Tuberkulosis Paru Bta (+) Kasus Baru Dengan Efek

Post on 04-Aug-2015

120 views 1 download

Transcript of Tuberkulosis Paru Bta (+) Kasus Baru Dengan Efek

TUBERKULOSIS PARU BTA (+) KASUS BARU DENGAN EFEK SAMPING OAT

Oleh : Aulia Nailufar RPembimbing : dr. Emil B. Sp. P

Laporan Kasus• Nama : Sdr. J• Usia : 22 tahun• JK : laki-laki• Alamat : Jl. Muara bengkal Ilir RT 3• Suku : Kutai• Agama : Islam• Pekerjaan : Swasta• Pendidikan terakhir : SMA tamat• Status : Belum menikah• Masuk Rumah Sakit : 16 Agustus 2012 Pukul : 16.12 WITA• Tanggal Pemeriksaan: 30 Agustus 2012 Pukul : 13.00 WITA• No. Rekam Medis : 63.52.14• Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesis (orang

tua kandung pasien).

Anamnesis• KU : sesak napas• RPS : Sejak 1 bulan sebelum masuk rumah sakit (SMRS) pasien

merasakan sesak napas, dan memberat sejak 1 hari SMRS. Sesak napas tidak dipengaruhi oleh cuaca dingin ataupun aktivitas. Keluhan ini membuat badan pasien semakin lemas sehingga hanya berbaring di tempat tidur. Selain itu pasien juga mengeluhkan demam dan batuk berdahak. Demam dirasakan naik turun sepanjang hari. Batuk berdahak dirasakan sejak 1 bulan SMRS. Dahak berwarna putih kental dan susah untuk dikeluarkan. Pasien merasa seperti ada yang mengganjal di tenggorokan sehingga membuat dahak susah untuk dikeluarkan. Pasien mengeluhkan nafsu makan semakin berkurang ditambah lagi adanya ganjalan pada tenggorokan membuat pasien hampir tidak makan (1x sehari dan tidak lebih dari lima sendok makan).

Sejak 3 bulan SMRS, pasien merasakan terjadi penurunan BB drastis dari 50 kg menjadi 30 kg.

Sejak 1 tahun SMRS, pasien sering merasakan keluhan berupa demam dan batuk berdahak, namun keluhan ini dianggap tidak terlalu mengganggu dan hanya diobati dengan obat-obatan yang dibeli di warung. Pasien menyatakan pernah mengalami batuk berdahak disertai darah berwarna merah tua dan tidak bercampur makanan. Volume darah yang dikeluarkan awalnya sekitar 3 sdm, namun pernah juga mengeluarkan darah sebanyak ± 1 gelas air putih kemasan. Pasien juga sering merasakan keringat yang berlebihan pada malam hari walaupun tidak beraktivitas. BAK dan BAB pasien normal.

Riwayat Penyakit Dahulu• keluhan serupa

sebelumnya (-)• Riwayat penyakit asthma

dan penyakit paru (-)• Riwayat hipertensi

ataupun penyakit jantung (-)

• Riwayat DM (-)• Riwayat sakit kuning (-)

Riwayat Penyakit Keluarga

• Tidak ada anggota keluarga pasien yang mengalami keluhan serupa

Riwayat Pribadi dan Sosial

• Riwayat kontak dengan pasien batuk lama atau sedang OAT (-)

• Selama 1 tahun terakhir pasien tinggal 3 orang anggota keluarga lainnya. Rumah pasien berukuran 8x12 m. Terdapat 3 kamar tidur, dengan masing-masing kamar terdiri dari 4 jendela dan sinar matahari dapat masuk ruangan.

• 1 thn yg lalu tinggal di kos berukuran 3x3 m, terdapat 1 jendela, namun sinar matahari tidak masuk ke ruangan.

Riwayat Kebiasaan• Riwayat merokok (-)• Riwayat minum-minuman

beralkohol (-)

Riw. Pengobatan• Riwayat minum OAT (-)• Riwayat minum obat

dexamethason 1x1 tab (maks 5 x/hr). Obat ini dibeli di warung tanpa resep dokter. Pasien mengkonsumsi obat ini karena pasien ingin gemuk dan menurut pengakuan pasien dengan meminum obat ini akan meningkatkan nafsu makan pasien.

Pemeriksaan Fisik

• KU : sakit berat• Kesadaran : compos mentis, GCS E4V5M6Vital sign :- RR : 40x/menit- Nadi :120x/menit- TD : 90/60 mmHg- Suhu :37,60C• Status Gizi : BB : 30 kg TB : 150 cm

Kepala dan Leher

• Kepala : dbn• Mat a : anemis (+), • Hidung : dbn• Mulut : sianosis (-), lidah

tampak kotor, tampak adanya bercak-bercak putih, tonsil tidak membesar, faring hiperemis (-)

• Telinga : dbn• Leher : dbn

• Thorax• Pulmo : • I : bentuk dan gerakan dada simetris• Pa : fremitus raba D = S, • Pe : sonor• Au : SN vesikuler, sisi dextra < sisi

sinistra, rhonki (+/-), wheezing (-/-)• Cor :• I : IC tidak terlihat• Pa : IC tidak teraba• Pe: batas jantung dbn• A : S1S2 tunggal reguler, murmur (-),

gallop (-)

Abdomen• I : flat • Pa : soefl, nyeri tekan

(-), pembesaran hepar dan lien tidak teraba.

