Refrat HK

download Refrat HK

of 4

Transcript of Refrat HK

  • 7/26/2019 Refrat HK

    1/4

    Etiologi dan Patogenesis Hipotiroid Kongenital

    Hipotiroid Kongenital bisa berlangsung permanen, seumur hidup, ataupun transien

    (sementara), sedangkan lokasinya dapat terjadi disepanjang poros hipotalamus-hipofisis-kelenjar

    tiroid sampai ke organ sasaran. Kelainan hipotiroid dikatakan primer bila disebabkan oleh

    gangguan di kelenjar tiroid, sedangkan sekunder atau tersier jika disebabkan gangguan di

    hipofisis dan hipotalamus.1

    Etiologi Hipotiroidisme Kongenital dapat karena gangguan embriogenesis kelenjar tiroid,

    kelainan genetik, juga kesalahan biosintesis tiroksin serta pengaruh faktor lingkungan. Penyebab

    terjadinya Hipotiroid Kongenital antara lain !

    1. Disgenesis Tiroid (aplasia, hipoplasia), Tiroid agenesis, Tiroid ektopik

    "isgenesis tiroid (gangguan pertumbuhan kelenjar tiroid) merupakan penyebab tersering

    dari bayi yang terdeteksi hipotiroidisme yaitu sebesar #$%. &aktor genetik dan lingkungan

    mempunyai peranan penting terjadinya disgenesis tiroid. 'utasi gen faktor transkripsi &-1,

    &-, dan P*+- yang mengatur pertumbuhan kelenjar tiroid berperan sebagai penyebab

    disgenesis tiroid.1

    iroid agenesis adalah kelainan anatomis ditandai dengan tidak terbentuknya kelenjar

    tiroid. Kelainan ini akan memberikan gejala klinis yang lebih berat dibandingkan dengan

    disgenesis kelenjar tiroid. Hingga saat ini sedikit yang diketahui tentang penyebab gangguan

    perkembangan kelenjar tiroid ini, mungkin karena faktor genetik. ranser H--blo/king

    antibodies dari ibu dengan tiroiditis hashimoto bisa menyebabkan agenesis kelenjar tiroid pada

    bayinya. 1,!

    iroid ektopik merupakan suatu hipotiroidisme neonatus yang diakibatkan dari kegagalan

    tiroid untuk desensus selama periode perkembangan embrionik dari asalnya pada dasar lidah ke

    tempat seharusnya pada leher ba0ah anterior.. aringan tiroid ektopik (lidah, ba0ah lidah,

    subhioid) dapat memberikan jumlah hormon tiroid yang /ukup selama bertahun-tahun atau dapatgagal pada masa anak-anak.2

  • 7/26/2019 Refrat HK

    2/4

    2. Dishormogenesis Tiroid (Inborn error metabolism tiroid)

    a. TSH unresponsive

    espon H terhadap sel folikuler melalui beberapa tahap, yaitu H terikat pada reseptor

    di membran plasma, aktifasi adenil /ylase, sintesis /*'P, akti3asi protein kinase,

    forforilasi protein reseptor, stimulasi sintesis hormone tiroid, dan pelepasan tiroksin. ika

    terdapat gangguan pada salah satu tahap akan menyebabkan gangguan respon terhadap

    H.

    b. Defek trapping iodide Defek uptake !odium

    Kelenjar tiroid mempunyai kemampuan untuk mengkonsentrasikan yodium sehingga

    konsentrasi yodium intratiroid dapat menjadi !$ kali lipat dari konsentrasi dalam serum.

    Pada kelainan ba0aan sintesis tiroksin ini, kemampuan mengkonsentrasikan yodium

    hilang. 4leh karena itu sudah dapat diperkirakan bah0a ambilan radioaktif yodium dalam

    ! jam sangat rendah. e/ara mudah dapat dikatakan bah0a defek ini menunjukkan adanya

    defisiensi yodium dan dosis yodium tinggi dapat mengatasi hal ini sampai batas tertentu.

    ". Defek organifikasi dan pasangan tiroid peroksidase

    "efek pada organifikasi yodium merupakan salah satu defek sintesis tiroksin yang sering

    ditemukan. Pada keadaan ini ambilan yodim meningkat, tetapi tidak mampu

    mengoksidasikan dan menggabungkannya dengan tiroksin. Hal ini menyebabkan

    penumpukan yodium beas dalam kelenjar. emua hal ini disebabkan oleh gangguan

    oksidasi iodide menjadi iodide aktif dan pengikatan pada tiroglobulin sehingga

    menyebabkan uptake iodide meningkat tetapi kemampuan oksidasi dan penggabungan

    dengan tiroksin menurun.

