Download - Perumahan Swadaya

Transcript

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Masyarakat Indonesia memiliki tingkat pendapatan yang berbeda, mulai dari tingkat

pendapatan tinggi hingga rendah. Tingkat pendapatan ini mempengaruhi kualitas hidup

masyarakat tersebut. Hal ini membuat penggolongan dalam masyarakat, yakni

pendapatan tinggi disebut masyarakat kaya dan pendapatan rendah disebut masyarakat

miskin. Perbedaan kualitas hidup ini, dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, baik

ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, dan gaya hidup.

Di kota Makassar sendiri, nampak jelas perbedaan tingkat pendapatan dan kualitas

hidup masyarakat kota Makassar. Mengenai kualitas hidup yang rendah, tampak di

pinggirian kota, sekitar perumahan mewah, ataupun di tanah-tanah belum terbangun.

Bentuk dari kualitas hidup rendah di Indonesia, khususnya kota Makassar adalah hadirnya

pemukiman kumuh atau pemukiman dengan lingkungan tidak tertata.

Berdasarkan Undang Undang Dasar 1945, pemerintah untuk mensejahterakan

penduduknya, tampak hal ini belum terealisali. Karena kenyataan yang ada memberikan

fakta yang berbeda dengan UUD ’45. Selain itu, undang-undang yang dirancangkan oleh

pemerintah melalui DPR mengenai peningkatan taraf hidup tersebut, belum ada yang

nyata, ataupun tidak semua merasakan dampak positif dari peraturan itu.

Di kota Makassar, khususnya kecamatan Tamalate, lebih khusus lagi kelurahan

Balang Baru, belum mendapatkan dampak positif dari program dan peraturan pemerintah

yang mementingkan kepentingan masyarakat miskin. Sebagai contoh, program

Perumahan Swadaya, yang telah lama dicanangkan pemerintah, sebagian besar dari

masyarakat di Balang Baru belum mengetahui program ini. Fakta yang ada di lapangan,

pemerintah melalui perangkat desa tidak melakukan sosialisasi kepada masyarakat

mengenai program ini. Sehingga, taraf hidup dan lingkungan hidup masyarakat di Balang

Baru sangat memprihatinkan.

Program Perumahan Swadaya yang berupa bantuan stimulan berupa pembangunan

rumah baru, perbaikan kualitas rumah, dan perbaikan prasarana, sarana, dan utilitas

belum dinikmati oleh masyarakat kelurahan Balang Baru, khususnya kawasan kumuh di

Jalan Tanggul Patompo. Karena pendapatan rendah sehingga masyarakat di dareah

tersebut hidup dengan prasarana, sarana, dan rumah yang jauh dari kategori layak huni.

1

Akibat perangkat desa yang tidak melakukan sosialisasi juga, masyarakat di daerah

tersebut tidak dapat merasakan program pemerintah yang dapat membantu mereka.

Keadaan buruk yang mereka hadapi adalah sarana MCK dan prasarana air bersih.

MCK dan air bersih yang layak belum dinikmati oleh semua masyarakat di tempat

tersebut. Dapat dilihat dari rumah sebagian besar penduduk yang tidak memiliki kamar

mandi dan belum ada perbaikan dengan kamar mandi umum di daerah tersebut. Hal lain

yang ditemukan bahwa walaupun ada pipa air bersih di dekat tanggul, masyarakat

setempat tidak menikmati air bersih untuk kebutuhan mandi, mencuci, dan masak. Dan

karena sebagian besar masyarakat tidak mengetahui mengenai program Perumahan

Swadaya, sehingga mereka yang memperbaiki rumah harus berhenti di tengah jalan

akibat tidak ada biaya. Inilah masalah lingkungan yang dihadapi masyarakat miskin di Jl.

Tanggul Patompo, Balang Baru, Tamalate, Makassar.

B. BATASAN MASALAH

Untuk menghindari pelebaran topic yang akan diteliti, maka penulis membatasi

permasalahan yang akan diteliti, yaitu mengenai fasilitas MCK dan air bersih di kawasan

masyarakat berpenghasilan rendah, kelurahan Balang Baru, kecamatan Tamalate, kota

Makassar.

C. RUMUSAN MASALAH

Bagimana fasilitas MCK dan air bersih di kelurahan Balang Baru, kecamatan

Tamalate, kota Makassar?

Bagaimana tindakan perencanaan pemerintah setempat untuk menyelesaikan masalah

MCK dan air bersih?

D. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui alasan dan pengaruh bagi kawasan

masyarakat berpenghasilan rendah di kelurahan Balang Baru, kecamatan Tamalate,

kota Makassar memiliki fasilitas MCK dan air bersih yang buruk. Namun, lebih lanjut

dari penelitian ini adalah solusi yang diberikan untuk menyelesaikan masalah ini.

2. Manfaat Penelitian

2

Melalui penelitian ini memberikan sumbangan pemikiran mengenai penyelesaian

masalah MCK dan air bersih di daerah tersebut.

Hasil penelitan dapat memberi manfaat bagi pemerintah, khususnya perangkat

desa, untuk dijadikan bahan evalusi dalam melaksanakan tugasnya menyalurakan

program pemerintah untuk meingkatkan taraf hidup masyarakat miskin di daerah

tersebut.

E. SISTEMATIKA PENULISAN

BAB I : PENDAHULUAN

Berisi latar belakang penelitian, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan

dan manfaat penelitian, lokasi dan waktu penelitian, dan sistematika

penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSATAKA

Berisi teori-teori yang berkaitan dengan penelitian.

BAB III : TINJAUAN KHUSUS

Berisi informasi dan keadaaan nyata lokasi penelitian, yaitu letak lokasi

penelitian, jumlah penduduk setempat, dan sanitasi yang akan ditinjau.

BAB IV : PEMBAHASAN

Berisi hasil dari penelitian, yakni fakta yang ditemukan di lokasi penelitian

dan pembahasan MCK dan Air bersih di lokasi tersebut.

BAB V : PENUTUP

Berisi kesimpulan dan saran dari penelitian.

BAB II

3

TINJAUAN PUSTAKA

A. SARANA DAN PRASARANA

Secara umum sarana dan prasarana adalah alat penunjang keberhasilan suatu proses

upaya yang dilakukan di dalam pelayanan publik, karena apabila kedua hal ini tidak tersedia

maka semua kegiatan yang dilakukan tidak akan dapat mencapai hasil yang diharapkan sesuai

dengan rencana.  Moenir (1992 : 119) mengemukakan bahwa sarana adalah segala jenis

peralatan, perlengkapan kerja dan fasilitas yang berfungsi sebagai alat utama/pembantu

dalam pelaksanaan pekerjaan, dan juga dalam rangka kepentingan yang sedang berhubungan

dengan organisasi kerja. Pengertian yang dikemukakan oleh Moenir, jelas memberi arah

bahwa sarana dan prasarana adalah merupakan seperangkat alat yang digunakan dalam suatu

proses kegiatan baik alat tersebut adalah merupakan peralatan pembantu maupun peralatan

utama, yang keduanya berfungsi untuk mewujudkan tujuan yang hendak dicapai.

Berdasarkan pengertian di atas, maka sarana dan prasarana pada dasarnya memiliki

fungsi utama sebagai berikut : 

Mempercepat proses pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat menghemat waktu.

Meningkatkan produktivitas, baik barang dan jasa.

Hasil kerja lebih berkualitas dan terjamin.

Lebih memudahkan/sederhana dalam gerak para pengguna/pelaku.

Ketepatan susunan stabilitas pekerja lebih terjamin.

Menimbulkan rasa kenyamanan bagi orang-orang yang berkepentingan.

Menimbulkan rasa puas pada orang-orang yang berkepentingan yang

mempergunakannya.

Untuk lebih jelasnya mengenai sarana dan prasarana yang dimaksud di atas berikut ini

akan diuraikan istilah sarana kerja/fasilitas kerja yang ditinjau dari segi kegunaan menurut

Moenir ( 2000 : 120) membagi sarana dan prasarana sebagai berikut :

Peralatan kerja, yaitu semua jenis benda yang berfungsi langsung sebagai alat

produksi untuk menghasilkan barang atau berfungsi memproses suatu barang yang

berlainan fungsi dan gunanya.

Perlengkapan kerja, yaitu semua jenis benda yang berfungsi sebagai alat pembantu

tidak langsung dalam produksi, mempercepat proses, membangkit dan menambah

kenyamanan dalam pekerjaan.

4

Perlengkapan bantu atau fasilitas, yaitu semua jenis benda yang berfungsi membantu

kelancaran gerak dalam pekerjaan, misalnya mesin ketik, mesin pendingin ruangan,

mesin absensi, dan mesin pembangkit tenaga.

