Post on 11-Apr-2016
description
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan survei analitik yang menggunakan desain
non eksperimental atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan
mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Kemudian melakukan analisis
dinamika korelasi antara fenomena atau antara faktor risiko dengan faktor
efek.penelitian ini menggunakan pendekatan secara case control, yaitu suatu
penelitian analitik yang menyangkut bagaimana faktor risiko dipelajari
dengan menggunakan pendekatan retrospective (Notoatmodjo, 2012).
B. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian atau obyek yang
diteliti (Notoatmodjo, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
balita Bawah Garis Merah (BGM) di Desa Kepuh Kiriman wilayah kerja
Puskesmas Waru Kabupaten Sidoarjo berdasarkan data dari Puskesmas
Waru tahun 2015, yaitu sebanyak 14 balita.
2. Sampel
Sampel adalah obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh
populasi (Notoatmodjo, 2012). Pada penelitian ini tidak ditarik sampel,
sampel penelitian meliputi seluruh populasi yaitu sebesar 14 balita
Bawah Garis Merah (BGM) sebagai kasus, dan ditambah 16 balita
kontrol (bukan BGM). Kontrol adalah balita Desa Kepuh Kiriman yang
bukan kasus, tetapi mempunyai geografis klinis yang sama dengan
tercatat sebagai kasus dengan jumlah 16 balita. Besar sampel dalam
penelitian ini sejumlah
Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan
Stratified Random Sampling, yaitu pengambilan sampel secara acak
stratifikasi (Notoatmodjo, 2012). Pada penelitian ini diambil 14 balita
sebagai sampel kasus dan 16 balita sebagai sampel kontrol. Besar sampel
sejumlah 30 sesuai dengan ketentuan jumlah responden dalam penelitian
kedokteran (Dawson dan Trapp, 1994).
a. Kasus, yaitu ibu yang memunyai balita Bawah Garis Merah (BGM)
di Desa Kepuh Kiriman yang tercatat sebagai kasus Bawah Garis
Merah (BGM) di Puskesmas Waru sesuai dengan Kartu Menuju
Sehat dengan jumlah 14 balita.
1) Kriteria inklusi, yakni ibu yang memunyai balita yang hasil
penilaian pertumbuhan balita di Bawah Garis Merah sesuai
dengan Kartu Menuju Sehat yang bersedia mengisi Inform
Consent dan bersedia ikut serta dalam penelitian.
2) Kriteria eksklusi, yakni ibu yang memunyai balita yang hasil
penilaian pertumbuhan balita di Bawah Garis Merah sesuai
dengan Kartu Menuju Sehat yang tidak bersedia mengisi
Inform Consent dan tidak bersedia ikut serta dalam penelitian.
b. Kontrol, yaitu ibu yang memunyai balita di Desa Kepuh Kiriman
yang bukan kasus, tetapi mempunyai geografis klinis yang sama
dengan tercatat sebagai kasus dengan jumlah 16 balita.
1) Kriteria inklusi, yakni ibu yang memunyai balita di Desa
Kepuh Kiriman yang hasil penilaian pertumbuhan balita tidak
di Bawah Garis Merah sesuai dengan Kartu Menuju Sehat dan
mempunyai geografis klinis yang sama dengan balita Bawah
Garis Merah (BGM) yang bersedia mengisi Inform Consent
dan bersedia ikut serta dalam penelitian.
2) Kriteria eksklusi, yakni ibu yang memunyai balita di Desa
Kepuh Kiriman yang hasil penilaian pertumbuhan balita tidak
di Bawah Garis Merah sesuai dengan Kartu Menuju Sehat dan
mempunyai geografis klinis yang sama dengan balita Bawah
Garis Merah (BGM) yang tidak bersedia mengisi Inform
Consent dan tidak bersedia ikut serta dalam penelitian.
C. Variabel Penelitian
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran
yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep
pengertian tertentu, misalnya umur, jenis kelamin, pendidikan, status per-
kawinan, pekerjaan, pengetahuan, pendapatan, penyakit, dan sebagainya
(Notoatmodjo, 2012).
