TESIS
PENGEMBANGAN PARIWISATA BERKELANJUTAN
BERBASIS SUBAK SEBAGAI BAGIAN WARISAN
BUDAYA DUNIA DI DESA MENGESTA
KABUPATEN TABANAN
NILUH HERAWATI
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2015
ii
PENGEMBANGAN PARIWISATA BERKELANJUTAN
BERBASIS SUBAK SEBAGAI BAGIAN WARISAN
BUDAYA DUNIA DI DESA MENGESTA
KABUPATEN TABANAN
Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister
pada Progam Magister, Program Studi Kajian Pariwisata,
Program Pascasarjana Universitas Udayana
NILUH HERAWATI
NIM 1391061038
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI KAJIAN PARIWISATA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2015
iii
Lembar Pengesahan
TESIS TELAH DISETUJUI
PADA TANGGAL 27 JULI 2015
Pembimbing I, Pembimbing II,
Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, M.Litt. Dr. I Nyoman Madiun, M.Sc.
NIP 196112051986031004 NIP 195302111982031001
Mengetahui
Ketua Program Studi Magister Direktur
Kajian Pariwisata Program Pascasarjana
Universitas Udayana, Universitas Udayana,
Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, M.Litt. Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S (K).
NIP 196112051986031004 NIP 195902151985102001
iv
Tesis Ini Telah Diuji Pada
Tanggal 23 Juli 2015
Panitia Penguji Tesis, Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Udayana
No: 2054/UN14.4/HK/2015, tanggal 7 Juli 2015
Ketua : Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, M.Litt.
Anggota : Dr. I Nyoman Madiun, M.Sc.
Prof. Dr. I Wayan Ardika, M.A.
Prof. Dr. Ir. IGP. Wirawan, M.Sc.
Dr. Ir. Syamsul Alam Paturusi, MSP.
v
UCAPAN TERIMA KASIH
Om Swastiastu,
Puji syukur dan anghayubagya penulis panjatkan kepada Ida Sang Hyang
Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karuniaNya tesis ini
dapat diselesaikan. Penulisan tesis dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu
syarat untuk mencapai gelar Magister Pariwisata pada Program Magister Program
Studi Kajian Pariwisata, Program Pascasarjana Universitas Udayana.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengembangan pariwisata
berkelanjutan di Desa Mengesta Kabupaten Tabanan sebagai bagian dari warisan
budaya dunia Provinsi Bali. Melalui status Warisan Budaya Dunia dan pengelolaan
potensi serta daya tarik yang baik dan bijaksana serta peran pemerintah diharapkan
dapat memberikan manfaat bagi masyarakat lokal serta pelestarian situs warisan
budaya dunia.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan program pendidikan ini,
dari masa perkuliahan sampai dengan penyusunan dan penyelesaian tesis, banyak
mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
selayaknya mengucapkan terima kasih dengan setulus hati kepada: Prof. Dr. I
Nyoman Darma Putra, M. Litt selaku dosen pembimbing sekaligus Ketua Program
Studi Kajian Pariwisata Program Pasca Sarjana Universitas Udayana,
menggantikan Prof. Dr. I Nyoman Sirtha, S.H., M.S yang harus beristirahat dan
menjalani masa pemulihan setelah sakit. Kedua dosen pembimbing sangat berjasa
karena telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membantu dan
mengarahkan dalam penyusunan tesis. Dr. I Nyoman Madiun, M.Sc sebagai
pembimbing II dalam penelitian tesis ini, yang dengan penuh kesabaran dan
vi
kerendahan hati telah memberikan masukan, koreksi, serta dorongan semangat
kepada penulis dalam proses penyelesaian tesis ini.
Kepada Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD., KEMD selaku Rektor
Universitas Udayana yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada
penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Magister di
Universitas Udayana serta kepada Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S (K) selaku
Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana yang juga telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk menempuh S2 di Program Studi Kajian
Pariwisata Program Pascasarjana Universitas Udayana.
Terima kasih juga penulis sampaikan kepada Prof. Dr. Ir. IGP. Wirawan,
M.Sc., dan Prof. Dr. I Wayan Ardika, M.A., serta Dr. Ir. Syamsul Alam Paturusi,
MSP yang telah menguji dalam ujian proposal sampai ujian tesis, terima kasih atas
koreksi, saran dan masukannya guna kesempurnaan tesis ini.
