Post on 01-Dec-2015
description
ASMAASMAASMAASMA
EDDY SURJANTOEDDY SURJANTO
YUSUP SUBAGIO SUTANTOYUSUP SUBAGIO SUTANTO
DEFINISI ASMADEFINISI ASMA
Inflamasi kronik saluran napas
Hipereaktiviti bronkus terhadap
berbagai rangsangan
Penyempitan saluran napas difus
Derajat penyempitan bervariasi
Membaik spontan atau dengan pengobatan
DIAGNOSIS DIAGNOSIS Anamnesis
~ batuk, mengi, sesak napas episodik
~ bronkitis / pneumonia berulang
~ Riwayat atopi
~ Riwayat faktor pencetus
ANAMNESIS (beberapa pertanyaan)ANAMNESIS (beberapa pertanyaan)
Apakah penderita mendapat serangan
atau serangan mengi yang merulang
Apakah penderita mengalami
gangguan batuk pada malam hari
Apakah batuk atau mengi timbul
sesudah aktiviti
Apakah batuk atau mengi atau rasa
berat di dada timbul sesudah terpajan
terhadap alergen atau polutan ?
Apakah flu yang diderita berlanjut
menjadi sesak, atau berlangsung lebih
dari 10 hari ?
ANAMNESIS (beberapa pertanyaan)ANAMNESIS (beberapa pertanyaan)
PEMERIKSAAN FISISPEMERIKSAAN FISIS Tanpa serangan ~ dapat normal Penyakit penyerta Saat serangan
~ sesak
~ mengi
~ otot bantu napas
~ pulsus paradoksus
LABORATORIUMLABORATORIUM
Darah rutin Eosinofilia
Sputum eosinofil, spiral Curschmann
dan kristal Charcot-leyden
Serum IgE spesifik
Uji kulit
UJI KULITUJI KULIT
Prick test Scratch test Menentukan faktor atopi Tidak berkorelasi dengan
pencetus asma
RADIOLOGIRADIOLOGI
Umumnya normal
Hiperinflasi paru
PEMERIKSAAN FAAL PEMERIKSAAN FAAL PARUPARUPEMERIKSAAN FAAL PEMERIKSAAN FAAL PARUPARU
Penunjang diagnosis
Arus puncak ekspirasi
PEMERIKSAAN FAAL PEMERIKSAAN FAAL PARUPARUPEMERIKSAAN FAAL PEMERIKSAAN FAAL PARUPARU
Pemeriksaan spirometriPemeriksaan spirometri
~~ VEP1 VEP1
~~ VEP1/KVP VEP1/KVP
Contoh Peak Flow Meter
Contoh Kartu Pelangi Asma
VARIABILITI HARIANVARIABILITI HARIAN
Variabiliti harian = APE malam – APE pagi
½ (APE malam + APE pagi)
X 100
UJI BRONKODILATORUJI BRONKODILATORUJI BRONKODILATORUJI BRONKODILATOR
VEP1 post BD - VEP1 pre BD
100%
VEP1 pre BD
UJI PROVOKASI UJI PROVOKASI BRONKUSBRONKUSUJI PROVOKASI UJI PROVOKASI BRONKUSBRONKUS
Riwayat asma (+)
Pemeriksaan fisis (-)
Uji faal paru (-)
UJI PROVOKASI BRONKUSUJI PROVOKASI BRONKUS
Provokasi beban kerja
Provokasi inhalasi
~ antigen
~ non spesifik : - histamin
- metakolin
KLASIFIKASI ASMA KLASIFIKASI ASMA Ditentukan oleh
Frekuensi serangan
Serangan asma malam
Gangguan aktiviti
Nilai faal paru (VEP1 atau APE)
Variabiliti harian
Eksaserbasi/serangan asma
• Episode peningkatan sesak napas, batuk, mengi (wheezing),dada terasa berat, atau kombinasi gejala-gejala tersebut secara cepat dan progresif
• Ditandai dengan penurunan aliran udara ekspirasi, dinilai dari arus puncak ekspirasi (APE) atau volume ekspirasi paksa detik pertama (VEP-1)
FAKTOR RISIKO UNTUK EKSASERBASI ASMA
Alergen
Infeksi saluran napas
Exercise dan hiperventilasi
Cuaca
Sulfur dioksida
Makanan, bumbu, obat-obatan
Sudah disampaikan
TUJUAN PENATALAKSANAAN PADA EKSASERBASI AKUT
Menghilangkan obstruksi secepat mungkin
