8/16/2019 Bulek Rika
1/32
MAKALAH
PENDEKATAN KONSTEKTUAL DALAM
PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Di susun Oleh
Nama : Erika Ambarsari
NPM : !"#$!!$%%
SEKOLAH TIN&&I KE&URUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
KUSUMA NE&ARA
!"'
8/16/2019 Bulek Rika
2/32
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Pembelajaran matematika yang dilaksanakan di sekolah menengah
selama ini, masih dirasakan terlalu teoretis. Manfaat nyata yang bisa dirasakan oleh
peserta didik belum tampak, sehingga banyak nada miring yang terdengar di
masyarakat terkait dengan diberikannya materi matematika di sekolah. Salah satu isu
yang sering terdengar dilontarkan oleh siswa ataupun masyarakat umum adalah
“untuk apa belajar matematika, toh nanti ke pasar tidak akan berbelanja dengan xrupiah”. Faktorfaktor yang menjadi penyebab pertanyaan sema!am itu perlu
direnungkan.
"itinjau dari pembelajaran yang diterapkan oleh guruguru matematika
pada umumnya, tampaknya pembelajaran yang dilaksanakan masih didominasi oleh
guru. "alam mengajar, guru !enderung untuk menjelaskan materi terlebih dahulu,
diikuti dengan memberikan !ontoh!ontoh soal dan pembahasannya, kemudian
dilanjutkan dengan latihan soal yang tetap dibimbing oleh guru. "alam
menyampaikan materi pelajaran, guru !enderung mendominasi dengan metode
!eramah. Menurut pengamatan peneliti, model pembelajaran sema!am ini !enderung
membuat siswa pasif, enggan untuk mengemukakan ideidenya, kreati#itas
berpikirnya tidak berkembang, mereka !enderung menerima apa yang diberikan oleh
guru dan melaksanakan apa yang diminta oleh gurunya. "ampak pelaksanaan
pembelajaran sema!am ini adalah siswa merasa !epat bosan dalam belajar, siswa
sering merasa !emas setiap kali akan mendapat pelajaran matematika, karena sudah
tertanam dalam benaknya bahwa matematika itu sulit.
Proses belajarmengajar merupakan kegiatan utama sekolah. "alam
proses ini siswa membangun makna dan pemahaman dengan bimbingan guru.
$egiatan belajar mengajar. %endaknya memberikan kesempatan kepada siswa
untuk melakukan halhal se!ara lan!ar dan termoti#asi. Suasana belajar yang
di!iptakan guru harus melibatkan siswa se!ara aktif. "i sekolah, terutama guru
diberikan kebebasan untuk mengelola kelas yang meliputi strategi, pendekatan,
metode, dan teknik pembelajaran yang efektif, disesuaikan dengan karakteristik
8/16/2019 Bulek Rika
3/32
mata pelajaran, karakteristik siswa, guru, dan sumber daya yang tersedia di
sekolah.
&amun 'da ke!endrungan dewasa ini untuk kembali pada pemikiran
bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan di!iptakan alamiah. (elajar
akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya, bukan
memgetahuinya. Pembelajaran yang berorientasi pada penguasaan materi terbukti
berhasil dalam kompetisi menggingat jangka pendek tetapi gagal dalam
membekali anak meme!ahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang.
Pendekatan pembelajaran merupakan akti#itas guru dalam memilih
kegiatan pembelajaran. $egiatan tersebut berupa, apakah guru akan menjelaskan
pengajaran materi bidang studi yang sudah tersusun dalam urutan tertentu atau
menggunakan materi yang terkait satu dengan yang lainnya dalam tingkat
kedalaman yang berbeda, atau materi yang terintegrasi dalam suatu kesatuan multi
disiplin ilmu. Pendekatan pembelajaran ini sebagai penjelasan untuk
mempermudah para guru dalam memberikan pelayanan belajar, sedangkan bagi
siswa berguna untuk mempermudah memahami materi ajar yang disampaikan
guru, dengan memelihara suasana pembelajaran yang menyenangkan.
Pendekatan kontektual )Contextual Teaching and Learning /CTL*
merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang
diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. "engan konsep itu,
hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran
berlansung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan
mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi pembelajaran lebih
dipentingkan dari pada hasil.
Pada pendekatan kontektual, tugas guru adalah membantu siswa men!apai
tujuannya. Maksudnya, guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada
memberi informasi. +ugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja
bersama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas )siswa*. Sesuatu
https://draft.blogger.com/nullhttps://draft.blogger.com/null
8/16/2019 Bulek Rika
4/32
yang baru datang dari menemukan sendiri bukan dari apa kata guru.(egitulah
peran guru di kelas yang dikelola dengan pendekatan kontekstual.
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konsep berarti siswa
dibimbing memahami suatu bahasan melalui pemahaman konsep yang terkandung
di dalamnya. "alam proses pembelajaran tersebut penguasaan konsep dan
subkonsep yang menjadi fokus. "engan beberapa metode siswa dibimbing untuk
memahami konsep.
Pendekatan konsep adalah pendekatan yang mengarahkan peserta didik
menguasai konsep se!ara benar dengan tujuan agar tidak terjadi kesalahan konsep
)miskonsepsi*. $onsep adalah klasifikasi perangsang yang memiliki !iri!iri
tertentu yang sama. $onsep merupakan struktur mental yang diperoleh dari
pengamatan dan pengalaman. Pendekatan $onsep merupakan suatu pendekatan
pengajaran yang se!ara langsung menyajikan konsep tanpa memberi kesempatan
kepada siswa untuk menghayati bagaimana konsep itu diperoleh.
1.2 Rumusan Masalah
• 'pa Saja pendekatan dalam pembelajaran Matematika• 'pa pengertian dari Pendekatan $ontekstual )-+*
• (agaimana pemikiran tentang Pembelajaran $ontekstual
• (agaimana penerapan Pendekatan $ontekstual dalam pembelajaran
• 'pa saja komponen Pendekatan $ontekstual
/.0 Tujuan
• Menjelaskan Pengertian dari Pendekatan 1nduktif, "eduktif, Spiral, dan
$onstrukti#isme
• Menjelaskan Pengertian dari pendekatan $ontekstual, Peme!ahan Masalah,
dan 2ealistik • Menjelaskan pengertian dari Pendekatan $ontekstual )-+*.
• Menjelaskan pemikiran tentang Pembelajaran $ontekstual.
• Menjelaskan penerapan Pendekatan $ontekstual dalam pembelajaran.
• Menjelaskan komponenkomponen Pendekatan $ontekstual.
http://penkont.blogspot.com/2013/11/daftar-isi-toc-o-h-z-u-kata-pengantar.htmlhttp://penkont.blogspot.com/2013/11/daftar-isi-toc-o-h-z-u-kata-pengantar.htmlhttp://penkont.blogspot.com/2013/11/daftar-isi-toc-o-h-z-u-kata-pengantar.htmlhttp://penkont.blogspot.com/2013/11/daftar-isi-toc-o-h-z-u-kata-pengantar.html
8/16/2019 Bulek Rika
5/32
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pendekatan Pembelajaan !Indukt"#$ Dedukt"#$ S%"al$ dan
&'nstukt"("sme)
Pendekatan pembelajara atau kiat melaksanakan pembelajaran, serta
metode belajar dalam proses pembelajaran termasuk faktorfaktor yang
menentukan keberhasilan belajar siswa. Pendekatan tersebut bertitik tolak pada
aspek psikologi anak, yaitu dilihat dari pertumbuhan dan perkembangan anak,
kemampuan intelektual dan kemampuan lainnya, yang mendukung kemampuan
belajar. Pendekatan pembelajaran merupakan suatau konsep atau prosedur yang
digunakan dalam membahas suatu bahan pembelajaran untuk men!apai tujuan
pembelajaran. "alam pelaksanaan pembelajaran memerlukan satu atau lebih
metode pembelajaran.
