Bulek Rika

download Bulek Rika

of 32

Transcript of Bulek Rika

  • 8/16/2019 Bulek Rika

    1/32

    MAKALAH

    PENDEKATAN KONSTEKTUAL DALAM

    PEMBELAJARAN MATEMATIKA

    Di susun Oleh

    Nama : Erika Ambarsari

    NPM : !"#$!!$%%

    SEKOLAH TIN&&I KE&URUAN DAN ILMU

    PENDIDIKAN

    KUSUMA NE&ARA

    !"'

  • 8/16/2019 Bulek Rika

    2/32

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Pendahuluan

    Pembelajaran matematika yang dilaksanakan di sekolah menengah

    selama ini, masih dirasakan terlalu teoretis. Manfaat nyata yang bisa dirasakan oleh

     peserta didik belum tampak, sehingga banyak nada miring yang terdengar di

    masyarakat terkait dengan diberikannya materi matematika di sekolah. Salah satu isu

    yang sering terdengar dilontarkan oleh siswa ataupun masyarakat umum adalah

    “untuk apa belajar matematika, toh nanti ke pasar tidak akan berbelanja dengan xrupiah”. Faktorfaktor yang menjadi penyebab pertanyaan sema!am itu perlu

    direnungkan.

    "itinjau dari pembelajaran yang diterapkan oleh guruguru matematika

     pada umumnya, tampaknya pembelajaran yang dilaksanakan masih didominasi oleh

    guru. "alam mengajar, guru !enderung untuk menjelaskan materi terlebih dahulu,

    diikuti dengan memberikan !ontoh!ontoh soal dan pembahasannya, kemudian

    dilanjutkan dengan latihan soal yang tetap dibimbing oleh guru. "alam

    menyampaikan materi pelajaran, guru !enderung mendominasi dengan metode

    !eramah. Menurut pengamatan peneliti, model pembelajaran sema!am ini !enderung

    membuat siswa pasif, enggan untuk mengemukakan ideidenya, kreati#itas

     berpikirnya tidak berkembang, mereka !enderung menerima apa yang diberikan oleh

    guru dan melaksanakan apa yang diminta oleh gurunya. "ampak pelaksanaan

     pembelajaran sema!am ini adalah siswa merasa !epat bosan dalam belajar, siswa

    sering merasa !emas setiap kali akan mendapat pelajaran matematika, karena sudah

    tertanam dalam benaknya bahwa matematika itu sulit.

    Proses belajarmengajar merupakan kegiatan utama sekolah. "alam

     proses ini siswa membangun makna dan pemahaman dengan bimbingan guru.

    $egiatan belajar mengajar. %endaknya memberikan kesempatan kepada siswa

    untuk melakukan halhal se!ara lan!ar dan termoti#asi. Suasana belajar yang

    di!iptakan guru harus melibatkan siswa se!ara aktif. "i sekolah, terutama guru

    diberikan kebebasan untuk mengelola kelas yang meliputi strategi, pendekatan,

    metode, dan teknik pembelajaran yang efektif, disesuaikan dengan karakteristik 

  • 8/16/2019 Bulek Rika

    3/32

    mata pelajaran, karakteristik siswa, guru, dan sumber daya yang tersedia di

    sekolah.

     &amun 'da ke!endrungan dewasa ini untuk kembali pada pemikiran

     bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan di!iptakan alamiah. (elajar 

    akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya, bukan

    memgetahuinya. Pembelajaran yang berorientasi pada penguasaan materi terbukti

     berhasil dalam kompetisi menggingat jangka pendek tetapi gagal dalam

    membekali anak meme!ahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang.

    Pendekatan pembelajaran merupakan akti#itas guru dalam memilih

    kegiatan pembelajaran. $egiatan tersebut berupa, apakah guru akan menjelaskan

     pengajaran materi bidang studi yang sudah tersusun dalam urutan tertentu atau

    menggunakan materi yang terkait satu dengan yang lainnya dalam tingkat

    kedalaman yang berbeda, atau materi yang terintegrasi dalam suatu kesatuan multi

    disiplin ilmu. Pendekatan pembelajaran ini sebagai penjelasan untuk 

    mempermudah para guru dalam memberikan pelayanan belajar, sedangkan bagi

    siswa berguna untuk mempermudah memahami materi ajar yang disampaikan

    guru, dengan memelihara suasana pembelajaran yang menyenangkan. 