• Per : tymphani• Au : bising usus (+) kesan

normal

Ekstremitas• Atas : akral hangat,

edema -|-• Bawah : akral hangat,

edema -|-, tampak atrofi kedua tungkai

Pemeriksaan Darah16/8/12 18/8/12 22/8/12 28/8/12 31/8/12 Nilai Normal

Leukosit 8300 4200 9100 6500 4.0-10.0 (/µL)

Hemoglobin 7.8 8.4 6.7 6.2 11.0-16.0 (g/dl)

Hematokrit 22.5 24.0 19.7 18.6 37.0-54.0 (%)

MCV 66.9 70.2 71.4 68.0 80.0 – 100.0 (fl)

MCH 23.1 24.6 24.3 22.6 27.0-34.0 (pg)

MCHC 34.6 35.0 34.0 33.3 32.0-36.0 (g/dl)

Platelet 223 000 76 000 159 000 281000 150-450 (/µL)

LED 72 66 <10

4/9/12 8/9/12 Nilai Normal

Leukosit 7100 12 000 4.0-10.0 (/µL)

Hemoglobin 8.7 13.0 11.0-16.0 (g/dl)

Hematokrit 25.7 40.3 37.0-54.0 (%)

MCV 75.7 81.0 80.0 – 100.0 (fl)

MCH 25.6 26.3 27.0-34.0 (pg)

MCHC 33.9 32.2 32.0-36.0 (g/dl)

Platelet 371 000 405 000 150-450 (/µL)

LED 50 10 < 10

GDS 103 51 70 100 60-150 (mg/dl)

Ureum 55.0 48.1 21.1 20.0 10-40 (mg/dl)

Creatinin 1.3 0.7 0.5 0.5 0,5-1,5 (mg/dl)

Na 132 130 135-155 (mmol/L)

K 4.2 3.8 3,6-5,5 (mmol/L)

Cl 97 98 95-108 (mmol/L)

SGOT 237 57 68 <25 U.I.

SGPT 75 36 29 <41 U.I.

Bil. total 0.9 0.9 0.9 0-1.0 (mg/dl)

Bil. direk 0.5 0.6 0.5 0-0,25 (mg/dl)

Bil indir 0.4 0.3 0.4 0-0,75 (mg/dl)

Protein total 4.9 5.6 5.1 6.6-8.7 (mg/dl)

Albumin 2.1 2.0 1.7 3.2-4.5 (mg/dl)

Globulin 2.8 3.6 3.3 2.3-3.5 (mg/dl)

Kolesterol 67 120 100 150-220 (mg/dl)

Asam urat 5.1 4.9 3.0 2.5-7 mg/dl

16/8/12 18/8/12 22/8/12 28/8/12 31/8/12 Nilai Normal

Serologi (Tgl 16/8/12)• HbsAg (-)• Anti HIV (-)

• Mikrobiologi (tgl 18/8/12)BTA I / BTA II / BTA III : tidak ada hasil / ++ / tidak ada hasil

Pemeriksaan Radiologi

Diagnosis Kerja • TB paru BTA (+) kasus baru + Anemia hipokrom

mikrositer ec susp. Anemia defisiensi besi dd anemia on chronic disease + ESO OAT

Usulan Pemeriksaan• Pemeriksaan sputum ulang• Pemeriksaan darah lengkap

ulang monitoring faal hati dan Hb

Penatalaksanaan IVFD RL 30 tpmFDC 1xII tab (po)Inj. Neurobion 1x1 (IM)Transfusi 2 kolf per hari hingga Hb ≥ 10g/dl

• Prognosis : Dubia ad bonam

FOLLOW UP RUANGAN

Tanggal S O A P

16/8/12

Pkl 18.45

Pasien tampak

lemas, sesak napas

(+), batuk (+)

GCS : E4V5M6

TD:80/palpasi, N:100x/i,

RR:26x/i,

Akral dingin

Susp TB paru +

susp. 112

- IVFD RL 30 tpm- FDC 1xII tab (po)- Inj. Neurobion 1x1 (IM)- Transfusi 2 kolf per hari hingga

Hb ≥ 10g/dl- Lapor dr. Jaga, advis : pasang

double IV line : dopamin dalam NaCl 500 ml

mulai dari 10 tpm IVFD NaCl 20 tpm

16/8/12

Pkl 19.30

Pkl 21.00

Pkl 22.00

Pkl 23.00

Pkl 24.00

Pasien tampak

lemas, sesak napas

(+), batuk (+)

GCS : E4V5M6

TD:90/70 N:84-100x/i,

RR:20-26x/i,

Akral hangat

UT : 500-1000 cc/jam

Susp TB paru +

susp. 112

- IVFD NaCl 20 tpm- dopamin dalam NaCl 500 ml

mulai dari 10 tpm- FDC 1xII tab (po)- Inj. Neurobion 1x1 (IM)- Transfusi 2 kolf per hari hingga

