‘Community Health Oriented Program’Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara
LATAR BELAKANG DAN FAKTA
Masalah kesehatan : * Penyakit yang dipengaruhi
lingkungan * Kualitas pelayanan kesehatan Kemajuan pesat dalam bidang kedokteran dan teknologi (pendekatan biomolekular) Globalisasi: * Era kompetisi
* Era informasi Perkembangan pendidikan kedokteran Etika dan Hak Azasi Manusia
Tantangan abad 21
Belajar sepanjang hayat (‘Life-long learning’)
Mencetak dokter yang mampu memikul tanggung jawab antara lain untuk:
1. Senantiasa meningkatkan dan mengembangkan diri dalam segi ilmu kedokteran sesuai dengan bakatnya, dengan berpedoman pada pendidikan dan belajar sepanjang hayat
Tujuan pendidikan dokterdi Indonesia
2. Menilai kegiatan profesinya secara berkala, menyadari keperluan untuk menambah pendidikannya, memilih sumber-sumber pendidikan yang sesuai, serta menilai kemajuan yang telah dicapai secara kritis.
Kemampuan mencari, mengumpulkan, menyusun, dan menafsirkan
informasi kesehatan dan biomedik dari berbagai sumber
untuk belajar sepanjang hayat
‘Critical appraisal’
“Half of what you are taught as medical students will in 10 years have been shown to be wrong, and the trouble is, none of your teachers knows which half.”
(Dr. Sydney Burwell,Dean of Harvard Medical School).
Philosophy of Knowledge
The educational philosophy underlying educational goals, standards, and objectives should be based on an accurate and full conception of the dependence of knowledge on thought.
Knowledge exist only in minds that have comprehended and justified it through thought
Knowledge is something that we must think our way to, not something we can simply be given Knowledge is produced, organized, evaluated, refined, maintained, and transformed by thought. Knowledge can be acquired only through thought
Bagian KetigaPemberian Pelayanan
Paragraf 1Standar Pelayanan
Pasal 44(1)Dokter atau dokter gigi dalam
menyelenggarakan praktik kedokteran wajib mengikuti standar pelayanan kedokteran atau kedokteran gigi.
(2) Standar pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibedakan menurut jenis dan strata sarana pelayanan kesehatan.
UU No. 29 Tahun 2004 ttg Praktik Kedokteran
Paragraf 6Hak dan Kewajiban Dokter atau Dokter Gigi
Pasal 50Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan
praktik kedokteran mempunyai hak :a. memperoleh perlindungan hukum sepanjang
melaksanakan tugas sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional;
b. memberikan pelayanan medis menurut standar profesi dan standar prosedur operasional;
UU No. 29 Tahun 2004 ttg Praktik Kedokteran
“EVIDENCE BASED MEDICINE”(EBM)
Penggunaan bukti terbaik & terbaru secara sadar, eksplisit,
dan benar
Kedokteran Berbasis Bukti(“Evidence-Based Medicine/EBM”)
Membuat keputusan untuk pelayanan pasien individual
Tindakan Malpraktik
Pembuatan Keputusan Pelayanan Kesehatan tanpa “EBM”
Merugikan Pasien Tindak Pidana
Paradigma baru pada sistem pelayanan kesehatan
Kedokteran berdasarkan pengalaman
Kedokteran berbasis bukti
(‘EBM”)
Abdikasi Senioritas
Pengalaman klinik
Kedokteran berbasis bukti?
Mengamati pasien Anamnesis
Mencari bukti terbaik
Menelaah bukti (‘Critical appraisal’)
Penerapan bukti
Memantau perubahan yang terjadi
Kedokteran berbasis bukti (‘EBM”)
Menelaah bukti (‘Critical appraisal’)
Hubungan senyawa
‘Critical appraisal’
‘Knowledge–based health care’
‘Evidence-based medicine’
Money will buy a bed but not sleep; books but not brains; food but not appetite; finery but not beauty; a house but not a home; medicine but not health; luxuries but not culture; amusement but not happiness; religion but not salvation; a passport to everywhere but not to heaven (Anonymous).
