PENGARUH PROGRAM SEKOLAH ADIWIYATA TERHADAP
PERILAKU PEDULI LINGKUNGAN SISWA DI SMA NEGERI 2
PRINGSEWU
(Skripsi)
Oleh
LESSY APRI KARTIKA PUTRI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF ADIWIYATA SCHOOL PROGRAM
AGAINST THE STUDENT’S CARE BEHAVIOR IN SMA NEGERI 2
PRINGSEWU
By
Lessy Apri Kartika Putri
This research aims to determine the effect of adiwiyata school program on student’s environmental care behavior in SMA Negeri 2 Pringsewu. This research using quantitative approach of explanatory type, which is explain the effect and relations between variables through hypothesis testing. Research in SMA Negeri 2 Pringsewu using data collection techniques such as questionnaire and documentation, with distribution of questionnnare to 255 respondents.The results showed that there is an effect between adiwiyata school programs with student’s environmental care behavior with regression equation of Y = 1,301 + 0.687X. according to result from F-test 79,278 > 3,89 and sig. 0,000 < 0,05 that show value of the effect of adiwiyata school program on student’s environmental care behavior in SMA Negeri 2 Pringsewu. The calculation of coefficient of
determination (R2) is 0,488. With the value of correlation coefficient (r) of 0.239
are categorized as weak. This means that adiwiyata school programs are not the only factors that affect student’s environmental care behavior.
Key Words: Adiwiyata School Programs, Student’s Environmental Behavior
ABSTRAK
PENGARUH PROGRAM SEKOLAH ADIWIYATA TERHADAP
PERILAKU PEDULI LINGKUNGAN SISWA DI SMA NEGERI 2
PRINGSEWU
Oleh
Lessy Apri Kartika Putri
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi besaran pengaruh program sekolah adiwiyata terhadap perilaku peduli lingkungan siswa di SMA Negeri 2 Pringsewu. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan tipe eksplanatori, dimana peneliti menjelaskan pengaruh dan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis. Penelitian yang dilakukan di SMA Negeri 2 Pringsewu ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa teknik angket dan dokumentasi, dengan penyebaran kuesioner kepada responden sejumlah 255 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara program sekolah adiwiyata dengan perilaku peduli lingkungan siswa dengan persamaan regresi sebesar Y= 1,301+0,687X. Berdasarkan hasil uji F sebesar 79,278 > 3,89 dan sig 0,000 < 0,05 menandai besaran pengaruh program sekolah adiwiyata terhadap perilaku peduli lingkungan siswa di SMA Negeri 2 Pringsewu. Hasil
perhitungan koefesien determinasi (R2) sebesar 0,488. Dengan nilai koefesien
korelasi (r) sebesar 0,239 yang berkategori lemah. Artinya program sekolah adiwiyata bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi perilaku peduli lingkungan siswa.
Kata kunci : Program Sekolah Adiwiyata, Perilaku Peduli Lingkungan.
PENGARUH PROGRAM SEKOLAH ADIWIYATA TERHADAP
PERILAKU PEDULI LINGKUNGAN SISWA DI SMA NEGERI 2
PRINGSEWU
Oleh
LESSY APRI KARTIKA PUTRI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA SOSIOLOGI
Pada
Jurusan Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Pringsewu pada27April 1996 dan
merupakan anak pertama dari pasangan Bapak Budiono
dan Ibu Nuraeni. Penulis menyelesaikan pendidikan di
Taman Kanak-Kanak KH. Gholib pada 2002, kemudian
lulus dari Sekolah Dasar Negeri Satu Pringsewu Utara
pada 2008, kemudian lulus di SMP N 1 Pringsewu pada tahun 2011. Penulis
melanjutkan pendidikan ke SMAN 1s Pringsewu dan lulus pada tahun 2014.
Penulis terdaftar sebagai mahasiswi Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Lampung padatahun 2014 melalui SBMPTN (Seleksi
Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Selama menjadi mahasiswa penulis
aktif dalam kegiatan akademis dan non akademis di luar kampus.
Pada kegiatan non akademis, penulis aktif sebagai anggota Himpunan Mahasiswa
Jurusan Sosiologi periode 2015/2016. Pada bulan Juli 2017 penulis mengikuti
kegiatan Kuliah Kerja Nyata Universitas Lampung di Pekon Kiluan Negeri,
Kecamatan Kiluan, KabupatenTanggamus.
MOTTO
“Waktu itu bagaikan pedang, jika kamu tidak memanfaatkanya
menggunakan untuk memotong, ia akan memotongmu
(menggilasmu)”
( H.R. Muslim)
“Jangan menyerah sebelum berjuang, rencana Allah pasti yang
terbaik”
(Lessy Apri Kartika Putri)
PERSEMBAHAN
Dengan Mengucap Syukur kepada Allah SWT dan dengan segala
ketulusan serta kerendahan hati,
Ku persembahkan karya kecilku ini sebagai ungkapan kasih dan
terimakasihku kepada,
Allah SWT
Yang tidak ada hentinya memberikan kemudahan serta kebaikan
kepadaku, semoga ilmu ini menjadi ilmu yang bermanfaat yang bisa
menghantarkanku ke syurga-Mu kelak, amin.
Ayah Budiono & Ibu Nuraeni
Yang tercinta dan tersayang, yang tak pernah ada hentinya memberikan
doa, nasihat, dukungan dan kasih sayangnya demi kebahagiaan,
kebaikaan dan keberhasilanku.
Keluarga
Dian Forte Azzahra dan Bektiana Lafare Prakasiwi
Terimakasih untuk semua canda tawa, kekompakkan, semangat, kasih
sayang yang selalu diberikan kepadaku.
Almamater tercinta Universitas Lampung
SANWACANA
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang senantiasa
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya untuk melaksanakan penelitian dan
menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Kedua orangtua yang telah membimbing, memberikan nasehat, kasih sayang
serta doa yang tulus untuk segala urusanku. Jasa-jasa kalian tidak akan
pernah terbalaskan.
2. Bapak Dr. Syarief Makhya selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas
Lampung.
3. Bapak Drs. Ikram, M.Si selaku Ketua Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Pemerintahan Universitas Lampung.
4. Bapak Damar Wibisono, S.sos, M.A selaku dosen pembimbing utama yang
telah memberikan ilmu, pengarahan, motivasi dan nasehat dalam
melaksanakan penelitian dan penulisan skripsi ini.
5. Bapak Drs. Pairulsyah, M.H selaku dosen pembahas atas motivasi, saran dan
kritik yang membangun dalam penyusunan skripsi ini.
6. Ibu Dra. Yuni Ratnasari, M.Si selaku dosen Pembimbing Akademik yang
selalu memberikan pengarahan, nasehat dan motivasi selama melaksanakan
perkuliahan.
7. Mei Rani, Anisa Pramadinna, Adina Prasetya atas kerjasama, saran,
semangat, persahabatan dan banyak hal yang dilewati bersama selama penulis
melaksanakan penelitian dan menyelesaikan skripsi.
8. Melvita Syafira, Fajar Tyas dan Maria Enzelika terima kasih atas semangat
dan hiburan selama mengerjakan penelitian dan penyelesaian skripsi.
9. Teman-teman Sosiologi 2014, Dina Melansari, Dominica Chyta, Dwiyan,
Riko Arnando, Komang Swasta, dan teman-teman lain yang tidak dapat
disebutkan satu-persatu.
10. Kakak Tingkat Sosiologi 2013, Muhammad Angsori yang talah memberikan
pengarahan serta saran yang membangun.
11. Ibu Sri Puji Astuti yang telah membantu penelitian selama di SMA N 2
Pringsewu.
12. Kepala Sekolah, Waka Kurikulum dan Waka Kesiswaan SMA N 2 Pringsewu
yang telah membimbing selama penelitian berlangsung.
13. Keluarga KKN ku tercinta Salsabila Asy Shifa, Las Chandro Sijabat dan
Idrus Alghifari.
14. Afif Wahyu Anggoro yang selalu memberi semangat, nasehat, serta
dukungan meteri.
15. Seluruh pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu, penulis ucapkan
banyak terimakasih. Semoga Allah membalas kebaikan kalian semua.
Aamiin.
Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, oleh karena itu
penulis akan menerima saran dan kritik yang bersifat membangun agar skripsi ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Bandar Lampung, 28 Mei 2018
Penulis,
Lessy Apri Kartika Putri
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
ABSTRACT ii
ABSTRAK iii
HALAMAN JUDUL DALAM iv
HALAMAN PERSETUJUAN v
HALAMAN PENGESAHAN vi
PERNYATAAN vii
RIWAYAT HIDUP viii
MOTTO ix
PERSEMBAHAN x
SANWACANA xi
DAFTAR ISI xiv
DAFTAR TABEL xvii
DAFTAR GAMBAR xx
I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 8
C. Tujuan Penelitian 8
D. Manfaat Penelitian 9
xv
II. TINJAUAN PUSTAKA 11
A. Konsep Sekolah Adiwiyata 11
B. Indikator Sekolah Adiwiyata 15
C. Perilaku Peduli Lingkungan 18
D. Indikator Perilaku Peduli Lingkungan 19
E. Teori Etika Lingkungan 26
F. Penelitian Terdahulu 27
G. Kerangka Berpikir 29
H. Hipotesis Penelitian 31
III. METODE PENELITIAN 32
A. Tipe Penelitain 32
B. Definisi Konseptual 32
C. Definisi Operasional 33
D. Lokasi Penelitian 34
E. Populasi dan Sampel 34
F. Teknik Pengumpulan Data 35
G. Instrumen Penelitian 36
H. Teknik Pengolahan Data 37
I. Prosedur Penelitian 38
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 51
A. Sejarah Berdirinya SMA Negeri 2 Pringsewu 51
B. Sarana dan Prasarana 52
C. Siswa dan Guru 53
D. Visi dan Misi Sekolah 54
E. Kondisi Lingkungan Sekolah 57
F. Sejarah Program Sekolah Adiwiyata 58
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 59
A. Identitas Responden 59
B. Tanggapan Responden Pada Variabel Program Sekolah
Adiwiyata 60
C. Tanggapan Responden Pada Variabel Perilaku Peduli
Lingkungan 76
D. Uji Instrumen 92
E. Uji Hipotesis 94
xvi
F. Pembahasan 98
VI. KESIMPULAN DAN SARAN 103
A. Kesimpulan 103
B. Saran 104
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Tabel Definisi Operasional 33
2. Tabel Periode Jabatan Kepala Sekolah SMA N 2 Pringsewu 52
3. Tabel Sarana Sekolah 53
4. Jumlah Peserta Didik Berdaarkan Jenis Kelamin 53
5. Jumlah Peserta Didik Berdasarkan Usia 54
6. Jumlah Peserta Didik Berdasarkan Tingkat Pendidikan 54
7. Distribusi Responden Berdasarkan Kelas 59
8. Tabel Menjunjung Tinggi Visi, Misi danTujuan Sekolah yang
Memuat Upaya Pelestarian Lingkungan 60
9. Tabel Mendapat Materi Belajar tentang Pelestarian Fungsi
Lingkungan 61
10. Tabel Pencapaian Standar Ketuntasan Belajar pada Pelajaran
Tentang Pelestarian Fungsi Lingkungan 62
11. Tabel Mendapat Tugas Diskusi Kelompok, Bermain Peran dan
Praktek 63
12. Tabel Mendengar Informasi berupa Isu Lokal/Global tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dari Guru 63
13. Tabel Mendapat Pelajaran tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup 64
14. Tabel Pengetahuan Adanya Orangtua/Masyarakat Diikutsertakan dalam Kegiatan terkait Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup Di Sekolah 65
15. Tabel Melihat Hasil Pembelajaran Lingkungan Hidup di Majalah
Dinding/Pameran/Bazzar di Sekolah 66
16. Tabel Mendengar/Mendapat Solusi dari Guru dalam Pemecahan
Masalah Lingkungan Hidup 66
17. Tabel Pembuatan Karya Nyata terkait Perlindungan dan Pengelolaan
xviii
Lingkungan Hidup 67
18. Tabel Pemecahan Permasalahan dalam Kehidupan Lingkungan
Hidup 68
19. Tabel Publikasi Hasil Pembelajaran Lingkungan Hidup di Majalah
Dinding/Pameran/Bazzar di Sekolah 68
20. Tabel Keterlibatan dalam Pemeliharaan Gedung dan Lingkungan
Sekolah 70
21. Tabel Menyaksikan Pemanfaatan Lahan dan Fasilitas Sekolah Sesuai Kaidah-Kaidah Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup 70
22. Tabel Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka, KaryaI lmiah Remaja, Dokter Kecil, Palang Merah Remaja dan Pecinta Alam Oleh
Sekolah 71
23. Tabel Adanya Kegiatan KaryaI lmiah, Daur Ulang Sampah,
Pemanfaatan dan Pengelolaan Air serta Hemat Energi 72
24. Tabel Melihat Tempat Sampah Terpisah, Prasarana Komposter,
Drainase dan Ruang Terbuka Hijau di Sekolah 73
25. Tabel Menyaksikan Terpeliharannya Sarana dan Prasarana yang
Ramah Lingkungan Sesuai Fungsinya 74
26. Tabel Mendengar Himbauan tentang Pemanfaatan Listrik, Air dan
Alat Tulis Kantor secara Efisien 74
27. Tabel Menyaksikan bahwa Kantin Tidak Menjual Makanan/
Minuman yang Mengandung BahanPengawet/Pengenyal, Pewarna,
Perasa/Tercemar/Terkontaminasi, Kadaluarsa Maupun yang
Dikemas Tidak Ramah Lingkungan 75
28. Tabel Mematikan Lampu Saat Tidak Digunakan 76
29. Tabel Mematikan Televisi Setelah Usai Menonton 77
30. Tabel Mematikan Kipas Angin Sesudah Menggunakannya 77
31. Tabel Mencabut Kabel Pengisi Daya Setelah Menggunakannya 78
32. Tabel Penggunaan Kendaraan Umum atau Sepeda Saat Berpergian 78
33. Tabel Menutup Keran Air Setelah Menggunakannya 79
34. Tabel Mencuci Peralatan atau Pakaian dengan Air yang Ditampung 80
35. Tabel Pemanfaatan Air Bekas dengan Menyesuaikan Fungsinya 81
36. Tabel Penggunaan Peralatan yang Hemat Air Seperti Menggunakan
Shower/Pancuran untuk Mandi 81
37. Tabel Memberitahu atau Bahkan Memperbaiki Keran-Keran Air
Yang Bocor 82
xix
38. Tabel Penggunaan Air Bekas Mencuci Makanan/Buah/Sayuran
Untuk Menyiram Tanaman 83
39. Tabel Keiukutsertaan dalam Kegiatan Menanam Biopori/Penyediaan
Daerah Resapan Air 83
40. Tabel Membuang Sampah Pada Tempatnya 84
41. Tabel Menghindari Kegiatan Membakar Sampah 85
42. Tabel Mengurangi Penggunaan Kantong Plastik 86
43. Tabel Membawa Tas Belanja Pribadi saat Membeli Barang 86
44. Tabel Pemisahan Sampah Organik dan Anorganik 87
45. Tabel Keikutsertaan dalam Kegiatan Mendaur Ulang Sampah 87
46. Tabel Penggunaan Ulang Peralatan Bekas yang Masih Bisa Terpakai
Dengan Menyesuaikan Fungsinya 88
47. Tabel Penggunaan Kertas Bekas Tugas untuk Menulis 89
48. Tabel Memungut Sampah yang Ada di Sekitar Kita dan
Membuangnya Ke Tempat Sampah 90
49. Tabel Mengingatkan Orang Lain Akan Peduli Lingkungan 90
50. Tabel Keikutsertaan dalam Kegiatan Gotong-Royong di Lingkungan
Sekitar Rumah 91
51. Tabel Validitas item pertanyaan variabel Program Sekolah
Adiwiyata (X) 92
52. Tabel Validitas item pertanyaan variabel Perilaku Peduli
Lingkungan Siswa (Y) 93
53. Tabel Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana 94
54. Tabel Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi 96
55. Tabel Hubungan dan Besaran Pengaruh antara Variabel Dependent dan
Variabel Independent 96
56. Tabel Hasil Perhitungan Uji F 97
57. Tabel HasilPerhitungan Uji F 100
58. Tabel Hubungan dan Besaran Pengaruh antaraVariabel Dependent dan
Variabel Independent 100
59. Tabel Silang Program Sekolah Adiwiyata dengan Perilaku Peduli
Lingkungan 101
xx
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Bagan Kerangka Pemikiran 31
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan manusia tidak pernah lepas hubungannya dengan lingkungan hidup.
