i
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PERANAN ANGGARAN
PENDAPATAN DAN BELANJA DESA (APBDESA) DALAM
PERENCANAAN APBDESA, PENGUATAN KELEMBAGAAN,
PENINGKATAN INSFRASTRUKTUR PEDESAAN DAN
PENGEMBANGAN WILAYAH PEDESAAN
Studi Kasus di Desa Gari Kecamatan Wonosari Kabupaten Gunungkidul
HALAMAN JUDUL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh :
Margareta Desi Puspitasari
NIM : 122114063
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
HALAMAN PENGESAHAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
Motto dan Persembahan
“Apa yang kita tanam itulah yang akan kita tuai. Karena curahan hujan
tidak memilh – milih apakah pohon apel atau hanya semak belukar”
Wira Sagala
“Educating is not the learning of facts, but the training of the mind to think”
Albert Einstein
“Kita memang tidak selalu mendapatkan apa yang kita inginkan,
namum saya yakin dan saya percaya Tuhan telah menyediakan apa yang kita butuhkan”
“Rencana Tuhan tidak pernah gagal, kitalah yang sering keluar dari rencanaNya”
Penulis
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada:
Tuhan Yesus Kristus yang menjadi kekuatan serta semangat untuk hidupku,
Bapak, Ibu, kakakdan keluarga tercinta yang menjadi motivasiku serta selalu mendukung dan mendoakanku
Sahabat, teman dekat dan teman-temanku Akuntansi 2012dan semua orang yang mendukung dalam menyusun skripsi ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
HALAMAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan atas segala kebaikan, kasih dan anugrahNya dari
awal penulisan hingga terselesaikannya penyusunan skripsi ini. Skripsi ini
ditulisdengan tujuan memenuhi salah satu persyaratan wajib untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari banyak bantuan dan campur
tangan berbagai pihak atas terselesaikannya skripsi ini, untuk itu penulis ingin
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Drs. J. Eka Priyatama, M.Sc., Ph.D., selaku Rektor Universitas Sanata
Dharma.
2. A. Diksa Kuntara, S.E., MFA., QIA., selaku dosen pembimbing, yang dengan
sabar telah mengarahkan, membimbing dan mendukung penulis dengan
kesungguhan hati. Selalu memberikan pengetahuan dan motivasi bagi
penulis.
3. Widodo selaku Kepala Desa Gari dan Suratman selaku kepala urusan Desa
Gari yang banyak membantu saya memberikan waktunya untuk wawancara
dan mengambil data.
4. Wahyu Sudibyo selaku Kepala Dusun Ngijorejo dan merupakan adek sepupu
saya yang sangat membantu saya wara-wiri menyebarkan kuesioner ke
seluruh desa.
5. Untuk orangtuaku tersayang, Bapak Romanus Rumiyo dan Ibu Yasinta
Mursilahyang telah menjadi inspirasi bagi hidup saya dan tak hentinya
memberikan kasih sayang, doa, dukungan, nasihat dan kesabaran.
Terimakasih atas semua yang telah bapak ibu berikan, hal itu membuat saya
menjadi dewasa dan kuat menghadapi segala masalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
6. Untuk kakakku tersayangYohanes Agus Cristianto, Renny Anggraeni dan si
kecil Bianca yang selalu mengingatkan untuk segera lulus, memberi
dukungan, doa, motivasi dan semangat dalam penyusunan skripsi ini.
7. Untuk keluarga ku yang super hebat. Kakek nenekku yang ada disurga sana
yang aku yakin selalu mendoakanku dari sana. Keluarga besar Ny.
Atmopawiro bulek-bulekku, pakde-pakdeku, paklek, dan sepupu-sepupuku
yang luar biasa banyaknya yang selalu memberi semangat dan dukungan
kepada saya.
8. Teman dekatku, Isidorus Cahyo Adi Prasetya, orang yang selama ini dekat
dengan saya yang selalu menjadi pendengar segala keluhan, kekecewaan dan
kegembiraan selama ini. Selalu mendukung saya, memberikan semangat dan
sama-sama berjuang untuk mendapatkan gelar sarjana.
9. Sahabat-sahabat yang saya temui ketika kuliah yang menjadi semangat dan
motivasi bagi saya, Ade Yuniati, Brigitta Dyah Karisma, dan Yoga
Ramandika, saya hanya bisa mengucapkan terimakasih untuk dukungankalian
dan sebagai sahabat tebaik yang pernah saya miliki, saya bangga bisa
berjuang bersama kalian. Terimakasih untuk waktu, cerita, bahagia, sedih,
pengalaman, canda tawa yang selalu diberikan.
10. Sahabat saya yang dari dulu selalu ada, yang walaupun jauh selalu
mendoakan dan mendukung saya dalam keadaan apapun. Scolastica Ocnella,
Erna, Elsa, Lia, Novi, Nanik kalian inspirasiku untuk dapat menyelesaikan
segera skripsi ini.
11. Teman-teman yang sering menjadi satu kelompok tugas selama semester satu
Cicil, Happy, Ina, Tesa, Sherly, saya beruntung sering berbagi tugas dengan
kalian.
12. Sahabatku yang paling aku sayang, temen tidur, temen makan, temen jail,
temen main and everything aku sayang banget sama kalian Mbak Melinda,
Mbak Ivo, Tia, Astrid, Mbak Ella, Mbak Dela. Walaupun jarak memisahkan,
kalian ga ada hentinya mendukung, pemberi semangat pokoknya segala
gundahku hilang kalau ketemu sama kalian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ................................ v
HALAMAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ....................................................... vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii
ABSTRAK ........................................................................................................... xiv
ABSTRACT ............................................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 4
E. Sistematika Penulisan .................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 6
A. Anggaran........................................................................................................ 6
B. Desa ............................................................................................................. 10
C. Lembaga Kemasyarakatan Desa .................................................................. 10
D. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa) .................................. 12
E. Pembangunan dan pengembangan desa....................................................... 15
F. Permendagri 37 tahun 2007 dan Permendagri 113 tahun 2014
tentangPengelolaan Keuangan Desa ............................................................ 23
G. Penelitian Terdahulu .................................................................................... 24
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 28
A. Jenis Penelitian ............................................................................................ 28
B. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................... 28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
C. Subyek dan Obyek Penelitian ...................................................................... 28
D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 29
E. Populasi dan Sampel .................................................................................... 30
F. Variabel dan Instrumen Penelitian............................................................... 32
G. Skala Pengukuran Data ................................................................................ 36
H. Teknik Pengujian Instrumen ........................................................................ 38
I. Teknik Analisis Data ................................................................................... 40
BAB IV GAMBARAN UMUM ........................................................................... 41
A. Visi dan misi Desa Gari ............................................................................... 41
B. Keadaan Umum Wilayah Desa Gari............................................................ 42
C. Bidang Ekonomi .......................................................................................... 44
D. Kondisi Sosial Budaya ................................................................................. 49
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN ......................................................... 52
A. Karakteristik Responden .............................................................................. 52
B. Pengujian Instrumen Penelitian ................................................................... 55
C. Analisis Data ................................................................................................ 58
D. Pembahasan ................................................................................................. 74
BAB VI PENUTUP .............................................................................................. 80
A. Kesimpulan .................................................................................................. 80
B. Keterbatasan Penelitian ............................................................................... 82
C. Saran ............................................................................................................ 82
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 85
LAMPIRAN .......................................................................................................... 87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel5.1 Klasifikasi Responden Menurut Usia
52
Tabel 5.2 Klasifikasi Responden Menurut Jenis Pekerjaan
53
Tabel 5.3 Klasifikasi Responden Menurut Pengetahuan APBDesa
54
Tabel 5.4 Klasifikasi Responden Menurut Keterlibatan dalam Organisasi
54
Tabel 5.5 Klasifikasi Responden Menurut Jenis Kelamin
55
Tabel 5.6 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian
56
Tabel 5.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian
57
Tabel 5.8 Hasil Tanggapan Responden
58
Tabel 5.9 Alokasi APBDesa Gari Tahun 2010-2014
76
Tabel 5.10 Realisasi Pelaksanaan APBDesa Gari berdasarkan Pemenuhan
Kebutuhan Dasar, Penguatan Kelembagaan dan Peningkatan
Infrastruktur Tahun 2010-2014
77
Tabel 5.11 Pengembangan Desa Gari
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 4.1 Strukur Organisasi Desa Gari 42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
ABSTRAK
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PERANAN ANGGARAN
PENDAPATAN DAN BELANJA DESA (APBDESA) DALAM
PERENCANAAN APBDESA, PENGUATAN KELEMBAGAAN,
PENINGKATAN INSFRASTRUKTUR PEDESAAN DAN
PENGEMBANGAN WILAYAH PEDESAAN
Studi Kasus di Desa Gari Kecamatan Wonosari Kabupaten Gunungkidul
Margareta Desi Puspitasari
NIM: 122114063
Univeritas Sanata Dharma
Yogyakarta
2016
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap
peranan APBDesa dalam perencanaan APBDesa, penguatan kelembagaan,
peningkatan insfrastruktur pedesaan dan pengembangan wilayah pedesaan di Desa
Gari Kecamatan Wonosari Kabupaten Gunungkidul. Jenis penelitian ini adalah
penelitian studi kasus.
Teknik analisa data yang digunakan adalah statistik deskrifptif. Data
diperoleh dari kuesioner, observasi, wawancara, serta dokumentasi. Variabel
dalam penelitian ini adalah perencanaan APBDesa, pemenuhan kebutuhan dasar,
kelembagaan desa, peningkatan insfrastuktur pedesaan, dan pengembangan
wilayah pedesaan. Sampel yang digunakan berjumlah 96 responden. Teknik
sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah geografik cluster
judgmental sampling.
Berdasarkan analisis data yang dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa
masyarakat berpendapat peran APBDesa dalam proses perencanaan masih kurang
dan masih belum dirasakan oleh masyarakat luas. Masyarakat berpendapat bahwa
APBDesa berperan dalam memenuhi kebutuhan dasar. Pelayanan semakin
meningkat dengan adanya APBDesa. Peran lembaga kemasyarakatan belum
sesuai dengan yang diharapkan, karena pengalokasian dana yang masih belum
mencukupi. Dalam peningkatan insfrastruktur pedesaan ada peranan APBDesa,
hanya saja belum berperan secara maksimal karena masih banyak fasilitas yang
jauh dari harapan masyarakat. APBDesa memiliki peranan dalam pengembangan
wilayah pedesaan. Dalam pengembangan wilayah pedesaan, APBDesa dapat
meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan sumber daya manusia.
Kata Kunci : Anggaran, desa, APBDesa, lembaga kemasyarakatan desa,
pembangunan dan pengembangan desa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
ABSTRACT
PERCEPTION ON THE ROLE OF THE VILLAGE’S BUDGET
(APBDESA) IN PLANNING, BASIC NEEDS FULFILLMENT,
INSTITUTION REINFORCEMENT, IMPROVEMENT OF VILLAGE
INSFRASTRUCTURE AND RURAL DEVELOPMENT
Case Study at Gari Village Wonosari Subdistrict Gunungkidul District
Margareta Desi Puspitasari
Student Number: 122114063
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2016
This research aims to investigate the role of APBDesa (village budget) in
planning the budget at Gari village Wonosari Subdistrict Gunungkidul District. It
is categorized as a case study.
In analyzing the data, the technique used is descriptive statistics. The data
were obtained from questionnaires, observations, interviews, and documentation.
The variables used in this study is the planning for APBDesa, the basic needs
fulfillment, the institution reinforcement, the improvement of village
infrastructure, and rural development. The study surveyed 96 respondents. The
sampling method used in this research was geographic cluster judgmental
sampling.
Based on the analysis, it can be concluded that according to society’s
perception, there is a weak role of APBDesa in the planning process of the village
budget. However the society believes that APBDesa has an important role in
fulfilling the basic needs. The society also feel that the service of the village’s
govermant is increasing because of the APBDesa. The role of the units of the
village’s government has not met the society’s expectation due to the funds
allocation which is not sufficient. On the other hand, there is improvement of rural
infrastructure, effected by APBDesa, even though the society still expect to have
more. In all, the society agree that APBDesa improve the quality of live and also
the human resource in the village.
Keyword: Budget, village, village budget, institution reinforcement, rural
developmet
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Desa sebagai pemerintahan yang langsung bersentuhan dengan
masyarakat menjadi fokus utama dalam pembangunan pemerintah.Hal ini
dikarenakan sebagian besar wilayah Indonesia ada di pedesaan. Desa
didudukkan sebagai organ negara dalam tataran paling bawah. Melalui desa ini
masyarakat setempat mengatur dan mengurus dirinya sendiri, termasuk
melakukan pengelolaan konflik yang terjadi di dalam masyarakat desa.
Dalam suatu organisasi, anggaran memegang peran yang
penting.Anggaran merupakan suatu rencana keuangan yang disusun secara
sistematis dalam menunjang terlaksananya program kegiatan suatu organisasi.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa) merupakan penjabaran
kebutuhan daerah dalam membangun desa sebagaimana diatur dalam
PermendagriNomor 113 Tahun 2015 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Desa. Pemanfaatan Alokasi Dana Desa (ADD) sebagaimana termuat dalam
APBD perlu ditindaklanjuti oleh pemerintah desa dan dibantu oleh potensi dan
swadaya desa setempat. Alokasi Dana Desa (ADD) adalah dana yang cukup
signifikan bagi desa untuk menunjang program-program desa.
Pelaksanaan APBDesa memiliki peran penting dalam mensukseskan
pembangunan daerah. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
dapat menjadi cerminan kinerja dan kemampuan pemerintah desa dalam
membiayai dan mengelola penyelenggaraan pemerintah dan
pelaksanaanpembangunan di desa. Pada kenyataannya banyak ditemukan
keluhan masyarakat yang berkaitan dengan pengalokasian anggaran yang tidak
sesuai dengan kebutuhan skala prioritas, serta kurang mencerminkan aspek
ekonomi, efisiensi, dan efektivitas (Mardiasmo: 2009). Desa Gari merupakan
salah satu desa yang terletak di Kecamatan Wonosari Kabupaten Gunungkidul.
Seiring berjalannya waktu Desa Gari mulai sedikit demi sedikit membenahi
insfrastruktur yang dibutuhkan oleh desa. Namun yang telihat hanyalah
perbaikan jalan saja, itupun tidak menyeluruh ke setiap pelosok desa. Fasilitas
dan sarana pra sarana belum lengkap dan belum sesuai dengan harapan
masyarakat. Fenomena permasalahan lain yang nampak yaitu kemampuan
manejerial aparat desa dalam mengelola keuangan yang masih kurang,
transparansi dalam pengelolaan keuangan desa belum sepenuhnya nampak
terlihat, masih ada simpang siur dalam penggunaan anggaran, partisispasi atau
keterlibatan masyarakat dalam proses mengawasi dan memberikan masukan
yang konstruktif terhadap perbaikan pengelolaan keuangan desa belum
sepenuhnya maksimal.
Menurut Permendagri Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Desa bahwa keuangan desa adalah semua hak dan
kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu berupa
uang dan barang yang berhubungan dengan dengan pelaksanaan hak dan
kewajiban.Penyelenggaraan tugas-tugas pemerintah desa dalam rangka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
memberikan pelayanan kepada masyarakat, pemberdayaan masyarakat dan
pengelolaan pembangunan desa memerlukan dukungan dana yang memadai,
pemerintah desa dapat dilaksanakan secara efektif. Tanpa memiliki dukungan
dana yang memadai, pemerintah desa tidak akan mampu membiayai program-
program pembangunan desa tidak hanya mengandalkan partisipasi masyarakat,
namun juga membutuhkan sumber daya lainnya yang tidak tersedia di desa
yang harus dibiayai dari anggaran pemerintah desa.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
Bagaimana persepsi masyarakat terhadap peranan APBDesa dalam
perencanaan APBDesa, penguatan kelembagaan, peningkatan insfrastruktur
pedesaan dan pengembangan wilayah pedesaan di Desa Gari Kecamatan
Wonosari Kabupaten Gunungkidul?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
Mengetahui persepsi masyarakat terhadap peranan APBDesa dalam
perencanaan APBDesa, penguatan kelembagaan, peningkatan insfrastruktur
pedesaan dan pengembangan wilayah pedesaan di Desa Gari Kecamatan
Wonosari Kabupaten Gunungkidul.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Dalam penelitian ini, diharapkan penulis dapat memecahkan masalah yang
ada, memperluas wawasan penulis mengenai anggaran desa dan realisasinya
serta memiliki pengalaman dalam melakukan survey kepada responden.
2. Bagi Desa Gari
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan dalam
penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa) untuk
masa yang akan datang.
3. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan, wawasan, dan
pengetahuan, baik bagi mahasiswa Universitas Sanata Dharma maupun
pihak pihak lain yang berkepentingan terkait dengan topik yang diteliti oleh
penulis.
E. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan
Dalam bab ini akan diuraikan latar belakang masalah, rumusan masalah,
batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika
penelitian.
