Post on 03-Aug-2015
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
PADA TN.R DENGAN DIAGNOSA MEDIS HIPERTENSI + STROKE
DI RT II RW IV KELURAHAN PAKIS KECAMATAN SAWAHAN
SURABAYA
DISUSUN OLEH :
DEFFI LASNA SAFITRI
NIM : 05.008
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KATOLIK
ST. VINCENTIUS A PAULO
SURABAYA
2008
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
PADA TN.R DENGAN DIAGNOSA MEDIS HIPERTENSI + STROKE
DI RT II RW IV KELURAHAN PAKIS KECAMATAN SAWAHAN
SURABAYA
I. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada tanggal 11 April 2008
A. PENGUMPULAN DATA
1. BIODATA
Nama : Tn.S
Umur : 68 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku : Jawa
Alamat : Surabaya
Pendidikan terakhir : SLTP
Sumber informasi : Keluarga (Istri)
Keluarga yang dapat : Ny. Rasman
dihubungi:
Diagnosa Medis : -
2. KELUHAN UTAMA
Ny.R mengungkapkan sudah 3 bulan terakhir Tn.R tidak kontrol ke dokter
3. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Ny. R mengungkapkan sudah 3 tahun Tn.R menderita stroke yang menyerang
ekstremitas sebelah kanan dan menderita hipertensi sejak tahun 2004. Mulai
saat itu Tn.R sudah tidak bisa apa-apa lagi dan tidak bisa bicara. Ny.R
mengungkapkan setelah keluar dari RS karena stroke, Tn.R sempat
menjalankan terapy dan bisa berjalan-jalan pelan tetapi masih dipapah serta
sudah bisa berbicara tetapi masih pelo. Sampai saat nii semua kebutuhan Tn.R
seperti mandi, ganti pakaian dan berjalan dibantu oleh keluarga. SejaK MRS
di RSAL Ny.R mengungkapkan rutin mengantar Tn.R kontrol ke dokter setiap
1 bulan sekali tetapi sekarang jarang kontrol dan sudah 3 bulan terakhir Tn.R
tidak kontrol ke dokter karena tidak ada yang mengantar. Tn.R kontrol
terakhir pada bulan Januari 2008 dengan TD 170/90 mmHg dan dapat diet
rendah garam serta terapi obat dari dokter yakni: Aspillet 1x1 tablet, Dexacap
25 mg 1x1 tablet, Neurodex 500 mg 1x1 tablet, Osteocal 500 mg 1x1 tablet.
Ny.R mengungkapkan rutin meminumkan obat ke Tn.R sampai saat ini dikaji
Tn.R tampak lemah, Tn.R dapat berbicara tetapi masih pelo, ekstremitas
kanan tidak bisa digerakkan dan mulut mencong sebelah kiri, TTV = TD
160/90 mmHg, nadi 80 x/mnt.
4. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Ny. R mengungkapkan Tn.R pernah masuk rumah sakit di RSAL karena
stroke pada tanggal 13 April 2008 selama 23 hari dengan tekanan darah
210/100 mmHg. Kemudian pada bulan Agustus 2005 Tn.R sempat dibawa ke
UGD di RSAL karena jatuh di rumah dan harus menjalani operasi tulang
karena fraktur pada column femur.
5. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Ny. R mengungkapkan dalam keluarga ada yang menderita penyakit
hipertensi yaitu ibu Tn.R
6. DATA PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL
- Data Psikososial
Ny.R mengungkapkan Tn.R sudah tahu akan penyakit yang dideritanya. Saat
ditanya apakah itu hipertensi Tn.R menjawab tekanan darah tinggi apabila
melebihi batas normal yaitu diatas 140 mmHg dan Ny.R mengetahui diet
rendah garam yang disarankan dokter untuk menjaga agar tekanan darah tidak
naik. Tn.R dirumah tinggal dengan Ny.R, anak, menantu dan 3 orang cucu.
