Laporan Kimia

14
LAPORAN Kerja REAKSI REDOKs A. Tujuan Mengamati secara langsung peristiwa reaksi oksidasi. B. Dasar Teori Reaksi reduksi dan oksida selalu berlangsung pada saat yang sama karena itu disingkat reaksi redoks. Contoh reaksi redoks dalam kehidupan sehari-hari, misalnya pembakaran, yaitu peristiwa oksidasi zat dengan oksigen di udara yang berlangsung cepat disertai dengan terbentuknya energi panas dan cahaya (api). Selain itu metabolisme dan perkaratan juga termasuk dalam reaksi redoks. I. Perkembangan Konsep Reaksi Reduksi Oksidasi Reaksi oksidasi adalah reaksi penggabungan unsur maupun senyawa dengan oksigen. Reaksi reduksi merupakan kebalikan dari reaksi oksidasi, yaitu pelepasan oksigen dari suatu oksida. Jadi, reaksi redoks adalah reaksi penerimaan dan pelepasan elektron atau reaksi serah terima elektron. a. Konsep Reaksi Redoks Ditinjau dari Penggabungan dan Pelepasan Oksigen

Transcript of Laporan Kimia

Page 1: Laporan Kimia

LAPORAN Kerja

REAKSI REDOKs

A. Tujuan

Mengamati secara langsung peristiwa reaksi oksidasi.

B. Dasar Teori

Reaksi reduksi dan oksida selalu berlangsung pada saat yang

sama karena itu disingkat reaksi redoks. Contoh reaksi redoks

dalam kehidupan sehari-hari, misalnya pembakaran, yaitu peristiwa

oksidasi zat dengan oksigen di udara yang berlangsung cepat

disertai dengan terbentuknya energi panas dan cahaya (api). Selain

itu metabolisme dan perkaratan juga termasuk dalam reaksi redoks.

I. Perkembangan Konsep Reaksi Reduksi Oksidasi

Reaksi oksidasi adalah reaksi penggabungan unsur maupun

senyawa dengan oksigen. Reaksi reduksi merupakan kebalikan

dari reaksi oksidasi, yaitu pelepasan oksigen dari suatu oksida.

Jadi, reaksi redoks adalah reaksi penerimaan dan pelepasan

elektron atau reaksi serah terima elektron.

a. Konsep Reaksi Redoks Ditinjau dari Penggabungan dan

Pelepasan Oksigen

Ditinjau dari penggabungan dan pelepasan oksigen,

konsep reaksi redoks dapat didefinisikan sebagai berikut.

Reaksi Oksidasi : suatu reaksi yang melibatkan pengikatan

oksigen pada suatu zat, baik unsur maupun senyawa.

Contoh :

- Peristiwa perkaratan besi (paku)

Reaksi : 4Fe + 3O2 2Fe2O3

Page 2: Laporan Kimia

- Pembakaran lembaran magnesium pada kembang api

tetes

Reaksi : Mg + ½O2 MgO

Reaksi Reduksi : reaksi pelepasan oksigen dari suatu zat.

Contoh :

- Pengolahan bijih besi pada tanur tinggi

Reaksi : Fe2O3 + 3CO 2Fe + 3CO2

- Pengurangan kadar oksigen

Reaksi : 2KNO3 2KNO2 + O2

b. Konsep Reaksi Redoks Ditinjau dari Penerimaan dan

Pelepasan Elektron

Menurut konsep ini, reaksi oksidasi adalah reaksi di

mana salah satu zat yang terlibat dalam reaksi melepaskan

elektron untuk ditangkap oleh zat lain. Reaksi reduksi adalah

reaksi kebalikannya, yaitu reaksi di mana salah satu zatnya

menangkap elektron yang dilepaskan oleh zat lain. Jadi,

oksidasi adalah pelepasan elektron, sedangkan reduksi adalah

penangkapan elektron. Contohnya : Ca + O Ca2+ + O2-

CaO

2e

Dari reaksi di atas, dapat diketahui bahwa dalam reaksi

redoks tidak selalu melibatkan oksigen, tetapi dapat juga

terjadi karena pelepasan dan penerimaan elektron. Pada

reaksi yaitu antara Ca dengan O, unsur Ca melepaskan 2

elektronnya yang kemudian ditangkap unsur O, sehingga

dapat dikatakan bahwa unsur Ca mengalami reaksi oksidasi

karena melepas elektron, dan unsur yang mengalami reduksi

adalah O karena menangkap elektron.