2.1.a Pendekatan Indukt"#
Pendekatan induktif pada awalnya dikemukakan oleh filosof 1ngris
Pran!is (a!on )/34/* yang menghendaki agar penarikan kesimpulan didasarkan
atas fakta 5 fakta yang kongkrit sebanyak mungkin. (erpikir induktif ialah suatu
proses berpikir yang berlangsung dari khusus menuju ke umum. 6rang men!ari
!iri 5 !iri atau sifat 5 sifat tertentu dari berbagai fenomena, kemudian menarik
kesimpulan bahwa !iri 5 !iri itu terdapat pada semua jenis fenomena.
Menurut Purwanto )dalam Sagala, 7880 9 ::* tepat atau tidaknya
kesimpulan atau !ara berpikir yang diambil se!ara induktif bergantung pada
representatif atau tidaknya sampel yang diambil mewakili fenomena keseluruhan.
Makin besar jumlah sampel yang diambil berarti refresentatif dan tingkat
keper!ayaan dari kesimpulan itu makin besar, dan sebaliknya semakin ke!il
jumlah sampel yang diambil berarti refresentatif dan tingkat keper!ayaan dari
kesimpulan itu semakin ke!il pula. "alam konteks pembelajaran, pendekatan
8/16/2019 Bulek Rika
6/32
induktif berarti pengajaran yang bermula dengan menyajikan sejumlah keadan
khusus kemudian dapat disimpulkan menjadi suatu konsep, prinsip atau aturan.
Pada hakikatnya matematika merupakan suatu ilmu yang diadakan atas
akal yang berhubungan dengan bendabenda dan pikiran yang abstrak. 1ni
bertentangan dengan sejarah diperolehnya matematika. Menurut sejarah,
matematika ditemukan sebagai hasil pengamatan dan pengalaman yang pernah
dikembangkan dengan analogi dan !oba!oba )trial dan error *.
Para ahli pendidikan matematika menyadari bahwa siswa masih suka
menggunakan akalnya dalam belajar, itu berarti menggunakan pendekatan
deduktif. (erdasarkan atas pertimbangan ini, dan alasan lain, maka pada program
pengajaran sekarang banyak menggunakan jenis pendekatan. +etapi pada
umumnya pendekatan dalam belajar lebih banyak menggunakan pendekatan
deduktif dan induktif. Pendekatan induktif menggunakan penalaran induktif yang
bersifat empiris.
"engan !ara ini konsepkonsep matematika yang abstrak dapat
dimengerti murid melalui bendabenda konkret. Penalaran induktif yang
dilakukan melalui pengalaman dan pengamatan ada kelemahannya, yakni
kesimpulannya tidak menjamin berlaku se!ara umum.
(erikut ini disajikan !ontoh penggunaan pendekatan induktif untuk
membahas topik matematika tertentu.
*'nt'h 1 + Ban,ak H"m%unan Ba-"an Suatu H"m%unan
/* +entukan semua himpunan bagian dari tiap himpunan9
)/* ;a< )7* ;a, b<
)0* ;a, b, !< )=* ;a, b, !, d<
( Len)ka*ilah +a,-ar beriku- +en)an hasil.hasil /an) +i+a*a- *a+a s0al
"(
Pendekatan
pendekatan
(anyaknya anggota
bagian
(anyaknya %impunan
bagian
;a< ;
8/16/2019 Bulek Rika
7/32
0* (erapa banyak himpunan bagian dari ;a, b, !, d, e, f /4
Dari *asan)an.*asan)an bilan)an +alam k0l0m ke+ua i-u +i1arihubun)an /an) berlaku umum2 seba)ai kesim*ulan /an) +i-arik
+en)an *enalaran in+uk-i,3 Hasiln/a a+alah 4ban/akn/a him*unan
ba)ian meru*akan hasil *eman)ka-an +ari +en)an bilan)an ban/ak
an))0-a a-au 45ika ban/ak an))0-a him*unan ialah n2 maka ban/ak
him*unan ba)iann/a a+alah 2n
6
Den)an +emikian2 maka s0al ba)ian $( i-u 5a7abn/a a+alah :
26 a-au '89
*'nt'h 2+ Bekeja den-an P'la Pehat"kan -amba d" baah "n"/.
(uatlah satu gambar berikutnya
?awab 9
@ambar berikutnya seperti gambar di bawah ini
8/16/2019 Bulek Rika
8/32
*'nt'h 0 +
Pola (ilangan Selidiki jumlah
/ A 0 A 3 A : A B A // A ...
?awab 9
/ C / C /./
/A0 C = C 7.7
/A0A3 C B C 0.0
/A0A3A: C /4 C =.=
/A0A3A:AB C73 C3.3
/A0A3A:ABA//C04 C4.4
"engan tanpa menjumlahkan /A0A3A:ABA// terlebih dahulu kita sudah
dapat menduga bahwa jumlahnya adalah 4.4 C 04 Sekarang !oba gunakan pola
yang kita peroleh itu untuk mendapatkan /A0A3A:ABA//A ...ABB. +entukan pula
bentuk umumnya
?awabannya adalah 38.38 C 7388. "engan demikian bentuk umum yang dapat
dibuat adalah n2
*'nt'h + P'la e'met"
Perhatikan gambar berikut iniD.
"apatkah kita menduga dua bilangan sesudah /8
?awab 9
"ua bilangan sesudah /8 adalah /3 dan 7/.
2.1.b Pendekatan Dedukt"#
8/16/2019 Bulek Rika
9/32
+elah dikemukakan bahwa pendekatan deduktif berdasarkan pada
penalaran deduktif. Penalaran deduktif merupakan !ara menarik kesimpulan dari
hal yang umum menjadi ke hal yang khusus. "alam penalaran deduktf, tdak
menerima generalisasi dari hasil obser#asi seperti yang diperoleh dari penalaran
induktif. "asar penalaran deduktif adalah kebenaran suatu pernyataan haruslah
didasarkan pada pernyataan sebelumnya yang benar. $alau begitu bagaimana
untuk menyatakan kebenaran yang paling awal. Entuk mengatasi hal ini dalam
penalaran deduktif memasukkan beberapa pernyataan awalpangkal sebagai suatu
“kesepakatanG, yang diterima kebenarannya tanpa pembuktian, dan
istilahpengertian pangkal yang kita sepakati maknanya.
Pengertian pangkal merupakan pengertan yang tidak dapat
didefinisikan.+itik, garis, dan bidang merupakan !ontoh!ontoh pengertian
pangkal, sebab titik, garis, dan bidang dianggap ada tapi tidak dapat dinyatakan
dalam kalimat yang tepat. Pernyataanpernyataan pangkal yang memuat istilah
atau pengertian tersebut dinamakan aksioma atau postulat "engan penalaran
deduktif dari kumpulan aksioama yang menggunakan pengertian pangkal tersebut,
kita dapat sampai kepada teoremateorema yaitu pernyataanpernyataan yang
benar.
*'nt'h +
)/* Sesuatu yang sama dengan sesuatu yang lain, satu sama lain sama
( Jika +i-ambahkan ke*a+a /an) sama maka hasiln/a sama3
$( Keseluruhan lebih besar ba)iann/a3
Dari ke -i)a 10n-0h aksi0ma -ersebu- +a*a- +i*er0leh beriku- ini
'. Dari aksi0ma "( +an aksi0ma ( +a*a- +isusun *ern/a-aanbenar seba)ai beriku-3 Jika ; < / maka ; = a < / = a 3
(. Dari aksi0ma $( +a*a- +in/a-akan seba)ai beriku- Jika / ba)ian
+ari ; maka ; > / Den)an aksi0ma $( +i*er0leh2 5ika ; > /2
maka ; = a > / = a
%ubungan antara unsurunsur yang tidak didefinisikan, unsurunsur yang
didefinisikan, aksioma dan dalil dapat digambarkan sebagai berikut 9
8/16/2019 Bulek Rika
10/32
"alildalil yang dirumuskan itu banyak sekali. ?adi matematika itu
terorganisasikan dari unsurunsur yang tak didefinisikan, unsurunsur yang
didefinisikan, aksiomaaksioma dan dalildalil dimana dalildalil itu setelah
dibuktikan kebenarannya, berlaku se!ara umum. $arena itu matematika sering
disebut ilmu deduktif.