    Pendekatan kontektual )Contextual Teaching and Learning /CTL*

    merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang

    diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat

    hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam

    kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. "engan konsep itu,

    hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran

     berlansung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan

    mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi pembelajaran lebih

    dipentingkan dari pada hasil.

    Pada pendekatan kontektual, tugas guru adalah membantu siswa men!apai

    tujuannya. Maksudnya, guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada

    memberi informasi. +ugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja

     bersama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas )siswa*. Sesuatu

    https://draft.blogger.com/nullhttps://draft.blogger.com/null

  • 8/16/2019 Bulek Rika

    4/32

    yang baru datang dari menemukan sendiri bukan dari apa kata guru.(egitulah

     peran guru di kelas yang dikelola dengan pendekatan kontekstual.

    Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konsep berarti siswa

    dibimbing memahami suatu bahasan melalui pemahaman konsep yang terkandung

    di dalamnya. "alam proses pembelajaran tersebut penguasaan konsep dan

    subkonsep yang menjadi fokus. "engan beberapa metode siswa dibimbing untuk 

    memahami konsep.

    Pendekatan konsep adalah pendekatan yang mengarahkan peserta didik 

    menguasai konsep se!ara benar dengan tujuan agar tidak terjadi kesalahan konsep

    )miskonsepsi*. $onsep adalah klasifikasi perangsang yang memiliki !iri!iri

    tertentu yang sama. $onsep merupakan struktur mental yang diperoleh dari

     pengamatan dan pengalaman. Pendekatan $onsep merupakan suatu pendekatan

     pengajaran yang se!ara langsung menyajikan konsep tanpa memberi kesempatan

    kepada siswa untuk menghayati bagaimana konsep itu diperoleh.

    1.2 Rumusan Masalah

    • 'pa Saja pendekatan dalam pembelajaran Matematika• 'pa pengertian dari Pendekatan $ontekstual )-+*

    • (agaimana pemikiran tentang Pembelajaran $ontekstual

    • (agaimana penerapan Pendekatan $ontekstual dalam pembelajaran

    • 'pa saja komponen Pendekatan $ontekstual

    /.0 Tujuan

    • Menjelaskan Pengertian dari Pendekatan 1nduktif, "eduktif, Spiral, dan

    $onstrukti#isme

    • Menjelaskan Pengertian dari pendekatan $ontekstual, Peme!ahan Masalah,

    dan 2ealistik • Menjelaskan pengertian dari Pendekatan $ontekstual )-+*.

    • Menjelaskan pemikiran tentang Pembelajaran $ontekstual.

    • Menjelaskan penerapan Pendekatan $ontekstual dalam pembelajaran.

    • Menjelaskan komponenkomponen Pendekatan $ontekstual.

    http://penkont.blogspot.com/2013/11/daftar-isi-toc-o-h-z-u-kata-pengantar.htmlhttp://penkont.blogspot.com/2013/11/daftar-isi-toc-o-h-z-u-kata-pengantar.htmlhttp://penkont.blogspot.com/2013/11/daftar-isi-toc-o-h-z-u-kata-pengantar.htmlhttp://penkont.blogspot.com/2013/11/daftar-isi-toc-o-h-z-u-kata-pengantar.html

  • 8/16/2019 Bulek Rika

    5/32

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1 Pendekatan Pembelajaan !Indukt"#$ Dedukt"#$ S%"al$ dan

    &'nstukt"("sme)

    Pendekatan pembelajara atau kiat melaksanakan pembelajaran, serta

    metode belajar dalam proses pembelajaran termasuk faktorfaktor yang

    menentukan keberhasilan belajar siswa. Pendekatan tersebut bertitik tolak pada

    aspek psikologi anak, yaitu dilihat dari pertumbuhan dan perkembangan anak,

    kemampuan intelektual dan kemampuan lainnya, yang mendukung kemampuan

     belajar. Pendekatan pembelajaran merupakan suatau konsep atau prosedur yang

    digunakan dalam membahas suatu bahan pembelajaran untuk men!apai tujuan

     pembelajaran. "alam pelaksanaan pembelajaran memerlukan satu atau lebih

    metode pembelajaran.