Tn.R paling dekat dengan Ny.N. Hubungan Tn.R dengan keluarga dan
tetangga sebelum sakit baik, semenjak Tn.R sakit mendapat perhatian dari
keluarga tetapi Tn.R sudah tidak pernah lagi berhubungan dengan tetangga
karena harus beristirahat di rumah. Hubungan Tn.R dengan perawat baik
terbukti saat dikaji klien kooperatif dan mau menjawab pertanyaan apabila
ditany oleh perawat. Ny.R mengungkapkan sebelum dan sesudah sakit Tn.R
jarang sekali marah-marah, apabila ada masalah selesai diselesaikan secara
bersama-sama.
- Data Spiritual
Dirumah sebelum sakit Ny.R mengungkapkan Tn.R rajin sholat 5 waktu tetapi
setelah mengalami stroke Tn.R hanya berdoa sebisanya saja (ditempat tidur)
7. POLA PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR
a. Nutrisi
Ny. R mengungkapkan Tn.R makan 3x/hari dengan komposisi nasi, lauk
pauk, sayur. Tn.R suka makan sate dan tidak suka dengan soto. Ny.R
mrngungkapkan Tn.R berusaha untuk mengurangi makan gorengan yang
mengandung kolesterol tetapi Tn.R seringkali melanggar sedangkan Ny.N
sering lupa untuk menyendirikan makanan yang rendah garam untuk
Tn.R. Saat dikaji Ny.R mengungkapkan Tn.R sering merasa lapar dan
Tn.R tidak mempunyai alergi makanan. Sebelum makan Tn.R selalu
minum air putih terlebih dahulu. Dalam 1 hari Tn.R minum air putih
1500-2000 cc, Tn.R tidak suka minum teh dan setiap pagi minum susu
Anlene. Tn.R sudah tidak pernah minum kopi lagi setelah menderita
stroke
b. Eliminasi
Tn.R BAK lancar warna kuning jernih 6-7 x/hari, BAB 1x/hari rutin setiap
pagi dengan konsistensi lembek warna kuning kecoklatan. Semuanya
dilakukan dengan bantuan Ny.R. Ny.R mengungkapkan Tn.R pernah
memakai laksatif karena hampir 1 minggu tidak bisa BAB.
c. Hygiene Perseorangan
Tn.R mandi 2x/hari memakai sabun, gosok gigi apabila perlu karena Tn.R
tidak punya gigi lagi. Tn.R mencuci rambut setiap hari menggunakan
shampoo dibantu oleh Ny.R
d. Istirahat dan tidur
Ny. N mengungkapkan Tn.R tidur siang hari pukul 10.00-13.00 kemudian
bangun untuk nonton TV sambil mengasuh cucu dan tidur lagi pukul
15.00-16.00 sedangkan malam hari pukul 21.00-.5.00. Tn.R
mengungkapkan tidak mengalami kesulitan saat memulai tisur dan
memakai 1 bantal saja.
e. Aktivitas dan latihan
Sebelum sakit Ny.R mengungkapkan Tn.R rutin olahraga (lari pagi) setiap
pagi tetapi semenjak sakit Tn.R hanya dapat berjalan dengan dipapah oleh
Ny.R dan duduk di kursi roda. Di rumah Tn.R membantu Ny.R menjaga
cucu sambil nnonton TV. Ny.R mengungkapkan untuk aktivitas seperti
berjalan, mandi, ganti pakaian dibantu oleh keluarga.
f. Kebiasaan
Ny.R mengungkapkan sebelum sakit Tn.R suka merokok, dalam 1 hari
Tn.R habis rokok 1 bungkus dan berhenti merokok semenjak terkena
serangan stroke. Tn.R mengungkapkan tidak pernah minum minuman
keras maupun obat terlarang.
