1. Konsep Dasar Evaluasi Pembelajaran
Transcript of 1. Konsep Dasar Evaluasi Pembelajaran
-
Evaluasi Pembelajaran
Hartoto 14707251022
Sri Widodo 14707251034
KONSEP DASAR TES, PENGUKURAN, PENILAIAN, DAN EVALUASI
Dosen Pengampu: Dr. Haryanto, M.Pd
PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
-
i
KATA PENGANTAR
Segala Puji hanyalah milik Allah yang memberikan pengetahuan dan akal
budi bagi manusia.Salam dan salawat tercurah pada baginda Rasulullah.Menjadi
sangat menarik untuk mengkaji landasan teknologi pendidikan.Makalah ini
menjelaskan bagian kecil dari konsep-konsep itu yang diharapkan memberikan
pengetahuan tambahan yang memperkuat keilmuan kita.
Terima kasih kami ucapkan kepada dosen pengampu mata kuliah Dr.
Haryanto, M.Pd yang telah membimbing kami dalam perkuliahan dan penyusunan
makalah ini hingga dapat terselesaikan dengan baik.Makalah ini membahas konsep
dasar tes, pengukuran, penilaian, dan evaluasi. Kami terbuka menerima saran dan
kritik dalam perbaikan isi bahasan yang kami sampaikan dalam makalah
ini.Selamat berkarya. Salam
Yogyakarta, 18 Februari 2015
Pemakalah
-
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan masalah ..................................................................................... 1
C. Tujuan penulisan ....................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 3
A. Konsep Dasar Tes, Pengukuran, Penilaian, dan Evaluasi ......................... 3
1. Tes ....................................................................................................... 3
2. Pengukuran .......................................................................................... 4
3. Penilaian .............................................................................................. 5
4. Evaluasi ............................................................................................... 6
B. Kedudukan Tes, Pengukuran, Penilaian, dan Evaluasi dalam
Teknologi Pendidikan/Teknologi Pembelajaran ....................................... 8
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 11
A. Kesimpulan ............................................................................................... 11
B. Saran .......................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 12
-
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan pendidikan yang bermuara pada proses pembelajaran pada
akhirnya mengharapkan tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Upaya untuk
mengetahui tercapai tidaknya proses pembelajaran hanya dapat diketahui melalui
serangkaian proses evaluasi. Proses evaluasi yang benar hanya dapat dilakukan jika
pelaksana proses tersebut memiliki pengetahua yang benar dan memadai mengenai
konsep evaluasi pembelajaran. Sementara itu, kata evaluasi sering dicampur
adukkan dengan istilah penilian, pengukuran, dan tes. Padahal keempat istilah ini
memiliki fungsi dan ruang lingkup yang berbeda. Olehnya itu, dipandang perlu
adanya suatu kajian yang membas konsep dasar dari peristilahan tersebut. Di sisi
lain, teknologi pembelajaran telah menetapkan penilaian sebagai salah satu dari
lima kawasan teknologi pembelalajaran sehingga konsep evaluasi ini menjadi hal
yang wajib dipahami bagi teknolog pendidikan. Makalah ini akan mengulas konsep
tes, pengukuran, penilaian, dan evaluasi serta kedudukannya dalam teknologi
pendidikan yang diharapkan dapat memberikan sedikit pengetahuan bagi para
teknolog pendidikan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merumusan masalah dalam makalah ini
sebagai berikut:
1. Bagaimanakakah konsep dasar tes, pengukuran, penilaian, dan evaluasi?
2. Bagaimanakah kedudukan tes, pengukuran, penilaian, dan evaluasi dalam
Teknologi pendidikan/Teknologi Pembelajaran?
-
iv
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk membahas:
1. Konsep dasar tes, pengukuran, penilaian, dan evaluasi
2. Kedudukan tes, pengukuran, penilaian, dan evaluasi dalam Teknologi
pendidikan/Teknologi Pembelajaran
-
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Tes, Pengukuran, Penilaian, dan Evaluasi
Evaluasi, penilaian, pengukuran, dan tes merupakan suatu rangkaian
kegiatan untuk mengumpulkan data dalam kepentingan mengambil suatu
keputusan. Keempatnya hampir sama namun berbeda tujuan dan ruang lingkup.
Keterkaitan antara evaluasi, penilaian, pengukuran, dan tes sangat erat sehingga
pada awal perkembangan kajian evaluasi, sering disamakan dengan kajian
penilaian, pengukuran dan tes (Hasan,2009). Dalam perkebangannya, pembedaan
keempat istilah tersebut semakin jelas. Hal tersebut akan tampak seperti gambar di
bawah ini:
1. Tes
Gambar di atas menunjukkan bahwa tes memiliki ruang lingkup yang paling
kecil dari istilah yang lainnya. Istilah tes diambil dari kata testum yang dalam
bahasa perancis kuno berarti piring yang menyisihkan logam-logam mulia.