Bab II Tinjauan Pustaka
Bab ini akan menjelaskan teori-teori yang digunakan dalam melakukan
penelitian serta sebagai dasar dalam melakukan penelitian serta sebagai dasar
dalam melakukan pengolahan data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Bab III Metode Penelitian
Bab ini berisi tentang jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subyek dan
obyek penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
Bab IV Gambaran Umum
Bab ini menjelaskan gambaran mengenai Desa Gari yang mencakup situasi dan
kondisi yang terjadi.
Bab V Analisis Data dan Pembahasan
Bab ini berisi hasil penelitian yang kemudian diolah untuk dilakukan analisis
data.
Bab VI Penutup
Bab ini mencakup kesimpulan penelitian, keterbatasan penulis serta saran bagi
peneliti selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Anggaran
1. Konsep Anggaran Sektor Publik
Menurut Mardiasmo (2009), anggaran merupakan pernyataan mengenai
estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu yang
dinyatakan dalam ukuran finansial, sedangkan penganggaran adalah proses
atau metoda untuk mempersiapkan suatu anggaran. Penganggaran sektor
publik terkait dengan proses penetuan jumlah alokasi dana untuk tiap-tiap
program dan aktivitas dalam satuan moneter. Tahap penganggaran menjadi
sangat penting karena anggaran yang tidak efektif dan tidak berorientasi
pada kinerja akan dapat menggagalkan perencanaan yang sudah disusun.
Aspek-aspek yang harus tercakup dalam anggaran sektor publik meliputi:
a. Aspek perencanaan
b. Aspek pengendalian
c. Aspek akuntabilitas
Anggaran publik adalah rencana kegiatan dalam bentuk perolehan
pendapatan dan belanja dalam satuan moneter (Mardiasmo: 2009).
Anggaran merupakan bagian yang sangat penting karena akan memberikan
gambaran dalam periode tertentu yang dapat memberikan informasi
mengenai jumlah pendapatan yang akan diterima serta jumlah dana yang
akan dikeluarakan untuk belanja dan aktivitas yang dilakukan oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
pemerintah. Anggaran memberikan estimasi bagi pengelola daerah dalam
melaksanakan kegiatan organisasi pada masa yang akan datang, karena
setiap anggaran yang disusun memberikan informasi mengenai apa yang
harus dilakukan untuk mencapai tujuan dalam periode tertentu. Anggaran
pemerintah merupakan biaya atas rencana yang dibuat dan berapa banyak
dan bagaimana caranya memperoleh uang untuk mendanai rencana. Jadi,
anggaran merupakan suatu kerangka konseptual yang disusun dalam satu
periode tertentu yang dipersipakan untuk mencapai tujuan dari pemerintah.
2. Penganggaran Sektor Publik
Anggaran memiliki peran penting dalam organisasi sektor publik,
terutama organisasi pemerintahan. Apa pun jenis organisasinya, swasta
maupun publik, selalu terkait dengan anggaran. Proses untuk
mempersiapkan anggaran disebut penganggaran (Mardiasmo: 2009).
Anggaran sering kali berisi rencana penerimaan dan pengeluaran, bahkan
Ulum (2008) menambahkann bahwa anggaran publik merupakan dokumen
yang menggambarkan kondisi keuangan organisasi yang meliputi informasi
mengenai penerimaan, pengeluaran dan aktivitas. Menurut Mardiasmo
(2009), penganggaran sektor publik terkait dengan proses penentuan jumlah
alokasi dana untuk tiap-tiap program aktivitas dalam satuan moneter. Tahap
penganggaran menjadi sangat penting karena anggaran yang tidak efektif
dan tidak berorientasi pada kinerja akan dapat menggagalkan perencanaan
yang sudah disusun. Secara singkat dapat dinyatakan bahwa anggaran
publik merupakan suatu rencana finansial yang menyatakan :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
a. Berapa biaya atas rencana yang dibuat (pengeluaran/belanja).
b. Berapa banyak dan bagaimana caranya memperoleh uang mendanai
rencanatersebut (pendapatan).
Tahap penyusunan anggaran sektor publik dimulai setelah rancangan
perumusan strategi kebijakan pemerintah telah diselesaikan terlebih dahulu.
Ini bertujuan untuk dapat mengetahui perkiraan jumlah dana yang akan
dialokasikan pada rancangan strategik yang telah ditetapkan. Penyusunan
anggaran sektor publik wajib diawasi mulai dari tahap perencanaan
anggaran, pelaksanaannya serta pelaporannya. Dalam organisasi sektor
publik, anggaran merupakan instrumen akuntabilitas atas pengelolaan dana
publik dan pelaksanaan program-program yang dibiayai dengan uang
publik.
Menurut Mardiasmo (2009) ada beberapa prinsip yang dilakukan dalam
penyusunan anggaran sektor publik adalah sebagai berikut :
a. Tahap Persiapan Anggaran (Budget Preparation)
Pada tahap persiapan dan penyusunan anggaran dilakukan taksiran
pengeluaran atas dasar taksiran pendapatan yang tersedia. Terkait dengan
masalah tersebut, hendaknya terlebih dahulu dilakukan penaksiran
pendapatan secara lebih akurat. Selain itu, harus disadari adanya masalah
yang cukup berbahaya jika anggaran pendapatan diestimasi pada saat
bersamaan dengan pembuatan keputusan tentang anggaran
pengeluaran.Dalam persoalan estimasi, yang perlu mendapat perhatian
adalah terdapatnya faktor “uncertainty” (tingkat ketidakpastian) yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
cukup tinggi. Oleh sebab itu, manajer keuangan publik harus memahami
betul dalam menentukan besarnya suatu mata anggaran. Besarnya suatu
mata anggaran sangat tergantung pada teknik dan sistem anggaran yang
digunakan.
b. Tahap Ratifikasi Anggaran (Budget Ratification)
Tahap ini merupakan tahap yang melibatkan proses politik yang
cukup rumit dan cukup berat. Pimpinan eksekutif (Kepala desa) dituntut
tidak hanya memiliki “managerial skill” namun juga harus mempunyai
political skill, salesmanship, dan coalition building yang memadai.
Integritas dan kesiapan mental yang tinggi dan eksekutif sangat penting
dalam tahap ini. Hal tersebut penting karena dalam tahap ini pimpinan
eksekutif harus mempunyai kemampuan untuk menjawab dan
memberikan argumentasi yang rasional atas segala pertanyaan-
pertanyaan dan bantahan-bantahan dari pihak legislatif.
c. Tahap Pelaksanaan Anggaran (Budget Implementation)
Setelah anggaran disetujui oleh legislatif, tahap berikutnya adalah
pelaksanaan anggaran. Dalam tahap ini, hal terpenting yang harus
diperhatikan oleh manajer keuangan publik adalah dimilikinya sistem
(informasi) akuntansi dan sistem pengendalian manajemen. Manajer
keuangan publik dalam hal ini bertanggungjawab untuk menciptakan
sistem akuntansi yang memadahi dan handal untuk perencanaan dan
pengesahan anggaran yang telah disepakati, dan bahkan dapat diandalkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
untuk tahap penyusunan anggaran periode berikutnya. Sistem akuntansi
yang digunakan hendaknya juga mendukung pengendalian anggaran.
d. Tahap Pelaporan dan Evaluasi Anggaran
Tahap terakhir dari siklus anggaran adalah pelaporan dan evaluasi
anggaran. Tahap persiapan, ratifikasi, dan implementasi anggaran terkait
dengan aspek operasional anggaran, sedangkan tahap pelaporan dan
evaluasi terkait dengan aspek akuntabilitas. Apabila pada tahap
implementasi telah didukung dengan sistem akuntansi dan sistem
pengendalian manajemen yang baik, maka tahap pelaporan dan evaluasi
anggaran biasanya tidak akan menemui banyak masalah.
B. Desa
Menurut UU No. 32 Tahun 2004, desa adalah kesatuan masyarakat hukum
yang memiliki batas-batas wilayah yuridiksi, berwenang untuk mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat
istiadat setempat yang diakui dan/atau dibentuk dalam sistem pemerintahan
nasional dan berada di kabupaten/kota.
C. Lembaga Kemasyarakatan Desa
Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007 tentang
Pedoman Penataan Lembaga Kemasyarakatan, lembaga kemasyarakat adalah
lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan
merupakan mitra Pemerintah Desa dan Lurah dalam memberdayakan
masyarakat. Lembaga-lembaga tersebut adalah :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
a. Rukun warga (RW)
Bagian dari kerja Lurah dan merupakan lembaga yang dibentuk melalui
musyawarah pengurus RT di wilayah kerjanya ditetapkan oleh pemerintah
desa atau Lurah.
b. Rukun Tetangga (RT)
Dibentuk melalui musyawarah masyarakat setempat dalam rangka
pelayanan pemerintahan dan kemasyarakatan yang ditetapkan
olehpemerintah desa atau Lurah.
c. Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga Desa/Kelurahan
(TP PKK)
Lembaga kemasyarakatan sebagai mitra kerja pemerintah dan organisasi
masyarakat lainnya, yang berfungsi sebagai fasilitator, perencana,
pelaksana, pengendali dan penggerak terlaksana program PKK.
d. Gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (Gerakan PKK)
Gerakan Nasional dalam pembangunan masyarakat yang tumbuh dari
bawah yang pengeloalaanya dari, oleh dan untuk masyarakat menuju
terwujudnya keluarga yang beriman dan bertaqwa, berbudi luhur, sehat,
sejahtera, maju dan mandiri.
e. Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD/LPM)
Lembaga atau wadah yang dibentuk atas prakarsa masyarakat sebagai
mitrapemerintahdesa dan Lurah dalam menampung aspirasi serta kebutuhan
masyarakat dibidang pembangunan.
f. Karangtaruna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Lembaga kemasyarakatan yang merupakan wadah pengembangan generasi
muda yang tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran dan rasa
tanggungjawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat terutaman generasi
muda di wilayah desa.
g. Lembaga Adat
Lembaga kemasyarakatan baik yang sengaja dibentuk maupun yang secara
wajar telah tumbuh dan berkembang di dalam sejarah masyarakat atau
dalam suatu masyarakat hukum adat tertentu dengan wilayah hukum dan
hak atas harta kekayaan didalam hukum adat tersebut.
D. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa)
1. Pengertian Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa)
Menurut Undang-undang No.32 Tahun 2004, Anggaran Pendapatan
dan Belanja Desa (APBDesa) adalah peraturandesa yang memuat sumber-
sumber penerimaan dan alokasi pengeluaran desa dalam kurun waktu satu
tahun. APBDesa terdiri atas bagian pendapatan desa, belanja desa dan
pembiayaan. Rancangan APBDesa dibahas dalam musyawarah
perencanaan pembangunan desa. Kepala desa bersama Badan Pengawas
Desa (BPD) menetapkan APBDesa setiap tahun dengan Peraturan
Desa.Menurut Undang-undang 32 Tahun 2004 dan Peraturan
Pemerintah72 Tahun 2005 disebutkan sumber-sumber pendapatan desa
meliputi:
a. Pendapatan aslidesa, terdiri dari hasil usaha desa, hasil kekayaan desa,
hasil swadaya dan partisipasi, hasil gotong royong, dan lain-lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
b. Pendapatan asli desa yang sah, bagi hasil pajak daerah
Kabupaten/Kota paling sedikit 10% (sepuluh per seratus) untuk desa dan
dari retribusi Kabupaten/Kota sebagian diperuntukkan bagi desa.
c. Bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima
oleh Kabupaten/Kota untuk desa paling sedikit 10% (sepuluh per
seratus), yang pembagiannya untuk setiap desa secara proporsional yang
merupakan alokasi dana desa.
d. Bantuan keuangan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah
Kabupaten/Kota dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan.
e. Hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat.
Sedangkan kekayaan desa meliputi tanah kas desa, pasar desa,
pasar hewan, tambatan perahu, bangunan desa, pelelangan ikan yang
dikelola oleh desa serta aktivitas desa yang dapat menimbulkan pendapatan.
Sumber pendapatan daerah yang berada di desa baik pajak maupun retribusi
yang sudah dipungut oleh Provinsi atau Kabupaten/Kota tidak dibenarkan
adanya pungutan tambahan oleh Pemerintah desa. Pungutanretribusi dan
pajak lainnya yang telah dipungut oleh desa tidak dibenarkan dipungut atau
diambil alih oleh Pemerintah Provinsi atau Pemerintah Kabupaten/Kota.
Pemberian hibah dan sumbangan tidak mengurangi kewajiban-kewajiban
pihak penyumbang kepada desa. Sumbangan yang berbentuk barang, baik
barang bergerak maupun barang tidak bergerak dicatat sebagai barang
inventaris kekayaan milik desa sesuai dengan ketentuan peraturan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
perundang-undangan. Sumbangan yang berbentuk uang dicantumkan di
dalam APBDesa.
2. Prioritas penggunaan dana desa untuk pembangunan desa
Menurut Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Nomor 5 Tahun 2015 Prioritas penggunaan Dana Desa untuk
pembangunan desa dialokasikan untuk mencapai tujuan pembangunan desa
yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan kualitas hidup
manusia serta penanggulangan kemiskinan, melalui:
a. Pemenuhan kebutuhan dasar
b. Pembangunan sarana dan prasarana desa
c. Pengembangan potensi ekonomi lokal
d. Pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan
3. Alokasi Dana Desa
Alokasi Dana Desa adalah dana yang dialokasikan oleh Pemerintah
Kabupaten/Kota untuk desa,yang bersumber dari bagian dana perimbangan
keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh Kabupaten/Kota (Undang-
undang No. 32 Tahun 2004). Dalam Peraturan Menteri Desa (Permendesa)
nomor 5 tahun 2015 tentang Prioritas Pengelolaan Dana Desa, telah di
jabarkan empat item prioritas penggunaan dana desa untuk pembangunan
desa, dan semua tujuannya adalah untuk mencapai pembangunan desa,
meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa, dan kualitas hidup manusia
serta penanggulangan kemiskinan. Empat hal itu adalah pemenuhan
kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana desa, pengembangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
potensi ekonomi lokal, dan pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan
secara berkelanjutan.
4. Perencanaan APBDesa
Dalam rangka memenuhi prioritas Alokasi Dana Desa dibutuhkan
perencanaan yang efektif agar dapat mencapai sasaran yang ditentukan serta
peran kelembagaan desa untuk menampung segala bentuk aspirasi
masyarakat. Perencanaan APBDesa adalah satu kesatuan tata cara
perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana
pembangunandesa dalam jangka menengah dan tahunan yang dilaksankan
oleh unsur pemerintahan desa dan masyarakat desa yang tertuang dalam
Peraturan Desa tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa
(RPJMDesa) untuk lima tahunan dan Rencana Kerja Pembangunan Desa
(RKPDesa) untuk rencana tahunan desa yang ditetapkan dalam Peraturan
Kepala desa. Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang
desa bahwa perencanaan pembangunan desa sebagai satu kesatuan dalam
sistem perencanaan pembangunan daerah kabupaten yang disusun secara
partisipatif oleh pemerintahan desa sesuai dengan kewenangannya dan
wajib melibatkan lembaga kemasyarakatan desa.
E. Pembangunan dan pengembangan desa
1. Pembangunan
Menurut Basri & Subri (2006) pembangunan adalah proses perubahan
sistem yang di rencanakan kearah perbaikan yang orientasinya pada
modernis pembangunan dan kemajuan sosial ekonomis. Konsep
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
pembangunan itu merupakan kunci pembuka bagi pengertian baru tentang
hakekat fungsi administrasi pada setiap negara dan sifat dinamis.
Pembangunan akan dapat berjalan lancar, apabila disertai dengan
admnistrasi yang baik. Pembangunan merupakan suatu proses pembaharuan
yang berkelanjutan dan terus menerus dari suatu keadaan tertentu kepada
suatu keadaan yang dianggap lebih baik. Sedangkan menurut Siagian
(2008) pembangunan merupakan suatu rangkaian usaha untuk mewujudkan
pertumbuhan dan perubahan secara terencana serta sadar, yang di tempuh
oleh suatu negaramenuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa.
Pembangunan terdiri dari pembangunan fisik dan non fisik.
Pembangunan fisik adaalah pembanguan yang dapat di rasakan langsung
oleh masyarakat atau pembangunan yang tampak oleh mata (Kuncoro;
2010) pembangunan fisik misalnya berupa infrastruktur, bangunan, fasilitas
umum. Sedangkan pembangunan non fisik adalah jenis pembangunan yang
tercipta oleh dorongan masyarakat setempat dan memiliki jangka waktu
yang lama (Wresniwiro: 2012) contoh dari pembangunan non fisik adalah
berupa peningkatan perekonomian rakyat desa, peningkatan kesehatan
masyarakat (Wresniwiro: 2012).
