1
LAPORAN AKHIR
PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS
PELATIHAN MENGHIAS KAIN DENGAN
TEKNIK PAINTING PADA SISWA SEKOLAH LUAR BIASA BAGIAN B
SINGARAJA
Oleh :
Made Diah Angendari, S.Pd.,M.Pd./0016037404 (Ketua)
Dr. Ni Ketut Widiartini, S.Pd.,M.Pd./0001087504 (Anggota)
Putu Agus Mayuni, S.Pd.,M.Si./0028087103 (Anggota)
Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)Universitas Pendidikan Ganesha dengan SKP
Nomor: 180/UN48.15/LPM/2014 Tanggal 5 Maret 2015
JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
FAKULTAS TEKNIK DAN KEJURUAN
LEMBAGA PENGABDIAN PADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
TAHUN 2015
2
3
KATA PENGATAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa,
Tuha Yang Maha Esa atas karunia yang dilimpahkan, sehingga pelaksanaan
pengabdian masyarakat yang berjudul “Pelatihan Menghias Kain dengan Teknik
Painting pada Siswa Sekolah Luar Biasa Negeri Bagian B Singaraja.” dapat
terlaksana dengan baik dan lancar.
Terselenggaranya kegiatan pengabdian masyarakat ini berkat kerjasama
dan dukungan dari berbagai pihak, sehingga sudah sepantasnya kami
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Ketua LPM Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, atas kesempatan serta
kerjasamanya dalam melaksnakan pengabdian masyarakat ini.
2. Kepada Sekolah Luar Biasa Bagian B Singaraja yang telah memberikan ijin
mengadakan pengabdian di sekolah yang dipimpinya.
3. Para guru dan siswi Sekolah Luar Biasa bagian B Singaraja atas partisipasinya
sebagai peserta dalam P2M ini dan telah mengikuti kegiatan pengabdian ini
dengan tekun dari awal sampai akhir.
4. Rekan-rekan pelaksana kegiatan P2M di lapangan yang telah melaksanakan
kegiatan ini dengan baik.
Akhir kata kami berharap semoga hasil kegiatan pengabdian ini bermanfaat bagi
pengembangan pengetahuan serta meningkatkan ketrampilan bagi para siswa yang
nantinya dapat dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya keterampilan
yang telah dimiliki dapat dijadikan bekal berwirausaha setelah lulus dan kembali ke
tengah-tengah keluarga dan masyarakat.
Singaraja, 6 Oktober 2015
Pelaksana
4
DAFTAR ISI
HALAMAN MUKA ……………………………………………………… i
PENGESAHAN ………………………………………………………….. ii
KATA PENGANTAR …………………………………………………… iii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………… iv
DAFTAR TABEL ………………………………………………………… v
RINGKASAN .............................................................................................. vi
BAB I PENHAHULUAN
1.1.Analisis Situasi …………………………………………….. 1
1.2.Perumusan Masalah ………………………………………... 6
1.3.Tujuan Kegiatan …………………………………………… 7
1.4.Manfaat Kegiatan ………………………………………….. 7
BAB II METODE PELAKSANAAN
2.1. Kerangka Pemecahan Masalah ……………………………........ 9
2.2. Khalayak sasaran ………………………………………………. 10
2.3. Metode Kegiatan ............................ …………………………… 11
2.4. Rancangan Evaluasi .................................................................... 12
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1.Deskripsi Hasil Pelatihan Menghias Kain dengan Teknik
Painting ……………………………………………………….
14
3.2.Pembahasan ………………………………………………. 20
BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan ……………………………………………………. 22
4.2. Saran …………………………………………………………… 22
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 23
LAMPIRAN ……………………………………………………………….. 24
5
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Check list proses Menghias Kain dengan Teknik Painting ...... 13
Tabel 2.2 Pedoman Hasil Evaluasi ............................................................ 13
Tabel 3.1 Rekapitulasi Data Hasil Kegiatan Menghias Kain dengan
Teknik Painting (Sapu Tangan).................................................
16
Tabel 3.2 Rekapitulasi Data Hasil Kegiatan Menghias Sepatu dengan
Teknik Painting ........................................................................
17
Tabel 3.3 Rekapitulasi Data Hasil Kegiatan Pelatihan Menghias Tas
dengan Teknik Painting ............................................................
18
Tabel 3.4 Rekapitulasi Data Hasil Kegiatan Pelatihan Menghias
Selendang dengan Teknik Painting .........................................
19
6
RINGKASAN
Tujuan dari Pelatihan Pengabdian Masyarakat ini adalah untuk memberikanpelatihan keterampilan menghias kain dengan teknik painting dan mengetahuitanggapan siswa Sekolah Luar Biasa Bagian B terhadap pelatihan keterampilanmenghias kain dengan teknik painting. Metode yang digunakan dalam pelatihanini adalah metode ceramah, demontrasi, tanya jawab, pelatihan, dan evaluasi.Khalayak sasaran adalah siswa SMP dan SMA SLB Bagian B Singaraja sebanyak27 orang. Pelatihan ini melibatkan dosen Jurusan Pendidikan KesejahteraanKeluarga (Tata Busana).Pelaksanaan kegiatan pelatihan menghias kain dengan teknik painting telahberhasil melaksanakan pelatihan menghias saputangan, menghias tas, menghiassepatu, menghias selendang dengan teknik painting, motif dibuat sendiri dansesuai dengan contoh yang ada. Kriteria pelatihan menghias kian dengan teknikpainting dengan persentasi setiap tahapan perencanaan, proses pelaksanaan, hasil,dan berkemas.Tanggapan siswa terhadap pelaksanaan kegiatan pelatihanmenghias kain dengan teknik painting ini sangat baik. Hal ini dapat dilihat dariindikator kehadiran siswa mencapai 100% dari target, dan selama kegiatanberlangsung mereka sangat antusias mengikuti kegiatan dari awal sampai akhirkegitan.