Kemudian pada tahun 1890 James Ms. Cattel memperkenalkan pengertian tes
kepada masyarakat melalui bukunya yang berjudul Mental Test and
Tes
Pengukuran
Non pengukuran
Evaluasi
-
2
Measurement. Setelah itu, istilah ini meluas dikenal dan dipergunakan oleh
masyarakat. Hal ini didukung dengan berkembangnya ilmu statistik.
Tes dapat didefinisikan sebagai alat pengumpul data yang dirancang untuk
kepentingan khusus dan dilaksanakan secara khusus pula (Hasan, 2009:20).
Suharsimi (1995:50) menjelaskan bahwa tes adalah alat atau prosedur yang
digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara
dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Tes dikembangkan berdasarkan kaidah-
kaidah pengukuran. Dalam pelaksanaannya tes memerlukan waktu yang lebih
sempit, tempat, pelaksana, peserta, pengaturan dan pengawasan. Tes dapat
digunakan untuk seleksi dan distribusi, diagnosa dan preskripsi, dan evaluasi (Raka
Joni, 1986) sementara Suharsimi (1995) mengklasifikasikan tes berdasarkan
kegunaannya dalam mengukur siswa menjadi tes diagnostik, tes formatif, dan tes
sumatif.
a. Tes diagnostik
Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-
kelemahan siswa sehingga dapat dilakukan pemberian perlakuan yang tepat.
Misalnya guru memberikan beberapa pertanyaan seputar kesulitan yang
dialami siswa dalam belajar belajar bahasa Inggris, termasuk materi mana
yang paling dianggap sulit.
b. Tes formatif
Tes formatif digunakan untuk megetahui sejauh mana pemahaman siswa
setelah mengikuti program tertentu. Tes formatif merupakan tes diagnostik
yang dilakukan di akhir pelajaran. Tes ini merupakan tes akhir proses/ post
test.
c. Tes Sumatif
Tes sumatif merupakan tes yang diberikan untuk mengetahui keberhasilan
dari keseluruhan program. Dalam konteks pendidikan formal, tes sumatif
ini seperti tes akhir semester dan ujian akhir nasional.
-
3
Gambar 1: Perbedaan tes formatif dan tes sumatif
Sebuah tes dapat dikatakan baik sebagai alat pengukur jika memenuhi lima
persyaratan tes yakni 1) Validitas 2) Reliabilitas 3) Objektivitas 4) Praktikabilitas
dan 5) Ekonomis. Sebuah tes dikatakan valid jika tes tersebut tepat mengukur apa
yang hendak diukur. Sementara reliable ketika tes tersebut memberikan hasil yang
ajeg meski dilakukan berkali-kali. Objektif tes menyangkut konsistensi pada sistem
skoring naik itu bentuk tesnya maupun orang yang melakukan tes. Sedangkan
praktibilitas menyangkut kemudahan tes tersebut dilakukan. Hal terakhir adalah tes
haruslah ekonomis, artinya tes dapat dilakukan dengan efektif dan efisien.
2. Pengukuran
Pengukuran adalah kegiatan membandingkan sesuatu dengan ukuran tertentu
secara kuantitatif. Pengukuran dimaksudkan untuk memperoleh sesuatu yang
akurat tentang sesuatu yang diukur. Pada pelaksanaannya, pengukuran
menggunakan instrument yang telah terstandarisasi. Berdasarkan banyak sedikitnya
aturan-aturan yang bisa dipenuhi, terdapat empat tingkatan pengukuran yakni skala
nominal, ordinal, interval, dan rasio. Skala pengukuran merupakan acuan untuk
menentukan panjang pendek suatu interval yang ada dalam alat ukur yang telah
disepakati sehingga bisa digunakan dalam pengukuran (Sugiyono, 2010).
