IMPLEMENTASI PENILAIAN PEMBELAJARAN
BERBASIS COMPUTER BASED TEST (CBT)
DI SMA YADIKA 6 TANGERANG SELATAN
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah
Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Retno Yulianti
NIM 1112015000051
PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
i
ABSTRAK
Retno Yulianti (NIM: 1112015000051). Implementasi Penilaian Pembelajaran
Berbasis Computer Based Test (CBT) di SMA Yadika 6 Tangerang Selatan.
Skripsi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Sosiologi,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi penilaian
pembelajaran yang menggunakan teknologi berbasis Computer Based Test (CBT)
di SMA Yadika 6 Tangerang Selatan, ditinjau dari sarana, prasarana, peserta didik
dan mekanisme pelaksanaannya. Hal ini dikarenakan penilaian pembelajaran yang
menggunakan teknologi berbasis CBT dapat dikatakan sesuatu yang baru dalam
dunia pendidikan sehingga dalam penelitian ini dapat terlihat seberapa besar
manfaat dan kendala yang terjadi. Penelitian yang menggunakan metode kualitatif
dengan penyajian data deskriptif dengan tiga metode yang digunakan untuk
menggali data, yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi, selanjutnya data
tersebut dianalisis. Landasan teori yang digunakan adalah teori penilaian
pembelajaran dan teori CBT itu sendiri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penilaian pembelajaran SMA Yadika 6 Tangerang Selatan yang menggunakan
sistem berbasis teknologi yakni CBT didalamnya tetap memenuhi komponen dari
tahapan penilaian hasil belajar. Selain itu, tidak menghilangkan esensi dari prinsip
penilaian pembelajaran, meskipun terdapat kendala, SMA Yadika 6 Tangerang
Selatan nyatanya telah mampu meminimalisir kendala yang timbul sehingga dapat
diminimalisir kendala-kendala yang terjadi ketika penerapan sistem berbasis
komputer atau CBT ini.
Kata Kunci: Implementasi, Penilaian Pembelajaran, Computer Based Test
(CBT).
ii
ABSTRACT
Retno Yulianti (NIM: 1112015000051). Implementation of Computer Based Test (CBT)
Learning Assessment at Yadika 6 High School South Tangerang. Thesis, Department of
Social Sciences Education, Sociology Study Program, Faculty of Tarbiyah and Teacher
Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University, Jakarta.
This study aims to determine the implementation of learning assessment using Computer Based
Test (CBT) technology at Yadika 6 High School in South Tangerang, in terms of facilities,
infrastructure, students and implementation mechanisms. This is because the assessment of
learning using CBT-based technology can be said to be something new in the world of education
so that in this study it can be seen how much the benefits and constraints that occur. Research that
uses qualitative methods with the presentation of descriptive data with three methods used to
explore data, namely observation, interviews and documentation, then the data is analyzed. The
theoretical foundation used is the theory of learning assessment and the theory of CBT itself. The
results of the study showed that the assessment of Yadika 6 South Tangerang High School learning
using a technology-based system namely CBT in it still fulfilled the components of the stages of
assessment of learning outcomes. Besides that, it does not eliminate the essence of the principle of
learning assessment, although there are obstacles, Yadika 6 South Tangerang High School has in
fact been able to minimize the obstacles that arise so that obstacles can be minimized that occur
when implementing a computer-based system or CBT.
Keywords: Implementation, Assessment of Learning, Computer Based Test (CBT).
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha
Sempurna. Sumber ilmu dari segala ilmu. Maha Pencipta dari segala pencipta.
Maha Pengasih dari segala pengasih. Atas segala rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam penulis
haturkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, dan para sahabat yang
menjadi panutan, dan pemimpin yang menjadi teladan bagi semua pengikutnya
hingga akhir zaman nanti.
Penulis menyadari jika penulisan skripsi ini tidak akan pernah selesai tanpa
bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Ini merupaka salah satu capaian yang
penulis hasilkan selama menempuh pendidikan di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan (FITK), Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Terima kasih penulis haturkan kepada segenap sivitas akademika UIN Jakarta,
kepada Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Lubis, MA selaku Rektor UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, beserta seluruh staff dan jajarannya.
Ucapan terima kasih kepada Dr. Sururin, M.Ag selaku Dekan FITK UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, Dan juga Dr. Iwan Purwanto, M. Pd selaku Kepala
Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial beserta Syaripulloh, M.Si
selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dan Prof.
Dr. Rusmin Tumanggor, MA selaku Dosen Penasehat Akademik.
Tak lupa penulis menyampaikan banyak rasa terima kasih kepada Dr.
Iwan Purwanto, M. Pd selaku Dosen Pembimbing Pertama yang bersedia
meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan bimbingan terhadap penulisan
skripsi ini dan Neng Sri Nuraeni, M. Pd, Dosen Pembimbing kedua yang telah
memberikan masukan untuk segera menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima
kasih kepada seluruh Dosen FITK UIN Jakarta terutama di Jurusan Pendidikan
IPS Program Studi Pendidikan Sosiologi, yang tidak bisa disebutkan satu per satu
tanpa mengurangi rasa hormat penulis kepada beliau semua yang telah
memberikan ilmu bermanfaat bagi penulis.
iv
Ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya penulis sampaikan kepada Ibu
Maryati, seorang mama sekaligus ayah, sahabat, penyemangat, pemberi obat alias
nasehat dalam tiga kali sehari, dan doa serta semangatnya lah dalam menghidupi
keempat orang anak seorang diri yang menyadarkan penulis untuk segera dan
harus membahagiakannya. Tak luput, terimakasih tak terhingga penulis haturkan
kepadanya, Almarhum Mamik Siswoko, ayah yang akan selalu dirindukan
keberadaan dan kasih sayangnya. Kemudian Ayu Mega Sari, Eli Murtiana, Ririn
Suci Amalina, kakak dan adik yang menjadi pelengkap kebahagiaan penulis.
Kepada narasumber Pak Busro, Bu Dwi, Bu Hesti dan Bramantia serta
seluruh jajaran Guru dan Staff SMA Yadika 6 Tangerang Selatan yang telah
bersedia meluangkan waktunya untuk ditemui dan diwawancarai oleh penulis dan
memudahkan pengerjaan skripsi ini.
Rasa terima kasih juga penulis sampaikan kepada segenap rekan, sahabat,
teman, adik yang sudah dianggap sebagai saudara bagi penulis yang tidak bisa
penulis sebutkan satu per satu tapi izinkan untuk menyebutkannya demi kenangan
bagi skripsi ini: Kepada Lia, Susi, Novi dan rekan seperjuangan semester akhir
dari seluruh jurusan FITK khususnya Jurusan Pendidikan IPS Prodi Pendidikan
Sosiologi atas semangat yang tak pernah henti di sisa-sisa penghujung waktu, dan
dorongan kuat untuk segera menyelesaikan pendidikan sarjananya.
Sulit untuk menyelesaikan skripsi ini tanpa adanya bantuan, bimbingan, dan
saran dari berbagai pihak. Semoga Allah SWT selalu memberikan karunia-Nya
dan membalas kebaikan mereka atas bantuan yang telah diberikan. Penulis
menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Semoga skripsi ini
dapat bermanfaat terutama untuk para pembaca.
Tangerang, 5 Februari 2019
Retno Yulianti
vi
DAFTAR ISI
COVER
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
LEMBAR PERNYATAAN UJI REFERENSI
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
ABSTRAK ............................................................................................................... i
ABSTRACT ............................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah .......................................................................................... 5
D. Rumusan Masalah .............................................................................................. 5
E. Tujuan Penelitian ............................................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian ............................................................................................. 6
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori ....................................................................................................... 7
1. Pengertian Penilaian Pembelajaran ............................................................. 7
2. Kedudukan Penilaian Pembelajaran ........................................................... 10
3. Tujuan Penilaian Pembelajaran ................................................................... 12
4. Fungsi Penilaian Pembelajaran ................................................................... 14
5. Ruang Lingkup Penilaian Pembelajaran ..................................................... 15
6. Prinsip-Prinsip Penilaian ............................................................................. 19
7. Jenis Penilaian Pembelajaran ...................................................................... 20
vii
8. Pengertian CBT ........................................................................................... 21
9. Prosedur Menggunakan CBT ...................................................................... 26
10. Regulasi Sistem CBT .................................................................................. 27
11. Contoh Aplikasi CBT ................................................................................. 28
B. Penelitian Relevan ............................................................................................. 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................................ 35
B. Metode Penelitian .............................................................................................. 36
C. Jenis dan Sumber Data ....................................................................................... 37
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................. 38
E. Instrumen Penelitian .......................................................................................... 40
F. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data ................................................ 42
G. Teknik Analisis Data .......................................................................................... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data .................................................................................................... 44
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan ...................................................................... 56
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 71
B. Saran .................................................................................................................. 72
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ................................................................35
Tabel 3.2 Jenis dan Sumber Data ........................................................38
Tabel 3.3 Pedoman Observasi ............................................................40
Tabel 3.4 Pedoman Dokumentasi .......................................................41
Tabel 3.5 Pedoman Wawancara ..........................................................41
Tabel 4.1 Struktur Organisasi SMA Yadika 6 ....................................47
Tabel 4.2 Data Guru ............................................................................48
Tabel 4.3 Data Karyawan ...................................................................49
Tabel 4.4 Data Peserta Didik ..............................................................49
Tabel 4.5 Struktur Kurikulum Kelas X ...............................................50
Tabel 4.6 Struktur Kurikulum Kelas XI dan XII IPA .........................51
Tabel 4.7 Struktur Kurikulum Kelas XI dan XII IPS .........................52
Tabel 4.8 Sarana dan Prasarana ..........................................................54
Tabel 4.9 Daftar Ekstrakurikuler ........................................................55
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Presentase Sekolah yang Mengikuti UNBK .........................4
Gambar 4.1 Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ......................57
Gambar 4.2 Kisi-kisi Soal atau Kartu Soal .............................................58
Gambar 4.3 Jaringan Komputer Penilaian CBT .....................................60
Gambar 4.4 Halaman Log-in Penilaian CBT ..........................................61
Gambar 4.5 Tampilan Soal Penilaian CBT ............................................62
Gambar 4.6 Nilai Murni .........................................................................64
Gambar 4.7 Tampilan Raport Penilaian CBT ........................................65
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Aktivitas penilaian selalu dilakukan pada saat akhir pengajaran untuk
menilai sampai seberapa besar tingkat penguasaan siswa terhadap bahan ajar yang
diberikan oleh pengajar.1 Berdasarkan artikel pada website Direktorat Pembinaan
Sekolah Menegah Kejuruan menjelaskan bahwa aktivitas penilaiaan pembelajaran
membantu pendidik dan peserta didik dalam mengembangkan hasil kegiatan
pembelajaran demi tercapainya tujuan pembelajaran. Mengingat pentingnya
proses penilaian tersebut pemerintah juga merumuskan peraturan mengenai
penilaian pembelajaran berupa Ujian Sekolah Berstandar Nasional yang
selanjutnya disebut sebagai USBN. Hal tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan RI No 3 Tahun 2017 Pasal 1 tentang penilaian hasil
belajar oleh pemerintah dan penilaian hasil belajar oleh Satuan Pendidikan,
peraturan tersebut menjelaskan bahwa Ujian Sekolah Berstandar Nasional yang
selanjutnya disebut USBN adalah kegiatan pengukuran capaian kompetensi
peserta didik yang dilakukan Satuan Pendidikan untuk Mata pelajaran tertentu
dengan mengacu pada standar kompetensi lulusan guna memperoleh pengakuan
atas prestasi belajar. Selain itu Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN
adalah kegiatan pengukuran capaian kompetensi kelulusan pada mata pelajaran
tertentu secara nasional dengan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan.2
Sejak diterapkannya penilaian pembelajaran berupa kegiatan Ujian
Nasional yang menggunakan peralatan manual, timbul beberapa permasalahan.
Permasalahan tersebut sangat berpengaruh terhadap hasil penilaian pembelajaran
seperti, dalam ujian berbasis kertas (paper based test) siswa diminta untuk
1Soekartawi, Monitoring dan Evaluasi Proyek Pendidikan, (Jakarta: PT Dunia Pustaka
Jaya, 1995), Cet. 1, h. 62. 2Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Permendikbud Nomor 3 Tahun
2017, Penilaian Hasil Belajar Oleh Satuan Pendidikan,
https://psmk.kemdikbud.go.id/konten/2205/permendikbud-nomor-3-tahun-2017-tentang-penilaian-
hasil-belajar-oleh-satuan-pendidikan. Diakses pada hari Senin, 23 Januari 2017.