Pelepasan dan penangkapan elektron ini terjadi secara

bersamaan, sehingga reaksi ini disebut reaksi redoks. Jadi,

Page 3: Laporan Kimia

reaksi redoks adalah penggabungan dari setengah reaksi

oksidasi dan setengah reaksi reduksi. Bila dituliskan dalam

persamaan reaksi, reaksi oksidasi mempunyai elektron di ruas

kanan sedangkan reaksi reduksi mempunyai elektron di ruas

kiri. Notasi reaksi dituliskan sebagai berikut.

1) Ca Ca2+ + 2e (oksidasi)

O + 2e O2- (reduksi)

Ca + O Ca2+ + O2- (redoks)

CaO

Ca mengalami reaksi oksidasi sehingga disebut sebagai

reduktor. Sedangkan O mengalami reaksi reduksi disebut

dengan oksidator. Dan dapat disimpulkan bahwa reduktor

adalah zat yang mengalami reaksi oksidasi dan melepaskan

elektron, sedangkan oksidator adalah zat yang mengalami

reaksi reduksi dan menangkap elektron.

c. Konsep Reaksi Redoks Ditinjau dari Peningkatan dan

Penurunan Bilangan Oksidasi

Karena pada reaksi yang tidak melibatkan ion sangat

sulit untuk menentukan zat yang mengalami reduksi atau

oksidasi, sehingga harus didasarkan pada bilangan oksidasi.

Bilangan Oksidasi didefinisikan sebagai muatan yang

dimiliki oleh satu atom, apabila atom tersebut menyerahkan

elektronnya pada atom lain yang lebih bersifat elektronegatif.

Jika terdapat dua atom yang berikatan, maka atom yang

keelektronegatifannya lebih kecil mempunyai bilangan

oksidasi positif. Sebaliknya, atom yang keelektronegatifannya

lebih besar, bilangan oksidasinya negatif. Berdasarkan konsep

ini, maka dapat didefinisikan bahwa reaksi oksidasi adalah

reaksi yang menyebabkan terjadinya peningkatan bilangan

oksidasi, dan reaksi reduksi adalah reaksi yang menyebabkan

Page 4: Laporan Kimia

terjadinya penurunan bilangan oksidasi. Contohnya : Ca +

O Ca2+ + O2- CaO

Atom Ca bilangn oksidasinya naik dari 0 menjadi +2

setelah melepaskan 2 elektronnya. Dengan demikian, pada

atom Ca terjadi reaksi oksidasi. Dalam hal ini Ca disebut

sebagai reduktor. Sebaliknya bilangan oksidasi atom O turun

dari 0 menjadi -2 setelah menangkap 2 elektron yang

dilepaskan atom Ca. Sehingga atom O mengalami reaksi

reduksi dan disebut sebagai oksidator. Adapun notasi

persamaan reaksinya sebagai berikut.

Ca + O Ca2+ + O2-

0 0 +2 -2 oksidasi

reduksi

II. Penentuan Bilangan Oksidasi

Aturan-aturan dalam menentukan bilangan oksidasi :

1. Bilangan oksidasi atau tingkat oksidasi setiap atom dalam

unsur bebas adalah nol. Contohnya unsur O2, bilangan

oksidasi atom O dalam O2 adalah nol.

