Post on 09-Mar-2021
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGGUNAAN MODUL PEMBELAJARAN HASIL PENELITIAN
UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BERTANYA PADA POKOK
BAHASAN LIMBAH SISWA KELAS X.3 SMA AL ISLAM 1
SURAKARTA
Skripsi
Oleh:
Silvia Puspitasari
K 4306037
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENGGUNAAN MODUL PEMBELAJARAN HASIL PENELITIAN UNTUK
MENINGKATKAN KEAKTIFAN BERTANYA PADA POKOK BAHASAN LIMBAH
SISWA KELAS X.3 SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA
Oleh:
SILVIA PUSPITASARI
K 4306037
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi persyaratan guna mendapatkan Gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. rer.nat. H. Sajidan, M.Si Dra. Sri Widoretno, M.Si
NIP. 19660415 199103 1 002 NIP. 19581114 198601 2 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari : Selasa
Tanggal : 24 Mei 2011
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Dra. Muzayyinah, M.Si ........................
Sekretaris : Dr. Suciati, M.Pd ........................
Anggota I : Prof. Dr. rer.nat. H. Sajidan, M.Si ........................
Anggota II : Dra. Sri Widoretno, M.Si ........................
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas sebelas Maret
Dekan
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatulloh, M.Pd
NIP. 19600727 198702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Silvia Puspitasari. K4306037. Pendidikan Biologi FKIP Universitas Sebelas
Maret Surakarta. PENGGUNAAN MODUL PEMBELAJARAN HASIL PENELITIAN
UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BERTANYA PADA POKOK BAHASAN
LIMBAH SISWA KELAS X.3 SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA. Skripsi. 2011.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan bertanya siswa
kelas X.3 SMA Al Islam 1 Surakarta melalui penggunaan modul pembelajaran
hasil penelitian pada pokok bahasan Limbah.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action
Research) yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari 4 tahap
yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subyek penelitian adalah
siswa kelas X.3 SMA Al Islam 1 Surakarta. Data penelitian diperoleh melalui
penyebaran angket, observasi, dan wawancara. Teknik analisis data adalah dengan
teknik analisis deskriptif. Validasi data dengan menggunakan teknik triangulasi.
Hasil penelitian membuktikan bahwa dengan pelaksanaan tindakan kelas
melalui penggunaan modul pembelajaran hasil penelititan pada pokok bahasan
Limbah dapat meningkatkan keaktifan bertanya siswa dalam pembelajaran
Biologi. Hal ini didasarkan pada hasil angket, observasi dan wawancara. Rata-rata
nilai prosentase capaian setiap indikator dari angket keaktifan bertanya siswa
untuk siklus I sebesar 73.40% dan siklus II 81.12%. Rata-rata nilai prosentase
capaian setiap indikator yang didapatkan dari hasil observasi keaktifan bertanya
siswa untuk siklus I sebesar 68.57% dan siklus II 83.90%. Sedangkan rata-rata
nilai prosentase capaian setiap indikator yang didapatkan dari hasil observasi
keaktifan bertanya siswa untuk siklus I sebesar 67.14% dan siklus II 77.62%Hasil
wawancara menunjukkan bahwa penggunaan modul pembelajaran hasil penelitian
dapat meningkatkan keaktifan bertanya siswa. Berdasarkan hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa penggunaan modul pembelajaran hasil penelitian pada pokok
bahasan Limbah dapat meningkatkan keaktifan bertanya siswa kelas X.3 SMA Al
Islam Surakarta pada pembelajaran Biologi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRACT
Silvia Puspitasari. K4306037. Biology Education FKIP of Sebelas Maret
University Surakarta. THE USE OF MODULE BY RESULTS OF
RESEARCH TO IMPROVE THE STUDENTS’ ASKING ACTIVITY ON
THE SUBJECT OF RUBBISH TO STUDENTS IN CLASS X.3 SMA AL
ISLAM 1 SURAKARTA. Thesis. 2011.
The purpose of this research is to improve the student’s asking activity in
class X.3 SMA Al Islam 1 Surakarta through using of module by results of
research on the subject of Rubbish.
This research is a Classroom Action Research that carried out in two
cycles. Each cycles consist of planning, action, observation, and reflection.
Subject of this research are students in class X.3 SMA Al Islam 1 Surakarta. This
research datas obtained through observations, questionnaires, and interviews. The
technique of analyzing data is a qualitative descriptive analysis technique. The
data validation is using triangulation technique.
The result of the research proves that the implementation of the classroom
action research through the use of module by results of research on the subject of
Rubbish can improve students’ asking activity in learning Biology. This is based
on the results of questionnaire, observation and interview. The average percentage
value of each indicator of achievement questionnaire of asking activity of students
for the first cycle is 73.40% and the second cycle is 81.12%. The average
percentage value of each indicator from the observation of asking activity of
students for the first cycle is 68.57% and the second cycle is 83.90%. While the
average percentage value of each indicator from the interview of asking activity of
students for the first cycle are 67.14% and the second cycle is 77.62%. The results
of interviews showed that the use of module by results of research can improve
asking activity of students. Based on these results we can conclude that the use of
module by results of research on the subject of Rubbish can improve students’
asking activity class X.3 SMA Al Islam 1 Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
Janganlah kamu bersikap lemah dan janganlah pula kamu bersedih hati
padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi derajatnya jika kamu
orang-orang yang beriman
(QS. Ali Imran: 139)
Cara terbaik untuk keluar dari suatu permasalahan adalah memecahkannya
It doesn’t matter what happens, life must go on.
Jangan lihat masa lampau dengan penyesalan; jangan pula lihat masa depan
dengan ketakutan; tapi lihatlah sekitar anda dengan penuh kesadaran
(James Thurber)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Bismillahirrohmanirrohim, kupersembahkan karya ini untuk:
♥ Allah SWT serta Nabi Muhammad SWA. . .
♥ Kedua orangtuaku tercinta, Bapak dan Ibu, yang senantiasa memberi
kasih sayang, doa, motivasi, nasihat, serta pengorbanan yang tiada
batas. Terima kasih sedalam-dalamnya . . .
♥ Adikku tersayang, terima kasih atas doa dan bantuanmu . . .
♥ Umi & Desy, teman seperjuanganku...; Atid, sahabatku, terima kasih
atas bantuanmu...; Ayu, Achi, Singgih, persahabatan kita tak kan pernah
putus. . .
Keluarga dan saudara-saudaraku. . .
♥ Pak Sajidan dan Bu Retno, terimakasih atas bimbingan dan nasihatnya. .
.
♥ Teman-teman seperjuangan Pendidikan Biologi ’06, terima kasih atas
kebersamaannya selama ini. . .
Para inspiratorku yang selalu menyemangatiku, terima kasih . . .
♥ Almamater
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGGUNAAN MODUL
PEMBELAJARAN HASIL PENELITIAN UNTUK MENINGKATKAN
KEAKTIFAN BERTANYA PADA POKOK BAHASAN LIMBAH SISWA
KELAS X.3 SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA” untuk memenuhi sebagian
persyaratan guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
3. Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Bapak Prof. Dr.rer.nat. H. Sajidan, M.Si, selaku Pembimbing Skripsi I, yang
telah dengan sabar membantu, membimbing, dan memotivasi penulis,
sehingga penyusunan skripsi ini dapat selesai.
5. Ibu Sri Widoretno, M.Si selaku Pembimbing Skripsi II, yang telah
membimbing, member masukan, dan memotivasi penulis, sehingga
penyusunan skripsi ini dapat selesai.
6. Drs. Riyanto selaku kepala sekolah SMA Al Islam 1 Surakarta yang telah
memberikan izin untuk mengadakan penelitian.
7. Ibu Ira Hastuti, S.Pd selaku guru mata pelajaran Biologi Kelas X.3 SMA Al
Islam 1 Surakarta yang senantiasa membantu kelancaran penelitian dan kerja
samanya.
8. Siswa X.3 SMA Al Islam 1 Surakarta.
9. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Matematika dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
10. Bapak Damianus, Bapak Rudy, dan seluruh staf Balai Besar Teknik Kesehatan
Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular (BBTKL-PPM) terima
kasih atas keramahannya dan bantuannya dalam menyelesaikan penelitian ini.
11. Rekan-rekan Pendidikan Biologi angkatan 2006, terima kasih atas bantuan dan
kebersamaannya.
12. Bapak dan ibu yang tak henti-hentinya memberikan doa dan dukungan.
13. Desy dan Umi, teman seperjuanganku, I proud to have you, terima kasih atas
segala bantuan, saran, dan doa. Terima kasih kalian telah menemaniku hingga
skripsi ini selesai. Perjalanan yang indah kawan.
14. Atid, sahabatku, terima kasih atas bantuan dan doamu.
15. Achi, Ayu, dan Singgih, sahabatku, terima kasih atas doa, saran, dan
bantuannya.
16. Serta berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu.
Penulis mengharap saran dan kritik dari berbagai pihak untuk perbaikan
skripsi ini. Semoga dapat memberi manfaat.
Surakarta, Mei 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………….
HALAMAN PENGAJUAN ………………………………………………..
HALAMAN PERSETUJUAN ……………………………………………..
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………...
HALAMAN ABSTRAK …………………………………………………...
HALAMAN MOTTO ………………………………………………………
HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………………………
KATA PENGANTAR ……………………………………………………...
i
ii
iii
iv
v
vii
viii
ix
DAFTAR ISI …………………………………………………………......... xi
DAFTAR TABEL …………………………………………………………. xv
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………….
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………….
xvii
xx
BAB I. PENDAHULUAN ……………………………………………......... 1
A. Latar Belakang Masalah ………………………………………......... 1
B. Perumusan Masalah ………………………………………………... 3
C. Tujuan Penelitian …………………………………………………... 4
D. Manfaat Penelitian …………………………………………………. 4
BAB II. LANDASAN TEORI ……………………………………………... 5
A. Tinjuan Pustaka …………………………………………………….. 5
1. Penggunaan Modul Pembelajaran Hasil Penelitian untuk
Meningkatkan Keaktifan Bertanya Siswa ……………………...
5
a. Modul …………………………………………………........
1) Pembelajaran dengan Modul …………………………...
2) Karakteristik Modul …………………………………….
3) Komponen Modul …………………………………........
5
5
6
7
b. Keaktifan Bertanya ………………………………………... 8
2. Perubahan Kadar Cr, BOD, dan COD pada Limbah Cair Batik
Melalui Metode Bioremoval Pellet Kapang Rhizopus sp ……...
9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
a. Limbah Cair Batik ………………………………………… 9
b. Kapang Rhizopus sp ……………………………………….. 11
c. Metode Bioremoval Pellet Kapang Rhizopus sp ………….. 12
B. Kerangka Berpikir ………………………………………………….. 16
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN …………………………………. 17
A. Penelitian Laboratorium ………………………………………......... 17
1. Tempat dan Waktu Penelitian …………………………………. 17
a. Tempat Penelitian …………………………………………. 17
b. Waktu Penelitian …………………………………………... 17
2. Metode Penelitian …………………………………………........ 18
3. Data dan sumber Data …………………………………………. 18
a. Data Penelitian …………………………………………….. 18
b. Sumber Data ………………………………………………. 19
4. Teknik Pengumpulan Data …………………………………….. 19
5. Prosedur Penelitian …………………………………………….. 19
a. Inokulsi Rhizopus sp, Pembuatan Pellet, dan Treatment ….. 19
b. Uji Kadar Cr ……………………………………………… 20
c. Uji Kadar BOD ……………………………………………. 22
d. Uji COD …………………………………………………… 25
B. Penelitian Tindakan Kelas ................................................................. 28
1. Tempat dan Waktu Penelitian …………………………………. 28
a. Tempat Penelitian …………………………………………. 28
b. Waktu Penelitian ................................................................... 28
2. Metode Penelitian ……………………………………………… 29
3. Data dan Sumber Data ................................................................ 30
a. Data Penelitian …………………………………………….. 30
b. Sumber Data ……………………………………………… 30
4. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 31
a. Observasi ………………………………………………….. 31
b. Wawancara ………………………………………………… 31
c. Angket ……………………………………………………... 31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
5. Teknik Analisis Data…………………………………………… 32
6. Validitas Data ………………………………………….............. 33
7. Prosedur Penelitian …………………………………………….. 33
8. Target Penelitian ……………………………………………….. 38
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………………….. 41
A. Data dan Deskripsi Lokasi Penelitian ……………………………… 41
1. Data dan Deskripsi Sekolah …………………………………… 41
2. Data dan Deskripsi Kelas ……………………………………… 41
B. Deskripsi Permasalahan Penelitian ………………………………… 42
C. Hasil Penelitian dan Pembahasan ………………………………….. 43
1. Pra Siklus ……………………………………............................. 43
a. Hasil Angket Keaktifan Bertanya Siswa ………….............. 43
b. Hasil Observasi Keaktifan Bertanya Siswa …….................. 44
c.
d.
Hasil Wawancara Keaktifan Bertanya Siswa ……………...
1) Hasil Wawancara Guru ………………………………….
2) Hasil Wawancara Siswa ………………………………...
Validitas Data ……………………………………………..
46
46
46
48
2. Siklus I …………………………………………………………. 51
a. Perencanaan Tindakan I …………………………………… 51
b. Pelaksanaan Tindakan I …………………………………… 51
c. Observasi dan Evaluasi Tindakan I ……………………….
1) Hasil Angket Keaktifan Bertanya Siswa ………………..
2) Hasil Observasi Keaktifan Bertanya Siswa……………...
3) Hasil Wawancara Keaktifan Bertanya Siswa …………...
4) Validitas Data …………………………………………...
52
52
54
55
57
d. Analisis dan Refleksi Tindakan I …………………………..
1) Hasil Angket Keaktifan Bertanya Siswa ………………..
2) Hasil Observasi Keaktifan Bertanya Siswa ……………..
3) Hasil Wawancara Keaktifan Bertanya Siswa …………..
a) Hasil Wawancara Guru ……………………………….
b) Hasil Wawancara Siswa………………………………
57
57
60
62
62
63
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
3. Siklus II ………………………………………………………... 66
a. Perencanaan Tindakan II ………………………………… 66
b. Pelaksanaan Tindakan II. ………………………………….. 66
c. Observasi dan Evaluasi Tindakan II ………………………
1) Hasil Angket Keaktifan Bertanya Siswa ………………..
2) Hasil Observasi Keaktifan Bertanya Siswa ……………..
3) Hasil Wawancara keaktifan Bertanya Siswa ……………
4) Validitas Data …………………………………………...
67
67
68
70
72
d. Analisis dan Refleksi Tindakan II …………………………
1) Hasil Angket Keaktifan Bertanya Siswa ………………..
2) Hasil Observasi Keaktifan Bertanya Siswa ……………..
3) Hasil Wawancara Keaktifan Bertanya Siswa …………...
a) Hasil Wawancara Guru ……………………………….
b) Hasil Wawancara Siswa ……………………………...
72
72
76
80
80
81
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ………………………. 85
A. Simpulan …………………………………………………………… 85
B. Implikasi ……………………………………………………………. 85
1. ImplikasiTeoritis ………………………………………………. 85
2. Implikasi Praktis ……………………………………………….. 85
C. Saran ………………………………………………………………... 85
1. Bagi Guru ……………………………………………………… 85
2.
3.
Bagi Siswa ……………………………………………………...
Bagi Peneliti ……………………………………………………
86
86
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………… 87
LAMPIRAN ……………………………………………………………….. 95
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Waktu Kegiatan Penelitian Perubahan Kadar Cr, BOD, dan
COD pada Limbah Cair Batik Melalui Metode Bioremoval
Pellet Kapang Rhizopus sp …………………………….............
17
Tabel 2.
Tabel 3.
Tabel 4.
Jumlah Contoh Uji ........................................................................
Contoh Uji dan Larutan Pereaksi untuk Bermacam-macam
Digestion Vessel ............................................................................
Waktu Kegiatan Penelitian Penggunaan Modul Pembelajaran
Hasil Penelitian .............................................................................
24
27
29
Tabel 5. Teknik Penilaian Angket ……………………………………... 32
Tabel 6.
Tabel 7.
Aspek Keaktifan Bertanya dan Target Penelitian ……………….
Skor Capaian Tiap Aspek Angket Keaktifan Bertanya Siswa
Pada Pra Siklus …………………………………………….........
38
43
Tabel 8. Skor Capaian Tiap Indikator Angket Keaktifan Bertanya Siswa
Pada Pra Siklus …………………………………………….........
43
Tabel 9.
Tabel 10.
Tabel 11.
Tabel 12.
Tabel 13.
Tabel 14.
Tabel 15.
Skor Capaian Tiap Aspek Hasil Observasi Keaktifan Bertanya
Siswa Pada Pra Siklus …………………………………………...
Skor Capaian Tiap Indikator Hasil Observasi Keaktifan
Bertanya Siswa Pada Pra Siklus ………………………………...
Skor Capaian Tiap Aspek Hasil Wawancara Keaktifan Bertanya
Siswa Pada Pra Siklus …………………………………………...
Skor Capaian Tiap Indikator Hasil Wawancara Keaktifan
Bertanya Siswa Pada Pra Siklus ………………………………...
Skor Capaian Tiap Aspek Angket Keaktifan Bertanya Siswa
Pada Pra Siklus dan Siklus I ……………………………….........
Skor Capaian Tiap Indikator Angket Keaktifan Bertanya Siswa
Pada Pra Siklus dan Siklus I ……………………………….........
Skor Capaian Tiap Aspek Hasil Observasi Keaktifan Bertanya
Siswa Pada Pra Siklus dan Siklus I ……………………………...
45
45
46
47
53
53
54
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
Tabel 16.
Tabel 17.
Tabel 18.
Tabel 19.
Tabel 20.
Tabel 21.
Tabel 22.
Tabel 23.
Tabel 24.
Tabel 25.
Tabel 26
Skor Capaian Tiap Indikator Hasil Observasi Keaktifan
Bertanya Siswa Pada Pra Siklus dan Siklus I …………………...
Skor Capaian Tiap Aspek Hasil Wawancara Keaktifan Bertanya
Siswa Pada Pra Siklus dan Siklus I ……………………………...
Skor Capaian Tiap Indikator Hasil Wawancara Keaktifan
Bertanya Siswa Pada Pra Siklus dan Siklus I …………………...
Gain (Pertambahan) Skor Angket Keaktifan Bertanya Siswa
Pada Tiap Indikator Antara Pra Siklus dan Siklus I ……...
Skor Capaian Tiap Aspek Angket Keaktifan Bertanya Siswa
Pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II ………………………….
Skor Capaian Tiap Indikator Angket Keaktifan Bertanya Siswa
Pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II ………………………….
Skor Capaian Tiap Aspek Hasil Observasi Keaktifan Bertanya
Siswa Pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II …………………..
Skor Capaian Tiap Indikator Hasil Observasi Keaktifan
Bertanya Siswa Pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II ………...
Skor Capaian Tiap Aspek Hasil Wawancara Keaktifan Bertanya
Siswa Pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II…………………...
Skor Capaian Tiap Indikator Hasil Wawancara Keaktifan
Bertanya Siswa Pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II ………...
Gain (Pertambahan) Skor Angket Keaktifan Bertanya Siswa
Pada Tiap Indikator Antara Siklus I dan Siklus II ………………
54
55
56
59
67
68
69
69
70
70
74
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Struktur Tubuh Rhizopus sp ……………………………………. 12
Gambar 2. Bagan Kerangka Pikir Penggunaan Modul Pembelajaran Hasil
Penelitian ………………………………………………………..
16
Gambar 3. Model Analisis Interaktif ................................................................. 33
Gambar 4.
Gambar 5.
Gambar 6.
Gambar 7.
Gambar 8.
Gambar 9.
Gambar 10.
Gambar 11.
Gambar 12.
Gambar 13.
Skema Trianggulasi Metode ……………………………………….
Skema Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ……………………
Grafik Hasil Analisis Tiap Indikator Berdasarkan Hasil Angket,
Hasil Observasi, dan Hasil Wawancara Keaktifan Bertanya
Siswa Pra Siklus ………………………………………………...
Grafik Hasil Analisis Tiap Indikator Berdasarkan Hasil Angket,
Hasil Observasi, dan Hasil Wawancara Keaktifan Bertanya
Siswa Siklus I …………………………………………………...
Diagram Kenaikan Persentase Skor Untuk Tiap Aspek Angket
Keaktifan Bertanya Siswa Pada Pra Siklus dan Siklus I …..........
Diagram Kenaikan Persentase Skor Untuk Tiap Indikator
Angket Keaktifan Bertanya Siswa Pada Pra Siklus dan Siklus I..
Diagram Kenaikan Persentase Skor Untuk Tiap Aspek Hasil
Observasi Keaktifan Bertanya Siswa Pada Pra Siklus dan Siklus
I …………………………………………………………………
Diagram Kenaikan Persentase Skor Untuk Tiap Indikator Hasil
Observasi Keaktifan Bertanya Siswa Pada Pra Siklus dan Siklus
I …………………………………………………………………
Diagram Kenaikan Persentase Skor Untuk Tiap Aspek Hasil
Wawancara Keaktifan Bertanya Siswa Pada Pra Siklus dan
Siklus I ………………………………………………………….
Diagram Kenaikan Persentase Skor Untuk Tiap Indikator Hasil
Wawancara Keaktifan Bertanya Siswa Pada Pra Siklus dan
Siklus I ………………………………………………………….
33
40
48
57
58
58
60
61
63
64
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
Gambar 14.
Gambar 15.
Gambar 16.
Gambar 17.
Gambar 18.
Gambar 19.
Gambar 20.
Gambar 21.
Gambar 22.
Gambar 23.
Gambar 24.
Grafik Hasil Analisis Tiap Indikator Berdasarkan Hasil Angket,
Hasil Observasi, dan Hasil Wawancara Keaktifan Bertanya
Siswa Siklus II ………………………………………………….
Diagram Kenaikan Persentase Skor Untuk Tiap Aspek Angket
Keaktifan Bertanya Siswa Pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus
II ………………………………………………………………...
Diagram Kenaikan Persentase Skor Untuk Tiap Indikator
Angket Keaktifan Bertanya Siswa Pada Pra Siklus, Siklus I, dan
Siklus II …………………………………………………………
Diagram Kenaikan Rata-rata Prosentase Capaian Aspek Angket
Keaktifan Bertanya Siswa Pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus
II ………………………………………………………………...