Kepada Pemerintah Provinsi Bali, terima kasih telah memberikan
kesempatan izin belajar dan dukungan beasiswa bagi penulis untuk mengikuti studi
S2 pada Program Studi Kajian Pariwisata di Universitas Udayana serta kepada
seluruh staf pengajar Program Studi Magister Kajian Pariwisata Program
Pascasarjana Universitas Udayana yang telah memberikan ilmu dan wawasan
mengenai kepariwisataan selama penulis menempuh perkuliahan.
Terima kasih kepada Bapak Dr. I Wayan Alit Artha Wiguna, M.Si, atas
bantuan dan masukannya serta koleksi foto-foto yang telah diberikan untuk
menyempurnakan tesis ini. Terima kasih kepada Drs. Nengah Sudana, selaku
kepala desa Mengesta beserta perangkat desa, pokdarwis dan masyarakat Desa
vii
Mengesta yang telah memberikan banyak bantuan, informasi, data dan fasilitas dari
awal penelitian ini hingga selesai.
Ucapan terima kasih untuk suami dan anak-anak tersayang yang tiada henti
memberikan dukungan dan motivasi selama penulis menyelesaikan tesis ini.
Kepada teman-teman karyasiswa Program Studi Magister Kajian Pariwisata
angkatan tahun 2013 atas kebersamaannya selama ini serta berbagai pihak yang
tidak bisa penulis sebutkan namanya satu per satu, baik perorangan maupun
kelembagaan yang telah membantu penulis selama melakukan penelitian ini.
Penulis sangat menyadari adanya keterbatasan dan kekurangan dalam
penulisan tesis ini. Penulis menerima saran dan kritik dari berbagai pihak yang
bersifat membangun guna kesempurnaan tesis ini. Akhirnya penulis ucapkan terima
kasih atas perhatiannya. Semoga tesis ini membawa manfaat bagi semua pihak.
Om Shanti, shanti, shanti, om.
Denpasar, Juli 2015
Penulis
viii
ABSTRAK
PENGEMBANGAN PARIWISATA BERKELANJUTAN BERBASIS
SUBAK SEBAGAI BAGIAN WARISAN BUDAYA DUNIA
DI DESA MENGESTA KABUPATEN TABANAN
Desa Mengesta sebagai bagian dari Warisan Budaya Dunia (WBD)
memiliki berbagai potensi alam dan budaya yang dapat dikembangkan sebagai daya
tarik wisata, termasuk subak yang perlu dilestarikan dan dikelola dengan baik agar
memberikan manfaat bagi masyarakat dan generasi yang akan datang. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pengembangan pariwisata berkelanjutan berbasis
subak sebagai bagian Warisan Budaya Dunia di Desa Mengesta Kabupaten
Tabanan dengan mengkaji posisi subak sebagai basis agrowisata, seberapa besar
manfaat status Warisan Budaya Dunia bagi masyarakat dan peran pemerintah
setelah penetapan subak sebagai Warisan Budaya Dunia.
Teori yang digunakan adalah teori persepsi, teori pariwisata berbasis
masyarakat dan teori perencanaan pariwisata dengan metode analisis pendekatan
kualitatif dan kuantitatif. Data hasil survei dianalisis dengan menggunakan analisis
distribusi frekuensi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa subak memiliki posisi yang sangat
penting dan strategis sehingga perlu dilestarikan sejalan dengan tujuan penetapan
subak sebagai WBD. Pariwisata pertanian (agrowisata) berbasis subak merupakan
pariwisata yang layak dikembangkan di Desa Mengesta. Terdapat tiga ekosistem
subak sebagai basis pengembangan agrowisata yaitu subak Piling, Paselatan dan
subak Wangaya Betan. Sebanyak 70% masyarakat Desa Mengesta menginginkan
untuk mengembangkan agrowisata berbasis subak. Selanjutnya manfaat status
subak sebagai Warisan Budaya Dunia belum dirasakan secara optimal oleh
masyarakat dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan di Desa Mengesta.