8. KARAKTERISTIK RUMAH
Rumah yang ditempati Tn.R adalah 13x6 m2 dengan jumlah kamar tidur
sebanyak 3 buah, 1 buah ruang tamu, 1 buah dapur, 1 buah ruang keluarga, 2
buah kamar mandi dan WC, 1 buah garasi. Ruangan tampak tenang. Setiap
hari rumah disapu oleh Ny.R sehingga tampak bersih dan rapi. Air yang
digunakan adalah air PDAM, sampah dibuang dan diambil oleh petugas
sampah setiap 2x seminggu
9. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum : Tn.R tampak lemah, ekstremitas sebelah kanan tidak
bisa digerakkan dan mulut tampak mencong ke sebelah
kiri. Tn.R berbicara pelo. TTV 160/90 mmHg. Nadi 80
x/mnt.
b. Mata : Sklera mata putih, konjungtiva merah muda, tidak ada
katarak. Tn.R masih mampu melihat dengan jelas
angka kalender dengan jarak 3 meter
c. Rambut : Rambut Tn.R sebagian sudah beruban, bersih dan tidak
rontok
1
2
3
4
5
6
7
89
3
3
6Keterangan:1. Teras2. Ruang tamu3. Kamar tidur4. Ruang tengah5. Gudang6. Kamar mandi7. Dapur8. Garasi9. Halaman
Samping
d. Hidung : hidung bersih tidak ada kelainan, penciuman masih
normal terbukti bahwa Tn.R mampu membedakan bau
sampah dan bau kamar mandi
e. Telinga : Telinga klien bersih, tidak ada serumen dan klien dapat
mendengar dengan jelas
f. Mulut dan bibir : Mulut dan mukosa bibir kering, klien sudah tidak
punya gigi lagi, waja klien tampak kemerahan dan tidak
sembab. Mulut tampak moncong ke sebelah kiri dan
berbicara pelo, perkataan Tn.R tidak jelas
g. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan vena
jugularis. Inspeksi pada thorax tampak pergerakan dada
kiri dan kanan simetris saat inspirasi dan ekspirasi,
ekspansi dada maksimal. Pada auskultasi denyut
jantung terdengar jelas dan keras pada mid clavicula
sinistra ICS 4-5 dengan irama teratur.
h. Abdomen : Pada saat palpasi tidak ada nyeri tekan abdomen, bisng
usus 21 kali/mnt, tidak ada distensi abdomen.
i. Ekstremitas : Postur tubuh klien agak bungkuk., rentang gerak sendi.
Saat berubah posisi dari duduk lalu berdiri klien tampak
dibantu oleh Ny.R, klein tampak berjalan dengan pelan-
pelan sambil berpegangan pada dinding tembok sambil
dipapah oleh Ny.N
10. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
Kesadaran klien composmentis, klien memiliki daya orientasi yang baik
terbukti dengan klien dapat menyebutkan alamat dimana klien tinggal dan
dapat menyebutkan nama ketua RT, klien dapat mengingat hari dan waktu
dengan baik terbukti klien dapat menyebutkan hari ini hari apa.
11. PEMERIKSAAN PENUNJANG MEDIS
Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 2 Januari 2008
- BSN (puasa) 71 (N= < 120)
- 2 jpp 123 mg/dl (N= < 140 mg/dl)
- BUN 11 mg/dl (N= 10-20 mg/dl)
- Creatinin serum 0,8 mg/dl (N= < 1,5 mg/dl)
- Uric Acid 6,1 mg/dl (N= 2,4-6,5 mg/dl)
- SGOT 16 U/L (N= < 3,8 U/L)
1 5
1 5
1 5
1 5
- SGPT 19 U/L (N= <41 U/L)
- Trigliserida 70 mg/dl (N= <200 mg/dl)
- Trigliserida cholesterol 165 mg/dl (N= 100-220 mg/dl)
- HDL cholesterol 52 mg/dl (N= 35-65 mg/dl)
- LDL cholesterol 119 mg/dl (N= < 150mg/dl)
12. PENATALAKSANAAN / TERAPI
Therapy yang masih diminum dengan penyakitnya
Dexacard 1x1 tablet
Neurodext 1x1 tablet
Aspilet 1x1 tablet
13. Harapan klien/keluarga sehubungan dengan penyakitnya
Klein berharap bila kembali sehat seperti sebelum sakit dan tidak merepotkan
istri lagi dan Ny.R berharap agar dapat segera sembuh dari sakit.