Diagram Kenaikan Rata-rata Prosentase Capaian Indikator
Angket Keaktifan Bertanya Siswa Pada Pra Siklus, Siklus I, dan
Siklus II …………………………………………………………
Diagram Kenaikan Persentase Skor Untuk Tiap Aspek Hasil
Observasi Keaktifan Bertanya Siswa Pada Pra Siklus, Siklus I,
dan Siklus II …………………………………………………….
Diagram Kenaikan Persentase Skor Untuk Tiap Indikator Hasil
Observasi Keaktifan Bertanya Siswa Pada Pra Siklus, Siklus I,
dan Siklus II …………………………………………………….
Diagram Kenaikan Rata-rata Persentase Capaian Aspek Hasil
Observasi Keaktifan Bertanya Siswa Pada Pra Siklus, Siklus I,
dan Siklus II ……………………………………………………
Diagram Kenaikan Rata-rata Persentase Capaian Aspek Hasil
Observasi Keaktifan Bertanya Siswa Pada Pra Siklus, Siklus I,
dan Siklus II ……………………………………………………
Diagram Kenaikan Persentase Skor Untuk Tiap aspek Hasil
Wawancara Keaktifan Bertanya Siswa Pada Pra Siklus, Siklus I,
dan Siklus II …………………………………………………….
Diagram Kenaikan Persentase Skor Untuk Tiap Indikator Hasil
72
73
74
75
76
77
77
79
80
81
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xix
Gambar 25.
Gambar 26.
Wawancara Keaktifan Bertanya Siswa Pada Pra Siklus, Siklus I,
dan Siklus II ………………………………………….................
Diagram Kenaikan Rata-rata Persentase Capaian Aspek Hasil
Wawancara Keaktifan Bertanya Siswa Pada Pra Siklus, Siklus
I, dan Siklus II …………………………………………………..
Diagram Kenaikan Rata-rata Persentase Capaian Wawancara
Hasil Wawancara Keaktifan Bertanya Siswa Pada Pra Siklus,
Siklus I, dan Siklus II …………………………………………...
82
82
83
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Instrumen Pembelajaran
a. Silabus 95
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 97
Lampiran 2. Instrumen Penelitian
a. Lembar Observasi Awal Proses Pembelajaran Biologi 108
b. Pedoman Wawancara Awal Guru 109
c. Pedoman Wawancara Awal Siswa 110
d. Kisi-kisi Angket Keaktifan Kemampuan Afektif Siswa 111
e. Angket Kemampuan Afektif Siswa 113
f. Lembar Observasi Kemampuan Afektif Siswa 115
g. Lembar Observasi Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran 117
h. Pedoman Wawancara Guru 119
i. Pedoman Wawancara Siswa 123
j. Modul 128
Lampiran 3. Data Hasil Penelitian
a. Daftar Nama Siswa Kelas X.3SMA Al Islam 1 Surakarta 236
b. Daftar Kelompok Siswa Kelas X.3 SMA Al Islam 1 Surakarta 237
c. Data Hasil Observasi Awal Proses Pembelajaran 238
d. Data Hasil Wawancara Siswa Awal 239
e. Data Hasil Wawancara Guru Awal 244
f. Data Hasil Perhitungan Angket Keaktifan Bertanya Siswa 245
g. Data Hasil Observasi Keaktifan Bertanya Siswa 278
h. Data Hasil Observasi Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran 290
i. Data Hasil Wawancara Guru 294
j. Data Hasil Wawancara Siswa 300
Lampiran 4. Dokumentasi
a. Gambar Observasi Awal 332
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxi
b. Gambar Pelaksanaan Penelitian
1) Pra Siklus 333
2) Siklus I 335
3) Siklus II 336
Lampiran 5. Perijinan
Surat Ijin Research/Penelitian 337
Surat Pengantar Ijin Menyusun Skripsi 338
Surat Ijin Menyusun Skripsi 339
Surat Keterangan Selesai Penelitian 340
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah upaya sadar yang diarahkan untuk mempersiapkan siswa
melalui kegiatan pengajaran, bimbingan dan latihan bagi perannya di masa yang
akan datang. Kegiatan pembelajaran menuntut keaktifan dari para pelaku yaitu
siswa.
Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat merangsang dan
mengembangkan bakat yang dimilikinya, berfikir kritis, dan dapat memecahkan
permasalahan-permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran aktif dan
mandiri mengutamakan aktivitas siswa. Siswa yang aktif dapat ditinjau dari salah
satu segi, yaitu keaktifan bertanya. Dengan aktif bertanya, siswa diharapkan
mampu mendalami materi.
Hasil observasi terhadap proses pembelajaran biologi kelas X.3 di SMA Al
Islam 1 Surakarta yang berjumlah 35 siswa menunjukkan bahwa 5.71% siswa
yang bertanya kepada guru tentang materi yang belum dipahami, 14.29% siswa
yang menjawab pertanyaan guru, 25.71% melakukan aktivitas sendiri, dan
17.14% siswa yang mencatat penjelasan dari guru. Suasana kelas yang demikian
menyebabkan kegiatan pembelajaran menjadi tidak efektif karena siswa yang
kurang aktif. Berdasarkan hasil observasi awal tersebut, dapat dipahami bahwa
masalah yang ada pada kelas X.3 SMA Al Islam 1 Surakarta adalah kurangnya
keaktifan bertanya pada siswa.
Tindak lanjut terhadap kesimpulan sementara dari hasil observasi awal kelas
X.3 SMA Al Islam 1 Surakarta tersebut, maka dilakukan observasi lanjutan
dengan menggunakan indikator keaktifan bertanya siswa. Hasil observasi lanjutan
menunjukkan 25.71% siswa mengingat/mengenal, mengulang kembali informasi,
11.43% siswa dapat menjelaskan isi pokok dari suatu bacaan, 11.43% siswa dapat
mengubah data yang disajikan dalam bentuk tertentu ke bentuk lain, 28.57% siswa
mampu mencirikan dan merangkum pikiran utama dari satu gagasan atau wacana,
8.57% siswa mampu menemukan hubungan antara fakta dan kejadian, 42.86%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
siswa mampu menarik kesimpulan dalam tabel data tertentu, 11.43% siswa
mampu menggunakan pengetahuan, aturan, rumus, konsep, prinsip, hukum, dan
teori, 8.57% siswa mampu menyelesaikan masalah dengan pengetahuan yang
dimiliki dan membentuk pikirannya, 20% siswa mampu menganalisis kaitan antar
bagian, 22.85% siswa mampu mengumpulkan bagian-bagian menjadi suatu
bentuk yang utuh dan menyeluruh, 22.85% siswa mampu membuat pertimbangan
berdasarkan pengetahuan yang ia miliki. Hasil observasi lanjutan memperkuat
kesimpulan sementara bahwa keaktifan bertanya siswa kelas X.3 SMA Al Islam 1
Surakarta masih rendah.
Masalah yang menyebabkan kurangnya keaktifan bertanya pada siswa kelas
X.3 SMA Al Islam 1 Surakarta diperkirakan karena penggunaan metode
pembelajaran yang belum berpusat pada aktivitas siswa. Selain itu, penggunaan
sumber belajar yang masih berupa buku teks, belum mampu meningkatkan
keaktifan siswa terutama keaktifan siswa dalam bertanya.
Salah satu cara untuk menyelesaikan permasalahan tersebut adalah dengan
perbaikan sistem pembelajaran biologi dengan modul pembelajaran hasil
penelitian yang pelaksanaannya adalah siswa diberi modul materi pelajaran
biologi, sehingga semua siswa mengetahui materi yang diajarkan. Selanjutnya,
siswa memahami materi yang belum dipahami. Siswa mencoba menulis
pertanyaan untuk diajukan pada guru, dilanjutkan dengan tanggapan dari guru dan
siswa lain tentang pertanyaan tersebut.
Keaktifan bertanya siswa dapat ditingkatkan dengan sumber belajar yang
menarik dan memungkinkan siswa untuk belajar mandiri. Salah satu sumber
belajar tersebut adalah modul pembelajaran hasil penelitian. Modul merupakan
sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar siswa dapat belajar secara mandiri
tanpa atau dengan bimbingan guru. Penggunaan modul dapat membantu siswa
mencapai tujuan pembelajaran seefektif dan seefisien mungkin, serta
memungkinkan siswa untuk melakukan pembelajaran secara aktif, tidak sekedar
membaca dan mendengar tetapi lebih dari itu, yakni memberikan kesempatan
untuk bermain peran (role playing), simulasi, dan berdiskusi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Modul pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran biologi kelas
X.3 SMA Al Islam 1 Surakarta
Kadar Cr, BOD, dan COD pada Limbah Cair Batik melalui Metode Bioremoval
Pellet Kapang Rhizopus sp tersebut akan dikemas dalam bentuk
modul pembelajaran pada pokok bahasan limbah. Kompetensi dasar yang ingin
dicapai adalah menganalisis jenis-jenis limbah dan daur ulang limbah serta
membuat produk daur ulang limbah.
Penggunaan modul pembelajaran hasil penelitian dapat mengoptimalkan
pembelajaran pada pokok bahasan limbah. Siswa diharapkan mempelajari materi
terlebih dahulu sebelum proses pembelajaran, sehingga akan memunculkan
ketertarikan siswa terhadap materi yang akan mendorong siswa untuk bertanya
saat diskusi untuk memperdalam materi.
Berdasarkan uraian di atas, maka judul penelitian ini:
Modul Pembelajaran Hasil Penelitian untuk Meningkatkan
Keaktifan Bertanya pada Pokok Bahasan Limbah Siswa Kelas X.3 SMA Al
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka
permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah penyusunan modul pembelajaran pada pokok bahasan limbah
berdasarkan hasil penelitian tentang Perubahan Kadar Cr, BOD, dan COD
pada Limbah Cair Batik melalui Metode Bioremoval Pellet Kapang Rhizopus
sp
2. Bagaimanakah penerapan modul pembelajaran pada pokok bahasan limbah
berdasarkan hasil penelitian tentang Perubahan Kadar Cr, BOD, dan COD
pada Limbah Cair Batik melalui Metode Bioremoval Pellet Kapang Rhizopus
sp
3. Bagaimanakah pengaruh keaktifan bertanya siswa kelas X.3 SMA Al Islam 1
Surakarta terhadap penggunaan modul pembelajaran hasil penelitian pada
pokok bahasan limbah?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
C. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan perumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk:
1. Menyusun modul pembelajaran pada pokok bahasan limbah berdasarkan hasil
Perubahan Kadar Cr, BOD, dan COD pada Limbah Cair
Batik melalui Metode Bioremoval Pellet Kapang Rhizopus sp
2. Menerapkan modul pembelajaran pada pokok bahasan limbah berdasarkan
hasil pene Perubahan Kadar Cr, BOD, dan COD pada Limbah
Cair Batik melalui Metode Bioremoval Pellet Kapang Rhizopus sp
3. Mengetahui pengaruh keaktifan bertanya siswa kelas X.3 SMA Al Islam 1
Surakarta terhadap penggunaan modul pembelajaran hasil penelitian pada
pokok bahasan limbah.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi siswa
a. Meningkatkan keaktifan bertanya siswa terhadap pembelajaran biologi.
b. Memberikan suasana baru dalam pembelajaran, sehingga siswa lebih aktif
bertanya dalam belajar.
2. Bagi guru
a. Menyajikan pemecahan untuk mengatasi masalah pembelajaran biologi
khususnya untuk meningkatkan keaktifan bertanya siswa melalui
penggunaan modul pembelajaran hasil penelitian.
b. Memperkaya khasanah pengetahuan guru mengenai alternatif
pembelajaran biologi yang dapat meningkatkan keaktifan bertanya siswa.
3. Bagi sekolah
a. Memberikan sumbangan bagi sekolah untuk menetapkan kebijakan
perbaikan proses pembelajaran.
b. Menjadi bahan pertimbangan dalam menyusun dan mengembangkan
kurikulum pembelajaran biologi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Penggunaan Modul Pembelajaran Hasil Penelitian untuk Meningkatkan
Keaktifan Bertanya Siswa
a. Modul
1) Pembelajaran Modul
Menurut Majid (2006: 176) pengertian modul adalah buku yang ditulis
dengan tujuan agar siswa dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan
bimbingan guru, sehingga modul berisi paling tidak tentang segala komponen
dasar bahan ajar.
Pengertian modul menurut Nasution (1988: 205) dapat dirumuskan
sebagai suatu unit lengkap yang berdiri sendiri dan terdiri atas suatu rangkaian
kegiatan belajar yang disusun untuk membantu siswa mencapai sejumlah tujuan
yang dirumuskan secara khusus dan jelas.
Menurut Santyasa (2009: 9), pelaksanaan pembelajaran modul adalah
sebagai berikut:
a) Modul dibagikan kepada siswa paling lambat seminggu sebelum
pembelajaran.
b) Penerapan modul dalam pembelajaran menggunakan metode diskusi
model pembelajaran kooperatif konstruktivistik.
c) Pada setiap akhir unit pembelajaran dilakukan tes penggalan, tes
sumatif, dan tugas-tugas latihan yang terstruktur.
d) Hasil tes dan tugas yang dikerjakan siswa dikoreksi dan dikembalikan
dengan feedback yang terstruktur paling lambat sebelum pembelajaran
unit materi ajar berikutnya.
e) Memberi kesempatan kepada siswa yang belum berhasil menguasai
materi ajar berdasarkan hasil analisis tes penggalan dan sumatif,
dipertimbangkan sebagai hasil diagnosis untuk menyelenggarakan
program remidial pada siswa di luar jam pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Menurut Mulyasa (2005:152), beberapa keunggulan pembelajaran dengan
sistem modul dapat dikemukakan sebagai berikut:
a) Berfokus pada kemampuan individual siswa, di mana siswa memiliki
kemampuan untuk bekerja sendiri dan lebih bertanggung jawab atas tindakan-
tindakannya.
b) Adanya kontrol terhadap hasil belajar melalui penggunaan standar kompetensi
dalam setiap modul yang harus dicapai oleh siswa.
c) Relevansi kurikulum ditandai dengan adanya tujuan dan cara pencapaiannya,
sehingga siswa dapat mengetahui keterkaitan pembelajaran dan hasil yang akan
diperoleh.
Menurut Winkel (2007: 473) pembelajaran modul merupakan
pembelajaran individual untuk mencapai tujuan pendidikan secara efisien dan
efektif dengan program pengajaran sesuai dengan laju kemajuan/kecepatan siswa
sendiri dengan bantuan dari guru atau tidak. Peran guru sebagai fasilitator
mendukung penggunaan modul pembelajaran yang menuntut siswa untuk
mempelajari materi terlebih dahulu sebelum ada penjelasan dari guru.
2) Karakteristik Modul
Menurut Suwarno (2006:91-92) pula, pembelajaran sistem modul
memiliki karakteristik sebagai berikut:
a) Modul harus memberikan informasi dan petunjuk pelaksanaan yang jelas
tentang apa saja yang harus dilakukan oleh siswa, bagaimana melakukannya dan
sumber belajar apa yang harus digunakan.
b) Modul adalah pembelajaran individual yang berupaya melibatkan sebanyak
mungkin karakteristik siswa. Setiap modul harus : (1) memungkinkan siswa
mengalami kemajuan belajar sesuai dengan kemampuan; (2) memungkinkan
siswa mengukur kemajuan belajar yang telah diperoleh; dan (3) memfokuskan
siswa pada tujuan pembelajaran yang spesifik dan dapat diukur.
c) Adanya pengalaman belajar pada modul bertujuan untuk membantu siswa
mencapai tujuan pembelajaran seefektif dan seefisien mungkin, serta
memungkinkan siswa untuk melakukan pembelajaran secara aktif, tidak sekedar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
membaca dan mendengar tetapi lebih dari itu yaitu memberikan kesempatan
untuk bermain peran (role playing), simulasi dan berdiskusi.
d) Materi pembelajaran disajikan secara logis dan sistematis, sehingga siswa
dapat mengetahui kapan memulai dan mengakhiri suatu modul, serta tidak
menimbulkan pertanyaan mengenai apa yang harus dilakukan atau dipelajari.
Menurut Suradi dalam Wena (2009: 232) mengemukakan ciri-ciri modul
sebagai berikut:
a) Modul adalah paket pembelajaran yang bersifat self-instruction.
b) Pengakuan adanya perbedaan individual belajar masing-masing siswa.
c) Membuat rumusan tujuan pembelajaran secara eksplisit.
d) Adanya asosiasi, struktur, dan urutan pengetahuan.
e) Penggunaan berbagai macam media pembelajaran.
f) Partisipasi aktif dari siswa.
g) Adanya reinforcement langsung terhadap respon siswa.
h) Adanya evaluasi terhadap penguasaan siswa terhadap hasil belajar.
Setiap modul memiliki mekanisme untuk mengukur pencapaian tujuan
belajar peserta didik, terutama untuk memberikan umpan balik bagi siswa dalam
mencapai ketuntasan belajar. Pengukuran ini juga menjadi suatu kriteria atau
standar kelengkapan modul.
3) Komponen Modul
Seperti yang diungkapkan oleh Nana Sudjana, dkk (1989: 134), modul
dapat diuraikan secara rinci unsur-unsurnya yang meliputi:
a) Pedoman guru, berisi petunjuk agar guru mengajar secara efisien serta
memberikan penjelasan mengenai jenis kegiatan yang harus dilakukan siswa,
waktu untuk menyelesaikan modul, alat pelajaran yang digunakan, dan
petunjuk evaluasinya.
b) Lembar kegiatan siswa, memuat pelajaran yang harus dikuasai siswa. Susunan
materi sesuai dengan tujuan instruksional yang akan dicapai, disusun langkah
demi langkah, sehingga mempermudah siswa dalam belajar. Lembaran
kegiatan tercantum kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
c) Lembar kerja, menyertai lembar kegiatan siswa yang digunakan untuk
menjawab atau mengerjakan soal-soal.
d) Kunci lembar kerja, berguna untuk mengevaluasi atau mengoreksi sendiri
hasil pekerjaan siswa. Apabila terdapat kekeliruan dalam pengerjaannya,
siswa bisa meninjau kembali pekerjaannya.
e) Lembar tes, adalah alat evaluasi untuk mengukur keberhasilan tujuan yang
telah dirumuskan dalam modul. Lembar tes berisi soal-soal untuk menilai
keberhasilan siswa dalam mempelajari materi yang disajikan dalam modul.
f) Kunci lembar tes, merupakan alat koreksi terhadap penilaian yang
dilaksanakan oleh siswa sendiri.
b. Keaktifan Bertanya
Indonesia, 2005: 36). Jadi, keaktifan siswa adalah kegiatan atau usaha yang
dilakukan oleh siswa.
Prinsip belajar adalah berbuat. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas,
sehingga aktivitas merupakan prinsip atau asas yang penting dalam interaksi
belajar mengajar.
Menurut Brown dalam J.J. Hasibuan, dkk, (1994: 19) mendeskripsikan
any statement which tests or creates
knowledge in the learner (setiap pertanyaan yang mengkaji atau menciptakan
ilmu pada diri siswa merupakan pengertian bertanya).
Dalam Hasibuan, dkk (1986: 62), bertanya adalah ucapan verbal yang
meminta respons dari seseorang yang dikenai. Respons yang diberikan dapat
berupa pengetahuan sampai hal-hal yang merupakan pertimbangan. Jadi bertanya
adalah stimulus efektif yang mendorong kemampuan berpikir.
Banyak jenis aktivitas yang dapat dilakukan oleh siswa di sekolah.
Aktivitas siswa tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat saja. Diedrich
membagi kegiatan siswa antara lain:
a.Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya membaca,
memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain. b.
Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi
saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
c. Listening activities, sebagai contoh, mendengarkan: uraian, percakapan,
diskusi, musik, pidato. d. Writing activities, seperti misalnya menulis
cerita, karangan, laporan, angket, menyalin. e. Drawing activities,
misalnya: menggambar, membuat grafik, peta, diagram. f. Motor activities, yang termasuk di dalamnya antata lain: melakukan percobaan,
membuat konstruksi, model reparasi, bermain, berkebun, beternak. g.
Mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggap, mengingat,
memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan.
h. Emotional activities, seperti misalnya, menaruh minat, merasa bosan,
gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup (Sardiman, 2007:
101).
Kegiatan-kegiatan lisan menurut Yamin (2007: 85) antara lain:
mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu tujuan,
mengajukan suatu pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat,
wawancara, diskusi, dan interupsi. Terkait dengan jenis aktivitas siswa, maka
keaktifan bertanya merupakan salah satu jenis dari aktivitas siswa yang termasuk
dalam oral activities.
Penggunaan modul pembelajaran hasil penelitian akan memunculkan
keingintahuan siswa terhadap hal-hal yang belum diketahuinya, sehingga hal
tersebut akan mendorong siswa belajar aktif. Salah satunya adalah dengan aktif
bertanya.
2. Perubahan Kadar Cr, BOD, dan COD pada Limbah Cair Batik melalui
Metode Bioremoval Pellet Kapang Rhizopus sp
a. Limbah Cair Batik
Aktifitas industri batik di samping memberikan dampak positif juga
memberikan dampak negatif. Menurut Suleman dalam Setyaningsih (2002),
banyaknya produsen batik, baik yang besar maupun yang berskala rumah tangga,
memiliki kesamaan yaitu dengan menghasilkan limbah cair batik, dengan
kandungan zat warna, zat padat tersuspensi, BOD (Biochemichal Oxygen
Demand), COD (Chemical Oxygen Demand), minyak dan lemak yang perlu
pengolahan sebelum dibuang ke badan air.
Menurut penelitian Junaidi, dkk (2006: 2), pengelolaan limbah cair setelah
proses produksi bertujuan untuk menghilangkan atau menurunkan kadar bahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
pencemar yang terkandung dalam limbah cair tersebut sehingga limbah cair
tersebut layak untuk dibuang.
Di dalam proses pewarnaan batik di antaranya menggunakan pewarna
yang mengandung Cr. Penggunaan pewarna tersebut akan menghasilkan limbah
logam berat yang berbahaya yaitu Cr. Menurut Suhendrayatna (2001), Cr adalah
elemen berbahaya di permukaan bumi dan dijumpai dalam kondisi oksida antara
Cr (II) sampai Cr (VI), tapi hanya Cr bervalensi tiga dan enam yang memiliki
kesamaan sifat biologinya. Cr bervalensi tiga memiliki sifat racun yang lebih
rendah dibanding dengan Cr bervalensi enam.
Adapun sifat-sifat yang dimilki oleh logam Cr (Darwono, 1995) dalam
Meriatna (2008: 29-30) adalah:
1) Sifat kimia Cr
a) Logam yang mengkilap dan titik cairnya tinggi yang banyak dipergunakan di
industri baja.
b) Dapat larut dalam asam kecuali nitrit, tidak larut dalam air.
c) Pada tingkat konsentrasi 10 ppm dalam air, krom diperkirakan toksik bagi
beberapa alga.
