LAPORAN TETAP PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS DASAR
TITRASI PENGENDAPAN/ARGENTOMETRI
Disusun Oleh : Kelompok III :
1. NURUN NISA NIM. 0615304003352. SARI RISKI HASIBUAN NIM. 0615304003363. SHINTYA FEBRIZA NIM. 0615304003374. TRY YULIARTI NIM. 0615304003395. VANDHITO RIZNA I. NIM. 0615304003406. YUNI KHAIRUNNISA NIM. 0615304003417. M. SYAHRAWI NIM. 0615404021178. YUNIA FRANSISKA NIM. 061530400
KELAS : 1 KBINSTRUKTUR : Ir. Hj. Sofiah, M.T.
LABORATORIUM TEKNIK KIMIAPOLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
TAHUN AJARAN 2015/2016TITRASI PENGENDAPAN/ARGENTOMETRI
(PENENTUAN KLORIDA)
1. TUJUAN PERCOBAAN
Mahasiswa mampu melakukan standardisasi dan penentuan pada titrasi pengendapandengan menggunakan metode Mohr
2. RINCIAN KERJA
1. Standardisasi larutan AgNO
2. Penentuan kadar klorida pada cuplikan
3. DASAR TEORI
Titrasi pengendapan merupakan titrasi yang didasarkan pada reaksi pembentukan
endapan antara analit dengan titran. Terdapat tiga macam titrasi pengendapan yang dibedakan
dari indicator yang digunakan :
1. Metoda Mohr
2. Metoda Volhard
3. Metoda Adsorbsi
Pada titrasi yang melibatkan garam-garam perak, ada tiga macam indicator yang
dipergunakan metoda Mohr menggunakan ion kromat CrO42- , untuk mengendapkan AgCrO4
berwarna coklat. Metoda Volhard menggunakan ion Fe3+ untuk membentuk kompleks
berwarna dengan ion tioksianat SCN- . Dengan metoda fajans menggunakan “indicator
adsorbs”.
Seperti suatu system asam basa dapat digunakan sebagai suatu indicator untuk titrasi
asam basa, maka pembentukan endapan dapat juga digunakan sebagai petunjuk akhir suatu
titrasi pada metoda mohr, yaitu penentuan klorida dengan ion perak dengan indicator ion
kromat, penampilan pertama yang tetap dari endapan perak kromat yang berwarna kemerah-
merahan dianggap sebagai suatu titik akhir titrasi.
Merupakan hal yang diinginkan bahwa pengendapan indicator dekat pada titik
ekivalen. Perak kromat lebih larut (sekitar 8,4 x 10-5 mol/liter) dari pada perak klorida
(1 x 10-5 mol/liter). Jika ion perak ditambahkan kepada sebuah larutan yang mengandung ion
klorida dalam konsentrasi yang besar dan ion kromat dalam konsentrasi yang kecil, maka
perak klorida akan terlebih dahulu mengendap membentuk endapan berwarna putih, perak
kromat baru akan terbentuk sesudah konsentrasi ion perak meningkat sampai melampaui
harga Kkel perak kromat.
Metoda Mohr dapat juga digunakan untuk penentuan ion biomida dengan perak nitrat.
Selain itu juga dapat menentukan ion slanida dalam larutan yang sedikit alkalis.
Argentometri
Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum, yang berarti perak. Jadi
argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat dalam suatu larutan
yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan endapan dengan ion Ag+. Pada titrasi
argentometri, zat pemeriksaan yang telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar
garam perak nitrat AgNO3. Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan
sehingga seluruh ion Ag+ dapat tepat diendapkan, kadar garam dalam larutan pemeriksaan
dapat ditentukan.
Cara Mohr
Pada metode ini, titrasi halide dengan AgNO3 dilakukan dengan K2CrO4. Pada titrasi
ini akan terbentuk endapan baru yang berwarna. Pada titik akhir titrasi, ion Ag+ yang
berlebih diendapkan sebagai Ag2CrO4 yang berwarna merah bata. Larutan harus bersifat
netral atau sedikit basa, tetapi tidak boleh terlalu basa sebab Ag akan diendapkan sebagai
Ag(OH)2. Jika larutan terlalu asam maka titik akhir titrasi tidak terlihat sebab konsentrasi
CrO4- berkurang.
Pada kondisi yang cocok, metode mohr cukup akurat dan dapat digunakan pada
konsentrasi klorida yang rendah. Pada jenis titrasi ini, endapan indikator berwarna harus lebih
larut dibanding endapan utama yang terbentuk selama titrasi. Indikator tersebut biasanya
digunakan pada titrasi sulfat dengan BaCl2, dengan titik akhir akhir terbentuknya endapan
garam Ba yang berwarna merah.