2. Bilangan oksidasi ion dari suatu atom adalah sama dengan

muatan ion tersebut. Misalnya :

- Na+ bilangan oksidasi Na adalah +1

- Mg2+ bilangan oksidasi Mg adalah +2

- Fe3+ bilangan oksidasi Fe adalah +3

- Cl- bilangan oksidasi Cl adalah -1

3. Dalam suatu senyawa atau ion, umumnya bilangan oksidasi

atom untuk :

- Golongan IA adalah +1- Golongan IIA adalah +2- Golongan VIIA adalah -1

Page 5: Laporan Kimia

4. Bilangan oksidasi H dalam senyawa adalah +1, kecuali pada

senyawa hibrida (NaH, LiH, CaH2) bilangan oksidasi H adalah -

1.

5. bilangan oksidasi O dalam senyawa adalah -2, kecuali pada

senyawa perioksida seperti H2O2 bilangan oksidasi O adalah -1

dan pada senyawa superoksida seperti KO2 dan RbO2 maka

bilangan oksidasi O adalah -½. Sementara itu, pada OF2

mempunyai bilangan oksidasi +2.

6. Jumlah total bilangan oksidasi (BO) atom dalam suatu

senyawa adalah nol. Sementara itu jumlah total bilangan

oksidasi atom dalam suatu ion adalah sama dengan muatan

ion tersebut.

Contoh :

1. Bilangan oksidasi N dalam HNO3

(1 X BO H) +(1 X BO N) + (3 X BO O) = 0

(1 X 1) + (1 X BO N) + (3 X (-2)) = 0

1 + BO N – 6 = 0

BO N = +5

7. Dalam Ion Poliatomik, jumlah total bilangan oksidasinya sama

dengan jumlah muatannya.

III. Mengidentifikasi Oksidator dan Reduktor dalam Reaksi Redoks

Cara mengidentifikasi reduktor dan oksidator :

Langkah 1 : tentukan bilangan oksidasi masing-masing atom

atau senyawa.

Langkah 2 : cermati atom-atom yang mengalami kenaikan atau

penurunan bilangan oksidasi.

Langkah 3 : atom yg mengalami kenaikan bilangan oksidasi

berarti mengalami reaksi oksidasi dan disebut

reduktor. Sebaliknya atom yg mengalami

penurunan bilangan oksidasi berarti mengalami

reaksi reduksi dan disebut oksidator.

Page 6: Laporan Kimia

Contoh : Mg + 2HCl MgCl2 + H2 0 +1 +2 0

oksidasi reduksi

reduktor = Mg hasil oksidasi = MgCl2

oksidator = HCl hasil reduksi = H2

IV. Reaksi Autoredoks

Pada reaksi autoredoks terjadi proses reaksi redoks, tetapi yang

mengalami oksidasi dan yang mengalami reduksi adalah spesi

yang sama. Reaksi ini disebut sebagai reaksi disproporsionasi.

Contoh reaksi autoredoks :

reduksi

0 -1Cl2 + OH- Cl- + ClO- + H2O0 +1

oksidasiCl2 merupakan spesi yang mengalami reduksi sekaligus

mengalami oksidasi. Jadi, reaksi di atas termasuk reaksi

autoredoks.

Kebalikan dari reaksi autoredoks (disproporsionasi) adalah reaksi

koproporsionasi. Dalam reaksi ini reaksi reduksi maupun reaksi

oksidasi menghasilkan spesi yang sama. Contoh reaksi

koproporsionasi :

oksidasi -2 0H2S + SO2 S + H2O

+4 0

reduksi

Page 7: Laporan Kimia

C. Alat dan Bahan

1. gelas plastik 6 buah beri nomor 1-6

2. paku 5 buah

3. ampelas

4. air

5. minyak goreng

6. rivanol

7. cuka

8. kapas potong (5 potong)

D. Cara Kerja

1. Oksidasi pada besi

a. Ampelas paku hingga bersih

b. – sediakan 5 lembar kapas potong

- kapas 1 dicelupkan ke dalam air

- kapas 2 dicelupkan ke dalam minyak goreng

- kapas 3 dicelupkan ke dalam rivanol

- kapas 4 dicelupkan ke dalam cuka

- kapas 5 dibiarkan seperti aslinya

c. Masukkan masing-masing kapas ke dalam gelas sesuai

nomor. Taruh sebuah paku di dalamnya.

d. Letakkan semua gelas di tempat terbuka tetapi terhindar dari

hujan.