Hanya sebagian kecil (38%) masyarakat yang merasakan adanya manfaat status
subak sebagai Warisan Budaya Dunia dalam pengembangan pariwisata berbasis
subak. Bahkan sebanyak 48,3% masyarakat menyatakan sama sekali tidak terlibat
dalam mengelola potensi dan daya tarik wisata.
Selain itu hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pemerintah belum
berperan secara optimal dalam mengelola potensi dan daya tarik wisata di Desa
Mengesta. Terbukti sebanyak 65,0% masyarakat Desa Mengesta, mengatakan
hanya sebagian kecil adanya peran pemerintah dalam pengelolaan pariwisata
setelah ditetapkan subak sebagai Warisan Budaya Dunia. Pemerintah belum
mendukung dan mengeluarkan kebijakan untuk pengembangan pariwisata di Desa
Mengesta.
Kata kunci: Desa Mengesta, subak, warisan budaya dunia, pariwisata berkelanjutan.
ix
ABSTRACT
THE DEVELOPMENT OF SUSTAINABLE TOURISM BASED SUBAK
AS PART OF WORLD CULTURAL HERITAGE
IN MENGESTA VILLAGE OF TABANAN REGENCY
Mengesta village as part of the World Cultural Heritage has a variety of
natural and cultural potentials that can be developed as a tourist attraction, including
water control system (Subak) that needs to be conserved and managed properly in
order to provide benefits to society and future generations. This study aimed to
determine the development of sustainable tourism based subak as part of World
Cultural Heritage in the Mengesta village of Tabanan regency by reviewing the
position of Subak as a basis of agrotourism, the benefits of World Heritage status
for the community and the role of government after the establishment of Subak as
a World Cultural Heritage.
The theories that were used for this research were the theory of perception,
theory of community-based tourism, and theory of tourism planning. The research
were using qualitative and quantitative approaches. Surveyed datas were analyzed
using frequency distribution analysis.
The results show that, subak has an important and strategic position so it
should be preserved in line with the determination objective of Subak as Word
Cultural Heritage. The agricultural tourism (ecotourism) based on subak is a viable
tourism development in the Mangesta village. There are three ecosystems of Subak
that act as basis for the development of agro tourism; they are Subak Piling,
Paselatan and Subak Wangaya Betan. A total of 70% of Mengesta village
community wants to develop agrotourism that is based on subak. However, the
benefits of subak as a world cultural heritage have not been optimally perceived by
the community in relation to the development of sustainable tourism in the village
of Mengesta. Only a small proportion (38%) of people who feels the benefits of the
status of subak as World Cultural Heritage in tourism development based on subak.
Moreover, as much as 48,3% of people stated that they were not involved in
managing the potential tourist attraction.
The research also found that the government has not played an optimal role
in managing the potencies and tourism attractions in the village of Mengesta. The
government has not supported nor issued any policies for the development of
tourism in Mengesta village.
Keywords: Mengesta village, subak, world cultural heritage, sustainable tourism.
x
RINGKASAN
PENGEMBANGAN PARIWISATA BERKELANJUTAN BERBASIS
SUBAK SEBAGAI BAGIAN WARISAN BUDAYA DUNIA
DI DESA MENGESTA KABUPATEN TABANAN
Pesatnya pembangunan pariwisata di Bali tidak hanya menimbulkan
dampak positif seperti peningkatan pendapatan daerah, penciptaan lapangan kerja,
dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, namun juga menimbulkan dampak
negatif, seperti pencemaran lingkungan, kemacetan lalu lintas, dan alih fungsi lahan
pertanian menjadi berbagai fasilitas dan sarana pariwisata seperti hotel, restoran,
objek wisata dan lain-lain.
Desa Mengesta Kabupaten Tabanan merupakan salah satu desa yang
terletak di kawasan Warisan Budaya Dunia (WBD) Provinsi Bali sebagai bagian
dalam lansekap Catur Angga Batukaru memiliki berbagai potensi alam dan budaya
termasuk sistem subaknya yang perlu mendapatkan perlindungan dan dikelola
dengan baik untuk membangun kesejahteraan bagi generasi masa kini dan generasi
mendatang.
