BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masyarakat adalah kesatuan individu yang terikat oleh suatu tata cara,
kebiasaan atau adat istiadat tertentu, yang dianut oleh anggota anggotanya. Dari
sudut formalnya dapat dikatakan hidup bermasyarakat adalah suatu bentuk
kehidupan bersama manusia. Antara manusia satu dengan manusia lainnya saling
menghubungkan sikap, tingkah laku, dan perbuatannya, bersama-sama
menunjukkan kesediaan menjunjung tinggi dan melaksanakan tata cara yang
dianggap perlu dan penting yang menganggap orang atau sebagai sesama
anggotanya sebagai suatu kelompok. Dalam hal bertingkah laku inilah manusia
harus mempunyai pedoman dan pegangan agar tingkah lakunya tidak
menyeleweng, yaitu yang disebut dengan lembaga kemasyarakatan.
Lembaga sosial merupakan terjemahan langsung dari istilah asing social-
institution. Lembaga kemasyarakatan ataupun lembaga social itu mempunyai
pengertian, yaitu keseluruhan peraturan, norma-norma, adapt istiadat yang
mendapat dukungan dari masyarakat dalam mempertahankan nilai-nilai yang
penting dan kemudian mengatur hubungan-hubungan social antara para anggota
masyarakat dalam memenuhi hubungan social antara para anggota masyarakat
dalam memenuhi kebutuhannya, demi kesejahteraan mereka sendiri.
Selama manusia satu dengan manusia lain mengganggap sebagai sesama warga
atau anggota masyarakat, berarti masing-masing telah menyadari dan menghargai
adanya lembaga-lembaga kemasyarakatan yang telah terbentuk. Dengan
demikian, kita perlu mempelajari lembaga kemasyarakatan karena lembaga
kemasyarakatan itu sendiri mempunyai fungsi sebagai pedoman pada anggota
masyarakat, bagaimana mereka harus bertingkah laku atau bersikap di dalam
menghadapi masalah-masalah dalam masyarakat, terutama yang menyangkut
kebutuhan-kebutuhan; menjaga kebutuhan masyarakat; memberikan pegangan
1
kepada masyarakat untuk mengadakan system pengendalian social (social control)
yang artinya system pengawasan masyarakat terhadap tingkah laku anggota-
anggotanya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan lembaga sosial?
2. Bagaimana proses pertumbuhan lembaga sosial?
3. Apa ciri-ciri lembaga sosial?
4. Sebutkan tipe-tipe lembaga sosial?
5. Sebut dan jelaskan jenis-jenis lembaga sosial beserta fungsinya?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui definisi lembaga sosial.
2. Memahami terjadinya proses pertumbuhan lembaga sosial.
3. Mengetahui ciri-ciri lembaga sosial.
4. Mengetahui tipe-tipe lembaga sosial.
5. Mengetahui jenis-jenis lembaga sosial beserta fungsinya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Lembaga Sosial
Menurut Hoarton dan Hunt, lembaga social (institutation) bukanlah sebuah
bangunan, bukan kumpulan dari sekelompok orang, dan bukan sebuah organisasi.
Lembaga (institutations) adalah suatu sistem norma untuk mencapai suatu tujuan
atau kegiatan yang oleh masyarakat dipandang penting atau secara formal,
sekumpulan kebiasaan dan tata kelakuan yang berkisar pada suatu kegiatan pokok
manusia. Dengan kata lain Lembaga adalah proses yang terstruktur (tersusun}
untuk melaksanakan berbagai kegiatan tertentu.
Beberapa pendapat para tokoh tentang Definisi Lembaga social adalah
sebaai berikut.
1. Menurut Koentjaraningrat, lembaga sosial adalah suatu sistem tata kelakuan
dan hubungan yang berpusat kepada aktifitas sosial untuk memenuhi komplek-
komplek kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat.
2. menurut Leopold Von Weise dan Becker, lembaga sosial adalah jaringan
proses hubungan antar manusia dan antar kelompok yang berfungsi
memelihara hubungan itu beserta pola-polanya yang sesuai dengan minat
kepentingan individu dan kelompoknya.
3. Menurut Robert Mac Iver dan C.H. Page, lembaga sosial adalah prosedur atau
tatacara yang telah diciptakan untuk mengatur hubungan antar manusia yang
tergabung dalam suatu kelompok masyarakat.