2) Sifat fisik Cr
a) Titik lebur 19030C pada tekanan 1 atm.
b) Titik didih 26420C pada 1 atm.
c) Massa jenis 650 gr/cm3
Cr dapat dikurangi dengan bakteri atau fungi menurut Varenyam Achal,
dkk (2011: 166):
Chromium has become an important soil contaminant at many sites
throughout the world and facilitating reduction of toxic Cr (VI) to nontoxic (III) using different microorganisms such as bacteria or fungi, is becoming
an attractive remediation strategy. There is a need to find out different fungal species that can remove such toxic heavy metal ions from
contaminated sites.
Pengertian di atas menunjukkan bahwa Cr menjadi kontaminan pada
tanah dan mengurangi racun Cr (VI) yang berbahaya menjadi Cr (III) yang tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
berbahaya digunakan mikroorganisme sepert bakteri dan jamur, yang bisa menjadi
strategi remediasi yang atraktif.
Menurut Sihaloho (2008: 36), BOD merupakan jumlah oksigen yang
diperlukan oleh populasi mikroorganisme yang berada dalam kondisi aerob untuk
menstabilkan materi organik. Semakin besar angka BOD maka derajat pengotoran
air limbah semakin besar. Menurut Hariyadi (2004: 2), nilai BOD menyatakan
jumlah oksigen, tetapi untuk mudahnya dapat juga diartikan sebagai gambaran
jumlah bahan organik mudah urai (biodegradable organics) yang ada di perairan.
Menurut Fatha (2007: 23), COD atau kebutuhan oksigen kimia (KOK)
adalah jumlah oksigen (mg O2) yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat
organik yang ada dalam satu liter sampel air, dimana pengoksidanya adalah
K2Cr2O7 atau KMnO4. Menurut Hariyadi (2004: 2), selisih nilai antara COD dan
BOD memberikan gambaran besarnya bahan organik yang sulit urai yang ada di
perairan. Nilai BOD sama dengan COD, tetapi BOD tidak bisa lebih besar dari
COD. COD menggambarkan jumlah total bahan organik yang ada.
b. Kapang Rhizopus sp
Kapang (mould/filamentous fungi) menurut Milmi (2008) merupakan
mikroorganisme anggota Kingdom Fungi yang membentuk hifa. Kapang
melakukan reproduksi dan penyebaran menggunakan spora. Spora kapang terdiri
dari dua jenis, yaitu spora seksual dan spora aseksual. Spora aseksual dihasilkan
lebih cepat dan dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan spora seksual.
Spora aseksual memiliki ukuran yang kecil (diameter 1-
Klasifikasi Rhizopus sp menurut Muzzayinah (2005) adalah sebagai
berikut:
Kingdom : Fungi
Divisio : Zygomycota
Class : Zygomycetes
Ordo : Mucorales
Familia : Mucoraceae
Genus : Rhizopus
Species : Rhizopus sp
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Menurut Muzzayinah (2005: 98), miselium Rhizopus membentuk tiga hifa.
Pertama yang disebut dengan rhizoid, yang menetrasi substrat dan bertugas
mengabsorbsi makanan. Kedua, stolon yang tumbuh di permukaan substrat.
Ketiga adalah sporangiophore yang tumbuh tegak tidak bercabang.
Gambar 1. Struktur Tubuh Rhizopus sp
Sumber: University of Winnipeg (http://kentsimmons.uwinnipeg.ca/2006.
Diakses tanggal 12 September 2010)
Habitat dari Rhizopus adalah di darat, di tanah yang lembab atau sisa
organisme mati. Rhizopus bereproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi
secara aseksual adalah dengan spora nonmotil yang dihasilkan oleh sporangium,
sedangkan reproduksi seksualnya dengan konjugasi dua hifa (-) dan hifa (+).
c. Metode Bioremoval Pellet Kapang Rhizopus sp
Menurut Suhendrayatna (2001), metode bioremoval adalah terakumulasi
dan terkonsentrasinya zat polusi (pollutant) dari suatu cairan oleh material biologi,
selanjutnya melalui proses rekoveri material ini dapat dibuang dan ramah terhadap
lingkungan. Proses bioremoval berpotensi tinggi untuk mengurangi kadar logam
berat pada level konsentrasi yang sangat rendah. Bioremoval lebih efektif
dibanding dengan dengan ion exchange dan reverse osmosis. Proses bioremoval
ion logam berat umumnya terdiri dari dua mekanisme yang melibatkan proses
active uptake dan passive uptake.
Passive uptake dikenal dengan istilah proses biosorbsi. Proses ini terjadi
ketika ion logam berat mengikat dinding sel dengan dua cara yang berbeda.
Pertama, pertukaran ion di mana ion monovalen dan divalen seperti Na, Mg, dan
Ca pada dinding sel digantikan oleh ion-ion logam berat. Kedua adalah formasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
kompleks antara ion-ion logam berat dengan functional groups seperti carbonyl,
amino, thiol, hydroxyl, phosphate yang berada pada dinding sel. Proses biosorbsi
ini bersifat bolak-balik dan cepat.
Active uptake dapat terjadi pada berbagai tipe sel hidup. Mekanisme ini
secara simultan terjadi sejalan dengan konsumsi ion logam untuk pertumbuhan
mikroorganisme dan akumulasi intraseluler ion logam tersebut. Proses ini
tergantung dari energi yang terkandung dan sensitifitasnya terhadap parameter-
parameter yang berbeda seperti pH, suhu, kekuatan ikatan ionik, cahaya, dll.
Proses bioremoval merupakan metode yang sangat simpel.
Mikroorganisme dimasukkan, ditumbuhkan selanjutnya dikontakkan dengan air
yang tercemar. Proses pengontakkan dilakukan dalam jangka waktu tertentu agar
biomassa berinteraksi dengan ion-ion logam dan selanjutnya biomassa dipisahkan
dari cairan. Penelitian ini dipelajari perubahan kadar Cr, BOD, dan COD pada
limbah cair batik melalui metode bioremoval pellet kapang Rhizopus sp dengan
variasi pellet dalam limbah 0:10(%b/v), 5:10(%b/v), 10:10(%b/v), 15:10(%b/v),
dan 20:10(%b/v) dengan waktu retensi selama 7 hari.
Menurut Kartasudjana (2001: 3), pellet merupakan bentuk masa bahan-
bahan pakan, konsentrat atau ransum yang dibentuk dengan menekan dan
memadatkannya melalui lubang cetakan secara mekanis. Komponen yang
digunakan dari pellet kapang Rhizopus sp adalah tepung limbah tapioka (onggok),
tepung kanji, Rhizopus sp, dan air. Spora dari kapang Rhizopus sp ini diisolasi
untuk kemudian dibungkus dalam material organik berupa tepung limbah tapioka
dan dikemas dalam bentuk pellet. Berdasarkan sifat tepung limbah tapioka
sebagai pembungkus yang mudah didegradasi oleh lingkungan, ketersediaan
bahan yang cukup melimpah, mudahnya penanganan, kecepatan pertumbuhan
kapang, dan kemampuan menyesuaikan diri yang tinggi serta bentuk yang praktis
menjadikan pellet kapang Rhizopus sp layak diaplikasikan sebagai solusi alternatif
termurah untuk mereduksi logam berat Cr dengan disesuaikan pada fungsi
fisiologik, anatomi tubuh kapang serta kemampuan biosorbsi ion logam berat.
Menurut penelitian Wignyanto (2006: 6), waktu retensi pellet dalam
limbah cair terkait dengan daya serap air pada pellet. Pellet berkonsentrasi tepung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
limbah tapioka tinggi namun dengan kandungan air yang sama akan mengurangi
kekompakan penyatuan bahan pellet, sehingga air sangat mudah untuk masuk ke
dalam pellet. Keadaan tersebut juga berpengaruh pada kehalusan dan homogenitas
partikel bahan di samping adanya bahan perekat. Keseluruhan faktor tersebut
sangat mempengaruhi daya serap air yang pada akhirnya akan menentukan
lamanya waktu mengapung dari pellet.
Rhizopus sp dapat dimasukkan dalam adsorben yang baik menurut Iqbal
Ahmad, dkk (2005: 125) adalah sebagai berikut:
Result from this study showed that the dead biomass of Rhizopus sp. had a
higher adsorption capacity as compared Aspergillus sp. biomass. Several authors have also reported the biosorption ability of live biomass of the
various filamentous fungi including species of metals like Zn, Ni, Cd, Cu, Co but less commonly to chromium. However certain others authors
reported the bioadsorption ability of dead/living biomass of Rhizopus and Aspergillus sp. (Gadd., 1990; Fourest et al., 1994; Bai and Abraham.,
2001; Teskova and Petrov., 2002)
Pengertian di atas menunjukkan bahwa hasil studi menunjukkan bahwa
biomassa mati dari Rhizopus sp mempunyai adsorsbsi yang lebih tinggi
dibandingkan Aspergillus sp. Beberapa penulis juga melaporkan bahwa
kemampuan biosorpsi dari biomassa hidup dari jamur yang mempunyai variasi
filamen menyerap logam berat seperti Zn, Ni, Cd, Cu, Co tetapi sedikit pada Cr.
Meskipun demikian, penulis lain melaporkan bahwa kemampuan biosorpsi bisa
dari biomassa yang mati atau hidup dari Rhizopus dan Aspergillus sp.
B. Kerangka Berpikir
Pembelajaran di kelas X.3 SMA Al Islam 1 Surakarta menunjukkan bahwa
keaktifan bertanya siswa rendah. Hasil observasi di kelas X.3 SMA Al Islam 1
Surakarta menunjukkan bahwa 5.71% siswa yang bertanya kepada guru tentang
materi yang belum dipahami, 14.29% siswa yang menjawab pertanyaan guru,
25.71% melakukan aktivitas sendiri, dan 17.14% siswa yang mencatat penjelasan
dari guru. Berdasarkan observasi awal tersebut, dapat dipahami bahwa masalah
yang ada pada kelas X.3 SMA Al Islam 1 Surakarta adalah rendahnya keaktifan
bertanya siswa. Masalah tersebut diperkirakan karena metode pembelajaran yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
belum berpusat pada aktivitas siswa pembelajaran yang masih berupa buku teks,
belum mampu meningkatkan keaktifan siswa..
Modul merupakan paket belajar mandiri yang disusun secara sistematis
untuk membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran. Penggunaan Modul
Pembelajaran dalam proses pembelajaran memungkinkan siswa aktif dalam
pembelajaran sebab pada pembelajaran modul guru berperan sebagai fasilitator,
sedangkan siswa sebagai pelaku utama. Pembelajaran modul memungkinkan
siswa untuk mempelajari terlebih dahulu materi yang akan dibahas.
Penggunaan modul pembelajaran hasil penelitian yang dapat
memungkinkan siswa untuk memahami materi sebelum dijelaskan oleh guru,
menandai atau mengenali materi yang belum dipahami, dan menanyakan materi
tersebut, sehingga dapat menstimulus siswa untuk bertanya. Stimulus untuk
bertanya diharapkan dapat meningkatkan keterlibatan siswa secara aktif dalam
kegiatan pembelajaran. Modul yang digunakan merupakan hasil penelitian tentang
Bioremoval Pellet Kapang Rhizopus sp
Berdasarkan uraian di atas dan untuk mengatasi permasalahan rendahnya
keaktifan bertanya siswa, peneliti berkolaborasi dengan guru biologi SMA Al
Islam 1 Surakarta untuk melakukan penelitian. Penelitian yang dilakukan
merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan modul
pembelajaran hasil penelitian pada pokok bahasan Limbah.
Skema kerangka berpikir dalam pelaksanaan kegiatan penelitian secara
sederhana dapat dilihat sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH:
Gambar 2. Bagan Kerangka Berpikir Penggunaan Modul Pembelajaran Hasil
Penelitian
PERMASALAHAN
PEMBELAJARAN :
Keaktifan bertanya rendah.
Modul pembelajaran hasil penelitian
pada Limbah Cair Batik Mealui Metode
Pellet Kapang Rhizopus sp sebagai
Modul : memungkinkan siswa belajar mandiri
TARGET:
Keaktifan bertanya siswa meningkat
HASIL OBSERVASI:
- Siswa kurang aktif dalam
bertanya.
- Kurangnya keterlibatan peran
aktif siswa dalam pembelajaran.
- Kurangnya pemahaman siswa
terhadap materi biologi.
PENYEBAB:
- Metode pembelajaran yang belum
berpusat pada aktivitas siswa.
- Sumber belajar yang berupa buku
teks belum mampu meningkatkan
keaktifan siswa dalam bertanya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan
Modul pembelajaran hasil penelitian sebagai salah satu bahan ajar. Modul sebagai
bahan pembelajaran ini disusun dari hasil penelitian perubahan kadar Cr, BOD,
dan COD pada limbah cair batik melalui metode bioremoval pellet kapang
Rhizopus sp di laboratorium sebagai pengembangan bahan ajar pada pokok
bahasan Limbah.
A. Penelitian Laboratorium
1. Tempat dan Waktu Penelitian
a. Tempat Penelitian
Penelitian laboratorium untuk uji kadar Cr, BOD, dan COD pada limbah
industri batik dilaksanakan di Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan
Pemberantasan Penyakit Menular (BBTKL PPM) Yogyakarta. Limbah industri
batik diambil dari home industry batik di kawasan Sukoharjo.
b. Waktu Penelitian
Penelitian uji kadar Cr, BOD, dan COD dilaksanakan pada bulan Maret-
November 2010.
Tabel 1. Waktu Kegiatan Penelitian Perubahan Kadar Cr, BOD, dan COD pada
Limbah Cair Batik Melalui Metode Bioremoval Pellet Kapang Rhizopus sp.
N
o. Rencana Kegiatan
Tahun 2010
Mar Apr Mei Jun Juli Ags Sep Okt Nov
1. Persiapan
a. Analisis
kurikulum SMA
---xx xx--
-
b. Pengajuan
judul
penelitian
---
xx
c. Pembuatan
rancangan
penelitian
---xx
d. Pengajuan
izin
penelitian
---
xx
2. Pelaksanaan
a. Persiapan alat
dan bahan
----x xx--
-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
b. Inokulsai, pembuatan
pellet
--x--
c. Pengujian awal kadar
Cr, BOD, dan
COD
---x-
d. Retensi
limbah batik
dengan pellet
---
xx
e. Pengujian
akhir kadar
Cr, BOD, dan
COD
--x--
f. Pengumpulan
data
--xxx
g. Analisa data xxxx
x
xxxx
x
3. Penyelesaian
Pembuatan Modul pembelajaran
hasil penelitian
xxxxx
xxxxx
xxxxx
2. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan observasi dan
eksperimen yang meliputi uji kadar Cr dengan menggunakan metode analisa SSA
(Spektrofotometrik Serapan Atom secara ekstraksi), BOD dengan winkler dan DO
meter, dan COD dengan metode refluks tertutup secara spektrofotometri pada
limbah industri batik. Hasil penelitian ini akan ditulis dalam modul yang akan
digunakan dalam penelitian tindakan kelas di kelas X.3 SMA Al Islam 1
Surakarta.
3. Data dan Sumber Data
a. Data Penelitian
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi kadar Cr, BOD, dan
COD pada limbah industri batik melalui metode bioremoval pellet kapang
Rhizopus sp.
Tabel Lanjutan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
b. Sumber Data
Data diperoleh dari hasil uji kadar Cr, BOD, dan COD dari bahan yang
dilakukan di laboratorium dan penetapan angka kadar Cr, BOD, dan COD dalam
mg/l diperoleh melalui perhitungan secara kuantitatif.
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data terdiri atas perlakuan di laboratorium dan
perhitungan untuk memperoleh data tentang kadar masing-masing unsur dalam
sampel atau contoh bahan yang diuji melalui beberapa tahap sebagai berikut :
a. Analisis Kadar Cr, BOD, dan COD
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan observasi dan
eksperimen yang meliputi uji kadar Cr dengan menggunakan metode analisis SSA
(Spektrofotometrik Serapan Atom secara ekstraksi), BOD dengan winkler dan DO
meter, dan COD dengan metode refluks tertutup secara spektrofotometri pada
limbah industri batik.
b. Dokumentasi
Dokumentasi berupa foto penelitian perubahan kadar Cr, BOD, dan COD
pada limbah cair batik melalui metode bioremoval pellet kapang Rhizopus sp.
5. Prosedur Penelitian
a. Inokulasi Rhzopus sp, Pembuatan Pellet dan Treatment
1) Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang diperlukan adalah mesin giling, timbangan digital,
toples dengan ukuran 10 liter. Bahan yang digunakan adalah ragi tempe,
Pepton Glucose Yeast (PGY), tepung kanji, tepung limbah tapioka, limbah cair
industri batik.
2) Cara Kerja
Persiapan pertama kali adalah inokulasi Rhizopus sp ditumbuhkan dalam
media cair Pepton Glucose Yeast (PGY) dengan komposisi glukosa (20 g/l), yeast
ekstrak (5 g/l), dan pepton (10 g/l).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Pembuatan pellet kapang Rhizopus sp yaitu untuk pengolahan dan
pemecahan untuk pemisahan bahan-bahan pencemar atau kotoran dari bahan yang
akan digunakan, yaitu tepung limbah tapioka. Pellet dibuat dengan campuran
bahan tepung limbah tapioka dengan tepung kanji yang berfungsi sebagai perekat.
Setelah semua bahan baku tercampur secara homogen, lalu dibuat dalam bentuk
pellet.
Pellet basah yang telah dipotong-potong dijemur sampai kadar airnya 10-
20%. Proses pengeringan bisa dilakukan dengan penjemuran di bawah terik
matahari atau menggunakan mesin. Keduanya memiliki kelebihan dan
kekurangan. Penjemuran secara alami tentu sangat tergantung kepada cuaca.
Mesin pengering yang umum digunakan sangat beragam, diantaranya oven
pengering yaitu pada suhu 370C selama 90 menit. Supaya dihasilkan
pengeringan yang merata, harus sering dibalik supaya tidak gosong. Pengeringan
dihentikan apabila pellet kering, keras dan mudah patah.
Air limbah yang digunakan berasal dari home industri batik di kawasan
Sukoharjo. Pada tahap pelaksanaan, digunakan ember sebanyak 5 buah bervolume
10 liter diisi dengan 10 liter limbah cair batik. Kelima ember ditandai dengan
nomor 1 sampai 5. Ember pertama dimasukkan pellet sebanyak 20 g. Ember
kedua dimasukkan pellet sebanyak 15 g. Ember ketiga dimasukkan pellet
sebanyak 10 g. Ember keempat dimasukkan pellet sebanyak 5 g. Dan ember
kelima tidak dimasukkan pellet (kontrol). Tiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali
perulangan.
b. Uji Kadar Cr
Uji kadar Cr dilakukan dengan menggunakan metode analisis SSA
(Spektrofotometrik Serapan Atom secara ekstraksi) (Badan Standardisasi Nasional
/SNI 06-6989.17-2004).
1) Prinsip
Penambahan asam nitrat bertujuan untuk melarutkan analit logam dan
menghilangkan zat pengganggu yang terdapat dalam contoh uji dalam air dan air
limbah dengan bantuan pemanas listrik, kemudian diukur dengan SSA
menggunakan gas asetilen, C2H2.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
2) Alat
Alat yang diperlukan yaitu: SSA, lampu holow katoda Cr, gelas piala,
pipet ukur 5 ml; 10 ml; 20 ml; 30 ml; 40 ml dan 60 ml, labu ukur 100 ml, corong
gelas, pemanas listrik, kertas saring whatman 40 dengan ukuran pori 0,42 m,
dan labu semprot.
3) Bahan
Bahan yang diperlukan yaitu: air suling, asam nitrat ( , Larutan
standar logam Cr, Gas etilen ( , dan sample limbah.
4) Cara Kerja
Bila contoh uji tidak dapat segera dianalisa, maka contoh uji diawetkan
dengan penambahan pekat sampai pH kurang dari 2 dengan waktu simpan
maksimal 6 bulan.
Persiapan pengujian dengan 100 ml contoh uji yang sudah dikocok sampai
homogen dimasukkan ke dalam gelas piala. Ditambahkan 5 ml asam nitrat
kemudian dipanaskan di pemanas listrik sampai larutan hamper kering. 50 ml air
suling dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml melalui kertas saring dan
ditepatkan 100 ml dengan air suling.
Pembuatan larutan baku logam krom 100 mg/l adalah dengan 10 ml
larutan induk logam Cr diambil dengan pipet, dimasukkan ke dalam labu ukur 100
ml. Ditepatkan dengan larutan pengencer sampai tanda batas.
Pembuatan larutan baku logam Cr 10 mg/l adalah dengan 50 ml larutan
standar logam Cr diambil dengan pipet, dimasukkan ke dalam labu ukur 500 ml.
Ditepatkan dengan larutan pengencer sampai tanda tera.
Pembuatan larutan kerja logam Cr adalah dengan diambil 0 ml; 2 ml; 5 ml;
10 m; 20 ml; 30 ml; 40 ml dan 50 ml dari larutan baku Cr 10 mg/l, masing-masing
dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml. Larutan pengencer ditambahkan sampai
tanda tera sehingga diperoleh konsentrasi logam Cr 0,0 mg/l; 0,2 mg/l; 0,5 mg/l;
1,0 mg/l; 2,0 mg/l; 3,0 mg/l; 4,0 mg/l; 5,0 mg/l.
Pembuatan kurva kalibrasi dan cara uji contoh uji adalah alat SSA
dioptimalkan sesuai petunjuk penggunaan alat. Masing-masing larutan kerja yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
telah dibuat pada panjang gelombang 357,9 nm diukur. Kurva kalibrasi dibuat
untuk mendapatkan persamaan garis regresi. Dilanjutkan dengan pengukuran
contoh uji yang sudah dipersiapkan.
5) Perhitungan
a) Konsentrasi logam Cr total
Cr (mg/l) = C x fp
Dengan pengertian:
C adalah konsentrasi yang didapat hasil pengukuran (mg/l);
fp adalah faktor pengenceran
b) Persen temu balik (% recovery, %)
% R = x 100%
Dengan pengertian:
A adalah kadar contoh uji yang di spike;
B adalah kadar contoh uji yang tidak di spike;
C adalah kadar standar yang diperoleh (target value)
c. Uji BOD
Uji BOD menggunakan metode uji APHA 2005, Section 5210-B, Section
4500-OG.
