Para pria

    membutuhkan asupan selenium untuk pembentukan kualitas dan kuantitas

    sperma. Satu butir telur memenuhi 10% dari total kebutuhan tubuh terhadap

    selenium.Telur juga mengandung vitamin D yang dapat membantu penyerapan

    kalsium untuk pembentukan tulang. Selain itu, telur juga mengandung vitamin E.

    Asal tahu saja, kombinasi antara selenium dan vitamin E berperan sebagai

    antioksidan yang dapat mengurangi risiko kerusakan sel tubuh akibat radikal

    bebas.Telur juga diketahui sebagai sumber vitamin B12, vitamin B6, dan folat

    yang dibutuhkan untuk kesehatan tubuh dan melindungi sel-sel saraf.

    Kekurangan vitamin B12 dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan sel-sel

    saraf. Wanita hamil yang kekurangan vitamin B12 mempunyai risiko anaknya

  • akan mengalami kerusakan pada sistem saraf.Putih telur juga memiliki peran yang

    sangat penting mencegah penyebaran bakteri. (mlandhing, 2008).

    Pemaparan diatas menunjukkan betapa pentingnya telur bagi kita. Untuk itu,

    kita harus pintar-pintar dalam memilih telur. Beberapa waktu yang lalu terdengar

    kabar bahwa ada telur yang tidak layak dikonsumsi beredar dimasyarakat

    khususnya jawa. Diduga telur itu adalah telur yang berasal dari bahan kimia, ada

    opsi yang lain yang mengatakan bahwa telur tersebut adalah telur sintesis. Telur

    sintesis yaitu telur yang tidak terdapat kuning telurnya atau kuning telur

    bercampur dengan putih telur karena tidak terjadinya pembuahan pada sel telur

    tersebut. Agar tidak terjadi kesalahan ketika kita membeli dan mengkonsumsi

    telur, kita akan membahas banyak tentang telur pada praktiklum ini seperti sifat

    fisik, spesifik grafitynya dan lain-lain.

    Telur adalah salah satu bahan makanan asal ternak yang bernilai gizi tinggi

    karena mengandung zat-zat makanan yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia

    seperti protein dengan asam amino yang lengkap, lemak, vitamin, mineral, serta

    memiliki daya cerna yang tinggi. Telur merupakan bahan makanan yang bernilai

    gizi tinggi. Hal ini ditandai dengan rendahnya zat yang tidak dapat diserap setelah

    telur dikonsumsi. Akan tetapi disamping bernilai gizi tinggi, telur juga

    mempunyai sifat yang kualitasnya mudah rusak .Oleh sebab itu perlu dilakukan

    suatu tindakan atau usaha-usaha bidang teknologi kualitas dan penanganan pasca

    produksi telur . Tindakan ini penting agar produksi telur yang dicapai dengan

    segala usaha ini dapat sampai ke konsumen dengan kualitas yang masih tetap baik

    (Sulistiati, 2003) .

  • Penurunan kualitas telur antara lain disebabkan masuknya mikroba-mikroba

    perusak ke dalam isi telur melalui pori-pori kerabang telur, menguapnya air dan

    gas karena pengaruh suhu lingkungan. Ruang penyimpan yang mlembab akan

    menyebabkan kerabang berjamur (Steward, 1999).

    Kuning telur merupakan bagian telur terpenting, karena didalamnya terdapat

    bahan makanan untuk perkembangan embrio . Telur yang segar kuning telumya

    terletak ditengah-tengah, bentuknya hula dan warnanya kuning sampai jingga

    Beberapa pendapat mengatakan bahwa makanan berpengamh langsung terhadap

    warm kuning telur (mengandung pigmen kuning). Kuning telur memiliki

    komposisi gizi yang lebih lengkap dibandingkan puith telur, yang terdiri dari air,

    protein, lemak karbohidrat, vitamin dan mineral (Sarwono, 2001).

    Putih telur terdiri 40% berupa bahan pada yang terdiri dan empat lapisan

    yaitu : lapisan putih telur tipis, lapisan tebal, lapisan tipis bagian dalam clan

    lapisan "Chalaziferous". Kekentalan putih telur yang semakin tinggi dapat

    ditandai dengan tingginya putih telur kental Hal ini menunjukkan bawa telur

    kondisinya masih segar, karena putih telur banyak mengandung air, maka bagian

    ini lebih mudah cepat rusak (Sirait, 2001).

    Kerabang telur merupakan bagian terluar yang membungkus isi telur dan

    berfungsi mengurangi kerusakan fisik maupun biologis, serta dilengkapi dengan

    poripori kulit yang berguna untuk pertukaran gas dan dalam dan luar kulit telur,

    tebal kerabang telur berkisar antara 0,33 - 0,35 mm. Tipisnya kulit telur

    dipengaruhi beberapa faktor yakni : umur type ayam, zat-zat makanan, peristiwa

    faal dari organ tubuh, stress dan komponen lapisan kulit telur. Kulit yang tipis

  • relatif berpori lebih banyak dan besar, sehingga mempercepat turunnya kualitas

    telur akibat penguapan dan pembusukan lebih cepat (Sumarni, 2004).

