8/3/2019 Lap Pleuritis
1/43
LAPORAN KASUS
PLEURITIS
1. PENDAHULUAN SISTEM RESPIRASI
Respirasi adalah pertukaran oksigen dan karbon dioksida antara atmosfer
dan sel tubuh, meliputi inspirasi dan ekspirasi, difusi oksigen dari alveolus
ke darah dan karbon dioksida dari darah ke alveolus, serta transport
oksigen ke sel tubuh dan karbon dioksida dari sel tubuh. Sistem respirasi
terdiri dari :
1. Hidung2. Pharinx
3. Larinx
4. Trachea
5. Bronchi
6. Paru-paru
Secara structural, system respirasi dibagi menjadi :
Upper Respiratory System : terdiri dari hidung, pharynx, dan struktur
penghubung lainnya, Lower Respiratory System : terdiri dari larynx, trachea, bronchi dan
paru-paru.
Sedangkan secara fungsional, system respirasi dapat dibagi menjadi :
Conducting Zone
Terdiri dari rangkaian saluran penghubung dan terdapat di luar maupun di
dalam paru-paru. Termasuk di dalamnya : hidung, pharynx, larynx,
trachea, bronchi, bronchioles, dan terminal bronchioles. Memiliki fungsi
untuk menyaring, menghangatkan dan membasahi udara juga
menyalurkan udara ke paru-paru.
Respiratory Zone
Terdiri dari jaringan-jaringan pada aru-paru tempat dimana terjadi
pertukaran gas. Termasuk di dalamnya : respiratory bronchioles, alveolar
duct, alveolar sac dan alveoli. Merupakan tempat pertukaran gas utama
antara udara dan darah.
Respirasi melibatkan proses berikut :
8/3/2019 Lap Pleuritis
2/43
Ventilasi Pulmonar (pernapasan), adalah jalan masuk dan keluar udara
dari saluran pernapasan dan paru-paru.
Respirasi Eksternal, adalah difusi O2 dan CO2 antara udara dalam
paru-paru dan kapiler pulmonary.
Respirasi Internal, adalah difusi O2 dan CO2 antara sel darah dan sel-sel jaringan.
Respirasi Selular, adalah penggunaan O2 oleh sel-sel tubuh untuk
produksi energy, dan pelepasan produk oksidasi (CO2 dan air) oleh sel-
sel tubuh.
Sistem Pernapasan berfungsi untuk mengambil oksigen dari atmosfer ke
dalam sel-sel tubuh dan untuk mentransport karbon dioksida yang
dihasilkan sel-sel tubuh kembali ke atmosfer. Organ-organ respiratori juga
berfungsi dalam produksi wicara dan berperan dalam keseimbangan asam
dan basa, pertahanan tubuh melawan benda asing, dan pengaturanhormonal tekanan darah.
Pusat Pengontrol Respirasi
Respirasi dikendalikan oleh dua mekanisme saraf terpisah; system
volunteer yang berasal dari korteks serebral dan pengendalian
pernapasan saat melakukan aktivitas seperti berbicara dan makan, serta
system involunter yang terletak di bagian medulla batang otak serta
mengatur respirasi sesuai kebutuhan metabolic tubuh.
Gambar : respiratori center
8/3/2019 Lap Pleuritis
3/43
Pusat respiratorik medular mengandung neuron inspirasi dan ekspirasi
yang terletak sebagai agresi longgar dalam formasi reticular pada
medulla. Agregasi ini dilepas untuk memproduksi respirasi otomatis.
Neuron Inspirasi terletak dalam medulla dorsal. Neuron ini mengirim
impuls ke neuron motorik yang berujung pada otot inspirasi. Saatneuron inspirasi menghentikan aktivitasnya, otot-otot inspirasi
menjadi relaks dan ekspirasi berlangsung.
Neuron ekspirasi terletak di dalam medulla ventral (kelompok
medular ventral). Selama pernapasan aktif atau kuat, neuron
mengeluarkan impuls ke neuron motorik yang berujung di otot
interkostal internal dan abdominal serta memfasilitasi ekspirasi.
Mekanisme yang pasti untuk menjelaskan irama respiratorik tidak
diketahui, tetapi pola dasarnya (2 detik untuk inspirasi dan 3 detik
untuk ekspirasi) dipercaya dilakukan oleh neuron inspirasi disertai
inhibisi impuls resiprokal antara neuron inspirasi dan ekspirasi.
Pusat Respirasi batang otak (pons)
Pusat pneumotaksis dalam batang otak bagian atas membatasi
durasi inspirasi, tetapi meningkatkan frekuensi respirasi,
mengakibatkan pernapasan dangkal dan cepat.
Pusat apneustik pada batang otak bawah memfasilitasi efek
terhadap inspirasi.
Refleks Respiratorik
Refleks inflasi (reflex Hering-Breuer, reflex vagal). Reseptor
peregang dalam otot polos paru-paru terstimulasi saat paru
mengembang. Reseptor ini mengirim impuls penghambat di
sepanjang serabut vagus eferen menuju neuron inspirasi medular.
Refleks ini mencegah terjadinya overinflasi paru-paru yang dapat
muncul saat melakukan olah raga berat. Refleks ini dipercaya
tidak penting dalam pernapasan tenang.
Refleks ini bekerja seperti pusat pneumotaksis dengan
mengurangi kedalaman pernapasan dan meningkatkan
frekuensinya.
Refleks spinal. Berkas otot dalam otot respirasi memantau panjang
serabut otot. Pemendekan serabut akan terasa dan disampaikan ke
medulla spinalis, yang mengakibatkan impuls motorik untuk
memperbesar kontraksi.
Iritasi jalan udara akibat asap, uap, atau partikel dalam udara yang
terhirup akan menyebabkan batuk dan bersin untuk mengeluarkan
iritan.
Input proprioseptor pada system saraf perifer dari persendian dan
tendon membantu mengatur respirasi saat berolah raga.
8/3/2019 Lap Pleuritis
4/43
1. ANATOMI SISTEM RESPIRASI
Secara anatomis, sistem respirasi terbagi menjadi dua bagian, yang
pertama adalah upper respiratory system meliputi, hidung dan faring,
yang kedua adalah lower respiratory system yang meliputi laring, trakea,bronkus, bronkiolus dan paru-paru.
1.1. Hidung (Nose)
Secara anatomis, hidung terbagi menjadi dua bagian, yaitu :
External nose
Batas-batas external nose antara lain :
R
o
o
t
,
bagian superior hidung yang
menghubungkan tulang (frontal,
nasal, maxilla) dengan kartilago
lateral dan septal
8/3/2019 Lap Pleuritis
5/43
Apex, yaitu bagian inferior dari
hidung yang dibatasi oleh kartilago
alar
Dorsum atau bridge adalah bagianyang memanjang dari root hingga
apex hidung
Alae, adalah bagian lateral dari
apex hidung yang berisi jaringan
ribroareolar dan jaringan adiposa,
atau sering kita sebut cuping
hidung, pada bagian lebih dalam
akan ditemukan vestibule yang
berisi mukosa dan bulu kasar
Naris atau nostril eksternal adalah
bagian lubang hidung
External nose dibentuk oleh otot, kulit, membran mukus, tulang (frontal,
nasal dan maxilla) dan kartilago hyalin yang terdiri dari satu kartilago
septal yang memanjang sepanjang nasal septum, dua kartilago lateral
yang ada di bagian lateral nasal, dan dua kartilago alar yang ada di
bagian inferior dan anterior dari kartilago lateral.