Kata Kunci: Menghias Kain, Teknik Painting, SLB B Singaraja
The purpose of the Training Community Service is to provide skills training todecorate fabric with painting techniques and determine the responses of schoolstudents Extraordinary Part B of the fabrics decorating skills training withpainting techniques. The method used in this training is a lecture, demonstration,discussion, training, and evaluation. The target audience is high school studentsSLB Part B Singaraja many as 27 people. The training involves a lecturer of theDepartment of Family Welfare Education (dressmaking).Implementation of training activities to decorate fabric with painting techniqueshave been successfully carrying out training decorate handkerchiefs, decorate abag, decorate shoes, scarves decorate with painting technique, made his ownmotives and in accordance with the examples. Criteria training increasinglydecorate with painting techniques with the percentage of each stage of theplanning, the implementation process, outcomes, and berkemas.Tanggapanstudents towards the implementation of the training activities of decorating fabricwith painting technique is very good. It can be seen from the indicators of studentattendance reached 100% of the target, and during the activity they are veryenthusiastic to follow the activities from the beginning to the end of the activity.
Keywords: Decorating Fabrics, Painting Techniques, SLB B Singaraja
7
BAB I
PENDAHULUAN
Penyandang cacat mempunyai hak dan kewajiban dalam segala aspek
kehidupan dan penghidupan.Untuk mewujudkan hak dan kewajiban dalam segala
aspek kehidupan dan penghidupan, peran penyandang cacat diperlukan sarana dan
upaya yang lebih memadai, terpadu dan berkesinambungan yang pada akhirnya
akan menciptakan kemandirian dan kesejahteraan penyandang cacat.
Anak berkebutuhan khusus (Heward) adalah anak dengan karakteristik
khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada
ketidakmampuan mental, emosi atau fisik. Yang termasuk kedalam ABK antara
lain: tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, kesulitan belajar,
gangguan prilaku, anak berbakat, anak dengan gangguan kesehatan. Istilah lain
bagi anak berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa dan anak cacat.
Sebagai individu yang memiliki kekurangan maka mereka pada umumnya
sering dianggap kurang memiliki rasa percaya diri dan cenderung menutup diri
dari lingkungannya. Pandangan masyarakat yang kurang positif juga justru
menambah beban permasalahan bagi para penyandang cacat. Sebenarnya dengan
keterbatasan-keterbatasan yang ada pada mereka harus disikapi secara positif agar
mereka dapat dikembangkan seoptimal mungkin potensinya dan diharapkan dapat
memberikan kontribusi positif bagi keluarga, lingkungan, masyarakat, serta
pembangunan bangsa.
Dalam rangka memberdayakan dan memenuhi hak-hak bagi anak
berkebutuhan khusus, pengelolaan pendidikan luar biasa dituntut untuk dapat
8
memotivasi dan mengembangkan potensi mereka dalam segala aspek kehidupan
sehari-hari. Sebagaimana yang ada dalam program-program sekolah
pengembangan potensi peserta didik merupakan hal yang penting dari
pelaksanaan proses pembelajaran, guna membekali siswa kelak dalam kehidupan
bermasyarakat. Sehingga dapat hidup mandiri, mampu berkompetisi, dan berani
mempertahankan kebenaran, serta eksis dalam kehidupan bermasyarakat minimal
mempunyai kemampuan untuk menolong dirinya sendiri.
Sekolah Luar Biasa Bagian B Singaraja Bali adalah sekolah khusus untuk
anak-anak Tunarungu. Tunarungu adalah individu yang memiliki hambatan
dalam pendengaran baik permanen maupun tidak permanen. Di Sekolah ini
terdapat siswa Sekolah Dasar 60 orang, Sekolah Menengah Pertama 15 orang
dan Sekolah Menengah Atas 12 orang.
Berbagai upaya telah banyak dan tak pernah berhenti dilakukan mulai dari
tingkat pusat hinggga di tingkat sekolah untuk mengembangkan pendidikan bagi
ABK di SLB B yang semakin bermutu, namun realita yang ada masih
menunjukkan belum tercapainya apa yang dicita-citakan. Mutu ABK selama
masih dalam proses hingga setelah lulus dari SLB masih diragukan untuk mampu
hidup bermasyarakat secara wajar. Hal ini merupakan tantangan dan kewajiban
bagi Universitas Pendidikan Ganesha, melalui Lembaga Pengabdian Masyarakat
(LPM) merencanakan dan melaksanakan pendidikan ketrampilan bagi anak-anak
SLB.
Dipandang perlu untuk memberdayakan anak-anak SLB Bagian B
Singaraja untuk meningkatkan ketrampilan di bidang kecantikan (manicure,
pedicure, dan nail art). Mengingat mereka belum memiliki keterampilan di
9
bidang kecantikan, tersedianya alat-alat kecantikan khususnya alat-alat manicure,
pedicuredan nail art yang belum pernah digunakan dan juga belum ada guru di
bidang kecantikan sehingga alat-alat tersebut tidak pernah digunakan. Permintaan
dari kepala sekolah, guru-guru dan siswa untuk mengadakan pelatihan manicure,
pedicure dan nail art karena setiap tahunnya ada perlombaan nail art di tingkat
propinsi dan juga keterampilam ini bisa dijadikan bekal untuk mencari pekerjaan
dan membuka lapangan pekerjaan. Menurut pendapat Sutrisno (1997) hal yang
dapat kita lakukan dalam pembinaan anak-anak cacat adalah melakukan
pendampingan pada mereka dalam upaya peningkatan kualitas sumberdaya
manusia, sehingga pada waktunya nanti mereka bisa memasuki atau justru dapat
menciptakan lapangan kerja.
Di masa pembangunan sekarang nilai ekonomi semakin berperan, maka
keterampilan di bidang kecantikan (manicure, pedicure dan nail art) dipandang
sebagai aset yang menguntungkan untuk dikembangkan. Dengan kata lain,
manicure, pedicure dan nail artdipandang memiliki potensi ekonomi dalam
perdagangan dan dunia pariwisata. Oleh karena itu, kegiatan manicure, pedicure
dan nail art ini digalakkan dan diharapkan mampu memperluas lapangan kerja
dan dapat meningkatkan pendapatan serta kesejahteraan siswa SLB Bagian B
ketika sudah lulus.
Adapun program pelatihan yang akan diberikan adalah menicure, pedicure
dan nail art. Dipilihnya pelatihan manicure, pedicure dan nair art karena
perawatan tangan, kaki, kuku dan seni merias kuku ini sedang trens di
masyarakat. Sedangkan teknik yang digunakan tidak terlalu rumit, dan bahan-
bahan yang digunakan mudah didapat dan harganya tidak terlalu mahal. Teknik
10
merias kuku (nail art) juga sering dilombakan oleh anak-anak SLB di tingkat
propinsi.
