Evin Kustantia
1113016100039
JAMUR (FUNGI)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
J a m u r ( F u n g i ) | 2
JAMUR
(FUNGI)
J a m u r ( F u n g i ) | 3
KATA PENGANTAR
Buku yang sekarang ada di tangan kalian adalah buku tentang Jamur (Fungi) untuk
kelas X. Buku ini dirancang berdasarkan model pembelajaran kontekstual. Melalui
pendekatan kontekstual ini diharapkan kamu dapat memperoleh dan membangun
pengetahuan dalam berbagai konteks nyata. Dengan demikian, pembelajaran biologi ini
diharapkan mampu mengembangkan kemampuan pemahaman terhadap fenomena yang ada
dalam kehidupan sehari - hari. Materi pelajaran didalamnya mencakup konsep - konsep dasar,
pendekatan, metode, dan teknik analisis dalam pengkajian berbagai femomena dan
permasalahan yang ditemui dalam kehidupan nyata di lingkungan.
Setelah menempuh pembelajaran tentang Jamur (Fungi) dalam buku teks pelajaran
ini, diharapkan kamu memiliki kemampuan untuk memahami fenomena alam dan
permasalahan yang ada di dalamnya. Hal tersebut akan menambah rasa cinta terhadap alam
serta memupuk sikap arif dan bijaksana dalam memanfaatkan sumber daya alam.
Agar kalian dapat mencapai kompetensi dengan optimal, diperlukan kecermatan dan
ketelilitian dalam mempelajari bahan ajar dalam buku pelajara ini. Oleh karena itu, kamu
harus memanfaatkan buku teks pelajaran ini dengan sebaik - baiknya. Perhatikan peta konsep
dan kata kunci yang menyertai setiap bab! Kerjakan tugas - tugas yang ada dalam setiap bab!
Selamat belajar !
Tangerang, November 2014
Penyusun
J a m u r ( F u n g i ) | 4
ANALISIS PROGRAM PENGAJARAN
Satuan Pendidikan : SMA/MA
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas : X
Pokok Bahasan/Subpokok Bahasan Alokasi Waktu Keterangan
JAMUR (FUNGI)
A. Ciri – Ciri Jamur
B. Klasifikasi Jamur
C. Simbiosis Jamur
8 jam pelajaran 4 x pertemuan
Perhitungan
1 jam pelajaran = 45 menit
1 x pertemuan = 2 jam pelajaran
1 minggu = 1 x pertemuan
Satu tahun pelajaran = 34 minggu efektif
Analisis program pengajaran ini hanya merupakan salah satu alternatif. Jadi, guru dapat
menyesuaikannya dengan kondisi sekolah.
J a m u r ( F u n g i ) | 5
DAFTAR ISI
Kata Pengantar 3
Analisis Program Pengajaran 4
Daftar Isi 5
JAMUR (FUNGI) 6
A. Ciri – Ciri Jamur 8
B. Klasifikasi Jamur 10
C. Simbosis Jamur 19
Rangkuman 23
Evaluasi 24
Daftar Pustaka 31
Glosarium 32
Kunci Jawaban Soal 33
J a m u r ( F u n g i ) | 6
Jamur (Fungi) Kelas : X
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
1. Memahami, menerapkan,
menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, procedural berdasarkan
rasa ingintahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan perdaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan
procedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan
masalah.
1.1 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk
menggolongkan jamur berdasarkan
ciri – ciri dan cara reproduksinya
melalui pengamatan secara teliti dan
sistematis.
2. Mengolah, menalar dan menyaji
dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan
dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan.
2.1 Menyajikan data hasil pengamatan
ciri – ciri dan peran jamur dalam
kehidupan dan lingkungan dalam
bentuk laporan tertulis.
J a m u r ( F u n g i ) | 7
PETA KONSEP
Kata Kunci
Askospora Khamir Miselium
Basidiospora Kitin Rizoid
Heterotrof Konidia Spora
Hifa Lumut kerak Sporangium
Kariogami Mikoriza Zigospora
Jamur
dibedakan menjadi
Zygomycota Ascomycota Basidiomycota Deuteromycota
memiliki spora
seksual
memiliki spora
seksual
memiliki spora
seksual
memiliki
Spora Aseksual
(tanpa spora
seksual)
Basidiospora Askospora Zigospora
memiliki
Peran bagi Manusia
yaitu
Merugikan Menguntungkan
J a m u r ( F u n g i ) | 8
Apa ciri – ciri jamur?
A. Ciri – Ciri Jamur
Jamur dimasukkan dalam kelompok organisme eukariota karena sel – selnya sudah
memiliki membran inti sel. Dinding sel jamur terbuat dari bahan kitin, yaitu polimer
karbohidrat yang juga terdapat pada eksoskeleton serangga, laba – laba dan Arthropoda
lainnya. Kitin berfungsi memberi bentuk dan menyokong sel – sel jamur. Hal tersebut
sangat berbeda dengan dinding sel tumbuhan yang terbuat dari bahan selulosa.
Sebagian besar jamur merupakan organisme bersel banyak (multiseluler),
contohnya jamur merang (Volvariella volvaceae), tetapi ada juga yang merupakan
organisme bersel tunggal (uniseluler), yaitu yeast atau ragi. Jamur uniseluler berukuran
mikroskopis, sedangkan jamur multiseluler ada yang berukuran mikroskopis dan
makroskopis. Tubuh jamur multiseluler tersusun atas benang – benang yang disebut hifa.
Hifa merupakan tabung – tabung kecil yang berisi sitoplasma dan nukleus. Ada dua
macam hifa pada jamur, yaitu hifa bersekat (bersepta) dan hifa tidak bersekat (asepta)
(Gambar 1.1). Pada hifa yang bersekat, di tiap sekat terdapat satu inti sel, sedangkan
pada hifa yang tidak bersekat, inti sel tersebar di dalam sitoplasma (senositik). Sekat –
sekat hifa umumnya memiliki pori yang cukup besar agar ribosom, mitokondria, dan
nukleus dapat mengalir dari satu sel ke sel lain. Sekumpulan hifa akan membentuk
anyaman yang disebut miselium. Semua hifa yang menyusun suatu miselium memiliki
sitoplasma yang sama.