Hal ini dikarenakan segala kebutuhan hidup manusia pada dasarnya bergantung
pada kondisi lingkungan hidup. Lingkungan hidup merupakan ruang yang di
dalamnya terdapat hubungan saling mempengaruhi antara makhluk hidup dengan
sumber daya alam. Manusia sebagai makhluk hidup yang selalu memenuhi
kebutuhan hidupnya dengan memanfaatkan sumber daya alam memiliki pengaruh
yang besar terhadap kondisi lingkungan hidupnya.
Perilaku manusia dalam memanfaatkan sumber daya alam dapat menimbulkan
pengaruh yang positif maupun negatif. Apabila manusia tidak bijak dalam
memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia, maka akan menimbulkan
permasalahan lingkungan. Permasalahan lingkungan hidup baik berupa
pencemaran hingga kerusakan lingkungan sudah sering membawa dampak negatif
bagi kehidupan masyarakat.
Pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup,
zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan
manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan.
Zat yang dapat mengakibatkan pencemaran disebut polutan. Suatu zat disebut
2
polutan bila jumlahnya melebihi jumlah normal dan berada pada waktu dan
tempat yang tidak tepat. Sifat polutan ada dua, yaitu merusak untuk sementara dan
merusak dalam jangka waktu lama. Pencemaran yang tidak ditangani dengan baik
tentunya akan mempengaruhi kondisi lingkungan dan kesehatan manusia. Ada
beberapa macam pencemaran, antara lain pencemaran air, tanah dan udara (BPS,
2015: 209).
Kerusakan dan pencemaran lingkungan di Indonesia telah terjadi diberbagai
daerah, yang terus bertambah dari tahun ke tahun, berbagai bentuk kerusakan dan
pencemaran yang dapat diidentifikasi adalah banjir, longsor, kebakaran hutan,
kerusakan terumbu karang, pencemaran udara dan air. Hal tersebut adalah hasil
dari perbuatan manusia melalui berbagai kegiatan yang (terkadang) menempatkan
alam sebagai bahan komoditi yang terus dieksploitasi. Parahnya, lingkungan
justru menjadi media pembuangan (limbah dan sampah) sebagai bagian dari hasil
eksploitasi tersebut (Kahfi, 2014: 207).
Pringsewu merupakan salah satu daerah yang masih sering terdapat persoalan
lingkungan hidup. Persoalan lingkungan yang tidak pernah luput dari pemberitaan
media massa belum sepenuhnya dapat dikendalikan. Hal ini seperti tertera dalam
publikasi hasil rapat koordinasi pemerintah Kabupaten Pringsewu yang diunggah
pada harian lampung.com. Beberapa persoalan yang muncul diantaranya adalah
wabah penyakit demam berdarah pada Januari 2017 sebanyak 104 kasus,
persoalan lain berupa 1.161 hektare sawah yang tergenang air akibat banjir pada
Febuari 2017, serta permasalahan infrastruktur irigasi, aliran sungai mengalami
pendangkalan dan tanggul jebol mengakibatkan banjir. Dinas Lingkungan Hidup
3
juga melaporkan persoalan sampah yang dibuang sembarangan seperti dipinggir
jalan, sungai dan saluran irigasi.
Permasalahan lingkungan baik berupa pencemaran dan eksploitasi sumber daya
alam harus dijadikan bahan utama dalam pertimbangan untuk melakukan segala
jenis kegiatan pembangunan ataupun sekedar kegiatan pemenuhan kebutuhan
hidup manusia sehari-hari. Hal ini baik untuk meminimalisir terjadinya kerusakan
lingkungan. Pada saat ini, masyarakat umum serta pelajar pada khususnya masih
belum memiliki kepedulian yang tinggi terhadap kondisi lingkungan hidupnya.
Padahal dalam meminimalisir kerusakan lingkungan sangat dibutuhkan
kepedulian manusia.
Pernyataan tersebut selaras dengan pendapat Afandi (2013: 100), permasalahan
lingkungan hidup tidak dapat dipecahkan secara teknis semata, namun yang lebih
penting adalah pemecahan yang dapat mengubah mental serta kesadaraan akan
pengelolaan lingkungan. Berkaitan dengan perilaku manusia terhadap kondisi
sumber daya alam dan lingkungan yang cenderung tidak peduli, maka mengubah
perilaku menjadi prioritas utama dalam mengatasi krisis lingkungan. Salah satu
cara dalam upaya mengubah perilaku adalah melalui jalur pendidikan.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU Sisdiknas No 20, 2003).
4
Pendidikan mampu membentuk manusia yang memiliki pengetahuan,
pemahaman, kemampuan, serta kepedulian yang tinggi untuk mengelola
lingkungan hidup secara berkelanjutan. Menurut Barlia (dalam Afandi, 2013: 100-
102), “Pendidikan lingkungan hidup harus dapat mendidik individu-individu yang
responsif terhadap laju perkembangan teknologi, memahami masalah-masalah di
biosfer, dan berketerampilan siap guna yang produktif untuk menjaga dan
mempertahankan kelestarian alam”. Secara khusus tujuan pendidikan lingkungan
hidup antara lain adalah membentuk: Kesadaran (awareness), Pengetahuan
(knowledge), Sikap (attitudes), Keterampilan (skills) dan Partisipasi
(participation).
Pada tahun 1996 disepakati kerjasama pertama antara Departemen Pendidikan
Nasional dan Kementerian Negara Lingkungan Hidup, yang diperbaharui pada
tahun 2005 dan tahun 2010. Sebagai tindak lanjut dari kesepakatan tahun 2005,
pada tahun 2006 Kementerian Lingkungan Hidup mengembangkan program
pendidikan lingkungan hidup pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
melalui program Adiwiyata. Program ini dilaksanakan di 10 sekolah di Pulau
Jawa sebagai sekolah model dengan melibatkan perguruan tinggi dan LSM yang
bergerak di bidang Pendidikan Lingkungan Hidup. Sejak tahun 2006 sampai 2011
yang ikut partisipasi dalam program Adiwiyata baru mencapai 1.351 sekolah dari
251.415 sekolah (SD, SMP, SMA, SMK) se-Indonesia (KLH, 2012: 2).
Kementerian Lingkungan Hidup mengharapkan pemerintah daerah (provinsi dan
kabupaten/kota) lebih meningkatkan pelaksanaan program Adiwiyata di daerah
masing-masing, sehingga pembinaan, evaluasi dan penghargaannya juga harus
5
ditingkatkan baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Pemerintah daerah,
khususnya kabupaten/ kota diharapkan mendorong, membina dan memfasilitasi
semua sekolah yang ada di wilayahnya menerapkan program Adiwiyata, sehingga
tercipta peningkatan kualitas sekolah baik perilaku peduli dan berbudaya
lingkungan, maupun tercipta peningkatan kualitas lingkungan sekolah dan
masyarakat sekitarnya yang lebih baik.
Pendidikan lingkungan hidup dapat diimplementasikan melalui program
Adiwiyata di sekolah. Sekolah Adiwiyata adalah sekolah yang dinilai telah
berhasil dalam melaksanakan Pendidikan Lingkungan Hidup. Calon sekolah
Adiwiyata adalah sekolah yang dinilai telah berhasil dalam pengembangan
lingkungan hidup. Capaian akhir program Adiwiyata adalah diharapkan terbentuk
sekolah berwawasan lingkungan. Sekolah berwawasan lingkungan hidup adalah
sekolah yang menerapkan nilai-nilai cinta dan peduli lingkungan pada sekolahnya
(Landriany, 2014: 86).
Pendidikan lingkungan hidup melalui Program Adiwiyata mendorong terciptanya
pengetahuan dan kesadaran warga sekolah agar memiliki wawasan konservasi
dalam upaya pelesatarian lingkungan hidup. Program ini mengharapkan agar
setiap warga sekolah ikut terlibat dalam kegiatan sekolah menuju lingkungan yang
sehat serta menghindari dampak lingkungan yang negatif (KNLH, dalam Jumadil,
dkk 2015: 196).
Adiwiyata mempunyai pengertian atau makna sebagai tempat yang baik dan ideal
di mana dapat diperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika
yang dapat menjadi hidup kita dan menuju kepada cita-cita pembangunan
6
berkelanjutan sebagai dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan.
Pelaksanaan Program Adiwiyata diletakkan pada dua prinsip dasar yaitu
Partisipatif dan Berkelanjutan (Mirza, 2015: 35).
Melalui program pendidikan lingkungan hidup diharapkan akan meningkatkan
kesadaran akan pentingnya menjaga serta melestarikan lingkungan hidup yang
dimulai dari lingkungan sekolah kemudian diterapkan pada lingkungan rumah
para siswa dan warga sekolah. Pendapat Sidauruk, dkk (dalam Jumadil, dkk 2015:
200), menyatakan bahwa pendidikan berbasis lingkungan pada dasarnya
bermakna memakai lingkungan sebagai basis orientasi pendidikan. Lingkungan
memiliki dua peran dasar dalam pendidikan yaitu: 1) lingkungan memberi
pembelajaran pada anak didik (educative environment); dan 2) lingkungan harus
diperbaiki oleh produk pendidikan (better environment by education).
