Post on 09-Jun-2015
LAPORAN Kerja
REAKSI REDOKs
A. Tujuan
Mengamati secara langsung peristiwa reaksi oksidasi.
B. Dasar Teori
Reaksi reduksi dan oksida selalu berlangsung pada saat yang
sama karena itu disingkat reaksi redoks. Contoh reaksi redoks
dalam kehidupan sehari-hari, misalnya pembakaran, yaitu peristiwa
oksidasi zat dengan oksigen di udara yang berlangsung cepat
disertai dengan terbentuknya energi panas dan cahaya (api). Selain
itu metabolisme dan perkaratan juga termasuk dalam reaksi redoks.
I. Perkembangan Konsep Reaksi Reduksi Oksidasi
Reaksi oksidasi adalah reaksi penggabungan unsur maupun
senyawa dengan oksigen. Reaksi reduksi merupakan kebalikan
dari reaksi oksidasi, yaitu pelepasan oksigen dari suatu oksida.
Jadi, reaksi redoks adalah reaksi penerimaan dan pelepasan
elektron atau reaksi serah terima elektron.
a. Konsep Reaksi Redoks Ditinjau dari Penggabungan dan
Pelepasan Oksigen
Ditinjau dari penggabungan dan pelepasan oksigen,
konsep reaksi redoks dapat didefinisikan sebagai berikut.
Reaksi Oksidasi : suatu reaksi yang melibatkan pengikatan
oksigen pada suatu zat, baik unsur maupun senyawa.
Contoh :
- Peristiwa perkaratan besi (paku)
Reaksi : 4Fe + 3O2 2Fe2O3
- Pembakaran lembaran magnesium pada kembang api
tetes
Reaksi : Mg + ½O2 MgO
Reaksi Reduksi : reaksi pelepasan oksigen dari suatu zat.
Contoh :
- Pengolahan bijih besi pada tanur tinggi
Reaksi : Fe2O3 + 3CO 2Fe + 3CO2
- Pengurangan kadar oksigen
Reaksi : 2KNO3 2KNO2 + O2
b. Konsep Reaksi Redoks Ditinjau dari Penerimaan dan
Pelepasan Elektron
Menurut konsep ini, reaksi oksidasi adalah reaksi di
mana salah satu zat yang terlibat dalam reaksi melepaskan
elektron untuk ditangkap oleh zat lain. Reaksi reduksi adalah
reaksi kebalikannya, yaitu reaksi di mana salah satu zatnya
menangkap elektron yang dilepaskan oleh zat lain. Jadi,
oksidasi adalah pelepasan elektron, sedangkan reduksi adalah
penangkapan elektron. Contohnya : Ca + O Ca2+ + O2-
CaO
2e
Dari reaksi di atas, dapat diketahui bahwa dalam reaksi
redoks tidak selalu melibatkan oksigen, tetapi dapat juga
terjadi karena pelepasan dan penerimaan elektron. Pada
reaksi yaitu antara Ca dengan O, unsur Ca melepaskan 2
elektronnya yang kemudian ditangkap unsur O, sehingga
dapat dikatakan bahwa unsur Ca mengalami reaksi oksidasi
karena melepas elektron, dan unsur yang mengalami reduksi
adalah O karena menangkap elektron.
Pelepasan dan penangkapan elektron ini terjadi secara
bersamaan, sehingga reaksi ini disebut reaksi redoks. Jadi,
reaksi redoks adalah penggabungan dari setengah reaksi
oksidasi dan setengah reaksi reduksi. Bila dituliskan dalam
persamaan reaksi, reaksi oksidasi mempunyai elektron di ruas
kanan sedangkan reaksi reduksi mempunyai elektron di ruas
kiri. Notasi reaksi dituliskan sebagai berikut.
1) Ca Ca2+ + 2e (oksidasi)
O + 2e O2- (reduksi)
Ca + O Ca2+ + O2- (redoks)
CaO
Ca mengalami reaksi oksidasi sehingga disebut sebagai
reduktor. Sedangkan O mengalami reaksi reduksi disebut
dengan oksidator. Dan dapat disimpulkan bahwa reduktor
adalah zat yang mengalami reaksi oksidasi dan melepaskan
elektron, sedangkan oksidator adalah zat yang mengalami
reaksi reduksi dan menangkap elektron.
c. Konsep Reaksi Redoks Ditinjau dari Peningkatan dan
Penurunan Bilangan Oksidasi
Karena pada reaksi yang tidak melibatkan ion sangat
sulit untuk menentukan zat yang mengalami reduksi atau
oksidasi, sehingga harus didasarkan pada bilangan oksidasi.
Bilangan Oksidasi didefinisikan sebagai muatan yang
dimiliki oleh satu atom, apabila atom tersebut menyerahkan
elektronnya pada atom lain yang lebih bersifat elektronegatif.