Menghilangkan hipoksemi
Mengembalikan faal paru ke normal
secepat mungkin
Mencegah kekambuhan
FAKTOR YANG MENINGKATKAN RISIKO KEMATIAN KARENA ASMA
Riwayat gagal napas dan pemasangan intubasi
Pemakaian steroid sistemik
Kunjungan ke unit gawat darurat / perawatan karena asma
Penatalaksanaan asma yang tidak adekuat
Depresi berat dan atau masalah psikososial
SERANGAN ASMA RINGAN
Sesak napas : Waktu berjalan
Bisa berbaring
Berbicara : Kalimat
Kesadaran : Mungkin agitasi
Frekuensi napas : Meningkat
SERANGAN ASMA RINGAN
Pemakaian otot
bantu napas : Biasanya tidak
Mengi : sedang, pada akhir
espirasi
Nadi : < 100 kali/menit
Pulsus : tidak ada
paradoksus
SERANGAN ASMA RINGAN
APE sesudah terapi
Awal : > 80 %
Pa O2 : Normal
Pa CO2 : < 45 mmHg
Saturasi O2 : > 95 %
(udara biasa)
SERANGAN ASMA SEDANG
Sesak napas : Waktu berbicara
lebih suka duduk
Berbicara : Kata-kata
Kesadaran : Biasanya agitasi
Frekuensi napas : Meningkat
SERANGAN ASMA SEDANG
Pemakaian otot
Bantu napas : Biasanya ada
Mengi : Keras
Nadi : 100 - 120 kali/menit
Pulsus : mungkin ada
paradoksus 10 - 25 mmHg
APE sesudah
terapi awal : 60 - 80 %
Pa O2 : > 60 mmHg
Pa CO2 : < 45 mmHg
Saturasi O2 : 91 - 95 %
(udara biasa)
SERANGAN ASMA SEDANG
SERANGAN ASMA BERAT
Sesak napas : saat istirahat
duduk membungkuk
Berbicara : kata demi kata
Kesadaran : biasanya agitasi
Frekuensi napas : > 30 x / menit
Pemakaian otot
bantu napas : biasanya ada
Nadi : > 120 kali/menit
SERANGAN ASMA BERAT
Pulsus paradoksus : sering ada > 25 mmHg
APE sesudah terapi awal : < 60 %
< 100 L/menit Pa O2 : < 60 mmHg Pa CO2 : > 45 mmHg Saturasi O2 : < 90 % (udara biasa)
SERANGAN ASMA MENGANCAM JIWA
Kesadaran : Tidak begitu sadar Pemakaian otot bantu napas : Pergerakan torako abdominal yang paradoksal Mengi : Tidak ada Nadi : Bradikardi Pulsus paradoksus : Tidak ada karena kelelahan otot napas
Penatalaksanaan
Pencegahan lebih baik daripada pengobatan Pengobatan serangan asma sedini mungkin
• Di rumah• Di rumah sakit :
- Ruang gawat darurat (IGD)- Ruang rawat inap- Ruang perawatan intensif (ICU)
Penatalaksanaan eksaserbasi di Rumah (1)
Penilaian beratnya serangan asma
Ukur APE : nilai 50% prediksi/nilai terbaik menunjukkan asma akut berat. Catat tanda & gejala. Derajat batuk, sesak, mengi, & rasa tertekan di dada tidak akurat untuk menilai derajat beratnya serangan asma. Penggunaan otot bantu napas & retraksi suprasternal menunjukkan serangan asma berat
Pengobatan awal
Hirup agonis beta 2 aksi pendek 2-4 semprot, sampai 3 x setiap 20 menit atau nebulizer sekali
Penatalaksanaan eksaserbasi di Rumah (2)
Respons baikEksaserbasi ringan• APE >80% prediksi/nilai
terbaik• Tidak ada mengi/sesak• Respons terhadap agonis
2 bertahan > 4 jam• Agonis 2 dapat dilanjutkan
setiap 3-4 jam selama 24-48 jam
• Penderita yang sedang menggunakan kortikosteroid hirup, dosis didobel untuk 7-10 hari
Respons tidak lengkapEksaserbasi sedang• APE 50-80% prediksi/nilai
terbaik• Mengi dan sesak napas
menetap• Tambahkan kortikosteroid
oral• Lanjutkan agonis 2