Komponen “EBM”
Kepakaran klinis
Bukti riset terbaik
Nilai2 pasien & kondisi yang akan dicapai
Kategori Bukti Ilmiah KedokteranMeta analisis &
Penelaahan sistematik (Ia)Uji Kilinik - Random - Kontrol
(“RCT”) (Ib)Uji Kilinik – Non Random (IIa)
“Quasi Experimental” (IIb)Penelitian Observasi (III)
Pendapat Pakar & Pengalaman Klinis (IV)
Uji Pra KlinikUji in-vitro
Bertambahnya pengalaman klinis seseorang
kemampuan ‘Clinical Judgement’ juga meningkat. Namun pada saat bersamaan,
kemampuan ilmiah serta kinerja klinis menurun secara bermakna
Dengan meningkatnya jumlah pasien, waktu yang dimanfaatkan
untuk menyegarkan ilmu jadi berkurang
Usaha yang diperlukan untuk meningkatkan penerapan “EBM”
dalam sistem pelayanan kesehatan
1. Meningkatkan usaha penelaahan bukti-bukti bidang kedokteran secara efisien
(sahih & relevan dengan masalah yang dihadapi;’critical appraisal’)
2. Penelaahan sistematis terhadap hasil /efek pelayanan kesehatan
(Cochran Collaboration)
Usaha yang diperlukan untuk meningkatkan penerapan “EBM”
dalam sistem pelayanan kesehatan
3. Mencari informasi dari artikel klinis yang sahih dan dapat segera digunakan pada
pelayanan klinis
4. Menciptakan sistem informasi untuk mempercepat pengambilan keputusan
yang benar
5. Identifikasi dan aplikasi strategi belajar seumur hidup &
peningkatan tampilan klinis
TELAAH KRITIS(‘Critical appraisal’)
Telaah kritis (‘critical appraisal’)
PENILAIAN HASIL PENELITIAN SECARA SISTEMATIS
Membaca makalah ilmiahhasil penelitian
Telaah kritis
• Menambah pemahaman• Mengikuti perkembangan
• Melakukan penelitianPemecahan
masalah
• Penguasaan rancangan • Penguasaan metodologi
• Langkah penilaianInformasi
• Benar• Dapat dipertanggung jawabkan
• Efisien
Telaah kritis makalah ilmiah (hasil penelitian)
Langkah awal penilaian makalah
• Membaca judul
• Abstrak• Daftar pustaka
Telaah kritis (‘critical appraisal’)
¨ ‘VALID’ (HASIL PENELITIAN SAHIH)
‘IMPORTANT’ (MEMBERI INFORMASI PENTING UNTUK SOLUSI)
‘APPLICABLE’(DAPAT DITERAPKAN &
GENERALISASI HASIL PENELITIAN)
Telaah kritis (‘critical appraisal’)
¨ ‘VALID’ METODOLOGI ‘IMPORTANT’ HASIL PENELITIAN
‘APPLICABLE’ PEMBAHASAN/DISKUSI
• Hasil benar • Dapat dipertanggung jawabkan
• Menjawab persoalan
Metodologi
• ‘Ethical clearance’ & ‘informed consent’• Desain, tempat & waktu penelitian
• Populasi sumber (populasi terjangkau)• Kriteria pemasukan / penolakan
• Hal-hal berkenaan dengan sampel
Metodologi
• Kriteria pemasukan / penolakan• Hal-hal berkenaan dengan sampel
• Cara pengukuran variabel yang dinilai, dilakukan secara tersamar
• Cara analisis data, batas kemaknaan &‘power’ penelitian
Metodologi
Keuntungan penggunaan “EBM”
1. Menggalakkan kebiasaan membaca2. Meningkatkan keterampilan penerapan
metodologi riset3. Menggalakkan kerasionalan &
memperbarui penatalaksanaan pasien
4. Menurunkan penggunaan kebijakan pada pelayanan klinis berdasarkan intuisi, tetapi tidak mematikannya
5. Konsisten dengan aspek etika &mediko - legal pada penatalaksanaan pasien
Kesimpulan
1.EBM sangat diperlukan untuk pelaksanaan pelayanan kesehatan yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah
2. EBM memerlukan kemampuan untuk menelaah artikel hasil penelitian kedokteran secara sistematis (‘Critical appraisal’) & penguasaan metodologi penelitian
Kesimpulan
3. EBM memerlukan jaringan informasi kedokteran yang sahih, agar pelayanan kesehatan dapat dilaksanakan secara cepat, efektif dan efisien
4. EBM memerlukan kemampuan membaca secara efisien dan kegiatan belajar seumur hidup untuk kesinambungan pemahaman keilmuan (‘lifelong learning’)
Top Related