    2.1.a Pendekatan Indukt"#

    Pendekatan induktif pada awalnya dikemukakan oleh filosof 1ngris

    Pran!is (a!on )/34/* yang menghendaki agar penarikan kesimpulan didasarkan

    atas fakta 5 fakta yang kongkrit sebanyak mungkin. (erpikir induktif ialah suatu

     proses berpikir yang berlangsung dari khusus menuju ke umum. 6rang men!ari

    !iri 5 !iri atau sifat 5 sifat tertentu dari berbagai fenomena, kemudian menarik 

    kesimpulan bahwa !iri 5 !iri itu terdapat pada semua jenis fenomena.

    Menurut Purwanto )dalam Sagala, 7880 9 ::* tepat atau tidaknya

    kesimpulan atau !ara berpikir yang diambil se!ara induktif bergantung pada

    representatif atau tidaknya sampel yang diambil mewakili fenomena keseluruhan.

    Makin besar jumlah sampel yang diambil berarti refresentatif dan tingkat

    keper!ayaan dari kesimpulan itu makin besar, dan sebaliknya semakin ke!il

     jumlah sampel yang diambil berarti refresentatif dan tingkat keper!ayaan dari

    kesimpulan itu semakin ke!il pula. "alam konteks pembelajaran, pendekatan

  • 8/16/2019 Bulek Rika

    6/32

    induktif berarti pengajaran yang bermula dengan menyajikan sejumlah keadan

    khusus kemudian dapat disimpulkan menjadi suatu konsep, prinsip atau aturan.

    Pada hakikatnya matematika merupakan suatu ilmu yang diadakan atas

    akal yang berhubungan dengan bendabenda dan pikiran yang abstrak. 1ni

     bertentangan dengan sejarah diperolehnya matematika. Menurut sejarah,

    matematika ditemukan sebagai hasil pengamatan dan pengalaman yang pernah

    dikembangkan dengan analogi dan !oba!oba )trial dan error *.

    Para ahli pendidikan matematika menyadari bahwa siswa masih suka

    menggunakan akalnya dalam belajar, itu berarti menggunakan pendekatan

    deduktif. (erdasarkan atas pertimbangan ini, dan alasan lain, maka pada program

     pengajaran sekarang banyak menggunakan jenis pendekatan. +etapi pada

    umumnya pendekatan dalam belajar lebih banyak menggunakan pendekatan

    deduktif dan induktif. Pendekatan induktif menggunakan penalaran induktif yang

     bersifat empiris.

    "engan !ara ini konsepkonsep matematika yang abstrak dapat

    dimengerti murid melalui bendabenda konkret. Penalaran induktif yang

    dilakukan melalui pengalaman dan pengamatan ada kelemahannya, yakni

    kesimpulannya tidak menjamin berlaku se!ara umum.

    (erikut ini disajikan !ontoh penggunaan pendekatan induktif untuk 

    membahas topik matematika tertentu.

    *'nt'h 1 + Ban,ak H"m%unan Ba-"an Suatu H"m%unan

    /* +entukan semua himpunan bagian dari tiap himpunan9

    )/* ;a< )7* ;a, b<

    )0* ;a, b, !< )=* ;a, b, !, d<

    ( Len)ka*ilah +a,-ar beriku- +en)an hasil.hasil /an) +i+a*a- *a+a s0al

    "(

    Pendekatan

     pendekatan

    (anyaknya anggota

     bagian

    (anyaknya %impunan

     bagian

    ;a< ;

  • 8/16/2019 Bulek Rika

    7/32

    0* (erapa banyak himpunan bagian dari ;a, b, !, d, e, f /4

    Dari *asan)an.*asan)an bilan)an +alam k0l0m ke+ua i-u +i1arihubun)an /an) berlaku umum2 seba)ai kesim*ulan /an) +i-arik

    +en)an *enalaran in+uk-i,3 Hasiln/a a+alah 4ban/akn/a him*unan

    ba)ian meru*akan hasil *eman)ka-an +ari +en)an bilan)an ban/ak

    an))0-a a-au 45ika ban/ak an))0-a him*unan ialah n2 maka ban/ak

    him*unan ba)iann/a a+alah 2n

    6

    Den)an +emikian2 maka s0al ba)ian $( i-u 5a7abn/a a+alah :

    26 a-au '89

    *'nt'h 2+ Bekeja den-an P'la Pehat"kan -amba d" baah "n"/.