B. MCK (MANDI, CUCI, DAN KAKUS)

1. PENGERTIAN MCK

MCK berfungsi untuk melayani masyarakat kurang mampu yang tidak memiliki

tempat mandi, cuci dan kakus pribadi, sehingga memiliki kebiasaan yang dianggap

kurang sehat dalam melakukan kebutuhan mandi, cuci, dan kakus. Lokasi MCK jenis ini

idealnya harus ditengah para penggunannya dengan radius sekitar 50 m. Desain MCK

sangat terkait dengan kebiasaan atau budaya masyarakat setempat sehingga desain

tersebut perlu dimusyawarahkan dengan masyarakat pengguna dengan tetap menjaga

kaidah MCK yang sehat. Komponen MCK terdiri dari: bilik MCK (bilik mandi, cuci dan

keperluan buang air besar atau kakus). Pengolahn limbah yang terdiri dari, tangki septic,

aneorobik bafel reactor, dan resapan. Pembuatan MCK wajib dilengkapi dengan:

Penyediaan air bersih

Pembuatan saluran pembuangan

Septic tank dan peresapan

2. TUJUAN MCK KOMUNAL

Tujuan dibangun MCK dengan sistem komunal di pemukiman padat adalah, sebagai

berikut: (Soenarto, 1992)

Mengkomunalkan sarana mandi, cuci, dan kakus agar limbahnya mudah dikendalikan

dan pencemaran lingkungan dapat dibatasi

Memudahkan pengadaan air bersih.

Melestarikan budaya mandi bersama, seperti di daerah asal mereka.

Kawasan yang padat penduduknya, umumnya luas rumah di bawah luas hunian baku

per jiwa. Hal ini mengakibatkan sulitnya mencari ruang untuk lokasi sumur maupun

kakus. Kawasan tersebut terutama dihuni oleh warga masyarakat yang berpenghasilan

rendah, yang cenderung tidak dapat menyisihkan sebagian pendapatannya untuk

membangun kakus atau kamar mandi sendiri. Apalagi jika mereka belum

mendapatkan penyuluhan tentang sanitasi lingkungan, yang mempunyai kaitan erat

dengan kualitas air tanah.

5

3. BILIK/ RUANG MCK

Desain bilik/ ruang MCK dilaksanakan dengan mempertimbangkan kebiasaan dan

budaya masayarakat pengguna sehingga perlu dimusyawarahkan. Hal tesebut biasanya

tekait dengan tata letak, pemisahan pengguna laki-laki dan perempuan, jenis jamban dan

lain-lain. Perlu dipertimbangkan desain untuk pengguna yang menggunakan kursi roda

(defabel). Untuk kapasitas pelayanan, semua ruangan dalam satu kesatuan dapat

menampung pelayanan pada waktu palik sibuk dan banyaknya ruang pada setiap satu

kesatuan MCK untuk jumlah pemakai tertentu tercantum pada table 2.1

Tabel 2.1 Jumlah Pengguna MCK dan Banyak Bilik yang Dibutuhkan

Jumlah PemakaiJumlah Bilik/ Ruangan

Mandi Cuci Kakus

10 – 20 2 1 2

21 – 40 2 2 2

41 – 80 2 3 4

81 – 100 2 4 4

101 – 120 4 5 4

121 - 160 4 5 6

161 - 200 4 6 6

Sumber: Tata Cara Perencanaan Bangunan MCK komunal/umum -SNI 03 - 2399 -

2002

a. Kamar Mandi

Meliputi lantai luasnya minimal 1,2 m2 (1,0 m x 1,2 m) dan dibuat tidak licindengan

kemiringan kearah lubang tempat pembuangan kurang lebih 1 %. Pintu,ukuran: lebar 0,6 - 0,8 dan

tinggi minimal 1,8 m, untuk pengguna kursi roda (defabel) digunakan lebar pintu yang sesuai dengan

lebar kursi roda. Bak mandi/ bak penampung air untuk mandi dilengkapi gayung. Bilik harus diberi

atap dan plafond yang bebas dari material asbes. (Proyek REKOMPAK – JRF, 2008).

a. Sarana Tempat Cuci

Luas lantai minimal 2,40 m2 (1,20 m x 2,0 m) dan dibuat tidak licin dengan kemiringan

kearah lubang tempat pembuangan kurang lebih 1 %. Tempat menggilas pakaian dilakukan dengan

6

jongkok atau berdiri, tinggi tempat menggilas pakaian dengan cara berdiri 0,75 m di atas lantai

dengan ukuran sekurang-kurangnya 0,60 m x 0,80 m. (Proyek REKOMPAK – JRF, 2008).

b. Kakus

1) Pengertian Jamban

Jamban keluarga didefinisikan suatu bangunan yang dipergunakan untuk membuang

tinja/kotoran manusia bagi keluarga, lazimnya disebut kakus. Penyediaan sarana pembuangan

kotoran manusia atau tinja (kakus/jamban) adalah bagian dari usaha sanitasi yang cukup penting

peranannya, khususnya dalam usaha pencegahan penularan penyakit saluran pencernaan.

Ditinjau dari sudut kesehatan lingkungan, maka pembuangan kotoran yang tidak saniter akan

dapat mencemari lingkungan, terutama dalam mencemari tanah dan sumber air (Soeparman dan

Suparmin, 2002).

Untuk blok fasilitas sanitasi toilet dengan sistem komunal/umum, disarankan bahwa 1 toilet

digunakan 25-50 orang dengan pembagian bilik terpisah antara lakilaki dan permpuan. Namun

untuk daerah dengan kepadatan tinggi (>1000 jiwa/ hektar) jumlah penduduk yang dapat

dilayani oleh 1 blok toilet adalah 200-500 jiwa.Tipe ideal taoilet untuk fasilitas sanitasi sistem

komunal adalah toilet tuang siram (jamban leher angsa), dengan jumlah air yang digunakan 15-

20 liter/orang/ hari (G.J.W de Kruijff, 1987).

Jamban dapat dibedakan atas beberapa macam, yaitu : (Azwar, 1990)

Jamban cubluk (pit privy) adalah jamban yang tempat penampungan tinjanya dibangun

dibawah tempat pijakan atau dibawah bangunan jamban. Jenis jamban ini, kotoran

langsung masuk ke jamban dan tidak terlalu dalam karena akan mengotori air tanah,

kedalamannya sekitar 1,5-3 meter (Mashuri, 1994).

Jamban empang (overhung Latrine) adalah jamban yang dibangun diatas empang,

sungai ataupun rawa. Jamban model ini ada yang kotorannya tersebar begitu saja, yang

biasanya dipakai untuk makanan ikan, ayam.

Jamban kimia (chemical toilet) adalah model jamban yang dibangun ditempattempat

rekreasi, pada transportasi seperti kereta api dan pesawat terbang dan lain-lain. Pada

model ini, tinja disenfeksi dengan zat-zat kimia seperti causticsoda dan pembersihnya

dipakai kertas tisue (toilet paper).

Jamban kimia ada dua macam, yaitu :

Tipe lemari (commode type)

Pada tipe ini terbagi lagi menjadi ruang-ruang kecil, seperti pada lemari.

Tipe tangki (tank type)

7

Pada tipe ini tidak terdapat pembagian ruangan atau dengan kata lain hanya terdiri

dari satu ruang.

Jamban leher angsa (angsa trine) adalah jamban leher lubang closet

berbentuklengkungan, dengan demikian air akan terisi gunanya sebagai sumbat

sehingga dapat mencegah bau busuk serta masuknya binatang-binatang kecil.

Jamban model ini adalah model terbaik yang dianjurkan dalam kesehatan

lingkungan (Warsito, 1996).

2) Syarat-Syarat Jamban

Jamban keluarga sehat adalah jamban yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

(Depkes RI, 2004)

Tidak mencemari sumber air minum, letak lubang penampung berjarak 10-15 meter dari

sumber air bersih,

Tidak berbau dan tinja tidak dapat dijamah oleh serangga maupun tikus,

Cukup luas dan landai/miring ke arah lubang jongkok sehingga tidak mencemari tanah

sekitarnya,

Mudah dibersihkan dan aman penggunaannya,

Dilengkapi dinding dan atap pelindungm dinding kedap air dan berwarna,

Cukup penerangan,

Lantai kedap air,

Ventilasi cukup baik,

Tersedia air dan alat pembersih.

Jarak aman antara lubang kakus dengan sumber air minum dipengaruhi oleh berbagai faktor

antara lain : (Chandra, 2007)

Topografi tanah: Topografi tanah dipengaruhi oleh kondisi permukaan tanah dan sudut

kemiringan tanah.

Faktor hidrologi: yang termasuk dalam faktor hidrologi antara lain kedalaman air tanah, arah

dan kecepatan aliran tanah, lapisan tanah yang berbatu dan berpasir. Pada lapisan jenis ini

diperlukan jarak yang lebih jauh dibandingkan dengan jarak yang diperlukan untuk daerah

yang lapisan tanahnya terbentuk dari tanah liat.