Universitas Pendidikan Ganesha, membawahi Fakultas Teknik dan
Kejuruan (FTK) yang memiliki jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga. Pada
sub program Tata Kecantikan 65% kurikulumnya mengajarkan praktikum
perawaratan, penataan, rias rambut maupun wajah. Oleh karena itu kegiatan
dalam bentuk Pengabdian Masyarakat ini sangat relevan untuk memecahkan
permasalahan yang ada Sekolah Luar Biasa Bagian B Singaraja.
1.1. Analisis Situasi
Sekolah Luar Biasa Bagian B Singaraja Bali adalah sekolah khusus untuk
anak-anak Tunarungu. Tunarungu adalah individu yang memiliki hambatan
dalam pendengaran baik permanen maupun tidak permanen. Di Sekolah ini
terdapat siswa Sekolah Dasar 60 orang, Sekolah Menengah Pertama 60 orang
dan Sekolah Menengah Atas 12 orang.
Mereka pada umumnya sering dianggap kurang memiliki rasa percaya diri
dan cenderung menutup diri dari lingkungannya. Mereka perlu bekal ketrampilan
untuk kelangsungan hidupnya setelah lulus dari sekolah. Kurangnya ketrampilan
dalam bidang busana (menghias kain) yang berorientasi pada kesiapan mencari
kerja, sedangkan peralatan menghias kain yang tersedia cukup memadai untuk
menunjang bidang tersebut.
Khalayak sasaran yang trategis untuk masalah ini adalah siswa Sekolah
Luar Biasa bagian B Singaraja, yang sedang mengenyam pendidikan SMP
sebanyal 15 orang dan SMA 12 orang. Dipilihnya siswa setingkat SMP dan SMA,
11
sebab mereka tergolong usia yang sangat produktif baik dilihat dari kecepatan
kerja, kecepatan belajar, tingkat antusiasme, memilki daya kreativitas yang tinggi,
mereka sudah memiliki ketrampilan memadai untuk tumbuh menjadi insan
mandiri dan produktif.
Pengabdian masyarakat pernah dilaksanakan di SLB pada tahun 2012 dan
2013, dan 2014, dimana bidang yang diajarkan pada tahun 2012 adalah membuat
kerajinan tangan dari kain flanel, dan di tahun 2013 membuat lenan rumah tangga
dengan menggunakan teknik jumputan dan 2014 pelatihan manicure, pedicure,
dan nail art. Siswa-siswa sangat antusias dalam mengkuti pelatihan yang
dilaksanakan tersebut. Dari pihak sekolah sangat berharap agar pelatihan
keterampilan ini berkelanjutan setiap tahunnya dengan materi yang berbeda dan
sesuai dengan kebutuhan siswa. Untuk tahun 2015 dari pihak sekolah baik kepala
sekolah, guru dan siswa sangat mengharapkan diadakan pelatihan di bidang
busana yaitu menghias kain dengan teknik painting.
Kondisi Sekolah Luar Biasa bagian B adalah banyak terdapat alat-alat
menghias kain yang belum optimal digunakan, dan siswa belum memiliki
ketrampilan dasar di bidang menghias kain khususnya teknik painting sedangkan
setiap tahunnya anak-anak SLB mengikuti lomba dan pameran kerajinan tangan
di tingkat propinsi. Sedangkan di sekolah belum ada guru bidang busana sehingga
alat-alat menghias kain yang ada di sekolah belum optimal digunakan.
Berdasarkan analisis situasi di atas, dipandang perlu untuk
memberdayakan anak-anak SLB Bagian B untuk meningkatkan ketrampilan di
bidang busana yaitu menghias kain dengan teknik painting). Mengingat mereka
belum memiliki keterampilan di bidang menghias kain (painting), tersedianya
12
alat-alat menghias kain seperti pemidangan, kuas dan palet di sekolah. Hal yang
dapat kita lakukan dalam pembinaan anak-anak cacat adalah melakukan
pendampingan pada mereka dalam upaya peningkatan kualitas sumberdaya
manusia, sehingga pada waktunya nanti mereka bisa memasuki atau justru dapat
menciptakan lapangan kerja. Oleh karena itu kegiatan dalam bentuk Pengabdian
Masyarakat ini sangat relevan untuk memecahkan permasalahan yang ada di
Sekolah Luar Biasa Bagian B Singaraja.
1.2. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian analisis situasi, dapat dikemukanan bahwa anak-anak
Sekolah Luar Biasa memiliki kekurangan, maka mereka pada umumnya sering
dianggap kurang memiliki rasa percaya diri dan cenderung menutup diri dari
lingkungannya. Mereka perlu bekal ketrampilan untuk kelangsungan hidunya
setelah lulus dari sekolah. Kurangnya ketrampilan dalam bidang kecantikan yang
berorientasi pada kecakapan hidup, sedangkan peralatan yang tersedia cukup
memadai untuk menunjang bidang tersebut karena tidak ada guru bidang busana.
Selain itu anak-anak Sekolah Luar Biasa Bagian B Singaraja sangat membutuhkan
ketrampilan tersebut,karena setiap tahunnya kegiatan tersebut dilombakan dan
hasilnya dipamerkan di tingkat propinsi dan diharapkan setelah tamat nanti siap
terjun ke masyarakat sudah mempunyai bekal ketrampilam yang memadai,
sehingga mereka merupakan aset bangsa yang diperhitungkan, bukan sebaliknya
dianggap beban bangsa.
Oleh sebab itu untuk dapat memiliki sejumlah ketrampilam maka
diperlukan sejumlah pelatihan ketrampilan yaitu: (a) menghias selendang dengan
teknik painting(b) menghias taplak meja dengan teknik painting (c) menghias
13
saputangan dengan teknik painting. Permasalahan ini harus segera ditangani
secara komprehensif melalui strategi dan program yang terpadu agar dapat
memberdayakan sumber daya manusia dan sumber daya selebihnya
(peralatan/fasilitas) yang ada Sekolah Luar Biasa Bagian B Singaraja.
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut:
1. Belum pernah diadakan pelatihan menghias kain dengan teknik painting
pada anak-anak Sekolah Luar Biasa Bagian B Singaraja yang sedang
mengenyam pendidikan tingkat SMP dan SMA.