2. Pembangunan desa
Pembangunan desa adalah proses kegiatan pembangunan yang
berlangsung di desa yang mencakup seluruh aspek kehidupan dan
penghidupan masyarakat. Menurut peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 72 tahun 2005 tentang Desa sebagaimana dimaksud pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
ayat (2) bahwa perencanaan pembangunan desa disusun secara partisipatif
oleh pemerintahandesa sesuai dengan kewenangannya dan menurut ayat (3)
bahwa dalam menyusun perencanaan pembangunan desa wajib melibatkan
lembaga kemasyarakatan desa. Desa merupakan level pemerintah terendah
di Indonesia dan memilikiciri khas yang unik. Ciri khas desa yang unik ini
semakin menguatkan asumsi bahwa strategi pembangunan dari desa
merupakan strategi pembangunan yang dapat menyelaraskan antara tujuan
pemerataan pembangunan pertumbuhan ekonomi dan tercapainya stabilitas
pemerintahan. Oleh karena itu, penting adanya penguatan peran lembaga-
lembaga di desa dalam penyelenggaraan pembangunan. Istilah lembaga
pemerintahan desa bisa mengacu tidak hanya organisasi atau badan di desa
yang melakukan usaha tertentu, tetapi juga mengandung pola perilaku
masyarakat desa yang mapan. Oleh sebab itu, penggunaan konsep lembaga
pemerintahan desa tidak hanya menunjuk pada pemerintah desa saja, tetapi
juga mencakup badan-badan desa yang lain seperti keberadaan badan
permusyawaratan desa, badan sosial desa maupun badan ekonomi desa.
Lembaga dipahami sebagai aturan main dari suatu masyarakat untuk
mengelola interaksi antar individu anggota masyarakat.
Lembaga desa merupakan suatu bentuk tatanan masyarakat desa
dengan basis nilai tertentu yang merupakan hasil proses sosial historis
masyarakat desa bersangkutan. Bentuk kelembagaan dengan sendirinya
mencerminkan situasi, kondisi, dan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat
desa bersangkutan. Lembaga dapat pula diartikan sebagai organisasi dimana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
karakteristik lembaga akan ditentukan oleh proses pembentukan, orientasi,
nilai-nilai pengikat, model keanggotaan maupun cara kerja. Menurut
definisi ini, maka lembaga desa meliputi lembaga yang bersifat formal
(lembaga yang dibentuk oleh pemerintah sebagai bagian dari upaya
pemerintah dalam melaksanakan pembangunan di desa) dan lembaga non
formal (lembaga yang dibuat oleh masyarakat untuk menyelesaikan
persoalan yang mereka hadapi). Lembaga-lembaga desa perlu untuk
diperkuat dan dikembangkan sehingga menjadi kekuatan masyarakat desa
dalam memberikan respon terhadap perkembangan dan persoalan-persoalan
yang hadir di desa yang berarti memperkuat otonomi desa. Peran
kelembagaan desa (pemerintah desa, badan permusyawaratan desa, dan
lembaga kemasyarakatan desa) dalam rangka penyusunan dan implementasi
kebijakan yang berkaitan dengan pembangunan, pemerintahan,
pengembangan kemasyarakatan, saat ini semakin menguat dibandingkan era
tahun-tahun sebelumnya. Perubahan ini sejalan dengan tuntutan dan
kebutuhan perubahan paradigma pembangunan dan pemerintahan, baik
dalam lingkungna intra maupun ekstra sosial.
Melihat keterbatasan kewenangan desa, dana, sumber daya, dan
kedudukan organisasional yang ambivalen antara organisasi pemerintah
(desa) dengan lembaga kemasyarakatan, maka pemerintah desa perlu
menerapkan strategi pengembangan peningkatan peran kelembagaan desa
yang dilakukan di era otonomi daerah sekarang ini, yakni sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
a. Meningkatkan kapasitas kepemimpinan (tata kepemimpinan) yakni
dengan meningkatkan kepemimpinan kepala desa atau badan
permusyawaratan desa, menyiapkan kematangan masyarakat desa,
menjaga keharmonisan hubungan pemerintahan desa, dan memahami visi
dan misi yang diemban.
b. Meningkatkan kapasitas kelembagaan pemerintahan desa (tata
pemerintahan) yakni dengan meningkatkan kelembagaan dalam hal
kewenangan, organisasi, personil, keuangan, perlengkapan, perencanaan,
pengawasan, dokumentasi untuk pemerintah desa. Meningkatkan fungsi
agregasi dan artikulasi, budgeting, pengawasan, serta legislasi untuk
badan pemerintahan desa.
c. Meningkatkan kapasitas sumber daya sosial (tata kemasyarakatan), yakni
dengan meningkatkan:
1) Sumber daya manusia: pendidikan dan kesehatan;
2) Sumber daya sosial politik: partisipasi politik masyarakat, stabilitas
keamanan dan ketertiban, eksistensi lembaga kemasyarakatan;
3) Sumber daya sosial ekonomi: insfrastruktur ekonomi desa dan
aktivitas ekonomi pedesaan;
4) Sumber daya sosial budaya: kesenian dan lembaga kesenian, adat dan
lembaga adat;
5) Sumber daya sosial agama: toleransi kehidupan beragama dan sarana
ibadah
3. APBDesa dan pembangunan desa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Perananan pemerintah desa dalam menyusun dan melaksankan
APBDesa adalah pelaksanaan dari tugas, fungsi, kewenangan, hak, dan
kewajiban yang dimiliki pemerintah desa dalam hal pelaksanaan
pembangunan di desa, khususnya yang berkaitan dengan penyusun dan
pelaksanaan APBDesa. Kepala desa, selaku unsur pelaksana pemerintah
desa memilki peran strategis sebagai berikut:
a. Menyusun rancangan peraturan desa mengenai APBDesa.
b. Mengajukan rancangan peraturan desa mengenai APBDesa untuk
dibahas dan ditetapkan bersama BPD.
c. Menyampaikan rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa yang telah
disetujui bersama BPD sebelum ditetapkan oleh Kepala desa paling lama
3 (tiga) hari kepada Bupati/Walikota untuk dievaluasi.
d. Melaksanakan APBDesa melalui penetapan keputusan desa atau
keputusan kepala desa.
e. Mengordinasikan pembangunan desa secara partisipatif.
f. Menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan, dan
kemasyarakatan (PP 72/2005).
Peran Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dalam Menyusun dan
Melaksanakan APBDesa Peran BPD dalam menyusun dan melaksanakan
APBDesa, berdasarkan PP 72/2005 adalah sebagai berikut:
a. Mengevaluasi hasil pengawasan APBDesa tahun lalu dengan melibatkan
kelembagaan desa serta masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
b. Menampung aspirasi, saran, dan masukan masyarakat berkaitan dengan
peraturan desa hususnya rancangan APBDesa.
c. Membahas rancangan peraturan desa mengenai APB Desa yang
disampaikan oleh kepala desa.
d. Melaksanakan pengawasan terhadap jalannya APBDesa
Peran Lembaga Kemasyarakatan desa dalam Menyusun dan
Melaksanakan APBDesa Lembaga kemasyarakatan meliputi Rukun
Tetangga, Rukun Warga, Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga, Karang
Taruna, lembaga pemberdayaan masyarakat atau sebutan lain. Lembaga
kemasyarakatan mempunyai tugas membantu Pemerintah desa dan
merupakan mitra dalam memberdayakan masyarakat desa. Peran lembaga
kemasyarakatan dalam penyusunan dan pelaksanaan APBDesa meliputi
menyusun rencana pembangunan secara partisipatif, melaksanakan,
mengendalikan, memanfaatkan, memelihara dan mengembangkan
pembangunan secara partisipatif, menggerakkan dan mengembangkan
partisipasi, gotong royong dan swadaya masyarakat, menumbuh
kembangkan kondisi dinamis masyarakat dalam rangka pemberdayaan
masyarakat, menumbuh kembangan dan menggerakan prakarsa, partisipasi,
serta swadaya gotong royong masyarakat, memberdayakan dan
meningkatkan kesejahteraan keluarga, serta memberdayakan hak politik
masyarakat. Pengurus lembaga kemasyarakatan dipilih secara musyawarah
dari anggota masyarakat yang mempunyai kemauan, kemampuan, dan
kepedulian dalam pemberdayaan masyarakat. Hubungan kerja antara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
lembaga kemasyarakatan dengan Pemerintahan desa bersifat kemitraan,
konsultatif dan koordinatif.Perananggota masyarakat desa dalam menyusun
danmelaksanakan APBDesa peran anggota masyarakat desa dalam
menyusun dan melaksanakan APBDesa di desa, menurut PP 72/2005,
adalah sebagai berikut:
a. Mengajukan usul, saran, dan aspirasi kepada kepala desa atau forum
BPD.
b. Melaksanakan pengawasan personal terhadap pelaksanaan APBDesa.
c. Menumbuh kembangkan semangat memanfaatkan, memelihara, dan
mengembangkan hasil-hasil pembangunan di desa.
Faktor Internal dan Eksternal penghambat pengembangan peranan
kelembagaan desa menyusun dan melaksanakan kebijakandesa menurut
Wasistiono (2006), ada beberapa hal yang menjadi faktor penghambat
kelembagaan desa dalam menyusun dan mengimplementasikan berbagai
program dan kebijakan desa, yaitu hambatan eksternal dan hambatan
internal.
a. Hambatan Internal, meliputi rendahnya kualitas SDM di pedesaan yang
sebagian besar berketerampilan rendah, termasuk yang terlibat dalam
penyelenggaraan pemerintahan desa kelembagaan di tingkat desa belum
sepenuhnya tertata dengan baik, pemahaman tugas pokok dan fungsi dari
aparatur desa yang masih rendah, lemahnya kemampuan perencanaan di
tingkat desa dan masih bersifat parsial, terbatasnya alokasi
anggaran/dana, yang berkaibat terbatasnya operasional program/kegiatan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
sarana dan pra sarana penunjang mobilitas operasional terbatas,
pengelolaan administrasi dan pendokumentasian yang masih minim,
masih rendahnya pemanfaatan iptek dan tekonologi tepat guna dalam
usaha ekonomi pedesaan, rendahnya asset yang dikuasai masyarakat
pedesaan, kepemilikan lahan yang makin sempit, serta rendahnya tingkat
pelayanan prasarana dan sarana pedesaan.
b. Hambatan Eksternal, meliputi lemahnya koordinasi lintas bidang dalam
pengembangan kawasan pedesaan, masih lemahnya koordinasi
antarsektor, dinamika masyarakat yang selalu berubah, termasuk
tingginya dinamika sektor ekonomi, terbatasnya alternatif lapangan kerja
berkualitas, lemahnya keterkaitan kegiatan ekonomi baik secara sektoral
maupun spasial, timbulnya hambatan (barrier) distribusi dan perdagangan
antardaerah, tingginya resiko kerentanan yang dihadapi petani dan pelaku
usaha di pedesaan, meningkatnya konversi lahan pertanian subur dan
beririgasi teknis bagi peruntukan lain, meningkatnya degradasi sumber
daya alam dan lingkungan hidup, serta lemahnya kelembagaan dan
organisasi berbasis masyarakat.
F. Permendagri 37 tahun 2007 dan Permendagri 113 tahun 2014
tentangPengelolaan Keuangan Desa
Permendgari 37 tahun 2007 sudah dicabut pada akhir tahun 2014, dan
terhitung mulai 1 Januari 2015 pemerintah telah memperbaharui Permendagri
mulai Nomor 111, 112, 113 dan 114 tahun 2014. Ada perbedaan mencolok
serta mendasar dalam penyusunan rancangan APBDesa pada dua Permendagri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
tersebut. Perbedaan tersebut antara lain format pembagian, pengelompokan dan
pos pembelanjaan. Dalam Permendagri 37/2007 format pembagian debedakan
menjadi dua. Yakni, belanja pegawai dan pembangunan. Sedangkan pada
regulasi yang baru dibedakan menjadi empat posyakni, pos pembelanjaan
pembangunan, belanja pemberdayaan masyarakat, pembinaan masyarakat dan
penyelenggaraan pemerintah.
G. Penelitian Terdahulu
1. Penelitian Siburian, Erlina dan Rujiman (2014) dari Universitas Sumatera
Utara dengan judul Peranan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Dalam
Pengembangan Wilayah Pedesaan di Kabupaten Serdang Bedagai, yang
menyimpulkan bahwa APBDesa mempunyai peranan terhadap
pengembangan wilayahpedesaan di desa Firdaus Kecamatan Sei Rampah
Kabupaten Serdang Bedagai. Peranan tersebut berupa peningkatan
pelayanan lembaga pemerintahdesa, peningkatan kesejahteraan/kualitas
hidup masyarakat, peningkatan sumber daya masyarakat desa, peningkatan
ekonomi masyarakat, peningkatan insfrastrukturpedesaan dan peningkatan
peran lembaga kemasyarakatandesa dapat dicapai dengan adanya APBDesa,
namun peranan lembaga kemasyarakatan yang belum optimal karena
pengalokasian dana yang kurang terhadap lembaga kemasyarakatan desa.
Berdasarkan penelitian tersebut variabel yang digunakan adalah
perencanaan APBDesa, pemenuhan kebutuhan dasar, penguatan
kelembagaan, peningkatan insfrastuktur, dan pengembangan wilayah
pedesaan. Dalam penelitian ini, penulis menambahkan prosedur penyusunan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
APBDesa, karena desa yang berkembang dinilai mulai dari bagaimana
pemerintah desa menyusun anggarannya.
2. Yuni, Arie dan Very (2011) melakukan penelitian dengan judul Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja (APBDesa) dalam menunjang
pembangunan desa di desa Betelen Kecamatan Tombatu Kabupaten
Minahasa Tenggara. Hasil dari penelitian ini adalah horizontal
accountability antara pemerintah desa dan masyarakat di desa Betelen
belum terjalin dengan baik. Transparansi dalam pelaksanaan APBDesa
belum sesuai dengan yang diharapkan. Partisipasi masyarakat masih
dianggap kurang. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan anggaran
antara lain, kurang mampunya pengetahuan manajerial aparatdesa selaku
pengelola anggaran, jumlah anggaran yang tidak sesuai dengan rencana
pembangunan, kurangnya koordinasi antara kepala desa dengan kepala jaga
terkait penarikan pajak yang lambat.
3. Rosalinda (2014) melalukan penelitian tentangpengelolaan Alokasi Dana
Desa (ADD) dalam menunjang pembangunan pedesaan di Desa Segodorejo
dan Desa Ploso Kerep, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang.
Penelitian ini menggambarkan bagaimana pengelolaan Alokasi Dana Desa
(ADD) yang dilaksanakan di desa Segodorejo dan desa Plosos Kerep, yaitu
dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawabannya apakah
sudah didasarkan pada prosedur dan aturan yang berlaku, apakah prinsip-
prinsip pengelolaannya sudah mampu diwujudkan. Secara umum
pengelolaan ADD di desa Segodorejo dan Ploso Kerep masih kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
efektif, hal ini dibuktikan dengan masih adanya kegiatan proses pengeloaan
yang masih kurang peran masyarakat dalam berpartisipasi. Adanya
keputusan Bupati dalam keseragaman perolehan besaran ADD yang setiap
tahun sama besarnya. Dalam pemanfaatan dana ADD juga diatur Peraturan
Bupati Kabupaten Jombang dimana ada pos-pos anggaran dalam
pengalokasiaanya. Sehingga pemanfaatan dana ADD menimbulkan
kepatenan penerapan besaran nominal pengaggaran di setiap pos-pos
anggaran. Padahal pelaksanaan ADD sesungguhnya merupakan proses yang
didasarkan atas keadaan masyarakat dan Desa.
4. Abdusakur (2012) melakukan penelitian tentang implementasi kebijakan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa) di wilayah Kecamatan
Batu Benawa, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Provinsi Kalimantan
Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan kebijakan
APBDesa di wilayah Kecamatan Batu Benawa Kabupaten Hulu Sungai
Tengah Provinsi Kalimantan Selatan sudah sesuai dengan Peraturan Bupati
Hulu Sungai Tengah Nomor 10 Tahun 2007 tentang Pedoman Penyusunan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa) Kabupaten Hulu
Sungai Tengah. Akan tetapi dari analisis yang dilakukan penulis, sangat
jelas bahwa prakteknya tidaklah memadukan antara top-down dan bottom-
up, kaena adanya ketimpangan dan lebih dominan top-down. Dilihat dari
dokumen perubahan APBDesa dari Desa Baru, Desa Pagat, dan Desa
Layuh, tampak sekali bahwa Perdes tersebut seperti formalitas yang
dimintakan oleh Pemerintah Daerah untuk melengkapi berkas saja. Faktor-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
faktor yang menentukan implementasi kebijakan APBDesa di Kecamatan
Batu Benawa adalah perencanaan dan pelaksanaan kebijakan APBDesa,
keberadaan aspek pemasukan desa dan tingkat urgensi program.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
BAB III
METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian studi kasus. Penelitian studi kasus
merupakan penelitian pada sesuatu atau obyek yang diteliti sebagai kasus di
suatu tempat. Data dan informasi yang diperoleh kemudian diolah dan
dianalisis. Hasil penelitian ini hanya berlaku untuk Desa Gari periode 2010-
2014.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Gari, Kecamatan Wonosari, Kabupaten
Gunungkidul.
2. Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan selama bulan Desember 2015 – Maret 2016.
C. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah pihak-pihak yang telibat dalam penelitian dan
berperan sebagai sumber informasi. Subyek penelitian pada penulisan ini
adalah :
a. Pemerintah Desa Gari, KecamatanWonosari, Kabupaten Gunungkidul
yang terdiri dari Kepala desa dan Kepala Urusan Umum.
b. Masyarakat Desa Gari, KecamatanWonosari, Kabupaten Gunungkidul.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
2. Obyek penelitian
Obyek penelitian adalah segala sesuatu yang akan diteliti dengan
mendapatkan data untuk tujuan tertentu. Obyek penelitian yang digunakan
adalah perencanaan APBDesa, pemenuhan kebutuhan dasar, penguatan
kelembagaan, peningkataninfrastruktur pedesaan, pengembangan wilayah
pedesaan, serta laporan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
(APBDesa), Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDesa), dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Desa Gari.
D. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara :
1. Wawancara atau tanya jawab secara langsung dengan narasumber. Data
yang diperoleh dalam wawancara berupa data mengenai keadaan desa
dengan adanya peranan APBDesa dalam kehidupan masyarakat desa yang
diperoleh dari hasil tanya jawab kepada masyarakat Desa Gari .
2. Kuesioner.
Data yang diperoleh dalam kuesioner berupa hasil data persepsi masyarakat
terhadap peranan APBDesa dalam perencanaan APBDesa, penguatan
kelembagaan, peningkatan insfrastruktur pedesaan dan pengembangan
wilayah pedesaan di Desa Gari Kecamatan Wonosari Kabupaten
Gunungkidul.
3. Observasi atau mengadakan pengamatan secara langsung yang ada
hubungannya dengan masalah pokok atau obyek yang diteliti. Hasil data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
yang didapatkan melalui observasi adalah keadaan yang dialami Desa Gari
hingga tahun 2015 berupa keadaan insfrastrukturnya.
4. Dokumentasi
Data yang dikumpulkan dengan teknik dokumentasi adalah :
a. Gambaran umum Desa Gari
b. Laporan Pertanggungjawaban Realisasi APBDesa 2010-2014
c. Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDesa) 2010-2014
d. Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2010-2014
E. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek/ subjek
yang mempunyai kualitas dan krakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi
bukan hanya orang, tetapi juga objek dan benda-benda alam yang lain.
Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/ subjek yang
dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/ sifat yang dimiliki oleh subjek/
objek (Sugiyono: 2012).
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa Gari,
KecamatanWonosari, Kabupaten Gunungkidul.
2. Sampel
Pengambilan sampel dengan mengguanakan Rumus Frank Lynch
(Sugiarto:2001):
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Keterangan:
N=Jumlah Populasi
Z= Nilai standar sesuai dengan tingkat kepercayaan (dalam hal ini bernilai
1,96 pada tingkat kepercayaan 95%)
E=Tingkat kesalahan yang ditentukan (dalam hal ini penulis menetapkan
10% atau 0,10)
P= Proporsi atau presentasi yang yang mempunyai karakteristik tertentu
(dalam hal ini penulis menetapkan 50% atau 0,50)
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah
geografic cluster judgmental sampling. Cluster sampling adalah
pengambilan data dari kluster-kluster yang dilakukan secara random.
Cluster sampling sering juga disebut area sampling karena berkaitan dengan
lokasi tertentu. Dalam penelitian ini lokasi penelitian adalah sebuah Desa,
yang terdiri dari beberapa Dusun. Judgmental sampling, yaitu pengambilan
sampel berdasarkan “penilaian” (judgment) peneliti mengenai siapa-siapa
saja yang pantas (memenuhipersyaratan) untuk dijadikan sampel. Oleh
karenanya agar tidak sangat subjektif, peneliti harus punya latar belakang
pengetahuan tertentu mengenai sampel dimaksud (tentu juga populasinya)
agar benar-benar bisa mendapatkan sampel yang sesuai dengan persyaratan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
atau tujuan penelitian (memperoleh data yang akurat).Dalam penelitian ini
sampel yang diteliti adalah beberapa orang dewasa yang dipilih dari
berbagai dusun yang ada di Desa Gari yang mengetahui tentang APBDesa.
Langkah awal dalam penentuan sampel, terlebih dahulu peneliti
menentukan jumlah sampel yang akan dipilih menjadi responden dengan
menggunakan Rumus Frank Lynch. Dari hasil perhitungan rumus tersebut
didapatkan jumlah sampel sebanyak 96 orang. Langkah selanjutnya memilih
sampel yang tepat sesuai dengan penelitian dengan menggunakan teknik
sampling geografik cluster judgmental sampling. Cara menggunakan teknik
ini adalah dengan membagi sampel kedalam beberapa lokasi. Sampel
diambil dari ke-sembilan dusun yang ada di Desa Gari yaitu, padukuhan
Ngijorejo, Kalidadap, Jatirejo, Gatak, Gari, Gelung, Tegalrejo, Ngelorejo,
dan Gondangrejo. Peneliti hanya memilih warga yang tahu tentang
APBDesa, dengan cara meminta rekomendasi dari kepala dusun dan melihat
daftar warga yang terlibat dalam kelembagaan di Desa Gari yang ada di
kelurahan.
F. Variabel dan Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono (2012) variabel penelitian adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulan. Peneliti
mengembangkan kuesioner dari penelitian yang dilakukan oleh Siburian,
Erlina dan Rujiman (2014). Penelitian tersebut meneliti tentang “Peranan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa dalam Pengembangan Wilayah
Pedesaan di Kabupaten Serdang Bedagai”.
Setiap kuesioner terdiri dari dua bagian yang harus dijawab oleh
responden. Bagian pertama berisi pertanyaan yang berhubungan dengan data
demografi responden yang meliputi nama, usia, jenis pekerjaan, pengetahuan
tentang APBDesa dan keterlibatan organisasi. Bagian kedua adalah pertanyaan
yang berhubungan dengan perencanaan APBDesa, pemenuhan kebutuhan
dasar, penguatan kelembagaan, peningkatan insfrastruktur pedesaan, dan
pengembangan wilayah pedesaan (kuesioner terlampir).Operasionalisasi
variabel-variabel yang telah ditentukan, yaitu :
1. Perencanaan APBDesa
Perencanaan pembangunan desa sebagai satu kesatuan dalam sistem
perencanaan pembangunan daerah kabupaten yang harus disusun secara
partisipatif oleh pemerintahan desa sesuai dengan kewenangannya dan
wajib melibatkan lembaga kemasyarakatan desa. Dalam hal ini, peneliti
ingin meneliti keterlibatan dan pengetahuan masyarakat dalam perencanaan
APBDesa.Indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur perencanaan
desa :
a. Pengetahuan masyarakat tentang APBDesa setiap tahun yang
dianggarkan oleh pemerintah desa.
b. Partisipasi masyarakat dalam perencanaan penyusunan APBDesa.
c. Kesesuaian penyusunan APBDesa dengan yang direncanakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
d. Pengetahuan masyarakat tentang pembahasan APBDesaoleh kepala desa
bersama BPD.
2. Pemenuhan Kebutuhan Dasar
Desa memiliki penyelanggara pemerintah desa yakni pemerintah desa
(kepala desa dan perangkatnya) dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
dan LPMD. Masing-masing memiliki kedudukan, tugas dan fungsinya
dalam konstruksi penyelenggaraan pemerintah desa yaitu kedudukan
lembaga desa mencerminkan peran yang akan diembannya dan tugas serta
fungsinya yang merupakan derivasi atau uraian lebih lanjut dari
kewenangan desa sehingga semua kewenangan desa dapat diselenggarakan
secara efektif oleh lembaga tersebut. Dalam penelitian ini, peneliti ingin
melihat pendapat masyarakat apakah APBDesa berperan dalam pemenuhan
kebutuhan dasar dan peningkatan mutu pelayanan desa. Indikator-indikator
untuk mengukur pemenuhan kebutuhan dasar adalah sebagai berikut :
a. Efektifitas pelaksanaan APBDesa dengan pelayanan yang diberikan
pemerintah desa.
b. Efisiensi pelaksanaan kegiatan.
c. Peningkatan mutu pelayanan dengan adanya peningkatan sumber
pendapatan desa.
d. Alokasi belanja untuk operasional BPD telah memadahi
3. Penguatan Kelembagaan
Secara umum, lembaga kemasyarakatan desa pada
dasarnya berkedudukan di desa sebagai wadah partisipasi warga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
masyarakat dalam pengembangan ide dan kemampuanan untuk
pendayagunaan segenap potensi dan swadaya gotong-royong. Lembaga
kemasyarakatan merupakan mitra bagi pemerintah desa dalam
pemberdayaan masyarakat dan pengelolaan pembangunan. Dalam penelitian
ini, peneliti akan menelitipendapat masyarakat apakah APBDesa bereperan
dalam mencukupi segala kebutuhan lembaga desa yaitu, LPMD, PKK,
Karangtaruna, Posyandu, Paud, RT dan RW. Indikator-indikator yang
digunakan untuk mengukur penguatan kelembagaan adalah :
a. Alokasi belanja untuk lembaga kemasyarakatan.
b. Alokasi belanja untuk lembaga pemberdayaan masyarakat.
c. Alokasi untuk biaya PKK.
d. Alokasi belanja untuk biaya Posyandu.
e. Alokasi belanja untuk biaya PAUD.
f. Alokasi belanja untuk biaya Karangtaruna.
4. Peningkatan Infrastuktur Pedesaan
Penyediaan sarana/prasarana merupakan bagian terpenting dalam
pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan pembangunan. Peningkatan
insfrastruktur pedesaan merupakan sarana yang paling dibutuhkan
masyarakat dalam rangka mempermudah akses, peningkatan pendapatan
dan peningkatan kesejahteraan masyarakat desa.Peneliti akan meneliti
pendapat masyarakat apakah APBDesa bereperan dalam peningkatan
insfrastruktur pedesaan. Indikator-indikator yang digunakan untuk
mengukur peningkatan insfrastruktur pedesaan adalah :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
a. Belanja untuk peningkatan sarana/prasarana kantor desa.
b. Belanja untuk peningkatan sarana/prasaraba pertemuan/ balai desa.
c. Belanja untuk peningkatan prasaran jalan.
d. Belanja untuk peningkatan prasarana pemukiman.
5. Pengembangan Wilayah Pedesaan
Pengembangan wilayah adalah membangun masyarakat sesuai potensi dan
prioritas yang terdapat di daerah tersebut. Pengembangan wilayah
pedesaandapat digambarkan dari kualitas hidup, masyarakat, kesejahteraan
masyarakat, peningkatan sosial ekonomi masyarakat, perbaikan lingkungan
pemukiman, pemanfaatan wilayah pedesaan dan peningkatan sumber daya
masyarakat desa. Peneliti akan meneliti pendapat masyarakat apakah
APBDesa bereperan pengembangan wilayah pedesaan. Indikator-indikator
yang digunakan untuk mengukur pengembangan wilayah pedesaan adalah:
a. Pengembangan kualitas hidup masyarakat.
b. Peningkatan kesejahteraan masyarakat desa.
c. Peningkatan ekonomi masyarakat desa.
d. Perbaikan terhadap lingkungan pemukiman penduduk.
e. Pengembangan wilayah pedesaan.
G. Skala Pengukuran Data
Skala merupakan teknik pengumpulan data yang bersifat mengukur,
karena diperoleh hasil ukur yang berbentuk angka-angka. Skala pengukuran
merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan
panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data
kuantitatif.Dalam penelitian ini skala pengukuran yang digunakan adalah Skala
Likert. Skala Likert yaitu skala yang dipergunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang mengenai suatu
gejala. Dalam Skala Likert terdapat 5 kategori jawaban dengan skor sebagai
berikut :
Sangat Setuju (SS) : 5
Setuju (S) : 4
Cukup Setuju (CS) : 3
Tidak Setuju (TS) : 2
Sangat Tidak Setuju (STS) : 1
Kriteria interprestasi skor yang digunakan dalam mengolah hasil kuesioner
menurut Ridwan dan Sunarto (2009) adalah sebagai berikut:
0 20% 40% 60% 80% 100%
Sangat
tidak setuju
Tidak
setuju
Cukup
setuju
Setuju Sangat
setuju
0% - 20% Sangat Tidak Setuju (sangat tidak berperan)
21% - 40% Tidak Setuju (kurang berperan)
41% - 60% Cukup Setuju (cukup berperan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
61% - 80% Setuju (berperan)
81% - 100% Sangat Setuju (sangat berperan)
H. Teknik Pengujian Instrumen
1. Uji Validitas
Uji validitas adalah suatu alat pengukur untuk mengukur sejauh mana alat
ukur memiliki ketepatan dan kecermatan dalam melakukan fungsinya.
Artinya membandingkan beberapa hasil pengukuran dari populasi yang
sama pada waktu berbeda atau oleh peneliti yang lain (Sugiyono:
2012).Rumus Korelasi Product Moment (Wijaya: 2009):
√{ }{ }
Keterangan :
rxy : Koefisien korelasi antara X dan Y (product moment)
X : Nilai total jawaban dari masing-masing nomor dari responden
Y : Total butir dari jawaban responden
∑ X : Jumlah skor butir
∑ XY : Jumlah hasil kali antara X dan Y
N : Banyaknya partisipan uji coba
Data dikatakan valid, jika koefisien korelasi (r) < 0,50 atau jika r hitung ≥ r
tabel dengan taraf keyakinan 95 % maka instrumen tersebut dikatakan valid,
jika r hitung < r tabel dengan taraf keyakinan 95 %, maka instrumen
tersebut dikatakan tidak valid.
2. Uji Reliabilitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Uji Reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian, atau keakuratan
yang ditunjukkan oleh instrumen pengukuran (Husein: 2005). Uji reliabilitas
adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari
variabel konstruk. Suatu kuesioner dinyatakan reliable atau handal jika
jawaban responden terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari
waktu ke waktu (Ghozali: 2011). Dalam menghitung reliabilitas, peneliti
menggunakan rumus Cronbach’s Alpha yang mana rumus ini digunakan
untuk mencari reliabilitas yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya kuesioner
atau soal bentuk uraian.
Rumus Cronbach’s Alpha :
⌊
⌋ [
]
Keterangan :
r :Koefisien reliabilitas instrumen (cronbach alpha)
k :Banyaknya butir pertanyaan atau banyak soal
: Total varian butir
: Total varian
Jika alpha > 0,90 maka reliabilitas sempurna, jika alpha antara 0,70-
0,90 maka reliabilitas tinggi, jika alpha antara 0,50-0,70 maka reliabilitas
moderat, jika alpha < 0,50 maka reliabilitas rendah. Jika alpha rendah,
kemungkinan satu atau beberapa item tidak reliable. Data dianggap reliable
jika nilai alpha berada di atas 0,6 atau 60%. Semakin tinggi nilai koefisien
alpha, semakin konsisten hasil yang diperoleh, sehingga data dapat
dikatakan memiliki reliabilitas yang tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
I. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data mendiskripsikan teknik analisis apa yang akan digunakan
oleh peneliti, untuk menganalisis data yang telah dikumpulkan,termasuk
pengujiannya (Sanusi: 2011).Penelitian ini merupakan jenis penelitian statistika
deskriptif. Teknik analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Data yang diperoleh dari kuesioner tertutup diklasifikasikan dan dihitung
persentasehasil jawaban dariresponden.
2. Hasil persentase tersebut dideskripsikan.Sebelumhasil persentase
dideskripsikan langkah yang terlebih dahulu dilakukan adalahsebagai
berikut :
a. Jawaban responden yang menjawab setuju dan sangat setuju dalam setiap
indikator dihitung agar lebih mudah dalam membuat deskripsi dan dalam
menarik kesimpulan.
b. Rata-rata jawaban dalam setiap variabel dihitung.
3. Apabila langkah diatas telah dilakukan,langkah selanjutnya setiap indikator
dan rata-rata jawaban dalam setiap variabel dari hasilperhitungan yang
dilakukan, didiskripsikan dan dianalisis. Kriteria yang digunakan adalah
sebagai berikut :
a. Apabila jawaban responden yang menjawab setuju dan sangat setuju
berjumlah 0% - 20%, maka dapat disimpulkan bahwa masyarakat sangat
tidak setuju bahwa mereka dapat merasakan adanya peran APBDesa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
b. Apabila jawaban responden yang menjawab setuju dan sangat setuju
berjumlah 21% - 40%, maka dapat disimpulkan bahwa masyarakat tidak
setuju bahwa mereka dapat merasakan adanya peran APBDesa.
c. Apabila jawaban responden yang menjawab setuju dan sangat setuju
berjumlah 41% - 60%, maka dapat disimpulkan bahwa masyarakat
cukup setuju bahwa mereka dapat merasakan adanya peran APBDesa.
d. Apabila jawaban responden yang menjawab setuju dan sangat setuju
berjumlah 61% - 80%, maka dapat disimpulkan bahwa masyarakat
setuju bahwa mereka dapat merasakan adanya peran APBDesa.
e. Apabila jawaban responden yang menjawab setuju dan sangat setuju
berjumlah 81% - 100%, maka dapat disimpulkan bahwa masyarakat
sangat setuju bahwa mereka dapat merasakan adanya peran APBDesa.
4. Selanjutnya untuk mendukung analisis kuesioner, realita yang terjadi di
Desa Gari yang terkait denganperan APBDesa di Desa Gari dideskripsikan.