Sekolah sebagai lembaga pendidikan diharapkan dapat menanamkan sikap
kepedulian lingkungan yang dapat membentuk perilaku peduli lingkungan pada
seluruh warga sekolah. Menurut Sumarlin, dkk (2013: 39), kepedulian lingkungan
adalah suatu keadaan psikologis berupa perhatian, kesadaran, dan tanggungjawab
terhadap kondisi pengelolaan lingkungan. Jadi perilaku peduli lingkungan
merupakan wujud nyata dari kepedulian lingkungan dalam bentuk tindakan.
Sekolah memiliki beberapa komponen diantaranya adalah Kepala Sekolah, Guru,
Staf Karyawan, dan Siswa. Salah satu komponen penting dalam sekolah adalah
siswa. Siswa mempunyai jumlah mayoritas dalam lingkungan sekolah, sehingga
mempunyai tanggungjawab yang besar terhadap pemeliharaan dan pengelolaan
lingkungan sekolah. Dengan demikian, kepedulian lingkungan yang akan diteliti
7
terfokus pada siswa, karena sasaran khusus dari program Adiwiyata adalah siswa
(Astuti, 2016: 5).
SMA Negeri 2 Pringsewu merupakan salah satu sekolah yang berhasil mendapat
penghargaan Adiwiyata tingkat provinsi. Sekolah ini menerapkan kebijakan
program sekolah adiwiyata sejak tahun 2016. SMA Negeri 2 Pringsewu
sebelumnya menyandang predikat sebagai sekolah model, yaitu sekolah yang
menjadi percontohan bagi sekolah lain. Sekolah yang baik tingkat disiplinnya dan
lokasi yang bagus, luas, dan nyaman. Hal ini juga menjadi salah satu indikator
yang mendukung SMA Negeri 2 Pringsewu menyandang predikat sekolah
Adiwiyata.
Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 9 Oktober 2017 dengan Ibu Yuyun
Yuniati selaku koordinator tim adiwiyata SMA Negeri 2 Pringsewu bagian
pupuk/pengomposan, SMA Negeri 2 Pringsewu sebelumnya merupakan sekolah
yang dikenal bahwa kebanyakan siswanya lebih mementingkan penampilan
mereka untuk tampak modern. Pada tahun 2017 tepatnya bulan September sekolah
tersebut mendapatkan penghargaan sekolah adiwiyata yang menunjukkan bahwa
siswa dan warga sekolahnya memiliki perilaku peduli lingkungan. Peneliti tertarik
untuk meneliti seberapa besar pengaruh program sekolah adiwiyata terhadap
perilaku peduli lingkungan siswa yang masih terbiasa dengan kesalahpahaman
pengertian tentang predikat sekolah model yang melekat pada SMA Negeri 2
Pringsewu.
Penelitian tentang perilaku peduli lingkungan sangat diperlukan mengingat
kondisi wilayah Pringsewu yang lingkungannya masih terdapat banyak sampah
8
dan masih sering terjadi banjir. Hadirnya sekolah peduli dan berbudaya
lingkungan di Pringsewu diharapkan dapat membantu meningkatkan kepedulian
siswa dan seluruh warga sekolah terhadap pentingnya menjaga lingkungan agar
terhindar dari dampak negatif kerusakan lingkungan hidup. Dengan peningkatan
kesadaran tersebut diharapkan dapat mewujudkan masyarakat sekitar sekolah
ataupun masyarakat Pringsewu yang peduli lingkungan. Untuk mewujudkan
harapan tersebut perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh sekolah adiwiyata terhadap perilaku peduli lingkungan. Oleh karena itu
peneliti akan melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Program Sekolah
Adiwiyata Terhadap Perilaku Peduli Lingkungan Siswa Di SMA Negeri 2
Pringsewu”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dijabarkan, maka didapatkan
rumusan masalah sebagai berikut:
Bagaimana Pengaruh Program Sekolah Adiwiyata Terhadap Perilaku Peduli
Lingkungan Siswa di SMA Negeri 2 Pringsewu?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:
Untuk mengidentifikasi besaran pengaruh program sekolah adiwiyata terhadap
perilaku peduli lingkungan siswa di SMA Negeri 2 Pringsewu.
9
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka manfaat
yang akan diperoleh dari kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Sebagai referensi ilmu pengetahuan untuk mengkaji pendidikan berbasis
lingkungan.
b. Sebagai sumbangan ilmu pengetahuan tentang perilaku peduli lingkungan
hidup
c. Sebagai referensi untuk mendalami ilmu pengetahuan sosiologi lingkungan
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Menambah wawasan tentang program sekolah adiwiyata dan sebagai acuan
dalam mewujudkan perilaku peduli lingkungan hidup di kehidupan sehari-
hari.
b. Bagi Sekolah
Sebagai bahan evaluasi dari pengimplementasian program sekolah adiwiyata
dan menjadi acuan dalam keberlanjutan pelaksanaan program sekolah
berwawasan lingkungan hidup yang sebaik-baiknya.
c. Bagi Masyarakat Umum
Menambah wawasan tentang program sekolah berwawasan lingkungan serta
sebagai acuan dalam berperilaku yang mendukung pelestarian lingkungan
hidup.
10
d. Bagi Dinas Pendidikan
Sebagai bahan referensi untuk pembuatan program dan kegiatan yang lebih
mendukung pelestarian lingkungan hidup.
e. Bagi Dinas Lingkungan Hidup
Sebagai bahan referensi untuk pembuatan dan pengembangan suatu
kebijakan lingkungan hidup.
11
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Sekolah Adiwiyata
Secara umum sekolah merupakan sebuah lembaga pendidikan yang bersifat
formal, nonformal dan informal yang didirikan oleh negara ataupun swasta yang
dirancang untuk mengajari, mengelola dan mendidik peserta didik melalui
bimbingan yang diberikan oleh tenaga pendidik (Muhria, 2016). Menurut Afandi
(2013: 106), sekolah merupakan tempat manusia untuk belajar pengetahuan secara
formal dan mengajarkan manusia berpikir ilmiah.
Sedangkan menurut Mulyasa, dalam Susatyawati (2016: 2), Sekolah merupakan
institusi sosial yang mengemban tugas dalam upaya membentuk manusia yang
berkualitas supaya peserta didik menjadi subjek yang makin berperan
menampilkan keunggulan dirinya yang tangguh, kreatif, mandiri, dan professional
dalam bidangnya masing-masing.
Dari beberapa pengertian diatas, penulis menyimpulkan bahwa sekolah
merupakan suatu lembaga yang didalamnya terdapat kegiatan belajar mengajar
untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, pemahaman, serta keterampilan yang
nantinya menimbulkan perubahan terhadap sikap dan perilaku manusia.
12
Menurut Muhria (2016) sekolah memiliki beberapa fungsi, diantaranya yaitu:
1. Mempersiapkan Peserta Didik Suatu Pekerjaan
Peserta didik yang telah lulus dari satuan pendidikan tertentu diharapkan
sanggup mendapatkan bahkan membuka lapangan pekerjaan tertentu. Jikapun
tidak demikian, setidaknya mereka memiliki kemampuan dasar dalam
menjamin keberlangsungan hidupnya.
Sekolah yang di bangun secara sistematis dengan tingkatan- tingkatan tertentu
diharapkan mampu memberikan kesanggupan bagi peserta didik dalam
melakukan suatu pekerjaan yang setarap dengan tingkat pendidikannya.
Semakin tinggi tingkatan pendidikan yang di peroleh seseorang, diharapkan
semakin baik pula pekerjaan yang diperolehnya.
2. Memberikan Keterampilan Dasar
Sekolah setidaknya akan mampu memberikan keterampilan dasar berupa
membaca, menulis dan berhitung. Ketiga hal ini tentu akan sangat dibutuhkan
dalam kehidupan modern seperti sekarang ini. Hal ini pula dapat dijadikan
sebagai pondasi atau dasar dalam melanjutkan ke pendidikan yanag lebih
tinggi.
3. Membuka Kesempatan Memperbaiki Nasib
Setiap orang tua pasti mengharapkan agar anaknya memiliki nasib yang lebih
baik dari padanya. Karena itu, mereka akan berusaha untuk menyekolahkan
anak-anaknya. Bahkan jika memungkinkan, mereka akan menyekolahkan
anaknya hingga memperoleh gelar dari perguruan tinggi.
13
Hal ini disadari bahwa dengan pendidikan, seseorang yang hari ini disebut
sebagai orang dari golongan rendah dapat meningkat menjadi golongan yang
lebih tinggi. Oleh karena itu, saat ini sekolah dipandang sebagai jalan bagi
suatu mobilitas sosial. Gelar akademis akan sangat membantu dalam
menduduki suatu bagian atau tempat yang disebut terhormat dalam dunia
pekerjaan.
4. Menyediakan Tenaga Pembangunan
Pendidikan merupakan alat yang paling ampuh dalam menyiapkan sumber
adaya yang terampil dan ahli pada semua sektor pembangunan. Kekayaan alam
hanya akan mengandung arti dan bermakna jika didukung oleh keahlian
sumber daya manusianya. Oleh karena itu, manusia menjadi sumber utama
bagi pembangunan suatu bangsa dan negara.
5. Membantu Memecahkan Problematika Sosial
Generasi muda di didik untuk dipersiapkan dalam mengatasi berbagai masalah
sosial yang ada. Konsep dan teori- teori yang didapat di lembaga pendidikan
(sekolah) diharapkan mampu di implementasikan dalam kehidupan nyata di
masyarakat.
6. Membentuk Manusia Sosial
Manusia, selain sebagai suatu individu, ia juga adalah makhluk sosial.
Pendidikan dituntut mampu membentuk manusia yang dapat bergaul dengan
manusia yang lain. Pergaulan dimaksud diharapkan tidak terhalang oleh adanya
perbedaaan, baik suku, agama, budaya, pendapat, pendirian dan lain
14
sebagainya. Manusia, dengan pendidikan dipersiapkan agar dapat
menyesuaikan diri dalam segala situasi apapun yang di hadapinya.
7. Alat Transformasi Kebudayaan
Sekolah, diharapkan mampu menambah pengetahuan baru melalui kegiatan
penelitian yang dapat membawa perubahan dalam kehidupan masyarakat.
Penemuan- penemuan baru yang belum pernah ada sebelumnya,
mengindikasikan telah terjadinya sebuah inovasi dalam perkembangan dan
keberlangsungan kehidupan manusia.
Menurut Iswari dan Utomo (2017: 38), Adiwiyata adalah program yang bertujuan
untuk mewujudkan warga sekolah yang bertanggung jawab dalam upaya
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Selanjutnya Meyzilia (2015: 7)
berpendapat bahwa Adiwiyata mempunyai pengertian atau makna sebagai tempat
yang baik dan ideal dimana dapat diperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai
norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya
kesejahteraan hidup kita dan menuju kepada cita-cita pembangunan berkelanjutan.
Jadi Adiwiyata merupakan sebuah program yang bertujuan mewujudkan sekolah
berbudaya dan peduli lingkungan serta mendukung terciptanya pembangunan
yang berkelanjutan.
Tujuan program Adiwiyata adalah mewujudkan warga sekolah yang bertanggung
jawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup melalui tata
kelola sekolah yang baik untuk mendukung pembangunan berkelanjutan
(Hidayati, dkk (2013: 150). Adapun prinsip dasar program Adiwiyata adalah:
15
a) Prinsip partisipatif yaitu komunitas sekolah terlibat dalam manajemen sekolah
yang meliputi keseluruhan proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
sesuai tanggung jawab dan perannya
b) Prinsip berkelanjutan berupa seluruh kegiatan harus dilakukan secara
terencana dan terus menerus secara komprehensif. Jadi bila sudah masuk
dalam kategori Adiwiyata mandiri, apalagi sebagai juara harus tetap
mempertahankan kondisi lingkungan dan perilaku warga sekolah yang peduli
dan berbudaya lingkungan menuju lebih baik.
Untuk mencapai tujuan program Adiwiyata, maka ditetapkan 4 (empat) komponen
program yang menjadi satu kesatuan utuh dalam mencapai sekolah Adiwiyata.
Keempat komponen tersebut menurut Meyzilia (2015: 8), adalah Kebijakan
berwawasan lingkungan, Pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan, Kegiatan
lingkungan berbasis partisipatif, Pengelolaan sarana pendukung ramah
lingkungan. Oleh karena itu calon sekolah Adiwiyata harus memprioritaskan
pelaksanaan komponen-komponen tersebut guna mendapatkan penghargaan
Adiwiyata serta mewujudkan warga sekolah yang berbudaya dan peduli
lingkungan. Program Adiwiyata diharapkan dapat menciptakan kondisi yang
nyaman dalam pembelajaran serta timbulnya kesadaran dan tanggung jawab
terhadap lingkungan dalam rangka pembangunan berkelanjutan.
