i
PENGEMBANGAN FISIK MOTORIK HALUS MELALUI
MEDIA PELEPAH PISANG DI KELOMPOK A.2
RAUDLATUL ATHFAL MA’ARIF
KECANDRAN SALATIGA
TAHUN PELAJARAN
2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh :
RISKA CAHYA ANGGRAINI
NIM. 11614021
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2018
ii
iii
iv
v
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan untuk:
1. Kedua orang tua saya Poniran dan Aris Purwanti yang telah mendidik dan
memberikan dorongan baik materiil maupun spiritual.
2. RA Ma’arif Kecandran Salatiga, yang sudah memberi ijin dan membantu
penelitian.
3. Keluarga besar TK Bina Putra Gedangan ibu Fathonah S. Pd. AUD
sahabat-sahabatku mengajar bu Ema, bu Minar, dan bu Santi yang selalu
memberi semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.
4. Kelas A TK Bina Putra dan anak les ku Malika yang selalu membuat
bahagia dan ceria.
5. Teman Spesial ku Mubtadiul Hadziq, yang selalu memberi semangat dan
motivasi. Dan selalu bilang “Skripsi cepat, nikah juga cepat”.
6. Keluarga besar PIAUD 2014 yang sedang berjuang bareng dalam
menyelesaikan skripsi.
7. Keluarga besar Forum Komunikasi Mahasiswa Boyolali (FKMB
SALATIGA) yang selalu jadi tim horre dalam menyelesaikan skripsi.
8. Saudara-saudaraku, terutama Yunita Wirawati Aisyah dan Farida Fauzia
yang setiap hari mengingatkan dan memotivasi dalam menyelesaikan
skripsi ini.
9. Teman-temanku tercinta Risda, Vanty, Umy, Rahma, Alvian, Iit, Amira,
Rochimah, Atul, Roroh, Yuni, Sifa yang selalu membuat hati kembali
bangkit ketika mulai jenuh dan lelah mengerjakan skripsi.
vi
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yan Maha Esa, Pengasih lagi Maha
Penyayang, Segala puji dan Syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah
SWT. Atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Sholawat serta salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat, serta para pengikut
lainnya.
Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar
kesarjanaan dalam Ilmu Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan IAIN Salatiga.
3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si selaku Ketua Jurusan PIAUD IAIN
Salatiga dan selaku Dosen pembing yang telah berkenan secara ikhlas
dan sabar meluangkan waktu serta mencurahkan pikiran dan
tenaganya memberi bimbingan dan pengarahan yang sangat berguna
sejak awal proses penyusunan dan penulisan hingga selesai.
4. Bapak Ibu Dosen serta Karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak
membantu menyelesaikan skripsi ini.
vii
viii
ABSTRAK
Anggraini, Riska. 2018. Pengembangan fisik Motorik Halus Melalui Media
pelepah Pisang di Kelompok A.2 Raudlatul Athfal Ma’arif
Kecandran salatiga tahun pelajaran 2018. Skripsi. Jurusan
Pendidikan Islam Anak Usia Dini. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing
Dra. Siti Asdiqoh M.Si.
Kata Kunci: Fisik Motorik Halus, Media Pelepah Pisang
Kemampuan fisik motorik halus anak di RA Ma’arif Kecandran kelompok A
menunjukkan bahwa masih rendah. Hal ini dibuktikan ada beberapa anak yang
belum bisa memegang krayon, pensil, gunting. Selain itu anak di RA Ma’arif
kecandran Salatiga masih perlu pembinaan dalam mengembangkan aspek fisik
motorik halus anak. Rumusan masalah peneliti ini yaitu Apakah penggunaan
media pelepah pisang dapat mengembangkan fisik motorik halus di kelompok A.2
Raudlatul Athfal Ma’arif kecandran salatiga tahun pelajaran 2018?. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui media pelepah pisang dapat mengembangkan
fisik motorik halus di kelompok A.2 Raudlatul Athfal Ma’arif Kecandran Salatiga
tahun pelajaran 2018.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam
dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan,
pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah anak kelompok
A.2 di RA Ma’arif Kecandran kota Salatiga yang berjumlah 19 anak meliputi 10
anak laki-laki dan 9 anak perempuan. Instrumen penilaian meliputi Rencana
Kegiatan Harian (RKH), lembar observasi anak dan guru, lembar evaluasi anak.
metode pengumpulan data yang digunakan yaitu tes, observasi, dan dokumentsi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa media pelepah pisang dapat
mengembangkan fisik motorik halus kelompok A.2 di Raudlatul Athfal
Kecandran Salatiga tahun pelajaran 2018. Presentase keberhasilan siklus 1
terdapat 10 anak yang belum muncul(BM) perkembangannya dan 9 anak yang
mulai muncul (MM) perkembangannya dengan pencapain kelas 47%. Siklus II
diperoleh data 19 anak dengan pencapaian kelas 92% ada 11 anak yang mencapai
berkembang sesuai harapan (BSH), dan 8 anak mencapai berkembang sangat baik
(BSB). Hasil data tersebut dapat diketahui bahwa motorik halus anak mengalami
perkembangan melalui media pelepah pisang pada anak kelompok A.2 RA
Ma’arif Kecandran Salatiga dari siklus 1 ke siklus II sudah memenuhi kreteria
ketuntasan belajar yang ditetapkan yaitu ≥ 85% dari jumlah seluruh anak sudah
mencapai rata-rata 92% sehingga penelitian tindakan kelas dientikan pada siklus
II ini.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL .................................................................................. i
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... ii
LEMBAR LOGO IAIN ................................................................................. iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................. iv
PENGESAHAN KELULUSAN……………………………………………. v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN…………………………………… vi
MOTTO………………………………………….......................................... vii
PERSEMBAHAN………………………………………… .......................... ix
KATA PENGANTAR………………………………………… ................... x
ABSTRAK………………………………………… ..................................... xii
DAFTAR ISI………………………………………… .................................. xiii
DAFTAR TABEL………………………………………… .......................... xv
DAFTAR GAMBAR………………………………………… ..................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………… .................. xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5
D. Kegunaan Penelitian .................................................................... 5
E. Hipotesis Tindakan ...................................................................... 7
F. Definisi Operasional .................................................................... 8
G. Metode Penelitian ........................................................................ 9
H. Sistematika Penulisan .................................................................. 15
x
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Perkembangan Motorik Halus
a. Pengertian Perkembangan ............................................................ 17
b. Fisik Motorik Halus ..................................................................... 18
c. Fungsi Motorik Halus……………………… .............................. 19
d. Prinsip Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Dini .............. 21
e. Tahap Perkembangan Fisik Motorik Halus……………………… 21
f. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembngan fisik motorik
halus anak ..................................................................................... 26
g. Indikator Tingkat Perkembangan Fisik Motorik halus Anak Usia
Dini ............................................................................................... 29
h. Tingkat pencapaian Perkembangan Fisik Motorik Halus Pada
Anak Usia Dini ............................................................................ 30
2. Kajian Materi Penelitian
a. Pengertian Mencetak dengan Pelepah Pisang .............................. 31
b. Manfaat mencetak ........................................................................ 35
c. Kegiatan Mencetak....................................................................... 35
d. Kelebihan dan Kekurangan Mencetak/Mencap ........................... 37
B. Kajian Pustaka ............................................................................. 39
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian……………. .... 42
B. Deskripsi Penelitian Perkembangan Pra Siklus ........................... 50
C. Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Siklus I .................................. 53
D. Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Siklus II…………………… .. 59
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Per Siklus .................................................................... 66
1. Ketentuan Penilaian dan Pengolahan Data .................................. 66
2. Deskripsi Siklus 1 ........................................................................ 67
3. Deskripsi Siklus II........................................................................ 72
B. Pembahasan ................................................................................. 76
xi
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................ 79
B. Saran ........................................................................................... 80
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 81
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Ketentuan Penilaian kemampuan Fisik Motorik Halus …........ 7
Tabel 3.1 Daftar Nama Anak Kelompok A.2………………………........ 45
Tabel 3.2 Daftar Nama Guru RA Ma’arif Kecandran………………....... 46
Tabel 3.3 Hasil Penilaian Pra Siklus…………………………............... .. 50
Tabel 4.1 Ketentuan Pemberian Nilai Lembar kerja Anak……………. .. 66
Tabel 4.2 Hasil Penilaian Siklus I……………………………………... ... 67
Tabel 4.3 Hasil Observasi Anak pada Siklus 1………………………….. 69
Tabel 4.4 Hasil Observasi Guru pada Siklus 1………………………….. 71
Tabel 4.5 Hasil Penilaian Siklus II…...........…………………………..... 72
Tabel 4.6 Hasil Observasi Anak pada Sikus II.......................................... 74
Tabel 4.7 Hasil Observasi Guru pada Siklus II......................................... 75
Tabel 4.8 Data Peningkatan Jumlah Anak yang Mencapai Perkembnagan.. 77
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Taggart.………. 11
Gambar 3.1 Struktur Organisasi RA Ma’arif Kecandran Salatiga…………… 50
Gambar 4.1 Diagram Perkembangan Motorik Halus………………................ 77
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Daftar Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup
Daftar Lampiran 2. Daftar Nilai SKK
Daftar Lampiran 3. Surat Permohonan Ijin Penelitian
Daftar Lampiran 4. Indikator Tiap Siklus yang diamati
Daftar Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)
Daftar Lampiran 6. Observasi lapangan
Daftar Lampiran 7. Gambar Siklus 1 dan II
Daftar lampiran 8. Surat Melakukan Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan TK merupakan salah satu bentuk pendidikan anak usia dini
yaitu anak yang berusia empat sampai dengan enam tahun. Pendidikan TK
memiliki peran yang sangat penting untuk mengembangkan kepribadian
anak serta mempersiapkan mereka untuk memasuki jenjang pendidikan
selanjutnya. Pendidikan TK merupakan jembatan antara lingkungan
keluarga dengan lingkungan masyarakat yang lebih luas yaitu luas
sekolah, yaitu sekolah dasar dan lingkungan lainnya. (Masitoh, 2011: 1.6).
Pendidikan anak usia dini/TK pada hakikatnya adalah pendidikan yang
diselenggarakan dengan tujuan untuk menfasilitasi pertumbuhan dan
perkembangan anak secara menyeluruh atau menekankan pada
pengembangan seluruh aspek kepribadian anak. Pendidikan anak usia
dini/TK memberi kesempatan kepada anak untuk mengembangkan
kepribadiannya. Oleh karena itu, pendidikan anak usia dini khususnya TK
perlu menyediakan berbagai kegiatan yang dapat mengembangkan
berbagai aspek perkembangan yang meliputi kognitif, bahasa, sosial,
emosi, fisik, dan motorik. Anderson, 1993 dalam (Masitoh, 2011:1.8).
Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu
proses perkembangan dengan pesat bagi kehidupan selanjutnya. Anak usia
dini rentang usia 0-8 tahun. Pada masa ini proses pertumbuhan dan
perkembangan dalam berbagai aspek sedang mengalami masa cepat dalam
perkembangan hidup manusia. Proses pembelajaran sebagai bentuk
2
perlakuan yang diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik
yang dimiliki setiap tahap perkembangan anak. Berk, 1992:18 dalam
(Yuliani, 2009:6).
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003,
disebutkan bahwa yang termasuk anak usia dini adalah anak yang masuk
dalam rentang usia 0 – 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut. (Asmawati, 2011:1.5).
The golden Age adalah masa keemasan seorang anak, yaitu masa ketika
anak mempunyai banyak potensi yang sangat baik untuk dikembangkan.
Berbagai hasil penelitian menyimpulkan bahwa pada masa itu anak berada
pada periode sensitif (sensitive periods) di mana di masa inilah anak
secara khusus mudah menerima berbagai stimulus dari lingkungannya.
Bahkan sekitar 50% kecerdasan orang dewas sudah terjadi ketika mereka
berusia 4 tahun. Peningkatan 30% berikutnya terjadi pada usia 8 tahun,
dan 20% sisanya pada pertengahan atau akhir dewasa kedua. Ini berarti
bahwa perkembangan yang terjadi pada usia 0-4 tahun sama besarnya
dengan perkembangan yang terjadi pada usia 4-18 tahun. (Wiyani,
2014:v).
Perkembangan fisik adalah pertumbuhan dan perubahan yang terjadi
pada tubuh/badan jasmani seseorang. Sedangkan motorik (motor
development) adalah perubahan secara progresif pada kontrol dan
kemampuan untuk melakukan gerakan yang diperoleh melalui interaksi
antara faktor kematangan (naturation) dan latihan selama kehidupan yang
dapat dilihat melalui perubahan yang dilalukan. Jadi, dari pengertian diatas
Perkembangan fisik-motorik anak usia dini dapat diartikan sebagai
perubahan bentuk tubuh pada anak usia dini yang berpengaruh terhadap
ketrampilan gerak tubuhnya. (Hildayani, 2011:8.3-8.4).
3
Perkembangan motorik di bagi menjadi dua, yaitu perkembangan
motorik kasar dan motorik halus. Ketrampilan/kemampuan motorik kasar
yaitu gerakan yang dihasilkan dari kemampuan mengontrol otot-otot
besar, contohnya adalah berjalan, berlari, melompat, berguling. Sedangkan
perkembangan ketrampilan motorik halus, yaitu gerakan terbatas dari
bagian-bagian yang meliputi otot-otot kecil, terutama gerakan di bagian
jari-jari tangan, contohnya menulis, menggambar, memegang sesuatu.
(Hildayani, 2011:8.5).
Masa perkembangan anak usia dini adalah masa yang paling tepat untuk
mengembangkan semua potensi yang dimiliki oleh anak. Karena anak
usia dini merupakan sosok individu yang sedang menjalani suatu proses
perkembangan yang terjadi dengan pesat untuk proses kehidupan anak
selanjutnya. Untuk itu penyelenggaraan program pendidikan akan lebih
menitik beratkan pada perkembangan peserta didik dalam kegiatan belajar
mengajar di sekolah. Anak memerlukan kegiatan belajar yang
menyenangakan dan menarik.
Menurut Suwardi, dkk (2017:3) menyatakan bahwa usia anak-anak lebih
mudah memahami semua hal melalui media, media dapat mempengaruhi
perilaku manusia, kehidupan dan norma-norma, sehingga media
merupakan faktor penting dalam membentuk cara berfikir, perilaku, dan
norma manusia.