B. ANALISA DATA
No Faktor Yang Berhubungan
Rasional Data Yang menunjang
1.
2.
Hambatan dalam pemahaman sekunder akibat kurangnya motivasi keluarga
Paralisis Parsial Paralisis Partial ialah kelumpuhan / kehilangan fungsi saraf yang lengkap atau tidak lengkap pada sebagian tubuh sehingga dapat beresiko terjadinya cedera.
S : - Ny R mengungkapkan sudah 3 bulan Tn R tidak kontrol ke dokter karena tidak ada yang mengantar.
- Ny R sering lupa menyendirikan masakan rendah garam seperti yang disarankan dokter untuk Ny R.
- Ny R mengungkapkan kontrol terakhir bulan januari 2008 dengan tekanan darah 170/90 mmHg.
O: - Tn R dapat therapy dari dokter diit rendah garam,
- Tn R tampak lemah- TTV : TD = 160/90 mmHg
Nadi = 80x/mnt
S : - Ny R mengungkapkan sudah 3 tahun Tn R menderita stroke yaitu sejak tanggal 13 / april 2005 dan MRS, mulai saat itu Tn R tidak bisa apa – apa dan tidak bisa bicara.
- Ny R mengungkapkan setelah keluar dari RS karena stroke, Tn R menjalankan therapy dan sudah bisa berjalan perlahan – lahan tapi masih dipapah dan sudah bisa bicara tapi masih pelo.
- Ny R mengungkapkan sebagian dari kebutuhan Tn R (mandi, ganti pakaian, berjalan) dibantu oleh keluarga.
O: - Ekstremitas sebelah kanan Tn R tidak bisa digerakkan.
- Mulut Tn R tampak mencong ke sebelah kiri.
- Tn R tampak berbicara pelo- TTV :TD = 160/90 mmHgNadi = 80x/mnt
DIAGNOSA KEPERAWATAN
No DIAGNOSA KEPERAWATAN1.
2.
Ketidakefektifan penatalaksanaan program therapeutik sehubungan dengan hambatan sekunder akibat kurangnya motivasi keluarga yang ditandai dengan Ny R mengungkapkan sudah 3 bulan Tn R tidak kontrol ke dokter karena tidak ada yang mengantar, Ny R sering lupa menyendirikan masakan rendah garam.
Resiko terjadi cidera sehubungan dengan paralisis parsial.
NO.DIAGNOSA
KEPERAWATANPERENCANAAN
IMPLEMENTASI EVALUASITUJUAN INTERVENSI
1. Ketidakefektifan penatalaksanaan program therapeutik sehubungan dengan kurang pengetahuan yang ditandai dengan Ny R mengungkapkan 1 bulan terakhir Tn R tidak kontrol ke dokter, Ny R sering lupa menyendirikan makanan yang rendah serat untuk Tn R.
Penatalaksanaan program therapeutik menjadi efektif setelah dilakukan tindakan keperawatan yaitu kunjungan 3 kali dengan kriteria :- Ny R
mengungkapkan Tn R rutin kontrol
- Ny R mengungkapkan akan menyendirikan makanan rendah garam untuk Tn R.
- TTV dalam batas normal :TD = 120/80 – 130/80 mmHg
Nadi = 60-100x/mnt
1. Jelaskan pada Px dan keluarga tentang therapy yang efektif
a. Diitb. Obatc. latihan Jaland. Pengendalian Stress
1. Menjelaskan pada Px dan keluarga tentang penatalaksanaan program therapeutik yang efektif melalui :
a. Diit rendah garam.- Tidak makan yang terlalu asin, makan makanan yang diawetkan, makanan kaleng, goreng – gorengan, makanan bersantan, jerohan.