B. Indikator Sekolah Adiwiyata
Menurut Meyzilia (2015: 7), Sekolah Adiwiyata adalah sekolah yang telah
menerapkan sistem dengan maksud untuk mewujudkan warga sekolah yang
16
bertanggung jawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
melalui tata kelola sekolah yang baik untuk mendukung pembangunan
berkelanjutan. Tujuan sekolah Adiwiyata secara umum bertujuan untuk
mewujudkan masyarakat sekolah yang peduli dan bebudaya lingkungan dengan:
1. Menciptakan kondisi yang lebih baik bagi sekolah untuk menjadi tempat
pembelajaran dan penyadaran warga sekolah (Guru, Murid, Orang Tua Wali
Murid, dan Warga masyarakat) dalam upaya pelestarian lingkungan hidup.
2. Mendorong dan membantu sekolah agar dapat ikut melaksanakan upaya
pemerintah dalam melestarikan lingkungan hidup dalam pembangunan
berkelanjutan yang berwawasan lingkungan demi kepentingan generasi yang
akan datang.
3. Warga sekolah turut bertanggung jawab dalam upaya-upaya penyelamatan
lingkungan hidup dan pembangunan yang berkelanjutan.
Hidayati, dkk (2013: 150-151) menyatakan indikator sekolah Adiwiyata meliputi :
a) Pengembangan kebijakan sekolah yang berwawasan lingkungan, yang
meliputi filosofi, visi misi sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan,
kebijakan dalam pengembangan materi, pembelajaran lingkungan hidup,
kebijakan tentang peningkatan kapasitas SDM, kebijakan penghematan
sumber daya alam, kebijakan untuk mengalokasikan dana bagi kegiatan
lingkungan hidup, kebijakan yang mendorong terwujudnya sekolah peduli dan
berbudaya lingkungan.
17
b) Pengembangan kurikulum berbasis lingkungan yang meliputi pengembangan
model pembelajaran lingkungan hidup (integrasi atau monolitik), penggalian
dan pengembangan materi dan persoalan lingkungan hidup yang ada di
masyarakat sekitar, pengembangan kegiatan ekstrakurikuler bertema
lingkungan hidup, dan pengembangan metode pembelajaran.
c) Pengembangan kegiatan berbasis pertisipatif yang meliputi penciptaan
kegiatan ekstrakurikuler atau kurikuler yang mendukung pengembangan PLH,
partisipasi aktif dalam kegiatan aksi lingkungan hidup yang dilakukan pihak
luar sekolah, membangun kemitraan dengan pemerintah, swasta dan LSM
dalam pengembangan pendidikan lingkungan hidup.
d) Pengembangan dan pengelolaan sarana pendukung sekolah yang meliputi:
pengembangan fungsi kualitas sarana pendukung sekolah yang ada untuk
PLH, peningkatan kualitas pengelolaan lingkungan di dalam dan di luar
kawasan sekolah,peningkatan upaya penghematan energi, air, alat tulis,
pengembangan sistem pengelolaan sampah dan pengembangan apotik hidup
serta taman sekolah.
Dalam meraih gelar sekolah Adiwiyata, SMA Negeri 2 Pringsewu berpedoman
pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 5 Tahun
2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata, berupa pemenuhan
komponen-komponen sebagai berikut :
a) Aspek kebijakan sekolah yang berwawasan lingkungan;
b) Aspek kurikulum sekolah berbasis lingkungan;
c) Aspek kegiatan sekolah berbasis partisipatif;
18
d) Aspek pengelolaan sarana dan prasarana pendukung sekolah yang ramah
lingkungan.
Pelaksanaan Adiwiyata di sekolah memiliki beberapa keuntungan. Menurut Tim
Adiwiyata Nasional dalam Hidayati, dkk (2013: 151) keuntungan mengikuti
Program Adiwiyata sebagai berikut:
a. Mendukung pencapaian standar kompetensi/ kompetensi dasar dan standar
kompetensi lulusan (SKL) pendidikan dasar dan menengah.
b. Meningkatkan efesiensi penggunaan dana operasional sekolah melalui
penghematan dan pengurangan konsumsi dari berbagai sumber daya dan
energi.
c. Menciptakan kebersamaan warga sekolah dan kondisi belajar mengajar yang
lebih nyaman dan kondusif.
d. Menjadi tempat pembelajaran tentang nilai-nilai pemeliharaan dan
pengelolaan lingkungan hidup yang baik dan benar bagi warga sekolah dan
masyarakat sekitar.
e. Meningkatkan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup melalui
kegiatan pengendalian pencemaran, pengendalian kerusakan dan pelestarian
fungsi lingkungan di sekolah.
C. Perilaku Peduli Lingkungan
Menurut Iriandany (2013: 7), perilaku adalah aktivitas diri individu yang akan
memberikan kecenderungan bertindak dalam menghadapi suatu obyek atau
peristiwa, di dalamnya terdapat unsur pemikiran, perasaan yang menyertai
pemikiran dan kesiapan untuk bertindak. Triwardani (2013: 472) menyatakan,
19
perilaku peduli lingkungan adalah kemampuan untuk membuat pilihan tentang
bagaimana bersikap merespon berdasarkan impuls dorongan hati. Perilaku peduli
lingkungan merupakan bagian tindakan yang dihasilkan dari pengetahuan
masyarakat mengenai lingkungan. Dapat disimpulkan bahwa perilaku peduli
lingkungan adalah tindakan individu dalam merespon sesuatu yang didasari
pengetahuan tentang lingkungan hidup.
D. Indikator Perilaku Peduli Lingkungan
Berdasarkan buku Indikator Perilaku Lingkungan Hidup 2014 yang diterbitkan
oleh Badan Pusat Statistik diperoleh 6 indikator umum dan 24 indikator khusus,
yaitu :
a) Pengelolaan Air
1. Ketersediaan Fasilitas Air. Sumber air yang terjangkau dan memadai sangat
penting untuk mempermudah rumah tangga dalam memenuhi kebutuhan air.
Keberadaan sumber air diarea tempat tinggal penduduk ditandai dengan
adanya fasilitas air seperti adanya sumur, pompa air, leding atau saluran-
saluran air dari mata air yang disalurkan sampai ke rumah.
2. Sumber Air Minum. Rumah tangga sebagai salah satu pengguna air sangat
membutuhkan air untuk berbagai keperluan sehari-hari, seperti minum,
memasak, mandi dan mencuci.
3. Perilaku Penggunaan Air Saat Mencuci. Perilaku penghematan penggunaan
air juga dapat dilakukan pada waktu mencuci pakaian, mencuci alat
makan/minum ataupun mencuci sayuran/buah.
20
4. Pemanfaatan Air Bekas. Dalam peraturan Menteri Pekerjaan Umum
No.06/PRT/M/2011 tentang pedoman penggunaan sumber daya air,
diantaranya mengatru pemanfaatan air bekas pakai (greywater). Greywater
merupakan sisa air pembuangan yang biasanya berasal dari air bekas cucian,
mandi, atau cuci piring.
5. Keberadaan Tanaman di Rumah. Keberadaan tanaman sangat penting untuk
konservasi sumber daya air. Tanaman atau pohon sangat membantu dalam
penyediaan udara segar dan membantu penyerapan air ke dalam tanah. Selain
untuk membuat rindang dan asri halaman rumah, keberadaan tanaman keras
atau tanaman tahunan dipekaranngan rumah juga dapat membantu
penyerapan air khususnya air hujan sehingga penyediaan air tanah terjamin.
6. Keberadaan Area Resapan Air. Salah satu bentuk kepedulian terhadap sumbe
daya air yang dapat dilakukan dalam skala kecil oleh rumah tangga adalah
dengan menyediakan area resapan air. Area resapan air berfungsi sebagai
penampung dan penahan air hujan baik yang melalui atap rumah maupun
yang langsung ke tanah, sehingga air hujan tidak langsung terbuang ke
saluran air, namun meresap kembali ke tanah sebagai sumber air bersih.
b) Pengelolaan Energi
1. Pemanfaatan Cahaya Matahari. Pemanfaatan cahaya matahari pada lingkup
rumah tangga dapat dilakukan melalui pemanfaatan matahari untuk
penerangan ruang disiang hari. Rumah tangga dikatakan memanfaatkan
pencahayaan sinar matahari untuk penerangan ruangan apabila pada siang hari
21
ada ruangan yang cukup mendapat pencahayaan matahari sehingga seseorang
dapat membaca walaupun tanpa menggunakan lampu.
2. Pemanfaatan Energi Alternatif. Pemanfaatan energi alternatif bertujuan untuk
menggantikan penggunaan sumber energi yang lama/konvensional berbasis
foil yang ketersedianya terbatas, semakin langka, dan diprediksi akan habis
rentang 30-50 tahun kedepan ditambah harganya yang semakin mahal dari
waktu ke waktu.
3. Pemanfaatan Lampu Hemat Energi. Salah satu cara rumah tangga dalam
menghemat penggunaan energi adalah dengan menggunakan lampu hemat
energi. Lampu hemat energi (LHE) adalah lampu yang dapat menghemat
pemakaian energi listrik sampai beberapa persen dari lampu biasa. Hal ini
disebabkan karena LHE terdapat alat yang membuat energi yang diambil
untuk menghidupkan lampu tersebut lebih sedikit yang disebut ballast.
4. Perilaku Rumah Tangga dalam Penggunaan Alat Elektronik. Secara tidak
sadar kepekaan kita dalam penggunaan energi listrik dapat terlihat dari
kebiasaan dalam pemanfaatan beragam alat elektronik yang ada dirumah.
Sebagai contoh dalam menyalakan televisi, kebiasaan membiarkan televisi
menyala meskipun tidak ditonton merupakan bentuk kealpaan kepekaan dalam
mereduksi efisiensi konsumsi listrik.
22
c) Penggunaan Transportasi
1. Sarana Angkutan Utama Penunjang Kegiatan Utama. Bagi rumah tangga
transportasi merupakan sarana dalam menunjang aktivitas sehari-hari sepert
kegiatan bekerja, sekolah, maupun dalam mengurus rumah tangga.
2. Bahan Bakar Utama. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mencatat
pertumbuhan konsumsi bahan bakar minyak di Indonesia naik 10 persen setiap
tahunnya. Hal ini dapat menimbulkan pencemaran udara yang berasal dari
knalpot dan mesin kendaraan tersebut. Bahan buangan dari kendaraan
bermotor dikenal sebagai sumber utama bahan-bahan polutan.
3. Pemeriksaan Tekanan Angin Ban Kendaraan. Untuk menghemat bahan bakar
yang digunakan kendaraan, rumah tangga dapat melakukan pemeriksaan
tekanan angin ban kendaraan. Tekanan angin ban kendaraan yang kurang
membuat konsumsi bahan bakar menjadi boros karena mesin butuh tenaga
ekstra untuk memutar ban.
4. Perawatan Mesin Kendaraan Bermotor. Selain dilihat dari bahan bakar utama
yang digunakan untuk kendaraan bermotor yang nantinya dapat merusak
lingkungan yaitu dapat dilihat dari perawatan secara rutin yang dilakukan
rumah tangga terhadap mesin kendaraan bermotor yang dimiliki, dan hal ini
juga berpengaruh dengan sikap peduli terhadap lingkungan.
5. Penggunaan Kendaraan Bermotor. Apabila dilihat dari penggunaannya, sepeda
motor lebih sering digunakan sendiri sedangkan mobil sering digunakan
secaar bersama. Penggunaan kendaraan bermotor secara sendiri akan
23
membutuhkan lebih banyak bahan bakar yang pada akhirnya menghabiskan
bahan bakar dan menimbulkan lebih banyak emisi gas rumah kaca.
6. Usaha Mengurangi Penggunaan Kendaraan Bermotor Pribadi. Kesadaran dan
kepedulian rumah tangga terhadap lingkungan dapat dilihat juga dari usaha
rumah tangga tersebut dalam mengurangi penggunaan kendaraan bermotor
pribadi. Semakin banyak rumah tangga yang mengurangi penggunaan
kendaraan bermotor pribadi, maka semakin sedikit kendaraan bermotor yang
berada di jalanan sehingga dapat mengurangi emisi buangan yang berbahaya
bagi lingkungan dan kesehatan.
d) Pengelolaan Sampah
1. Kebiasaan Membuang Sampah. Kebiasaan rumah tangga dalam membuang
sampah dapat dikategorikan menjadi dua cara, yaitu membuang sampah degan
cara yang tidak ramah lingkungan dan membuang sampah dengan yang lebih
ramah lingkungan. Adapun yang dimaksud membuang sampah dengan cara
2. Tidak ramah lingkungan seperti ditimbun/dikubur, dibakar, dibuang ke
laut/sungai/got, dibuang sembarangan (tanah lapang, kebun, dan lain-lain).
