5/13/2018 HIDROSEFALUS - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hidrosefalus-55a74b6c7d747 1/9
HIDROSEFALUS
Hidrosefalus adalah salah satu masalah bedah saraf yang paling umum terjadi pada orang dewasa
dan anak-anak, dan sekitar 70.000 penerimaan rumah sakit di Amerika Serikat per tahun merupakan
pasien dengan hidrosefalus. Hidrosefalus merupakan akumulasi abnormal CSF dalam sistem ventrikel
yang disebabkan oleh berbagai proses patologis.
PENYEBAB
Berikut ini adalah penyebab hidrosefalus yang kongenital:
Stenosis dari saluran Sylvius
Dandy-Walker syndrome
Myelomeningocele
Mukopolisakaridosis
X-linked hydrocephalus
Perdarahan intraventrikular saat berada dalam uterus
Maroteaux-Lamy syndrome
Berikut ini adalah penyebab hidrosefalus yang didapat :
Perdarahan intraventrikular yang disebabkan oleh prematuritas
Space-occupying intracerebral cysts and tumors
Infeksi (contoh: meningitis)
Hidrosefalus hampir selalu ada pada pasien dengan myelomeningocele, kelainan congenital yang
paling sering terjadi di CNS dan merupakan penyebab utama disabilitas perkembangan yang serius.
Karakteristik dari myelomeningocele antara lain protrusi dari meninges melewati garis tengah defek
tulang pada tulang belakang, membentuk sebuah kantung yang berisikan CSF dan jaringan neural yang
displastik. Malformasi Chiari II, termasuk herniasi cerebellum melalui foramen magnum kedalam kanal
spinal servikal, terjadi dengan kelainan ini, dan biasa diasosiasikan dengan hidrosefalus biasanya
memburuk setelah perbaikan defek pada bayi baru lahir dengan cara neurosurgical, memerlukan
penempatan sistem ventricular shunting .
Pada bayi baru lahir, penyebab hidrosefalus yang paling sering adalah obstruksi saluran Sylvius,
struktur panjang dan sempit yang merupakan tempat yang paling sering mengalami obstruksi di sistem
5/13/2018 HIDROSEFALUS - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hidrosefalus-55a74b6c7d747 2/9
ventrikular. Obstruksi pada titik ini mencegah jalur lintasan CSF dari lateral dan ventrikel ketiga menuju
ventrikel keempat, dan dari sana kearah ruang subarachnoid.
Hidrosefalus yang terjadi pada bayi baru lahir memerlukan penempatan reservoir ventrikular
untuk mengontrol hidrosefalus melalui drainase CSF yang dilakukan tiap hari. Konversi dari reservoir
menjadi shunt ventrikuloperitoneal dengan revisi diperlukan untuk meningkatkan kelangsungan hidup.
Angka kejadian perdarahan intraventrikular berhubungan erat dengan tingkat prematuritas. Pada bayi
dengan berat badan lahir rendah, angka kejadian perdarahan intracranial antara 30-50%. Sekitar 35-60%
dari pasien-pasien ini mengalami perbesaran ukuran ventrikel, dan beberapa pasien memerlukan
pengalihan CSF untuk kasus hidrosefalus progresif. Prosedur operatif untuk shunt memiliki tingkat
mortalitas mencapai 31%. Hasil akhirnya ditentukan oleh perluasan perdarahan intraprenkimal.
Perkembangan motorik dan kecerdasan jangka panjang ditentukan oleh faktor-faktor yang terjadi
sebelum penyingkiran dan pengalihan CSF untuk mengontrol hidrosefalus. Hasil motorik secara
signifikan berhubungan dengan tingkat perluasan perdarahan, adanya aktivitas kejang, dan berat
kehamilan. Luasnya infark hemoragik pada saat lahir adalah penentu paling signifikan bagi tingkat
kelangsungan hidup dan perkembangan kognitif. Jumlah revisi shunt pada anak-anak juga berhubungan
secara signifikan dengan kelangsungan hidup mereka; bayi yang meninggal dini memiliki lebih sedikit
revisi shunt , menunjukkan pentingnya manajemen hidrosefalus secara dini dan agresif pada bayi
prematur.
