Post on 29-Nov-2020
ANALISA PENGARUH RASIO LIKUIDITAS TERHADAP
LAPORAN KEUANGAN NERACA PT ELECTRONIC
CITY INDONESIA TBK
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Diploma Tiga (D.III)
SITI SURYANI
NIM : 61130005
Program Studi Akuntansi
Akademi Manajemen Keuangan Bina Sarana Informatika
Jakarta
2016
ANALISA PENGARUH RASIO LIKUIDITAS TERHADAP
LAPORAN KEUANGAN NERACA PT ELECTRONIC
CITY INDONESIA TBK
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Diploma Tiga (D.III)
SITI SURYANI
NIM : 61130005
Program Studi Akuntansi
Akademi Manajemen Keuangan Bina Sarana Informatika
Jakarta
2016
ANALISA PENGARUH RASIO LIKUIDITAS TERHADAP
LAPORAN KEUANGAN NERACA PT ELECTRONIC
CITY INDONESIA TBK
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Diploma Tiga (D.III)
SITI SURYANI
NIM : 61130005
Program Studi Akuntansi
Akademi Manajemen Keuangan Bina Sarana Informatika
Jakarta
2016
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada ALLAH SWT, karena atas berkat rahmat
dan karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan Tugas Akhir (TA) dengan judul
“Analisa Pengaruh Rasio Likuiditas Terhadap Laporan Keuangan Neraca PT
Electronic City Indonesia Tbk”. Penulisan ini diajukan sebagai salah satu syarat
kelulusan Diploma (D.III) Program Studi Akuntansi Konsentrasi Perbankan Akademi
Manajemen Keuangan Bina Sarana Informatika.
Saya menyadari bahwa dalam menyelesaikan tugas akhir ini tanpa adanya
bantuan, bimbingan, pengarahan serta fasilitas yang membantu maka sangatlah sulit
bagi saya untuk dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Oleh karena itu, saya ingin
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Direktur Akademi Manajemen Keuangan Bina Sarana Informatika.
2. Ketua Program Studi Akuntansi (Konsentrasi Perbankan) Akademi Manajemen
Keuangan Bina Sarana Informatika.
3. Bapak Dr. Achmad Fauzi, S.E, M.M selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir.
4. Ibu Yuni Anna selaku Finance Analyst PT Electronic City Indonesia Tbk.
5. Semua dosen Perbankan Diploma tiga (D.III) yang telah memberikan penulis
dengan semua bahan yang diperlukan.
6. Ucapan terima kasih ditujukan kepada keluarga penulis, terutama kedua orangtua
Ayah dan Ibu saya tercinta H. Mursid dan Hj. Romlah yang telah memberikan
semangat serta kasih sayang yang begitu besar. Saya sangat beruntung karena hal
yang paling indah di dunia ini adalah memiliki kedua orang tua seperti ayah dan
ibu saya.
vii
7. Teman-teman jurusan Akuntansi Perbankan khususnya kelas 61.6B.31 yang
banyak sekali mendukung baik secara langsung maupun tidak langsung. Terima
kasih untuk semuanya.
8. Teman-teman satu angkatan bimbingan Oky Damayanti, Atikah Sabrina, Dewi
Fauziah, Muhammad Rifqi Muzaki, dan Vebriansyah Lubis terima kasih atas
dukungan, bantuan serta semangatnya
9. Seluruh pihak yang tidak dapat saya ucapkan satu persatu. Saya ucapkan terima
kasih banyak atas segala hal yang begitu berarti dalam setiap perjalanan hidup
saya.
Akhir kata, saya berharap ALLAH SWT berkenan membalas segala kebaikan
semua pihak yang telah membantu. Semoga tugas akhir ini bisa membawa manfaat
bagi kita semua pada khususnya dan pengembangan ilmu pengetahuan pada
umumnya.
Jakarta, 17 Juni 2016
Penulis
Siti Suryani
viii
ABSTRAK
Siti Suryani (61130005), Analisa Pengaruh Rasio Likuiditas Terhadap LaporanKeuangan Neraca PT Electronic City Indonesia Tbk
PT Electronic City Indonesia adalah salah satu perusahaan ritel yang bergerakdibidang perdagangan produk elektronik modern di Indonesia. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui pengaruh rasio likuiditas terhadap laporan keuanganneraca PT Electronic City Indonesia tahun 2008-2015. Metode pengumpulan datadengan menggunakan metode kuantitatif deskriptif data sekunder yaitu laporankeuangan berupa neraca pada periode 2008-2015. Teknik pengolahan data yangdigunakan adalah rasio keuangan yaitu rasio likuiditas. Pada rasio likuiditasparameternya adalah Current Ratio dan Quick Ratio. Konsep dasar perhitungan datayang digunakan adalah koefisien korelasi, determinasi dan regresi linear sederhana.Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji statistik yaitu uji koefisien korelasi,koefisien determinasi dan persamaan regresi. Pengujian hipotesis tersebut denganmenggunakan aplikasi SPSS statistik V21. Hasil pengujian hipotesis uji koefisienkorelasi menunjukkan bahwa rasio likuiditas memiliki hubungan yang signifikanterhadap laporan keuangan neraca dengan nilai R sebesar 0,888 dan memilikihubungan yang sangat kuat dan searah karena bernilai positif. Uji koefisiendeterminasi menunjukkan bahwa rasio likuiditas mempunyai pengaruh yangsignifikan terhadap laporan keuangan neraca dengan nilai R Square sebesar 78,8%.Dan pada uji persamaan regresi yang terbentuk adalah signifikan yaitu Y=26,549+0,001X.
Kata Kunci: Rasio Likuiditas, Laporan Keuangan Neraca
ix
ABSTRACT
Siti Suryani (6113005) Analysis Of The Effect Of Liquidity Ratio Toward TheFinancial Report Balance Sheet PT Electronic City Indonesia Tbk
PT Electronic City Indonesia is a company retail engaged in the trade of productselectronic modern in Indonesia. The research aims to determine the effect of liquidityratio toward the financial report balance sheet PT Electronic City Indonesia for year2008-2015. The methods data used in this study is quantitative descriptive secondarydata is a financial report from balance sheet for year 2008-2015. Data processingtechnique used is finance ratio namely liquidity ratio. In ratio of liquidity theparameters is current ratio and quick ratio. The analysis data methods used isanalysis correlation, determination, and regression linear his simple. Theexamination hypothesis by test statistic namely test coefficient correlation, coefficientdetermination and the regression equation. The analysis result processed usingapplication SPSS Statistik V21. Hypothesis testing results indicate that liquidity ratiohave connection that signifiacant toward financial report balance sheet with value R0,888 and connection his strong and one way because the value his positive. At thetest determination liquidity ratio have of effect the significant to financial reportbalance sheet with R Square value 78,8%. And the regression equation established inthis study is significant namely Y=26,549+0,001X.
Keywords: Liquidity of Ratio, Financial Report Balance Sheet
x
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Judul Tugas Akhir ................................................................................. iLembar Pernyataan Keaslian Tugas Akhir ......................................................... iiLembar Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah.................................... iiiLembar Persetujuan dan Pengesahan Tugas Akhir ............................................. ivLembar Konsultasi Tugas Akhir ......................................................................... vKata Pengantar .................................................................................................... viiAbstrak ................................................................................................................ viiiDaftar Isi ............................................................................................................. xDaftar Gambar..................................................................................................... xiiDaftar Tabel ........................................................................................................ xiiiDaftar Lampiran.................................................................................................. xiv
BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................. 11.1. Latar Belakang ............................................................................ 11.2. Perumusan Masalah .................................................................... 31.3. Tujuan dan Manfaat .................................................................... 41.4. Metode Pengumpulan Data......................................................... 51.5. Ruang Lingkup............................................................................ 51.6. Sistematika Penulisan ................................................................. 6
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 72.1. Rasio Likuiditas .......................................................................... 7
2.1.1. Pengertian Rasio Likuiditas ............................................. 72.1.2. Tujuan dan Manfaat Rasio Likuiditas .............................. 92.1.3. Jenis-jenis Rasio Likuiditas ............................................. 11
2.2. Neraca ......................................................................................... 122.2.1. Pengertian Laporan Keuangan ......................................... 122.2.2. Tujuan Laporan Keuangan .............................................. 142.2.3. Jenis dan Komponen Laporan Keuangan......................... 15
2.3. Konsep Dasar Perhitungan.......................................................... 182.3.1. Koefisien Korelasi ........................................................... 182.3.2. Koefisien Determinasi...................................................... 212.3.3. Koefisien Persamaan Regresi........................................... 22
BAB III PEMBAHASAN ................................................................................. 243.1. Tinjauan Umum Perusahan......................................................... 24
3.1.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan ............................ 243.1.2. Struktur dan Tata Kerja Organisasi................................... 26
xi
3.1.3. Kegiatan Usaha/ Organisasi .............................................. 303.2. Data Penelitian ............................................................................ 35
3.2.1. Data Variabel X ................................................................ 353.2.2. Data Variabel Y ................................................................ 393.2.3. Tabel Penolong ................................................................. 40
3.3. Analisa Variabel X terhadap Y ................................................... 433.3.1. Uji Koefisien Korelasi ...................................................... 433.3.2. Uji Koefisien Determinasi ............................................... 453.3.3. Uji Persamaan Regresi ..................................................... 46
BAB IV PENUTUP .......................................................................................... 494.1. Kesimpulan .................................................................................. 494.2. Saran ............................................................................................. 50
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 52DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... 53SURAT KETERANGAN PKL/RISET .......................................................... 54LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................... 55
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Suatu kegiatan usaha (bisnis) yang dijalankan oleh suatu perusahaan, tentulah
memiliki beberapa tujuan. Salah satu diantaranya adalah pemilik perusahaan
menginginkan keuntungan yang optimal atas usaha yang dijalankannya, hal tersebut
dikarenakan setiap pemilik menginginkan modal yang telah ditanamkan dalam
usahanya segera cepat kembali. Agar tujuan tersebut dapat dicapai, manajemen
perusahaan harus mampu membuat perencanaan yang tepat dan akurat. Disamping itu
manajemen juga harus mampu mengawasi dan mengendalikan kegiatan usaha yang
dijalankannya apabila terjadi penyimpangan, serta perusahaan harus mampu
menanamkan tingkat kepercayaan masyarakat ataupun pihak yang telah
meminjamkan modal kepada perusahaan, agar perusahaan dapat lebih mudah untuk
memperoleh pinjaman kembali dari kreditor demi kelangsungan bertahannya
perusahaan dalam jangka panjang.