    Berdasarkan asal hewannya bentuk telur bermacam-macam mulai dari

    hampir bulat dan lonjong. Beberapa faktor yang menimpa induk penghasil telur

    mempengaruhi bentuk telur, contohnya faktor turun temurun, umur induk ketika

    bertelur serta sifat fisiologis didalam tubuh induk. Ukuran bentuk telur biasa

    dinyatakan dengan indeks perbandingan antara lebar dan panjang dikalikan 100.

    Disamping bentuk dan ukuran telur bermacam-macam, besar telur pun

    bervariasi, ada yang berat dan ada yang ringan. Contohnya dalam 1 kg telur ayam

    bisa berisi 17 butir atau 21 butir. Pengaruh jenis hewan juga penting , seperti telur

    bebek lebih besar dari pada telur ayam dan warnanyapun berbeda-beda.

    Faktor-faktor yang mempengaruhi besar telur diantaranya :

    a. Jenis hewan

    b. Umur hewan

    c. Perubahan musim petelur

    d. Sifat turun temurun induk

    e. Umur pembuahan

    f. Berat tubuh induk

    g. Zat-zat makanan induk

    Perbedaan wana telur juga oleh jenis induk, seperti telur aya berwarna putih,

    kuning sampai kecoklatan, sedagkan telur bebek berwarna biru langit atau warna

    biru telur asin. Kadang-kadang ada telur yang berbintik-bintik hitam atau bintik-

  • bintik lain, hal tersebut disebabkan karena adanya kapang yang tumbuh pada

    permukaan kulit telur.

    Beberapa telur unggas, terkecuali telur penyu pada umumnya terbagi atas

    tiga bagian utama. Dari yang paling luar adalah kulit telur, putih telur (albumen)

    dan kuning telur (yolk). Pada telur ayam perbandingan ketiganya adalah 12.3,

    55.8, 3.9, sedangkan pada telur bebek adalah 12.0, 52.6, 35.4. Didalam telur,

    bagian kuning telur terdapat pada bagian paling dalam, bagian ini diikat dengan

    putih telur oleh halaza. Kantong udara (air cell) merupakan rongga yang terdapat

    pada bagian tumpul isi telur. Kantng udara ini berfungsi sebagai tempat pemberi

    udara pada waktu embrio bernafas.Oleh karena itu, letak embrio pada telur tepat

    dibelakang kantong udara. Apabila kantong udara terletak dibagian runcing, maka

    besar kemungkinan calon ayam atau bebek tersebut akan mati didalam telur.

    1. kulit telur

    Telur unggas biasanya mempunyai kulit yang halus, kuat dan berkapur.

    Faktor-faktor yang pempengaruhi ketebaln kulit telur antara lain sifat turun-

    temurun dari induknya, musim/cuaca pembuahan, makanan induk dan faktor

    fisiologi lain. Contohnya ayam yang mendapat makanan dengan kandungan

    kalsium (Ca) yang cukup banyak akan menghasilkan telur dengan kulit yang lebih

    tebal.

    Kekuatan dan ketebalan kulit telur menjadi pelindung isi telur dari serangan-

    serangan dri luar. Dalam kondisi lingkungan yang baik dan kulit tetap utuh maka

    isi telur akan aman dari serangan mikrobia, namun apabila ada sedikit saja

  • keretakan atau lubang pada kulit telur, maka isi telur akan sangat mudh terserang

    mikrobia.

    Kulit telur terdiri dari 4 bagian utama pembentuk kulit yaitu :

    a. kutikula

    b. lapisan bunga karang

    c. lapisan mamila

    d. lapisan membrana

    Kutikula adalah lapisan luar yang menyelubungi seluruh permukaan kulit

    telur. Lapisan ini sangat tipis, pada telur ayam dan telur bebek berkisar 3 sampai

    10 mikron. Lapisan ini dibentuk oleh protein yang berupa musin (mucin). Sifat

    kutikula ini tidak mempunyai pori-pori terbuka, namun dapat dilalui oleh gas

    sehingga uap air dan gas CO2 dapat keluar dari isi telur.

    Lapisan bunga karang adalah bagian terbesar dari kulit telur, letaknya

    dibawah kutikula. Laisan ini teriri dari protein serabut berbentuk anyaman dan

    lapisan kapur terdiri dari kalsiuj karbonat (CaCO3), kalsium fosfat (Ca3 (PO4)2),

    magnesium karbonat (MgCO3), dan magnesium fosfat (Mg3(PO4)2.