1) Prinsip
Sejumlah contoh uji ditambahkan ke dalam larutan pengencer jenuh
oksigen yang telah ditambah larutan nutrisi dan bibit mikroba, kemudian
diinkubasi dalam ruang gelap pada suhu 200C 1
0C selama 5 hari. Nilai BOD
dihitung berdasarkan selisih konsentrasi oksigen terlarut 0 (nol) hari dan 5 (lima)
hari. Bahan kontrol standar dalam uji BOD ini digunakan larutan glukosa-asam
glutamat.
2) Alat
Alat yang diperlukan yaitu: DO meter yang terkalibrasi; lemari
inkubasi/water cooler suhu 200C 1
0C, botol dari gelas 5 l-10 l, pipet volumetrik 1
ml dan 10 ml, labu ukur 100 ml; 200 ml; dan 1000 ml, pH meter, botol DO,
shaker, blender, oven, dan timbangan analitik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
3) Bahan
Bahan yang diperlukan yaitu: sampel limbah; air bebas mineral; larutan
nutrisi; larutan suspensi bibit mikroba; larutan air pengencer; larutan glukosa-
asam glutamat; larutan asam dan basa 1 N; larutan natrium sulfit; inhibitor
nitrifikasi Allylthiourea (ATU); asam asetat; larutan kalium iodida 10%; dan
larutan indikator amilum (kanji).
4) Cara Kerja
Larutan air pengencer dibuat dengan menyiapkan air bebas mineral yang
jenuh oksigen atau minimal 7,5 mg/l dalam botol gelas yang bersih kemudian
diatur suhunya pada kisaran 200C 3
0C. Setiap 1 l air bebas minera\l tersebut
ditambahkan masing-masing 1 ml larutan nutrisi yang terdiri dari larutan buffer
fosfat, MgSO4, CaCl2, dan FeCl3-. Bibit mikroba juga ditambahkan ke dalam
setiap 1 l air bebas mineral tersebut.
Larutan glukosa-asam glutamat dibuat dengan mengeringkan glukosa dan
asam glutamat pada 1030C selama 1 jam. 150 mg glukosa dan 150 mg asam
glutamat ditimbang kemudian dilarutkan dengan air bebas mineral hingga 1 l.
Larutan glukosa-asam glutamat dibuat dengan mengkondisikan larutan
glukosa-asam glutamat pada suhu 200C 3
0C. 20 ml larutan glukosa-asam
glutamat dimasukkan ke dalam labu ukur 1 l kemudian diencerkan dengan larutan
air pengencer hingga 1 l. Kemudian mengaduknya sampai homogen.
Larutan contoh uji dibuat dengan mengkondisikan contoh uji pada suhu
200C 3
0C. Dalam labu ukur dilakukan pengenceran contoh uji dengan larutan
pengencer hingga 1 l. Jumlah pengenceran sangat tergantung pada karakteristik
contoh uji dan dipilih pengenceran yang diperkirakan dapat menghasilkan
penurunan oksigen terlarut minimal 2 mg/l dan sisa oksigen terlarut minimal 1
mg/l setelah inkubasi 5 hari. Pengenceran contoh uji dapat dilakukan berdasarkan
faktor pengenceran seperti di bawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Tabel 2. Jumlah Contoh Uji
Jenis contoh uji Jumlah contoh uji
(%) Faktor pengenceran
Limbah industri yang sangat pekat 0,01 1,0 10000 100
Limbah yang diendapkan 1,0 5,0 100 - 20
Efluen dari proses biologi 5,0 25 20 4
Air sungai 25 100 4 1
Sumber: Standart Methods for The Examination of Water and Wastewater 21st
Edition, 2005: Biochemical Oxygen Demand (5210)
Dua buah botol BOD disiapkan dan ditandai masing-masing botol dengan
notasi A1 dan A2 Larutan contoh uji dimasukkan ke dalam masing-masing botol
DO A1 dan A2 sampai meluap, kemudian menutup masing-masing botol secara
hati-hati untuk menghindari terbentuknya gelembung udara. Pengocokkan
dilakukan beberapa kali kemudian menambahkan air bebas mineral pada sekitar
mulut DO yang telah ditutup. Botol A2 disimpan dalam lemari inkubator 200C
10C selama 5 hari.
Pengukuran oksigen dilakukan terhadap larutan dalam botol A dengan alat
DO meter yang terkalibrasi sesuai dengan Standart Methods for The Examination
of Water and Wastewater 21st
Edition, 2005: Membrane electrode method (4500-
O G) atau dengan metode titrasi secara iodometri (modifikasi Azida) sesuai
dengan SNI 06-6989.14-2004. Hasil pengukuran merupakan nilai oksigen terlarut
pada nol hari harus dilakukan paling lama 30 menit setelah pengenceran.
Mengulangi pengerjaan di atas untuk botol A2 yang telah diinkubasi 5 hari 6
jam. Hasil pengukuran yang diperoleh merupakan nilai oksigen terlarut 5 hari
(A2).
Mengulangi pengerjaan di atas untuk penetapan blanko dengan
menggunakan larutan pengencer tanpa contoh uji. Hasil pengukuran yang
diperoleh merupakan nilai oksigen terlarut nol hari (B1) dan nilai oksigen terlarut
5 hari (B2).
Mengulangi pengerjaan di atas untuk penetapan kontrol standar dengan
menggunakan larutan glukosa-asam glutamat. Hasil pengukuran yang diperoleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
merupakan nilai oksigen terlarut nol hari (C1) dan nilai oksigen terlarut 5 hari
(C2). Melakukan kembali pengerjaan di atas terhadap beberapamacam
pengenceran contoh uji.
5) Perhitungan
BOD5 =
Dengan pengertian:
BOD5 adalah nilai BOD5 contoh uji (mg/l)
A1 adalah kadar oksigen terlarut contoh uji sebelum inkubasi (0 hari) (mg/l);
A2 adalah kadar oksigen terlarut contoh uji setelah inkubasi 5 hari (mg/l);
B1 adalah kadar oksigen terlarut blanko sebelum inkubasi (0 hari) (mg/l);
B2 adalah kadar oksigen terlarut blanko setelah inkubasi 5 hari (mg/l);
VB adalah volume suspensi mikroba (ml) dalam botol DO blanko;
VC adalah volume suspensi mikroba dalam botol contoh uji;
P adalah perbandingan volume contoh uji (V1) per volume total (V2).
d. Uji COD
Uji COD menggunakan metode uji APHA 2005, Section 5220-C.
1) Prinsip
Senyawa organik dan anorganik, terutama organik dalam contoh uji
dioksidasi oleh Cr2O72-
dalam refluks tertutup selama 2 jam menghasilkan Cr3+.
Kelebihan kalium dikromat yang tidak tereduksi, ditritasi dengan larutan Ferro
Ammonium Sulfat (FAS) menggunakan indikator ferroin. Jumlah oksidan yang
dibutuhkan dinyatakan dalam ekuivalen oksigen (O2 mg/l).
2) Alat
Alat yang diperlukan yaitu: digestion vessel lebih baik gunakan kultur
tabung borosilikat dengan ukuran 16 mm x 100 mm; 20 mm x 150 mm atau 25
mm x 150 mm bertutup ulir. Atau alternatif lain, gunakan ampul borosilikat
dengan kapasitas 10 ml (diameter 19 mm sampai dengan 20 mm); pemanas
dengan lubang-lubang penyangga tabung (heating block); mikroburet; labu ukur
100 dan 1000 ml; pipet volumetrik 5 ml, 10 ml dan 25 ml; gelas piala; timbangan
analitik dengan ketelitian 0,1 mg; erlenmeyer; dan magnetic stirrer.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
3) Bahan
Bahan yang diperlukan yaitu: sample limbah, air bebas organik, larutan
pereaksi asam sulfat, larutan baku kalium dikromat (K2Cr2O7) 0,01667 M ( 0,1
N); larutan indikator ferroin; larutan baku Ferro Ammonium Sulfat (FAS) 0,05M;
asam sulfamat (NH2SO3H); dan larutan baku Kalium Hidrogen Ftalat
(HOOCC6H4COOK, KHP) COD 500 mg O2/l.
4) Cara Kerja
Pembuatan larutan pereaksi asam sulfat yaitu dengan melarutkan 10,12 g
serbuk/kristal Ag2SO4 ke dalam 1000 ml H2SO4 pekat kemudian mengaduknya
hingga larut.
Pembuatan larutan baku kalium dikromat (digestion solution) yaitu dengan
melarutkan 4,903 g K2Cr2O7 yang telah dikeringkan pada suhu 1500C selama 2
jam ke dalam 500 ml air bebas organik. Kemudian menambahkan 167 ml H2SO4
pekat dan 33,3 g HgSO4. Larutkan dan dinginkan pada suhu ruang dan encerkan
sampai 1000 ml.
Pembuatan larutan indikator ferroin yaitu dengan melarutkan 1,485 g 1,10-
phenanthrolin monohidrat dan 695 mg FeSO4.7H2O dalam air bebas organik dan
encerkan sampai 100 ml).
Pembuatan larutan baku Ferro Ammonium Sulfat (FAS) 0,05M yaitu
dengan melarutkan 19,6 g Fe(NH4)2(SO4)2.6H2O dalam 300 ml air bebas organik,
kemudian menambahkan 20 ml H2SO4 pekat, dinginkan dan tepatkan sampai
1000 ml).
Pembuatan asam sulfamat (NH2SO3H) yaitu dengan menambahkan 10 mg
asam sulfamat untuk setiap mg NO2-N yang ada dalam contoh uji. Penambhan
asam sulfamat jika ada gangguan nitrit.
Pembuatan larutan baku Kalium Hidrogen Ftalat (HOOCC6H4COOK,
KHP) yaitu dengan menggerus perlahan KHP lalu keringkan sampai berat konstan
pada suhu 1100C. 425 mg KHP dilarutkan ke dalama air bebas organik dan
tepatkan sampai 1000 ml. Larutan ini stabil bila disimpan dalam kondisi dingin
pada temperatur 40C 2
0C dan dapat digunakan sampai 1 minggu selama tidak
ada pertumbuhan mikroba. Sebaiknya larutan ini dipersiapkan setiap 1 minggu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Contoh uji dihomogenkan. Digestion vessel dan tutupnya dicuci dengan
H2SO4 20% sebelum digunakan.
Standarisasi larutan baku FAS dilakukan dengan larutan baku kalium
dikromat setiap melakukan pengujian dengan cara sebagai berikut: pipet 5 ml
digestion vessel ke dalam erlenmeyer, tambahkan air bebas organik sejumlah
contoh uji dan dinginkan pada suhu ruang. 1-2 tetes indikator ferroin ditambahkan
dan titrasi dengan larutan titrasi FAS kemudian menghitung kembali molaritas
larutan.
Molaritas larutan FAS =
x normalitas digestion vessel
Pipet volume contoh uji dan menambahkan digestion vessel dan pereaksi
asam sulfat ke dalam tabung/ampul seperti yang dinyatakan dalam tabel berikut:
Tabel 3. Contoh Uji dan Larutan Pereaksi untuk Bermacam-macam Digestion Vessel
Digestion vessel Contoh
Uji (ml)
Digestion
solution (ml)
Larutan pereaksi
asam sulfat (ml)
Total
volume (ml)
Tabung kultur
16x100mm
20x150mm
25x150mm
Standar Ampul:
10 ml
2,50
5,00
10,00
2,50
1,50
3,00
6,00
1,50
3,5
7,0
14,0
3,50
7,5
15,0
30,0
7,50
tabung ditutup dan dikocok perlahan sampai homogen. Tabung diletakkan pada
pemanas yang telah dipanaskan pada suhu 1500C kemudian melakukan digestion
selama 2 jam. Contoh uji yang sudah direfluks perlahan-lahan didinginkan samapi
suhu ruang. Saat pendinginan sesekali tutp contoh uji dibuka untuk mencegah
adanya tekanan gas. Memindahkan secara kuantitatif contoh uji dari tube/ampul
ke dalam erlenmeyer untuk titrasi. Indikator ferroin 0,05 ml 0,1 ml atau 1-2 tetes
ditambahkan dan diaduk dengan pengaduk magnetik sambil dititrasi dengan
larutan baku FAS 0,05 M sampai terjadi perubahan warna yang jelas dari hijau-
biru menjadi coklat-kemerahan. Kemudian mencatat volume larutan FAS yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
digunakan. Mengulangi pengerjaan di atas terhadap air bebas organik sebagai
blanko. Kemudian mencatat volume FAS yang digunakan.
5) Perhitungan
Nilai COD sebagai mg/l O2:
COD (mg O2/l) =
Keterangan :
A adalah volume larutan FAS yang dibutuhkan untuk blanko (ml);
B adalah volume larutan FAS yang dibutuhkan untuk contoh uji (ml);
M adalah molaritas larutan FAS
8000 adalah berat miliequivalent oksigen x 1000 ml/l
B. Penelitian Tindakan Kelas
1. Tempat dan Waktu Penelitian
a. Tempat Penelitian
Penggunaan modul pembelajaran hasil penelitian dilaksanakan di kelas
X.3 Sekolah Menengah Atas (SMA) Al Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran
2010/2011.
b. Waktu Penelitian
Penelitian penggunaan modul pembelajaran hasil penelitian dilakukan
secara bertahap meliputi tahap persiapan, penelitian, dan penyelesaian dengan
perincian masing-masing tahap sebagai berikut:
1) Tahap Persiapan
Tahap persiapan meliputi observasi, identifikasi masalah, penentuan
tindakan, pengajuan judul skripsi, penyusunan proposal, penyusunan instrumen
penelitian berupa Silabus, RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), angket,
lambar observasi, pedoman wawancara, seminar proposal, dan pengajuan
perizinan penelitian.
2) Tahap Penelitian
Tahap penelitian penggunaan modul pembelajaran hasil penelitian yaitu
meliputi pelaksanaan pembelajaran dengan modul pembelajaran hasil penelitian,
pengambilan data, dan analisa data.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
3) Tahap Penyelesaian
Tahap penyelesaian penggunaan modul pembelajaran hasil penelitian
meliputi kegiatan pembuatan laporan.
Tabel 4. Waktu Kegiatan Penelitian Penggunaan Modul Pembelajaran Hasil
Penelitian.
No
. Rencana Kegiatan
Tahun 2010 Tahun 2011
Okt Nov Des Jan Feb Mar
1. Persiapan -x---
a. Observasi
b. Identifikasi
Masalah
-x---
c. Penentuan
Tindakan
--x--
d. Pengajuan Judul ---xx
e. Penyusunan
Proposal
xxx--
f. Pembuatan
instrumen
---xx x----
g. Seminar proposal -x---
h. Pengajuan Ijin
Penelitian
--xx-
2. Pelaksanaan
a. Pengumpulan Data
Penelitian
-xxxx
b. Analisa Data xxx-
3. Penyelesaian
Pembuatan Laporan ---x xxxxx
2. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) yang bersifat kualitatif.
Langkah-langkah operasional penelitian terdiri dari empat tahapan dasar
yang saling terkait dan berkesinambungan yaitu perencanaan (planning),
pelaksanaan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting).
a. Tahap perencanaan (planning) meliputi persiapan perangkat untuk
pelaksanaan PTK meliputi RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), modul
pembelajaran hasil penelitian, LKS (Lembar Kerja Siswa), instrumen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
penilaian, dan instrumen pengamatan. Sebelum ke tahap pelaksanaan, semua
perangkat untuk pelaksanaan PTK didiskusikan dengan guru mata pelajaran
biologi.
b. Tahap pelaksanaan (acting) merupakan implementasi dari semua perencanaan
yang telah dipersiapkan melalui kolaborasi dengan guru biologi yang terlibat
dalam penelitian. Pelaksana dari tindakan adalah guru, sedangkan yang
menjadi pengamat/obsever terhadap jalannya tindakan dalam proses
pembelajaran adalah peneliti.
c. Tahap pengamatan (observing) dilakukan saat pelaksanaan tindakan
berlangsung di dalam kelas berkaitan dengan data tentang pelaksanaan
tindakan serta dampaknya terhadap proses pembelajaran. Fokus pengamatan
yang ditekankan pada permasalahan yaitu penggunaan modul pembelajaran
hasil penelitian untuk meningkatkan keaktifan bertanya siswa selama proses
belajar mengajar berlangsung dengan cara mencatat hasil pengamatan
menggunakan lembar observasi.
d. Tahap refleksi (reflecting) dilakukan guru dan tim peneliti untuk menganalisis
proses pembelajaran, hambatan yang ditemukan saat pembelajaran, kelebihan
dan kekurangan dari tindakan yang telah dilaksanakan, sehingga menjadi
pertimbangan dalam penarikan kesimpulan dan pengambilan keputusan untuk
langkah selanjutnya.
3. Data dan Sumber Data
a. Data Penelitian
Data yang dikumpulkan dalam penelitian tentang penggunaan modul
pembelajaran hasil penelitian meliputi informasi tentang keaktifan bertanya siswa
yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan angket keaktifan bertanya
siswa.
b. Sumber Data
Data penelitian penggunaan modul pembelajaran hasil penelitian
dikumpulkan dari berbagai sumber meliputi :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
1) Informasi dari guru dan siswa.
2) Data hasil observasi terhadap pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas X.3
SMA Al Islam 1 Surakarta.
3) Dokumen/arsip terkait antara lain berupa silabus, Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), dan buku referensi mengajar berupa modul pembelajaran
hasil penelitian.
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk memperoleh data meliputi observasi,
wawancara dan angket yang secara lengkap diuraikan sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi dilakukan saat proses pembelajaran biologi di kelas X.3 SMA
Al Islam 1 Surakarta dengan pokok bahasan Limbah. Observasi dilakukan
terhadap siswa dan proses pembelajaran, dalam rangka mengevaluasi peningkatan
keaktifan bertanya siswa yang dilakukan pada setiap siklus. Observasi diarahkan
pada siswa yang difokuskan pada keaktifan bertanya siswa dalam kegiatan
pembelajaran.
b. Wawancara
Wawancara dilaksanakan setelah proses pembelajaran di setiap siklus.
Narasumber dalam wawancara adalah guru dan siswa kelas X.3 SMA Al Islam 1
Surakarta. Wawancara dengan narasumber siswa dilakukan dengan
mewawancarai beberapa siswa yang dianggap mewakili siswa kelas X.3 SMA Al
Islam 1 Surakarta. Pedoman wawancara yang digunakan dalam kegiatan
wawancara ini disusun sesuai dengan kisi-kisi yang digunakan pada angket.
c. Angket
Angket disusun dan diberikan kepada siswa untuk mengetahui berbagai
aspek keaktifan bertanya siswa yang terkait dengan proses pembelajaran. Melalui
angket dapat diketahui ada tidaknya peningkatan terhadap aspek keaktifan
bertanya siswa dalam proses pembelajaran biologi pada pokok bahasan Limbah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
6. Validitas Data
Menurut Sutopo (2002: 79) teknik triangulasi metode adalah teknik
pemeriksaan keabsahan data dengan mengumpulkan data sejenis dengan
menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda. Teknik
triangulasi dalam penelitian ini adalah teknik triangulasi metode. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi selama kegiatan
pembelajaran, dan angket yang diberikan di akhir siklus. Berikut merupakan
skema triangulasi data dalam penelitian ini :
Gambar 4. Skema Triangulasi Metode
(Sutopo, 2002: 80-81)
7. Prosedur Penelitian
Prosedur dan langkah-langkah dalam melaksanakan tindakan penelitian ini
mengikuti model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart (dalam
Basrowi dan Suwandi, 2008: 68-70) berupa model spiral yang terdiri dari tahap
perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan
refleksi (reflection).
Gambar 3. Model Analisis Interaktif
Pengumpulan
Sajian Data
Penarikan Kesimpulan/Verifikasi
Reduksi Data
( 1 ( 2
( 3
Data
Kuesioner
Wawancara
Observasi
Sumber Data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Sebelum ke tahap perencanaan (planning), terlebih dahulu melakukan
tahap persiapan, yaitu permintaan izin kepada kepala sekolah dan guru Biologi
SMA Al Islam 1 Surakarta untuk melakukan observasi guna mendapatkan
gambaran awal tentang keadaan kegiatan pembelajaran. Kemudian dilanjutkan
dengan identifikasi masalah yang ada.
a. Siklus 1
Tahap perencanaan (planning) meliputi persiapan perangkat untuk
pelaksanaan PTK, yaitu menyusun instrumen pembelajaran yaitu lembar
observasi, pedoman wawancara, angket keaktifan bertanya siswa, silabus,
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan menyusun bahan ajar berupa
modul pembelajaran hasil penelitian laboratorium. Sebelum ke tahap pelaksanaan,
semua perangkat untuk pelaksanaan PTK didiskusikan dengan guru mata
pelajaran biologi.
Tahap pelaksanaan (acting) dilakukan oleh guru dengan menggunakan
modul pembelajaran hasil penelitian. Pelaksanaan tindakan disesuaikan dengan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat. Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM) dengan penggunaan modul pembelajaran hasil penelitian
tentang limbah dan kelengkapan instrumen pembelajaran dengan materi
Pengertian dan Jenis-jenis Limbah, Limbah B3 (Bahan Beracun Berbahaya), dan
Parameter Kualitas Limbah. Penerapan modul pembelajaran hasil penelitian
Metode Bioremoval Pellet Kapang Rhizopus sp diharapkan dapat meningkatkan
keaktifan bertanya pada pokok bahasan Limbah. Proses penerapan modul
pembelajaran hasil penelitian dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Pembagian kelas menjadi 6 kelompok pada pertemuan sebelumnya.
2) Pembagian materi dalam modul pembelajaran hasil penelitian sesuai dengan
jumlah kelompok pada pertemuan sebelumnya.