Hb ≥ 10g/dl

17/8/12 Pasien tampak

lemas, sesak napas

(+), batuk (+),

pasien sulit bicara,

terasa mengganjal

di tenggorokan

GCS : E4VxM6

TD:90/70 – 110/80

N:84-100x/i, RR:24-28x/i,

T : 39,10C

Akral hangat

UT : 50-100 cc/jam

Susp TB paru +

susp. 112

- IVFD NaCl 20 tpm- dopamin dalam NaCl 500 ml

mulai dari 10 tpm- FDC 1xII tab (po)- Inj. Neurobion 1x1 (IM)- Transfusi 2 kolf per hari hingga

Hb ≥ 10g/dl- Parasetamol 500 mg

18/8/12 Pasien tampak lemas,

sesak napas (+), batuk

(+), pasien sulit bicara,

terasa mengganjal di

tenggorokan

Nyeri dada dikeluhkan

jam 4 subuh

GCS : E4V5M6

TD:100/60 mmHg

N:80x/i, RR: 28x/i,

T : 37,70C

Anemis (+); ikt (-)

SN vesikuler, rh (-/-), wh (-/-)

Susp TB paru + susp.

112

- Drip dopamin dalam NaCl 500 ml 10 tpm

- Inj. Neurobion 1x1 (IM)- Inj. Ceftriaxon 2x1gr (iv)- Ambroxol 3x 5 ml- FDC 1xII tab (po)- Transfusi 2 kolf per hari hingga Hb ≥

10g/dl

Lapor dr. Jaga, advis :

Inj. antrain 1 amp extra

19/8/12 Pasien tampak lemas,

sesak napas (+), batuk

(+), pasien sulit bicara,

terasa mengganjal di

tenggorokan, muntah

setiap minum obat FDC

GCS : E4V5M6

TD:90/60 mmHg

N:96x/i, RR: 28x/i,

T : 37,00C

Anemis (+); ikt (-)

SN vesikuler, rh (-/-), wh (-/-)

TB paru BTA (+) kasus

baru

- Drip dopamin dalam NaCl 500 ml 10 tpm

- Inj. Neurobion 1x1 (IM)- Inj. Ceftriaxon 2x1gr (iv)- Ambroxol 3x 5 ml- FDC 1xII tab (po)- Transfusi 2 kolf per hari hingga Hb ≥

10g/dl

Lapor dr. Jaga, advis : inj. Bricasma ½ amp

(sc)

21/8/12 sesak napas (+), batuk

(+), pasien sulit bicara,

terasa mengganjal di

tenggorokan, muntah

(-), nyeri perut (+),

demam (+)

GCS : E4V5M6

TD:110/80 mmHg

N:92x/i, RR: 26x/i,

T : 38,20C

Anemis (+); ikt (-)

SN vesikuler, rh (-/-), wh (-/-)

TB paru BTA (+) kasus

baru

- Drip dopamin dalam NaCl 500 ml 10 tpm

- Inj. Neurobion 1x1 (IM)- Inj. Ceftriaxon 2x1gr (iv)- Ambroxol 3x 5 ml- FDC 1xII tab (po)- Cek DL ulang post transfusi

22/08/12 sesak napas (+)

berkurang, batuk

(+) berkurang,

muntah (-), nyeri

perut (+), demam

(+). Pasien merasa

lemas

GCS : E4V5M6

TD:100/70 mmHg

N:90x/i, RR: 24x/i,

T : 38,00C

Anemis (+); ikt (-)

SN vesikuler, rh (-/-), wh

(-/-)

TB paru BTA (+)

kasus baru

- Drip dopamin dalam NaCl 500 ml 10 tpm

- Inj. Neurobion 1x1 (IM)- Inj. Ceftriaxon 2x1gr (iv)- Ambroxol 3x 5 ml- FDC 1xII tab (po)

23/08/12 sesak napas (+),

batuk kering

(+),nyeri perut (+),

demam (+). Pasien

merasa lemas, nafsu

makan menurun

GCS : E4V5M6

TD:100/60 mmHg

N:90x/i, RR: 22x/i,

T : 37,80C

Anemis (+); ikt (-)

SN vesikuler, rh (-/-), wh

(-/-)

TB paru BTA (+)

kasus baru + susp.

Pneumothorax S

- Drip dopamin dalam NaCl 500 ml 10 tpm

- Inj. Neurobion 1x1 (IM)- Inj. Ceftriaxon 2x1gr (iv)- Ambroxol 3x 5 ml- FDC 1xII tab (po)- Roentgen thorax ulang

24/08/12 sesak napas (+),

batuk kering

(+),nyeri perut (+),

demam (+), nafsu

makan menurun

GCS : E4V5M6

TD:110/70 mmHg

N:92x/i, RR: 28x/i,

T : 38,20C

Anemis (+); ikt (-)

SN vesikuler, rh (-/-), wh (-/-)

Flat, soefl, nyeri tekan abdomen

(+), BU (+) kesan normal

TB paru BTA (+)

kasus baru + susp.