Mungkin 'nda bertanya, bukankah dalildalil, dan lainlain dalam
matematika itu ditemukan se!ara induktif )!oba!oba, eksperimen, penelitian, dan
lainlain* Memang 'nda betul, bahwa para matematis itu menyusun
)menemukan* matematika atau bagiannya itu se!ara induktif, tetapi begitu suatu
pola, aturan, dalildalil itu ditemukan maka dalil itu harus dapat dibuktikan
kebenarannya se!ara umum )deduktif*.
*'nt'h +?umlah n buah bilangan asli ganjil pertama adalah 9 n H n. Perhatikan pola
berikut9
/ C / H /
/ A 0 C = C 7 H 7
/ A 0 A 3 C B C 0 H 0
/ A 0 A 3 A : C /4 C = H =
3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3
Se!ara deduktif pembuktian kebenaran pola itu adalah sebagai berikut )induksi
matematika*.
?umlah n suku pertama adalah 9 / A 0 A 3 A ... A )7n/* C n H n
Entuk n C /, persamaan diatas menjadi / C / H /. 1ni benar. $emudian, andaikan
persamaan itu benar untuk n C k, maka 9
/ A 0 A 3 A ... A )7k/* C k H k
8/16/2019 Bulek Rika
11/32
$ita tambahkan 7)kA/* 5 / kepada ruas persamaan terakhir. Maka diperoleh 9
/ A 0 A 3 A ... A )7k/* A )7kA/* / C
k H k A 7)kA/* 5 / C k7 A 7kA/ C )k A /* H )k A /*
bentuk / A 0 A 3 A ... A )7k 5 /* A 7)k A /* / C )k A /* H )k A /*
tidak lain dari bentuk persamaan pertama untuk n C /, n C k, dan n C k A /, maka
persamaan itu benar untuk semua n bilangan asli.
Entuk membuktikan teorema dan menentukan jawab soal yang
menggunakan pendekatan deduktif pola berpikirnya sama, yaitu menentukan dulu
aturan untuk memberlakukan keadaan khusus hingga didapat kesimpulan.
Selanjutnya erat pula kaitannya dengan generalisasi deduktif dalam matematka
adalah !ara!ara pembuktian dalil aturan sifat. "alil aturan sifat dalam
matematika merupakan generalisasi yang dapat dibuktikan kebenarannya se!ara
deduktif. Entuk keperluan itu, ada beberapa ma!am !ara pembuktian yang
umumnya sudah jelas terlihat proses deduktifnya, seperti !ara modus
ponen,modus tolens, implikasi positif, kontra posititif, kontra !ontoh, bukti tidak
langsung, dan induksi matematika ) 2useffendi /BB79 07 *.
"alam pelaksanaannya, mengajar dengan pendekatan deduktif akan lebih
banyak memerlukan waktu daripada mengajar dengan pendekatan induktif. +etapi
bagi kelas rendah atau kelas yang lemah, pendekatan induktif akan lebih baik,
pendekatan induktif akan lebih memudahkan murid menangkap konsep yang
diajarkan. Sebaliknya kelas yang kuat akan merasakan pengajaran dengan
pendekatan induktif berteletele. $elas ini lebih !o!ok diberi pelajaran dengan
pendekatan deduktif.
$arena itu, guru harus dapat memperkirakan pendekatan mana sebaiknya
yang dipakai untuk mengajarkan bahan tertentu di suatu kelas. 'da baiknya para
guru matematika sewaktuwaktu bertukar pendapat mengenai pendekatan yang
lebih !o!ok dipakai untuk mengajarkan bahan tertentu di suatu kelas berdasarkan
pengalaman. Fakta yang diperoleh dari pengalaman merupakan salah satu sumber
pengetahuan.
2.1.3 Pendekatan S%"al
8/16/2019 Bulek Rika
12/32
Pada pembelajaran matematika yang menggunakan pendekatan spiral,
suatu konsep tidak diajarkan dari awal sampai akhir se!ara sebagiansebagian,
berulangulang, atau dalam selang waktu yang terpisahpisah.+etapi dalam
pembelajaran, mulamula konsep tersebut dikenalkan dengan !ara dan dalam
bentuk sederhana yang makin lama makin kompleks dan dalam bentuk abstrak.
Pada akhirnya digunakan bentuk umum dalam matematika, di antara selang waktu
yang terpisah itu diberikan konsepkonsep lain.
Misalnya dalam pembelajaran konsep ', di selang waktu pertama konsep '
dikenalkan dalam sebuah topik dengan !ara intuitif melalui bendabenda konkret,
atau gambargambar sesuai kemampuan siswa dan konsep ' dinyatakan dengan
notasi symbol yang sederhana. Setelah selang waktu itu selesai, pembelajaran
dilanjutkan dengan konsepkonsep lain )misalnya, konsep ( dan -*, mungkin
konsep ' dengan notasi yang sederhana itu digunakan dalam konsep ( dan
konsep -. "i selangselang waktu yang terpisah selanjutnya, konsep ' diajarkan
lagi yang makin lama semakin kompleks dan lebih abstrak yang akhirnya
menggunakan notasi yang umum digunakan dalam matematika.
Pembelajaran dengan pendekatan spiral dapat dilukiskan seperti gambar
spiral di bawah ini. &ak semakin keatas spiral tersebut melingkar semakin
besar, yang menggambarkan makin lama materi yang dibahas semakin tinggi
tingkatannya dan semakin luas.
@ambar./
engkungan spiral itu terbentuk dari topiktopik yang diajarkan sejak
pembelajaran untuk konsep itu dimulai sejak pembelajaran untuk konsep itu
dimulai. Misalnya dalam kurikulum /BB=. $onsep luas mulai diajarkan di kelas
111 S" sampai di kelas 11 SMP.
a. "i kelas 111 S", mulamula dikenalkan dengan perbandingan luas
permukaan benda dengan bangun persegi atau persegipanjang, menghitung
8/16/2019 Bulek Rika
13/32
luas daerah persegi dan persegipanjang dengan membilang petak persegi,
kemudian meluas untuk permukaan tidak teratur namun masih
menggunakan !ara yang sama.
b. "i $elas 1I S", menghitung luas persegi dan persegipanjang dengan
membilang petak persegi satuan )ulangan*, dilanjutkan dengan !ara
mengalikan banyak petak persegi pada kolom dan baris, dan dikenal
rumus luas persegi dan persegipanjang dan satuan bakunya.
!. "i kelas I S", dikenalkan rumus luas segitiga.
d. "i kelas I1 S", mulai dikenalkan luas jajargenjang dengan
membandingkan luas persegi panjang yang tinggi dan alasnya sama,
dikenalkan rumus lingkaran dan penggunaannya.
e. "i SMP kelas 1 -atur wulan 7, mengingat kembali mengenai luas persegi
dan persegipanjang )ulangan*, dilanjutkan menentukan luas bidang kubus
dan balok.
f. "i SMP kelas 1 -atur wulan 0, mengingat kembali mengenai luas persegi
dan persegipanjang )ulangan*, dilanjutkan menemukan rumusnya,
kemudian menghitung luas bangun datar lain )jajargenjang, segitiga*
menggunakan luas persegipanjang, dan dalam selang lain baru dikenalkan
menemukan rumus segitiga.
g. "i SMP kelas 11 -atur wulan 1, dikenalkan menemukan rumus luas belah
ketupat, layang layang, dan trapeJium.
h. "i SMP kelas 11 -atur wulan 0, mengingat pengertian luas lingkaran,
menggunakan pendekatan luas lingkaran dengan menghitung persegi
satuan, menemukan rumus luas lingkaran dan menggunakannya.
"ari analisis kurikulum /BB= tersebut, nampak jelas bahwa konsep luas
dikenalkan dengan menggunakan pendekatan spiral.