Dalam mendeskripsikan realita yang terjadi di Desa Gari ini penulis
mengumpulkan data dari wawancara, dokumetasi serta observasi secara
langsung. Hal ini dimaksudkan agar peneliti tidak hanya dapat mengetahui
persepsi masyarakat, namun juga melihat bukti dan alasan masyarakat
dibalik persepsi yang diungkapkan oleh masyarakat.
5. Kesimpulan ditarik dari hasil analisis kuesioner dan realita yang terjadi
terkait dengan peran APBDesa di Desa Gari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
BAB IV
GAMBARAN UMUM
BAB IV GAMBARAN UMUM
A. Visi dan misi Desa Gari
1. Visi
Visi Desa Gari adalah menjadi penyelenggara pemerintahan yang baik
untuk menuju terwujudnya Desa Gari yang mandiri dan sejahtera.
2. Misi
Guna mewujudkan visi tersebut di atas ditetapkan misi Desa Gari sebagai
berikut:
a. Meningkatkan koordinasi perangkat desa dan lembaga desa dalam
pelayanan kepada masyarakat
b. Meningkatkan kualitas pelayanan terhadap masyarakat di berbagai
bidang
c. Memperkuat nilai-nilai luhur budaya masyarakat sebagai unsur
pemberdayaan masyarakat untuk menuju masyarakat yang mandiri dan
sejahtera
d. Meningkatkan dan memperkuat fungsi dan peran lembaga desa dan
lembaga kemasyarakatan lain yang ada
e. Mewujudkan suasana aman dan kondusif menuju masyarakat mandiri
dan sejahtera
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
3. Struktur Organisasi
Gambar 4.1
Strukur Organisasi Desa Gari
Sumber: Arsip pemerintah desa
4. Kelembagaan desa
a. PKK
b. Posyandu
c. Karangtaruna
d. Rukun Tetangga
e. Rukun Warga
f. PAUD
g. LPMD
h. BPD
B. Keadaan Umum Wilayah Desa Gari
1. Letak Wilayah Desa Gari
BPD Kepala desa
Bagian Pemerintahan
Dukuh Bagian
Pembangunan
Bagian Kesejahteraan
Masyarakat
Sekretaris desa
Kepala Urusan Umum
Kepala Urusan Perencanaan
Kepala Urusan Keuangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Desa Gari merupakan salah satu desa di wilayah Kabupaten Gunungkidul
dengan batas-batas sebagai berikut :
a. Sebelah utara Desa Kedung Keris Kecamatan Nglipar
b. Sebelah timur Desa Karang Tengah Kecamatan Wonosari
c. Sebelah selatan Desa Piyaman Kecamatan Wonosari
d. Sebelah barat Desa Gading Kecamatan Playen
2. Luas wilayah Desa Gari adalah 600.25 Ha.
3. Tata guna tanah Desa Gari adalah :
a. Sawah dan ladang : 233.000 Ha
b. Perkantoran : 2.000 Ha
c. Empang : - Ha
d. Permukiman : 113.00 Ha
e. Pekuburan : 16.000 Ha
f. Prasarana umum : 236.25 Ha
4. Sumber Daya Alam :
a. Adanya lahan yang luas dimana dapat dimanfaatkan untuk pertanian,
perkebunan, hutan, lahan peternakan.
b. Adanya air yang lumayan mudah yang sangat bermanfaat untuk perairan
dan perikanan.
5. Orbitasi :
a. Jarak ke Ibukota Kecamatan terdekat : 6 Km
b. Lama tempuh ke Ibukota Kecamatan : 20 Menit
c. Angkutan Pedesaan ke Kota : ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
d. Jarak ke Ibukota Kabupaten Terdekat : 6 Km
e. Lama tempuh ke Ibukota Kabupaten : 20 Menit
6. Iklim :
a. Curah Hujan : 200-500 mm/tahun
b. Jumlah Bulan Hujan : 6 bulan
c. Suhu Rata-Rata : 28-33 C
d. Ketinggian dari permukaan laut : 145 meter
7. Karakteristik desa
a. Kultur tradisional
b. Perdagangan dan jasa
C. Bidang Ekonomi
1. Penduduk desa sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani dan
penambang batu putih. Sedangkan potensi sumber ekonomi Desa Gari
sangat beragam, mulai dari lahan pertanian, batu putih, batu gamping dan
penghasil kayu jati. Adapun potensi sumber alam tersebut adalah :
a. Lahan pertanian
Lahan pertanian yang dimiliki masyarakat Desa Gari adalah sebagian
besar adalah lahan kering atau tadah hujan yang sangat tergantung pada
daur iklim khususnya curah hujan.
b. Pertambangan
Jumlah pertambangan di Desa Gari tersebar di 9 Padukuhan yang sangat
produktif utamanya sebagai bahan baku pembuatan patung. Batu putih
ini biasa oleh warga masyarakat Desa Gari di kirim ke pulau Bali.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Pertambangan gamping juga potensi ketiga bagi penduduk Desa Gari,
yang digunakan sebagai bahan baku gamping diwilayah Desa Gari juga.
c. Industri
Sebagian besar industri adalah industri bebasis rumah tangga dan
gamping dari pertambangan batu putih dari masyarakat.
2. Struktur perekonomian desa
a. Perdagangan dan Jasa
Perdagangan
1) Pasar lingkungan : 1 buah 5 kios
2) Pasar kota : - buah - kios
3) Pasar regional : - buah - kios
4) Pasar induk : - buah - kios
5) Toko : 10 buah
6) Warung : 90 buah
7) Kaki lima : 6 buah
8) Supermarket/pasar swalayan : - buah
Jasa
1) Bank : - buah
2) Travel biro (biro perjalanan) : - orang
3) Notaris : - orang
4) Pengacara : - orang
5) Psikolog : - orang
b. Pertanian dan Peternakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Pertanian
Luas tanam menurut komoditas pada tahun ini
1) Padi : 104 Ha 4,5 Ton
2) Jagung : 80 Ha 1,5 Ton
3) Ubi kayu : 205 Ha 7 Ton
4) Ubi jalar : 1 Ha 5 Ton
5) Kacang panjang : - Ha - Ton
6) Kedelai dan kedelai : 94 Ha 2,5 Ton
7) Kubis (kol) : - Ha - Ton
8) Kentang : - Ha - Ton
9) Sawi : - Ha - Ton
10) Tomat : - Ha - Ton
11) Wortel : - Ha - Ton
12) Terong : - Ha - Ton
13) Buncis : - Ha - Ton
14) Lombok : - Ha - Ton
15) Bawang putih : - Ha - Ton
16) Bawang merah : - Ha - Ton
17) Ketimun : - Ha - Ton
Jenis komoditas buah-buahan yang dibudidayakan
1) Pisang : 5 Ha 25 Ton
2) Pepaya : 42 Ha 5,5 Ton
3) Jeruk : - Ha - Ton
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
4) Semangka : - Ha - Ton
5) Mangga : 10.5 Ha 10.5 Ton
6) Durian : - Ha - Ton
7) Duku : - Ha - Ton
8) Jambu : - Ha - Ton
9) Rambutan : - Ha - Ton
10) Sirsak : - Ha - Ton
11) Apel : - Ha - Ton
12) Anggur : - Ha - Ton
13) Salak : - Ha - Ton
14) Belimbing : - Ha - Ton
15) Lengkeng : - Ha - Ton
16) Melon : - Ha - Ton
17) Kedondong : - Ha - Ton
18) Alpukat : - Ha - Ton
Peternakan
Jenis populasi ternak
1) Ayam kampung : 2310 Ekor
2) Ayam ras : 6000 Ekor
3) Itik : - Ekor
4) Kambing : 84 Ekor
5) Domba : 30 Ekor
6) Sapi : 800 Ekor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
7) Kerbau : - Ekor
8) Kuda : - Ekor
c. Home Industri/Kerajinan
1) Besar : Buah
2) Sedang : 6 Buah
3) Kecil : 15 Buah
4) Rumah tangga : Buah
d. Lembaga-lembaga perekonomian desa
1) Kelompok Tani
2) Kelompok Ternak
3) Kelompok SPP
4) Kelompok UPK BKM
5) Kelompok Perikanan
e. Kemampuan keuangan desa
Untuk keuangan desa berasal dari :
1) Pendapatan Asli Daerah (PAD)
2) Bantuan dari pihak ketiga yang tidak mengikat
3) Bantuan pemerintah propinsi dan kabupaten
f. Prasarana dan Sarana Ekonomi
1) Belum adanya pasar tradisional yang layak di daerah kelurahan Gari
2) Masih seringnya jalan yang menjadi rusak pada saat musim
penghujan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
D. Kondisi Sosial Budaya
1. Kependudukan
a. Jumlah Penduduk : 6216 Jiwa
Laki-laki : 3048 Jiwa
Perempuan : 3168 Jiwa
b. Jumlah Kepala Keluarga : 1967 KK
Laki-laki : 1737 KK
Perempuan : 230 KK
2. Pembagian Wilayah Administrasi
Desa Gari terbagi menjadi 9 Pedukuhan 20 RW dan 48 RTterinci sebagai
berikut :
a. Padukuhan Ngijorejo 2 RW 5 RT
b. Padukuhan Kalidadap 2 RW 6 RT
c. Padukuhan Jatirejo 2 RW 4 RT
d. Padukuhan Gatak 4 RW 9 RT
e. Padukuhan Gari 2 RW 6 RT
f. Padukuhan Gelung 2 RW 4 RT
g. Padukuhan Tegal Rejo 2 RW 4 RT
h. Padukuhan Ngelorejo 2 RW 6 RT
i. Padukuhan Gondangrejo 2 RW 4 RT
3. Kesehatan
a. Derajat kesehatan untuk angka kematian bayi dan ibu relatif kecil,
dikarenakan kader Posyandu dan dokter serta tenaga kesehatan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
berada di Desa Gari selalu pro aktif dan peduli terhadap masalah
kesehatan warga.
b. Puskesmas yang berada di wilayah Gari, sangat membantu warga karena
letaknya sangat strategis dan dapat dijangkau dengan mudah oleh seluruh
warga Gari.
4. Kesejahteraan Sosial
a. Pemberdayaan kelembagaan yang ada di Desa Gari.
b. Pemanfaatan lahan kosong.
c. Crash program.
d. Menetapkan sapta usaha tani.
e. Pelatihan/kursus-kursus pertanian.
5. Ketenagakerjaan
Matapencaharian masyarakta Desa Gari adalah sebagai berikut:
Karyawan : 70 Orang
Pegawai Negeri Sipil : 46 Orang
TNI/POLRI : 12 Orang
Swasta : 56 Orang
Wiraswasta/Pedagang : 64 Orang
Tani : 1474 Orang
Pertukangan : 75 Orang
Buruh Tani : 50 Orang
Pensiunan : 53 Orang
Nelayan : - Orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Pemulung : - Orang
Jasa : - Orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
BAB V
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap masyarakat Desa Gari,
maka dapat diketahui karakteristik responden dalam penelitian ini, yaitu :
1. Jumlah Responden
Masyarakat Desa Gari sebanyak 6.216 jiwa. Pengambilan sampel dengan
menggunakan Rumus Frank Lynk sehingga jumlah sampel didapatkan
sebanyak 96 orang.
2. Usia Responden
Berdasarkan usia, maka responden dalam penelitian ini diklasifikasikan
sebagai berikut :
Tabel 5.1 Klasifikasi Responden Menurut Usia
S
u
m
b
e
Sumber : data primer yang diolah
No. Usia Jumlah Persentase
1
2
3
4
5
21 - 30 tahun
31 - 40 tahun
41 - 50 tahun
51 – 60 tahun
>60 tahun
10
14
19
39
14
10,4%
14,6%
19,8%
40,6%
14,6%
Total 96 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Tabel di atas menunjukkan bahwa masyarakat yang terlibat dan
berpartisipasi dalam organisasiDesa Gari didominasi berusia sekitar 51 – 60
tahun sebanyak 40,6%.
3. Jenis Pekerjaan
Berdasarkan jenis pekerjaan, maka responden dalam penelitian ini
diklasifikasikan sebagai berikut :
Tabel 5.2 Klasifikasi Responden Menurut Jenis Pekerjaan
No. Jenis Pekerjaan Jumlah Persentase
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Tani
PNS
Pensiunan
Wiraswasta
Buruh
Ibu Rumah Tangga
Swasta
Karyawan
Polisi
Dukuh
30
14
10
18
8
1
2
9
1
3
31,3%
14,6%
10,4%
18,8%
8,3%
1,0%
2,1%
9,4%
1,0%
3,1%
Total 96 100%
Sumber : data primer yang diolah
Tabel di atas menunjukkan bahwa jenis pekerjaan masyarakat yang terlibat
dan berpartisipasi dalam organisasi Desa Gari didominasi oleh pekerjaan
Tani sebanyak 31,3%.
4. Pengetahuan tentang APBDesa
Berdasarkan pengetahuan tentang APBDesa, maka responden dalam
penelitian ini diklasifikasikan sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Tabel 5.3 Klasifikasi Responden Menurut Pengetahuan APBDesa
S
u
m
s
Sumber : data primer yang diolah
Tabel di atas menunjukkan bahwa masyarakat Desa Gari sebanyak 62,5%
tidak begitu tahu dan paham tentang APBDesa.
5. Keterlibatan dalam organisasi
Berdasarkan keterlibatan dalam organisasi, maka responden dalam
penelitian ini diklasifikasikan sebagai berikut :
Tabel 5.4 Klasifikasi Responden Menurut Keterlibatan dalam Organisasi
Sumber: data primer yang diolah
Tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah masyarakat yang paling banyak
terlibat dalam penelitian ini 17% terlibat dalam organisasi PKK.
No. Pengetahuan Jumlah Persentase
1
2
3
Tidak Tahu
Agak Tahu
Tahu
-
60
36
62,5%
37,5%
Total 96 100%
No. Organisasi Jumlah Persentase
1
2
3
4
5
6
7
8
Posyandu
PKK
PAUD
RT
RW
Karang Taruna
LPMD
Lain-lain (BPD, LPMP,
Kelompok Usaha)
14
20
12
18
10
16
10
17
12%
17%
10%
15%
9%
14%
9%
15%
Total 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
6. Jenis Kelamin
Berdasarkan jenis kelamin, maka responden dalam penelitian ini
diklasifikasikan sebagai berikut :
Tabel 5.5 Klasifikasi Responden Menurut Jenis Kelamin
Sumber: data primer yang diolah
B. Pengujian Instrumen Penelitian
1. Validitas
Uji validitas dan reliabilitas dilakukan terhadap kuesioner yang
digunakan dalam penelitian. Karena untuk mengetahui apakah kuesioner
yang digunakan memiliki validitas dan reliabilitas pengukuran yang baik,
sehingga layak digunakan sebagai alat pengambilan data. Uji validitas
digunakan untuk mengukur seberapa jauh suatu alat ukur memiliki tingkat
keakuratan dan konsistensi dalam melakukan fungsi ukurnya. Validitas dari
masing-masing butir pernyataan diketahui dengan mengkorelasikan skor-
skor yang ada pada masing-masing pernyataan dengan skor total. Uji
validitas akan dilakukan menggunakan teknik korelasi product moment.
Kriteria pengambilan keputusan untuk menentukan valid jika r-hitung ≥ r-
tabel (n = 96, df = n-2, r-tabel = 0,201). Jika nilai r-hitung < r-tabel maka
butir instrumen yang dimaksud tidak valid.
No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase
1
2
Laki-laki
Perempuan
50
46
52.08%
47.92%
Total 96 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Tabel 5.6 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian
Variabel r-hitung r-tabel Status
Perencanaan APBDesa
A1
A2
A3
A4
0,724
0,746
0,738
0,752
0,201
0,201
0,201
0,201
Valid
Valid
Valid
Valid
Pemenuhan Kebutuhan Dasar
B1
B2
B3
B4
0,746
0,737
0,707
0,736
0,201
0,201
0,201
0,201
Valid
Valid
Valid
Valid
Penguatan Kelembagaan
C1
C2
C3
C4
C5
C6
C7
C8
0,811
0,795
0,782
0,761
0,798
0,756
0,920
0,890
0,201
0,201
0,201
0,201
0,201
0,201
0,201
0,201
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Peningkatan Infrastruktur
D1
D2
D3
D4
0,763
0,797
0,785
0,814
0,201
0,201
0,201
0,201
Valid
Valid
Valid
Valid
Pengembangan Wilayah
Pedesaan
E1
E2
E3
E4
E5
E6
0,769
0,797
0,833
0,786
0,821
0,768
0,201
0,201
0,201
0,201
0,201
0,201
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Sumber : data primer yang diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Berdasarkan hasil uji yang disajikan dalam tabel, tampak bahwa seluruh
item pernyataan memiliki koefisien validitas ≥ 0,201. Dengan demikian
ditinjau dari validitas item pernyataan maka seluruh pernyataan yang
terdapat dalam kuesioner layak digunakan sebagai alat pengumpul data.