3) Pembelajaran:
a) Guru mengkondisikan kelas agar siswa dapat membentuk kelompok sesuai
dengan kesepakatan yang telah dilakukan pada pertemuan sebelumnya (modul
yang diberikan pada pertemuan pertama adalah modul mengenai pengertian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
dan jenis-jenis limbah, limbah B3, dan parameter kualitas limbah. Pembagian
modul pada pertemuan sebelumnya bertujuan agar siswa dapat memahami
materi sebelum dijelaskan oleh guru.
b) Guru meminta masing-masing kelompok untuk mendiskusikan modul
(masing-masing kelompok mempelajari sub pokok bahasan yang berbeda).
c) Guru meminta masing-masing kelompok untuk menuliskan hasil diskusi pada
lembar kerja yang terdapat dalam modul.
d) Guru meminta kelompok pertama membacakan hasil diskusinya.
e) Guru meminta kelompok lain mendengarkan pembacaan hasil diskusi tersebut
dan menandai dengan memberikan tanda tanya pada materi dalam modul yang
dipresentasikan yang belum dipahami.
f) Guru memberikan kesempatan pada kelompok lain untuk bertanya kepada
kelompok pertama.
g) Guru memberikan kesempatan pada kelompok pertama untuk menjawab
pertanyaan dari kelompok lain.
h) Guru mengklarifikasi jawaban dari semua pertanyaan.
i) Setiap kelompok diminta untuk mencatat pertanyaan, jawaban, dan klarifikasi
dari guru pada lembar kerja yang terdapat dalam modul. Kegiatan serupa
dilakukan untuk kelompok 2, 3, 4, 5 dan 6
Tahap pengamatan (observing) meliputi kegiatan pemantauan, pencatatan,
serta pendokumentasian segala kegiatan pembelajaran di kelas. Pokok observasi
pada penelitian ini adalah keaktifan bertanya siswa dengan menggunakan modul
pembelajaran hasil penelitian yang diamati dengan lembar observasi. Sebagai data
tambahan (pendamping) adalah hasil wawancara terhadap guru dan siswa, angket
keaktifan bertanya siswa dalam kegiatan pembelajaran, serta kajian dokumen
yang ada.
Tahap refleksi (reflecting) adalah membandingkan hasil angket, lembar
observasi, dan wawancara pada siklus I dengan observasi awal. Apabila keaktifan
bertanya siswa meningkat, maka pembelajaran dikatakan meningkat. Namun,
apabila keaktifan bertanya siswa belum meningkat maka perlu dilakukan evaluasi
untuk perbaikan pada tindakan kelas selanjutnya. Tahap refleksi dilakukan guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
dan tim peneliti untuk menganalisis proses, hambatan, kelebihan dan kekurangan
dari tindakan yang dilaksanakan pada siklus I sehingga tidak terjadi kesalahan
yang terulang pada siklus II.
b. Siklus II
Tahap perencanaan (planning) meliputi rancangan perbaikan dari refleksi
siklus I, menyusun instrumen pembelajaran yaitu silabus, Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), dan modul pembelajaran hasil penelitian.
Tahap pelaksanaan (acting) dilakukan oleh guru dengan menggunakan
modul pembelajaran hasil penelitian. Pelaksanaan tindakan disesuaikan dengan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat. Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM) dengan penggunaan modul pembelajaran hasil penelitian
tentang limbah dan kelengkapan instrumen pembelajaran dengan materi
Pengelolaan dan Penanganan Limbah. Proses penerapan modul pembelajaran hasil
penelitian dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Pembagian kelas menjadi 6 kelompok pada pertemuan sebelumnya.
2) Pembagian materi dalam modul pembelajaran hasil penelitian sesuai dengan
jumlah kelompok pada pertemuan sebelumnya.
3) Pembelajaran:
a) Guru mengkondisikan kelas agar siswa dapat membentuk kelompok sesuai
dengan kesepakatan yang telah dilakukan pada pertemuan sebelumnya (modul
yang diberikan pada pertemuan pertama adalah modul mengenai pengertian
dan jenis-jenis limbah, limbah B3, dan parameter kualitas limbah. Pembagian
modul pada pertemuan sebelumnya bertujuan agar siswa dapat memahami
materi sebelum dijelaskan oleh guru.
b) Guru meminta masing-masing kelompok untuk mendiskusikan modul
(masing-masing kelompok mempelajari sub pokok bahasan yang berbeda).
c) Guru meminta masing-masing kelompok untuk menuliskan hasil diskusi pada
lembar kerja yang terdapat dalam modul.
d) Guru meminta kelompok pertama membacakan hasil diskusinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
e) Guru meminta kelompok lain mendengarkan pembacaan hasil diskusi tersebut
dan menandai dengan memberikan tanda tanya pada materi dalam modul yang
dipresentasikan yang belum dipahami.
f) Guru memberikan kesempatan pada kelompok lain untuk bertanya kepada
kelompok pertama.
g) Guru memberikan kesempatan pada kelompok pertama untuk menjawab
pertanyaan dari kelompok lain.
h) Guru mengklarifikasi jawaban dari semua pertanyaan.
i) Setiap kelompok diminta untuk mencatat pertanyaan, jawaban, dan klarifikasi
dari guru pada lembar kerja yang terdapat dalam modul. Kegiatan serupa
dilakukan untuk kelompok 2, 3, 4, 5 dan 6
Tahap pengamatan (observing) dilakukan saat pelaksanaan tindakan
berlangsung di dalam kelas berupa pengambilan dan pengumpulan data tentang
pelaksanaan tindakan serta dampaknya terhadap proses pembelajaran. Fokus
permasalahan yang ditekankan dengan penggunaan modul pembelajaran hasil
penelitian untuk diamati adalah keaktifan bertanya siswa dalam proses belajar
mengajar yang sedang berlangsung. Pengumpulan data menggunakan instrumen
yang berupa lembar observasi, pedoman wawancara, dan angket keaktifan
bertanya siswa..
Tahap refleksi (reflecting) adalah membandingkan hasil angket, lembar
observasi, dan wawancara pembelajaran siklus I dengan siklus II. Apabila
keaktifan bertanya siswa meningkat, maka pembelajaran dikatakan meningkat.
Namun, apabila keaktifan bertanya siswa belum meningkat maka perlu dilakukan
evaluasi untuk perbaikan pada tindakan kelas selanjutnya. Tahap refleksi
dilakukan guru dan tim peneliti untuk menganalisis proses, hambatan, kelebihan
dan kekurangan dari tindakan yang dilaksanakan pada siklus II sehingga
diharapkan sebagai bentuk pembenahan dari siklus I.
Berdasar dari keberhasilan dan kegagalan pada pelaksanaan tindakan,
peneliti dan guru mengadakan diskusi untuk menentukan tindakan perbaikan
berikutnya.
Skema prosedur penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada Gambar 5.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
8. Target Penelitian
Indikator-indikator keberhasilan penelitian ini adalah indikator
ketercapaian keaktifan bertanya siswa dinyatakan dalam bentuk persentase.
Persentase indikator target keberhasilan penelitian menurut Mulyasa (2006: 102)
adalah 75%
Tabel 6. Aspek Keaktifan Bertanya dan Target Penelitian
Konsep Aspek Indikator Target
Bertanya
menunjukkan
suatu aktivitas
dan bukan suatu
produk atau
hasil. Disini
aktivitaslah
yang
diutamakan.
(Jos Daniel
Parera.1986:15)
Mengingat /
menghafal
Siswa ingat/mengenal,
mengulang kembali informasi.
(Jos Daniel Parera.1986:15)
75%
Menterjemahk
an
1. Siswa dapat menjelaskan isi
pokok dari suatu bacaan.
(Winkell.1991:155)
2. Siswa dapat mengubah data
yang disajikan dalam bentuk
tertentu ke bentuk lain.
(Winkell.1991:150)
Rata-rata
indikator
75%
Menginterpret
asikan
1. Siswa mampu mencirikan
dan merangkum pikiran
utama dari satu gagasan atau
wacana.
(Jos Daniel Parera.1986:03)
Rata-rata
indikator
75%
2. Siswa mampu menemukan
hubungan antara fakta dan
kejadian.
(Jos Daniel Parera.1986:15)
3. Siswa mampu menarik
kesimpulan dalam tabel data
tertentu,
(Winkell.1991:155)
Mengaplikasi Siswa mampu menggunakan 75%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
pengetahuan, aturan, rumus,
konsep, prinsip, hukum dan
teori.
(Ella Yulaelawati.2004.60)
Menganalisis 1. Siswa mampu
menyelesaikan masalah
dengan pengetahuan yang
dimilki dan membentuk
pikirannya.
(Jos Daniel Parera.1986:15)
2. Siswa mampu menganalisis
kaitan antar bagian.
(Ella Yulaelawati.2004:60)
Rata-rata
indikator
75%
Mensintesis Siswa mampu mengumpulkan
bagian-bagian menjadi suatu
bentuk yang utuh dan
menyeluruh.
(Ella Yulaelawati. 2004:61)
75%
Mengevaluasi
(Jos Daniel
Parera.
1986:15)
Siswa mampu membuat
pertimbangan berdasarkan
pengetahuan yang ia miliki.
(Jos Daniel Parera.1986:15)
75%
Tabel Lanjutan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Plan
Reflect
Plan
Reflect
Act & Observ
Act & Observ
Perencanaan Penyusunan instrumen pembelajaran: angket keaktifan bertanya siswa, lembar observasi, pedoman
wawancara, silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I, dan modul hasil penelitian.
Pelaksanaan
Penggunaan modul pembelajaran
hasil penelitian
Pengumpulan data menggunakan
instrumen yang berupa: lembar
observasi, pedoman wawancara,
dan angket keaktifan bertanya
siswa serta kajian dokumen
Refleksi
Membandingkan hasil angket,
lembar observasi, dan wawancara
serta kekurangan pembelajaran
setelah siklus I dengan hasil
observasi awal.
Perencanaan
Rancangan perbaikan
berdasarkan refleksi siklus 1,
penyusunan instrumen
pembelajaran: silabus,
Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) siklus II, dan modul hasil penelitian
Pelaksanaan
Penggunaan modul
pembelajaran hasil penelitian
berdasarkan refleksi siklus I
Pengumpulan data
menggunakan instrumen yang
berupa: lembar observasi,
pedoman wawancara, dan
angket keaktifan bertanya
siswa
Refleksi Membandingkan hasil angket, lembar observasi, dan wawancara serta kekurangan
pembelajaran siklus I dengan siklus II
Tindak Lanjut
Perbaikan pembelajaran oleh guru Biologi setelah penelitian
SIKLUS I
SIKLUS II
SAMPAI TARGET TERCAPAI
Gambar 5. Skema Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
Kemmis dan Mc Taggart dalam Basrowi dan Suwandi (2008:68)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Data dan Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di kelas X.3 SMA Al Islam 1 Surakarta tahun
pelajaran 2010/2011. Data sekolah dan deskripsi kelas tempat penelitian dapat
diuraikan sebagai berikut:
1. Data dan Deskripsi Sekolah
SMA Al Islam 1 Surakarta terletak di jalan Honggowongso 94 Surakarta.
Sekolah ini terdapat di kota dengan batas-batas sebelah utara dengan jalan Haryo
Panularan, sebelah timur dengan Jalan Honggowongso, sebelah barat dan selatan
dengan kampung Panularan.
SMA Al Islam 1 Surakarta memiliki 25 kelas antara lain sembilan kelas X,
delapan kelas XI yang terdiri dari tiga kelas XI IPA dan tiga kelas XI IPS, serta
delapan kelas XII yang terdiri dari tiga kelas XII IPA dan lima kelas XII IPS.
2. Data dan Deskripsi Kelas
Siswa kelas X.3 SMA Al Islam 1 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011
berjumlah 35 siswa yang terdiri dari 20 siswa perempuan dan 15 siswa laki-laki
dengan wali kelas Siti Azizah Al Karimah, S.Pd.
Terdapat peraturan khusus tentang tempat duduk siswa. Tempat duduk
siswa selalu bergantian, tetapi siswa laki-laki duduk di bagian depan sedangkan
siswa perempuan duduk di bagian belakang.
Ruang kelas X.3 berukuran kurang lebih 8x8 meter. Meja siswa berjumlah
20 buah, kursi siswa berjumlah 37 buah, meja guru dan kursi guru masing-masing
satu buah. Terdapat jendela di dinding sebelah kanan dan kiri sehingga pergantian
udaranya baik dan terang. Inventaris kelas seperti sebuah meja dan kursi guru
yang terletak di depan paling timur. Sebuah whiteboard dan papan tulis hitam
terletak di muka kelas yang digunakan sebagai papan pengumuman. Dinding
bagian belakang tertempel jadwal pelajaran, susunan pengurus kelas, dan jadwal
piket.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
B. Deskripsi Permasalahan Penelitian
Hasil observasi awal terhadap proses pembelajaran biologi kelas X.3 di
SMA Al Islam 1 Surakarta yang berjumlah 37 siswa menunjukkan bahwa: 5.40%
siswa yang bertanya kepada guru tentang materi yang belum dipahami, 13.51%
siswa yang menjawab pertanyaan guru, 24.32% melakukan aktivitas sendiri, dan
16.22% siswa yang mencatat penjelasan dari guru. Berdasarkan hasil observasi
awal tersebut, dapat dipahami bahwa masalah yang ada pada kelas X.3 SMA Al
Islam 1 Surakarta adalah kurangnya keaktifan bertanya pada siswa.
Hasil observasi lanjutan menunjukkan 25.71% siswa mengingat/mengenal,
mengulang kembali informasi, 11.43% siswa dapat menjelaskan isi pokok dari
suatu bacaan, 11.43% siswa dapat mengubah data yang disajikan dalam bentuk
tertentu ke bentuk lain, 28.57% siswa mampu mencirikan dan merangkum pikiran
utama dari satu gagasan atau wacana, 8.57% siswa mampu menemukan hubungan
antara fakta dan kejadian, 42.86% siswa mampu menarik kesimpulan dalam tabel
data tertentu, 11.43% siswa mampu menggunakan pengetahuan, aturan, rumus,
konsep, prinsip, hukum, dan teori, 8.57% siswa mampu menyelesaikan masalah
dengan pengetahuan yang dimiliki dan membentuk pikirannya, 20% siswa mampu
menganalisis kaitan antar bagian, 22.85% siswa mampu mengumpulkan bagian-
bagian menjadi suatu bentuk yang utuh dan menyeluruh, 22.85% siswa mampu
membuat pertimbangan berdasarkan pengetahuan yang ia miliki. Akar
permasalahan yang terjadi pada kelas tersebut adalah kurangnya keaktifan
bertanya siswa. Permasalahan dalam kelas tersebut dikarenakan metode atau
strategi pembelajaran yang belum berpusat pada aktivitas siswa dan sumber
belajar yang berupa buku teks belum mampu meningkatkan keaktifan siswa dalam
bertanya. Hal tersebut menyebabkan siswa kurang aktif dalam bertanya,
kurangnya keterlibatan peran aktif siswa dalam pembelajaran dan kurangnya
pemahaman siswa terhadap materi biologi.
Salah satu cara untuk merangsang keaktifan bertanya siswa yaitu dengan
penerapan modul pembelajaran hasil penelitian. Modul pembelajaran hasil
penelitian merupakan media pembelajaran yang pelaksanaannya di mana siswa
diberi materi pelajaran tertentu baik dari buku pelajaran tertentu baik dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
pelajaran biologi maupun sumber lain yang diperbanyak, sehingga semua siswa
mengetahui materi yang diajarkan. Setelah itu siswa menandai materi yang belum
dipahami dan mencoba menulis pertanyaan untuk diajukan pada guru, dilanjutkan
dengan tanggapan dari guru dan siswa lain tentang pertanyaan tersebut yang akan
menambah poin siswa.
C. Hasil Penelitian dan Pembahasan
1. Pra Siklus
Kondisi awal kelas sebelum ada perlakuan diukur dengan menggunakan
angket keaktifan bertanya siswa dengan aspek dan indikator yang disusun
menurut Jos Daniel Parera (1986), Winkell (1991), dan Ella Yulaelawati (2004).
a. Hasil Angket Keaktifan Bertanya Siswa
Hasil angket keaktifan bertanya siswa kelas X.3 SMA Al Islam 1
Surakarta yang berjumlah 35 siswa sebelum digunakan penerapan modul
pembelajaran hasil penelitian pada pokok bahasan Limbah. Skor capaian tiap
aspek angket keaktifan bertanya siswa dapat dilihat pada Tabel 7 di bawah ini.
Tabel 7.Skor Capaian Tiap Aspek Angket Keaktifan Bertanya Siswa Pada Pra
Siklus
No Aspek Capaian Aspek (%)
1. Mengingat/menghafal 58.57
2. Menterjemahkan 57.64
3. Menginterpretasikan 56.80
4. Mengaplikasikan 60
5. Menganalisis 56.36
6. Mensintesis 60
7. Mengevaluasi 56.86
Jumlah 406.23
Rata-rata 58.03
Selanjutnya aspek-aspek capaian tersebut dijabarkan menjadi beberapa
indikator. Skor capaian indikator angket keaktifan bertanya siswa pada kegiatan
pra siklus dapat dilihat pada Tabel 8 di bawah ini:
Tabel 8.Skor Capaian Tiap Indikator Angket Keaktifan Bertanya Siswa Pada Pra
Siklus
No Indikator Capaian Indikator (%)
1. Siswa ingat/mengenal, mengulang kembali
informasi
58.57
2. Siswa dapat menjelaskan isi pokok dari suatu 55.29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
bacaan
3. Siswa dapat mengubah data yang disajikan
dalam bentuk tertentu ke bentuk lain
60
4. Siswa mampu mencirikan dan merangkum
pikiran utama dari satu gagasan atau wacana
55.43
5. Siswa mampu menemukan hubungan antara
fakta dan kejadian
61.71
6. Siswa mampu menarik kesimpulan dalam
tabel data tertentu
55.71
7. Siswa mampu menggunakan pengetahuan,
aturan, konsep, prinsip, hukum, dan teori
60
8. Siswa mampu menyeleseikan masalah dengan
pengetahuan yang dimiliki dan membentuk
pikirannya
57.57
9. Siswa mampu menganalisis kaitan antar
bagian
55.14
10. Siswa mampu mengumpulkan bagian-bagian
menjadi sutau bentuk yang utuh dan
menyeluruh
60
11. Siswa mampu membuat pertimbangan
berdasarkan pengetahuan yang ia miliki
56.86
Jumlah 636.29
Rata-rata 57.84
Berdasarkan data pada Tabel 8 menunjukkan bahwa nilai keaktifan
bertanya siswa berdasarkan angket pada setiap indikator dalam kegiatan proses
pembelajaran biologi sebelum penerapan modul pembelajaran hasil penelitian pra
siklus pada pokok bahasan Limbah menunjukkan keaktifan bertanya dalam proses
pembelajaran biologi di kelas berkisar antara 55.14%-61.71% dengan nilai rata-
rata untuk setiap indikator adalah 57.84%. Hal itu berarti bahwa capaian indikator
pada nomor 2, 4,6, 8, 9, dan 11 masih di bawah nilai rata-rata.
b. Hasil Observasi Keaktifan Bertanya Siswa
Kondisi awal keaktifan bertanya siswa kelas X.3 SMA Al Islam 1
Surakarta juga diukur dengan menggunakan lembar observasi keaktifan bertanya
siswa. Hasil observasi keaktifan bertanya siswa kelas X.3 SMA Al Islam 1
Surakarta pada tiap aspek sebelum digunakan penerapan modul pembelajaran
hasil penelitian dalam pembelajaran biologi disajikan pada Tabel 9 sebagai
berikut:
Tabel Lanjutan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Tabel 9.Skor Capaian Tiap Aspek Hasil Observasi Keaktifan Bertanya Siswa Pada
Pra Siklus
No Aspek Capaian Aspek (%)
1. Mengingat/menghafal 57.14
2. Menterjemahkan 44.29
3. Menginterpretasikan 42.86
4. Mengaplikasikan 45.71
5. Menganalisis 38.57
6. Mensintesis 51.43
7. Mengevaluasi 42.86
Jumlah 322.38
Rata-rata 46.12
Selanjutnya, aspek-aspek capaian tersebut dijabarkan menjadi beberapa
indikator. Skor capaian tiap indikator pada lembar observasi keaktifan bertanya
siswa pada kegiatan pra siklus dapat dilihat pada Tabel 10 di bawah ini:
Tabel 10. Skor Capaian Tiap Indikator Hasil Observasi Keaktifan Bertanya Siswa
Pada Pra Siklus
No Indikator Capaian Indikator (%)
1. Siswa ingat/mengenal, mengulang kembali
informasi
57.14
2. Siswa dapat menjelaskan isi pokok dari suatu
bacaan
42.86
3. Siswa dapat mengubah data yang disajikan
dalam bentuk tertentu ke bentuk lain
45.71
4. Siswa mampu mencirikan dan merangkum
pikiran utama dari satu gagasan atau wacana
40
5. Siswa mampu menemukan hubungan antara
fakta dan kejadian
48.57
6. Siswa mampu menarik kesimpulan dalam tabel
data tertentu
40
7. Siswa mampu menggunakan pengetahuan,
aturan, konsep, prinsip, hukum, dan teori
45.71
8. Siswa mampu menyeleseikan masalah dengan
pengetahuan yang dimiliki dan membentuk
pikirannya
40
9. Siswa mampu menganalisis kaitan antar bagian 37.14
10. Siswa mampu mengumpulkan bagian-bagian
menjadi sutau bentuk yang utuh dan menyeluruh
51.43
11. Siswa mampu membuat pertimbangan
berdasarkan pengetahuan yang ia miliki
42.86
Jumlah 491.43
Rata-rata 44.68
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Berdasarkan data pada Tabel 10 menunjukkan bahwa nilai keaktifan
bertanya siswa berdasarkan hasil observasi pada tiap indikator dalam proses
pembelajaran biologi sebelum penerapan modul pembelajaran hasil penelitian
pada pokok bahasan Limbah, berkisar antara 37.14%-57.14% dengan nilai rata-
rata untuk tiap indikator adalah 44.68%. Hal tersebut berarti capaian indikator
pada nomor 2, 4, 6, 8, 9, dan 11 masih di bawah nilai rata-rata.
c. Hasil Wawancara Keaktifan Bertanya Siswa
Wawancara dengan guru dan siswa dilaksanakan setelah pelaksanaan pra
siklus. Hasil wawancara dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Hasil Wawancara Guru
Hasil wawancara dengan guru menyatakan bahwa permasalahan yang
terjadi adalah kurangnya keaktifan siswa, khususnya keaktifan siswa dalam
bertanya. Guru memberikan pertanyaan, banyak siswa yang enggan menjawab
dan berpendapat. Siswa lebih suka diam dan kalau pun menjawab, menjawabnya
secara serempak. Metode yang biasa diterapkan oleh guru adalah ceramah
sehingga siswa cenderung pasif, karena hanya mendengarkan penjelasan dari guru
saja. Siswa menjadi bosan dengan penerapan metode ini. Bahan ajar yang
digunakan adalah buku paket. Siswa memahami materi hanya dari buku paket dan
catatan penjelasan dari guru. Guru juga mengemukakan bahwa belum pernah
diterapkan modul hasil penelitian dalam pembelajaran biologi.