UNESCO menetapkan Cultural Landscape of Bali Province: Subak System
as Manifestation of the Hita Karana sebagai Warisan Budaya Dunia (World
Cultural Heritage) pada tanggal 29 Juni 2012. Predikat WBD selain menjadi
kebanggaan, diharapkan dapat memberikan keuntungan bagi masyarakat dan
pengembangan pariwisata. Dengan mengelola dan memanfaatkan sebaik-baiknya
sumber daya alam dan budaya yang dimiliki, peluang kunjungan wisatawan untuk
melihat daya tarik subak sebagai WBD akan semakin besar. Seperti yang terjadi di
kawasan wisata Jatiluwih, jumlah kunjungan wisatawan meningkat cukup
signifikan sejak ditetapkan subak sebagai WBD.
Desa Mengesta memiliki daya tarik wisata alam dan budaya, khususnya
panorama alam pegunungan yang terhampar dalam persawahan berterasering
dengan hasil pertaniannya yang khas yaitu tanaman padi lokal beras merah organik.
Obyek wisata sumber air panas yang sudah dikenal dan bermanfaat bagi kesehatan,
arca-arca peninggalan arkeologi serta kerukunan beragama yang masih terjaga dan
dapat dikembangkan sebagai daya tarik wisata jika dikelola dengan baik dan benar.
xi
Selain itu Desa Mengesta masih menjalankan kehidupan budaya pertanian dan
ritualnya secara berkelanjutan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengembangan pariwisata
berkelanjutan berbasis subak sebagai bagian Warisan Budaya Dunia di Desa
Mengesta Kabupaten Tabanan dengan mengkaji posisi subak sebagai basis
agrowisata, manfaat status warisan budaya dunia bagi masyarakat dan peran
pemerintah setelah penetapan subak sebagai warisan budaya dunia.
Konsep yang dipergunakan yaitu pengembangan pariwisata, pariwisata
berkelanjutan, dan warisan budaya dunia. Menggunakan teori persepsi, teori
pariwisata berbasis masyarakat (Community Based Tourism), dan teori perencanaan
pariwisata. Penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dan kuantitatif
dengan lokasi penelitian di Desa Mengesta, Kecamatan Penebel Kabupaten
Tabanan.
Pemilihan Desa Mengesta sebagai lokasi dan objek penelitian secara
purposive berdasarkan beberapa pertimbangan yaitu; Desa Mengesta termasuk
dalam kawasan warisan budaya dunia berpotensi menjadi daya tarik bagi
wisatawan. Terletak di antara obyek wisata utama di Kecamatan Penebel, yaitu Pura
Luhur Batukaru dan Jatiluwih. Memiliki potensi ekologis terasering sawah
ekosistem subak yang tidak kalah dengan Jatiluwih, sumber air panas, peninggalan
arkeologi dan kerukunan beragama yang sangat potensial dikembangkan sebagai
daya tarik wisata yang menarik jika dikelola dengan baik sehingga dapat menambah
pendapatan masyarakat, mendukung pelestarian dan keberkelanjutan.
Sejalan dengan penetapan subak sebagai Warisan Budaya Dunia (WBD),
maka pariwisata yang layak dikembangkan di Desa Mengesta adalah pariwisata
pertanian (Agrowisata) berbasis subak. Terkait dengan hal tersebut maka subak
memiliki posisi yang sangat penting dan strategis, sehingga perlu dilestarikan
sejalan dengan tujuan penetapan subak sebagai WBD.
Desa Mengesta memiliki tiga ekosistem subak yaitu: ekosistem subak
Paselatan, Wangaya Betan dan Piling. Ketiga ekosistem subak tersebut, memiliki
pemandangan yang sangat indah, dengan berbagai aktivitas pertanian yang
dilakukan petani, sangat layak dijadikan sebagai pariwisata pertanian (agrowisata)
berbasis subak. Komoditas pertanian beras lokal merah merupakan komoditas
xii
pertanian yang spesifik, yang dapat dikembangkan menjadi beberapa produk olahan
seperti teh beras merah, kopi beras merah sehingga dapat dijadikan komoditas
pertanian yang mendukung pengembangan pariwisata pertanian berbasis subak di
Desa Mengesta.
