Post on 23-Oct-2021
SEMINAR NASIONALIMPLEMENTASI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN COVID-19 DI PERKANTORAN DAN OPERASIONAL BAGI PEGAWAI NEGERI PADA POLRI
PELACAKAN KONTAK UNTUK MEMUTUS MATA
RANTAI PENULARAN COVID-19
drg. R. Vensya Sitohang, M.Epid
DIREKTUR SURVEILANS DAN KARANTINA KESEHATAN
1
ORANG DIPERIKSA
1.173.369
HASIL NEGATIF
1.017.957
KASUS SUSPEK
76.745
SPESIMEN DIPERIKSA
2.056.166
COVID-19 Update hingga 24 Agustus 2020 pukul 16.00 WIB
10 Provinsi Tertinggi:
DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa
Tengah, Sulawesi Selatan, Jawa
Barat, Kalimantan Selatan,
Sumatera Utara, Bali, Sumatera
Selatan, dan Papua
Kasus Konfirmasi155.412(+1.877)
Kasus Sembuh111.060(+3.560)
Kasus Meninggal6.759(+79)
Kasus Aktif37.593
• Total 155412 kasus konfirmasi positif, naik 1877 kasus. Kenaikan tertinggi dilaporkan pada 09 Juli dengan 2657 kasus.• Jumlah kasus harian berdasarkan jumlah yang dilaporkan oleh Kemkes, bukan menggambarkan jumlah kasus yang terinfeksi
pada hari tersebut
0
20000
40000
60000
80000
100000
120000
140000
160000
180000
0
500
1000
1500
2000
2500
30002-
Mar
9-M
ar
16-M
ar
23-M
ar
30-M
ar
6-A
pr
13-A
pr
20-A
pr
27-A
pr
4-M
ay
11
-May
18
-May
25
-May
1-J
un
8-J
un
15-J
un
22-J
un
29-J
un
6-J
ul
13-J
ul
20-J
ul
27-J
ul
3-A
ug
10-A
ug
17-A
ug
24-A
ug
Cu
mu
lati
ve C
on
firm
ed C
ases
Dai
ly C
on
firm
ed C
ases
Kasus Konfirmasi
Konfirmasi Harian Konfirmasi Total Linear (Konfirmasi Total)
SEBARAN KASUS PER PROVINSIdata dapat berubah sesuai hasil verifikasi
NO PROVINSI
JUMLAH KASUS
TANGGAL 24
AGUSTUS 2020
(KUMULATIF)
JUMLAH KASUS
SEMBUH (KUMULATIF)
JUMLAH KASUS
MENINGGAL
(KUMULATIF)
NO PROVINSI
JUMLAH KASUS
TANGGAL 24
AGUSTUS 2020
(KUMULATIF)
JUMLAH KASUS
SEMBUH (KUMULATIF)
JUMLAH KASUS
MENINGGAL
(KUMULATIF)
1 DKI JAKARTA 34103 25463 1113 19 SUMATERA BARAT 1659 1055 49
2 JAWA TIMUR 30635 23953 2195 20 SULAWESI TENGGARA 1327 908 24
3 JAWA TENGAH 12628 8088 849 21 RIAU 1279 819 21
4 SULAWESI SELATAN 11516 8554 350 22 ACEH 1241 191 35
5 JAWA BARAT 9420 5876 262 23 DI YOGYAKARTA 1207 846 34
6 KALIMANTAN SELATAN 7838 5430 335 24 KEPULAUAN RIAU 756 468 32
7 SUMATERA UTARA 6166 3205 285 25 PAPUA BARAT 659 524 9
8 BALI 4576 4007 52 26 KALIMANTAN BARAT 578 448 4
9 SUMATERA SELATAN 4157 2905 228 27 LAMPUNG 365 295 14
10 PAPUA 3650 2685 42 28 KALIMANTAN UTARA 357 314 2
11 SULAWESI UTARA 3554 2455 154 29 SULAWESI BARAT 353 237 7
12 KALIMANTAN TIMUR 3145 1920 124 30 BENGKULU 289 165 24
13 BANTEN 2605 1791 103 31 JAMBI 274 131 5
14 NUSA TENGGARA BARAT 2596 1887 148 32 SULAWESI TENGAH 239 207 8
15 KALIMANTAN TENGAH 2427 1815 104 33 BANGKA BELITUNG 228 203 2
16 GORONTALO 1959 1565 51 34 NUSA TENGGARA TIMUR 171 149 2
17 MALUKU UTARA 1778 1494 61 Dalam Proses Verifikasi di Lapangan 0 0 0
18 MALUKU 1677 1007 31 TOTAL 155412 111060 6759
Sumber Data : Kementerian Kesehatan RI
LAPORAN MEDIA HARIAN COVID19 TANGGAL 24 AGUSTUS 2020 PUKUL 12.00 WIB
2603
8
3044
0
2702