2) Hasil Wawancara Siswa
Hasil wawancara keaktifan bertanya siswa kelas X.3 SMA Al Islam 1
Surakarta pada tiap aspek sebelum digunakan penerapan modul pembelajaran
hasil penelitian dalam pembelajaran biologi disajikan pada Tabel 11 sebagai
berikut:
Tabel 11.Skor Capaian Tiap Aspek Hasil Wawancara Keaktifan Bertanya Siswa
Pada Pra Siklus
No Aspek Capaian Aspek (%)
1. Mengingat/menghafal 60
2. Menterjemahkan 55
3. Menginterpretasikan 53.33
4. Mengaplikasikan 60
5. Menganalisis 45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
6. Mensintesis 60
7. Mengevaluasi 50
Jumlah 383.33
Rata-rata 54.76
Selanjutnya, aspek-aspek capaian tersebut dijabarkan menjadi beberapa
indikator. Capaian tiap indikator pada lembar wawancara keaktifan bertanya siswa
pada kegiatan pra siklus dapat dilihat pada Tabel 12 di bawah ini:
Tabel 12. Skor Capaian Tiap Indikator Hasil Wawancara Keaktifan Bertanya
Siswa Pada Pra Siklus
No Indikator Capaian Indikator (%)
1. Siswa ingat/mengenal, mengulang kembali
informasi
60
2. Siswa dapat menjelaskan isi pokok dari suatu
bacaan
50
3. Siswa dapat mengubah data yang disajikan
dalam bentuk tertentu ke bentuk lain
60
4. Siswa mampu mencirikan dan merangkum
pikiran utama dari satu gagasan atau wacana
50
5. Siswa mampu menemukan hubungan antara
fakta dan kejadian
60
6. Siswa mampu menarik kesimpulan dalam
tabel data tertentu
50
7. Siswa mampu menggunakan pengetahuan,
aturan, konsep, prinsip, hukum, dan teori
60
8. Siswa mampu menyeleseikan masalah dengan
pengetahuan yang dimiliki dan membentuk
pikirannya
50
9. Siswa mampu menganalisis kaitan antar
bagian
40
10. Siswa mampu mengumpulkan bagian-bagian
menjadi sutau bentuk yang utuh dan
menyeluruh
60
11. Siswa mampu membuat pertimbangan
berdasarkan pengetahuan yang ia miliki
50
Jumlah 590.00
Rata-rata 53.64
Berdasarkan data pada Tabel 12 menunjukkan bahwa nilai keaktifan
bertanya siswa berdasarkan hasil wawancara pada tiap indikator dalam proses
pembelajaran biologi sebelum penerapan modul pembelajaran hasil penelitian
pada pokok bahasan Limbah berkisar antara 40%-60% dengan nilai rata-rata
Tabel Lanjutan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
untuk tiap indikator adalah 53.64%. Hal tersebut berarti capaian indikator pada
nomor 2,4,6,8,9, dan 11 masih di bawah rata-rata.
Hasil wawancara dengan beberapa siswa menunjukkan bahwa siswa
merasa bosan dengan metode ceramah karena membuat mereka mengantuk.
sehingga menyebabkan siswa kurang aktif. Selain itu, sumber belajar yang
digunakan siswa hanya buku paket dan catatan dari guru. Hanya sedikit yang mau
mencari sumber belajar lain.
d. Validitas Data
Validitas data dilakukan agar data yang diperoleh tidak invalid (cacat).
Penetapan keabsahan data diperlukan suatu teknik pemeriksaan. Teknik
pemeriksaan validitas data pada penelitian ini menggunakan triangulasi metode.
Bachtiar (2010: 56) mengatakan bahwa triangulasi adalah teknik pemeriksaan
keabsahan data dengan cara memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data tersebut
untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik
triangulasi pada penelitian ini membandingkan hasil analisis tiap indikator angket,
hasil observasi, dan wawancara yang dapat dilihat dalam grafik yang tersaji pada
Gambar 6 sebagai berikut:
Gambar 6. Grafik Hasil Analisis Tiap Indikator Berdasarkan Hasil Angket, Hasil
Observasi, dan Hasil Wawancara Keaktifan Bertanya Siswa Pra Siklus
Berdasarkan grafik di atas menunjukkan bahwa terdapat kesesuaian pola
grafik antara hasil analisis angket, lembar observasi, dan wawancara terhadap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
keaktifan bertanya siswa sehingga data di atas dapat dikatakan valid. Hasil
analisis menunjukkan bahwa keaktifan bertanya siswa kelas X.3 SMA Al Islam 1
Surakarta masih kurang, sehingga akan dilakukan tindakan dalam rangka
meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya pada keaktifan bertanya siswa.
Tindakan yang akan dilakukan adalah penggunaan pembelajaran dengan modul
pembelajaran hasil penelitian pada pokok bahasan Limbah.
Penerapan modul pembelajaran hasil penelitian dapat digunakan untuk
meningkatkan keaktifan bertanya siswa. Proses pembelajaran dengan
menggunakan penerapan modul pembelajaran hasil penelitian dapat diuraikan
sebagai berikut:
4) Pembagian kelas menjadi 6 kelompok pada pertemuan sebelumnya.
5) Pembagian materi dalam modul hasil penelitian sesuai dengan jumlah
kelompok pada pertemuan sebelumnya.
6) Pembelajaran:
j) Guru mengkondisikan kelas agar siswa dapat membentuk kelompok sesuai
dengan kesepakatan yang telah dilakukan pada pertemuan sebelumnya (modul
yang diberikan pada pertemuan pertama adalah modul mengenai pengertian
dan jenis-jenis limbah, limbah B3, dan parameter kualitas limbah. Pembagian
modul pada pertemuan sebelumnya bertujuan agar siswa dapat memahami
materi sebelum dijelaskan oleh guru.
k) Guru meminta masing-masing kelompok untuk mendiskusikan modul
(masing-masing kelompok mempelajari sub pokok bahasan yang berbeda).
l) Guru meminta masing-masing kelompok untuk menuliskan hasil diskusi pada
lembar kerja yang terdapat dalam modul.
m) Guru meminta kelompok pertama membacakan hasil diskusinya.
n) Guru meminta kelompok lain mendengarkan pembacaan hasil diskusi tersebut
dan menandai dengan memberikan tanda tanya pada materi dalam modul yang
dipresentasikan yang belum dipahami.
o) Guru memberikan kesempatan pada kelompok lain untuk bertanya kepada
kelompok pertama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
p) Guru memberikan kesempatan pada kelompok pertama untuk menjawab
pertanyaan dari kelompok lain.
q) Guru mengklarifikasi jawaban dari semua pertanyaan.
r) Setiap kelompok diminta untuk mencatat pertanyaan, jawaban, dan klarifikasi
dari guru pada lembar kerja yang terdapat dalam modul. Kegiatan serupa
dilakukan untuk kelompok 2, 3, 4, 5 dan 6
Modul merupakan suatu paket bahan pelajaran yang memuat deskripsi
tentang tujuan pelajaran, lembar petunjuk guru, bahan bacaan siswa, kegiatan
belajar siswa, lembar kunci jawaban, alat evaluasi belajar, dan umpan balik.
Semua tujuan pembelajaran ditargetkan tercapai secara efektif dan efisien, siswa
juga dapat mengikuti pembelajaran sesuai dengan laju kecepatannya sendiri-
sendiri, dan dapat mendalami kegiatan belajarnya baik dengan atau tanpa
bimbingan dari guru.
bahan
Kadar Cr, BOD, dan COD pada Limbah Cair Batik melalui Metode Bioremoval
Pellet Kapang Rhizopus sp
kompetensi dasar yang ingin dicapai adalah menganalisis jenis-jenis limbah dan
daur ulang limbah serta membuat produk daur ulang limbah.
Pada penerapan pembelajaran dengan modul pembelajaran hasil
penelitian, siswa diminta mempelajari materi terlebih dahulu sebelum
pembelajaran dilakukan. Hal ini akan memunculkan ketertarikan pada siswa
terhadap materi, sehingga mendorong siswa untuk bertanya saat diskusi.
Beberapa siklus direncanakan untuk menyelesaikan permasalahan yang
terjadi di kelas X.3 SMA Al Islam 1 Surakarta. Pada pelaksanaannya, setiap siklus
digunakan modul pembelajaran hasil penelitian. Penelitian akan diakhiri jika
indikator keaktifan bertanya siswa telah mencapai target yang ditentukan, yaitu
75%. Pembahasan masing-masing siklus akan diuraikan seperti di bawah ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
2. Siklus I
a. Perencanaan Tindakan I
Siklus I dilakukan dalam 1 kali pertemuan. Perencanaan tindakan pada
siklus I meliputi:
1) Penyusunan modul
2) Penyusunan silabus dengan pokok bahasan Limbah.
3) Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pertemuan 1 dengan
indikator belajar antara lain: membuat data tentang jenis-jenis limbah rumah
tangga, mengklasifikasikan limbah organik dan anorganik dan sumbernya,
menjelaskan jenis limbah Bahan Beracun dan Berbahaya (limbah B3),
menjelaskan penggunaan Rhizopus sp untuk menurunkan kadar Cr dalam
limbah industri batik, dan menjelaskan parameter kualitas limbah sebagai
polutan.
4) Memperbanyak modul pembelajaran hasil penelitian
5) Menyiapkan angket keaktifan bertanya siswa sama seperti yang digunakan
saat pra siklus.
6) Penyusunan lembar observasi keaktifan bertanya siswa.
7) Penyusunan pedoman wawancara.
b. Pelaksanaan Tindakan I
Pelaksanaan tindakan I terdiri dari 1 kali pertemuan dengan alokasi waktu
2x45 menit. Pertemuan sebelumnya guru membagikan modul kepada siswa,
membagi kelompok, dan membagi materi untuk diskusi. Modul yang diberikan
pada pertemuan pertama adalah modul mengenai pengertian dan jenis-jenis
limbah, limbah B3, dan parameter kualitas limbah. Pembagian modul pada
pertemuan sebelumnya bertujuan agar siswa dapat memahami materi sebelum
pembelajaran dilakukan.
Proses penerapan modul pembelajaran hasil penelitian dilakukan pada
pertemuan sebelumnya dengan pembagian kelas menjadi 6 kelompok.
Selanjutnya, dilakukan pembagian materi dalam modul hasil penelitian sesuai
dengan jumlah kelompok, kemudian penjelasan langkah-langkah penerapan
modul pembelajaran hasil penelitian serta pembagian modul hasil penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
kepada tiap siswa. Proses pembelajaran diawali dengan guru mengkondisikan
kelas agar siswa dapat membentuk kelompok sesuai dengan kesepakatan yang
telah dilakukan pada pertemuan sebelumnya. Setiap kelompok melakukan diskusi
sesuai dengan pembagian materi yang telah dilakukan sebelumnya. Setiap
kelompok diminta untuk menuliskan hasil diskusi di lembar kerja yang terdapat
dalam modul saat diskusi berlangsung. Setelah waktu berdiskusi selesai, guru
meminta kelompok pertama membacakan hasil diskusinya. Guru meminta
kelompok lain mendengarkan pembacaan hasil diskusi tersebut dan menandai
dengan memberikan tanda tanya pada materi dalam modul yang dipresentasikan
yang belum dipahami. Guru memberikan kesempatan pada kelompok lain untuk
bertanya kepada kelompok pertama. Kemudian kelompok pertama menjawab
pertanyaan dari kelompok lain. Jika ada jawaban yang kurang benar maka guru
akan melakukan klarifikasi. Setiap kelompok diminta untuk mencatat pertanyaan,
jawaban, dan klarifikasi dari guru pada lembar kerja yang terdapat dalam modul.
Kegiatan serupa dilakukan untuk kelompok 2, 3, 4, 5 dan 6.
c. Observasi dan Evaluasi Tindakan I
Penilaian dan observasi terhadap keaktifan bertanya siswa dilakukan
selama pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan dengan pengamatan
secara langsung menggunakan lembar observasi yang diisi oleh observer,
penyebaran angket keaktifan bertanya siswa, dan wawancara. Setiap siswa
diminta untuk mengisi angket pada setiap akhir siklus. Berdasarkan hasil
observasi proses pembelajaran dengan penggunaan modul pembelajaran hasil
penelitian pada pokok bahasan Limbah dapat diketahui sebagai berikut:
1) Hasil Angket Keaktifan Bertanya Siswa
Hasil angket keaktifan bertanya siswa setelah penerapan modul
pembelajaran hasil penelitian pada pokok bahasan Limbah dalam pembelajaran
biologi pada siklus I disajikan pada Tabel 13 sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Tabel 13.Skor Capaian Tiap Aspek Angket Keaktifan Bertanya Siswa Pada Pra
Siklus dan Siklus I
No Aspek Capaian Aspek (%)
Pra Siklus Siklus I
1. Meningat/menghafal 58.57 74.29
2. Menterjemahkan 57.64 68
3. Menginterpretasikan 56.80 74.11
4. Mengaplikasi 60 72.86
5. Menganalisis 56.36 70.07
6. Mensintesis 60 86.07
7. Mengevaluasi 56.36 73.71
Jumlah 406.23 519.11
Rata-rata 58.03 74.16
Selanjutnya, aspek-aspek capaian tersebut dijabarkan menjadi beberapa
indikator. Capaian indikator angket keaktifan bertanya siswa pada kegiatan pra
siklus dapat dilihat pada Tabel 14 sebagai berikut:
Tabel 14.Skor Capaian Tiap Indikator Angket Keaktifan Bertanya Siswa Pada Pra
Siklus dan Siklus I
No Indikator Capaian Indikator (%)
Pra Siklus Siklus I
1. Siswa ingat/mengenal, mengulang kembali
informasi
58.57 74.29
2. Siswa dapat menjelaskan isi pokok dari suatu
bacaan
55.29 69.43
3. Siswa dapat mengubah data yang disajikan
dalam bentuk tertentu ke bentuk lain
60 66.57
4. Siswa mampu mencirikan dan merangkum
pikiran utama dari satu gagasan atau wacana
55.43 71.29
5. Siswa mampu menemukan hubungan antara
fakta dan kejadian
61.71 78
6. Siswa mampu menarik kesimpulan dalam
tabel data tertentu
55.71 75
7. Siswa mampu menggunakan pengetahuan,
aturan, konsep, prinsip, hukum, dan teori
60 72.86
8. Siswa mampu menyelesaikan masalah
dengan pengetahuan yang dimiliki dan
membentuk pikirannya
57.57 68.57
9. Siswa mampu menganalisis kaitan antar
bagian
55.14 71.57
10. Siswa mampu mengumpulkan bagian-bagian
menjadi sutau bentuk yang utuh dan
menyeluruh
60 86.07
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
11. Siswa mampu membuat pertimbangan
berdasarkan pengetahuan yang ia miliki
56.86 73.71
Jumlah 636.29 807.36
Rata-rata 57.84 73.40
2) Hasil Observasi Keaktifan Bertanya Siswa
Hasil observasi terhadap keaktifan bertanya siswa setelah penggunaan
modul pembelajaran hasil penelitian pada pokok bahasan Limbah dalam
pembelajaran biologi kegiatan pra siklus dan siklus I dapat dilihat pada Tabel 15
berikut:
Tabel 15.Skor Capaian Tiap Aspek Hasil Observasi Keaktifan Bertanya Siswa
Pada Pra Siklus dan Siklus I
No Aspek Capaian Aspek (%)
Pra Siklus Siklus I
1. Mengingat/menghafal 57.14 100
2. Menterjemahkan 44.29 61.43
3. Menginterpretasikan 42.86 65.71
4. Mengaplikasikan 45.71 65.71
5. Menganalisis 38.57 65.71
6. Mensintesis 51.43 71.43
7. Mengevaluasi 42.86 65.71
Jumlah 322.86 495.71
Rata-rata 46.12 70.82
Selanjutnya, aspek-aspek dijabarkan menjadi beberapa indikator. Capaian
tiap indikator pada hasil observasi keaktifan bertanya siswa pada kegiatan pra
siklus dapat dilihat pada Tabel 16 di bawah ini:
Tabel 16.Skor Capaian Tiap Indikator Hasil Observasi Keaktifan Bertanya Siswa
Pada Pra Siklus dan Siklus I
No Indikator Capaian Indikator (%)
Pra Siklus Siklus I
1. Siswa ingat/mengenal, mengulang
kembali informasi
57.14 100
2. Siswa dapat menjelaskan isi pokok dari
suatu bacaan
42.86 71.43
3. Siswa dapat mengubah data yang
disajikan dalam bentuk tertentu ke bentuk
lain
45.71 51.43
4. Siswa mampu mencirikan dan merangkum
pikiran utama dari satu gagasan atau
wacana
40 60
Tabel Lanjutan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
5. Siswa mampu menemukan hubungan
antara fakta dan kejadian
48.57 65.71
6. Siswa mampu menarik kesimpulan dalam
tabel data tertentu
40 71.43
7. Siswa mampu menggunakan pengetahuan,
aturan, konsep, prinsip, hukum, dan teori
45.71 65.71
8. Siswa mampu menyelesaikan masalah
dengan pengetahuan yang dimiliki dan
membentuk pikirannya
40 62.86
9. Siswa mampu menganalisis kaitan antar
bagian
37.14 68.57
10. Siswa mampu mengumpulkan bagian-
bagian menjadi sutau bentuk yang utuh
dan menyeluruh
51.43 71.43
11. Siswa mampu membuat pertimbangan
berdasarkan pengetahuan yang ia miliki
42.86 65.71
Jumlah 491.43 754.29
Rata-rata 44.68 68.57
3) Hasil Wawancara Keaktifan Bertanya Siswa
Hasil wawancara terhadap keaktifan bertanya siswa setelah penggunaan
modul pembelajaran hasil penelitian pada pokok bahasan Limbah dalam
pembelajaran biologi kegiatan pra siklus dan siklus I dapat dilihat pada Tabel 17
berikut:
Tabel 17.Skor Capaian Tiap Aspek Hasil Wawancara Keaktifan Bertanya Siswa
Pada Pra Siklus dan Siklus I
No Aspek Capaian Aspek (%)
Pra Siklus Siklus I
1. Mengingat/menghafal 60 70
2. Menterjemahkan 55 55
3. Menginterpretasikan 53.33 70
4. Mengaplikasikan 60 70
5. Menganalisis 45 65
6. Mensintesis 60 80
7. Mengevaluasi 50 60
Jumlah 383.33 470.00
Rata-rata 54.76 67.14
Selanjutnya, aspek-aspek dijabarkan menjadi beberapa indikator. Capaian
tiap indikator pada hasil wawancara keaktifan bertanya siswa pada kegiatan pra
siklus dan siklus I dapat dilihat pada Tabel 18 di bawah ini:
Tabel Lanjutan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Tabel 18.Skor Capaian Tiap Indikator Hasil Wawancara Keaktifan Bertanya
Siswa Pada Pra Siklus dan Siklus I
No Indikator Capaian Indikator (%)
Pra Siklus Siklus I
1. Siswa ingat/mengenal, mengulang
kembali informasi
60 70
2. Siswa dapat menjelaskan isi pokok dari
suatu bacaan
50 60
3. Siswa dapat mengubah data yang
disajikan dalam bentuk tertentu ke
bentuk lain
60 50
4. Siswa mampu mencirikan dan
merangkum pikiran utama dari satu
gagasan atau wacana
50 60
5. Siswa mampu menemukan hubungan
antara fakta dan kejadian
60 70
6. Siswa mampu menarik kesimpulan
dalam tabel data tertentu
50 80
7. Siswa mampu menggunakan
pengetahuan, aturan, konsep, prinsip,
hukum, dan teori
60 70
8. Siswa mampu menyelesaikan masalah
dengan pengetahuan yang dimiliki dan
membentuk pikirannya
50 60
9. Siswa mampu menganalisis kaitan antar
bagian
40 70
10. Siswa mampu mengumpulkan bagian-
bagian menjadi sutau bentuk yang utuh
dan menyeluruh
60 80
11. Siswa mampu membuat pertimbangan
berdasarkan pengetahuan yang ia miliki
50 60
Jumlah 590.00 730.00
Rata-rata 53.64 66.36
4) Validasi Data
Validitas data dilakukan untuk mendapatkan keabsahan data dengan teknik
triangulasi metode. Data yang berasal dari hasil angket, hasil observasi, dan
wawancara akan disajikan dalam bentuk grafik yang membentuk pola yang dapat
dianalisis tentang kebenaran suatu data. Hasil analisis tiap indikator angket,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
lembar observasi, dan wawancara dapat dilihat pada grafik yang tersaji pada
Gambar 7 sebagai berikut:
Gambar 7. Grafik Hasil Analisis Tiap Indikator Berdasarkan Hasil Angket, Hasil
Observasi, dan Hasil Wawancara Keaktifan Bertanya Siswa Siklus I
Grafik di atas menunjukkan bahwa terdapat kesesuaian pola grafik antara
hasila analisis angket, hasil observasi, dan hasil wawancara terhadap keaktifan
bertanya siswa, sehingga data di atas dapat dikatakan valid. Selanjutnya, data
dapat dianalisis dan digunakan untuk menarik kesimpulan. Analisis dan refleksi
hasil kegiatan siklus I dapat dilihat penjelasannya di bawah ini.
d. Analisis dan Refleksi Tindakan I
1) Hasil Angket Keaktifan Bertanya Siswa
Data Tabel 14 menunjukkan bahwa nilai keaktifan bertanya siswa dalam
proses pembelajaran pada siklus I berkisar antara 66.57%-86.07%, dengan nilai
rata-rata kelas 73.40%. Nilai tersebut menunjukkan adanya peningkatan jika
dibandingkan dengan nilai pada pra siklus.