Setiap perusahaan harus mampu membuat catatan, pembukuan dan laporan
terhadap semua kegiatan usahanya. Catatan, pembukuan, dan laporan dibuat baik
dalam suatu periode tertentu. Catatan tersebut dibuat dalam bentuk laporan keuangan.
Laporan keuangan perusahaan adalah berupa Laporan Neraca, Laporan Laba Rugi
dan Laporan Arus Kas. Dengan adanya laporan keuangan pemilik usaha dapat
2
mengetahui kondisi keuangan dan menilai kinerja manajemen apakah mencapai target
yang telah ditetapkan atau tidak.
Agar dapat mengetahui kondisi keuangan, perusahaan perlu menghitung atau
menganalisis rasio-rasio keuangan. Bentuk-bentuk rasio keuangan menurut para ahli
keuangan yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, dan rasio
profitabilitas. Masing-masing jenis rasio ini akan memberikan makna tersendiri
dalam menggambarkan kondisi keuangan perusahaan. Dari keempat rasio keuangan
tersebut penulis memilih rasio likuiditas sebagai bahan penelitian dan dengan
menggunakan salah satu jenis rasio likuiditas yaitu rasio lancar (Current ratio) dan
rasio cepat (Quick ratio) sebagai salah satu variabel yang digunakan untuk penelitian.
Rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek pada saat ditagih. Dari hasil
analisa menggunakan rasio keuangan yang komponen-komponennya seperti aktiva,
hutang dan modal terdapat pada laporan keuangan neraca, maka akan memberikan
gambaran kepada penganalisa tentang baik dan buruknya keadaan atau posisi
keuangan dari suatu periode ke periode berikutnya.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis membuat judul tugas
akhir “Analisa Pengaruh Rasio Likuiditas Terhadap Laporan Keuangan Neraca
PT Electronic City Indonesia Tbk.”
3
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang penulisan tugas akhir ini, penulis
merumuskan masalah yaitu :
1. Apakah ada hubungan antara rasio likuiditas terhadap laporan keuangan neraca
PT Electronic City Tbk ?
2. Apakah ada pengaruh antara rasio likuiditas terhadap laporan keuangan neraca PT
Electronic City Tbk ?
3. Bagaimanakah persamaan regresi linear yang terbentuk antara rasio likuiditas
dengan laporan keuangan neraca PT Electronic City Tbk?
Berdasarkan uraian rumusan masalah diatas, maka dapat diketahui bentuk
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, yaitu :
1. H1: Terdapat hubungan yang signifikan anatara rasio likuiditas dengan laporan
keuangan neraca PT Electronic City Tbk.
2. H2: Terdapat pengaruh yang signifikan antara rasio likuidtas terhadap laporan
keuangan neraca PT Electronic City Tbk.
3. H3: Persamaan Regresi yang terbentuk antara Rasio Likuiditas terhadap laporan
keuangan neraca PT Electronic City Indonesia Tbk signifikan.
4
1.3. Tujuan dan Manfaat
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan dalam melakukan
penelitian ini, antara lain :
1. Mengetahui ada tidaknya hubungan Rasio Likuiditas terhadap laporan keuangan
neraca PT Electronic City Tbk.
2. Mengetahui ada tidaknya pengaruh antara Rasio Likuiditas terhadap laporan
keuangan neraca PT Electronic City Tbk.
3. Mengetahui ada tidaknya persamaan regresi yang terbentuk antara Rasio
Likuiditas terhadap laporan keuangan neraca PT Electronic City Tbk.
Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Bagi Penulis
Menambah ilmu dan wawasan dalam menganalisis pengaruh Rasio Likuiditas
terhadap laporan keuangan neraca PT Electronic City Tbk dan diajukan untuk
memenuhi salah satu syarat kelulusan Diploma Tiga (D.III).
2. Bagi tempat penelitian/perusahaan
Dapat menjadi bahan masukan bagi PT Electronic City Tbk dalam menganalisis
pengaruh Rasio Likuiditas terhadap laporan keuangan neraca.
3. Bagi Pembaca
Dapat menjadi tambahan informasi bagi mahasiswa yang akan melakukan
penelitian atau penulisan tugas akhir yang berkaitan dengan judul ini.
5
1.4. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dengan menggunakan metode kuantitatif deskriptif
yang diantaranya terdiri dari :
1. Observasi
Memanfaatkan data sekunder yaitu memperoleh data-data, catatan-catatan serta
profil perusahaan dari PT Electronic City Tbk. Data yang diperoleh berupa
laporan keuangan neraca dari annual report PT Electronic City Tbk
2. Wawancara
Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan wawancara secara
langsung kepada pihak-pihak yang berkompeten dan relevan dengan penulisan
ini.
3. Studi Pustaka
Sebagai pendukung untuk mencari berbagai informasi, penulis menggunakan
teknik studi pustaka dengan mengambil beberapa materi berupa buku, referensi
serta catatan-catatan yang berkaitan dengan penulisan tugas akhir ini.
1.5. Ruang Lingkup
Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis membatasi ruang lingkup
pembahasan mengenai laporan yang digunakan pada laporan keuangan perusahaan
adalah laporan keuangan neraca dan untuk alat analisis yang berupa Rasio keuangan
yang digunakan adalah Rasio Likuiditas (Current Ratio), dan (Quick Ratio). Data
laporan keuangan yang digunakan diperoleh dari annual report PT Electronc City
Indonesia Tbk dengan periode tahun 2008 sampai dengan tahun 2015.
6
1.6. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika pada penulisan tugas akhir ini adalah :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini merupakan bab pendahuluan yang menjelaskan tentang Latar
Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat, Metode
Pengumpulan Data, Ruang Lingkup, dan Sistematika Penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisikan tentang teori-teori dari Variabel X dan Variabel Y
dan konsep dasar perhitungan yang berisikan rumus-rumus yang
digunakan seperti : uji koefisien korelasi, uji koefisien determinasi dan
persamaan regresi.
BAB III PEMBAHASAN
Bab ini berisi pembahasan dalam penyusunan Tugas Akhir ini, yaitu
Sejarah dan Perkembangan Perusahaan, Struktur dan Tata kerja
perusahaan, Kegiatan Usaha , Data Penelitian serta Analisis Variabel
X dan Variabel Y.
BAB IV PENUTUP
Bab ini berisi Kesimpulan dan Saran.
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Rasio Likuiditas
2.1.1. Pengertian Rasio Likuiditas
Menurut Kasmir (2008:129) menyebutkan bahwa rasio likuiditas (liquidityratio) merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalammemenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Artinya apabila perusahaanditagih, perusahaan akan mampu untuk memenuhi utang tersebut terutamautang yang sudah jatu h tempo.
Dengan kata lain rasio likuiditas digunakan oleh suatu perusahaan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban atau utang jangka
pendek pada saat ditagih oleh pihak yang memberikan pinjaman. Apabila perusahaan
tersebut membayar utangnya tepat waktu atau sesuai jatuh tempo yang diberikan
maka perusahaan tersebut akan mampu mendapat kepercayaan dengan para kreditor
atau juga dengan para distributor, namun sebaliknya apabila perusahaan tidak mampu
membayar utangnya yang sudah jatuh tempo maka akan sulit mendapat kepercayaan
untuk memperoleh suatu pinjaman karena kepercayaan dari berbagai pihak
merupakan modal yang sangat penting bagi perusahaan karena untuk membantu
melancarkan usahanya dan juga mencapai target yang telah ditetapkan perusahaan.
Mengacu pada pendapat Hery (2016a:47) Rasio Likuiditas merupakankemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban atau membayar utangjangka pendeknya. Dengan kata lain, rasio likuiditas adalah rasio yang dapatdigunakan untuk mengukur sampai seberapa jauh tingkat kemampuanperusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya yang akan segerajatuh tempo.
8
Perusahaan yang mampu untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya pada
saat ditagih, dikatakan perusahaan tersebut dalam keadaan likuid. Sebaliknya, apabila
perusahaan tidak mampu dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya pada saat ditagih
atau saat jatuh tempo dikatakan perusahaan dalam keadaan illikuid. Perusahaan yang
tidak mampu membayar kewajibannya atau utang jangka pendek yang sudah jatuh
tempo bisa disebabkan karena perusahaan tersebut tidak memiliki dana sama sekali
untuk memenuhi kewajibannya atau bisa juga perusahaan tersebut memiliki dana
namun tidak cukup (secara tunai) sehingga harus menunggu dalam waktu tertentu.
Menurut Hanafi dkk (2016:75) bahwa “rasio likuiditas mengukur kemampuan
perusahaan memenuhi utang jangka jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva
lancarnya (aktiva yang akab berubah menjadi kas dalam waktu satu tahun atau satu
siklus bisnis”. Rasio likuiditas atau sering juga disebut dengan nama rasio modal
kerja merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa likuidnya
perusahaan. Caranya adalah dengan membandingkan komponen yang ada di neraca,
yaitu total aktiva lancar dibagi dengan hutang lancar. Penilaian dapat dilakukan untuk
beberapa periode sehingga terlihat perkembangan likuiditas perusahaan dari waktu ke
waktu.
Berdasarkan beberapa teori diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa rasio
likuiditas merupakan salah satu rasio keuangan yang digunakan oleh suatu
perusaahan untuk mengukur tingkat kemapuan perusahaan dalam memenuhi
kewajibannnya terutama utang jangka pendek yang sudah jatuh tempo, baik
kewajiban kepada pihak luar perusahaan (likuiditas badan usaha) maupun di dalam
9
perusahaan (likuiditas perusahaan). Apabila perusahaan tersebut mampu memenuhi
kewajiban atau utang jangka pendeknya maka perusahaan tersebut dalam keadaan
likuid. Sebaliknya, apabila perusahaan tidak mampu membayar kewajiban atau utang
jangka pendeknya yang sudah jatuh tempo diakatakan perusahaan dalam kondisi
illikuid. Penyebab utama kejadian kekurangan dan ketidakmampuan perusahaan
untuk membayar kewajibannya tersebut sebenarnya adalah akibat kelalaian
manajemen perusahaan dalam menjalankan usahanya. Kemudian sebab lainnya
adalah sebelumnya pihak manajemen perusahaan tidak menghitung rasio keuangan
yang diberikan sehingga tidak mengetahui kondisi perusahaan dalam kondisi yang
likuid atau tidak, maka dari itu diperlukan analisis untuk mengukur tingkat
kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang jangka pendek)
atau yang biasa dikenal dengan nama analisis rasio likuiditas.