1
3939
1
4376
0
4552
2
5378
7
6223
2
7353
1
8353
9
8092
2
8615
1
8971
2
8540
2
9006
3
8912
7
0.10
0.11 0.10
0.15
0.16 0.17
0.20
0.23
0.27
0.31 0.30
0.32
0.33
0.32
0.33 0.33
-
0.05
0.10
0.15
0.20
0.25
0.30
0.35
0
10000
20000
30000
40000
50000
60000
70000
80000
90000
100000
27/04/20 -03/05/20
04/05/20 -10/05/20
11/05/20 -17/05/20
18/05/20 -24/05/20
25/05/20 -31/05/20
01/06/20 -07/06/20
08/06/20 -14/06/20
15/06/20 -21/06/20
22/06/20 -28/06/20
29/06/20 -05/07/20
06/07/20 -12/07/20
13/07/20 -19/07/20
20/07/20 -26/07/20
27/07/20 -02/08/20
03/08/20 -09/08/20
10/08/20 -16/08/20
Kasus suspek yang dites /1000 penduduk perminggu
Number of suspected cases tested Suspected Cases Tested/1000 pop/week
Target: 1/1000 penduduk perminggu.
PERLU PENINGKATAN PELACAKAN KONTAK UNTUK PENEMUAN KASUS SECARA DINI
Kebijakan Pencegahan dan
Pengendalian COVID-19
Revisi
1
Revisi
2
Revisi
3
Revisi
4
Perubahan isi
pada setiap
BAB
Dilakukan revisi ke-5, sesuai dengan:
• Perkembangan kasus
• Pekembangan informasi
• Penyesuaian pengambilankebijakan
PEDOMAN COVID-19 di INDONESIA
Revisi
5
7
STRATEGI PENGENDALIAN
Pembentukan jejaring lab pemeriksa COVID-19 Percepatan tes COVID-19 bagi yang bergejala (suspek)
Penguatan PE dan pelacakan kontak Pemantauan kontak erat
Isolasi mandiri, isolasi di RS darurat, isolasi di RS rujukan Karantina mandiri bagi kontak erat
Penyiapan RS darurat, RS perawatan, dan RS rujukan COVID-19 Pengobatan simtom, suportif, penyakit komorbid
KO
LA
BO
RA
SI
DA
N K
OO
RD
INA
SI
LIN
TA
S S
EK
TO
R
Dalam perkembangan pandemi, WHO sudah menerbitkan panduan sementara yang memberikan rekomedasi berdasarkan data tentang
penyesuaian aktivitas ekonomi dan sosial kemasyarakatan. Keberhasilan pencapaian indikator dapat mengarahkan suatu wilayah untuk
melakukan persiapan menuju tatanan normal baru produktif dan aman dengan mengadopsi adaptasi kebiasaan baru.
INDIKATOR
9
1.A. Kriteria Epidemiologi
• Apakah epidemi telah terkendali? (Ya atau tidak)
1.B. Kriteria Sistem kesehatan
•Apakah sistem kesehatan mampu mendeteksi kasus COVID-19 yang mungkin kembali meningkat? (Ya atau tidak)
1.C. Kriteria Surveilans Kesehatan Masyarakat
•Apakah sistem surveilans kesehatan masyarakat mampu mendeteksi dan mengelola kasus dan kontak, dan mengidentifikasi kenaikan jumlah kasus? (Ya atau tidak) 9
Perlu pertimbangan juga terkait:
faktor ekonomi, keamanan, hak asasi manusia,
keamanan pangan, dan sentimen publik
1. Sistem Surveilans2. Investigasi (penyelidikan)
kasus3. Pelacakan kontak
(contact tracing)
Investigasi (Penyelidikan) kasus
Tim Gerak Cepat COVID-19 berfungsi dengan baik di berbagaitingkat administrasi
Ukurannya adalah kemampuan melakukan penyelidikan kasus dan klasterCOVID-19
90% kasus suspek diisolasi dan dilakukan pengambilanspesimen dalam waktu kurang dari 48 jam sejak munculnyagejala
Ini menunjukkan bahwa investigasi dan isolasi kasus baru dilakukan cukup cepatuntuk meminimalkan timbulnya kasus sekunder.