2. Reliabilitas
Pengujian reliabilitasinstrumen menggunakan teknik Cronbach”s alpha. Uji
signifikan dilakukan pada taraf signifikan 0,05, artinya instrumen dapat
dikatakan reliable bila nilai alpha lebih besar dari r table product moment
(0,201). Berikut ini hasil analisis data menggunakan teknik Cronbach”s
alpha:
Tabel 5.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian
Variabel Cronbach’s
Alpha
N of Items Status
Perencanaan APBDesa 0,788 5 Reliabel
Pemenuhan Kebutuhan
Dasar
0,790 5 Reliabel
Penguatan Kelembagaan 0,792 9 Reliabel
Peningkatan Infrastruktur
Pedesaan
0,812 5 Reliabel
Pengembangan Wilayah
Pedesaan
0,798 7 Reliabel
Sumber : Data primer yang diolah
Hasil analisis di atas menunjukkan bahwa setiap instrumenmemiliki
reliabilitas yang memenuhi syarat dan dinyatakan reliabel, karena nilai
Cronbach’s Alpha berada di atas 0,201.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
C. Analisis Data
1. Analisis Peranan APBDesa
a. Hasil Tanggapan Responden
Setelah mengadakan penelitian dengan kuesioner tertutup, penulis
memaparkan data hasil penelitian yang diperoleh dari pengumpulan
kuesioneryang disebar pada masyarakatDesa Gari. Berikut hasil data dari
kuesioner yang dikumpulkan :
Tabel 5.8 Hasil Tanggapan Responden
No. Uraian ST
S
%
TS
%
CS
%
S
%
SS
%
Kesim
pulan
(s+ss)
%
Perencanaan APBDesa
1. Masyarakat menge-
tahui APBDesa
setiap tahun yang
dianggarkan oleh
Pemerintah Desa.
89.6 10.4 100.0
2. Masyarakat ber-
partisipasi dalam
musyawarah desa
untuk perencanaan
penyusunan
APBDesa.
2.1 28.1 62.5 7.3 69.8
3. Penyusunan
APBDesa telah
sesuaidengan yang
direncanakan.
22.9 69.8 7.3 77.1
4. Masyarakat menge-
tahui APBDesa telah
dibahas Kepala desa
bersama BPD.
17.7 72.9 9.4 82.3
Pemenuhan Kebutuhan Dasar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
1. Pelaksanaan
APBDesa telah
efektif dengan
pelayanan yang
diberikan pemerintah
desa.
16.7 72.9 10.4 83.3
2. Pelaksanaan ke-
giatan telah di-
laksanakan dengan
efisien dimana biaya
operasional
pemerintah desa
telah memadahi.
1.0 35.4 54.2 9.4 63.6
3. Mutu pelayanan
semakin meningkat
dengan adanya
peningkatan sumber
pendapatan desa.
28.1 65.6 6.3 71.9
4. Alokasi belanja yang
digunakan untuk
operasional BPD
telah memadahi
31.3 55.2 13.5 58.7
Penguatan Kelembagaan
1. Alokasi belanja
untuk lembaga
kemasyarakatan
memadai.
11.5 37.5 51.0 51.0
2. Alokasi belanja
untuk lembaga
pemberdayaan
masyarakat telah
memadahi.
12.6 43.8 43.8 43.8
3. Alokasi untuk biaya
PKK telah
memadahi.
10.4 42.7 47.9 47.9
4. Alokasi belanja
untuk biaya
Posyandu telah
memadahi.
8.3 36.5 56.3 56.3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Tabel 5.8Hasil Tanggapan Responden (Lanjutan)
No. Uraian ST
S
%
TS
%
CS
%
S
%
SS
%
Kesim
pulan
(s+ss)
%
5. Alokasi belanja
untuk biaya PAUD
telah memadahi.
13.5 45.8 41.7 41.7
6. Alokasi belanja
untuk Karangtaruna
telah memadahi.
7.3 55.2 38.5 38.5
7. Alokasi belanja
untuk RT telah
memadahi.
18.8 57.3 25.0 25.0
8. Alokasi belanja
untuk RW telah
memadahi.
18.8 57.3 25.0 25.0
Peningkatan Insfrastruktur Pedesaan
1. Belanja untuk
peningkatan
sarana/prasarana
kantor desa telah
memadahi.
4.2 33.3 52.1 10.4 62.5
2. Belanja untuk
peningkatan
sarana/prasaraba
pertemuan/ Balai
desa telah
memadahi.
5.2 44.8 40.6 9.4 50.0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Tabel 5.8 Hasil Tanggapan Responden (Lanjutan)
No. Uraian ST
S
%
TS
%
CS
%
S
%
SS
%
Kesim
pulan
(s+ss)
%
3. Belanja untuk
peningkatan prasaran
jalan telah
memadahi.
2.1 19.8 49.0 5.1 54.1
4. Belanja untuk
peningkatan pra-
sarana pemukiman
telah memadahi.
11.5 37.5 45.8 5.2 50.0
Pengembangan Wilayah Pedesaan
1. APBDesa mem-
berikan
pengembangan
kualitas hidup
masyarakat.
2.1 21.8 68.8 7.3 76.1
2. APBDesa telah
memberikan
peningkatan
kesejahteraan
masyarakat desa.
1.0 37.5 53.2 8.3 61.5
3. APBDesa telah
memberikan
peningkatan
ekonomi masyarakat
desa.
1.1 40.6 47.9 10.4 58.3
4. APBDesa telah
memberikan
perbaikan terhadap
lingkungan
pemukiman
penduduk.
2.1 35.4 51.0 11.5 62.5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Tabel 5.8 Hasil Tanggapan Responden (Lanjutan)
No. Uraian ST
S
%
TS
%
CS
%
S
%
SS
%
Kesim
pulan
(s+ss)
%
5. APBDesa telah
dimanfaatkan untuk
pengembangan
wilayah pedesaan.
37.5 47.9 14.6 62.5
6. APBDesa telah
memberikan
peningkatan Sumber
Daya Manusia di
desa.
30.2 54.2 15.6 70.0
Sumber : data primer yang diolah.
b. Analisis Hasil Pelaksanaan Kegiatan
Berdasarkan hasil tanggapan 96 responden terhadap pelaksanaan
APBDesa Desa Gari dapat dideskripsikan dari tabel hasil tanggapan
responden diatas.
1. Perencanaan APBDesa
Dengan berlakunya beberapa Peraturan Menteri Dalam Negeri
(Permendagri) yang terkait dengan keuangan desa, seperti
Permendagri No. 35 dan 37 Tahun 2007 mengisyaratkan bahwa aparat
pemerintah desa memiliki wewenang dalam merencanakan, mengelola
dan memepertanggungjawabkan keuangannya. Mardiasmo (2009),
mengemukakan elemen manajemen keuangan daerah yang diperlukan
untuk mengontrol kebijakan keuangan daerah tersebut meliputi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
akuntabilitas, value for money, kejujuran, transparansi, dan
pengendalian.
Salah satu hal yang penting adalah transparansi. Transparansi
adalah keterbukaan pemerintah dalam membuat kebijakan-kebijakan,
sehingga segala kebijakan dapat diketahui dan diawasi oleh
masyarakat dan pihak yang berwenang. Dalam menciptakan
horizontal accountability antara pemerintah desa dan masyarakatnya
diperlukan transparansi pengelolaan keuangan guna menciptakan
pemerintah desa yang bersih, efektif, efisien, akuntabel dan responsive
terhadap aspirasi dan kepentingan masyarakat.
Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang desa
bahwa perencanaan pembangunan desa sebagai satu kesatuan dalam
sistem perencanaan pembangunan daerah kabupaten yang disusun
secara partisipatif oleh pemerintah desa sesuai dengan
kewenangannya dan wajib melibatkan lembaga kemasyarakatan desa.
Dokumen perencanaan desa yang merupakan rencana
program/kegiatan merupakan dasar dari penyusunan APBDesa yang
dilaksanakan secara partisipatif dimana masyarakat mengetahui dan
terlibat dalam penyusunannya. Berdasarkan pertanyaan yang diajukan
kepada responden terkait proses perencanaan APBDesa, responden
berpendapat bahwa 100% masyarakat mengetahui APBDesa yang
dianggarkan oleh pemerintah desa. Namun, dalam hal ini masyarakat
kebanyakan hanya sebatas tahu tentang program kerja pemerintah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
saja. Dalam hal rincian anggarannya masyarakat kurang begitu paham.
Beberapa tahun belakangan ini pemerintah Desa Gari menggiatkan
adanya sosialisasi tentangAPBDesa kepada masyarakat baik melalui
Dukuh masing-masing Dusun, maupun kunjungan dari pemerintah
desa secara langsung. Sosialisasi yang dilakukan berupa penjelasan
akan programkerja yang akan dilakukan oleh pemerintah Desa Gari.
Namun terkadang sosialisasi ini tidak menyentuh seluruh lapisan
masyarakat, selain itu sosialisasi merupakan proses transparansi yang
lemah karena proses komunikasinya berlangsung satu arah dari
pemerintah desa untuk memberi tahu informasi dan bahkan hanya
meminta persetujuan dan justifikasi dari warga. Warga masyarakat
tidak memperoleh informasi secara transparan bagaimana keuangan
dikelola, seberapa keuangan desa yang diperoleh dan dibelanjakan.
Hal tersebut menyebabkan kurangnya pengetahuan akan APBDesa.
Kurangnya pengetahuan masyarakat inilahyangmembuat masyarakat
tidak tahu dan tidak paham dengan berapa jumlah Dana Desa dan
dianggarkan untuk apa saja dana desa tersebut.Akibatnya, masyarakat
hanya akan mengeluh apabila kerja pemerintah desa tidak sesuai
dengan harapan masyarakat.
Selain itu 82,3% masyarakat mengetahui APBDesa telah dibahas
Kepala desa bersama BPD. Masyarakat setuju dengan pendapat
tersebut, karena masyarakat sudah mengerti bahwa dalam penyusunan
anggaran akan melibatkan Kepala desa dan BPD, sehingga sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
semestinya APBDesa dibahas oleh Kepala desa dan BPD. Hanya
sajadalam proses perencanaan APBDesa, partisipasi masyarakat
belum dikatakan maksimal. Hal ini tampak dari hasil persentase
responden yang hanya berjumlah 69,8%. Partisipasi masyarakat ini
berupa pengajuan usul yang dapat digunakan untuk acuan dalam
penyusunan rencana anggaran. Di salah satu dusun di Desa Gari,
tepatnya di dusun Ngijorejo setaun sekali biasanya akan mengadakan
musyawarah dusun yang melibatkan seluruh warga masyarakat untuk
memusyawarahkan usul-usul dan kebutuhan yang diharapkan
masyarakat. Kenyataanya dusun-dusun di Desa Gari, belum
seluruhnya menerapkan kegiatan seperti ini. Padahal kegiatan
semacam ini dapat membantu pemerintah desa dalam menyusun
APBDesa. Usul-usul dari seluruh masyarakat dapat ditampung kepala
dukuh, dan nantinya akan disampaikan ke pemerintah desa sebagai
acuan penyusunan. Hal ini diharapkan agar musyawarah yang
dilaksanakan dapat menampung seluruh aspirasi masyarakat. Dalam
perencanaan penyusunan APBDesa, tidak semua masyarakat
dilibatkan, namun hanya diwakili oleh tokoh-tokoh masyarakat
maupun pengurus desa, baik ditigkat desa maupun Dusun. Terkadang
orang-orang yang mewakili ini tidak dapat mewakili usulan
masyarakat luas. Padahal usul masyarakat inilah yang akan menjadi
acuan untuk menyusun program kerja pemerintah desa danketerlibatan
masyarakat serta pengetahuan masyarakat sangat penting terutama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
sebagai penerima dan pengawas hasil kerja pemerintah desa.
Masyarakat memang tidak dapat dilibatkan seluruhnya dalam proses
penyusunan APBDesa di Desa Gari, namun setidaknya mereka dapat
dilibatkan dengan adanya musyawarah di setiap dusun, seperti yang
dilakukan di dusun Ngijorejo dan mendapatkan sosialisai mengenai
APBDesa yang telah disusun. Masyarakat berpendapat bahwa 77,1 %
penyusunan APBDesa telah sesuai dengan apa yang direncanakan.
Dapat disimpulkan bahwa apa yang direncanakan dan apa yang
diusulkan oleh masyarakat dapat dianggarkan dalam APBDesa, hanya
saja memang belum maksimal. Ada prioritas-prioritas yang lebih
penting yang harus dianggarkan dalam APBDesa, sehingga tidak
semua yang direncanakan dapat dianggarkan dalam APBDesa. Rata-
rata jawaban untuk variabel perencanaan APBDesa adalah 82,3 %,
artinya masyarakat memiliki pendapat bahwa ada peran APBDesa
dalam perencanaan APBDesa.
2. Pemenuhan Kebutuhan Dasar
Terdapat 3 (tiga) lembaga desa yakni Pemerintah Desa (Kepala
desa dan Perangkatnya), Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan
lembaga kemasyarakatan. Setiap lembaga-lembaga tersebut memiliki
kedudukan, tugas dan fungsi yang berbeda. Pemenuhan kebutuhan
dasar atau operasional lembaga pemerintahan desa meliputi
operasional pemerintah desa dan operasional BPD dalam rangka
mendukung penyelenggaraan pemerintah desa dalam meningkatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
pelayanan pemerintah desa kepada masyarakat desa dan dilaksanakan
dengan efektif dan efisien.
Hasil dari tanggapan respondenuntuk pemenuhan dasar ini masih
bervariasi. Dari hasil responden, 83,3% responden setuju bahwa
pelaksanaan APBDesa telah efektif dengan pelayanan yang diberikan
pemerintah desa.Dengan adanya anggaran yang dialokasikan untuk
kebutuhan operasional kantor, membuat mutu yang diberikan
pemerintah desa semakin hari semakin efektif dan hasilnya banyak
dirasakan oleh masyarakat. Walaupun masih banyak hal yang
dibutuhkan dalam peningkatan operasional pemerintah seperti yang
tampak dari hasil kuesioner bahwa 63,6 % biaya operasional
pemerintah desa belum memadahi, namun setidaknya fasilitas pokok
yang diperlukan sudah terpenuhi. Pemenuhan kebutuhan kantor serta
fasilitas pegawai dalam menujang kerja pegawai meningkatkan
kualitas dan semangat kerja pegawai dalam melaksanakan pelayanan
terhadap masyarakat, hal ini tampak dari jumlah persentase 71,9%
masyarakat setuju bahwa ada peningkatan mutu pelayanan walaupun
memang belum maksimal. Hal ini dikarenakan fasilitas yang
dibutuhkan belum semuanya ada. Saat ini pemerintah desa sedang
berencana untuk membuat websitedesa untuk semakin meningkatkan
mutu pelayanan yang digunakan sebagai sarana bagi masyarakat agar
lebih tahu tentang program kerja dan kegiatan yang dilakukan oleh
pemerintah Desa Gari sendiri. Alokasi belanja untuk operasional BPD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
belum dapat dikatakan memadahi. Nampak dari hasil kuesiner yang
persentasenya hanya 58,7%. BPD memiliki peran sebagai pengawas,
perencana dan penjembatan antara masyarakat dan pemerintah
desa,dapat dikatakan BPD memiliki peran yang sangat penting. Segala
bentuk operasional BPD baik dalam kegiatan dan insentifnya harus
memadahi sehingga tugas BPD dapat dilaksanakan dengan optimal.
Rata-rata jawaban responden untuk variabel pemenuhan kebutuhan
dasar adalah 69,37%, artinya masyarakat berpendapat peran APBDesa
belum banyak dirasakan dalam pemenuhan kebutuhan dasar.
Anggaran yang dialokasikan untuk pemenuhan kebutuhan dasar masih
kurang.
3. Penguatan Kelembagaan
Di Desa Gari terdapat kelembagaan masyarakat yang dibentuk desa
yang terdiri dari LPMD, PKK, Posyandu, Karang taruna, PAUD, RT
dan RW.Berdasarkan tanggapan masyarakat terhadap penguatan
kelembagaan desa, alokasi belanja yang digunakan masing-masing
lembaga kemasyarakatan di desa didominasi dengan jawaban cukup
dan tidak setuju terlebih terkait alokasi dana untuk RT dan RW hasil
responden hanya sebesar 25%. Dana yang dianggarkan untuk lembaga
kemasyarakatan masih kurang memadahi belum merata ke semua
lembaga masyarakat sehingga peran, tugas dan fungsinya belum dapat
dilaksanakan dengan optimal. Hal ini didukung oleh hasil kuesioner
yang memiliki rata-rata jawaban sebesar 41,15%. Pemerintah desa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
sudah berusaha memberikan dana kepada setiap lembaga, namun
karena terbatasnya dana dan masih banyak prioritas lain yang harus
dicukupi terlebih dahulu, maka dana untuk lembaga kemasyarakatan
belum dapat dipenuhi. Hampir setiap tahun alokasi dana untuk
lembaga kemasyarakatan ini stabil bahkan memiliki jumlah yang
sama. Bahkan hanya mencontoh anggaran tahun sebelumnya. Padahal
lembaga kemasyarakat memiliki banyak kegiatan untuk
mengembangkan potensi masyarakat yang membutuhkan dana yang
lebih besar. Saat ini kegiatan yang dilaksanakan oleh beberapa
lembaga kemasyarakatan banyak didanai oleh swadaya
masyarakat.Sementara alokasi untuk RT dan RW tampak begitu
kurang. Kurang disini dikarenakan alokasi dana untuk RW dan RT
seharusnya digunakan untuk biaya administrasi RT dan RW malah
digunakan sebagai gaji, karena lembaga ini tidak mendapatkan alokasi
gaji dari pemerintah desa.