Pneumothorax S

- IVFD RL : D5 = 2:1 = 20 tpm- Inj. Neurobion 1x1 (IM)- Inj. Ceftriaxon 2x1gr (iv)- Inj. Bricasma 3x1/2 (sc)- Ambroxol 3x 5 ml- FDC 1xII tab (po)

25/8/12 sesak napas (+), batuk

kering (+), nyeri perut

(+), demam (+), nafsu

makan menurun,

pusing, luka pada

bagian bokong

GCS : E4V5M6

TD:110/70 mmHg

N:90x/i, RR: 26x/i,

T : 38,10C

Anemis (+); ikt (-)

SN vesikuler, rh (-/-), wh (-/-)

Flat, soefl, nyeri tekan abdomen

(+), BU (+) kesan normal

TB paru BTA (+) kasus

baru + susp.

Pneumothorax S

- IVFD RL : D5 = 2:1 = 20 tpm- Inj. Neurobion 1x1 (IM)- Inj. Ceftriaxon 2x1gr (iv)- Inj. Bricasma 3x1/2 (sc)- Inj. Ranitidin 2x50 mg (iv)- Ambroxol 3x 5 ml- FDC stop!- Curcuma tab 2x1 (po)- Methioson tab 3x1 (po)- Kemicetin cream

27/8/12 sesak napas (+), batuk

kering (+), nyeri perut

(+), demam (+), nafsu

makan menurun, nyeri

menelan (+), stomatitis

GCS : E4V5M6

TD:100/60 mmHg

N:88x/i, RR: 40x/i,

T : 37,60C

Anemis (+); ikt (-)

Lidah putih tampak bercak putih.

SN vesikuler, rh (-/-), wh (-/-)

Flat, soefl, nyeri tekan abdomen

(+), BU (+) kesan normal

TB paru BTA (+) kasus

baru + susp.

Pneumothorax S + ESO

OAT

- IVFD RL : D5 = 2:1 = 20 tpm- Inj. Neurobion 1x1 (IM)- Inj. Ceftriaxon 2x1gr (iv)- Inj. Bricasma 3x1/2 (sc)- Inj. Ranitidin 2x50 mg (iv)- Ambroxol 3x 5 ml- Curcuma tab 2x1 (po)- Methioson tab 3x1 (po)- Kemicetin cream- OAT : INH 1x300 mg Etambutol 1x500 mg Streptomycin 1x500 mg

28/8/12 sesak napas (+), batuk

(+), demam (+), nafsu

makan menurun, nyeri

ulu hati

GCS : E4V5M6

TD:100/60 mmHg

N:112x/i, RR: 32x/i,

T : 37,60C

Anemis (-); ikt (-)

SN vesikuler, rh (+/-), wh (-/-)

Flat, soefl, nyeri tekan abdomen (+),

BU (+) kesan normal

TB paru BTA (+) kasus

baru + + ESO OAT

- Terapi lanjut- Cek DL dan kimia darah

29/08/12 sesak napas (+),

batuk berdahak

(+), nafsu makan

menurun,

stomatitis

GCS : E4V5M6

TD:110/90 mmHg

N:100x/i, RR: 34x/i,

T : 37,00C

Anemis (-); ikt (-)

SN vesikuler, rh (+/+),

wh (-/-)

Flat, soefl, nyeri tekan

abdomen (-), BU (+)

kesan normal

TB paru BTA (+)

kasus baru +

ESO OAT

- Terapi lanjut- VIP Albumin 3x1- Transfusi PRC 4 kantong- Cek DL dan kimia darah

30/08/12 sesak napas (+),

batuk

berdahak(+),

nafsu makan

menurun, nyeri

ulu hati, susah

tifur sejak 2 hari

GCS : E4V5M6

TD:100/60 mmHg

N:112x/i, RR: 30x/i,

T : 34.50C

Anemis (-); ikt (-)

SN vesikuler, rh (+/+), wh

(-/-)

Flat, soefl, nyeri tekan

abdomen (-), BU (+) kesan

normal

TB paru BTA (+)

kasus baru +

ESO OAT +

Anemia

- Terapi lanjut- SF tab 3x1 tab- Transfusi PRC 4 kantong

31/08/12 sesak napas (+),

batuk berdahak (+),

nafsu makan

menurun, stomatitis,

kepala tersa berat

GCS : E4V5M6

TD:100/60 mmHg

N:100x/i, RR: 30x/i,

T : 37,60C

Anemis (-); ikt (-)

SN vesikuler, rh (+/+), wh (-/-)

Flat, soefl, nyeri tekan abdomen

(-), BU (+) kesan normal

TB paru BTA (+)

kasus baru + + ESO

OAT + Anemia

- Terapi lanjut

01/09/12 sesak napas (+),

batuk berdahak (+),

nafsu makan (-)

GCS : E4V5M6

TD:100/60 mmHg

N:100x/i, RR: 30x/i,

T : 37,60C

Anemis (-); ikt (-)