3. Perilaku Pemilahan Sampah Mudah Membusuk dan Tidak Mudah Membusuk.
Pengelolaan sampah dalam rumah tangga idealnya harus dipilah terlebih
dahulu sebelum dibuang , yaitu antara sampah yang mudah membusuk dan
tidak mudah membusuk, karena hal ini akan memudahkan proses pengolahan
sampah pada tahapan berikutnya.
24
4. Perilaku terhadap Barang Bekas Layak Pakai. Barang bekas layak pakai
seperti baju bekas, sepatu bekas, perkakas, dan lain-lain bagi sebagian orang
dianggap sebagai sampah dan hanya dibuang tanpa dimanfaatkan kembali.
Bagi sebagian orang yang lain, barang bekas layak pakai tersebut dianggap
sebagai barang yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan lain, bahkan dijual.
e) Peduli Lingkungan Sekitar
1. Gangguan/Pencemaran Lingkungan. Pencemaran lingkungan hidup adalah
masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/ atau komponen
lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui
baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan, sebagimana tercantum
dalam undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Pencemaran lingkungan
yang dimaksud dalam survei ini dibagi menjadi 3 jenis, yaitu pencemaran
udara, pencemaran air dan pencemaran tanah.
2. Upaya Penanggulangan Gangguan/Pencemaran Lingkungan. Tekanan
terhadap lingkungan yang mengakibatkan pencemaran lingkungan, baik
pencemaran air, udara dan tanah perlu segera ditanggulangi. Sebagai bentuk
kepedulian terhadap lingkungannya, semestinya rumah tangga yang mengeluh
akan kondisi lingkungan sekitar tempat tinggalnya, akan melakukan upaya
atau respon untuk mengatasi pencemaran yang terjadi.
f) Mitigasi Bencana Alam
1. Rumah tangga yang mengalami bencana alam. Kejadian bencana alam
memiliki pengaruh yang besar terhadap manusia dan lingkungan. Desa rawan
25
Bencana. Rawan bencana adalah kondisi atau karakteristik geologis, biologis,
hidrologis, klimatologis, geografis, sosial, budaya, politik, ekonomi, dan
teknologi pada suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi
kemampuan mencegah, meredam, mencapai kesiapan, dan mengurangi
kemampuan menanggulangi dampak buruk bahaya tertentu.
2. Pengetahuan Tanggap Darurat Bencana. Upaya untuk meringankan bencana
secara efektif memiliki tiga unsur utama, yaitu penilaian bahaya, peringatan
dan persiapan.
Indikator tersebut merupakan hasil survei terhadap perilaku peduli lingkungan di
masyarakat umum. Sedangkan indikator kepedulian lingkungan siswa menurut
Astuti (2016: 6-7) yaitu berupa Pemanfaatan Energi, Pemanfaatan Air,
Pengelolaan Sampah, dan Peduli Lingkungan Sekitar.
Pemanfaatan Energi merupakan kegiatan manusia dalam menggunakan energi,
baik listrik, maupun minyak bumi. Dalam menggunakan energi secara efisien,
siswa dapat melakukan 3M yaitu Mematikan peralatan listrik yang sudah tidak
digunakan, Mencabut kabel peralatan listrik yang sudah tidak dipakai, dan
Mengatur suhu AC, daya Kulkas, daya Kipas Angin .
Dinas Cipta Karya Dan Tata Ruang Kabupaten Kendal (2016) menyampaikan,
pengelolaan sampah dapat di lakukan dengan mengurangi sampah dan menangani
sampah. Kegiatan mengurangi sampah dilakukan dengan 3R, Pembatasan
timbulan sampah (Reduce), Pendauran ulang sampah (Recycle), Pemanfaatan
26
kembali sampah (Reuse). Penanganan sampah meliputi kegiatan, pemilahan,
pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan pemrosesan akhir sampah.
E. Teori Etika Lingkungan
1) Paham Antroposentrisme
Dalam teori ini manusia dan kepentingannya dianggap paling menentukan
dalalm tatanan ekosistem. Tumbuhan dan hewan berstatus sebagai pelayan
kebutuhan manusia. Tindakan sosial manusia tidak berorientasi pada alam,
melainkan kekayaan alam semesta ini seperti binatang, tumbuh-tumbuhan,
pasir, air, udara, dan sebagainnya tiak lebih dipandang sebagai alat untuk
menggapai kesejahteraan manusia (Dwi Susilo, 2009: 61)
2) Paham Biosentrisme
Paham biosentrisme memiliki pokok-pokok pandangan sebagai berikut:
Pertama, alam memiliki nilai pada dirinya sendiri lepas dari kepentingan
manusia. Kedua, alam diperlakukan sebagai moral, terlepas bagi manusia ia
bermanfaat atau tidak, sebab alam adalah komunitas moral. Tindakan manusia
yang dianggap bermoral adalah dengan menghormati alam dan isinya (Dwi
Susilo, 2009: 99)
3) Paham Ekosentrisme
Ekosentrisme memandang hubungan antara alam dan kehidupan sosial dengan
pokok-pokok gagasan sebagai berikut: pertama, manusia dan kepentingannya
bukan lagi ukuran bagi sesuatu yang lain. Ia tidak hanya melihat spesies
manusia saja, tetapi juga memandang spesies lain. Kedua, pandangan tentang
27
lingkungan harus bersifat praktis. Artinya manusia dengan alam semesta harus
memiliki relasi yang etis (Dwi Susilo, 2009: 113).
F. Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai program Adiwiyata telah banyak dilakukan oleh beberapa
peneliti. Berikut ini adalah jurnal penelitian terdahulu yang membahas Program
Adiwiyata:
1) Yohana Febriyanti, dalam penelitian berjudul Pengaruh Program Adiwiyata
Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Peduli Lingkungan Hidup Siswa Di Sma
Negeri Kota Medan, penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif.
Teknik analisis menggunakan uji-t Independent Sample t-test. Hasil penelitian
menunjukkan (1) Terdapat pengaruh program Adiwiyata terhadap
pengetahuan lingkungan hidup siswa di SMA Negeri Kota Medan; (2)
Terdapat pengaruh program Adiwiyata terhadap sikap peduli lingkungan
hidup siswa di SMA Negeri Kota Medan; (3) Pengetahuan lingkungan hidup
siswa SMA Adiwiyata lebih tinggi dibandingkan dengan siswa SMA bukan
Adiwiyata di Kota Medan; (4) Sikap peduli lingkungan hidup siswa SMA
Adiwiyata lebih baik dibandingkan dengan siswa SMA bukan Adiwiyata di
kota Medan. Selain itu hasil penelitian juga menunjukkan bahwa tidak
terdapat perbandingan yang signifikan pegetahuan lingkungan hidup antara siswa
SMA Adiwiyata dengan siswa SMA bukan Adiwiyata (thitung = 1,53, p = 0, 127),
namun terdapat perbandingan yang signifikan sikap peduli lingkungan
hidup antara siswa SMA Adiwiyata dengan siswa SMA bukan Adiwiyata di
Kota Medan (thitung = 17,613, p = 0,000).
28
2) Siti Rohmaniyah, dalam penelitian yang berjudul Program Adiwiyata Untuk
Meningkatkan Perilaku Cinta Alam Siswa Di Sd Muhamadiyah Wirobrajan 3
Yogyakarta, Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dan jenis penelitian
kualitatif deskriptif. Hasil penelitian ini adalah : (1) Program adiwiyata ada 4
komponen, yaitu kebijakan berwawasan lingkungan yang meliputi visi, misi
dan tujuan, pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan, kegiatan lingkungan
yang berbasis partisipasif dari berbagai pihak, dan pengelolaan sarana dan
prasarana pendukung ramah lingkungan, (2) Penerapan program adiwiyata di
SD Muhamadiyah Wirobrajan 3 meliputi penerapan kurikulum berbasis
lingkungan, penerapan melalui partisipasif warga sekolah, dan penerapan yang
lain yaitu pengelolaan sarana dan prasarana yang mendukung lingkungan, (3)
Faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan program adiwiyata di
SD Muhamadiyah Wirobrajan 3 Yogyakarta meliputi adanya dukungan dari
seluruh warga sekolah (Kepala sekolah, tim adiwiyata, pendidik, karyawan dan
siswa), dukungan orang tua siswa, sarana dan prasarana, warga sekitar luar
sekolah, lembaga-lembaga dan badan lingkungan hidup. Faktor penghambatnya
yaitu peserta didik yang masih belum menyadari dan peduli terhadap
lingkungan, keterbatasan waktu untuk melaksanakan program adiwiyata, dan
kurangnya kekompakan guru, (4) Hasil yang sudah tercapai dari program
adiwiyata untuk meningkatkan perilaku cinta alam siswa di SD Muhamadiyah
Wirobrajan 3 Yogyakarta adalah siswa telah mampu menjaga kebersihan
lingkungan sekolah dengan cara piket, semutlis (Sepuluh Menit lingkungan
Sekolah), membuang sampah pada tempatnya dan memilah sampah
29
sesuai jenisnya, siswa mampu menanam, merawat dan melakukan pola hidup
sehat.
Berdasarkan pada penelitian terdahulu, penelitian ini dimaksudkan untuk
memperkaya penelitian tentang pengaruh program sekolah adiwiyata terhadap
perilaku peduli lingkungan serta menguatkan pentingnya perilaku peduli
lingkungan pada warga sekolah khususnya siswa.
G. Kerangka Berpikir
Program sekolah adiwiyata merupakan program pemerintah untuk meningkatkan
kepedulian terhadap lingkungan hidup di Indonesia. Program ini diadakan dengan
mempertimbangkan kondisi lingkungan hidup di Indonesia yang semakin
memburuk dan masyarakat Indonesia yang umumnya kurang memperhatikan serta
kurang memiliki sikap peduli terhadap kondisi lingkungan yang sudah semakin
kritis.
Sekolah merupakan lembaga yang tepat dalam membentuk serta mengubah
karakter seseorang. Oleh karena itu melalui sekolah adiwiyata diharapkan dapat
membantu meningkatkan pengetahuan dan pemahaman siswa tentang pentingnya
menjaga lingkungan hidup. Dengan meningkatnya pengetahuan dan pemahaman
siswa maka sekolah akan memberikan kesadaran terhadap lingkungan hidup pada
siswanya. Kesadaran ini yang nantinya akan terwujudkan dalam bentuk perilaku.
Perilaku peduli lingkungan merupakan perilaku manusia yang menjaga
lingkungannya dengan memanfaatkan sumber daya alam dengan bijak tanpa
mengeksploitasinya. Perilaku peduli lingkungan dapat dikaji menggunakan semua
30
teori etika lingkungan hidup yang mengakui bahwa alam semesta perlu dihormati.
Pada teori Antroposentrisme, menghormati alam didasari karena kepentingan
manusia bergantung pada kelestarian dan integritas alam. Sedangkan teori
Biosentrisme dan Ekosentrisme beranggapan bahwa manusia mempunyai
kewajiban moral untuk menghargai alam semesta dengan segala isinya karena
manusia adalah bagian dari alam (Fajriah, 2015: 19).
Manusia berkewajiban menghargai hak semua makhluk hidup untuk berada,
hidup, tumbuh, dan berkembang secara alamiah. Sebagai perwujudan nyata,
manusia perlu memelihara, melindungi, dan melestarikan alam beserta seluruh
isinya. Alam mempunyai hak untuk dihormati, bukan hanya karena kehidupan
manusia bergantung pada alam, tetapi karena kenyataan ontologis bahwa manusia
adalah bagian integral alam dan sebagai anggota komunitas ekologis. Kenyataan
ini menuntut manusia untuk memiliki kewajiban moral untuk menghormati
kehidupan (Fajriah, 2015: 20).
Manusia sudah seharusnya menyadari hak dan kewajiban mereka terhadap
lingkungan hidup yang mereka tinggali. Untuk itu perlu diteliti seberapa besar
pengaruh program sekolah adiwiyata dalam meningkatkan kesadaran serta
menciptakan perilaku peduli lingkungan yang langgeng pada siswa dan seluruh
warga sekolah.
31
Bagan 1. Kerangka Berpikir
Kesadaran akan Pelestarian Lingkungan
Hidup
Program Sekolah Adiwiyata Perilaku Peduli Lingkungan Siswa
1. Pengembangan kebijakan sekolah peduli dan berbudaya lingkungan 2. Pengembangan kurikulum
berbasis lingkungan 3. Pengembangan kegiatan
lingkungan berbasis partisipatif 4. Pengolaan sarana pendukung
sekolah yang ramah lingkungan.
Sumber : Data Primer 2017
1. Pemanfaatan Energi
2. Pemanfaatan Air
3. Pengelolaan Sampah
4. Peduli Lingkungan Sekitar
H. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,
dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan
(Sugiyono dalam Aris, 2015: 33).