1. Variabel bebas
Variabel bebas adalah suatu variabel yang ada atau terjadi yang
mendahului variabel terikatnya (Prasetyo dan Jannah, 2012). Variabel
bebas pada penelitian ini ialah penyakit infeksi, riwayat ASI eksklusif,
riwayat makanan pendamping ASI, umur balita, jenis kelamin balita,
tingkat pendidikan orang tua, tingkat pengetahuan gizi pada ibu, jumlah
anggota keluarga, tingkat pendapatan, ketersediaan pangan, pola makan.
2. Variabel terikat
Variabel terikat adalah variabel yang diakibatkan oleh variabel
bebas (Prasetyo dan Jannah, 2012). Variabel terikat pada penelitian ini
ialah kejadian BGM pada balita.
D. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Kepuh Kiriman Kabupaten
Sidoarjo pada tanggal 3 Oktober sampai 10 Oktober 2015.
Tabel 4. 1 Susunan jadwal pelaksanaan proses penelitian tahap demi tahap
Tanggal Kegiatan
September 2015 Persiapan sampai dengan penulisan Proposal
27 - 29 September 2015 Pengajuan ijin lokasi
29 -1 Oktober 2015 Persiapan kuesioner dan pelatihan petugas
30 - 2 Oktober 2015 Persiapan lapangan
3 - 10 Oktober 2015 Pelaksanaan dilapangan
10 – 14 Oktober 2015 Penulisan Lapoiran
E. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional
berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk mela-
kukan observasional atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau
fenomena (Hidayat, 2007).
No Variabel Definisi Parameter Alat Ukur Hasil Ukur TandaOperasionalBebas
1. Penyakit Suatu Jawaban Wawancara Sakit (1) Nominal infeksi kesakitan responden menggunakan Tidak sakit (0)
yang biasa- pada perta- kuesionernya agen nyaan da-etiologik lam kuesio-telah nerdiketahuikelompoktanda sertagejala yangdapat diidentifikasi
2. Riwayat ASI Lama ibu Jawaban Kuesioner ASI eksklusif, Intervaleksklusif memberi responden jika 4-6 bulan
ASI pada pada perta-anak tanpa nyaan da- ASI tidak se- makanan lam kuesio- cara eksklusif,tambahan ner jika < 4 bulancairan lain
3. Riwayat Makanan Jawaban Kuesioner Baik, jika Nominalmakanan yang diberi- responden ≥ 4-24 bulanpendamping kan selain pada perta-ASI ASI nyaan da- Tidak baik,
lam kuesio- Jika < 4 bulanner
No Variabel Definisi Parameter Alat Ukur Hasil Ukur TandaOperasional
Bebas 4. Umur balita Lama waktu Data sekun- KMS Umur dalam Ratio
hidup anak der bulanatau sejakanak dila-hirkan sam-pai ulang tahun ter-akhir saatdilakukanwawancara,
5. Jenis Pengelom- Data sekun- KMS Balita perem- Nominalkelamin pokkan ber- der puan, KMS balita dasarkan merah muda
ciri genital (1)Balita laki-lakiKMS biru (2)
6. Tingkat Pendidikan Jawaban Wawancara Pendidikan Ordinalpendidikan formal ter- responden mengguna- rendah, jikaorang tua akhir yang pada perta- kan kuesio- pendidikan
ditempuh nyaan da- ner terakhir ada-orang tua lam kuesio- lah tidak se-
ner kolah, tidak tamat SD/MI/SMP/MTs, tamat SD/MI/SMP/MTs
Pendidikanmenengah, jika pendidi-kan terakhirSMA/MA/SMK/MAK
Pendidikan tinggi, jikapendidikanterakhir ada-lah diploma/sarjana/magister/spesialis/doktor
No Variabel Definisi Parameter Alat Ukur Hasil Ukur TandaOperasionalBebas
7. Tingkat Tingkat pe- Kemampuan Kuesioner Baik, jika Ordinal pengetahuan mahaman responden dengan nilai jumlahgizi pada ibu ibu terha- menjawab jumlah 20 pertanyaan
dap masa- pertanyaan soal >76%lah gizi kuesioner
Cukup, jika nilai jumlahpertanyaan56-75%
Kurang, jika nilai jumlahpertanyaan<55%
8. Jumlah Jumlah Jawaban Wawancara Keluarga Nominalanggota orang yang responden mengguna- kecil ≤ 4 keluarga tinggal da- pada perta- kan kuesio- orang
lam satu nyaan da- nerrumah lam kuesio- Keluarga
ner besar ˃ 4orang
9. Tingkat Pemasukan Jawaban Wawancara Tinggi, jika ≥ Ordinalpendapatan yang diper- responden mengguna- Rp.2.705.000keluarga oleh kelu- pada perta- kan kuesio-
arga nyaan da- ner Rendah, jika <lam kuesio- Rp.2.705.000 ner
10. Ketersediaan Jumlah ser- Jawaban
Formulir Food Asupan tinggi > Nominal
pangan ta macam responden Account 110% RDAmakanan untukyang ter- melaporkan/ Asupan normalsedia dalam mencatat 80-110% RDArumah makanan tangga dalam Asupan defisitdalam jang- keluarga < 70% RDAka waktu tertentu.