Hidrosefalus dapat bersifat bawaan atau diperoleh, dan lesi dapat berupa tipe communicating atau
non-communicating . Dalam tipe noncommunicating , ada obstruksi aliran CSF. Walaupun ada aliran bebas
dari cairan cerebrospinal pada tipe communicating , ada produksi berlebihan atau penurunan kemampuan
penyerapan CSF.
Bentuk genetik dari hidrosefalus juga ada, dimana gen terletak pada kromosom X. hidrosefalus
dikarakterisir dengan stenosis saluran Sylvius, dan memiliki frekuensi sekitar 1 : 30.000 pada kelahiran
bayi laki-laki.
Molekul Sel Adhesi L1 (LlCAM) memainkan peran kunci selama perkembangan embrio dari
sistem saraf, dan terlibat dalam memori dan belajar. Mutasi pada gen L1 bertanggung jawab untuk empat
kondisi neurologis X-linked : X-linked hidrosefalus, sindrom MASA (mental retardation, aphasia,
shuffling gait, adducted ), paraplegia spastik tipe I, dan X-linked agenesis corpus callosum.Gambaran
klinis dari empat penyakit yang terkait dengan L1 terkait menunujukkan keadaan yang saling tumpang
tindih, dan ditandai oleh hipoplasia corpus callosum, keterbelakangan mental, jempol aduksi, paraplegia
spastik, dan hidrosefalus (contoh, sindrom CRASH).
Tumor di dalam dan sekitar ventrikel ketiga dapat menghambat CSF sebelum memasuki ventrikel
ketiga dari ventrikel lateral, atau dapat mencegah pergerakan dari bagian posterior ventrikel ketiga ke
5/13/2018 HIDROSEFALUS - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hidrosefalus-55a74b6c7d747 3/9
saluran Sylvius. Sebuah massa kecil dapat menghambat aliran bebas dari CSF pada foramen Monroe atau
dari saluran Sylvius.
Penyerapan CSF tergantung pada aliran massal, difusi pasif atau terfasilitasi, dan transpor aktif
zat terlarut tertentu. Dengan pengecualian langka akan kelebihan produksi CSF oleh papiloma pleksus
koroid, hidrosefalus hasil dari penyerapan CSF yang terganggu. Produksi CSF pada hidrosefalus adalah
normal atau mendekati normal.
PRESENTASI
Tanda dan gejala hidrosefalus berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial, dan
tergantung pada apakah hidrosefalus akut atau kronis. Ketika akut, hidrosefalus dapat cepat turun
Hidrosefalus akut berkembang dalam pengaturan obstruksi tiba-tiba dari sistem ventrikel, dengan
kurangnya kompensasi bagi peningkatan volume intrakranial yang mungkin disebabkan oleh perdarahan
intraventricular pada bayi prematur, perdarahan ke dalam tumor, atau perluasan dari kista koloid dari
ventrikel ketiga. Sakit kepala yang parah yang dihasilkan dapat tidak terterdiagnosis pada populasi orang
yang tidak dapat berbicara dan yang memiliki keterbelakangan mental. Muntah, dehidrasi, lesu, edema
paru neurogenik, dan koma adalah tanda-tanda catastrophy yang akan muncul. Jika terapi yang tepat,
seperti dekompresi, tidak dilakukan tepat waktu, peningkatan tekanan intrakranial dapat menyebabkan
herniasi dari batang otak, henti jantung dan napas, dan dapat menyebabkan kematian.
Semakin kronis hidrosefalus, semakin lambat perkembangan tanda-tanda dan gejala. Hidrosefalus
kronis dapat terjadi karena stenosis saluran kongenital, meningitis, dan tumor tulang belakang. Perlahan
tanda-tanda progresif berkisar dari perilaku marah, prestasi sekolah yang buruk, sakit kepala intermiten,
cara bicara yang kacau, perilaku aneh, perilaku bingung, rasa lemah, dan kejang. Jika tekanan intracranial
meningkat, dapat terjadi papil edema.