2
menghitamkan area tertentu dan tidak boleh melebihi lingkaran. Belum lagi
adanya kekhawatiran lembar jawaban yang sobek atau berlubang. kesalahan
teknis dalam pengisian lembar jawaban, melambungnya anggaran pemerintah
dalam memperbanyak serta mendistribusikan naskah soal dan lembar jawaban,
juga proses pengoreksian lembar jawaban yang memakan waktu cukup lama.
Kemajuan zaman dalam bidang teknologi seolah memberikan udara baru bagi
proses penilaian pembelajaran di Indonesia, terlebih saat ditemukannya proses
ujian berbasis komputer. Hal tersebut seolah menjawab segala keluh kesah para
peserta didik dan tenaga pendidik dalam melakukan proses penilaian
pembelajaran.
Pemanfaatan teknologi informasi (computer) sebagai salah satu media
yang digunakan untuk ujian atau tes disebut dengan Computer-based Test.
Dengan CBT (Computer Based Test) diharapkan mampu menjawab kekurangan
ujian konvensional. Sehingga pengguna ICT dapat dijadikan sebagai media ujian
baik lokal maupun untuk nasional oleh lembaga. Ujian berbasis ICT ini
menggunakan aplikasi berbasis web dengan konsep Learning Content
Management System (LCMS/ CMS) yaitu MOODLE sehingga baik pengelola
maupun pengguna dapat dengan mudah menggunakan aplikasi open source ini.
Selanjutnya penerapan ujian berbasis komputer ini memiliki fungsi fleksibel
berupa pemanfaatan sebagai media latihan maupun mengukur kemampuan
pengguna dalam menjawab pertanyaan pada ujian.3
Kehadiran CBT (Computer Based Test) di Indonesia diharapkan mampu
memberi kemudahan dalam proses penilaian pembelajaran. Terutama dalam
pelaksanaan UNBK, namun pada pelaksanaannya ternyata hal tersebut tidak serta-
merta memberikan respon positif dari beberapa sekolah di Indonesia. Minimnya
sarana dan prasarana yang menunjang terlaksananya program CBT (Computer
Based Test), kurangnya sosialisasi pemerintah terhadap sekolah-sekolah mengenai
prosedur pelaksanaan CBT (Computer Based Test), kurangnya kemampuan siswa
3Suryanto, COMPUTER-BASED TEST (CBT) SARANA UJIAN NASIONAL,
http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/edukasi/1416-CBT (Computer
Based Test). Diakses pada hari Jum’at , 17 April 2015.
3
dalam beradaptasi dengan sistem UN yang baru tersebut, serta tindakan
pemerintah yang belum memberikan ketegasan dalam penggunaan program CBT
(Computer Based Test) secara serentak di Indonesia, membuat program CBT
(Computer Based Test) tidak dapat dirasakan dan dilaksanakan secara
menyeluruh.
Program CBT (Computer Based Test) tersebut pada dasarnya memberikan
kemudahan kepada lembaga pendidikan dalam melaksanakan proses penilaian
pembelajaran untuk setiap kegiatan penilaian lainnya (bukan hanya untuk UNBK
saja). Namun, peran sarana dan prasarana yang dimiliki satuan pendidikan
tersebut harus menunjang agar program tersebut berhasil diterapkan, sehingga
bagi satuan pendidikan yang belum memiliki sarana dan prasarana penunjang
program CBT (Computer Based Test) secara maksimal, dapat merasakan manfaat
program tersebut.
Di Jakarta, Meski berada di Ibu Kota negara pelaksanaan ujian nasional
berbasis komputer (UN CBT (Computer Based Test)) ketika tahun 2015 hanya
dilakukan oleh sebagian sekolah. Berdasarkan data dinas pendidikan provinsi DKI
Jakarta, sebanyak 29 sekolah jenjang SMA sederajat yang melaksanakan UN CBT
(Computer Based Test). Mengapa hanya sedikit sekolah di DKI Jakarta yang
melaksanakan UN CBT (Computer Based Test)? Menjawab pertanyaan wartawan
ini, Mendikbud Anies Baswedan menyampaikan bahwa rasio atau perbandingan
jumlah komputer dengan jumlah siswa di sekolah tidak terlalu mencukupi. Rasio
yang diprasyaratkan untuk bisa ikut UN CBT (Computer Based Test) adalah 1:3,
artinya, ketersediaan satu komputer untuk tiga pengguna dan pelaksanaannya
dilakukan per sesi.4 Meninjau dari pernyataan tersebut, dapat disimpulkan
sementara bahwa jumlah sekolah-sekolah pelaksanaan UNBK pada tahun 2015 di
wilayah lainnya kurang lebih tidak jauh berbeda dengan presentase wilayah DKI
4Agustin Setyo Wardani, Ini Alasan Kenapa Di Jakarta Hanya Sedikit Sekolah
Laksanakan UN CBT (COMPUTER BASED TEST),
http://wartakota.tribunnews.com/2015/04/13/ini-lho-alasan-kenapa-di-jakarta-hanya-sedikit-
sekolah-laksanakan-un-CBT (Computer Based Test). Diakses pada hari Senin, 13 April 2015.
4
Jakarta, bahkan ada beberapa wilayah yang lebih rendah presentasenya dari
wilayah DKI Jakarta.
Gambar 1.1
Presentase Sekolah yang Mengikuti UNBK
Sumber: KEMENDIKBUD Grafik Ujian Berbasis Komputer (UBK) 2017
Berdasarkan data statistik yang diambil secara nasional mengenai
beberapa sekolah yang pelaksanaan ujian nasional nya sudah berbasis computer
data ini diambil dari KEMENDIKBUD mengenai lembaga pendidikan tingkat
MA/SMA diberbagai wilayah Indonesia yang telah mengikuti program UNBK
terutama di daerah Banten, lembaga pendidikan tingkat MA/SMA yang terbanyak
menerapkan UNBK terdapat di daerah Tangerang Selatan. Berdasarkan hasil
observasi sementara, peneliti juga menemukan informasi bahwasannya terdapat
salah satu SMA di wilayah Tangerang Selatan yang mengikuti program CBT
(Computer Based Test) yaitu SMA Yadika 6, tidak hanya ketika UNBK, namun
program CBT (Computer Based Test) juga digunakan ketika Penilaian Akhir
Semester. Pelaksanaan hal tersebut mampu memberi kemudahan kepada pendidik
dan peserta didik dalam beradaptasi dengan program tersebut, sehingga ketika
menghadapi UNBK para pendidik dan peserta didik sudah terbiasa dalam
melaksanakannya.
5
Dari uraian tersebut maka penulis akan mengangkat tema Implementasi
penilaian pembelajaran berbasis IT menggunakan Computer Based Testing
menjadi bahan penelitian skripsi yang akan penulis lakukan dengan judul
Implementasi Penilaian Pembelajaran Berbasis IT Menggunakan Computer
Based Testing di SMA Yadika 6 Tangerang Selatan.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, beberapa masalah yang dapat
diidentifikasi sebagai berikut:
1. Minimnya sarana dan prasarana yang mempengaruhi pelaksanaan UNBK.
2. Sosialisasi pemerintah mengenai UNBK belum dilaksanakan secara
menyeluruh.
3. Belum adanya ketegasan dari pemerintah mengenai pelaksanaan UNBK
secara serempak.
4. Belum diketahuinya standar operasional penggunaan CBT (Computer Based
Test) dalam penilaian pembelajaran di SMA Yadika 6.
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian lebih terarah dan tidak melebar maka penulis membatasi
penelitian ini. Adapun pembatasan dalam penelitian masalah ini yaitu mengenai
standarisasi dalam implementasi penilaian pembelajaran berbasis IT
menggunakan computer based testing di SMA Yadika 6, Tangerang Selatan.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan, maka dirumuskan
permasalahan yaitu “Bagaimana implementasi penilaian pembelajaran berbasis
CBT (Computer Based Test) di SMA Yadika 6 Tangerang Selatan?”
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi
penilaian pembelajaran berbasis CBT (Computer Based Test) di SMA Yadika 6
6
yang ditinjau dari sarana prasarana, peserta didik, dan mekanisme
pelaksanaannya.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah:
a. Dapat memperkaya konsep dari perkembangan teknologi dalam bidang
pendidikan terkait penilaian pembelajaran di satuan pendidikan.
b. Mengembangkan dan menambah wawasan pengetahuan tentang
penilaian pembelajaran berbasis CBT (Computer Based Test).
2. Manfaat praktis dari penelitian ini adalah:
a. Bagi Instansi, Pemerintah Kemenristekdikti dapat menjadi sumber
referensi dan pengetahuan terkait penerapan IT dalam penilaian
pembelajaran yang menggunakan CBT (Computer Based Test) di SMA
Yadika 6, Tangerang Selatan.
b. Bagi Satuan Pendidikan, SMA Yadika 6 Tangerang Selatan dapat
memahami penerapan IT dalam penilaian pembelajaran menggunakan
CBT (Computer Based Test).
c. Bagi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, semoga dapat
menambah khazanah keilmuan.
7
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Pengertian Penilaian Pembelajaran
Penilaian merupakan salah satu faktor penting dalam pembelajaran,
posisinya dapat disetarakan dengan penetapan tujuan dalam proses
pembelajaran.1 Sehingga penilaian menjadi penting mengingat
pengaruhnya dirasakan oleh peserta didik. Selain itu, pengaruh dari
penilaian juga bisa menjadi bahan acuan dari tenaga pendidik untuk
melihat keberhasilan dari proses belajar. Maka dari itu, pencapaian
kompetensi dan efektivitas proses belajar hanya dapat diketahui jika
dilakukan penilaian yang komprehensif dan akurat.2
Kemudian pembelajaran, kata dasar ialah belajar. Dalam arti
sempit pembelajaran diartikan sebagai suatu proses atau cara yang
dilakukan agar seseorang dapat melakukan kegiatan belajar, sedangkan
belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku karena interaksi
individu dengan lingkungan dan pengalaman.3 Berdasarkan arti ini,
seseorang mengalami pembelajaran jika di dalamnya terdapat perubahan
tingkah laku.
Dalam arti luas, pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan
yang sistematis dan sistemik, yang bersifat interaktif dan komunikatif
antara pendidik dengan peserta didik, sumber belajar dan lingkungan
untuk menciptakan suatu kondisi yang memungkinkan terjadinya tindakan
belajar peserta didik, baik di kelas maupun di luar kelas, dihadiri guru
secara fisik atau tidak, untuk menguasai kompetensi yang telah
1Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, dan Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran Ipa
Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 1. 2Ibid., h. 2.
3Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), h. 10.
8
ditentukan.4 Sehingga dipahami bahwa pembelajaran adalah proses yang
sistematis demi menciptakan kondisi yang mumpuni bagi peserta didik
dan pendidik untuk diadakannya tindakan belajar.
Sebelum penilaian terlebih dahulu melakukan penilaian dan
didahului oleh kegiatan pengukuran. Karena itu, untuk memperoleh hasil
penilaian yang benar, maka kegiatan pengukuran harus dilakukan dengan
menggunakan alat ukur yang sahih atau akurat dan stabil atau terpercaya.5
Sehingga diharapkan hasil dari pengukuran merupakan sesuatu yang bisa
dipercaya kebenarannya. Pengukuran memiliki arti adalah suatu proses
atau kegiatan untuk menentukan kuantitas sesuatu.6 Biasanya pengukuran
menghasilkan data numerik atau angka dan lebih bersifat kuantitatif.
Setelah melalui proses pengukuran, selanjutnya adalah proses
perbandingan yaitu kegiatan estimasi terhadap hasil pengukuran atau
membanding-bandingkan dan tidak sampai ke taraf pengambilan
keputusan.7 Proses ini selain diperlukan untuk proses selanjutnya yaitu
penilaian, kemudian juga digunakan untuk melihat hasil pengukuran antar
peserta didik sehingga bisa diambil keputusan kemampuan dari masing-
masing peserta didik.
Kemudian sampailah pada proses penilaian, menurut pengertian
bahasa kata penilaian berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti
penilaian atau penaksiran.8 Namun dari segi istilah yaitu:
a. Suatu proses sistemik untuk mengetahui tingkat keberhasilan
sesuatu.
b. Kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana, sistemik dan
terarah berdasarkan atas tujuan yang jelas.
