perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Pola Komunikasi ...
Transcript of perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Pola Komunikasi ...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Pola Komunikasi Pedagogik Antara Guru dan Anak Berkebutuhan Khusus
(ABK) dan Implikasi Terhadap Prestasi Belajar Siswa Di Sekolah Inklusi
(Studi Kasus pada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Di SD Negeri 1
Sukorame Boyolali Tahun Ajaran 2015-2016)
JURNAL
Disusun oleh:
YOSEPHINE ARIMA
D1213077
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Program StudiIlmu Komunikasi
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2016
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
Pola Komunikasi Pedagogik Antara Guru dan Anak Berkebutuhan Khusus
(ABK) dan Implikasi Terhadap Prestasi Belajar Siswa Di Sekolah Inklusi
(Studi Kasus pada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Di SD Negeri 1
Sukorame Boyolali Tahun Ajaran 2015-2016)
Yosephine Arima
Sofiah
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Abstract
Children with developmental disabilities and growth both physically and
mentally is often referred to special educational needs students (SENS)or extraordinary
children or people with disabilities. Based on data from the Ministry of Social Affairs of
Boyolali in Boyolali District of the population are people with disabilities stands at 4,762
inhabitants. Often, education for special educational needs students (SENS)is not
considered important even overlooked and many educational issues for special
educational needs students (SENS). Of all the problems regarding education convolute
special educational needs students (SENS), the emerging new paradigm in education that
is inclusive education.
This research is a qualitative descriptive case study method. The sampling
technique used in this research is purposive technique. Data collection techniques used
were interviews, direct observation and documentation. To measure the validity of data
used triangulation of sources. And data analysis techniques using an interactive model.
The results showed that: (1) Curriculum in SD Negeri 1 Sukorame consists of
three models, namely, the Regular Curriculum Model, Regular Curriculum Model with
modification, and PPI Curriculum Model. (2)Special educational needs students (SENS)
service system consists of four forms, namely, Full Inclusion, Cluster In Class, Pull Out
Cluster, and Special Class. (3) The learning activities in SD Negeri 1 Sukorame consists
of three phases, Opening Phase, Core Phase, and Cover Phase. (4) Pedagogic
communication method that is often used in SD Negeri 1 Sukorame among others, (a)
Lectures, (b) ICT, (c) Sing, (d) Questions & Answers, and (e) Storytelling. (5) The
direction of teacher interpersonal communication patterns among learners in the
learning process consists of three patterns of interpersonal communication, namely: (a)
One Direction Communication Patterns, (b) Two-Way Communication Patterns, and (c)
Multi Directions Communication Patterns. (6) The pattern of communications impact
pedagogic and the implication on student achievement in SD Negeri 1 Sukorame
categorized according to communication methods pedagogic that there is, Effect Of
Lecture Methods, The Effect Of The ICT Method, Effect Of Singing Methods, The Effect
Of Questions & Answers Methods and Influence Of Storytelling Method.
Keywords: Pedagogical Communication, Achievement, Inclusive School
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Pendahuluan
Dalam proses belajar mengajar, guru menyampaikan informasi
menggunakan komunikasi secara verbal dan non verbal, tapi terkadang sering
terjadi hambatan dalam proses penerimaan pesan. Oleh karena itu, penyampaian
informasi harus disertai dengan manajemen komunikasi dan kompetensi guru
yang baik sehingga informasi yang disampaikan dapat diterima oleh anak
didiknya.Guru disini memiliki pengaruh besar dalam kegiatan belajar mengajar.
Oleh karena itu, pola komunikasi guru disini sangat mempengaruhi siswa dalam
menerima materi pelajaran dalam kegiatan belajar mengajar dan juga untuk
meningkatkan prestasi akademik peserta didiknya.
Pada kenyataannya, tidak semua orang dapat melakukan komunikasi
dengan baik, dan keterbatasan siswa dalam menerima pesan merupakan hambatan
dalam komunikasi pendidikan. Hal ini terjadi pada anak berkebutuhan khusus
(ABK) yang bermasalah dalam komunikasi. Dan masalah ini pula yang telah
menjadi momok besar permasalahan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus
(ABK) yang seringnya mereka justru makin diasingkan dan disingkirkan.