Melalui media pelepah pisang anak dapat mengembangkan fisik motorik
halus. Permainan motorik halus anak dapat melatih koordinasi otot tangan
4
dalam beraktivitas seperti mencap melalui pelepah pisang, mencetak,
melipat kertas, memegang, dan lain sebagainya.
Kegiatan motorik halus anak yang berhubungan dengan seni yaitu
kegiatan mencetak dengan media pelepah pisang. Kegiatan mencetak ini
dapat menstimulasi kemampuan motorik halus anak. Dengan menerapkan
cara-cara mencetak sesuai dengan tingkat kemampuan yang dimiiki anak
dapat meningkatkan fisik motorik anak dan berlatih karya seni.
Mencetak/mencap adalah kegiatan berkarya seni rupa dwi marta (dua
dimensi) yang dilakukan dengan cara mencapkan alat atau acuan yang
diberi tinta/cat pada bidang gambar. Alat cetak tersebut dibuat
membentuk gambar atau tulisan pada bahan tertentu sesuai tehnik
mencetak yang dipilih. (Istiriyani, 2015:22).
Mencetak dengan berbagai bahan merupakan kegiatan yang
menyenankan bagi anak. Mereka dapat mencetak berbagai berbagai
bentuk. Alat-alat mencetak tidak harus membeli. Pendidik dapat
memanfaatkan bahan alam, seperti pelepah pisang,ubi, dan wortel sebagai
alat mencetak. (Gunarti,Dkk, 2013:7.11).
Hasil studi pendahuluan di Raudlatul Athfal Ma’arif Kecandran Salatiga
kelompok A.2 menunjukkan bahwa masih rendah kemampuan fisik
motorik halus anak. Dari 19 siswa ada beberapa anak ada yang belum bisa
memegang krayon, pensil, gunting. Selain itu siswa di RA Ma’arif
Kecandran Salatiga masih perlu pembinaan dalam mengembangkan aspek
fisik motorik anak.
5
Kondisi ini disebabkan oleh kemampuan motorik halus tangan yang
belum lincah memegang atau menggunakan benda-benda lainnya. karena
pembelajaran yang diterapkan juga kurang kreatif. Selain itu media dan
alat peraga yang digunakan masih terbatas mengakibatkan anak jenuh dan
sulit dikondisikan. Sehingga mengakibatkan kelenturan, kelincahan otot-
otot jari tangan tidak berfungsi dengan baik.
Kemampuan fisik motorik halus anak agar dapat optimal maka
diterapkan bermain sambil belajar. Mencetak melalui media pelepah
pisang anak tidak akan jenuh, karena media yang diterapkan sangat
menyenangkan yaitu menggunakan bahan alam dan juga pewarna
makanan dengan warna yang berbeda-beda, sehingga anak tidak jenuh dan
bosan serta dapat meningkatkan kelenturan otot-otot jari dan tangan
dengan baik. Misalnya dengan cara anak memahami dan mempraktikkan
tahapan-tahapan mencetak menggunakan media pelepah pisang.
Dari paparan diatas maka penulis membuat judul, “PENGEMBANGAN
FISIK MOTORIK HALUS MELALUI MEDIA PELEPAH PISANG
KEOMPOK A.2 DI RAUDLATUL ATHFAL MA’ARIF KECANDRAN
SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2018”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan di atas, maka
dapat dirumuskan pokok permasalahan pada penelitian ini, yaitu: Apakah
penggunaan media pelepah pisang dapat mengembangkan fisik motorik
6
halus kelompok A.2 di Raudlatul Athfal Ma’arif Kecandran Salatiga tahun
pelajaran 2018?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui media pelepah pisang dapat
mengembangkan fisik motorik halus anak kelompok A.2 di Raudlatul
Athfal Ma’arif Kecandran Salatiga tahun Pelajaran 2018.
D. Kegunaan Penelitian
1. Manfaat teoritis
Diharapkan melalui hasil penelitian ini, menambah wawasan
betapa pentingnya memahami karakteristik anak sehingga dapat
menentukan media pembelajaran yang tepat yaitu dengan
mencetak/mencap melalui media pelepah pisang, dapat menjadi
salah satu pedoman untuk mengembangkan fisik motorik halus
melalui media pelepah pisang.
2. Manfaat Praktis
a. Membantu meningkatkan perkembangan motorik halus anak
b. Meningkatkan minat belajar anak dengan adanya penggunaan
media dalam pembelajaran
c. Meningkatkan eksplorasi anak
d. Mengembangkan kualitas pemahaman anak dalam
pembelajaran dengan adanya media pembelajaran.
7
e. Menginspirasi para guru untuk berinovasi membuat media
pembelajaran.
f. Memberikan inovasi guru untuk mengaplikasikan media
pelepah pisang dalam pembelajaran.
g. Sebagai masukan bagi sekolah untuk dapat menerapkan
pembelajaran mencetak/mencap dengan media pelepah pisang.
h. Dapat membantu sekolah dalam mengatasi masalah
perkembangan fisik motorik halus.
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Indikator Keberhasilan
Hipotesis tindakan adalah “dugaan guru tentang cara yang terbaik untuk
mengatasi masalah”. (Wardhani,2012:2.10).
Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah, “adanya
pengembangan fisik motorik halus anak melalui media pelepah pisang
pada anak kelompok A.2 di Raudlatul Athfal Ma’arif Kecandran
Salatiga“.
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
8
Tabel 1.1
Ketentuan Penilaian Kemampuan Fisik Motorik Halus dengan Media
Pelepah Pisang
Simbol bintang Skor/nilai Kategori Kriteria/ketentuan
1 Belum Muncul
(BM)
Jika anak mencoba,
kurang tepat atau anak
tidak mau mencoba.
2 Mulai Muncul
(MM)
Jika anak bisa dengan
bantuan meniru teman.
3 Berkembang
Sesuai
Harapan(BSH)
Jika anak bisa dengan
bantuan awalan.
4 Berkembang
Seacara Baik
Jika anak bisa tanpa
bantuan
F. Definisi Operasional
1. Pengertian Fisik Motorik Halus
Perkembangan fisik-motorik anak usia dini dapat diartikan sebagai
perubahan bentuk tubuh pada anak usia dini yang berpengaruh terhadap
ketrampilan gerak tubuhnya. (Hildayani, 2011:8.3-8.4).
Jadi pengembangan motorik halus adalah kegiatan yang menggunakan
otot-otot kecil,seperti ketrampilan menggunakan jari jemari tangan dan
pergelangan tangan yang tepat. Semakin banyak tindakan dan praktik
yang diberikan kepada anak semakin baik tingkat perkembangan yang
dicapai.
2. Pengertian Mencetak dengan Pelepah Pisang
Mencetak/mencap adalah kegiatan berkarya seni rupa dwi marta (dua
dimensi) yang dilakukan dengan cara mencapkan alat atau acuan yang
9
diberi tinta/cat pada bidang gambar. Alat cetak tersebut dibuat
membentuk gambar atau tulisan pada bahan tertentu sesuai tehnik
mencetak yang dipilih.
Cetak Tinggi adalah teknik dengan menggunakan alat cetak yang
permukaannya tinggi atau berbentuk relief, ketika diatas acuan (alat
mencetak) diberi tinta/cat kemudian dicapkan pada bahan yang dipakai
mencetak atau kertas gambar maka akan menghasilkan bentuk cap yang
sama dengan bentuk acuannya.
Jadi mencetak/mencap dengan pelepah pisang adalah suatu kegiatan
memindahkan tinta/cat ke bahan cetak yang dipilih sesuai tehnik dan
menghasilkan suatu karya yang dapat mengembangakan fisik motorik
halus anak. Selain itu mencetak juga dapat mengembangkan seni anak.
Jadi yang dimaksud judul skripsi ini adalah yaitu suatu upaya
pemberian stimulus atau rangsangan pembelajaran dengan media
pelepah pisang, dari tahap-tahap mencetak/mencap suatu karya dengan
gerakan tangan anak yang dikreasikan dengan daya pikir, kreatifitas,
imajinasi dan inovasi untuk menciptakan sebuah hasil karya disertai
dengan penanaman fisik motorik halus sehingga meningkatkan otot-
otot kecil pada anak, yang dapat membantu perkembangan fisik
motorik halus.
10
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian yang dilakukan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas.
Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di
dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk
memperbaiki kinerja sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi
meningkat. (Wardhani, 2012:1.4).
Penelitian tindakan kelas merupakan kegiatan yang langsung
berhubungan dengan tugas guru di lapangan. Jadi penelitian tindakan kelas
merupakan penelitian yang dilakukan di kelas dengan tujuan untuk
memperbaiki praktik pembelajaran yang ada, meningkatkan kualitas proses
belajar mengajar guru sehingga mampu menghasilkan anak didik yang
berprestasi.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah anak didik kelompok A.2 di RA Ma’arif
yang berlokasi di Desa Kecandran, Kelurahan Sidomukti Kota Salatiga,
Provinsi Jawa Tengah. tahun pelajaran 2018/2019 yang berjumlah 19 anak
yang terdiri dari 10 laki-laki dan 9 perempuan.
3. Langkah-Langkah Penelitian
Tahap-tahap dalam penelitian tindakan kelas ada 4 komponen, yaitu
perencanaan (plan), pelaksanaan tindakan (action), observasi
(observation), dan Refleksi (reflection). Kemmis dan M.C Taggart dalam
(Sumadayo, 2013:41).
11
Untuk lebih jelasnya tahapan dalam tindakan kelas yang di
jabarkan Kemmis dan M.C Taggart sebagai berikut :
Gambar 1.1. Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Taggart
Pada tiap siklus terdiri dari 4 komponen yakni perencanaan
(planning), tindakan (acting), observasi (observing) dan refleksi (reflecting).
Siklus I
pelaksanaan
pengamatan
Refleksi
perencanaa
n
Siklus II
pelaksanaan
pengamatan
Refleksi
perencanaa
n
12
a. Tahap Perencanaan
1) Membuat konsep atau skenario pembelajaran dengan penggunaan
media pelepah pisang yaitu membuat (RKH) Rencana Kegiatan
Harian.
2) Menyiapkan lembar tes buatan peneliti atau lembar penugasan, yang
mana hasil penugasan dari anak didik tersebut akan diberi nilai dan
dijadikan data untuk dianalisis lebih lanjut.
3) Membuat simulasi perbaikan
b. Tahap Pelaksanaan
Merupakan pelaksanaan yang telah dibuat yang berupa penerapan media
pelepah pisang sesuai dengan konsep pembelajaran yang tertulis pada
(RKH) Rencana Kegiatan Harian pada tahap perencanaan.
c. Tahap Pengamatan/Observasi
Pada tahap ini segala aktivitas anak didik dalam proses pembelajaran
diamati, dicatat dan dinilai, kemudian dianalisis untuk dijadikan umpan
balik. Pengamatan tersebut meliputi beberapa indikator yang telah
ditentukan penulis secara terlampir.
d. Tahap Refleksi
Untuk mengetahui ketercapaian dan keberhasilan tujuan penelitian,
tahap refleksi meliputi:
1) Mencatat hasil observasi dan pelaksanaan pembelajaran.
2) Evaluasi hasil observasi.
13
3) Analisis hasil pembelajaran, memperbaiki kelemahan siklus I untuk
dilakukan perbaikan pada siklus II.
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Tes
Tes adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk
suatu tugas yang harus dikerjakan anak atau sekelompok anak
sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi
anak tersebut yang kemudian dapat dibandingkan dengan nilai yang
dicapai oleh anak-anak lain atau standar yang telah ditetapkan.
(Depdiknas:2006)
Tes ini digunakan untuk mendapatkan data deskriptif kualitatif
berupa gambaran berupa gambaran motorik halus anak pada setiap
Siklus.
b. Observasi
Observasi adalah instrumen yang sering digunakan dalam
penelitian di bidang pendidikan. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan 2 panca inderanya yaitu penglihatan dan
pendengaran. “Metode observasi adalah metode pengumpulan data
penelitian dengan melalui pengamatan terhadap objek yang diteliti”.
(Dimyati, 2014:92).
Metode ini digunakan untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa
selama proses pembelajaran.
c. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data
penelitian mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,
14
transkrip, buku, surat, koran, majalah, prasasti, notulen rapat, leger
nilai, agenda, dan lain-lain. (Dimyati, 2014:100)
Dokumentasi ini digunakan untuk mendapatkan gambaran umum
sekolah, keadaan guru, keadaan sarana prasarana, dan keadaan
siswa.
5. Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian
tindakan kelas adalah:
a. Rencana Kegiatan Harian (RKH)
yaitu seperangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman
guru dalam mengajar dan menyusun untuk tiap putaran. Masing-
masing RKH berisi tentang tingkat pencapaian perkembangan,
indikator, kegiatan pembelajaran, alat dan sumber belajar serta hasil
penilaian.
b. Lembar Observasi Anak dan Guru
Lembar observasi ini digunakan untuk memantau setiap
perkembangan motorik halus anak dalam mencetak/mencap
menggunakan media pelepah pisang, dan lembar observasi guru ini
disusun untuk memantau perkembangan dari proses pembelajaran
yang dilakukan oleh guru. Penguasaan terhadap kegiatan
mencetak/mencap melalui media pelepah pisang serta penguasaan
guru dalam penerapan media tersebut.
15
e. Lembar Evaluasi Anak
Evaluasi siswa disusun dan digunakan oleh guru untuk
mengevaluasi anak guna mengetahui hasil dari media yang
dilaksanakan oleh guru, agar dapat mengetahui perkembangan
motorik halus anak selanjutnya.
6. Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dari hasil penelitian dengan cara
mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-
unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang
penting dan mana yang harus dipelajari dan membuat kesimpulan
sehingga dapat dipahami oleh diri sendiri dan orang lain. (Arikunto,
2008:128)
Analisis data dilakukan dengan menyertakan analisis yang bersifat
deskriptif kualitatif, yaitu mendiskripsikan data yang diperoleh melalui
instrumen penelitian. Setelah data terkumpul kemudian diklasifikasikan
ke dalam dua kelompok data yaitu kuantitatif yang berbentuk angka-
angka dan data kualitatif yang dinyatakan dalam kata-kata dan simbol.