4 Ibid.
5 Ibid., h. 2.
6 Ibid., h. 4.
7 Sofyan. loc. cit.
8 Chabib Thoha, Teknik Penilaian Pendidikan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1996),
h. 1.
9
c. Proses penentuan nilai berdasarkan data kuantitatif hasil pengukuran
untuk keperluan pengambilan keputusan. 9
Istilah Penilaian ditujukan pada penilaian seluruh pribadi sang anak
dalam seluruh situasi pendidikan yang dialaminya.10
Dalam hal ini
berkaitan bahwa penilaian dimaksudkan untuk penilaian seluruh aspek
yang terdapat pada diri siswa bukan berhenti pada aspek nilai pelajaran
saja.
Menurut Webster’s New Collegiate Dictionary dalam buku
Monitoring dan Penilaian Proyek Pendidikan, pengertian penilaian adalah
suatu aktivitas yang dinilai akan menghasilkan produk untuk keperluan
pengambilan keputusan.11
Kemudian Penilaian juga merupakan proses
memahami, memberi arti, mendapatkan, dan mengkomunikasikan suatu
informasi bagi keperluan mengambil keputusan.12
Pengertian selanjutnya
penilaian adalah proses untuk menguji suatu objek atau aktivitas dengan
kriteria tertentu untuk keperluan pembuatan keputusan.13
Dari beberapa
pengertian tersebut dipahami bahwa penilaian yang di dalamnya terdapat
proses, pengujian akan suatu objek yang akhirnya didapat sebuah
keputusan.
Pengambilan keputusan ini diperlukan guna membimbing peserta
didik untuk melakukan perbaikan pencapaian hasil belajar.14
Kemudian
bagi guru keputusan ini kemudian dijadikan tolak ukur keberhasilan proses
dan hasil belajar, bukan saja digunakan untuk menilai hasil belajar peserta
didik. Keputusan dijadikan informasi kepada guru untuk meningkatkan
kemampuan mengajarnya dan membantu peserta didik mencapai
9Sofyan, op.cit., h. 3.
10Nasrun Harahap, Tehnik Penilaian Hasil Belajar, (Jakarta: N. V. Bulan Bintang, 1982),
Cet. II, h. 11. 11
Soekartawi, Monitoring dan Penilaian Proyek Pendidikan¸ (Malang: Pustaka Jaya, 1995),
h. 10. 12
Sukardi, Penilaian Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya, (Jakarta: Bumi Aksara,
2009), h. 1. 13
Soekartawi. loc. cit. 14
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, h. 5.
10
perkembangan belajarnya secara optimal. Sehingga guru menyadari bahwa
ini menjadi sebuah indikator keberhasilan dalam suatu pembelajaran dan
jika hasilnya sebagian besar peserta didik tidak sesuai dengan yang
diharapkan, ini juga menjadi kegagalan bagi guru itu sendiri.
Berkaitan dengan hasil akhir dalam suatu pembelajaran dapat
dikatakan sesuai dengan yang diharapkan, ini berarti memerlukan tolak
ukur capaian bagi peserta didik. Sehingga pengertian lain dari penilaian
yaitu penilaian tentang perkembangan dan kemajuan murid yang
berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada
mereka serta nilai-nilai yang terdapat di dalam kurikulum.15
Penilaian
pendidikan merupakan suatu penaksiran atau penilaian daripada
pertumbuhan dan perkembangan murid-murid yang terarah kepada tujuan-
tujuan atau nilai-nilai yang ditetapkan di dalam kurikulum.
Akhirnya didapat kesimpulan bahwa penilaian pembelajaran
adalah proses sistematis untuk pengambilan keputusan berupa informasi
kepada tenaga pendidik terhadap capaian dari perkembangan proses
pembelajaran peserta didik yang diarahkan kepada nilai-nilai yang
ditetapkan di dalam kurikulum.
2. Kedudukan Penilaian Pembelajaran
Penilaian merupakan tahapan akhir dari proses belajar mengajar.
Sehingga untuk mencapai tahapan akhir ini ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan. Meliputi tiga komponen utama yaitu:
a. Penilaian Program Pembelajaran
Terdapat berbagai komponen, antara lain tujuan, materi,
metode, media, sumber belajar, penilaian, peserta didik, lingkungan
dan guru yang saling berhubungan dan ketergantungan satu sama lain
serta berlangsung secara terencana dan sistemik.16
15
Nasrun Harahap, Tehnik Penilaian Hasil Belajar, h. 19. 16
Ahmad Sofyan, Evaluasi Pembelajaran Ipa Berbasis Kompetensi, h. 5.
11
b. Penilaian Proses Pembelajaran
Meliputi berbagai kegiatan yang sangat beragam, antara lain:
1) Kesesuaian antara kegiatan belajar dengan komptensi dasar, hasil
belajar, dan materi pokok yang telah ditentukan
2) Kesiapan guru dalam mengajar
3) Kesiapan siswa dalam belajar
4) Minat atau perhatian dan motivasi siswa selama belajar
5) Aktivitas dan interaksi siswa dalam belajar
6) Pemilihan metode serta sumber belajar yang mendukung
keberhasilan pembelajaran17
Dalam pembelajaran terdapat proses sebab-akibat. Guru yang
mengajar merupakan penyebab utama bagi terjadinya proses belajar,
peserta didik merupakan akibat guru mengajar. Guru harus
menetapkan strategi pembelajaran yang tepat untuk bisa menciptakan
kegiatan pembelajaran yang interaktif dan komunikatif antara sesama
peserta didik atau sebaliknya.18
Guru juga hendaknya menciptakan kondisi-kondisi yang
memungkinkan kegiatan belajar peserta didik antara lain: memberi
tugas, mengadakan diskusi, tanya jawab, mendorong siswa untuk
berani mengemukakan pendapat.19
c. Penilaian Hasil Belajar
Meliputi penilaian mengenai tingkat penguasaan, pencapaian
tujuan pembelajaran khusus (indikator) dan tujuan pembelajaran
umum (standar kompetensi/kompetensi dasar) serta penilaian terhadap
pencapaian kompetensi hasil belajar siswa di kelas.20
Tujuan atau
berbagai indikator dan kompetensi biasanya sudah dirancang dalam
17
Sofyan. loc. cit 18
Arifin. loc. cit. 19
Arifin. loc. cit. 20
Sofyan. loc. cit.
12
perencanaan pembelajaran. Sehingga proses pembelajaran
dimaksudkan agar guru dapat mencapai tujuan pembelajaran dan
peserta didik dapat menguasai kompetensi yang telah ditetapkan
sebelumnya.21
3. Tujuan Penilaian Pembelajaran
Proses penilaian harus tepat terhadap tipe tujuan yang biasanya
dinyatakan dalam bahasa perilaku. Dikarenakan tidak semua perilaku
dapat dinyatakan dengan alat penilaian yang sama, maka penilaian
menjadi salah satu hal yang sulit dan menantang, yang juga harus
disadari oleh para guru.22
Sehingga proses ini membutuhkan
keseriusan dari para tenaga pendidik, sebagaimana yang tergambar
dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 57 ayat (1) yang berbunyi :
“Penilaian dilakukan dalam rangka pengendalian mutu
pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas
penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan, di antaranya terhadap peserta didik, lembaga,
dan program pendidikan.”23
Tujuan-tujuan serta nilai-nilai yang ditetapkan di dalam
kurikulum, disusun berdasarkan tujuan daripada lembaga pendidikan
yang bersangkutan. Dengan demikian tujuan penilaian pendidikan
adalah untuk memperoleh bahan atau data, digunakan sebagai
pembuktian tentang kemampuan dan keberhasilan murid dalam
rangka mencapai tujuan kurikuler. Selain itu berguna juga bagi guru-
guru sebagai alat pengukur untuk menilai hingga di mana efektivitas
pengalaman-pengalaman mengajar, kegiatan proses belajar serta
metode dan teknik pendekatan mengajar yang dipergunakan.24
21
Arifin, op. cit., h. 12. 22
Sukardi, Penilaian Pendidikan Prinsip & Operasionalnya, h. 1. 23
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 57 ayat 1. 24
Nasrun Harahap, Tehnik Penilaian Hasil Belajar, h. 21.
13
Adapun dikatakan penilaian pendidikan memegang peranan
yang sangat penting di dalam proses belajar-mengajar, antara lain:
a. Untuk dapat mengetahui dan menetapkan, kemajuan belajar serta
perkembangan anak didik setelah selesai mengikuti kegiatan
proses belajar-mengajar dalam jangka waktu yang telah
ditentukan.
b. Untuk dapat mengetahui hingga sejauh mana keberhasilan
metode-metode yang digunakan dan juga sistem pengajarannya
dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan.
c. Untuk dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan, maksudnya
hasil daripada penilaian itu sebagai titik tolak untuk mengambil
tindakan-tindakan perbaikan serta untuk menentukan langkah-
langkah yang akan ditempuh selanjutnya.
d. Untuk keperluan bimbingan dan penyuluhan bagi murid-murid
yang mengalami kegagalan dalam suatu program bahan pelajaran
tertentu.
e. Untuk keperluan supervise, baik bagi kepala sekolah maupun bagi
tenaga-tenaga teknis pendidikan yang berkompeten.
f. Untuk keperluan bahan laporan kepada orang tua murid atau
kepala petugas-petugas pendidikan yang bersangkutan.25
Seorang guru perlu mengetahui tingkat kemajuan peserta didik
sebab pengetahuan mengenai kemajuan peserta didik mempunyai
bermacam-macam kegunaan. Pertama, melalui pengetahuan itu kita
dapat mengetahui kedudukan peserta didik dalam kelompoknya.26
Yang mana kedudukan ini berguna untuk memperkirakan peserta
didik tersebut termasuk ke dalam golongan mana, apakah cerdas,
biasa, atau mungkin jenius. Bahkan memungkinkan ke depan untuk
merepresentasikan masa depan peserta didik. Kedua, apabila
pengetahuan tentang kemajuan peserta didik tadi digabungkan dengan
25
Ibid., h. 15. 26
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, h. 16.
14
pengetahuan tentang kapasitas (kemampuan dasar) peserta didik,
maka ia dapat dipergunakan sebagai petunjuk mengenai kesungguhan
usaha anak dalam menempuh program pendidikannya.27
Sebagai seorang pendidik dalam mengetahui tingkat kemajuan
peserta didik juga harus memiliki pedoman dalam melakukan
penilaian pembelajaran seperti Prosedur penilaian proses belajar dan
hasil belajar oleh pendidik dilakukan dengan urutan:
a. Menetapkan tujuan penilaian dengan mengacu pada RPP yang
telah disusun
b. Menyusun kisi-kisi penilaian
c. Membuat instrument penilaian berikut pedoman penilaian
d. Melakukan analisis kualitas instrument
e. Melakukan penilaian
f. Mengolah, menganalisis, dan menginterpretasikan hasil penilaian
g. Melaporkan hasil penilaian.28
4. Fungsi Penilaian Pembelajaran
Ada beberapa fungsi penilaian di dalam proses belajar mengajar,
antara lain ialah:
a. Untuk memberikan umpan balik (feed back) kepada guru sebagai
dasar untuk memperbaiki proses belajar-mengajar serta
mengadakan perbaikan program bagi murid.
b. Untuk memberikan angka yang tepat tentang kemajuan atau hasil
belajar dari setiap murid. Antara lain digunakan dalam rangka
pemberian laporan kemajuan belajar murid kepada orang tua,
penetuan kenaikan kelas serta penentuan lulus tidaknya seorang
murid.
27
Arifin. loc. cit. 28
Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pasal 13.
15
c. Untuk menempatkan murid di dalam situasi belajar-mengajar
yang tepat, sesuai dengan tingkat kemampuan (karakteristik)
lainnya yang dimiliki oleh murid.
d. Untuk mengenal latar belakang (psikologis, fisik, dan lingkungan)
murid yang mengalami kesulitan-kesulitan belajar, nantinya dapat
digunakan sebagai dasar dalam pemecahan kesulitan-kesulitan
belajar.29
Bisa dikatakan terdapat empat fungsi utama dari penilaian hasil
belajar, yaitu :
a. Fungsi Formatif, yaitu untuk memberikan umpan balik kepada
guru untuk memperbaiki proses pembelajaran dan mengadakan
program remedial bagi peserta didik.
b. Fungsi Sumatif, yaitu untuk menentukan nilai kemajuan belajar
peserta didik.
c. Fungsi Diagnostik, yaitu untuk memahami latar belakang
(psikologis, fisik dan lingkungan) peserta didik yang mengalami
kesulitan belajar, yang hasilnya dapat digunakan sebagai dasar
dalam memecahkan kesulitan-kesulitan tersebut.
d. Fungsi Penempatan, yaitu untuk menempatkan peserta didik
dalam situasi pembelajaran yang tepat (misalnya dalam penentuan
program spesialisasi) sesuai dengan tingkat kemampuan peserta
didik.30
29
Harahap, op. cit., h. 19. 30
Arifin, op. cit., h. 20.