SN vesikuler, rh (+/-), wh (-/-)

Flat, soefl, nyeri tekan abdomen

(-), BU (+) kesan normal

TB paru BTA (+)

kasus baru + + ESO

OAT + Anemia

- Terapi lanjut

03/09/12 sesak napas (+),

batuk berdahak (+),

nafsu makan (-),

demam kemaren

sore dan malam,

nyeri perut sebelah

kanan

GCS : E4V5M6

TD:90/60 mmHg

N:120x/i, RR: 40x/i,

T : 37,60C

K/L : Anemis (+); ikt (-)

Th : perkusi sonor/hipersonor ;

SN vesikuler, rh basah kasar

(+/-), wh (-/-)

TB paru BTA (+)

kasus baru + + ESO

OAT + Anemia

- Terapi lanjut

04/09/12 sesak napas (+), batuk

berdahak (+), nafsu

makan (+) sedikit,

demam (-), nyeri perut

sebelah kanan

berkurang

GCS : E4V5M6

TD:100/60 mmHg

N:112x/i, RR: 40x/i,

T : 37,00C

K/L : Anemis (+); ikt (-)

Th : perkusi sonor/hipersonor ;

SN vesikuler, rh basah kasar

(+/-), wh (-/-)

TB paru BTA (+) kasus

baru + + ESO OAT +

Anemia

- Terapi lanjut

05/09/12 sesak napas (+), batuk

berdahak (+), nafsu

makan meningkat,

demam (-), nyeri perut

(-)

GCS : E4V5M6

TD:100/60 mmHg

N:112x/i, RR: 40x/i,

T : 37,00C

K/L : Anemis (+); ikt (-)

Th : perkusi sonor/hipersonor ;

SN vesikuler, rh basah kasar

(+/-), wh (-/-)

TB paru BTA (+) kasus

baru + + ESO OAT +

Anemia

- Terapi lanjut- Transfusi PRC 3 kantong- Transfusi albumin 20% 1 flash/ hr

selama 3 hari

06/09/12 sesak napas (+), batuk

berdahak (+), nafsu

makan meningkat

GCS : E4V5M6

TD:110/60 mmHg

N:120x/i, RR: 40x/i,

T : 37,00C

K/L : Anemis (+); ikt (-)

Th : perkusi sonor/hipersonor ;

SN vesikuler, rh basah kasar

(+/-), wh (-/-)

TB paru BTA (+) kasus

baru + + ESO OAT +

Anemia

- Terapi lanjut- Transfusi PRC 2 kantong- Transfusi albumin 20% 1 flash/ hr

selama 3 hari

07/09/12 sesak napas (+),

batuk berdahak (+),

nafsu makan

meningkat

GCS : E4V5M6

TD:100/70 mmHg

N:120x/i, RR: 40x/i,

T : 37,00C

K/L : Anemis (+); ikt (-)

Th: perkusi sonor/hipersonor ; SN

vesikuler, rh basah kasar (+/-), wh (-/-)

TB paru BTA (+)

kasus baru + +

ESO OAT +

Anemia

- Terapi lanjut- Transfusi PRC 1 kantong- Cek DL dan albumin post

transfusi

08/09/12 sesak napas (+),

batuk berdahak (+),

nafsu makan

meningkat

GCS : E4V5M6

TD:100/70 mmHg

N:96x/i, RR: 40x/i,

T : 37,00C

K/L : Anemis (+); ikt (-)

Th: perkusi sonor/hipersonor ; SN

vesikuler, rh basah kasar (+/-), wh (-/-)

TB paru BTA (+)

kasus baru + +

ESO OAT +

Anemia

- Terapi lanjut

10/09/12 sesak napas (+),

batuk berdahak (+),

nafsu makan

meningkat.

GCS : E4V5M6

TD:110/70 mmHg

N:88x/i, RR: 48x/i,

T : 37,00C

K/L : Anemis (-); ikt (-)

Th: perkusi sonor/hipersonor ; SN

vesikuler, rh basah kasar (+/-), wh (-/-)

TB paru BTA (+)

kasus baru + +

ESO OAT.

- Terapi lanjut

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi TB

• suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis complex.

• Mycobacteria famili Mycobacteriaceae ordo Actinomycetales.

• M. Tuberculosis basil yang sangat kuat waktu lama untuk mengobatinya.

• Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru (90%) dibandingkan bagian lain tubuh manusia. (Depkes RI, 2008)

Epidemiologi

• Thn 1992 WHO : TB =“Global Emergency“.• WHO (2004) : kasus baru : 8,8 juta 3,9 juta kasus BTA positif. • 1/3 penduduk dunia TB• Asia Tenggara : 33 % (terbesar) • 182 kasus per 100.000 penduduk. • Afrika hampir 2 kali lebih besar dari Asia Tenggara

yaitu 350 kasus per 100.000 penduduk (Aditama, 2006; Bahar dan Amin, 2007)

• Mortalitas : 8000 per hari dan 2 - 3 juta per tahun

• WHO (2004) kematian akibat TB di Asia tenggara yaitu 625.000 orang (39 /100.000 penduduk.