H. Sistematika Penulisan
Dalam rangka untuk mempermudah para pembaca untuk mengikuti
uraian penyajian data skripsi ini, penulis akan memaparkan sistematika
skripsi secara garis besar menjadi beberapa bagian:
16
Bagian awal yang terdiri dari sampul, lembar berlogo, halaman judul,
persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian
tulisan, motto, persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar
tabel, daftar gambar, daftar lampiran.
BAB I : Pendahuluan, berisi tentang Latar Belakang
Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis Tindakan,
Kegunaan Penelitian, Definisi Operasional, Metode Penelitian,
Sistematika Penulisan
BAB II : Landasan Teori, berisi tentang Kajian Teori dan
Kajian Pustaka.
BAB III : Pelaksanaan Penelitian, berisi Gambaran Umum
Lokasi dan Subyek Penelitian, Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Pra
Siklus, Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Siklus I, Deskripsi Penelitian
Pelaksanaan Siklus II.
BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi Deskripsi
Per Siklus, Siklus 1, Siklus II dan Pembahasan.
BAB V : Penutup, berisi tentang Kesimpulan, Saran.
Bagian akhir dari skripsi ini terdiri dari Daftar Pustaka,
Lampiran-Lampiran dan Riwayat Hidup Penulis.
17
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Perkembangan Motorik Halus
a. Pengertian Perkembangan
Perkembangan dapat diartikan sebagai proses perubahan
kuantitatif dan kuantitatif individu dalam renang
kehidupannya, mulai dari masa konsepsi, bayi, masa kanak-
kanak, masa anak, masa remaja, sampai masa dewasa.
(Sugandhi dan Yusuf,2014:1).
Perkembangan dapat diartikan juga sebagai “suatu proses
perubahan dalam diri individu atau organisme,baik fisik
(jasmani) maupun psikis (rohhaniah) menuju tingkat
kedewasaan atau kematangan yang berlangsung secara
sistematis,progresif, dan berkesinambungan. (Sugandhi dan
Yusuf,2014:1-2).
Perkembangan secara luas menunjuk pada keseluruhan
proses belajar dari potensi yang dimiliki individu dan tampil
dalam kualitas kemampuan,sifat dan ciri-ciri yang baru. Di
dalam istilah perkembangan juga tercakup konsep usia, yang
diawali dari saat perubahan dan berakhir dengan kematian.
(Desmita,2014:8).
18
Dari uraian diatas perkembangan adalah perubahan yang
berlangsung secara terus menerus dan bersifat tetap dari
fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu
menutu tahap kematangan melalui pertumbuhan dan belajar.
b. Fisik Motorik Halus
1) Pengertian Perkembangan Fisik Motorik Halus
Perkembangan fisik motorik diartikan sebagai
perkembangan dari unsur kematangan dan
pengendalian gerak tubuh. Ketrampilan motorik halus
baru mulai berkembang, yang diawali dengan
kegiatan yang amat sederhana seperti memegang
pensil, memegang sendok, dan mengaduk. (Pujiastuti,
Wulan dan Fridani, 2014:2.4).
Fisik motorik halus adalah “gerakan yang
menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota
tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan
untuk belajar dan berlatih”. (Aisyah,2013:4.42).
Perkembangan motorik halus anak taman kanak-
kanak ditekankan pada koordinasi gerakan motorik
halus dalam hal ini berkaitan dengan kegiatan
meletakkan atau memegang suatu objek dengan
menggunakan jari tangan.
19
Tujuan perkembangan fisik motorik halus adalah
untuk menambah koordinasi gerakan dengan mata dan
tangan (menangkap, melempar, memegang).
(Asmawati,2011:4.7).
Perkembangan fisik bagi anak-anak melibatkan dua
wilayah koordinasi motorik penting. Gerakan yang
dikendalikan oleh otot-otot besar atau kasar yang
dikendalikan oleh otot-otot kecil atau halus.
Perkembanan motorik halus melibatkan otot-otot
halus yang mengendalikan tangan dan kaki.
Jadi perkembangan fisik motorik halus adalah
gerakan yang melibatkan otot-otot kecil,jari, tangan,
dan kaki dengan koordinasi mata.
c. Fungsi Motorik Halus
Fungsi perkembangan motorik halus meliputi perkembangan
otot halus. Otot halus atau otot kecil berfungsi untuk melakukan
kegiatan gerakan bagian tubuh yang lebih spesifik, seperti
menulis, melipat, merangkai, mengancing baju, menali sepatu,
dan menggunting. (Suyanto, 2005:51).
Demikian juga dengan kegiatan mencetak dapat
mengembangkan otot-otot halus seperti kelenturan jari tangan
20
anak. Hal itu akan sangat bermanfaat untuk melatih jari tangan
anak.
Kemampuan motorik halus anak dapat dikembangkan melalui
suatu kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan motorik
halus anak. Sedangkan fungsi pengembangan motorik halus
anak meliputi yaitu sebagai alat untuk mengembangkan
ketrampilan oleh gerak kedua tangan seperti untuk menggambar,
menjiplak, mengurus dirinya sendiri, Sebagai alat untuk
mengembangkan koordinasi kecepatan tangan dan gerakan
mata, dan Sebagai alat untuk melatih penguasaan emosi.
(Hurlock, 1978:159).
Fungsi lain dari motorik halus anak usia dini yaitu untuk
mendukung aspek perkembangan yang lain, seperti
perkembangan kognitif, perkembangan bahasa, dan
perkembangan sosial anak. Karena pada hakikatnya setiap
perkembangan anak tidak dapat dipisahkan antara aspek
perkembangan yang lain. (Sumantri, 2005:146).
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi
motorik halus anak yaitu untuk mengembangkan ketrampilan
anak yang dimiliki anak, ketrampilan tersebut untuk mendukung
semua aspek perkembangan anak.
21
d. Prinsip Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Dini
Prinsip perkembangan motorik yaitu, perkembangan
motorik yang didasarkan oleh kemampuan sistem otot dan
sistem syaraf seperti gerak refleks yang terjadi pada bayi,
upaya anak dalam mengembangkan ketrampilan motorik tidak
terjadi sebelum anak matang, perkembangan motorik anak
dapat mengikuti perkembangan yang dapat diprediksikan
seperti memprediksi perkembangan anak ketika anak sudah
dapat merangkak dan lain-lain, kemungkinan perkembangan
motorik anak yang menentukan kebiasaan atau perilaku anak
dalam mengembangkan kemampuan motoriknya. (Hurlock,
1997:151).
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prinsip
perkembangan motorik halus anak usia dini sangat beraneka
ragam, perkembangan motorik anak dapat diketahui pada
tingkah laku atau perilaku anak.
e. Tahap Perkembangan Fisik Motorik Halus
Tahap perkembangan fisik motorik halus diartikan sebagai
perkembangan dari unsur kematangan dan penegndalian gerak
tubuh (Fridani, dkk, 2014: 2.6-2.19). Berikut tahap-tahap
perkembang fisik motorik anak yang meliputi perkebangan
gerakan dan perkembangan koordinasi mata-tangan pada anak
usia dini, dimulai dari masa bayi (0-1 tahun), masa batita (1-3
22
tahun), dan masa balita/pra sekolah (3-5 tahun), serta masa
sekolah awal (6-8 tahun) sebagai berikut:
1) Usia 0-1 tahun
a) Perkembangan gerakan
Setiap bayi berbeda dalam arti kesepakatan
perkembangan gerakan, kemampuan bayi dalam
gerakan badannya 15 bulan pertama mengikuti 2
arah berbeda yaitu dari kepala ke bawah dan
dari dada. Dari kepala ke bawah bayi lebih
dahulu memperoleh kendali dibagian atas
sebelum bagian bawah. Misalnya, bayi akan
mampu mengangkat kepalanya sendiri sebelum
tulang belakangnya cukup kuat baginya untuk
duduk tegak sendiri, dan bayi akan duduk tegak
sebelum bayi dapat berjalan. Sedangkan dari
dada bayi memperoleh kendali atas bagian
tengah badannya lebih dahulu sebelum tanan
dan kakinya. Misalnya, bayi dapat mengangkat
dadanya dari lantai sebelum bayi dapat
menjangkau secara akurat menggunakan
tangannya, dan bayi akan mampu mengambil
sesuatu dengan jarinya sebelum bayi dapat
menendang bola dengan jari kakinya.
23
b) Perkembangan Koordinasi Tangan-Mata
Kemampuan bayi untuk mengendalikan tangan dan
jari-jarinya untuk mengamati gerakan ini dengan
seksama memungkinkannya untuk menjajaki,
menemukan, dan untuk belajar mengenai dunia
sekitarnya.Mislanya, koordinasi tangan-mata, bayi
mencoba untuk menarik giring-giring dekat ke
wajahnya sehingga dia dapat menatapnya dengan
seksama, mengguncangkannya, dan bahkan
memasukkannya ke dalam mulutnya.
2) Usia 1-3 Tahun
a) perkembangan gerakan
Fondasi untuk pengendalian yang lebih baik
atas lengan, tungkai, badan, keseimbangan
badan, dan koordinasi bagi anak yang sedang
tumbuh berpangkal pada tiga sumber. Sumber
pertama benih dari kemampuan ini telah
disebarkan selama 15 bulan sebelumnya, ketika
koordinasi bayi secara mantap semakin baik.
Sumber kedua stimulasi yang diberikan kepada
bayi ketika bayi secara menatap menguasai fisik
dasar seperti menggulingkan badan dari posisi
telungkup menjadi telentang dan sebaliknya,
24
menggunakan lengan dan tungkai untuk
merangkak dari satu sisi ruangan ke ruang
lainnya, dan akhirnya berdiri sendiri tanpa
ditopang orang lain. Sumber ketiga dari
keterampilan bergerak anak yang terus menjadi
lebih baik adalah perubahan fisik yang terjadi di
tahun kedua dan ketiga yaitu tinggi dan berat
badan sekitar umur 2 tahun tinggi tubuh
bertambah, kaki menjadi lebih panjang dan
ototnya lebih kuat dan kukuh. Otak saat lahir,
otak anak bertambah kira-kira 25% dari berat
otaknya nanti setelah dewasa, sedangkan
diumur 2 tahun otaknya tumbuh menjadi 75%
dari beratnya setelah dewasa. Penglihatan
pengaruh lain dari proses pematangan otak yang
terjadi pada tahun kedua dan ketiga adalah
bahwa penglihatannya menjadi semakin baik
dan bayi mampu memfokuskan penglihatannya
dengan lebih akurat.
25
c) Koordinasi tangan-mata
pada umur 15 bulan dan 3 tahun, kendali
tangan anak meningkat, membuat dia mampu
memanipulasi benda-benda berukuran kecil,
untuk memeroleh kendali lebih baik pada
penggunaan peralatan makan dan untuk
mengambil serta membawa sendiri berbagai
benda. Kendali tangan mata melibatkan
penglihtan dan uga jari-jari tangan. Contohnya
melakukan permainan seperti teka-teki gambar
yang menarik perhatiannya.
3) usia balita 4-6 tahun
a) perkembangan gerak
Pada usia ini, anak senang menggunakan
keterampilan motoriknya semakin baik, bahkan
ketika aktifitas itu berbahaya. Pastikan anak
mempunyai peluang untuk menjajaki dengan
aman, jadi anak tidak perlu mengambil resiko
yang membahayakan dirinya ketika
berpetualang dan bergembira. Tempat bermain
diluar rumah/sekolah yang dibangun dengan
baik dengan ayunan dan bagian yang dapat
berputar-putar, kerangka untuk dipanjat dan
26
balok untuk melatih keseimbangan badan amat
menyenangkan anak dan dapat membantu
menaga rangsangan rasa ingin tahu dengan
keindahannya.
b) Perkembangan koordinasi tangan-mata
Anak yang sedang tumbuh melewati tahun-tahun
prasekolah, pengendalian tangan menjadi semakin
penting, bukan hanya karena kendali itu
membantunya menjadi lebih mandiri (misalnya dia
dapat membuka sendiri kancing berukuran besar
tanpa meminta bantuan). Tetapi karena ada kaitan
dengan pemecahan masalah (dia dapat memutar-
mutar potongan teka-teki gambar untuk
menyelesaikannya) dan untuk belajar
(kemampuannya untuk memegang pensil dengan
tepat dan menggambar pola diatas kertas secara
perlahan-lahan menjadi keterampilan menulis
dasar).
f. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan fisik
motorik halus anak
Setiap makhluk hidup yang dilahirkan di bumi memiliki
perbedaan perkembangan yang beragam, mereka yang
dilahirkan dengan fisik, kelamin, kecerdasan, karakteristik
27
kepribadian, kondisi tubuh yang berbeda, dan perkembangan
itupun berjalan dengan seiring berjalannya waktu dan usia.
Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
motorik anak :
1) Hereditas (Keturunan atau Bawaan)
Hereditas (heredity) merupakan karakteristik
bawaan yang diturunkan dari orang tua biologis.
Dalam kata lain hereditas berarti sifat keturunan yang
di pengaruhi oleh faktor genetik yang terdiri dari
kromoson ayah dan ibu dari setiap individu.
2) Kondisi Lingkngan
Dalam psikologi lingkungan adalah segala sesuatu
yang ada di lingkungan individu meliputi sikap, tingkah
laku dan perkembangannya. Faktor lingkungan sendiri
terdiri dari berbagai hal yang meliputi :
a) Keluarga
keluarga mempunyai peran penting dalam
hal perkembangan setiap individu, keluarga bisa
memiliki arti yang berbeda-beda sesuai dengan
masanya. Keluarga merupakan sebuah unit
keluarga, ekonomi, rumah tangga dan generasi
yang terdiri dari satu atau dua orang ta dan
anak-anak kandungnya.
28
b) Sekolah
Sekolah merupakan tempat belajar di mana
sekolah itu tempat kedua setelah individu
mendapat didikan dari keluarga sendiri bisa
berpengaruh dalam mencerdaskan, serta
sosialisasi dengan temannya jga mempengaruhi
cara kembangnya.
d) Masyarakat
Masyarakat merupakan sekelompok orang
yang tinggal di suatu lingkungan, dimana
individu bergaul, bersosialisasi dengan
masyarakat, lingkungan masyarakat yang hidup
dengan damai ramah tamah yang optimis
perilakunya akan mempengaruhi tingkah
lakunya.