Page 8: Laporan Kimia

e. Amati perubahan yang ditunjukkan pada masing-masing paku

setiap hari, sampai terlihat adanya perubahan pada paku.

2. Oksidasi pada minyak

a. Tuang minyak goreng ke dalam gelas

b. Letakkan gelas tersebut di tempat terbuka di dekat gelas

plastik berisi paku.

c. Amati perubahan yang terjadi pada minyak dengan cara

membauinya setiap hari sampai terjadi perubahan bau.

E. Hasil Pengamatan

Hari/Tangga

l

Paku+Kapas+

Air

Paku+Kapas+

Rivanol

Paku+Kapas+

Minyak

Paku+Kapas+

Cuka

Paku+Kapas Minyak

Jumat, 24 Maret 2006

Belum berkarat Belum berkarat Belum berkarat Belum berkarat Belum berkarat

Belum berubah baunya

Sabtu, 25 Maret 2006

Belum berkarat Ujung paku berwarna kekuningan

Belum berkarat Paku sudah berkarat dan disertai sedikit serbuk hitam

Belum berkarat

Belum berubah baunya

Senin, 27 Maret 2006

Ujungnya baru sedikit berkararat

Ujung paku sudah berkarat

Paku berubah warna menjadi coklat kekuning-kuningan

Paku sudah berkarat dan serbuk hitam hasil perkaratannya bertambah

Ujung paku berkarat dengan adanya noda di kapas

Belum berubah baunya

Selasa, 28 Maret 2006

Ujungnya semakin berkarat, ada noda di kapas dan ada sedikit sekali serbuk hasil perkaratan

Ujung paku tambah berkarat dan berwarna kuning

Paku sudah berkarat dengan warna kekuning-kuningan

Serbuk hitamnya semakin bertambah

Ujung paku berkarat dengan bertambah lebarnya noda di kapas

Baunya berubah tengik

F. Pembahasan

o Paku yang dikenai cuka lebih cepat mengalami reaksi redoks dari pada yang lain.

o Minyak mengalami reaksi redoks dalam waktu yang relatif lama.o Paku di udara terbuka mengalami reaksi redoks.

G. Jawaban Pertanyaan

1. Semua paku mengalami perubahan.

2. Perubahan terjadi mulai hari kedua.

3. Bentuk perubahannya adalah dengan adanya karat.

Page 9: Laporan Kimia

4. Perubahan yang ditunjukkan minyak goreng adalah dengan

perubahan bau.

5. Yang mengalami perubahan lebih dulu adalah paku karena

paku lebih cepat mengalami reaksi redoks.

6. Perubahan pada paku adalah dengan munculnya karat.

Perubahan pada minyak adalah berubahnya bau pada minyak.

Penyebabnya adalah reaksi redoks. Adapun cara mencegahnya

adalah:

7. Paku : simpan pada ruang bebas oksigen,dilapisi zat

anti karat.

8. Minyak : sterilisasi dan simpan pada tempat yang telah

disterilkan.

9. Peristiwa perkaratan besi

10. 4Fe+ 3O2 2Fe2O3

H. Kesimpulan

Kesimpulan saya pada hakekatnya semua benda mengalami reaksi redoks karena semua benda di dunia ini berhubungan dengan oksigen kecuali benda yang sengaja tidak di pertemukan dengan oksigen. Hal yang membuat kita sering menafsir benda tidak mengalami reaksi redoks adalah perubahan benda yang membutuhkan waktu yang relatif lama.

Page 10: Laporan Kimia

LAPORAN KERJA KIMIA

REAKSI REDOKS

DISUSUN OLEH :

Agil Trisnasiwi/X5/04

Page 11: Laporan Kimia

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 3

PURWOKERTO

2006