3. Trauma Ekstradural Hematom Terjemahan

11
Trauma Ekstradural Hematom Perbandingan Pengalaman Kami Antara Penanganan Konservatif Dan Bedah Di Pedesaan India Abstrak Latar Belakang: Untuk meneliti dan membandingkan peran penanganan konservat intervensi bedah pada Trauma Ekstradural Hematom di pedesaan India. Tempat : Fakultas kedokteran negeri, Miraj ,egara bagian Maharashtra, India. !ahan dan Metode : "#$ pasien trauma didiagnosis sebagai Ekstradural Hematom berdas pada hasil %T s&an, ditangani selama " tahun. Outcome : 'erbandingan peran 'enanganan konservatif dan intervensi bedah (ang ditel Hasil : )ari "#$ pasien (ang dira*at, + # ditangani se&ara konservatif, +$- kasus di dengan operasi. -" dioperasikan segera &ito/ dan ## lagi dioperasi elektif. Hasiln " orang meninggal dan 0 memiliki hasil (ang buruk dalam kelompok pasien. Kesimpulan :Hal ini menekankan bah*a ukuran ke&il 1 +$ ml , 2%3 4 +" dan lokasi5lok lain selain daerah temporal merupakan kriteria untuk ditangani se&ara konservatif. +60 perlu untuk ditangani dengan pembedahan selama menjalani penanganan konservatif kerusakan saraf, peningkatan ukuran hematom pada %T, bradikardia, hemiparesis, kela penundaan rujukan dan han(a +0 7 memiliki hasil (ang buruk. 3ebuah ke*aspadaan ketat harus diberikan untuk pasien dengan kerusakan klinis dan b alasan (ang telah disebutkan di atas dan pasien harus diulang %T s&an. )iagnosis dini dan intervensi bedah segera memiliki hasil (ang baik, (ang menunjukk memuaskan dari diagnosis dini dan intervensi. Kata kunci : 'enanganan konservatif , Ekstradural Hematom, %edera kepala, 'enanganan I.PENGANTA Hematoma ekstradural, dianggap sebagai komplikasi paling serius (ang harus pada kepala &edera, diperlukan diagnosis segera dan intervensi bedah, ditemukan pada "7 dengan &edera kepala dan 85+87 pasien dengan &edera kepala (ang fatal, adalah sebua

description

Trauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hematom TerjemahanTrauma Ekstradural Hem

Transcript of 3. Trauma Ekstradural Hematom Terjemahan

Trauma Ekstradural Hematom Perbandingan Pengalaman Kami Antara Penanganan Konservatif Dan Bedah Di Pedesaan IndiaAbstrak

Latar Belakang : Untuk meneliti dan membandingkan peran penanganan konservatif dan intervensi bedah pada Trauma Ekstradural Hematom di pedesaan India.

Tempat : Fakultas kedokteran negeri, Miraj ,Negara bagian Maharashtra, India.Bahan dan Metode : 240 pasien trauma didiagnosis sebagai Ekstradural Hematom berdasarkan pada hasil CT scan, ditangani selama 2 tahun.

Outcome : Perbandingan peran Penanganan konservatif dan intervensi bedah yang ditelitiHasil : Dari 240 pasien yang dirawat, 134 ditangani secara konservatif, 106 kasus ditangani dengan operasi. 62 dioperasikan segera (cito) dan 44 lagi dioperasi elektif. Hasilnya 2 orang meninggal dan 8 memiliki hasil yang buruk dalam kelompok pasien.Kesimpulan : Hal ini menekankan bahwa ukuran kecil < 10 ml , GCS > 12 dan lokasi-lokasi lain selain daerah temporal merupakan kriteria untuk ditangani secara konservatif. 44 pasien dari 178 perlu untuk ditangani dengan pembedahan selama menjalani penanganan konservatif karena kerusakan saraf, peningkatan ukuran hematom pada CT, bradikardia, hemiparesis, kelainan pupil, penundaan rujukan dan hanya 18 % memiliki hasil yang buruk.

Sebuah kewaspadaan ketat harus diberikan untuk pasien dengan kerusakan klinis dan berbagai alasan yang telah disebutkan di atas dan pasien harus diulang CT scan. Diagnosis dini dan intervensi bedah segera memiliki hasil yang baik, yang menunjukkan hasil memuaskan dari diagnosis dini dan intervensi.

Kata kunci : Penanganan konservatif , Ekstradural Hematom, Cedera kepala, Penanganan bedah

I. PENGANTARHematoma ekstradural, dianggap sebagai komplikasi paling serius yang harus dicegah pada kepala cedera, diperlukan diagnosis segera dan intervensi bedah, ditemukan pada 2% pasien dengan cedera kepala dan 5-15% pasien dengan cedera kepala yang fatal, adalah sebuah trauma yang berupa akumulasi darah di ruang potensial antara bagian dalam tulang tengkorak dengan permukaan membran dural [1], prognosis dianggap sangat baik jika ditangani dengan agresif. EDH biasanya stabil, mencapai ukuran maksimum dalam beberapa menit dari cedera, beberapa hipotesis penulis tidak setuju dengan itu [2]. Namun hal itu mungkin berkembang selama 24 jam pertama setelah cedera. Perdarahan berulang atau terus-menerus mengalir mungkin yang menyebabkan perkembangan ini. Kadang-kadang EDH berlangsung secara perlahan dan terdeteksi beberapa hari setelah cedera.