2.1.2. Tujuan dan Manfaat Rasio Likuiditas
Menurut Kasmir (2008) Perhitungan rasio likuiditas memberikan cukup
banyak manfaat bagi berbagai pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Pihak
yang paling berkepentingan adalah pemilik perusahaan dan manajemen perusahaan
guna menilai kemampuan mereka sendiri. Kemudian, pihak luar perusahaan juga
memiliki kepentingan seperti pihak kreditor atau penyedia dana bagi perusahaan,
misalnya perbankan. Dalam praktiknya terdapat beberapa manfaat atau tujuan analisis
rasio likuiditas bagi perusahaan.
10
Menurut Kasmir (2008) berikut ini adalah tujuan dan manfaat yang dapat
dipetik dari hasil rasio likuiditas adalah :
1. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban atau utang yang
segera jatuh tempo pada saat ditagih. Artinya kemapuan untuk membayar
kewajiban yang sudah waktunya dibayar sesuai jadwal batas waktu yang telah
ditetapkan (tanggal dan bulan tertentu).
2. Untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang.
3. Sebagai alat perencanaan ke depan, terutama yang berkaitan dengan perencanaan
kas dan utang.
4. Untuk melihat kondisi dan posisi likuiditas perusahaan dari waktu ke waktu
dengan membandingkannya untuk beberapa periode.
5. Untuk melihat kelemahan yang dimiliki perusahaan, dari masing-masing
komponen yang ada di aktiva lancar dan utang lancar.
6. Menjadi alat pemicu bagi pihak manajemen untuk memperbaiki kinerjanya, dengan
melihat rasio likuiditas yang ada pada saat ini.
Bagi pihak luar perusahaan, seperti pihak penyandang dana (kreditor), investor,
distributor dan masyarakat luas, rasio likuiditas bermanfaat untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban kepada pihak ketiga.
Kemampuan membayar tersebut akan memberikan jaminan bagi pihak kreditor untuk
memberikan pinjaman selanjutnya. Namun, rasio likuiditas bukanlah satu-satunya
cara atau syarat untuk menyetujui pinjaman.
11
2.1.3. Jenis-Jenis Rasio Likuiditas
Dalam praktiknya, menurut Harahap (2015:301) untuk mengukur rasio
keuangan secara lengkap, dapat
menggunakan jenis-jenis rasio likuiditas yang ada. Beberapa rasio likuiditas adalah
sebagai berikut :
1. Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio lancar atau (current ratio) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera
jatuh tempo pada saat ditagih keseluruhan. Perhitungan rasio lancar dilakukan
dengan cara membandingkan antara total aktiva lancar dengan total lancar.
Komponen aktiva lancar meliputi kas, bank, surat-surat berharga, pendapatan
yang masih harus diterima, pinjaman yang diberikan, dan aktiva lancar lainnya.
Komponen utang lancar terdiri dari utang dagang, utang bank satu tahun, utang
gaji, utang pajak, utang dividen, serta utang jangka pendek lainnya. Rumus untuk
mencari rasio lancar atau current rasio adalah sebagai berikut :
2. Rasio Cepat (Quick Ratio)
Rasio cepat (quick ratio) atau rasio sangat lancar merupakan rasio yang
menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi atau membayar kewajiban atau
utang lancar (utang jangka pendek) dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan
nilai persediaan (inventory). Menurut I Made Sudana (2011) quick ratio adalah
Current Ratio = Aktiva lancar (Current Assets)
Utang lancar (Current Liabilities)
12
seperti Current Ratio tetapi persediaan tidak diperhitungkan karena kurang likuid
dibandingkan dengan kas, surat berharga, dan piutang. Oleh karena itu quick ratio
memberikan ukuran yang lebih akurat dibandingkan dengan current ratio. Rumus
untuk mencari rasio cepat (quick ratio) dapat digunakan sebagai berikut :
Berdarsarkan teori diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa rasio lancar (current
ratio) merupakan rasio yang digunakan perusahaan untuk mengukur seberapa banyak
aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera
jatuh tempo. Sedangkan untuk rasio cepat (quick ratio) merupakan rasio yang
digunakan perusahaan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban atau utang lancar dengan aktiva yang tersedia tanpa memperhitungkan
nilai persediaan, hal ini dilakukan karena persediaan dianggap memerlukan waktu
yang relatif lama untuk diuangkan.
2.2. Neraca
2.2.1. Pengertian Laporan Keuangan
Menurut Kasmir (2008:6) laporan keuangan oleh perusahaan tidak dibuat
secara serampangan, tetapi harus dibuat dan disususn sesuai dengan aturan atau
standar yang berlaku. Hal ini perlu dilakukan agar laporan keuangan mudah dibaca
dan dimengerti. Di samping itu, banyak pihak yang memerlukan dan berkepentingan
Quick Ratio = Current Assets - Inventory
Current Liabilities
13
terhadap laporan keuangan yang dibuat perusahaan, seperti pemerintah, kreditor,
investor, maupun para supplier.
Dalam pengertian yang sederhana, laporan keuangan merupakan laporan yang
menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode.
Biasanya laporan keuangan dibuat per periode misalnya tiga bulan, atau enam bulan
untuk kepentingan internal perusahaan. Sementara itu, untuk laporan lebih luas
dilakukan satu tahun sekali. Di samping itu, dengan adanya laporan keuangan, dapat
diketahui posisi perusahaan terkini setelah menganalisis laporan keuangan tersebut.
Lengkap tidaknya penyajian laporan keuangan tergantung dari kondisi perusahaan
dan keinginan pihak manajemen untuk menyajikannya.
Menurut Hery (2016:2) laporan keuangan (financial statements) merupakan
“produk akhir dari serangkaian proses pencatatan dan pengikhtisaran data transaksi
bisnis”.
Pada dasarnya laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat
digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan data keuangan atau aktivitas
perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Dengan kata lain, laporan
keuangan ini berfungsi sebagai alat informasi yang menghubungkan perusahaan
dengan pihak-pihak yang berkepentingan
Berdasarkan teori di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dari laporan
keuangan akan tergambar kondisi keuangan suatu perusahaan yang dapat
memudahkan manajemen dalam menilai kinerja manajemen perusahaan. Penilaian
kinerja akan menjadi patokan atau ukuran apakah manajemen mampu atau berhasil
dalam menjalankan kebijakan yang telah ditetapkan atau sebaliknya.
14
2.2.2. Tujuan Laporan Keuangan
Dalam praktiknya, Menurut Kasmir (2008:10) terdapat beberapa tujuan yang
hendak dicapai, terutama bagi pemilik usaha dan manajemen perusahaan. Di samping
itu, tujuan laporan keuangan disusun guna memenuhi kepentingan berbagai pihak
yang berkepentingan terhadap perusahaan.
Berikut ini beberapa tujuan pembuatan atau penyusunan laporan keuangan
yaitu:
1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki
perusahaan pada saat ini.
2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang
dimiliki perusahaan pada saat ini.
3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada
suatu periode tertentu.
4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan
perusahaan dalam suatu periode tertentu
5. Informasi keuangan lainnya.
Jadi, dengan memperoleh laporan keuangan suatu perusahaan akan dapat
diketahui kondisi keuangan perusahaan secara menyeluruh. Kemudian, laporan
keuangan tidak hanya sekedar dibaca saja, tetapi juga harus dimengerti dan dipahami
tentang posisi keuangan perusahaan saat ini. Caranya adalah dengan melakukan
analisis keuangan melalui berbagai rasio keuangan yang lazim dilakukan.
15
2.2.3. Jenis dan Komponen Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan terdiri dari beberapa jenis,
tergantung dari maksud dan tujuan pembuatan laporan keuangan tersebut. Dalam
praktiknya menurut Kasmir (2008:7) secara umun ada lima macam jenis laporan
keuangan yang biasa disusun, yaitu :
1. Neraca
2. Laporan laba rugi
3. Laporan perubahan modal
4. Laporan arus kas
5. Laporan catatan atas laporan keuangan
1. Neraca
Neraca (balance sheet) merupakan salah satu laporan keuangan yang
terpenting bagi perusahaan. Oleh karena itu, setiap perusahaan diharuskan untuk
menyajikan laporan keuangan dalam bentuk neraca.
Menurut Sugiono dkk (2016:13) neraca adalah suatu laporan yang sistematistentang aktiva (assets), kewajiban (liabilities), dan modal sendiri (equity) darisuatu perusahaan pada tanggal atau waktu tetentu. Atau dengan kata lainneraca berisi mengenai data-data informative mengenai kondisi perusahaanpada waktu tertentu. Dan pada bagian awal setiap pelajaran akuntansi neracaditempatkan pada posisi pertama yang dinyatakan dalam persamaan akuntansi:
AKTIVA = KEWAJIBAN +MODAL
Neraca merupakan salah satu bentuk laporan keuangan yang umumnya
dimiliki oleh suatu perusahaan. Dalam komponen neraca biasanya terdapat aktiva
(harta), kewajiban (utang), dan modal perusahaan (ekuitas). Neraca biasanya dibuat
16
berdasarkan periode tertentu (tahunan). Akan tetapi, pemilik atau manajemen dapat
pula meminta laporan neraca sesuai kebutuhan untuk mengetahui secara persis harta,
utang dan modal yang dimilikinya pada saat tertentu.
Komponen atau isi yang terkandung dalam suatu aktiva pada neraca dibagi
kedalam tiga komponen, yaitu :
1. Aktiva lancar
2. Aktiva tetap
3. Aktiva lainnya
Kemudian kewajiban dibagi ke dalam dua jenis, yaitu :
1. Kewajiban lancar (utang jangka pendek)
2. Hutang jangka panjang
Sementara itu, komponen modal terdiri dari :
1. Modal disetor
2. Laba yang ditahan dan lainnya
Penyusunan neraca dimulai dari yang paling likuid (lancar) yaitu dimulai dari
aktiva lancar, aktiva tetap dan aktiva lainnya. Komponen yang terkandung dalam
aktiva lancar adalah seperti kas, bank, surat-surat berharga, piutang dan sebagainya.
Komponen dalam aktiva tetap terbagi dua yaitu aktiva tetap berwujud seperti tanah,
mesin, kendaraan, peralatan, sedangkan dalam aktiva tetap tidak berwujud seperti
hak cipta, lisensi dan lainnya.