"ari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan spiral
merupakan suatu prosedur pembahasan konsep yang dimulai dengan !ara
sederhana dari konkret ke abstrak, dari !ara intuitif ke analisis, dari penyelidikan
)eksplorasi* ke penguasaan, dari tahap paling rendah hingga tahap yang paling
tinggi, dalam waktu yang !ukup lama, dan dalam selangselang waktu terpisah
pisah. Pendekatan spiral sangat sesuai dengan perkembangan psikologi anak,
dengan demikian prinsip psikologis terpenuhi.
8/16/2019 Bulek Rika
14/32
$elemahan dari pendekatan ini adalah memerlukan waktu yang sangat
panjang untuk mengenalkan suatu konsep, ini memungkinkan bagi siswasiswa
pandai mengalami kejenuhan belajar. 'gar 'nda mengetahui apakah suatu konsep
diajarkan menggunakan pendekatan spiral atau tidak, lakukan langkah sebagai
berikut. +entukan suatu konsep misalnya, konsep bilangan, konsep fungsi.
akukan analisis kurikulum matematika untuk konsep itu dari S" sampai SME
atau dari S+P sampai SME atau pada jenjang tertentu.
2.1.d Pendekatan &'nstukt"("sme
$onstrukti#isme merupakan landasan kontekstual, yaitu pengetahuan
dibangun sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang
terbatas dan tidak dengan tiba tiba.Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta 5
fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. +etapi manusia
harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman
nyata. Siswa perlu dibiasakan untuk meme!ahkan masalah, menemukan sesuatu
yang berguna bagi dirinya, bergelut dengan ide 5 ide, yaitu siswa harus
mengkonstruksi pengetahuan dibenak mereka sendiri.
Pembelajaran berdasarkan konstrukti#isme berusaha untuk melihat dan
memperhatikan konsepsi dan persepsi siswa dari ka!amata siswa sendiri. @uru
memberi tekanan pada penjelasan tentang pengetahuan tersebut dari
ka!amatasiswa sendiri. @uru dalam pembelajaran ini berperan sebagai moderator
dan fasilitaitor, Suparno ) /BB: 9 44* menjabarkan beberapa tugas guru tersebut
sebagai berikut 9
/. Menyediakan pengalaman belajar yang memungkinkan siswa bertanggung jawab dalam membuat ran!angan, proses penelitian.
7. Menyediakan atau memberikan kegiatan 5 kegiatan yang merangsangkeingin tahuan siswa membantu mereka untuk mengeskpresikan gagasan 5
gagasannya dan mengkomunikasikan ide ilmiah mereka. Menyediakan
sarana yang merangsang siswa berpikir produktif. @uru harus
menyemangati siswa3
8/16/2019 Bulek Rika
15/32
0. Memonitor, menge#alauasi, dan menunjukkan apakah pemikiran siswa
jalan atau tidak. @uru menunjukkan dan mempertanyakan apakah
pengetahuan siswa itu berlaku untuk menghadapi persoalan baru yang
berkaitan.
@uru konstrukti#is perlu mengerti sifat kesalahan siswa, sebab
perkembangan intelektual dan matematis penuh dengan kesalahan dan kekeliruan.
1ni adalah bagian dari konstruksi semua bidang pengetahuan yang tidak bisa
dihindarkan. @uru perlu melihat kesalahan sebagai suatu sumber informasi
tentang penalaran dan sifat skema siswa.
Prinsip konstruksti#isme Piaget menurut "e Iries dan $ohlberg
) Suparno,/BB:9:8 *.yang perlu diperhatikan dalam pembelajarn matematika
antara lain adalah 9
/. Struktur psikilogi harus dikembangkan dulu sebelum persoalan bilangan
dikembangkan.(ila siswa men!oba menalarkan bilangan sebelum mereka
menerima stuktur logika matematis yang !o!ok dengan persoalannya,
tidak akan ada jalan.7. Stuktur psikologi ) skemata * harus dikembangkan lebih dulu sebelum
simbol formal diajarkan. Simbol adalah bahasa matematis suatu konsep,
tetapi bukan konsepnya sendiri.
0. Siswa harus mendapatkan kesempatan untuk menemukan )membentuk*
relasi matematis sendiri, jangan hanya selalu dihadapkan kepada
pemikiran orang dewasa yang sudah jadi.
=. Suasana berpikir harus di!iptakan. Sering pengajaran matematika hanya
menstransfer apa yang dipunyai guru kepada siswa dalam wujud
perlimpahan fakta matematis dan prosedur perhitungan serta bukan
penalaran sehingga banyak siswa menghafal belaka.
&amun menurut Iigotsky, dalam mengkonstruksi suatu konsep perlu
memperhatikan lingkungan sosial. $onstrukti#isme ini oleh Iigotsky disebut
kotnstrukti#isme sosisal. 'da dua konsep penting dalam teori Iigotsky yaitu
Kaone of Proximal "e#elopment ) KP" * dan s!affolding. Kone of Proximal
"e#elopment ) KP" * merupakan jarak antara tingkat perkembangan
8/16/2019 Bulek Rika
16/32
sesungguhnya yang didefinisikan sebagai kemampuan peme!ahan masalah se!ara
mandiri dan tingkat perkembangan potensial yang didefinisikan sebagai
kemampuan peme!ahan masalah di bawah bimbingan orang dewasa atau melalui
kerja sama dengan teman sejawat yang lebih mampu. Sedangkan s!affolding
merupakan sejumlah bantuan kepada siswa selama tahap awal pembelajaran,
kemudian mengurangi bantuan dan memberikan kesempatan untuk mengambil
alih tanggung jawab yang semakin besar setelah ia dapat melakukannya.
S!affolding merupakan bantuan bantuan yang diberikan kepada siswa untuk
belajar dan meme!ahkan masalah. (antuan tersebut dapat berupa peme!ahan,
memberikan !ontoh, dan tindakan 5 tindakan lain yang memungkinkan siswa itu
belajar mandiri.
A.Belaja Matemat"ka menuut Paham &'nstukt"("sme
$onsep pembelajaran konstrukti#is didasarkan kepada kerja akademik
para ahli psikologi dan peneliti yang peduli dengan konstrukti#isme. Para ahli
konstrukti#isme mengatakan bahwa ketika siswa men!oba menyelesaikan tugas
tugas di kelas, maka pengetahuan matematika dikonstruksi se!ara aktif
) Suherman, 788/*
Para ahli konstrukti#isme yang lain mengatakan bahwa dari perspektifnya
konstrukti#is, belajar matematika bukanlah suatu proses LpengepakanG
pengetahuan se!ara hatihati, melainkan hal mengorganisir akti#itas, di mana
kegiatan ini diinterpretasikan se!ara luas. Selanjut -obb ) Suherman 788/*
mengatakan bahwa belajar matematika merupakan proses di mana siswa se!ara
aktif menkonstruksi pengetahuan matematika.
Para ahli konstrukti#is setuju bahwa belajar matematika melibatkan
manipulasi aktif dari pemaknaan bukan hanya bilangan dan rumusrumus saja.