Jika terdapat dua atom yang berikatan, maka atom yang
keelektronegatifannya lebih kecil mempunyai bilangan
oksidasi positif. Sebaliknya, atom yang keelektronegatifannya
lebih besar, bilangan oksidasinya negatif. Berdasarkan konsep
ini, maka dapat didefinisikan bahwa reaksi oksidasi adalah
reaksi yang menyebabkan terjadinya peningkatan bilangan
oksidasi, dan reaksi reduksi adalah reaksi yang menyebabkan
terjadinya penurunan bilangan oksidasi. Contohnya : Ca +
O Ca2+ + O2- CaO
Atom Ca bilangn oksidasinya naik dari 0 menjadi +2
setelah melepaskan 2 elektronnya. Dengan demikian, pada
atom Ca terjadi reaksi oksidasi. Dalam hal ini Ca disebut
sebagai reduktor. Sebaliknya bilangan oksidasi atom O turun
dari 0 menjadi -2 setelah menangkap 2 elektron yang
dilepaskan atom Ca. Sehingga atom O mengalami reaksi
reduksi dan disebut sebagai oksidator. Adapun notasi
persamaan reaksinya sebagai berikut.
Ca + O Ca2+ + O2-
0 0 +2 -2 oksidasi
reduksi
II. Penentuan Bilangan Oksidasi
Aturan-aturan dalam menentukan bilangan oksidasi :
1. Bilangan oksidasi atau tingkat oksidasi setiap atom dalam
unsur bebas adalah nol. Contohnya unsur O2, bilangan
oksidasi atom O dalam O2 adalah nol.
2. Bilangan oksidasi ion dari suatu atom adalah sama dengan
muatan ion tersebut. Misalnya :
- Na+ bilangan oksidasi Na adalah +1
- Mg2+ bilangan oksidasi Mg adalah +2
- Fe3+ bilangan oksidasi Fe adalah +3
- Cl- bilangan oksidasi Cl adalah -1
3. Dalam suatu senyawa atau ion, umumnya bilangan oksidasi
atom untuk :
- Golongan IA adalah +1- Golongan IIA adalah +2- Golongan VIIA adalah -1
4. Bilangan oksidasi H dalam senyawa adalah +1, kecuali pada
senyawa hibrida (NaH, LiH, CaH2) bilangan oksidasi H adalah -
1.
5. bilangan oksidasi O dalam senyawa adalah -2, kecuali pada
senyawa perioksida seperti H2O2 bilangan oksidasi O adalah -1
dan pada senyawa superoksida seperti KO2 dan RbO2 maka
bilangan oksidasi O adalah -½. Sementara itu, pada OF2
mempunyai bilangan oksidasi +2.
6. Jumlah total bilangan oksidasi (BO) atom dalam suatu
senyawa adalah nol. Sementara itu jumlah total bilangan
oksidasi atom dalam suatu ion adalah sama dengan muatan
ion tersebut.
Contoh :
1. Bilangan oksidasi N dalam HNO3
(1 X BO H) +(1 X BO N) + (3 X BO O) = 0
(1 X 1) + (1 X BO N) + (3 X (-2)) = 0
1 + BO N – 6 = 0
BO N = +5
7. Dalam Ion Poliatomik, jumlah total bilangan oksidasinya sama
dengan jumlah muatannya.
III. Mengidentifikasi Oksidator dan Reduktor dalam Reaksi Redoks
Cara mengidentifikasi reduktor dan oksidator :
Langkah 1 : tentukan bilangan oksidasi masing-masing atom
atau senyawa.
Langkah 2 : cermati atom-atom yang mengalami kenaikan atau
penurunan bilangan oksidasi.
Langkah 3 : atom yg mengalami kenaikan bilangan oksidasi
berarti mengalami reaksi oksidasi dan disebut
reduktor. Sebaliknya atom yg mengalami
penurunan bilangan oksidasi berarti mengalami
reaksi reduksi dan disebut oksidator.
Contoh : Mg + 2HCl MgCl2 + H2 0 +1 +2 0
oksidasi reduksi
reduktor = Mg hasil oksidasi = MgCl2
oksidator = HCl hasil reduksi = H2
IV. Reaksi Autoredoks
Pada reaksi autoredoks terjadi proses reaksi redoks, tetapi yang
mengalami oksidasi dan yang mengalami reduksi adalah spesi
yang sama. Reaksi ini disebut sebagai reaksi disproporsionasi.
Contoh reaksi autoredoks :
reduksi
0 -1Cl2 + OH- Cl- + ClO- + H2O0 +1
oksidasiCl2 merupakan spesi yang mengalami reduksi sekaligus
mengalami oksidasi. Jadi, reaksi di atas termasuk reaksi
autoredoks.