Dalam periode neonatal, sutura di tengkorak tidak menyatu, menyebabkan pelebaran sutura dan
pembesaran lingkar kepala. Dalam kasus ekstrim, ukuran besar dari kepala dapat menyebabkan masalah
saluran napas pada neonatus. Gejala-gejala sering nonspesifik dan kecil, dan termasuk lekas marah, nafsu
makan yang buruk, dan muntah. Pada bayi dan anak-anak kecil, muntah dan penurunan asupan oral
biasanya salah didiagnosa sebagai penyakit virus seperti flu atau sebagai gastroenteritis.
Pada pasien pediatrik, hidrosefalus obstruktif akut yang disebabkan oleh ekspansi dari neoplasma
intrakranial sebelumnya tidak terdiagnosis mungkin merupakan penyebab kematian yang tak terduga.
Mekanisme kematian mendadak ini adalah peningkatan tekanan intrakranial akut dengan herniasi serebral
yang dihasilkan. Secara patofisiologi, peningkatan tekanan intrakranial bisa terjadi karena tumor
intrakranial kecil yang terletak pada posisi kritis menghambat drainase CSF dan menyebabkan
hidrosefalus obstruktif akut, atau karena perdarahan ke dalam dan pembesaran akut tumor intrakranial
5/13/2018 HIDROSEFALUS - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hidrosefalus-55a74b6c7d747 4/9
yang tak terduga sebelumnya dengan atau tanpa blockade CSF. Perhatian khusus perlu diberikan kepada
anak-anak yang letargi, yang harus dipertimbangkan gejala neurologisnya daripada tanda klinis yang
spesifik. Kesadaran yang tinggi terhadap presentasi gejala neoplasma intrakranial anak (misalnya,
muntah, sakit kepala, lesu) dapat membantu penegakan diagnosis yang cepat dan berpotensi untuk
memberikan intervensi yang dapat menyelamatkan nyawa.
DIAGNOSIS
Pemeriksaan Funduskopi
Evaluasi funduskopi dapat mengungkap papil edema bilateral ketika tekanan intrakranial tinggi.
Pemeriksaan dapat normal, pada hidrosefalus akut, dan dapat menyebabkan hasil yang salah.
Punksi Lumbal
Punksi lumbal dapat menjadi berbahaya apabila ketika tekanan dihilangkan menyebabkan herniasi batang
otak, dan sebaiknya tidak dilakukan ketika dicurigai ada peningkatan tekanan intrakranial.
CT-Scan
Walaupun tidak mudah untuk mendeteksi penyebab hidrosefalus dengan cara ini, ukuran ventrikel dapat
ditentukan dengan sangat mudah. CT-Scan dapat mengungkap hidrosefalus, edema serebral, atau lesi
massa, seperti kista koloid dari ventrikel ketiga atau tumor pontin atau tumor thalamus. CT-Scan harus
dilakukan apabila terdapat kecurigaan adanya proses neurologik akut. Ditemukannya ventrikulomegali
memerlukan konsultasi segera.
MRI
Dapat mendeteksi ventrikel yang dilatasi atau adanya lesi massa.
Oftalmodinamometri
Oftalmodinamometri vena, meskipun tidak cocok untuk pemantauan terus menerus, adalah metode yang
sederhana dan noninvasif untuk menilai tekanan intrakranial. Teknik ini dapat diulang dengan mudah, dan
dapat digunakan setiap kali diduga terjadi peningkatan tekanan intrakranial pada pasien yang menderita
hidrosefalus, tumor otak, atau cedera kepala. Ini dapat digunakan dalam diagnosis diferensial dari
kerusakan shunts ventrikel, gangguan gastrointestinal, hidrosefalus hipertensi, dan atrofi otak.
5/13/2018 HIDROSEFALUS - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hidrosefalus-55a74b6c7d747 5/9
Transcranial Doppler
Doppler transkranial adalah metode noninvasif untuk mengevaluasi hidrosefalus. Dengan memproduksi
ventrikulomegali dan peningkatan tekanan intrakranial, hidrosefalus menyebabkan perubahan pembuluh
darah serebral dan kecepatan aliran darah serebral. Kecepatan diastolik berkurang dan indeks pulsasi
meningkat (kecepatan sistolik-diastolik /kecepatan rata-rata). Doppler Transkranial tidak memberikan
informasi langsung tentang perubahan dalam aliran darah serebral, tetapi pola kecepatan aliran
sebagaimana dibuktikan oleh peningkatan indeks pulsasi dapat menjadi indeks sensitif dari cedera
iskemik. Indeks pulsasi telah digunakan dalam diagnosis shunts yang diblokir pada anak-anak.