Mereka menolak paham matematika dipelajari dalam satu koleksi yang berpola
linear. Setiap tahap dari pembelajaran melibatkan suatu proses penelitian terhadap
makna dan penyampaian keterampilan hafalan dengan !ara yang tidak ada
jaminan bahwa siswa akan menggunakan keterampilan intelegensinya dalam
setting matematika. ebih jauh lagi para ahli konstruti#is merekomendasi untuk
menyediakan lingkungan belajar di mana siswa dapat men!apai konsep dasar,
8/16/2019 Bulek Rika
17/32
keterampilan algoritma, proses heuristik dan kebiasaan bekerja sama dan
berefleksi . "alam kaitannya dengan belajar, -obb dkk )/BB7* menguraikan
bahwa “belajar dipandang sebagai proses aktif dan konstruktif di mana siswa
men!oba untuk menyelesaikan masalah yang mun!ul sebagaimana mereka
berpartisipasi aktif dalam latihan matematika di kelas. -onfrey )/BB8*,yang juga
banyak bi!ara dalam konstrukti#isme menawarkan suatu powerfull !ontru!tion
dalam matematika. "alam mengkonstruksi pengertian matematika melalui
pengalaman, ia mengidentifikasi /8 karakteristik dari powerfull !ontru!tions
berfikir siswa. ebih jauh ia mengatakan bahwa powerfull !onstru!tion ditandai
oleh9
/. Sebuah s-ruk-ur +en)an ukuran kek0nsis-enan in-ernal9
7. Sua-u ke-er*a+uan an-ar berma1am.ma1am k0nse*9
0. Sua-u kek0n?er)enan +i an-ara aneka ben-uk +an k0n-eks9
=. Kemam*uan un-uk mere@eksi +an men5elaskan9
3. Sebuah kesinambun)an se5arah9
4. Terika- ke*a+a berma1am.ma1am s/s-em s/mb0l9
:. Sua-u /an) 1010k +en)an *en+a*a- e;*er- ahli(9
>. Sua-u /an) *0-ensial un-uk ber-in+ak seba)ai ala- un-ukk0ns-ruksi lebih lan5u-9
B. Seba)ai *e-un5uk un-uk -in+akan beriku-n/a9/8.Sua-u kemam*uan un-uk men5us-ikasi +an mem*er-ahankan
0n,re/2 "CC!: ""!(3
Semua !iri!iri powerfull di atas dapat digunakan se!ara efektif dalam
proses belajar mengajar di kelas. Menurut -onfrey )/BB8*, siswasiswa
matematika seringkali hanya menerapkan satu kriteria e#aluasi mereka dari yang
mereka konstruksi misalkan dengan bertanya “'pakah ini disetujui para ahli
'tau dalam istilah konstrukti#is “'pakah itu benar” 'kibatnya pengetahuan
matematika menjadi terisolasi dari sisa pengalaman mereka yang dikonstuksi dari
aksi mereka di dunia dalam pola yang spontan dan interaktif. 6leh karena itu
pandangan siswa tentang LkebenaranG ketika siswa belajar matematika perlu
mendapat pengawasan ahli dan masyarakat menjadi tidak lengkap. "alam kasus
ini peranan guru dan peranan siswa lain adalah menjustifikasi berfikirnya siswa
dalam matematika. Salah satu yang mendasar dalam pembelajaran matematika
8/16/2019 Bulek Rika
18/32
menurut konstrukti#is adalah suatu pendekatan dengan sebab tak terduga
sebelumnya dengan suatu keterikatan yang !erdik dalam mempelajari karakter,
kejadian, !erita, dan implikasinya
B.Pendekatan &'nstukt"("sme dalam Pembelajaan Matemat"ka
1mplementasi pendekatan konstrukti#isme dalam pembelajaran meliputi =
tahap yaitu 9 /* apersepsi 7* eksplorasi 0* diskusi dan penjelasan konsep serta =*
pengembangan dan aplikasi.
Tahap pertama, siswa didorong agar mengemukakan pengetahuan
awalnya tentang konsep yang akan dibahas. (ila perlu guru meman!ing dengan
memberikan pertanyaan 5 pertanyaan problematik tentang fenomena yang sering
ditemui seharihari dengan mengaitkan konsep yang akan dibahas. Siswa diberi
kesempatan untuk mengkomunikasikan, mengilustrasikan pemahaman tentang
konsep itu.
Tahap kedua, siswa diberi kesempatan untuk menyelidiki dan menemukan
konsep pengumpulan, pengorganisasian, dan penginterpretasian data dalam suatu
kegiatan yang telah diran!ang guru. $emudian se!ara berkelompok didiskusikan
dengan kelompok lain. Se!ara keseluruhan, tahap ini akan memenuhi rasa
keingintahuan siswa tentang fenomena alam di sekelilingnya.
Tahap ketiga, saat siswa memberikan penjelasan dan solusi yang
didasarkan pada hasil obser#asinya ditambah dengan penguatan dari guru, maka
siswa membangun pemahaman baru tentang konsep yang dipelajari. %al ini
menjadikan siswa tidak ragu5ragu lagi tentang konsepsinya.
Tahap keempat , guru berusaha men!iptakan iklim pembelajaran yang
memungkinkan siswa dapat mengaplikasikan pemahaman konseptualnya, baik
melalui kegiatan atau pemun!ulan dan peme!ahan masalah 5 masalah yang
berkaitan dengan isu 5 isu dilingkungannya.
"alam pembelajaran matematika beberapa ahli konstrukti#isme telah
menguraikan indikator belajar mengajar berdasarkan konstrukti#isme. -onfrey
) Suherman,788/ * menyatakan9
“ sebagai seorang konstruktivis ketika saya mengajarkan matematika, saya tidak
mengajarkan tentang struktur matematika yang objeknya ada di dunia ini. Saya
8/16/2019 Bulek Rika
19/32
mengajar mereka, bagaimana mengembangkan kognisi mereka, bagaimana
melihat dunia melalui sekumpulan lensa kuantitatif yang saya percaya akan
menyediakan suatu cara yang poerful untuk memahami dunia, bagaimana
merefleksikan lensa ! lensa itu untuk menciptakan lensa ! lensa yang lebih kuat,
dan bagaimana mengapresiasi peranan dari lensa dalam memainkan
pengembangan kultur mereka. Saya mencoba untuk mengajarkan untuk
mengembangkan satu alat intelektual yaitu matematika."
%al ini ter!ermin bahwa matematika hanyalah sebagai alat untuk berfikir,
fokus utama mengajar matematika adalah meberdayakan siswa untuk berfikir
mengkonstruksi pengetahuan matematika yang pernah ditemukan oleh ahliahli
sebelumnya3
*.E(aluas" Pembelajaan Matemat"ka menuut &'nstukt"("sme
Entuk mendeskripsikan e#aluasi pembelajaran, perlu diklarifikasi
seberapa bedakah antara asesmen dan e#aluasi. Menurut ebb )/BB7* e#aluasi
dalam pendidikan adalah suatu in#estigasi matematis tentang nilai atau merit
tentang suatu tujuan. +ermasuk di dalam e#aluasi adalah sekumpulan buktibukti
se!ara sistematis untuk membantu membuat keputusan tentang )/* siswa belajarN
)7* pengembangan materiN )0* program. ood )/B>:, dikutip dalam ebb, /BB7*
memberikan definisi umum tentang assesmen sebagai berikut 9
• 'ssesmen dianggap sebagai penyediaan suatu pertimbangan menyeluruh
dari suatu fungsi indi#idu di dalam melukiskan rasa paling luas dalam
berbagai bukti baik kualitatif maupun kuantitatif dan karenanya sampai
kepada pengujian keterampilan kognitif dengan teknik paperpen!il untuk
sejumlah orang.
• ebb and (riars )/BB8* menambahkan bahwa 9 'ssesmen dalam
matematika adalah proses penentuan apakah siswa tahu. Merupakan suatu
bagian dari akti#itas pengajaran matematika, yaitu penge!ekan apakah
siswa memahami, mendapatkan umpan balik dari siswa, kemudian
menggunakan informasi ini untuk membimbing pengembangan
pengalaman belajarnya.
8/16/2019 Bulek Rika
20/32
Meskipun ada perbedaan pengertian antara e#aluasi dan assesmen yang
dimaksudkan di sini adalah !ara guru mengases )menilai* prestasi siswa belajar
matematika. ?a!obsen dkk. )/B>3* mengidentifikasi tahap ketiga dari
pembelajaran adalah e#aluasi. "i sini guru men!oba mengumpulkan informasi
yang dapat digunakan untuk menentukan apakah pembelajarannya telah sukses
'pa yang semestinya guru lakukan untuk mengukur pemahaman konsep
matematika "alam memberikan assesmen pengetahuan matematika siswa,
mestinya diperoleh data kemampuan siswa dalam matematika, harus memasukkan
tentang pengetahuan siswa pada konsep matematika, prosedur matematika, dan
kemampuan problem sol#ing, reasoning, dan komunikasi, )&-+M, /BB8*.