Faktor Meteorologi: di daerah yang curah hujannya tinggi, jarak sumur harus lebih jauh dari

kakus.

Jenis mikroorganisme: Karakteristik beberapa mikroarganisme ini antra lain dapat

disebutkan bahwa bakteri patogen lebih tahan pada tanah basah dan lembab. Cacing dapat

8

bertahan pada tanah yang lembab dan basah selama 5 bulan, sedangkan pada tanah yang

kering dapat bertahan selam 1 bulan.

Faktor Kebudayaan: Terdapat kebiasaan masyarakat yang membuat sumur tanpa dilengkapi

dengan dinding sumur.

Frekuensi Pemompaan: Akibat makin banyaknya air sumur yang diambil untuk keperluan

orang banyak, laju aliran tanah menjadi lebih cepat untuk mengisi kekosongan (Chandra,

2007).

3) Manfaat dan Fungsi Jamban

Jamban berfungsi sebagai pengisolasi tinja dari lingkungan. Jamban yang baik dan

memenuhi syarat kesehatan akan menjamin beberapa hal, yaitu :

Melindungi kesehatan masyarakat dari penyakit,

Melindungi dari gangguan estetika, bau dan penggunaan sarana yang aman,

Bukan tempat berkembangbiakan serangga sebagai vektor penyakit,

Melindungi pencemaran pada penyediaan air bersih dan lingkungan.

Pemeliharaan Jamban

4) Pencahayaan & Ventilasi

Pencahayaan alami diupayakan optimal agar pada siang hari pengguna MCK tidak perlu

menyalakan lampu penerangan listrik, demikian juga lubang ventilasidirancang sedemikian rupa agar

mendapatkan pergantian udara dari dua arah.

5) Bahan Bangunan

Bahan yang dapat dipergunakan adalah: kemudahan penyedian bahan bangunan, awet/

berkualitas dan mudah dilaksanakan, juga dapat diterima oleh masyarakat pemakai.

4. PENGOLAHAN LIMBAH

a. Tangki Septik Komunal

Proses pengolahan limbah domestik yang terjadi pada tangki septik adalah proses

pengendapan dan stabilisasi secara anaerobik. Tangki septik bisa dianggap sebagai proses

pengolahan awal (primer). Tangki septik tidak efektif untuk mengurangi jumlah bakteri dan virus

yang ada pada limbah domestik. Jarak antararesapan dan sumber air untuk keamanannya disyaratkan

minimal 10 m. (tergantungaliran air tanah dan kondisi porositas tanah).

9

1) Konstruksi Tangki Septik

Terdiri dari dua buah ruang. Ruang pertama merupakan ruang pengendapan

lumpur. Volume ruang pertama ini memiliki volume 40–70% dari keseluruhan

volume tangki septik. Pada ruang kedua merupakan ruang pengendapan bagi

padatan yang tidak terendapkan pada ruang pertama. Panjang ruangan pertama

dari tangki septik sebaiknya dua kali panjang ruangan kedua, dan panjang ruangan

kedua sebaiknya tidak kurang dari 1 m dan dalamnya 1,5 m atau lebih, dapat

memperbaiki kinerja tangki. Kedalaman tangki sebaiknya berkisar antara 1,0 – 1,5

m. Sedangkan celah udara antara permukaan air dengan tutup tangki (free board)

sebaiknya antara 0,3 sampai 0,5 m . Tangki septik harus dilengkapi dengan lubang

ventilasi (dipakai pipa Tee) untuk pelepasan gas yang terbentuk dan lubang

pemeriksaan yang digunakan untuk pemeriksaan kedalaman lumpur serta

pengurasan.

Gambar 2.1 Tipikal Septic Tank

Sumber: www.google.com

2) Material Tangki Septik

Material untuk tangki septik harus kedap air untuk itu material yang bisa

digunakan adalah sebagai berikut:

pasangan batu bata dengan campuran spesi 1 : 2 (semen : pasir). Material

ini sesuai untuk daerah dengan ketinggian air tanah yang tidak tinggi dan

tanah yang relatif stabil sehingga saat pelaksanaan pembuatannya tidak

sulit untuk menghasilkan konstruksi yang kedap air.

10

Beton bertulang. Material dari beton bertulang relatif sesuai untuk semua

kondisi. Pada lokasi dengan muka air tanah tinggi bisa digunakan beton

pracetak.

Material plastik atau fiberglass sangat baik dari segi karakteristik kedap

airnya namun rendah dalam kemampuan menahan tekanan samping tanah

dan yang perlu diperhatikan adalah ketinggian muka air tanah yang yang

bisa memberikan tekanan apung yang besar pada tangki jenis ini pada saat

tangki kosong.

3) Kapasitas Tangki Septik

Tabel 2.2 Jumlah Pemakai MCK dan Kapasitas Tangki Septik yang Diperlukan

Jumlah

Pengguna

(Jiwa)

Kapasitas

Tangki

Septik

(m3)

Ukuran Tangki Septik

Dalam

freeboard

(m)

Lebar (m)Panjang

(m)

10 1,0 1,8 0,60 1,20

15 1,5 0,70 1,40

20 2,0 0,80 1,60

25 2,4 0,90 1,80

30 2,9 1,00 2,00

35 3,4 1,00 2,10

40 3,9 1,20 2,30

45 4,4 1,20 2,40

50 4,8 1,30 2,60

55 5,3 1,30 2,70

60 5,8 1,40 2,80

65 6,3 1,40 2,90

70 6,8 1,50 3,00

75 7,2 1,50 3,00

80 7,7 1,60 3,20

85 8,2 1,60 3,30

90 8,7 1,70 3,40

95 9,1 1,70 3,50

11

100 9,6 1,80 3,60

110 10,5 1,80 3,75

120 11,5 1,90 3,90

130 12,4 1,90 4,00

140 12,4 2,00 4,20

` Tabel tersebut diatas dihitung berdasarkan asumsi sebagai berikut: Rata-rata lumpur terkumpul , untuk air limbah dari KM/WC. (IKK Sanitation

Improvenment Programme, 1987)= 40 l/orang/tahun Waktu pengurasan direncanakan setiap 2 tahun Air limbah yang dihasilkan (tangki septik hanya untuk menampung limbah

kakus)= 10 l/orang/hari Kedalaman tangki septik (h) + (free board/tinggi jagaan)= 1,5m + 0,3m Panjang : Lebar = 1 : 2 (disesuaikan dengan kondisi)

b. Anaerobik Bafel Reaktor

Anarobik Bafel Reaktor (Anaerobic Baffled Reactor, ABR) adalah teknologi

septic tank yang diperbaiki karena deretan dinding penyekat yang memaksa air

limbah mengalir melewatinya. Peningkatan waktu kontak dengan biomas aktif

menghasilkan perbaikan pengolahan. ABR dirancang agar alirannya turun naik seperti

terlihat pada gambar. Aliran seperti ini menyebabkan aliran air limbah yang masuk

(influent) lebih intensif terkontak dengan biomassa anaerobik, sehingga meningkatkan

kinerja pengolahan. Penurunan BOD dalam ABR lebih tinggi daripada tangki septik,

yaitu sekitar 70-95%. Perlu dilengkapi dengan saluran udara. Diperlukan sekitar 3

bulan untuk menstabilkan biomassa di awal proses.

12

Gambar 2.2 Anaerobik Bafel Reaktor

Sumber: www.google.com

1) Pemeliharaan

Pengendalian padatan/lumpur(sludge) harus dilakukan untuk setiap ruang

(kompartemen). Lumpur atau endapan harus dibuang setiap 2–3 tahun dengan

memakai truk penyedot tinja.

2) Aplikasi

Cocok untuk semua macam air limbah seperti air limbah dari

permukiman,rumahsakit, hotel/penginapan, pasar umum, rumah jagal, industri

makanan. Semakin banyak beban organik, semakin tinggi efisiensinya.

Cocok untuk lingkungan kecil. Bisa dirancang secara efisien untuk aliran

masuk (inflow) harian hingga setara dengan volume air limbah dari 1000

orang (200.000 liter/hari).

ABR terpusat (setengah-terpusat) sangat cocok jika teknologi pengangkutan

sudah ada.

Tidak boleh dipasang jika permukaan air tanah tinggi, karena perembesan

(infiltration) akan mempengaruhi efisiensi pengolahan dan akan mencemari

air tanah.

Truk tinja harus bisa masuk ke lokasi.

