Post on 09-Jul-2016
Instalasi Penerangan 1
Teknik Instalasi (TEE 204 A)
Outline
Standard
Teori Pencahayaan
Teori Pencahayaan
Cahaya : radiasi elektromagnetik yang dapat dirasakan oleh indera penglihatan
Gelombang elektromagnetik : – Kecepatan rambat gelombang =
3 x 108 m/s
– Medan listrik tegak lurus medan magnet
– Tidak memerlukan medium
Spektrum gelombang elektromagnetik tersebar pada cakupan nilai l dan f yang cukup luas
c
E
B
Electric E
Magnetic B
Panjang Gelombang Cahaya
Gelombang elektromagnetik yang dapat dilihat (cahaya)
memiliki panjang gelombang berkisar 0,00004 – 0,00007
cm
Spektrum Elektromagnetik
1024
1023
1022
1021
1020
1019
1018
1017
1016
1015
1014
1013
1012
1011
1010
109
108
107
106
105
104
Frekuensi Panjang Gel. f (Hz) l ( nm)
10-7
10-6
10-4
10-3
10-1
1
10
102
103
104
105
106
107
108
109
1010
1011
1012
1013
Gamma rays
X-rays
Infrared rays
Short Radio
waves
Broadcast Radio
Long Radio
waves
Ultraviolet
400 nm 700 nm
Spektrum Tampak
1 nm = 1 x 10-9 m
Merah 700 nm Violet 400 nm
c = fl c = 3 x 108 m/s
Foton & Sinar
Cahaya dapat diasumsikan sebagai titik gelombang
yang dipancarkan secara diskret yang disebut sebagai
foton
Sinar merupakan representasi arah rambatan
gelombang cahaya
foton
sinar
sinar umum digunakan
untuk mendeskripsikan
sifat cahaya
Sensitivitas mata
manusia tidak sama
terhadap semua
warna
Mata paling sensitif
untuk warna dengan
panjang gelombang
l = 555 nm
Kurva Sensitivitas
40 W 40 W
Cahaya Kuning akan terlihat oleh mata lebih
terang jika dibandingkan cahaya merah
Flux Luminous
Flux Luminous yaitu bagian dan total radian energi yang
mampu memberikan efek pada indera penglihatan
Satuan untuk flux luminous yaitu LUMEN
Pada umumnya hanya sekitar 10% dari
energi (flux) yang dipancarkan dari bola
lampu mengenai daerah yang dapat
dilihat
Definisi Lumen
1 lumen (lm) adalah flux luminous yang dipancarkan
dalam luasan 1/60 cm2 dari sumber standard pada 1 sr
1 lumen sama = 1/680 W untuk cahaya kuning-hijau
pada panjang gelombang 555 nm
W
A R
Steradian (sr) 2
A
RW
Intensitas Luminus
Intensitas luminus untuk suatu sumber cahaya yaitu flux
luminus per satuan sudut
Suatu sumber cahaya disebut memiliki intensitas 1
candela jika memancarkan flux 1 lumen untuk tiap
steradian
W FI
W
Intensitas Luminus :
FI
WSatuan : candela (cd)
Iluminansi pada Permukaan
Iluminansi E dari suatu permukaan A didefinisikan
sebagai flux luminus per satuan area (F/A) (lumen per
meter persegi), selanjutnya disebut sebagai LUX.
Unit: lux (lx)F
EA
Iluminansi sebesar satu lux terjadi jika
flux sebesar satu lumen jatuh mengenai
suatu area seluas satu meter persegi
W
R
Area A
Illumination, E
Ilustrasi
LUMEN
(lm) = =Jumlah cahaya total
yang dipancarkan
oleh sumber cahaya
= =Arus cahaya yang
dipancarkan ke satu
arah tertentu
CANDELA
(cd) IW
= =Arus cahaya yang
jatuh pada
permukaan bidang
per M2
EA
LUX
(lx)
F
F
F
Jarak dan Intensitas Cahaya
2
IE
R
E/9
E/4
E
3 m 2 m
1 m
1 m2
4 m2
9 m2
Jika intensitas = 36 lx pada jarak 1 m, maka akan
menjadi 9 lx pada jarak 2 m dan akan menjadi 4 lx pada
jarak 3 m.
I R2
I D2
Color Rendering Index (CRI)
Suatu skala relatif sebagai indikasi bagaimana tampilan
warna iluminansi dari suatu sumber cahaya sesuai
dengan warna sebenarnya
Semakin tinggi nilai CRI maka semakin sedikit distorsi
warna
85 -100 CRI = Excellent color rendition
75 - 85 CRI = Very Good color rendition
65 - 75 CRI = Good color rendition
55 - 65 CRI = Fair color rendition
0 – 55 CRI = Poor color rendition
Temperatur Warna (K˚)
Suatu ukuran tingkatan “warmth” atau “coolness” dari
suatu sumber cahaya.
≤ 3200K = “warm” atau bagian merah dari spektrum warna
≥ 4000K = “cool” atau bagian biru dari spektrum warna
3500K = “neutral”
5000K = “Daylight”
Skala Temperatur Warna
Cool White - 4100K
Daylight Fluo - 6500K
North Sky - 8500K
Warm White - 3000K
HPS - 2100K
Halogen – 3100K
Incandescent – 2700K
Renderasi Warna
warm
merah dan oranye kuat
netral Cool
biru dan hijau kuat
Renderasi warna menunjukkan Color Rendering Index (CRI). Hal ini
menunjukkan bagaimana suatu sumber cahaya membuat warna suatu objek
terlihat pada mata manusia dan bagaimana bayangan warna yang terlihat.
Semakin tinggi CRI maka semakin baik renderasi warnanya
Standard Pencahayaan
SNI 03-6197-2010 Konservasi Energi Sistem
Pencahayaan
Standard Pencahayaan
Kemenkes Nomor
1405/Menkes/Sk/Xi/2002
Tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan
Kerja Perkantoran dan
Industri
Kualitas Warna Cahaya
1. Warna cahaya lampu
Warna cahaya lampu ticlak merupakan indikasi tentang efeknya terhadap warna obyek, tetapi lebih kepada memberi suasana. Klasifikasi warna cahaya lampu :
a. Warna putih kekuning-kuningan (warm-white), kelompok 1 (< 3.300 K)
b. Warna putih netral (cool-white), kelompok 2 ( 3.300 K - 5.300 K)
c. Warna putih (daylight, kelompok 3 (> 5.300 K)
2. Renderasi warna
Efek suatu lampu kepada warna obyek akan berbeda-beda. Lampu diklasifikasikan dalam kelompok renderasi warna yang dinyatakan dengan Ra indeks. sebagai berikut :
a. Efek warna kelompok 1: Ra indeks 80 - 100%.
b. Efek warna kelompok 2: Ra indeks 60 80%
c. Efek warna kelompok 3: Ra indeks 40 - 60%
d. Efek warna kelompok 4: Ra indeks < 40%.
Standard Kualitas Warna Cahaya (SNI 03-6197-2000)
Contoh Philips 9W (70W), E27 cap, Cool daylight