Internal nose
Internal nose atau hidung bagian dalam berupa nasal cavity, batas-
batasnya antara lain :
anterior adalah eksternal nose
posterior adalah nasofaring pada dua opening choanae
superior adalah nasal bone dan lacrimal sac
inferior adalah maxilla bone
Pada nasal cavity terdapat membran mukus pada conchae, otot,
nasolakrimal duct yaitu tempat pengeringan air mata, dan sinus pranasal
(frontal, sphenoid, ethmoid dan maxilla). Selain itu juga terdapat olfactory
receptor di daerah superior nasal conchae dan septum adjacent.
Nasal cavity dikelilingi oleh dinding-dinding nasal pada bagian :
8/3/2019 Lap Pleuritis
6/43
roof, atau bagian superiornya adalahtulang ethmoid dan tulang
lakrimal
floor, atau bagian inferiornya adalah tulang maxilla dan tulang
palatine medialnya berupa nasal septum yang membagi nasal cavity menjadi
dua bagian yang kiri dan yang kanan
lateralnya dibentuk oleh tiga lekukan seperti kerang yang disebut
conchae yang memanjang di tiap diding lateral cavity, terbagi menjadi
superior nasal conchae, middle nasal conchae dan inferior nasal
conchae.
Conchae ini membentuk alur lintaran rongga hidung yang disebut
meatus, meatus sendiri terbagi menjadi tiga, yakni superior meatus,
middle meatus dan inferior meatus. Pengaturan conchae dan meatus
meningkatkan area pada internal nose dan mencegah dehidrasi dengan
mengambil air selama ekshalasi.
Secara garis besar, hidung memiliki fungsi, antara lain :
menyaring, menghangatkan dan melembabkan udara yang masuk
8/3/2019 Lap Pleuritis
7/43
mendeteksi stimulus olfaktorius untuk penciuman
memodifikasi speech vibration
1.1. Pharynx
Pharynx (faring) berbentuk seperti corong, berukuran sekitar 13 cm di
mulai dari nternal nares di nasofaring hingga cricoid cartilage pada laring.
Faring terletak di anterior dari vetebral column, posterior dari nasal dan
oral cavity dan superior dari laring. Tersusun atas skeletal muscle dan
membran mukus.
Secara garis besar faring berfungsi sebagai :
lintasan udara dan makanan
ruang resonansi untuk suara
rumah dari tonsil, yakni faringeal tonsil, palatine tonsil dan lingual
tonsil (fungsi tonsil yaitu sebagai reaksi imunologi untuk melawan
benda asing).
Faring terbagi menjadi tiga region, yaitu :
1. nasopharynx
terletak di sebelah posterior dari nasal cavity, memanjang pada soft
palate. Pada dinding posteriornya terdapat faringeal tonsil. Pada
nasofaring ini terdapat lima opening, yaitu :
2 opening dari internal nares
1 opening dari orofaring
2 opening dari auditory (pharyngotympanic) atau eustachian tube
Secara khusus, fungsi nasofaring adalah sebagai tempat pertukaran udara
dan auditory tubes untuk menyamakan tekanan antara faring dengan
telinga tengah.
1. Oropharynx
Secara khusus fungsi orofaring adalah sebagai lintasan udara, air dan
makanan. Orofaring terletak posterior terhadap oral cavity, memanjangdari soft palate hingga hyoid bone.
8/3/2019 Lap Pleuritis
8/43
Terdapat dua buah tonsil, yakni palatine dan lingual tonsil. Terdapat tiga
opening, yaitu :
1 opening dari mulut yang disebut fauces
1 opening dari nasofaring
1 opening dari laringofaring
1. Laryngopharynx
Laryngopharynx atau hypopharynx memanjang sepanjang hyoid bone.
Bagian posterior dari laringofaring adalah esofagus dan bagian anterior
dari laringofaring adalah laring atau voice box. Secara khusus fungsi
faring sama seperti fungsi orofaring, yakni sebagai jalur air, makanan dan
udara.
1.1. Larynx
Merupakan jalur pendek (C4-C6) antara laringofaring dengan trakea,
terletak anterior tehadap esofagus. Fungsi khusus larynx adalah sebagai
8/3/2019 Lap Pleuritis
9/43
penghasil suara atau sering disebut vocal box. Pada dinding laring
terdapa sembilan kartilago yang terdiri dari :
1 thyroid cartilage
1 epliglottis cartilage
1 cricoid cartilage
2 arytenoid cartilage
2 cuniform cartilage
2 corniculate cartilage
8/3/2019 Lap Pleuritis
10/43
Beberapa kartilago yang berperan penting, antara lain :
Epiglottis
Merupakan kartilago elastis, yang dilapisi oleh epithelium, bagian epiglottis
yaitu stem, bagian inferior yang melekat pada thyroid cartilage dan hyoid
bone, dan leaf, bagian yang tidak melekat dan dapat bergerak bebas.
Ketika menelan laring dan faring terangkat, elevasi laring melebarkan area
untuk menerima makanan. Dan elevasi laring menyebabkan epiglottis
bergerak ke bawah dan membentuk penutup di atas glottis. Glottis adalah
daerah yang meliputi lipatan membran mukus yang disebut vocal fold dan
space di antar vocal fold yang disebut rima glottidis.
Cricoid
Merupakan kartilago hyalin berbentuk cincin, membentuk dinding inferior
laring. Berikatan dengan tracheal cartilage oleh cricotracheal ligament. Dan
berikatan dengan thyroid cartilage oleh cricothyroid ligament. Fungsi khusus
cricoid cartilage yaitu sebagai penunjuk untuk membentuk jalan napas
darurat melalui tracheotomy.
Arytenoid
Merupakan kartilago hyalin berbentuk triangular, terletak pada posterior dan
superior border dari cricoid cartilage. Berikatan dengan vocal fold dan
intrinsic pharingeal muscle. Saat otot berkontraksi, vocal fold berpindah
untuk menghasilkan suara.
Corniculate
Merupakan kartilago elastis berbentuk seperti tanduk.
Terletak pada apex dari arytenoid cartilage, dan berfungsi khusus sebagai
struktur penyokong untuk epiglottis.
Laporan Kasus : Pleuritis |
8/3/2019 Lap Pleuritis
11/43
Struktur pembentuk suara
struktur pembentuk suara,
terbentuk dari lipatan membran
mukus yang terdiri dari vocal fold
dan ventricular fold. Space antar
vebtricular fold disebut rima
vestibuli.
Saat otot intrinsik faringeal
berkontraksi, arytenoid cartilage
berputa, ligament merapat, vocal
fold merenggang dan rima
glottidis menyempit menyebabkan udara yang masuk menghasilkan vibrasi,
vibrasi ini yang menimbulkan suara.
Selain itu, kualitas suara seseorang ditentukan oleh ruang resonansi yang
terdapat pada faring, paranasal sinus, nasal dan oral cavity. Pengucapan
kata juga dibantu oleh otot-otot pada wajah, lidah dan bibir.
1.1. Trachea
Merupakan saluran berbentuk tubular, memanjang dari C7-T5, panjangnya
sekitar 12 cm dan berdiameter sekitar 2,5 cm. Terletak anterior terhadap
esofagus. Terdapat trachealis cartilage yang merupakan kartilago hyalin
berbentuk seperti huruf C. Terletak di mediastinum superior. Dan menjadi
sumbu atau axis bagi tracheobrachialis tree.