Sebanyak 70,0% masyarakat Desa Mengesta menginginkan model pariwisata
pertanian (agrowisata) berbasis subak yang perlu dikembangkan untuk
meningkatkan pendapatan masyarakat di desa tersebut. Selanjutnya 6,7%
masyarakat menginginkan atraksi pariwisata berbasis pertanian, yang juga sangat
sejalan dengan pengembangan agrowisata berbasis subak.
Penetapan subak sebagai Warisan Budaya Dunia (WBD), telah diketahui
dengan baik oleh masyarakat. Predikat subak sebagai WBD, telah menimbulkan
dampak yang kurang menguntungkan karena meningkatnya harga tanah, karena
banyaknya investor yang berminat untuk membangun fasilitas pariwisata di daerah
tersebut. Kondisi tersebut cukup mengkhawatirkan karena sangat berpeluang
menyebabkan terjadinya alih fungsi lahan pertanian seperti lahan sawah dalam
ekosistem subak ke non-pertanian, terutama digunakan sebagai fasilitas pariwisata
yang relatif masih terbatas di Desa Mengesta.
Namun pemerintah Kabupaten Tabanan telah mengantisipasinya dengan
menerbitkan Peraturan Bupati No 27 tahun 2011, yang melarang segala bentuk alih
fungsi lahan pertanian di kawasan WBD. Sebagai kawasan pertanian yang kini
masuk sebagai kawasan WBD, maka masyarakat Desa Mengesta juga telah
mengetahui dengan baik, tentang potensi dan daya tarik wisata yang dimiliki
daerahnya. Namun potensi dan daya tarik wisata serta predikat subak sebagai WBD,
belum dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat dalam pengembangan pariwisata
pertanian berbasis subak. Pengelolaan pariwisata, masih dilakukan secara parsial
oleh perorangan yang belum melibatkan masyarakat secara baik.
Kondisi tersebut akan dapat mengganggu tujuan pengembangan pariwisata
pertanian berbasis subak, yang diinginkan masyarakat. Manfaat status subak
sebagai Warisan Budaya Dunia belum dirasakan secara optimal oleh masyarakat
dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan di Desa Mengesta. Terbukti hanya
sebagian kecil (38%) masyarakat yang merasakan adanya manfaat status subak
sebagai WBD dalam pengembangan pariwisata berbasis subak. Bahkan sebanyak
xiii
48,3% masyarakat menyatakan sama sekali tidak terlibat dalam mengelola potensi
dan daya tarik wisata.
Aspek organisasi atau kelembagaan masyarakat dalam pengelolaan dan
pengembangan destinasi wisata merupakan bagian penting yang harus mendapat
perhatian. Pokdarwis yang terbentuk membutuhkan dukungan yang profesional
dalam menguatkan organisasi lokal serta sumber daya manusia didalamnya.
Peran pemerintah belum optimal memberikan perhatian dan dukungannya
dalam pengembangan pembangunan pariwisata di Desa Mengesta. Hasil penelitian
menunjukkan hanya sebagian kecil adanya peran pemerintah dalam pengelolaan
pariwisata yang dinyatakan sebanyak 65%. Peran pemerintah dalam pengelolaan
pariwisata terlihat dilakukan oleh pemerintah ditingkat desa hingga kecamatan
dinyatakan sebanyak (51,7%), hal tersebut mengindikasikan pengelolaan
pariwisata masih belum dilakukan dengan baik dan terkoordinasi sehingga belum
mampu meningkatkan pendapatan masyarakat, utamanya petani pengelola subak.
Pemerintah hanya mengeluarkan peraturan dan kebijakan untuk pendapatan
daerah, dan kurang mendukung petani pengelola subak sehingga belum
meningkatkan ekonomi mereka. Sejalan dengan hasil analisis ketika responden
ditanyakan bagaimana bentuk nyata peran pemerintah, sebanyak 66,7%
mengatakan peran pemerintah hanya sebatas menerbitkan peraturan terkait
pariwisata. belum memberikan dukungan kebijakan dan regulasi untuk
pemberdayaan petani pengelola ekosistem subak yang dapat meningkatkan
kesejahteraan mereka.
