152083539

download 152083539

of 5

Transcript of 152083539

  • 5/11/2018 152083539

    1/5

    EFEK LATIHAN BERBEBAN BARBEL DAN LATlHAN BERBEBAN KATROL TERHAPENINGKAT AN KEKUATAN OTOT LENGAN1Sahrun'

    Abstrak: Penelitian ini berjudul "Efek latihan berbeban barbel dengan Iatihan berbeban katrol terhpeningkatan kekuatan otot lengan". Masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah "apakah adalatihan berbeban barbel dan Iatihan berbeban katrol terhadap peningkatan kekuatan otot lengan. Jenis penelitianadalah eksperimen lapangan dengan menggunakan rancangan modified randomized pretest-postest design, depopulasi penelitian adalah siswa SMA Negeri Anduonohu kendari, dengan jumlah sampel 60 orang yang diasecara random. Hasil dari penelitian ini adalah latihan isotonik berbeban barbellebih efektif dalam meningkatkekuatan otot Iengan bila dibandingkan dengan latihan isotonik beban katrol. Dengan kata lain bahwa baIatihan isotonik beban barbel lebih meningkatkan kekuatan otot lengan dibandingkan dengan latihan isotonik bkatrol.Kata-Kata Kunci: Berbeban Barbel, Berbeban Katrol, Otot Lengan

    LATAR BELAKANGSejak pernerintahan Orde Baru panjiolahraga: "rnernasyaratkan olahraga dan

    mengolahragakan masyarakat" telah dicanangkan.Sebagai suatu landasan politik yang kokoh untukmelangkah lebih jauh telah dibangun dengandituangkannya eksistensi olahraga di dalam ketetapanM P R . Hal terse but mendukung terciptanya iklimyangmemungkinkan stakeholder lebih leluasa melakukankiprahnya di dalam berkarya untuk meningkatkanprestasi olahraga, Untuk mencapai prestasi yang tinggiharus selalu memperhatikan batas kemampuanolahragawan. Jadi dengan mengetahui bataskemampuan seseorang kita dapat menentukan dengantepat, baik beban kerja, latihan maupun meramalkanprestasinya yang dapat dipertanggungjawabkan secarailmiah.

    Salah satu ilmu yang banyak memberikansumbangan dalam meningkatkan prestasi olahragaadalah "Sport Medicine" atau sering kita baca ataudengan dengan istilah IImu Kesehatan Olahraga, yangpada dewasa ini berkembang dengan pesatnya. SprotMedicine tidak hanya diketahui oleh mereka yang telahberkecimpung dalam dunia kedokteran saja, tetapi jugaharus diketahui oleh mereka yang bergerak dalambidang olahraga., yaitu guru-guru olahraga., pelatiholahraga, pembina olahraga, atlit, bahkan paraI Ringkasan Hasil Penelitian2 Dosen Tetap Pada FKIP Unhalu

    penggemar olahraga juga perlu mengetahu iyaitu Sport Medicine atau I1muKesehatan OlahrSoekarman menyatakan bahwa kala

    ingin meningkatkan prestasi olahraga., maka diplatihan untuk dapat meningkatkan kekuatan. Kmerupakan salah satu unsur yang sangat pentinharus dimiliki oleh seorang atlit, karena setiap(performance) dalam olaharaga memerlukan kotot disamping unsur-unsur yang lain. Clarkmenyatakan bahwa kekuatan (strength) adalahutama untuk mencapai prestasi dalam osedangkan unsur-unsur yang lain merupakan pedan akan terbentuk bersamaan dalampeningkatan atau pembentukan kekuatan.

    Bentuk latihan untuk meningkatkan kdiantaranya adalah: circuit training, intervalisornetrik, isotonik, isokinetik, serta bentuklainnya. Menyadari peranan kekuatan atauyang begitu besar sebagai kunci keberhasilan bdalam berkornpetisi untuk mencapai prestasi mmaka penulis tertarik untuk mengangkatnyapokok pembahasan dalam penelitian yanglakukan dengan bertumpuh pada bentukisotonik yang menggunakan beban barbel danisotonik yang menggunakan beban katroIkekuatan otot lengan dan kekuatan otot punggun