Program
Tes Formatif
Program
Tes Formatif
Program
Tes Formatif
TES SUMATIF
-
4
Tabel 1. Jenis Skala Pengukuran
No Tipe skala Karakteristik skala Operasi empiris
dasar
1. Nominal tidak ada urutan, atau titik awal Penentuan
kesamaan
2. Ordinal ada urutan tetapi tidak ada perbedaan dan
titik awal
Penentuan lebih
besar atau lebih
kecil
3. Interval Ada urutan dan perbedaan tetapi tidak
ada titik awal
Penentuan
kesamaan interval
atau perbedaan
4. Rasio Ada urutan, perbedaan, dan titik awal Penentuan
kesamaan rasio
a. Skala Nominal
Data yang menggunakan skala nominal merupakan data yang hanya dapat
dibedakan, tetapi tidak dapat diurutkan dan diperbandingkan satu dengan
yang lain. Skala nominal banyak digunakan dalam penelitian di bidang
sosial dan bisnis. Contoh data yang meggunakan skala nominal diantaranya
kode prodi, jenis kelamin, jenis sekolah, asal daerah, dan lain-lain. ciri-ciri
data nominal antara lain : tidak dijumpai bilangan pecahan, angka yang
tertera hanya label saja, tidak memiliki ranking, tidak memiliki ukuran baku,
dan tidak memiliki nol mutlak
b. Skala Ordinal
Data yang diukur dengan skala ordinal merupakan data yang memiliki
urutan (order), tetapi tidak memiliki jarak perbedaan yang sama diantara
rangkaian urutan tersebut. Data tersebut mempunyai jenjang sehingga kita
dapat mengurutkan jenjang responden sesuai dengan karakteristiknya.
Contoh : rangking prestasi belajar, urutan 1, 2, 3 pada juara kelas, jenjang
pendidikan. Skala pengukuran ordinal mempunyai sifat sebagai berikut:
Menggunakan bilangan atau tanda yang berfungsi sebagai simbol
yang bisa membedakan. Sifat ini sama dengan sifat skala
pengukuran nominal
Skala ordinal menunjukkan urutan atau peringkat.
-
5
c. Skala Interval
Data yang menggunakan skala interval merupakan data yang mempunyai
perbedaan, urutan, dan jarak perbedaan yang sama diantara rangkaian
urutan tersebut, tetapi tidak memiliki titik nol mutlak. Tidak memiliki nol
mutlak karena titik nol ditentukan secara sembaranga. Siswa memperoleh
skor nol bukan karena tidak memiliki pengetahuan apapun.
Skala interval mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
Menunjukkan lambang atau simbol
Menunjukkan peringkat atau urutan
Jarak atau interval yang tetap
Titik awal (titik nol) bersifat relatif (tidak mutlak)
d. Skala Rasio
Tingkat pengukuran yang tertinggi adalah skala rasio. Data yang diukur
menggunakan skala rasio merupakan data yang memiliki perbedaan, urutan,
jarak perbeadaan yang sama di antara rangkaian urutan tersebut, dan
memiliki titik nol mutlak, sehingga dapat dibandingkan satu dengan yang
lainnya.
Skala rasio ini mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
Sebagai lambang atau simbol yang bisa membedakan
Menunjukkan peringkat atau urutan
Jarak atau interval yang sama
Mempunyai titik nol yang mutlak
3. Penilaian
Penilaian adalah suatu proses dimana kita mempertimbangkan suatu barang atau
gejala dengan mempergunakan patokan-patokan tertentu (Raka Joni, 1986).
Patokan yang digunakan bersumber pada tujuan yang ingin dicapai baik tujuan
jangka panjang maupun tujuan jangka pendek. Suharsismi (1995) menjelaskan
bahwa kegiatan menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu
dengan ukuran baik buruk. Penilian bersifat kualitatif. Ada empat fungsi penilaian
-
6
dalam dunia pendidikan yakni fungsi selektif, diagnostik, penempatan, dan
pengukur keberhasilan. Masing-masing dijelaskan sebagai berikut.
a. Penilaian berfungsi selektif
Penilaian digunakan untuk mempertimbangkan untuk memilih berdasarkan
kriteria yang ada. Misalnya pemberian beasiswa, penerimaan siswa baru,
kenaikan kelas dan sebagainya.
b. Penilaian berfungsi sebagai penempatan
Siswa merupakan pribadi yang unik dengan karakteristik yang berbeda
antara yang satu dengan yang lain. Penilaian dilakukan untuk menempatkan
siswa pada kelompok yang sesuai dengan karakteristiknya.
c. Penilaian berfungsi diagnostik
Penilaian digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai kebaikan dan
kelemahan siswa untuk dilakukan tindak lanjut atau perlakuan yang sesuai
dengan kebutuhan siswa dan tujuan diagnosa.
d. Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan
Fungsi ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu program
berhasil diterapkan.