Hipotesis penelitian ini yaitu:
Ha : Ada pengaruh program sekolah adiwiyata terhadap perilaku peduli
lingkungan siswa di SMA Negeri 2 Pringsewu
H0 : Tidak ada pengaruh program sekolah adiwiyata terhadap perilaku peduli
lingkungan siswa di SMA Negeri 2 Pringsewu
32
III. METODE PENELITIAN
A. Tipe Penelitian
Suatu metode penelitian akan memberikan arah dan cara untuk menyelesaikan
suatu permasalahan penelitian sehingga tujuan dapat tercapai. Penentuan metode
penelitian sangat penting karena dapat mengarahkan peneliti dalam
mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data penelitian. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif dengan tipe eksplanatori, karena penelitian
ini bermaksud menjelaskan pengaruh dan hubungan kausal antara variabel-
variabel dengan melalui pengujian hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya
(Aris, 2015: 34). Disebut penelitian kuantitatif karena data yang diperoleh,
diproses, dan ditampilkan adalah berupa angka.
B. Definisi Konseptual
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas (x) dan variabel
terikat (y). Karena pada dasarnya variabel x selalu mempengaruhi variabel y,
maka program sekolah adiwiyata sebagai variabel bebas (x) akan mempengaruhi
perilaku peduli lingkungan sebagai variabel terikat (y). Definisi konseptual dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Program sekolah adiwiyata (x) merupakan program pemerintah untuk
mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan.
33
b. Perilaku peduli lingkungan (y) merupakan bagian tindakan yang dihasilkan
dari pengetahuan masyarakat mengenai lingkungan. Hal ini didasari oleh
pendapat Sumarlin, dkk (2013: 39), yang menyatakan bahwa kepedulian
lingkungan adalah suatu keadaan psikologis berupa perhatian, kesadaran, dan
tanggungjawab terhadap kondisi pengelolaan lingkungan.
C. Definisi Operasional
Menurut Maknunah (2015: 38), definisi operasional dimaksudkan untuk
menghindari salah pengertian, sehingga variabel yang diteliti perlu didefinisikan
secara operasional sesuai tujuan penelitian. Definisi operasional bukan definisi
secara konseptual, tetapi secara praktik, nyata, sesuai lingkup objek penelitian
definisi operasional penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 1. Definisi Operasional
Variabel Definisi Operasional Indikator Skala
1. pengembangan
Program sekolah
kebijakan sekolah peduli dan berbudaya lingkungan
adiwiyata merupakan
program Kementrian 2. pengembangan
Lingkungan Hidup
kurikulum berbasis
Program dalam rangka Skala lingkungan.
Sekolah mendukung terciptanya
Adiwiyata pengetahuan dan 3. pengembangan kegiatan
Likert
(X) kepedulian warga
lingkungan berbasis
sekolah dalam upaya
partisipatif.
pelestarian lingkungan
(Sumarlin dkk, 4. pengelolan sarana
2013:39).
pendukung sekolah yang
ramah lingkungan.
Perilaku Perilaku peduli 1. Pemanfaatan Energi
Skala lingkungan adalah
Peduli
tindakan yang didasari 2. Pemanfaatan Air
Lingkungan Likert oleh suatu keadaan
(Y)
psikologis berupa 3. Pengelolaan Sampah
34
perhatian, kesadaran,
dan tanggungjawab 4. Peduli Lingkungan
terhadap kondisi Sekiar
pengelolaan
lingkungan (Sumarlin
dkk, 2013: 39).
Sumber : Data Primer 2017
D. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Pringsewu yang beralamat di
Jl.Diageng Kurniawan, Rejosari, Podosari, Kecamatan Pringsewu, Kabupaten
Pringsewu, Lampung. Pemilihan lokasi ini karena SMA Negeri 2 Pringsewu
merupakan sekolah model yang menjadi sekolah percontohan bagi sekolah lain di
Kabupaten Pringsewu yang berhasil mendapatkan penghargaaan Adiwiyata
tingkat provinsi. Namun dalam kondisi ini masih terlihat kesenjangan dalam
pemahaman arti sekolah model pada guru dan siswa. Mayoritas siswa memahami
sekolah model dalam arti sekolah yang modern, sehingga gaya berpakaian
seragam sekolahnya ketat dan berdandan. Oleh karena itu perlu dipastikan
efektivitas program ini terhadap perilaku peduli lingkungan siswa di SMA Negeri
2 Pringsewu agar menjadi sekolah percontohan yang baik di masyarakat umum
dan bagi sekolah lain.
E. Populasi dan Sampel
Populasi adalah kumpulan dari satuan-satuan elementer yang mempunyai
karakteristik dasar yang sama atau dianggap sama. Karakteristik dasar yang mana
dicerminkan d alam bentuk ukuran-ukuran tertentu (Yunus, dalam Meyzilia, 2015:
27). Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa SMA Negeri 2 Pringsewu
yang berjumlah 950.
35
Menurut Sugiyono (2008: 118), sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Semakin besar tingkat kesalahan aka
semakin kecil jumlah sampel yang diperlukan, dan sebaliknya, semakin kecil
tingkat kesalahan, maka akan semakin besar jumlah anggota sampel yang
diperlukan sebagai sumber data. Teknik pengambilan sampel secara simple
random sampling, pertimbangan yang digunakan adalah seluruh siswa SMA
Negeri 2 Pringsewu diwajibkan mengikuti program Adiwiyata yang telah
ditetapkan oleh sekolah sehingga semua siswa wajib mempunyai kesempatan yang
sama untuk dipilih menjadi sampel. Penentuan jumlah sampel mengacu pada tabel
penentu jumlah sampel pada populasi tertentu milik Isaac dan Michael dengan
menggunakan taraf kesalahan sebesar 5% yaitu diperoleh sampel sebesar 255 dari
950 jumlah populasi.
F. Teknik Pengumpulan Data
Setiap penelitian selalu berkaitan dengan data, karena seorang peneliti tidak akan
dapat mencapai sasaran penelitiannya tanpa data yang digunakan sebagai bahan
untuk dianalisis (Yunus, dalam Meyzilia, 2015: 29). Data yang dibutuhkan dalam
penelitian ini yaitu data mengenai keterlibatan siswa dalam program Adiwiyata
dan data mengenai partisipasi siswa dalam pengelolaan lingkungan tempat
tinggal. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan:
1. Angket
Angket merupakan alat pengumpulan data yang berupa daftar pertanyaan, untuk
memperoleh keterangan dari sejumlah responden (sumber yang diambil datanya
melalui angket) (Sugiono, dalam Khoir, 2015: 52). Teknik ini penulis gunakan
36
untuk mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan program sekolah adiwiyata
dan perilaku peduli lingkungan siswa. Tujuan dari penggunaan angket ini adalah
memperoleh data secara numerik dari penelitian.
2. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa
berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. dokumen
yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, ceritera,
biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen berbentuk gambar, misalnya foto,
gambar hidup, dan sketsa. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni,
yang dapat berupa gambar, patung, dan film (Sugiono, dalam Khoir, 2015: 54).
Dengan teknik dokumentasi peneliti memperoleh data berupa foto siswa saat
pengisian kuesioner.
G. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan berupa angket yang berisi daftar
pertanyaan serta pedoman wawancara untuk kepentingan penjelasan data primer,
termasuk untuk kepentingan pengamatan. Data yang dikumpulkan dalam
penelitian ini terbagi menjadi dua sumber, yaitu data primer dan data sekunder.
Data-data tersebut adalah sebagai berikut:
1. Data Primer, yaitu data mengenai variabel utama yang meliputi beberapa
indikator variable-variable yang diteliti. Data atau informasi ini diperoleh melalui
kuesioner yang dibagikan kepada responden.
2. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari instansi, atau lembaga
terkait, serta hasil penelitian yang dipublikasikan. Data-data tersebut mencakup:
37
Nama dan jumlah siswa SMA Negeri 2 Pringsewu yang menjadi responden dan
profil sekolah.
H. Teknik Pengolahan Data
1. Tahap Editing
Pada tahap ini data yang telah terkumpul melalui pertanyaan (kuesioner) ataupun
pada wawancara perlu dibaca kembali apabila untuk melihat apakah ada hal-hal
yang masih meragukan dari jawaban responden, jadi editing bertujuan untuk
memperbaiki kualitass data dan menghilangkan keraguan data.
2. Tahap Koding
Setelah tahap editing selesai, maka data-data yang berupa jawaban-jawaban
responden perlu diberi kode untuk memudahkan dalam menganalisis data. Hal ini
sangat penting, apalagi jika proses pengolahan data dilakukan dengan melihat
jawaban dari jenis pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner.
3. Tahap Tabulating
Tabulasi data merupakan proses pengolahan data yang dilakukan dengan cara
memasukkan data ke dalam tabel atau dapat dikatakan bahwa tabulasi data adalah
penyajian data dalam bentuk tabel atau daftar untuk memudahkan dalam
pengamatan dan evalusai. Hasil tabulasi data ini dapat menjadi gambaran tentang
hasil penelitian, karena data-data yang diperoleh dari lapangan sudah tersusun dan
terangkum dalam tabel-tabel yang mudah dipahami maknanya. Selanjutnya
peneliti bertugas untuk memberi penjelasan dan keterangan dengan menggunakan
kalimat atas data-data yang telah diperoleh.
38
4. Tahap Interpretasi
Setelah data yang terkumpul dianalisis dengan teknik statistik hasilnya harus di
interpretasikan atau ditafsirkan agar kesimpulan-kesimpulan yang penting mudah
ditangkap pembaca. Interpretasi merupakan penjelasan terperinci tentang arti
sebenarnya dari materi yang telah dipaparkan, selain itu juga dapat memberikan
arti yang lebih luas dari penemuan penelitian.
I. Prosedur Penelitian
1. Persiapan Penelitian
Hal pertama yang perlu dilakukan saat persiapan penelitian adalah observasi
instansi yang akan menjadi obyek penelitian. Langkah kedua adalah
mengidentifikasi masalah yang ada di dalam instansi tersebut. Langkah ketiga
adalah menentukan rumusan masalah, tujuan penelitian dan batasan-batasan
masalah agar pembahasan penelitian tidak menyimpang jauh. Langkah keempat
adalah studi literatur sebagai bahan perbandingan dengan penelitian lain dan
panduan dalam memperoleh data serta proses analisis (Christianto, 2014: 18).
2. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan mulai
dari pengumpulan data penelitian yakni dengan menggunakan kuesioner,
penjelasan tentang profil dan data responden yang diteliti, tabulasi data, dan
validasi aktual penelitian (Saputro, 2008: 62).
3. Pengumpulan Data
Pengolahan data penelitian dilakukan untuk menjadikan data tersebut lebih mudah
dipahami. Pengolahan diartikan sebagai mengerjakan, mengusahakan dan
39
berupaya menjadikan supaya suatu barang lebih terlihat berbeda dari yang lainnya
dan membuatnya lebih sempurna. Arti kata dari pengolahan bisa disebut sebagai
cara, proses ataupun perbuatan mengolah. Sedangkan data diartikan sebagai suatu
keterangan yang disajikan dalam bentuk nyata dan benar, dapat disebut juga
sebagai suatu keterangan atau bahan yang dijadikan untuk dasar kajian
(Christianto, 2014: 19).
4. Teknik Analisis Data dan Alat Ukur
Menurut Plato dalam Aris (2015: 43), analisis data adalah proses mengatur data,
mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar.
Plato membedakan dalam berbagai penafasiran, diantaranya memberikan arti yang
signifikan terhadap analisis, menjelaskan pola, uraian dan mencari hubungan
diantara dimensi-dimensi uraian. Selain itu Bodgan dan Taylor mendefinisikan
analisis data sebagai proses yang merinci usaha formal untuk menemukan tema
dan merumuskan hipotesis seperti yang disarankan oleh data, dan sebagai usaha
untuk memberikan bantuan tema pada hipotesis itu. Dapat disimpulkan bahwa
analisis data merupakan proses pengorganisasian untuk mengatur data ke dalam
suatu pola, kategori, serta uraian dasar.
Dalam penelitian ini menggunakan regresi linier sederhana dikarenakan analisis
regeresi linier sederhana digunakan untuk menentukan ramalan dari suatu
distribusi data yang terdiri dari variabel terikat (Y) dan variabel bebas (X) yang
memiliki bentuk hubungan yang linier. Adapun rumus persamaan sebagai berikut:
40
Y=a+Bx
Keterangan:
Y= Nilai dari variabel terikat
X= Nilai dari variabel bebas
a= Nilai konstanta
b= Koefisien regresi
Untuk menghitung signifikansi persamaan regresi adalah dengan membandingkan
harga F empirik dengan F teoritik yang terdapat pada table nilai-nilai F. Apakah
ada pengaruh yang signifikan dari variabel X terhadap variabel Y, maka hasil
perhitungannya dibandingkan dengan taraf signifikan 5%. Jika F hitung > F tabel
maka H0 ditolak dan Ha diterima yaitu terdapat pengaruh variabel X terhadap
variabel Y. Adapun rumus untuk mencari F empirik atau F hitung menggunakan
rumus:
Freg = Rkreg
Rkres
Keterangan:
Freg = Harga F garis regresi
Rkreg = Rerata kuadrat garis regresi
Rkres = Rerata kuadrat residu
Untuk melakukan perhitungan dengan rumus-rumus di atas, peneliti menggunakan
bantuan program SPSS versi 22.0 for windows (Fairuzzabadi, 2014: 46)
a. Analisis Pendahuluan
Penelitian ini dilakukan untuk mengumpulkan data-data terkait tentang program
sekolah adiwiyata dan perilaku peduli lingkungan siswa yang bersifat ordinal.