    35

  • 5/11/2018 152083539

    2/5

    Berdasarkan pemikiran di atas, maka rumusanmasalahnya adalah "Apakah ada efek latihan berbebanbarbel dan latihan berbeban katrol terhadappeningkatan kekuatan otot lengan"? Tujuan penelitianini adalah untuk mengetahui manakah yang lebihberpengaruh antara latihan beban barbel dan latihanbeban katrol terhadap peningkatan kekuatan ototlengan.METODE PENELITIANJenis penelitian im adalah eksperimenlapangan dengan menggunakan raneangan ModifiedRandomized Pre-test Post-test Design. Populasipenelitian adalah siswa SMA Negeri AnduonohuKendari dengan jumlah sampel sebanyak 60 orang.Teknik pengambilan sampel dengan eara randommenggunakan undian. Siswa dibagi ke dalam duakelompok latihan, dimana salah satunya dijadikankelompok eksperimen dan lainnya kelompok kontrol.

    Sebelum kelompok diberi perlakuan latihan,terlebih dahulu diadakan pretest pada masing-masingkelompok dengan menggunakan alat pull-up untukmengukur kekuatan otot lengan dan bahu. Setelah itudilanjutkan dengan penentuan beban awal untukm asing-m asing individu dengan eara "trial", yaitudengan percobaan mengangkat beban sampaimenemukan kemampuan maksimalnya. Perlakuanlatihan mengikuti program latihan dari Delorme danWatkins. yaitu repetition maximum (RM) yang terdiriatas 3 set penampiJan. Tiap set terdiri dari 10pengulangan. Apabila set ke-3 dapat dilampaui sampai1 5 ulangan, tambahan beban baru dapat ditentukan(prinsip overload progressive).Periode I:

    Kelompok Pretest Perlakuan PosttestAB

    Tl XT1 Y

    T2T2

    Periode II:Kelompok Perlakuan Posttest

    AB

    XY

    T3T3

    Keterangan:Kelompok A~X = latihan isotonik beban barbel

    Kelompok B; X = latihan isotonik beban kaSebelum perlakuan dimulai diadakan pretestSetelah perlakuan berlangsung 3 minggu dposttest (1'2)Setelah perlakuan peri ode ke IIdiadakan(T3)

    Prosedur LatihanSebelum memasuki inti latihan, orang

    terlebih dahulu melakukan pemanasan (waselarna kurang lebih 15 menit. Adapun gerakanpemanasan terse but berupa peregangan, lari,atau gerakan-gerakan yang menyerupaisebenarnya. (19. 41, 42). Setelah pemanasan,tereoba dari tiap-tiap kelompok segera melatihan inti, yaitu mengangkat barbel dankatrol. Keterangan selengkapnya dapat dilihabagian "Pelaksanaan penelitian". Keseluruhandiakhiri dengan pendinginan (coolong-downwarm-down). Gerakan pendinginan berupa pereotot atau persendian.Test dan Pengukuran

    Test dan pengukuran yang digunakanpenelitian ini adalah test "kekuatan isotonik" (strenght tests), Johnson (1966). Siswa atau ketest yang akan membebani palang digantungibest plat yang diikatkan pada pinggang sesuainilai jumlah beban yang diinginkan (besi pldipersiapkan 2, 5, 5, 10, dan 25 pound). Kesiswa melangkah ke atas kursi yang sudah diperdi bawah palang. Palang dipegang dengan kuat,jarak pegangan satu dengan yang lain selebapada palang.

    Selama siswa rnelakukan gerakan, yasaat tangan menggantung, bangku dipindahkanpelaku menarik tubuh ke atas sampai dagunya batas palang. Demikian juga ketika ia bergerakbangku/kursi ditempatkan kembali di bawahKemudian siswa boleh melangkah turumenyesuaikan beban sebelum mengulang pekedua. Jika siswa dapat mengangkat seeara spada percobaan pertama, beban ditingkatkanmendapat nitai tertinggi pada percobaan kedtidak berhasil, pelaku diistirahatkan sejenak kmeneoba lagi dengan mengurangi beban.