4. Evaluasi
Evaluasi berasal dari bahasa inggris Evaluation yang artinya penakaran. Secara
istilah evaluasi didefiniskan sebagai proses pengumpulan informasi untuk
membantu pengambilan keputusan (Hasan, 2009). Namun demikian, masih banyak
definisi lain yang dikemukakan para ahli, hal tersebut diungkap oleh Sudjana
(2006) seperti di bawah ini:
a. Evaluasi adalah proses penetapan secara sistematis tentang nilai, tujuan,
efektivitas, atau kecocokan sesuatu dengan kriteria dan tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya (Steele,1977)
b. Evaluasi adalah proses untuk menentukan sejauh mana tujuan pendidikan
dapat dicapai, dan upaya mendokumentasikan kecocokan antara hasil
belajar peserta didik dengan tujuan program (Ralph Tyler, 1950)
-
7
c. Evaluasi adalah kegiatan mengumpulkan, memperoleh, dan menyediakan
informasi bagi pembuatan keputusan (Cronbach,1963; Alkin,1969;
Provus,1969; Rivlin,1971)
d. Evaluasi adalah kegiatan untuk mengetahui perbedaan antara apa yang ada
dengan suatu standar yang telah ditetapkan serta bagaimana menyatakan
perbedaan antara keduanya (Malcolm & Provus,1971)
e. Evaluasi adalah upaya mengetahui manfaat atau kegunaan suatu program,
kegiatan, dan sebagainya (Scriven,1967; Glas,1969)
f. Evaluasi adalah memutuskan suatu program secara kritis dengan
menggunakan jasa keahlian (Eisner,1976)
g. Evaluasi adalah kegiatan menggambarkan dan mengenterpretasikan
konteks yang lebih luas dimana program berfungsi (Parlett &
Hamilton,1976)
h. Evaluasi adalah kegiatan sistematik dan teratur tentang manfaat atau
kegunaan beberapa objek yang dievaluasi (Joint Committee,1981)
i. Evaluasi adalah berbagai objek atau peristiwa tertentu dengan ukuran-
ukuran nilai khusus dengan tujuan menentukan keputusan-keputusan yang
sesuai (Paulson)
j. Evaluasi adalah proses mengidentifikasi dan mengumpulkan informasi
untuk membantu mengambil keputusan dalam memilih sebagai alternative
keputusan (Worthen & Sanders)
k. Evaluasi merupakan proses yang berkaitan dengan penyiapan berbagai
wilayah keputusan melalui pemiihan informasi yang tepat, pegumpulan, dan
analisis data, serta pelaporan yang berguna bagi para pengambil keputusan
dalam menentukan sebagai alternative pilihan untuk menetapkan keputusan
(Alkin,1981)
l. Evaluasi program pendidikan adalah proses mendeskripsikan,
mengumpulkan, dan menyajikan informasi yang berguna untuk menetapkan
alternative keputusan (Stufflebeam,1971)
m. Evaluasi program adalah upaya pengumpulan informais mengenai suatu
program, kegiatan, atau proyek (Mugiadi, 1980)
-
8
n. Evaluasi Program alah kegiatan yang dilakukan untuk merespon suatu
program yang telah, sedang, atau akan dilaksanakan (Stake, 1975)
Berdasarkan pengertian evaluasi yang dikemukakan di atas, dapat diambil
kesimpulan bahwa evaluasi merupakan kegiatan sistematis dan terencana
untuk mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan menyajikan data sebagai
masukan untuk mengambil sebuah keputusan. Disini terdapat perbedaan
pendapat mengenai siapa yang memiliki kewenangan sebagai pengambil
keputusan. Penganut filsafat fenomenologi beranggapan bahwa tidak harus
berkaitan dengan kedududkan resmi dan karenanya banyak pihak yang memiliki
kewenangan sebagai pengambil keputusan, termasuk masyarakat. Pandangan ini
berbeda dengan pandangan positivisme yang terutama melihat posisi resmi suatu
jabatan dan jenjang keputusan menjadi wewenangnya. Sedangkan pandangan lain
bahwa evaluasi harus memberikan pertimbangan. Evaluasi melibatkan kegiatan
pengukuran dan penilaian.
B. Kedudukan Evaluasi dalam Teknologi Pendidikan & Teknologi
Pembelajaran
Teknologi pendidikan merupakan studi dan etika praktis untuk
memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan performa melalui kegiatan
peciptaan, penggunaan, dan pengelolaan proses dan sumber belajar (AECT, 20014).
Dari definisi ini, secara eksplisit disebutkan bahwa tujuan teknologi pendidikan
adalah memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan performance. Untuk
mengetahui bahwa telah terjadi fasilitasi belajar yang diharapkan dan terjadi
peningkatan performa, maka perlu dilakukan evaluasi. Evaluasi yang dilakukan
secara utuh maupun parsial pada komponen-komponen pendukungnya.