Indonesia sebagai negara dengan populasi terbesar keempat di dunia,
memiliki cukup banyak jumlah anak berkebutuhan khusus (ABK). Data dari
Direktur Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemdikbud) jumlah anak berkebutuhan khusus (ABK) di Indonesia
tercatat mencapai 1.544.184 anak, dengan 330.764 anak (21,42%) berada dalam
rentang usia 5-18 tahun.1 Data tersebut diperkuat pula dengan data dari Dinas
Pendidikan Luar Biasa Kementerian Pendidikan Nasional yang mencatat bahwa
terdapat 324.000 jiwa yang merupakan anak berkebutuhan khusus (ABK) di
Indonesia.2
Sejalan dengan Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003,tentang Sistem
Pendidikan Nasional memberikan warna lain dalam penyediaan pendidikan bagi
1Indra Akuntono, “Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Akan
Dijamin”,http://edukasi.kompas.com/read/2012/05/07/1503545/Pendidikan.Anak.Berkebutuhan.K
husus.akan.Dijamin, diunduh pada Sabtu 26 September 2015; 14.38 WIB. 2Haris, “PILIHAN Refleksi Sekolah Inklusi di
Indonesia”,http://www.kompasiana.com/www.haris-berbagi.co.cc/refleksi-sekolah-inklusi-di-
indonesia_550e2868a33311ba2dba7f10, diunduh pada Sabtu 26 September 2015; 14.49 WIB.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
anak berkelainan yang berupa penyelenggaraan pendidikan inklusif. Yaitu sistem
layanan pendidikan yang mengikutsertakan anak berkebutuhan khusus belajar
bersama dengan anak sebayanya di sekolah reguler yang terdekat dengan tempat
tinggalnya. Penyelenggaraan pendidikan inklusif menuntut pihak sekolah
melakukan penyesuaian baik segi kurikulum, sarana dan prasarana pendidikan,
maupun sistem pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan individu peserta
didik.3
Pakar pendidikan inklusif Universitas Sebelas Maret Surakarta, Munawir
Yusuf pada acara Work Shop dan Sosialisasi Peraturan Bupati Nomor 54
Tahun 2012, tentang Pendikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus, di
Horison Villa Ngemplak Boyolali, Rabu 13 Maret 2013mengatakan bahwa
Kabupaten Boyolali memiliki sistem pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus
(ABK) (inklusif) paling maju dan dinamis se-Indonesia.4Menurutnya,
perkembangan awal sejak rintisan sekolah inklusif di Boyolali 2004/2005
jumlahnya hanya sekitar 36 SD. Namun pada tahun 2012, sekolah bagi anak
berkebutuhan khusus (ABK)sudah mencapai 80 Sekolah mulai dari SD, SMP
hingga SMA maupun SMK.5
Oleh karena itu, di Kabupaten Boyolali yang telah dicanangkan sebagai
kabupaten pelopor pendidikan Inklusif di Indonesia, Pemkab setempat kemudian
menyertakan Peraturan Bupati (Perbub) Nomor 54 Tahun 2012, yang mengatur
pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus (ABK).
Salah satunya, SD Negeri 1 Sukorame yang merupakan sekolah
penyelenggara pendidikan inklusi di Kabupaten Boyolali. Hal ini yang menjadi
strategi untuk mengembangkan SD Negeri 1 Sukorame menjadi sekolah yang
3Mohammad Takdir Ilahi, Pendidikan Inklusif Konsep dan Aplikasi, Ar-Ruzz Media, Yogyakarta,
2013, hlm. 26. 4Mukhlisun, “Pakar : Pendidikan Inklusif di Boyolali Paling
Maju”,http://sumbar.antaranews.com/berita/29743/pakarpendidikan-inklusif-di-boyolali-paling-
maju.html, diunduh pada Senin, 26 Oktober 2015; 13.51 WIB.
5Septhia Ryanthie, "PENDIDIKAN INKLUSI Boyolali Miliki Perbub 54/2012 Sebagai Payung
Hukum Pendidikan Inklusi”,http://www.solopos.com/2013/03/30/pendidikan-inklusi-boyolali-
miliki-perbup-542012-sebagai-payung-hukum-pendidikan-inklusi-392349, diunduh pada Senin, 30
Mei 2016; 13.25 WIB.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
unggul dan cukup menonjol di kabupaten Boyolali. Yaitu sebagai rintisan sekolah
inklusi di Kabupaten Boyolali sejak Tahun Pelajaran 2004/2005. Sebagai sekolah
inklusi, SD Negeri 1 Sukorame juga merupakan Juara I Harapan I Pentas Seni
ABK Sekolah Inklusi se-Solo Raya oleh PLB-FKIP UNS tahun 2009.