3) Kematangan
Kematangan adalah siapnya organ-organ fungsi
kehidupan, baik fisik maupun psikis untuk berkembang
dan melakukan tugas dengan baik. Kematangan
merupakan kemajuan yang bersifat intrinsik dan
menggambarkan perubahan yang berkembang dalam
suatu urutan sejalan dengan bertambahnya usia. Bersifat
intrinsik artinya di dalam diri individu atau semata-mata
29
timbul dari diri sendiri, bukan timbul karena faktor dari
luar individu. Contohnya bayi mendekati 1 tahun >
berdiri (matang untuk berdiri); anak kecil berjalan >
mata untuk berjalan; pada masa puber anak laki-laki >
mimpi basah (matang organ reproduksinya). (Sudirjo,
dkk, 2018:5, 29-33).
g. Indikator Tingkat Perkembangan Fisik Motorik Halus
Anak Usia Dini
Dalam pedoman penyusunan perankat pembelajaran RA
kemenag (2011:6) Indikator tingkat perkembangan fisik
motorik halus anak usia dini kelompok A sebagai berikut :
a) Memiliki perilaku yang mencerminkan hidup sehat.
b) Mengenal anggota tubuh, fungsi, dan gerakannya
untuk pengembangan motorik kasar dan motorik halus.
c) Menggunakan anggota tubuh untuk pengembangan
motorik kasar dan halus.
d) Mengetahui cara hidup sehat yaitu anak terbiasa
melakukan kegiatan kebersihan diri.
e) Mampu menolong diri sendiri untuk hidup sehat yaitu
anak mulai terbiasa melakukan hidup bersih dan sehat.
h. Tingkat Pencapaian Perkembangan Fisik Motorik Halus
Pada Anak Usia Dini
30
Tingkat pencapaian perkembangan adalah gambaran
mengenai perkembangan yang berhasil dicapai anak pada
suatu tahap tertentu pada aspek fisik motorik, kognitif, emosi,
sosial, bahasa, moral dan agama. Jadi pada pemaparan
tersebut dapat kita pahami bahwa tingkat pencapaian
perkembangan fisik motorik anak sia dini adalah gambaran
mengenai perkembangan yang berhasil dicapai oleh anak usia
dini pada aspek fisik motoriknya (Ali, 2011: 3.6).
Untuk mengetahui mengetahi tingkat perkembangan
tersebut maka BNSP (Badan Standar Nasional Pendidikan)
menetapkan standar minimum tingkat pencapaian
perkembangan anak usia dini yang harus di jangkau olh TPA,
KB, TK/RA. Pada standar anak usia 4-6 tahun tingkat
pencapaian perkembangan fisik motorik halus anak usia dini
adalah sebagai berikut :
a) Mengkoordinasikan jari-jari tangan dengan mata
dalam melakukan gerakan yang lebih rumit dengan
baik.
b) Memasang dan melepas baju.
c) Mengekspresikan diri melalui kegiatan seni
(menggambar, melkis, menari, dan sebagainya).
d) Membuat suatu bentuk dengan lilin atau tanah liat.
e) Menggambar dan menulis.
31
f) Menggunting.
g) Menempel gambar dengan tepat.
h) Menyimpulkan tali sepatu.
i) Menyikat gigi tanpa bantuan.
Berdasarkan tingkat pencapaian perkembangan fisik
motorik halus tersebut dapat diperoleh satu informasi,
yaitu gerakan tangan mendominasi ketrampilan motorik
halus pada anak usia dini. Usia inilah mulai ditentukan
apakah anak lebih sering menggunakan tangan kanan
atau tangan kirinya.
2. Kajian Materi Penelitian
a. Pengertian Mencetak dengan Pelepah Pisang
Mencetak atau seni grafis adalah kegiatan berkarya senirupa
dwi marta yang dilakukan dengan cara mencapkan alat atau acuan
yang sdah diberi tinta ata cat pada bidang gambar. Mencetak
merupakan salah satu kegiatan seni yang dapat mengembangkan
kreativitas dan fisik motorik halus anak. (Sumanto, 2005:71).
Selain itu mencetak atau seni grafis dalam pembelajaran seni
adalah kegiatan berkarya seni rupa dua dimensi yang
dimaksudkan untuk menghasilkan atau memperbanyak karya seni
dengan menggunakan bantuan alat atau acuan cetak tertentu.
Kegiatan mencetak ini antara lain dengan membuat cap. (Slamet
Suyanto, 2005:167). Anak dapat membuat karya seni dengan
32
menggunakan cap dari pelepah pisang, daun, atau bisa juga
menggunakan tangan anak yang sebelumnya sudah diberi warna
kemudian ditempelkan pada kertas.
Mencetak adalah suatu cara memperbanyak gambar dengan
alat cetak. Mencetak dapat dilakukan dengan cara yang sangat
sederhana sampai dengan cara yang rumit. (Sukardi dan
Pamadhi, 2008: 4.4).
Jadi dari pengertian diatas mencetak/mencap adalah
kegiatan seni yang menggunakan alat acuan dengan cara
mencapkan alat atau acuan yang sudah diberi tinta atau
pewarna pada media kertas, dimana kegiatan mencetak ini
bertujuan untuk menghasilkan karya dan dapat
mengembangkan fisik motorik halus.
a. Teknik Mencetak
(Sumanto,2005:72-73) menjelaskan beberapa teknik
mencetak. Mencetak adalah teknik membuat gambar berulang
dengan menggunakan alat dan cat warna. Terdapat beberapa
teknik yang dapat digunakan untuk mencetak, berdasarkan
proses pembuatannya.
1) Cetak Tinggi
33
Cetak Tinggi adalah teknik dengan menggunakan
alat cetak yang permukaannya tinggi atau berbentuk
relief, ketika diatas acuan (alat mencetak) diberi
tinta/cat kemudian dicapkan pada bahan yang dipakai
mencetak atau kertas gambar maka akan menghasilkan
bentuk cap yang sama dengan bentuk acuannya.
2) Cetak Datar
Cetak datar adalah teknik mencetak dengan
menggunakan alat cetak yang permukaannya rata/datar,
arinya tidak membentuk gambar timbul, tidak berlubang
dan tidak membentuk goresan alur rendah. Disebut
sebagai cetak tunggal karena teknik ini hanya dapat
menghasilkan satu karya cetak saja. Artinya acuannya
hanya bisa dipakai satu kali mencetak saja, tidak bisa
dipakai berulang-ulang seperti halnya cetak lainnya.
3) Cetak dalam atau cetak rendah
Cetak dalam atau cetak rendah adalah teknik
mencetak menggunakan alat cetak yang permukaannya
rendah, yaitu berupa alur rendah/dalam bekas torehan
alat yang digunakan. Selanjutnya pada acuan yang
rendah tersebut diberi cat/tinta dan kemudian dicapkan
ke bahan yang dipakai mencetak maka akan pindahlah
34
cat/tinta tersebut dan akan menghasilkan bentuk cetakan
tertentu.
4) Cetak sablon
Cetak sablon adalah teknik mencetak dengan
menggunakan acuan cetak yang berlubang-lubang atau
membentuk saringan tembus sehingga tinta cetak akan
meresap/bentuk melalui lubang-lubang acuan ke bahan
yang dipakai mencetak.
Berdasarkan keempat teknik mencetak di dalam
penelitian ini kegiatan mencetak yang akan dilakukan
adalah menggunakan teknik tinggi, yaitu teknik
mencetak dengan menggunakan alat yang
permukaannya tinggi.
b. Manfaat Mencetak
Terdapat manfaat dari kegiatan mencetak untuk anak usia
dini dalam proses perkembangan anak. Kreativitas mencetak
yang dimaksudkan adalah kegiatan berlatih berkerya seni rupa
dengan menerapkan cara-cara mencetak/mencap sesuai tingkat
kemampuan anak. Manfaat dari kegiatan mencetak ini adalah
dapat mengembangkan kreativitas anak, dapat meningkatkan
kemampuan anak dalam mengombinasikan warna. (Lerin,
2009: 90). Manfaat lain dari kegiatan mencetak adalah dapat
35
meningkatkan pengendalian jari tangan dan koordinasi tangan-
mata. (Einom, 2005:92). Jadi, dari beberapa manfaat diatas
kegiatan mencetak sangat berpengaruh terhadap kreativitas dan
dapat melatih motorik halus anak dalam hal koordinasi tangan
dan mata.
c. Kegiatan Mencetak
Setelah mengetahui teknik mencetak dan manfaat
mencetak, yang dapat diaplikasikan di dalam kegiatan di
Taman Kanak-kanak atau Raudhatul Athfal adalah kegiatan
mencetak dengan kegiatan sederhana. Beberapa kegiatan
mencetak sederhana yang dapat dilakukan oleh anak usia dini,
yaitu dengan menggunakan Pelepah Pisang.
1) Alat dan bahan
Pelepah daun pisang, pisau pemotong, pewarna
makanan, tempat kue, kertas hvs A4, dan kapas.
2) Cara Kerja
a) Siapkan adonan warna secukupnya pada tempat kue,
kemudian celupkan kapas ke dalam adonan warna
tersebut.
b) Ambil atau pilih salah satu potongan pelepah pisang
dalam keadaan masih segar (belum layu atau kering)
36
dengan ukuran sedang dan permukaan datar. Pelepah
pisang dipotong melintang dengan pisau.
c) Kemudian penampang pelepah pisang diberi
warna dengan cara ditekan pada kapas yang telah
diberi warna.
d) Selanjutnya penampang yang sudah berwarna
tersebut dicapkan pada kertas yang telah
disiapkan sambil dilakukan penataan agar
memperoleh hasil cap yang lebih baik dan
terarah.
e) Untuk menghasilakan cap dengan komposisi
warna tertentu ulangilah langkah mencetak yang
sudah dilakukan dengan mencelupkan
penampang pada kapas berwarna berebeda.
d. Kelebihan dan Kekurangan Mencetak/mencap
Media dua dimensi dapat diproduksi dengan mudah, adalah
tergolong sederhana dalam penggunaan dan pemanfaatannyya,
karena media dapat dibuat oleh guru sendiri, bahannya mudah
di peroleh dari lingkungan sekitar. Mencetak/mencap adalah
kegiatan yang digunakan dalam proses kegiatan belajar
mengajar memiliki kekurangan dan kelebihan, kelebihan dan
kekurangan kegiatan mencetak/mencap, yaitu :
37
1) Kelebihan Kegiatan Mencetak
a) Kegiatan mencetak membuat anak lebih
percaya atas kebenaran atau kesimpulan
berdasarkan hasil cetakan sendiri daripada
hanya menerima penjelasan yang
disampaikan pendidik atau dari dalam
buku.
b) Anak dapat lebih mengembangkan sikap
eksplorasi.
c) Dapat mengembangkan inovasi baru dengan
penemuan hasil percobaan.
d) Melalui kegiatan mencetak dapat
menembangkan fisik motorik halus anak,
karena dengan mencetak anak akan
terkontrol koordinasi tangan dan mata.
2) Kekurangan Kegiatan Mencetak
a) Jika mencetak memerlukan proses hasil
dengan jangka waktu yang lama.
b) Kebanyakan kegiatan ini hanya cocok
untuk konsep seni atau ilmu alam dan
teknologi.
38
B. Kajian Pustaka
Setelah peneliti telaah melakukan terhadap penelitian, ada beberapa yang
memiliki keterkaitan dengan penelitian yang peneliti lakukan yaitu :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Nurul Hasanah (2014) yang berjudul
“Mengembangkan Kemampuan Motorik Halus melalui Kegiatan
Mencap dengan Jari pada Anak Kelompok A RA Kusuma Mulia
Kopen Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri Tahun Ajaran 2014/2015”.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data tentang
kemampuan motorik halus anak, untuk melakukan tindakan melalui
kegiatan mencap dengan jari sebagai upaya meningkatkan kemampuan
motorik halus anak, untuk mengumpulkan data tentang kemampuan
motorik halus anak, dan untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan
kemampuan motorik halus anak kelompok A RA Kusuma Mulia
Kopen Kraton Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri sebelum dan
sesudah dilakukan. Media yang digunakan adalah jari anak langsung,
pewarna, dan kertas hvs, teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah teknik observasi. Hasil penelitian menunjukkan ada
perkembangan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan
mencap dengan jari, dibuktikan dengan adanya perkembangan
kemampuan motorik halus anak di RA Kusuma Mulia Kopen
sebanyak 3-4 capaian indikator setiap pertemuan.
39
Peneliti menemukan perbedaan dalam penelitian, yang mana
peneliti mengfokuskan untuk mengetahui dampak pelaksanaan
mencetak/mencap dengan media pelepah pisang, pewarna, dan kertas
hvs sedangkan penelitian yang akan diteliti yaitu tentang
mengembangkan motorik halus anak dengan media pelepah pisang.
Sedangkan persamaan yang terdapat pada penelitian ini dengan
penelitian yang akan dilakukan ialah sama-sama membahas tentang
motorik halus dan mencetak/mencap.
2. Peneliti dari Yayuk Wijirusiati (2014) yang berjudul “Meningkatkan
Kemampuan Motorik Halus dengan Kegiatan Mencap dengan
Berbagai Bahan Alam pada Anak Kelompok B TK DW. Tosaren II
Kec. Pesantren Kota Kediri”. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui tingkat kemampuan motorik halus anak dengan kegiatan
mencap dengan berbagai bahan alam pada anak kelompok B TK DW.
Toresan II kec. Psantren Kota Kediri. Subyek penelitian ini adalah
kelompok B TK DW. Toresan II, yang jumlahnya 17 anak. Model
penelitian ini mengacu pada model penelitian tindakan kelas,
penelitian ini dilaksanakan dalam 3 siklus, yaitu siklus 1, siklus II dan
siklus III, dengan masing-masing tahapan perencanaan, tindakan,
observasi, dan refleksi. Berdasarkan hasil pembahasan yang telah
diuraikan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa kegiatan mencap
dengan bahan alam dapat meningkatkan kemampuan motorik halus
anak pada kelompok B TK DW. Toresan II Kec. Pesantren Kediri. Hal
40
ini dapat dilihat dari frekuensi dan presentase yang terjadi pada kondisi
awal dari 17 anak, siklus 1 menunjukkan adanya peningkatan sebesar
47,1% dimana anak masih pasif dalam kegiatan sehingga masih
memerlukan bantuan dan bimbingan dari guru dalam mengerjakan.
