PUBLIC SPHERE THEORY
Jurgen Habermas
OLEH :YOHANES AGUNG A.M.
210110120318MANKOM A
Mata Kuliah : Teori-Teori Komunikasi
Dosen Pengampu:Dr.Antar Venus, M.A.Comm
Meria Octavianty, S.Sos., M.Si
Manajemen KomunikasiFakultas Ilmu Komunikasi-Universitas Padjadjaran
TOKOH PENGGAGAS
JURGEN HABERMAS
Jurgen Habermas lahir pada 18 Juni 1929 di Dusseldorf, North Rhine-Westphalia,
Jerman.
Filsuf Jerman Jurgen Habermas dianggap sebagai pencetus gagasan teori ruang
publik, sekalipun sebagian orang menganggap benih-benih pemikirannya sudah
dikemukakan oleh sosilogis dan ekonomis Jerman Maximilian Carl Emil Weber
(1864-1920).
Habermas mengenalkan gagasan ruang publik melalui bukunya Strukturwandel
der Öffentlichkeit; Untersuchungen zu einer Kategorie der Bürgerlichen
Gesellschaft dalam edisi Bahasa Inggris berjudul, The Structural Transformation of
the Public Sphere: an Inquiry into a Category of Bourgeois Society.
ASUMSIBagi Habermas, ruang publik memiliki peran yang cukup berarti dalam proses
berdemokrasi. Ruang publik merupakan ruang demokratis atau wahana diskursus
masyarakat, yang mana warga negara dapat menyatakan opini-opini, kepentingan-
kepentingan dan kebutuhan-kebutuhan mereka secara diskursif. Ruang publik merupakan
syarat penting dalam demokrasi. Ruang publik adalah tempat warga berkomunikasi mengenai
kegelisahan-kegelisahan politis warga. Selain itu, ruang publik merupakan wadah yang mana
warganegara dengan bebas dapat menyatakan sikap dan argumen mereka terhadap negara
atau pemerintah. Ruang publik bukan hanya sekedar fisik, maksudnya sebuah institusi atau
organisasi yang legal, melainkan adalah komunikasi warga itu sendiri. Ruang publik harus
bersifat bebas, terbuka, transparan dan tidak ada intervensi pemerintah atau otonom di
dalamnya. Ruang publik itu harus mudah diakses semua orang. Dari ruang publik ini dapat
terhimpun kekuatan solidaritas masyarakat warga untuk melawan mesin-mesin
pasar/kapitalis dan mesin-mesin politik.
ISI TEORI
Pada abad ke-17 dan ke-18, cafe-cafe maupun tempat
umum lainnya menjadi tempat berkumpul komunitas-
komunitas untuk berdiskusi dan berdebat masalah politik.
Pada teori ini, Habermas merujuk pada
konsep “ruang publik borjuis”, dengan fungsi sebagai
perantara dari keprihatinan individu dalam kehidupan sosial,
ekonomi, dan keluarga, menghadapi tuntutan-tuntutan dan
keprihatinan dari kehidupan sosial dan publik.
Konsep ruang publik merujuk pada media atau arena
dimana masyarakat mampu beropini secara bebas tanpa
tekanan dari siapapun.
Fenomena ruang publik yang terjadi sekarang dapat dilihat
di tempat-tempat umum seperti pasar, kampus, rumah
makan, maupun kedai-kedai kecil. Di sana orang-orang
mendiskusikan topik apapun yang terjadi di sekitar mereka.
Suasana yang santai dan bebas berpendapat menjadi
faktor mengapa ruang publik tersebut dapat berjalan.
Ruang Publik yang diidealkan oleh
Habermas kiranya adalah ruang
dimana setiap masalah bisa
dikomunikasikan tanpa kendala,
bukan dimana segalanya boleh
dilakukan begitu saja.
komunikasi yang terbentuk adalah
bentuk komunikasi demokratis,
timbal-balik dan tiap-tiap pihak bisa
menerimanya dengan baik tanpa
dominasi
KONSEP
Ruang publik bukan hanya ada satu,
tetapi ada banyak ruang publik di
tengah-tengah masyrakat warga. Kita
tidak dapat membatasi ruang publik,
ruang publik ada dimana saja.
Ruang publik berifat bebas dan tidak
terbatas. Ia tidak terikat dengan
kepentingan-kepentingan pasar
ataupun kepentingan-kepentingan
politik.
STUDI KASUS
Jika ditelaah lebih lanjut mengenai ruang public borjuis, sebenarnya sejak
dulu hingga sekarang, kesenjangan sosial menjadi masalah utama dalam
terbentuknya public sphere. Setiap golongan sosial seolah memiliki ruang
publiknya sendiri-sendiri.
Di Indonesia, pusat perbelanjaan atau mal, misalnya, Plaza Indonesia atau
Senayan City tak akan ditemukan orang-orang dari golongan menengah ke
bawah. Kalaupun ada di sana, mereka mengubah penampilan agar tampak
serupa dengan kalangan atas.
”Itu bukan ruang kami. Belum pernah ke Mal Pondok Indah, apalagi ke
Plaza apa tadi... Indonesia? Belum tahu di mana tempatnya,” kata Bu Mina
(45), pembantu rumah tangga di Ciputat, Tangerang Selatan. ”Itu, mah,
untuk orang kaya. Lagi pula untuk apa? Tak ada yang bisa dibeli,” ujar dia.
STUDI KASUS
Transportasi umum pun menjadi pembeda kelas. Ruang seperti ini
seharusnya menjadi tempat berinteraksi semua golongan. Kereta
terbagi dalam beberapa kategori. Bandingkan kereta ekspres eksekutif
yang berisi orang-orang mampu dengan kereta ekonomi yang biasa
disebut kereta sayur yang diisi oleh orang-orang menengah ke bawah.
Tidak adanya ruang publik yang mempertemukan antarkelas sosial
menyebabkan masyarakat tumbuh dalam dunia yang sempit. Mereka
hanya bersinggungan dengan dunia dari kelas berbeda melalui dunia
maya, seperti melalui film atau tayangan televisi. Tapi suasananya
tentu berbeda.
ANALISIS
Kasus tersebut adalah contoh ruang publik yang tidak efektif karena
tidak setiap kalangan bisa menikmati ruang publik yang tersedia.
Ada pihak-pihak yang memiliki otoritas yang membuat ruang publik
tersebut tidak bisa dinikmati oleh semua kalangan. Padahal ruang
publik seharusnya tempat mengeluarkan pendapat tanpa adanya
intervensi dari pihak-pihak tertentu.
Kalangan menengah kebawah lah yang tidak bisa menikmati semua
ruang publik yang tersedia. Sehingga konsep ruang publik terkesan
tersedia hanya untuk kaum borjuis atau kaum-kaum menengah
keatas.
KESIMPULAN
Dari teori yang dibahas dapat disimpulkan bahwa ruang publik adalah
teori yang membahas tentang kebebasan publik untuk
mengungkapkan pendapat mengenai masalah atau isu-isu terkini yang
berkembang saat ini dalam suatu tempat dimana publik berkumpul.
Pada awalnya ruang publik hanya untuk kaum-kaum borjuis, seakan
perkembangan ruang publik makin terbuka luas untuk semua orang
dari kalangan.
Tapi pada realitanya tidak semua publik dapat menikmati ruang publik
karena masalah status sosial dan kepentingan suatu kaum.
TERIMA KASIH
Top Related