Pengembangan pariwisata memprioritaskan keterlibatan masyarakat dan
didukung atau diberikan support oleh pemerintah serta swasta. Berdasarkan hasil
penelitian ini, peneliti menyampaikan saran-saran sebagai berikut : Bagi pengambil
kebijakan perlu memberikan pendampingan dana dan pelatihan-pelatihan untuk
memperbaiki dan pengadaan fasilitas penunjang pariwisata; bagi masyarakat dapat
terlibat aktif dalam pengelolaan potensi dan daya tarik wisata yang dimiliki
sehingga memberikan pemahaman dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan
manfaat pelestarian warisan budaya yang dimiliki, khususnya budaya subak yang
merupakan warisan budaya lokal yang memiliki nilai luar biasa hingga diakui oleh
dunia Internasional. Bagi akademisi, perlu dibuat kajian model pengelolaan terkait
xiv
pariwisata dan pelestarian situs-situs dalam Lansekap Budaya atau WBD Provinsi
Bali di kawasan yang berbeda, dengan melihat karakteristik masyarakat dan potensi
yang dimiliki sehingga program pelestarian dan konservasi situs/kawasan WBD
dapat berhasil dengan baik.
xv
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM………………………………………………………… i
PRASYARAT GELAR……………………………………………………. ii
LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………….. iii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI………………………………………. iv
UCAPAN TERIMA KASIH…….......……………………………………… vii
ABSTRAK………………………………………………………………… viii
ABSTACT………………………………………………………………….. ix
RINGKASAN……………………………………………………………… x
DAFTAR ISI………………………………………………………………. xv
DAFTAR TABEL…………………………………………………………. xviii
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………… xix
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………. xxi
BAB I PENDAHULUAN………………………………………… 1
1.1 Latar Belakang…………………………………………….. 1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………. 15
1.3 Tujuan Penelitian………………………………………….. 15
1.4 Manfaat Penelitian………………………………………… 16
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI,
DAN MODEL PENELITIAN …………………………… 15
2.1 Kajian Pustaka…………………………………………….. 15
2.2 Konsep…………………………………………………….. 22
2.2.1 Pengembangan Pariwisata………………………….. 22
2.2.2 Pariwisata Berkelanjutan…………………………… 26
2.2.3 Warisan Budaya Dunia……………………………… 28
2.3 Landasan Teori ……………………………….………....... 32
2.3.1 Teori Persepsi………………………………………. 32
2.3.2 Teori Pariwisata Berbasis Masyarakat……….….…. 33
2.3.3 Teori Perencanaan Pariwisata……….…………..…. 36
2.4 Model Penelitian …………………………..……………… 41
xvi
BAB III METODE PENELITIAN…………………………………. 43
3.1 Rancangan Penelitian……………………………………. 43
3.2 Lokasi Penelitian ………………………………………… 43
3.3 Jenis dan Sumber Data…………………………………… 44
3.3.1 Jenis Data………………………………………….. 44
3.3.2 Sumber Data………………………………………. 45
3.4 Instrumen Penelitian………………………………………. 45
3.5 Pemilihan Informan………………………………………. 46
3.5.1 Informan untuk Wawancara Mendalam…………… 46
3.5.2 Responden Penelitian……………………………… 46
3.5.3 Peserta Kelompok Diskusi Terfokus (FGD)……… 47
3.6 Teknik Pengumpulan Data…………………..…………… 47
3.7 Teknik Analisis Data ........................................................... 49
3.8 Teknik Penyajian Analisis Data …………………………. 51
BAB IV GAMBARAN UMUM DESA MENGESTA ....................... 52
4.1 Sejarah Singkat Desa Mengesta…………………………… 52
4.2 Letak Geografis dan Keadaan Alam………………………. 54
4.3 Kependudukan dan Mata Pencaharian……………………. 58