Seperti pada umumnya, seringkali anak apalagi anak berkebutuhan khusus
(ABK)sulit untuk dikendalikan sehingga diperlukan penanganan intensif. Disisi
lain guru didik juga dituntut untuk mampu menciptakan atmosfer yang kondusif
dan menyenangkan saat suasana belajar mengajar. Untuk menangani kedua
masalah tersebut diperlukan adanya komunikasi yang baik antara guru dengan
peserta didiknya. Seorang guru yang mengajar anak berkebutuhan khusus
(ABK)harus mampu menangkap respon verbal dan nonverbal dari para peserta
didiknya. Kemampuan komunikasi guru juga tidak terbatas hanya pada
keterampilan dalam berkomunikasi saja, melainkan juga harus mampu
mnciptakan interaksi yang bermanfaat dan menyenangkan.
Oleh karena itu, seorang guru, apalagi guru yang akan mendidik anak
berkebutuhan khusus (ABK) haruslah memiliki kompetensi pedagogik.
Kompetensi pedagogik merupakan salah satu jenis kompetensi yang mutlak perlu
dikuasai oleh guru. Kompetensi pedagogik pada dasarnya adalah kemampuan
guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi
pedagogik merupakan kompetensi khas, yang akan membedakan guru dengan
profesi lainnya dan akan menentukan tingkat keberhasilan proses dan hasil
pembelajaran peserta didiknya. Kompetensi pedagogik diperoleh melalui upaya
belajar secara terus menerus dan sistematis, baik pada masa pra jabatan
(pendidikan calon guru) maupun selama dalam jabatan, yang didukung oleh bakat,
minat dan potensi keguruan lainnya dari masing-masing individu yang
bersangkutan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Rumusan Masalah
1. “Bagaimana pola komunikasi pedagogik antara guru dan anak berkebutuhan
khusus (ABK) di SD Negeri Sukorame 1 Boyolali?”
2. “Apa saja implikasi dari komunikasi pedagogik antara guru dan anak
berkebutuhan khusus (ABK) yang mempengaruhi prestasi belajar siswa di SD
Negeri Sukorame 1 Boyolali?”
Tujuan Penelitian
Untuk mendeskripsikan dan menganalisis mengenai:
1. Pola komunikasi pedagogik antara guru dan anak berkebutuhan khusus (ABK)
di SD Negeri Sukorame 1 Boyolali.
2. Implikasi dari komunikasi pedagogik antara guru dan anak berkebutuhan
khusus (ABK) yang mempengaruhi prestasi belajar siswa di SD Negeri
Sukorame 1 Boyolali.
Landasan Teori
1. Komunikasi Antar Pribadi Sebagai Kegiatan Dominan Manusia
Komunikasi antar pribadi dapat diartikan sebagai komunikasi antara
orang-orang secara tatap muka yang memungkinkan pesertanya menangkap
reaksi orang lain secara langsung baik verbal maupun nonverbal.6 Sementara
menurut Devito menerangkan bahwa“Interpersonal communication as the
sending of message by one person and the receiving of the message by
another person, of small group of persons with some effect and some
immediate feedback”.7
Tujuan komunikasi antarpribadi dapat diuraikan antara lain untuk
menyampaikan informasi, berbagi pengalaman, menumbuhkan simpati,
melakukan kerja sama, menceritakan kekecewaan atau kekesalan, dan
menumbuhkan motivasi.8
6 Allo Liliweri, Komunikasi Antarpribadi,Citra Aditya Bakti, Bandung, 1996, hlm. 12. 7 Riyono Pratikto, Berbagai Aspek Ilmu Komunikasi,Remadja Karya CV, Bandung, 1987, hlm. 41.