    Lapisan mamila adalah lapisan ketiga pada kulit telur, lapisan ini berbentuk

    bongol-bongol dengan penampang bulat atau lonjong. Tebal lapisan ini lebih

    kurang sepertiga tebal seluruh kulit dan terdiri dari bagian amyaman protein dan

    mineral.

    Lapisan yang paling dalam adalah lapisan membrana yang terdiri dari dua

    lapisan selaput yang berbentuk seperti kertas perkamen. Ketebalannya sekitar 65

  • mikron. Makin kearah bagian tumpul makin tebal. Membrana yang melekat pada

    mamila lebih tebal daripada membrana yang berhubungan dengan putih telur.

    2. putih telur

    Putih telur menempati 60 persen dari seluruh telur. Bagian tesebut

    dinamakan albumen yang artinya putih. Umumnya 40 persen dari putih telur

    merupakan cairan kental, sisanya merupakan setengah padat.

    Putih telur terdri dari empat bagian yaitu :

    lapisan luar

    lapisan tengah

    lapisan dalam dan lapisan membrana halazipera

    Lapisan terluar dari putih telur terdiri dari cairan kental yang mengandung

    beberapa serat musin. Lapisan tengah putih telur dinamakan albuminus sac,

    biasanya lapisan tersebut merupakan anyaman musin berbentuk setengah padat.

    Sedangkan lapisan didalamnya merupakan cairan kental yang hampir

    mengandung musin. Pada lapisan ini terdapat membrana halazipera dan kuning

    telur. Lapisan halazipera adalah lapisan yang membatasi putih telur dan kuning

    telurnya yang membentuk serat musin yeng terjalin seperti anyaman. Disamping

    itu putih telur lebih bersifat alkalis, dengan pH sekitar 7,6.

    3. Kuning telur

    Kuning telur adalah embrio, khususnya yang dihasilkan oleh suatu proses

    pembuahan pada telur. Sehingga kuning telur merupakan bagian terpenting pada

    telur. Selain itu, kuning telur penuh akan zat-zat berniali gizi tinggi yang

  • berfungsi menunjang kehidupan embrio. Bentuk kuning telur hampir bulat,

    berwarna kuning atau jingga dan terletak tepat ditengah-tengah telur.

    Khususnya telur ayam dan bebek terdiri dari air. Sedangkan bagian

    padatnya terdiri dari protein, lemak karbohidrat dan mineral. Komposisi putih

    telur dan kuning telur terdapat dalam tabel dibawah ini.

    komposisi Putih telur

    (%)

    Kuning telur

    (%)

    Air (%)

    Protein(%)

    Lemak (%)

    Karbohidrat (%)

    Kalsium

    (mg/100gr)

    Fosfor

    (mg/100gr)

    Besi (mg/100gr)

    Vitamin A (SI)

    Vitamin B1

    (mg/100gr)

    87,8

    10,8

    -

    0,8

    6

    17

    0,2

    -

    -

    49,4

    163

    31,9

    0,7

    147

    586

    7,2

    2000

    0,27

    Tabel 1.Komposisi putih telur dan kuning telur

    Telur adalah salah satu bahan makanan yang sangat labil, artinya mudah

    mengalami perubahan-perubahan apabila tidak diperlakukan dengan baik,

    terutama bila masih dalam keadaan mentah.

    Telur mentah yang dibiarkan pada waktu terbuka dalam waktu yang cukup

    lama akan mengalami perubahan seperti :

    1. Kehilangan atau penyusutan berat karena terjadi penguapan air dan gas

    CO2 dari isi telur.

    2. Penurunan berat jenis karena terjadi kehilangan berat tersebut diatas.

    3. Pembesaran kantong udara, hal tersebut berkaitan pula dengan terjadinya

    proses penguapan air dan gas CO2

  • 4. Pengenceran isi telur, terjadi ketika membrana vitelina yang membatasi

    putih dan kuning telur sehingga kedua bagian ini tercampur.keadaan

    tersebut tampak ketika telur dipecahkan dan diletakkan pada bidang datar

    (Syarief et al, 1988).

    Sebagai bahan makanan, telur mempunyai beberapa kelebihan. Telur

    mengandung semua zat gizi yang diperlukan tubuh, rasanya enak, mudah dicerna,

    menimbulkan rasa segar dan kuat pada tubuh, serta dapat diolah menjadi berbagai

    macam produk makanan. Dalam telur itik, protein lebih banyak terdapat pada

    bagian kuning telur, 17 persen, sedangkan bagian putihnya 11 persen. Protein

    telur terdiri dari ovalbumin (putih telur) dan ovavitelin (kuning telur). Protein

    telur mengandung semua asam amino esensial yang dibutuhkan tubuh untuk hidup

    sehat.

    Pada suatu penelitian dengan menggunakan tikus percobaan, diketahui

    bahwa telur mempunyai nilai kegunaan protein (net protein utilization) 100

    persen, bandingkan dengan daging ayam (80%) dan susu (75%). Berarti jumlah

    dan komposisi asam aminonya sangat lengkap dan berimbang, sehingga hampir

    seluruh bagiannya dapat digunakan untuk pertumbuhan maupun penggantian sel-

    sel yang rusak.