Pada Siklus II menunjukkan adanya peningkatan 64,7% dimana anak
masih kesulitan dalam memberi pewarna pada bahan, masih perlu
bantuan dan bimbingan dari guru dalam mengerjakan tugas. Pada
Siklus ke II anak mengalami peningkatan dan penelitian berhasil
sebesar 82,4%.
Peneliti menemukan perbedaan dalam penelitian, yang mana
peneliti mengfokuskan pada mencap dengan berbagai media bahan
alam, sedangkan penelitian yang akan diteliti yaitu tentang
mencetak/mencap dengan media pelepah pisang.
Sedangkan persamaan yang terdapat pada penelitian ini dengan
penelitian yang akan dilakukan ialah sama-sama membahas tentang
motorik halus dan sama-sama membahas tentang kegiatan
mencetak/mencap.
3. Penelitian dari Nurul Aini Rohmatun (2014) yang berjudul
“Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Melalui Metode Drill
dengan Menggambar pada Anak Kelompok A TK ABA Mubarok
Tukangan Yogyakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
meningkatkan motorik halus pada anak kelompok A TK ABA
Mubarok Tukangan Yogyakarta melalui metode Drill dengan
41
menggambar.model penelitian ini mengacu pada penelitian tindakan
kelas, penelitian ini dilaksanakan dalam 2 Siklus dan masing-masing
tahapan, terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan
refleksi. Dalam penelitian tersebut terjadi peningktan antara siklus 1
dan siklus II. Pada siklus 1 meningkat sebesar 69,59%, dan pada siklus
II meningkat sebesar 93,10%.
Peneliti menemukan perbedaan yang dilakukan, yang mana peneliti
mengfokuskan pada peningkatan kemampuan motorik halus melalui
metode Drill dengan menggambar, sedangkan penelitian yang akan
diteliti ialah tentang mengembangkan motorik halus anak dengan
media pelepah pisang.
Sedangkan persamaan yang terdapat pada penelitian ini dengan
penelitian yang akan dilakukan ialah sama-sama membahas fisik
motorik halus anak.
42
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Sejarah Berdirinya Raudhatul Athfal Ma’Arif Kecandran Salatiga
Pendidikan Agama pada anak usia dini sangatlah penting sebagai
pondasi/dasar untuk menuju kehidupan mereka selanjutnya, apa lagi pada
jaman era globalisasi dan teknologi sekarang ini. Jika anak-anak penerus
kita tidak mendapat bimbingan yang baik dari orang tua dan lembaga
pendidikan, serta lingkungan sekitarnya, maka dikhawatirkan generasi
islam pada masa yang akan datang tinggal menuju kehancurannya.
Atas dasar itulah maka didirikan Lembaga Pendidikan Raudhatul
Athfal Ma’Arif Kecandran yang berada di Desa Kecandran Kecamatan
Sidomukti Kota Salatiga Provinsi Jawa Tengah ini berawal dari beberapa
usulan dari sesepuh atau kyai serta masyarakat yang ada di sekitar
lingkungan Desa Kecandran dengan tujuan untuk memberikan pendidikan
kepada anak sedini mungkin agar dapat belajar dan bermain di sekolah
dengan baik serta untuk mempersiapkan anak untuk masuk ke tingkat
seterusnya yaitu Sekolah Dasar (SD).
RA Ma’Arif Kecandran didirikan di lingkungan Masjid Hasan Ma’Arif
tepatnya di Jalan Kyai Condro RT 01/ RW 02 Kelurahan Kecandran pada
tahun 1962 yang didirikan oleh kyai serta ibu-ibu muslimat dan tokoh
masyarakat yang ada di desa Kecandran.
43
Demikian sejaran singkat tentang RA Ma’Arif Kecandran Kecamatan
Sidomukti Kota Salatiga.
2. Alamat Raudhatul Athfal Kecandran Salatiga dan Status Satuan
Lembaga RA
a. Alamat sekolah RA Ma’Arif Kecandran ini terletak di :
1) Dusun : Gedongan
2) Jalan : Kyai Condro RT 01 RW 02
3) Kelurahan : Kecandran
4) Kecamatan :Sidomukti
5) Kab/Kota : Salatiga
6) Provinsi : Jawa Tengah
7) Kode Pos : 50723
8) No. Hp : 085743651560
9) Kepala RA : Zair Naila Karimah S.Pd.
10) Jumlah Guru : 6
11) Tukang Kebun : 1
12) Peta Lokasi RA dapat dilihat melalui ggogle MAP dengan
membuka Link ini https://goo.gl/maps/o5YHVTdV9R52
b. Satuan Status Lembaga RA
44
Raudhatul Athfal (RA) Ma’Arif Kecandran Sidomukti Salatiga
merupakan Lembaga Pendidikan yang dikelola dengan management
berbasis masyarakat dibawah naungan LP. Ma’Arif NU dan yayasan
Ma’Arif Kecandran yang telah memiliki izin oprasional dengan Nomor
Wk/5-b/RA/03/Pgm/1994 tertanggal 13 Januari 1994 dan telah lulus
akreditasi dari BAB PNFI tanggal 12 Desember 2007 nilai B dengan
Nomor sertifikat Dk. 004586.
3. Letak Geografis Raudhatul Athfal Kecandran Salatiga
RA Ma’Arif Kecandran didirikan di lingkungan Masjid Hasan
Ma’Arif tepatnya di Jalan Kyai Condro RT 01/ RW 02 Kelurahan
Kecandran.
4. Visi, Misi dan Tujuan RA Ma’Arif Kecandran
a. Visi
Menciptakan generasi yang cerdas, mandiri, kreatif, serta
beriman dan berakhlakul karimah.
b. Misi
1) Melatih dan mengembangkan kecerdasan anak melalui bidang
pengembangan kognitif.
2) Mengembangkan kemandirian anak melalui life skill.
3) Membina kreatifitas anak melalui bidang pengembangan seni
dan fisik motorik yang menarik.
45
4) Membina iman dan akhlaq anak melalui pengembangan agama
dan pembiasaan.
c. Tujuan
1) Mengembangkan kurikulum dan perangkat pembelajaran yang
inovatif.
2) Mendidik anak agar menjadi generasi yang berkualitas berguna
bagi agama, nusa dan bangsa.
3) Menyiapkan anak didik memasuki jenjang pendidikan dasar
dengan ketercapaian kompetensi dasar sesuai tahapan
perkembangan anak.
4) Meningkatnya profesionalisme tenaga pendidik dalam
mengelola pendidikan yang menyenangkan dan berpotensi
serta berkualitas.
5. Keadaan Siswa dan Guru
a. Daftar Siswa
Adapun nama-nama siswa kelompok A.2 di RA Ma’Arif
Kecandran yang akan diamati terlihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.1 Daftar Nama Siswa Kelompok A.2
No. NAMA TTL
1 Adrian Hanif Maulana (Hanif) Salatiga, 27 Juli 2013
2 Ari Agus Wicaksono (Ari) Salatiga, 12 Januari 2013
3 Haibah Zahidan Putri (Putri) Salatiga, 22 Agustus 2012
4 Azzarine Maura Putrian Salatiga, 2 Mei 2013
46
(Maura)
5 Mahsa Janeeta Anindia (Sasa) Salatiga, 3 September 2012
6 Viona Desti Aulia (Viona) Kab. Semarang, 26 Desember 2012
7 Denis Salatiga, 5 Juni 2012
8 Alif Salatiga, 14 September 2012
9 Vicky Abdul Kholsum (vicky) Salatiga, 5 September 2012
10 Latifat Azzahra (Zahra) Salatiga, 21 April 2013
11 Mauzam Fadhilah (Fadil) Salatiga, 24 Juli 2012
12 Dinda Ayu Ramadani (Dinda) Salatiga, 6 Juli 2012
13 M. Khoirul Anwar (Anwar) Salatiga, 1 September 2012
14 Siradj bakti Priyatomo (Siradj) Salatiga, 25 September 2012
15 Maura Alma Aqila (Alma) Salatiga, 10 Mei 2012
16 M. Fatih Alghifary (Fatih) Karanganyar, 14 April 2013
17 Firman Jati Hidayat (Firman) Salatiga, 29 Mei 2012
18 Shofiyatul Millah (Shofi) Salatiga, 9 Mei 2012
19 Fadhila Alif Wijaya (Fadhila) Salatiga, 19 Oktober 2012
b. Daftar Nama Guru
Tabel 3.2 Daftar Nama Guru RA Ma’Arif Kecandran
No. NAMA TTL
1 Zair Naila Karimah S.Pd.i Kab. Semarang, 10 Februari 1998
2 Nur Ifka Elfiani, S.Pd.i Salatiga, 7 Februari 1990
47
3 Sri Haryanti, S.Pd.i Salatiga, 15 Februari 1982
4 Laily Maftukhah, S.Pd.i -
5 Yunita Wirawati Aisyah Salatiga, 20 Juni 1995
6 Harmiati, S.Pd.i Banyumas, 4 April 1982
7 Zahra Abida, S.Ag. Semarang, 22 Mei 1975
6. Struktur Organisasi
Berikut adalah struktur organisasi dewan Guru RA Ma’arif
Kecandran adalah sebagai berikit :
Gambar 3.1 Struktur Organisasi RA Ma’arif Kecandran
(Guru Kelompok A.HARMIATI, S.Pd.I
(Kepala Sekolah)
ZAIR NAILA KARIMAH, S.Pd.I
(Guru Kelompok B.1)
LAILY MAFTUHAH, S.Pd.I
(Guru Kelompok B.2)
NUR IFKA ELFIANI, S.Pd.I
(Guru Kelompok B.3)
ZAHRA ABIDA, S.Ag
(Guru Kelompok A.1)
Yunita Wirawati Aisyah
Sri Haryanti
(Guru Kelompok A.2)
HARMIATI, S.Pd.I
SISWA
MASYARAKAT
(Penjaga Sekolah)
48
7. Tata Tertib dan Pembiasaan
a. Berangkat sekolah harus lebih awal (30 menit sebelum bel masuk).
b. Bel masuk sekolah jam 07.30 tepat.
c. Anak berbaris yang rapi di halaman.
d. Guru mendampingi anak berbaris dan memimpin untuk membaca
ikrar dan membaca do’a masuk kelas.
e. Masuk ke kelas gabung menjadi satu setiap hari selama 30 menit
untuk melaksanakan pembiasaan pagi. (hari senin dan rabu
membaca asmaul husna bersama, hari selasa dan kamis
melaksanakan sholat dhuha bersama, hari jum’at dan sabtu senam
bersama di halaman).
f. Masuk kekelas masing-masing dengan rapi satu per satu mengikuti
guru.
g. Memberi salam.
h. Berdo’a sebelum belajar dan mengajar dimulai.
i. Bernyanyi bergembira, bercerita lucu, bertepuk berirama sebelum
memulai pembelajaran.
j. Masuk ke inti pembelajaran, yang mana sebelumnya guru telah
menyiapkan materi untuk diberikan kepada anak-anak.
k. Guru membimbing, melatih, mengarahkan dan mendampingi anak
didik dengan baik.
49
l. Harus tercipta suasana yang akrab antara guru dan anak,
lingkungan kelas harus nampak nyaman sehingga anak-anak
senang belajar bersama-sama.
m. Ketika hendak istirahat, anak-anak cuci tangan. (09.00)
n. Membaca do’a mau makan.
o. Anak-anak membawa bekal dari rumah berupa makanan sehat dan
bergizi (tidak diperkenankan membawa uang, uang boleh di bawa
kesekolah pada hari jum’at karena untuk mengisi kotak amal).
p. Selesi makan anak berdo’a dan boleh cuci tangan kembali.
q. Anak dipersilahkan bermain bersama teman sebaya.
r. Anak harus memakai sandal ketika bermain dihalaman supaya kaki
anak terasa aman dan bersih, ketika masuk kelas kaki anak tidak
mengotori lantai.
s. Anak harus tertib merapikan dan mengembalikan mainan setelah
selesa digunakan.
t. Guru harus membersihkan kelas setelah selesai makan, agar kelas
bersih.
u. Setelah jam istirhat selesai (09.30), anak masuk kembali dengan
tertib, sandal yang dipakai harus dikembalikan kedalam rak sandal
dengan rapi.
v. Anak dan guru memulai pelajaran kembali yang mana pelajaran
harus bersifat ringan, hanya sekedar mengevaluasi pelajaran inti
50
saja dan menyampaikan pesan serta nasihat kepada anak ysng
bersifat penanaman akhlak atau moral anak.
w. selesai pelajaran anak berdo’a dan mengucapkan salam.
x. Harus dengan rapi memakai tas, memasukkan tempat makanan dan
minuman ke dalam tas kembali dan memakai sepatu sendiri.
y. Anak dengan rapi memberi salam dan berjabat tangan kepada guru.
z. Anak keluar kelas (10.00) dan menunggu di depan kelas untuk di
jemput orang tuanya.
B. Deskripsi Penelitian Perkembangan Pra Siklus
Pencarian fakta dan data dilakukan melalui diskusi dan wawancara
dengan kepala sekolah, guru kelas A.2, dan anak kelompok A.2 di RA
Ma’arif Kecandran Salatiga.
Berdasarkan hasil diskusi dan wawancara, peneliti dan teman sejawat
mengambil langkah untuk mengembangkan motorik halus anak dengan
media pelepah pisang. Peneliti dan teman sejawat sepakat untuk
melaksanakan tindakan siklus 1 Senin, 28 Mei 2018 dan Siklus II Senin, 4
Juni 2018.
Tindakan yang akan dilakukan melaksanakan pembelajaran kegiatan
mencetak/mencap dengan media pelepah pisang. Dari hasil wawancara
peneliti dengan Selama ini pembelajaran mencetak/mencap di Ra Ma’arif
kecandran jarang dilakukan karena keterbatasan media dan selalu
mengandalkan majalah. Sebelum mencetak/mencap guru tidak pernah
51
menjelaskan tentang mencetak/mencap menggunakan pelepah pisang tetap
sering menggunakan jari jemari anak.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas diperoleh data bahwa
sebagan anak kurang tertark dan bosan belajar mencetak/mencap karena
banyak anak yang mash kesulitan mencetak/mencap.