1.2. Bronchi
Terbagi menjadi tiga struktur, antara lain :
Laporan Kasus : Pleuritis |
8/3/2019 Lap Pleuritis
12/43
1. Main/primary bronchi, terbagi menjadi dua, yakni satu left primary
bronchi yang terletak inferolateral di inferior dari arkus aorta dan anterior
dari esofagus dan thoracic aorta. Sedangkan di sisi lain terdapat satu
right primary bronchi yang lebih luas, pendek dan lebih vertikal. Kedua
primary bronchi di batasi oleh carina, yaitu daerah batas pada awal
percabangan trachea menuju main bronchi. Primary bronchi ini
berhubungan langsung dengan hilum pada paru-paru.
2. Lobar/secondary bronchi, merupakan percabangan dari main bronchi,
dari left primary bronchi terbagi menjadi dua left secondary bronchi, dan
dari right primary bronchi terbagi menjadi tiga right secondary bronchi.
3. Segmental/tertiary bronchi, merupakan percabangan dari secondary
bronchi.
Laporan Kasus : Pleuritis |
8/3/2019 Lap Pleuritis
13/43
Segmental atau tertiary bronchi akan bercabang menjadi bronchioles.
Ujung bronchioles disebut terminal bronchioles yang berjumlah 20-25
cabang. Dari terminal bronchioles terdapat respiratory bronchioles
yang merupakan bagian respirasi dari bronchioles, pada respiratory
bronchioles terdapat alveolar duct yang berjumlah 2-11 buah, dan pada
setiap alveolar duct terdapat pulmonary alveolus yang berjumlah
sekitar 300 juta.
Laporan Kasus : Pleuritis |
8/3/2019 Lap Pleuritis
14/43
1.1. Paru-paru (Lungs)
Fungsi utama paru-paru adalah pertukaran gas terutama O2 dan CO2. Paru-
paru bersifat soft atau lembut, spongy, light, elastis dan dipenuhi oleh
pilmonary cavity. Dipisahkan oleh mediastinum dan berikatan dengan root of
lung atau hilum. Pada hilum sendiri terdapat :
Pulmonary artery
Pulmonary vein
Lymphatic vessel
Pulmonary plexus of nerve
Bronchi pada bronchial vessel
Hilum di bungkus atau berbatasan dengan pleura layer (parietal dan
visceral) yang disebut pleura sleeve atau mesopnemonium. Bagian-bagian
paru-paru yaitu :
Apex, yang berada pada ribs pertama hingga root of neck, dibungkus
oleh cervical pelura.
Basis, yang berada pada pernukaan diafragma
Paru-paru juga memiliki permukaan, yakni :
Costal surface, berbentuk besar, lembut dan konveks yang menghadap
ribs
Mediastinal surface, berbentuk kankaf dan terdapat hilum, yang
menghadap mediastinum
Diaphragmatic surface, berbentuk konkav, membentuk base of lung
dan menghadap diaphragm
Paru-paru juga memiliki 3 buah border yaitu :
Laporan Kasus : Pleuritis |
8/3/2019 Lap Pleuritis
15/43
Anterior : merupakan garis antara permukaan costal dan mediastinal
bagian anterior
Inferior : merupakan garis pada diaphraghmatic surface
Posterior: merupakan garis pada permukaan costal dan mediastinal
bagian posterior
Paru-paru juga memiliki cekungan dalam atau yang sering disebut fissure,
yang fungsinya juga membentuk lobus-lobus pada paru-paru. Lobus pada
paru-paru sendiri berbeda antara paru-paru kiri dan kanan. Pada paru-paru
kiri, lobus terbagi menjadi dua lobus yang dipisahkan oleh oblique fissure,
yaitu superior lobus dan inferior lobus. Paru-paru kanan memiliki tiga lobus
yaitu superior lobes, middle lobes dan inferior lobes. Superior lobes dan
middle lobes dipisahkan oleh horizontal fissure sedangkan obliqe fissure
memisahkan superior lobes, middle lobes dan inferior lobes. Secara
anatomis, peru-paru kanan lebih besar, berat, luas dan vertikal tetapi lebih
pendek, sedangkan paru-paru kiri lebih kecil, dan terdapat kekhasan
terutama di bagian lobus superior yang membentuk juluran tipis atau
Laporan Kasus : Pleuritis |
8/3/2019 Lap Pleuritis
16/43
prosesus yang disebut lingula, selain itu juga terdapat garis cekung yang
berbatasan dengan jantung yang disebut cardiac notch.
1.1. Pleura
Rongga pulmonary dilapisi oleh membran pleura (pleurae).
Setiap paru paru berada dalam kantung pleura serous yang mengandung 2
membran, yaitu :
1) Pleura visceral ( membentuk lapisan luar paru-paru)
2) Pleura parietal (melapisi rongga thoracic)
Diantara kedua lapisan tersebut terdapat rongga pleura yang berisi cairan
serous pleural. Dimana volume normalnya adalah 10-20 ml.
Fungsi cairan serous pleural adalah : melubrikasi permukaan pleura dan membnatu lapisan pleura untuk
mendorong (sliding) dengan pelan ketika respirasi.
Memberikan kohesi yang menjaga permukaan paru-paru berhubungan
dengan dinding thoracic.
1) PLEURA VISCERAL
Melapisi paru-paru dan melekat terhadap seluruh permukaannya, meliputi
permukaan sampai fisure longitudinal dan oblique.
Pleura ini bersambunagn dengan pleura parietal pada hilum paru-paru
dimana strukturnya membentuk root paru-paru (ex. Bronchus dan
pembuluh pulmonary) yang masuk dan meninggalkan paru-paru.
2) PLEURA PARIETAL
Melapisi rongga pulmonary sehingga melekat pula pada dinding thoracic,
mediatinum, dan diafragma. Lapisan ini lebih kuat daripada pleura
visceral.
Terdiri dari 4 bagian, yaitu :
a. Bagian costal
Laporan Kasus : Pleuritis |
8/3/2019 Lap Pleuritis
17/43
Memisahkan permukaan internal dinding thoracic (sternum, ribs dan
cartilage costal, otot intercostal dan membran, dan bagian vertebra
thoracic) oleh endothoracic fascia.
b. Bagian mediastinal
Melapisi sisi lateral mediastinum, sebagai penyekat antara rongga
pulmonary.
Anteriornya akan menyambung dengan pleura costal sedangkan
superiornya akan menyambung ke bagian root leher dan Interiornya
akan menyambung dengan pleura diafragmatic.
c. Bagian Diaphragmatic
Melapisi permukaan diafragma superior, kecuali perlekatan costal dan
dimana diafragma bersatu terhadap pericardium.
d. Cervical pleura
Memanjang melewati celah thiracic superior ke root lehr. Berbentuk
seperti kubah kantung pleural dan terletak di persambungan costal
bagian superior dan pada bagian mediastinal pleura parietal.
Dari dinding rongga pleural ke yang lain terdapat batas-batas atau
garis pleural reflection, yang terbagi menjadi :
Sternal line of pleural reflectionTerjadi dimana costal pleura bersambunagn dengan mediastinum
pleura (pada anterior).
Costal line of pleural reflection
Terjadi dimana costal pleura bersambungan dengan pleura
diafragmatic (pada inferior).
Vertebral line of pleural reflection
Terjadi dimana costal pleura bersambungan dengan pleura
mediastinal (pada posterior).