    Hampir semua lemak dalam sebutir telur itik terdapat pada bagian

    kuningnya, mencapai 35 persen, sedangkan di bagian putihnya tidak ada sama

    sekali. Lemak pada telur terdiri dari trigliserida (lemak netral), fosfolipida

    (umumnya berupa lesitin), dan kolesterol. Fungsi trigliserida dan fosfolipida bagi

    tubuh adalah sebagai sumber energi, satu gram lemak menghasilkan 9 kilokalori

  • energi. Lemak dalam telur berbentuk emulsi (bergabung dengan air), sehingga

    menjadi lebih mudah dicerna, baik oleh bayi, anak-anak, maupun golongan lanjut

    usia (Astawan, 2008)

    1.2 Tujuan Percobaan

    Tujuan dalam pengamatan parameter mutu telur adalah untuk mengetahui

    kualitas dari telur secara objektif atau subjektif.

    Tujuan dalam percobaan spesifikasi gravity telur adalah untuk mengetahui

    kualitas kulit telur.

    Tujuan dalam percobaan porositas kulit telur adalah untuk mengetahui

    porositas kulit telur sehingga dapat diketahui apakah telur tersebut sudah lama

    disimpan atau tidak.

    1.3 Prinsip Percobaan

    Prinsip dalam pengamatan parameter mutu telur adalah berdasarkan kondisi

    kulit telur (keretakan, kebersihan, bentuk dan tekstur), kantung udara (keadaan,

    volume dan posisi) serta isi telur.

    Prinsip dalam percobaan spesifikasi gravity telur adalah berdasarkan

    perbedaan gravitasi antara berat jenis telur dengan berat jenis larutan garam serta

    perbedaan kantong udara dan kuning telurnya.

    Prinsip dalam percobaan porositas kulit telur adalah berdasarkan adanya

    pori-pori pada kulit telur sehingga ketika ditambahkan metilen blue, larutan

    tersebut akan masuk ke dalam kulit telur, semakin banyak jumlah bintik

    warnanya, maka semakin poros kulit-kulit tersebut.

  • II METODOLOGI PERCOBAAN

    Bab ini menguraikan mengenai : (1) Bahan-bahan yang digunakan, (2) Alat-

    alat yang digunakan, dan (3) Metode Percobaan.

    2.1 Bahan-bahan yang digunakan

    Bahan-bahan yang digunakan dalam pengamatan telur utuh adalah telur

    ayam buras.

    Bahan-bahan yang digunakan dalam pengamatan isi telur adalah telur ayam

    buras.

    Bahan-bahan yang digunakan dalam pengamatan ketebalan kulit telur

    adalah telur ayam buras.

    Bahan-bahan yang digunakan dalam pengamatan pengukuran kualitas telur

    metode spesifik gravity telur adalah telur bebek dan larutan garam.

    Bahan-bahan yang digunakan dalam pengamatan porositas kulit telur adalah

    air, telur ayam buras, dan metilen blue.

    2.2 Alat-alat yang digunakan

    Alat-alat yang digunakan dalam pengamatan telur utuh adalah alat candling

    yang dilengkapi sinar lampu.

    Alat-alat yang digunakan dalam pengamatan isi telur adalah jangka sorong.

    Alat-alat yang digunakan dalam pengamatan ketebalan kulit telur adalah

    jangka sorong.

    Alat-alat yang digunakan dalam pengamatan pengukuran kualitas telur

    metode spesifik gravity telur adalah gelas kimia dan sendok.

  • Bahan-bahan yang digunakan dalam pengamatan porositas kulit telur adalah

    gelas kimia, pipet tetes, batang pengaduk.

    2.3 Metode Percobaan

    1. Pengamatan Telur Utuh

    Gambar 1. Pengamatan Telur Utuh

    Prosedur pengamatan telur utuh adalah dengan alat candling mengamati

    keadaan kulit (kebersihan dan keretakan), kantung udara (volume dan posisi),

    kuning dan putih telur.

  • 2. Pengamatan Isi Telur

    Gambar 2. Pengamatan Isi Telur

    Prosedur pengamatan isi telur adalah dengan alat jangka sorong. Pecahkan

    telur, ukur tinggi dan diameter putih telur serta ukur tinggi dan diameter kuning.

    3. Pengamatan Ketebalan Kulit Telur

    Gambar 3. Pengamatan Ketebalan Kulit Telur

    Prosedur pengamatan ketebalan kulit telur adalah dengan alat jangka sorong

    ukur ketebalan kulit telur.

  • 4. Pengamatan Pengukuran Kualitas Telur Metode Spesifik Gravity Telur

    Gambar 4. Pengamatan Pengukuran Kualitas Telur Metode Spesifik Gravity Telur

    Prosedur pengamatan pengukuran kualitas telur metode spesifik gravity

    telur adalah telur dicelupkan pada larutan garam yang berbeda. Amati telur.

