7/26/2019 Refrat HK
1/4
Etiologi dan Patogenesis Hipotiroid Kongenital
Hipotiroid Kongenital bisa berlangsung permanen, seumur hidup, ataupun transien
(sementara), sedangkan lokasinya dapat terjadi disepanjang poros hipotalamus-hipofisis-kelenjar
tiroid sampai ke organ sasaran. Kelainan hipotiroid dikatakan primer bila disebabkan oleh
gangguan di kelenjar tiroid, sedangkan sekunder atau tersier jika disebabkan gangguan di
hipofisis dan hipotalamus.1
Etiologi Hipotiroidisme Kongenital dapat karena gangguan embriogenesis kelenjar tiroid,
kelainan genetik, juga kesalahan biosintesis tiroksin serta pengaruh faktor lingkungan. Penyebab
terjadinya Hipotiroid Kongenital antara lain !
1. Disgenesis Tiroid (aplasia, hipoplasia), Tiroid agenesis, Tiroid ektopik
"isgenesis tiroid (gangguan pertumbuhan kelenjar tiroid) merupakan penyebab tersering
dari bayi yang terdeteksi hipotiroidisme yaitu sebesar #$%. &aktor genetik dan lingkungan
mempunyai peranan penting terjadinya disgenesis tiroid. 'utasi gen faktor transkripsi &-1,
&-, dan P*+- yang mengatur pertumbuhan kelenjar tiroid berperan sebagai penyebab
disgenesis tiroid.1
iroid agenesis adalah kelainan anatomis ditandai dengan tidak terbentuknya kelenjar
tiroid. Kelainan ini akan memberikan gejala klinis yang lebih berat dibandingkan dengan
disgenesis kelenjar tiroid. Hingga saat ini sedikit yang diketahui tentang penyebab gangguan
perkembangan kelenjar tiroid ini, mungkin karena faktor genetik. ranser H--blo/king
antibodies dari ibu dengan tiroiditis hashimoto bisa menyebabkan agenesis kelenjar tiroid pada
bayinya. 1,!
iroid ektopik merupakan suatu hipotiroidisme neonatus yang diakibatkan dari kegagalan
tiroid untuk desensus selama periode perkembangan embrionik dari asalnya pada dasar lidah ke
tempat seharusnya pada leher ba0ah anterior.. aringan tiroid ektopik (lidah, ba0ah lidah,
subhioid) dapat memberikan jumlah hormon tiroid yang /ukup selama bertahun-tahun atau dapatgagal pada masa anak-anak.2
7/26/2019 Refrat HK
2/4
2. Dishormogenesis Tiroid (Inborn error metabolism tiroid)
a. TSH unresponsive
espon H terhadap sel folikuler melalui beberapa tahap, yaitu H terikat pada reseptor
di membran plasma, aktifasi adenil /ylase, sintesis /*'P, akti3asi protein kinase,
forforilasi protein reseptor, stimulasi sintesis hormone tiroid, dan pelepasan tiroksin. ika
terdapat gangguan pada salah satu tahap akan menyebabkan gangguan respon terhadap
H.
b. Defek trapping iodide Defek uptake !odium
Kelenjar tiroid mempunyai kemampuan untuk mengkonsentrasikan yodium sehingga
konsentrasi yodium intratiroid dapat menjadi !$ kali lipat dari konsentrasi dalam serum.
Pada kelainan ba0aan sintesis tiroksin ini, kemampuan mengkonsentrasikan yodium
hilang. 4leh karena itu sudah dapat diperkirakan bah0a ambilan radioaktif yodium dalam
! jam sangat rendah. e/ara mudah dapat dikatakan bah0a defek ini menunjukkan adanya
defisiensi yodium dan dosis yodium tinggi dapat mengatasi hal ini sampai batas tertentu.
". Defek organifikasi dan pasangan tiroid peroksidase
"efek pada organifikasi yodium merupakan salah satu defek sintesis tiroksin yang sering
ditemukan. Pada keadaan ini ambilan yodim meningkat, tetapi tidak mampu
mengoksidasikan dan menggabungkannya dengan tiroksin. Hal ini menyebabkan
penumpukan yodium beas dalam kelenjar. emua hal ini disebabkan oleh gangguan
oksidasi iodide menjadi iodide aktif dan pengikatan pada tiroglobulin sehingga
menyebabkan uptake iodide meningkat tetapi kemampuan oksidasi dan penggabungan
dengan tiroksin menurun.
d. Defek sintesis tiroglobulin
iroglobulin disintesis se/ara khusus dalam kelanjar tiroid. 5odinisasi sisa tiroid dalm
kompleks tiroglobulin akan menghasilkan '5 dan "5 untuk kemudian bila keduanya
digabung menghasilkan 2 dan !. "efek pada pembentukan tiroglobulin pada dasrnya
melibatkan sejumlah kelainan, diantaranya kesalahan pada sintesis tiroglobulin yang
menyebabkan terbentuknya tiroglobulin abnormal, ataupun menurunnya sintesis
tiroglobulin. Kelainan ini ditandai dengan H meningkat, kadar ! dan tiroglobulin yang
rendah.