     (uatlah satu gambar berikutnya

    ?awab 9

    @ambar berikutnya seperti gambar di bawah ini

  • 8/16/2019 Bulek Rika

    8/32

    *'nt'h 0 +

     Pola (ilangan Selidiki jumlah

    / A 0 A 3 A : A B A // A ...

     ?awab 9

    / C / C /./

    /A0 C = C 7.7

    /A0A3 C B C 0.0

    /A0A3A: C /4 C =.=

    /A0A3A:AB C73 C3.3

     /A0A3A:ABA//C04 C4.4

    "engan tanpa menjumlahkan /A0A3A:ABA// terlebih dahulu kita sudah

    dapat menduga bahwa jumlahnya adalah 4.4 C 04 Sekarang !oba gunakan pola

    yang kita peroleh itu untuk mendapatkan /A0A3A:ABA//A ...ABB. +entukan pula

     bentuk umumnya

    ?awabannya adalah 38.38 C 7388. "engan demikian bentuk umum yang dapat

    dibuat adalah n2

    *'nt'h + P'la e'met"

    Perhatikan gambar berikut iniD.

    "apatkah kita menduga dua bilangan sesudah /8

    ?awab 9

    "ua bilangan sesudah /8 adalah /3 dan 7/.

    2.1.b Pendekatan Dedukt"#

  • 8/16/2019 Bulek Rika

    9/32

    +elah dikemukakan bahwa pendekatan deduktif berdasarkan pada

     penalaran deduktif. Penalaran deduktif merupakan !ara menarik kesimpulan dari

    hal yang umum menjadi ke hal yang khusus. "alam penalaran deduktf, tdak 

    menerima generalisasi dari hasil obser#asi seperti yang diperoleh dari penalaran

    induktif. "asar penalaran deduktif adalah kebenaran suatu pernyataan haruslah

    didasarkan pada pernyataan sebelumnya yang benar. $alau begitu bagaimana

    untuk menyatakan kebenaran yang paling awal. Entuk mengatasi hal ini dalam

     penalaran deduktif memasukkan beberapa pernyataan awalpangkal sebagai suatu

    “kesepakatanG, yang diterima kebenarannya tanpa pembuktian, dan

    istilahpengertian pangkal yang kita sepakati maknanya.

    Pengertian pangkal merupakan pengertan yang tidak dapat

    didefinisikan.+itik, garis, dan bidang merupakan !ontoh!ontoh pengertian

     pangkal, sebab titik, garis, dan bidang dianggap ada tapi tidak dapat dinyatakan

    dalam kalimat yang tepat. Pernyataanpernyataan pangkal yang memuat istilah

    atau pengertian tersebut dinamakan aksioma atau postulat "engan penalaran

    deduktif dari kumpulan aksioama yang menggunakan pengertian pangkal tersebut,

    kita dapat sampai kepada teoremateorema yaitu pernyataanpernyataan yang

     benar.

    *'nt'h +

    )/* Sesuatu yang sama dengan sesuatu yang lain, satu sama lain sama

    ( Jika +i-ambahkan ke*a+a /an) sama maka hasiln/a sama3

    $( Keseluruhan lebih besar ba)iann/a3

    Dari ke -i)a 10n-0h aksi0ma -ersebu- +a*a- +i*er0leh beriku- ini

    '. Dari aksi0ma "( +an aksi0ma ( +a*a- +isusun *ern/a-aanbenar seba)ai beriku-3 Jika ; < / maka ; = a < / = a 3

    (. Dari aksi0ma $( +a*a- +in/a-akan seba)ai beriku- Jika / ba)ian

    +ari ; maka ; > / Den)an aksi0ma $( +i*er0leh2 5ika ; > /2

    maka ; = a > / = a

    %ubungan antara unsurunsur yang tidak didefinisikan, unsurunsur yang

    didefinisikan, aksioma dan dalil dapat digambarkan sebagai berikut 9

  • 8/16/2019 Bulek Rika

    10/32

    "alildalil yang dirumuskan itu banyak sekali. ?adi matematika itu

    terorganisasikan dari unsurunsur yang tak didefinisikan, unsurunsur yang

    didefinisikan, aksiomaaksioma dan dalildalil dimana dalildalil itu setelah

    dibuktikan kebenarannya, berlaku se!ara umum. $arena itu matematika sering

    disebut ilmu deduktif.