- Penggunaan bahan makanan Minyak yang masih bersih dan rendah
kolesterol Tidak bolah menggunakan minyak
jelantah untuk menggoreng Bumbu masak (sasa, royco,masako)
tidak boleh digunakan karena mengandung monosodium dan natrium.
b. Obat.Minum obat secara teratur, menurut resep dokter
c. Latihan jalan setiap pagi.d. Penegndalian stress
Dapat dilakukan dengan cara menarik nafas panjang melalui hidung dan dihembuskan melalui mulut apabila Px merasa jenuh maupun marah.
Tanggal 22 April 2008, Masalah teratasi sebagian dengan kriteria :- Ny R mengungkapkan pagi ini
sudah meminumkan obat kepada Tn R
- Ny R mengungkapkan akan menyendirikan makanan rendah garam khusus untuk Tn R dan tidak akan lupa lagi.
- TTV, Hasil :TD = 150/80 mmHgNadi = 88x/mnt
NO.DIAGNOSA
KEPERAWATANPERENCANAAN
IMPLEMENTASI EVALUASITUJUAN INTERVENSI
2. Jelaskan pada Px dan keluarga mengenai dampak yang bisa terjadi apabila tidak mematuhi program therapy tidak efektif
3. Motivasi PX untuk rutin kontrol, taat diit, dan minum obat teratur.
2. Menjelaskan dampak yang bisa terjadi apabila tidak mengikuti program therapy efektif :
- pada hipertensi akan mudah mengalami komplikasi seperti : Retinopati yaitu kebutaan pada mata Nefropati yaitu kegagalan ginjal dalam
melaksanakan fungsinya Pendarahan otak Stroke / Kelumpuhan
3. Memberikan dorongan pada Px dan keluarga untuk rutin kontrol atau apabila sewaktu – waktu ada keluhan, karena dengan rutin kontrol yaitu untuk memantau kesehatan klien terutama tekanan darah klien, selain itu memotivasi klien untuk taat diit, serta minum obat teratur sesuai resep dokter.
NO.DIAGNOSA
KEPERAWATANPERENCANAAN
IMPLEMENTASI EVALUASITUJUAN INTERVENSI
2. Resiko terjadinya cidera berhubungan dengan paralisis parsial
Tidak terjadi cidera setelah dilakukan tindakan keperawatan yaitu kunjungan 3 kali dengan kriteria :- Ny R
mengungkapkan Tn R dapat berjalan – jalan perlahan –lahan tanpai dipapah.
- Ekstremitas sebelah- Ny R dapat
menjelaskan kembali hal – hal yang dapat menyebabkan cidera.
- Ny R dapat melakukan latihan gerak untuk Tn R dengan benar.
- Ekstrimitas sebelah kanan Tn R dapat digerakkan.
1. Jelaskan tentang pentingnya latihan gerak untuk Tn R.
2. Ajarkan dan motivasi keluarga untuk melakukan latihan gerak pasif pada anggota gerak yang sakit pada Tn R.
1. Menjelaskan pada keluarga tentang pentingnya latihan gerak untuk Tn R yaitu berguna dalam meningkatkan pergerakan serta mencegah terjadinya kelemasan otot.
2. Menjelaskan dan mengajarkan cara latihan tentang rentang gerak pasif pada anggota gerak yang sakit (tangan dan kaki sebelah kanan) dengan cara:
a. Mengatur posisi tidur Tn R yang nyamanb. Melatih pegerakan otot dan sendi pada :
- Kedua tangan, siku, pergelangan tangan, jari – jari secara bergantian dengan gerakan normal.
- Kedua tungkai, lutu, pergelangan kaki dan jari – jari secara bergantian dengan gerakan normal.
Tanggal 22 April 2008Masalah teratasi sebagian dengan kriteria :- Ny R dapat menjelaskan kembali
hal – hal yang dapat menyebabkan jatuh.
- Ny R dapat melakukan latihan gerak dengan benar pada Tn R
- Ekstrimitas sebelah kanan Tn R masih belum dapat digerakkan.
