PEMANFAATAN TANAMAN ROSELLA MERAH (Hibiscus sabdariffa L.)
SEBAGAI ALTERNATIF OBAT TRADISIONAL
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknologi Budidaya Tanaman Obat
Oleh:
1. Cahyo Supriyadi H 0709023
2. Edy Wardiyanto H 0709033
3. Mamluatul Khikmah H 0709068
4. Nurul Fauziah H 0709084
PRGRAM STUDI AGROTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini penggunaan obat herbal cenderung terus meningkat,
baik di negara yang sedang berkembang maupun di negara-negara maju.
Peningkatan penggunaan obat herbal ini mempunyai dua dimensi korelatif
yaitu aspek medik terkait dengan penggunaannya yang sangat luas diseluruh
dunia dan aspek ekonomi terkait dengan nilai tambah yang mempunyai
makna pada perekonomian masyarakat.
Negara Indonesia berada didaerah tropis yang banyak
keanekaragaman tanaman yang ada di Indonesia. Berbagai macam tanaman
dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan maupun bahan obat. Hutan tropis
yang sangat luas beserta keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya
merupakan sumber daya alam Indonesia yang tak ternilai harganya. Saat ini
sekitar 9.600 spesies diketahui berkhasiat obat, namun baru sekitar 200
spesies yang telah dimanfaatkan sebagai bahan baku pada industri obat
tradisional dan dari jumlah tersebut baru sekitar 4% yang dibudidayakan.
Penggunaan bahan alam sebagai obat (biofarmaka) cenderung mengalami
peningkatan dengan adanya isu back to nature dan krisis ekonomi yang
mengakibatkan turunnya daya beli masyarakat terhadap obat-obat modern
yang relatif lebih mahal harganya. Obat dari bahan alam juga dianggap
hampir tidak memiliki efek samping yang membahayakan. Tren kembali ke
alam yang dipicu dengan usia harapan hidup yang lebih panjang pada saat
prevalensi penyakit kronis meningkat, adanya kegagalan penggunaan obat
modern untuk penyakit tertentu (seperti kanker), mahalnya harga obat, dan
komplikasi yang ditimbulkan dari obat sintetik serta meluasnya akses
informasi mengenai obat herbal di seluruh dunia. Pemanfaatan tanaman obat
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Selain itu juga dapat
meningkatkan kemajuan sains dan teknologi bangsa Indonesia.
Salah satu tanaman yang dapat dijadikan bahan obat dan
dihidangkan yaitu tanaman Rosella Merah (Hibiscus sabdariffa L.).
Tanaman Rosella Merah memberikan banyak manfaat dibidang kesehatan.
Produk hasil olahan Rosella Merah ini juga beranekaragam sehingga
dapat memikat masyarakat yang biasa mengkonsumsi produk herbal.
Rosella dapat dijadikan sebagai bahan minuman, sari buah, salad, sirup,
pudding dan asinan. Minuman dari kelopak bunga rosella, selain mempunyai
rasa yang enak juga berkhasiat sebagai obat batuk. Sebagai obat tradisional
secara empiris berkhasiat sebagai antiseptic, aprodiasiak, diuretic, pelarut,
sedative, dan tonik.
B. Tujuan
Rosella bunga memiliki banyak manfaat, kebanyakan orang
menggunakan bunga ini dalam minuman herbal dengan rasa yang agak
sedikit asam. Di Indonesia, Thailand, Meksiko, Arab dan Mesir, bunga
rosella sudah dikenal dan dikonsumsi. Dalam makalah ini, akan diuraikan
mengenai deskripsi tanaman Rosella Merah, kandungan bahan kimia,
manfaat, perbanyakan rosella merah, pengolahannya sebagai bahan makanan
dan minuman berkhasiat untuk kesehatan, serta peluang usaha dari rosella
merah. Diharapkan informasi ini bermanfaat bagi pembaca, baik untuk
kepentingna pribadi maupun bisnis.
BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN
A. Tanaman Obat Tradisional Indonesia
Salah satu prinsip kerja obat tradisional adalah proses (reaksinya)
yang lambat (namun bersifat konstruktif), tidak seperti obat kimia yang bisa
langsung bereaksi (tapi bersifat destruktif/merusak). Hal ini karena obat
tradisional bukan senyawa aktif. Obat tradisional berasal dari bagian tanaman
obat yang diiris, dikeringkan, dan dihancurkan. Jika ingin mendapatkan
senyawa yang dapat digunakan secara aman, tanaman obat harus melalui
proses ekstraksi, kemudian dipisahkan, dimurnikan secara fisik dan kimiawi
(di-fraksinasi). Tentu saja proses tersebut membutuhkan bahan baku dalam
jumlah yang sangat banyak.
Obat tradisional adalah obat-obatan yang diolah secara tradisional,
turun-temurun, berdasarkan resep nenek moyang, adat-istiadat, kepercayaan,
atau kebiasaan setempat, baik bersifat magic maupun pengetahuan
tradisional. Menurut penelitian masa kini, obat-obatan tradisional memang
bermanfaat bagi kesehatan, dan kini digencarkan penggunaannya karena lebih
mudah dijangkau masyarakat, baik harga maupun ketersediaannya. Obat
tradisional pada saat ini banyak digunakan karena menurut beberapa
penelitian tidak terlalu menyebabkab efek samping, karena masih bisa dicerna
oleh tubuh.
Beberapa perusahaan mengolah obat-obatan tradisional yang
dimodifikasi lebih lanjut. Bagian dari Obat tradisional yang bisa
dimanfaatkan adalah akar, rimpang, batang, buah, daun dan bunga. Bentuk
obat tradisional yang banyak dijual dipasar dalam bentuk kapsul, serbuk, cair,
simplisia dan tablet.
B. Deskripsi Rosella merah (Hibiscus sabdariffa L.)
Dalam taksonomi tumbuhan, rosella merah diklasifikasikan sebagai
berikut :
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Malvaceales
Famili : Malvaceae
Genus : Hibiscus
Speces : Hibiscus sabdariffa L.
Varietas : Hibiscus sabdariffa varietas sabdariffa L.
Hibiscus sabdariffa varietas ultissima Wester
Hibiscus sabdariffa L. merupakan tanaman semusim yang tumbuh
tegak bercabang yang berbatang bulat dan berkayu. Daunnya tunggal,
berbentuk bulat telur, pertulangan menjari dan letaknya berseling dan
pinggiran daun bergerigi. Bunga rosella bertipe tunggal yaitu hanya
terdapat satu kuntum bunga pada setiap tangkai bunga. Bunga ini
mempunyai 8-11 helai kelopak yang berbulu dengan panjang 1 cm,
pangkal saling berlekatan dan berwarna merah. Mahkota bunga rosella
berwarna merah sampai kuning dengan warna lebih gelap dibagian
tengahnya. Tangkai sari merupakan tempat melekatnya kumpulan benang
sari berukuran pendek dan tebal. Putik berbentuk tabung dan berwarna
kuning atau merah. Bunga rosella bersifat hermaprodit sehingga mampu
menyerbukan sendiri. Buahnya berbentuk kerucut, berambut, terbagi menjadi
5 ruang, berwarna merah. Bentuk biji menyerupai ginjal, berbulu, dengan
panjang 5 mm dan lebar 4 mm (Maryani, 2005).
Rosela, rosella, asam paya, asam kumbang dan asam susur atau
Hisbiscus sabdariffa, adalah spesies bunga yang berasal dari benua Afrika.
Mulanya bunga yang juga cantik untuk dijadikan penghias halaman rumah itu
diseduh sebagai minuman hangat di musim dingin dan minuman dingin di
musim panas. Di negeri asalnya, Afrika, rosela dijadikan selai atau jeli. Itu
diperoleh dari serat yang terkandung dalam kelopak rosela, sementara di
Jamaika, dibuat salad buah yang dimakan mentah. Ada kalanya juga dimakan
dengan kacang tumbuk atau direbus sebagai pengisi kue sesudah dimasak
dengan gula. Di Mesir, rosela diminum dingin pada musim panas dan
diminum panas saat musim dingin. Di Sudan, menjadi minuman keseharian
dengan campuran garam, merica, dan tetes tebu.
Tanaman rosella memiliki lebih dari 300 spesies yang tersebar pada
daerah tropis dan non tropis. Biasanya, digunakan sebagai tanaman hias
dan beberapa diantaranya dipercaya memiliki khasiat medis, salah satu
diantaranya adalah rosella merah atau rosella (Hibiscus sabdariffa L.).