Digunakan pada beberapa lokasi Sanimas dan MCK di Indonesia

13

c. Peresapan

Peresapan berfunsi untuk meresapkan cairan yang keluar dari tangki septik ke

tanah secara horisontal dan vertikal melalui pori pori tanah. Material organik akan

diolah oleh bakteri yang hidup dalam tanah. Perubahan temperatur dan karakteristik

kimiawi serta persaingan makanan dengan bakteri tanah juga akan bisa

mengakibatkan bakteri dan virus yang ada dalam cairan yang keluar dari tangki septik

terbunuh. Air limbah umumnya akan meresap kedalam tanah dan akhirnya masuk ke

dalam air tanah sedangkan sebagian akan bergerak keatas akibat gaya kapiler

selanjutnya menguap serta diserap tanaman. Peresapan disini berfungsi sebagai

pengolahan sekunder dan pembuangan akhir. Jenis peresapan yang bisa digunakan

sebagai berikut:

Bidang resapan. Jenis peresapan ini dibuat dengan bentuk seperti parit (arah

horisontal atau memanjang) sehingga kelemahannya adalah memerlukan

banyak tempat, namun jenis tersebut efektifitasnya lebih tinggi dibanding

sumur resapan.

Sumur peresapan. Jenis peresapan ini dibuat dengan bentuk sumur (arah

vertikal), dengan dinding yang bisa meresapkan air (dinding berlubang)

dengan dasar tanah (tanpa perkerasan). Jenis ini digunakan jika ketersediaan

tanah tidak memungkinkan dibuat bidang resapan dan kedalaman muka air

tanah tertinggi(saat musim hujan) minimal 1,5 m. dari dasar sumur resapan.

1) Bidang Peresapan

a) Komponen dan Konstruksi Bidang Peresapan

Bidang resapan terdiri dari, pipa PVC diameter 4” (100mm) berlobang yang

berfungsi menyebarkan/mendistribusikan cairan, yang diletakkan dalam parit

dengan lebar 60 cm – 90 cm. Pipa berlobang ditempatkan dan dikubur dengan

kerikil selanjutnya berturut turut keatas adalah lapisan ijuk untuk mencegah

material halus masuk ke kerikil, lapisan pasir untuk mencegah bau dan

pertumbuhan akar tanaman agar tidak mencapai kerikil dan pipa, lapisan tanah

secukupnya untuk mengurangi infiltrasi air hujan. Berikut gambar tipikal bidang

resapan. Untuk bidang resapan yang terdiri dari lebih dari 1 lajur maka jarak

minimum antar lajur adalah 150 cm. Pipa harus diletakkan 5 – 15 cm dari

permukaan agar air limbah tidak naik keatas. Parit ini harus digali dengan panjang

tidak lebih dari 20 meter

14

b) Luas Bidang Peresapan

Luas bidang resapan ditentukan oleh besarnya aliran dari tanki septik dan

kecepatan perkolasi/peresapan tanah yang besarnya tergantung jenis tanah

sebagaimana table dibawah.

Tabel 2.3 Jenis Tanah dan Kapasitas Peresapan

Jenis TanahTipikal Kapasitas Peresapan/ Hari

Liter/m2Lempung dengan sedikit air 40 – 60Lempung dengan sedikit lebih banyak pasir dari di atas.

60- 80

Lempung kepasiran 100Pasir halus 160Pasir kasar/ kerikil 200

Kapasitas peresapan air akan lebih baik atau lebih akurat jika ditentukan

dengan tes perkolasi.

2) Sumur Resapan

a) Konstruksi Sumur Resapan

Secara umum sumur resapan lebih sederhana dibanding dengan bidang

resapan sebagaimana terlihat dalam gambar tipikal dibawah. Sumur Resapan bisa

dibiarkan kosong dan dilapisi dngen bahan ynag bisa menyerap (untuk penopang

dan mencegah longsor), atau tidak dilapisi dan diisi dengan batu dan kerikil kasar.

Batu dan kerikil akan menopang dinding agar tidak runtuh, tapi masih

memberikan ruang yang mencukupi untuk air limbah. Dalam kedua kasus ini,

lapisan pasir dan krikil halus harus disebarkan diseluruh bagian dasar untuk

membantu penyebaran aliran. Kedalaman sumur resapan harus 1,5 dan 4 meter,

tidak boleh kurang dari 1,5 meter diatas tinggi permukaan air tanah, dengan

diameter 1,0 – 3,5 meter. Sumur ini harus diletakkan lebih rendah dan paling tidak

15 meter dari sumber air minum dan sumur. Sumur resapan harus cukup besar

untuk menghindari banjir dan luapan air. Kapasitas minimum sumur resapan

haraus mampu menampung semua air limbah yang dihasilkan dari satu kegiatan

mencuci atau dalam satu hari, volume manapun yang paling besar.

15

Gambar 2.3 Tipikal Sumur Resapan

Sumber: www.google.com

C. AIR BERSIH

1. PENGERTIAN AIR BERSIH

Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan akan

menjadi air minum setelah dimasak terlebih dahulu. Sebagai batasnya, air bersih adalah

air yang memenuhi persyaratan bagi sistem penyediaan air minum, dimana persyaratan

yang dimaksud adalah persyaratan dari segi kualitas air yang meliputi kualitas fisik,

kimia, biologis, dan radiologis sehingga apabila dikonsumsi tidak menimbulkan efek

samping (Permenkes No. 416/Menkes/Per/IX/1990). Persyaratan tersebut juga

memperhatikan pengamanan terhadap sistem distribusi air bersih dari instalasi air bersih

sampai pada konsumen (Tim Surkesmas Laporan Data Susenas tahun 2001, Badan

Litbang Kesehatan. Jakarta. 2002).

Untuk konsumsi air minum menurut departemen kesehatan, syarat-syarat air

minum adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak mengandung logam

berat. Walaupun air dari sumber alam dapat diminum oleh manusia, terdapat risiko

bahwa air ini telah tercemar oleh bakteri (misalnya Escherichia coli) atau zat-zat

berbahaya. Walaupun bakteri dapat dibunuh dengan memasak air hingga 100 °C, banyak

zat berbahaya, terutama logam, tidak dapat dihilangkan dengan cara ini.

2. SUMBER AIR BERSIH

16

a. Sungai

Rata-rata lebih dari 40.000 kilometer kubik air segar diperoleh dari sungai-

sungai di dunia. Ketersediaan ini (sepadan dengan lebih dari 7.000 meter kubik untuk

setiap orang) sepintas terlihat cukup untuk menjamin persediaan yang cukup bagi

setiap penduduk, tetapi kenyataannya air tersebut seringkali tersedia di tempat-

tempat yang tidak tepat. Sebagai contoh air bersih di lembah sungai Amazon

walupun ketersediaannya cukup, lokasinya membuat sumber air ini tidak ekonomis

untuk mengekspor air ke tempat-tempat yang memerlukan.

b. Curah hujan

Dalam pemanfaatan hujan sebagai sumber dari air bersih, individu perorangan/

berkelompok/ pemerintah biasanya membangun bendungan dan tandon air yang

mahal untuk menyimpan air bersih di saat bulan-bulan musim kering dan untuk

menekan kerusakan musibah banjir.

c. Sambungan air bersih PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum)

Perusahaan air minum yang dikelola negara secara modern sudah ada sejak

jaman penjajahan Belanda pada tahun 1920an dengan nama Waterleiding sedangkan

pada pendudukan Jepang perusahaan air minum dinamai Suido Syo. Sumber air dari

PDAM diteruskan kepada masyarakat melalui pipa air bersih yang selanjutnya akan

dikenakan biaya kepada penggunanya.

d. Air tanah

Sumber air bersih yang berasal dan air tanah, lokasinya minimal 11 m dari

sumber pengotoran sumber air bersih dan pengambilan air tanah dapat berupa :

sumur bor : sekeliling sumur harus terbuat dan bahan kedap air selebar minimal

1,20 m dan pipa selubung sumur harus terbuat dari lantai kedap air sampai

kedalaman minimal 2,00 m dari permukaan lantai

sumur gali : sekeliling sumur harus terbuat dari lantai rapat air selebar minimal

1,20 m dan dindingnya harus terbuat dari konstruksi yang aman, kuat dan kedap

air sampai ketinggian ke atas 0,75 m dank e bawah minimal 3,00 m dari

permukaan lantai.

3. SYARAT AIR BERSIH

17

Ada beberapa persyaratan yang perlu diketahui mengenai kualitas air baik secara

fisik, kimia, maupun mikrobiologi. Berikut syaratnya.

a. Syarat fisik

Air harus bersih dan tidak keruh

Tidak berwarna apapun

Tidak berasa apapun

Tidak berbau apapaun

Suhu antara 10 – 25 C

Tidak meninggalkan endapan

b. Syarat kimiawi

Tidak mengandung bahan kimiawi yang bersifat racun

Tidak mengandung zat kimiawi yang berlebihan

Cukup yodium

pH air antara 6,5 – 9,2

c. Syarat mikrobiologi

Tidak mengandung kuman-kuman penyakit seperti, tipus, kolera, dan bakteri

pathogen penyebab penyakit. Standar mutu air ini akan menentukan besar kecilnya

investasi dalam pengadaan air bersih, baik instalasi penjernihan air dan biaya operasi

serta pemeliharaannya. Sehingga semakin jelek kualitas air, maka semakin berat

beban masyarakat untuk membayar air bersih.