Gambar 1.1 Dua macam hifa jamur.
J a m u r ( F u n g i ) | 9
Bentuk jamur mirip dengan tumbuhan,
tetapi jamur tidak memiliki daun dan akar sejati.
Selain itu, jamur tidak memiliki klorofil sehingga
tidak dapat melakukan fotosintesis seperti
tumbuhan. Dengan demikian, jamur merupakan
organisme heterotrof dan memperoleh zat – zat
makanan (nutrisi) dengan cara menyerap
(absorpsi) senyawa – senyawa organik sederhana
dari lingkungan atau substratnya. Namun,
sebelum itu makanan yang masih berupa
senyawa – senyawa organik kompleks (misalnya,
lignin, pectin, dan selulosa) akan diuraikan
terlebih dahulu di luar sel jamur dengan cara
menghasilkan enzim – enzim hidrolisis
ekstraseluler. Seperti pada hewan, jamur
menyimpan cadangan makanannya
dalam bentuk glikogen.
Jamur ada yang hidup sebagai parasit, sebagai saprofit, dan ada yang hidup
bersimbiosis mutualisme dengan oragnisme lain. Sebagai parasit, jamur mengambil
bahan makanan langsung dari inangnya. Jamur parasit memiliki haustorium (jamak:
haustoria), yaitu hifa khusus untuk menyerap makanan dari inangnya (Gambar 1.2).
Sebagai saprofit, jamur mengambil bahan makanan dari sisa - sisa makhluk yang telah
mati. Jamur yang bersimbiosis dengan organisme lain menyerap makanan dari inangnya,
sedangkan inangnya memperoleh mineral dari tanah melalui bantuan jamur.
Umumnya jamur dapat berkembang biak atau bereproduksi secara seksual dan
aseksual. Meskipun begitu, perkembangbiakan secara seksual lebih berperan karena
lebih sering dilakukan. Karena itulah, dalam siklus hidup jamur fase haploid sangat
dominan, sedangkan fase diploidnya sangat singkat. Baik reproduksi seksual maupun
aseksual, keduanya dilakukan dengan membentuk spora.
Reproduksi aseksual dilakuakn apabila nutrisi dan air melimpah. Sebaliknya,
reproduksi seksual dilakukan apabila nutrisi dan air kurang. Reproduksi aseksual pada
jamur dapat terjadi dengan beberapa cara, antara lain membentuk tunas atau budding
(pada jamur uniseluler), fragmentasi miselium atau membentuk spora. Spora adalah sel
reproduktif haploid, biasanya uniseluler, yang mampu tumbuh menjadi individu baru.
Gambar 1.2 Haustorium Blumeria sp.
Pada dinding sel – sel epidermis daun.
J a m u r ( F u n g i ) | 10
Sementara itu, reproduksi seksual umumnya dilakukan dengan cara konjugasi untuk
membentuk spora seksual.
Bagaimana pengklasifikasin pada
jamur ?
B. Klasifikasi Jamur
Anggota kingdom Fungi atau jamur dibagi menjadi beberapa divis. Ada ahli yang
membagi jamur menjadi enam divisi, yaitu Myxomycota, Oomycota, Zycomycota,
Ascomycota, Basidiomycota, dan Deuteromycota. Ahli lain membagi fungi menjadi
empat divisi saja karena
Myxomycota dan Oomycota telah
dimasukkan ke dalam kingdom
Protista. Klasifikasi jamur tersebut
terutama didasarkan pada ciri – ciri
spora seksual dan struktur tubuh
buahnya.
1. Zygomycota
Ciri jamur kelompok ini adalah hifanya tidak memliki sekat (septa) sehingga
disebut hifa senositik. Kelompok jamur ini dberi nama Zygomycota karena selama masa
reproduksi seksual membentuk spora seksual khusus yang disebut zigospora. Contoh
jamur yang termasuk divisi Zygomycota adalah Rhizopus stolonifer, yaitu jamur yang
digunakan untuk membuat tempe.
Jika Anda mengamati jamur R. Stolonifer degan menggunakan mikroskop, Anda dapat
melihat struktur tubuhnya dengan jelas. Struktur tubuh R. Stolonifer terdiri atas hifa,
sporangiofor dan sporangium (Gambar 1.3).
Hifa adalah benang – benang penyusun tubuh. Pada Rhizopus ada tiga jenis hifa,
yaitu stolon (hifa yang menjalar di permukaan substrat), rizoid (hifa yang menembus ke
dalam substrat dan berfungsi sebagai akar), serta spongiofor (hifa yang menjulang ke
atas dan membentuk sporangium). Sporangium adalah sturuktur atau organ pembentuk
Gambar 1.3 Struktur tubuh
Rhizopus Stolonifer.
J a m u r ( F u n g i ) | 11
spora, juga disebut kotak spora. Di dalam sporangium dihasilkan sporangiospora atau
sering disebut spora saja.
Sebagai anggota Zygomycota, R. Stolonifer mampu berkembang biak secara
aseksual ataupun secara seksual. Reproduksi aseksual terjadi dengan cara membentuk
spora di dalam sporangium yang terletak di ujung – ujung hifa. Sporangium ditunjang
oleh sporangiofor. Sporangium yang telah tua dan matang biasanya berwarna hitam. Jika
telah matang, sporangium akan pecah dan menghasilkan banyak spora. Selanjutnya,
spora – spora tersebut akan keluar dan menyebar dengan bantuan angin. Jika jatuh pada
pada tempat yang cocok, spora itu akan tumuh membentuk hifa baru. Reproduksi
aseksual lebih sering dilakukan dibandingkan reproduksi seksual (Gambar 1.4).