Laporan Kasus : Pleuritis |
8/3/2019 Lap Pleuritis
18/43
1.1. Vaskularisasi Paru-paru dan Pleura
Paru-paru menerima dan mensuplai darah melewati 2 rangkaian, yaitu :
1) Sirkiulasi pulmonary
2) Arteri dan vena bronchial
SIRKULASI PULMONARY
Laporan Kasus : Pleuritis |
8/3/2019 Lap Pleuritis
19/43
Setiap paru-paru memiliki artery pulmonary besar yang mensuplai darah ke
paru-paru dan vena pulmonary yang mengeluarkan darah dari paru-paru.
Artery pulmonary kanan dan kiri berasal dari pulmonary trunk dan membawa
darah yang miskin O2 ke paru-paru untuk oksigenisasi. Secara anatomy
gambar artery pulmonary berwarna biru. Setiap artery pulmonary menjadi
bagian root dari paru-paru dan mengeluarkan cabang pertamanya ke
superior lobe sebelum memasuki hilum. Di dalam paru-paru setiap artery
descend ke bagian posterolateral bronkus utama dan terbagi menjadi arteri
lobar dan arteri segmental. Kemudian cabang tersebut terus bercabang ke
setiap lobe dan segment bronchopulmonary paru-paru. Arteri dan bronchi
berpasangan di paru-paru. Di daerah duktus alveoli, cabang-cabang arteri
tersebut membentuk jalinan kapiler di dalam septum interalveolaris.
Darah yang teroksigenasi kembali ke jantung terjadi dengan melewati 4
vena pulmonary yang mengalirkan ke atrium kiri.Vena pulmonary membawa darah yang kaya O2 dari paru-paru ke atrium kiri
jantung. Secara anatomy gambar vena pulmonary berwarna merah. Vena
pulmonary mengalir pada arteri dan bronchi, yang menerima darah dari
segment-segment berdekatan ketika sedang mengalir ke hilum. Vena dari
Laporan Kasus : Pleuritis |
8/3/2019 Lap Pleuritis
20/43
pleura visceral mengalir ke vena pulmonary dan vena dari pleura parietal
bergabung dengan vena sistemic pada bagian dinding thoracic yang
berdekatan.
ARTERI & VENA BRONCHIAL
1) Arteri Bronchial
Mensuplai darah untuk menutrisi struktur-struktur yang membentuk root
paru-paru, jaringan penyokong paru-paru dan pleura visceral
Terbagi menjadi :
a. Arteri bronchial kiri ; berasal dari superior thoracic aorta
b. Arteri bronchial kanan ; berasal dari arteri intercostal posterior kanan(biasanya yang ke-3), common trunk bersama arteri bronchial superior,
atau aorta.
1) Vena Bronchial
Mengalir ke kapiler proksimal yang disuplai oleh arteri bronchial dan vena
pulmonary.
Terbagi menjadi :
a. Vena bronchial kanan ; mengalir ke vena azygous
b. Vena bronchial kiri ; mengalir ke vena hemiazygous accessory atau
vena intercostal superior kiri.
1.
2. HISTOLOGI SISTEM RESPIRASI
Secara fungsional sistem respirsi terbagi menjadi:
Conducting zone : terdiri dari hidung, pharynx, larynx, trachea,
bronchi,bronchioles
Respiratory zone : terdiri dari respiratory bronchioles, alveolar ducts,
dan alveoli
Laporan Kasus : Pleuritis |
8/3/2019 Lap Pleuritis
21/43
Pada sistem respirasi ada dua macam epitel yang sebagian besar
melapisinya:
Epitel Respirasi
Epitel respirasi adalah epitel bertingkat silindris yang mengandung
banyak sel goblet yang melapisi sebagian besar bagian konduksi.
Terdiri atas 5 jenis sel:
Sel silindris bersilia
Sel yang terbanyak dan setipa sel memiliki +-300 silia pada
permukaan apkalnya;di bawah silia, selain badan=badan basal
terdapat banyak mitokondria kecil yang menyediakan ATP untuk
pergerakan silia. Sel goblet mukosa
Bgian apikalnya mengandung droplet mukus yang terdiri atas
glikoprotein.
Sel sikat (brush sel)
Sel silindris yang terdapat banyk mikrovili pada permukaan
apikalnya dan ujung saraf aferen pada permukaaan
basalnya(maka dianggap sebagai reseptor sensorik)
Sel basal
Sel yang pendek(bulat kecil) yan terletak di atas lamina basal,
namun tidak meluas smpai permukaan lumen epitel. Merupakan
sel induk generatif yang mengalami mitosis dan kemudian
berkembang menjadi jenis sel-sel lain.
Sel granul kecil
Mirip dengan selbasal, tetapi sel ini memiliki nayak granul
berdiameter 100-300 nm dengan agian pusat yang padat. Sel-sel
ini merupakan populasi sel dari sistem neuroendokrin difus
(menurut kajisn histokimia).
Epitel Olfaktorius
Laporan Kasus : Pleuritis |
8/3/2019 Lap Pleuritis
22/43
Epitel olfaktoris yaitu mambran mukosa konka superior yang terletak
di atap rongga hidung. Kmoreseptor olfaktorius terletak pada epitel ini.
Luasnya sekitar 10 cm2 dan tebal 00 nm. Epitel ini merupakan epitel
ertingkat silindris yang terdiri dari 3 jenis sel:
Sel penyokong
Pada permukaan bebasnya terdapat mikrovili, yang terendam
dalam selapis cairan. Mengandung pigmen kuning muda yang
menimbulkan warna mukosa olfaktorius ini.
Sel-sel basal
Berukuran kecil, bentuknya bulat atau kerucut dan membentuk
suatu lapisan pada basis epitel.
Sel olfaktorius
Neuron Biopolar yang dapat dibedakan dari sel-se penyokong
oleh letak intinya, yang terletak di bawah inti sel penyokong.
Apeksnya (dendrit) memilki daerah yang meninggi dan melebar,
tempat 6-8 silia berasal.
Rongga Hidung
Vestibulum
Epitelnya tiak berlapis tanduk lagi dan beralih menjadi epitel rspirasi
sebelum memasuki fos nasalis.
Fosa Nasalis(kavum nasi)
Di antara konka superior, media, dan inferior ditutupi oleh epitel
resirsai. Konka superior ditutupi epitel olfaktorius khusus.
Faring
Nasofaring : Dilapisi epitel respirasi (psedostratified columnar cilia)
Orofaring : Dilapisi epitel stratified squamous non-keratin
Laringofaring : Dilapisi epital stratified squamous non-keratin
Larynx
Laporan Kasus : Pleuritis |
8/3/2019 Lap Pleuritis
23/43
Lapisan dari larynx bagian superior dari vocal fold yaitu epitel berlapis kubus
non keratin dan inferior dari vocal fold yaitu epitel berlapis semu silindris.
Mucus diproduksi okeh sel goblet yang membantu menjebak debu.
Trachea
Lapisan dari dinding trachea terdiri dari : mucosa yang terdiri dari epitel
silindris berlapis semu bersilia, submucosa yang terdiri dari jaringan ikat
areolar, hyaline cartilage yang mirip huruf C, adventisia yang terdiri dari
jaringan ikat areolar.