4. Menurut Soerjono Soekanto, lembaga sosial adalah himpunan norma-norma
dari segala tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok dalam
kehidupan masyarakat.
3
B. Proses Pertumbuhan Lembaga Sosial.
Timbulnya institusi sosial dapat terjadi melalui 2 cara yaitu :
1. Secara tidak terencana adalah institusi itu lahir secara bertahap dalam
kehidupan masyarakat, biasanya hal ini terjadi ketika masyarakat
dihadapkan pada masalah atau hal-hal yang berhubungan dengan
pemenuhan kebutuhan hidup yang sangat penting. Contohnya dalam
kehidupan ekonomi , dimasa lalu , untuk memperoleh suatu barang orang
menggunakan sistem barter , namun karena dianggap sudah tidak efisien
dan menyulitkan , maka dibuatlah uang sebagai alat pembayaran yang
diakui masyarakat, hingga muncul lembaga ekonomi seperti bank dan
sebagainya
2. Secara terencana adalah institusi muncul melalui suatu proses perncanaan
yang matang yang diatur oleh seseorang atau kelompok orang yang
memiliki kekuasaan dan wewenang. Contohnya lembaga transmigrasi
yang dibuat oleh pemerintah sebagai cara untuk mengatasi permasalahan
kepadatan penduduk. Singkat kata bahwa proses terbentuknya lembaga
social berawal dari individu yang saling membutuhkan. Saling
membutuhkan ini berjalan dengan baik kemudian timbul aturan yang
disebut norma kemasyarakatan. Norma kemasyarakatan dapat berjalan
baik apabila terbentuk lembaga social.
Untuk dapat membedakan kekuatan tingkatan mengikat norma secara
sosiologis dikenal empat macam norma yaitu sebagai berikut:
1. Cara (usage), Norma ini menunjukan suatu bentuk perbuatan dan
mempunyai kekuatan sangat lemah. Cara (usage) lebih menonjol dalam
hubungan antar individu dalam masyarakat. Suatu penyimpangan terhadap
norma ini tidak akan mengakibatkan hukuman tetapi biasanya dapat
celaan. Contoh cara makan yang berisik, minum sambil bersuara.
2. Kebiasaan (folkways), Norma ini menunjukan pada perbuatan yang
diulang-ulang dalam bentuk yang sama. Contoh orang yang mempunyai
kebiasaan memberikan hormat kepada orang yang lebih tua usianya.
4
3. Adat istiadat (custom), Tata kelakuan yang telah berlangsung lama dan
terintegrasi secara kuat dengan pola perilaku masyarakat dapat
meningkatkan kekuatan normatifnya menjadi adat istiadat.
C. Ciri-Ciri Lembaga Sosial
Menurut Gillin and Gillin ciri-ciri lembaga sosial merupakan organisasi pola
pemikiran dan pola perilaku yang terwujud melalui aktivitas kemasyarakatan dan
hasilnya terdiri atas: adat istiadat, tata kelakuan, kebiasaan, serta unsur-unsur
kebudayaan yang tergabung ke dalam satu unit yang fungsional dengan ciri-ciri
sebagai berikut:
1. Mempunyai tingkat kekekalan tertentu.
2. Mempunyai satu atau beberapa tujuan.
3. Mempunyai alat2 perlengkapan yang dipergunakan mencapai tujuan.
4. Memiliki lambangtertentu secara simbolis menggambarkan tujuan dan
fungsinya.
5. Mempunyai tradisi tertulis ataupun yang tidak tertulis yangmerupakan
dasar bagi pranata yangbersangkutan dalam menjalankan fungsinya.
D. Tipe-Tipe Lembaga Sosial
1. Berdasarkan sudut perkembangan
a. Cresive institution yaitu institusi yang tidak sengaja tumbuh dari adat
istiadat masyarakat. Contoh institusi agama, pernikahan dan hak milik.
b. Enacted institution yaitu institusi yang sengaja dibentuk untuk mencapai
suatu tujuan tertentu. Contohnya institusi pendidikan.
2. Berdasarkan sudut nilai yang diterima oleh masyarakat.
a. Basic institutions yaitu institusi social yang dianggap penting untuk
memlihara dan mempertahankan tata tertib dalam masyarakat. Contohnya
keluarga, sekolah, Negara dianggap sebagai institusi dasar yang pokok.