Jamur Zygomycota disebut juga “jamur konjugasi”. Dinamakan demikian karena
perkembangbiakkan seksual jamur ini dilakukan dengan cara konjugasi. Proses konjugasi
terjadi d ujung – ujung hifa yang berlainan jenis, yaitu hifa (+) dan hifa (-). Hifa – hifa
tersebut bersifat haploid (n). Kedua jenis hifa itu akan mengalami pembengkakan dan
pemanjangan pada ujungnya. Hifa yang membengkak disebut gametangium (jamak:
gametangia), yaitu struktur atau organ pembentuk gamet. Selanjutnya, kedua gametangium
itu bersatu dan membentuk zigospora yang bersifat diploid (2n). Zigospora adalah spora
berdinding tebal dan sedang dalam fase istirahat. Karea berdinding tebal, zigospora tahan
terhadap kondisi lingkungan yang buruk. Zigospora dapat dorman (keadaan terhambatnya
Gambar 1.4 Reproduksi seksual dan aseksual pada R. Stolonifer.
J a m u r ( F u n g i ) | 12
pertumbuhan atau perkembangan untuk antara waktu) selama beberapa bulan dan akan
berkecambah serta tumbuh menjadi hifa – hifa baru jika kondisi lingkungan membaik. Pada
saat pertumbuhan hifa, terjadi peristiwa meiosis sehingga hifa tadi bersifat haploid.
Selanjutnya, hifa – hifa tersebut membentuk sporangiofor. Di ujung sporangiofor terdapat
sporangium yang berisi spora. Setelah dihasilkan spora, akan terjadi proses reproduksi
aseksual. Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa pada siklus hidup R. stolonifer, fase
haploid lebih panjang dari fase diploid.
Anggota Zygomycota umumnya hidup
sebagai saprofit, baik di tanah ataupun di sisa –
sisa organisme, misalnya di kayu lapuk.
Beberapa jenis Zygomycota merupakan parasit
pada tumbuhan dan serangga. Selain R.
stolonifer, contoh lain Zygomycota adalah R.
oryzae, Pilobolus, dan Mucor. Jamur R. oryzae
digunakan dalam fermentasi sake, yaitu
minuman khas Jepang, sedangkan Mucor
(Gambar 1.5) adalah jamur yang sering tubuh
di roti. Beberapa jenis Mucor merupakan jamur
patogen.
2. Ascomycota
Ascomycota merupakan divisi terbesar dalam kingdom Fungi. Ciri utama divisi
Ascomycota adalah membentuk spora seksual yang disebut askospora. Askospora
terentuk di dalam askus (jamak: aski), yaitu suatu tubuh buah khusus yang bentuknya
menyerupai mangkuk atau botol. Tidak seperti Zygomycota, Ascomycota memiliki hifa
yang bersekat. Anggota Ascomycota cukup beragam, ada yang bersel satu, misalnya
yeast atau khamir (Saccharomyces cerevisiae) (Gambar 1.6 (a)), ada yang bersel
banyak, contohnya Penicillum dan ada yang membentuk tubuh buah, seperti Nectria dan
Peziza (Gambar 1.6 (b)). Pada umumnya anggota Ascomycota adalah jamur bersel
banyak.
Gambar 1.5 Jamur Mucor
J a m u r ( F u n g i ) | 13
Seperti halnya Zygomycota, Ascomycota juga mengalami reproduksi aseksual dan
seksual (Gambar 1.7). Pada Asomycota bersel banyak, reproduksi aseksual dilakuakn
dengan cara membentuk konidiospora atau sering disebut konidia (tunggal: konidium)
saja (Gambar 1.8 (a) dan (b)). Konidia terbentuk pada ujung hifa khusus yang tumbuh
tegak, yang disebut konidiofor. Warna konidia bermacam – macam, ada yang hitam,
merah, biru dan hijau, bergantung pada jenis jamurnya. Konidia yag telah masak apabila
jatuh pada tempat yang cocok, akan tumbuh menjadi hifa baru. Sementara itu, reproduksi
aseksual pada Ascomycota bersel satu dilakukan dengan cara membentuk tunas
(budding) (Gambar 1.8 (c)). Tunas yang telah masak akan terlepas dari sel induknya dan
tumbuh menjadi individu baru.
(b) Khamir atau yeast (a) Jamur mangkuk Peziza
Gambar 1.6 Anggota Ascomycota ada yang
bersel satu dan ada yang bersel banyak
(a) Konidia pada
Penicillium
(b) Konidia pada
Aspergillus
(c) Tunas pada S.
cerevisiae
Gambar 1.8 Alat reproduksi aseksual pada Ascomycota.
J a m u r ( F u n g i ) | 14
Reproduksi seksual pada Ascomycota terjadi dengan cara membentuk askospora.
Askospora adalah spora seksual yang terbentuk di dalam askus (Gambar 1.10). Askus
terdapat di dalam tubuh buah yang disebut aksokarp.
Pada Ascomycota ada dua macam hifa yaitu hifa (+) dan hifa (-). Hifa (+)
membentuk gametangia jantan (anteredium) da hifa (-) membentuk gametangia betina
(askogonium). Kedua jenis gametangia tersebut bertemu dan terjadi plasmogami
(penyatuan sitoplasma) tanpa disertai penyatuan inti. Jadi, dalam peristiwa tersebut akan
terbentuk sel dengan dua inti. Askogonium yang telah memiliki dua inti tersebut akan
menghasilkan hifa – hifa askogonium yang dikariotika (berinti dua). Hifa dikariotika
itu bercabang – cabang membentuk askokarp. Sementara itu, ujung hifa dikariotika akan
membentuk sel khusus yang akan menjadi askus. Di dalam askus akan terjadi peleburan
dua inti atau diploid (2n). Selanjutnya, inti
askus membelah dua kali. Pembelahan
pertama terjadi secara meiosis dan
menghasilkan empat sel. Pembelahan kedua
terjadi secara mitosis sehingga akhirnya
terbentuk delapan askospora di dalam askus
tersebut.