Nama lain rosella adalah Hibiscus Sabdariffa L., H. Sabdariffa
varaltissima, Rozelle, Red Sorrel, Sour-sour, Lemon bush, Florida
cranberry, Oseille rouge (Perancis), Quimbombo Chino (Spanyol),
Karkad (Afrika Utara), Bisap (Senegal) (Ullych, 2009).
C. Kandungan Kimia dan Nilai Gizi Rosella merah
Produksi tanaman rosella dalam keadaan normal setiap hektar mampu
menghasilkan 2-3 ton kelopak bunga segar tanpa biji atau setara dengan 200-
375 kg kelopak bunga kering. Kandungan gizi kelopak bunga segar tiap 100
gram adalah sebagai berikut:
1. Air 9,2 g
2. Protein 1,145 g
3. Lemak 2,61 g
4. Serat 12,0 g
5. Abu 6,90 g
6. Kalsium 1,263 mg
7. Fosforus 273,2 mg
8. Zat Besi 8,98 mg
9. Karotena 0,029 mg
10. Thiamine 0,117 mg
11. Riboflavin 0,277 mg
12. Niacin 3,765 mg
13. Asid Askorbik 6,7 mg (Wijaya, 2010).
Selain mengandung vitamin C, kelopak bunga rosella juga mengandung
vitamin A dan 18 jenis asam amino yang diperlukan tubuh. Salah satunya
arginine yang berperan dalam proses peremajaan sel tubuh. Bahan penting
yang terkandung dalam kelompak bunga Rosella adalah Gossy peptin
anthocyanin dan glucoside hibiscin yang mempunyai efek diuretic dan
choleretic, memperlancar peredaran darah, mencegah tekanan darah tinggi,
meningkatkan kinerja usus serta berfungsi sebagai tonik (obat kuat).
Kandungan senyawa metabolis sekunder yang paling dominan pada
rosella merah adalah adanya senyawa antosianin yang membentuk
flavonoid yang berperan sebagai antioksidan. Flavonoid rosella terdiri
dari flavonos dan pigmen antosianin. Pigmen antosianin ini yang
membentuk warna ungu kemerahan menarik pada kelopak bunga maupun
teh hasil seduhan rosella. Antosianin berfungsi sebagai antioksidan yang
diyakini dapat menyembuhkan penyakit degeneratif. Zat gizi lain yang tidak
kalah penting yang terkandung dalam rosella antara lain kalsium, niasin,
riboflavin dan zat besi yang cukup tinggi. Selain itu kelopak rosella
merah juga mengandung protein, serat kasar, sodium, vitamin C dan
vitamin A. Kandungan vitamin A dan vitamin C rosella cukup tinggi
jika dibandingkan dengan buah-buahan seperti jeruk, apel, pepaya dan
jambu biji yang berfungsi untuk meningkatkan daya tahan tubuh manusia
terhadap serangan penyakit. Kelopak bunga rosella juga diketahui membantu
melancarkan peredaran darah dengan mengurangi derajat kekentalan darah.
Hal ini terjadi karena adanya asam organik, poly-sakarida dan flavonoid
yang terkandung dalam ekstrak kelopak bunga rosella sebagai efek
farmakologi (Ullych, 2009).
Kelopak rosella memiliki rasa masam yang cukup unik karena
dapat memberikan perasaan yang menyegarkan setelah dikonsumsi. Rasa
masam ini disebabkan karena adanya dua komponen senyawa asam yang
dominan yaitu asam askorbat (vitamin C), asam sitrat dan asam malat.
Kandungan asam askorbat (vitamin C) dan betakarotin yang tinggi
merupakan sumber antioksidan alami yang sangat efektif dalam
menangkal berbagai radikal bebas penyebab kanker dan berbagai penyakit
lainnya. Pada biji rosella juga terdapat asam lemak yang diantaranya adalah
asam palmitat, asam oleat dan asam linoleat. Kelopak rosella juga
terdapat 18 asam amino yang diperlukan oleh tubuh, termasuk arginin
dan lisin yang berperan dalam proses peremajaan sel tubuh. Selain itu,
rosella juga mengandung protein dan kalsium.
