2

2
DATA DAN METODE Ini merupakan penelitian retrospective dari temuan radiologi pada pasien dengan puberitas prekoks. Daftar pasien dengan puberitas prekoks dari tahun 2002 sampai tahun 2010 diperoleh dari ahli endokrin anak di pusat medis dimana studi ini dilakukan. Berdasarkan daftar ini, hasil atau laporan radiologi dari pasien yang telah melakukan atau menjalani pemeriksaan radiologi ditinjau kembali atau diteliti. Laporan-laporan ini diambil dari Sistem Informasi Radiologi Terpadu atau Integrated Radiology Information System (IRIS). Untuk pasien yang difoto setelah September 2007, gambaran atau citraan radiologi ditinjau atau dilihat melalui the Picture Archiving and Communication System (PACS) (Medweb®). Untuk pasien yang difoto sebelum bulan September 2007, gambaran atau citraan ditinjau dari hardcopy (dalam bentuk film). Diagnosis puberitas prekoks dibuat berdasarkan evaluasi klinis, pemeriksaan plasma hormonal (LH , FSH dan testosteron / tingkat estradiol), dan penilaian umur tulang oleh Ahli endokrin anak. Pemeriksaan radiologi dilakukan bila ada indikasi (Gambar 1). Ketetapan atau syarat untuk melakukan pemeriksaan radiologi dibuat oleh Ahli endokrin anak (peadiatric endocrinologist) berdasarkan beberapa faktor yang termasuk : usia yang sangat muda (di bawah umur 3 tahun), perkembangan puberitas yang cepat, adanya tanda-tanda dan gejala neurologis, dan pada pemeriksaan biokimia saat itu menuju pada patologis puberitas prekoks. Petugas medis senior atau ahli radiologi melakukan ultrasound scans (USG) dengan menggunakan mesin USG (HD11 atau IU22, Philips, Eindhoven, The Netherlands). Computed tomography (CT) dengan kontras dilakukan pada potongan aksial dengan rekonstruksi multi-planar (Siemens SOMATOM 64- slices, Erlangen, Germany). MRI dilakukan dengan menggunakan dua mesin yang berbeda, sebelum tahun 2006 (Siemens MAGNETOM 1.5T, Erlangen, Germany) dan setelah tahun 2006 (Siemens AVANTO 1.5T, Erlangen, Germany). Data dicatat dalam Microsoft Excel dan dianalisis menggunakan paket statistik SPSS (versi 16) untuk statistik deskriptif. Analisis statistik tidak dilakukan, karena ini adalah evaluasi deskriptif. KESIMPULAN Penelitian ini menunjukkan bahwa adanya temuan positif pada pencitraan / gambaran yang diamati pada 84% kasus dan penyebab sekunder dari CPP pada anak perempuan lebih tinggi dari yang dilaporkan sebelumnya. Tidak perlu melakukan pencitraan atau memfoto pada semua anak perempuan dengan CPP karena masih ada penilaian secara klinis. Namun pencitraan wajib dilakukan atau dianjurkan pada semua anak

Transcript of 2

Page 1: 2

DATA DAN METODE

Ini merupakan penelitian retrospective dari temuan radiologi pada pasien dengan puberitas prekoks. Daftar pasien dengan puberitas prekoks dari tahun 2002 sampai tahun 2010 diperoleh dari ahli endokrin anak di pusat medis dimana studi ini dilakukan. Berdasarkan daftar ini, hasil atau laporan radiologi dari pasien yang telah melakukan atau menjalani pemeriksaan radiologi ditinjau kembali atau diteliti. Laporan-laporan ini diambil dari Sistem Informasi Radiologi Terpadu atau Integrated Radiology Information System (IRIS). Untuk pasien yang difoto setelah September 2007, gambaran atau citraan radiologi ditinjau atau dilihat melalui the Picture Archiving and Communication System (PACS) (Medweb®). Untuk pasien yang difoto sebelum bulan September 2007, gambaran atau citraan ditinjau dari hardcopy (dalam bentuk film).

Diagnosis puberitas prekoks dibuat berdasarkan evaluasi klinis, pemeriksaan plasma hormonal (LH , FSH dan testosteron / tingkat estradiol), dan penilaian umur tulang oleh Ahli endokrin anak. Pemeriksaan radiologi dilakukan bila ada indikasi (Gambar 1). Ketetapan atau syarat untuk melakukan pemeriksaan radiologi dibuat oleh Ahli endokrin anak (peadiatric endocrinologist) berdasarkan beberapa faktor yang termasuk : usia yang sangat muda (di bawah umur 3 tahun), perkembangan puberitas yang cepat, adanya tanda-tanda dan gejala neurologis, dan pada pemeriksaan biokimia saat itu menuju pada patologis puberitas prekoks. Petugas medis senior atau ahli radiologi melakukan ultrasound scans (USG) dengan menggunakan mesin USG (HD11 atau IU22, Philips, Eindhoven, The Netherlands). Computed tomography (CT) dengan kontras dilakukan pada potongan aksial dengan rekonstruksi multi-planar (Siemens SOMATOM 64-

slices, Erlangen, Germany). MRI dilakukan dengan menggunakan dua mesin yang berbeda, sebelum tahun 2006 (Siemens MAGNETOM 1.5T, Erlangen, Germany) dan setelah tahun 2006 (Siemens AVANTO 1.5T, Erlangen, Germany).

Data dicatat dalam Microsoft Excel dan dianalisis menggunakan paket statistik SPSS (versi 16) untuk statistik deskriptif. Analisis statistik tidak dilakukan, karena ini adalah evaluasi deskriptif.

KESIMPULAN

Penelitian ini menunjukkan bahwa adanya temuan positif pada pencitraan / gambaran yang diamati pada 84% kasus dan penyebab sekunder dari CPP pada anak perempuan lebih tinggi dari yang dilaporkan sebelumnya. Tidak perlu melakukan pencitraan atau memfoto pada semua anak perempuan dengan CPP karena masih ada penilaian secara klinis. Namun pencitraan wajib dilakukan atau dianjurkan pada semua anak laki-laki dengan CPP. Hipotalamus hamartoma yang paling umum ditemukan pada pencitraan pasien CPP sementara sisanya tumor adrenal testis yang paling umum ditemukan pada pencitraan pasien PPP.