Gambar 1.10 Di dalam setiap askus
terdapat delapan askospora.
Gambar 1.7 Reproduksi seksual dan aseksual pada jamur
Ascomycota
J a m u r ( F u n g i ) | 15
Tubuh buah (askokarp) yang terbentuk memiliki bentuk bermacam – macam dan
merupakan dasar klasifikasi divisi Ascomycota. Bentuk – bentuk askokarp tersebut, antara
lain:
a. Kleistotesium: askokarp berbentuk bulat tertutup, merupakan ciri kelas Plectomycetes,
b. Peritesium: askokarp berbentuk botol, merupakan ciri kelas Pyrenomycetes,
c. Apotesium: askokarp berbentuk cawan, merupakan ciri kelas discomycetes,
d. Askus telanjang: tidak membentuk askokarp, merupakan ciri kelas Protoascomycetes.
Beberapa jenis jamur Ascomycota merupakan
jamur yang menguntungkan manusia,
diantaranya adalah Neurospora crassa,
Trichoderma reesei, S. Cerevisiae, Aspergillus,
Penicillium, dan Phaffia rhodozyma.
Neurospora crassa, yang dahulu bernama
Monilia sitophila, merupakan jamur yang
digunakan untuk membuat oncom (Gambar
1.11). Oncom adalah bahan makanan khas
daerah Jawa Barat yang terbuat dari bungkil
kacang tanah (ampas kcang tanah setelah
diambil minyaknya) atau ampas tahu yang
difermentasikan. Trichoderma reesei merupakan
jamur penghasil enzim selulase. Enzim selulase
yang dihasilkan oleh T. Reesei cukup banyak
sehingga dapat diisolasi dan dimurnikan.
Penicillium merupakan jamur penghasil
antibiotik. Penicillium notatum dan P.
chrysogenum menghasilkan antibiotik penisilin.
Penicillium camemberti menghasilkan cita rasa
keju. Saccharomyces cerevisiae atau disebut
juga ragi khamir/yeast dimanfaatkan untuk
membuat tapai (Gambar 1.12). Jamur tersebut
mampu mengubah karbohidrat menjadi alkohol.
Ragi juga digunakan untuk membuat roti.
Aspergillus juga merupakan jamur yang
Gambar 1.11 Oncom dibuat
dengan bantuan jamur Neurospora
crassa.
Gambar 1.12 Dengan bantuan
ragi, ketan dapat dijadikan tapai.
J a m u r ( F u n g i ) | 16
menguntungkan manusia, misalnya A. niger
digunakan untuk pembuatan asam sirat,
sedangkan A. wentii dan A. oryzae digunakan
untuk membuat kecap. Phaffia rhodozyma
merupakan jamur penghasil pigmen merah.
Selain menguntugkan, beberapa jenis jamur Ascomycota juga dapat menimbulkan
kerugian pada manusia, misalnya:
a. Aspergillus flavus (Gambar 1.13), menghasilkan aflatoksin yang dapat menyebabkan
kanker hati, biasa ditemukan pada kacang – kacangan dan biji – bijian.
b. Candida albicans (Gambar 1.14), yaitu khamir penyebab penyakit keputihan pada
perempuan.
c. Blastomyces dermatitidis, yaitu penyebab penyakit blastomikosis.
d. Secale cornutum, yaitu parasit pada tanaman gandum.
3. Basidiomycota
Ciri utama jamur yang termasuk dalam divisi basidiomycota adalah membentuk
spora seksual yang disebut basdiospora. Basidiospora terbentuk pada bagian dilihat.
Jamur – jamur yang disebut basidium (jamak: basidia). Divisi ini memiliki anggota lebih
dari 25.000 species. Basidiomycota merupakan kelompok jamur yang perkembangannya
paling tinggi di antara kelompok jamur lainnya. Ciri lannya adalah mampu membentuk
tubuh buah yang makroskopis sehingga sangat mudah dilihat. Jamur – jamur anggota
Basidiomyota dapat djumpai pada tanah, pohon yang lapuk, atau jerami di musim hujan.
Gambar 1.13 Aspegillus flavus
menghasilkan racun aflatoksin.
Gambar 1.14 Candida albicans
merupakan jamur uniseluler
penyebab keputihan pada
perempuan.
J a m u r ( F u n g i ) | 17
Bentuk dan warnanya juga bermacam – macam. Beberapa jenis sudah dibudidayakan
sebagai bahan makanan dan obat – obatan.
Reproduksi jamur Basidiomycota umumnya berlangsung secara seksual dengan
cara konjugasi untuk membentuk basidiospora. Reproduksi secara aseksual sangat jarang
terjadi. Jika ada, umumnya dengan cara membentuk konidia. Proses pembentukan
basidiospora adalah sebagai berikut. Basidiospora merupakan spora yang haploid. Spora
ini tumbuh membentuk hifa – hifa yang bersekat. Tiap sekat berinti satu. Ada dua jenis
hifa, yaitu hifa (+) dan hifa (-). Jika ujung dua hifa yang berbeda bertemu, akan terjadi
percampuran plasma sel (plasmogami). Inti sel hifa (+) akan diberikan ke sel hifa (-)
sehingga terbentuk sel hifa dengan dua inti (hifa dkariotika). Sel hifa dengan dua inti
akan terus berkembang membentuk miselium yang dikariotika juga. Miselium –
miselium yang berinti dua ini secara khas tumbuh menjadi tubuh buah (basidokarp)
yang bentuknya seperti payung atau bentuk lainnya. Basidiokarp menghasilkan basidium
yang terdapat pada lapisan yang disebut himenium. Di dalam himenium terjadi
kariogami, yaitu persatuan dua inti menjadi satu. Inti ini, kemudian mengalami
pembelahan meiosis untuk membentuk empat basidiospora yang terdapat di ujung
basidium. Di dalam setiap basidium terdapat empat basidiospora.