D. Manfaat dari Olahan Bunga Rosella Merah
Secara empirirs khasiat rosella merah, antara lain:
1. Meningkatkan Stamina dan daya tahan tubuh, karena kandungan vitamin
C yang tinggi.
2. Ekstrak daripada kuncup bunganya ternyata mampu berfungsi sebagai
antispasmodik (penahan kekejangan), antihelmintik dan antibakteria.
3. Bunga rosella bersifat detoksifikasi (menetralkan racun)
4. Menurunkan tekanan darah, kadar gula darah, asam urat dan kolesterol
tubuh
5. Teh rosella dapat mengatasi batuk, sariawan dan sakit tenggorokan.
6. Mampu mengurangi pusing migrane.
7. Rosella merah bisa menghaluskan kulit serta mengurangi keriputan.
8. Membuat langsing tubuh karena mampu menurunkan berat badan.
9. Khusus untuk anak-anak karena bunga rosella mengandung OMEGA3,
maka dapat memacu pertumbuhan DHA.
10. Mengurangi kecanduan rokok. Atau bermanfaat untuk mengurangi
ketergantungan akan narkoba.
11. Mencegah kanker, tumor, kista dan sejenisnya
12. Memperbaiki pencernaan
13. Menghilangkan wasir
14. Mencegah radang.
Dari penelitian Balitas Malang, terbukti bahwa kelopak bunga Roselle
mempunyai efek anti-hipertensi, kram otot dan anti infeksi-bakteri. Dalam
eksperimen ditemukan juga bahwa ekstrak kelopak bunga Roselle
mengurangi efek alcohol pada tubuh kita, mencegah pembentukan batu ginjal,
dan memperlambat pertumbuhan jamur/bakteri/parasit penyebab demam
tinggi. Kelopak bunga Roselle juga diketahui membantu melancarkan
peredaran darah dengan mengurangi derajat kekentalan darah. Ini terjadi
karena asam organic, poly-sakarida dan flavonoid yang terkandung dalam
ekstrak kelopak bunga Roselle sebagai Farmakologi. Selain itu yang tidak
kalah pentingnya adalah kelopak bunga Roselle mengandung vitamin C
dalam kadar tinggi yang berfungsi untuk meningkatkan daya tahan tubuh
manusia terhadap serangan penyakit.
Bagian tanaman rosella merah yang paling banyak dimanfaatkan
untuk produk pangan maupun nonpangan adalah kelopak bunga rosella.
Contoh hasil produk pangan dari olahan rosella antara lain teh, salad,
jeli, selai, dodol, sirup, jus, kopi dan bahan pewarna pada makanan.
Kelopak Rosella bisa dikonsumsi dalam bentuk segar maupun dalam bentuk
seduhan seperti teh. Di Mexico, bagian selatan California, dan Thailand,
kelopak Rosella kering yang dimanfaatkan dengan cara diseduh seperti teh
sangat populer dengan sebutan Jamaica, atau aqua de Jamaica. Di Senegal,
teh Rosella dikenal dengan nama jus de bissap. Masyarakat Gambia
menyebutnya wanjo, zobo, atau tsobo. Di Turki, kelopak Rosella kering yang
disajikan dalam bentuk teh disebut Karkade (dibaca “kar-kahday”). Karkade
sendiri konon merupakan cara bangsa Arab menyebut teh manis. Mungkin
karena kelezatannya itulah teh Rosella menjadi minuman kaum bangsawan
Mesir kuno dan dijadikan semacam ritual “toast” pada perayaan pesta
pernikahan di Sudan. Kelopak Rosella segar juga dimanfaatkan menjadi
berbagai bentuk makanan seperti puding, campuran salad, hingga selai dan
sirup. Sayangnya, kadar antioksidan dalam kelopak Rosella menjadi
berkurang jika dikeringkan dengan proses pemanasan (dipanggang dalam
oven). Kadar senyawa berkhasiat yang terkandung dalam kelopak Rosella
berada pada tingkat tertinggi jika dikonsumsi dalam bentuk segar.
a. Teh Rosella Merah
Bentuk minuman segarnya sangat popular. Dibuat dengan merebus
kelopak bunga, plus gula sebagai pemanis dan ditambah jahe. Kelopak
bunga ini kaya asam sitrat dan pektin. Bunganya mengandung gosipetin,
antosianin,dan glikosid hibiscin.