Pengukuran indeks pulsasi pascaoperasi menunjukkan kembalinya ke nilai-nilai yang sebanding dengan
kelompok kontrol setelah revisi shunt.
Doppler transkranial juga dapat digunakan sebagai monitor noninvasif dalam menilai fungsi
shunt CSF. Penurunan indeks pulsasi berkorelasi dengan perubahan dalam ukuran ventrikel di segala
kelompok usia. Keuntungan menggunakan modalitas ini terletak pada kenyataan bahwa kurangnya
spesifisitas terhadap gejala obstruksi shunt memerlukan ketergantungan pada pemeriksaan dan
pengukuran. Aspirasi reservoir mungkin membantu, tetapi membawa resiko untuk mengundang infeksi.
CT-scan otak dapat menunjukkan ventrikel yang membesar, namun scan sebelumnya diperlukan untuk
dilakukan perbandingan; CT-Scan juga melibatkan dosis ion radiasi moderat dan mengangkut pasien ke
area CT. Doppler transkranial memberikan modalitas, yang mural dan portabel yang dapat digunakan
berulang kali di tempat tidur pasien. Akurasinya terbatas, untuk pengukuran lainnya, oleh tingkat
pengetahuan orang yang melakukan tes.
MODALITAS PERAWATAN
Ventrikulostomi atau sistem drainase ventrikular ekstrakranial dapat dimasukkan sebelum
pemasangan shunt ventrikular pada manajemen awal hidrosefalus yang diasosiasikan dengan tumor di
dalam atau disekitar ventrikel ketiga ketika kondisi neurologis dari pasien memburuk. Ventrikulostomi
lebih dipilih oleh ahli bedah saraf sebagai penanganan sementara, diikuti oleh usaha untuk mengatur
kembali sirkulasi CSF pada saat tumor disingkirkan, jika berhasil, tidak perlu menggunakan shunt . Insersi
pada bagian region frontal kanan lebih dipilih karena jarang menjadi hemisfer dominan serta
ventrikulostomi lebih mudah untuk ditempatkan ketika pasien berada di ICU. Ventrikulostomi juga
memonitor tekanan intracranial pada saat periode pasca operasi.
5/13/2018 HIDROSEFALUS - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hidrosefalus-55a74b6c7d747 6/9
SHUNTING
Berikut merupakan jenis-jenis prosedur pemasangan shunt :
Ventrikulostomi (region frontal atau parietal)
Shunt ventrikuloperitoneal
Shunt ventrikulopleural
Shunt ventrikuloatrial
Berikut merupakan komplikasi pada pemasangan shunt :
Infeksi
Obstruksi
Hematoma
Malfungsi katub
Diskoneksi
Drainase yang berlebihan
Shunt yang terlepas
Fraktur shunt
Reaksi alergi terhadap material shunt
Kejang
Shunt CSF merupakan standar perawatan hidrosefalus, namun mudah menyebabkan komplikasi, dengan
16% dari shunts memerlukan revisi 1 bulan setelah pemasangan. Kontroversi tetap meliputi hubungan
penyebab hidrosefalus dan angka kegagalan shunts.
Beberapa faktor yang bertanggung jawab untuk kegagalan sistem shunt CSF, termasuk
subkelompok pasien tertentu, waktu prosedur, tipe peralatan shunt , dan teknik operasi. Identifikasi dari
faktor resiko ini sangat sulit untuk dilakukan; namun, penelitian terakhir menunjukkan faktor-faktor
perbaikan, seperti desain shunt-valve, tempat pemasangan shunt , lama operasi, dan penggunaan antibiotik,
tampaknya tidak memberikan efek yang signifikan. Sebaliknya, usia dan penyebab hidrosefalus,
ditemukan menjadi faktor risiko yang signifikan. Ada tingkat kegagalan yang lebih tinggi di antara pasien
yang telah menjalani implantasi shunt pada usia lebih muda dari 6 bulan. Setelah penyisipan shunt awal,
tingkat kegagalan 1 tahun pasca implantasi mencapai 40%.