Cara Volhard
Titrasi Ag dengan NH4SCN dengan garam Fe(III) sebagai indikator adalah contoh
metode volhard, yaitu pembentukan zat berwarna didalam larutan. Selama titrasi, AgSCN
terbentuk sedangkan titik akhir tercapai bila NH4SCN yang berlebih bereaksi dengan Fe(III)
membentuk warna merah gelap [FeSCN]2+.
Pada metode volhard, untuk menentukan ion klorida suasana haruslah asam karena
pada suasana basa Fe3+ akan terhidrolisis. AgNO3 berlebih yang ditambahkan ke larutan
klorida tentunya tidak bereaksi. Larutan Ag+ tersebut kemudian dititrasi balik dengan
menggunakan Fe(III) sebagai indikator.
Cara Fajans
Dalam titrasi fajans digunakan indikator adsorpsi. Indikator adsorpsi ialah zat yang
dapat diserap pada permukaan endapan dan menyebabkan timbulnya warna. Penyerapan ini
dapat diatur agar terjadi pada titik ekuivalen, antara lain dengan memilih macam indikator
yang dipakai dan pH.
Indikator ini ialah asam lemah atau basa lemah organic yang dapat membentuk
endapan dengan ion perak. Misalnya flouresein yang digunakan dalam titrasi ion klorida.
Dalam larutan, flouresein akan mengion. Flouresein dalam larutan berwarna hijau kuning,
sehingga titik akhir dalam titrasi ini diketahui berdasarkan tiga macam perubahan, yaitu
endapan yang semula putih menjadi merah muda dan endapan terlihat menggumpal, larutan
yang semula keruh menjadi lebih jernih, dan larutan yang semula kuning hijau hampir tidak
berwarna lagi.
4. ALAT YANG DIGUNKAN
Neraca Analitis
Kaca Arloji
Erlenmeyer 250 ml
Buret 50 ml
Pipet ukur 25 ml
Gelas kimia 100 ml, 250 ml
Labu takar 100 ml, 250 ml
Spatula
Bola karet
5. GAMBAR ALAT (Terlampir)
6. BAHAN YANG DIGUNAKAN
AgNO3
Indicator K2CrO4
NaCl p.a
Cuplikan yang mengandung Cl
7. PROSEDUR PERCOBAAN
7.1 Standardisasi Larutan Baku AgNO3
Menimbang 4,25 gram perak nitrat dan menambahkan air aquadest sampai 250 ml
dalam labu takar. Dijaga jangan sampai terkena sinar matahari
Menimbang dengan teliti tiga cuplikan natrium klorida yang murni dan kering seberat
0,20 gram dalam tiga Erlenmeyer 250 ml
Melarutkan tiap contoh dalam 50 ml air aquadest dan menambahkan 2 ml 0,1 M
kalium kromat.
Mentitrasi cuplikan dengan larutan perak nitrat sampai terjadi perubahan warna
menjadi kemerah-merahan yang stabil.
7.2 Penentuan Klorida
Menmbang dengan teliti cuplikan seberat 1 gram, melarutkan ke dalam air sampai
100 ml.
Mengambil 25 ml alikot memasukkan ke dalam Erloenmeyer berukuran 250 ml.
Menambahkan tiga tetes indicator kalium kromat.
Mentitrasikan dengan larutan baku perak nitrat sampai terjadi perubahan warna
menjadi kemerah-merahan yang stabil.
8. DATA PENGAMATAN
8.1 Standarisasi Larutan Baku/Standar AgNO3
No. Gram analit (NaCl) Volume titran (AgNO3) Perubahan warna
1. 200 mg 34 ml Kuning kemerah-merahan
2. 200 mg 34,1 ml Kuning kemerah-merahan
3. 200 mg 33,9 ml Kuning kemerah-merahan
Volume rata-rata = 34 ml
8.2 Penentuan Cl- dengan AgNO3
No. Volume analit Volume titran (AgNO3) Perubahan warna
1. 25 ml 27 ml Kuning kemerah-merahan
2. 25 ml 25 ml Kuning kemerah-merahan
3. 25 ml 26 ml Kuning kemerah-merahan
Volume rata-rata = 26 ml
9. PERHITUNGAN
9.1 Standarisasi Larutan AgNO3
Menentukan normalitas AgNO3
gr NaClBE NaCl
=¿V AgNO3 x N AgNO3
0,2 gr
58,442gr /mol= 0,034 L x N AgNO3
N AgNO3 = 0,2gr
1,987028
N AgNO3 = 0,1 N
N Teori
N = gr AgNO3
BE AgNO3 XV AgNO3
N = 4,25gr
170 grmol
x0,25 L
N = 0,1 N
%Kesalahan=NTeori−N PraktikN Teori
x100 %
=0,1−0,1
0,1x 100 %
= 0 %
9.2 Penentuan Klorida dengan AgNO3
Menentukan % klorida dalam contoh
% Cl = V AgNO3 x N AgNO3 x BECl
gr sampel x 100%
= 0,26 Lx 0,1N x35,5 gr /mol
1 gram x 100%
% Cl = 9,23 %
10. PERTANYAAN
1. Apa yang dimaksud dengan argentometri ?
Jawab : Argentometri adalah suatu cara untuk menentukan kadar zat dalam suatu
larutan yang dilakukan denngan titrasi berdasarkan pembentukan endapan
ion Ag+ atau metode titrasi yang menggunakan larutan perak nitrat sebagai
titran.