4.4 Pendidikan dan Kualitas Angkatan Kerja ………………… 61
4.5 Kondisi Sosial Budaya Masyarakat………………………. 62
4.6 Sarana dan Prasarana……………………………………… 65
4.6.1 Aksesibilitas ………………………………………… 65
4.6.2 Sarana Air Bersih dan Listrik……………………….. 66
4.6.3 Fasilitas Umum……………………………………… 67
4.6.4 Komunikasi…………………..……………………… 67
BAB V POSISI SUBAK SEBAGAI BASIS AGROWISATA
DALAM PENGEMBANGAN PARIWISATA
BERKELANJUTAN DI DESA MENGESTA ………...….. 68
5.1 Ekosistem Subak Sebagai Potensi Agrowisata……………. 69
5.2 Wisata Alam dan Budaya Sebagai Pendukung Wisata
Pertanian……………………………………………………
95
xvii
5.3 Harapan Masyarakat untuk Mengembangkan Wisata
Pertanian Berbasis Subak…………………………………
104
5.4 Masalah dan Solusi dalam Pengembangan Wisata Pertanian
Berbasis Subak…………………………………
107
BAB VI MANFAAT STATUS WARISAN BUDAYA DUNIA
DALAM PENGEMBANGAN PARIWISATA
BERKELANJUTAN……………………….……..………. 114
6.1 Desa Mengesta Sebagai Bagian dari Warisan Budaya
Dunia ……………………………......................................... 114
6.2 Manfaat Warisan Budaya Dunia bagi Masyarakat ………... 119
6.2.1 Pengetahuan Masyarakat tentang Warisan Budaya
Dunia………………………………………………… 119
6.2.2 Manfaat Ekonomi…………………………………… 121
6.2.3 Manfaat Sosial Budaya……………………………… 130
6.2.4 Manfaat Lingkungan………………………………… 138
6.3 Keterlibatan Masyarakat dalam Pengembangan Pariwisata
di Desa Mengesta………………………………………….. 141
BAB VII PERAN PEMERINTAH SETELAH PENETAPAN
SUBAK SEBAGAI WARISAN BUDAYA DUNIA BAGI
PENGEMBANGAN PARIWISATA BERKELANJUTAN. 150
7.1 Kebijakan dan Regulasi Pemerintah dalam Pengembangan
Sektor Pariwisata di Desa Mengesta .................................... 151
7.2 Peran Pemerintah Dalam Mengembangkan Sektor
Pariwisata Berbasis Subak di Desa Mengesta…………….. 160
BAB VIII SIMPULAN DAN SARAN……………………………….. 173
8.1 Simpulan…………………………………………………… 173
8.2 Saran……………………………………………………….. 176
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….. 178
LAMPIRAN………………………………………………………………. 184
xviii
DAFTAR TABEL
Halaman
4.1 Ketinggian Masing-masing Kecamatan di Kabupaten
Tabanan dari Permukaan Laut………………………………
55
4.2 Luas Tanam, Produksi dan Luas Areal Baku Subak di Desa
Mengesta tahun 2012… …………………………….............
57
4.3 Luas Desa, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk
Pertengahan per desa tahun 2012 di Kecamatan Penebel……
59
4.4 Mata Pencaharian Penduduk Desa Mengesta tahun 2012 ….. 59
4.5 Penduduk Berdasarkan Pendidikan ………………………..... 61
5.1 Klasifikasi Potensi dan Daya Tarik Wisata Desa Mengesta
dan Peluang Pengembangannya .…………………………....
70
5.2 Klasifikasi Permasalahan di Desa Mengesta dari Perspektif
Masyarakat ..............................................................................
75
5.3 Keinginan masyarakat dalam memanfaatkan dan
mengembangkan pariwisata di Desa Mengesta……………...
106
5.4 Harapan masyarakat dalam pengembangan pariwisata Desa
Mengesta ................................................................................ 107
5.5 Model pengembangan pariwisata yang diinginkan masyarakat 109
6.1 Pengetahuan responden tentang WBD dan potensi dan daya
tarik Wisata …………………………………………............
120
6.2 Manfaat Warisan Budaya Dunia Bagi Masyarakat………...... 122
6.3 Pengelolaan Potensi dan Daya Tarik Wisata Desa
Mengesta ………………………………………………….....
126
6.4 Keterlibatan Masyarakat dalam Pengembangan Pariwisata
di Desa Mengesta ………………………………………....