Di negara Sudan bunga rosella menjadi minuman kebangsaan
mereka. Dan banyak negara yang masyaraktnya sudah merasakan
manfaat dari rosella merah baik itu dibuat menjadi teh ataupun minuman
yang lain. Terkadang di Sudan bunga rosella menjadi minuman
keseharian dengan campuran garam, merica, dan tetes tebu. Di Mesir,
rosela diminum dingin pada musim panas dan diminum panas saat
musim dingin.
Cara minum :
Campurkan 3-5 kelopak bunga Rosella yang telah dicuci bersih
dalam air panas. Diamkan sekitar 5 menit untuk memberikan citra rasa,
aroma dan warna khas bunga Rosella. Untuk penderita maag, komposisi
air harus lebih banyak dan diminum setelah makan.
b. Selai atau jeli
Di negeri asalnya, Afrika, rosela dijadikan selai atau jeli. Itu
diperoleh dari serat yang terkandung dalam kelopak rosela.
c. Salad Buah
Di Jamaika, dibuat salad buah yang dimakan mentah. Ada kalanya
juga dimakan dengan kacang tumbuk atau direbus sebagai pengisi kue
sesudah dimasak dengan gula.
d. Kopi
Serbuk kopi rosella berasal dari bagian biji yang proses
pembuatannya sama dengan proses pembuatan kopi pada umumnya.
Kadar kafein pada kopi biji rosella bubuk adalah 0,87%. Kadar
kafein tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan kadar kafein
pada jenis kopi arabika dan robusta yang kadarnya mencapai lebih dari
1% (Mardiah, 2009).
e. Sirup
E. Perbanyakan Rosella Merah
1. Persiapan Lahan
Persiapan lahan untuk menanam rosella yauitu pengolahan lahan
dengan tujuan agar tanah menjadu gembur sehingga perakaran dapat
berkembang dengan baik. Jika benih langsung ditanam, lubang tanaman
dapat dibuat langsung pada saat tanam dengan menggunakan tugal yang
terbuat dari kayu bulat berdiameter 20 cm. Tanah dicampur dengan pupuk
dasar berupa pupuk kandang dengan dosis 10-20 ton/ha. Lahan dilarik
dengan jarak antar larik 1,5 m. Dibuat alur atau bedengan setinggi 15-20
cm.
2. Persiapan Bahan Tanam
Rosella dapat dibiakkan dengan cara vegetatif (setek batang) atau
cara generative (biji). Namun perbanyakan tanaman rosella merah
biasanya dilakukan secara generatif dengan biji. Untuk mempercepat
perkecambahan, biji rosella direndam terlebih dahulu dengan air selama
24 jam, kemudian baru dipilih biji yang tenggelam untuk ditanam.
3. Pembibitan
Benih rosella merah dapat langsung ditanam di lapangan atau
dipindahtanamkan. Pada sistem penanaman langsung, benih ditanam 2-3
butir per lubang tanam sedalam 0,5 cm. Setelah bibit berdaun 2-4 helai,
dilakukan penjarangan dengan memilih satu tanaman yang menunjukkan
pertumbuhan terbaik.
Benih tanaman rosella berasal dari bijinya dan untuk membuat
benih, biji bunga rosella di keringkan selama 4 hari . Setelah kering biji
bisa dikembangbiakkan dengan cara disemai pada tanah yang gembur.
Rosella bisa ditanam di semua jenis tanah tapi lebih cocok di ketinggian
menengah ke bawah (di bawah 800 m dpl), di atas ketinggian tersebut
umur lebih panjang. Rosella sangat cocok ditanam di lahan-lahan yang
kurang di manfaatkan seperti perkarangan dan tegalan yang penting ada
air untuk menyiram terutama saat musim kemarau.
Bercocok tanam rosella dimulai dari menyemai biji dengan wadah
atau dengan polibag. Setelah tinggi tanaman kira-kira 10 cm atau berumur
1 bulan bisa pindah tanam ataupun bisa juga di tanam langsung yaitu
dengan memasukkan biji rosella langsung ke lubang tanam. Rosella
kebanyakan dibudidayakan secara organik karena hasilnya digunakan
untuk obat. Pupuk kimia dan pestisida tidak digunakan dalam budidaya
tanaman ini . Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang atau kompos.