Bronchi
Mucous membrane pada bronchial tree berubah dari epitel silindris berlapis
semu bersilia pada primary, secondary, dan tertiary bronchi ke epitel silindris
selapis bersilia dengan sel goblet pada bronchioles dan epitel kubus selapis
bersilia dengan tak ada sel goblet pada small bronchioles menjadi epitel
selapis kubus tidak bersilia pada terminal bronchioles. Pada bronkepitel
bronkiolus terminalis terdapat sel clara, sel-sel ini memilki granul sekresi dan
sitoplasma apikal yang menonjol.
Laporan Kasus : Pleuritis |
8/3/2019 Lap Pleuritis
24/43
Alveoli
Disekeliling alveolar ducts terdapat alveoli dan alveolar sacs. Alveolus
berbentuk cup yang dilapisi oleh epitel gepeng dan elastic basement
membrane. Dinding alveoli ada tiga tipe yaitu : type I alveolar cells dengan
epitel selapis gepeng, type II alveolar cells dengan sel epitel kubus yang
mensekresikan cairan mengandung surfactant untuk mencegah alveoli
collapse dan type III alveolar cells(dus cell atau alveolar macrophage) untuk
memfagosit partikel. Pertukaran oksigen dan karbondioksida antara udara di
paru-paru dan darah diangkut dengan difusi menyebrangi alveolar dan
dinding kapiler yang bersama-sama membentuk respiratory membrane yang
terdiri dari empat lapisan yaitu : lapisan dari sel alveolar I & II, epithelia
basement membrane, capillary basement membrane dan capillary
endothelium.
1. HUKUM-HUKUM FISIKA PADA SISTEM RESPIRASI
1. Hukum Boyle
Laporan Kasus : Pleuritis |
8/3/2019 Lap Pleuritis
25/43
Hukum Boyle menyatakan bahwa volume gas berbanding terbalik dengan
tekanan gas. Tekanan paa tabung tertutup akan meningkat jika volume
dikecilkan, sedangkan tekanan akan menurun apabila volume diperbesar.
Dan perlu diketahui bahwa udara akan bergerak dari tekanan yang l;ebih
besar ke tekanan yang lebih kecil. Hukum Boyle ini diaplikasikan dalam
ventilasi paru-paru, yaitu proses inhalasi dan exhalasi. Pada saat inhalasi,
paru-paru mengembang yang menyebabkan volumenya bertambah dan
tekanan menurun dibawah tekanan atmosfer, mengakibatkan udara di
lingkungan masuk ke dalam paru-paru. Sedangkan pada saat exhalasi,
terjadi penurunan volume paru-paru yang menyebabkan tekanannya lebih
tinggi dibandingkan tekanan atmosfer dan udara berpindah dari dalam paru-
paru ke lingkungan.
2. Hukum Dalton
Hukum Dalton menyatakan bahwa dalam campuran gas, setiap gas
memakai tekanannya sendiri sesuai dengan persentasenya dalam
campuran, terlepas dari keberadaan gas lain. Tekanan gas spesifik disebut
dengan tekanan parsial (Px). Tekanan total campuran dihitung secara
singkat dengan menambahkan semua tekanan parsial.
Dari capuran gas atmosfer yang bernilai 760 mmHg pada permukaan laut,maka didapatkan tekanan parsial O2 (PO2) sejumlah 159 mmHg dan tekanan
parsial CO2 (PCO2) sejumlah 0,3 mmHg. Tekanan parsial ini menentukan
pergerakan O2 dan CO2 antara atmosfer dan paru-paru, antara paru-paru
dan darah, dan antara darah dan sel-sel tubuh. Setiap gas berdifusi melewati
membrane permeable dari area dimana tekanan parsialnya lebih besar ke
area yang tekanan parsialnya lebih kecil. Perbedaan yang semakin besar
dalam tekanan parsial, maka semakin cepat kecepatan difusinya.
3. Hukum Henry
Solubilitas gas dalam air bervariasi sesuai tekanan dan temperaturnya.
Solubilitas meningkat setara dengan peningkatan tekanan parsial dan
menurun sesuai dengan peningkatan temperature. Pada perbandingan
dengan Oksigen, Karbon dioksida lebih banyak dilarutkan di dalam plasma
Laporan Kasus : Pleuritis |
8/3/2019 Lap Pleuritis
26/43
darah karena solubilitasnya 24x lebih besar dari O2. Walaupun udara yang
kita hirup mengandung banyak N2, gas ini tidak diketahui fungsinya untuk
jaringan tubuh dan pada permukaan laut sangat sedikit dari gas tersebut
yang larut dalam plasma karena kelarutan di dalam plasma sangat rendah.
1. VENTILASI PULMONAR
Merupakan aplikasi dari Hukum Boyle, dimana tekanan berbanding terbalik
dengan volume dan udara akan berpindah dari tekanan yang lebih tinggi ke
tekanan yang lebih rendah. Pada saat udara masuk ke paru-paru, tekanan
udara di paru-paru lebih rendah disbanding tekanan udara di atmosfer (760
mmHg / 1 atm), begitu pula sebaliknya pada saat udara keluar dari paru-
paru. Ventilasi pulmonary ini meliputi inhalasi dan ekshalasi sebagai berikut,
1. Inhalasi
Disebut juga inspirasi dimana merupakan proses udara masuk ke dalam
paru-paru. Prosesnya adalah :
Sebelum inhalasi tekanan udara di atmosfer dan paru-aru adalah sama,
yaitu 760 mmHg atau 1 atm;
Agar udara mengalir ke dalam paru-paru, tekanan alveoli harus lebih
rendah daripada atmosfer, hal ini akan dicapai dengan meningkatnya
volume paru-paru. Perbedaan tekanan ini disebabkan oleh perubahan volume paru-paru
yang menekan udara ke dalam paru-paru ketika menghirup, dan keluar
ketika menghembuskan udara.
Untuk inhalasi, paru-paru harus meluas dan meningkatkan volumenya
dan sekaligus menurunkan tekanan di dalam paru-paru di bawah tekanan
atmosfer.
Laporan Kasus : Pleuritis |
8/3/2019 Lap Pleuritis
27/43
Gambar : perubahan rongga thorax pada saat inhalasi dan ekshalasi
Otot-otot yang berperan penting dalam proses inhalasi ini adalah :
Diaphragma
Otot yang paling penting pada saat inhalasi dan mempunyai bentuk dome-
shaped, terbentuk dari dasar thoracic cavity diinervasikan oleh fiber dari
phrenic nerve yang muncul dari spinal cord di cervical 3,4, dan 5. Kontraksi
diaphragm menyebabkan bentuk dari dome-shaped turun dan menjadi lebih
rata, hal ini meningkatkan vertical diameter dari rongga thorax selama
inhalasi berlangsung, diaphragm turun sebesar 1 cm, dan menghasilkan
perbedaan tekanan 1 3 mmHg dan menghirup 500 ml udara, dalam
pernapasan kuat, diaphragm akan turun sampai 10 cm, dan menghasilkan
tekanan 100 mmHg dan menghirup 2 3 liter udara. Kontraksi dari
diaphragm ini bertanggung jawab sekitar 75 % dari udara yang masuk paru-
paru selama bernafas dengan tenang. Kontraksi otot dari diaphragm jugadipengaruhi pada masa kehamilan, obesitas, atau pakaian yang mengikat
abdominal karena dapat menghalangi turunnya diaphragm.
Laporan Kasus : Pleuritis |
8/3/2019 Lap Pleuritis
28/43
Gambar : otot-otot pada saat inhalasi dan ekshalasi
Otot eksternal Intercostalis
Merupakan otot yang ikut berperan pada inhalasi selain diaphragm, ketika
otot ini berkontraksi, otot ini akan mengangkat ribs dan hasilnya akan
meningkatkan diameter anteroposterior dan lateral dari rongga dada.