Pengalaman belajar pada modul hasil penelitian akan menuntun siswa
untuk menggali informasi lebih banyak dan membantu siswa dalam memahami
materi. Selanjutnya, materi yang dipelajari secara mandiri oleh siswa akan
memunculkan pertanyaan-pertanyaan, sehingga siswa menjadi aktif bertanya saat
pembelajaran berlangsung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Tabel 13 menunjukkan tingkat kenaikan tiap aspek pada angket keaktifan
bertanya siswa yang disajikan dalam bentuk diagram yang tersaji pada Gambar 8
sebagai berikut:
Gambar 8. Diagram Kenaikan Persentase Skor Untuk Tiap Aspek Angket
Keaktifan Bertanya Siswa Pada Pra Siklus dan Siklus I
Data Tabel 14 menunjukkan tingkat kenaikan nilai tiap indikator pada
angket keaktifan bertanya siswa yang disajikan dalam bentuk diagram yang tersaji
pada Gambar 9 sebagai berikut:
Gambar 9.Diagram Kenaikan Persentase Skor Untuk Tiap Indikator Angket
Keaktifan Bertanya Siswa Pada Pra Siklus dan Siklus I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Diagram di atas menunjukkan bahwa persentase skor untuk semua
indikator mengalami kenaikan. Indikator ke-7 (siswa mampu menggunakan
pengetahuan, aturan, konsep, prinsip, hukum, dan teori) meningkat dari 60%
menjadi 72.86% dan indikator ke-8 (siswa mampu menyelesaikan masalah dengan
pengetahuan yang dimiliki dan membentuk pikirannya) meningkat dari 57.57%
menjadi 68.57%. Hal itu relevan dengan pernyataan The
development of critica
Peningkatan berpikir kritis disebabkan karena peningkatan pertanyaan. Penerapan
modul pembelajaran hasil penelitian, siswa diharapkan mempelajari materi
terlebih dahulu. Dalam proses mempelajari, siswa akan menggali informasi lebih
dalam mengenai materi, sehingga akan memunculkan banyak pertanyaan yang
membuat siswa berusaha berpikir kritis untuk mencari jawabannya.
Berdasarkan Tabel 14 juga dapat diketahui gain atau pertambahan
persentase skor setiap indikator tidak sama. Persentase gain dapat dilihat pada
Tabel 19 di bawah ini.
Tabel 19.Gain (Pertambahan) Skor Angket Keaktifan Bertanya Siswa Pada Tiap
Indikator Antara Pra Siklus dan Siklus I
Indikator ke- Skor Pra Siklus (%) Skor Siklus I (%) Gain (%)
1 58.57 74.29 15.72
2 55.29 69.43 14.14
3 60 66.57 6.57
4 55.43 71.29 15.86
5 61.71 78 16.29
6 55.71 75 19.29
7 60 72.86 12.86
8 57.57 68.57 11
9 55.14 71.57 16.43
10 60 86.07 26.07
11 56.86 73.71 16.85
Peningkatan skor tertinggi terdapat pada indikator ke-10 (siswa mampu
mengumpulkan bagian-bagian menjadi sutau bentuk yang utuh dan menyeluruh)
yaitu sebesar 26.07. Peningkatan skor terendah terdapat pada indikator ke-3
(siswa dapat mengubah data yang disajikan dalam bentuk tertentu ke bentuk lain)
yaitu sebesar 6.57%. Peningkatan persentase skor tiap indikator menunjukkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
adanya pengaruh positif penggunaan modul pembelajaran hasil penelitian pada
pokok bahasan Limbah.
Ada beberapa indikator angket keaktifan bertanya siswa yang telah
memenuhi target yaitu sebesar 75%. Pencapaian target terjadi pada indikator ke-
5,6,dan 10.
2) Hasil Observasi Keaktifan Bertanya Siswa
Data Tabel 16 menunjukkan bahwa nilai keaktifan bertanya siswa selama
penggunaan modul pembelajaran hasil penelitian pada pokok bahasan Limbah
berdasarkan hasil observasi secara langsung berkisar antara 51.43%-100%,
dengan nilai rata-rata kelas adalah 68.57%. Nilai tersebut menunjukkan adanya
peningkatan jika dibandingkan dengan nilai pra siklus, baik pada nilai tiap
indikator maupun nilai rata-rata indikator keaktifan bertanya. Nilai capaian
indikator nomor 3, 4, 5, 7, 8, dan 11 masih di bawah nilai rata-rata.
Tabel 15 menunjukkan bahwa tingkat kenaikan nilai tiap aspek pada hasil
observasi keaktifan bertanya siswa yang disajikan dalam bentuk diagram yang
tersaji pada Gambar 10 sebagai berikut:
Gambar 10.Diagram Kenaikan Persentase Skor Untuk Tiap Aspek Hasil
Observasi Keaktifan Bertanya Siswa Pada Pra Siklus dan Siklus I
Diagram di atas menunjukkan adanya kenaikan persentase skor untuk tiap
aspek hasil observasi keaktifan bertanya siswa pada saat pra siklus dan siklus I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
dengan menggunakan lembar observasi. Seluruh aspek mengalami kenaikan
setelah tindakan siklus I. Persentase aspek mengingat/menghafal meningkat dari
57.14% menjadi 100%, aspek menterjemahkan meningkat dari 44.29% menjadi
61.43%, aspek menginterpretasikan meningkat dari 42.86% menjadi 65.71%,
aspek mengaplikasi meningkat dari 45.71% menjadi 65.71%, aspek menganalisis
meningkat dari 38.57% menjadi 65.71%, aspek mensintesis meningkat dari
51.43% menjadi 71.43%, dan aspek mengevaluasi meningkat dari 42.86%
menjadi 65.71%. Hal ini dikarenakan penerapan modul pembelajaran hasil
penelitian. Pelaksanaannya adalah siswa diminta memahami materi dalam modul
dan menemukan materi yang belum dipahaminya. Selanjutnya, siswa diminta
menandai materi yang belum dipahami kemudian ditanyakan dalam forum
diskusi. Penerapan modul pembelajaran hasil penelitian akan memunculkan dan
meningkatkan aspek-aspek keaktifan bertanya saat pembelajaran berlangsung.
Data Tabel 16 menunjukkan tingkat kenaikan nilai tiap indikator pada
hasil observasi keaktifan bertanya siswa yang disajikan dalam bentuk diagram
yang tersaji pada Gambar 11 sebagai berikut:
Gambar 11. Diagram Kenaikan Persentase Skor Untuk Tiap Indikator Hasil
Observasi Keaktifan Bertanya Siswa Pada Pra Siklus dan Siklus I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Diagram di atas menunjukkan adanya kenaikan persentase skor untuk tiap
indikator hasil observasi keaktifan bertanya siswa pada saat pra siklus dan siklus I
dengan menggunakan lembar observasi.
Pada indikator ke-1 yaitu siswa ingat/mengenal dan mengulang kembali
informasi mengalami kenaikan dari 57.14% menjadi 100%. Kegiatan
mengerjakan tes kognitif pada akhir pembelajaran mendorong siswa untuk dapat
mengingat/mengenal dan mengulang kembali informasi. Karena pada kegiatan ini
siswa akan berusaha untuk mengingat atau mengulang materi yang telah
didapatnya sehingga aktivitas mengenal dan mengulang kembali informasi dapat
meningkat.
Pada indikator ke-2 yaitu siswa dapat menjelaskan isi pokok dari suatu
bacaan mengalami kenaikan dari 42.86% menjadi 71.43%. Hal ini relevan dengan
hasil penelitian Jaka Santosa (2009) dalam optimalisasi penggunaan modul yang
menunjukkan bahwa dengan penggunaan modul dapat meningkatkan kemampuan
siswa dalam merumuskan materi pelajaran.
3) Hasil Wawancara Keaktifan Bertanya Siswa
Wawancara dilakukan terhadap guru dan siswa setelah akhir dari
pelaksanaan siklus I. Hasil wawancara dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Hasil Wawancara Guru
Hasil wawancara dengan guru menyatakan bahwa dengan penerapan
Penerapan Modul pembelajaran hasil penelitian membuat siswa tertarik. Adanya
sesi tanya jawab dan penjelasan dari guru membuat siswa menjadi lebih
memahami materi. Siswa juga antusias dengan pemberian modul pembelajaran
hasil penelitian karena di dalam modul ditemui hal-hal yang baru, sehingga siswa
merasa ingin tahu. Siswa dituntut untuk menggali informasi sendiri sehingga
banyak pertanyaan yang muncul saat diskusi berlangsung. Adanya forum diskusi,
mendorong siswa untuk memecahkan masalah. Materi dalam modul juga sangat
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Modul pembelajaran hasil penelitian
membuat kegiatan belajar mengajar menjadi lebih aktif dan meningkatkan
keaktifan siswa terutama keaktifan siswa dalam bertanya. Keaktifan bertanya
siswa meningkat dikarenakan penerapan modul pembelajaran hasil penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
yang kegiatan utamanya adalah memahami, menandai, dan bertanya. Pertanyaan
akan muncul pada sesi diskusi kelas. Respon siswa terhadap penggunaan modul
juga cukup bagus karena mereka bisa mendapatkan wawasan yang baru.
b) Hasil Wawancara Siswa
Hasil wawancara dengan siswa menunjukkan bahwa siswa antusias
dengan penerapan modul pembelajaran hasil penelitian. Pembelajaran modul
membuat siswa menjadi aktif bertanya. Materi modul hasil penelitian yang
berhubungan dengan kehidupan sehari-hari membuat siswa tertarik untuk
mengikuti kegiatan pembelajaran. Siswa ditugaskan untuk memahami modul
terlebih dahulu sebelum pembelajaran dilakukan agar memiliki gambaran tentang
materi yang akan dipelajari. Adanya modul membuat siswa mendapatkan
pengetahuan di luar buku paket pegangan mereka.
Tabel 17 menunjukkan tingkat kenaikan nilai tiap aspek pada hasil
wawancara kekatifan bertanya siswa yang disajikan dalam bentuk diagram yang
tersaji pada Gambar 12 sebagai berikut:
Gambar 12. Diagram Kenaikan Persentase Skor Untuk Tiap Aspek Hasil
Wawancara Keaktifan Bertanya Siswa Pada Pra Siklus dan Siklus I
Diagram di atas menunjukkan adanya kenaikan prosentasae skor untuk
tiap aspek hasil wawancara keaktifan bertanya siswa pada saat pra siklus dan
siklus I. Seluruh aspek mengalami kenaikan setelah tindakan siklus I kecuali pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
aspek menterjemahkan. Hal ini disebabkan karena beberapa siswa belum bisa
menggali informasi modul. Persentase aspek mengingat/menghafal meningkat
dari 60% menjadi 70%, aspek menginterpretasikan meningkat dari 53.33%
menjadi 70%, aspek mengaplikasi meningkat dari 60% menjadi 70%, aspek
menganalisis meningkat dari 45% menjadi 65%, aspek mensintesis meningkat
dari 60%-80%, dan aspek mengevaluasi meningkat dari 50%-60%. Hal ini
dikarenakan penerapan modul pembelajaran hasil penelitian.
Data Tabel 18 menunjukkan tingkat kenaikan nilai tiap indikator pada
hasil wawancara keaktifan bertanya siswa yang disajikan dalam bentuk diagram
yang tersaji pada Gambar 13 sebagai berikut:
Gambar 13. Diagram Kenaikan Persentase Skor Untuk Tiap Indikator Hasil
Wawancara Keaktifan Bertanya Siswa Pada Pra Siklus dan Siklus I
Diagram di atas menunjukkan adanya kenaikan persentasae skor untuk tiap
indikator hasil wawancara keaktifan bertanya siswa pada saat pra siklus dan siklus
I. Seluruh aspek mengalami kenaikan setelah tindakan siklus I kecuali pada
indikator siswa dapat mengubah data yang disajikan dalam bentuk tertentu ke
bentuk lain. Hal ini disebabkan karena siswa kurang menggali informasi dalam
modul. Pencapaian persentase tertinggi yaitu pada indikator ke-6 (siswa mampu
menarik kesimpulan dalam tabel data tertentu) dan indikator ke-10 (siswa mampu
mengumpulkan bagian-bagian menjadi suatu bentuk yang utuh dan menyeluruh).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Beberapa indikator masih berada di bawah 75%. Hal ini disebabkan karena
belum seluruhnya siswa mau mempelajari modul secara mandiri sebelum maupun
selama proses pembelajaran, sehingga belum semua siswa aktif bertanya. Selain
itu juga dikarenakan kurang maksimalnya pembagian waktu. Alokasi waktu
diskusi kelas yang kurang menyebabkan waktu untuk presentasi kurang, sehingga
menyebabkan sedikit siswa bertanya dan berpendapat.
Hasil analisis setiap indikator pada angket keaktifan bertanya siswa, hasil
observasi keaktifan bertanya siswa, dan hasil wawancara dapat diketahui bahwa
rata-rata persentase capaian indikator pada siklus I belum seluruhnya mencapai
persentase capaian target yang telah ditentukan, yaitu 75%. Selanjutnya, untuk
mencapai persentase capaian target yang diharapkan, akan dilakukan perbaikan
tindakan pada siklus selanjutnya.
Beberapa kekurangan yang terjadi pada siklus I antara lain
a. Belum seluruhnya siswa mau mempelajari modul secara mandiri sebelum
maupun selama proses pembelajaran. Hal ini menyebabkan siswa belum
memahami materi dalam modul, sehingga dalam sesi diskusi hanya beberapa
siswa yang mengajukan pertanyaan.
b. Alokasi waktu untuk diskusi kelas kurang.
Pada pelaksanaan tindakan siklus I, diketahui masih terdapat masalah-
masalah. Agar dapat mencapai target yang telah ditentukan, maka dilakukan
upaya perbaikan tindakan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan pada
siklus I tersebut. Adapun upaya perbaikan yang dilakukan antara lain:
a. Guru menugaskan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari materi
dalam modul sebelum pembelajaran dilakukan.
b. Guru lebih mengontrol waktu dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga
waktunya lebih efisien. Guru membagi waktu untuk diskusi kelompok dan
diskusi kelas.
Kekurangan-kekurangan yang tersebut di atas akan diperbaiki pada tindakan
selanjutnya, yaitu siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
3. Siklus II
a. Perencanaan Tindakan II
Berdasarkan hasil analisis dan refleksi dari tindakan I, maka perencanaan
tindakan untuk siklus II meliputi:
1) Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, belum seluruhnya siswa mau
mempelajari modul secara mandiri sebelum maupun selama proses
pembelajaran sehingga belum semua siswa aktif bertanya. Tindak lanjut untuk
pertemuan selanjutnya adalah guru menugaskan kepada siswa untuk membaca
dan mempelajari materi dalam modul sebelum pembelajaran dilakukan.
2) Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, alokasi waktu untuk diskusi kelas
yang kurang. Tindak lanjut untuk pertemuan selanjutnya adalah guru lebih
mengontrol waktu dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga waktunya lebih
efisien. Guru membagi waktu untuk diskusi kelompok dan diskusi kelas.
b. Pelaksanaan Tindakan II
Pelaksanaan tindakan II dilakukan dengan 1 kali pertemuan dengan alokasi
waktu 2x45 menit. Tindakan II masih sama pelaksanaannya dengan tindakan
siklus pertama, yaitu dengan penggunaan modul pembelajaran hasil penelitian.
Materi pada pertemuan tindakan II adalah pengelolaan dan penanganan limbah.
Pelaksanaan tindakan pada siklus II merupakan refleksi tindakan dari
siklus I. Refleksi dari siklus I dilakukan untuk memperbaiki kekurangan pada
tindakan sebelumnya dan mengupayakan perbaikan pada siklus II. Hal-hal yang
akan diupayakan perbaikan antara lain belum seluruhnya siswa mau mempelajari
modul secara mandiri sebelum maupun selama proses pembelajaran yang
menyebabkan siswa belum memahami materi dalam modul sehingga dalam sesi
diskusi hanya beberapa siswa yang mengajukan pertanyaan dan alokasi waktu
untuk diskusi kelas kurang.
Selanjutnya, tindak lanjut untuk mengatasi kekurangan yang terjadi
dilakukan dengan cara menugaskan kepada siswa untuk membaca dan
mempelajari materi dalam modul sebelum pembelajaran dilakukan dan guru lebih
mengontrol waktu dalam kegiatan belajar mengajar sehingga waktunya lebih
efisien. Guru membagi waktu untuk diskusi kelompok dan diskusi kelas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Proses pembelajaran yang diterapkan pada tindakan II pada dasarnya
masih sama dengan yang telah diterapkan pada tindakan I yaitu penggunaan
Modul pembelajaran hasil penelitian. Tindakan II ini dilakukan upaya perbaikan
dari kekurangan-kekurangan pada tindakan I.
c. Observasi dan Evaluasi Tindakan II
Observasi pada tindakan II ini masih sama dengan tindakan I yaitu
observasi keaktifan bertanya siswa dalam proses pembelajaran biologi. Pada saat
proses pembelajaran berlangsung dilakukan penilaian dan observasi terhadap
keaktifan bertanya siswa. Observasi dilakukan dengan pengamatan secara
langsung menggunakan lembar observasi yang diisi oleh observer, penyebaran
angket keaktifan bertanya siswa, dan wawancara. Setiap siswa diminta untuk
mengisi angket pada setiap akhir siklus. Berdasarkan hasil penelitian proses
pembelajaran dengan penggunaan modul pembelajaran hasil penelitian pada
pokok bahasan Limbah dapat diketahui sebagai berikut:
1) Hasil Angket Keaktifan Bertanya Siswa
Hasil angket keaktifan bertanya siswa setelah penggunaan modul
pembelajaran hasil penelitian pada pokok bahasan Limbah dalam pembelajaran
biologi pada kegiatan pra siklus, siklus I, dan siklus II disajikan pada Tabel 20
sebagai berikut:
Tabel 20.Skor Capaian Tiap Aspek Angket Keaktifan Bertanya Siswa Pada Pra
Siklus, Siklus I, dan Siklus II
No Aspek Capaian Aspek (%)
Pra Siklus Siklus I Siklus II
1. Meningat/menghafal 58.57 74.29 88.39
2. Menterjemahkan 57.64 68 79.36
3. Menginterpretasikan 56.80 74.11 78.34
4. Mengaplikasi 60 72.86 82.29
5. Menganalisis 56.36 70.07 79.21
6. Mensintesis 60 86.07 88.21
7. Mengevaluasi 56.86 73.71 79.43
Jumlah 406.23 519.11 575.24
Rata-rata 58.03 74.16 82.18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Selanjutnya, aspek-aspek capaian tersebut dijabarkan menjadi beberapa
indikator. Capaian tiap indikator angket keaktifan bertanya siswa dapat dilihat
pada Tabel 21 berikut:
Tabel 21.Skor Capaian Tiap Indikator Angket Keaktifan Bertanya Siswa Pada Pra
Siklus, Siklus I, dan Siklus II
No Indikator
Capaian Indikator (%)
Pra
Siklus Siklus I Siklus II
1. Siswa ingat/mengenal, mengulang
kembali informasi
58.57 74.29 88.39
2. Siswa dapat menjelaskan isi pokok
dari suatu bacaan
55.29 69.43 78.14
3. Siswa dapat mengubah data yang
disajikan dalam bentuk tertentu ke
bentuk lain
60 66.57 80.57
4. Siswa mampu mencirikan dan
merangkum pikiran utama dari satu
gagasan atau wacana
55.43 71.29 76.29
5. Siswa mampu menemukan hubungan
antara fakta dan kejadian
61.71 78 82
6. Siswa mampu menarik kesimpulan
dalam tabel data tertentu
55.71 75 78.57
7. Siswa mampu menggunakan
pengetahuan, aturan, konsep, prinsip,
hukum, dan teori
60 72.86 82.29
8. Siswa mampu menyelesaikan masalah
dengan pengetahuan yang dimiliki dan
membentuk pikirannya
57.57 68.57 77.43
9. Siswa mampu menganalisis kaitan
antar bagian
55.14 71.57 81
10. Siswa mampu mengumpulkan bagian-
bagian menjadi sutau bentuk yang
utuh dan menyeluruh
60 86.07 88.21
11. Siswa mampu membuat pertimbangan
berdasarkan pengetahuan yang ia
miliki
56.36 73.71 79.43
Jumlah 636.29 807.36 892.32
Rata-rata 57.84 73.40 81.12
2) Hasil Observasi Keaktifan Bertanya Siswa
Hasil observasi terhadap keaktifan bertanya siswa setelah penggunaan
modul pembelajaran hasil penelitian pada pokok bahasan Limbah dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
pembelajaran biologi pada kegiatan pra siklus, siklus I, dan siklus II disajikan
pada Tabel 22 sebagai berikut:
Tabel 22.Skor Capaian Tiap Aspek Hasil Observasi Keaktifan Bertanya Siswa
Pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
No Aspek Capaian Aspek (%)
Pra Siklus Siklus I Siklus II
1. Mengingat/menghafal 57.14 100 100
2. Menterjemahkan 44.29 61.43 81.43
3. Menginterpretasikan 42.86 65.71 79.05
4. Mengaplikasikan 45.71 65.71 88.57
5. Menganalisis 38.57 65.71 84.29
6. Mensintesis 51.43 71.43 88.57
7. Mengevaluasi 42.86 65.71 77.14
Jumlah 322.86 495.71 599.05
Rata-rata 46.12 70.82 85.58
Selanjutnya, aspek-aspek capaian tersebut dijabarkan menjadi beberapa
indikator. Capaian tiap indikator hasil observasi keaktifan bertanya siswa dapat
dilihat pada Tabel 23 berikut:
Tabel 23.Skor Capaian Tiap Indikator Hasil Obervasi Keaktifan Bertanya Siswa
Pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
No Indikator
Capaian Indikator (%)
Pra
Siklus
Siklus I Siklus II
1. Siswa ingat/mengenal, mengulang
kembali informasi
57.14 100 100
2. Siswa dapat menjelaskan isi pokok dari
suatu bacaan
42.86 71.43 80
3. Siswa dapat mengubah data yang
disajikan dalam bentuk tertentu ke bentuk
lain
45.71 51.43 82.86
4. Siswa mampu mencirikan dan
merangkum pikiran utama dari satu
gagasan atau wacana
40 60 77.14
5. Siswa mampu menemukan hubungan
antara fakta dan kejadian
48.57 65.71 82.86
6. Siswa mampu menarik kesimpulan dalam
tabel data tertentu
40 71.43 77.14
7. Siswa mampu menggunakan pengetahuan,
aturan, konsep, prinsip, hukum, dan teori
45.71 65.71 88.57
8. Siswa mampu menyelesaikan masalah
dengan pengetahuan yang dimiliki dan
membentuk pikirannya
40 62.86 82.86
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
9. Siswa mampu menganalisis kaitan antar
bagian
37.14 68.57 85.71
10. Siswa mampu mengumpulkan bagian-
bagian menjadi sutau bentuk yang utuh
dan menyeluruh
51.43 71.43 88.57
11. Siswa mampu membuat pertimbangan
berdasarkan pengetahuan yang ia miliki
42.86 65.71 77.14
Jumlah 491.43 754.29 922.86
Rata-rata 44.68 68.57 83.90
3) Hasil Wawancara Keaktifan Bertanya Siswa
Hasil wawancara terhadap keaktifan bertanya siswa setelah penggunaan
modul pembelajaran hasil penelitian pada pokok bahasan Limbah dalam
pembelajaran biologi pada kegiatan pra siklus, siklus I, dan siklus II disajikan
pada Tabel 24 sebagai berikut:
Tabel 24.Skor Capaian Tiap Aspek Hasil Wawancara Keaktifan Bertanya Siswa
Pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
No Aspek Capaian Aspek (%)
Pra Siklus Siklus I Siklus II
1. Mengingat/menghafal 60 70 80
2. Menterjemahkan 55 55 75
3. Menginterpretasikan 53.33 70 73.33
4. Mengaplikasikan 60 70 80
5. Menganalisis 45 65 75
6. Mensintesis 60 80 90
7. Mengevaluasi 50 60 70
Jumlah 383.33 470.00 543.33
Rata-rata 54.76 67.14 77.62
Selanjutnya, aspek-aspek capaian tersebut dijabarkan menjadi beberapa
indikator. Capaian tiap indikator hasil wawancara keaktifan bertanya siswa pada
kegiatan pra siklus, siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada Tabel 25 berikut:
Tabel 25.Skor Capaian Tiap Indikator Hasil Wawancara Keaktifan Bertanya
Siswa Pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
No Indikator Capaian Indikator (%)
Pra Siklus Siklus I Siklus II
1. Siswa ingat/mengenal,
mengulang kembali
informasi
60 70 80
2. Siswa dapat menjelaskan isi
pokok dari suatu bacaan
50 60 70
Tabel Lanjutan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
3. Siswa dapat mengubah data
yang disajikan dalam bentuk
tertentu ke bentuk lain
60 50 80
4. Siswa mampu mencirikan
dan merangkum pikiran
utama dari satu gagasan atau
wacana
50 60 70
5. Siswa mampu menemukan
hubungan antara fakta dan
kejadian
60 70 80
6. Siswa mampu menarik
kesimpulan dalam tabel data
tertentu
50 80 70
7. Siswa mampu menggunakan
pengetahuan, aturan, konsep,
prinsip, hukum, dan teori
60 70 80
8. Siswa mampu menyelesaikan
masalah dengan pengetahuan
yang dimiliki dan
membentuk pikirannya
50 60 70
9. Siswa mampu menganalisis
kaitan antar bagian
40 70 80
10. Siswa mampu
mengumpulkan bagian-
bagian menjadi sutau bentuk
yang utuh dan menyeluruh
60 80 90
11. Siswa mampu membuat
pertimbangan berdasarkan
pengetahuan yang ia miliki
50 60 70
Jumlah 590.00 730.00 840.00
Rata-rata 53.64 66.36 76.36
4) Validasi Data
Validasi data menggunakan teknik triangulasi metode untuk pemeriksaan
keabsahan data. Teknik triangulasi pada penelitian ini adalah membandingkan
antara data hasil angket, hasil observasi, dan wawancara. Hasil analisis tiap
indikator angket, lembar observasi, dan wawancara dapat dilihat pada grafik yang
tersaji pada Gambar 14 sebagai berikut:
Tabel Lanjutan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Gambar 14. Grafik Hasil Analisis Tiap Indikator Berdasarkan Hasil Angket, Hasil
Observasi, dan Hasil Wawancara Keaktifan Bertanya Siswa Siklus II
Grafik di atas menunjukkan bahwa terdapat kesesuain pola grafik antara
hasil analisis angket, lembar observasi, dan wawancara terhadap keaktifan
bertanya siswa sehingga data di atas dapat dikatakan valid. Selanjutnya, data dapat
dianalisis dan digunakan untuk menarik kesimpulan. Analisis dan refleksi hasil
kegiatan siklus I dapat dilihat penjelasannya di bawah ini.