5
b. Subsidiary institutions yaitu institusi social yang berkaitan dengan hal-hal
yang dianggap oleh masyarakat kurang penting dan berbeda di masing-
masing masyarakat.
3. Berdasarkan sudut penerimaan masyarakat .
a. Approved atau social sanctioned institutions yaitu institusi sosial yang
diterima oleh masayarakat misalnya sekolah atau perusahaan dagang.
b. Unsanctioned institutions yaitu institusi yang ditolak masyarakat
meskipun masyarakat tidak mampu memberantasnya. Contoh organisasi
kejahatan.
4. Berdasarkan sudut penyebarannya.
a. General institutions yaitu institusi yang dikenal oleh sebagian besar
masyarakat. Contohnya institusi agama.
b. Restrikted institutions yaitu institusi sosial yang hanya dikenal dan dianut
oleh sebagian kecil masyarakat tertentu, contoh Islam, Protestan, Katolik
dan Budha.
5. Berdasarkan sudut fungsinya
a. Operative institutions yaitu institusi yang berfungsi menghimpun pola-
pola atau cara-cara yang diperlukan dari masyarakat yang bersangkutan.
Contoh institusi ekonomi.
b. Regulative institutions yaitu institusi yang bertujuan mengawasi adat
istiadat atau tatakelakuan dalam masyarakat. Contoh institusi hukum dan
politik seperti pengadilan dan kejaksaan.
E. Jenis - Jenis Lembaga Sosial Beserta Fungsinya
Beberapa jenis lembaga sosial adalah sebagai berikut:
1. Lembaga Keluarga
Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak.
Keluarga memiliki fungsi majemuk bagi terciptanya kehidupan sosial dalam
masyarakat. Dalam keluarga diatur hubungan antara anggota-anggotanyasehingga
6
setiap anggota keluarga mempunyai peran dan fungsinya yang jelas.
Dalam kehidupan di masyarakat kita kenal tiga macam bentuk keluarga, yaitu :
a. Keluarga inti (keluarga batih, somah, nuclear family), yang terdiri dari
ayah, ibu, dan anak-anak yang belum menikah
b. Keluarga besar (extended family) merupakan ikatan keluarga dalam satu
keturunan yang terdiri atas kakek, nenek, ipar, paman, anak, cucu, dan
sebagainya
c. Keluarga poligamous terdiri dari beberapa keluarga inti yang dipimpin
oleh seorang kepala keluarga.
Adapun Fungsi keluarga dalam lembaga sosial adalah sebagai berikut:
a. Fungsi reproduksi. Dalam keluarga, anak-anak merupakan wujud dari
cinta kasih dan tanggung jawab suami istri meneruskan keturunannya.
b. Fungsi sosialisasi. Keluarga berperan dalam membentuk kepribadian anak
agar sesuai dengan harapan orang tua dan masyarakatnya. Keluarga
sebagai wahana sosialisasi primer harus mampu menerapkan nilai-nilai
atau norma-norma masyarkat melalui keteladanan orang tua.
c. Fungsi afeksi. Dalam keluarga, diperlukan kehangatan, rasa kasih sayang,
dan perhatian antara anggota keluarga yang merupakan salah satu
kebutuhan manusia sebagai makhluk berpikir dan bermoral (kebutuhan
itegratif). Apabila anak tidak atau kurang mendapatkannya,
memungkinkan ia menjadi sulit dikendalikan, nakal, bahkan terjerumus
pada kejahatan.
d. Fungsi ekonomi. Keluarga, terutama orang tua, mempunyai kewajiban
memenuhi kebutuhan ekonomi anak-anaknya. Pada masyarakat
tradisional, kewajiban ini dipikul oleh suami. Namun, pada masyarakat
modern yang menganggap peran laki-laki dengan wanita kian sejajar,
suami dan istri memikul tanggung jawab ekonomi yang sama terhadap
anak-anak mereka.
e. Fungsi pengawasan sosial. Setiap anggota keluarga, pada dasarnya, saling
melakukan kontrol atau pengawasan karena mereka memiliki rasa
7
tanggung jawab dalam menjaga nama baik keluarga. Namun, peran ini
biasanya lebih dominan dilakukan oleh anggota keluarga yang lebih tua.
f. Fungsi proteksi (perlindungan). Fungsi perlindungan sangat dibutuhkan
anggota keluarga, terutama anak, sehingga anak akan merasa aman hidup
di tengah-tengah keluarganya. Ia akan merasa terlindungi dari berbagai
ancaman fisik maupun mental yang datang dari keluarga maupun dari
luarnya.
g. Fungsi pemberian status. Melalui perkawinan, seorang akan mendapatkan
status atau kedudukan yang baru di masyarakat, yaitu sebagai suami atau
istri. Secara otomatis, ia akan diperlakukan sebagai orang yang telah
dewasa dan mampu bertanggung jawab kepada diri, keluarga, anak-anak,
dan masyarakatnya.