Komponen dalam kewajiban (utang) jangka pendek artinya utang yang
memiliki jangka waktu tidak lebih dari satu tahun seperti utang dagang, utang wesel,
17
utang bank. Kemudian utang jangka panjang merupakan utang yang memiliki jangka
waktu lebih dari satu tahun seperti obligasi, hipotek atau utang bank di atas satu
tahun. Posisi yang terakhir adalah modal perusahaan atau ekuitas (equity).
Komponen modal terdiri dari modal disetor, laba ditahan, cadangan laba.
Berdasarkan teori diatas dapat ditarik kesimpulan neraca adalah salah satu
bentuk laporan keuangan yang umumnya dimiliki oleh suatu perusahaan. Komponen
dalam neraca terdapat aktiva, kewajiban dan modal dan biasanya dibuat dalam satu
periode (tahunan).
2. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi (income statement) merupakan laporan keuangan yang
menggambarkan hasil usaha perusahaan dalam suatu periode tertentu.
Menurut Hery (2016b:66) laporan laba rugi adalah laporan yang menyajikanukuran keberhasilan operasi perusahaan selama periode waktu tertentu. Lewatlaporan laba rugi investor dapat mengetahui besarnya tingkat profitabilitas yangdihasilkan investee. Lewat laporan laba rugi, kreditor juga dapatmempertimbangkan kelayakan kredit debitor.
Menurut Prastowo (2015:15) laporan laba rugi adalah “laporan keuangan yang
memberikan informasi mengenai kemampuan (potensi) perusahaan dalam
menghasilkan laba (kinerja) selama periode tertentu”.
Komponen yang terdapat pada laporan laba rugi adalah komponen pendapatan
seperti pendapatan dari usaha pokok atau diluar usaha pokok. Dan komponen
pengeluaran atau biaya-biaya seperti biaya sewa, biaya bunga dan biaya lainnya
18
Berdasarkan teori diatas dapat ditarik kesimpulan laporan laba rugi merupakan
laporan keuangan yang memuat jenis-jenis pendapatan yang diperoleh oleh
perusahaan dan jenis-jenis biaya yang dikeluarkan berikut jumlahnya (nilai uangnya).
2.3. Konsep dasar perhitungan
Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan dua cara untuk
mengolah data yakni, pertama penulis menggunakan metode perhitungan statistika
deskriptif, analisa korelasi dan regresi linear b. kemudian, yang terakhir
menggunakan paket program statistik SPSS. Berikut adalah konstelasi masalah antara
satu variabel independent (bebas) dengan satu variabel dependent (terikat):
Keterangan: X= Variabel Independent (bebas)
Y= Variabel Dependent (terikat)
2.3.1. Koefisien korelasi
Menurut J. Supranto (2015:161) Koefisien korelasi adalah hubungan dua
variabel ada yang positif dan negatif. Koefisien korelasi antara dua variabel sering
disebut dengan koefisien korelasi linear sederhana (KKLS).
Menurut Siregar (2013:250) Koefisien korelasi adalah bilangan yang
menyatakan kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih atau juga dapat
menentukan arah dari kedua variabel. Nilai korelasi (r)= (-1 ≤ 0 ≤ 1 )
X Y
19
Untuk kekuatan hubungan nilai koefisien korelasi berada diantara -1 dan 1,
sedangkan untuk arah dinyatakan dalam bentuk positif (+) dan negatif (-) misalnya :
a. Apabila r = -1 artinya korelasi negatif sempurna, artinya terjadi hubungan
bertolak belakang antara vaiabel X dan variabel Y, bila variabel X naik, maka
variabel Y turun.
b. Apabila r = 1 artinya korelasi positif sempurna, artinya terjadi hubungan searah
variabel X dan variabel Y, bila variabel X naik maka variabel Y naik.
Dengan demikian arah korelasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu yang bersifat
satu arah dan yang sifatnya berlawanan arah. Dibawah ini adalah bentuk arah korelasi
yang satu arah dan dua arah adalah sebagai berikut :
Tanda koefisien korelasi positif (+) Tanda koefisien korelasi negatif(-)
atau atau
arah korelasi satu arah arah korelasi dua arah
Sumber : Sambas Ali
Gambar II.1 Arah Korelasi
Untuk dapat mengetahui kuat lemahnya tingkat atau derajat keeratan hubungan antara
variabel X dan Y, secara sederhana dapat diterangkan berdasarkan tabel dibawah ini :
20
Tabel II.1
Tabel tingkat korelasi dan kekuatan hubungan
No. Nilai Korelasi Tingkat hubungan
1. 0,00 - 0,20 Sangat lemah
2. 0,20 – 0,40 Rendah
3. 0,40 – 0, 70 Sedang/Cukup
4. 0,70 – 0,90 Kuat/tinggi
5. 0,90 – 1,00 Sangat kuat
Sumber : Muhidin dkk (2007:128)
Tujuan dilakukannya analisis korelasi antara lain adalah untuk mencari bukti
terdapat tidaknya hubungan (korelasi) antar variabel, bila sudah ada hubungan
tujuan lainnya untuk melihat tingkat keeratan hubungan antarvariabel, dan untuk
memperoleh kejelasan dan kepastian apakah hubungan tersebut berarti
(meyakinkan/signifikan) atau tidak berarti (tidak meyakinkan).
Koefisien korelasi untuk dua buah variabel X dan Y yang kedua-duanya
memiliki tingkat pengukuran interval, dapat dihitung dengan menggunakan korelasi
product moment atau Product Moment Coefficient (Pearson’s Coefficient Of
Correlation) yang dikembangkan oleh Karl Pearson. Koefisien korelasi product
moment untuk menghitung korelasi sederhana dapat diperoleh dengan rumus
sebagai berikut :
21
di mana:
n = jumlah data
x = variabel bebas
y = variabel terikat
2.3.2. Koefisien determinasi
Menurut Siregar (2013:252) Koefisien determinasi adalah “angka yang
menyatakan atau digunakan untuk mengukur kontribusi atau sumbangan yang
diberikan oleh sebuah variabel atau lebih X (bebas) terhadap variabel Y (terikat)”.
Menurut Atmaja (2009:170) koefisien determinasi menunjukkan “persentase
fluktuasi atau variasi pada suatu variabel (Y) dapat dijelaskan atau disebabkan oleh
variabel lain (X). Kofisien determinasi adalah koefisien korelasi yang dikuadratkan
(r2).”
Rumus untuk mencari koefisien determinasi adalah sebagai berikut:
Berdasarkan teori di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa koefisien
determinasi memberikan informasi seberapa baik model regresi yang dibuat. Jika
suatu model regresi memiliki koefisien determinasi yang rendah, katakanlah hanya
Koefisien determinasi = r2 x 100 %
21
di mana:
n = jumlah data
x = variabel bebas
y = variabel terikat
2.3.2. Koefisien determinasi
Menurut Siregar (2013:252) Koefisien determinasi adalah “angka yang
menyatakan atau digunakan untuk mengukur kontribusi atau sumbangan yang
diberikan oleh sebuah variabel atau lebih X (bebas) terhadap variabel Y (terikat)”.
Menurut Atmaja (2009:170) koefisien determinasi menunjukkan “persentase
fluktuasi atau variasi pada suatu variabel (Y) dapat dijelaskan atau disebabkan oleh
variabel lain (X). Kofisien determinasi adalah koefisien korelasi yang dikuadratkan
(r2).”
Rumus untuk mencari koefisien determinasi adalah sebagai berikut:
Berdasarkan teori di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa koefisien
determinasi memberikan informasi seberapa baik model regresi yang dibuat. Jika
suatu model regresi memiliki koefisien determinasi yang rendah, katakanlah hanya
Koefisien determinasi = r2 x 100 %
21
di mana:
n = jumlah data
x = variabel bebas
y = variabel terikat
2.3.2. Koefisien determinasi
Menurut Siregar (2013:252) Koefisien determinasi adalah “angka yang
menyatakan atau digunakan untuk mengukur kontribusi atau sumbangan yang
diberikan oleh sebuah variabel atau lebih X (bebas) terhadap variabel Y (terikat)”.
Menurut Atmaja (2009:170) koefisien determinasi menunjukkan “persentase
fluktuasi atau variasi pada suatu variabel (Y) dapat dijelaskan atau disebabkan oleh
variabel lain (X). Kofisien determinasi adalah koefisien korelasi yang dikuadratkan
(r2).”
Rumus untuk mencari koefisien determinasi adalah sebagai berikut:
Berdasarkan teori di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa koefisien
determinasi memberikan informasi seberapa baik model regresi yang dibuat. Jika
suatu model regresi memiliki koefisien determinasi yang rendah, katakanlah hanya
Koefisien determinasi = r2 x 100 %
22
0,1 menunjukkan model regresi yang dibuat tidak baik karena hanya 10% dari variasi
pada variabel Y disebabkan oleh variabel X pada model regresi.
2.3.3. Koefisien Persamaan Regresi
Menurut Siregar (2008:284) salah satu alat yang digunakan dalam
memprediksi permintaan dimasa yang akan datang berdasarkan data masa lalu atau
untuk mengetahui pengaruh satu variabel bebas (independent) terhadap satu variabel
tak bebas (dependent) adalah menggunakan regresi linear.
Menurut Muhidin (2007:187) analisis regresi dipergunakan untuk menelaah
hubungan antara dua variabel atau lebih, terutama untuk menelusuri pola
hubungan yang modelnya belum diketahui dengan sempurna, atau untuk
mengetahui bagaimana variasi dari beberapa variabel independen mempengaruhi
variabel dependen dalam suatu fenomena yang kompleks.
Berdasarkan dengan analisis regresi ini, setidaknya ada empat kegiatan yang dapat
dilaksanakan dalam analisis regresi, diantaranya:
1. Mengadakan estimasi terhadap parameter berdasarkan data empiris
2. Menguji berapa besar variasi variabel dependen dapat diterangkan oleh variasi
variabel independen
3. Menguji apakah estimasi parameter tersebut signifikan atau tidak
4. Melihat apakah tanda dari estimasi parameter cocok dengan teori.
23
Regresi linear dibagi kedalam 2 kategori yaitu regresi linear sederhana dan
regresi linear berganda.
1. Regresi linear sederhana digunakan hanya untuk 1 variabel bebas dan 1 variabel
tak bebas, sedangkan
2. Regresi linear berganda digunakan untuk 1 variabel tak bebas (dependent) dan 2
variabel bebas (independent).
Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa regresi sederhana, bertujuan
untuk mempelajari hubungan antara dua variabel. Model regresi sederhana adalah y =
a + bx dimana y adalah variabel tak bebas (terikat), X adalah variabel bebas dan a
adalah penduga bagi intersap (a), b adalah penduga bagi koefisien regresi (b) dan a , b
adalah parameter yang nilainya tidak diketahui sehingga diduga menggunakan
statistic sampel.
Rumus yang dapat digunakan untuk mencari nilai a dan b adalah :
= ∑ − (∑ )(∑ )∑ − (∑ )= ∑ − ∑
di mana :
n = jumlah data
x = variabel bebas
y = variabel tak bebas (terikat)
24
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Tinjauan Umum Perusahaan
3.1.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan
PT Electronic City Indonesia Tbk adalah salah satu perusahaan ritel yang
bergerak dibidang perdagangan produk elektronik modern di Indonesia yang
didirikan pada tanggal 01 November 2001. Toko Electronic City merupakan
perusahaan terbesar berkonsep berdiri sendiri (standalone) sekaligus toko pertama di
Sudirman Central Business District (SCBD) melalui PT Graha Sudirman Center,
kemudian memperluas jaringan toko pada tahun 2004 di luar Jabodetabek dengan
membuka toko pertama di Denpasar, Bali melalui PT Graha Bali Center. Guna
memperluas usahanya serta mendapatkan banyak keuntungan dimasa yang akan
datang PT Electronic City Indonesia melakukan penggabungan (merger) dengan PT
Graha Sudirman Center, PT Graha Artha Sentosa Sejati, PT Graha Bali Center dan
PT Graha Puri Center sebagai perusahaan yang mengambil alih hasil penggabungan.
Untuk mewujudkan visi PT Electronic City Indonesia sebagai pelopor dan
pemimpin pasar, manajemen menerapkan strategi dual-branding melalui dua jenis
toko yang tidak dimiliki oleh pesaing, yaitu Electronic City Store dan Electronic City
Outlet dengan 3 format sekaligus yaitu Standalone/toko yang berdiri sendiri, dalam
25
mal dan ruko. Dari kedua jenis toko yang dimiliki mempunyai perbedaan dari sisi
segmen pemasaran, jumlah toko dan tampilan. Target utama toko Electronic City
adalah konsumen kelas menengah keatas dengan mengoperasikan 51 toko yang salah
satunya berada di daerah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan Bandung.
untuk tampilan toko serta penyajian produk menggunakan konsep bernuansa biru,
sedangkan Electronic City outlet memiliki target konsumen tingkat pemula dan
menengah dengan menyajikan produk-produk yang lebih terjangkau. Dan telah
mengoperasikan 16 toko Electronic City outlet dengan tampilan toko menggunakan
konsep bernuansa merah, walaupun berbeda segmen PT Electronic City Indonesia
tetap menyediakan produk dan layanan yang sama untuk kedua jenis tokonya.
Seiring meningkatnya pendapatan dan juga perkembangan teknologi di
Indonesia, konsumen mulai mencari dan membeli barang-barang yang dianggap
dapat meningkatkan kualitas dan kenyamanan hidup. Salah satu nya adalah barang
elektronik dan perlengkapan rumah tangga. Di samping itu guna memudahkan
konsumen dalam berbelanja PT Electronic City meluncurkan platform E-Commerce
melalui situs resmi perseroan dalam upaya menjaring konsumen yang lebih memilih
untuk membeli secara online. Tujuan utama dari e-commerce ini adalah untuk
memperkuat citra perseroan, ,memberikan informasi secara online yang lebih lengkap
serta menjaring pangsa pasar konsumen yang suka memilih dan membeli produk
secara online.
26
3.1.2. Struktur dan Tata Kerja Organisasi
Struktur organisasi adalah alat untuk mencapai tujuan atas dasar kerjasama
yang mempunyai bentuk atau susunan yang secara jelas dan formil dalam
merumuskan bidang maupun tugas masing-masing unsur serta menegaskan hubungan
antara yang satu dengan yang lain dalam rangkaian hakiki. Adapun susunan struktur
organisasi PT Electronic City Indonesia Tbk adalah sebagai berikut:
STRUKTUR ORGANISASI
PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk
Gambar III.I. Struktur Organisasi PT Electronic City Tbk Cabang Jakarta
Finance & Accounting
Tax & Accounting
Finance Analyst
Treasury
President Director
26
3.1.2. Struktur dan Tata Kerja Organisasi
Struktur organisasi adalah alat untuk mencapai tujuan atas dasar kerjasama
yang mempunyai bentuk atau susunan yang secara jelas dan formil dalam
merumuskan bidang maupun tugas masing-masing unsur serta menegaskan hubungan
antara yang satu dengan yang lain dalam rangkaian hakiki. Adapun susunan struktur
organisasi PT Electronic City Indonesia Tbk adalah sebagai berikut:
STRUKTUR ORGANISASI
PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk
Gambar III.I. Struktur Organisasi PT Electronic City Tbk Cabang Jakarta
Board of Commissioners
Finance & Accounting
Tax & Accounting
Finance Analyst
Treasury
Hrd & GA
Human Resources
General Affairs
Operations
Chasier
Customer Service
President Director
26
3.1.2. Struktur dan Tata Kerja Organisasi
Struktur organisasi adalah alat untuk mencapai tujuan atas dasar kerjasama
yang mempunyai bentuk atau susunan yang secara jelas dan formil dalam
merumuskan bidang maupun tugas masing-masing unsur serta menegaskan hubungan
antara yang satu dengan yang lain dalam rangkaian hakiki. Adapun susunan struktur
organisasi PT Electronic City Indonesia Tbk adalah sebagai berikut:
STRUKTUR ORGANISASI
PT ELECTRONIC CITY INDONESIA Tbk
Gambar III.I. Struktur Organisasi PT Electronic City Tbk Cabang Jakarta
Operations
Chasier
Customer Service
27
Dalam rangka mencapai efesiensi dan efektivitas usaha diatur pembagian
tugas masing-masing fungsi pelaksanaan penanggungjawab secara tertulis yaitu
sebagai berikut :
Tata Kerja Organisasi
1. Board of Commissioners
a. Melakukan pengawasan dan memberikan nasihat atas kebijakan/kegiatan
pengurusan Perseroan yang dilakukan oleh direksi.
b. Melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan baik mengenai usaha
Perseroan maupun usaha Perseroan.
c. Memberikan pelaporan tentang tugas dan pengawasan yang telah dilakukan
selama tahun buku yang baru lampau kepada Rapat Umum Pemegang saham
(RUPS) disertai dengan saran dan langkah perbaikan yang harus ditempuh jika
Perseroan menunjukkan gejala kemunduran.
d. Memeriksa semua pembukuan, surat dan alat bukti lainnya, memeriksa dan
mencocokkan keadaan uang kas dan lain-lain serta berhak untuk mengetahui
segala tindakan yang telah dijalankan oleh Direksi.
e. Mendapat penjelasan dari Direksi tentang segala hal yang ditanyakan dan
diperlukan oleh Dewan Komisaris.
f. Memberhentikan untuk sementara seorang atau lebih anggota Direksi, apabila
anggota Direksi tersebut bertindak bertentangan dengan Anggaran Dasar atau
perundang-undangan yang berlaku atau merugikan maksud dan tujuan
Perseroan atau melalaikan kewajibannya.
28
2. President Director
a. Memimpin dan memastikan tercapainya sasaran sesuai dengan maksud dan
tujuan, visi misi, serta rencana jangka panjang Perseroan
b. Mengawasi jalannya kegiatan operasi, melakukan koordinasi dengan Direksi
dan memberikan pertanggungjawaban atas kegiatan kepengurusan yang
dilakukan Direksi kepada RUPS.
c. Mengawasi dan bertanggung jawab terhadap manajemen keuangan Perseroan
dalam hal keseimbangan arus kas, penggunaan dana, investasi, pengadaan dana
serta pengelolaan asset.
d. Bertanggung jawab atas keberlangsungan pertumbuhan pendapatan Perseroan
melalui kegiatan operasional komersial, membuat perencanaan jangka pendek
dan jangka panjang.
3. Finance dan Accounting
a. Mengelola fungsi akuntansi dalam memproses data dan informasi keuangan
untuk menghasilkan laporan keuangan yang dibutuhkan perusahaan secara
akurat dan tepat waktu.
b. Mengkoordinasikan dan mengontrol perencanaan, pelaporan dan pembayaran
kewajiban pajak perusahaan agar efisien, akurat, tepat waktu, dan sesuai
dengan peraturan pemerintah yang berlaku.
c. Merencanakan dan mengoordinasikan dan mengontrol arus kas perusahaan
(cashflow), terutama pengelolaan piutang dan hutang sehingga memastikan
ketersediaan dana untuk operasional perusahaan dan kesehatan kondisi
keuangan.
29
d. Merencanakan dan mengkoordinasikan pengembangan sistem dan prosedur
keuangan dan akuntansi, serta mengontrol pelaksanaannya untuk memastikan
semua proses dan transaksi keuangan berjalan dengan tertib dan teratur, serta
mengurangi risiko keuangan.
e. Mengkoordinasikan dan melakukan perencanaan dan analisa keuangan untuk
dapat memberikan masukan dari sisi keuangan bagi pimpinan perusahaan
dalam mengambil keputusan bisnis, baik untuk kebutuhan investasi,
operasional maupun kondisi keuangan lainnya.
f. Merencanakan dan mengkonsolidasikan perpajakan seluruh perusahaan untuk
memastikan efisiensi biaya dan kepatuhan terhadap peraturan perpajakan.
4. Hrd & GA
a. Mendukung seluruh kegiatan operasional kantor dengan melakukan proses
pengadaan seluruh peralatan kerja (seperti ATK, komputer, meja/kursi, Ac,
dst) maupun sarana atau fasilitas penunjang lain
b. Bertanggung jawab atas kualitas dan kuantitas sumber daya manusia
berdasarkan pertumbuhan dan kebutuhan organisasi.
c. Bertanggung jawab atas sumber daya fisik dan pengelolaan masalah umum
berdasarkan kebijakan dan peraturan perusahaan.
d. Bertugas dalam pengembangan dan mengatur staff
e. Melakukan perencanaan, mengembangkan dan implementasi strategi pada
bidang pengelolaan dan juga pengembangan SDM seperti merekrut karyawan,
kebijakan, kontrak kerja, konsultasi, penggajian, peraturan, pelatihan,
membangun motivasi, evaluasi dan lain sebagainya.