4. Penanaman di Polibag
Selain ditanam di lapangan, dalam skala kecil rosella dapat pula
ditanam di polibag besar (paling sedikit menggunakan 10 kg media
tanam). Media tanam yang dipakai dapat berupa campuran tanah dengan
pupuk organik seperti pupuk kandang atau pupuk kompos dengan
perbandingan 4:1. Penanaman di polybag memiliki produktivitas lebih
rendah daripada ditanam di lapangan.
5. Jarak Tanam
Tanaman rosella yang ditanam dengan jarak yang rapat
menyebabkan tanaman saling menaungi sehingga pertumbuhan tanaman
menjadi lebih tinggi, tetapi produksi kelopak per tanaman menurun.
Cabang-cabang yang saling menaungi akibat jarak tanam yang terlalu
rapat membuat pertumbuhan tanaman menjadi kurang optimal dengan
diameter cabang dan ukuran kelopak bunga lebih kecil serta warna
kelopak lebih pucat. Sedangkan cabang bagian atas yang terkena cahaya
matahari penuh tidak mengalami gangguan seperti disebutkan di atas.
Lubang tanam yaitu 50 x 60 cm dengan jarak tanam 100 x 100 cm.
Pendangiran dilakukan sesuai kebutuhan biasanya hanya dilakukan satu
kali setelah tanaman berumur 1 bulan. Setelah pendangiran diberikan lagi
pupuk kompos atau bokhasi sebagai pupuk susulan.
6. Pemupukan
Pupuk yang digunakan untuk rosella bervariasi antara daerah dan
negara. Rosella sangat responsif terhadap pemberian nitrogen. Pupuk N
berpengaruh pada fase awal pertumbuhan rosella karena Nitrogen
berperan mendorong pertumbuhan vegetatif, yang berkolerasi dengan
produksi kelopak bunga. Namun, pemberian pupuk amonia yang
berlebihan akan menyebabkan pertumbuhan vegetative menjadi pesat,
tetapi produksi buah menurun. Dosis pupuk Nitrogen dan Kalium
mempengaruhi kandungan antosianin, vitamin C dan karbohidrat kelopak
bunga. Pupuk P selain mempengaruhi pertumbuhan akar juga mendorong
pembentukan bunga.
7. Pemangkasan
Pemangkasan ditujukan untuk menghilangkan dominansi apikal
(pengaruh penghambatan ujung pucuk terhadap pertumbuhan tunas
dibawahnya), sehingga akan mendorong pertumbuhan tunas lateral
(cabang) ke samping. Jumlah cabang yang banyak akan meningkatkan
jumlah daun yang tumbuh. Bunga rosella tumbuh pada ketiak daun,
sehingga jumlah daun per tanaman yang besar akan semakin
meningkatkan produksi kelopak bunga. Peningkatan jumlah bunga akan
menaikkan jumlah kelopak bunga dan biji per hektar. Selain itu
pemangkasan akan menghasilkan tanaman yang kompak dengan
percabangan yang banyak sebagai tempat tumbuhnya bunga. Untuk
meningkatkan produksi kelopak, pemangkasan dapat dilakukan pada
umur 2 bulan setelah tanam.
8. Pengendalian Hama
Sebagai kompetitor cahaya, air dan hara, gulma perlu dikendalikan,
terutama pada fase awal pertumbuhan vegetatif atau umur satu bulan
setelah tanam. Pada fase awal penanaman, rosella tumbuh relatif cepat.
Setelah berumur lebih dari 60 hari, rosella tumbuh dengan lambat dan
mulai membentuk kelopak serta bakal biji. Karena itu, lahan perlu
disiangi sampai umur 6-7 minggu setelah tanam. Hama tanaman utama
yang menyerang rosella adalah nematoda (Heterodera rudicicola) yang
menyerang batang dan akar, sementara hama lainnya adalah belalang
yang biasa menyerang daun rosella (Gunawan, 2009).
9. Panen dan Pasca Panen
a. Panen
Kelopak rosella dapat dipanen saat biji telah tua (umur 3-4
minggu) yang ditandai dengan kulit pembungkus biji majemuk yang
berwarna coklat dan sedikit terbuka atau membelah. Pemetikan dilakukan
dengan gunting atau pisau karena kelopak sulit dipetik dengan tangan
tanpa bantuan alat, juga untuk menghindari rusaknya batang. Pemanenan
dapat dilakukan 3-4 kali (selang 1-2 minggu) lalu jika tanaman sudah tak
lagi berbunga dicabut dan diganti dengan pohon rosella yang baru.