    5. Pengamatan Porositas Kulit Telur

    Gambar 4. Pengamatan Porositas Kulit Telur

  • Prosedur pengamatan porositas kulit telur adalah siapkan air yang telah

    ditetesi metilen blue. Jika telur besar 10-12 tetes metilen blue. Jika telur kecil 5-6

    tetes metilen blue. Celupkan telur. Diamkan 60 menit. Pecahkan kulit. Amati.

  • III HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

    Bab ini menguraikan mengenai : (1) Hasil Pengamatan dan (2) Pembahasan.

    3.1 Hasil Pengamatan

    Tabel 2. Hasil Pengamatan Keadaan Telur

    Sampel Telur Ayam Buras

    Keadaan kulit Baik

    Kebersihan Bersih

    Keretakan Tidak retak

    Kantung udara Ada

    Volume kantung udara Sedikit

    Putih telur Tidak terlihat

    Kuning telur Tidak terlihat

    Sumber: Kelompok E, Meja 3 (2014)

    Tabel 3. Hasil Pengamatan Pemeriksaan Isi Telur Secara Subjektif

    Sampel Telur Ayam Buras

    Kebersihan

    Putih telur Bersih

    Kuning telur Ada bercak merah

    Kejernihan

    Putih telur Tidak Terlalu jernih

    Kuning telur Kurang jernih

    Warna

    Putih telur Bening

    Kuning telur Kuning

    Ketegaran Putih telur Encer

  • Kuning telur Masih tegar

    Sumber: Kelompok E, Meja 3 (2014)

    Tabel 4. Hasil Pengamatan Pemeriksaan Isi Telur Secara Objektif

    Sampel Telur Ayam Buras

    Berat telur 45 gram

    Tinggi kuning telur 1,23 cm = 12,1 mm

    Diameter kuning telur 3,93 cm = 39,3 mm

    Indeks kuning telur 0,312

    Nilai Z 0,0911

    Tinggi putih telur 0,3 cm = 3 mm

    Diameter putih telur 8,46 cm = 84,6 mm

    Indeks putih telur 0,0354

    Unit haugh 55,84

    Sumber: Kelompok E, Meja 3 (2014)

    Tabel 5. Hasil Pengamatan Ketebalan Kulit Telur

    Sampel Telur Ayam Buras

    Ketebalan Kulit 0.4 cm = 4 mm

    Sumber: Kelompok E, Meja 3 (2014)

    Tabel 6. Hasil Pengamatan Porositas Kulit Telur

    Sampel Telur Ayam Buras

    Hasil Tidak terdapat bintik biru pada bagian

    dalam kulit telur

    Sumber: Kelompok E, Meja 3 (2014)

  • Tabel 7. Hasil Pengamatan Spesifikasi Gravity Telur

    Sampel Telur Ayam Buras

    Hasil Mengapung pada 1,060

    Sumber: Kelompok E , Meja 3 (2014)

    3.2 Pembahasan

    Berdasarkan hasil pengamatan, bahwa sampel telur ayam buras pada

    pengamatan keadaan telur yaitu memiliki keadaan kulit telur baik, bersih, tidak

    retak, ada kantung udara, volume kantung udara sedikit, putih telur dan kuning

    telur tidak terlihat.

    Berdasarkan hasil pengamatan, bahwa sampel telur ayam buras pada

    pengamatan pemeriksaan isi telur secara subjektif yaitu dari segi kebersihan putih

    telur bersih, sedangkan kuning telur terdapat sedikit bercak merah, dari segi

    ketidakjernihan putih telur dan kuning telur kurang jernih, dari segi warna putih

    telur berwarna bening dan kuning telur berwarna kuning, dan dari segit ketegaran

    putih telur dalam keadaan encer dan kuning telur dalam keadaan masih tegar.

    Berdasarkan hasil pengamatan, bahwa sampel telur ayam buras pada

    pengamatan pemeriksaan isi telur secara objektif yaitu memiliki tinggi kuning

    telur sebesar 12,3 mm, diameter kuning telur 39,3 mm, indeks kuning telur 0,312,

    nilai Z sebesar 0,0911, tinggi putih telur sebesar 3 mm, diameter putih telur

    sebesar 84,6 mm, indeks putih telur sebesar 0,0354 dan unit haugh sebesar 55,84.

    Berdasarkan hasil pengamatan, bahwa sampel telur ayam buras pada

    pengamatan ketebalan kulit telur yaitu memiliki ketebalan kulit telur sebesar 4

    mm.

  • Berdasarkan hasil pengamatan, bahwa sampel telur ayam buras pada

    pengamatan porositas kulit telur yaitu tidak terdapat bintik biru pada bagian dalam

    kulit telur.