• Angka mortaliti di Afrika yaitu 83 per 100.000 penduduk

(Aditama, 2006)

Epidemiologi Indonesia

• TB terbanyak ke-3 di dunia• pasien TB : 10% dari TB didunia.• SKRT(1995) : TB penyebab kematian ketiga setelah

penyakit kardiovaskuler dan penyakit saluran pernafasan pada semua kelompok usia

• TB penyebab kematian pertama dari golongan penyakit infeksi.

• Kasus baru : 250.000 /tahun • Kematian : 140.000 jiwa • program Penanggulangan TB dengan Strategi DOTS

menjangkau 98% Puskesmas dan 30% RS.)

Etiologi M. Tuberculosis

• bersifat aerob • berbentuk batang lurus atau sedikit

melengkung, tidak berspora dan tidak berkapsul• dengan ukuran panjang 1-4/um dan tebal 0,3-

0,6/um. • tahan terhadap BTA. • Kuman ini cepat mati dengan sinar matahari

langsung,

Patogenesis – TB primer

• Kuman tb masuk saluran napas sarang pneumoni (afek primer). Sarang primer limfangitis lokal limfadenitis regional.

• Afek primer + limfangitis regional kompleks primer• Kompleks primer ini akan mengalami salah satu nasib sebagai

berikut :1. Sembuh tanpa cacat2. Sembuh dengan meninggalkan sedikit bekas 3. Menyebar dengan cara :• Perkontinuitatum, • bronkogen, • hematogen dan limfogen.

Patogenesis – TB post primer

• biasanya terjadi pada usia 15-40 tahun. • Tuberkulosis postprimer dimulai dengan sarang

dini (segmen apikal lobus superior maupun lobus inferior) sarang pneumoni kecil.

• Sarang pneumoni Diresopsi kembali dan sembuh tanpa meninggalkan cacat atau

• Sarang pneumoni meluas, (Aditama, 2006; Bahar dan Amin, 2007).

Klasifikasi

• TB paru • TB ekstra paru

• Berdasar hasil pemeriksaan dahak (BTA) a. Tuberkulosis paru BTA (+) adalah:b. Tuberkulosis paru BTA (-)Berdasarkan tipe pasien• a. Kasus baru• b. Kasus kambuh (relaps)• c. Kasus defaulted atau drop out • d. Kasus gagal• e.Kasus kronik• f. Kasus Bekas TB

Diagnosis

Gejala respiratorik - batuk > 2 minggu,

kadang-kadang batuk darah

- Sesak Napas- Nyeri Dada

Gejala• Demam• malaise, keringat

malam, anoreksia dan berat badan menurun.

Pemeriksaan Fisik

• konjungtiva mata atau kulit pucat

• suhu demam (subfebris),

• badan kurus atau berat badan menurun

• perkusi yang redup • auskultasi suara napas

bronchial.• Suara tambahan ronki

basah, kasar, dan nyaring. • penebalan pleura SN

vesicular melemah• kavitas yang cukup besar,

perkusi hipersonor dan dan auskultasi amforik

Pemeriksaan Penunjang• Pemeriksaan Darah

- leukosit meningkat, hitung jenis

bergeser ke kiri.

- Limfosit masih di bawah normal

- LED meningkat

- Anemia normokrom dan

normositer

- Gamma globulin meningkat

- Kadar natrium darah menurun.

Pemeriksaan sputum• Sewaktu / spot (dahak

sewaktu saat kunjungan)• Pagi ( keesokan harinya )• Sewaktu / spot ( pada

saat mengantarkan dahak pagi)

atau setiap pagi 3 hari berturut-turut.

lnterpretasi

• 3 kali positif atau 2 kali positif dan 1 kali negatif dapat dikategorikan BTA positif

• 1 kali positif, 2 kali negatif disarankan untuk ulang BTA 3 kali, kemudian bila 1 kali positif, 2 kali negatif dikatakan BTA positif, sedangkan bila 3 kali negatif dikatakan BTA negatif

Skala IUATLD

• Tidak ditemukan BTA dalam 100 lapang pandang, disebut negatif

• Ditemukan 1-9 BTA dalam 100 lapang pandang, ditulis jumlah kuman yang ditemukan

• Ditemukan 10-99 BTA dalam 100 lapang pandang disebut + (1+)

• Ditemukan 1-10 BTA dalam 1 lapang pandang, disebut ++ (2+)

• Ditemukan >10 BTA dalam 1 lapang pandang, disebut +++ (3+)

Pemeriksaan radiologi

lesi TB aktif :• Bayangan berawan / nodular

di segmen apikal dan posterior lobus atas paru dan segmen superior lobus bawah

• Kaviti, terutama lebih dari satu, dikelilingi oleh bayangan opak berawan atau nodular

• Bayangan bercak milier• Efusi pleura unilateral

(umumnya) atau bilateral (jarang)

lesi TB inaktif• Fibrotik • Kalsifikasi • Schwarte atau penebalan

pleura

Luluh paru (destroyed Lung ) :kerusakan jaringan paru yang berat, atelektasis, ektasis/ multikaviti dan fibrosis parenkim paru.