J a m u r ( F u n g i ) | 18
Beberapa jamur divisi Basidiomycota dimanfaatkan manusia sebagai bahan pangan
karena memiliki kandungan gizi yang tinggi atau sebagai bahan obat – obatan. Beberapa
jenis Basidiomycota telah dibudidayakan secara intensif, misalnya jamur merang
(Volvariella volvacea), jamur tiram (Pleurotus sp.), jamur kuping (Auricularia
polytricha), jamur Agaricus, jamur Boletus edulis, jamur shittake, dan jamur ling zhi
(Ganoderma lucidum). Sementara itu, jamur Basidiomycota yang merugikan manusia,
antara lain Amanita phalloides dan A. Muscaria (Gambar 1.15) yang menghasilkan
racun berbahaya serta Filobasidiella neformans yang dapat menimbulkan penyakit
infeksi paru – paru pada manusia.
4. Deuteromycota
Jamur Deuteromycota sering disebut juga jamur tidak sempurna (fungi imperfecti)
karena belum diketahui reproduksi seksualnya sehingga reproduksi jamur ini dilakukan
secara aseksual dengan membentuk konidia seperti pada jamur Ascomycota.
(b) Jamur tiram (Pleurotus sp.) (a) Jamur ling zhi (Ganoderma lucidum)
(d) Boletus edulis (c) Amanita muscaria
Gambar 1.15 Jamur tiram, Ganoderma, dan B. edulis
adalah jamur Basidiomycota yang menuntungkan,
sedangkan yang merugikan adalah Amanita.
J a m u r ( F u n g i ) | 19
Jika suatu anggota jamur Deuteromycota sudah ditemukan cara reproduksi
seksualnya, ia dimasukkan dalam divisi yang berbeda. Contohnya adalah jamur oncom.
Dahulu, jamur tersebut termasuk divisi Deuteromycota degan nama Monilia sitophila.
Namun, setelah diketahui bahwa jamur ini dapt membentuk askospora, sekarang jamur
tersebut termasuk dvisi Ascomycota dengan nama Neurospora crassa. Contoh lainnya
adalah Aspergillus dan Penicillium ada yang termasuk divisi Deuteromycota, sementara
anggota lainnya termasuk divisi Ascomycota. Ciri lain Deuteromycota adalah hifanya
bersekat.
Sebagian besar anggota Deuteromycota bersifat merugikan karena merupakan
parasit yang dapat menimbulkan penyakit baik ada manusia, hewan maupun tumbuhan.
Contoh anggota Deuteromycota yang merugikan, antara lain Chladosporium penyebab
penyakit kulit, Trichophyton dan Epidermophyton penyebab penyakit kulit dan kuku,
serta Microsporum penyebab penyakit rambut dan kuku.
Bagaimana jamur bersimbiosis ?
C. Simbiosis Jamur
Jamur hidup di lingkungan yang sangat beragam dan membentuk hubungan
simbiosis dengan banyak organisme, antara lain tumbuhan, ganggang hijau, dan
Cyanobacteria. Ada dua bentuk hubungan simbiosis jamur dengan oraganisme lain, yaitu
mikoriza dan lumut kerak.
1. Mikoriza
Mikoriza merupakan hubungan simbiosis mutualisme antara jamur dan akar tumbuhan.
Istilah mikoriza berasal dari bahasa Yunani (mycorrhizae) yang berarti akar jamur. Lebih
dari 90 persen tumbuhan tingkat tinggi dan paku – pakuan memiliki mikoriza. Mikoriza
biasanya terdapat pada tanaman pangan (misalnya,
serealis, kacang - kacangan, tomat, bawang –
bawangan, apel dan stroberi) serta pada komunitas
tumbuhan liar.
Dalam simbiosis ini, jamur memperoleh
keuntungan karena mampu menyerap nutrisi (gula)
yang dibuat tumbuhan selama fotosintesis.
Sebaliknya, jamur memberikan dua keuntungan
J a m u r ( F u n g i ) | 20
bagi tumbuhan. Pertama, hifa jamur bertindak sebagai perpanjangan akar sehingga
meningkatkan kemampuan akar tumbuhan untuk menyerap air dari tanah. Kedua, enzim
– enzim digestif yang disekresikan jamur membantu tumbuhan memecah bahan – bahan
organik dalam tanah sehingga tumbuhan dapat menyerapnya sebagai nutrisi dan mineral.
Mikoriza memiliki suatu membran pada ujung hifa yang dapat membantu penyerapan
elemen – elemen esensial, terutama fosfor (P), seng (Zn), mangan (Mn), tembaga (Cu),
kalium (K) dan juga air. Lebih dari itu, mikoriza membantu tumbuhan lebih tahan
terhadap infeksi mikroba patgen tular-tanah dan juga lebih tahan terhadap kekeringan.
Ada dua mikoriza yang paling umum, yaitu ektomikoriza dan endomikoriza. Keduanya
dibedakan berdasarkan masuk tidaknya hifa jamur ke dalam dinding sel akar tumbuhan.
a. Ektomikoriza
Pada ektomikoriza (lkadang – kadang disebut ektorofik mikoriza), jamur
menghasilkan selubung yang menyelubungi akar tumbuhan (Gambar 1.16). Selubung
itu kemudian menghasilkan hifa yang tidak berpenetrasi ke dalam dinding sel akar
tumbuhan meskipun mereka terdapat di antara sel – sel korteks akar tumbuhan.
Ektomikoriza menghasilkan tubuh buah di atas tanah. Ektomikoriza merupakan ciri khas
tumbuhan di daerah dingin, misalnya pinus dan eukaliptus. Jamur yang membentuk
ektomikoriza terutama dari divisi Ascomycota dan Basidiomycota.
b. Endomikoriza
Endomikoriza (disebut juga mikoriza arbuskuler) tidak menghasilkan selubung;
hifanya masuk ke dalam dinding sel akar tumbuhan. Masuknya hifa ke dalam dinding sel
akar tumbuhan membentuk suatu struktur seperti balon (vesikel) atau invaginasi
bercabang dikotomus (arbuskula) (Gambar 1.17). Vesikel tersebut berfungsi sebagai
Gambar 1.17 Endomikoriza yang
membentuk vesikel.