Teknologi pendidikan menggunakan pendekatan sistemik, dan semua
dilakukan secara terstandar berdasarkan kajian teori yang mendalam. Olehnya itu,
evaluasi, pengukuran, penilaian, dan tes memainkan peran kunci dalam upaya
memastikan teknologi pendididkan telah bekerja utuk tercapainya proses
pembelajaran. Sebagaimana dijelaskan pada bagian sebeumnya bahwa evaluasi
-
9
melibatkan kegiatan penilaian. Penilaian ini merupakan salah satu domain
teknologi pembelajaran. Definisi teknologi pembelajaran menurut AECT 1994
diartikan sebagai teori dan praktek dalam desain, pengembangan, pemanfaatan,
pengelolaan, serta penilaian tentang proses dan sumber untuk belajar (Seels dan
Richey ). Dari definisi tersebut, penilaian memainkan peran kunci dan menjadi
salah satu bidang garapan teknologi pendidikan.
Gambar 2: Kawasan Teknologi Pembelajaran
Penilaian dalam teknologi pembelajaran merupakan proses penentuan
memadai tidaknya pembelajaran dan belajar. Dalam kawasan penilaian dibedakan
pengertian antara penilaian program, penilaian proyek, dan penilaian produk.
Masing-masing merupakan jenis penilaian penting untuk merancang pembelajaran,
seperti halnya penilaian formatif dan sumatif. Dalam kawasan penilaian terdapat
empat subkawasan, yaitu:
-
10
1. Analisis masalah
Analisis masalah mencakup cara penentuan sifat dan perameter masalah dengan
menggunakan strategi pengumpulan informasi dan pengambilan informasi.
2. Pengukuran acuan patokan
Pengukuran acuan patokan meliputi teknik-teknik untuk menentukan
kemampuan peserta didik dalam meguasai materi yang telah ditentukan
sebelumnya. Pengukuran acuan patokan, yang sering berupa tes, juga dapat
disebut acuan isi, acuan tujuan, atau acuan kawasan. Sebab kriteria tentang
cukup tidaknya hasil belajar ditentukan oleh seberapa jauh peserta didik telah
mencapai tujuan.
3. Penilaian formatif dan sumatif
Penilaian formatif berkaitan dengan pengumpulan tentang kecukupan dan
penggunaan informasi ini sebagai dasar pengembangan selanjutnya. Sedangkan
penilaian sumatif berkaiatan dengan pengumpulan informasi tentang kecakupan
untuk pengambilan keputusan dalam hal pemanfaatan.
-
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Terdapat perbedaan antara tes, pengukuran, penilaian, dan evaluasi.
Tes merupakan alat pengumpul data yang digunkan untuk kepentingan
pengukuran.
Pengukuran adalah membandingkan sesuatu dengan ukuran. Pengukuran
bersifat kuantitatif
Penilaian adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan
ukuran baik buruk. Penilaian bersifat kualitatif
Evaluasi meliputi pengukuran dan penilaian yang merupakan kegiatan
sistematis dan terencana untuk mengumpulkan, mengolah, menganalisis
dan menyajikan data sebagai masukan untuk mengambil sebuah keputusan.
Tes, pengukuran, penilaian, dan evaluasi berperan penting dan menjadi salah satu
dari domain teknologi pembelajaran. Evaluasi dalam teknologi pendidikan
dilakukan untuk memastikan bahwa telah terjadi proses fasilitasi pembelajaran dan
peningkatan performa.
B. Saran
Berdasarkan pemaparan dalam makalah ini diharapkan agar teknolog pendidikan
mendudukkan evaluasi sebagai elemen penting dalam upaya memfasilitasi
pemebelajaran dan meningkatkan performa. Menerapkannya dalam keseluruhan
komponen yang terkait baik itu dalam kegiatan desain, pengembangan,
pemanfaatan, pengelolaan, ataupun penilaian itu sendiri.
-
12
DAFTAR PUSTAKA
Djudju Sujana. 2006. Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah untuk
Pendidikan Nonformal dan Pengembangan Sumber Daya Manusia.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Hamalik, Oemar. 1989. Evaluasi Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Hasan, Hamid. 2009. Evaluasi Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Raka Joni. 1986. Pengukuran dan Penilaian Pendidikan. Surabaya: Karya Anda.
Seels Barbara dan Rita C Richey, 1994 . Teknologi Pembelajaran Definisi dan
Kawasannya, Jakarta : Unit Percetakan UNJ.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung :
Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. 1995. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.