No Variabel Definisi Parameter Alat Ukur Hasil Ukur TandaOperasionalBebas
11. Pola makan Perilaku Jawaban Wawancara Baik, jika Ordinal yang dapat responden mengguna- ≥ 100% AKGmempenga- terhadap kan formu-ruhi keada- pertanyaan Lir Food Sedang, jikaan gizi tentang Recall 24- 80-99% AKG
makanan Hoursdan minum- Kurang, jikaan yang di- 70-<80%konsumsi balita Defisit, jikaselama < 70%24 jampenuh
Terikat1. BGM Berat badan Berat badan KMS BGM (1) Nominal
hasil penim- berada di bangan bawah garis Bukan BGM (0)yang dititik- merah padaan dalam KMSKMS dan berada dibawah garismerah
F. Prosedur Penelitian/Pengumpulan data
1. Pengumpulan data.
a. Data primer
Data primer dikumpulkan dengan kuesioner dan wawancara.
Responden mengerjakan kuesioner pengetahuan gizi, serta mengisi
formulir Food Recall 24-Hours, Food Account. Responden juga
akan di wawancara dengan acuan kuisioner untuk riwayat ASI
Eksklusif, riwayat makanan pendamping ASI, serta penyakit infeksi.
b. Data sekunder
Data sekunder didapatkan dari data yang ada di Puskesmas
Waru dan Bidan Desa Kepuh Kiriman, yaitu seluruh data tentang
balita di Desa Kepuh Kiriman.
2. Instrumen pengumpulan data
Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data yang dilaku-
kan dalam penelitian ini adalah menggunakan kuesioner, wawancara, dan
data sekunder. Kuesioner diartikan sebagai daftar pertanyaan yang sudah
tersusun dengan baik, sudah matang, di mana responden (dalam hal
angket) dan interview (dalam hal wawancara) tinggal memberikan
jawaban atau dengan memberikan tanda-tanda tertentu (Notoatmodjo,
2010). Kuesioner untuk data tentang pengetahuan gizi pada ibu, riwayat
ASI eksklusif, riwayat makanan pendamping ASI.
Wawancara adalah suatu metode yang dipergunakan untuk
mengumpulkan data, di mana peneliti mendapatkan keterangan atau
informasi secara lisan dari seseorang sasaran penelitian (responden), atau
bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (Notoatmodjo,
2012). Wawancara untuk data tentang penyakit infeksi pada balita, tingkat
pendidikan orang tua, tingkat pendapatan keluarga, jumlah anggota
keluarga, pola makan dengan menggunakan formulir food recall 24-
Hours, serta ketersediaan pangan dengan formulir food account . Data
sekunder untuk umur dan jenis kelamin balita.
G. Metode Analisis Data
Setelah semua data terkumpul melalui kuesioner yang telah diisi oleh
responden, kemudian dilakukan pengolahan data dengan tahapan-tahapan:
1. Editing
Tahap ini berguna untuk mengantisipasi kesalahan-kesalahan dari
data yang telah dikumpulkan dan me-monitoring agar jangan sampai ter-
dapat kekosongan data yang dibutuhkan.
2. Coding
Tahap ini dilakukan untuk memudahkan dalam pengolahan data
setelah tahap editing. Coding adalah mengubah data berbentuk kalimat
atau huruf menjadi data angka atau bilangan (Notoatmodjo, 2012).