NO.DIAGNOSA
KEPERAWATANPERENCANAAN
IMPLEMENTASI EVALUASITUJUAN INTERVENSI
3. Jelaskan pada Px dan keluarga tentang faktor – faktor yang dapat menyebabkan cidera
4. Jelaskan pada Px dan keluarga tentang dampak yang bisa terjadi karena cidera.
3. Menjelaskan kepada Px dan keluarga bahwa faktor – faktor yang dapat menyebabkan cidera yaitu :
a. Faktor Intrinsik :- Kondisi fisik seperti kekakuan sendi,
kelemahan otot tangan dan kaki.- Adanya kelumpuhan pada bagian tubuh
sebagian.b. Faktor Ekstrinsik :
- Alas kaki kurang pas- Lingkungan yang tidak mendukung seperti
lantai licin dan tidak datar, tangga yang tidak ada pegangannya.
- Tidak punya alat bantu (kruk, kursi roda, tripod)
4. Menjelaskan pada Px dan keluarga dampak dari cidera yaitu :- Rusaknya jaringan otot- Patah – tulang- Pendarahan- Meninggal
NO.DIAGNOSA
KEPERAWATANPERENCANAAN
IMPLEMENTASI EVALUASITUJUAN INTERVENSI
5. Jelaskan kepada keluarga cara untuk mencegah terjadinya cidera dan menciptakan lingkungan yang aman untuk Tn R
6. Ajarkan pada keluarga mobilisasi bertahap untuk Tn R.
5. Menjelaskan kepada keluarga cara mencegah terjadinya cidera dan menciptakan lingkungan yang aman yaitu :- Menyingkirkan benda – benda yang
berserakan di lantai.- Mengupayakan agar lantai tetap bersih dan
tidak licin.- Memakaikan alas kaki yang pas- Memakaikan alat bantu (kruk, kursi roda)- Mengupayakan lantai kamar mandi tidak
licin.
6. Mengajarkan keluarga tentang cara mobilisasi bertahap untuk Tn R.- Membantu Tn R untuk duduk secara
perlahan- Membiarkan T R menjuntaikan kakinya
pada pinggir tempat tidur.- Membantu Tn R untuk berpindah – pindah
dari tempat tidur ke kursi roda.
NO.DIAGNOSA
KEPERAWATANPERENCANAAN
IMPLEMENTASI EVALUASITUJUAN INTERVENSI
7. Ajarkan pada keluarga cara – cara yang tepat untuk memindahkan Tn R dari tempat tidur ke kursi roda
7. Mengajarkan kelaurag cara / metode yang tepat untuk memindahkan Tn R dari tempat tidur ke kursi roda :a. Tempatkan Tn R di pinggir tempat tidur,
kaki menyentuh lantai.b. Kursi roda dikunci terlebih dahulu sebelum
memindahkan Tn R.c. Menyarankan Tn R untuk menggunakan
tangan kursi roda yang dekat dengannya untuk menopang bila berdiri.
d. Tempatkan lengan pada dada Tn R dan rangkul lurus dari belakang dengan lutut ditekuk.
e. Memberi tahu Tn R untuk meletakkan tangannya merangkul pinggang
f. Menopang kaki Tn R dan mengunci lutut Tn R dengan lutut Ny R
g. Menganjurkan Tn R untuk bertumpu pada kaki yang tidak sakit.
CATATAN PERKEMBANGAN
No DP Tanggal S O A P I E1. I
II
18 April 08(Kunjungan
Kedua)
18 April 08(kunjungan
ke II)
S : - Tn R dan Ny R mengungkapkan sudah tahu tentang diit yang benar dan gejala – gejala hipertensi
- Ny R mengungkapkan setiap hari rutin meminumkan obat ke Tn R dan Tn R mau minum obat.
- Ny R dapat mengungkapkan hal –hal yang dapat meningkatkan tekanan darah serta akibat yang akan terjadi apabila tidak mematuhi program therapy secara efektif.
- Ny R mengungkapkan mulai menyendirikan makanan rendah garam untuk Tn R.
- Ny R mengungkapkan Tn R selalu makan makanan yang disediakan oleh Ny R.