J a m u r ( F u n g i ) | 21
tempat penyimpanan mineral – mineral yang diperlukan tumbuhan. Sementara itu,
struktur abuskula berfungsi meningkatkan area permukaan antara hifa dan sitoplasma sel
untuk memfasilitasi transfer nutrisi diantara keduanya. Bentuk endomikoriza umumnya
terdapat pada akar tumbuhan herbaseus (misalnya, jagung, padi, cabai) dan pohon –
pohon tropis, misalnya turi (Sesbnia grandiflora). Jamur yang terlibat dalam
pembentukan endomikoriza adalah dari divisi Zygomycota (misalnya, Mucor). Jamur –
jamur tersebut umumnya merupakan simbion obligat, artinya mereka tidak dapat tumbuh
tanpa adanya tumbuhan inang. Bentuk endomikoiza lebih umum dibandingkan benuk
ektomikoriza.
2. Lumut Merak
Jamur Ascomycota dan Basidiomycota dapat bersimbiosis mutualisme dengan
ganggang hijau, Cyanobacteria atau keduanya membentuk struktur yang disebut lumut
kerak atau liken (lichen). Dalam simbiosis tersebut, gangang bertugas menyerap cahaya
matahari untuk membuat makanan melalui proses fotosintesis. Hal tersebut dapat
dilakukan karena ganggang memliki pigmen klorofil. Adapun jamur, melalui hifa –
hifanya, bertugas menyerap dan menyimpan air serta ion – ion mineral. Meskipun
ganggang dan jamur dapat hidup sendiri – sendiri, bentuk lumut kerak lebih
menguntungkan bagi mereka karena dalam bentuk tersebut mereka dapat hidup di
substrat aau tempat yang organisme lain tidak dapat hidup atau tumbuh, misalnya
substrat batu. Menunjukkan penampang membujur lumut kerak.
Berdasarkan struktur dan daerah penyeberannya, ada tiga macam lumut kerak, yaitu
krustsa, frutikosa, dan foliosa. Krustosa merupakan lumut kerak yang tumbuh sebagai
lapisan kerak tipis dan pipih pada permukaan batu – batuan dan batang pohon, contohnya
Parmelia (Gambar 1.18). Frutikosa merupakan lumut kerak dengan bentuk tegak
bercabang eperti semak, serta mampu tumbuh hingga mencapai panjang 1.5 cm. Contoh
lumut kerak ini adalah Usnea (lumut janggut) yang melekat pada pucuk pohon di daerah
pegunungan(Gambar 1.19). Adapun foliosa merupakan lumut kerak yang berbentuk
pipih dengan gelambir seperti daun; tumbuh pada permukaan tanah, contohnya Lobaria
pulmonaria (Gambar 1.20).
J a m u r ( F u n g i ) | 22
Beberapa jenis lumut kerak memiliki nilai ekonomi, contohnya Evernia prunastri dan
Pseudevernia firfuracea yang digunakan sebagai bahan campuran parfum. Di Jepang,
jenis Umbilicaria esculenta merupakan hidangan untuk pesta. Jenis Roccella tinctoria
digunakan untuk pembuatan kertas lakmus. Lumut kerak juga digunakan sebagai obat.
Contohnya, Lobaria pulmonaria dahulu digunakan untuk melawan penyakit paru – paru,
sedangkan peltigera sp. Digunakan untuk menyembuhkan rabies. Adapun Usnea
biasanya dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional karena mengandung asam usnin.
Asam usnin merupakan bahan antibiotik. Sejak zaman dahulu, Usanea telah digunakan
untuk pengobatan, terutama di Yunani dan Cina.
Lumut kerak juga memiliki nilai penting dalam ekologi. Selain sebagai organisme
perintis yang mampu hidup diatas batu, lumut kerak juga dapat menjadi indikator
pencemaran udara. Lumut kerak tidak dapat tumbuh di tempat – tempat yang udaranya
telah tercemar. Hal itu disebabkan lumut kerak sangat sensitif terhadap beberapa bahan
pencemar (polutan) berbahaya, terutama sulfur doksida. Jadi, untuk mengetahui suatu
daerah tercemar udaranya atau tidak, dapat dilihat dari pertumbuhan lumut kerak di
daerah tersebut.
Gambar 1.18 Lumut
kerak krustosa Parmelia
britannica
Gambar 1.19 Lumut
kerak fruktikosa Usnea sp.
Gambar 1.18 Lumut
kerak foliosa Lobaria
pulmonaria
J a m u r ( F u n g i ) | 23
Rangkuman
1. Jamur merupakan organisme uniseluler atau multiseluler, dengan dinding sel tersusun
dari kitin, tidak memiliki klorofil dan memiliki keturunan diploid yang singkat.
2. Jamur memperoleh makanan dengan cara menyerap senyawa sederhana dari
lingkungannya.
3. Tubuh jamur multiseluler tersusun atas benang – benang yang disebut hifa.
Sekumpulan hifa membentuk miselium.
4. Ada dua jenis hifa, yaitu hifa bersekat dan hifa yang tidak bersekat (senositik).
5. Berdasarkan ciri – ciri Zygomycota, Ascomycota, Basidiomycota dan Deuteromycota.
6. Zygomycota merupakan kelompok jamur yang membentuk spora seksual yang
disebut zigospora. Zygomycota memiliki hifa yang tidak bersekat.
7. Ascomycota membentuk spora generatif (askospora) di dalam askus. Tiap askus berisi
delapan askospora. Hifa Ascomycota memiliki sekat.
8. Basidiomycota memiliki hifa bersekat. Tubuh buahnya besar dan membentuk spora
generatif (basidiospora) di dalam basidium. Tiap basidium berisi empat basidiospora.