    d. Defek sintesis tiroglobulin

    iroglobulin disintesis se/ara khusus dalam kelanjar tiroid. 5odinisasi sisa tiroid dalm

    kompleks tiroglobulin akan menghasilkan '5 dan "5 untuk kemudian bila keduanya

    digabung menghasilkan 2 dan !. "efek pada pembentukan tiroglobulin pada dasrnya

    melibatkan sejumlah kelainan, diantaranya kesalahan pada sintesis tiroglobulin yang

    menyebabkan terbentuknya tiroglobulin abnormal, ataupun menurunnya sintesis

    tiroglobulin. Kelainan ini ditandai dengan H meningkat, kadar ! dan tiroglobulin yang

    rendah.

    e. Defek deiodinisasi

    Kelainan ba0aan yang menyebabkan tiroid tidak mampu melakukan deiodinisasi '5 dan

    "5 mengakibatkan deplesi /adangan yodium sehingga sintesis hormone berkurang yang

    berdampak dengan terjadinya pelepasan H, hyperplasia tiroid, serta peningkatan sintesis

    '5, "5 dan iodotironin.

  • 7/26/2019 Refrat HK

    3/4

    #. Defisiensi TSH

    "efisiensi H dan hipotiroidisme dapat terjadi pada keadaan apapun yang terkait

    dengan defek perkembangan kelenjar pituitary atau hipotalamus. "efisiensi H akibat defisiensi

    hormone pelepas tirotropin (H) lebih sering terjadi pada keadaan ini. 'yoritas bayi yang

    terkena memiliki defisiensi kelenjar pituitary multiple dan datang dengan hipoglikemia, ikerus

    persisten dan mikropenis.

    $. %esisten terhadap hormone tiroid (abnormalitas reseptor hormone tiroid)

    6angguan pada reseptor H sel tiroid menyebabkan terjadinya hipotoidisme, dimana

    kadar hormon tiroid rendah dan H tinggi sehingga uptake yodium menjadi rendah. Kelenjar

    tiroid dapat memproduksi hormone dalam kadar ke/il pada keadaan tanpa H. 6ambaran

    histologis juga memperlihatkan folikel yang ke/il dan inaktif, bersama dan berdekatan dengan

    folikel yang hiperplastik. "engan program skrining tiroid bisa terdeteksi. H bisa diukur se/ara

    langsung. erdapat peningkatan ! dan 2 dengan kadar H normal atau meningkat.

    Patofisiologi Hipotiroid Kongenital

    "efisiensi hormon tiroid mempengaruhi semua jaringan tubuh sehingga gejalanya dapat berma/am-

    ma/am. Kelainan patologis yang paling khas adalah penumpukan glikoaminoglikan, kebanyakan asam

    hialuronat, pada jaringan interstisial. Penumpukan 7at hidrofilik dan peningkatan permeabilitas kapiler

    terhadap albumin ini bertanggung ja0ab terhadap terjadinya edema interstisial yang paling jelas pada

    kulit, otot jantung, dan otot bergaris. Penumpukan ini tidak berhubungan dengan sistesis berlebih, tapi

    dengan penurunan destruksi glikoaminoglikan.

    1. anda kardio3askuler

    Hipotiroidisme ditandai oleh adanya gangguan kontraksi otot, bradikardi, dan penurunan /urah

    jantung. EK6 memperlihatkan kompleks 8 tegangan rendah dan gelombang P dan , dengan

    perbaikan pada respon terhadap terapi. Pembesaran jantung dapat terjadi, disebabkan oleh edema

    interstisial, pembengkakan myofibril non spesifik dan dilatasi 3entrikel kiri, dan tersering karena

    efusi peri/ardial.

    . &ungsi paru

  • 7/26/2019 Refrat HK

    4/4

    Pada orang de0asa hipotiroid ditandai dengan pernafasa dangkal dan lambat, gangguan respon

    3entilasi terhadap hiperkapnia atau hipoksia. Kegagalan pernafasan adalah masalah utama pada pasien

    dengan koma miksedema.

    2. Peristalti/ usus

    Peristalti/ usus jelas menurun, berakibat konstipasi kronis dengan atau tanpa sumbatan feses berat

    atau ileus.

    !. &ungsi ginjal

    &ungsi ginjal terganggu dengan penurunan ke/epatan filtrasi glomerulus dan kegagalan kemampuan

    untuk mengekspresikan beban /airan. Hal ini disebabkan pasien miksedema mempunyai predisposisi

    terhadap intoksikasi /airan jika /airan dalam jumlah berlebihan diberikan.

    9. *nemia

    etidaknya ada empat mekanisme yang turut berperan dalam terjadinya anemia pada pasien

    hipotiroidisme, yaitu gangguan sintesis hemoglobin sebagai akibat defisiensi hormone tiroksin,

    defisiensi 7at besi dari peningkatan kehilangan 7at besi akibat menoragia, demikian juga karena

    kegagalan usus untuk mengabsorbsi, defisiensi asam folat akibat gangguan absorbs asam folat pada usus

    dan anemia pernisiosa dengan anemia megaloblastik defisiensi 3itamin :1.

    ;. ystem neuromus/ular

    :anyak pasien mengeluh gejala-gejala yang menyangkut system neuromuskuler seperti kram otot

    parah, parestesia, dan kelemahan otot.