    Mungkin 'nda bertanya, bukankah dalildalil, dan lainlain dalam

    matematika itu ditemukan se!ara induktif )!oba!oba, eksperimen, penelitian, dan

    lainlain* Memang 'nda betul, bahwa para matematis itu menyusun

    )menemukan* matematika atau bagiannya itu se!ara induktif, tetapi begitu suatu

     pola, aturan, dalildalil itu ditemukan maka dalil itu harus dapat dibuktikan

    kebenarannya se!ara umum )deduktif*.

    *'nt'h +?umlah n buah bilangan asli ganjil pertama adalah 9 n H n. Perhatikan pola

     berikut9

    / C / H /

    / A 0 C = C 7 H 7

    / A 0 A 3 C B C 0 H 0

    / A 0 A 3 A : C /4 C = H =

    3 3 3 3 3 3 3

    3 3 3 3 3 3 3

     3 3 3 3 3 3 3

    Se!ara deduktif pembuktian kebenaran pola itu adalah sebagai berikut )induksi

    matematika*.

    ?umlah n suku pertama adalah 9 / A 0 A 3 A ... A )7n/* C n H n

    Entuk n C /, persamaan diatas menjadi / C / H /. 1ni benar. $emudian, andaikan

     persamaan itu benar untuk n C k, maka 9

    / A 0 A 3 A ... A )7k/* C k H k

  • 8/16/2019 Bulek Rika

    11/32

    $ita tambahkan 7)kA/* 5 / kepada ruas persamaan terakhir. Maka diperoleh 9

    / A 0 A 3 A ... A )7k/* A )7kA/* / C

    k H k A 7)kA/* 5 / C k7 A 7kA/ C )k A /* H )k A /*

     bentuk / A 0 A 3 A ... A )7k 5 /* A 7)k A /* / C )k A /* H )k A /* 

    tidak lain dari bentuk persamaan pertama untuk n C /, n C k, dan n C k A /, maka

     persamaan itu benar untuk semua n bilangan asli.

    Entuk membuktikan teorema dan menentukan jawab soal yang

    menggunakan pendekatan deduktif pola berpikirnya sama, yaitu menentukan dulu

    aturan untuk memberlakukan keadaan khusus hingga didapat kesimpulan.

    Selanjutnya erat pula kaitannya dengan generalisasi deduktif dalam matematka

    adalah !ara!ara pembuktian dalil aturan sifat. "alil aturan sifat dalam

    matematika merupakan generalisasi yang dapat dibuktikan kebenarannya se!ara

    deduktif. Entuk keperluan itu, ada beberapa ma!am !ara pembuktian yang

    umumnya sudah jelas terlihat proses deduktifnya, seperti !ara modus

     ponen,modus tolens, implikasi positif, kontra posititif, kontra !ontoh, bukti tidak 

    langsung, dan induksi matematika ) 2useffendi /BB79 07 *.

    "alam pelaksanaannya, mengajar dengan pendekatan deduktif akan lebih

     banyak memerlukan waktu daripada mengajar dengan pendekatan induktif. +etapi

     bagi kelas rendah atau kelas yang lemah, pendekatan induktif akan lebih baik,

     pendekatan induktif akan lebih memudahkan murid menangkap konsep yang

    diajarkan. Sebaliknya kelas yang kuat akan merasakan pengajaran dengan

     pendekatan induktif berteletele. $elas ini lebih !o!ok diberi pelajaran dengan

     pendekatan deduktif.

    $arena itu, guru harus dapat memperkirakan pendekatan mana sebaiknya

    yang dipakai untuk mengajarkan bahan tertentu di suatu kelas. 'da baiknya para

    guru matematika sewaktuwaktu bertukar pendapat mengenai pendekatan yang

    lebih !o!ok dipakai untuk mengajarkan bahan tertentu di suatu kelas berdasarkan

     pengalaman. Fakta yang diperoleh dari pengalaman merupakan salah satu sumber 

     pengetahuan.