Dalam penyediaan air bersih yang layak untuk dikonsumsi oleh masyarakat

banyak mengutip Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 173/Men. Kes/Per/VII/1977,

penyediaan air harus memenuhi kuantitas dan kualitas, yaitu:

Aman dan higienis

Baik dan layak minum

Tersedia dalam jumlah cukup

Haraga relative murah dan terjangkau oleh masyarakat

4. PENYALAHGUNAAN DAN PENCEMARAN AIR

18

Sumber-sumber air bersih ini biasanya terganggu akibat penggunaan dan

penyalahgunaan sumber air seperti:

Pertanian

Penghamburan air akibat ketiadaannya penyaluran air yang baik pada lahan

yang diairi dengan irigasi (untuk penghematan dalam jangka pendek) dapat berakibat

terjadinya kubangan dan penggaraman yang akhirnya dapat menyebabkan hilangnya

produktivitas air dan tanah.

Industri

Walaupun industri menggunakan air jauh lebih sedikit dibandingkan dengan

irigasi pertanian, namun penggunaan air oleh bidang industri mungkin membawa

dampaknya yang lebih parah dipandang dari dua segi. Pertama, penggunaan air bagi

industri sering tidak diatur dalam kebijakan sumber daya air nasional, maka

cenderung berlebihan. Kedua, pembuangan limbah industri yang tidak diolah dapat

menyebabkan pencemaran bagi air permukaan atau air bawah tanah, seihingga

menjadi terlalu berbahaya untuk dikonsumsi. Air buangan industri sering dibuang

langsung ke sungai dan saluran-saluran, mencemarinya, dan pada akhirnya juga

mencemari lingkungan laut, atau kadang-kadang buangan tersebut dibiarkan saja

meresap ke dalam sumber air tanah tanpa melalui proses pengolahan apapun.

Kerusakan yang diakibatkan oleh buangan ini sudah melewati proporsi volumenya.

Banyak bahan kimia modern begitu kuat sehingga sedikit kontaminasi saja sudah

cukup membuat air dalam volume yang sangat besar tidak dapat digunakan untuk

minum tanpa proses pengolahan khusus.

Eksploitasi sumber-sumber air secara masal oleh rumah tangga.

Di negara berkembang: Di beberapa tempat di negara bagian Tamil

Nadu di India bagian selatan yang tidak memiliki hukum yang mengatur

pemasangan penyedotan sumur pipa atau yang membatasi penyedotan air tanah,

permukaan air tanah anjlok 24 hingga 30 meter selama tahun 1970-an sebagai

akibat dari tak terkendalikannya pemompaan atau pengairan. Pada sebuah

konferensi air di tahun 2006 wakil dari suatu negara yang kering melaporkan

bahwa 240.000 sumur pribadi yang dibor tanpa mengindahkan kapasitas jaringan

sumber air mengakibatkan kekeringan dan peningkatan kadar garam.

Di negara maju seperti Amerika Serikat seperlima dari seluruh tanah irigasi di AS

tergantung hanya pada jaringan sumber air (Aquifer) Agallala yang hampir tak

pernah menerima pasok secara alami. Selama 4 dasawarsa terakhir terhitung dari

19

tahun 2006, sistem jaringan yang tergantung pada sumber ini meluas dari 2 juta

hektar menjadi 8 juta, dan kira-kira 500 kilometer kubik air telah tersedot.

Jaringan sumber ini sekarang sudah setengah kering kerontang di bawah sejumlah

negara bagian. Sumber-sumber air juga mengalami kemerosotan mutu, di samping

pencemaran dari limbah industri dan limbah perkotaan yang tidak diolah, seperti

pengotoran berat dari sisa-sisa dari lahan pertanian. Misalnya, di bagian barat AS,

sungai Colorado bagian bawah sekarang ini demikian tinggi kadar garamnya

sebagai akibat dari dampak arus balik irigasi sehingga di Meksiko sudah tidak

bermanfaat lagi, dan sekarang AS terpaksa membangun suatu proyek besar untuk

memurnikan air garam di Yuma, Arizona, guna meningkatkan mutu sungainya.

Situasi di wilayah perkotaan jauh lebih jelek daripada di daerah sumber dimana

rumah tangga yang terlayani terpaksa merawat WC dengan cara seadanya karena

langkanya air, dan tanki septik membludak karena layanan pengurasan tidak dapat

diandalkan, atau hanya dengan menggunakan cara-cara lain yang sama-sama tidak

tuntas dan tidak sehat. Hal ini tidak saja mengakibatkan masalah bagi

penggunanya sendiri, tetap juga sering berbahaya terhadap orang lain dan

merupakan ancaman bagi lingkungan karena limbah mereka lepas tanpa proses

pengolahan.

5. AKIBAT KETIADAAN AIR BERSIH

Ketiadaan air bersih mengakibatkan:

Penyakit diare. Di Indonesia diare merupakan penyebab kematian kedua terbesar

bagi anak-anak dibawah umur lima tahun. Sebanyak 13 juta anak-

anak balita mengalami diare setiap tahun. Air yang terkontaminasi dan pengetahuan

yang kurang tentang budaya hidup bersih ditenggarai menjadi akar permasalahan ini.

Sementara itu 100 juta rakyat Indonesia tidak memiliki akses air bersih.

Penyakit cacingan.

Kemiskinan. Rumah tangga yang membeli air dari para penjaja membayar dua kali

hingga enam kali dari rata-rata yang dibayar bulanan oleh mereka yang mempunyai

sambungan saluran pribadi untuk volume air yang hanya sepersepuluhnya.

20

BAB III

TINJAUAN KHUSUS

KELURAHAN BALANG BARU

A. LOKASI

1. KOTA MAKASSAR

Kota Makassar adalah sebuah kotamadya dan sekaligus ibukota provinsi

Sulawesi Selatan. Kotamadya ini adalah kota terbesar di Indonesia Timur. Makassar

21

terletak pada 5°8′LU   119°25′BT dan Makassar berada di pesisir barat daya

pulau Sulawesi, berhadapan dengan Selat Makassar. Makassar berbatasan

dengan Selat Makassar di sebelah barat, Kabupaten Kepulauan Pangkajene di sebelah

utara, Kabupaten Maros di sebelah timur dan Kabupaten Gowa di sebelah selatan.

Makassar memiliki 1.334.090 penduduk, dengan luas area 175,77 km2. Kota

Makassar juga memiliki empat belas kecamatan, yaitu Biringkanaya, Bontoala,

Makassar, Mamajang, Manggala, Mariso, Panakukang, Rappocini, Tallo, Tamalanrea,

Tamalate, Ujung Pandang, Ujung Tanah, dan Wajo. Masing-masing kecamatan ini

juga memiliki kelurahan atau desa. Tercatat dari BPS 2012 ada 143 kelurahan di kota

Makassar.

Gambar 3.1 Peta Kota Makassar

Sumber: www.google.com

Kota Makassar telah mengalami perkembangan pesat. Salah satunya tampak

dari perkembangan kota dengan penyebaran luas lahan untuk pemukiman yang

semakin menyebar ke pinggiran kota, misalnya Maros, Gowa, dan Kota Baru

(Tanjung Bunga).

2. KECAMATAN TAMALATE

Kecamatan Tamalate merupakan salah satu dari empat belas kecamatan di

kota Makassar. Kecamatan ini terletak di sebelah selatan kota Makassar. Kecamatan

22

Tamalate terdiri dari sepuluh kelurahan dengan luas wilayah 20,21 km². Dari  luas

wilayah tersebut tercatat bahwa Kelurahan Barombong memiliki wilayah  terluas

yaitu 7,34 km², terluas kedua adalah  Kelurahan  Tanjung Merdeka dengan luas

wilayah  3,37 km², sedangkan yang paling kecil luas wilayahnya adalah Kelurahan

Bungaya  yaitu 0,29 km².

Gambar 3.2 Peta Kecamatan Tamalate

Sebanyak tiga kelurahan di Kecamatan Tamalate merupakan daerah pantai dan

tujuh kelurahan lainnya merupakan daerah bukan pantai dengan topografi dibawah

500 meter dari permukaan laut. Menurut jaraknya, letak masing-masing kelurahan ke

ibukota kecamatan bervariasi antara 1-2 km (Maccini Sombala dan Balang Baru),

antara 3-4 km (Jongaya dan Parang Tambung), kelurahan lainnya berjarak 5-10 km.

Kecamatan inilah yang langsung berbatasn dengan kabupaten Gowa.

23

3. KELURAHAN BALANG BARU

Balang Baru merupakan salah satu kelurahan di kecamatan Tamalate. Luas

kelurahan ini adalah 1,18 km2. Balang Baru sendiri memiliki 10 RW dan 53 RT.