Tabel 3.3 Hasil Penilaian Pra Siklus
No
Nama
Anak
Nilai pada indikator Pra Siklus
Nilai
Anak
Ind
k.1
Ind
k.2
Ind
k.3
Ind
k.4
Ind
k.5
Ind
k.6
Ind
k.7
Ind
k.8
1 Hanif 1 1 1 1 1 1 1 1 8
2 Ari 1 1 1 1 1 1 1 1 8
3 Putri 2 2 1 1 1 1 1 2 11
4 Maura 1 1 1 1 1 1 1 1 8
5 Sasa 2 2 1 1 1 1 1 1 10
6 Viona 1 1 1 1 1 1 1 1 8
7 Denis 1 1 1 1 1 1 1 1 8
8 Alif 1 1 1 1 1 1 1 1 8
9 Vicky 1 1 1 1 1 1 1 1 8
10 Zahra 2 1 1 1 1 2 1 1 10
11 Fadil 1 1 1 1 1 1 1 1 8
12 Dinda 1 1 1 1 1 1 1 1 8
13 Anwar 1 1 1 1 1 1 1 2 9
14 Siradj 2 1 1 1 1 2 1 2 11
15 Alma 1 1 1 1 1 1 1 1 8
16 Fatih 1 1 1 1 1 1 1 1 8
17 Firman 2 1 1 2 1 1 1 1 10
18 Sofi 2 1 1 1 1 2 1 1 10
19 fadhila 1 1 1 1 1 1 1 1 8
Jumlah Nilai Anak 167
52
No. Nama Anak Nilai Anak Nilai
Rata-rata Keterangan
1 Hanif 8 1 BM
2 Ari 8 1 BM
3 Putri 11 1,375 BM
4 Maura 8 1 BM
5 Sasa 10 1,25 BM
6 Viona 8 1 BM
7 Denis 8 1 BM
8 Alif 8 1 BM
9 Vicky 8 `1 BM
10 Zahra 10 1,21 BM
11 Fadil 8 1 BM
12 Dinda 8 1 BM
13 Anwar 9 1,125 BM
14 Siradj 11 1,375 BM
15 Alma 8 1 BM
16 Fatih 8 1 BM
17 Firman 10 1,25 BM
18 Shofi 10 1,25 BM
19 Fadhil 8 1 BM
Jumlah 167
Keterangan Nilai Rata-rata Skor :
1 : Belum Muncul.
2 : Mulai Muncul.
3 : Berkembang Sesuai Harapan.
4 :Berkembang Sangat Baik.
Berdasarkan data Pra Siklus anak hasil belajar kemampuan motorik
halus anak pada siswa kelompok A.2 di RA Ma’arif Kecandran Salatiga
setelah dilakukan Pra siklus adalah yang mencapai Belum Muncul (BM) ada
19 anak, dan belum ada yang berkembang sesuai harapan (BSH). Indikator
53
keberhasilan yang ditetapkan dalam pembelajaran ini adalah 85%. Sehingga
perlu dilanjutkan tindakan pada siklus I.
C. Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Siklus 1
1. Perencanaan
Perencanaan tindakan dilakukan pada hari Senin, 28 Mei 2018
di RA Ma’arif Kecandran Salatiga khususnya kelas A.2. pada
kesempatan tersebut peneliti berdiskusi dengan teman sejawat
terutama kegiatan yang akan dilakukan pada Siklus 1. Hal-hal yang
didiskusikan antara lain:
a. Peneliti menyamakan persepsi dengan teman sejawat mengenai
penelitian yang akan dilakukan.
b. Peneliti membuat lembar observasi sebagai instrumen
penelitian pengembangan motorik halus anak melalui kegiatan
mencetak dengan media pelepah pisang.
c. Peneliti mempersiapkan sumber belajar dan alat yang akan
digunakan untuk mencetak/mencap yaitu pelepah daun pisang,
pisau pemotong, pewarna makanan, tempat kue, kertas hvs A4,
dan kapas. Adapun tema yang digunakan yaitu Tanaman dan
Sub Tema yang digunakan yaitu Tanaman Kesukaan.
d. Peneliti mengkomunikasikan aturan atau cara mencetak yang
benar dan cara memegang pelepah pisang.
54
2. Pelaksanaan
Sebagaimana yang telah direncanakan sebelumnya tindakan pada
peneliti menggunakan metode pembelajaran yang telah ditetapkan
bersama teman sejawat. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian
(RPPH) dilaksanakan pada hari Senin, 28 Mei 2018 , berlangsung
selama 30 menit dari pukul 08.00-08.30 dengan tema tanaman dan sub
tema tanaman kesukaan. Pada penelitian pertama peneliti dan guru
kelas masuk ke kelas A.2
Pada penelitian hari pertama masuk ruangan kelompok A.2 tempat
anak-anak belajar. Sebelum kegiatan awal anak-anak membaca ikrar
dan asmaul husna. Guru kelas memberikan penjelasan kepada anak
tentang kegiatan yang akan dilakukan.
a. Kegiatan awal (07.45-08.00)
1) Diawali dengan mengkondisikan anak duduk di
tikar.
2) Selanjutnya guru mengucap salam dan di jawab
anak-anak
3) Satu anak memimpin doa seblum belajar
4) Kemudian guru melakukan absen; dan
5) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
b. kegiatan pembukaan (08.00-08.15)
55
1) peneliti menerangkan tentang tema hari ini yaitu
tanaman dengan sub tema tanaman kesukaan.
2) Peneliti menerangkan tentang macam-macam
tanaman.
3) Peneliti menunjukkan gambar macam-macam
tanaman.
4) Peneliti menyuruh anak menunjuk tanaman
kesukaannya.
c. Kegiatan inti (08.15-08.30)
1) Peneliti mengkondisikan anak terlebih dahulu.
2) Peneliti menunjukkan kepada anak alat dan bahan
untuk mencetak, seperti pelepah daun pisang,
pewarna makanan, dan kertas hvs kosong.
3) Peneliti melakukan tanya jawab tentang alat dan
bahan untuk mencetak, dan peneliti memberi
kesempatan kepada anak untuk memegang alat dan
bahan untuk mencetak.
4) Peneliti menjelaskan cara dan peraturan mencetak.
5) Peneliti membagi 4 kelompok yaitu kelompok
warna merah, kuning, hijau, dan biru, kemudian
peneliti membagi kertas hvs dan pelepah dauh
pisang untuk mencetak.
56
6) Peneliti memberi kebebasan memcetak tanaman
kesukaan.
7) Guru memotivasi anak agar bersemangat dan
senang dalam melakukan kegiatan.
8) Selama kegiatan guru dan peneliti mengamati dan
mendokumentsikan kegiatan.
9) Setelah anak-anak mencetak tanaman kesukaan,
anak-anak diberi kebebasan menghias hasil cetakan
anak dan anak-anak diminta untuk menjelaskan
tanaman apa yang dicetaknya.
10) Peneliti melakukan penghargaan berupa pujian dan
gambar bintang bagi anak-anak supaya lebih
bersemangat mengikuti kegiatan yang akan datang.
Pujian yang diberikan berupa ucapan hebat, bagus,
dan baik dengan acungan jempol.
d. Istirahat (08.30-08.45) cuci tangan, membaca doa mau
makan, makan bersama, berdoa setelah makan , cuci tangan
kembali, dan anak-anak dipersilahkan bermain bersama.
e. Kegiatan Akhir (penutup 08.45-09.00)
1) Peneliti menanyakan perasaan selama hari ini.
2) Berdiskusi tentang kegiatan hari ini.
3) Menginformasikan kegiatan besok.
4) Berdoa, mengucap salam, dan pulang.
57
5) Peneliti mengevaluasi anak dari kegiatan sehari.
Dalam proses pembelajaran tersebut, peneliti melakukan
observasi guru kelas dan anak-anak yang mampu mencetak sendiri
dan yang didampingi guru, kemudian dicatat kedalam lembar
observasi.
Pemaparan tersebut merupakan proses pembelajaran pada
Siklus 1. Sebagaimana yang telah direncanakan.
Untuk menambah motivasi anak dalam belajar anak, guru
juga memberikan gambar bintang,ucapan pujian sebagai wujud
penghargaan atau reward.
3. Observasi
Observasi dilakukan pada saat pembelajaran. Observasi digunakan
untuk mengetahui keterampilan guru dalam mengelola kelas dan
pembelajaran, untuk mengetahui kegiatan mencetak/mencap,
semangat, kelenturan, akatifan, minat dan motivasi anak didik dalam
mengikuti pembelajaran kegiatan mencetak/mencap
Dalam hal ini, peneliti dibantu oleh teman sejawat sebagai
kolabolator di RA Ma’arif Kecandran Salatiga. Observasi ini
berpedoman pada delapan indikator yang terdapat pada lembar
observasi yang dibuat peneliti, yaitu mampu mencetak/mencap bentuk
bunga, kelenturan jari jemari, kelenturan pergelangan tangan, kerapian
dalam mencetak, posisi badan saat mencetak, melakukan dan
mengerjakan sesuatu tanpa meminta bantuan, mau membantu
58
temannya yang membutuhkan, kerapian dalam mencetak, ketepatan
dalam mencetak.
4. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi tersebut, peneliti dan teman sejawat
melakukan analisis terhadap proses pembelajaran kegiatan
mencetak/mencap menggunakan media pelepah pisang. Analisis ini di
lakukan oleh peneliti dan teman sejawat dengan cara berdiskusi dan
mengevaluasi pembelajaran yang telah dilaksanakan. Serta melihat
kekurangan-kekurangan yang ada. Selain itu, peneliti dan teman
sejawat juga berpedoman pada indikator lembar observasi kegiatan
mencetak/mencap untuk mengembangkan motorik halus anak yang
diamati.
Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa :
a. Sebagian anak tertarik, antusias, semangat dengan bahan
yang digunakan oleh peneliti.
b. Terbatasnya waktu saat anak diminta untuk menunggu
bergantian menggunakan pelepah pisang.
c. Masih ada beberapa anak yang belum mau mmegang
pelepah pisang pada saat mencetak/mencap di kertas hvs.
d. Masih ada beberapa anak yang posisi badannya berputar
ketika mencetak/mencap.
59
e. Masih ada anak yang mencetaknya di gosok, bukan di
cetak.
f. Masih ada sebagian anak ketika mencetak otot-otot jari
tanannya kaku.
g. Sudah ada perkembangan motorik halus anak dengan
mencetak/mencap melalui media pelepah pisang dari yang
sebelumnya jarang mencetak dan setelah mencetak melalui
media pelepah pisang, akan tetapi hasil tersebut belum
maksimal, ini berarti bahwa peneliti perlu memperbaiki
proses pembelajaran.
h. Pengembangan motorik halus dengan mencetak pada satu
kels kurang merata, dikarenakan ada anak yang mempunyai
kemampuan lebih dan ada juga yang mempunyai
kemampuan rendah.
Dari hasil analisis tersebut, peneiti dan teman sejawat
merasa bahwa hasil penelitian belum maksimal. Oleh karena
itu, peneliti dan teman sejawat membuat perencanaan untuk
tindakan selanjutnya.
D. Deskripsi Penelitin Pelaksanaan Siklus II
1. Perencanaan
Perencanaan kegiatan mencetak/mencap pada Siklus 1 sudah
cukup baik. Namun belum memenuhi indikator keberhasilan yaitu
60
85%, masih ada anak yang kurang memuaskan dalam kegiatan
mencetak. Untuk mengatasi kekurangan pada Siklus 1, maka pada hari
Senin, 4 Juni 2018 peneliti dan teman sejawat merencanakan tindakan
pada Siklus II. Peneliti dn teman sejawat setelah melakukan diskusi,
bersepkat melakukan beberapa hal yang sebaiknya dilakukan dalam
pembelajaran. Hal-hal tersebut antara lain :
a. Guru kelas memaksimalkan tindakan yng lebih interaktif
dengan anak, guru kelas memberi motivasi anak, umpan
balik dan penguatan.
a. Tema tetap memakai tema yang sama sebelumnya
“Tanaman” sub tema “tanaman hias” serta peneliti
mengganti kertas yang semula hvs kosongan kemudian di
ganti dengan hvs bergambar bunga yang nantinya akan di
cetak/cap anak.
b. Adanya anak yang kurang memperhatikan, maka guru
mendekati dan memberi perhatian khusus kepada anak
tersebut pada saat anak mau mencetak/mencap.
c. Guru kelas juga memberi reward kepada anak yang sesuai
dengan kemampuan yang dimilikinya.
d. Ada anak yang mencetak dengan rapi dan berhati-hati
karena kertas hvs yang di cetak terdapat gambar bunga
yang menarik bagi anak, maka anak bisa berhati-hati saat
61
mencetak dan mempunyai keinginan untuk mencetak
dengan rapi.
2. Pelaksanaan
Berdasarkan pelaksanaan yang telah dibuat, maka peneliti dan
teman sejawat melaksanakan tindakan pada Siklus II. Pelaksanaan
Siklus II yaitu dimulai pada hari Senin, 4 Juni 2018 selama 45 menit,
dimulai dari jam 08.00-08.45 WIB.
Guru kelas pada awalnya mengondisikan anak siap untuk belajar.
Guru kelas memulai kegiatan dengan salam, berdoa dan bernyanyi
“aku adalah pohon” dan dilanjutkan “tepuk mencetak” tujuannya
adalah agar anak tertarik dan benarsaat mencetak. Sebelum
menyampaikan materi, peneliti mengulang kembali materi yang
disampaikan pada pertemuan lalu.
a. Kegiatan awal (07.45-08.00)
1) Diawali dengan mengkondisikan anak duduk di
tikar.
2) Selanjutnya guru mengucap salam dan di jawab
anak-anak
3) Satu anak memimpin doa seblum belajar
4) Kemudian guru melakukan absen; dan
5) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
b. kegiatan pembukaan (08.00-08.15)
62
1) peneliti menerangkan tentang tema hari ini yaitu
tanaman dengan sub tema tanaman hias.