Pemeriksaan penunjang lain

• Analisis Cairan Pleura• Pemeriksaan histopatologi jaringan • Pemeriksaan darah• Uji tuberkulin

Tatalaksana – Dosis Obat tunggal

Obat Dosis(Mg/KgBB/Hari)

Dosis yg dianjurkan DosisMaks (mg)

Dosis (mg) / berat badan (kg)

Harian (mg/ kgBB / hari)

Intermitten (mg/Kg/BB/kali)

< 40 40-60 >60

R 8-12 10 10 600 300 450 600

H 4-6 5 10 300 150 300 450

Z 20-30 25 35 750 1000 1500

E 15-20 15 30 750 1000 1500

S 15-18 15 15 1000 Sesuai BB 750 1000

Tatalaksana – Dosis FDCFase intensif Fase lanjutan

2 bulan 4 bulan

BB Harian Harian 3x/minggu Harian 3x/minggu

RHZE150/75/400/2

75

RHZ150/75/400

RHZ150/150/500

RH150/75

RH150/150

30-3738-5455-70>71

2345

2345

2345

2345

2345

Pengobatan

1. Kategori I :• Kasus: TB paru BTA +,

BTA -, lesi luas• Pengobatan: 2 RHZE/ 4

RH atau 2 RHZE/ 6 HE; 2RHZE/ 4R3H3.

2. Kategori II :Kasus: Kambuh• Pengobatan: RHZES/1RHZE/

sesuai hasil uji resistensi atau 2RHZES/1RHZE/5RHE

Kasus: Gagal pengobatan• Pengobatan: kanamisin,

ofloksasin, etionamid, sikloserin/ ofloksasin, etionamid, sikloserin atau 2RHZES/ 1RHZE/ 5RHE

Kasus: TB Paru putus berobat• Pengobatan: 2RHZES/ 1RHZE/

5R3H3E3

OAT

3. Kategori III :Kasus: TB paru BTA – lesi

minimal• Pengobatan: 2 RHZE/

4RH atau 6 RHE atau 2RRHZE 4 R3H3

4. Kategori IV:Kasus: Kronik• Pengobatan: RHZES/ sesuai

hasil uji resistensi (minimal OAT yang sensitif) + obat lini 2 (pengobatan minimal 18 bulan).

Kasus: MDR TB• Pengobatan: Sesuai uji

resistensi+ OAT lini 2 atau H seumur hidup.(Aditama, 2006)

ESO

Isoniazid- Keracunan saraf tepi- Kesemutan- Rasa terbakar di kaki- Nyeri otot- Defisiensi piridoksin- Hepatitis drug

induced

Rifampisin- Sindrom flu (demam, menggigil,

nyeri tulang- Sindrom perut (nyeri perut, mual,

muntah, tidak ada nafsu makan, diare)

- Sindrom kulit (gatal-gatal dan kemerahan)

- Hepatitis drug induced- Purpura, anemia hemolitik- Warna merah pada air seni, keringat,

dan air mata

ESO

Pirazinamid• Hepatitis drug induced• Nyeri sendi• Kadang2 demam, mual,

kemerahan, dan reaksi kulit yang lain

Etambutol• gangguan penglihatan• Buta warna

Streptomycin• kerusakan N. VIII• Tinnitus• Pusing• Hilang keseimbangan• Dapat menembus sawar

plasenta

Penatalaksanaan jika terjadi hepatitis drug induced

• Klinis (+) ikterik, gejala mual, muntah OAT stop!

• Jika gejala (+). SGOT dan SGPT > 3 kali OAT stop!

• Jika gejala klinis (-), lab kelainan - bilirubin >2kali OAT stop!

- SGOT dan SGPT > 5 kali OAT stop!- SGOT dan SGPT > 3 kali OAT terus dengan pengawasan

Penatalaksanaan jika terjadi hepatitis drug induced

• STOP OAT yg bersifat hepatotoksik (RHZ)• Jika klinis dan lab normal tambahkan H

desensitasi sampai dosis penuh (300 mg)• Pirazinamid tidak boleh diberikan lagi

Pembahasan - AnamnesisFAKTA TEORI

- Sesak napas

- Badan lemas

- Demam

- Batuk lama sejak ± 1 tahun, berdahak

- Penurunan BB sekitar 20 kg

- Riwayat batuk berdarah

- Nafsu makan menurun

- Keringat dingin terutama pada malam hari

- Riwayat OAT (-)

- Riwayat kontak dengan pasien batuk lama

(-)

- Riwayat minum obat imunosupresan

Manifestasi klinik TB paru :a. Gejala respiratorik- Batuk > 2 minggu- Batuk darah- Sesak napas- Nyeri dadaa. Gejala sistemik- Demam- Gejala sistemik lain, berupa malaise,

keringat malam, anoreksia, berat badan menurun.