Berdasarkan Peta yang ada, kelurahan Balang Baru terletak di antara

kelurahan-kelurahan yang ada pada kecamatan Tamalate. Berikut penggambarannya:

Sebelah utara : kelurahan Jongaya

Sebelah selatan: kabupaten Gowa

Sebelah timur : kelurahan Parang Tambung

Sebelah barat : kelurahan Kunjung Mae dan kelrahan Macini Sombala

Gambar 3.3 Peta Kelurahan Balang Baru

B. PENDUDUK

Kota Makassar tergolong salah satu kota terbesar di Indonesia dari aspek

pembangunannya dan secara demografis dengan berbagai suku bangsa yang menetap di

kota ini. Suku yang signifikan jumlahnya di kota Makassar adalah suku

Makassar, Bugis, Toraja, Mandar, Buton, Jawa, dan Tionghoa.

Dari data 2011 tercatat jumlah penduduk kota Makassar sebanyak 1.334.090 jiwa.

Dengan asumsi pertambahan penduduk setiap tahun naik 10%. Penduduk kota Makassar

24

juga bervariatif, dari segi sosial, budaya, dan politik. Dari segi budaya, tercatat tiga suku

yang mendominasi di kota Makassar, yaitu suku Makassar, suku Toraja, dan suku Bugis.

Dari data yang ada, jumlah penduduk miskin di kota Makassar cukup banyak dan naik

36% dari tahun 2011 ke tahun 2012. Sehingga tercatat di tahun 2011, jumlah penduduk

miskin di kota Makassar 62.192 KK, sedangkan pada tahun 2012 tercatat 92.719 KK.

Penduduk kecamatan Tamalate tercatat 172.506 jiwa. Dengan jumlah penduduk

miskin di tahun 2010 sebanyak 34.352 jiwa. Kecamatan ini merupakan kecamatan

termiskin di kota Makassar. (Lihat Tabel 3.1)

Sedangkan kelurahan Balang Baru sendiri memiliki 16.679 jiwa dengan jumlah laki-

laki 8.212 jiwa dan perempuan 8.468 jiwa. Sedangkan penduduk miskin 5.204 jiwa,

dengan 1.408 KK (sumber: PNPM Mandiri 2010). Dari table 3.2 Kelurahan Balang Baru

memiliki luas 1,18 km2 dan jumlah rumah tangga adalah 3365 KK.

Berdasarkan agama, penduduk di kelurahan Balang Baru menganut agama Islam,

Kristen, Katholik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Penduduk beragama Islam berjumlah

15.485 jiwa, Kristen 383 jiwa, Katholik 289 jiwa, Hindu 11 jiwa, Buddha 9 jiwa, dan

Konghucu 20 jiwa.

Tabel 3.2 Data Penduduk Kelurahan Tamalate

KODE WILAYAH

KELURAHANLUAS(km2)

PENDUDUK

(jiwa)

RUMAH TANGGA

LAKI-LAKI(jiwa)

PERMPUAN(jiwa)

001 BAROMBONG 7,34 11683 2616 5768 5915

002TANJUNG MERDEKA

3,37 8828 1846 4382 4446

003MACINI

SOMBALA2,04 19349 4358 9864 9484

004BALANG

BARU1,18 16679 3365 8212 8468

005 JONGAYA 0,51 14170 3316 7062 7108006 BONGAYA 0,29 8560 1881 4132 4428

007PA’BAENG

BAENG0,53 18250 4263 9167 9084

008 MANURUKI 1,54 11504 3042 5826 5678

009PARANG

TAMBUNG1,38 35809 8194 17758 18051

010 MANGASA 2,03 27674 8810 13109 14565sumber: Makassar Dalam Angka Tahun 2012

C. SANITASI DAN AIR BERSIH

25

Berikut data sanitasi kota Makassar yang bersumber dari data Dinas Pekerjaan Umum

kota Makassar.

Tabel 3.3 Sumber Air Bersih Penduduk

No.

KecamatanJumlah KK

Sumber Air Bersih Penduduk ( dalam KK / % )

PDAM

Sumur Dangk

l

Sumur

Dalam

Mata Air/Sunga

i

Membeli Air

Lainnya

1 Mariso 11294 13349 1742 169 1622 Mamajang 11795 8419 8883 Tamalate 33629 27809 3096 18 44 Rappocini 29679 14643 3275 10625 Makassar 16104 14094 2848

6Ujung

Pandang6706

7 Wajo 7013 6417 806 118 Bontoala 12792 13830 706 216 4

9Ujung Tanah

6517 2717 193

10 Tallo 6621

11Panakkukan

g29486 22355 4051 21 30 12

12 Manggala 23861 575 21,75 3,25

13Biringkanay

a35684

14 Tamalanrea 32727 19204 1558 1191 5 12Kota

Makassar263908

143412

18992 2691,3 0 394 28

sumber: sanitasimakassar.blogspot.com

Dari table 3.3 dapat diketahui bahwa sebagian besar kepala keluarga menggunakan air dari PDAM sebagai sumbet air bersih. Dari data sebanyak 27.809 KK menggunkan iar PDAM, sedangkan sisanya 3.096 KK menggunakan sumur dangkal, 18 KK menggunakan sumur dalam, dan 4 KK membeli air bersih.

Tabel 3.4 Jumlah Sarana Air Bersih

No.

Kecamatan Jumlah KK

Jumlah Sarana Sumber Air Bersih ( Unit )Sambungan

PDAM

Tower /

Reser

Sumur dangkl

Sumur Bor

Umum

Sumur Bor

Pribadi

Mata Air/Sungai

Depo Lainnya

26

voir1 Mariso 11294 3924 1574 13 62 Mamajang 11795 143 Tamalate 33629 594 Rappocini 29679 20 87 495 Makassar 16104 76

6Ujung

Pandang6706 4985 319 0

7 Wajo 7013 5825 806 198 Bontoala 12792 8805 1 542 390 219 Ujung Tanah 6517 1485 322 010 Tallo 6621 5059 274

11 Panakkukang 29486 19286 2 3618 10 5 15 4

12 Manggala 23861 23062 10 526 71 207 3513 Biringkanaya 3568414 Tamalanrea 32727 19002 2 880 939 84 3

Kota Makassar

263908 91433 35 8265 503 1815 0 378 7

sumber: sanitasimakassar.blogspot.com

Dari 33.629 KK, terdapat 59 KK yang menggunakan depo sebagai sarana sumber air

bersih. Di Kecamatan Tamalate sendiri terdapat fasilitas MCK yang sesuai standar. Dalam

arti, jumlah unit limbag tinja sebanding dengan jumlah KK pengguna. Dari 118 KK

pengguna MCK Umum ada enam unit MCK, untuk 100 KK pengguna IPAL Komunal

terdapat satu unit IPAL Komunal, dan untuk 118 KK pengguna tangki septic terdapat enam

unit tangki septic bersama. Hanya saja, tidak terdapat saluran pembuangan limbah mandi,

cuci, dan dapur. (Lihat Tabel 3.5)

BAB IV

PEMBAHASAN

A. MASYARAKAT DI KELURAHAN BALANG BARU

27

Sebagian besar masyarakat di kelurahan Balang Baru merupakan masyarakat

ekonomi rendah. Dari data yang didapatkan, ada sekitar 1.408 KK yang merupakan

masyarakat dengan ekonomi rendah. Masyarakat ini umumnya berkumpul pada satu

kawasan, yang menyebabkan kawasan ini tampak kumuh. Tempat tinggal masyarakat

MBR di kelurahan Balang Baru, banyak terdapat di RW 09.

Namun, kelas social menengah dan atas juga ada di kelurahan ini. Hal ini dapat dilihat

dari bentuk rumah yang lebih mencolok dibandingkan masyarakat lain disekitarnya. Dari

warga kelas menengah ini, masyarakat MBR mendapatkan air bersih (akan dibahas

selanjutnya).

Karena tingkat ekonomi yang rendah, banyak pemuda usia produktif menjadi

pengganguran. Mereka lebih senang untuk berkumpul atau melakukan hal-hal yang tidak

berguna daripada bekerja mencari nafkah. Walaupun demikian, semua anak-anak usia

sekolah tetap bersekolah, terlebih lagi terdapat sebuah sekolah dasar di RW ini.

1. UMUR

Dari 16.679 jiwa terdapat laki-laki 8.212 jiwa dan perempuan 8.468 jiwa.

Masing-masing terbagi dalam kelompok umur dengan batas lima tahun. (lihat table

4.1).