    2.1.3 Pendekatan S%"al

  • 8/16/2019 Bulek Rika

    12/32

      Pada pembelajaran matematika yang menggunakan pendekatan spiral,

    suatu konsep tidak diajarkan dari awal sampai akhir se!ara sebagiansebagian,

     berulangulang, atau dalam selang waktu yang terpisahpisah.+etapi dalam

     pembelajaran, mulamula konsep tersebut dikenalkan dengan !ara dan dalam

     bentuk sederhana yang makin lama makin kompleks dan dalam bentuk abstrak.

    Pada akhirnya digunakan bentuk umum dalam matematika, di antara selang waktu

    yang terpisah itu diberikan konsepkonsep lain.

    Misalnya dalam pembelajaran konsep ', di selang waktu pertama konsep '

    dikenalkan dalam sebuah topik dengan !ara intuitif melalui bendabenda konkret,

    atau gambargambar sesuai kemampuan siswa dan konsep ' dinyatakan dengan

    notasi symbol yang sederhana. Setelah selang waktu itu selesai, pembelajaran

    dilanjutkan dengan konsepkonsep lain )misalnya, konsep ( dan -*, mungkin

    konsep ' dengan notasi yang sederhana itu digunakan dalam konsep ( dan

    konsep -. "i selangselang waktu yang terpisah selanjutnya, konsep ' diajarkan

    lagi yang makin lama semakin kompleks dan lebih abstrak yang akhirnya

    menggunakan notasi yang umum digunakan dalam matematika.

    Pembelajaran dengan pendekatan spiral dapat dilukiskan seperti gambar 

    spiral di bawah ini. &ampak semakin keatas spiral tersebut melingkar semakin

     besar, yang menggambarkan makin lama materi yang dibahas semakin tinggi

    tingkatannya dan semakin luas.

    @ambar./

    engkungan spiral itu terbentuk dari topiktopik yang diajarkan sejak 

     pembelajaran untuk konsep itu dimulai sejak pembelajaran untuk konsep itu

    dimulai. Misalnya dalam kurikulum /BB=. $onsep luas mulai diajarkan di kelas

    111 S" sampai di kelas 11 SMP.

    a. "i kelas 111 S", mulamula dikenalkan dengan perbandingan luas

     permukaan benda dengan bangun persegi atau persegipanjang, menghitung

  • 8/16/2019 Bulek Rika

    13/32

    luas daerah persegi dan persegipanjang dengan membilang petak persegi,

    kemudian meluas untuk permukaan tidak teratur namun masih

    menggunakan !ara yang sama.

     b. "i $elas 1I S", menghitung luas persegi dan persegipanjang dengan

    membilang petak persegi satuan )ulangan*, dilanjutkan dengan !ara

    mengalikan banyak petak persegi pada kolom dan baris, dan dikenal

    rumus luas persegi dan persegipanjang dan satuan bakunya.

    !. "i kelas I S", dikenalkan rumus luas segitiga.

    d. "i kelas I1 S", mulai dikenalkan luas jajargenjang dengan

    membandingkan luas persegi panjang yang tinggi dan alasnya sama,

    dikenalkan rumus lingkaran dan penggunaannya.

    e. "i SMP kelas 1 -atur wulan 7, mengingat kembali mengenai luas persegi

    dan persegipanjang )ulangan*, dilanjutkan menentukan luas bidang kubus

    dan balok.

    f. "i SMP kelas 1 -atur wulan 0, mengingat kembali mengenai luas persegi

    dan persegipanjang )ulangan*, dilanjutkan menemukan rumusnya,

    kemudian menghitung luas bangun datar lain )jajargenjang, segitiga*

    menggunakan luas persegipanjang, dan dalam selang lain baru dikenalkan

    menemukan rumus segitiga.

    g. "i SMP kelas 11 -atur wulan 1, dikenalkan menemukan rumus luas belah

    ketupat, layang layang, dan trapeJium.

    h.   "i SMP kelas 11 -atur wulan 0, mengingat pengertian luas lingkaran,

    menggunakan pendekatan luas lingkaran dengan menghitung persegi

    satuan, menemukan rumus luas lingkaran dan menggunakannya.

    "ari analisis kurikulum /BB= tersebut, nampak jelas bahwa konsep luas

    dikenalkan dengan menggunakan pendekatan spiral.