16
5. Ruang Lingkup Penilaian Pembelajaran
Ditinjau dari berbagai perspektif guna untuk memahami penilaian
pembelajaran, sebagai objek dari penilaian yaitu tentang pembelajaran.
a. Ruang Lingkup Penilaian Pembelajaran dalam Perspektif Domain
Hasil Belajar
1) Domain Kognitif
a) Pengetahuan, jenjang kemampuan yang menuntut peserta
didik untuk dapat mengenali atau mengetahui adanya
konsep, prinsip, fakta atau istilah tanpa harus mengerti atau
dapat menggunakannya. Peserta didik hanya diminta untuk
mampu mendefinisikan, mengidentifikasi dan
menyebutkan.
b) Pemahaman, jenjang kemampuan yang menuntut peserta
didik untuk memahami atau mengerti tentang materi
pelajaran yang disampaikan guru dan dapat
memanfaatkannya tanpa harus menghubungkannya dengan
hal-hal lain. Peserta didik mampu menyatakan secara luas,
menyimpulkan dan menuliskan kembali.
c) Penerapan, jenjang kemampuan yang menuntut peserta
didik untuk menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun
metode, prinsip, dan teori-teori dalam situasi baru dan
konkret. Peserta didik mampu memecahkan, menghitung,
mengubah dan menghubungkan.
d) Analisis, jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik
untuk menguraikan suatu situasi atau keadaan tertentu ke
dalam unsur-unsur atau komponen pembentuknya. Peserta
didik mampu menguraikan, mengklasifikasikan, memerinci
dan menggambarkan kesimpulan.
e) Sintesis, jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik
untuk menghasilkan sesuatu yang baru dengan cara
17
menggabungkan berbagai faktor. Peserta didik mampu
merevisi, menyimpulkan dan menciptakan.
f) Penilaian, jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik
untuk dapat mengpenilaian suatu situasi, keadaan,
pernyataan atau konsep berdasarkan kriteria tertentu.
Peserta didik mampu menilai, membandingkan, mengkritik
dan menafsirkan.31
2) Domain Afektif, lebih kepada arah pertumbuhan batiniah.
a) Kemauan menerima, jenjang kemampuan yang menuntut
peserta didik untuk peka terhadap eksistensi fenomena atau
rangsangan tertentu.
b) Kemampuan menanggapi/menjawab, jenjang kemampuan
yang menuntut peserta didik untuk tidak hanya peka pada
suatu fenomena, tetapi juga bereaksi terhadap salah satu
cara.
c) Menilai, jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik
untuk menilai suatu objek, fenomena atau tingkah laku
tertentu secara konsisten.
d) Organisasi, jenjang kemampuan yang menuntut peserta
didik untuk menyatukan nilai-nilai yang berbeda,
memecahkan masalah, membentuk suatu sistem nilai.
3) Domain Psikomotor, kemampuan peserta didik yang berkaitan
dengan gerakan tubuh atau bagian-bagiannya, mulai dari
gerakan yang sederhana sampai dengan gerakan yang
kompleks.32
31
Arifin, op. cit., h. 21. 32
Arifin, op. cit., h. 23.
18
b. Ruang Lingkup Penilaian Pembelajaran dalam Perspektif Sistem
Pembelajaran
Jika tujuan penilaian adalah untuk mengetahui keefektifan
sistem pembelajaran, ruang lingkup penilaian pembelajaran adalah
sebagai berikut:
1) Program Pembelajaran, yang meliputi:
a) Tujuan pembelajaran umum atau kompetensi dasar yaitu
target yang harus dikuasai peserta didik dalam setiap pokok
bahasan/topik.
b) Isi/materi pembelajaran yaitu isi kurikulum yang berupa
topik/pokok bahasan dan subtopik/subpokok bahasan
beserta perinciannya dalam setiap bidang studi atau mata
pelajaran.
c) Metode pembelajaran yaitu cara guru menyampaikan materi
pelajaran, seperti metode ceramah, tanya jawab, diskusi,
pemecahan masalah dan sebagainya.
d) Media pembelajaran yaitu alat-alat yang membantu untuk
mempermudah guru dalam menyampaikan isi.materi
pelajaran.
e) Sumber belajar yang meliputi pesan, orang, bahan, alat,
teknik dan latar.
f) Lingkungan terutama sekolah dan lingkungan keluarga.
g) Penilaian proses dan hasil belajar, baik yang menggunakan
tes maupun nontes.
2) Proses pelaksanaan pembelajaran meliputi:
a) Kegiatan
b) Guru
c) Peserta didik
3) Hasil pembelajaran, baik untuk jangka pendek, jangka
menengah, dan jangka panjang.
19
c. Ruang Lingkup Penilaian Pembelajaran dalam Perspektif Penilaian
Proses dan Hasil Belajar
1) Sikap dan kebiasaan, motivasi, minat, bakat peserta didik
2) Pengetahuan dan pemahaman peserta didik terhadap bahan
pelajaran
3) Kecerdasan peserta didik
4) Perkembangan jasmani/kesehatan
5) Keterampilan33
Aspek-aspek tersebut masih bersifat umum dan global. Oleh
karena itu, perlu diperinci lagi sampai pada tingkat operasional dan
spesifik sehingga aspek-aspek itu betul-betul dapat diukur dan
dapat diamati. Untuk mengukur aspek-aspek tersebut, guru harus
membuat instrumen penilaian atau penilaian secara bervariasi, baik
tes maupun non-tes.34
d. Ruang Lingkup Penilaian Pembelajaran dalam Perspektif Penilaian
Berbasis Kelas
1) Kompetensi Dasar Mata Pelajaran yaitu pengetahuan,
keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam
kebiasaan berpikir dan bertindak setelah peserta didik
menyelesaikan suatu aspek atau subjek mata pelajaran tertentu.
2) Kompetensi Rumpun Pelajaran yaitu kumpulan dari mata
pelajaran atau disiplin ilmu yang lebih spesifik.
3) Komperetensi Lintas Kurikulum yaitu kompetensi yang harus
dikuasai peserta didik melalui seluruh rumpun pelajaran dalam
kurikulum.
4) Kompetensi Tamatan merupakan pengetahuan, keterampilan,
sikap dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan
33
Arifin, op. cit., h. 24. 34
Arifin, op. cit., h. 27.
20
berpikir dan bertindak setelah peserta didik menyelesaikan
jenjang pendidikan tertentu.
5) Pencapaian Keterampilan Hidup
a) Keterampilan pribadi meliputi penghayatan diri sebagai
makhluk Tuhan YME, motivasi berprestasi
b) Keterampilan berpikir rasional meliputi berpikir kritis,
terampil menyusun rencana
c) Keterampilan sosial meliputi terampil berkomunikasi,
bekerja sama
d) Keterampilan akademik meliputi terampil membuat karya
tulis ilmiah
e) Keterampilan vokasional meliputi terampil menemukan
model, prosedur untuk mengerjakan suatu tugas.35
6. Prinsip-Prinsip Penilaian
Keberadaan prinsip bagi seorang guru mempunyai arti penting,
karena dengan memahami prinsip penilaian dapat menjadi petunjuk atau
keyakinan bagi dirinya atau guru lain guna merealisasi penilaian dengan
cara benar.36
Prinsip-prinsip umum sebagai berikut:
a. Kontinuitas, penilaian tidak boleh dilakukan secara insidental karena
pembelajaran adalah sebuah proses yang kontinu sama halnya dengan
penilaian.
b. Komprehensif, seluruh aspek kepribadian peserta didik harus
dipenilaian, baik yang menyangkut kognitif, afektif, maupun
psikomotor.
35
Arifin, op. cit., h. 30. 36
Sukardi, Penilaian Pendidikan Prinsip & Operasionalnya, h. 4.
21
c. Adil dan objektif, tanpa pilih kasih dan guru harus melakukan
penilaian apa adanya sesuai dengan kemampuan peserta didik
berdasar pada data dan fakta.
d. Kooperatif, guru hendaknya bekerja sama dengan semua pihak, seperti
orang tua peserta didik, sesama guru, kepala sekolah, termasuk dengan
peserta didik itu sendiri.
e. Praktis, mudah digunakan baik oleh guru yang menyusun alat
penilaian maupun orang lain yang akan menggunakan alat tersebut.37
7. Jenis Penilaian Pembelajaran
a. Penilaian Formatif
Penilaian formatif yaitu penilaian yang dilakukan terhadap
hasil belajar, setelah selesai mengikuti program bahan suatu satuan
pelajaran. Penilaian formatif dimaksudkan untuk memantau kemajuan
belajar peserta didik selama proses belajar berlangsung, untuk
memberikan umpan balik bagi penyempurnaan program pembelajaran,
serta untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang memerlukan
perbaikan sehingga hasil belajar peserta didik dan proses pembelajaran
guru menjadi lebih baik.38
b. Penilaian Sumatif
Penilaian sumatif yaitu yang dilakukan terhadap hasil belajar,
setelah selesai mengikuti materi pelajaran dalam satu caturwulan,
semester, akhir tahun atau setelah selesai mengikuti program
pengajaran pada suatu unit tingkatan pendidikan tertentu. Penilaian
sumatif diberikan dengan maksud untuk mengetahui apakah peserta
didik sudah dapat menguasai standar kompetensi yang telah ditetapkan
atau belum.39
37
Arifin, op. cit., h. 31. 38
Arifin, op. cit., h. 35. 39
Arifin, op. cit., h. 36.
22
c. Penilaian Penempatan
Penilaian penempatan yaitu penilaian tentang keadaan pribadi
anak didik untuk kepentingan penempatan di dalam situasi belajar-
mengajar yang sesuai dengan anak didik tersebut. Pada umumnya
penilaian penempatan dibuat sebagai prates, untuk mengetahui apakah
peserta didik telah memiliki keterampilan-keterampilan yang
diperlukan untuk mengikuti suatu program pembelajaran dan sejauh
mana peserta didik telah menguasai kompetensi dasar sebagaimana
yang tercantum dalam silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP).40
d. Penilaian Diagnostik
Penilaian Diagnostik yaitu penilaian dilakukan terhadap hasil
penganalisaan tentang keadaan belajar anak didik, baik yang
merupakan kesulitan-kesulitan atau hambatan-hambatan yang dialami
oleh anak didik dalam situasi belajar-mengajar. Penilaian ini
dimaksudkan untuk mengetahui kesulitan belajar peserta didik
berdasarkan hasil penilaian formatif sebelumnya.41
8. Pengertian Computer Based Test (CBT)
Menurut John Daintith dalam Jurnal Pengembangan CBT
(Computer Based Test)) sebagai alternatif teknik penilaian hasil belajar,
CBT (Computer Based Test) merupakan penggunaan komputer untuk
mengendalikan, baik digital maupun analog teknik pengujian dan
penilaian kualitas komponen dan produk. Bahwa penggunaan komputer
yang dimaksimalkan untuk menguji sekaligus menilai dari kualitas
komponen dan produk yang ingin diketahui kualitasnya.42
40
Arifin. loc cit. 41
Arifin, op. cit., h. 37. 42
Novrianti, “Pengembangan Computer Based Testing (CBT) Sebagai Alternatif Teknik
Penilaian Hasil Belajar”, Jurnal Lentera Pendidikan, Vol. 17 No. 1 , 2014, h. 37.
23
Selain itu menurut AJ. Romiszowzki ialah “Computer Based
Testing may (like CMI) be part of a CAI system, or may be a stand-alone
facility. Some Computer Based Testing facilities are no more than an item
bank, which can be used to generate two or more tests of equivalent
content and difficulty, to be used at different moments in conventional
classroom”.43
Bahwa Computer Based Test (CBT) yaitu penggunaan
komputer yang digunakan sebagai alat bantu dari pelaksanaan penilaian
sebenarnya merupakan turunan dari sistem Computer Assisted
Instructional (CAI) atau pembelajaran berbantuan komputer ,yang bisa
digunakan untuk mengerjakan dua atau lebih tes bahkan digunakan di
berbagai jenis kegiatan di kelas.