2. Bagaimana tanggapan anak-anak Sekolah Luar Biasa Bagian B Singaraja
(Siswa SMP dan SMA) terhadap pelatihan menghias kain dengan teknik
painting?
1.3 Tujuan Kegiatan
Sesuai dengan rumusan masalah yang dikemukakan di depan, maka tujuan
yang ingin dicapai dalam kegiatan pengabdian ini adalah:
1. Untuk memberikan pelatihan keterampilan menghias kain dengan teknik
painting
2. Untuk mengetahui tanggapan siswa Sekolah Luar Biasa Bagian B terhadap
pelatihan keterampilan menghias kain dengan teknik painting
1.4 Manfaat Kegiatan
Jika tujuan di atas dapat tercapai diharapkan dapat bermanfaat pada :
1. Lembaga Undiksha yaitu merupakan kegiatan pengabdian pada
masyarakat sebagai salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi.
14
2. Bagi Dosen, melalui kegiatan ini dapat mengembangkan wawasan
kemasyarakatan kalangan dosen dan mahasiswa, sehingga nantinya terjalin
komunikasi yang efektif dan produktif antara perguruan tinggi dengan
masyarakat, bagi peningkatan peran serta kalangan kampus dalam
pemberdayaan masyarakat luas.
3. Siswa Sekolah Luar Biasa B Singaraja, hasil kegiatan pelatihan ini
diharapkan dapat meningkatkan wawasan pengetahuan dan ketrampilan
dalam menghias kain dengan teknik painting. Melalui kegiatan
pengabdian ini, siswa SLB Bagian B Singaraja tidak lagi dipandang
sebelah mata oleh masyarakat dengan segala keterbatasannya, tetapi
sebaliknya mereka merupakan aset bangsa yang diperhitungkan, dan siap
bersaing di masyarakat yang penuh dengan tantangan.
15
BAB II
METODE PELAKSANAAN
2.1. Kerangka Pemecahan Masalah
Permasalahan yang ada berupa kondisi ekonomi Bangsa Indonesia saat ini,
bukanlah hal yang mudah untuk memperoleh pekerjaan, apalagi bagi anak-anak
Sekolah Luar Biasa Bagian B yang memiliki kekurangan fisik. Hal ini tentunya
menjadi permasalahan yang rumit, jika anak-anak SLB bagian B tersebut tidak
dipersiapkan untuk mencari peluang di dunia usaha, dengan kata lain
berwirausaha mandiri. Sedangkan di sekolah tersebut banyak terdapat alat-alat
untuk menghias kain yang belum dipergunakan secara optimal.
Akar dari permasalahan adalah siswa SLB Bagian B merupakan sekolah
khusus tunarungu dimana mereka cacat dalam hal pendengaran yang kebanyakan
sulit untuk mencari pekerjaan, dimana anak-anak tersebut belum pernah dilatih
keterampilan menghias kain dengan teknik painting, di sekolah tersebut sudah
tersedia alat-alat untuk menghias kain seperti pemidangan, kuas dan palet yang
belum digunakan secara optimal, belum ada guru pengajar busana dan
ketetampilam dan permintaan untuk mengadakan pelatihan menghias kain
dengan teknik batik dan painting dari pihak sekolah (kepala sekolah, guru dan
siswa) karena setiap tahunnya ada lomba dan pameran hasil kerajinan dari siswa-
siswa SLB se Provinsi Bali. .
Untuk mewujudkan hak dan kewajiban dalam segala aspek kehidupan dan
penghidupan, peran penyandang cacat diperlukan sarana dan upaya yang lebih
memadai, terpadu dan berkesinambungan yang pada akhirnya akan menciptakan
16
kemandirian dan kesejahteraan penyandang cacad. Langkah konkritnya mereka
harus diberi keterampilan-keterampilan.Oleh karena itu sudah seharusnya
perguruan tinggi melalui penerapan Dharma ke 3 yaitu Pengabdian Pada
Masyarakat memberikan kontribusi untuk memecahkan persoalan tersebut.
Realisasi pemecahan masalah terhadap kerangka pemecahan masalah dilakukan
melalui peningkatan ketrampilan dalam pelatihan di bidang yaitu menghias kain
dengan teknik painting.
Dengan adanya pelatihan ini diharapkan siswa Selolah Luar Biasa Bagian
B (siswa SMP dan SMA) dapat menerapkan berbagai ketrampilan yang akan
diberikan, dan selalu menggali ide baru untuk berinovasi dalam berkarya.
Selanjutnya dengan penguasaan wawasan dan ketrampilan tersebut para siswa
lebih siap untuk mandiri, dan menjadi insan yang produktif dan kreatif.
Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan selama 8 bulan yang terbagi dalam
tiga tahap yaitu: (1) tahap perencanaan, (2) tahap pelaksanaan, (3) tahap evaluasi.
Tahap perencanaan telah ditetapkan hal-hal sebagai berikut: tempat/lokasi
kegiatan dipilih di Sekolah Luar Biasa Negeri Bagian B Singaraja Bali, yang
terletak di Jl Veteran Singaraja. Jenis kegiatan berupa keterampilam menghias
kain dengan teknik painting. Tahap pelaksanaan berupa penyajian materi secara
teori selama 1 hari dilanjutkan dengan pelatihan keterampilan menghias kain
dengan teknik painting di hari berikutnya. Tahap yang terakhir adalah evaluasi
akhir dan pelaporan.
2.2. Khalayak Sasaran
Khalayak sasaran yang trategis untuk masalah ini adalah siswa Sekolah
Luar Biasa bagian B Singaraja, sebanyak 27 orang yang sedang mengenyam
17
pendidikan SMP sebanyak 15 orang dan SMA 12 orang. Dipilihnya siswa
setingkat SMP dan SMA, sebab mereka tergolong usia yang sangat produktif baik
dilihat dari kecepatan kerja, kecepatan belajar, tingkat antusiasme, memilki daya
kreativitas yang tinggi, mereka sudah memiliki ketrampilan memadai untuk
tumbuh menjadi insan mandiri dan produktif.
Pelatihan ini melibatkan dosen Jurusan Pendidikan Kesejahteraan
Keluarga (Tata Busana) yang mengampu mata Desain dan Dekorasi Tekstil I.