2. Lembaga Pendidikan
Kebutuhan akan intensitas (kedalaman) pengetahuan atau pendidikan pada
tiap masyarakat tentu berbeda. Pada masyarakat sederhana, segala pengetahuan
dan keterampilan seseorang cukup didapat atau diperoleh dari keluarga atau
kerabatnya. Umumnya, pengetahuan yang mereka peroleh adalah pengetahuan
yang berhubungan dengan cara mereka memenuhi kebutuhannya, seperti cara
berburu dan mengolah binatang hasil buruan, serta cara mengolah lading. Namun,
sejalan dengan perkembangan zaman, kebutuhan manusia bertambah pula.
Dikenalnya pembagian kerja yang menuntut keahlian tertentu dalam berbagai
proses produksi mendorong masyarakat untuk meperdalam pengetahuannya.
Kemudian, dibentuklah lembaga pendidikan formal sebagai pelengkap lembaga
pendidikan informal (keluarga). Pendidikan formal, seperti sekolah, menawarkan
pendidikan yang berjenjang dari tingkat dasar sampai jenjang pendidikan tinggi,
baik yang bersifat umum maupun khusus, seperti sekolah agama dan sekolah luar
biasa. Di samping adanya pendidikan formal, masyarakat juga mengenal dan
membentuk pendidikan non-formal, seperti kursus-kursus, keterampilanm, kursus
bahasa, dan kursus computer.
Beberapa fungsi lembaga pendidikan adalah sebagai berikut:
8
a. Fungsi nyata (manifest) lembaga pendidikan
1) Membantu orang untuk mencari nafkah
2) menolong mengembangkan potensinya demi pemenuhan kebutuhan
hidupnya.
3) Melestarikan kebudayaan dengan caramengajarkannya dari generasi
kegenerasi berikutnya.
4) Merangsang partisipasi demokrasi melalui pengajaran ketrampilan
berbicara dan mengembangkan cara berpikir rasional
5) Memperkaya kehidupan dengan cara menciptakan kemungkainan untuk
berkembangnya cakrawala intelektual dan cinta rasa keindahan.
6) Meningkatkan kemampuan menyesuaikan diri melalui bimbingan pribadi
dan berbagai kursus
7) Meningkatkan taraf kesehatan para pemuda bangsa melalui latihan dan
olahraga.
8) Menciptakan warga Negara yang patreotik melalui pelajaran yang
menggambarkan kejayaan bangsa.
9) Membentuk kepribadian yaitu susunan unsur dan jiwa yang menentukan
perbedaan tingkah laku atau tindakan dari tiap-tiap individu.
b. Fungsi laten lembaga pendidikan.
Fungsi ini berkaitan dengan fungsi lembaga pendidikan secara tersembunyi
yaitu menciptakan atau melahirkan kedewasaan peserta didik.
bentuk fungsi laten lembaga pendidikan adalah :
1) Mengurangi pengendalian orang tua melalui pendidikan sekolah orang tua
melimoahkan tugas dan wewenangnya dalam mendidik anak kepada
sekolah
2) Menyediakan saranan untuk pembangkangan , Sekolah mempunyai
potensi untuk menanamkan nilai pembangkangan di masyarakat. Hal ini
tercermin dengan adanya perbedaan pandangan antara sekolah dan
masyarakat tentang sesuatu hal, misalnya pendidikan seks dan sikap
terbuka.
9
3) Mempertahankan system kelas social . Pendidikan sekolah diharapkan
dapat mensosialisasikan kepada para anak didiknya untuk menerima
perbedaan prestise , privilese, dan status yang ada dalam masyarakat.
4) Memperpanjang masa remaja . Pendidikan sekolah dapat pula
memperlambat masa dewasa seseorang karena siswa masih tergantung
secara ekonomi pada orang tuanya.