O: - Tn R masih tampak lemah- Hasil TTV : Tensi = 170/90 mmHg
Nadi = 84x/mntA : Masalah teratasi sebagian.P : Intervensi no 5 dilanjutkan ditambah intervensi baru : “berikan
motivasi dan pujian atas kesediaan dan kemampuan Tn R untuk menjalani program therapeutik.
I : - Memotivasi dan menganjurkan Tn R dan keluarga untuk rutin kontrol, taat diit serta minum obat secara teratur.
- Memberikan motivasi dan pujian atas kesediaan dan kemampuan Tn R untuk menjalani program therapeutik.
E : Tn R dan Ny R merespon dengan baik semua penjelasan yang diberikan dan berusaha akan mematuhi diit.
S : - Tn R dan Ny R mengungkapkan mengerti tentang manfaat latihan gerak pasif yaitu untuk menjaga agar otot dan sendi tetap lentur dan tidak kaku.
- Ny R dapat menjelaskan kembali hal – hal yang dapat menyebabkan cidera serta akibat yang bisa terjadi karena cidera.
- Ny R mengungkapakan selalu mendampingi Tn R apabila turun dari kamar tidur.
O : - Ekstremitas sebelah kanan Tn R masih tidak bisa digerakkan.- Mulut Tn R masih tampak mencong kesebelah kiri.- Tn R tampak berbicara tapi masih pelo, kata –katanya sulit dipahami.
- Ny R tampak melakukan latihan gerak pasif pada Tn R tetapi masih dengan urutan yang salah.
A : Masalah teratasi sebagian.P : Intervensi no 2, 5 diteruskan yang lain dihentikan.I : - Mengajarkan kembali latihan gerak pasif dengan menggerakkan
anggota gerak Tn R yang sakit.- Memotivasi kembali pada Ny R untuk menciptakan lingkungan rumah yang aman untuk Tn R.
E : Ny R dapat melakukan latihan gerak untuk Tn R dengan benar.
No DP Tanggal S O A P I EI
II
22 April 08(Kunjungan
ke III)
22 April 08(Kunjungan
ke III)
S : - Ny R mengungkapkan pagi ini sudah meminumkan obat ke Tn R dan Tn R mau minum obat.
- Ny R mengungkapkan obat – obat yang diminum Tn R yaitu Dexacord 1x1 tablet, Neurodext 1x1 tablet, dan Aspitet 1x1 tablet.
- Ny R mengungkapkan sudah tidak lupa untuk menyendirikan makanan rendah garam khusus untuk Tn R dan Tn R selalu menghabiskan makanan yang disediakan.
O : - Tn R tampak segarHasil TTV : Tensi = 150/80 mmHg
Nadi = 82x/mntA : Masalah teratasi intervensi dihentikan.
S : - Ny R mengungkapkan selalu mencicipi kemanapun Tn R pergi- Ny R mengungkapkan setelah selesai mengerjakan pekerjaan rumah selalu menyempatkan diri untuk melatih anggota gerak Tn R yang sakit.
O : - Ekstremitas tangan kanan sedikit bisa digerakkan.- Mulut Tn R masih mencong ke sebelah kiri- Tn R masih berbicara pelo- Ny R dapat melakukan latihan gerak dengan urutan yang benar dan dapat membantu berpindah dari tempat tidur ke kursi roda dengan cara yang benar.
A : Masalah teratasi sebagianP : Intervensi no 5 dilanjutkan ditambah intervensi baru :
- Memotivasi Tn R untuk melakukan latihan gerak aktif pada anggota gerak yang sakit.
- Berikan motivasi dan pujian atas kesediaan dan kemampuan Tn R untuk melakukan latihan gerak.
I : - Memotivasi kembali keluarga untuk menciptakan agar lingkungan rumah aman.
- Memotivasi Tn R untuk melakukan gerakan pada anggota gerak yang sakit.
- Memberikan pujian pada Tn R atas kesediaannya melakukan latihan / gerakan pada anggota gerak yang sakit
E : - Tn R belum dapat menggerakkan ekstrimitas yang sakit dengan tangan sebelah kiri.