    Pada percobaan porositas telur methilen blue berfungsi sebagai indikator

    pecahnya sebagian darah pada saat ovulasi. Agar terlihat adanya bintik berwarna

    atau penyimpangan flavour (off flavour), tidak pada kulit telur. Hal ini terjadi

    karena telur dikeluarkan prematur sehingga waktu untuk deposit bahan-bahan

    kulit kurang. Methilen blue dapat diganti asalkan memiliki ukuran partikel yang

    sama dengan methilen blue contohnya Difenil karbazon dan EBT.

    Berdasarkan hasil pengamatan, bahwa sampel telur bebek pada pengamatan

    spesifikasi gravity telur yaitu mengapung pada 1,060.

    Berikut adalah beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas mutu telur

    diantaranya adalah :

    Kualitas isi telur : untuk menentukan kualitas isi telur dapat dilihat dari bagian

    dalam telur seperti rongga udara, kuning telur, putih telur dan chalaza.

    Rongga udara : telur yang masih segar memiliki rongga udara yang kecil.

    Kuning telur : telur yang segar memiliki kuning telur yang tidak cacat,

    bersih dan tidak terdapat pembuluh darah.

    Kualitas luar telur : kebersihan kulit telur, kondisi kulit telur, warna kulit,

    bentuk telur dan berat telur.

    ( Wira, 2008 ).

    Candling merupakan cara yang biasa dilakukan oleh peternakan dan

    konsumen untuk mengetahui kualitas isi telur. Pada prinsipnya peneropongan

  • merupakan pemeriksaan telur dengan cahaya. Peternakan-peternakan biasanya

    menggunakan alat teropong khusus, sedangkan secara sederhana dapat

    menggunakan baterai dengan gulungan karton atau kertas tebal lainnya.

    Peneropongan biasanya dilakukan di tempat gelap agar bayangan telur tampak

    jelas. Retak halus dapat diketahui melalui peneropongan telur. Tujuannya adalah

    untuk menghindari agar tidak tertipu membeli telur yang jelek di pasaran.

    Candling yaitu pengamatan kondisi telur utuh dengan menggunakan

    bantuan sumber sinar yang cukup sebagai latar belakang. Unit Haugh merupakan

    pengukuran tidak langsung terhadap ketegaran putih telur atau kuning telur. Telur

    segar mempunyai kisaran nilai indeks kuning teur 0,33-0,50 , indeks putih telur

    0,05 0,174 dan unit haugh 75-100.

    Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) menerapkan standar

    kualitas individu telur atas dasar dua faktor yaitu kualitas interior dan eksterior.

    Ketika menentukan kelas dari telur, faktor dengan tingkat terendah akan

    menentukan nilai keseluruhan telur.

    Telur normal yang baru keluar dari tubuh induknya mempunyai mutu

    yang terbaik. Hal ini disebabkan keadaan kulit telur, besarnya ruang udara,

    kondisi putih telur dan kuning telur serta lembaga masih dalam

    keadaan normal. Semakin lama umur penyimpanan, mutu telur akan semakin

    menurun, karena terjadinya perubahan beberapa sifat kimia serta sifat fisik

    telur yang dipengaruhi oleh keadaan lingkungan tempat telur berada.

    Perbedaan kondisi lingkungan di dalam tubuh induk dengan lingkungan

    di luar tubuh induk menyebabkan berbagai perubahan pada telur. Alat

  • reproduksi induk mempunyai kelembaban yang tinggi dengan suhu yang

    hangat, sedangkan kondisi lingkungan di luar tubuh induk mempunyai keadaan

    yang lebih kering dan suhu yang lebih rendah. Terjadinya ruang udara dan

    pemisahan membran kulit luar dan dalam disebabkan perubahan suhu

    tersebut. Besarnya ruang udara dipakai sebagai atribut mutu telur.

    Pembesaran kantong udara ini juga berkaitan teori yang mengatakan

    bahwa Telur mentah yang dibiarkan pada waktu terbuka dalam waktu yang cukup

    lama akan mengalami perubahan seperti Pembesaran kantong udara karena terjadi

    penguapan air dan gas CO2 dari isi telur.

    Rongga udara telur yang masih segar memiliki rongga udara yang lebih

    kecil. Berikut merupakan pembagian kualitas telur melalui kedalaman rongga

    udara :

    1. Kualitas AA memiliki kedalaman rongga udara sebesar 0,3 cm

    2. Kualitas A memiliki kedalaman rongga udara sebesar 0,3-0,6 cm

    3. Kualitas B memiliki kedalaman rongga udara lebih dari 0,6-0,9 cm

    4. Kualitas C memiliki kedalaman rongga udara lebih dari lebih dari 0,9 cm

    Komposisi zat gizi telur dalam 100 gram

    No Zat gizi Telur ayam ras Telur puyuh

    1. Kalori (kal) 162,0 149,8

    2. Protein (g) 12,8 10,3

    3. Lemak (g) 11,5 10,6

    4. Karbohidrat (g) 0,7 3,3

    5. Kalsium (mg) 54,0 49,0

  • 6. Fosfor (mg) 180,0 198,0

    7. Besi (mg) 2,7 14,0

    8. Vit. A (UI) 900,0 2741,0

    9. Vit. B (mg) 0,1 -

    10. Air (g) 74,0 -

    Sumber : Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI, 1979

    Secara umum, perubahan-perubahan yang terjadi selama penyimpanan

    telur utuh adalah :

    1. Berkurangnya berat, terutama disebabkan karena hilangnya air dari albumen

    tetapi sebagian juga karena kehilangan CO2, NH3, N2, dan H2S.