O#aluasi dalam pembelajaran matematika menggunakan pendekatan
konstrukti#is terjadi sepanjang proses pembelajaran berlangsung )on going
assessment*. "ari awal sampai akhir guru memantau perkembangan siswa,
pemahaman siswa terhadap suatu konsep matematika, ikut membentuk dan
mengawasi proses konstruksi pengetahuan )matematika* yang dibuat siswa.
2.2 Pendekatan Pembelajaan !&'ntekstual$ Peme3ahan Masalah$ dan
Real"st"k)
2.2.a Pen-et"an Pendekatan &'ntekstual
Pembelajaran kontekstual )Contextual Teaching and learning * adalah
konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya
dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan merekaseharihari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif,
yakni9 konstrukti#isme )Constructivism*, bertanya )#uestioning *, menemukan
) $n%uiri*, masyarakat belajar ) Learning Community*, pemodelan ) &odeling *, dan
penilaian sebenarnya ) 'uthentic 'ssessment *
/. Merupakan suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan
memoti#asi siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang
dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks
8/16/2019 Bulek Rika
21/32
kehidupan mereka seharihari )konteks pribadi, sosial, dan kultural*
sehingga siswa memiliki pengetahuan keterampilan yang se!ara fleksibel
dapat diterapkan )ditransfer* dari satu permasalahan konteks ke
permasalahan konteks lainnya.
7. Merupakan konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata dan mendorong
pebelajar membuat hubungan antara materi yang diajarkannya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan
masyarakat
2.2.b Pem"k"an tentan- belaja
Pendekatan kontekstual mendasarkan diri pada ke!enderungan pemikiran
tentang belajar sebagai berikut.
1. P'ses belaja
a* (elajar tidak hanya sekedar menghafal. Siswa harus mengkontruksi
pengetahuan di benak mereka.
b* 'nak belajar dari mengalami. 'nak men!atat sendiri polapola
bermakna dari pengetahuan baru, dan bukan diberi begitu saja oleh
guru.
!* Para ahli sepakat bahwa pengetahuan yang dimiliki sesorang itu
terorganisasi dan men!erminkan pemahaman yang mendalam tentang
sesuatu persoalan.
d* Pengetahuan tidak dapat dipisahpisahkan menjadi faktafakta atau
proposisi yang terpisah, tetapi men!erminkan keterampilan yang dapat
diterapkan.
e* Manusia mempunyai tingkatan yang berbeda dalam menyikapi situasi
baru.f* Siswa perlu dibiasakan meme!ahkan masalah, menemukan sesuatu
yang berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan ideide.
2. Tans#e Belaja
a* Siswa belajar dari mengalami sendiri, bukan dari pemberian orang
lain.
b* $eterampilan dan pengetahuan itu diperluas dari konteks yang terbatas
)sedikit demi sedikit*
!* Penting bagi siswa tahu untuk apa dia belajar dan bagaimana ia
menggunakan pengetahuan dan keterampilan itu
8/16/2019 Bulek Rika
22/32
0. S"sa seba-a" Pembelaja
a* Manusia mempunyai ke!enderungan untuk belajar dalam bidang
tertentu, dan seorang anak mempunyai ke!enderungan untuk belajar
dengan !epat halhal baru.
b* Strategi belajar itu penting. 'nak dengan mudah mempelajari sesuatu
yang baru. 'kan tetapi, untuk halhal yang sulit, strategi belajar amat
penting.
!* Peran orang dewasa )guru* membantu menghubungkan antara yang
baru dan yang sudah diketahui.
d* +ugas guru memfasilitasi agar informasi baru bermakna, memberi
kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan menerapkan ide
mereka sendiri, dan menyadarkan siswa untuk menerapkan strategi
mereka sendiri.
. Pent"n-n,a L"n-kun-an Belaja
a* (elajar efektif itu dimulai dari lingkungan belajar yang berpusat pada
siswa. "ari guru akting di depan kelas, siswa menonton ke siswa
akting bekerja dan berkarya, guru mengarahkan.
b* Pengajaran harus berpusat pada bagaimana !ara siswa menggunakan
pengetahuan baru mereka.Strategi belajar lebih dipentingkan
dibandingkan hasilnya.
!* Empan balik amat penting bagi siswa, yang berasal dari proses
penilaian yang benar.
d* Menumbuhkan komunitas belajar dalam bentuk kerja kelompok itu
penting.
2.2.3 Penea%an Pendekatan &'ntekstual D" &elas
Pembelajaran $ontekstual dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja,
bidang studi apa saja, dan kelas yang bagaimanapun keadaannya. Pendekatan
Pembelajaran $ontekstual dalam kelas !ukup mudah. Se!ara garis besar,
langkahnya sebagai berikut ini.
$embangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan
!ara bekerja sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan
barunya
/. aksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik
7. kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
8/16/2019 Bulek Rika
23/32
0. -iptakan masyarakat belajar.
=. %adirkan model sebagai !ontoh pembelajaran
3. akukan refleksi di akhir pertemuan
4. akukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai !ara
2.2.d Tujuh &'m%'nen Pembelajaan &'ntekstual
A.&'nstukt"("sme
)!onstru!ti#ism*. $ontrukti#isme merupakan landasan berpikir -+, yang
menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal, mengingat
pengetahuan tetapi merupakan suatu proses belajar mengajar dimana siswa sendiri
aktif se!ara mental mebangun pengetahuannya, yang dilandasi oleh struktur
pengetahuanyang dimilikinya
a* Membangun pemahaman mereka sendiri dari pengalaman baru berdasar
pada pengetahuan awal.
b* Pembelajaran harus dikemas menjadi proses “mengkonstruksi” bukan
menerima pengetahuan
B.In4u",
)1nuiry*. Menemukan merupakan bagaian inti dari kegiatan pembelajaran
berbasis kontekstual $aren pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa
diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat faktafakta tetapi hasil dari
menemukan sendiri. $egiatan menemukan )inuiry* merupakan sebuah siklus
yang terdiri dari obser#asi )obser#ation*, bertanya )uestioning*, mengajukan
dugaan )hiphotesis*, pengumpulan data )data gathering*, penyimpulan
)!on!lusion*.
a* Proses perpindahan dari pengamatan menjadi pemahaman. b* Siswa belajar menggunakan keterampilan berpikir kritis
*.5uest"'n"n- !Betan,a)
)Questioning*. Pengetahuan yang dimiliki seseorang selalu dimulai dari
bertanya. (ertanya merupakan strategi utama pembelajaan berbasis kontekstual.
$egiatan bertanya berguna untuk 9 /* menggali informasi, 7* menggali
pemahaman siswa, 0* membangkitkan respon kepada siswa, =* mengetahui sejauh
mana keingintahuan siswa, 3* mengetahui halhal yang sudah diketahui siswa, 4*
8/16/2019 Bulek Rika
24/32
memfokuskan perhatian pada sesuatu yang dikehendaki guru, :* membangkitkan
lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa, untuk menyegarkan kembali pengetahuan
siswa.
a* $egiatan guru untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan
berpikir siswa.
b* (agi siswa yang merupakan bagian penting dalam pembelajaran yang
berbasis inuiry
D.Lean"n- *'mmun"t, !Mas,aakat Belaja)
)earning -ommunity*. $onsep masyarakat belajar menyarankan hasil
pembelajaran diperoleh dari hasil kerjasama dari orang lain. %asil belajar
diperolah dari LsharingG antar teman, antar kelompok, dan antar yang tau ke yang
belum tau. Masyarakat belajar tejadi apabila ada komunikasi dua arah, dua
kelompok atau lebih yang terlibat dalam komunikasi pembelajaran saling belajar.
a* Sekelompok orang yang terikat dalam kegiatan belajar.
b* (ekerjasama dengan orang lain lebih baik daripada belajar sendiri.
!* +ukar pengalaman.