Bekerja sama dengan Sekolah Luar Biasa Bagian B Singaraja yang melibatkan
siswa SMP dan SMA sebagai subyek sasaran. Pengabdian ini dilakukan dalam
upaya mengadakan hubungan yang erat melalui pererapan disiplin ilmu
khususnya dibidang Tata Busana. Siswa dapat memperoleh pengetahuan dan
keterampilan tentang teknik menghias kain dengan teknik painting yang lebih
berkualitas dan memiliki nilai estetika yang lebih baik.
2.3.Metode Kegiatan
Kegiatan pengabdian pada masyarakat (P2M) menggunakan metode dalam
bentuk pelatihan keterampilan melalui ceramah, demontrasi dan tanya jawab dan
pelatihan dilaksanak selama 8 bulan. Adapun tahapan-tahapan dalam pelaksanaan
kegiatannya :
1. Ceramah digunakan untuk menyampaikan pengetahuan secara umum
tentang teknik painting meliputi, pengertian painting, alat dan bahan,
teknik pewarnaan.
18
2. Demontrasi digunakan untuk memberikan keterampilan langsung
mengenai proses pelaksanaan painting, peralatan yang diperlukan serta
bahan yang digunakan dalam proses painting.
3. Tanya jawab digunakan untuk melengkapi hal-hal yang belum
terakomodasi oleh kedua metode di atas.
4. Pelatihan menghias kain dengan teknik jumputan ditujukan kepada siswa
dengan melibatkan seluruh peserta pelatihan.
5. Evaluasi hasil akhir.
2.4.Rancangan Evaluasi
Tingkat keberhasilan pelatihan ini dilakukan melalui pengamatan langsung
melalui penilaian kinerja dan hasil produk pada peserta dalam proses persiapan,
pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan menghias kain dengan teknik painting
dilakukan oleh instruktur dengan mengacu pada indikator yang tercantun dalam
rubrik yang telah disiapkan. Adapun model rubrik yang digunakan adalah rubrik
untuk menilai ketrampilan proses sebagai berikut:
19
Tabel 2.1 Check list proses Menghias Kain dengan Teknik Painting
No Aspek Kemampuan Skala Nilai
4 3 2 1
1 Persiapan area kerja, alat, dan bahan
2 Membuat desain (motif)
3 Proses pembuatan painting
4 Kombinasi warna painting
4 Kreatifitas motif painting
5 Kebersihan dan kerapian hasil akhir
6 Berkemas
4=sangat baik, 3=baik, 2=cukup, 1=kurang
Selanjutnya hasil akhir penilaian kinerja dirata-ratakan dan dikonversi
menggunakan pedoman konversi sebagai berikut:
Tabel 2.2 Pedoman Hasil Evaluasi
No Rentangan Nilai Katagori
1 85 – 100 4 Sangat baik
2 70 – 84 3 Baik
3 55-69 2 Cukup
4 < 54 1 Kurang
20
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Deskripsi Hasil Pelatihan Menghias Kain dengan Teknik Painting
Kegiatan pelatihan menghias kain dengan teknik painting di Sekolah Luar
Biasa Bagian B Singaraja dilaksanakan selama 2 hari yaitu pada hari Jumat
tanggal 22 Mei 2015 sampai dengan Sabtu 23 Mei 2015. Kegiatan dimulai pukul
08.00 wita sampai dengan pukul 12.00 wita. Kegiatan diawali dengan
mengumpulkan peserta di ruang keterampilan. Target sasaran 20 orang yang
terdiri dari siswa SMA dan SMP yang berjenis kelamin perempuan dan laki-laki.
Peserta semuanya terdiri dari 25 orang yang terdiri dari siswa SMP 15, SMA 7
orang dan guru pembimbing 3 orang. Pada hari pertama dan ke dua melibatkan
semua siswa SMA, SMP dan guru pembimbing.
Kegiatan pada hari pertama instruktur (Made Diah Angendari) dibantu
oleh instruktur dari dosen PKK Undiksha dan guru-guru keterampilan SMP dan
SMA Sekolah Luar Biasa Bagian B Singaraja menyampaikan hal-hal yang
berkaitan dengan teknik painting, alat dan bahan painting dengan metode
ceramah. Peserta terlihat antusias mengikuti kegiatan ini, dan mereka sangat
tertarik untuk mencoba. Kegiatan hari pertama siswa dan guru belajar membuat
sket, motif dan menghias sapu tangan dengan teknik painting. Langkah-langkah
yang dilakukan adalah mengenal alat dan bahan untuk teknik painting, membuat
desain, menjiplak motif ke kain, proses pewarnaan dengan teknik painting, dan
terakhir finising.
21
Kegiatan hari ke dua yaitu hari Sabtu tanggal 23 Mei 2015 dilanjutkan
dengan pelatihan menghias kain dengan teknik painting dengan media sepatu, tas
dan selendang. Siswa dikelompokkan menjadi 3 kelompok yang terdiri dari
kelompok 1 menghias sepatu dengan teknik painting, kelompok 2 menghias tas
dengan teknik painting dan kelompok 3 menghias selendang dengan teknik
painting. Adapun kegiatan dalam pelatihan ini adalah pada dasarnya antara
kelompok 1, kelompok 2 dan kelompok 3 tekniknya sama, hanya medianya saja
yang berbeda. Langkah-langkannya adalah memilih media , membuat desain
motif, memjiplak motif, memberi warna (melukis) sesuai dengan keinginan, dan
terakhir adalah finising.
Hasil kegiatan pelatihan menhias kain dengan teknik painting seaca umum
dapat dikatakan berhasil. Hal ini dapat dilihat darai presentasi kehadiran peserta
mencapai 100%, siswa sangat antusias mengikuti kegiatan pelatihan ini, dan hasil
penerapan menghias kain dengan teknik painting secara keseluruhan kategori
sangat baik.