Tes Berbasis Komputer (Computer Based Test) merupakan tes atau
penilaian yang diselenggarakan dengan menggunakan komputer.
Karakteristik dari tes ini sama dengan tes konvensional yaitu menggunakan
satu perangkat tes untuk beberapa peserta dengan panjang tes yang sama
(fixed test length). Perbedaannya terletak pada teknik penyampaiaan
(delivery) butir soal yang tidak lagi menggunakan kertas (paperless), baik
untuk naskah soal maupun lembar jawaban. Sistem skoring atau
pengkoreksian langsung dilakukan oleh komputer, biasanya peserta bisa
mengerjakan dan melihat butir soal dari nomor pertama sampai dengan
terakhir. 44
Sehingga Computer Based Test (CBT) adalah sistem penilaian
berbantukan komputer yang bertujuan untuk membantu guru dalam
melaksanakan penilaian, baik penskoran, pelaksanaan tes maupun
efektivitas dan efisiensi pelaksanaannya. Tes nantinya akan berbantukan
media dan pelaksanaannya pun menggunakan komputer.45
Maka bisa
disimpulkan bahwa CBT (Computer Based Test) adalah sistem penilaian
43
Novrianti, “Pengembangan Computer Based Testing (CBT) Sebagai Alternatif Teknik
Penilaian Hasil Belajar”, Jurnal Lentera Pendidikan, Vol. 17 No. 1 , 2014, h. 37. 44
Rosdiana, “Teknologi Pembelajaran Berbasis ICT dengan Computer Based Test”, Jurnal
Sosial Budaya, Vol. 8 No. 01, 2011, h. 30. 45
Ibid., h. 37.
24
baru menggunakan komputer untuk membantu kerja guru agar lebih
efektif dan efisien.
Ada empat bentuk tes berbasis komputer yang dikembangkan yaitu:
a. Model Terbuka (open mode)
Tes dengan model ini dimana peserta tes dapat diikuti oleh
siapapun tanpa harus melalui registrasi terlebih dahulu dan juga
tanpa pengawasan siapapun, contohnya tes yang dapat diakses
langsung melalui internet biasanya berupa games atau permainan
b. Model Terkontrol (controlled mode)
Hampir sama dengan model terbuka tapi peserta tes hanya
diperuntukkan bagi yang sudah terdaftar dengan cara memasukkan
user name dan password
c. Model Supervisi (supervise mode)
Pada model ini terdapat supervisor yang mengidentifikasi
peserta tes untuk diotentikasi dan memvalidasi kondisi
pengambilan tes.
d. Model Pengaturan (managed mode)
Pada model ini biasanya tes dilakukan secara terpusat,
dimana Organisasi yang mengatur proses tes dapat mendefinisikan
dan meyakinkan kinerja dan spesifikasi peralatan di pusat tes,
diperlukan staff/operator yang terlatih untuk mengontrol jalannya
tes atau penilaian yang sedang berlangsung.46
Kebijakan pemerintah atas penggunaan ICT didasarkan pada
Keppres No.50/2000 tentang Pengadaan Tim Koordinir Telematika
Indonesia. Telematika akronim dari Teknologi Telekomunikasi, Media,
dan Informatika yang mengacu pada pemanfaatan ICT dalam berbagai
sektor dan aspek kehidupannya. Tim tersebut terdiri dari semua menteri
yang termasuk didalamnya Menteri Pendidikan Nasional. Tugas tim
tersebut adalah merealisasikan kebijakan pemerintah tentang pelaksanaan
46
Ibid., h. 39.
25
telematika, diantaranya yaitu merumuskan tahapan dan prioritas dalam
pengembangannya, monitoring dan mengontrol pelaksanaannya dan
melaporkan hasil pelaksanaannya kepada Presiden.47
Pembelajaran berbasis komputer merupakan program pembelajaran
dengan menggunakan software komputer berupa program komputer yang
berisi tentang muatan pembelajaran meliputi: judul, tujuan, materi
pembelajaran, dan penilaian pembelajaran. Hal tersebut sejalan dengan apa
yang dikemukakan oleh Robert Heinich, Molenda, dan James D. Russel
yang menyatakan bahwa: “computer system can delivery instruction by
allowing them to interact with the lesson programed into the system: this
is refered to computer based instruction”. Sistem komputer dapat
menyampaikan pembelajaran secara individual dan langsung kepada para
siswa dengan cara berinteraksi dengan mata pelajaran yang diprogramkan
ke dalam sistem komputer, inilah yang disebut dengan pembealajaran
berbasis komputer.48
Melalui sistem komputer kegiatan pembelajaran dilakukan secara
tuntas (mastery learning), maka guru dapat melatih siswa secara terus
menerus sampai mencapai ketuntasan dalam belajar. Latihan yang
diberikan guru dimaksudkan untuk melatih keterampilan siswa dalam
berinteraksi dengan materi pelajaran dengan menggunakan komputer
terutama dalam pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan. Dalam latihan,
siswa dibiasakan untuk menggunakan komputer seoptimal mungkin dan
membentuk kebiasaaan yang dapat memperkuat daya tangkap siswa
terhadap materi pelajaran yang diterimanya. Hal ini dikarenakan dengan
melalui pembelajaran berbasis komputer, siswa akan secara cepat dapat
memperoleh penguasaan dan keterampilan yang diharapkan.
47
Rusman, Deni Kurniawan, dan Cepi Riyana, Pembelajaran Berbasis Teknologi informasi
dan Komunikasi, (Jakarta: Rajawali Press, 2015), Cet. IV. h. 95. 48
Novrianti, “Pengembangan Computer Based Testing (CBT) Sebagai Alternatif Teknik
Penilaian Hasil Belajar”, Jurnal Lentera Pendidikan, Vol. 17 No. 1 , 2014, h. 37.
26
Prinsip – prinsip pembelajaran berbasis komputer
a. Berorientasi pada tujuan pembelajaran
Dalam mengembangkan pembelajaran berbasis komputer harus
berorientasi pada tujuan pembelajaran baik kepada standar kompetensi,
kompetensi dasar, dan indikator yang harus dicapai pada setiap
kegiatan pembelajaran.
b. Berorientasi pada pembelajaran individual
Dalam pelaksanaannya pembelajaran berbasis komputer dilakukan
secara individual oleh masing-masing siswa di laboratorium komputer.
Hal ini sangat memberikan keleluasaan pada siswa untuk
menggunakan waktu sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannnya.
Bagi siswa yang memiliki kemampuan akan cepat selesai dalam
mempelajari konten atau materi pelajaran yang diprogramkan dalam
pembelajaran berbasis komputer.
c. Berorientasi pada pembelajaran mandiri
Pembelajaran berbasis komputer bersifat individual, sehingga
menuntut pembelajaran secara mandiri. Dalam pelaksanaan
pembelajaran berbasis komputer dilakukan secara mandiri, dimana
guru hanya berperan sebagai fasilitator, semua pengalaman belajar
dikemas dalam program pembelajaran berbasis komputer.
d. Berorientasi pada pembelajaran tuntas
Keunggulan pembelajaran berbasis komputer adalah penerapan prinsip
belajar tuntas atau mastery learning. Dalam pelaksanaan pembelajran
berbasis komputer semua siswa harus dapat menyelesaikan semua
pengalaman belajar yang dikemas dalam program pembelajaran
berbasis komputer, baik itu berupa pemahaman materi dan tugas
mengerjakan tes atau penilaian yang harus diselesaikan dengan benar.
Bila siswa salah dalam mengerjakan soal-soal latihan, maka komputer
akan memberikan feedback, bahwa jawaban salah sehingga siswa
harus kembali pada uraian materi yang belum dipahaminya stelah itu
27
siswa dapat kembali ke soal latihan tadi untuk dikerjakan dengan
benar.49
9. Prosedur menggunakan Computer Based Test (CBT)
Computer Based Test (CBT) telah banyak digunakan secara luas
karena teknologi informasi sudah menjadi sangat popular. Test tersebut
mudah di administrasikan oleh komputer atau perangkat elektronik yang
setara dan siswa segera dapat mengakses hasil test mereka. Banyak
peneliti menyatakan bahwa sistem CBT (Computer Based Test)
merupakan alat penilaian diri yang berharga untuk belajar mandiri. Namun
penelitian menunjukkan bahwa untuk penggunaan yang efektif dan efisien
sebagai alat pembelajaran mandiri, sistem CBT (Computer Based Test)
harus memberikan umpan balik adaptif untuk belajar masa depan. CBT
(Computer Based Test) juga harus memberikan informasi yang
memungkinkan siswa untuk mengontrol kecepatan mereka sendiri selama
pengujian.
Ada beberapa prosedur untuk menggunakan CBT (Computer
Based Test), antara lain:
a. Pengguna harus memastikan kelengkapan sarana dan prasarana
pendukung pelaksanaan CBT. Seperti 1 unit PC untuk setiap siswa dan
dilengkapi dengan CD (compact disk) CBT.
b. Soal dikemas dalam bentuk aplikasi yang sudah terinstal atau CD yang
dimasukkan kedalam CD room yang terdapat pada PC.
c. Soal akan langsung muncul seketika aplikasi dijalankan.
d. Soal berupa test obyektif berbentuk pilihan ganda (multiple choice item)
e. Baca dan silahkan dilihat terlebih dahulu video demo serta petunjuk
umum dan khusus penggunaan CBT.
49
Lantip Diat Prasojo dan Riyanto, Teknologi Informasi Pendidikan, (Yogyakarta: Gava
Media, 2011), h. 20.
28
f. Soal akan berlanjut setelah pengguna menjawab soal sebelumnya, tanpa
bisa mengulanginya kembali. Sebagai upaya mengurangi kegiatan
untuk saling mencontek.
g. Soal berjumlah 20 butir yang terdiri dari pilihan ganda.
h. Skor soal akan muncul setelah pengguna menjawab soal semuanya
(automatic scoring)
i. Masing-masing soal diberikan durasi waktu untuk menjawab selama
waktu yang telah ditentukan. Jika melebihi waktu yang diberikan akan
muncul peringatan waktu telah habis.50
10. Regulasi Sistem CBT (Computer Based Test)
Berkaitan dengan hardware yang digunakan untuk ujian CBT
(Computer Based Test), ada beberapa ketentuan khusus yang harus
dipenuhi oleh sekolah untuk menyelenggarakan ujian berbasis komputer,
berdasarkan peraturan BSNP 0031/BNSP/III/2015 tentang prosedur
operasional standar penyelenggaraan ujian nasional tahun ajaran
2014/2015 persyaratan sarana dan prasarana ujian nasional Computer
Based Test sebagai berikut:
a. Computer personal (PC) atau laptop sebagai client dengan rasio
jumlah client disbanding jumlah peserta UN minimal 1:3 serta client
cadangan minimal 10%
b. Server yang memadai dilengkapi dengan UPS
c. Jaringan local (LAN) dengan media kabel
d. Koneksi internet dengan kecepatan yang memadai
e. Asupan listrik yang memadai (diutamakan memiliki genset dengan
kapasitas yang memadai)
f. Ruangan ujian yang memadai51
50
Novrianti, “Pengembangan Computer Based Testing (CBT) Sebagai Alternatif Teknik
Penilaian Hasil Belajar”, Jurnal Lentera Pendidikan, Vol. 17 No. 1 , 2014, h. 38. 51
Kemdikbud, Persyaratan UNBK, 2018, (https://unbk.kemdikbud.go.id). Diakses pada
bulan Januari 2017 Pukul 10:00 WIB.