E.M'del"n- !Pem'delan)
Pemodelan pada dasarnya membahasakan yang dipikirkan,
mendemonstrasi bagaimana guru menginginkan siswanya untuk belajar dan
malakukan apa yang guru inginkan agar siswanya melakukan. "alam
pembelajaran kontekstual, guru bukan satusatunya model. Model dapat diran!ang
dengan ,elibatkan siswa dan juga mendatangkan dari luar.
a* Proses penampilan suatu !ontoh agar orang lain berpikir, bekerja dan
belajar
b* Mengerjakan apa yang guru inginkan agar siswa mengerjakannya
6.Re#le3t"'n ! Re#leks")
)2efle!tion*. 2efleksi merupakan !ara berpikir atau respon tentang apa
yang baru dipelajari aau berpikir kebelakang tentang apa yang sudah dilakukan
dimasa lalu. 2ealisasinya dalam pembelajaran, guru menyisakan waktu sejenak
agar siswa melakukan refleksi yang berupa pernyataan langsung tentang apa yang
diperoleh hari itu.
8/16/2019 Bulek Rika
25/32
a* -ara berpikir tentang apa yang telah kita pelajari.
b* Men!atat apa yang telah dipelajari.
!* Membuat jurnal, karya seni, diskusi kelompok
.Authent"3 Assessment !Pen"la"an 7an- Sebenan,a)
Penilaian yang sebenarnya ) 'uthenti! 'ssessment*. Penialaian adalah
proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberi gambaran mengenai
perkembangan belajar siswa. "alam pembelajaran berbasis -+, gambaran
perkembangan belajar siswa perlu diketahui guru agar bisa memastikan bahwa
siswa mengalami pembelajaran yang benar. Fokus penilaian adalah pada
penyelesaian tugas yang rele#an dan kontekstual serta penilaian dilakukanterhadap proses maupun hasil.
a* Mengukur pengetahuan dan keterampilan siswa.
b* Penilaian produk )kinerja*.
!* +ugastugas yang rele#an dan kontekstual
2.2.e &aakte"st"k Pembelajaan &'ntekstual
/. $erjasama
7. Saling menunjang
0. Menyenangkan, tidak membosankan
=. (elajar dengan bergairah3. Pembelajaran terintegrasi
4. Menggunakan berbagai sumber
:. Siswa aktif
>. Sharing dengan teman
B. Siswa kritis guru kreatif
18. "inding dan loronglorong penuh dengan hasil kerja siswa, petapeta,
gambar, artikel, humor dan lainlain
2.0 State-" Peme3ahan Masalah
(erbi!ara peme!ahan masalah tidak bisa dilepaskan dari tokoh utamanya,yaitu @eorge Polya. Menurut Polya, dalam peme!ahan suatu masalah terdapat
empat langkah yang harus dilakukan yaitu9 )/* memahami masalah, )7*
meren!anakan peme!ahannya, )0* menyelesaikan masalah sesuai ren!ana langkah
kedua, dan )=* memeriksa kembali hasil yang diperoleh )looking ba!k*.
Ompat tahapan peme!ahan masalah dari Polya tersebut merupakan satu
kesatuan yang sangat penting untuk dikembangkan. Salah satu !ara untuk
mengembangkan kemampuan anak dalam peme!ahan masalah adalah melalui
8/16/2019 Bulek Rika
26/32
penyediaan pengalaman peme!ahan masalah memerlukan strategi berbedabeda
dari satu masalah ke masalah lainnya.
Entuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang strategi peme!ahan
masalah, berikut akan disajikan beberapa strategi peme!ahan masalah yang
mungkin diperkenalkan pada anak sekolah dasar.
2.0.a State-" A3t It 9ut
Strategi ini dapat membantu siswa dalam proses #isualisasi masalah yang
ter!akup dalam soal yang dihadapi. "alam pelaksanaannya, strategi ini dilakukan
dengan menggunakan gerakangerakan fisik atau dengan menggerakkan benda
benda konkrit.
@erakan bersifat fisik ini dapat membantu atau mempermudah siswa
dalam menemukan hubungan antara komponenkomponen yang ter!akup dalam
suatu masalah Pada saat guru memperkenalkan strategi ini, sebaiknya ditekankan
bahwa penggunaan obyek kongkrit yang di!ontohkan sebenarnya dapat diganti
dengan suatu model yang sangat sederhana misalnya gambar. Entuk
memperkenalkan strategi ini, banyak masalah dalam kehidupan seharihari yang
dapat digunakan sebagai tema atau konteks masalahnya.
2.0.b Membuat amba atau D"a-am
Strategi ini dapat membantu siswa untuk mengungkapkan informasi yang
terkandung dalam masalah sehingga hubungan antar komponen dalam masalah
tersebut dapat terlihat dengan lebih jelas. Pada saat guru men!oba mengajarkan
strategi ini, penekanan perlu dilakukan dilakukan bahwa gambar atau diagram
yang dibuat tidak perlu sempurna, terlalu bagus atau terlalu detail. @ambar atau
diagram adalah bagianbagian terpenting yang diperkirakan mampu memperjelas
permasalahan yang dihadapi.
2.0.3 Menemukan P'la
$egiatan matematika yang berkaitan dengan proses menemukan suatu
pola dari sejumlah data yang diberikan, dapat mulai dilakukan melalui
sekumpulan gambar atau bilangan.
$egiatan yang mungkin dilakukan antara lain dengan mengobser#asi sifat
sifat Pendekatan Pembelajaran Matematika yang dimiliki bersama oleh
8/16/2019 Bulek Rika
27/32
sekumpulan gambar atau bilangan yang tersedia. Sebagai suatu strategi untuk
peme!ahan masalah, pen!arian pola yang pada awalnya hanya dilakukan se!ara
pasif melalui klu yang diberikan guru, pada suatu saat keterampilan itu akan
terbentuk dengan sendirinya sehingga pada saat menghadapi permasalahan
tertentu, salah satu pertanyaan yang mungkin mun!ul pada benak seseorang antara
lain adalah9 “'dakah pola atau keteraturan tertentu yang mengaitkan tiap data
yang diberikan”. +anpa melalui latihan, sangat sulit bagi seseorang untuk
menyadari bahwa dalam permasalahan yang dihadapinya terdapat pola yang bisa
diungkap.
2.0.d Membuat Tabel
Mengorganisasi data ke dalam sebuah tabel dapat membantu kita dalam
mengungkapkan suatu pola tertentu serta dalam mengidentifikasi informasi yang
tidak lengkap. Penggunaan table merupakan langkah yang sangat efisien untuk
melakukan klasifikasi serta menyusun sejumlah besar data sehingga apabila
mun!ul pertanyaan baru berkenaan dengan data tersebut, maka kita akan dengan
mudah menggunakan data tersebut, sehingga jawaban pertanyaan tadi dapat
diselesaikan dengan baik.
2.0.e Mem%ehat"kan Semua &emun-k"nan Se3aa S"stemat"k
Strategi ini biasanya digunakan bersamaan dengan strategi men!ari pola
dan menggambar tabel. "alam menggunakan strategi ini, kita mungkin tidak perlu
memperhatikan keseluruhan kemungkinan yang bisa terjadi. Rang kita perhatikan
adalah semua kemungkinan yang diperoleh dengan !ara yang sistematik. Rang
dimaksud sistematik disini misalnya dengan mengorganisasikan data berdasarkan
kategori tertentu. &amun demikian, untuk masalahmasalah tertentu, mungkin kita
harus memperhatikan semua kemungkinan yang bisa terjadi.
2.0.# Tebak dan Pe"ksa !uess and *hek *
Strategi menebak yang dimaksudkan di sini adalah menebak yang
didasarkan pada alasan tertentu serta kehatihatian. Selain itu, untuk dapat
melakukan tebakan dengan baik seseorang perlu memiliki pengalaman !ukup
yang berkaitan dengan permasalah yang dihadapi.