Pembahasan - Px FisikFAKTA TEORI

Vital sign :

RR : 40x/menit

T : 37,60C

Status Gizi

BB : 30 kg TB : 150 cm

Kepala dan Leher

Kulit tampak pucat

Konjungtiva anemis

Thorax

- Inspeksi : bentuk simetris, gerakan dada simetris

D = S

- Palpasi : fremitus raba D = S, pembesaran KGB

pada axilla, supraklavikular ataupun infraklavikular

tidak ditemukan

- Perkusi : sonor D = S di seluruh lapangan paru

- Auskultasi : SN vesikuler, namun pada sisi dextra SN

menurun daripada sisi sinistra, rhonki (+/-), wheezing

(-/-)

Keadaan umum pasien mungkin ditemukan konjungtiva

mata atau kulit yang pucat karena anemia, suhu demam

(subfebris), badan kurus atau berat badan menurun.

Pada pemeriksaan fisik sering tidak menunjukkan suatu

kelainan terutama pada kasus dini. Namun bisa ditemukan

suara nafas bronkial, amforik, suara napas melemah, suara

ronkhi basah kasar dan nyaring.

Pembahasan - Px PenunjangFAKTA TEORI

Darah lengkap

- Leukosit : 4200-9100 / mm3

- Hb : 7.8 – 8.4 – 6.7 (gr/dl)

- Natrium : 132 mmol/L

- LED : 72

- SGOT : 237

- SGPT : 75

Sputum

BTA I/II/III : tidak ada hasil/++/ tidak ada hasil

Radiologi

Didapatkan gambaran bercak putih berawan di seluruh

lapangan paru sebelah kanan dan bayangan berawan pada

bagian tengah pada paru sebelah kiri.

Pemeriksaan darah :

- leukosit meningkat, hitung jenis bergeser ke kiri.

- Limfosit masih di bawah normal

- LED meningkat

- Anemia normokrom dan normositer

- Gamma globulin meningkat

- Kadar natrium darah menurun.

Interpretasi BTA positif jika :

- 3 kali pemeriksaan sputum positif atau 2 kali positif dan 1 kali

negatif

- Jika hanya 1 kali pemeriksaan positif maka pemeriksaan sputum

diulang, kemudian bila 1 kali positif dan 2 kali negatif maka disebut

BTA positif

- Jika pemeriksaan sputum 1 kali positif dan disertai gambaran

radiologis TB aktif

Gambaran radiologis TB aktif :

- Bayangan berawan atau nodular di segmen apikal dan posterior atas

paru dan segmen superior lobus bawah

- Kavitas terutama lebih dari satu, dikelilingi oleh bayangan opak

berawan atau nodular

- Bayangan bercak milier

- Efusi pleuran unilateral (umumnya) atau bilateral (jarang)

Pembahasan - PenatalaksanaanFAKTA TEORI

- IVFD RL 30 tpm IVFD NaCl 20 tpm IVFD RL : D5

= 2:1 = 20 tpm

- FDC 1xII tab (po) INH 1x300 mg + Etambutol 1x500

mg + Streptomycin 1x500 mg

- Inj. Neurobion 1x1 (IM)

- Inj. Ceftriaxon 2x1gr (iv)

- Inj. Bricasma 3x1/2 amp (sc)

- Inj. Ranitidin 2x50 mg (iv)

- Ambroxol 3x 5 ml

- Curcuma tab 2x1 (po)

- Methioson tab 3x1 (po)

- VIP Albumin 3x1

- Transfusi 2 kolf per hari hingga Hb ≥ 10g/dl

- Ikamicetin cream

Prinsip pengobatan TB didasarkan pada tiga mekanisme

yaitu aktivitas membunuh bakteri (bakterisid), sterilisasi, dan

mencegah resistensi. Obat yang umum dipakai adalah isoniazid,

rifampisin, pirazinamid, dan streptomisin. Dapat juga

digunakan regimen kemasan obat kombinasi dosis tetap atau

FDC yang terdiri dari 3 atau 4 obat dalam satu tablet.

Terapi simtomatis dapat diberikan sesuai dengan gejala

yang menyertai. Terapi suportif dapat diberikan untuk

menunjang keberhasilan dalam terapi dasar.

Terdapat beberapa obat TB yang dapat menyebabkan

hepatotoksik. Jika terjadi hal tersebut, maka penatalaksanaan

pasien tersebut sedikit berbeda. Jika didapatkan gejala berupa

ikterik, mual dan muntah maka segera stop OAT. Pengobatan

dilanjutkan dengan menghindari OAT yang bersifar

hepatotoksik (RHZ). Jika klinis dan laboratorium kembali

normal maka tambahkan INH desensitisasi hingga dosis penuh.

Pirazinamid tidak boleh diberikan lagi

Kesimpulan

• Pada laporan kasus didapatkan pasien saudara J berusia 22 tahun, datang dengan keluhan sesak napas.

• Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang didapatkan diagnosis TB paru BTA (+) dengan efek samping OAT.

• Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada pasien ini sudah tepat dalam menegakkan diagnosis sekaligus memonitor keadaan pasien.

• Penatalaksanaan yang diberikan pada pasien ini telah sesuai dengan diagnosis dan telah disesuaikan dengan keadaan pasien terkait dengan timbulnya efek samping akibat OAT.