Respons burukObstruksi berat• APE < 50% prediksi/nilai
terbaik• Mengi dan sesak napas
sangat menonjol• Tambahkan kortikosteroid
oral• Ulangi agonis 2 segera• Jika serangan sangat
berat / tidak responsif, hubungi dokter & segera pergi ke gawat darurat
Hubungi dokter untuk instruksi lebih lanjut
Hubungi dokter segera (hari ini) untuk instruksi lebih lanjut
Rujuk ke ruang gawat darurat
Penatalaksanaan eksaserbasi di rumah sakit
• Eksaserbasi berat asma merupakan kegawatdaruratan medis yang mengancam jiwa
• Penanganan harus cekatan dan paling aman jika dilakukan di rumah sakit
Penatalaksanaan Eksaserbasi di Rumah Sakit (1)Penilaian awal (sesuai derajat berat/ringannya serangan asma)Riw. penyakit, pemeriksaan fisik, penggunaan otot bantu napas, frek. nadi, frek. napas, APE atau VEP1, saturasi O2, AGD pada pasien berat & pemeriksaan lain jika ada indikasi.
Terapi awal• Inhalasi agonis 2 aksi singkat, dg nebulisasi, 1 dosis setiap 20 menit selama 1 jam• Oksigen untuk mencapai saturasi O2 90% (95% pada anak-anak)• Kortikosteroid sistemik jika tidak ada respons segera/jika akhir-akhir ini mendapat steroid
peroral atau jika serangan asmanya berat• Sedasi merupakan kontraindikasi pada penanganan serangan akut/eksaserbasi
Penilaian ulang : tanda-tanda fisik, APE, saturasi O2, & pemeriksaan lain yang diperlukan
Tingkat Sedang• APE 60-80% dari nilai prediksi/terbaik• Pem.fisik : gejala asma sedang, penggunaan
otot bantu napas• Inhalasi agonis 2 setiap 60 menit• Pertimbangkan kortikosteroid• Lanjutkan pengobatan 1-3 jam, sepanjang ada
perbaikan
Tingkat Berat• APE < 60% dari nilai prediksi/terbaik• PF: Gej. asma berat, istirahat ada retraksi dada• Riw. risiko tinggi, tak ada perbaikan stl t/ awal• Inhalasi agonis 2 tiap 60 menit atau kontinyu inhalasi antikolinergik
• Oksigen, Kortikosteroid sistemik• Pertimbangkan agonis 2 SK, IM, atau IV
Penatalaksanaan Eksaserbasi di Rumah Sakit (2)
Respons baik• Respons menetap 60 menit
sesudah t/ terakhir• Pem. fisik normal• APE > 70%• Tidak ada distres• Saturasi O2 >90% (anak 95%)
Respons tidak lengkap 1-2 jam
• Riw. risiko tinggi • Pem. fisik gejala asma
ringan/sedang• APE >50% tetapi <70%• Saturasi O2 tidak membaik
Respons buruk dalam 1 jam• Riw. risiko tinggi • Pem. fisik gejala asma berat,
mengantuk, & bingung• APE <30% • PCO2 >45 mmHg• PO2 <60 mmHg
Rawat jalan :• Agonis 2 inhalasi• Pertimbangkan kortikosteroid
oral (pada kebanyakan pasien)• Pendidikan pasien• Minum obat secara benar• Tinjau rencana kerja • Tindak lanjut pengobatan
secara tepat
Rawat inap (bangsal):• Inhalasi agonis 2 inhalasi
antikolinergik• Kortikosteroid sistemik• Oksigen• Pertimbangkan aminofilin IV• Pantau APE, saturasi O2,
nadi, teofilin
Rawat ICU :• Inhalasi agonis 2 inhalasi
antikolinergik• Kortikosteroid IV• Pertimbangkan agonis 2
SK, IM atau IV• Oksigen• Pertimbangkan aminofilin IV• Mungkin perlu intubasi &
ventilasi mekanis
Dipulangkan jika APE >70% & menetap dalam pengobatan peroral/inhalasi