9. Deuteromycota merupakan kelompok jamur yang membentuk spora secara vegetatif
dan belum memiliki cara reproduksi seksual. Hifanya memiliki sekat.
10. Jamur dapat digunakan sebagai bahan pangan, bahan obat – obatan dan asam organik.
Namun, jamur juga dapat menyebabkan pembusukan makanan serta menimbulkan
penyakit pada manusia, hewan dan tumbuhan.
11. Jamur dapat membentuk hubungan simbiosis dengan banyak organisme, antara lain
tumbuhan, ganggang hijau dan Cyanobacteria. Hubungan simbiosis antara jamur dan
akar tumbuhan dinamakan mikoriza. Hubungan simbiosis antara jamur dan ganggang
hijau ataupun Cyanobacteria dinamakan lumut kerak.
J a m u r ( F u n g i ) | 24
Evaluasi
A. Pilihlah satu jawaban dengan cara memberi tanda silang (X) pada huruf
di depan jawaban yang Anda anggap benar!
1. Berikut ini yang bukan Aspergillus adalah ...
a. Memiliki hifa bersekat
b. Berkembang biak dengan konidia
c. Dapat membentuk sporangiospora
d. Bersel banyak (multiseluler)
2. Dengan pengamatan di bawah mikroskop, suatu jenis jamur memiliki ciri – ciri:
hifa tidak bersekat dan menghasilkan sporangiospora dan zigopora. Kemungkinan
jamur tersebut adalah ...
a. Aspergillus
b. Rhizopus
c. Penicillium
d. Trichoderma
e. Neurospoa
3. Di antara jamur – jamur berikut ini yag tidak bermanfaat bagi manusia adalah ...
a. Aspergillus niger
b. Aspergillus wentii
c. Aspergillus oryzae
d. Aspergillus nidulans
e. Aspergilu clavatus
4. Jamur yang dapat digunakan sebagai obat adalah ...
a. Volvariella volacea
b. Ganoderma lucidum
c. Pleurtus sajor caju
d. Amanita phalloides
e. Rhizopus stolonifer
5. Rasa manis pada tapai disebabkan oleh ...
a. Gula hasil penguraian pati oleh khamir
b. Pembentukan gula oleh sel khamir
J a m u r ( F u n g i ) | 25
c. Gula yang ditambahkan saat pembuatan tapai
d. Alkohol hasil fermentasi
e. Terbentuknya karbon dioksida
6. Khamir yang terdapat pada ragi tapai adalah ...
a. Sacchromyces cerevisiae
b. Hansenula anomala
c. Candida utilis
d. Blastomyces dermatitis
e. Aspergillus flavus
7. Saccharomyces cerevisiae diklasifikasi dalam kelompok ...
a. Eubacteria
b. Oomycota
c. Zygomycota
d. Ascomycota
e. Basidiomycota
8. Berikut ini yang tidak termasuk spora seksual adalah ...
a. Zigospora
b. Askospora
c. Basidiospora
d. Konidia
e. Sporangiospora
9. Berikut ini yang bukan ciri – ciri sebagian besar jamur adalah ...
a. Memiliki kloroplas
b. Dinding sel dari kitin
c. Merupakan organisme saprofit
d. Bereproduksi secara seksual
e. Mampu membentuk spora
10. Jamur roti, Rhizopus, membentuk zigospora jika ...
a. Terdapat makanan yang lembap
b. Kondisi lingkungan memungkinkan
c. Kondisi lingkungan tidak memungkinkan
d. Terdapat rizoid
e. Tidak terdapat spora
11. Pernyataan yang benar mengenai divisi Deuteromycota ...
J a m u r ( F u n g i ) | 26
a. Divisi Deuteromycota meliputi anggota – anggota tiga divisi dalam kingdom
Fungi
b. Divi Deuteromycota merupakan divisi agi jamur penyusun liken
c. Divisi Duteromycota meliputi jamur tidak sempurna yang memiliki bentuk
reproduksi seksual yang abnormal
d. Divisi Deuteromycota merupakan kelompok bagi jamur lendir, khamir, dan
liken
e. Divisi Deuteromycota meliputi jamur yang biasanya bereproduksi secara
aseksua dengan konidia
12. Berikut ini pernyataan yang tidak benar mengenai mikoriza yaitu ...
a. Mikoriza menyebabkan tumbuhan mampu hidup di lingkungan yang miskin
zat fosfor
b. Mikoriza meningkatkan permukaan untuk absorpsi bagi tumbuhan
c. Mikoriza bergantung pada karbohidrat daritumbuhan
d. Mikoriza membentuk bintil – bintil akar pengikat nitrogen pada akar
tumbuhan
e. Mikoria memindahkan nutrisi dari satu tanaman ke tanaman lain
13. Bahan makanan dari biji – bijian kadang – kadang dapat mengandung racun
berbahaya yang dihasilkan oleh Aspergius flavus, yaitu ...
a. Antibiotik
b. Aflatoksin
c. Antiseptik
d. Antigen
e. Antibodi
14. Seorang siswa mengamati jamur – jamur yang tumbuh pada baan makanan. Salah
satu jamur yang diamati memiliki ciri – ciri: mempunyai stolon, rizoid, dan
sporangium. Jamur tersebut banyak ditemukan pada ...
a. Tempe
b. Roti
c. Kacang tanah
d. Kelapa
e. Oncom
15. Kebanyakan jamur yag menyebabkanpenyakit kulit pada manusia merupakan
anggota dari ...