29
Dalam kesiapan suatu sekolah untuk melaksanakan ujian CBT
(Computer Based Test) paling tidak harus memenuhi beberapa kriteria
peralatan yang digunakan, yakni sebagai berikut:
a. Computer rasio 1:3 siswa + 10% cadangan
b. Satu server maksimal 25 client (jika tidak memenuhi bisa untuk 40
client)
c. Computer server menggunakan processor Xeon/i5, RAM 4GB HDD
250GB, serta memakai OS Window server/window7 64 bit
d. Menggunakan web browser google chrome atau mozila firefox atau
Xambro
e. Jaringan internet dengan Bandwith minimal 1mbps XP
f. UPS untuk server52
11. Contoh Computer Based Test Aplikasi
Penelitian awal pada CBT (Computer Based Test) hampir secara
eksklusif berfokus pada isu-isu teoritis seperti meningkatkan efisiensi
pengukuran dengan mencapai tingkat yang memadai uji skor reliabilitas
yang digunakan dengan menggunakan beberapa item yang dibutuhkan
dengan tujuan semua peserta ujian memiliki waktu yang cukup untuk
meyelesaikan tes/penilaian yang sedang berlangsung. Dalam beberapa
tahun terakhir penelitian tentang CBT (Computer Based Test) telah
difokuskan pada pengembangan model-model yang mempunyai tingkat
efisiensi pengukuran sekaligus dapat meminimalkan biaya dan menjaga
validitas hasilnya, serta rekayasa kriteria desain dan implementasi bahwa
kelayakan, skalabilitas dan efisiensi yang di penilaian sudah tepat.53
Berikut beberapa contoh pengembangan CBT (Computer Based
Test) yang telah diaplikasikan di beberapa tempat:
a. Pengembangan computer based test pada tes potensi akademik
52
Kemdikbud, Persyaratan UNBK, 2018, (https://unbk.kemdikbud.go.id). Diakses pada
bulan Januari 2017 Pukul 10:00 WIB. 53
Lantip Diat Prasojo dan Riyanto, Teknologi Informasi Pendidikan, (Yogyakarta: Gava
Media, 2011), h. 5.
30
menggunakan skala pengukuran model Item Response Theory (IRT).
Tes potensi akademik merupakan salah satu dari sekian jenis tes
yang digunakan untuk mengukur dan memberi penilaiaan beberapa hal
terkait dengan kemampuan dan potensi akademik seseorang dan sejauh
ini penggunaannya sudah semakin luas misalnya, sebagai salah satu
pertimbangan dalam menentukan kapasitas dan kapabilitas seseorang
yang biasanya diisyaratkan dalam kategori tertentu seperti penerimaan
siswa atau mahasiswa baru, penerimaan karyawan, seleksi pegawai
negeri hingga pengukuran kecendrungan pola pikir dan kemampuan
intelektual anggota dewan. Bahkan akhir-akhir ini tes potensi akademik
menjadi bagian syarat kenaikan jabatan atau posisi-posisi tertentu pada
perusahaan dan mulai menambah ke area tes kelayakan (proper test)
untuk tugas-tugas tertentu. Pemanfaatan teknologi informasi yang
digunakan pada tes potensi akademik berupa tes berbasis komputer
yang diharapkan mampu menjawab kebutuhan atas penggunaan tes
potensi akademik sehingga pengguna dapat melakukan latihan atau
menjadikan tes potensi akademik berbasis komputer sebagai media
belajar dan digunakan untuk melakukan pengujian kemampuan bagi
tujuan tertentu oleh lembaga, organisasi yang membutuhkan.
Tes potensi akademik berbasis komputer ini menggunakan aplikasi
berbasis web dengan konsep learning content management system
(LCMS/CMS) dimana pengelola maupun pengguna dapat dengan
mudah menggunakan aplikasi open source ini. Berdasarkan hasil
pengujian dan penilaian dari pengguna tes potensi akademik berbasis
komputer ini menunjukkan bahwa perangkat lunak berbasis web ini
dapat digunakan dengan mudah oleh pengguna dan pengelola.
Selanjutnya penerapan tes potensi akademik berbasis komputer ini
memiliki fungsi fleksibel berupa pemanfaatan sebagai media latihan
maupun mengukur kemampuan pengguna dalam menjawab pertanyaan
pada tes potensi akademik.
31
b. Desain dan pembuatan model testing center untuk latihan ujian
CCNA berbasis web.
Cisco System, Inc. merupakan salah satu perusahaan yang bergerak
di bidang penyediaan alat-alat konfigurasi jaringan dan tenaga kerja
networking. Dalam rangka mempersiapkan tenaga kerja networking
yang handal, Cisco menyediakan berbagai program sertifikasi, misalnya
Cisco Certified Network Associate yang merupakan sertifikasi
mengenai teknologi jaringan tingkat dasar mengenai penggunaan Cisco
router dan switch pada jaringan LAN/WAN. Untuk mendapatkan
sertifikasi CCNA tersebut seseorang harus mengikuti ujian sertifikasi.
Melalui sistem yang dibuat dengan memanfaatkan teknologi internet ini
administrator dapat memilih kategori soal yang akan dibuat dengan
tujuan memudahkan proses monitoring bagi kemajuan peserta kelas
pelatihan CCNA (student). Selain fasilitas bagi student melalui freetest,
terdapat juga fasilitas bagi non student melalui paidtest, namun untuk
fasilitas paidtest ini administrator tidak melakukan monitoring terhadap
non student, fasilitas lain yang ada misalnya pengaturan aktivasi tes dan
konfigurasi tes untuk IP address tertentu dan fasilitas history nilai bagi
student dan non student. Sistem ini dikembangkan dengan teknologi
PHP dan Java Script serta penggunaan MySQL sebagai database untuk
menyimpan semua data yang digunakan dalam sistem. Pengujian
terhadap sistem ini menunjukkan bahwa sistem dapat membantu user
yang merupakan student atau non student untuk mendapatkan pelatihan
mengenai jaringan komputer, selain itu user juga mendapat gambaran
mengenai bentuk ujian sertifikasi CCNA yang sebenarnya.
c. Multiple Choice Computer Based Test with Feedback, using Random
Number Generator.
Peserta didik perlu mengerti dan pendidik perlu mengetahui apakah
mereka telah mengajarkan pengetahuan mereka dengan baik, keduanya
memerlukan umpan balik. Computer based test membantu untuk
mempercepat pemenuhan kebutuhan umpan balik ini. Beberapa
32
sertifikasi professional juga telah menggunakan CBT (Computer Based
Test) dengan pertanyaan pilihan ganda tetapi cara CBT (Computer
Based Test) seperti ini biasanya dipraktekkan dalam laboratorium
komputer yang tempat duduknya sangat berdekatan memberi peluang
atau bahkan mengundang orang untuk menyontek. Salah satu cara
untuk mengatasi masalah ini adalah penggunaan randomisasi untuk
urutan soal yang muncul dan randomisasi untuk letak pilihan
jawabannya. Dua jenis aplikasi VB yang dibuat berbasiskan data MS
Access atau MS SQL telah berhasil diuji coba di Laboratorium
Komputer UPH oleh lebih dari 200 orang mahasiswa dalam kelompok-
kelompok secara parallel oleh 50 mahasiswa atau kurang untuk subjek
seperti interaksi manusia komputer, komunikasi data dan ujian saring
asisten lab komputer, tiga tipe hak akses disediakan oleh administrator,
dosen dan mahasiswa.54
Sesuai CBT (Computer Based Test) pengguna dapat langsung
melihat informasi yang berguna seperti pertanyaan mana saja dijawab
salah oleh semua pengguna dan sebaliknya, nilai rata-rata kelas waktu
untuk menyelesaikan CBT (Computer Based Test), data login logout,
nama komputer, serta IP-nya. Fitur umpan balik lain pada versi akses
dosen adalah kemampuan CBT (Computer Based Test) untuk
memberikan pesan kepada setiap peserta didik, saat CBT sedang
berlangsung. Selain CBT (Computer Based Test) meningkatkan
persentase pemakaiaan jaringan komputer dan telah dibuktikan bahwa
cara yang dipakai untuk menghasilkan urutan soal dan letak pilihan
jawaban secara acak tidak mengganggu pemakai CBT (Computer
Based Test).55
54
Rosdiana, “Teknologi Pembelajaran Berbasis ICT dengan Computer Based Test”, Jurnal
Sosial Budaya, Vol. 8 No. 01, 2011, h. 40. 55
Ibid.
33
B. Penelitian Relevan
1. Penelitian (skripsi) yang dilakukan oleh Nesih Susilawati (2014), yang
berjudul “Pengaruh Media Pembelajaran Berbasis Komputer Dengan
Program Flash Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Hidrokarbon
(Alkana, Alkena Dan Alkuna) (Kuasi Eksperimen Di SMA Islam
Yaspia)”. Dari Program Jurusan Pendidikan Kimia FITK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta tahun 2014. Penelitian tersebut bertujuan untuk
mengetahui pengaruh penggunaan media pembelajaran berbasis
komputer dengan program flash terhadap hasil belajar siswa pada
konsep hidrokarbon (alkana, alkena dan alkuna). Metode penelitiannya
di mana penelitian yang dilakukan oleh Nesih Susilawati menggunakan
metode kuantitatif yaitu data penelitian dianalisi menggunakan statistik,
sedangkan metode penelitian yang akan peneliti lakukan adalah metode
kualitatif di SMA Yadika 6 Tangerang Selatan. Disimpulkan bahwa
media pembelajaran berbasis komputer dengan program flash
berpengaruh terhadap hasil belajar kimia siswa. Hal ini terlihat dari
rata-rata hasil belajar kimia siswa yang dengan menggunakan media
pembelajaran berbasis komputer dengan program flash sebesar 83.10,
sedangkan rata-rata hasil belajar kimia siswa tanpa media pembelajaran
berbasis komputer dengan program flash sebesar 77.37.56
Persamaan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah
keduanya sama-sama melihat pada penggunaan tekonologi pada
pembelajaran bagi siswa di satuan pendidikan, yang didalamnya juga
sama-sama menerangkan tentang pembelajaran. Sedangkan perbedaan
adalah lokasi penelitiannya, objek yang akan diteliti.
2. Penelitian (Skripsi) yang dilakukan oleh Laily Yuniarti (2010), yang
berjudul “Kompetensi Guru Dalam Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam Di SD Islam Ngadirejo Tahun 2009-2010”.
56
Nesih Susilawati,“Pengaruh Media Pembelajaran Berbasis Komputer Dengan
Program Flash Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Hidrokarbon (Alkana, Alkena
Dan Alkuna) (Kuasi Eksperimen Di SMA Islam Yaspia)”. Skripsi pada Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2014, Jakarta, 2014, tidak dipublikasikan
34
Dari Program Studi Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama
Islam Negeri Salatiga tahun 2010. Skripsi ini mengkaji tentang
kompetensi guru dalam hal pelaksanaan penilaian pembelajaran
Pendidikan Agama Islam serta untuk mengetahui pelaksanaan penilaian
pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah.57
Metode penelitian
yang digunakan oleh Laily Yuniarti adalah metode penelitian kualitatif,
dimana metode yang digunakan sama dengan metode yang akan
peneliti gunakan yaitu metode kualitatif Hasil penelitian ini
menunjukan fokus penelitian yaitu penilaiaan pembelajaran guru bukan
siswa, dan juga penilaian pembelajaran yang diteliti hanya pada Bidang
Studi Pendidikan Agama Islam.
Persamaan dengan penelitian yang penulis lakukan sama-sama
meneliti perihal penilaian pembelajaran di suatu sekolah, penelitian ini
pun memiliki kesamaan teori yaitu teori penilaian pembelajaran. Akan
tetapi memiliki perbedaan yaitu penelitian Laily Yuniarti berfokus pada
objek guru bukan siswa, dan juga penilaian pembelajaran yang diteliti
hanya pada Bidang Studi Pendidikan Agama Islam saja, sedangkan
yang diteliti oleh penulis bukan melihat pada bidang studinya saja,
melainkan keseluruhan sistem penilaian pembelajaran di sekolah.
3. Penelitian (skripsi) yang dilakukan oleh Umi Sarifah Balqis (2009)
yang berjudul “Implementasi Teknologi Informasi Dalam Manajemen
Berbasis Sekolah Di MA. Ali Maksum Krapyak Bantul Yogyakarta”.
Yang dilakukan oleh Umi Syarifah Balqis, Jurusan Kependidikan Islam
FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Yogyakarta tahun 2009.
Metode penelitian yang digunakan oleh Umi Sarifah Balqis adalah
metode penelitian kualitatif, dimana metode yang digunakan sama
dengan metode yang akan peneliti gunakan yaitu metode kualitatif.
Hasil penelitian ini menunjukan dalam penerapan teknologi informasi
dalam manajemen berbasis sekolah di MA Ali Maksum, memiliki
57
Laily Yuniarti, “Kompetensi Guru Dalam Pelaksanaan Evakasi Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam Di SD Islam Ngadirejo Tahun 2009-2010”. Skripsi pada Sekolah
Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, Salatiga, 2010, tidak dipublikasikan.