d. Analisis dan Refleksi Tindakan II
1) Hasil Angket Keaktifan Bertanya Siswa
Data Tabel 21 menunjukkan bahwa nilai keaktifan bertanya siswa dalam
proses pembelajaran pada siklus II berkisar antara 76.29%-88.39%, dengan nilai
rata-rata indikator keaktifan bertanya 81.12%. Nilai tersebut menunjukkan adanya
peningkatan jika dibandingkan dengan nilai pra siklus dan siklus I. Kisaran
persentase capaian indikator pada siklus II mengalami peningkatan dibandingkan
dengan nilai pada siklus I sebesar 7.72% (siklus I= 73.40%, siklus II= 81.12%).
Meningkatnya nilai semua indikator pada siklus II ini disebabkan karena
penggunaan modul pembelajaran hasil penelitian berlangsung lebih optimal bila
dibandingkan pada siklus I. Penerapan modul pembelajaran hasil penelitian
memungkinkan siswa untuk memahami materi sebelum dijelaskan oleh guru,
menandai atau mengenali materi yang belum dipahami, dan menanyakan materi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
tersebut, sehingga penerapan modul pembelajaran hasil penelitian ini mampu
menstimulus siswa untuk bertanya.
Pengalaman belajar atau materi belajar dipelajari siswa sebelum
pembelajaran berlangsung. Menurut Silberman (2004: 164) proses mempelajari
hal baru akan lebih efektif jika siswa dalam kondisi aktif bukan reseptif. Salah
satu cara untuk menciptakan kondisi pembelajaran tersebut adalah dengan
menstimulir siswa untuk menyelidiki atau mempelajari sendiri materi
pelajarannya, tanpa penjelasan terlebih dahulu dari guru. Penerapan modul
pembelajaran hasil penelitian ini menstimulasi pengajuan pertanyaan yang
merupakan kunci belajar. Permasalahan yang muncul berupa pertanyaan akan
didiskusikan pada diskusi kelas.
Perbandingan persentase capaian tiap aspek pada kegiatan pra siklus,
siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada diagram yang tersaji pada Gambar 15 di
bawah ini:
Gambar 15. Diagram Kenaikan Persentase Skor Untuk Tiap Aspek Angket
Keaktifan Bertanya Siswa Pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
Data Tabel 21 menunjukkan tingkat kenaikan nilai tiap indikator pada
angket keaktifan bertanya siswa yang disajikan dalam bentuk diagram yang tersaji
pada Gambar 16 sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Gambar 16. Diagram Kenaikan Persentase Skor Untuk Tiap Indikator Angket
Keaktifan Bertanya Siswa Pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
Diagram di atas menunjukkan bahwa persentase skor untuk semua
indikator mengalami kenaikan. In modular
instruction students are given complete freedom to learn when and how they want
. Pada pembelajaran modul, siswa diberikan kebebasan untuk
mempelajari kapan dan bagaimana mereka ingin mempelajarinya. Penggunaan
modul membuat siswa berusaha untuk menggali informasinya sendiri sehingga
mereka akan membentuk pikirannya tentang materi tersebut.
Tabel di atas juga dapat diketahui gain atau pertambahan persentase skor
setiap indikator tidak sama. Persentase gain dapat dilihat pada Tabel 26 di bawah
ini.
Tabel 26. Gain (Pertambahan) Skor Angket Keaktifan Bertanya Siswa Pada Tiap
Indikator Antara Siklus I Dengan Siklus II
Indikator ke- Skor Siklus I (%) Skor Siklus II (%) Gain (%)
1 74.29 88.39 14.10
2 69.43 78.14 8.71
3 66.57 80.57 14
4 71.29 76.29 5
5 78 82 4
6 75 78.57 3.57
7 72.86 82.29 9.43
8 68.57 77.43 8.86
9 71.57 81 9.43
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
10 86.07 88.21 2.14
11 73.71 79.43 5.71
Peningkatan skor tertinggi terdapat pada indikator 1 (siswa
ingat/mengenal, mengulang kembali informasi) yaitu sebesar 14.10. Peningkatan
skor terendah terdapat pada indikator 10 (siswa mampu mengumpulkan bagian-
bagian menjadi sutau bentuk yang utuh dan menyeluruh) yaitu sebesar 2.14.
Peningkatan nilai keaktifan bertanya siswa secara umum dari pra siklus,
siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada diagram yang tersaji pada Gambar 17
berikut:
Gambar 17. Diagram Kenaikan Rata-rata Persentase Capaian Aspek Angket
Keaktifan Bertanya Siswa Pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
Diagram di atas menunjukkan bahwa persentase capaian nilai rata-rata
aspek angket keaktifan bertanya siswa untuk pra siklus, siklus I, dan siklus II
berturut-turut antara lain 58.03%, 74.16%, dan 82.18%. Diagram di atas juga
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan nilai keaktifan bertanya siswa dari pra
siklus, siklus I, dan siklus II. Hal ini terjadi karena penggunaan modul
pembelajaran hasil penelitian. Penggunaan modul pembelajaran hasil penelitian
yang kegiatan utamanya adalah memahami, menandai materi yang belum
dipahami, dan bertanya merangsang siswa untuk bertanya.
Tabel Lanjutan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Hal itu juga relevan dengan hasil penelitian Anisa (2009) dalam upaya
meningkatkan kualitas pembelajaran melalui optimalisasi penggunaan modul hasil
penelitian pada pokok bahasan Limbah siswa kelas X8 SMA Al Islam 1 Surakarta
menyatakan bahwa optimalisasi penggunaan modul hasil penelitian dapat
meningkatkan keaktifan bertanya siswa.
Peningkatan persentase capaian nilai rata-rata indikator angket keaktifan
bertanya siswa secara umum dari pra siklus, siklus I, dan siklus II dapat dilihat
pada diagram yang tersaji pada Gambar 18 di bawah ini:
Gambar 18. Diagram Kenaikan Rata-rata Persentase Capaian Indikator Angket
Keaktifan Bertanya Siswa Pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
Diagram di atas menunjukkan bahwa persentase capaian nilai rata-rata
indikator keaktifan bertanya siswa untuk kegiatan pra siklus, siklus I, dan siklus II
berturut-turut adalah 57.84%, 73.40%, dan 81.12%. Diagram di atas menunjukkan
bahwa terjadi peningkatan nilai keaktifan bertanya siswa dari pra siklus, siklus I,
dan siklus II.
2) Hasil Observasi Keaktifan Bertanya Siswa
Data Tabel 23 menunjukkan bahwa nilai keaktifan bertanya siswa selama
penggunaan modul pembelajaran hasil penelitian pada pokok bahasan Limbah
berdasarkan hasil observasi secara langsung berkisar antara 77.14%-100%,
dengan nilai rata-rata indikator keaktifan bertanya adalah 83.90%. Nilai tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
menunjukkan adanya peningkatan jika dibandingkan dengan nilai pra siklus, baik
pada nilai tiap indikator maupun nilai rata-rata indikator keaktifan bertanya.
Data Tabel 22 menunjukkan tingkat kenaikan nilai tiap aspek pada hasil
observasi keaktifan bertanya siswa yang disajikan dalam bentuk diagram yang
tersaji pada Gambar 19 sebagai berikut:
Gambar 19. Diagram Kenaikan Persentase Skor Untuk Tiap Aspek Hasil
Observasi Keaktifan Bertanya Siswa Pada Pra Siklus, Siklus I, dan
Siklus II
Data Tabel 23 menunjukkan kenaikan nilai tiap indikator pada hasil
observasi keaktifan bertanya siswa yang disajikan dalam bentuk diagram yang
tersaji pada Gambar 20 sebagai berikut:
Gambar 20. Diagram Kenaikan Persentase Skor Untuk Tiap Indikator Hasil
Observasi Keaktifan Bertanya Siswa Pada Pra Siklus, Siklus I, dan
Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
Diagram di atas menunjukkan bahwa secara umum hampir seluruh
indikator mengalami kenaikan. Penggunaan modul pembelajaran hasil penelitian
pada kegiatan siklus II dapat meningkatkan indikator ke-2 (siswa dapat
menjelaskan isi pokok dari suatu bacaan) dan indikator ke-11 (siswa mampu
membuat pertimbangan berdasarkan pengetahuan yang ia miliki). Hal ini relevan
Questions and appropriate time spent waiting
for a response,
Pertanyaan dan pemberian waktu untuk menunggu respon atau jawaban sangat
efektif dalam menambah mental siswa sehingga siswa lebih berani untuk
menjelaskan materi dan menjawab pertanyaan sesuai dengan pengetahuan yang
dimilikinya.
Hal itu sejalan dengan Luthfi Hafshah Humaidah (2010) dalam penelitian
tentang Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran melalui Optimalisasi
Penggunaan Modul Hasil Penelitian Pada Pokok Bahasan Pelestarian Lingkungan
Pada siswa Kelas X 6 SMA Batik 1 Surakarta yang menyatakan bahwa hasil
penelitian membuktikan bahwa dengan penggunaan modul pembelajaran hasil
penelitian hasil penelitian dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Kualitas
pembelajaran yang dimaksud adalah keaktifan berdiskusi siswa dan kerja sama
siswa. Hal ini didasarkan pada hasil angket, observasi dan wawancara. Rata-rata
nilai persentase setiap indikator dari angket keaktifan berdiskusi siswa dari pra
siklus ke siklus I belum menunjukkan adanya peningkatan.
Persentase capaian nilai rata-rata aspek keaktifan bertanya siswa
berdasarkan hasil observasi dari pra siklus, siklus I, dan siklus II dapat dilihat
pada diagram yang tersaji pada Gambar 21 di bawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
Gambar 21. Diagram Kenaikan Rata-rata Persentase Capaian Aspek Hasil
Observasi Keaktifan Bertanya Siswa Pada Pra Siklus, Siklus I, dan
Siklus II
Diagram di atas menunjukkan bahwa persentase capaian nilai rata-rata
aspek hasil observasi keaktifan bertanya siswa untuk pra siklus, siklus I, dan
siklus II berturut-turut sebesar 46.12%, 70.82%, dan 88.58%. Pelaksanaan
pembelajaran adalah dengan memahami, menandai materi yang belum dipahami,
dan bertanya. Adanya modul, membuat siswa selalu menggali pikiran mereka.
Penggunaan modul pembelajaran hasil penelitian membuat aspek-aspek dari
keaktifan bertanya menjadi muncul dan meningkat saat pembelajaran
berlangsung.
Peningkatan persentase capaian nilai rata-rata indikator hasil observasi
keaktifan bertanya siswa secara umum dari pra siklus, siklus I, dan siklus II dapat
dilihat pada diagram yang tersaji pada Gambar 22 di bawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
Gambar 22. Diagram Kenaikan Rata-rata Persentase Capaian Indikator Hasil
Observasi Keaktifan Bertanya Siswa Pada Pra Siklus, Siklus I, dan
Siklus II
Diagram di atas menunjukkan bahwa persentase capaian nilai rata-rata
indikator hasil observasi keaktifan bertanya siswa pada pra siklus, siklus I, dan
siklus II berturut-turut sebesar 44.68%, 68.57%, dan 83.90%. Diagram di atas
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan nilai keaktifan bertanya siswa dari pra
siklus, siklus I, dan siklus II.
3) Hasil Wawancara Keaktifan Bertanya Siswa
Wawancara dilakukan terhadap guru dan siswa setelah akhir dari
pelaksanaan siklus II. Hasil wawancara dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Hasil Wawancara Guru
Hasil wawancara guru dilakukan setelah pelaksanaan dari siklus II.
Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa penggunaan modul pembelajaran
hasil penelitian dapat meningkatkan keaktifan bertanya siswa. Penerapan modul
pembelajaran hasil penelitian yang membuat siswa belajar secara mandiri
sehingga merangsang siswa untuk bertanya. Siswa dapat aktif bertanya karena
siswa diwajibkan terlebih dahulu membaca materi yang akan dipelajarinya. Hal
ini menyebabkan siswa memiliki gambaran tentang materi tersebut dan bahasan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
apa saja yang dianggapnya sulit. Keaktifan bertanya siswa meningkat pada siklus
II ini jika dibandingkan dengan siklus I.
Penggunaan modul hasil penelitian membuat siswa tertarik dan antusias
untuk memahaminya lebih lanjut. Hal tersebut akan memicu keingintahuan siswa
dan merangsang munculnya pertanyaan.
b) Hasil Wawancara Siswa
Hasil wawancara beberapa siswa tentang penggunaan modul pembelajaran
hasil penelitian pada pokok bahasan Limbah diperoleh informasi bahwa siswa
merasa lebih aktif dalam pembelajaran terutama aktif dalam bertanya. Siswa
merespon dengan baik adanya penggunaan modul. Materi dalam modul banyak
hal-hal yang baru, sehingga siswa mendapatkan pengetahuan yang lebih.
Tabel 24 menunjukkan tingkat kenaikan nilai tiap aspek pada hasil
wawancara keaktifan bertanya siswa yang disajikan dalam bentuk diagram yang
tersaji pada Gambar 23 sebagai berikut:
Gambar 23. Diagram Kenaikan Persentase Skor Untuk Tiap Aspek Hasil
Wawancara Keaktifan Bertanya Siswa Pada Pra Siklus, Siklus I,
dan Siklus II
Diagram di atas menunjukkan adanya kenaikan persentase skor untuk tiap
aspek hasil wawancara keaktifan bertanya siswa pada saat kegiatan pra siklus,
siklus I, dan siklus II.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
Data Tabel 25 menunjukkan tingkat kenaikan nilai tiap indikator hasil
wawancara keaktifan bertanya siswa yang disajikan dalam bentuk diagram yang
tersaji pada Gambar 24 sebagai berikut:
Gambar 24. Diagram Kenaikan Persentase Skor Untuk Tiap Indikator Hasil
Wawancara Keaktifan Bertanya Siswa Pada Pra Siklus, Siklus I,
dan Siklus II
Diagram di atas menunjukkan bahwa secara umum hampir seluruh
indikator mengalami kenaikan. Persentase capaian nilai rata-rata aspek keaktifan
bertanya siswa berdasarkan hasil wawancara dari pra siklus, siklus I, dan siklus II
dapat dilihat pada diagram yang tersaji pada Gambar 25 di bawah ini:
Gambar 25. Diagram Kenaikan Rata-rata Persentase Capaian Aspek Hasil
Wawancara Keaktifan Bertanya Siswa Pada Pra Siklus, Siklus I,
dan Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
Diagram di atas menunjukkan bahwa persentase capaian nilai rata-rata
aspek hasil wawancara keaktifan bertanya siswa untuk pra siklus, siklus I, dan
siklus II berturut-turut sebesar 54.76%, 67.14%, dan 77.62%.
Peningkatan persentase capaian niali rata-rata indikator hasil wawancara
keaktifan bertanya siswa secara umum dari pra siklus, siklus I, dan siklus II dapat
dilihat pada diagram yang tersaji pada Gambar 26 di bawah ini.
Gambar 26. Diagram Kenaikan Rata-rata Persentase Capaian Aspek Hasil
Wawancara Keaktifan Bertanya Siswa Pada Pra Siklus, Siklus I,
dan Siklus II
Diagram di atas menunjukkan bahwa persentase capaian nilai rata-rata
indikator hasil wawancara keaktifan bertanya siswa pada kegiatan pra siklus,
siklus I, dan siklus II berturut-turut sebesar 53.64%, 66.36%, dan 76.36%.
Peningkatan terjadi karena penggunaan modul pembelajaran hasil penelitian.
Analisis dari hasil angket keaktifan bertanya siswa, lembar observasi
keaktifan bertanya siswa, serta hasil wawancara guru dan siswa maka dapat
diketahui bahwa rata-rata capaian indikator untuk setiap aspek telah mencapai
target yang telah ditentukan. Tindakan dalam rangka meningkatkan keaktifan
bertanya siswa melalui penggunaan modul pembelajaran hasil penelitian telah
berhasil dan penelitian ini tidak perlu dilanjutkan lagi untuk siklus selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
Menurut Silberman (2004: 164) untuk menciptakan kondisi belajar yang
aktif salah satu caranya adalah dengan menstimulir siswa untuk menyelidiki atau
mempelajarai sendiri materi pelajarannya tanpa penjelasan terlebih dahulu dari
guru. Penerapan Modul pembelajaran hasil penelitian menstimulasi pengajuan
pertanyaan yang merupakan kunci belajar.
Menurut Salandanan (2001) dalam Mercedes (2009: 4),
instruction using modules is described as self-pacing where the students progress
. Pembelajaran kelas dengan
penggunaan modul digambarkan sebagai kemandirian di mana kemajuan atau
kecepatan siswa dalam mempelajari materi tergantung pada tingkat kemampuan
mereka. Modul merupakan pembelajaran individual di mana siswa terlebih dahulu
memahami materi sebelum ada penjelasan dari guru.
Berdasarkan uraian di atas dapat memperkuat hasil penelitian bahwa
penggunaan modul pembelajaran hasil penelitian dapat meningkatkan keaktifan
bertanya siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan
modul pembelajaran hasil penelitian pada pokok bahasan Limbah dapat
meningkatkan keaktifan bertanya siswa kelas X.3 SMA Al Islam 1 Surakarta
tahun pelajaran 2010/2011.
B. IMPLIKASI
1. Implikasi Teoritis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar referensi dan
pengembangan penelitian tindakan kelas lebih lanjut mengenai upaya
meningkatkan keaktifan bertanya dalam pembelajaran biologi pada siswa SMA Al
Islam 1 Surakarta.
2. Implikasi Praktis
Penelitian ini dapat diterapkan pada proses pembelajaran pada pokok
bahasan Limbah. Penggunaan modul pembelajaran hasil penelitian diharapkan
pembelajaran tidak bersifat membosankan, melainkan menjadi menarik. Hasil
penelitian ini dapat dijadikan alternatif untuk meningkatkan keaktifan bertanya
siswa.
C. SARAN
1. Bagi Guru
a. Guru hendaknya benar-benar mempelajari pembelajaran dengan modul
pembelajaran hasil penelitian sebelum mempraktekannya, sehingga proses
pembelajaran berjalan efektif dan efisien.
b. Guru hendaknya menggunakan sumber bahan ajar lain selain buku paket
seperti modul dan LKS agar siswa memperoleh wawasan baru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
2. Bagi Siswa
Siswa hendaknya mau mempelajari modul terlebih dahulu. Akan ada
masalah yang ditemui dan yang tidak terjawab oleh siswa sendiri. Hal ini
menyebabkan munculnya pertanyaan. Sehingga siswa menjadi aktif bertanya saat
pembelajaran berlangsung.
3. Bagi Peneliti
Pelaksanaan pembelajaran dengan penggunaan modul pembelajaran
hasil penelitian hendaknya dilakukan dengan alokasi waktu yang lebih lama,
sehingga akan diperoleh hasil yang lebih optimal.
Semoga hasil penelitian ini dapat dilanjutkan oleh peneliti yang lain
dengan penelitian yang lebih mendalam serta dapat memberikan manfaat dan
sumbangan pemikiran bagi para pendidik.