3. Lembaga Politik
Dalam setiap masyarakat, baik itu masyarakat kecil seperti keluarga, suku,
hingga ke sebuah Negara, membutuhkan orang-orang yang bertugas mengatur
hubungan antarwarga agar selaras. Seperti ayah dalam keluarga, kepala adat atau
kakak tertua dalam sebuah suku, atau presiden dalam sebuah Negara. Kepada
mereka diberikan kekuasaan atau kewenangan untuk mengatur sekaligus member
sanksi terhadap tindakan anggotanya yang menyimpang.
Selain memiliki hak, mereka juga diberi kewajiban untuk mensejahterakan
anggotanya. Pemerintah, misalnya, mempunyai kewajiban untuk mendistribusikan
kekayaan Negara kepada setiap Negara secara adil sehingga tercapai kemakmuran
yang merata. Hal itu dapat dilakukan dengan menyediakan lapangan pekerjaan
atau menciptakan situasi dan kondisi yang kondusif (aman dan nyaman) bagi
tumbuhnya perekonomian Negara.
Beberapa bentuk fungsi lembaga politik yaitu:
a. Memelihara ketertiban di dalam (internal order). Artinya, lembaga politik
memelihara ketertiban di dalam masyarakat dengan wewenang yang
dimilikinya, baik menggunakan cara persuasif maupun paksaan fisik.
Lembaga politik bertindak sebagai pemaksa hukum, menyelesaikan
konflik yang terjadi di antara anggota masyarakat secara adil sehingga
anggota masyarakat dapat hidup dengan tentram.
b. Menjaga keamanan di luar (external security). Artinya, lembaga politik
dengan menggunakan alat-alat yang dimilikinya berusaha
mempertahankan Negara dari ancaman atau serangan yang datang dari
Negara lain baik melalui jalan diplomasi ataupun dengan perang.
10
c. Mengusahakan kesejahteraan umum (general welfare). Artinya, lembaga
politik merencanakan dan melaksanakan pelayanan-pelayanan sosial serat
mengusahakan kebutuhan pokok masyarakat. Di ataranya adalah pangan,
sandang, papan, pendidikan, kesehatan, energy, dan komunikasi, termasuk
distribusinya.
4. Lembaga Ekonomi
Manusia memerlukan lembaga yang berfungsi mengatur pembagian kerja
dalam kehidupannya, yaitu lembaga ekonomi. Menurut Kornblum (1988),
penelitian terhadap institusi ekkonomi difokuskan pada pokok bahasan pasar dan
pembagian kerja, interaksi antara pemerintah, institusi ekonomi dan perubahan
pada pekerjaan. Perdagangan mulai lahir ketika orang mulai menginginkan hasil
produksi orang lain. Lambat laun proses pertukaran memilih standar tertentu,
diatur, dan diperkirakan sehingga akhirnya dianggap perlu dilembagakan.
Beberapa bentuk Fungsi Lembaga Ekonomi yaitu :
a. Memberi pedoman untuk mendapatkan bahan pangan
b. Memberi pedoman untuk melakukan pertukaran barang/barter
c. Memberi pedoman tentang harga jual beli barang
d. Memberi pedoman untuk menggunakn tenaga kerja
e. Memberi pedoman tentang cara pengupahan
f. Memberi pedoman tantang cara pemutusan hubungan kerja
g. Memberi identitas diri bagi masyarakat
5. Lembaga Agama
Agama merupakan suatu lembaga (institusi) penting yang mengatur
kehidupan manusia. Dalam hal ini, agama diartikan dengan istilah religion.
Menurut Durkheim (1966), agama adalah suatu sistem terpadu yang terdiri atas
kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal suci. Kepercayaan dan
11
praktik tersebut memprsatukan semua orang yang beriman ke dalam suatu
komunitas moral yang dinamakan umat.
Durkheim menjelaskan bahwa semua kepercayaan agama membagi semua
benda yang ada di bumi ini, baik yang berwujud nyata maupun yang berwujud
ideal, ke dalam dua kelompok yang saling bertentangan, yaitu hal yang bersifat
profan dan hal yang bersifat suci (scared) , atau duniawi dan illahi.
Agama merupakan sarana bagi manusia untuk berhubungan dengan Sang Pencipta
sehingga manusia senantiasa mendekatkan diri agar mendapat petunjuk serta
selamat dunia dan akhirat.