Kontraksi otot ini bertanggung jawab sekitar 25 % dari udara yang masuk ke
dalam paru-paru selama bernafas tenang.
Selama menghirup dengan tenang, tekanan kedua pleual layer dalam pleural
cavity, disebut tekanan intrapleural (intrathoracic) dan selalu kurang sekitar
4 mmHg disbanding tekanan atmosfer atau 756 mmHg yang mana tekanan
atmosfernya 760 mmHg. Karena diaphragm dan eksternal intercostalis
berkontraksi dan seluruh ukuran dari rongga dada meningkat, volume dari
pleurak cavity juga ikut meningkat, dan menyebabkan tekanan intrapleural
menurun menjadi 754 mmHg. Selama thorox mengembang normalnya
menarik kea rah luar parietal dan visceral bersama paru-paru mendorong
dan melekatkannya ke parietal.
Laporan Kasus : Pleuritis |
8/3/2019 Lap Pleuritis
29/43
Ketika volume dari paru-paru meningkat, tekanan di dalam paru-paru
disebut tekanan alveolar (intrapulmonic) turun dari sekitar 760 ke 758
mmHg. Perbedaan tekanan ini terjadi antara atmosfer dan alveoli. Karena
udara mengalir dari tekanan tinggi menuju tekanan rendah maka udara akan
mengalir menuju paru-paru sepanjang perbedaan tekanan itu ada. Selama
menghirup udara dengan kuat, accessory muscle ikut berpartispasi dalam
peningkatan ukuran dari thoracic cavity. Dikatakan accessory muscle karena
hanya berpengaruh sedikit pada saat inhalaso normal, tetapi pada saat
menghirup kuat dan melakukan aktivitas maka otot-otot ini ikut berkontraksi
dengan penuh. Accsesory muscle pada inhalasi yaitu : otot
sternoscleidomastoid yang mengangkat sternum, otot scalene yang
mengangkat 2 tulang ribs pertama, otot pectoralis minor yang mengangkat
ribs ke-3 sampai ke 5, dan proses inhalation ini dikatakan active process
arena otot-otot di dalamnya berkontraksi.
1. Ekshalasi
Adalah menghembuskan udara keluar yang disebut juga ekspirasi.
Ekshalasi selama bernafas tenang tidak seperti inhalasi dan dinamakan
passive process karena tidak adanya kontraksi otot yang dilibatkan.
Ekshalasi diakibatkan dari adanya elastic recoil dari dinding dada dan
paru-paru yang akan kembali ke bentuk asal setelah direnggangkan.
Langkah-langkah ekshalasi adalah :
Ekshalasi mulai ketika otot-otot inspirasi berelaksasi;
Karena diaphragm relaksasi,karena dome-shaped bergerak secara
superor karena alastisitasnya dank arena eksternal intercostalis relaksasi,
ribs menurun.
Sebaliknya, tekanan alveolar meningkat sekitar 762 mmHg.
Udara kemudian keluar dari paru-aru ke atmosfer.
Ekshalasi akan menjadi suatu proses aktif apabila menghembuskan nafas
secara kuat, contohnya selama olah raga. Otot-otot yang berkontraksi antara
lain :
Otot abdominal dan internal intercostalis berkontraksi dan meningkatkan
tekanan dalam bagian abdominal dan thorax.
Kontraksi dari otot abdominal akan mengerakan ribs ke arah bawah dan
mengkonpres abdominal viscera dan memaksa diapragma ke superior.
Laporan Kasus : Pleuritis |
8/3/2019 Lap Pleuritis
30/43
Kontraksi internal intercostalis yang memanjang secara inferior dan
posterior diantara ribs yang berdekatan akan menekan ribs ke arah
inferior.
Faktor lain yang mempengaruhi ventilasi pulmonary, adalah :
1. Tekanan permukaan dari alveolar fluid
2. Compliance of the lungs
3. Resistansi saluran udara
Meskipun intrapleural pressure lebih rendah dari tekanan alveolar,
tekanannya mungkin secara cepat melebihi tekanan atmosfer selama
ekshalasi kuat, contohnya selama batuk ataupun bersin.
Gambar : langkah-langkah pada saat inhalasi dan ekshalasi
Pernapasan Abdominal dan Pernapasan Costal
Istilah untuk pernapasan normal disebut eupnea. Eupnea dapat berupa
dangkal atau dalam atau pun kombinasi dari keduanya (dangkal dan dalam).
Pola pada pernapasan dangkal (dada) disebut costal breathing, terdiri dari
gerakan naik dan keluar dada disebabkan oleh kontraksi otot eksternal
Laporan Kasus : Pleuritis |
8/3/2019 Lap Pleuritis
31/43
Eupne
a
Costal
Breathing
Diaphragmatic
Breathing
Kombinas
i
intercostalis. Pola pada pernapasan dalam (abdominal) disebut
diaphragmatic breathing, terdiri dari gerakan ke luar abdomen disebabkan
kontraksi dan penurunan diaphragm. Pernapasan abdominal diperlukan saat
seseorang membutuhkan asupan O2 yang lebih, seperti saat berlari ataupun
berolahraga.
1. VOLUME DAN KAPASITAS PARU-PARU
Volume udara dalam paru - paru dan kecepatan pertukaran saat inspirasi
dan ekspirasi dapat diukur melaluii spirometer. Nilai volume paru
memperlihatkan suhu tubuh standard dan tekana ambient serta diukurdalam mililiter udara.
1. Volume
a. Volume Tidal (VT) adalah volume udara yang masuk dan keluar
paru - paru selama ventilasi normal biasa. VT pada dewasa muda
sehat berkisar 500 ml untuk laki - laki dan 380 ml ml untuk
perempuan.
b. Volume cadangan inspirasi (VCI) adalah volume udara ekstra yang
masuk ke paru - paru dengan inspirasi maksimum di atas inspirasi
tidal. CDI berkisar 3100 ml pada laki - laki dan 1900 ml padaperempuan.
c. Volume cadangan ekspirasi (VCE) adalah volume ekstra udara yang
dapat dengan kuat dikeluarkan pada akhir respirasi tidal normal.
VCE biasanya berkisar 1200 ml pada laki - laki dan 800 ml pada
perempuan.
Laporan Kasus : Pleuritis |
8/3/2019 Lap Pleuritis
32/43
d. Volume residual (VR) adalah volume udara sisa dalam paru - paru
setelah melakukan ekspirasi kuat. Volume residual penting untuk
kelangsungan aerasi dalam darah saat jeda pernapasan. Rata - rata
volume ini pada laki laki sekitar 1200 ml dan pada perempuan
sekitar 1000 ml.
Gambar : Spirogram yang memperlihatkan volume dan kapasitas paru-paru
1. Kapasitas
a. Kapasitas residual fungsional (KRF) adalah penambahan volume
residual dan volume cadangan ekspirasi (KRF = VR + VCE).