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk berdasarkan kelompok Umur dan Jenis Kelamin di

Kelurahan Balang Baru Tahun 2011

Kelompok

Umur

Jenis KelaminJumlah

Laki-Laki Perempuan

0-4

5-9

10-14

15-19

20-24

25-29

30-34

45-39

40-44

45-49

869

892

870

912

919

729

612

539

506

418

829

820

870

933

970

740

682

643

568

394

1698

1712

1740

1844

1889

1469

1294

1182

1074

812

28

50-54

55-59

60-64

>65

356

206

190

194

352

207

193

267

709

413

383

460

Jumlah 8212 8464 16680

Sumber: BPS tahun 2011

Jumlah usia wajib belajar adalah 5.296 jiwa. Penilaian ini diambil dari jumlah

penduduk usia dua hingga sembilan belas tahun. Untuk usia produktif, yaitu 15 tahun

sampai 64 tahun. Untuk penduduk kelurahan Balang Baru sendiri, usia produktif

berjumlah 11.069 jiwa.

2. HUNIAN

Bentuk rumah dari MBR sebagian besar semipermanen. Baik telah berdiri

dengan dinding bermaterial dari batu bata, maupun dengan dinding bermaterial seng.

Status sosial mempengaruhi bentuk rumah di dan fasilitas hidup yang dimiliki. Bagi

masyarakat dengan status social menengah ke atas telah memiliki rumah permanen

dan layak huni.

gambar 4.1 a. rumah keluarga menegah, b. rumah keluarga miskin, c. rumah keluarga kaya

Sedangkan untuk kepemilikan tanah, ada yang milik pribadi, ada membangun

di tanah orang lain, dan juga ada yang mengontrak.

3. PENDIDIKAN

29

Dari data yang ada, terdapat dua belas sekolah di kelurahan Balang Baru, baik

negeri maupun swasta. Di Balang Baru terdapat satu TK dengan tiga kelas, 73 murid,

dan enam guru, terdapat enam SD negeri dengan 39 kelas, 2714 murid, dan 103 guru,

terdapat pula satu SD swasta dengan enam kelas, 140 murid, dan sembilan guru,

terdapat juga satu SMP swasta dengan tujuh kelas, dan terdapat tiga SMA swasta

dengan 21 kelas. Murid dan guru tidak hanya berdomisili di kelurahan Balang Baru,

tetapi di seluruh kota Makassar.

Berdasarkan kenyataan yang ada, pendidikan tertinggi sebagian besar

masyarakat di kelurahan Balang Baru adalah SMA. Masyarakat berpenghasilan

rendah lebih mengutamakan mendapat uang untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-

hari dibandingkan bersekolah ke perguruaan tinggi.

4. PENGHASILAN

Penduduk berpenghasilan rendah di kelurahanBalang Baru memiliki mata

pencaharian beragam, seperti tukang becak, nelayan, dan pekerja serabutan. Untuk

memenuhi kebutuhan hidup, mereka harus bekerja keras. Dari kerja keras, sehari

mereka dapat membawa pulang uang sekitar dua puluh ribu rupiah sehari. Selain itu,

mereka juga mencari uang tambahan dengan membuka warung-warung kecil di

rumah mereka.

B. MCK DI KELURAHAN BALANG BARU

Keberadaan MCK di RW 09, kelurahan Balang Baru, dimiliki baik secara pribadi

maupun secara komunal. Secara pribadi, berada di rumah warga masing-masing,

sedangkan secara komunal berada di lingkungan tempat tinggal.

Awalnya, MBR yang tidak memiliki MCK pribadi melakukan kegiatan MCK di

sungai. Sungai ini terletak di belakang lingkungan ini. Khususnya kakus yang dimiliki

secara komunal keberdaannya sangat memprihatinkan. Sedangkan kegiatan cuci dan

mandi dilakukan di rumah masing-masing, dimana sumber airnya dibeli atau diambil di

sember-sumber air yang ada

1. MCK PRIBADI

a. Kamar Mandi Pribadi

Secara umum, masyarakat menengah ke atas di kelurahan Balang Baru

memiliki fasilitas MCK pribadi, juga dengan sebagian kecil masyarakat

30

berpenghasilan rendah di kelurahan ini. Kamar mandi di rumah masyarakat

menengah ke atas telah masuk dalam kategori sehat dengan area mandi, kakus,

area cuci piring dan pakaian yang sesuai standar.

gambar 4.2 a. kamar mandi masyarakat MBR, b. kamar mandi sederhana masyarakat menegah

Ukuran kamar mandi mereka paling kecil berukuran 1,5 m x 2 m dan tempat

cuci piring dan pakaian yang berbeda dengan kamar mandi. Tetapi berbeda

dengan kamar mandi kecil yang dimiliki masyarakat berpenghasilan, ukuran

kamar mandi ada yang hanya 1 m x 1 m, dan semua kegiatan MCK dilakukan di

kamar mandi tersebut.

b. Air Bersih

Untuk setiap MCK pribadi sebagian besar telah dilengkapi dengan

ketersediaan air bersih sebagai kebutuhan pokok. Ada langsung dari PDAM, dari

air tanah, maupun membeli air tersebut.

Keberadaan air bersih secara pribadi bagi tiap-tiap rumah belum dirasakan

oleh semua masyarakat berpenghasilan rendah di kelurahan Balang Baru. Karena

sebagian besar dari MBR tersebut harus membeli air bersih, mengambil di

penampungan PDAM, atau meneruskan selang ke rumah mereka masing-masing

dari rumah warga lainnya/ tetangga mereka.

2. MCK KOMUNAL

a. Kamar Mandi dan Ruang Cuci Komunal

Dua buah kamar mandi komunal berdiri di kelurahan Balang Baru sebagai

fasilitas MCK bagi MBR yang tidak memiliki kamar mandi sendiri. Kamar mandi

31

ini telah menyediakan air bersih untuk kegiatan MCK. Air bersih sendiri

bersumber dari PDAM dengan dua reservoir di atas kamar mandi.

Keberadaan MCK ini memiliki tujuan mengkomunalkan sarana mandi, cuci,

dan kakus agar limbahnya mudah dikendalikan dan pencemaran lingkungan dapat

dibatasi, memudahkan pengadaan air bersih, melestarikan budaya mandi bersama,

seperti di daerah asal mereka, dan mendidik masyarakat berpeghasilan rendah

mengenai pentingnya MCK yang sehat.

gambar 4.3 kamar mandi komunal

Keberadaan MCK komunal ini sangat membantu warga dalam

memenuhi kebutuhan MCK mereka. Ukuran kamar mandi ini juga sesuai

dengan standar yang diterapkan pemerintah, yaitu 1 m x 1,2 m. Selain kamar

mandi, MCK komunal ini juga dilengkapi dengan fasilitas cuci bersama yang

juga sesuai standar, yaitu tidak licin dan dekat dengan sumber air PDAM.

b. Tangki Septik

Kamar mandi komunal ini dilengkapi dengan jamban di masing-masing bilik

kamar mandi. Pengolahan limbah ini diteruskan ke tangki septic yang berada di

bawah tanah. Tanki septik ini berada pada kedalam 1,8 m dari permukaan tanah.

32

Tangki septik ini memiliki dari dua buah ruang. Ruang pertama merupakan

ruang pengendapan lumpur. Volume ruang pertama ini memiliki volume 40–70%

dari keseluruhan volume tangki septik. Pada ruang kedua merupakan ruang

pengendapan bagi padatan yang tidak terendapkan pada ruang pertama. Ukuran

tangki septic ini sekitar 1,8 m x 3,6 m. Material dari tangki septic ini adalah

pasangan batu bata, beton bertulang, dan fiber glass.

c. Air Bersih

Untuk MCK komunal, telah dilengkapi dengan sarana air bersih. Dari MCK

itu terdapat dua reservoir atas. Reservoir ini yang akan mengalirkan air sebagai ke

kamar mandi komunal dan ke tempat cuci. Untuk memperoleh air bersih dari

MCK komunal ini tidak sulit lagi, karena telah dilengkapi dengan dua buah kran

air yang terletak di luar kamar mandi.

Namun, keberadaan kamar mandi komunal ini belum memadai. Hal ini terjadi

karena, hanya ada di satu lokasi kamar mandi komunal, sedangkan sepanjang

tanggul patompo banyak warga yang tidak memiliki MCK pribadi. Berdasarkan

pereturan pemerintah, fasilitas MCK komunal harus berjarak sekitar lima puluh

meter dari rumah warga. Dan hal ini belum terealisasi.

C. SUMBER AIR BERSIH BALANG BARU

Di Kelurahan Balang Baru, terdapat beberapa sumber air bersih, yaitu PDAM, sumur,

dan air tampungan.

1. AIR BERSIH DARI PDAM

Salah satu sumber air bersih di kelurahan Balang Baru adalah air yang

bersumber dari PDAM. Air bersih ini disalurkan melalui pipa-pipa saluran air bersih

yang ada di rumah warga sendiri. Tetapi tidak semua warga memiliki pipa saluran air

bersih di rumah masing-masing, hal ini dialami oleh masyarakat berpenghasilan

rendah di keluarahan Balang Baru

33

Gambar 4.4 a. pipa air PDAM, b. penampungan air PDAM

Seperti di RW 09, banyak cara warga untuk mendapat air dari PDAM. Warga

yang aliran air PDAM tidak dilalui air tersebut melakukan berbagai upaya, seperti

menggunakan selang dari sumber air PDAM menuju ke rumah warga, pembelian air

bersih, dan mengambil sendiri dari penampungan air PDAM di sekitar rumah mereka.