142
xix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
2.1 Kerangka model penelitian Pengembangan Pariwisata
Berkelanjutan di Desa Mengesta Kabupaten Tabanan
Sebagai Bagian Warisan Budaya Dunia ............................... 42
4.1 Petak-petak sawah yang berbaris dan bertingkat
menghampar di Kawasan Desa Mengesta ............................ 55
4.2 Desa Mengesta, Penebel, Tabanan, Bali sebagai lokasi
Penelitian .............................................................................. 56
5.1 Peta Potensi dan daya Tarik wisata Desa Mengesta………. 74
5.2 Pura Luhur Batu Panes, salah satu daya tarik wisata di Desa
Mengesta, Kec. Penebel .............................................. 78
5.3 Kolam air panas alam, salah satu daya tarik wisata di Desa
Mengesta, Kec. Penebel ....................................................... 78
5.4 Salah satu sudut pemandangan di subak Kedampal ............. 79
5.5 Salah satu Pura Bedugul, di kawasan subak Peselatan, Desa
Mengesta ............................................................................... 80
5.6 Petani di subak Paselatan, mengangkut hasil panen berupa
padi lokal .............................................................................. 80
5.7 Peta Subak Piling Desa Mengesta ……………………….. 84
5.8 Wisatawan sedang menikmati perjalanan wisata dengan
kendaraan ATV di kawasan Subak Piling…………………. 87
5.9 Ternak kerbau yang digunakan petani sebagai tenaga kerja
untuk mengolah lahan sawah………………………………. 87
5.10 Salah satu sisi pemandangan subak di kawasan Wangaya
Betan, Tabanan ..................................................................... 89
5.11 Atraksi membajak dengan ternak kerbau, salah satu atraksi
aktivitas pertanian ................................................................. 91
5.12 Atraksi menanam padi, salah satu aktivitas pertanian yang
menarik bagi wisatawan ....................................................... 91
5.13 Wisatawan sedang menikmati air kelapa muda di halaman
P4S Somya Pertiwi, Dusun Wangaya Betan Desa Mengesta 92
5.14 Seorang wisatawan sedang mencoba mendapatkan
pengalaman baru mengangkut pupuk organik……………… 92
5.15 Panen padi oleh seorang petani wanita, salah satu kegiatan
pertanian yang dapat dijadikan atraksi wisata yang sangat
menarik ................................................................................. 93
xx
5.17 Wisatawan sedang mendapatkan penjelasan tentang
prosesing padi lokal merah menjadi beras merah…………. 94
5.18 Souvenir beras merah, hasil pertanian subak Piling Desa
Mengesta yang dijual untuk pengunjung di Bali By Quad… 94
5.19 Treking mengelilingi kawasan Dusun Wangaya Betan,
sambil menikmati view yang indah dan aktivitas pertanian
yang mendarik ...................................................................... 95
5.20 Mata air panas Belulang di subak Peselatan dialirkan
sebagai pancuran ................................................................. 97
5.21 Peninggalan arkeologi Arca Ganesa ..................................... 98
5.22 Peninggalan arkeologi Lingga yoni di Pura Luhur Puseh
Batu Aya ............................................................................... 98
5.23 Bangunan gereja sebagai tempat suci umat Kristen di Dusun
Piling……………………………………………………….. 104
5.24 Seorang petani sedang memperhatikan dengan seksama
jaringan irigasi yang rusak dan perlu solusi yang baik dan
benar……………………………………………………….. 111
6.1 Struktur Organisasi Kelompok Sadar Wisata Desa
Mengesta, Penebel, Tabanan ................................................ 148
7.1 Persepsi Masyarakat terhadap Peran Pemerintah Dalam
Pengelolaan Pengembangan Pariwisata …………………… 162
7.2 Persepsi Masyarakat terhadap Keterlibatan Pemerintah
dalam Pengelolaan Pariwisata............................................... 164
7.3 Pendapat Masyarakat terhadap Bentuk Nyata Peran
Pemerintah dalam Pengelolaan dan pengembangan
pariwisata ............................................................................ 168
xxi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Daftar Pertanyaan untuk Survei ......................................... 184
2 Daftar Pertanyaan untuk Focus Group Disscusion ............ 189
3 Pedoman Wawancara Untuk Informan .............................. 190
4 Identitas Informan………………………………………. 192
5 Peserta Diskusi Kelompok Terfokus (Focus Group
Disscusion/FGD) .................................................................. 193
Top Related