Kebalikan dari reaksi autoredoks (disproporsionasi) adalah reaksi
koproporsionasi. Dalam reaksi ini reaksi reduksi maupun reaksi
oksidasi menghasilkan spesi yang sama. Contoh reaksi
koproporsionasi :
oksidasi -2 0H2S + SO2 S + H2O
+4 0
reduksi
C. Alat dan Bahan
1. gelas plastik 6 buah beri nomor 1-6
2. paku 5 buah
3. ampelas
4. air
5. minyak goreng
6. rivanol
7. cuka
8. kapas potong (5 potong)
D. Cara Kerja
1. Oksidasi pada besi
a. Ampelas paku hingga bersih
b. – sediakan 5 lembar kapas potong
- kapas 1 dicelupkan ke dalam air
- kapas 2 dicelupkan ke dalam minyak goreng
- kapas 3 dicelupkan ke dalam rivanol
- kapas 4 dicelupkan ke dalam cuka
- kapas 5 dibiarkan seperti aslinya
c. Masukkan masing-masing kapas ke dalam gelas sesuai
nomor. Taruh sebuah paku di dalamnya.
d. Letakkan semua gelas di tempat terbuka tetapi terhindar dari
hujan.
e. Amati perubahan yang ditunjukkan pada masing-masing paku
setiap hari, sampai terlihat adanya perubahan pada paku.
2. Oksidasi pada minyak
a. Tuang minyak goreng ke dalam gelas
b. Letakkan gelas tersebut di tempat terbuka di dekat gelas
plastik berisi paku.
c. Amati perubahan yang terjadi pada minyak dengan cara
membauinya setiap hari sampai terjadi perubahan bau.
E. Hasil Pengamatan
Hari/Tangga
l
Paku+Kapas+
Air
Paku+Kapas+
Rivanol
Paku+Kapas+
Minyak
Paku+Kapas+
Cuka
Paku+Kapas Minyak
Jumat, 24 Maret 2006
Belum berkarat Belum berkarat Belum berkarat Belum berkarat Belum berkarat
Belum berubah baunya
Sabtu, 25 Maret 2006
Belum berkarat Ujung paku berwarna kekuningan
Belum berkarat Paku sudah berkarat dan disertai sedikit serbuk hitam
Belum berkarat
Belum berubah baunya
Senin, 27 Maret 2006
Ujungnya baru sedikit berkararat
Ujung paku sudah berkarat
Paku berubah warna menjadi coklat kekuning-kuningan
Paku sudah berkarat dan serbuk hitam hasil perkaratannya bertambah
Ujung paku berkarat dengan adanya noda di kapas
Belum berubah baunya
Selasa, 28 Maret 2006
Ujungnya semakin berkarat, ada noda di kapas dan ada sedikit sekali serbuk hasil perkaratan
Ujung paku tambah berkarat dan berwarna kuning
Paku sudah berkarat dengan warna kekuning-kuningan
Serbuk hitamnya semakin bertambah
Ujung paku berkarat dengan bertambah lebarnya noda di kapas
Baunya berubah tengik
F. Pembahasan
o Paku yang dikenai cuka lebih cepat mengalami reaksi redoks dari pada yang lain.
o Minyak mengalami reaksi redoks dalam waktu yang relatif lama.o Paku di udara terbuka mengalami reaksi redoks.
G. Jawaban Pertanyaan
1. Semua paku mengalami perubahan.
2. Perubahan terjadi mulai hari kedua.
3. Bentuk perubahannya adalah dengan adanya karat.
4. Perubahan yang ditunjukkan minyak goreng adalah dengan
perubahan bau.
5. Yang mengalami perubahan lebih dulu adalah paku karena
paku lebih cepat mengalami reaksi redoks.
6. Perubahan pada paku adalah dengan munculnya karat.
Perubahan pada minyak adalah berubahnya bau pada minyak.
Penyebabnya adalah reaksi redoks. Adapun cara mencegahnya
adalah:
7. Paku : simpan pada ruang bebas oksigen,dilapisi zat
anti karat.
8. Minyak : sterilisasi dan simpan pada tempat yang telah
disterilkan.
9. Peristiwa perkaratan besi
10. 4Fe+ 3O2 2Fe2O3
H. Kesimpulan
Kesimpulan saya pada hakekatnya semua benda mengalami reaksi redoks karena semua benda di dunia ini berhubungan dengan oksigen kecuali benda yang sengaja tidak di pertemukan dengan oksigen. Hal yang membuat kita sering menafsir benda tidak mengalami reaksi redoks adalah perubahan benda yang membutuhkan waktu yang relatif lama.
LAPORAN KERJA KIMIA
REAKSI REDOKS
DISUSUN OLEH :
Agil Trisnasiwi/X5/04
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 3
PURWOKERTO
2006