4. Peningkatan Insfrastruktur Pedesaan
Insfrastruktur pedesaan adalah salah satu bagian terpenting dalam
kegiatan pemerintah dan pembangunan. Insfrastruktur adalah hal
nyata yang dapat dirasakan dan dilihat oleh masyarakat awam.
Terlebih insfrastruktur merupakan sarana yang dekat dan paling
dibutuhkan oleh masyarakat. Insfrastruktur yang didanai dari
APBDesa ini terdiri dari sarana/prasarana kantor desa, balai desa,
jalan, pemukiman dan lembaga ekonomi. Rata-rata jawaban
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
masyarakatmasih berimbang antara jawaban setuju dan tidak
setuju.Rata-rata jawaban responden adalah 54,15%. Dari hasil rata-
rata tersebut dapat terlihat bahwa masyarakat belum banyak
merasakan adanya peran APBDesa dalam peningkatan insfrastrusktur
pedesaan. Peningkatan infrastruktur pedesaan saat ini sedikit
berkembang daripada 5 (lima tahun) yang lalu. Setidaknya kantor desa
dan balai desa telah memiliki fasilitas pokok yang penting dalam
pelaksanaan kegiatan dan dirasa sudah cukup. Hal ini tampak dari
hasil persentase 62,5%. Saat ini, pemerintah Desa Gari sedang dalam
proses memperbaiki insfrastruktur pedesaan, tampak jelas dari
pembangunan balai desa yang saat ini berjalan. Walaupun belum
sempurna, tetapi saat ini pemerintah desa sudah mulai menggiatkan
pembangunan, terlebih kantor desa.Dalam hal peningkatan sarana
balai pertemuan/ balai desa persentasenya 50,0%, artinya memang
untuk peningkatan balai desa masih kurang. Masih banyak balai
pertemuan yang ada di dusun-dusun yang masih belum diperbaiki, dan
fasilitas yang ada belum dapat dikatakan cukup memadahi. Jalan desa
sudah banyak diperbaiki, meskipun ada dibeberapa titik yang masih
membutuhkan perbaikan jalan dan beberapa jalan sudah mengalami
kerusakan. Dari hasil kuesioner persentase yang didapatkan sebanyak
54,1 %. Perbaikan jalan masih dikatakan kurang, banyak jalan yang
rusak akibat banyaknya kendaraan besar pengangkut batu kapur.
Selain itu akses jalan ke ladang yang masih mengalami kerusakan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
terlebih saat musim penghujan yang sangat menyulitkan petani dalam
melaksanakan aktivitasnya. Dalam halprasarana pemukiman, masih
banyak warga yang membutuhkan bantuan jambanisasi dan
lantainisasi. Masih banyak rumah kumuh yang ada di Desa Gari.
Bantuan berupa jambanisasi dan lantanisasi belum merata keseluruh
masyarakat. Persentase yang dihasilkan dari kuesioner sejumlah
50,0%, yang berarti belanja untuk prasarana pemukimam memang
belum memadahi karena belum tercukupi dana untuk merealisasikan
bantuan tersebut. Pemerintah desa sebaiknya memperhatikan hal
tersebut untuk masa mendatang tidak hanya memprioritaskan kantor
desa, balai pertemuan dan jalan. Hal ini seperti diungkapkan oleh
Kepala Dukuh Gatak,
“…….saat ini masih banyak masyarakat yang mebutuhkan adanya
lantainisasi dan jambanisasi. Sementara pemerintah desa hanya
menganggarkan jambanisasi untuk 5 (lima) rumah untuk setiap 5
(lima) tahun. Apabila dilihat masih puluhan rumah yang belum
memiliki pemukiman yang layak. Dengan anggaran demikian,
bantuan berupa jambanisasi dan lantainisasi akan membutuhkan
waktu lama untuk merealisasikan ke seluruh warga …”.
5. Pengembangan Wilayah Pedesaan
Pengembangan wilayah pedesaan tidak hanya terlihat dari
pembangunan fisik yang terlihat dan dapat dirasakan, namun bagian
penting lainnya adalah pembangunan non fisik. Pembangunan yang
tercipta oleh dorongan masyarakat setempat dan memiliki jangka
waktu yang lama berupa peningkatan perekonomian, kesejahteraan,
kualitas hidup, perbaikan lingkungan pemukiman dan peningkatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
sumber daya masyarakat desa. Tanggapan responden cenderung setuju
terhadap pendapat bahwa APBDesa telah memberikan peningkatan
kualitas hidup danpengembangan wilayah dan sumber daya
masyarakat desa.Hanya saja untuk peningkatan ekonomi,
kesejahteraan, dan pemukiman belum dapat dirasakan masyarakat.
Hasil dari tanggapan responden 76,1 % APBDesa memberikan
pengembangan kualitas hidup masyarakat, serta 70,0% masyarakat
berpendapat bahwa APBDesa memberikan peningkatan sumber daya
manusia di desa. Berdasarkan pendapat tersebut disimpulkan bahwa
masyarakat dapat merasakan peran APBDesa dalam kehidupan
mereka terlebih dalam pengembangan kualitas hidup dan sumber daya
masyarakat.
Kualitas hidup masyarakat meningkat dengan adanya peningkatan
sarana kesehatan dan pendidikan, serta adanya alokasi untuk sarana
tersebut. Adanya alokasi dana untuk Posyandu sangat dibutuhkan
untuk membantu memperbaiki kesehatan dan gizi bayi serta kesehatan
manula. Walaupun dana yang dialokasikan belum sepenuhnya
mencukupi, namun setidaknya sudah cukup mampu membantu
kualitas hidup masyarakat yang jauh lebih baik. Pemerintah desa telah
sering membantu masyarakat dengan mengadakan pelatihan UKM,
penyuluhan untuk petani dan peternak, sehingga dapat meningkatkan
hasil dari usaha masyarakat. Sumber daya masyarakat akan jauh lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
meningkat menjadi lebih baik. Seperti halnya yang diungkapkan oleh
Lurah Desa Gari,
“Dengan sarana prasarana meningkat terlebih jalan desa yang
diperbaiki mempermudah petani, pedagang, peternak dan pelaku
kegiatan lain dalam melaksanakan aktivitas. Akses mudah, petani
dapat mudah membawa hasil panen, pedagang dapat buka kios
dipinggir jalan, yang otomatis akan meningkatkan ekonomi,
kesejahteraanpun bertambah.”.
Masyarakat belum merasakan adanya peningkatan kesejahteraan
masyarakat desa dengan adanya APBDesa. Hal ini terlihat dari hasil
persentase kuesioner yaitu 61,5%. Di Desa Gari ini memang masih
banyak sekali warga yang dikatakan miskin yang masih membutuhkan
bantuan. Warga masyarakat masih memiliki pikiran yang kolot,
sehingga sulit untuk mengembangkan potensi yang ada yang masih
dapat ditingkatkan. Seperti hasil tambang batu putih yang melimpah
tidak diolah secara maksimal hanya dijual sebagai bahan mentah.
Apabila masyarakat dapat mengolah dengan membuat patung atau
hasil karya yang lebih kreatif, harga jualnya pun pasti akan jauh lebih
tinggi.
Sama halnya dengan peningkatan ekonomi yang belum dirasakan
oleh masyarakat, terlihat dari hasil kuesioner yang hanya berjumlah
58,3%. Masih banyak akses jalan yang rusak, terlebih akses jalan ke
ladang, hal ini mengakibatkan para petani susah untuk membawa hasil
pertaniannya dan menghambat para petani untuk menjual hasil
panennya karena membutuhkan waktu yang lama dalam proses
pengangkutan hasil panen. Sarana angkutan yang belum memadahi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
tidak dapat masuk ke desa yang jauh dari akses jalan besar
menyulitkan para petani dalam menjual hasil panenya ke pasar.
Akhirnya, para petani lebih memilih menjualnya ke tetangga disekitar
rumah yang memiliki harga jual rendah. Terkait dengan perbaikan
lingkungan pemukiman penduduk, masyarakat juga belum merasakan
adanya peranan APBDesa, hasil persentase hanya berjumlah 62,5%.
Hal ini diakibatkan karena masih banyak saran pemukiman berupa
lantainisasi dan jambanisasi yang masih banyak dibutuhkan
masyarakat, serta masih banyak rumah kumuh yang tersebar di Desa
Gari. Dari alasan-alasan diatas masyarakat merasa bahwa APBDesa
belum dimanfaatkan secara maksimal untuk pengembangan wilayah
pedesaan, tampak dari hasil kuesioner memiliki persentase 62,5%.
Rata-rata jawaban masyarakat yaitu 65,15%, yang berarti bahwa
masyarakat memang belum merasakan adanya peran APBDesa dalam
pengembangan wilayah pedesaan.
D. Pembahasan
1. Peranan APBDesa terhadap Pengembangan Wilayah
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan APBDesa memliki peran
yang penting dalam Perencanaan APBDesa, Pemenuhan Kebutuhan Dasar,
Penguatan Kelembagaan, Peningkatan Infrastruktur dan Pengembangan
Wilayah Pedesaan sudah dilaksanakan secara efektif di Desa Gari. Namun,
ada beberapa hal yang masih belum tampak atas peningkatan APBDesa.
Partispasi masyarakat, pengetahuan tentang APBDesa, dan peran lembaga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
kemasyarakatan masih belum optimal. Kerja Pemerintah yang baik
diantaranya diukur dari proses penyusunan dan pertanggungjawaban
APBDesa. Proses pengelolaan APBDesa yang didasarkan pada prinsip
partisipasi, transparansi dan akuntabilitas akan memberikan arti dan nilai
bahwa pemerintahan desa dijalankan dengan baik. APBDesa yang memadai
juga dapat mendorong partisipasi warga lebih luas pada proses-proses
perencanaan dan penganggaran pembangunan.
Selama periode 2010-2014 dana yang masuk ke kas Desa Gari sangatlah
kecil sehingga dalam pelaksanaanya anggaran pun sangat terbatas. Untuk
sarana prasarana kantor dan balai desa hanya diberikan 15% dari APBDesa,
untuk lembaga pemberdayaan desa hanya diberikan dana yang sangat
terbatas untuk setiap tahunnya, dana ini sangat terbatas tidak mencukupi
kebutuhan dan membuat peran dari lembaga pemberdayaan tidak optimal.
Dana desa baru meningkat drastis pada tahun 2015 dimana dibentuk
Undang-undang baru tahun 2014, yang diharapkan dapat mencukupi segala
kebutuhan masyarakat desa. ADD yang meningkat membantu pemerintah
desa dalam menanggulangi kemiskinan, meningkatkan perencanaan dan
penganggaran pembangunan ditingkat desa dan pemberdayaan masyarakat,
meningkatkan pembangunan infrastruktur pedesaan, serta meningkatkan
pelayanan pada masyarakat desa sehingga alokasi APBDesa dapat lebih
maksimal. ADD yang masuk di Desa Gari berkisar kurang lebih Rp
60.000.000,- , sementara tahun 2015 ADD mulai meningkat hingga kurang
lebih Rp 600.000.00,- yang diterima oleh desa. Diharapkan dana tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
dapat dimanfaatkan dan tidak hanya mencukupi kebutuhan masyarakat desa
namun juga meningkatkan kesejahteraan aparatur desa sehingga pelayanan
yang diberikan pun semakin meningkat. APBDesa bersumber dari APBD
Kabupaten yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan
keuangan antar desa untuk mendanai kebutuhan kebutuhan desa dalam
rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan serta pelayanan
masyarakat. Secara ringkas APBDesa Desa Gari yang telah direalisasikan
sebagai berikut:
Tabel 5.9 Alokasi APBDesa Gari Tahun 2010-2014
Tahun Jumlah (Rp) Peningkatan
2010 391.933.125 -
2011 309.276.460 -21%
2013 366.821.859 -
2014 420.669.300 15%
Sumber : Pertanggungjawaban APBDesa Gari 2010-2014
Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan bahwa terjadi penurunan
APBDesa tahun 2011 disebabkan karena adanya penurunan Alokasi
Dana Desa dari APBD Kabupaten Gunungkidul. Sementara ditahun
2011, 2013 dan 2014 terus mengalami peningkatan APBDesa. Di tahun
2010 jumlah APBDesa begitu besar diakibatkan karena pendapatan asli
desa begitu besar. Apabila ditinjau dari perkembangan APBDesa dan
realisasinya dibandingkan dengan aspek pengembangan desa yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
pemenuhan kebutuhan dasar, penguatan kelembagaan desa dan
peningkatan infrastruktur dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 5.10 Realisasi Pelaksanaan APBDesa Gari berdasarkan Pemenuhan
Kebutuhan Dasar, Penguatan Kelembagaan dan Peningkatan
Infrastruktur Tahun 2010-2014
Sumber : Data Primer yang diolah.
Dari tabel tersebut terdapat pengaruh perkembangan APBDesa
terhadap pemenuhan kebutuhan dasar, sementara untuk penguatan
kelembagaan desa dan peningkatan infrastruktur tidak begitu mengikuti
perkembangan APBDesa. Tahun 2011, adanya penurunan APBDesa
karena adanya penurunan dana desa dari Kabupaten Gunungkidul,
sehingga mengakibatkan pemenuhan kebutuhan dasar dan penguatan
kelembagaan bernilai negative, namun peningkatan infrastruktur bernilai
positif. Tahun 2014, pemenuhan kebutuhan dasar dan penguatan
kelembagaan Desa bernilai positif. Hal ini dikarenakan jumlah Alokasi
Dana Desa dari Kabupaten Gunungkidul yang sedikit meningkat dan
Tahun APBDesa Pening
katan
Pemenuhan
Keb. Dasar
Pening
Katan
Penguatan
Kelmbagaan
Desa
Pening
katan
Peningkatan
infrastruktur
Pening
katan
2010 391.933.125 -
285.214.700
- 36.133.425 - 71.965.000 -
2011 309.276.460 -21%
213.870.502
-25% 25.771.000 -29% 74.400.000 3%
2013 366.821.859 - 253.931.000 - 36.874.000 -
79.995.000
-
2014 420.669.300 15% 318.807.000 26% 39.874.000 8%
75.888.000
-5%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
terdapat bantuan keuangan dari pemerintah, sehingga mengakibatkan
APBDesa bertambah. Sementara peningkatan infrastruktur bernilai
negatif, karena alokasi dibebankan untuk kebutuhan pemenuhan
kebutuhan dasar. Sedangkan APBDesa terhadap Pengembangan Wilayah
di Desa Gari berupa adanya pembangunan lokasi wilayah tertentu dari
sifatnya tidak ada menjadi ada. Adapun pengembangan Desa Gari
meliputi:
Tabel 5.11 Pengembangan Desa Gari
No Peruntukan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Kios Desa
Cor Rabat
Pembangunan pagar bumi kantor Desa
Pembangunan Jalan
Pembangunan gedung PAUD
Pembangunan saluran air
Pembangunan jembatan
Sumber : data primer yang diolah
Pengembangan wilayah disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat
Desa Gari. Desa Gari merupakan desa yang memiliki banyak penduduk
berpencaharian sebagai petani maka dibutuhkan pembangunan disektor
pertanian, serta sarana akses jalan yang mudah untuk memudahkan para
petani berladang dan menjual hasil dari pertaniannya.Sarana pra sarana
serta fasilitas pelayanan, dapat mencerminkan efisiensi dan efektifitas
APBDesa. Tampak dari hasil anggaran tahun 2010-2014 tersebut berupa
pembangunan fisik, seperti rehab kantor, kios desa, pembangunan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
jembatan dan pembangunan perbaikan sarana jalan desa. Selain
pembangunan fisik, pembangunan non fisik yang sangat positif dirasakan
oleh masyarakat adalah berupa pelayanan pemerintah desa yang semakin
baik, peningkatan peran lembaga pemberdayaan (PKK,LPMD,RT/RW,
Karangtaruna), peningkatan kesehatan melalui Posyandu, serta saat ini
pemerintah desa sedang gencar meningkatkan kemampuan kerja
aparatur desa dalam mengelola keuangan desa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
BAB VI
PENUTUP
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, disimpulkan bahwa
APBDesa adalah instrumen yang penting yang sangat menentukan dalam
rangka perwujudan tata pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang
lebih baik. Perwujudan tata pemerintahan yang baik nampak terlihat dari
proses perencanaan APBDesa dan peningkatan pelayanan pemerintah desa.