Sedangkan berdasarkan perencanaan, proses, hasil praktik, dan berkemas
dapat dijabarkan sebagai berikut:
22
Tabel 3.1 Rekapitulasi Data Hasil Kegiatan Menghias Kain dengan TeknikPainting (Sapu Tangan)
NoPeserta
Perencanaan Proses Hasil Berkemas Total
1 4 3 4 3 142 4 4 4 4 163 3 4 3 3 134 3 3 3 3 125 4 4 4 4 166 3 4 4 4 157 4 3 4 4 158 4 3 4 3 149 4 4 4 3 1510 3 4 3 4 1411 3 3 3 3 1212 4 3 4 3 1413 4 4 4 3 1514 3 4 3 4 1415 3 3 3 3 1216 4 3 4 3 1417 4 4 4 3 1518 3 4 3 4 1419 3 3 3 3 1220 3 4 3 3 1321 3 3 3 3 1222 3 4 3 3 1323 3 3 3 3 1224 4 4 4 4 1625 3 4 3 3 13
Total 87 89 87 83 345% 87% 89% 87% 88% 86,25%
Berdasarkan data pada Tabel 3.1 dapat dikatakan dapat dikatakan bahwa
pada perencanaan pelatihan menghias saputangan dengan teknik painting 87 %
dalam kategori sangat baik, tahap proses menghias saputangan dengan teknik
painting mencapai 89 % dalam kategori sangat baik, pada tahap hasil menghias
saputangan dengan teknik painting memperoleh persentase 87 %, dengan
kategori sangat baik dan berkemas memperoleh persentase 88 % dengan kategori
sangat baik. Sedangkan secara keseluruhan hasil pelatihan menghias saputangan
23
dengan teknik painting ialah 86,25% dalan kategori sangat baik. Jadi dapat
disimpulkan bahwa pelatihan menghias saputangan dengan teknik painting
hasilnya sesuai s dengan harapan yaitu peserta bisa menghias saputangan dengan
teknik paiting.
Pada hari ke dua peserta dikelompokkan menjadi 3 kelompok. Kelompok
1 menghias sepatu dengan teknik painting, kelompok 2 menghias tas dengan
teknik painting, kelompok 3 menghias selendang dengan teknik painting.
Hasil kegiatan perkelompok 1 yang terdiri dari 6 orang melaksanalan
kegiatan menghias sepatu dengan teknik painting. Berdasarkan evaluasi
didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 3.2 Rekapitulasi Data Hasil Kegiatan Menghias Sepatu dengan TeknikPainting
NoPeserta
Perencanaan Proses Hasil Berkemas Total
1 4 3 3 4 142 4 3 4 3 143 4 4 4 3 154 3 4 3 4 145 4 3 4 3 146 3 4 3 4 14
Total 21 21 21 21 85% 87,5 87,5 87,5 87,5 87,5
Berdasarkan data pada Tabel 3.2 dapat dikatakan dapat dikatakan bahwa
pada perencanaan pelatihan menghias sepatu dengan teknik painting dengan
persentase 87,5 % dalam kategori sangat baik, tahap proses menghias sepatu
dengan teknik painting mencapai 87,5 % dalam kategori sangat baik, pada tahap
hasil menghias sepatu dengan teknik painting memperoleh persentase 87,5 %,
dengan kategori sangat baik dan berkemas memperoleh persentase 87,5 % dengan
kategori sangat baik. Hasil keseluruhan pelatihan menghias sepatu dengan teknik
24
painting adalah 87,5 dalam kategori sangat bail. Jadi dapat disimpulkan bahwa
pelatihan menghias sepatu dengan teknik painting hasilnya sesuai dengan harapan
yaitu siswa bisa mengikuti dengan baik pelatihan menghias sepatu dengan teknik
painting.
Sementara hasil kegiatan kelompok 2 yang terdiri dari 12 orang
melaksanakan pelatihan menghias tas dengan teknik painting. Berdasarkan
evaluasi yang dilakukan instruktur diperoleh hasil sebagai yang dapat dilihat pada
Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Rekapitulasi Data Hasil Kegiatan Pelatihan Menghias Tas denganTeknik Painting
NoPeserta
Perencanaan Proses Hasil Berkemas Total
1 3 3 3 4 132 4 4 4 4 163 3 4 4 4 154 4 3 4 3 145 3 3 4 4 146 4 4 4 3 157 3 4 4 4 158 4 4 4 3 159 4 4 3 3 1410 4 3 4 3 1411 3 4 3 3 1312 3 3 3 3 13
Total 42 43 44 41 171% 87,5% 89,58% 91,67% 85,42 89,02%
Berdasarkan data pada Tabel 3.3 dapat dikatakan dapat dikatakan bahwa
pada perencanaan pelatihan menghias tas dengan teknik painting dengan
persentase 87,5 % dalam kategori sangat baik, tahap proses menghias kain
dengan teknik painting mencapai 89,58 % dalam kategori sangat baik, pada tahap
hasil hasil menghias selendang dengan teknik painting memperoleh persentase
91,67 %, dengan kategori sangat baik dan berkemas memperoleh persentase 85,42
25
% dengan kategori sangat baik. Hasil keseluruhan pelatihan menghias tas dengan
teknik painting adalah 89,02%. Jadi dapat disimpulkan bahwa pelatihan menghias
tas dengan teknik painting sesuai dengan harapan yaitu siswa bisa melaksanakan
dan menghias tas dengan baik.
Sementara hasil kegiatan kelompok 3 yang terdiri dari orang
melaksanakan pelatihan menghias selendang dengan teknik painting.
Berdasarkan evaluasi yang dilakukan instruktur diperoleh hasil sebagai yang
dapat dilihat pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4 Rekapitulasi Data Hasil Kegiatan Pelatihan Menghias Selendangdengan Teknik Painting
NoPeserta
Perencanaan Proses Hasil Berkemas Total
1 3 3 4 4 142 4 4 4 3 153 3 4 4 4 154 4 4 4 3 155 4 4 3 3 146 4 3 4 3 147 3 4 3 3 13
Total 25 26 26 24 101% 89.29% 92,86% 92.86% 85,71% 90,18%
Berdasarkan data pada Tabel 3.4 dapat dikatakan dapat dikatakan bahwa
pada perencanaan pelatihan menghias selendang dengan teknik painting dengan
persentase 89,29 % dalam kategori sangat baik, tahap proses menghias selendang
dengan teknik painting mencapai 92,86 % dalam kategori sangat baik, pada tahap
hasil hasil menghias selendang dengan teknik painting memperoleh persentase
92,86 %, dengan kategori sangat baik dan berkemas memperoleh persentase 85,71
% dengan kategori sangat baik. Hasil keseluruhan pelatihan menghias selendang
dengan teknik painting adalah 90,18%. Jadi dapat disimpulkan bahwa pelatihan
26
menghias selendang dengan teknik painting sesuai dengan harapan yaitu siswa
bisa melaksanakan dan menghias tas dengan baik.