30
5. Vp of Operations
a. Mengkoordinasikan, mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan tugas
operasional bidang penjualan , pemasaran serta bagian-bagian operasional
lainnya
b. Mengembangkan program efisiensi dan manajemen mutu serta memastikan
dilaksanakannya secara konsisten di lingkungan unit-unit bagaian.
c. Memastikan informasi yang terkait dengan unit kerjanya selalu tersedia untuk
komisaris.
3.1.3. Kegiatan Usaha/Organisasi
PT Electronic City Indonesia Tbk merupakan salah satu dari pelopor
perusahaan ritel produk elektonik modern di Indonesia. Electronic City resmi menjadi
perusahaan terbuka pada tanggal 3 Juli 2014 dan tercatat di PT Bursa Efek Indonesia
(kode saham ECII). Electronic City melepas 333.333.000 saham atau sebanyak 25%
dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah penawaran umum dengan harga
penawaran Rp 4.050 per saham.
Smapai dengan Juni 2014, PT Electronic City telah mengoperasikan 63 toko yang
tersebar di beberapa kota besar di pulau Jawa, Bali, Sumatera, Kalimatan, dan
Sulawesi. PT Electronic City dalam kegiatan usahanya menawarkan produk yang
beragam dalam empat kategori utama yaitu audio-video, peralatan rumah tangga,
Handphone sampai dengan perlengkapan kantor.
31
Dalam menjalankan kegiatan, Electronic City menawarkan jangkauan produk-
produk elektronik yang paling lengkap. Dibawah ini akan dijelaskan beberapa produk
yang ditawarkan oleh perusahaan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Audio-Video
Produk yang ditawarkan seperti televisi, DVD player, speakers, MP3 players
dan home theatre system.
2. Peralatan rumah tangga
Produk yang ditawarkan seperti lemari pendingin, freezer, mesin cuci, mesin
pengering, pendingin ruangan, penghisap debu, pemanggang roti , kipas angin
dan setrika elektrik.
3. Telepon selular dan perangkat IT
Produk yang ditawarkan seperti telepon selular, smartphone, aksesoris telepon
selular.
4. Kamera dan perlengkapan kantor
Produk yang ditawarkan seperti kamera digital, kamera video dan aksesoris
fotografi, desktop notebook, netbook dan komputer tablet , printer, mesin
faximile, proyektor dan aksesoris computer.
Untuk menciptakan serta meningkatkan loyalitas pelanggan dan menarik
pelanggan baru , maka PT Electronic City harus mampu memberikan layanan yang
memiliki nilai tambah demi terciptanya kepuasan pelanggan. Untuk itu perusahaan
terus berupaya memberikan layanan yang terbaik bagi pelanggan dengan
menyediakan dan mengembangkan layanan purnajual seperti:
32
1. Home Delivery Service
Untuk memberikan kemudahan bagi para pelanggannya, PT Electronic City Tbk
menyediakan home delivery service yang akan mengantarkan produk-produk
elektronik yang telah dibeli pelanggan langsung ke tempat yang ditunjuk oleh
pelanggan.
2. Instalasi, perawatan dan perbaikan
PT Electronic City Tbk menyediakan jasa instalasi, perawatan dan perbaikan atas
produk-produk tetentu bagi pelanggan. Selain itu, perusahaan juga menyediakan jasa
perbaikan bagi konsumen yang membeli produk di luar jaringan toko. Hal ini
diyakini dapat member peluang bagi perusahaan untuk menarik pelanggan baru.
3. Perpanjangan garansi
Pada umumnya garansi atas produk dari pabrikan hanya berlaku selama 1 atau 2
tahun. Untuk itu, PT Electronic City Tbk menawarkan opsi kepada pelanggan untuk
membeli tambahan garansi atas produk yang dibeli di toko yang dapat diperpanjang
untuk tambahan 1 tahun dengan biaya 4% dari harga penjualan produk.
4. Asuransi
PT Electronic City Tbk menyediakan asuransi gratis selama 1 tahun untuk
perlindungan kerusakan produk karena kebakaran, banjir dan petir yang dapat
diperpanjang untuk tambahan 1 tahun dengan biaya 4% dari harga penjualan produk.
5. Skema tukar tambah
Skema tukar tambah ditawarkan untuk produk-produk audio-video dan peralatan
rumah tangga, dengan mekanisme di mana untuk setiap produk-produk lama yang
ditukar oleh pelanggan akan memperoleh Voucher yang dapat digunakan untuk
33
membeli produk-produk baru di semua toko electronic city. Upaya ini dilakukan oleh
perusahaan guna menarik pelanggan baru.
Untuk mmberikan kemudahan bagi pelanggan, PT Electronic City menawarkan
alternatif pembiayaan bagi pelanggan dalam melakukan transaksi pembelian seperti:
a. Kartu Kredit
PT Electronic City telah membuat perjanjian dengan beberapa bank
terkemuka di Indonesia antara lain BRI, BCA, BNI, Citibank, Bank
Danamon, dan Bank HSBC sebagai alternatif pembayaran untuk membeli
produk di toko dengan sistem cicilan bulanan tanpa bunga.
b. Pembiayaan dari pihak ketiga
PT Electronic City telah menjalin kerjasama dengan perusahaan
pembiayaan pihak ketiga yaitu kredit plus, AEON, dan Spektra (perusahaan
pembiayaan). Melalui perusahaan pembiayaan, pelanggan perusahaan
tersebut mempunyai alternatif pembayaran cicilan dengan bunga yang
menarik.
PT Electronic City Tbk selalu mengutamakan untuk memberikan suatu
pengalamam belanja dalam suasana yang nyaman dan pelayanan yang professional
bagi para pelanggan. Dalam pemilihan lokasi, perusahaan memfokuskan pada lokasi-
lokasi yang strategis di daerah yang kepadatan penduduknya relative tinggi dan
mudah diakses oleh pelanggan. Di bawah ini adalah suasana toko electronic city
dalam kegiatan operasionalnya.
34
Gambar III.2 Bagian Customer Care dan Chasier Electronic City
Gambar III.3 Suasana toko Electronic City Indonesia Tbk.
35
3.2. Data Penelitian
3.2.1. Data Variabel X
1. Current Ratio (CR)
Rasio lancar atau (current ratio) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera
jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain, seberapa
banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek
yang segera jatuh tempo. Perhitungan rasio lancar dilakukan dengan cara
membandingkan antara total aktiva lancar dengan total utang lancar. Dalam
penelitian ini penulis menggunakan data sekunder yaitu data untuk menghitung
rasio lancar dilihat dari laporan keuangan PT Electronic City Indonesia Tbk
terhitung tahun 2008 sampai dengan tahun 2015. Berikut hasil perhitungan rasio
lancar disajikan dalam tabel di bawah ini:
Rumus Current Ratio : Aktiva Lancar (Current Assets)
Hutang Lancar (Current Liabilities)
2. Quick Ratio (QR)
Rasio cepat (quick ratio) merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban atau utang lancar (utang
jangka pendek) dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan
(inventory). Artinya nilai persediaan kita abaikan, dengan cara dikurangi dari
nilai total aktiva lancar. Hal ini dilakukan karena persediaan dianggap
36
memerlukan waktu relatif lebih lama untuk diuangkan, apabila perusahaan
membutuhkan dana cepat untuk membayar kewajibannya dibandingkan dengan
aktiva lancar lainnya. Rumus untuk mencari rasio cepat (quick ratio) dapat
digunakan sebagai berikut:
Rumus Quick Ratio : Aktiva Lancar – Persediaan
Hutang Lancar
Tabel III.1
Data Perhitungan Rasio Lancar PT Electronic City Indonesia Tbk
Tahun Aktiva Lancar Hutang Lancar CR%
2008 Rp 81.534.000.000 Rp102.375.000.000 79,64
2009 Rp117.863.000.000 Rp119.442.000.000 98,68
2010 Rp166.825.000.000 Rp157.909.000.000 105,65
2011 Rp198.196.000.000 Rp185.632.000.000 106,77
2012 Rp327.987.000.000 Rp180.906.000.000 181,3
2013 Rp1.558.212.714.687 Rp280.420.823.413 555,66
2014 Rp1.439.419.926.955 Rp167.393.940.053 859,89
2015
Per triwulan
Rp1.378.580.421.209 Rp116.085.625.633 1.187,55
Rp1.429.586.356.105 Rp163.234.020.586 875,78
Rp1.366.168.480.268 Rp117.693.476.848 1.160,78Sumber : Laporan keuangan PT Electronic City Indonesia Tbk
37
Berdasarkan dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada tahun 2008 rasio
lancar (current ratio) berada diangka 79,64% , kemudian pada tahun 2009 mengalami
kenaikan sebesar 98,68%. Ditahun 2010 juga mengalami kenaikan yaitu sebesar
105,65%, tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar 106,77%, tahun 2012 mengalami
kenaikan sebesar 181,3%, tahun 2013 mengalami kenaikan yang drastis dengan
angka 555,66%, tahun 2014 juga mengalami kenaikan sebesar 859,89% dan ditahun
2015 pada triwulan pertama dibulan Maret mengalami kenaikan sebesar 1.187,55%
namun ditahun 2015 pada triwulan kedua yaitu bulan Juni tingkat rasio lancar
mengalami penurunan angka yaitu sebesar 875,78% dan tahun 2015 pada triwulan
ketiga yaitu bulan September kembali mengalami kenaikan lagi sebesar 1.160,78.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perusahaan memiliki kemampuan dalam
membiayai dan memenuhi kewjiban/utang pada saat ditagih atau sudah jatu tempo.
Hanya mengalami tingkat penurunan ditahun 2015 pada triwulan kedua namun tidak
mengurangi nilai tingkat likuiditas karena perusahaan mampu meningkatkan kembali
nilai rasio lancar pada tahun 2015 pada triwulan ketiga. Ini dapat dikatakan bahwa
perusahaan dalam kondisi keuangan yang baik dengan nilai aktiva yang cukup.