8Djoko Purwanto, Komunikasi Bisnis, Erlangga, Jakarta, 2006. hlm. 22.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
2. PolaKomunikasi Sebagai Cara Berinteraksi
Pola komunikasi dapat dikatakan sebagai cara seseorang atau
kelompok berinteraksi dengan menggunakan simbol-simbol yang telah
disepakati sebelumnya. Pola komunikasi adalah bagaimana kebiasaan dari
suatu kelompok untuk berinteraksi, bertukar informasi, pikiran dan
pengetahuan. Pola komunikasi juga dapat dikatakan sebagai cara seseorang
atau kelompok berinteraksi dengan menggunakan simbol-simbol yang telah
disepakati sebelumnya dalam kurun waktu tertentu dan terjadi berulang-
ulang. Blumer mencatat tindakan kelompok terdiri atas pola-pola yang stabil
dan selalu berulang yang memiliki makna umum dan tetap bagi anggota
mereka.9
3. Komunikasi Pendidikan Sebagai Komunikasi Pengajar Dan Pelajar
Komunikasi merupakan disiplin ilmu yang cukup penting dalam
perkembangan pendidikan. Bahkan komunikasi sangat besar peranannya
dalam menentukan keberhasilan pendidikan yang bersangkutan. Di dalam
pelaksanaan pendidikan formal (pendidikan melalui sekolah), tampak jelas
adanya peran komunikasi yang sangat menonjol terutama pada komunikasi
instruksional. Komuikasi adalah proses penyampaian pesan dari komuniator
(sumber) kepada komunikan (penerima) melalui media tertentu untuk
menghasilakan efek atau tujuan tertentu dengan mengharapkan feedback.10
Umpan balik (feedback) merupakan bagian atau unsur integral dalam
komunikasi yang memungkinkan pembicara memonitor proses dan menilai
sukses usaha yang telah dilaksanakan dalam rangka mencapai respon yang
diharapkan dari pihak penerima. Sehingga dapat ditarik kesimpulan,
komunikasi pendidikan merupakan komunikasi yang terjadi dalam suasana
pendidikan. Di sini komunikasi tidak lagi bebas, artinya komunikasi yang
berlangsung dikendalikan dan dikondisikan untuk tujuan-tujuan pendidikan.
9 Little John, W. Stephen and Karen A. Foss, Theories Of Human Communication : Teori
Komunikasi Edisi 9, terjemahan Mohammad Yusuf Hamdan, Salemba Humanika, Jakarta, 2009,
hlm. 43. 10Fathul Mujib, Super Power in Educating, DIVA Press, Yogyakarta, 2012, hlm. 98.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
4. Pedagogik Sebagai Seni Mengajar Anak-Anak
Interaksi antara guru dengan murid siswa sekolah dasar erat kaitannya
dengan konsep pedagogik. Pedagogik adalah sebuah seni dan ilmu
pengetahuan tentang bagaimana mengajar anak-anak.11
Pedagogik juga merupakan kajian mengenai pengajaran, khususnya
pengajaran dalam pendidikan formal. Dengan kata lain, pedagogik adalah
sains dan seni mengenai cara mengajar di sekolah.Sebagai satu bidang kajian
yang luas, pedagogikjuga melibatkkan kajian mengenai proses pengajaran
dan pembelajaran, pengurusan organisasi sekolah dan juga interaksi guru-
pelajar.12
5. Pola Komunikasi Pedagogik Sebagai Cara Berinteraksi Dalam Mengajar
Anak-Anak
Pola komunikasi pedagogik dapat diartikan sebagai cara seorang guru
untuk berinteraksi, bertukar informasi, pikiran dan pengetahuan dengan
menggunakan simbol-simbol yang telah disepakati dalam mengajar peserta
didiknya di dalam kelas. Bagaimana kebiasaan dari suatu kelas dalam
berhubungan antara guru dan peserta didik dalam proses kegiatan belajar
mengajar.
Sudjana, mengemukakan tiga pola komunikasi yang terjadi dalam
kelas antara lain komunikasi sebagai aksi atau komunikasi satu arah,
komunikasi sebagai interaksi atau komunikasi dua arah dan komunikasi
sebagai transaksi atau komunikasi banyak arah.13
6. Prestasi Belajar Sebagai Tolak Ukur Kemampuan Siswa
Prestasi adalah buah cipta yang telah dicapai dalam suatu karya atau
11MalcolmS. Knowles, The Modern Practice Of Adult Education Andragogy Versus Pedagogy,
Association Press, New York, 1970, hlm. 37. 12Ale Achmad, “Pengertian, Definisi, Sejarah, Dan Tujuan
Pedagogik”,http://aleachmad.blogspot.co.id/2013/09/pengertian-definisi-sejarah-dan-
tujuan.html,diunduh pada Jumat, 6 November 2015; 21.37 WIB.
13Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru Algesindo Offset, Bandung,
2004, hlm. 44
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
usaha yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang.14 Prestasi belajar
merupakan hasil yang ingin dicapai seorang siswa setelah proses
pembelajaran. Prestasi belajar ini dalam proses belajar-mengajar merupakan
hal yang berkaitan erat, karena prestasi belajar ini akan selalu digunakan
sebagai tolok ukur setelah proses belajar-mengajar. Prestasi belajar adalah
suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seorang siswa dalam
melakukan kegiatan belajar sesuai dengan bobot yang dicapainya.15
Di sekolah bentuk konkrit prestasi belajar adalah nilai rapor yang
diberikan kepada siswa ketika akhir semester atau akhir programbelajar.
Rapor merupakan perumusan terakhir yang diberikan oleh guru mengenai
kemajuan atau hasil belajar siswa selama masa tertentu. Penilaian diwujudkan
dalam angka atau huruf yang ada pada rapor.16
7. Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
Menurut Susanto, istilah anak berkebutuhan khusus bukan berarti
hendak menggantikan anak penyandang cacat atau anak luar biasa, melainkan
memiliki pandangan yang lebih luas dan positif bagi anak dengan
keberagaman yang berbeda.Anak berkebutuhan khusus adalah mereka yang
memiliki kebutuhan khusus sementara atau permanen sehingga membutuhkan
pelayanan yang lebih intens. Kebutuhan mungkin disebabkan oleh kelainan
atau memang bawaan dari lahir atau karena masalah tekanan ekonomi,
politik, sosial, emosi dan perilaku yang menyimpang. Disebut berkebutuhan
khusus karena memiliki kelainan dan keberbedaan dengan anak normal pada
umumnya.17
Anak berkebutuhan khusus juga dapat didefinisikan sebagai anak yang
memiliki kelainan pada fisik, mental, tingkah laku, atau inderanya memiliki
kelainan yang sedemikian sehingga untuk mengembangkan secara maksimum
14Purwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 2008, hlm. 245. 15 Agustina dan Hamdu, “Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar IPA di
Sekolah Dasar (Studi Kasus terhadap Siswa Kelas IV SDN Tarumanegara Kecamatan Tawang
Kota Tasikmalaya),” Jurnal Penelitian Pendidikan Vol.12 No. 1, 2011, hal. 92. 16 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1993, hlm. 320. 17Op. Cit., Mohammad Takdir Ilahi, Pendidikan Inklusif Konsep dan Aplikasi, hlm. 137-138.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
kemampuannya membutuhkan pendidikan luar biasa atau layanan yang
berhubungan dengan pendidikan luar biasa.18
8. Pendidikan Inklusi Sebagai Pendidikan Anti Diskriminasi
Di Indonesia, pendidikan inklusif secara resmi didefinisikan sebagai
sistem layanan pendidikan yang mengikutsertakan anak berkebutuhan khusus
belajar bersama dengan anak sebayanya di sekolah reguler yang terdekat
dengan tempat tinggalnya. Penyelenggaraan pendidikan inklusif menuntut
pihak sekolah melakukan penyesuaian baik segi kurikulum, sarana dan
prasarana pendidikan, maupun sistem pembelajaran yang disesuaikan dengan
kebutuhan individu peserta didik.19
Kemudian sekolah inklusi adalah satuan pendidikan formal atau
sekolah reguler yang menyelenggarakan pendidikan dengan
mengikutsertakan anak berkebutuhan khusus dan atau yang mengalami
hambatan dalam akses pendidikan untuk memperoleh pendidikan yang
bermutu bersama-sama denganpeserta didik lain pada umumnya sesuai
dengan kebutuhan peserta didik.20
Metodologi Penelitian
Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan Oktober 2015 sampai April
2016 dan bertempat di SD Negeri 1 Sukorame Musuk Boyolali. Dengan bentuk
penelitian studi kasus tunggal terpancang yang hanya difokuskan pada penjelasan
metode komunikasi pedagogik yang digunakan guru yang bersifat deskriptif
kualitatif karena peneliti ingin memaparkan situasi dan peristiwa,
mendeskripsikan secara rinci dan mendalam mengenai kondisi yang sebenarnya
terjadi menurut kondisi nyata tentang aktivitas komunikasi pedagogik antara guru
dan anak berkebutuhan khusus (ABK) dan implikasinya yang mempengaruhi
18Hargio Santoso, Cara Memahami Dan Mendidik Anak Berkebutuhan Khusus, Gosyen
Publishing, Yogyakarta, 2012, hlm. 4. 19 Op. Cit., Mohammad Takdir Ilahi, Pendidikan Inklusif Konsep dan Aplikasi, hlm. 26. 20Munawir Yusuf, Manajemen Sekolah Berbasis Pendidikan Inklusif, Tiga Serangkai, Solo, 2014,
hlm. 14.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
prestasi belajar siswa di SD Negeri Sukorame 1 Boyolali.