Contohnya coding untuk balita BGM adalah 1 dan balita bukan BGM
adalah 0. coding untuk balita perempuan adalah 1 dan balita laki-laki
adalah 2.
3. Skoring
Skoring dilakukan dengan cara pemberian skor pada masing-
masing karakteristik variabel. Skoring dilakukan untuk mempermudah
tabulasi.
a. Pengetahuan tentang gizi pada ibu
Pengukuran pengetahuan tentang gizi dilakukan berdasarkan
jawaban pertanyaan yang diberikan oleh responden. Instrumen yang
digunakan berupa angket dengan jumlah pertanyaan sebanyak 20
soal. untuk jawaban benar diberi skor 1, sedangkan untuk jawaban
salah diberi skor 0. Kemudian prosentase dengan rumus:
P= fN
× 100 %
Keterangan:
f : jumlah jawaban soal yang benar
N: jumlah soal
P: persentase
Hasil diklasifikasikan berdasarkan kategori berikut (Arikunto, 2010):
(1) Kategori baik bila jawaban benar > 76%
(2) Kategori cukup bila jawaban benar 56-75%
(3) Kategori kurang bila jawaban benar < 55%
b. Pola makan balita
Pengukuran pola makan balita dilakukan berdasarkan
jawaban pertanyaan yang diberikan oleh responden. Instrumen yang
digunakan berupa formulir food recall yang berisi daftar makanan
dan minuman yang dikonsumsi balita selama 24 jam penuh.
Berdasarkan buku pedoman petugas gizi puskesmas (Depkes RI,
1990, dalam Supariasa, 2014), diklasifikasikan menjadi empat, yaitu:
(1) Baik jika ≥ 100% AKG
(2) Sedang jika 80 - 99% AKG
(3) Kurang jika 70 - < 80%
(4) Defisit jika < 70%
c. Ketersediaan pangan
Pengukuran ketersediaan pangan dalam keluarga dilakukan
berdasarkan jawaban pertanyaan yang diberikan oleh responden.
Instrumen yang digunakan berupa Formulir Food Account. Metode
pencatatan dengan cara keluarga mencatat setiap hari semua
makanan yang dibeli, diterima dari orang lain ataupun dari hasil
produksi sendiri. Jumlah makanan dicatat dalam URT, termasuk
harga eceran bahan makanan tersebut (Supariasa, 2014).
(1) Asupan tinggi > 110% RDA
(2) Asupan normal 80-110% RDA
(3) Asupan defisit < 70% RDA
4. Tabulating
Tabulasi adalah mengelompokkan data ke dalam suatu tabel ter-
tentu menurut skala yang telah dimilikinya. Pada tahap ini data dianggap
telah selesai diproses.
5. Analisis
Analisis data dilakukan dengan analisis univariate dan bivariate.
Analisis univariate digunakan untuk menggambarkan data-data yang
berskala nominal dan ordinal, seperti distribusi subyek menurut umur,
jenis kelamin, serta pendapatan keluarga, jumlah anggota keluarga,
tingkat pendidikan orang tua. Hasil pengolahan data disajikan dalam
bentuk tabel distribusi. Analisis bivariate dilakukan untuk mengetahui
hubungan variable dependen dan independen dalam bentuk tabulasi
silang dengan menggunakan uji X2 square.
6. Etika penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti mengajukan permohonan izin
kepada Kepala Desa Kepuh Kiriman Kabupaten Sidoarjo untuk
mendapatkan persetujuan. Kemudian meminta data yang berupa KMS
dan meminta responden untuk mengisi angket, serta bersedia untuk
diwawancara, untuk memperoleh data lengkap yang dibutuhkan dalam
penelitian, dengan menekankan masalah etika yang meliputi :
a. Anonimity (Tanpa Nama)
Untuk menjaga kerahasiaan identitas subyek, peneliti tidak
mencantumkan nama subyek, hanya diberi nomer kode tertentu.
b. Confidentality (Kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi yang didapatkan dijamin kerahasiaan-
nya oleh peneliti. Penyajian data hasil penelitian hanya ditampil
dalam forum akademik.