2) Peneliti menerangkan tentang tanaman hias di
sekitar rumah.
3) Peneliti menunjukkan gambar bunga.
4) peneliti mengajak anak bernyanyi “aku adalah
pohon” dan “tepuk mencetak”.
c. Kegiatan inti (08.15-08.30)
1) Peneliti mengkondisikan anak terlebih dahulu.
2) Peneliti menunjukkan kepada anak bahan dan alat
untuk mencetak, seperti pelepah daun pisang,
pewarna makanan, dan kertas hvs bergambar
bunga.
3) Peneliti melakukan tanya jawab tentang alat dan
bahan untuk mencetak, dan peneliti memberi
kesempatan kepada anak untuk memegang alat dan
bahan untuk mencetak.
4) Peneliti menjelaskan cara dan peraturan mencetak.
5) Peneliti membagi 4 kelompok yaitu kelompok
warna merah, kuning, hijau, dan biru, kemudian
peneliti membagi kertas hvs bergambar bunga dan
pelepah dauh pisang untuk mencetak.
63
6) Guru memotivasi anak agar bersemangat dan
senang dalam melakukan kegiatan.
7) Selama kegiatan guru dan peneliti mengamati dan
mendokumentsikan kegiatan.
8) Setelah anak-anak mencetak gambar bunga, anak-
anak diberi kebebasan menghias hasil cetakan
anak.
Anak-anak untuk menjelaskan/mengkomunikasikan
tanaman apa yang di cetaknya.
9) Peneliti melakukan penghargaan berupa pujian dan
gambar bintang bagi anak-anak supaya lebih
bersemangat mengikuti kegiatan yang akan datang.
Pujian yang diberikan berupa ucapan hebat, bagus,
dan baik dengan acungan jempol.
d. Istirahat (08.30-08.45) cuci tangan, membaca doa mau
makan, makan bersama, berdoa setelah makan , cuci tangan
kembali, dan anak-anak dipersilahkan bermain bersama.
e. Kegiatan Akhir (penutup 08.45-09.00)
1) Peneliti menanyakan perasaan selama hari ini.
2) Berdiskusi tentang kegiatan hari ini.
3) Menginformasikan kegiatan besok.
4) Berdoa, mengucap salam, dan pulang.
5) Peneliti mengevaluasi anak dari kegiatan sehari.
64
Paparan tersebut merupakan proses pembelajaran pada Siklus II,
sebagaimana proses pembelajaran yang disebutkan diatas. Demikian
juga pada Siklus II pada pertemuan ke dua. Anak diajak berdiri
didalam kelas dan melakukan tepuk Mencetak/mencap sambil
menirukan cara mencetak di kertas, sampai anak-anak merasa senang,
gembira dan bersemangat.
3. Observasi
Kegiatan observasi dilakukan pada saat pembelajaran. Observasi
digunakan untuk mengetahui keterampilan guru dalam mengelola
kelas dan pembelajaran, untuk mengetahui penugasan anak
mencetak/mencap dengan pelepah pisang, keaktifan, kerapian,
ketepatan, kelenturan jari-jemari dan kekuatan otot-otot pergelangan
tangan pada saat mencetak/mencap.
Dalam kegiatan ini, peneliti dibantu teman sejawat sebagai
kolaborator di RA Ma’arif Kecandran Salatiga.
4. Refleksi
Pelaksanaan siklus II ini anak mengikuti pembelajaran dengan
baik. Kelemahan-kelemahan yang terjadi di siklus 1 juga dapat teratasi
pada sikus II ini. Penelitian dihentikan sampai siklus II karena
sebagian besar anak tertarik dan antusias mencetak/mencap, ada
beberapa anak yang mengikuti pembelajaran namun harus dimotivasi
65
guru terlebih dahulu, guru lebih mempersiapkan dan menyediakan
media pembelajaran lebih baik, guru tidak terfokus pada satu atau dua
anak saja, hasil belajar anak sudah menunjukkan indikator
keberhasilan yang sudah ditetapkan yaitu 85% pencapaian tingkat
perkembangan anak.
Dapat disimpulkan bahwa mencetak/mencap dapat
mengembangkan motorik halus anak pada kelompok A.2 di RA
Ma’arif Kecandran Salatiga.
66
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Per Siklus
1. Ketentuan Penilaian dan Pengolahan Data
Adapun penilaian yang diberikan pada lembar kerja anak, berupa simbol gmbar
bintang, yang mana simbol tersebut akan diubah ke data yang bersifat angka atau
kuantitatif untuk sementara, kemudian akan diolah ke dalam bahasa kualitatif,
dengan ketentuan sebagai berikut :
Tabel 4.1 Ketentuan Pemberian Nilai Lembar Kerja Anak
Simbol bintang Skor/nilai Kategori Kriteria/ketentuan
1 Belum Muncul
(BM)
Jika anak mencoba,
kurang tepat atau anak
tidak mau mencoba.
2 Mulai Muncul
(MM)
Jika anak bisa dengan
bantuan meniru teman.
3 Berkembang
Sesuai
Harapan(BSH)
Jika anak bisa dengan
bantuan awalan.
4 Berkembang
Seacara Baik
Jika anak bisa tanpa
bantuan
Dokumen 1 RA Ma’arif Kecandran (2017:15)
Adapun indikator yang digunakan tapi Siklus adalah sama, dan gambar yang
digunakan pada setiap pertemuan juga bervariasi. Seperti terlihat pada tabel
indikator yang akan diamati tiap siklus dibawah ini
67
1. Siklus 1
a. Hasil Perkembangan Siklus 1
Berdasarkan hasil pengamatan, pengumpulan data dan pengolahan
data pada Siklus 1, maka dapat disajikan ke dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 4.2 Hasil Penilaian Siklus 1
(Senin, 28 Mei 2018)
No
Nama
Anak
Nilai pada indikator Siklus 1
Nilai
Anak
Ind
k.1
Ind
k.2
Ind
k.3
Ind
k.4
Ind
k.5
Ind
k.6
Ind
k.7
Ind
k.8
1 Hanif 2 1 1 1 1 1 2 2 11
2 Ari 2 2 2 1 2 2 2 2 15
3 Putri 2 2 2 2 3 2 2 2 17
4 Maura 2 1 1 1 2 2 2 2 13
5 Sasa 2 2 2 2 3 3 3 2 19
6 Viona 2 2 1 2 2 2 2 2 15
7 Denis 2 2 1 2 2 2 2 2 15
8 Alif 2 2 2 2 2 2 2 2 16
9 Vicky 2 1 1 1 2 2 1 1 11
10 Zahra 2 2 2 2 3 3 3 2 19
11 Fadil 2 2 2 2 2 2 2 2 16
12 Dinda 2 1 1 1 2 2 3 1 13
13 Anwar 2 2 2 2 3 2 2 2 17
14 Siradj 2 2 2 2 3 2 2 3 18
15 Alma 2 1 1 1 2 2 2 2 13
16 Fatih 2 1 1 2 2 2 2 2 14
17 Firman 2 2 2 2 3 3 2 3 19
18 Sofi 2 2 2 2 3 3 3 2 19
19 Fadhila 2 1 1 2 2 2 2 2 14
Jumlah Nilai Anak 294
Keterangan Indikator Butir Amatan :
Indikator 1 : melakukan kegiatan yang menunjukkan anak mampu
mencetak/mencap.
68
Indikator 2 : Anak memiliki kelenturan jari tangan untuk mencetak/mencap.
Indikator 3 : Anak memiliki kelenturan pergelangan tangan untuk
mencetak/mencap.
Indikator 4 : Anak mampu memposisikan badan saat mencetak/mencap.
Indikator 5 : Melakukan atau mengerjakan sesuatu tanpa bantuan teman atau
orang lain.
Indikator 6 : Kerapian tugas anak dalam mencetak melalui media pelepah pisang.
Indikator 8: Anak mampu menjawab pertanyaan tentang mencetak/mencap
melalui media pelepah pisang.
Hasil Penilaian Siklus 1 :
No. Nama Anak Nilai Anak Nilai
Rata-rata Keterangan
1 Hanif 11 1,375 BM
2 Ari 15 1,875 BM
3 Putri 17 2,125 MM
4 Maura 13 1,625 BM
5 Sasa 19 2,375 MM
6 Viona 15 1,875 BM
7 Denis 15 1,875 BM
8 Alif 16 2 MM
9 Vicky 11 1,375 BM
10 Zahra 19 2,125 MM
11 Fadil 16 2 MM
12 Dinda 13 1,625 BM
13 Anwar 17 2,125 MM
14 Siradj 18 2,25 MM
15 Alma 13 1,625 BM
16 Fatih 14 1,75 BM
17 Firman 19 2,373 MM
18 Shofi 19 2,375 MM
19 fadhil 14 1,75 BM
Jumlah 294
69
Keterangan Nilai Rata-rata Skor :
1 : Belum Muncul.
2 : Mulai Muncul.
3 : Berkembang Sesuai Harapan.
4 : Berkembang Sangat Baik
Berdasarkan data Siklus 1 diatas, maka diketahui persentase pencapaian tiap
anak, belum ada yang mencukupi nilai indikator keberhasilan yaitu 85%, hanya
ada 9 anak yang mulai muncul (MM), dan ada 10 anak yang belum muncul (BM),
sehingga dapat dikatakan bahwa hasil belajar anak belum maksimal, dan masih
memerlukan perbaikan. Peningkatan dari rata-rata persentase pencapaian kelas
pada Pra Siklus sebesar 27% dan pada Siklus II 47%.
b. Hasil Observasi Anak dan Guru
a) Hasil Observasi Anak
70
Tabel 4.3 Hasil Observasi Anak Pada Siklus 1
No Nama Aspek yang Diamati
Nilai/Skor
Keaktifan
anak dalam
menjawab
pertanyaan
Kerapian
dalam
mencetak
Bekerjasama
dalam
kegiatan
mencetak
Bertanggung
jawab
1 Hanif 2 1 1 2 6
2 Ari 2 2 2 2 8
3 Putri 2 2 3 2 9
4 Maura 2 2 2 2 8
5 Sasa 2 3 3 2 10
6 Viona 2 2 2 2 8
7 Denis 2 2 2 2 8
8 Alif 2 2 2 2 8
9 Viky 1 2 2 2 7
10 Zahra 2 3 3 2 10
11 Fadil 2 2 2 2 8
12 Dinda 1 2 2 2 7
13 Anwar 2 2 3 2 9
14 Siradj 3 2 3 2 10
15 Alma 2 2 2 2 8
16 Fatih 2 2 2 2 8
17 Firman 3 3 3 2 11
18 Shofi 2 3 3 2 10
19 fadhila 2 2 2 2 8
Jumlah 161
71
Keterangan :
1. Kurang
2. Cukup
3. Baik
Tabel 4.4 Hasil Observasi Guru pada Siklus 1
No Aspek yang diamati Skor
1 2 3
1 Kemampuan guru saat mengondisikan kelas
a. Menyiapkan RPPH
b. Menyiapkan presensi
c. Menyiapkan lembar observasi
d. Menyiapkan perlengkapan mengajar
e. Menciptakan suasana kelas yang
menyenangkan
f. Mampu membuat anak lebih aktif dan
kreatif
2 Kemampun guru saat menjelaskan inti
pelajaran
a. Menyampaikan tujuan pembelajaran
b. Respon anak terhadap guru saat
menjelaskan pelajaran
c. Memberikan motivasi untuk belajar
3 Langkah-langkah guru saat melakukan kegiatan
72
mencetak
a. Cara guru membagikan pelepah pisang
dan pewarna
b. Cara guru memberi contoh mencetak
c. Guru membimbing atau mendampingi
anak
Keterangan:
1 : kurang
2 : cukup
3 : baik
2. Siklus II
a. Hasil Perkembangan Siklus II
Berdasarkan hasil pengamatan, pengumpulan data dan pengolahan
data pada Siklus II, maka dapat disajikan ke dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 4.5 Hasil Penilaian Siklus II
(Senin, 04 Juni 2018)
No
Nama
Anak
Nilai pada indikator Siklus II
Nilai
Anak Ind
k.1
Ind
k.2
Ind
k.3
Ind
k.4
Ind
k.5
Ind
k.6
Ind
k.7
Ind
k.8
1 Hanif 3 3 4 3 3 3 3 4 26
2 Ari 3 4 4 3 3 3 4 4 28
3 Putri 4 4 4 3 3 3 4 4 29
4 Maura 3 4 4 3 3 3 4 4 28
5 Sasa 4 4 4 4 4 4 4 4 32
6 Viona 4 4 4 3 4 4 4 4 31
7 Denis 4 4 4 4 4 4 4 4 32
8 Alif 4 4 4 4 4 4 4 4 32
9 Vicky 3 3 4 3 3 3 3 4 26
73
10 Zahra 4 4 4 4 4 4 4 4 32
11 Fadil 4 3 4 4 4 4 3 4 31
12 Dinda 4 3 4 3 3 3 4 4 28
13 Anwar 4 4 4 4 4 4 4 4 32
14 Siradj 4 4 4 4 4 4 4 4 30
15 Alma 4 4 4 3 3 4 4 4 28
16 Fatih 4 4 4 3 3 3 3 4 28
17 Firman 4 4 4 4 4 4 4 4 32
18 Sofi 4 4 4 4 4 4 4 4 32
19 fadhila 3 4 4 3 3 3 3 4 27
Jumlah Nilai Anak 564
Keterangan Indikator Butir Amatan :
Indikator 1 : melakukan kegiatan yang menunjukkan anak mampu
mencetak/mencap.
Indikator 2 : Anak memiliki kelenturan jari tangan untuk mencetak/mencap.
Indikator 3 : Anak memiliki kelenturan pergelangan tangan untuk
mencetak/mencap.
Indikator 4 : Anak mampu memposisikan badan saat mencetak/mencap.
Indikator 5 : Melakukan atau mengerjakan sesuatu tanpa bantuan teman atau
orang lain.
Indikator 6 : Kerapian tugas anak dalam mencetak melalui media pelepah pisang.
Indikator 8: Anak mampu menjawab pertanyaan tentang mencetak/mencap
melalui media pelepah pisang.