Beberapa fungsi lembaga agama yaitu sebagai berikut:
a. Sumber pedoman hidup bagi individu maupun kelompok
b. Mengatur tata cara hubungan manusia dengan manusia dan manusia
dengan Tuhan.
c. Merupakan tuntutan tentang prinsip benar atau salah untuk menghindari
perilaku menyimpang, seperti membunuh, memperkosa, berzina, dan
berjudi.
d. Pedoman untuk mengungkapkan rasa kebersamaan yang mewajibkan
untuk selalu berbuat baik dengan sesamanya dan lingkungan hidupnya.
e. Pedoman perasaan keyakinan (confidence). Siapa pun yang berbuat baik
maka akan mendapat pahala dari Tuhan.
f. Pedoman keberadaan (existence). Keberadaan alam semesta dengan segala
isinya termasuk didalamnya manusia harus disikapi rasa syuku & ikhlas.
g. Pengungkapan keindahan (estetika). Manusia yang suka akan keindahan
dapat mengekspresikan rasa estetikanya dengan membangun rumah ibadah
dan hal-hal lain berkaitan dengan kepercayaannya.
h. Pedoman rekreasi dan hiburan. Untuk mencari ketenangan dan kesegaran
jiwa, manusia dapat menjalankan ritual agama seperti sholat, yoga, dan
meditasi.
i. Memberikan identitas kepada manusia sebagai bagian dari suatu agama,
misalnya sebagai umat Islam, Kristen, Hindu, Buddha dan Khong Hu
Chu..
12
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Lembaga sosial merupakan satuan norma khusus yang menata serangkaian
tindakan yang berpola untuk keperluan khusus manusia dalam kehidupan
bermasyarakat. Pada dasarnya, lembaga sosial berfungsi untuk sebagai pedoman
pada anggota masyarakat, bagaimana mereka harus bertingkah laku atau bersikap
di dalam menghadapi masalah-masalah dalam masyarakat, terutama yang
menyangkut kebutuhan-kebutuhan; menjaga kebutuhan masyarakat; memberikan
pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan system pengendalian social
(social control) yang artinya system pengawasan masyarakat terhadap tingkah
laku anggota-anggotanya.
Proses pertumbuhan lembaga sosial ada dua, yang pertama terbentuk dari
norma-norma masyarakat dan yang kedua dari sistem pengendalian sosial (social
control). Dari norma-norma masyarakat, lembaga sosial dapat timbul secara tidak
terencana dan terencana. Ciri-ciri umum lembaga sosial adalah suatu lembaga
kemasyarakatan mempunyai suatu pola pemikiran dan juga pola perilaku; suatu
lembaga kemasyarakatan juga mempunyai tingkat kekekalan, tujuan, alat-alat
kelengkapan, lambang, dan suatu tradisi tertentu. Tipe-tipe lembaga
kemasyarakatan dapat diklasifikasikan menurut sudut perkembangan: cresive
institutions dan enacted institutions; menurut sudut sistem nilai-nilai yang
diterima masyarakat: basic institutions dan subsidiary institutions; menurut sudut
penerimaan masyarakat: approved-social sanctioned institutions; menurut sudut
penyebarannya: general institutions dan regulative institutions; dan menurut sudut
fungsinya: operative institutions dan restricted institutions.
Jenis-jenis Lembaga sosial ada 5 yaitu pranata keluarga, pranata pendidikan,
pranata ekonomi, pranata agama, dan pranata politik. Ada pula cara mempelajari
Lembaga sosial dengan tiga golongan pendakatan yaitu analisis secara historis,
analisis komparatif, dan analisis fungsional.
13
Ada juga masalah yang berhubungan dengan lembaga sosial yaitu
convormity dan deviation. Conformity yaitu proses penyesuaian diri dengan
masyarakat dengan cara mengindahkan kaidah dan nilai-nilai masyarakat.
Sedangkan deviation adalah penyipangan terhadap kaidah dan nilai-nilai dalam
masyarakat.
14
DAFTAR PUSTAKA
Koentjaraningrat. 1987. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta
Leibo, Jefta. 1994. Sosiologi Pedesaan. Yogyakarta: Andi offset
http://blog.ub.ac.id/fitafitriya/2012/05/08/makalah-lembaga-sosial/
15
Top Related