2. Pada titrasi yang telah Anda lakukan di atas, tuliskan apa yang bertindak sebagai:
Standar Primer
Standar Sekunder
Analit
Indicator
Jawab :
Standar Primer: Natrium Klorida (NaCl)
Standar Sekunder: AgNO3 (Perak Nitrat)
Analit: BaCl2
Indicator: K2CrO4 (Kalium Kromat)
3. Tuliskan titrasi pengendapan yang bukan argentometri!
Jawab : Hasil pengendapan yang bukan argentometri adalah presipitimetri, karena
presipitimetri tidak hanya meliputi pembentukan dengan Ag+ tetapi dengan
logam-logam yang lain.
11. ANALISA PERCOBAAN
Standarisasi Larutan Baku/Standar AgNO3
Pada percobaan ini pertama dilakukan dengan membuat larutan perak nitrat sebanyak
4,25 gr dalam 250 ml aquadest yang digunakan sebagai titran. Kemudian, menimbang
cuplikan NaCl sebanyaj 0,2 gr dalam masing-masing tiga erlenmeyer 250 ml. Setelah itu
dilarutkan dengan 50 ml aquadest masing-masing kedalam erlenmeyer yang berisi cuplikan
NaCl. Lalu titrasi dengan AgNO3 yang sebelumnya telah ditambahkan 2 ml 0,1 M kalium
kromat kedalam cuplikan sebagai indikator, cuplikan di titrasi sampai terbentuk endapan
putih dan warnanya berubah menjadi kuning bening. Lama-kelamaan larutan yang dititrasi
akan berubah warna menjadi kemerah-merahan. Volume rata-rata yang didapatkan dari 3 kali
percobaan adalah 34 ml.
Penentuan Cl- dengan AgNO3
Pertama dilakukan dengan menimbang teliti cuplikan BaCl2 seberat 1 gram untuk
dilarutkan ke dalam air sampai 100 ml. Kemudian mengambil alikot dan memasukkan ke
dalam erlenmeyer berukuran 250 ml, masing-masing dalam tiga erlenmeyer. Setelah itu,
menambahkan masing-masing tiga tetes indikator kalium kromat. Titrasi larutan dengan
AgNO3, warna larutan akan berubah warna menjadi kuning bening kemudian berubah warna
menjadi merah-kemerahan. Volume rata-rata yang didapatkan dari 3 kali percobaan adalah 26
ml.
12. KESIMPULAN
Dari percobaan ini, dapat disimpulkan bahwa :
1. Titrasi pengendapan adalah titrasi yang didasarkan pada rekasi pembentukan endapan
antara analit dan titran.
2. Terdapat 3 macam titrasi pengendapan yang dibedakan dari indicator yaitu :
1. Metode Mohr, menggunakan ion kromat (CrO42-)
2. Metode Volhard, menggunakan ion Fe3+
3. Metode Fajans, mrnggunakan indikator Adsorbsi.
3. Dari percobaan yang telah dilakukan, maka didapatkan data :
N AgNO3 : 0,1 N
Kadar Cl- dalam BaCl2 : 9,23 %
4. Ketika di titrasi baik pada standarisasi larutan baku/standar AgNO3 maupun
penentuan Cl- larutan akan berubah warna dari kuning bening menjadi kemerah-
merahan.
GAMBAR PROSES TITRASI PENGENDAPAN
Standarisasi Larutan Baku/Standar AgNO3
Menimbang 4,25 gram perak nitrat AgNO3 yang telah ditambahkan dengan aquadest
NaCl + K2CrO4 sebelum titrasi Proses titrasi NaC l dengan larutan perak nitrat
NaCl setelah titrasi
Penentuan Klorida
Menimbang cuplikan (BaCl2) seberat 1 gram BaCl2 + K2CrO4 sebelum titrasi
Proses titrasi BaC l2 dengan larutan perak BaCl2 setelah titrasi nitrat
GAMBAR ALAT
Neraca Analitis Kaca Arloji Erlenmeyer
Buret Gelas Kimia Batang Pengaduk
Pipet Ukur Labu Takar Corong pisah
Bola Karet Pipet tetes Spatula
DAFTAR PUSTAKA
Jobsheet “2015” Kimia Analisis Dasar Politeknik Negeri Sriwijaya.
Wangikristalini.blogspot.com
Brainstormingo.blogspot.com
Top Related