    "ari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan spiral

    merupakan suatu prosedur pembahasan konsep yang dimulai dengan !ara

    sederhana dari konkret ke abstrak, dari !ara intuitif ke analisis, dari penyelidikan

    )eksplorasi* ke penguasaan, dari tahap paling rendah hingga tahap yang paling

    tinggi, dalam waktu yang !ukup lama, dan dalam selangselang waktu terpisah

     pisah. Pendekatan spiral sangat sesuai dengan perkembangan psikologi anak,

    dengan demikian prinsip psikologis terpenuhi.

  • 8/16/2019 Bulek Rika

    14/32

     $elemahan dari pendekatan ini adalah memerlukan waktu yang sangat

     panjang untuk mengenalkan suatu konsep, ini memungkinkan bagi siswasiswa

     pandai mengalami kejenuhan belajar. 'gar 'nda mengetahui apakah suatu konsep

    diajarkan menggunakan pendekatan spiral atau tidak, lakukan langkah sebagai

     berikut. +entukan suatu konsep misalnya, konsep bilangan, konsep fungsi.

    akukan analisis kurikulum matematika untuk konsep itu dari S" sampai SME

    atau dari S+P sampai SME atau pada jenjang tertentu.

    2.1.d Pendekatan &'nstukt"("sme 

    $onstrukti#isme merupakan landasan kontekstual, yaitu pengetahuan

    dibangun sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang

    terbatas dan tidak dengan tiba tiba.Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta 5 

    fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. +etapi manusia

    harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman

    nyata. Siswa perlu dibiasakan untuk meme!ahkan masalah, menemukan sesuatu

    yang berguna bagi dirinya, bergelut dengan ide 5 ide, yaitu siswa harus

    mengkonstruksi pengetahuan dibenak mereka sendiri.

    Pembelajaran berdasarkan konstrukti#isme berusaha untuk melihat dan

    memperhatikan konsepsi dan persepsi siswa dari ka!amata siswa sendiri. @uru

    memberi tekanan pada penjelasan tentang pengetahuan tersebut dari

    ka!amatasiswa sendiri. @uru dalam pembelajaran ini berperan sebagai moderator 

    dan fasilitaitor, Suparno ) /BB: 9 44* menjabarkan beberapa tugas guru tersebut

    sebagai berikut 9

    /. Menyediakan pengalaman belajar yang memungkinkan siswa bertanggung jawab dalam membuat ran!angan, proses penelitian.

    7. Menyediakan atau memberikan kegiatan 5 kegiatan yang merangsangkeingin tahuan siswa membantu mereka untuk mengeskpresikan gagasan 5 

    gagasannya dan mengkomunikasikan ide ilmiah mereka. Menyediakan

    sarana yang merangsang siswa berpikir produktif. @uru harus

    menyemangati siswa3

  • 8/16/2019 Bulek Rika

    15/32

    0. Memonitor, menge#alauasi, dan menunjukkan apakah pemikiran siswa

     jalan atau tidak. @uru menunjukkan dan mempertanyakan apakah

     pengetahuan siswa itu berlaku untuk menghadapi persoalan baru yang

     berkaitan.

    @uru konstrukti#is perlu mengerti sifat kesalahan siswa, sebab

     perkembangan intelektual dan matematis penuh dengan kesalahan dan kekeliruan.

    1ni adalah bagian dari konstruksi semua bidang pengetahuan yang tidak bisa

    dihindarkan. @uru perlu melihat kesalahan sebagai suatu sumber informasi

    tentang penalaran dan sifat skema siswa.

    Prinsip konstruksti#isme Piaget menurut "e Iries dan $ohlberg

    ) Suparno,/BB:9:8 *.yang perlu diperhatikan dalam pembelajarn matematika

    antara lain adalah 9

    /. Struktur psikilogi harus dikembangkan dulu sebelum persoalan bilangan

    dikembangkan.(ila siswa men!oba menalarkan bilangan sebelum mereka

    menerima stuktur logika matematis yang !o!ok dengan persoalannya,

    tidak akan ada jalan.7. Stuktur psikologi ) skemata * harus dikembangkan lebih dulu sebelum

    simbol formal diajarkan. Simbol adalah bahasa matematis suatu konsep,

    tetapi bukan konsepnya sendiri.