Data yang dipergunakan dalam penelitian ini meliputi jenis, yaitu data
primer dan data sekunder. Di dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan
metode observasi, wawancara dan dokumentasi dari bahan kepustakaan berupa
referensi surat-surat, foto-foto dan nilai rapor dari 10 siswa berkebutuhan khusus
dan 5 siswa reguler SD Negeri 1 Sukorame.
Untuk uji keabsahan data, peneliti menggunakan teknik triangulasi dengan
analisis data interaktif yang meliputi reduksi data, sajian data, dan penarikan
simpulan dengan verifikasinya.
Analisis Data
A. Metode Komunikasi Pedagogik
Guru menggunakan berbagai metode komunikasi Pedagogik atau pola
komunikasi yang dikombinasikan dengan komunikasi interpersonal untuk
memaksimalkan peningkatan prestasi belajar siswa berkebutuhan khusus
dalam penyampaian materi-materi pelajaran kepada para peserta didik di SD
Negeri 1 Sukorame.Metode Pedadogik tersebut meliputi :
a. Metode Ceramah
Metode ceramah memiliki kekurangan yang cukup signifikan.
Metode ini sering digunakan hanya pada awal kegiatan belajar mengajar
saja. Hal ini dikarenakan metode ceramah sangat membosankan untuk
anak berkebutuhan khusus (ABK) sehingga tidak jarang bila peserta
didik justru akan mengalihkan perhatian mereka dan melakukan kegiatan
yang mereka anggap lebih menarik.
b. Metode TIK
Dengan menggunakan media laptop dan LCD siswa mengenal
hal baru serta pembelajaran tidak membosankan, peserta didik juga lebih
aktif, walaupun tidak semua peserta didik akan aktif, akan tetapi dengan
media ini siswa menjadi lebih tertarik dan bersemangat. Dengan
demikianmudah untuk menimbulkan feedback yang dapat diartikan
dengan adanya pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
disampaikan oleh guru.
c. Metode Bernyanyi
Metode ini lebih banyak digunakan hanya di dalam kelas khusus
saja. Metode bernyanyi dan bermain adalah metode yang berguna untuk
mengasah peran aktif peserta didik. Metode ini juga sebagai bentuk
pengalihan pembelajaran yang disertai dengan bermain sehingga peserta
didik seperti bermain meskipun sebenarnya sedang belajar.
d. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah salah satu bentuk interaksi antara
guru dan peserta didik yang berupa pertanyaan yang kemudian harus
dijawab seperti soal lisan. Dengan metode ini sangat membantu guru
untuk mengetahui karakter masing-masing anak berkebutuhan khusus
(ABK).
e. Metode Bercerita
Metode ini juga lebih banyak digunakan di dalam kelas khusus
saja. Metode bercerita merupakan salah satu pemberian pengalaman
belajar bagi peserta didik dengan menceritakan sebuah kisah kepada
peserta didik secara lisan. Dengan metode bercerita diharapkan peserta
didik agar mempunyai kosakata yang melimpah dan lancar dalam
berkomunikasi dengan orang lain. Selain itu dapat melatih imajinasi dan
daya kreatifitas mereka.