35
pengaruh yang sangat besar dan dapat meningkatkan kinerja para
karyawan, lebih efisien, dan lebih efektif yang terlihat dari hasil
kerjanya. Sehingga banyak masyarakat ataupun orang tua siswa yang
memasukkan putra-putri mereka ke sekolah yang sudah dilengkapi
dengan teknologi informasi dan dengan biaya pendidikan yang relatif
terjangkau. 58
Persamaan dari penelitian ini sama-sama meneliti penggunaan
teknologi informasi dalam pembelajaran sehari-hari. Selain itu sama-
sama menggunakan metode kualitatif dalam penelitiannya.
Perbedaannya penulis meneliti tentang penilaian pembelajaran siswa
bukan hanya penggunaan teknologi informasi yang digunakan dalam
pembelajaran sehari-hari. Selain itu penulis ingin melihat tentang
dampak dari penggunaan sistem penilaian pembelajaran berbasis
teknologi informasi yang menggunakan Computer Based Test (CBT)
terhadap pengaruh siswa dalam penerapan sistem ini. Sedangkan
penelitian Umi Sarifah Balqis lebih kepada respon dari banyaknya
masyarakat atau orangtua siswa memilih masuk ke sekolah yang telah
menerapkan teknologi informasi dalam pengajarannya.
58
Umi Sarifah Balqis,“Implementasi Teknologi Informasi Dalam Manajemen
Berbasis Sekolah Di MA. Ali Maksum Krapyak Bantul Yogyakarta”, skripsi pada UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta, Yogyakarta, 2009, tidak dipublikasikan.
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Yayasan
Abdi Karya 6 (SMA Yadika 6) Tangerang Selatan beralamatkan di
Jalan Jurang Mangu Barat Raya no 25 A, Tangerang Selatan Provinsi
Banten. Dasar pertimbangan memilih SMA Yadika 6 ini sebagai tempat
penelitian adalah karena, berdasarkan informasi yang penulis dapatkan
bahwa SMA Yadika 6 tersebut sudah menggunakan sistem CBT dalam
pelaksanaan UNBK dan penilaian pembelajaran lainnya (UAS/PAS).
2. Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan proses yang bertahap yaitu
mulai dari tahap perencanaan, persiapan penelitian yang dilanjutkan
dengan pengumpulan data lapangan sebagai kegiatan inti penelitian dan
diakhiri dengan laporan penelitian. Penyusunan rencana penelitian akan
dilakukan di bulan November 2017 sampai Desember 2017.
Penyusunan instrumen penelitian akan dilakukan di bulan Januari 2018,
pengumpulan data dilakukan pada bulan September 2018, pengolahan
data, analisis data dan penyusunan laporan penelitian dilaksanakan di
bulan Januari 2019. Jadwal penelitian akan dibuat dan disajikan pada
Tabel 3.1
Tabel 3.1
Jadwal Penelitian
No.
Jenis Kegiatan Bulan
Nov
2017
Des
2017
Jan
2018
Sep
2018
Jan
2019
1
Penyusunan
rencana
penelitian
√ √
2 Penyusunan √
36
Instrumen
penelitian
No Jenis Kegiatan
Bulan
Nov
2017
Des
2017
Jan
2018
Sep
2018
Jan
2019
3 Pengumpulan
data
√
4 Pengolahan data
dan analisis data
√
5 Penyusunan
laporan penelitian
√
B. Metode Penelitian
Metode Penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan
suatu data dengan tujuan yang ingin dicapai di dalam penelitian. Penelitian
yang akan dilakukan di SMA Yadika 6 Tangerang Selatan ini
menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif Sugiyono
menjelaskan bahwa:
“Penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik,
karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural
setting); disebut juga sebagai metode etnographi, karena pada
awalnya metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian
bidang antropologi budaya; disebut sebagai metode kualitatif,
karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat
kualitatif.”1
Rancangan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah
rancangan penelitian studi kasus. Studi kasus itu sendiri adalah uraian dan
penjelasan komprehensif mengenai berbagai aspek seorang individu, suatu
kelompok, suatu organisasi (komunitas), suatu program atau suatu situasi
sosial2. Pengertian yang lain, studi kasus bisa berarti metode atau strategi
dalam penelitian, bisa juga berarti hasil dari suatu penelitian sebuah kasus
tertentu. Studi kasus adalah suatu pendekatan untuk mempelajari,
menerangkan, atau menginterpretasikan suatu kasus dalam konteksnya
1Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Penerbit Alfabeta, 2010), Cet. XV, h. 13. 2Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya,
2010), h. 201.
37
secara natural tanpa adanya intervensi pihak luar.3 Desain penelitian
seperti ini akan memberikan gambaran secara sistematis tentang informasi
ilmiah yang berasal dari subjek atau objek penelitian.
C. Jenis dan Sumber Data
Data merupakan suatu hal yang sangat memengaruhi hasil
penelitian. Setiap data yang di dapat untuk penelitian ini berasal dari
sumber data yang telah disesuaikan dengan kebutuhan penelitian. Adapun
yang dimaksud sumber data dalam penelitian ini adalah dari mana data
diperoleh seperti dari temuan buku pedoman kurikulum yang didalamnya
terdapat sejarah, visi misi serta sarana prasarana dari SMA Yadika 6,
Tangerang Selatan. Apabila peneliti melakukan wawancara dalam
pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden, yang menjadi
responden atau narasumber disini adalah pihak-pihak yang berhubungan
secara langsung dalam pelaksanan penilaian pembelajaran berbasis CBT di
SMA Yadika 6, Tangerang Selatan seperti wakil kepala sekolah bagian
kurikulum, guru mata pelajaran IPS, dan Tim CBT atau panitia pelaksana
ujian. Apabila peneliti menggunakan tekhnik observasi, maka sumber
datanya bisa berupa benda, gerak, atau proses sesuatu seperti hasil photo
atau gambar-gambar yang menunjukkan proses berlangsungnya ujian
penilaian berbasis CBT. Apabila peneliti menggunakan dokumentasi,
maka dokumen atau catatan tersebut yang menjadi sumber data, seperti
RPP, silabus, nilai murni dan bentuk raport dalam pelaksanan penilaian
berbasis CBT. 4Jenis dan sumber data yang akan disusun dalam penelitian
ini akan dipaparkan dalam Tabel 3.2
3 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif; Teori dan Praktek, (Jakarta: PT.Bumi
Aksara, 2013), h. 116. 4 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996), h. 114.
38
Tabel 3.2
Jenis dan Sumber Data
No. Jenis Data Sumber Data
1.
Implementasi penilaian
pembelajaran berbasis
Computer Based Testing di
SMA Yadika 6 Tangerang
Selatan.
Wakasek Bid Kurikulum, Guru
Mapel yang bersangkutan, dan
Peserta didik SMA Yadika 6
Tangerang Selatan serta Data
yang menunjang.
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data tidak lain dari suatu proses pengadaan data
primer dan sekunder untuk keperluan penelitian. Pengumpulan data
merupakan langkah yang penting dalam metode ilmiah, karena pada
umumnya data yang dikumpulkan akan digunakan untuk memperoleh data
yang dibutuhkan agar dapat menunjang penelitian, maka dalam penelitian
ini penulis melakukan pengumpulan data dengan teknik dan alat
pengumpulan data sebagai berikut.
1. Observasi
Teknik observasi dalam penelitian ini digunakan dengan
melakukan pengamatan secara langsung untuk mendapatkan data
primer yang aktual dan secara langsung sesuai dengan yang dibutuhkan.
peneliti akan mengamati dan mencatat secara sistematis gejala-gejala
yang diselidiki.
Menurut Nasution (1998) dalam Sugiyono, menyebutkan
observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya
dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan
yang diperoleh melalui observasi5
Observasi lapangan pada penelitian ini dilakukan sejak awal
peneliti memasuki SMA Yadika 6 Tangerang Selatan. Aspek-aspek
5 Sugiyono, Op. Cit., h. 403.
39
yang akan di observasi adalah lingkungan sekolah tersebut, sarana
prasarana, kegiatan belajar mengajar di SMA Yadika 6 Tangerang
Selatan, serta kegiatan lainnya yang menarik untuk diteliti.
2. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data,
apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah
respondennya sedikit/kecil.
Djumhur dan Muh. Surya menjelaskan wawancara merupakan
suatu teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan komunikasi
dengan sumber data. Komunikasi tersebut dilakukan dengan dialog
(tanya jawab) secara lisan, baik langsung maupun tidak langsung.6
Wawancara ini akan dilakukan untuk mendapatkan informasi
mengenai implementasi penilaian pembelajaran berbasis IT
menggunakan Computer Based Testing di SMA Yadika 6 Tangerang
Selatan langsung dari informan yang telah ditetapkan dalam proses
penelitian, yaitu Bapak Busro S.Ag, M.M selaku Wakasek Kurikulum
di SMA Yadika 6 Tangerang Selatan, Ibu Hesti Wahyuni, S.Kom,
Selaku guru mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komputer (TIK)
di SMA Yadika 6 Tangerang Selatan, dan beberapa peserta didik kelas
XII di SMA Yadika 6 Tangerang Selatan.
3. Dokumentasi
Menurut Sugiyono dokumentasi merupakan catatan peristiwa
yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau
karya-karya monumental dari seseorang.7 Dilakukan dengan cara
6Suskurniawan, Wawancara dan Wawancara Konseling,
https://suskurniawan14089.wordpress.com. Diakses pada tanggal 15 Januari 2014 Pukul 11.39
WIB. 7Sugiyono. op. Cit., h. 422.
40
mencari data-data yang dapat menunjang penelitian, yaitu
mengumpulkan data-data berupa arsip seperti sejarah berdirinya
sekolah, visi misi tujuan sekolah, dan data-data kegiatan kurikulum
sekolah seperti alat perekam atau dokumen.
Hal-hal yang hendak di dokumentasikan dalam penelitian ini
yaitu, sarana prasarana di sekolah SMA Yadika 6 Tangerang Selatan,
data-data mengenai agenda atau kegiatan yang menarik untuk
didokumentasikan, data siswa SMA Yadika 6 Tangerang Selatan,
sejarah dan biografi sekolah SMA Yadika 6 Tangerang Selatan.
E. Instrumen Penelitian
1. Pedoman Observasi
Sebelum peneliti melakukan observasi untuk mengumpulkan
data, peneliti menyusun pedoman observasi terlebih dahulu agar
rencana observasi lebih terarah. Pedoman observasi penelitian ini akan
disajikan dalam Tabel 3.3.
Tabel 3.3
Pedoman Observasi
No. Variabel Indikator
1. Implementasi penilaian
pembelajaran berbasis IT
menggunakan Computer Based
Testing di SMA Yadika 6
Tangerang Selatan
Sarana prasarana, lingkungan
sekolah, dan kegiatan belajar
mengajar
2. Pedoman Dokumentasi
Dalam mengumpulkan data dengan menggunakan metode
dokumentasi, peneliti menyusun pedoman dokumentasi terlebih
dahulu agar kegiatan dokumentasi semakin terarah. Pedoman
dokumentasi penelitian ini akan disajikan dalam Tabel 3.4.
41
Tabel 3.4
Pedoman Dokumentasi
No. Variabel Indikator
1. Implementasi penilaian pembelajaran
berbasis IT menggunakan Computer
Based Testing di SMA Yadika 6.
Silabus, RPP, Kisi-kisi soal,
Kartu soal, Penilaiaan/Raport
dan foto-foto kegiatan belajar
mengajar di SMA Yadika 6
Tangerang Selatan
3. Pedoman Wawancara
Dalam mengumpulkan data dengan menggunakan metode
wawancara, peneliti menyusun pedoman wawancara terlebih dahulu
untuk mempermudah kegiatan wawancara. Pedoman wawancara
penelitian ini akan disajikan dalam Tabel 3.5.
Table 3.5
Pedoman Wawancara
No. Aspek Indikator Narasumber No. Soal
1. Implementasi
penilaian
pembelajaran
berbasis IT
menggunakan
Computer Based
Testing di SMA
Yadika 6
Tangerang Selatan
- Mendeskripsikan proses
penilaian pembelajaran
berbasis CBT
- Mengidentifikasikan
kelebihan dan kekurangan
penilaian pembelajaran
berbasis CBT
- Mengidentifikasi
Standarisasi Penerapan
penilaian pembelajaran
berbasis CBT di SMA
Yadika 6 Tangerang
Selatan
- Mendeskripsikan Sejarah
dan Biografi SMA
Yadika 6 Tangerang
Selatan
Wakil Kepala
Sekolah
Bidang
Kurikulum,
Guru Mapel
IPS, Guru
TIK atau Tim
CBT dan
Siswa
2
4
3
1
42
F. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data
Pemeriksaan atau pengecekan keabsahan data dalam penelitian ini
adalah menggunakan triangulasi. Triangulasi dalam pengujian kreadibilitas
dalam penelitian kualitatif diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai
sumber dengan cara dan teknik yang berbeda. Terdapat dua macam
triangulasi untuk mengecek kreadibilitas data dalam penelitian ini.