Air bersih dari PDAM mereka fungsikan untuk memasak dan sebagai air minum.

2. AIR BERSIH DARI SUMUR

Sumur di kelurahan Balang Baru menjadi hal penting untuk memenuhi

kebutuhan air bersih masyarakat. Sumur tersebut digunakan sebagi sumber air bersih.

Gambar 4.5 sumur

Beberapa warga, khususnya warga kelas menegah memiliki sumur air tanah

sendiri. Dari sumur inilah warga MBR mengambil air. Air dari sumur ini,

difungsikan sebagai air untuk cuci dan mandi.

34

3. AIR BERSIH DARI AIR TANAH

Sudah menjadi kebutuhan pokok sebuah mesin air tanah. Sebagian rumah dari

kelas menengah dan atas memiliki mesin ini untuk memenuhi kebutuhan akan air

bersih. Karena tidak bisa dipungkiri susahnya aliran air bersih dari PDAM menjadi

salah satu factor penggunaan air tanah.

Masyarakat berpenghasilan rendah di Balang Baru tidak memiliki mesin untuk

air tanah. Sehingga mereka tidak menggunakan air tanah sebagai sumber air bersih.

Jika mereka tidak memiliki saluran air bersih, untuk keperluan minum dan mencuci

sayuran mereka membeli air bersih dengan harga lima ratus rupiah per jergen.

Walaupun sangat memprihatinkan, untuk mengatasi masalah air bersih di Balang

Baru, khususnya di RW 09, pemerintah belum melakukan tindakan yang maksimal

dan berdampak bagi MBR di kelurahan ini.

D. UPAYA PEMERINTAH UNTUK MENGADAKAN MCK DAN AIR BERSIH

1. MCK KOMUNAL

Pemerintah telah melakukan kegiatan swadaya khususnya PSU (prasaran,

sarana, dan utilitas) di kelurahan Balang Baru. Salah satu yang telah terealisasi adalah

keberadaan kamar mandi komunal. MCK komunal ini belum dapat difungsikan sebab

baru selesai dari tahap pembangunan sekitar sebulan yang lalu.

Yang masih menjadi masalah adalah pembuangan air kotor dari kegiatan

mandi dan cuci. Saluran ini masih belum jelas diarahkan ke mana, baik ke kanal

ataupun ke tanggul. Tetapi dalam perencanaan pemerintah sendiri, akan menjadikan

tanggul sebagai sumber air baku di kota Makassar. Oleh karena itu, bila masalah ini

belum terselesaikan, maka akan menimbulkan masalah baru bagi masyarakat

setempat, khususnya yang menggunakan MCK komunal ini.

2. SALURAN AIR KOTOR

Saat ini, sedang berlangsung pengerjaan pemasangan pipa saluran air kotor.

Pipa-pipa ini dipasang di rumah masing-masing warga. Kemudian nantinya saluran

pembuangannya akan di arahkan ke Tanggul Patompo. Sebelum pembuangan ke

tanggul, air akan di saring terlebih dahulu.

35

gambar 4.6 a. penyediaan material, b. galian perletakan pipa,

c. penyaringan air kotor, d. pembuangan akhir air kotor

Dalam pengerjaannya, pemasangan pipa-pipa tersebut dilakukan oleh

masyarakat setempat sendiri. Mereka memulainya dengan pengerjaan di rumah

masing-masing dan selanjutnya dikerjakan bersama untuk pemasangan pipa ke

pembuangan tanggul. Sedangkan bahan baku untuk penyediaan pipa diberikan dari

pihak pemerintah.

3. SALURAN AIR BERSIHDalam penyelenggaraannya, saluran air bersih masih dalam perencanaan

pemerintah. Dikatakan bahwa pemasangan pipa saluran air bersih akan dilakukan

setelah pipa saluran iar kotor telah selesai dikerjakan. Pengerjaan ini juga akan

dilakukan oleh warga setempat sendiri dan material disediakan oleh pemerintah.

Dengan adanya saluran air bersih ke seluruh rumah warga, maka warga akan

menikmati air bersih dengan lebih mudah. Air bersih ini akan bersumber dari PDAM

sendiri.

36

E. PROSES PENGADAAN MCK DAN AIR BERSIH YANG SESUAI STANDAR

Pengadaan MCK komunal yang ada di kelurahan Balang Baru merupakan hasil dari

kerja sama pemerintah kota Makassar dengan organisasi social dunia, yaitu United States

Agency for International Development (USAID), CARE, dan United Nations

International Children's Emergency Fund (UNICEF). Ketiga organisasi dan lembaga ini

merupakan organisas social yang melakukan kerja sama dengan pemerintah atau swasta

dalam pengadaan pembangunan bagi masyarakat miskin.

Untuk pengadaan pipa saluran air kotor dan pipa saluran air bersih merupakan proyek

pemerintah sendiri. Dalam hal ini untuk merealisasikan kebijakan perumahan swadaya

dengan cara pengadaan PSU (prasarana, sarana, dan utilitas). Dalam pelaksanaan di

lapangan, pemerintah sebagai penyedia bahan material untuk pelaksanaan proyek,

sedangkan yang mengerjakaan proyek itu sendiri adalah warga sekitar yang dipimpin oleh

kepala proyek.

Berkaitan dengan SNI (standar nasional Indonesia), MCK komunal telah

direncanakan pemeerintah sesuai standar. Baik dalam ukuran bilik kamar mandi yaitu 1 m

x 1,2 m, untuk jumlah pemakai seratus orang diperlukan dua kamar mandi, ruang untuk

cuci yang memenuhi syarat tidak licin dengan luas minimal 0,8 m x 0,75 m, dan tangki

septic yang dalamnya 1,8 m dengan ukuran 1,8 m x 3,6 m. Namun, yang belum sesuai

dengan standar adalah jumlah kakus untuk pelayanan seratus orang yang harus empat

buah, dan pada kenyataannya hanya dua buah.

Mengenai air bersih, hal ini belum terlaksana dengan baik. Menurut Permenkes No.

416/Menkes/Per/IX/1990 distribusi air bersih harus sampai kepada konsumen. Pada

kenyataannya air bersih memang sampai kepada konsumen, namun konsumen, dalam hal

ini MBR, harus berusaha sendiri untuk mendapatkan air bersih tersebut.

37

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

MCK dan air bersih di kelurahan Balang Baru masih dalam proses menuju

pemenuhan bagi semua warga tanpa terkecuali. Karena pemerintah sendiri telah dan

sedang melaksanakan proyek bagi pemenuhan kebutuhan MCK dan air bersih. Proyek

yang sesesui denga keputusan pemerintah mengenai pengadaan PSU. Walaupun belum

dapat dinikmati secara maksimal, dengan adanya MCK komunal, penampungan air

PDAM, dan pengerjaan saluran air bersih telah mampu membantu masyarakat

berpenghasilan rendah untuk menikmatinya.

Baik MCK pribadi maupun MCK komunal telah sesuai dengan standar yang

ditetapkan pemerintah. Namun yang masih menjadi masalah pokok adalah ketersediaan

air bersih sebagai bagian penting dari kehidupan masyarakat Balang Baru. Oleh karena

itu, pemerintah setempat harus memikirkan cara yang maksimal untuk mengadakan air

bersih bagi masyarakat berpenghasilan rendah secara lebih mudah dan murah.

B. SARAN

Setelah melakukan survey di kelurahan Balang Baru, hal yang harus pemerintah

setempat perhatikan adalah kebersihan lingkungan, khususnya di lingkungan masyarakat

berpenghasilan rendah. Kebersihan yang perlu diperhatikan adalah sarana MCK yang

sesuai standar harus disediakan lebih dari satu area, karena sarana yang telah disediakan

belum mempu memenuhi keperluan semua warga. Hal yang harus diperhatikan

pemerintah adalah penyediaan air bersih di kelurahan ini, khususnya di lingkungan MBR.

Penyediaan air bersih dapat dalam bentuk penampungan yang air bersihnya terus

mengalir ataupun menyediakan di semua rumah warga.

38

DAFTAR PUSTAKA

Pedoman Perencanaan MCK (Mandi Cuci Kakus) Komunal Untuk Proyek REKOMPAK – JRF. Disajikan dalam NMC CSRRP DI Yogyakarta, Central Java and West Java

Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2011 Tentang Pedoman Pelaksanaan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah

sanitasimakassar.blogspot.com

Makassar Dalam Angka 2012. 2012. Makassar: Badan Pusat Statistik

39