    Siswa yang tidak dapat melaksanakadaripada berat tubuhnya sendiri diberi angka(0). Data yang diperoleh dari hasil pre-test (T

    36

  • 5/11/2018 152083539

    3/5

    test (T2), dan post-test (T3) dikumpulkan, kemudiandiproses dengan analisa statistik: "ModifiedRandom ized Pre-test Post-test Design' , berupa"anakova". Aturan untuk menolak dan menerima padataraf kepercayaan 5% atau "p" sebesar 0.05 denganbantuan komputer.HASIL PENELITIANHasil pengolahan data perbedaan pengaruhantara latihan isotonik beban barbel (kelompok I) danlatihan beban katrol (kelompok II) terhadap kekuatanotot lengan, adalah sebagai berikut:Latihan isotonik beban barbel (kelompok I) dan latihanisotonik beban katrol (kelompok II) terhadap kekuatanototlengan, sebelum diberikan perlakuan (pre-test).

    Hasil pengolahan diperoleh: Nipura '= 5,806,SD = 1,662 untuk kelompok I dan Nipura = 6,484, SD= 1,546 untuk kelompok II. Sedangkan nilai T testuntuk kedua kelompok adalah -1,662 dengan nilai P '=0,102. Ini menunjukan bahwa tidak ada perbedaan yangbermakna pada kedua kelompok sebelum diberiperlakuan (pretest), (p>0.05).

    Latihan isotonik beban barbel (kelompok I) danlatihan isotonik beban katrol (kelompok II) terjadapkekuatan otot lengan, sebelum diberikan perlakuan(post-test 1).Diperoleh:Kelompok I:Nipura = 9.194 SD =1.778Kelompok II:Nipura = 9.387 SD =2.155Kedua kelompok diperoleh: T. test = -0.386P = 0.701

    Ternyata tidak diperoleh perbedaan yangbermakna pada kedua kelompok setelah diberiperlakuan 1 (posttest 1).Latihan isotonik beban barbel dan latihan isotonikbeban katrol terhadap kekuatan otot lengan, setelahdiberikan perlakuan kedua (post-test 2).Diperoleh:Kelompok I:Nipura = 13.871 SD = 2.405Kelompok II:Nipura =13.484 SD = 3.203Kedua kelompok diperoleh: T. test = -0.538P =0.592

    Ternyata tidak diperoleh perbedaan yangbermakna pada kedua kelornpok setelah diberiperlakuan kedua (post-test 2), (p>0.05).

    Hasil perhitungan perubahan latihan danperubahannya pada kedua kelompok, yang mlatihan isotonik beban barbel (kelompok I) danisotonik beban katrol (kelompok II) terhadap kotot lengan, adalah:Perubahan latihan secara keseluruhanDiperoleh:Nipura test PDO (pull-up pretest)Nipura test PDOI (pull-up pretest)Nipura test PD02 (pull-up pretest)P.

    =6.14= 9.29= 13.6= 0.72

    Arah PerubahannyaPada derajat satu diperoleh P = 0.000 atau pelinear.Kesimpulan: kedua kelompok tidak terdapat peyang bermakna (p>0.05) artinya arah peruba(trend ortogonallinear).

    Hasil perhitungan perubahanpengamatan pada latihan isotonik beban(kelompok I) dan latihan isotonik beban(kelompok II) terhadap kekuatan otot lenganrancangan anva sama subjek.Diperoleh:Kelompok I:Nipura test PDO (pull-up pretest)Nipura test PDO} (pull-up pretest)Nipura test PD02 (pull-up pretest)P

    = 5.80= 9.19= 13.=0.00

    Kesimpulan: Latihan isotonik beban barbel (kI) pada setiap pengamatan dapat mempeperubahan peningkatan kekuatan otot lengansangat bermakna (p

  • 5/11/2018 152083539

    4/5

    Perhitungan anakova antara kelompok, dimana testPU I (Pull-Up Posttest I) sebagai variabel tergantungdengan PUO (Pull-U p Pretest) sebagai variabel kendaliatau control, diperoleh: P "" 0.000. Ini berarti setelahdiberi perlakuan selama 3 minggu pertarna (post-test 1)terjadi peningkatan kekuatan otot lengan dengan sangatbermakna (pO.OS). Artinya kedua kelompok dapat mengalamipeningkatan kekuatan otot lengan pada periode pertamamaupun pad a periode latihan kedua. Tetapi yang lebihefektif di antara kedua kelompok dalam meningkatkankekuatan otot lengan dengan latihan isotonik bebanbarbel. Hal in i dapat terjadi karena kedua bentuklatihan tersebut sama-sama merupakan bentuk latihananaerobik. Seseorang yang diberi latihan yang bersifatanaerobik akan mengalami peningkatan pada potonganmelintang serabut II. Meningkatnya prosentase serabutpeningkatan pada potongan melintang serabut otot tipeII lebih besar, cenderung mempunyai kekuatan yanglebih besar dibandingkan dengan mereka yangmempunyai serabut otot tipe IIdengan prosentase yanglebih rendah.