Kelopak yang telah dipetik dikumpulkan dan dicuci dengan air bersih lalu
dijemur pada pukul 9.00-11.00 atau 14-16.00 selama 3 hari. Kelopak yang
berkualitas memiliki aroma sitrus yang khas saat telah kering dan saat
direndam dengan air panas warna merah dan rasa asamnya cepat larut.
Setiap pohon dapat menghasilkan bunga 200-1000 gram kelopak basah
atau 20-100 gram kelopak kering dan biji kering 2-3 x bobot kelopak.
b. Pasca Panen
Pengelolaan pasca panen tanaman obat ditujukan untuk membuat
produk tanaman obat menjadi simplisia yang siap dikonsumsi oleh
masyarakat umum. industri obat ataupun untuk tujuan eksport. Kegiatan
yang meliput prosesing/pengelolaan bahan sesaat setelah panen sampai
tahap penyimpanan dengan tujuan agar diperoleh simplisia yang
berkualitas serta tetap stabil selama penyimpanan. Pengelolaan pasca
panen tersebut meliputi :
1) Pengumpulan bahan baku
2) Sortasi basah
3) Pencucian
4) Penirisan
5) Pengubahan bentuk
6) Pengeringan
7) Sortasi kering
8) Pengepakan dan penyimpanan (Katno, 2004).
F. Peluang Usaha
Bunga rosella merah bisa dijadikan berbagai olahan. Bunga rosella
segar bisa dibuat sirup, selai , puding atau manisan, tapi kebanyakan kelopak
bunga rosella kering dimanfaatkan sebagai bahan seduhan, seperti teh.
Dengan sejumlah khasiat dan manfaat yang didapatkan dari tanaman ini,
Rosella memiliki prospek yang sangat baik untuk di budidayakan serta
dijadikan peluang usaha olahan minuman berkhasiat. Saat ini pasar ekspor
rosella ke luar negeri cukup besar. Belakangan, si ‘merah hati’ juga kembali
ke Malaysia sebagai komoditi ekspor dari Indonesia. Harga yang ditawarkan
pasar di Malaysia mencapai 35–45 ringgit per kilogram. Satu batang rosella
bisa menghasilkan 2 – 3 kg bunga rosella basah, dalam 100 kg bunga rosella
basah bisa menghasilkan 5 – 6 kg rosella kering. Harga Rosella merah kering
rata-rata Rp. 60.000,- di petani.
BAB III
PENUTUP
Dari pembahasan makalah Pemanfaatan Tanaman Rosella Merah
(Hibiscus Sabdariffa L.) Sebagai Alternatif Pengobatan Tradisional dapat kita
ketahui bahwa :
1. Tanaman Rosella Merah (Hibiscus Sabdariffa L.) merupakan berkayu
tahunan yang dapat dimanfaatkan kelopak bunganya sebagai obat tradisonal
dan produk olahan seperti teh, salad, jeli, selai, dodol, sirup, jus, kopi dan
bahan pewarna pada makanan.
2. Rosella Merah (Hibiscus Sabdariffa L.) dapat dimanfaatkan dalam keadaan
masih segar atau kering.
3. Di antara banyak khasiatnya, Rosella diunggulkan sebagai herba antikanker
dan hipertensi.
4. Rosella Merah (Hibiscus Sabdariffa L.) berpotensi untuk dikembangankan
sebagai komoditas ekspor.
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan. 2009. Bididaya Tanaman Berkhasiat Obat. PT Rineka Cipta. Jakarta.
Maryani. 2005. Khasiat dan Manfaat Rosella. Agromedia Pustaka. Jakarta
Wijaya, Christina. 2010. Rosella Merah (Bunga Rosella Merah). http://christina-wijaya.blogspot.com. Diakses pada tanggal 3 Oktober 2012
Ullych, R. 2009. Khasiat Bunga Rosella Merah. http://sukatanibanguntani. blogspot.com/2009/11/khasiat-bunga-rosella-yang-luar-biasa.html. Diakses pada tanggal 1 Oktober 2012
Top Related