Ada juga peningkatan risiko kegagalan shunt yang direvisi kurang dari 6 bulan setelah implantasi.
Respon umum untuk revisi shunt , dianggap sebagai penyebabnya. Trauma revisi shunt dan mungkin
reaksi dari jaringan ventrikel dapat memicu respons peradangan yang merupakan predisposisi obstruksi
5/13/2018 HIDROSEFALUS - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hidrosefalus-55a74b6c7d747 7/9
shunt berikutnya. Kegagalan shunt sebagai respon umum untuk revisi shunt menunjukkan bahwa bahan-
bahan inert shunt atau obat anti-inflamasi mungkin mengurangi kegagalan shunt yang berulang.
Intervensi bedah bersamaan juga dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko kegagalan shunt .
Komplikasi pasca operasi disebabkan oleh kegagalan shunt setelah koreksi bedah dari scoliosis pada
populasi myelodysplasia dapat setinggi 9,1%. Shunt gagal setelah koreksi scoliosis ini diyakini
disebabkan oleh pengapuran dan penarikan dari sumsum tulang belakang, yang menyebabkan tabung
patah ketika terjadi tekanan mekanis, seperti pemanjangan badan selama dilakukan koreksi deformitas.
Pada pasien dengan mielodisplasia di antaranya kerusakan neurologis terjadi setelah koreksi deformitas,
pemeriksaan tabung shunt untuk pemutusan atau fraktur harus dilakukan karena kerusakan shunt dapat
menyebabkan hidrosefalus akut.
Konsentrasi protein CSF yang tinggi juga dapat mengganggu performa shunt . Beberapa
mekanisme, termasuk penurunan aliran karena viskositas CSF yang tinggi, penempelan komponen katub,
malabsorbsi peritoneal, dan deposisi protein yang menyebabkan obstruksi lumen telah dijelaskan.
Penelitian terakhir menyangkal hal-hal tersebut sebagai mekanisme yang dapat mengganggu performa
shunt.
Komplikasi utama dari ventriculostomi adalah infeksi, dengan kejadian 2% sampai 3% ketika
durasi pemantauan rata-rata 7 hari. Tingkat infeksi tergantung pada faktor-faktor yang menurunkan
resistensi pasien terhadap infeksi. Komplikasi lain yang utama adalah hematoma epidural dan subdural,
atau hematoma intraparenchymal di lokasi ventriculostomy tersebut; hematoma paling sering dikaitkan
dengan gangguan koagulasi yang diketahui atau tak terduga. Kejang yang berasal di lokasi penyisipan
merupakan risiko yang lain.
Infeksi shunt ventriculoperitoneal tetap menjadi sumber utama morbiditas untuk pasien dengan
hidrosefalus. Kebanyakan infeksi shunt terjadi dalam beberapa bulan operasi. Sekitar 10% dari infeksi
shunt terjadi lebih dari 1 tahun pasca operasi.
Komplikasi tertentu, seperti pemutusan, obstruksi, dan infeksi, umum terjadi untuk semua jenis
shunt , obstruksi adalah masalah yang paling umum. Overdrainase CSF dapat terjadi jika celah katup distal
menjadi terputus dari sistem shunt . Katup tekanan rendah yang ditempatkan di proksimal memungkinkan
overdrainase dari ventrikel dengan cara traktus fibrosa subkukta yang paten dari ujung shunt terputus ke
dalam rongga peritoneal. Sindrom overdrainase shunt dapat dikenali dengan gejala riwayat sakit kepala,
mual, dan muntah yang meningkat pada saat berbaring, berkaitan dengan ventrikel berbentuk celah pada
CT scan.
Reaksi alergi terhadap bahan asing mungkin bertanggung jawab menyebabkan CSF eosinofilik
granulositosis tanpa disertai peradangan atau demam. Pengobatan steroid dengan prednisolon sistemik
dapat menghasilkan regresi spontan.