J a m u r ( F u n g i ) | 27
a. Myxomycota
b. Ascomycota
c. Deuteromycota
d. Basidiomycota
e. Zygomycota
16. Saccharomyces adalah jamur bersel satu dari golongan Ascomycota yang
berperan dalam pembuatan minuman beralkohol. Hal itu karena Sacchromyces
mampu mengubah ...
a. Glikogen menjadi alkohol
b. Ragi menjadi alkohol
c. Amilum menjadi alkohol
d. Tepung menjad alkohol
e. Glukosa menjadi alkohol
17. Perhatikan gambar daur hidup Rhizopus berikut.
Berdasarkan gambar tersebut, fase terjadinya konjugasi ditunjukkan oleh bagian
yang berlabel ...
a. A
b. B
c. C
d. D
e. E
18. Perhatikan tabel berikut.
A B
C
D E
J a m u r ( F u n g i ) | 28
No Ciri - Ciri
Jenis Jamur
A B C
1 Hifa tidak bersekat
+ - -
2 Hifa bersekat
- + +
3
Spora di bentuk di dalam
askus - + -
4
Spora dibentuk di dalam
basidium - - +
Berdasarkan tabel tersebut, jenis jamur A, B dan C berturut – turut temasuk ...
a. Ascomycota – Basidiomycota – Zygomycota
b. Zygomycota – Ascomycota – Basidiomycota
c. Ascomycota – Deuteromycota – Basidiomyota
d. Basidiomycota – Zygomycota – Deuteromycota
e. Zygomycota – Deuteromycota – Ascomycota
19. Ada beberapa jenis jamur, yaitu
1) Penicillium chrysogenum
2) Rhizopus stolonifer
3) Saccharomyces cerevisiae
4) Volvariella volvacea
5) Aspergillus flavus
6) Auricularia polytricha
Jamur yang bereproduksi denga basidiospora adalah ...
a. 1 dan 2
b. 2 dan 3
c. 4 dan 6
d. 1 dan 5
e. 5 dan 6
20. Pelapukan arca di Candi Borobudur salah satunya disebabkan oleh sejenis liken
karena liken ...
a. Memiliki akar yang kuat yang dapat menembus batu
J a m u r ( F u n g i ) | 29
b. Memang merusak batu arca yang sudah lama
c. Termasuk tumbuhan perintis yang menghasilkan zat tertentu yang dapat
melunakkan batu
d. Merupakan tumbuhn epifit
e. Merupakan simbiosis antara ganggang dan jamur
B. Isilah titik – titik di bawah ini agar menjadi kalimat yang lengkap.
1. Jamur merupakan organisme yang tidak memiliki ... sehingga tidak dapat
berfotosintesis, merupakan organisme eukariota, dan dinding selnya dari bahan ...
2. Jamur memperoleh nutrisi dengan cara ... senyawa sederhana dari lingkungannya.
3. Tubuh jamur multiseluler tersusun atas benang – benang yang dinamakan ...
4. Klasifikasi jamur didasarkan pada ciri – ciri spora ... dan sruktur tubuh buahnya.
5. Zygomycota memiliki spora seksual yang dinamakan ...
6. Neurospora crassa dahulu termasuk kelompok jamur tidak sempurna
(Deuteromycota), tetap sekarang termasuk kelompok ...
7. Deuteromycota erupakan kelompok jamur yang tidak memiliki cara reproduksi
secara ...
8. Jamur ... digunakan sebagai peghasil antibiotik penisilin.
9. Dalam bentuk simbiosis mikoriza, jamur mendapat keuntungan karena ... yang
dibuat tumbuhan selama proses fotosintesis.
10. Dalam simbiosis lumut kerak, ganggang memperoleh ... dan ... dari jamur.
C. Isilah Teka Teki Silang dengan Cermat!
J a m u r ( F u n g i ) | 30
Mendatar
4. Simbiosis antara jamur dengan gangggang.
6. Hifa yang tidak bersekat.
7. Benang – benang halus pada jamur.
Menurun
1. Sekumpulan hifa.
5. Bahan dinding sel jamur.
2. Tempat pembentukan askospora.
3. Simbiosis antara jamur dengan akar tumbuhan.
J a m u r ( F u n g i ) | 31
DAFTAR PUSTAKA
Campbell. Biologi Jilid II. Jakarta: Erlangga. 2008.
Kusumawati, Rohana. Detik – Detik Ujian Nasional Biologi. Jakarta: Intan Prawira. 2013
Pujiyanto, Sri. Menjelajah Dunia Biologi 1. Jakarta: Platinum. 2008.
J a m u r ( F u n g i ) | 32
GLOSARIUM
Askospora : spora generative Ascomycota yang terbentuk di dalam askus.
Askus : ujung hifa Ascomycota yang membentuk tabung atau kantong berisis
askospora.
Basidiospora : spora generative Basidiomycota yang terbentuk di dalam basidium.
Basidium : ujung hifa Basidiomycota yang membentuk basidiospora.
Heterotrof : menggunakan bahan organic yang ada sebagai sumber makanannya.
Hifa : benang – benang yang merupakan satuan dasar penyusun tubuh jamur.
Kariogami : perfusion atau penyatuan dua inti sel kelamin, terjadi setelah plasmogami.
Kitin : polisakarida yang mengandung unsure nitrogen, merupakan bahan penyusun
dinding sel jamur dan eksoskeleton serangga.
Konidia : spora aseksual yang terdapat pada ujung hifa.
Konidiofor : hifa yang menghasilkan konidia.
Miselium : kumpulan hifa.
Rizoid : akar semu; hifa yang mempunyai akar.
Senositik : hifa tak bersekat yang menyebabkan sel berinti banyak.
Septa : sekat; dinding melintang dalam hifa, yang membagi hifa menjadi beberapa
sel.
Sporangium : sel, struktur atau organ pembentuk spora; kotak spora.
J a m u r ( F u n g i ) | 33
KUNCI JAWABAN SOAL
A. 1. C
3. E
5. A
7. E
9. A
11. C
13. B
15. C
17. D
19. C
B. 1. Klorofil
3. Kitin
5. Zigospora
7. Seksual
9. Gula
C. Mendatar
1. Liken.
3. Senositik.
7. Hifa.
Menurun
2. Miselium
4. Kitin
5. Askus
6. Mikoriza
J a m u r ( F u n g i ) | 34
Top Related