8/16/2019 Bulek Rika
28/32
(alok dibaah ini isinya adalah )**+ cm3
carilah balok lainnya yang
memiliki isi sama
@ambar 7
2.0.- State-" &eja Mundu
Suatu masalah kadangkadang disajikan dalam suatu !ara sehingga yang
diketahui itu sebenarnya merupakan hasil dari proses tertentu, sedangkan
komponen yang ditanyakan merupakan komponen yang seharusnya mun!ul lebih
awal. Penyelesaian masalah seperti biasanya dapat dilakukan dengan
menggunakan strategi mundur. -ontoh masalahnya adalah sebagai berikut.
ika jumlah dua bilangan bulat adalah -), sedangkan hasil kalinya , tentukan
kedua bilangan tersebut .
2.0.h Menentukan ,an- D"ketahu"$ ,an- D"tan,akan$ dan In#'mas" ,an-
D"%elukan
Strategi ini merupakan !ara penyelesaian yang sangat terkenal sehingga
seringkali mun!ul dalam bukubuku matematika sekolah.
2.0." Men--unakan &al"mat Tebuka
Strategi ini juga sering diberikan dalam bukubuku matematika sekolah
dasar. alaupun strategi ini termasuk sering digunakan, akan tetapi pada langkah
awal anak seringkali mendapat kesulitan untuk menentukan kalimat terbuka yang
sesuai. Entuk sampai pada kalimat yang di!ari, seringkali harus melalui
penggunaan strategi lain, dengan maksud agar hubungan antar unsur yang
terkandung di dalam masalah dapat dilihat se!ara jelas. Setelah itu baru di buat
kalimat terbukanya. (erikut adalah !ontoh masalah yang dapat diselesaikan
dengan menggunakan strategi kalimat terbuka.
0ua pertiga dari suatu bilangan adalah ) dan setengah dari bilangan tersebut
adalah -*. (erapakah bilangan tersebut1
2.0.j Men-ubah Sudut Pandan-
8/16/2019 Bulek Rika
29/32
Strategi ini seringkali digunakan setelah kita gagal untuk menyelesaikan
masalah dengan menggunakan strategi lainnya. aktu kita men!oba
menyelesaikan masalah, sebenarnya kita mulai dengan suatu sudut pandang
tertentu atau men!oba menggunakan asumsiasumsi tertentu. Setelah kita
men!oba menggunakan suatu strategi dan ternyata gagal, ke!enderungannya
adalah kembali memperhatikan soal dengan menggunakan sudut pandang yang
sama. ?ika setelah menggunakan strategi lain ternyata masih tetap menemui
kegagalan, !obalah untuk mengubah sudut pandang dengan memperbaiki asumsi
atau memeriksa logika berfikir yang digunakan sebelumnya. -ontoh penggunaan
strategi dapat dilakukan pada soal berikut.
'da berapa segitiga pada gambar berikut ini 1
@ambar 0
BAB III
PENUTUP
0.1 &es"m%ulan
Pendekatan pembelajaran dapat merupakan suatu konsep atau prosedur
yang digunakan dalam membahas suatu bahan pelajaran untuk men!apai tujuan
pembelajaran. Rang pelaksanaannya memerlukan satu atau lebih metode
pembelajaran. Pendekatan deduktif suatu prosedur pembahasan konsep dengan
menggunakan penalaran deduktif, yakni dimulai dari hal yang umum diikuti
!ontoh!ontoh yang berlaku khusus. Pendekatan induktif suatu prosedur
pembahasan konsep dengan menggunakan penalaran induktif, yaitu dimulai dari
kasus yang bersifat khusus dan diakhiri dengan kesimpulan yang berlaku umum.
Pendekatan spiral merupakan suatu prosedur pembahasan konsep yang dimulai
dengan !ara sederhana, dari konkret ke abstrak, dari !ara intuitif ke analisis, dari
penyelidikan eksplorasi ke penguasaan, dari tahap paling rendah hingga tahap ke
8/16/2019 Bulek Rika
30/32
yang paling tinggi, dalam waktu yang !ukup lama, dan selangselang waktu yang
terpisahpisah. Menurut konstrukti#isme pengetahuan siswa dibangun dari hasil
konstruksi siswa itu sendiri melalui interaksi dengan obyek, fenomena,
pengalaman dan lingkungan mereka dan konstrukti#isme bertitik tolak dari
asumsi bahwa pikiran manusia melalui konstruksi berfikir, bukan melalui transfer
bagaikan komoditi yang pindah dari kepala guru ke kepala siswanya atau sesuatu
yang dapat diberikan atau diteteskan melalui komunikasi.
-ontextual +ea!hing and earning )-+* atau pembelajaran kontekstual
merupakan konsep belajar yang mengaitkan materi yang diajarkan dengan realitas
dunia siswa sehingga siswa dapat membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimiliki dengan penerapannya. Pembelajaran bahasa bukan hanya memberikan
pemahaman berupa definisi melainkan siswa dituntut untuk dapat menemukan
pengetahuannya sendiri. @uru harus memiliki strategi yang mema!u siswa untuk
dapat berpikir kritis dan kreatif.
1mplementasi -+ pada pembelajaran memba!a, berbi!ara, menulis,
dan mendengarkan dapat membuat pembelajaran lebih kreatif, dan menuntut
siswa untuk lebih berpikir kritis. 'rtinya siswa dipa!u untuk menghubungkan
antara materi yang diajarkan dengan kehidupan seharihari. @uru harus dapat
menjadi model pada kompetensi tertentu, sehingga siswa mendapatkan !ontoh
atau model untuk mengambangkan konsep yang didapat.
Pembelajaran bahasa 1ndonesia dengan metode -+ akan membuat
pembelajaran semakin menarik dan kreatif tanpa menghilangkan tujuan
pembelajaran. @uru seharusnya dapat men!iptakan berbagai strategi pembelajaran
yang ino#atif sehingga siswa semakin berantusias mengikuti pembelajaran.
$erjasama yang baik antara para pelaksana pendidikan dengan masyarakat akan
memperlan!ar proses pendidikan.
8/16/2019 Bulek Rika
31/32
DA6TAR PUSTA&A
Ondraswara, Suwardi. 7880. Memba!a, Menulis, mengajarkan Sastra. Rogyakarta9 $ota
$embang.
$omaruddin, Orien. 7883. Panduan $reatif (ahasa 1ndonesia. (ogor9 Rudhistira.
Priyatni, Ondah +ri. 7887. $urikulum (erbasis $ompetensi dan Pembelajaran
$onteksual.
'gus, ". S. )/BB4*., Pembelajaran Peme!ahan Masalah. +injauan Singkat (erdasarkan
+eori $ognitif dalam Pendidikan %umaniora dan Sains +ahun 7 &omor / dan 7.
%udoyo. )/BB:*. Matematika. "irjen "ikti 5 (P0@"
2useffendi. O.+.)/BB7* Pendidikan Matematiika 0 Penddikan dan $ebudayaan Proyek
pembinaan +enaga $ependidikan Pendidikan +inggi,?akarta.
http://penkont.blogspot.com/2013/11/daftar-isi-toc-o-h-z-u-kata-pengantar.htmlhttp://penkont.blogspot.com/2013/11/daftar-isi-toc-o-h-z-u-kata-pengantar.html
8/16/2019 Bulek Rika
32/32
2useffendi. O.+ )/BB/* Pengantar $epada Membantu @uru Mengembangkan
$ompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Mennngkatkan
-(S'.+arsito (andung.
Sagala S. )7880*. $onsep dan Makna Pembelajaran. (andung9 'lfabeta.
1smail. )7887*. Modelmodel Pembelajaran. Pelatihan +erintegrasi (erbasis $ompetensi
@uru Mata Pelajaran Matematika. "irektorat Sekolah anjutan Pertama
"irektorat ?enderal Pendidika "asar dan Menengah "epartemen Pendidikan
&asional. ?akarta.
Simanjuntak, isnawaty dkk. )/BB7*. Metode Mengajar Matematika. ?akarta9 2ineka
-ipta.
Soedjana, . )/B>4*. (uku materi Pokok Strategi (elajar Mengajar Matematika. PM'+
77:77S$SModul /4. Eni#ersitas +erbuka. ?akarta9 $arunika.
Top Related