5/13/2018 HIDROSEFALUS - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hidrosefalus-55a74b6c7d747 8/9
MANAJEMEN ANESTESIA PERIOPERATIF
Manajemen anestesi perioperatif tergantung pada penyebab yang mendasari hidrosefalus,
kelainan kongenital yang terkait, dan efeknya pada neurofisiologi anak, dan apakah terdapat tanda-tanda
dan gejala tekanan intrakranial yang hadir. Kita harus tahu apakah ini adalah akut atau kronis. Riwayat
meningitis, kejang, perubahan tingkat kesadaran, sikap, hipertensi intrakranial, sakit kepala, mual,
muntah, atau tanda-tanda dehidrasi, nistagmus, diplopia, pola pernapasan yang abnormal, hipertensi
arteri, atau bradikardia juga harus didapat. Kerusakan neurologis mendadak pada pasien pediatrik selalu
menjadi perhatian, dan harus diselidiki dan dikelola segera.
PREMEDIKASI
Sedasi biasanya tidak diperlukan karena perubahan tingkat kesadaran pasien yang sedang
dipantau. Setiap depresi pernafasan yang dihasilkan dapat menyebabkan hiperkapnea dengan peningkatan
volume tidal CO2. Sesegera mungkin, akses intravena harus ditetapkan untuk persiapan keadaan darurat
dan juga sebagai induksi anestesi.
ANESTESIA
Tindakan pencegahan latex direkomendasikan untuk pasien dengan myelomeningocele yang
menjalani pemasangan shunt . Induksi anestesi secara inhalasi dihindari karena semua agen inhalasi
melebarkan pembuluh serebral dan dapat menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial. Pasien iberikan
preoksigenasi, daninduksi cepat yang dimodifikasi lebih disukai untuk meminimalkan risiko aspirasi yang
disebabkan oleh konsumsi makanan atau penurunan pengosongan lambung yang disebabkan oleh
peningkatan tekanan intrakranial. Induksi anestesi biasanya dilakukan dengan thiopental intravena, 3
sampai 4 mg / kg, diikuti oleh agen blok neuromuscular nondepolarisasi, seperti rocuronium, 0,5 - 0,8 mg
/ kg yang memiliki onset cepat dan durasi sedang setelah pemberian intravena. Obat ini telah diberikan di
secara intramuscular di deltoid (1 mg / kg pada bayi dan 1,8 mg / kg pada anak-anak) kondisi untuk
intubasi trakea pada pasien pediatri, dan memberikan kondisi yang memuaskan. Efek pada tekanan
intrakranial, tidak dipelajari.
Agen inhalasi ini diperkenalkan dalam konsentrasi rendah setelah hiperventilasi yang memadai.
Relaksasi otot dipertahankan selama prosedur, dan antibiotik intravena, seperti vankomisin atau
ceftriaxone, diberikan perlahan selama 60 menit setelah memeriksa sensitivitas terhadap obat tersebut.
Jika diperlukan, analgesik short-acting digunakan dalam dosis kecil. Dokter bedah biasanya mengilfitrasi
ke area bedah untuk mengurangi kebutuhan analgesik intravena sehingga penilaian neurologis dapat
dilakukan segera pada periode pasca operasi. Pada akhir prosedur, perut disedot, dan trakea diekstubasi
ketika pasien sepenuhnya terjaga.
5/13/2018 HIDROSEFALUS - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hidrosefalus-55a74b6c7d747 9/9
PERAWATAN PASCA OPERASI
Pasien dipindahkan ke ruang pemulihan dengan masker oksigen, dan tanda-tanda vital dimonitor
selama 1 jam. Stabilitas neurologis dikonfirmasi sebelum dipindahkan ke ruangan untuk perawatan
lanjutan.
KESIMPULAN
Hidrosefalus, salah satu gangguan neurologis yang paling umum terjadi pada orang dewasa dan anak-
anak, merupakan akumulasi CSF yang abnormal dalam sistem ventrikel sebagai akibat dari obstruksi
aliran CSF. Penyebab hidrosefalus kongenital termasuk obstruksi, perdarahan, infeksi, kista dan tumor,
dan deformitas neural tube (contoh, myelomeningocele, malformasi Arnold-Chiari). Pengobatan
hidrosefalus meliputi implantasi bedah sistem shunt untuk mengalirkan CSF. Pertimbangan anestesi
melibatkan perhatian terhadap kemungkinan peningkatan tekanan intrakranial dan pencegahan aspirasi
melalui induksi cepat intravena dan hiperventilasi sederhana sampai ventrikel telah didekompresi.