74
Hasil Penilaian Siklus II :
No. Nama Anak Nilai Anak Nilai
Rata-rata Keterangan
1 Hanif 26 3,25 BSH
2 Ari 28 3,5 BSH
3 Putri 29 3,625 BSH
4 Maura 28 3,25 BSH
5 Sasa 32 4 BSB
6 Viona 31 3,875 BSH
7 Denis 32 4 BSB
8 Alif 32 4 BSB
9 Vicky 26 3,5 BSH
10 Zahra 32 4 BSB
11 Fadil 31 3,875 BSH
12 Dinda 28 3,5 BSH
13 Anwar 32 4 BSB
14 Siradj 30 4 BSB
15 Alma 28 3,75 BSH
16 Fatih 28 3,5 BSH
17 Firman 32 4 BSB
18 Shofi 32 4 BSB
19 Fadhil 27 3,375 BSB
Jumlah 594
Keterangan Jumlah Rata-rata Skor :
1 : Belum Muncul.
2 : Mulai Muncul.
3 : Berkembang Sesuai Harapan.
4 : Berkembang Sangat Baik
Berdasarkan data Siklus II pengembangan motorik halus anak dengan media
pelepah pisang dapat disimpulkan bahwa yang mencapai berkembang sesuai
harapan (BSH) ada 11 anak, dan yang mencapai berkembang sangat baik (BSB)
ada 8 anak, dan yang mencapai belum muncul (BM) dan mulai muncul (MM)
tidak ada. Dapat disimpulkan pula, bahwa anak kelompok A.2 mengalami
75
perkembangan. Perkembangan dari rata-rata persentase kelas, pencapaian pada
saat Pra Siklus sebesar 27%, pada Siklus 1 sebesar 47%, dan pada Siklus II
sebesar 92%. Artinya bahwa ada perkembangan yang baik dari tiap Siklus.
b. Hasil Observasi Anak dan Guru
a) Hasil Observasi Anak
Tabel 4.6 Hasil Observasi Anak Pada Siklus II
No Nama Aspek yang Diamati
Nilai/Skor
Keaktifan
anak dalam
menjawab
pertanyaan
Kerapian
dalam
mencetak
Bekerjasama
dalam
kegiatan
mencetak
Bertanggung
jawab
1 Hanif 2 2 2 2 8
2 Ari 2 2 2 3 9
3 Putri 3 2 2 2 9
4 Maura 2 2 2 3 9
5 Sasa 3 3 3 3 12
6 Viona 3 3 3 3 12
7 Denis 3 3 3 3 12
8 Alif 3 3 3 3 12
9 Viky 2 2 2 3 9
10 Zahra 3 3 3 3 12
11 Fadil 3 3 3 3 12
12 Dinda 3 2 2 2 9
13 Anwar 3 3 3 3 12
14 Siradj 3 3 3 3 12
15 Alma 3 3 2 2 10
76
16 Fatih 3 2 2 2 9
17 Firman 3 3 3 3 12
18 Shofi 3 3 3 3 12
19 fadhila 2 2 2 3 9
Jumlah 201
Keterangan :
1 : Kurang
2 : Cukup
3 : Baik
b) Hasil Observasi Guru
Tabel 4.7 Hasil Observasi Guru Pada Siklus II
No Aspek yang diamati Skor
1 2 3
1 Kemampuan guru saat mengondisikan kelas
a. Menyiapkan RPPH
b. Menyiapkan presensi
c. Menyiapkan lembar observasi
d. Menyiapkan perlengkapan mengajar
e. Menciptakan suasana kelas yang
menyenangkan
f. Mampu membuat anak lebih aktif dan
kreatif
2 Kemampun guru saat menjelaskan inti
77
pelajaran
a. Menyampaikan tujuan pembelajaran
b. Respon anak terhadap guru saat
menjelaskan pelajaran
c. Memberikan motivasi untuk belajar
3 Langkah-langkah guru saat melakukan kegiatan
mencetak
a. Cara guru membagikan pelepah pisang dan
pewarna
b. Cara guru memberi contoh mencetak
c. Guru membimbing atau mendampingi anak
Keterangan:
1: kurang
2: cukup
3: baik
B. Pembahasan
Adapun pengolahan data dari penilaian Pra Siklus sampai Siklus II
didapatkan hasil persentase pencapaian kemampuan motorik halus anak sebagai
berikut :
78
Tabel 4.8 Data Peningkatan Jumlah Anak yang Mencapai Perkembangan
kegiatan Jumlah anak yang
berkembang dengan baik
Persentase Nilai
Keberhasilan
Pra Siklus 0 anak -
Siklus 1 9 anak 47%
Siklus II 19 anak 92%
Adapun data perkembangan dari Pra Siklus sampai Siklus II,
dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Gambar 4.1 Diagram Perkembangan Motorik Halus
Dapat disimpulkan dari data yang telah disajikan, bahwa
motorik halus anak mengalami perkembangan dengan melalui media pelepah
pisang pada anak kelompok A.2 di RA Ma’arif Kecandran Salatiga. Hal ini
dibuktikan dengan adanya perkembangan dari Pra Siklus yang rata-rata
pencapaian kelas bernilai 27%, berkembang pada Siklus 1 yang rata-rata
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Pra Siklus Siklus 1 Siklus II
Diagram Perkembangan Pra Siklus, Siklus , Siklus
II
Series 1 Series 2 Series 3
79
pencapaian kelas bernilai 47%, ditambah lagi dengan adanya perkembangan pada
Siklus II dimana rata-rata anak pencapaian kelas bernilai 92%.
80
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa dengan
kegiatan mencetak melalui media pelepah pisang dapat mengembangkan
motorik halus pada anak kelompok A.2 RA Ma’arif Kecandran Salatiga.
Motorik halus anak mengalami perkembangan diantaranya otot-otot kecil anak
semakin lentur, posisi badan ketika mencetak sudah tidak berputar,
kemandirian,kerapian,ketepatan dalam mencetak tidak kaku. Melalui
mencetak dengan media pelepah pisang dapat mengembangkan fisik motorik
halus anak, hal ini dapat dibuktikan dari hasil persentase keberhasilan kelas
pada Pra Siklus adalah 27% . Siklus 1 belum berkembang sesuai harapan 47%,
dan Siklus II berkembang sesuai harapan menjadi 92%. Selisih peningkatan
nilai pada Pra Siklus ke Siklus 1 adalah 20%, dan selisih Siklus 1 ke Siklus II
adalah 45%, dengan berkembangnya persentase nilai mencetak menggunakan
media pelepah pisang untuk mengembangkan fisik motorik halus anak di RA
Ma’arif Kecandran Salatiga dinyatakan berhasil.
B. Saran
1. Bagi Lembaga
Lembaga selalu mengembangkan kualitas sekolah. Terutama
kualitas guru dalam mengajar, dibutuhkan inovasi, kreativitas, dan alat
pendukung pembelajaran yang mencukupi murid. Perlu adanya
81
keseriusan dan kesungguhan para pendidik sebagai usaha untuk
pendewasaan diri yang optimal.
2. Bagi Guru
Guru hendaknya enantiasa mengembangkan kualitas pembelajaran,
guru dapat menggunakan media pelepah pisang sebagai sumber belajar
karena bahan mudah di dapat dan dapat mengembangkan fisik motorik
halus anas dengan lebih baik dan anak dapat secara aktif dan
konsentrasi pada saat melakukan pembelajaran. Bukan hanya fisik
motorik halus saja yang mendapatkan stimulus dengan baik, namun
juga imajinasi dan kreativitas mereka.
3. Bagi Orang Tua
Orang tua hendaknya berperan aktif dan mendukung setiap
perekembangan anak, orang tua harus menjalin kerja sama dengan
guru untuk memantau perkembangan dan pertumbuhan anak, orang tua
juga harus selalu memberi dukungan, motivasi, dan semangat pada
anaknya, agar anak lebih merasa percaya diri.
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah. 2013. Peningkatan Kemampuan Gerak Dasar Melompat Melalui
Permainan Tradisional Engklek. Artikel Penelitian. Pontianak: Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Jantungpura Pontianak.
Ali, M dam Asriri. 2011. Psikologi Remaja-Perkembangan Peserta Didik.
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: Sinar Grafika Offset.
Asmawati Luluk, dkk. 2011. Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia
Dini. Jakarta: Universitas Terbuka.
Desmita. 2014. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT. Remaja
Rodaskarya Offset.
Dimyati, Johni. 2014. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Aplikasinya pada
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Jakarta: Kencana Prenadamedia
Group.
Firdani Lara, dkk. 2014. Evaluasi Perkembangan Anak Usia Dini. Tangerang
Selatan: Universitas Terbuka.
Gunarti, Winda, dkk. 2013. Metode Pengembangan Perilaku dan Kemampuan
Dasar Anak Usia Dini. Tangrang Selatan: Universitas Terbuka.
Hajar Pamadhi dan Evan Sukardi. 2008. Seni Ketrampilan Anak. Jakarta:
Universitas terbuka.
Hildayani, Rini, 2011. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Hurlock, Elizabeth B. 1978. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga
Hurlock, Elizabeth B. 1997. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan
Kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Istiriyani. 2015. Peningkatan Kreativitas Anak Melalui Mencetak Menggunakan
Media Pelepah Pisang Untuk anak Kelompok B TK PKK 115 Mangiran
Bantul DIY. (Skripsi). Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Kemenag. 2011. Pedoman Penyusunan Pembelajaran RA/BA. Jawa tengah:
Mapenda Kanwil Kemenag Profinsi.
RA. Ma’arif kecandran Salatiga. 2017. Dokumen 1. Salatiga.
Lerin, Christine. 2009. Permainan Untuk Meningkatkan Kecerdasan dan
Kreativitas Buah hati. Jakarta: Trans Media.
Masitoh. 2011. Strategi Pembelajaran TK. Jakarta: Universitas Terbuka.
MS, Sumantri. 2005. Pengembangan Ketrampilan Motorik Anak Usia Dini.
Jakarta: Dinas Pendidikan.
Slamet, Suyanto. 2005. Dasar-dasar Pndidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta:
Hikayat Publishing.
Sudirjo, dkk. 2018. Pertumbuhan dan Perkembangan Motorik. Sumedang: UPI
Sumedang Pers.
Sugandhi dan Syamsu. 2014. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rajawali
Pers.
Suyanto. 2005. Konsep Dasar Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional.
Sumanto. 2005. Pengembangan Kreativitas Seni Rupa Anak TK. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
Sujiono, Yuliani Nuraini. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.
Jakarta: Indeks.
Sumandoyo, Samsu. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Suwardi, Anitah, W. S., Akhyar, M. & Asrowi. (2017). The Relevance Of
Pictures As Media In Thematic Learning Book With Pluralism Values In
Indonesia. International Journal Of Law Government and
Communication (IJLGC). 2. (6). 01-08.
Wardhani, IGAK. Kuswaya Wihardit. 2012. Penelitian Tindakan Kelas.
Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.
Wiyani, Novan, Ardy. 2014. Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini.
Yogyakarta: Gava Media.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Riska Cahya Anggraini
Tempat Tanggal Lahir : Boyolali, 02 Januari 1997
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Patran Rt.017 Rw.004 Wates, Simo, Boyolali
Email : [email protected]
Riwayat Pendidikan
Sekolah Tahun
MI KERAGILAN 2002-2008
SMP MUHAMMADIYAH 02
SIMO
2008-2011
MAN 2 BOYOLALI 2011-2014
IAIN SALATIGA 2014-2018
2
3
4
5
6
2
3
4
5
OBSERVASI LAPANGAN I
Metode Pengumpulan Data: Wawancara dan Observasi Pra Siklus
Hari/Tanggal : Senin, 26 Mei 2018
Jam : 07.30-11.00
Lokasi : Ruang Kelas
Sumber Data : Sri Haryanti, S.Pd.
Deskripsi Data
Informasi dari guru kelas RA Ma’arif Kecandran Salatiga. Pertanyaan
yang diajukan yaitu mengenai bagaimana kondisi siswa pada saat pembelajaran
fisik motorik halus sebelum mencetak dengan pelepah pisang pada anak
kelompok A? Selama pembelajaran fisik motorik halus apakah ada media lain
yang digunakan pada saat pembelajaran pada anak kelompok A?
Wawancara yang dilakukan dapat menarik kesimpulan bahwa pada saat
pembelajaran anak-anak kurang memperhatikan pada materi dan anak sering lari-
lari dan meninggalkan tempat duduknya saat pembelajaran berlangsung, anak
masih sulit memegang pensil dan krayon, untuk media yang dipakai selama ini
majalah, papan tulis, buku, kertas lipat, dengan demikian pembelajaran yang
diberikan guru kurang di pahami oleh anak karena anak masih terpusat pada guru
dan media yang monoton. Dengan itu hasil pembelajaran kurang dapat
memuaskan dan hasil yang diperoleh masih sangat jauh dan anak menjadi bosan
dengan media yang monoton.
Pembelajaran fisik motorik halus akan lebih menyenangkan apabila belajar
dengan menggunakan suasana yang menyenangkan apalagi dengan media
pembelajaran yang menarik. Karena dunia anak adalah dunia bermain.
Sehingga anak lebih fokus terhadap apa yang diajarkan oleh guru, dan anak
mudah dikondisikan di dalam kelas saat waktu pembelajaran berlangsung.
2
3
Gambar Kegiatan Siklus 1
Gambar 1: Guru membuka pelajaran
Gambar 2 : guru menerangkan cara
mencetak/mencap dengan pelepah pisang
Gambar 3 : anak-anak antusias saat belajar
Gambar 4 : anak-anak memperhatikan
dengan baik
Gambar 5 : anak mulai mencetak
Gambar 6 : anak mulai mencetak dan
bergantian menggunakan alat dan bahan
mencetak
Gambar 7 : Hasil Karya Anak dengan
mencetak melalui media pelepah pisang
Gambar Kegiatan Siklus II
Gambar 8 : baris dihalaman sebelum
masuk kelas
Gambar 9: SOP Pembukaan
Gambar 10 : Guru menerangkan cara
mencetak dan anturan mencetak Gambar 11 : Anak mencetak dengan
pelepah pisang
Gambar 12 : Anak mencetak dengan
pelepah pisang
Gambar 13 : anak mencetak dengan
pelepah pisang
Gambar 14 : hasil karya anak
Gambar 15 : hasil karya anak
Top Related