    Peningkatan kekuatan otot yang dilatih dapatdisebabkan oleh perubahan yang terjadi di dalam otot,seperti tetjadinya perubahan anatomis-histologis,perubahan sistem persyaraan, dan perubahan kimia,Shaver menyatakan bahwa perubahan antornis-histologis itu dapat berupa peningkatan filamentmiosin, filament aktin dan peningkatan miofibril,

    peningkatan kapiler, peningkatan jumlah danmitokonria serta peningkatan sarkoplasma. Sedaperubahan sistem pernapasan menurut Fox,adalah menyangkut mekanisme rekruitmen, koosinkronisasi pada motor units. Sementara itu perukimia dapat berupa peningkatan konsentrasiPC, ATP, dan glikogen, peningkatan enzim-Z gl(phosphofructokinase, PFK; lactate dehydrogeLDH; hoxokinase, phosphorilase), peningkatan(creatin phosphokinase) dan peningkatan enzim-oksidatif siklus Krebs (malate dehydrogenase,succic dehydrogenase, SDR).

    Latihan isotonik beban barbel danisotonik beban katrol terhadap kekuatan ototyang diberikan kepada orang coba melibatkanyang sarna yaitu otot lengan atau anggota tubuhatas, terutama otot-otot shoulder ekstensor danfleksor.PENUTUPKesimpulanBerdasarkan uraian pada bagian sebelumaka dapat disimpulkan sebagai berikut:isotonik beban barbel lebih efektif dalam meningkekuatan otot Iengan bila dibandingkan denganisotonik beban katrol. Dengan kata lain bahwaisotonik beban barbel lebih rneningkatkan kotot Iengan dibandingkan dengan Iatihan isotonikkatrol.Saran

    Dari kesimpulan tersebut, disarankanuntuk meningkatkan kekuatan otot Iengandilakukan latihan isotonik. Selain itu, perlubentuk Iatihan lain yang lebih efektif agarmencetak prestasi yang gemilang.

    DAFTAR PUSTAKAClarke, D.H., 1980:, Muscle strenght and EnMethods for Development.,Salt LakeBringthon Publishing Company, hal. 20-28Costill, D.L., Coyle, E.F., Fink, W.F., Lesmes

    Witzmann, F.A. , 1979., Adaptations inMuscle Following Strenght Training.,Physiol. 46 (1): 96-99.Delorme, T.L., and Watkins., 1962., TechniProgressive Resistance Exercise ArcPhysical Medicine, 29:263.

    3&

  • 5/11/2018 152083539

    5/5

    Fox, E.L., Mathews, D.K., 1981., Thf e Physiological Basisof Physical Education and Athletics. 4u ,. ED.,Saunders College Publishing, hal. 12-36, 89-127,157,287-299,300-314,324-365.

    Gonyea, W.J., and ericson, G.C., 1981., An Experimentalmodel for the Study of Exercise-Induced SkeletalMuscle Hypertropy., J. App. Physiol.40 (4): 936-943.

    Higgins, J.E., Klinbaum, A.P., 1985., Design Methodologyfor Randomized Clinical Trials. Part II of theSeries of the Basis of Randomized Clinical Trialwith an Emphasis on Contraceptive Research,family Health international,hal. 79-86.

    Kirkley, G., Goodbody, J., 1985., The manual if WeigthTraining., Stanley Paul & Co. Ltd., London,Sidney, Melbourne, Auckland, Johnnesburg, hal.1-77.

    Lamb, D.R., 1984., Physiology Theory of Training, NationalInstitut for sport.Pan African Press Ltd. Lagos, hal. 11-18,40-68.

    Soekannan, R., 1987., Dasar Olahraga Untuk PembinaPelatih dan Atlet. Inti Indayu Press, Jakarta, hal.23-26.

    Wiecrozed, E.L., 1975., Problem of Sport Medicine of SportTraining of Coaching. Terjemahan OlympicCommittee, hal. 34-92.

    39