Lama hasil pemeriksaan Lab. keluar sejak spesimen dikirimkandan diterima hasilnya adalah 3x24 jam
Kriteria ini harus ditetapkan untuk memperbaiki sistem manajemenpemeriksaan spesimen.
Pelacakan Kontak (Contact Tracing)
>80% kasus baru dapat diidentifikasi kontak eratnya dan mulaidilakukan karantina dalam waktu <72 jam setelah kasus baru dikonfirmasi
Ini menunjukkan kapasitas pelacakan kasus dan kontak adequate
>80% kontak dari kasus baru dipantau selama 14 hari sejakkontak terakhir
Kontak harus dipantau setiap hari selama 14 hari dan idealnya umpan baliktidak boleh terlewat selama lebih dari dua hari.
Menggunakan sistem informasi dan manajemen data tersediauntuk mengelola pelacakan kontak dan data terkait lainnya
Sementara pelacakan data kontak dapat diolah manual pada skala kecil,pelacakan kontak skala besar dapat didukung oleh perangkat elektronik.
Kriteria Surveilans Kesmas (2)
BAB II: STRATEGI DAN INDIKATOR PENGENDALIAN PANDEMI
10
PERUBAHAN ISTILAH PADA PEDOMAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN COVID-19 REVISI 5
11
PDP & ODP KONTAK ERAT
SUSPEK
OTGKONTAK
ERAT
KASUS KONFIRMASI: ASIMTOMATIK (TIDAK BERGEJALA) SIMTOMATIK (BERGEJALA)
PROBABLEYaitu kasus suspek dengan ISPA Berat/ARDS***/meninggal, dengan gambaran klinis yang meyakinkan COVID-19 DAN belum ada hasil pemeriksaan laboratorium RT-PCR ATAU tidak ada hasil pemeriksaan lab RT PCR dengan alasanapapun
ISTILAH BARU:- KASUS PROBABLE- DISCARDED
DISCARDED1. Seseorang dengan status suspek dengan hasil
pemeriksaan RT-PCR 2 kali negatif selama 2 hariberturut-turut dengan selang waktu >24 jam, ATAU
2. Seseorang dengan status kontak erat yang telahmenyelesaikan masa karantina selama 14 hari.
ALUR PENEMUAN KASUS
KONTAK ERATKASUS KONFIRMASI
TRACE
- PE- Pelacakan Kontak
KASUS SUSPEK
TEST
TREATKASUS
KONFIRMASIBUKAN
COVID-19
ISOLATE
BAB III: SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
MANAJEMEN KESEHATAN MASYARAKAT
Manajemen kesehatan masyarakat merupakan serangkaian kegiatan kesehatan masyarakat yang
dilakukan terhadap kasus. Kegiatan ini meliputi kegiatan:
karantina/isolasi,
pemantauan,
pemeriksaan spesimen,
penyelidikan epidemiologi,
serta komunikasi risiko dan pemberdayaan masyarakat.
Karantina adalah proses mengurangi risiko penularan dan identifikasi dini COVID-19
melalui upaya memisahkan individu yang sehat atau belum memiliki gejala COVID-
19 tetapi memiliki riwayat kontak dengan pasien konfirmasi COVID-19 atau memiliki
riwayat bepergian ke wilayah yang sudah terjadi transmisi lokal.
Isolasi adalah proses mengurangi risiko penularan melalui upaya memisahkan
individu yang sakit baik yang sudah dikonfirmasi laboratorium atau memiliki gejala
COVID-19 dengan masyarakat luas.
13
MANAJEMEN KESEHATAN MASYARAKAT (1)
GEJALA• RINGAN:
isolasi mandiri• SEDANG:
rawat di RS darurat• BERAT:
rawat di RS rujukan
Dilakukan pengambilan spesimen untukpemeriksaan RT-PCR hari ke-1 dan ke-2.