e. Defek deiodinisasi
Kelainan ba0aan yang menyebabkan tiroid tidak mampu melakukan deiodinisasi '5 dan
"5 mengakibatkan deplesi /adangan yodium sehingga sintesis hormone berkurang yang
berdampak dengan terjadinya pelepasan H, hyperplasia tiroid, serta peningkatan sintesis
'5, "5 dan iodotironin.
7/26/2019 Refrat HK
3/4
#. Defisiensi TSH
"efisiensi H dan hipotiroidisme dapat terjadi pada keadaan apapun yang terkait
dengan defek perkembangan kelenjar pituitary atau hipotalamus. "efisiensi H akibat defisiensi
hormone pelepas tirotropin (H) lebih sering terjadi pada keadaan ini. 'yoritas bayi yang
terkena memiliki defisiensi kelenjar pituitary multiple dan datang dengan hipoglikemia, ikerus
persisten dan mikropenis.
$. %esisten terhadap hormone tiroid (abnormalitas reseptor hormone tiroid)
6angguan pada reseptor H sel tiroid menyebabkan terjadinya hipotoidisme, dimana
kadar hormon tiroid rendah dan H tinggi sehingga uptake yodium menjadi rendah. Kelenjar
tiroid dapat memproduksi hormone dalam kadar ke/il pada keadaan tanpa H. 6ambaran
histologis juga memperlihatkan folikel yang ke/il dan inaktif, bersama dan berdekatan dengan
folikel yang hiperplastik. "engan program skrining tiroid bisa terdeteksi. H bisa diukur se/ara
langsung. erdapat peningkatan ! dan 2 dengan kadar H normal atau meningkat.
Patofisiologi Hipotiroid Kongenital
"efisiensi hormon tiroid mempengaruhi semua jaringan tubuh sehingga gejalanya dapat berma/am-
ma/am. Kelainan patologis yang paling khas adalah penumpukan glikoaminoglikan, kebanyakan asam
hialuronat, pada jaringan interstisial. Penumpukan 7at hidrofilik dan peningkatan permeabilitas kapiler
terhadap albumin ini bertanggung ja0ab terhadap terjadinya edema interstisial yang paling jelas pada
kulit, otot jantung, dan otot bergaris. Penumpukan ini tidak berhubungan dengan sistesis berlebih, tapi
dengan penurunan destruksi glikoaminoglikan.
1. anda kardio3askuler
Hipotiroidisme ditandai oleh adanya gangguan kontraksi otot, bradikardi, dan penurunan /urah
jantung. EK6 memperlihatkan kompleks 8 tegangan rendah dan gelombang P dan , dengan
perbaikan pada respon terhadap terapi. Pembesaran jantung dapat terjadi, disebabkan oleh edema
interstisial, pembengkakan myofibril non spesifik dan dilatasi 3entrikel kiri, dan tersering karena
efusi peri/ardial.
. &ungsi paru
7/26/2019 Refrat HK
4/4
Pada orang de0asa hipotiroid ditandai dengan pernafasa dangkal dan lambat, gangguan respon
3entilasi terhadap hiperkapnia atau hipoksia. Kegagalan pernafasan adalah masalah utama pada pasien
dengan koma miksedema.
2. Peristalti/ usus
Peristalti/ usus jelas menurun, berakibat konstipasi kronis dengan atau tanpa sumbatan feses berat
atau ileus.
!. &ungsi ginjal
&ungsi ginjal terganggu dengan penurunan ke/epatan filtrasi glomerulus dan kegagalan kemampuan
untuk mengekspresikan beban /airan. Hal ini disebabkan pasien miksedema mempunyai predisposisi
terhadap intoksikasi /airan jika /airan dalam jumlah berlebihan diberikan.
9. *nemia
etidaknya ada empat mekanisme yang turut berperan dalam terjadinya anemia pada pasien
hipotiroidisme, yaitu gangguan sintesis hemoglobin sebagai akibat defisiensi hormone tiroksin,
defisiensi 7at besi dari peningkatan kehilangan 7at besi akibat menoragia, demikian juga karena
kegagalan usus untuk mengabsorbsi, defisiensi asam folat akibat gangguan absorbs asam folat pada usus
dan anemia pernisiosa dengan anemia megaloblastik defisiensi 3itamin :1.
;. ystem neuromus/ular
:anyak pasien mengeluh gejala-gejala yang menyangkut system neuromuskuler seperti kram otot
parah, parestesia, dan kelemahan otot.