B. Arah Pola Komunikasi Pedagogik
Arah pola komunikasi interpersonal antara guru dan peserta didik
dalam proses belajar mengajar yang ada di SD Negeri 1 Sukorame dalam
proses peningkatan prestasi belajar meliputi tiga arah pola komunikasi
interpersonal baik pada kelas khusus maupun kelas reguler, yaitu :
a. Pola Komunikasi Satu Arah
Pola komunikasi satu arah biasanya digunakan pada awal
kegiatan belajar. Respon peserta didik pun beragam ada yang
memperhatikan tapi tidak sedikit yang ribut sendiri. Kekurangan dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
pola komunikasi satu arah adalah minimnya konsentrasi dan respon
peserta didik yang cukup kurang. Sedangkan kelebihannya, waktu dan
tenaga guru tidak banyak yang terkuras.
b. Pola Komunikasi Dua Arah
Peserta didik lebih tertarik untuk memberikan respon jika
menggunakan metode ini. Sedangkan kekurangan pola komunikasi dua
arah, guru akan membutuhkan ekstra tenaga dan waktu karena harus
memusatkan perhatian kepada anak satu per satu. Dan kelebihan pola
komunikasi ini, memungkinkan anak lebih cepat menangkap, mengerti
dan memahami apa materi pelajaran yang dijelaskan oleh guru. Selain itu
guru dapat mengukur tingkat pemahaman peserta didiknya terhadap
penjelasan materi pelajaran yang guru sampaikan.
c. Pola Komunikasi Multi Arah
Pola komunikasi multi arah memungkinkan terjadinya interaksi
antar peserta didik walaupun terbilang sederhana. Kekurangan dalam
pola komunikasi ini adalah karena peserta didik cenderung lebih sering
bercanda dan mengobrol, sehingga seringkali interaksi antar peserta didik
berubah menjadi keributan dan tidak fokus kepada guru. Sehingga guru
akan memerlukan tenaga dan perhatian ekstra untuk mengatur peserta
didiknya. Sedangkan kelebihan dari pola komunikasi multi arah adalah
dapat melatih komunikasi antar peserta didik. Dari aspek psikis dengan
interaksi dengan teman sebayanya anak berkebutuhan khusus (ABK)
akan lebih percaya diri dan tidak rendah diri karena memiliki teman yang
tidak memarginalkan dirinya yang berbeda.
C. Pola Komunikasi Pedagogik dan Implikasi Terhadap Prestasi Belajar
Siswa Di SD Negeri 1 Sukorame
Pola pengaruh komunikasi Pedagogik antara guru dan anak
berkebutuhan khusus (ABK) dalam implikasinya terhadap prestasi belajar
siswa berkebutuhan khusus di SD Negeri 1 Sukorame Boyolali tahun ajaran
2015-2016 antara lain :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
a. Pengaruh Dari Metode Ceramah
Nampak bahwa pengaruh metode ceramah, semua nilai peserta
didik pada kelas khusus telah dapat melampaui nilai KKM, sedangkan
nilai peserta didik pada kelas reguler masih banyak yang hanya mencapai
nilai KKM saja.
b. Pengaruh Dari Metode TIK
Nampak bahwa pengaruh metode TIK, semua nilai peserta didik
pada kelas khusus telah dapat melampaui nilai KKM, sedangkan nilai
peserta didik pada kelas reguler ada peserta didik yang hanya mencapai
nilai KKM saja.
c. Pengaruh Dari Metode Bernyanyi
Nampak bahwa pengaruh metode bernyanyi, hasil prestasi belajar
peserta didik yang semuanya telah melampaui nilai KKM.
d. Pengaruh Dari Metode Tanya Jawab
Nampak bahwa pengaruh metode tanya jawab, semua nilai
peserta didik pada kelas khusus telah dapat melampaui nilai KKM,
sedangkan nilai peserta didik pada kelas reguler masih ada peserta didik
yang hanya mencapai nilai KKM saja.
e. Pengaruh Dari Metode Bercerita.
Nampak bahwa pengaruh metode bercerita, hasil prestasi belajar
peserta didik sebagian besar anak banyak yang telah melampaui nilai
KKM, walaupun ada anak yang hasil prestasi belajarnya masih hanya
mencapai nilai KKM saja.
Penutup
Dari hasil penelitian dan analisis data yang disajikan menunjukkan bahwa
mengajar anak berkebutuhan khusus (ABK) tidak hanya dilakukan dengan satu
model metode komunikasi pedagogik saja. Dengan adanya berbagai metode
komunikasi pegadodik yang digunakan guru, dapat diketahui bahwa guru baik
yang memiliki latar belakang pendidikan khusus maupun yang tidak, semua telah
melakukan upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang disajikan, maka dapat
diambil kesimpulan bahwa bahwa metode bernyanyi merupakan metode
komunikasi pedagogik yang palik baik. Dalam mata pelajaran yang menggunakan
metode ini hasil prestasi belajar peserta didik semuanya telah melampaui nilai
KKM. Oleh karena itu dapat dikatakan bila metode bernyanyi merupakan metode
yang paling efektif dan efisien dalam mempengaruhi prestasi belajar peserta didik.