4.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil kegiatan P2M pelatihan menghias kain dengan teknik
painting yang telah dipaparkan pada hasil, bahwa kegiatan pengabdian ini
mendapat respon yang positif dari para peserta, guru-guru dan kepala sekolah
Luar Biasa Bagian B Singaraja, dimana para peserta sangat antusias mengikuti
kegiatan, dan hasilnya juga sangat baik, begitu juga dengan guru-guru dengan
senang hati membantu dalam proses awal sampai akhir.
Disisi lain masih ditemukan beberapa kendala dalam pelaksanaan,
misalnya menentukan waktu, larna pelatihan ini dijadwalkan pada hari dimana
siswa mendapat pelajaran keterampialn agar tidak menggangu pelajaran yang
lainnya. Sementara jadwal di sekolah banyak liburnya misalnya libur kenaikan
kelas, ujian sekolah, ujian nasional dan kegiatan-kegiatan lain yang
diselenggarakan di sekolah dan provinsi.
Pelatihan menghias kain dengan teknik painting , instruktur menargetkan
membuat 4 macam produk yang dibuat yaitu pelatihan menghias sapu tangan
dengan teknik painting, menghias sepatu dengan teknik painting, menghias tas
dengan teknik painting, dan menghias selendang dengan teknik painting dan
target tersebut terpenuhi. Kegiatan ini siswa diperbolehkan memilih motif yang
diinginkan dan sesuai dengan contoh yang diberikan instruktur dan juga siswa
dibebaskan untuk membuat motif sendiri dan warna yang berbeda.
Namun demikian, kerjasama yang proaktif antar siswa untuk
menyelesaikan setiap proses menghias kain (saputangan, sepatu, selendang dan
27
tas) , mereka kerjakan dengan penuh tanggung jawab. Hal ini mengisyaratkan
bahwa mereka sangat disiplin dengan waktu, walaupun mereka memiliki
kekuarangan yaitu tidak bisa mendengar dan berbicara, tetapi mereka punya
semangat yang besar untuk belajar.
28
BAB IV
PENUTUP
4.1. Simpulan
Berdasarkan uraian pada hasil dan pembahasan di atas, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan kegiatan pelatihan menghias kain dengan teknik painting
telah berhasil melaksanakan pelatihan menghias saputangan, menghias tas,
menghias sepatu, menghias selendang dengan teknik painting, motif dibuat
sendiri dan sesuai dengan contoh yang ada. Kriteria pelatihan menghias
kian dengan teknik painting dengan persentasi setiap tahapan perencanaan,
proses pelaksanaan, hasil, dan berkemas.
2. Tanggapan siswa terhadap pelaksanaan kegiatan pelatihan menghias kain
dengan teknik painting ini sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari idikator
kehadiran siswa mencapai 100% dari target, dan selama kegiatan
berlangsung mereka sangat antusias mengikuti kegiatan dari awal sampai
akhir kegitan.
4.2. Saran
1. Kegiatan P2M di Sekolah Luar Biasa bagian B Singaraja, mendapat
respon yang positif, tentunya hal ini bisa ditindaklanjuti pada waktu
berikutnya, dengan bidang-bidang yang lain misalnya menjahit, membatik,
makarame, dan juga bidang tata rias lanny , sehingga siswa memiliki
ketrampilan yang mencukupi untuk bekal hidupnya nanti.
29
DAFTAR PUSTAKA
Agustien Nyo dan Endang Subandi. 1980. Pengetahuan Barang Tekstil. Jakarta.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Garnadi, Yati Mariana. 2005. Melukis di atas Kain. Jakarta. Dian Rakyat.
Garnadi, Yati Mariana. 2007. Melukis di Atas Sutra. Jakarta. Dian Rakyat.
Suhersono, Hery. 2004. Desain Motif. Jakarta. Puspa Terampil.
Wahyupuspitowati. 2006. Melukis Kain. Jakarta. PT. Gramedia.
Widjiningsih. 1982. Desain Hias Busana dan Lenan Rumah Tangga. Yogyakarta.IKIP Yogyakarta.
\
30
Lampiran 1 Daftar Hadir
31
32
33
34
Lampiran 2 Foto Kegiatan Dokumentasi
1. Hasil menghias kain dengan teknik painting
35
36
2. Foto Kegiatan Pelatihan Menghias kain (sapu tangan, selendang, tas dan sepatu)
37
38
Lampiran 4 Materi P2M
Proses Painting (Melukis) Pada Tekstil
1. Mencuci Kain
Kain yang akan digunakan seperti jenis katun jepang, ciffon dan satin di
cuci terlebih dahulu. Setelah kain kering, setrika kain supaya saat di lukis
permukaannya kain licin dan bersih, tujuan kain di cuci untuk menghilangkan
kotoran atau kanji yang melekat diatasnya, sehingga cat tekstil bisa menempel dan
lebih meresap dengan baik pada tekstil, serta warna cat tekstil lebih terlihat cerah.
3. Membuat Desain dan Menjiplak Gambar
Sebelum membuat suatu benda, hal yang harus dikerjakan lebih dahulu
adalah membuat desain. Buatlah desain bunga yang akan di lukis pada selembar
kertas HVS. Jiplak pada kertas minyak, lalu jiplaklah pada kain dengan bantuan
karbon kain.
39
2. Memasang Alat Bentang
Setelah selesai menjiplak gambar pada kain, bentangkan kain pada alat
bentang (pemidangan, sampai kaku) dengan posisi bagian baik kain di atas. Bila
menggunakan styrofoam bentangkan kain pada styrofoam, balik posisi styrofoam
mulailah memberikan jarum pentul pada bagian belakang styrofoam, untuk
membantu menguatkan kain pada saat dibentangkan, sehingga tidak bergeser
kemana-mana.
3. Mendasari Lukisan
Sebaiknya pergunakan cat dasar sebelum melukis/painting dengan cat
tekstil (cat aklirik) warna putih, terutama jika menggunakan kain yang warna
gelap cat dasar warna putih tersebut akan menetralisir warna kain. Selain itu, cat
tekstil akan lebih menghaluskan tekstur kain.