SAAT MENUNGGU HASIL, WAJIB ISOLASI
KASUS SUSPEK
Konfirmasi
Bukan COVID-19
Dilakukan karantina mandiripemantauan terhadap munculnyagejala selama 14 hari
KONTAK ERAT
Jika muncul gejala, segera laporkepada petugas Kesehatan dan akan dilakukan pengambilanspesimen untuk pemeriksaan RT-PCR hari ke-1 dan ke-2
Konfirmasi
Bukan COVID-19
Bukan COVID-19Tidak muncul gejaladalam 14 hari
MANAJEMEN KESEHATAN MASYARAKAT (2)
PELACAKAN KONTAK
BAB III: SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
“kunci utama dalam memutus rantai transmisi COVID-19”
pelibatan dan dukungan masyarakat;
perencanaan yang matang dengan
mempertimbangkan situasi wilayah;
masyarakat dan budaya;
dukungan logistik;
pelatihan dan supervisi;
sistem manajemen data pelacakan kontak
TAH
APA
N
Identifikasi kontak(contact identification)
Pencatatan detil kontak(contact listing)
Tindak lanjut kontak(contact follow up)
16
SURVEILANS BERBASIS MASYARAKAT AKAN MEMUDAHKAN PELASANAAN PELACAKAN KONTAK
BAB III: SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
17
Surveilans Berbasis Masyarakat
• TUJUAN: meningkatkan peran anggota masyarakat dalam upaya deteksi dini kasus COVID-19 sehingga setiapkasus dapat ditangani segera, tidak terjadi penularan di lingkungan masyarakat dan bagi yang sakit dapatsegera mendapatkan perawatan dengan benar sampai sembuh
• MASYARAKAT YANG TERLIBAT:
a. Kader desa (kader posyandu/lansia/jumantik dan lain-lain), PKK, tokoh agama, karang taruna, relawanorganisasi, relawan Yayasan
b. Petugas yang ditunjuk oleh desa atau dusun atau RT/RW
c. Relawan dari organisasi lain yang telah mendapat persetujuan dari gugus tugas wilayah
• Di setiap Wilayah harus tersedia DATA KELOMPOK RENTAN, yaitu penduduk/warga yang jika terinfeksi virus COVID-19 dapat mengalami gejala yang lebih parah bahkan kematian, dan/atau warga mengalami kesulitankondisi sosial-ekonomi termasuk masalah psikososial. Yang harus dicatat:
a. Identitas: Nama lengkap, umur, jenis kelamin, NIK, alamat lengkap, nomer telepon yang dapat dihubungi
b. Faktor risiko: lansia (>60 tahun), balita, ibu hamil, penyandang disabilitas, dan/atau penyakit penyertaseperti: penyakit jantung, DM, penyakit paru, kanker, darah tinggi, stroke, gangguan psikososial, dll
c. Sosial ekonomi: Pendataan status sosial dan ekonomi
17
BAB III: SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
18
Surveilans Berbasis Masyarakat
18
Alur penapisan kasus di masyarakat Alur Koordinasi Pelaporan
BAB III: SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
19
Surveilans Berbasis Masyarakat
• Warga bergotong royong membentuk RT-RW/desa/kelurahan siaga COVID-19 yang berpartisipasi melalui kegiatan seperti bergiliran menyediakan kebutuhan makanan ataumembantu menyiapkan kebutuhan logistik makanan untuk anggota warganya yang harusmenjalani karantina/isolasi jika diperlukan dengan tetap melakukan upaya pencegahanpenularan.
• Warga tidak diperkenankan menyebarkan berita-berita yang tidak jelas sumbernya atau belumtentu kebenarannya. Segera laporkan kepada Satgas Desa/RW/RT jika menerima berita yang meragukan untuk dikonfirmasikan kebenarannya.
• Infomasi-informasi terkait COVID-19 dapat warga dapatkan melalui website berikut:
• Gugus tugas BNPB: https://www.covid19.go.id/
• Kementerian kesehatan RI: https://covid19.kemkes.go.id
• Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Indonesia: www.who.int/indonesia
• Selalu sampaikan pesan kunci kepada seluruh warga untuk mengurangi risiko penularan
19
TERIMA KASIH
20
21
LAMPIRAN
22
LAMPIRAN
23
LAMPIRAN
24
LAMPIRAN
25
LAMPIRAN