Walaupun metode bernyanyi hanya digunakan pada kelas khusus saja.
Sebagai saran untuk SD Negeri 1 Sukorame, semoga dapat ditambahkan
lagi guru dengan latar belakang pendidikan luar biasa agar lebih mampu secara
intensif dan terarah dalam memberikan materi-materi pelajaran kepada anak
berkebutuhan khusus (ABK). Terutama bagi anak dengan program PPI. Dan
untuk penelitian yang akan datang, penulis berharap agar melalukan pembuktian
yang lebih akurat mengenai pengaruh pola komunikasi pedagogik terhadap
prestasi belajar siswa dengan menggunakan metode kuantitatif.
Daftar Pustaka
Achmad, Ale. “Pengertian, Definisi, Sejarah, Dan Tujuan Pedagogik”.
http://aleachmad.blogspot.co.id/2013/09/pengertian-definisi-sejarah-dan-
tujuan.html. diunduh pada Jumat, 6 November 2015; 21.37 WIB.
Agustina dan Hamdu. (2011). Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap
Prestasi Belajar IPA di Sekolah Dasar (Studi Kasus terhadap Siswa Kelas
IV SDN Tarumanegara Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya). Jurnal
Penelitian Pendidikan Vol.12 No. 1.
Akuntono, Indra. “Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Akan Dijamin”.
http://edukasi.kompas.com/read/2012/05/07/1503545/Pendidikan.Anak.Be
rkebutuhan.Khusus.akan.Dijamin. diunduh pada Sabtu 26 September
2015; 14.38 WIB.
Haris. “PILIHAN Refleksi Sekolah Inklusi di Indonesia”.
http://www.kompasiana.com/www.haris-berbagi.co.cc/refleksi-sekolah-
inklusi-di-indonesia_550e2868a33311ba2dba7f10. diunduh pada Sabtu 26
September 2015; 14.49 WIB.
Ilahi,Mohammad Takdir. (2013). Pendidikan Inklusif Konsep dan Aplikasi.
Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.
Knowles, Malcolm S. (1970). The Modern Practice Of Adult Education
Andragogy Versus Pedagogy. New York : Association Press.
Liliweri, Allo. (1996). Komunikasi Antarpribadi. Bandung : Citra Aditya Bakti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Little John, W. Stephen and Karen A. Foss. (2009). Theories Of Human
Communication : Teori Komunikasi Edisi 9, terjemahan Mohammad
Yusuf Hamdan. Jakarta : Salemba Humanika.
Mujib, Fathul. (2012). Super Power in Educating. Yogyakarta : DIVA Press.
Mukhlisun. “Pakar : Pendidikan Inklusif di Boyolali Paling Maju”.
http://sumbar.antaranews.com/berita/29743/pakarpendidikan-inklusif-di-
boyolali-paling-maju.html. diunduh pada Senin, 26 Oktober 2015; 13.51
WIB.
Pratikto, Riyono. (1987). Berbagai Aspek Ilmu Komunikasi. Bandung : Remadja
Karya CV.
Purwadarminta. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Purwanto, Djoko. (2006). Komunikasi Bisnis. Jakarta : Erlangga.
Ryanthie, Septhia. "PENDIDIKAN INKLUSI Boyolali Miliki Perbub 54/2012
Sebagai Payung Hukum Pendidikan Inklusi”.
http://www.solopos.com/2013/03/30/pendidikan-inklusi-boyolali-miliki-
perbup-542012-sebagai-payung-hukum-pendidikan-inklusi-392349.
diunduh pada Senin, 30 Mei 2016; 13.25 WIB.
Santoso, Hargio. (2012). Cara Memahami Dan Mendidik Anak Berkebutuhan
Khusus. Yogyakarta : Gosyen Publishing.
Sudjana, Nana. (2004). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar
Baru Algesindo Offset.
Suryabrata, Sumadi. (1993). Psikologi Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo
Persada.
Yusuf, Munawir. (2014). Manajemen Sekolah Berbasis Pendidikan Inklusif. Solo
: Tiga Serangkai.