Kapasitas ini merupakan jumlah udara sisa dalam system
respiratorik setelah ekspirasi normal. Nilai rata ratanya adalah
2200 ml.
b. Kapasitas inspirasi (KI) adalah penambahan volume tidal dan
volume cadangan inspirasi (KI = VT +VCI). Nilai rata ratanya
adalah 3500 ml.c. Kapasitas vital (KV) adalah penambahan volume tidal, volume
cadangan inspirasi, dan volume cadangan ekspirasi (KT = VT + VCI
+ VCE). Karena diukur dengan spirometer, kapasitas vital
merupakan jumlah udara maksimal yang dapat dikeluarkan dengan
kuat setelah inspirasi maksimum. Kapasitas vital dipengaruhi oleh
Laporan Kasus : Pleuritis |
8/3/2019 Lap Pleuritis
33/43
beberapa factor seperti postur, ukuran rongga toraks, dan
komplians paru, tetapi nilai rata ratanya sekitar 4500 ml.
d. Kapasitas total paru paru (KTP) adalah jumlah total udara yang
dapat dikeluarkan dari paru yang terinflasi maksimal saat dengan
kapasitas vital ditambah volume residual (KTP = KV + VR).Nilai rata
ratanya adalah 5700 ml.
1.
2.
3.
4. PERTUKARAN GAS (GAS EXGHANGE)
A. Komposisi udara atmosfer. Udara atmosfer, pada tekanan 760 mmHg di
hari yang hangat, terdiri dari oksigen (21%), nitrogen (79%),
karbondioksida (0,04%) dan berbagai gas mulia.
B. Sifat dan konsep tekanan parsial gas
1. Dalam campuran gas, setiap gas memakai tekanannya sendiri sesuai
dengan presentasinya dalam campuran, terlepas dari keberadaan gas
lain ( Hukum Dalton )
2. Tekanan ini disebut tekanan (tegangan) parsial gas dalam suatu
campuran dan dilambangkan dengan simbol P di depan lambang kimia
serta dinyatakan dalam milimeter mercuri mmHg
3. Solubilitas gas dalam air bervariasi sesuai tekanan dan temperaturnya.
Solubilitas meningkat setara dengan paningkatan tekanan parsial dan
menurun sesuai dengan peningkatan temperatur (Hukum Henry)
4. Volume gas berbanding terbalik dengan tekanan gas ( Hukum Boyle).Jika tekanan meningkat , molekul-molekul gas terkompresi dan volume
berkurang.
A. Pertukaran gas pulmonary (External Respiration)
1. Membran respirasi, tempat berlangsungnya pertukaran gas, terdiri dari
lapisan sulfaktan, epithelium squamous simple pada dinding
Laporan Kasus : Pleuritis |
8/3/2019 Lap Pleuritis
34/43
alveolar.membran dasar pada dinding alveolar, ruang interstitial yang
mengandung serabut jaringan ikat dan cairan jaringan, membran
dasar kapilar, dan endothelium kapilar. Molekul gas harus melewati
keenam lapisan ini melalui proses difusi.
2. O2 dan CO2 menurunkan gradien tekanan parsialnya saat melewati
membran respiratorik.
a. Molekul gas berdifusi dari area bertekanan persial tinggi ke area
bertekanan parsial rendah terlepas dari konsentrasi gas lain dalam
larutan; dengan demikian, kecepatan difusi gas menembus
membran ditentukan oleh tekanan parsialnya.
b. PO2 dalam udara alveolar adalah 100 mmHg, sementara PO2 pada
darah teroksigenisasi dalam kapiler pulmoner di sekitar alveoli
adalah 40 mmHg. Dengan demikian, O2 berdifusi dari udara alveolar
menembus membran respiratorik menuju kapilar paru.
c. PCO2 dalam udara alveolar adalah 40 mmHg dan PCO2 dalam
kapilar di sekitarnya adalah 45 mmHg. Dengan demikian CO2
berdifusi dari kapilar ke alveoli.
1. Faktor yang mempengaruhi difusi gas selain gradien tekanan
parsialnya, antara lain:a. Ketebalan membran respiratori. Penyebab apapun yang dapat
meningkatkan ketebalan membran, seperti edema dalam ruang
interstitial atau infiltrasi fibrosa paru-paru akibat penyakit pulmonar
dapat mengurangi difusi
b. Area permukaan membran respirasi. Pada penyakit seperti
emfisema, sebagian besar permukaan yang tersedia untuk
pertukaran gas berkurang dan pertukaran gas mengalami
gangguan berat.
c. Solubilitas gas dalam membran respirasi. Solubilitas CO2 20 kali
lebih besar dari O2. Dengan demikian, CO2 berdifusi melalui
membran 20 kali lebih cepat dari O2.
A. Pertukaran Gas Sistemik (Internal Respiration)
Laporan Kasus : Pleuritis |
8/3/2019 Lap Pleuritis
35/43
1. Merupakan pertukaran O2 dan CO2 antara Kapiler sistemik dan sel-sel
jaringan.
2. Terjadi di seluruh jaringan tubuh, berbeda dengan respirasi eksternal
yang hanya terjadi di paru-paru.
3. Oxygenated blood (kaya akan oksigen) akan diubah menjadi
deoksigenated blood (kekurangan oksigen)
4. Tekanan parsial O2 (PO2) lebih tinggi daripada di jaringan yaitu 100
mmHg, sedangkan di jaringan adalah 40 mmHg, hal ini dikarenakan sel
tubuh secara konstan membutuhkan O2 untuk memproduksi ATP.
5. Ketika difusi O2 berlangsung, maka CO2 pun ikut berdifusi dengan
arah berlawanan, karena perbedaan tekanan antara kapiler darah dan
jaringan lewat interstitial fluid. Tekanan parsial CO2 di interstitial fluid
adalah 45 mHg sedangkan tekanan parsial di darah adalah 40 mmHg.
Laporan Kasus : Pleuritis |
8/3/2019 Lap Pleuritis
36/43
Gambar : pertukaran gas secara skematik.
Laporan Kasus : Pleuritis |
8/3/2019 Lap Pleuritis
37/43
Membran Respiratory (Blood-Air Barrier)
Membran respirasi, tempat berlangsungnya pertukaran gas, terdiri dari
lapisan sulfaktan, epithelium squamous simple pada dinding
alveolar.membran dasar pada dinding alveolar, ruang interstitial yang
mengandung serabut jaringan ikat dan cairan jaringan, membran dasar
kapilar, dan endothelium kapilar. Molekul gas harus melewati keenam
lapisan ini melalui proses difusi.
8. TRANSPORT GAS
A. Transpor oksigen. Sekitar 97% oksigen dalam darah dibawa eritrosit yang
telah berikatan dengan hemoblobin (hb), 3% oksigen sisanya larut dalam
plasma.
Laporan Kasus : Pleuritis |
8/3/2019 Lap Pleuritis
38/43
1. Setiap molekul dalam keempat molekul besi dalam hemoglobin
berikatan dengan satu molekul oksigen untuk membentuk
oksihemoglobin berwarna merah tua. Ikatan ini tidak kuat dan
reversible. Hemoglobin tereduksi (HHb) berwarna merah kebiruan.
2. Kapasitas oksigen adalah volume maksimum oksigen yang dapat
berikatan dengan sejumlah hemoglobin dalam darah.
3. Kejenuhan oksigen darah adalah rasio antara volume oksigen aktual
yang terikat pada hemoglobin dan kapasitas oksigen:
Kejenuhan oksigen = kandungan oksigen x 100
Kapasitas oksigen
A. Transpor karbondioksida. Karbon dioksida yang berdifusi ke dalam darah
dari jaringan dibawa ke paru-paru melalui cara berikut:
1. Sejumlah kecil CO2 (7-8 %) tetap terlarut dalam plasma.
2. Karbon dioksida yang tersisa bergeak ke dalam sel darah merah ,
dmana 25% nya bergabung dala bentuk reversible yang tidak kuat
Laporan Kasus : Pleuritis |
8/3/2019 Lap Pleuritis
39/43
dengan gugus amino di bagian globin pada hemoglobin untuk
membentuk karbaminohemoglobin.