Perbaikan Tidak ada perbaikan Masuk ICU jika tidak ada perbaikan dalam 6-12 jam
Tabel . Obat-obat asma pada eksaserbasi akut
Takikardi, tremor otot seketal,hipokalemia, peningkatan asam laktat, pusing hiperglemia. Secara umum pada inhalasi efek samping sistematikanya lebih sedikit, terutama reaksi kardiovaskuler pada usia tua, khususnya yang sudah mempunyai penyakit kardiovaskuler
Hipoksik lebih besar
2-8 puff setiap 20 menit sampai 1 jam, lalu setiap 1-4 jam diperlukan
1-2 mL (Salbutamol 2,5mg-5mg, terbutalin 2,5-5mg, fenoterol 100mcg-100mcg) setiap 20 menit untuk 3 dosis, lalu 1-4 jam jika diperlukan
0,25mg setiap 20 menit untuk 3 dosis
0,3-0,5 mg setiap 20 menit
100mg/puff
250mg/puff
100mg/puff
10mg/puff
2,5mg/mL,5mg/mL
2,5 mg/mL
100 mcg/mL
1mg/mL
1:1000(1mg/mL)
2 Agonis
MDI=IDT+Spacer
Salbutamol
Terbutalin
Fenoterol
Procaterol
Nebulizer/I
nhalasi
Salbutamol
Terbutalin
Fenoterol
Subcutan
(Systemic)
Terbutalin
Epinefrine
Efek SampingDosis PemberianDosis KemasanNama Obat
Mulut kering dan rasa kering
Aminofilin tidak dianjurkan untuk serangan asma karena efek sampingnya antara lain:iritasi gastrointestirial,aritmia, dan hipotensi
Penggunaan jangka pendek: gangguan metabolisme glukosa yang reversible, peningkatan nafsu makan, retensi cairan, penambahan berat badan, perubahan modd, hipertensi, pepticuler
2-8 puff jika diperlukan
0,25-0,5mg setiap 30 menit untuk 3 dosis lalu 2-4 jam bila diperlukan
0,5-0,9mg/kg BB/jam
5-6 mg/kg BB(bolus)
Tablet:40-60mg/hari
Intravena:40-125mg setiap 6-8jam
Intravena:2,0mg/kgBB setiap 4jam
20mcg/puff
0,25mg/mL
24mg/mL
Tablet:2,4,8,16,32 mg vial:125mg/
2mL
Vial:100mg/2mL
Antikolinergik*MDI=IDT+Spacer
Ipratropium
Bromide
Nebulizer/
* Inhalasi
Ipratopium
Methylxanthine
Intravena
Aminofilin
KortikosteroidMethylprednisol
one
Hidrokortison
Efek SampingDosis PemberianDosis KemasanNama Obat
Kriteria rawat jalan dari IGD
• Pasien dengan APE atau VEP-1 > 60%
• Pasien dengan APE atau VEP-1 40-60%, mempunyai kemungkinan rawat jalan jika dapat difollow-up secara memadai dan pasien dijamin patuh dengan anjuran yang diberikan
Kriteria rawat inap (bangsal)
• Respons tidak adekuat setelah 1-2 jam pengobatan• Obstruksi berat menetap (APE < 40% nilai prediksi/nilai terbaik)• Riwayat serangan asma berat, terutama yang memerlukan
perawatan• Adanya faktor-faktor risiko tinggi• Gejala tetap berlangsung lama sebelum mengunjungi gawat
darurat• Tidak tersedianya fasilitas yang memadai dari rumah untuk
mencapai rumah sakit / mendapat obat• Kesulitan transportasi mencapai rumah sakit bila gejala asma
memburuk
Kriteria rawat di ICU
• Asma berat dengan respons kurang baik terhadap pengobatan di IGD
• Terdapat gejala penurunan kesadaran atau gagal napas
KORTIKOSTEROID
Mekanisme kerja :
Hambat metabolisme asam arakidonat
Cegah migrasi sel inflamasi
Mengurangi kebocoran mikro vaskuler
Meningkatkan kepekaan reseptor beta
KORTIKOSTEROID SISTEMIK
Oral, intravena
Dianjurkan yang short acting
Mengurangi angka perawatan
Mencegah kekambuhan
Mencegah kematian