Tabel III.2
Data Perhitungan Rasio Cepat PT Electronic City Indonesia Tbk
Tahun Aktiva Lancar Persediaan Hutang Lancar QR
2008 Rp 81.534.000.000 Rp 61.610.000.000 Rp 102.375.000.000 19,46
2009 Rp 117.863.000.000 Rp 45.766.000.000 Rp 119.442.000.000 60,36
38
2010 Rp 166.825.000.000 Rp 75.905.000.000 Rp 157.909.000.000 57,57
2011 Rp 198.196.000.000 Rp 86.027.000.000 Rp 185.632.000.000 60,425
2012 Rp 327.987.000.000 Rp 165.111.000.000 Rp 180.906.000.000 90,03
2013 Rp 1.558.212.714.687 Rp 445.138.671.136 Rp 280.420.823.413 396,93
2014 Rp 1.439.419.926.955 Rp 489.219.839.168 Rp 167.393.940.053 567,64
2015Per
triwulan
Rp 1.378.580.421.209 Rp 378.350.548.518 Rp 116.085.625.633 861,63
Rp 1.429.586.356.105 Rp 412.969.362.303 Rp 163.234.020.586 622,80
Rp 1.366.168.480.268 Rp 3.367.362.342.512 Rp 117.693.476.848 874,67Sumber : Laporan keuangan PT Electronic City Indonesia Tbk
Berdasarkan dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada tahun 2008 nilai rasio
lancar perusahaan sebesar 19,46% dan ditahun 2009 mengalami kenaikan yaitu
menjadi 60,36% namun ditahun 2010 nilai rasio lancar menurun menjadi 57,57%.
Pada tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar 60,425%, tahun 2012 pun sama
mengalami kenaikan sebesar 90,03%, tahun 2013 kembali mengalami kenaikan yang
cukup baik yaitu sebesar 396,93%, tahun 2015 triwulan pertama bulan Maret
mengalami kenaikan lagi sebesar 861,63%, tahun 2015 triwulan kedua bulan Juni
mengalami penurunan menjadi 622,80%, dan ditahun 2015 triwulan ketiga bulan
September nilai rasio lancar perusahaan naik menjadi 874,67%. Dari uraian di atas
dapat disimpulkan bahwa keadaan perusahaan sangat baik. Kondisi ini menunjukkan
bahwa perusahaan tidak harus menjual persediaan bila hendak melunasi utang
lancarnya, karena mempunyai cukup harta lancar. Bila memang harus melunasi
hutang dapat menjual surat berharga atau penagihan piutang.
39
3.2.2. Data Variabel Y
Variabel dependent atau variabel terikat pada penelitian ini adalah laporan
keuangan yaitu neraca, data yang digunakan untuk penelitian ini adalah data sekunder
yang dilihat dari laporan keuangan PT Electronic City Indonesia Tbk yang
perhitungannya dilihat dari total aktiva pada neraca ditambah dengan total hutang
pada neraca. Data yang digunakan untuk penelitian terhitung dari tahun 2008 sampai
dengan tahun 2015. Neraca merupakan salah satu laporan keuangan yang terpenting
bagi perusahaan, neraca biasanya disusun pada periode tertentu misalnya satu tahun.
Kemudian, neraca juga menunjukkan posisi keuangan berupa aktiva (harta),
kewajiban (utang) dan modal perusahaan (ekuitas). Neraca dapat dibuat untuk
megetahui kondisi (jumlah dan jenis) harta, utang, dan modal perusahaan. Berikut di
bawah ini perhitungan neraca dari total aktiva ditambah dengan total hutang adalah:
Tabel III.3
Data Neraca PT Electronic City Indonesia Tbk
Tahun Total Aktiva LN
2008 Rp123.172.000.000 25,54
2009 Rp140.577.000.000 25,67
2010 Rp198.993.000.000 26,02
2011 Rp255.610.000.000 26,27
2012 Rp468.638.000.000 26,87
2013 Rp2.022.577.449.788 28,34
40
2014 Rp2.003.535.430.422 28,33
2015Per Triwulan
Rp1.974.373.142.807 28,31
Rp2.031.970.562.292 28,34
Rp1.961.805.337.275 28,3Sumber : Laporan keuangan PT Electronic City Indonesia Tbk.
3.2.3. Tabel Penolong
Berdasarkan kedua data di atas maka penulis menyusun tabel penolong untuk
memudahkan perhitungan. Tabel penolong adalah tabel yang berisikan kumpulan
angka-angaka yang disusun menurut kategori-kategori sehingga memudahkan dalam
pembuatan analisis data. Di bawah ini merupakan tabel yang digunakan dalam
penelitian adalah:
Tabel III.4
Tabel Penolong
RasioLikuiditas
(X)
Neraca(y) .
99,1 25,54 2531,014 9820,81 652,2916159,04 25,67 4082,5568 25293,7216 658,9489163,22 26,02 4246,9844 26640,7684 677,0404
167,195 26,27 4392,21265 27954,16803 690,1129271,33 26,87 7290,6371 73619,9689 721,9969952,59 28,34 26996,4006 907427,7081 803,1556
1427,53 28,33 40441,9249 2037841,901 802,58892049,18 28,31 58012,2858 4199138,672 801,45611498,58 28,34 42469,7572 2245742,016 803,15562035,45 28,3 57603,235 4143056,703 800,89
8823,215 271,99 248067,0085 13696536,44 7411,637
41
Berdasarkan hasil perhitungan dengan bantuan tabel penolong di atas, maka
dibawah ini akan dijelaskan perhitungan secara manual untuk mencari nilai b dan
nilai a, serta menghitung nilai koefisien korelasi. Berikut perhitungan manual yang
diperoleh adalah:
1. Menentukan persamaan regresi
a. Menghitung Koefisien regresi (nilai b)
= ∑ − (∑ )(∑ )∑ − (∑ )= 10.248067,0085 − (8823,215)(271,99)10.13696536,44 − 8823, 215= 2480670,085 − 2399826,248136965364,4 − 77849122,94= 80843,83759116241,46 = 0,00136754/0,00
b. Menghitung Koefisien regresi (nilai a)
= ∑ − ∑= 271,9910 − 0,00136754 8823,21510= 27,199 − 1,206609944= 25,99239006/25,99
Berdasarkan langkah-langkah yang telah dilakukan di atas, maka diperoleh
persamaan regresi sebagai berikut: Ŷ = + , Ŷ = 25,99 + 0,00 x
42
2. Menentukan koefisien korelasi
= ∑ − ∑ ∑{ (∑ ) − (∑ ) }{ (∑ ) − (∑ ) }= 10.248067,0085 − 8823,215. 271,99{10. (13696536,44) − (8823,215) }{10. (7411,637) − (271,99) }= 2480670,085 − 2399826,248{1369565364,4 − 77849122,94}{74116,37 − 73978,56}= 2480670,085 − 2399826,24859116241,46 . 137,81= 80843,83759116241,46 . √137,81= 80843,8377688,708699 . 11,739= 80843,83790257,75142= 0,895699657 = 0,896
Pada hasil perhitungan di atas, dapat diketahui koefisien korelasi antara variabel
rasio likuiditas (X) dengan neraca (Y) sebesar 0,896. Koefisien korelasi tersebut,
apabila kita lihat tabel II.1 tingkat korelasi dan kekuatan hubungan, ada pada
kategori hubungan kuat/tinggi, karena terletak antara nilai 0,70-0,90. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat keeratan variabel rasio likuiditas
dengan variabel neraca adalah kuat. Hubungan bersifat positif artinya terjadi
hubungan searah antara variabel x dengan variabel y.
43
3. Menentukan Koefisien Determinasi
KD = x 100%
=0,895699657 x 100%
= 0,802277876 x 100%
= 80,3
Maksud dari koefisien determinasi adalah untuk mengetahui seberapa besar
sumbangan (kontribusi) yang diberikan variabel x terhadap perubahan variabel y,
apabila rasio likuiditas perusahaan tinggi, dapat dikatakan bahwa perusahaan
mempunyai modal untuk membayar kewajibannya serta mendapat kepercayaan
dari kreditor untuk mendapatkan pinjaman kembali. Jadi dengan nilai koefisien
sebesar 80,3% itu berarti rasio likuiditas mempengaruhi neraca perusahaan
sebesar 80,3% sedangkan 19,7% disebabkan oleh variabel lain yang tidak
termasuk dalam penelitian ini.
3.3. Analisa Variabel X Terhadap Variabel Y
3.3.1. Uji Koefisien Korelasi
Besar kecilnya koefisien korelasi serta kuat lemahnya tingkat keeratan
hubungan antara variabel X dan variabel Y, tidak memiliki arti apapun apabila belum
dilakukan pengujian terhadap koefisien korelasi yang sudah dihitung/diperoleh.
Dengan demikian, pengujian koefisien korelasi dilakukan untuk mengetahui berarti
tidaknya hubhungan antara variabel-variabel yang diteliti hubungannya. Berikut
rumusan hipotesis statistik sesuai dengan hipotesis penelitian adalah:
44
Ho1: r=0 artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara rasio likuiditas dengan
laporan keuangan neraca PT Electronic City Tbk.
Ha1: r≠0 artinya ada hubungan yang signifikan antara rasio likuiditas dengan
laporan keuangan neraca PT Electronic City Tbk.
Pengujian keberartian koefesien korelasi dapat diketahui melalui aplikasi
Program SPSS. Kriteria yang digunakan adalah apabila nilai r lebih besar dari nilai a
tertentu maka Ho1 diterima, artinya tidak terdapat hubungan yang berarti antara
variabel X dengan variabel Y. Sebaliknya apabila nilai r lebih kecil dari nilai a
tertentu maka Ha1 ditolak, artinya terdapat hubungan yang berarti antara variabel X
dan variabel Y.
Berikut adalah tabel koefisien korelasi hasil perhitungan menggunakan
aplikasi SPSS:
Tabel III.5
Tabel Korelasi
Correlations
Neraca Likuiditas
Pearson CorrelationNeraca 1,000 ,896
Likuiditas ,896 1,000
Sig. (1-tailed)Neraca . ,000
Likuiditas ,000 .
NNeraca 10 10
Likuiditas 10 10
Sumber: IBM SPSS Statistics 22
45
Berdarsarkan hasil perhitungan dengan program SPSS di atas, tampak nilai r
lebih kecil dari pada tingkat a yang digunakan (yaitu 0,05) atau 0,000 < 0,050,
sehingga Ho1 ditolak dan Ha1 diterima artinya terdapat hubungan yang signifikan
antara rasio likuiditas dengan laporan keuangan neraca. Nilai R sebesar 0,896 dapat
diartikan bahwa tingkat keeratan hubungan rasio likuiditas terhadap laporan
keuangan neraca kuat dan searah karena bernilai positif yang artinya apabila rasio
likuiditas naik maka neraca juga akan naik.