Campurkan cat tekstil dengan air sampai mencapai kekentalan yang
diinginkan. Sapukan cat pada mahkota, tangkai, bunga dan daun, satu demi satu
sesuai tekstur bunganya. Tunggu sampai setengah kering, baru kemudian
diteruskan dengan proses selanjutnya.
40
Memberikan cat setengah mengering bertujuan untuk membantu guratan-
guratan yang diinginkan dan agar cat yang disapukan di atas desain berbaur alami
membentuk suatu motif, yang kadang-kadang tidak terduga.
4. Teknik Painting (melukis)
Melukis suatu bunga merupakan proses membuat bentuk bunga, lalu
mewarnainya. Sebelum melukis, sebaiknya perhatikan dulu bentuk bunga, daun,
dan tangkainya dengan seksama. Setelah itu tetapkan dengan teknik mana yang
akan digunakan, yang paling sesuai dengan karakteristik bunga atau daun yang
sesungguhnya, bagaimana pewarnaannya, dan bagian mana yang harus terlebih
dahulu di lukis.
Saat mewarnai lukisan, perlu diperhatikan hal-hal seperti warna bagian
depan dan belakang kelopak bunga berada. Bagian depan berwarna lebih cerah,
sedangkan bagian belakang cenderung lebih pucat, bagian bunga yang terdekat
dengan benang sari adalah bagian yang berwarna paling gelap (paling tua).
Sebelum melukis tes daya serap kain dengan cara menyapukan air dengan
kuas jika air cepat melebar, berarti daya serap kain cukup tinggi, jadi jangan
terlalu banyak mencampurkan air ke dalam cat. Sebelum menyapukan kuas
dengan cat basahi kuas terlebih dahulu, kemudian lap dengan tisu. Jangan
menyapukan kuas dalam keadaan kering.
41
SAPUAN TANGKAI
SAPUAN BUNGA DASAR
1 & 2 Sapukan dengan cepat cat coklat (komposisi kental) padabatang dengan sekali sapuan saja. Sempurnakan,keringkan
1. Sapukan warna merah(komposisi encer) pada ¾bagian kelopak bunga untuk
mengantisipasimelebarnya cat. Keringkan
2. sapukan kembali warna merah(komposisi sedang)
pada ¾ bagian kelopak bunga
3. Saat cat masih lembab,sapukan warna merah(komposisi kental) pada ¼bagian kelopak bungauntuk memberikangradasi
4. Sempurnakan, keringkan.
42
SAPUAN DAUN DASAR
TEKNIK LAPIS
2. Masih dalam kondisi basah, tarik cathijau sedikit demi sedikit secaramemanjang mengikuti bentuk daunmengisi bagian yang masih putih
1. Setelah cat dasar setengah kering,sapukan dengan tebal cat hijau kesekeliling pinggiran daun
1. Sapukan cat hijau (komposisiencer) pada ¾ bagian daun
2. Sapukan kembali cat hijau(komposisi sedang) pada ¾bagian daun. Buat tulangtengah daun menggunakan cathijau (komposisi kental)
3. Saat cat langkah ke 2 masih lembab, sapukan cat hujau (komposisi kental)pada ¼ bagian dalam daun dan sisi-sisi tulang daun untuk memberi gradasi.Sempurnakan, keringkan
43
TEKNIK RAMBAI
Bunga lily
1. Jiplak pola bunga lily pada kain
4. Agar ujung mahkota juga bergradasisamar-samar, sapukan cat yang lebih tuadari ujung kearah pangkal mahkota.Gradasi ini menimbulkan kesan ujungbunga melengkung ke belakang
3. Untuk memberikan efek gradasisamar-samar di pangkalmahkota sapukan cat yang lebihtua
3. Lukis bunga dengan teknikrambai. Gunakan cat merahmuda dan merah tua.
1. Setelah cat dasar setengah kering,sapukan cat biru dengan teknikbalur yang halus. Usahakansapuan tidak terputus-putus ditengah-tengah
2. Ratakan cat sampai mengisiseluruh bagian mahkota
2. Setelah cat dasar setengas tangkaidengan cat hijau. Sapukan catkuning pada daun dengan teknikbalur halus. Teruskan dengan tekniklapis menggunakan cat hijau.
44
Dari beberapa teknik tadi terdapat hasil baru yang oleh penulis tidak
disengaja menghasilkan goresan/efek seperti hasil akhir, dimana efek diperoleh
dari penggunaan alat bentang dari alat styrofoam. Tekstur styrofoam yang tidak
rata menghasilkan efek yang bagus, dengan hasil sebagai berikut :
5. Memberikan Liner pada Lukisan
Sebelum memberi liner pada lukisan pastikan lukisan sudak kering. Liner
yang dipakai biasanya disebut gutta, yang pada dasarnya berfungsi untuk
merintangi penyebaran cat kebagian-bagian yang tidak dikehendaki.
3. Setelah selesai melukis kain diangkat dari styrofoam laludikeringkan .
1. Sapukan dengan cepat cat warnahijau (komposisi kental) pada daun.
2. Sempurnakandenganmenyapukannya kembalisampai semua bagian dauntertutup, keringkan.
45
Buka tutup liner, kemudian tekan tube/botol perlahan-lahan hingga isi
keluar dari ujungnya. Tempelkan pada bagian yang akan diberi liner, kemudian
tarik liner dengan sedikit menekan kain agar liner dapat masuk ke serat-serat kain.
Setelah selesai biarkan liner lukisan mengering secara alami.
Finishing
Panaskan setrika pada posisi indikator panasnya menunjuk ”cotton” agar
lukisan menempel permanen pada kain dan tidak luntur jika di cuci. Jangan lupa
lapisi lukisan terlebih dahulu dengan kain tipis putih agar setrika tidak langsung
menempel pada lukisan. Setrika mulai dari bagian yang buruk, lalu bagian yang
bagus masing-masing selama 5 menit.
Setelah di-finishing, lukisan jangan langsung di cuci. Tunggu selama 2
sampai 3 hari, baru cuci lukisan dengan sabun cuci yang lembut dengan
mengucek-menguceknya, kemudian di jemur dengan tidak terkena sinar matahari
langsung. Jangan merendam lukisan karena cat akan mengelupas.
46
Lampiran 4 Surat Sudah Melaksanakan P2M
47
Lampiran 5 Hasil Monitoring Pelaksanaan Kegiatan P2M
48
Top Related