1. Triangulasi sumber, digunakan untuk menguji kreadibilitas data
dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa
sumber. Setelah didapatkan, data selanjutnya dideskripsikan,
dikategorisasikan dan dicari yang lebih spesifik.
2. Triangulasi teknik, digunakan untuk menguji kreadibilitas data
dilakukan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan
teknik yang berbeda.8
G. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,
menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam
pola, memilih mana yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan
sehingga mudah di pahami oleh diri sendiri dan orang lain.
Miles dan Huberman (1984) yang dikutip oleh Sugiono,
mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data Kualitatif di lakukan
secara interaktif dan dilakukan secara terus menerus sampai tuntas,
sehingga datanya sudah penuh. Aktivitas dalam analisis data yaitu: data
reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.
8Sugiyono, op. Cit., h. 465.
43
a. Data Reduction (Reduksi Data)
Data yang diperoleh direduksi atau dirangkum, dipilih hal-hal yang
pokok lalu difokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan
polanya dan dibuang yang tidak perlu.
b. Data Display (Penyajian data)
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dapat dilakukan dengan
bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya.
Dalam hal ini Miles dan Huberman mengemukakan yang dikutip oleh
Sugiono, menyatakan yang paling sering digunakan dalam penyajian
data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.
c. Penarikan Kesimpulan
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan
Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan
dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah
yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti
telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam
penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang
setelah penelitian berada di lapangan.9
Dalam penelitian ini, analisis data yang akan dilakukan mencakup
tiga tahap, yaitu: (1) reduksi data, (2) penyajian data, dan (3) penarikan
kesimpulan dan verifikasi data. Tahap penarikan kesimpulan dan verifikasi
data yang akan dilakukan yaitu menarik kesimpulan hasil penelitian yang
diambil hasil reduksi dan penyajian data yang merupakan kesimpulan
sementara. Kesimpulan sementara ini masih dapat berubah jika ditemukan
bukti-bukti kuat lain pada saat proses verifikasi data di lapangan.
Selanjutnya kesimpulan hasil penelitian dijabarkan sesuai dengan temuan
dan hasil analisis data secara utuh.10
9Sugiyono, Op. Cit., h. 438.
10Suhartono, Sosio kultur Pemulung dan Perannya dalam Keseimbangan Lingkungan
Sekitar Dengan Mengkategorisasikan Barang Bekas. SOSIO DIDAKTIKA: Social Science
Education Journal, 2 (1), 2015.
71
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa Implementasi Penilaian Pembelajaran Berbasis IT
menggunakan Computer Based Testing di SMA Yadika 6 Tangerang Selatan
sebagian besar sudah berjalan dengan baik. Hal tersebut dapat dilihat dari
beberapa tahapan penilaian pembelajaran dan penerapan CBT di SMA Yadika 6.
Tahapan Penilaian Pembelajaran di SMA Yadika 6 sudah dikatakan
terpenuhi berdasarkan penjelasan dari Penilaian Hasil Belajar yaitu meliputi
penilaian mengenai tingkat penguasaan, pencapaian tujuan pembelajaran khusus
(indikator) dan tujuan pembelajaran umum (standar kompetensi/kompetensi dasar)
serta penilaian terhadap pencapaian kompetensi hasil belajar siswa di kelas.
Tujuan atau berbagai indikator dan kompetensi biasanya sudah dirancang dalam
perencanaan pembelajaran. Sehingga proses pembelajaran dimaksudkan agar guru
dapat mencapai tujuan pembelajaran dan peserta didik dapat menguasai
kompetensi yang telah ditetapkan sebelumnya.
Selain itu, pengimplementasian penilaian pembelajaran berbasis CBT yang
digunakan oleh satuan pendidikan, pendidik dan peserta didik di SMA Yadika 6
tidak menghilangkan esensi dari prinsip penilaian pembelajaran seperti
kontinuitas, terlihat bahwasanya penilaian pembelajaran di SMA Yadika 6 sendiri
melewati serangkaian tahapan yang kompleks seperti adanya Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran di awal ajar.
Dalam hal komprehensif pelaksanaan penilaian pembelajaran melakukan
aspek penilaian kognitif di mana menilai pengetahuan siswa terhadap materi ajar
yang sudah dijelaskan, adil dan objektif penilaian berbasis CBT melatih
kemandirian siswa karena siswa dalam menjawab soal secara individu dan dapat
meminimalisir perilaku menyimpang seperti mencontek. Dapat dikatakan
kooperatif, penilaian pembelajaran berbasis CBT di SMA Yadika 6 melibatkan
72
banyak pihak didalamnya seperti Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum,
Panitia, Tim CBT, Guru beserta Siswa. Terakhir yakni praktis, terlihat jelas
efisiensi waktu dan minimnya peralatan dan perlengkapan yang harus disiapkan
siswa dalam mengikuti pelaksanaan penilaian berbasis CBT.
Meskipun dalam penerapan pastilah ditemui beberapa kendala yang timbul
akibat penerapan sistem berbasis komputer, tapi SMA Yadika 6 telah mampu
meminimalisir kendala yang timbul akibat beralihnya sistem manual
menggunakan sistem komputer ini. Sehingga kendala seperti Komputer yaitu
mesin CPU atau monitor-nya ngehang, jaringan kecepatan internet, pemadaman
listrik lalu apabila masih terdapat siswa yang belum terbiasa menggunakan
komputer dan sebagainya, sudah dapat diatasi oleh pihak sekolah dan guru.
Sehingga dalam proses pelaksanaan ujian, dapat diminimalisir kendala-kendala
yang terjadi ketika penerapan sistem berbasis komputer atau CBT ini.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan,terdapat beberapa saran,
diantaranya adalah:
Bagi siswa:
a. Siswa diharapkan memberikan respon positif terhadap pelaksanaan penerapan
sistem berbasis teknologi Computer Based Testing pada penilaian
pembelajaran di sekolah.
b. Siswa diharapkan meningkatkan minat dan motivasi belajar dalam menghadapi
ujian dengan menggunakan sistem berbasis teknologi Computer Based Testing
yang diterapkan di sekolah sekaligus tujuan dari pelaksanaan ujian dapat
tercapai.
Bagi Guru:
a. Guru seharusnya membiasakan siswa untuk menggunakan perangkat komputer
dalam proses pembelajaran sehari-hari agar dapat meningkatkan minat siswa
terhadap pelaksanaan penilaian pembelajaran berbasis teknologi Computer
Based Testing.
b. Guru seharusnya memberikan pengertian kepada siswa bahwa sistem berbasis
73
teknologi Computer Based Testing lebih baik daripada ujian biasa atau secara
manual untuk meningkatkan motivasi siswa terhadap pelaksanaan penilaian
pembelajaran berbasis teknologi.
Bagi Sekolah:
a. Sekolah seharusnya memberikan sosialisasi tentang penerapan sistem berbasis
teknologi Computer Based Testing pada penilaian pembelajaran agar siswa
tidak kebingungan saat pelaksanaan ujian nanti.
b. Sekolah seharusnya meningkatkan kualitas sarana dan prasarana yang
mendukung penerapan sistem berbasis teknologi Computer Based Testing agar
penilaian pembelajaran dapat berlangsung dengan baik.
74
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Arifin, Zainal, Evaluasi Pembelajaran, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 1996.
Gunawan, Imam, Metode Penelitian Kualitatif; Teori dan Praktek, Jakarta:
PT.Bumi Aksara, 2013.
Silalahi, Ulber, Metode Penelitian Sosial, Bandung: PT.Refika Aditama, 2009
Harahap, Nasrun, Tehnik Penilaian Hasil Belajar, Jakarta: N. V. Bulan Bintang,
Cet. II, 1982.
Mulyana, Deddy, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT.Remaja
Rosdakarya, 2010.
Prasojo, Lantip Diat dan Riyanto, Teknologi Informasi Pendidikan, Yogyakarta:
Gava Media, 2011.
Rusman, dkk, Pembelajaran Berbasis Teknologi informasi dan Komunikasi,
Jakarta: Rajawali Press, Cet. IV, 2015.
Soekartawi, Monitoring dan Evaluasi Proyek Pendidikan, Jakarta: PT Dunia
Pustaka Jaya, Cet. 1, 1995.
Sofyan, Ahmad, dkk, Evaluasi Pembelajaran Ipa Berbasis Kompetensi, Jakarta:
UIN Jakarta Press, 2006.
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Penerbit Alfabeta, Cet. XV, 2010.
Sukardi, Penilaian Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya, Jakarta: Bumi
Aksara, 2009.
Thoha, Chabib, Teknik Penilaian Pendidikan, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,
1996.
Karya Ilmiah
Laily Yuniarti, “Kompetensi Guru Dalam Pelaksanaan Evakasi Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam Di SD Islam Ngadirejo Tahun 2009-2010”,
Skripsi pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga: 2010, tidak
dipublikasikan.
Nesih Susilawati,“Pengaruh Media Pembelajaran Berbasis Komputer Dengan
Program Flash Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep
Hidrokarbon (Alkana, Alkena Dan Alkuna) (Kuasi Eksperimen Di SMA
Islam Yaspia)”, Skripsi pada Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta: 2014, tidak dipublikasikan.
75
Novrianti, Pengembangan Computer Based Testing (CBT) Sebagai Alternatif
Teknik Penilaian Hasil Belajar, Jurnal Lentera Pendidikan, Vol. 17 No.
1, 2014.
Rosdiana, “Teknologi Pembelajaran Berbasis ICT dengan Computer Based Test”,
Jurnal Sosial Budaya, Vol. 8 No. 01, 2011.
Suhartono, “Sosio kultur Pemulung dan Perannya dalam Keseimbangan
Lingkungan Sekitar Dengan Mengkategorisasikan Barang Bekas”,
SOSIO DIDAKTIKA: Social Science Education Journal, 2 (1), 2015.
Umi Sarifah Balqis,“Implementasi Teknologi Informasi Dalam Manajemen
Berbasis Sekolah Di MA. Ali Maksum Krapyak Bantul Yogyakarta”,
Skripsi pada UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: 2009, tidak
dipublikasikan.
Internet
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Permendikbud Nomor 3
Tahun 2017, “Penilaian Hasil Belajar Oleh Satuan Pendidikan”,
https://psmk.kemdikbud.go.id/konten/2205/permendikbud-nomor-3-
tahun-2017-tentang-penilaian-hasil-belajar-oleh-satuan-pendidikan, 23
Januari 2017.
Agustin Setyo Wardani “Ini Alasan kenapa di Jakarta Hanya SedikitSekolah
Laksanakan UN CBT”,
http://wartakota.tribunnews.com/2015/04/13/inialasan, 13 April 2015
Kemdikbud, “Persyaratan UNBK 2018”, https://unbk.kemdikbud.go.id, 17 April
2015.
Suryanto, “Computer-Based Test (CBT) Sarana Ujian Nasional”,
http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/eduka
si/1416-cbt, 17 April 2015.
Suskurniawan, “Wawancara dan Wawancara Konseling”,
https://suskurniawan14089.wordpress.com, 15 Januari 2014.
Peraturan Perundang-undangan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 57 ayat 1.
Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pasal 13.
BIODATA PENULIS
Penulis bernama lengkap Retno Yulianti, lahir di Jakarta, 5 Juli
1994 yang merupakan anak kedua dari empat bersaudara.
Sekarang penulis bertempat tinggal di Jalan Pesantren, Pondok
Aren, Tangerang Selatan, Banten.
Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SDN
Bintaro 011 Jakarta dan Lulus pada tahun 2006, menyelesaikan
Sekolah Menengah Pertama di SMPN 235 Jakarta dan lulus
pada tahun 2009, kemudian menyelesaikan pendidikan Sekolah
Menengah Atas di SMAN 32 Jakarta dan lulus pada tahun
2012 dan melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi Negeri
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
dengan Jurusan Pendidikan IPS Konsentrasi Sosiologi.
Samapai dengan penulis skripsi ini penulis masih terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan
Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Top Related