Seorang pasien dengan EDH kecil dapat ditangani secara konservatif melalui observasi ketat yang disarankan, karena tertunda, kerusakan neurologis mendadak masih dapat terjadi. Meskipun evakuasi bedah merupakan penanganan definitive untuk kondisi ini, tetapi banyak pasien dapat diselamatkan dari kraniotomi dengan penilaian ketat keadaan neurologis berulang-ulang. Tujuan penelitian kami adalah untuk meneliti peran komparatif dari penanganan konservatif dengan intervensi operatif selama penanganan EDH pada trauma.II. METODE

Sebuah Penelitian prospektif membandingkan EDH yang ditangani secara konservatif dengan yang ditangani secara pembedahan, dilakukan selama 2 tahun di Fakultas Kedokteran Negeri, Miraj & PVPGH, Sangli dari 7 Januari 2010 sampai 30 Juni 2012. Penelitian kami hanya memasukkan pasien yang didiagnosis sebagai EDH setelah CT Scan. Kasus yang berhubungan dengan lesi serebral juga dimasukkan, tetapi hanya jika lesi yang relevan merupakan ekstradural hematom.

Penilainan klinis pertama dilakukan di unit trauma kami pada saat masuk. Upaya resusitasi awal termasuk penilaian ABC- dan stabilisasi Airway yang paten, Pernapasan dan Sirkulasi. Evaluasi trauma secara menyeluruh dilakukan. Riwayat terperinci, terutama tentang cara cedera, lucid interval dan pemeriksaan fisik termasuk evaluasi menyeluruh sebagai bukti gejala sisa trauma dan defisit neurologis terkait, fraktur tengkorak, hematom, laserasi, bradikardia, hipertensi, otore atau rhinore, hemotimpanum, skor GCS, kelemahan otot, afasia, kerusakan lapangan pandang, mati rasa, ataksia dan tingkat kesadaran. Pemeriksaan neurologis berulang dilakukan untuk menilai perkembangan peningkatan tekanan intrakranial. Selain pemeriksaan laboratorium rutin, pemeriksaan radiologi yang sesuai juga dilakukan.

Penelitian ini dilakukan dengan membagi pasien dengan EDH ke dalam beberapa kelompok sesuai dengan perbedaan parameter klinis dan modalitas pengobatan dan temuan neuro-radiologi pada saat masuk dan rawatan di rumah sakit. Grup-A: Pasien yang memerlukan operasi segera untuk mengevakuasi hematom. Grup-B: Dibagi lagi menjadi dua: B-1 Pasien yang dirawat secara konservatif. B-2, Pasien yang baik dengan pengobatan konservatif awal meskipun adanya EDH pada CT scan pertama dan pasien yang membutuhkan operasi dalam proses penanganan konservatif dan tampilan tertunda EDH pada CT scan.

Evaluasi neurologis segera dilakukan setelah resusitasi Jantung-Paru, Foto sinar X tengkorak dan dada, jika ada waktu. CT scan Kepala dilakukan pada semua pasien. Cairan dehidrasi yang digunakan adalah Manitol, Obat Neuroprotektornya adalah sitikolin, anti kejang Natrium fenitoin diberikan pada kasus-kasus tertentu yang terkait cedera otak, edema, kejang, koma yang mengancam.

Deksametason diberikan bagi beberapa hari pertama dan kemudian secara bertahap diturunkan dosis dan dihentikan. Penanganan konservatif segera dihentikan dan kraniotomi dilakukan jika pasien menunjukkan tanda-tanda kompresi otak lokal atau herniasi.

Hasil diukur menurut skor hasil Glasgow (GCS) dengan kriteria Jannett dan Bonds, yang meliputi kematian, keadaan vegetatif, cacat berat, cacat sedang dan pemulihan yang baik. Sebuah cacat sedang dan kembali mandiri (GCS-3, 2 dan 1) yang dianggap memiliki hasil yang baik, sementara pasien yang cacat berat, vegetatif, sekarat atau mati dimasukkan bersama-sama dalam kelompok hasil yang buruk. Distribusi hasil yang baik dan yang buruk berhubungan dengan masing-masing faktor prognosis yang diperiksa secara statistik menggunakan uji Chi-square [3]

III. HASIL

Dari 240 pasien yang dirawat, Tabel 1 menunjukkan berbagai alasan untuk intervensi operasi tertunda pada 44 pasien dengan kerusakan saraf yang menjadi alasan paling umum, melibatkan 18 pasien. Delapan terletak di temporoparietal, masing-masing 4, di temporal dan parietal, 2 di daerah oksipital, diikuti oleh perkembangan yang tertunda pada CT, masing-masing ada 2 di frontal, parietal dan daerah temporoparietal. Perubahan pupil dan hemiparesis terlihat pada 6, terletak di daerah temporoparietal. Meningkatkan bradikardia adalah alasan pada 4 terletak di daerah temporal dan oksipital dan muntah terus-menerus pada 4 yang terletak di frontal fosa posterior. Keterlambatan rujukan terlihat pada 4, 2 masing-masing frontal dan daerah temporoparietal dan peningkatan ukuran hematom terlihat pada 2 terletak di daerah frontal seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1.

Ada 2 orang meninggal dan 8 memiliki hasil yang buruk pada kelompok pasien ini. 134 pasien ditangani secara konservatif seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2. Semua pasien yang memiliki GCS> 12 kecuali 12. 6 pasien meninggal, semua itu berhubungan dengan lesi-lesi intrakranial. Ada 76 bekuan darah 10 ml, 8 yang terletak di daerah temporoparietal dan 22 terletak di fronto- temporal atau daerah frontal seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2. 106 kasus dioperasi dengan kraniotomi. 62 dioperasi cito dan 44 dioperasi elektif. Dari yang dioperasi cito, pasien dengan bekuan darah di frontal sebanyak 14, 6 di temporal, 16 di parietal, 4 di oksipital dan 8 di temporoparietal, semuanya > 25cc dengan GCS adalah