41
Dalam pembuatan angket, skala ukur yang digunakan adalah skala Likert. Setiap
pernyataan terdiri dari empat pilihan kategori jawaban. Item yang mendukung
pernyataan atau searah dengan pernyataan (favourable) mempunyai sistem
penilaian sebagai berikut: sangat sering (SS) skor 5; sering (S) skor 4; biasa saja
(BS) skor 3; jarang (J) skor 2; tidak pernah (TP) skor 1 (Fairuzzabadi, 2014: 41).
b. Tahap Klasifikasi Data
Adapun tahap-tahap dari klasifikasi data antara lain :
1. Pemeriksaan jumlah angket yang terkumpul sesuai dengan jumlah angket yang
tersebar.
2. Memeriksa keutuhan jumlah lembaran angket, dan dipastikan tidak kekurangan
lembaran dalam tiap angket.
3. Memeriksa jumlah angket yang bisa diolah.
4. Mengelompokkan angket-angket tersebut berdasarkan variabel yang
bersangkutan.
c. Uji Instrumen
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untukmengukur valid atau tidaknya suatu penelitian yakni,
menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin
diukur. Apabila semua komponen yang diukur valid, maka hasil pengukuran
dengan masing-masing komponen akan berkorelasi satu sama lain. Cara yang
digunakan untuk mengukur validitas kuesioner penelitian ini dengan
menggunakan validitas konstruksi (contruct validity) (Aris, 2015:44).
42
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indikator tingkat keandalan atau kepercayaan terhadap suatu
hasil pengukuran (Morissan, dalam Aris, 2015:44). Reliabilitas merupakan istilah
yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran realtif
konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih. Suatu penelitian
disebut reliable atau memiliki keandalan konsisten memberikan jawaban yang
sama. Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan metode crumback alpha.
Metode alpha merupakan suatu metode untuk mencari reliabilitas alat ukur dari
satu kali pengukuran (Abdi, dalam Aris, 2015:45).
5. Interpretasi
Interpretasi mengacu pada proses menyusun kesimpulan yang digambarkan dari
data yang berhasil dikumpulkan setelah proses analisis data. Interpretasi adalah
proses pencarian makna yang lebih luas dari temuan penelitian (Martono, 2016:
124).
6. Kesimpulan
Menarik kesimpulan penelitian selalu harus mendasarkan pada semua data yang
diperoleh dalam kegiatan penelitian. Penarikan kesimpulan harus didasarkan atas
data, bukan angan-angan atau keinginan peneliti. Apabila kesimpulan penelitian
merupakan jawaban dari permasalahan yang dikemukakan, maka isi maupun
banyaknya kesimpulan yang dibuat juga harus sama dengan isi dan banyaknya
permasalahan (Arikunto, 2002: 311)
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Berdirinya SMA Negeri 2 Pringsewu
SMAN 2 Pringsewu terletak di jalan Mekarsari, nomor 288, Kelurahan Podosari,
Kecamatan Pringsewu, Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung. Posisi geografis
terletak pada garis lintang -5,3324 dan garis bujur 104,9818. Luas tanah sekolah
sebesar 20.000m2.Pada awal mula berdiri, sekolah ini bernama SPG Negeri
Pringsewu. Kemudian mengalami alih fungsi berdasarkan SK Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan RI No. 0426/0/1991 tertanggal 15 Juli 1991 menjadi SMA
Negeri 3 Pringsewu ditetapkan di Jakarta dan mulai berlaku sejak 1 Juli 1991.
Sekolah ini dibangun dari dana iuran BP3 tahun 1985 dengan luas tanah
20.095m2yang oleh BP3 diserahkan ke pihak sekolah dan sudah disertifikasi
sebagai milik Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, dengan nomor akte No.
ACD 861075 tertanggal 2 September 1992 dan sejak saat itu pindah ke lokasi baru
pada tahun 1995/1996. Lokasi lama beralamat di jalan Jenderal Ahmad Yani No.
996 Pringsewu yang telah ditempati sejak tahun 1968 telah diambil alih oleh
Kanwil Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung dan
diberikan untuk saranabelajar SMP N 3 Pringsewu. SMA N 3 Pringsewu berganti
nama menjadi SMA N 2 Pringsewu pada tahun 2007. Lencana Sekolah Model
52
diperoleh SMA N 2 Pringsewu pada tahun 2010. Pada tahun 2017 SMA N 2
Pringsewu berhasil mendapat predikat sebagai Sekolah Adiwiyata.
Kondisi sanitasi sekolah terkelola dengan baik terlihat dari data kecukupan air
yang berstatus cukup serta sekolah memproses air sendiri yang bersumber dari
Ledeng/PAM. SMAN 2 merupakan sekolah model yang menjadi percontohan
bagi sekolah lain dan masyarakat sekitar. Saat ini SMAN 2 Pringsewu telah
menyandang predikat sekolah Adiwiyata dan berakreditasi A. Mulai berdiri
hingga sekarang SMA Negeri 2 Pringsewu mengalami sepuluh kali periode atau
pergantian kepala sekolah. Adapun periodesasi jabatan kepala sekolah di SMA
Negeri 2 Pringsewu dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 2. Periode Jabatan Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Pringsewu
No. Nama Periode
1 Drs. Armi Yuli, ST.MKS. 1990-1996
2 Suharto, BA 1996-2000
3 Dra. Hermin Budiarsi 2000-2002
4 Drs. Jusman Efendi 2002-2004
5 Drs. Hi. Johar Arifin 2004-2008
6 Drs. Hi. Samsir Kasim 2008-2010
7 Drs. Jumani Darjo, M,Pd 2010-2011
8 Mohamad Fauzan, M.Pd 2011-2012
9 Jumiran, M.Pd 2011-2017
10 Jahara, M.Pd 2017-sekarang
Sumber : Data Sekunder 2018
B. Sarana dan Prasarana
Kondisi sarana dan prasarana SMA Negeri 2 Pringsewu sudah terbilang baik. Hal
ini ditunjukkan dengan jumlah sarana yang memadai dan statusnya yang
layak.Kelayakan dan jumlah diketahui dari sumber data sekunder yang diperoleh
dari sekolah.SMA Negeri 2 Pringsewu juga dilengkapi dengan prasaran berupa
53
Aula, Laboratorium, Perpus, serta Lapangan olahraga yang luas.Prasarana berupa
jalan menuju ke sekolah juga sudah baik, hanya saja terdapat jalan dengan banyak
lubang beberapa meter sebelum sampai di gapura SMA Negeri 2
Pringsewu.Sekolah ini juga dapat dijangkau melalui lebih dari satu jalur,
dikarenakan masih ada jalan alternatif menuju SMA Negeri 2 Pringsewu.
Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 24 Januari 2018, lingkungan perumahan
di sepanjang perjalanan dari gapura sampai ke gerbang sekolah kondisinya bersih
dan nyaman.
Tabel 3. Sarana Sekolah
Jenis Sarana Jumlah Jenis Sarana Jumlah
Meja 951 Toilet 4
Kursi 951 Gawang Lompat Tinggi 1
Papan Tulis 32
Matras 5
Lemari dan Rak 65
Peralatan Bola Basket 1
Tempat Sampah 34
Peralatan Bola Voli 2
Jam Dinding 38
Brangkas 1
Kotak Kontak 27
Peralatan LAB Fisika 119
Simbol Kenegaraan 29
Peralatan LAB Kimia 859
Kipas Angin 51
Peralatan UKS 11
Komputer 63
Acces Point 6
Printer 4 Perangkat Musik Etnis dan
AC 9 Modern 8
LCD Proyektor 3 Router 2
Sumber : Data Sekunder 2017
C. Siswa dan Guru
Tabel 4. Jumlah Peserta Didik Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah
Laki-laki 335
Perempuan 596
Total 931
Sumber : Data Sekunder 2017
54
Tabel 5.Jumlah Peserta Didik Berdasarkan Usia
Usia L P Total
< 6 tahun 0 0 0
6 – 12 tahun 0 1 1
13 – 15 tahun 92 224 316
16 – 20 tahun 243 371 614
> 20 tahun 0 0 0
Total 335 596 931
Sumber : Data Sekunder 2017
Tabel 6. Jumlah Siswa Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat
L P Total Pendidikan
Tingkat 11 109 204 313
Tingkat 12 104 168 272
Tingkat 10 122 224 364
Total 335 596 931
Sumber : Data Sekunder 2017
Berdasarkan tabel di atas, jumlah siswa di SMA Negeri dua terbilang
banyak.Kondisi siswa didominasi oleh perempuan dan jumlah siswa kelas 10
lebih banyak dibandingkan kelas 11 dan 12.Saat ini jumlah guru di SMA Negeri 2
Pringsewu adalah 74 orang 12 orang sebagai staf karyawan.
D. Visi dan Misi Sekolah
1. Visi sekolah :
Unggul dalam prestasi dan berbudaya lingkungan berdasarkan religi.
Indikator visi pada tahun 2019 :
a. Terwujudnya lulusan yang berakhlak mulia, jujur, dan berintegritas tinggi
(dengan rerata UN> 70, HUN> 85%), serta berdaya saing tinggi masuk ke
perguruan tinggi (minimal 85% lulusannya terserap di perguruan tinggi).
b. Dapat meraih pada kejuaraan tingkat Kabupaten, Provinsi, Nasional, ataupun
Internasional minimal 100 piala/sertifikat juara.
55
c. Menjadi sekolah Adiwiyata tingkat Nasional, yang memiliki lingkungan
bersih, sehat, asri, indah, nyaman dan aman.
d. Terwujudnya suasana religious dan toleransi bagi setiap warga sekolah dalam
meraih nilai taqwa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
e. Terciptanya keharmonisan , kekeluargaan, kesejahteraan dan kenyamanan
dalam menjalankan aktivitas warga sekolah sehari-hari.
2. Misi sekolah:
1. Meningkatkan keimanan terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa dalam rangka
meraih derajat taqwa dan insan yang berakhlak mulia.
2. Mengembangkan Standar Nasional Pendidikan (SNP) untuk mewujudkan
sekolah unggul yang disiplin, mandiri, berprestasi, dan cinta lingkungan
hidup.
3. Melaksanakan proses pembelajaran yang berorientasi pada peningkatan
kompetensi peserta didik.
4. Mengembangkan pendidikan berbudaya lingkungan menuju sekolah adiwiyata
tingkat Kabupaten, Provinsi, dan Nasional.
5. Melaksanakan kegiatan ekstrakulikuler, ketrampilan, dan wirausaha untuk
mengebangkan potensi peserta didik.
6. Mengembangkan system komputerisasi sekolah.
7. Mengembangkan tata kelola dan sarana-prasarana sekolah serta menjalin
kerjasama dengan orang tua, komite, dan pemangku kepentingan lainnya.
8. Mengembangkan kopetensi dan ketrampilan pendidikan tenaga kependidikan,
serta mengupayakan peningkatan kesejahteraannya untuk memaksimalkan
kinerja dan pelayanan terbaik bagi peserta didik.
56
3. Tujuan sekolah:
a) Tujuan umum :
1. Memiliki sistem meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap tuhan yang
maha kuasa, dan sarana pendukung kegiatan keagamaan di sekolah.
2. Memiliki perangkat, sumber daya manusia, sarana prasarana, pengelolaan, dan
pembiayaan sekolah yang memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP).
3. Terlaksananya pendidikan secara professional untuk menghasilkan lulusan
yang berkepribadian unggul, berakhlak mulia, cerdas komprehensif, dan siap
memasuki jenjang pedidikan yang lebih tinggi.
4. Terpenuhinya perangkat pembelajaran, terlaksananya proses pembelajaran,
dan dilakukannya penilaian yang terukur dan berkesianambungan.
5. Tercapainya sekolah Adiwiyata tingkat kabupaten, provinsi dan nasional.
6. Terselenggaranya kegiatan ekstrakurikuler, keterampilan, dan kewirausahaan
dalam upaya pengembangan diri peserta didik.
7. Memiliki pendidik dan tenaga kepenndidikan yang professional sehingga
dapat emberikan pelayanan pria kepada peserta didik.
8. Terbentuknya manajemen sistem komputerisasi sekolah dalam rangka
penerapan pembelajaran, penilaian , sistem inforasi, dan komunikasi, serta
sistem administrasi berbasis computer.