    2. Pertambahan ukuran ruang udara. Karena air hilang, volume uang udara

    bertambah.

    3. Penurunan berat jenis karena bertambah besarnya ruang udara.

    4. Bercak-bercak pada permukaaan kulit telur karena penyebaran air yang

    tidak merata.

    5. Penurunan jumlah putih telur tebal karena serat glikoprotein ovomucin

    pecah.

    6. Penambahan ukuran kuning telur karena perpindahan air dari albumen ke

    kuning telur sebagai akibat perbedaan tekanan osmose.

    7. Perubahan cita rasa.

    8. Kehilangan karbondioksida

    9. Kenaikan pH, terutama dalam albumen yang meningkat dari kira-kira pH 7

    sampai 10 atau 11 sebagai akibat hilangnya CO2.

  • Putih telur selama penyimpanan dapat mengalami berbagai perubahan

    yang disebabkan oleh fisiko kimia telur. Kehilangan CO2 melalui pori-pori

    kulit dari albumen menyebabkan perubahan fisik dan kimia. Selama beberapa

    jam pertama setelah ditelurkan kehilangan CO2 sangat banyak dan di dalam

    albumen terkandung juga asam karbonat dalam keseimbangan dengan jumlah

    CO2.

    Untuk mengetahui kualitas telur dapat juga dilakukan dengan uji spesifik gravitasi

    yaitu perbandingan relatife antara berat jenis suatu zat dibandingkan dengan berat

    jenis air. Nilai spesifik gravitasi ini memiliku hubungan dengan kualitas telur dan

    fertilitas. Telur dengan nilai gravitasi spesifik rendah akan menghasilkan daya

    tetes yang rendah dan meningkatkan mortalitas embrio khususnya pada tiga hari

    pertama penetasan ( Anonim, 2010 ).

    Nilai gravitasi spesifik telur diukur dengan menggunakan larutan garam

    ( NaCl ) dalam air dan ditentukan standarnya dengan hidrometer. Jika telur

    tenggelam maka berat jenisnya lebih besar dan jika melayang berarti berat

    jenisnya sama dan jika terapung berarti berat jenisnya lebih ringan dari berat jenis

    larutan. Hal ini menunjukkan telur yang tenggelam memiliki nilai gravitasi

    spesifik yang besar dan kemungkinan tingkat fertilitasnya tinggi ( Anonim, 2010

    ).

    Telur segar yang dipecahkan di piring akan tegar berdiri karena kuning

    telur yang menyatu bulat dan pekat dibagian tengah dan tidak terdapat bercak

    darah. Sedangkan telur yang sudah dalam keadaan tidak segar ketika dipecahkan

    di piring akan menampakkan kuning telur yang menjauh dari putih telur dan putih

  • telurnya tidak membentuk lapisan yang mengelilingi kuning telur. Telur yang

    tidak baik untuk dikonsumsi ketika dipecahkan diatas piring bagian kuning

    telurnya akan terlihat pecah dan tidak menyatu lagi, bagian putih telurnya pun

    akan terlihat mulai encer dan tidak membentuk lapisan.

    Penentuan parameter dapat dilakukan dengan cara Unit Haugh , Unit

    Haugh merupakan satuan yang digunakan untuk mengetahui kesegaran isi telur,

    terutama bagian putih telur. Untuk mengukurnya, telur harus dipecah lalu

    ketebalan putih telur diukur dengan alat micrometer. Telur yang segar biasanya

    memiliki putih telur yang tebal. Biasanya Unit Haugh dapat ditentukan dengan

    menggunakan tebal konversi. Semakin tinggi nilai haugh unit suatu telur

    menunjukkan bahwa kualitas telur semakin baik ( Ismail, 2011 ).

    Penentuan kualitas telur berdasarkan haugh unit menurut standar

    department pertanian amerika serikat atau United State Departement of

    Agriculture ( USDA ) adalah sebagai berikut :

    1) Nilai haugh unit kurang dari 31 digolongkan kualitas C.

    2) Nilai haugh unit antara 31-60 digolongkan kualitas B.

    3) Nilai haugh unit antara 60-72 digolongkan kualitas A.

    4) Nilai haugh unit lebih dari 72 digolongkan kualitas AA.