Pelaksanaan pembangunan yang baik dilihat dari peningkatan
kesejateraansosial dan ekonomi sertapeningkatan insfrastruktur. Secara rinci
dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Masyarakat berpendapat peran APBDesa dalam proses perencanaan
APBDesa masih kurang dan masih belum dirasakan oleh masyarakat
luas.Dalam proses perencanaannya, masyarakat mengetahui APBDesa
hanya saja tidak detail. Pengetahuan mereka hanya sebatas program kerja
pemerintah desa. Masyarakat juga masih belum banyak terlibat dalam
proses perencanaan APBDesa. Kurangnya pengetahuan akan anggaran
menimbulkan banyaknya keluhan dari masyarakat luas yang tidak tahu
prioritas anggarannya untuk apa saja. Sementara keluhan dan usul tidak
dapat tersampaikan karena partisipasi masyarakat kurang dilibatkan dalam
proses perencanaan penyusunananggaran, akibatnya realisasi anggaran tidak
sesuai dengan harapan masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
2. Masyarakat berpendapat bahwa APBDesa berperan dalam memenuhi
kebutuhan dasar. Dengan adanya anggaran untuk kebutuhan dasar dapat
membuat pelayanan yang diberikan pemerintah desa lebih efektif. Fasilitas
pokok pelayanan serta adanya insentif untuk aparatur desa yang
dialokasikan dalam APBDesa membuat aparatur desa lebih bersemangat
melakukan pelayanan kepada masyarakat. Hanya saja biaya operasional
BPD belum dikatakan cukup memadahi, sehingga kerja BPD belum
maksimal.
3. Masyarakat berpendapat bahwa peran lembaga kemasyarakatan belum
sesuai dengan yang diharapkan.Peran APBDesa masih dirasa kurang untuk
mencukupi segala bentuk kegiatan lembaga kemasyarakatan.Pengalokasian
dana masih belum mencukupi kebutuhanlembaga kemasyarakatan desa.
Kegiatan lembaga desa masih banyak didanai oleh swadaya masyarakat.
4. Masyarakat berpendapat bahwa mereka merasakan ada peranan APBDesa
dalam peningkatan insfrastruktur pedesaan, hanya saja belum berperan
secara maksimal karena masih banyak fasilitas yang jauh dari harapan
masyarakat.Dalam hal peningkatan insfrasruktur pedesaanmasih banyak
fasilitas jalan, balai desa, dan pemukiman yang belum sesuai dengan
harapan masyarakat. Peningkatan insfrastruktur masih dirasa kurang terlebih
untuk fasilitas jalan yang dibeberapa titik mengalami kerusakan serta
insfrastruktur pemukiman yang belum merata.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
5. Masyarakat berpendapat bahwa APBDesa memiliki peranan dalam
pengembangan wilayah pedesaan.Dalam pengembangan wilayah pedesaan,
APBDesa dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan sumber daya
manusia. Adanya alokasi untuk posyandu dapat meningkatkan kualitas
hidup masyarakat serta perbaikan kesehatan bayi dan manula. Adanya
penyuluhan dan pelatihan bagi ukm dan para petani dapat meningkatkan
sumber daya manusia. Masyarakat dapat mengembangkan potensi lokal di
Desa Gari dengan meningkatakan kualitas dan meningkatkan harga jual
produk yang dihasilkan.
B. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Persepsi responden dapat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan akan
APBDesa. Dari 96 responden, responden yang tahu tentang APBDesa terdiri
dari 36 orang, sementara yang agak tahu terdiri dari 60 orang.
2. Persepsi responden dapat dipengaruhi oleh jenis kelaminnya. Dalam
penelitian ini jumlah laki-laki lebih dominan daripada jumlah wanita.
C. Saran
1. Saran untuk Desa Gari
a. Saat ini pemerintah Desa Gari sedang dalam transisi penerapan Undang-
undang baru yaitu Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 yang disertai
dengan kebijakan peningkatan ADD. Dalam rangka menjalankan
kebijakan baru tersebut, sebaiknyapemerintahdesa menyiapkan aparatur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
desa agar lebih siap dalam pengelolaan keuangan. Untuk mempersiapkan
hal tersebut, akan lebih baik apabila didukung dengan melakukan
pelatian manajemen pengelolaan keuangan.
b. Dari hasil analisis, belum seluruh masyarakat berpartisipasi dalam proses
perencanaan penyusunan APBDesa. Sebaiknyapemerintah desa lebih
melibatkan masyarakat untuk berpartisipasi menyapaikan usulan rencana
penyusunan APBDesa agar sesuai dengan apa yang diinginkan dan
dibutuhkan masyarakat.
c. Melihat peran penting lembaga kemasyarakat untuk menampung aspirasi
masyarakat, hendaknya pemerintah desa mengalokasikan dana yang
cukup dan merata, agar kerja dari setiap lembaga lebih optimal. Saat ini
lembaga desa yang ada di Desa Gari masih kekurangan dana, dan
kegiatannya masih membutuhkan dana swadaya dari masyarakat.
d. Sejauh ini masyarakat tidak begitu paham dengan pos-pos anggaran dan
realisasi anggaran yang dilakukan oleh pemerintah desa. Masyarakat
hanya sekedar tahu program kerja yang akan dilakukan oleh pemerintah
desa. Sebaiknyapemerintah desa lebih transparan terhadap masyarakat,
bagaimana anggaran tersebut digunakan, berapa jumlah anggaran, dan
pertanggungjawaban atas anggaran tersebut, sehingga masyarakat dapat
mengawasi kerja pemerintah desa.
2. Saran untuk penelitian selanjutnya
a. Peneliti selanjutnya diharapkan memilih responden yang memiliki
pemahaman tentang APBDesa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
b. Peneliti selanjutnya diharapkan memperoleh jawaban dari responden
dengan jumlah jenis kelamin pria dan jumlah jenis kelamin wanita yang
seimbang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
DAFTAR PUSTAKA
Abdussakur. 2012. ”Implementasi Kebijakan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Desa (APBDesa) di Wilayah Kecamatan Batu Benawa Kabupaten Hulu
Sungai Tengah Provinsi Kalimantan Selatan”.Jurnal Ilmu Politik dan
Pemerintahan Lokal. Universitas Lambung Mangkurat.
Basri, Yuswar Zainul, Subri, Mulyadi. 2006. “Keuangan Negara dan Analisis
Kebijakan Utang Luar Negeri”. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Ghozali, Imam. 2011. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program
SPSS”.Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Husein, Umar. 2005. “Metode Penelitian”. Jakarta : Salemba empat.
Kuncoro, Mudrajad. 2010. “Masalah, Kebijakan, dan Politik, Ekonomika
Pembangunan”. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Mahsum, Mohamad, Firma Sulistyowati dan Albertus Andre Purwanugraha.
2010. “Akuntansi Sektor Publik Edisi 3”. Yogyakarta: BPFE.
Mardiasmo. 2009. “Akuntansi Sektor Publik”. Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Ulum, Ihyaul. 2008. “Akuntansi Sektor Publik”. Malang: Penerbit UMM Press.
Republik Indonesia. 2004. UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Desa. Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004, Nomor 4437. Jakarta. Sekretariat
Negara.
Republik Indonesia. 2005. Peraturan Pemerintah nomor 72 tahun 2005 tentang
Desa. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587. Jakarta.
Sekretariat Negara.
Republik Indonesia. 2014. Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa. Berita Negara Republik Indonesia
Nomor 2093. Jakarta. Sekretariat Negara.
Republik Indonesia. 2015. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 5 Tahun 2015 tentang Prioritas
penggunaan Dana Desa untuk pembangunan Desa. Berita NegaraRepublik
IndonesiaTahun 2015, Nomor 297. Jakarta. Sekretariat Negara.
Ridwan dan Sunarto. 2009. “Pengantar Statistika untuk Penelitian Pendidikan,
Sosial, Komunikasi, Ekonomi, dan Bisnis”. Bandung : Alfabeta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Rosalinda LPD, Okta. 2014. “Pengeloalaan Alokasi Dana Desa (ADD) dalam
Menunjang Pembangunan Pedesaan”. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB.
Universitas Brawijaya Malang.
Sanusi, Anwar. 2011. “Metode Penelitian Bisnis”. Jakarta: Salemba Empat.
Siburian, Edita D.B. Erlina dan Rujiman.2014. “Peranan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Desa dalam Pengembangan Wilayah Pedesaan di Kabupaten
Serdang Bedagai”. Jurnal Ekonom. Universitas Sumatera Utara.
Sugiarto. 2001. “Teknik Sampling”. Jakarta: PT. Gramedia.
Sugiyono. 2012. ”Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatifdan R&D”. Bandung:
Alfabeta.
Wresniwiro. 2014. “Membangun Republik Desa”. Jakarta: Visimedia.
Wasistiono, Sadu. 2006. ”Memahami Asas Tugas Pembantuan”. Indonesia:
Fokusmedia.
Yuni, Arie dan Very. 2011. “Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
(APBDesa) dalam menunjang pembangunan Desa di Desa Betelen
Kecamatan Tombatu Kabupaten Minahasa Tenggara”. Jurnal Administrasi
Publik. Universitas Sam Ratulangi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
LAMPIRAN 1. KUESIONER
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
LAMPIRAN 1. KUESIONER (LANJUTAN)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
LAMPIRAN 1. KUESIONER (LANJUTAN)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
LAMPIRAN 2 . UJI VALIDITAS
1. Variabel A ( Perencanaan APBDesa)
2. Variabel B (Pemenuhan Kebutuhan Dasar)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
LAMPIRAN 2 . UJI VALIDITAS (Lanjutan)
3. Variabel C (Penguatan Kelembagaan)
4. Variabel D (Peningkatan Insfrastruktur Pedesaan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
LAMPIRAN 2 . UJI VALIDITAS (Lanjutan)
5. Variabel E (Pengembangan Wilayah Pedesaan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
LAMPIRAN 3. UJI REALIBILITAS
1. Variabel A ( Perencanaan APBDesa)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
LAMPIRAN 3. UJI REALIBILITAS (LANJUTAN)
2. Variabel B (Pemenuhan Kebutuhan Dasar)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
LAMPIRAN 3. UJI REALIBILITAS (LANJUTAN)
3. Variabel C (Penguatan Kelembagaan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
LAMPIRAN 3. UJI REALIBILITAS (LANJUTAN)
4. Variabel D (Peningkatan Insfrastruktur Pedesaan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
LAMPIRAN 3. UJI REALIBILITAS (LANJUTAN)
5. Variabel E (Pengembangan Wilayah Pedesaan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
LAMPIRAN 4. Perdes Gari Nomor 05 Tahun 2011 Tentang
Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBDes TA 2010
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
LAMPIRAN 4. Perdes Gari Nomor 05 Tahun 2011 Tentang
PertanggungjawabanPelaksanaan APBDes TA 2010 (LANJUTAN)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
LAMPIRAN 5. Perdes Gari Nomor 05 Tahun 2012 Tentang Pertanggungjawaban
Pelaksanaan APBDes TA 2011
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 5. Perdes Gari Nomor 05 Tahun 2012 Tentang Pertanggungjawaban
Pelaksanaan APBDes TA 2011(LANJUTAN)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
LAMPIRAN 5. Perdes Gari Nomor 05 Tahun 2012 Tentang Pertanggungjawaban
Pelaksanaan APBDes TA 2011(LANJUTAN)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
LAMPIRAN 6. Perdes Gari Nomor 06 Tahun 2013 Tentang Pertanggungjawaban
Pelaksanaan APBDes TA 2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 6. Perdes Gari Nomor 06 Tahun 2013 Tentang Pertanggungjawaban
Pelaksanaan APBDes TA 2013 (LANJUTAN)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
LAMPIRAN 6. Perdes Gari Nomor 06 Tahun 2013 Tentang Pertanggungjawaban
Pelaksanaan APBDes TA 2013 (LANJUTAN)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
LAMPIRAN 6. Perdes Gari Nomor 06 Tahun 2013 Tentang Pertanggungjawaban
Pelaksanaan APBDes TA 2013 (LANJUTAN)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
LAMPIRAN 6. Perdes Gari Nomor 06 Tahun 2013 Tentang Pertanggungjawaban
Pelaksanaan APBDes TA 2013 (LANJUTAN)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
LAMPIRAN 7. Perdes Gari Nomor 04 Tahun 2015 Tentang Pertanggungjawaban
Pelaksanaan APBDes TA 2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
LAMPIRAN 7. Perdes Gari Nomor 04 Tahun 2015 Tentang Pertanggungjawaban
Pelaksanaan APBDes TA 2014 (LANJUTAN)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
LAMPIRAN 8. `Review RPJMDes Desa Gari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
LAMPIRAN 8. Review RPJMDesa GARI (LANJUTAN)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
LAMPIRAN 8. Review RPJMDesa GARI (LANJUTAN)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
LAMPIRAN 8. Review RPJMDesa GARI (LANJUTAN)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
LAMPIRAN 8. Review RPJMDesa GARI (LANJUTAN)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
LAMPIRAN 9. Peraturan Kepala desa Gari Nomor 05 Tahun 2013 Tentang
RKPDes Tahun 2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
LAMPIRAN 9. Peraturan Kepala desa Gari Nomor 05 Tahun 2013 Tentang
RKPDes Tahun 2014 (LANJUTAN)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
LAMPIRAN 9. Peraturan Kepala Desa Gari Nomor 05 Tahun 2013 Tentang
RKPDes Tahun 2014 (LANJUTAN)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
LAMPIRAN 10. Rancangan Peraturan Desa Gari
RANCANGAN PERATURAN DESAGARI
NOMOR 02 TAHUN 2012
TENTANG
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA
TAHUN ANGGARAN 2012
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Menimbang : a. bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Gari Tahun Anggaran 2012
perlu telah ditetapkan dengan Peraturan Desa Nomor 02 Tahun 2012;
b. Bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Tahun 2012 telah disetujui
bersama antara Pemerintah Desa dan BPD ;
c. bahwa atas dasar pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan
huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Desa tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa Tahun Anggaran 2012.
Mengingat : 1.
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-
daerah Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta jo
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950 (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 1950 No. 44) jo. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun
1950 tentang Penetapan Mulai berlakunya Undang-Undang Tahun 1950
Nomor 12, 13, 14 dan 15 dari hal Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten
dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan
Daerah Istimewa Yogyakarta (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
1950 Nomor 59);
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,
Tambahan Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 4844);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Negara Republik Indonesia Nomor 4587);
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Desa;
5. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 17 Tahun 2006
tentang Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja
Pemerintahan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2006 Nomor 4 Seri E);
6. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 18 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pembentukan Badan Permusyawaratan Desa (Lembaran Daerah
Kabupaten Gunungkidul Tahun 2006 Nomor 5 Seri E);
7. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 22 Tahun 2006 tentang
Keuangan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2006
Nomor 9 Seri E);
8. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 18 Tahun 2011 tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Gunungkidul tahun
anggaran 2012;
9. Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 03 Tahun 2008 tentang Pedoman
Pelaksanaan Bagi Hasil Pajak Bumi Dan Bangunan, Pajak Daerah, dan
Retribusi Daerah;
10. Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 23 Tahun 2008 tentang Pedoman
Pengelolaan Kekayaan Desa;
11. Keputusan Bupati Gunungkidul Nomor 75/KPTS/2011 tentang Penetapan
Besarnya ADD Kabupaten Gunungkidul Tahun 2011
12. Keputusan Bupati Gunungkidul Nomor 152 /KPTS/2011 tentang
Penetapan Besarnya Bagi Hasil Pajak Bumi Dan Bangunan, Pajak Daerah,
dan Retribusi Daerah bagi desa-desa Kabupaten Gunungkidul;
13. Peraturan Desa Nomor 04 tentang Pengelolaan Kekayaan Desa Tahun
Anggaran 2011;
14. Peraturan Desa Nomor 03 Tahun 2011 tentang Pungutan Desa Tahun
Anggaran 2011;
16. Keputusan Kepala desa Nomor 01/KPTS/2011 tentang Rencana Kerja
Pembangunan Desa Tahun Anggaran 2012.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
KEPALA DESAGARI
Dengan Persetujuan Bersama
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA GARI
dan
KEPALA DESA GARI
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : RANCANGAN PERATURAN DESA TENTANG
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA
TAHUN ANGGARAN 2012
Pasal 1
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Tahun Anggran 2012 sebagai berikut :
1. Pendapatan : Rp .
323.093.300,00
2. Belanja :
a. Langsung : Rp. 114.388.500,00
b. Tidak Langsung : Rp. 208.704.800,00+
Jumlah Rp. 323.093.300,00-
(Defisit/Surplus Rp 0,00
3. Pembiayaan :
a. Penerimaan :
1) Semula : Rp. 10.440.000,00
2) Pengeluaran : Rp. 10.440.000,00
Pembiayaan Netto : Rp. 0,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Pasal 2
Penjabaran Perubahan APBDesa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 tercantum
dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Desa
ini.
Pasal 3
Kepala desa dapat menetapkan Peraturan Kepala desa dan atau Keputusan Kepala
desa guna pelaksanaan Peraturan Desa ini.
Pasal 4
Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahui, memerintahkan pengundangan Peraturan Desa ini
dalam Lembaran Desa dengan diumumkan/disosialisasikan kepada masyarakat.
Ditetapkan di Gari
pada tanggal ,31 Januari 2012
KEPALA DESA,
KADARISMAN, S.Sos
Diundangkan di Gari
pada tanggal ...................................
SEKRETARIS DESA,
WASGIYO
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Top Related