9. Terwujudnya kerja sama kemitraan secara sinergis dengan pihak lain dalam
rangka memperluas pelayanan terhadap peserta didik.
b) Tujuan khusus:
1. Meningkatnya kedisiplinan peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan
untuk terciptanya suasana pebelajaran yang kondusif.
57
2. Meningkatnya aktivitas warga sekolah yang didasarkan jiwa religious.
3. Meningkatnya daya serap pelajaran hingga 100 % adan rata-rata nilai ujian
nasional > 70, dengan integritas tinggi.
4. Terserapnya lulusan masuk ke perguruan tinggi hingga > 85%.
5. Memiliki pendidik dan tenaga kependidikan yang professional.
6. Terwujudnya sistem komputerisasi untuk pembelajaran, penilaian, informasi,
komunikasi dan administrasi sekolah.
7. Memiliki tim olimpiade dan lomba bidang akademik yang mampu menjadi
juara di tingkat kanupaten, provinsi, nasional atau inetrnasional.
8. Memiliki tim olimpiade dan lomba bidang non akademik yang mampu
menjadi juara di tingkat kanupaten, provinsi, nasional atau internasional.
9. Memiliki duta/delegasi peserta didik yang mampu tampil di tingkat kapubaten,
provinsi, nasional atau internasional.
10. Memiliki warga sekolah yang peduli terhadap lingkungan hidup sehingga
terwujud sekolah Adiwiyata.
11. Terjalin kerjasama dengan pemangku kepentingan guna mendukung
pelayanan peserta didik.
E. Kondisi Lingkungan Sekolah
SMA Negeri 2 Pringsewu letaknya lumayan jauh dari jalan raya utama.Hal ini
mendukung kenyamanan suasana bagi kegiatan belajar mengajar.Kondisi
bangunan sekolah juga sangat baik serta didukung dengan lingkungan yang
asri.Di sela-sela kelas terdapat kran disertai sabun pencuci tangan.Di depan setiap
kelas terdapat tanaman hijau yang membuat suasana menjadi sejuk. Lapangan
tempat berolahraga juga terlihat hijau dan terawat dengan bersih. Kondisi setiap
58
ruangan di sekolah juga bersih di dukung dengan kondisi pintu dan ventilasi yang
baik, sehingga pergantian udara segar juga terjaga. Kantin yang tersedia di
sekolah juga terlihat bersih.Makanan yang dijual juga makanan sehat dan bebas
dari penggunaan kantong plastik.
F. Gambaran Pelaksanaan Program Sekolah Adiwiyata di SMA Negeri 2
Pringsewu
Implementasi program sekolah adiwiyata seperti yang disampaikan oleh bapak
Amrizal selaku ketua tim adiwiyata SMA Negeri 2 Pringsewu yaitu dalam
pelaksanaan program adiwiyata bapak Amrizal dan tim berpedoman pada
peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2013 tentang pedoman
pelaksanaan program adiwiyata. Selain itu, semua indikator yang ada telah
dilaksanakan dengan baik.
Bapak Amrizal juga menyampaikan bahwa dalam pelaksanaan indikator sekolah
adiwiyata hampir tidak didapatkan kendala, karena dalam penyediaan sarana dan
prasarana yang mendukung sekolah menjadi ramah lingkungan dapat kami
laksanakan dengan mudah.Dalam pengembangan indikator, kegiatan berbasis
partisipatif juga telah terlaksana.Setiap siswa mendapatkan pelajaran mengenai
teori dan praktek dari pengelolahan sampah.
103
VI. PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pengaruh program sekolah
adiwiyata terhadap perilaku peduli lingkungan siswa di SMA Negeri 2 Pringsewu,
kesimpulan yang didapat adalah :
1. Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan bahwa adanya pengaruh
program sekolah adiwiyata terhadap perilaku peduli lingkungan siswa. Besaran
pengaruh tersebut dapat dilihat melalui hasil perhitungan koefisien determinasi
(R) yaitu sebesar 0,488. Hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara
kedua variabel. Pengaruh tersebut juga menunjukkan suatu hubungan yang
ditunjukkan oleh nilai korelasi (r) yaitu sebesar 0,239 dimana berdasarkan
pedoman interpretasi koefisien korelasi milik sugiyono (2014) termasuk dalam
kategori lemah.
2. Berdasarkan hasil analisis regresi sederhana didapatkan adanya pengaruh
program sekolah adiwiyata terhadap perilaku peduli lingkungan siswa. Pengaruh
yang ditunjukkan yaitu dengan melihat hasil uji F (F-test) dimana berdasarkan
hasil perhitungan statistik untuk variabel X (Program Sekolah Adiwiyata) hasil
pengolahan data menunjukkan F-hitung > F-tabel, yaitu 79,278 > 3,89 dan sig
104
0,000 < 0,05 (dalam kasus penelitian ini menggunakan taraf signifikansi yaitu
5%) . Maka Ha di terima sedangkan Ho ditolak. Artinya bahwa terdapat pengaruh
antara program sekolah adiwiyata terhadap perilaku peduli lingkungan siswa.
Persamaan regresi linear sederhana pada penelitian ini diperoleh persamaan yaitu
Y = 1,301 + 0,687X. Artinya adalah konstanta sebesar 1,301 menyatakan bahwa
jika tidak ada variabel independent atau program sekolah adiwiyata (X = 0), maka
perkembangan perilaku peduli lingkungan siswa sebesar 1,301. Disimpulkan
bahwa jika tidak ada program sekolah adiwiyata maka perilaku peduli lingkungan
siswa sebesar 1,301 yang berarti rendah Selanjutnya perilaku peduli lingkungan
siswa akan meningkat apabila mendapat pengaruh dari program sekolah adiwiyata
sebesar 0,687.
B. Saran
Dalam rangka menyempurnakan hasil penelitian serta mengoptimalkan program
sekolah adiwiyata terhadap perilaku peduli lingkungan siswa maka dapat
dirumuskan beberapa saran antara lain:
1. Bagi Peneliti Lain
Peneliti menyarankan untuk mengkaji lebih lanjut dengan variabel lainnya di luar
penelitian ini. Hal ini perlu dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor lain yang
mempengaruhi perilaku peduli lingkungan siswa selain program sekolah
adiwiyata.
2. Bagi pihak Sekolah
Kepada seluruh warga sekolah mulai dari kepala sekolah, guru dan staf serta siswa
di SMA Negeri 2 Pringsewu diharapkan untuk terus dapat mempertahankan
105
bahkan meningkatkan kondisi terpeliharanya lingkungan hidup disekolah maupun
disekitar sekolah, serta perilaku seluruh warga sekolah yang peduli akan
lingkungan hidup.
3. Bagi Pemerintah
Kepada pihak pemerintah untuk selalu mendampingi dan mengawasi sekolah-
sekolah yang menerapkan program sekolah adiwiyata dengan tujuan memonitor
sejauh mana perkembangan dan peningkatan program tesebut berjalan di
lapangan.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku:
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta: Jakarta
Martono, Nanang. 2016. Metode Penelitian Sosial Konsep-konsep Kunci. Jakarta:
RajaGrafindo Persada.
Sugiyono. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitaif, Kualitatif, dan RAD. Alfabeta: Bandung.
Susilo, Dwi R. K. 2009. Sosiologi Lingkungan. Rajawali Pers, Jakarta. 214 hlm.
Sumber Dokumen:
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Sumber Jurnal:
Afandi, Rifki. 2013. Integrasi Pendidikan Lingkungan Hidup melalui Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar sebagai Alternatif Menciptakan Sekolah Hijau. Pedagogia Vol. 2, No. 1, Februari 2013: halaman 98-108
AG, Al Fairuzzabadi. 2014. Pengaruh Regulasi Diri terhadap Perilaku.
Delinquency pada Santri MTs Pondok Pesantren Al-Mu’minien Lohbener. http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/1661. Diakses pada 30 Oktober
2017.
Astuti, S. 2016. Kepedulian Lingkungan pada Siswa Sekolah Adiwiyata (Studi di SMP Negeri 7 Yogyakarta)
Christianto, David. 2014. Usulan Sistem Penjadwalan Produksi Plant 1 dan Plant 2 di PT X. http://e-journal.uajy.ac.id. Diakses pada 18 Oktober 2017.
Febriyanti, Yohana. 2016. Pengaruh Program Adiwiyata Terhadap Pengetahuan Sikap Peduli Lingkungan Hidup Siswa Di SMA Neggeri Kota Medan. (Tesis). Universitas Negeri Medan. Medan
Hidayati, Nanik. 2013. Perilaku Warga Sekolah dalam Program Adiwiyata di SMK Negeri 2 Semarang. Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan 2013 ISBN 978-602-17001-1-2 149
Iswari, RD. dan Utomo, SW. 2017. Evaluasi Penerapan Program Adiwiyata
Untuk Membentuk Perilaku Peduli Lingkungan di Kalangan Siswa (Kasus:
SMA Negeri 9 Tangerang Selatan dan MA Negeri 1 Serpong). Jurnal Ilmu
Lingkungan.
Iriandany, ID. 2013. Perilaku Belajar Matematika Siswa Sekolah Menengah
Pertama Luar Biasa Tunagrahita Mampu Didik Bagaskara Sragen.
(Skripsi). Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta
Jakfar, dkk. 2014. Hubungan Persepsi Guru dengan Tindakan Siswa dalam
Pengelolaan Lingkungan Hidup di SMP Negeri 2 Indrajaya. Jurnal Biologi
Edukasi Edisi 12, Volume 6 Nomor 1, Juni 2014, hal 16-18
Jumadil dkk. 2015. Penerapan Program Adiwiyata pada Aspek Kognitif, Afektif
dan Psikomotor Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup Sekolah Dasar di Kota Kendari. J. Sains & Teknologi, Agustus 2015, Vol.15 No.2 : 195 – 202
Issn 1411-4674195
Kahfi, Ashabul. 2014. Kejahatan Lingkungan Hidup. Jurnal Hukum Pidana dan Ketatanegaraan Vol.3 No.2
Khoir, Miftakhul. 2015. Hubungan Antara Manajemen Sekolah Berbasis Adiwiyata Dengan Peningkatan Motivasi Ekstrinsik Peserta Didik Di SMPN 36 Surabaya. (Tesis). UIN Sunan Ampel. Surabaya
Landriany, Ellen. 2014. Implementasi Kebijakan Adiwiyata dalam Upaya
Mewujudkan Pendidikan Lingkungan Hidup di SMA Kota Malang. Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan Volume 2, Nomor 1, Januari
2014; 82-88 ISSN: 2337-7623; EISSN: 2337-7615.
Meyzilia, Arvina. 2015. Hubungan Antara Keterlibatan Siswa pada Program
Adiwiyata dengan Partisipasi Siswa dalam Pengelolaan Lingkungan Tempat Tinggal
Mirza D. 2015. Mewujudkan Masyarakat Berkarakter Peduli Lingkungan melalui Program Adiwiyata.Sosio Didaktika: Social Science Education Journal, 2 (1), 2015, 31-37
Muhria, Lanlan. 2016. Definisi dan Fungsi Sekolah. https://www.lyceum.id/ definisi-dan-fungsi-sekolah. Diakses pada 10 Oktober 2017.
Riski, N. 2016. Evaluasi Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendukung Ramah Lingkungan pada Program Adiwiyata di SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta
Saputro, AT. 2008. Identifikasi Risiko dalam Aspek Prasarana Lingkungan Perumahan yang Berpengaruh terhadap Kinerja Biaya Developer. http://lib.ui.ac.id. Diakses pada 18 Oktober 2017.
Triwardani, Rachma. 2013. Pembudayaan Karakter Peduli Lingkungan Melalui
Kegiatan Bank Sampah Di Desa Duwet Kecamatan Bendo Kabupaten Magetan. Kajian Moral Dan Kewarganegaraan. Nomor 1 Volume 3 Tahun
2013.ss
Sumber Web:
Badan Pusat Statistik. 2015. Statistik Lingkungan Hidup Indonesia.
Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Kendal. 2016. Pengolahan Sampah dengan Sistem 3R (Reduce, Reuse, Recycle). http://ciptaru.kendalkab.go.id/docs/pengumuman/pengelolaan_sampah_deng an_3_r.pdf. Diakses pada 12 Oktober 2017.
Kementerian Lingkungan Hidup. 2012. Kerjasama Kementerian Lingkungan Hidup dengan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan. http://www.menlh.go.id/informasi-mengenai-adiwiyata/. Diakses pada 30 Oktober 2017.
Kuniadi, N. 2017. Menyongsong Generasi Hemat Energi di Masa Depan.
https://www.kompasiana.com/nkurniadi/menyongsong-generasi-hemat-energi-di-masa-depan_59a2925004ca2456c9066dd2. Diakses pada 12
Oktober 2017.
Top Related