    ( Ismail, 2011 ).

    Telur yang tidak layak dikonsumsi mempunyai nilai HU kurang dari 30.

    Pengukuran HU dilakukan 3 hari berturut-turut setiap selang empat minggu bagi

    sekelompok ayam.HU dipengaruhi oleh :

    Hereditas

  • Suhu dan kelembaban

    Penyakit

    Produksi tinggi

    Pemberian preparat sulfa akan menyebabkan encernya albumen.

    Ranch management akan meningkatkan HU

    Bintik biru yang terdapat pada telur dalam metode porositas dapat

    diasumsikan semakin banyak jumlah bintik warna yang berpenetrasi menunjukkan

    telur semakin porous. Caranya dengan mencelupkan telur kedalam larutan

    methilen blue selama 1 jam setelah itu pecahkan telur lalu amati dan hitung

    jumlah bintik warna biru yang berpenetrasi pada bagian dalam kulit telur.

  • IV KESIMPULAN DAN SARAN

    Bab ini menguraikan mengenai : (1) Kesimpulan dan (2) Saran.

    1.1 Kesimpulan

    Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa sampel telur ayam

    buras pada pengamatan keadaan telur yaitu memiliki keadaan kulit telur baik,

    bersih, tidak retak, ada kantung udara, volume kantung udara sedikit, putih telur

    dan kuning telur tidak terlihat.

    Sampel telur ayam buras pada pengamatan pemeriksaan isi telur secara

    subjektif yaitu dari segi kebersihan putih telur bersih, sedangkan kuning telur

    terdapat sedikit bercak merah, dari segi ketidakjernihan putih telur dan kuning

    telur kurang jernih, dari segi warna putih telur berwarna bening dan kuning telur

    berwarna kuning, dan dari segit ketegaran putih telur dalam keadaan encer dan

    kuning telur dalam keadaan masih tegar.

    Sampel telur ayam buras pada pengamatan pemeriksaan isi telur secara

    objektif yaitu memiliki tinggi kuning telur sebesar 12,3 mm, diameter kuning telur

    39,3 mm, indeks kuning telur 0,312, nilai Z sebesar 0,0911, tinggi putih telur

    sebesar 3 mm, diameter putih telur sebesar 84,6 mm, indeks putih telur sebesar

    0,0354 dan unit haugh sebesar 55,84.

    Sampel telur ayam buras pada pengamatan ketebalan kulit telur yaitu

    memiliki ketebalan kulit telur sebesar 4 mm.

    Sampel telur ayam buras pada pengamatan porositas kulit telur yaitu tidak

    terdapat bintik biru pada bagian dalam kulit telur.

  • Sampel telur bebek pada pengamatan spesifikasi gravity telur yaitu

    mengapung pada 1,060.

    4.2 Saran

    Sebaiknya pada saat praktikum berlangsung, praktikan memahami prosedur

    dengan benar dan lebih teliti agar mendapatkan hasil pengamatan dan perhitungan

    yang benar.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Anonim.2010. Pengaruh Gravitasi Spesifik pada Telur. Ternak-ayam-

    kampung.blogspot.com. diakses : 20 November 2014

    Brilliant. Happinessa. 2012. Pengetahuan Bahan Pangan Telur.

    www.slideshare.net. Diakses : 19 November 2014

    Muchtadi, T. R., Sugiyono., Ayustaningwarno, F. 2010. Ilmu Pengetahuan

    Bahan Pangan. Alfabeta. Bandung.

    Ridho. M. 2011. Praktikum Telur. em-ridho.blogspot.com. Diakses : 18

    November 2014

    Sulistiati. 2003. Pengaruh Berbagai Macam Pengawet dan Lama

    Penyimpanan terhadap Kualitas Telur Konsumsi. Fakultas Peternakan,

    Institut Pertanian Bogor .

    Steward, G .F. and J .C. Abbott. 1999. Marketing Eggs and Poultry . Third

    Printing . Food and Agricultural Organization (FAO), The United Nation.

    Rome.

    Sarwono. B., B.A. Murtidjo dan A . Daryanto . 2001 . Telur Pengawetan dan

    Manfaatnya. Seri Industri Kecil. Cetakan I. Penebar Swadaya, Jakarta .

    Sirait,Celly. H. 2001 . Telur dan Pengolahannya . Pusat Penelitian dan

    Pengembangan Peternakan, Bogor

    Sumarni. 2004. Diktat Penanganan Pasca Panen Unggas. Departemen

    Pertanian. Balai Latihan Pertanian, ternak, Ciawi Bogor.

  • LAMPIRAN PERHITUNGAN

    Perhitungan Pengamatan Pemeriksaan Isi Telur Secara Objektif

    Indeks kuning telur =

    Nilai Z =

    Indeks putih telur =

    Unit haugh = 100 log [ 3 + 7,57 1,7( )]

    = 55,84