3.3.2. Uji Koefisien Determinasi
Perhitungan koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui kekuatan
pengaruh variable dependen terhadap variable independen yang diketahui dari
besarnya nilai koefisien determinasi atau koefisien korelasi yang dikuadratkan ( )
yang nilainya berada diantara nol dan satu. Berikut rumusan hipotesis statistik sesuai
dengan hipotesis penelitian adalah:
Ho2: r=0 artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara rasio likuiditas dengan
laporan keuangan neraca PT Electronic City Indonesia Tbk.
Ha2: r≠0 artinya ada pengaruh yang signifikan antara rasio likuiditas dengan laporan
keuangan neraca PT Electronic City Indonesia Tbk.
Kriteria keputusan dalam menentukan nilai signifikan koefisien
determinasi adalah jika sig > 0,050 maka Ho2 diterima sedangkan Jika sig < 0,050
maka Ha2 ditolak. Berikut tabel Model Summary hasil pengujian data menggunakan
SPSS versi 21 adalah :
46
Tabel III.6
Tabel Model Summary
Model Summary
Model RR
Square
AdjustedR
Square
Std. Errorof the
Estimate
Change Statistics
RSquareChange
FChange df1
df2
Sig. FChange
1 .896a .803 .779 .58262 .803 32,655 1 8 .000
a. Predictors: (Constant), Likuiditas
Berdasarkan tabel Model Summary di atas dapat diketahui nilai signifikan
adalah 0,000<0,05 maka Ho2 ditolak dan Ha2 diterima yang artinya terdapat
pengaruh yang signifikan dan diketahui nilai R Square sebesar 0,803% atau 80,3%
artinya Neraca dipengaruhi oleh Rasio Likuiditas sebesar 80,3% sedangkan sisanya
19,7% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian.
3.3.3. Uji Persamaan Regresi
Pengujian persamaan regresi dapat diketahui melalui aplikasi program
SPSS. Model regresi hubungan antara Rasio Likuiditas terhadap laporan keuangan
neraca PT Electronic City Indonesia Tbk dapat dilihat dari hasil output SPSS
dibawah ini :
47
Ho3: Persamaan Regresi yang terbentuk antara Rasio Likuiditas terhadap laporan
keuangan neraca PT Electronic City Indonesia Tbk tidak signifikan.
Ha3: Persamaan Regresi yang terbentuk antara Rasio Likuiditas terhadap laporan
keuangan neraca PT Electronic City Indonesia Tbk signifikan.
Jika sig > 0,050 maka H0 diterima sedangkan Jika sig < 0,050 maka H0 ditolak
Untuk mengetahui apakah regresi yang terbentuk signifikan dapat dilihat dari
tabel di bawah ini :
Tabel III.7
Tabel Anova
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression 11,085 1 11,085 32,655 ,000b
Residual 2,716 8 ,339
Total13,800 9
a. Dependent Variable: Neraca
b. Predictors: (Constant), Likuiditas
Dari hasil tabel Anova tersebut dapat diambil keputusan untuk menjawab
persamaan di atas, maka:
Secara simultan nilai signifikan adalah 0,000<0,05 maka Ho3 ditolak dan Ha3
diterima yang artinya regresi yang terbentuk signifikan. Dan untuk mengetahui
nilai konstanta dan angka koefisien regresi yang terbentuk dapat dilihat dari tabel
koefisien di bawah ini.
48
Tabel III.8
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1(Constant) 25,990 ,280 92,676 ,000
Likuiditas ,001 ,000 ,896 5,714 ,000
a. Dependent Variable: Neraca
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh persamaan regresi linear sebagai beriku:
Ŷ = + , Ŷ = 25,990 + 0,000 x yang dapat diartikan bahwa nilai konstanta
sebesar 25,990. Angka ini berupa angka konstanta yang mempunyai arti besarnya
neraca saat X (Rasio Likuiditas) sama dengan 0. Dan koefisien regresi sebesar
0,001, angka tersebut mempunyai arti bahwa setiap penambahan 1 Rasio
Likuiditas, maka akan mengakibatkan neraca naik sebesar 0,001%.
49
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian tugas akhir “Analisa Pengaruh Rasio
Likuiditas Terhadap Laporan Keuangan Neraca PT Electronic City Indonesia Tbk”
periode 2008-2015 dengan dilandasi teori-teori, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Dari hasil perhitungan dengan program SPSS, untuk uji koefisien korelasi nilai
yang diperoleh adalah 0,000<0,050 sehingga Ho1 ditolak dan Ha1 diterima yang
artinya bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara rasio likuiditas dengan
laporan keuangan neraca. Berarti likuiditas yang tinggi akan memperlihatkan
kondisi keuangan yang sehat namun sebaliknya apabila perusahaan tersebut tidak
mampu dalam memenuhi kewajibannya akan terlihat tingkat likuiditas yang
rendah dan kondisi keuangan yang tidak baik. Nilai R yang diperoleh sebesar
0,896 yang artinya bahwa tingkat keeratan hubungan rasio likuiditas terhadap
laporan keuangan neraca kuat dan searah karena bernilai positif
2. Dari hasil perhitungan dengan program SPSS, untuk uji koefisien determinasi
nilai yang diperoleh antara rasio likuiditas terhadap laporan keuangan neraca
adalah 0,000<0,050 maka Ho2 ditolak dan Ha2 diterima yang artinya terdapat
pengaruh yang signifikan dan diketahui nilai R Square sebesar 80,3% yang
50
artinya neraca dipengaruhi oleh rasio likuiditas sebesar 80,3% sedangkaan sisanya
19,7% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian.
3. Dari hasil perhitungan dengan program SPSS, untuk uji persamaan regresi yang
terbentuk adalah signifikan yaitu Y=25,990+0,000 X yang dapat diartikan bahwa
nilai konstanta sebesar 26,549 yang mempunyai arti besarnya neraca saat nilai X
(Likuiditas) sama dengan 0. Dan angka koefisien regresi sebesar 0,001 angka
tersebut mempunyai arti bahwa setiap penambahan 1 rasio likuiditas maka akan
mengakibatkan neraca naik sebesar 0,001.
4.2. Saran
Adapun saran yang diperoleh terhadap hasil penelitian ini antara lain:
1. Dengan adanya likuiditas yang tinggi belum tentu perusahaan dalam kondisi baik.
Hal ini dapat saja terjadi karena kas tidak digunakan sebaik mungkin. Ada
baiknya nilai antara aktiva dan hutang harus selalu diperhatikan oleh tim
manajemen keuangan agar tidak terjadi penyimpangan.
2. Bahwa ada pengaruh yang signifikan antara rasio likuiditas terhadap laporan
keuangan neraca berarti tergambar bahwa likuiditas yang baik akan
menggambarkan neraca yang sehat. Pihak manajemen keuangan sebaiknya selalu
mengawasi dan memperbaiki kinerjanya agar tetap konsisten dalam menjaga
kestabilan likuiditas.
51
3. Perusahaan yang mempunyai kewajiban jangka pendek apabila sudah jatuh tempo
sebaiknya segera melakukan pembayaran agar pihak kreditur mempunyai tingkat
kepercayaan yang tinggi dan memudahkan debitur apabila ingin memperoleh
pinjaman kembali dari kreditur.
52
DAFTAR PUSTAKA
Atmaja, Lukas Setia. 2009. Statistika Untuk Bisnis dan Ekonomi. Yogyakarta: CVANDI.
Hanafi, Mamduh M., dan Abdul Halim. 2016. Analisis Laporan Keuangan.Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Harahap, Sofyan Syafri. 2015. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta: PTRajaGrafindo Persada.
Hery. a 2016. Mengenal dan Memahami Dasar-Dasar Laporan Keuangan. Jakarta: PTGrasindo.
Hery. b 2016. Financial Ratio Business. Jakarta: PT Grasindo.
Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Muhidin, Sambas Ali dan Maman Abdurahman. 2007. Analisis Korelasi, Regresi,Dan Jalur Dalam Penelitian. Bandung: CV Pustaka Setia.
Prastowo Dwi. 2015. Analisis Laporan Keuangan Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta:UPP STIM YKPN.
Riadi Edi. 2016. Statistika Penelitian (Analisis Manual dan IBM SPSS). Yogyakarta:CV ANDI.
Sawono Jonathan. 2013. Model-Model Linear dan Non Linear dalam IBM SPSS 21.Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Siregar Syofian. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi DenganPerbandingan Perhitungan Manual dan SPSS. Jakarta: Prenadamedia Group.
Sugiono Arief, dan Edi Untung. 2016. Panduan Praktis Dasar Analisa LaporanKeuangan. Jakarta: PT Grasindo.
Supranto J. 2015. Statistik Teori dan Aplikasi. Jakarta: Erlangga.
53
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Biodata Mahasiswa
NIM : 61130005
Nama Lengkap : Siti Suryani
Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 18 April 1990
Alamat Lengkap : Jl. Albaidho 1 Rt009/06 No.35 A Jakarta Timur
B. Riwayat Pendidika Formal dan Non Formal
1. SD Negeri 17 Jakarta, lulus tahun 2002
2. SMP Negeri 246 Jakarta, lulus tahun 2005
3. SMK Negeri 51 Jakarta, lulus tahun 2008
Jakarta, 17 Juni 2016
Siti Suryani
52
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran A.1. Struktur Organisasi PT Electronic City Indonesia Tbk
Board of Commissioners
Finance & Accounting
Tax & Accounting
Finance Analyst
Treasury
Hrd & GA
Human Resources
General Affairs
Operations
Chasier
Customer Service
President Director
53
Lampiran A.2. Laporan Keuangan Neraca PT Electronic City Indonesia Tbk
Tahun 2008 sampai dengan 2012
54
Lampiran A.3. Laporan Keuangan Neraca PT Electronic City Indonesia Tbk
Tahun 2013
55
56
Lampiran A.4. Laporan Keuangan Neraca PT Electronic City Indonesia Tbk
Tahun 2014
57
58
Lampiran A.5. Laporan Keuangan Neraca PT Electronic City Indonesia Tbk
Tahun 2015 Bulan Maret (Per triwulan)
59
60
Lampiran A.6. Laporan Keuangan Neraca PT Electronic City Indonesia Tbk
Tahun 2015 Bulan Juni (Per triwulan)
61
62
Lampiran A.7. Laporan Keuangan Neraca PT Electronic City Indonesia Tbk
Tahun 2015 Bulan September (Per triwulan)
63