3. Sebagian besar karbondioksida dibawa dalam bentuk bikarbonat
terutama dalam plasma.
4. Pergeseran klorida. Ion bikarbonat bermuatan negatif yang terbentuk
dalam sel darah merah berdifusi ke dalam plasma dan hanya
menyisakan ion bermuatan positif berlebihan
a. Untuk mempertahankan netralitas elektrokimia, ion bermuatan
negatif lain yang sebagian besar ion klorida bergerak ke dalam sel
darah merah untuk memulihkan equiblirium ion. Inilah yang disebut
sebagai pergeseran ion klorida.
b. Kandungan klorida dalam sel darah merah di vena yang memiliki
konsentrasi karbon dioksida lebih tinggi akan lebih besar
dibandingkan dalam ateri.
1. Ion bermuatan positif yang terlepas akibat disosiasi asam karbonat,
berikatan dengan hemoglobin dalam se darah merah untuk
meminimalisasi perubahan pH.
8. SISTEM IMUN
I. Adaptive immunity
Definisi
Kemampuan tubuh bertahan terhadap antigen seperti bakteri, toxin,
virus, dan jaringan asing
Ciri khas
1. spesifik
bersifat spesifik terhadap antigen tertentu dan dapat membedakan
molekul tubuh dan molekul asing
2. Memory
Mempunyai pengingat antigen terdahulu yang pernah menyerang
tubuh, sehingga respon terhadap antigen tersebut dapat lebih hebat
Komponen
Laporan Kasus : Pleuritis |
8/3/2019 Lap Pleuritis
40/43
Komponen adaptive immunity yaitu lymphosit sel T dan sel B.Kedua sel
ini berasal dari perkembangan pluripotent stem cells yang terdapat di
red bone marrow.
Pluripotent cell pada red bone marrow berkembang menjadi sel B dan
pre-sel T.
Sel B tetap berada di red bone marrow dan berkembang menjadi
mature B cells, pre-T cell bermigrasi ke thymus dan berkembang
menjadi mature T cells.
Mature T cells meninggalkan thymus menuju secondary lymphatic
organ (spleen, lymph nodule, dan lymph node).Pada secondary
lymphatic organ, mature T cells akan menjadi cytotoxic T cell dan
helper T cells.mature B cells juga meninggalkan red bone marrow
menuju secondary lymphatic organ.
Laporan Kasus : Pleuritis |
8/3/2019 Lap Pleuritis
41/43
Pada seconday lymphatic organ, mature B cells akan teraktifasi dengan
bantuan helper T cells.Aktifasi ini membuat mature B cells mengalami
cloning menghasilkan plasma cells dan memory B cells.Plasma cells
menghasilkan antibody yang berperan dalam antibody-mediated
immunity (disebut juga humoral immunity).Memory B cells berfungsi
mengingat antigen yang dihadapi antibody dan akan berproliferasi
membentuk plasma cells dan memory B cells jika menghadapi antigen
tersebut di waktu mendatang.
Pada seconday lymphatic organ juga, cytotoxic T cells akan teraktifasi
dengan bantuan helper T cells sehingga cytotoxic T cells akan
mengalami cloning menghasilkan active cytotoxic T cells dan memory
cytotoxic T cells.Active cytotoxic T cells berperan dalam cell-mediated
immunity (disebut juga sellular immunity)
Tipe
1. cell-mediated immunity (sellular immunity)
Jenis lymphosit yang berperan yaitu active cytotoxic T
cells.Menyerang intrasellular pathogen, yaitu : virus dan bakteri
yang terdapat di dalam sel, beberapa sel kanker, dan transplantasi
jaringan asing.
2. antibody-mediated immunity (humoral immunity)
Jenis lymphosit yang berperan yaitu plasma cells. Menyerang
extrasellular pathogen, yaitu : virus, bakteri, dan jamur yang
terdapat di extracellular fluid
II. Innate immunity
Terbagi 2 :
1. Kulit dan membran mukosa
Lapisan epidermis kulit berfungsi sebagai pelindung untuk menghalangi
masuknya mikroba.
Membran mukosa mensekresi cairan mucus yang berfungsi menjebak
mikroba & substansi asing.Contoh membran mukosa yaitu pada hidung
dan upper respiratory tract.
2. Internal defense
terbagi 4 :
Laporan Kasus : Pleuritis |
8/3/2019 Lap Pleuritis
42/43
Anti microbial
Ada 4 :
interferon
Merupakan protein yang diproduksi oleh lymphosit, makrofag, danfibroblast yang terinfeksi oleh virus.Interferon akan berdifusi ke dalam
sel terdekat yang tidak terinfeksi dan menyebabkan sintesis antiviral
protein yang berfungsi menghentikan replikasi virus
Complement system
Merupakan protein tidak aktif yang terdapat dalam plasma darah dan
plasma Membran. Ketika aktif, Complement system menyebabkan
cytolysis mikroba, merangsang phagocytosis, dan berperan pada
proses inflamasi
Iron-binding protein
Menghambat pertumbuhan bakteri tertentu dengan mengurangi
jumlah iron yang tersedia.Contoh Iron-binding protein : transferin
(terdapat di darah dan tissue fluid), lactoferin (terdapat di susu,
saliva, dan mucus), ferretin (terdapat di liver, spleen, dan red bone
marrow), dan hemoglobin
Anti microbial proteins (AMPs)
Merupakan ikatan peptida pendek yang dapat membunuh
mikroba.Contoh : dermicidin (pada kelenjar keringat), defensin &
cathelicidin (pada neutrofil, makrofag, dan epithel), dan
thrombocidin (pada platelet)
Natural killer (NK) cells dan phagocyte
NK cells terdapat di spleen, lymph node, dan red bone marrow.NK cells
menyerang sel-sel yang memperlihatkan plasma membran protein
abnormal. Phagocyte adalah sel yang melakukan phagositosis
(memakan mikroba dan partikel asing).Yang termasuk phagocyte yaitu
neutrophil & makrofag
Inflamasi
Adalah respon tubuh terhadap kerusakan jaringan.Kondisi yang
menyebabkan inflamasi yaitu : pathogen, luka lecet, iritasi zat kimia,
gangguan pada sel, dan temperature extreme.Inflamasi berfungsi
mencegah penyebaran mikroba, racun, atau substansi asing dari area
Laporan Kasus : Pleuritis |
8/3/2019 Lap Pleuritis
43/43
yang terinfeksi ke jaringan lain dan mempersiapkan perbaikan jaringan
pada daerah yang terinfeksi
Demam
Terjadi ketika inflamasi & infeksi akibat racun yang dilepaskan oleh
mikroba meningkatkan suhu tubuh.Demam membantu prosesinterferon, menghambat pertumbuhan beberapa mikroba, dan
mempercepat reaksi tubuh ketika terjadi proses perbaikan jaringan
PATHOMEKANISME PLEURITIS
Bakteri pneumococci
Masuk melalui saluranpernapasan
Menginfeksi alveolus
Pneumonia
Inflamasi akut
Alveolus berisi banyak
cairan
Efek pirogen
Difagositosis
Top Related