    0. Siswa harus mendapatkan kesempatan untuk menemukan )membentuk*

    relasi matematis sendiri, jangan hanya selalu dihadapkan kepada

     pemikiran orang dewasa yang sudah jadi.

    =. Suasana berpikir harus di!iptakan. Sering pengajaran matematika hanya

    menstransfer apa yang dipunyai guru kepada siswa dalam wujud

     perlimpahan fakta matematis dan prosedur perhitungan serta bukan

     penalaran sehingga banyak siswa menghafal belaka.

     &amun menurut Iigotsky, dalam mengkonstruksi suatu konsep perlu

    memperhatikan lingkungan sosial. $onstrukti#isme ini oleh Iigotsky disebut

    kotnstrukti#isme sosisal. 'da dua konsep penting dalam teori Iigotsky yaitu

    Kaone of Proximal "e#elopment ) KP" * dan s!affolding. Kone of Proximal

    "e#elopment ) KP" * merupakan jarak antara tingkat perkembangan

  • 8/16/2019 Bulek Rika

    16/32

    sesungguhnya yang didefinisikan sebagai kemampuan peme!ahan masalah se!ara

    mandiri dan tingkat perkembangan potensial yang didefinisikan sebagai

    kemampuan peme!ahan masalah di bawah bimbingan orang dewasa atau melalui

    kerja sama dengan teman sejawat yang lebih mampu. Sedangkan s!affolding

    merupakan sejumlah bantuan kepada siswa selama tahap awal pembelajaran,

    kemudian mengurangi bantuan dan memberikan kesempatan untuk mengambil

    alih tanggung jawab yang semakin besar setelah ia dapat melakukannya.

    S!affolding merupakan bantuan bantuan yang diberikan kepada siswa untuk 

     belajar dan meme!ahkan masalah. (antuan tersebut dapat berupa peme!ahan,

    memberikan !ontoh, dan tindakan 5 tindakan lain yang memungkinkan siswa itu

     belajar mandiri.

    A.Belaja Matemat"ka menuut Paham &'nstukt"("sme

    $onsep pembelajaran konstrukti#is didasarkan kepada kerja akademik 

     para ahli psikologi dan peneliti yang peduli dengan konstrukti#isme. Para ahli

    konstrukti#isme mengatakan bahwa ketika siswa men!oba menyelesaikan tugas

    tugas di kelas, maka pengetahuan matematika dikonstruksi se!ara aktif 

    ) Suherman, 788/*

    Para ahli konstrukti#isme yang lain mengatakan bahwa dari perspektifnya

    konstrukti#is, belajar matematika bukanlah suatu proses LpengepakanG

     pengetahuan se!ara hatihati, melainkan hal mengorganisir akti#itas, di mana

    kegiatan ini diinterpretasikan se!ara luas. Selanjut -obb ) Suherman 788/*

    mengatakan bahwa belajar matematika merupakan proses di mana siswa se!ara

    aktif menkonstruksi pengetahuan matematika.

    Para ahli konstrukti#is setuju bahwa belajar matematika melibatkan

    manipulasi aktif dari pemaknaan bukan hanya bilangan dan rumusrumus saja.

    Mereka menolak paham matematika dipelajari dalam satu koleksi yang berpola

    linear. Setiap tahap dari pembelajaran melibatkan suatu proses penelitian terhadap

    makna dan penyampaian keterampilan hafalan dengan !ara yang tidak ada

     jaminan bahwa siswa akan menggunakan keterampilan intelegensinya dalam

    setting matematika. ebih jauh lagi para ahli konstruti#is merekomendasi untuk 

    menyediakan lingkungan belajar di mana siswa dapat men!apai konsep dasar,

  • 8/16/2019 Bulek Rika

    17/32

    keterampilan algoritma, proses heuristik dan kebiasaan bekerja sama dan

     berefleksi . "alam kaitannya dengan belajar, -obb dkk )/BB7* menguraikan

     bahwa “belajar dipandang sebagai proses aktif dan konstruktif di mana siswa

    men!oba untuk menyelesaikan masalah yang mun!ul sebagaimana mereka

     berpartisipasi aktif dalam latihan matematika di kelas. -onfrey )/BB8*,yang juga

     banyak bi!ara dalam konstrukti#isme menawarkan suatu powerfull !ontru!tion

    dalam matematika. "alam mengkonstruksi pengertian matematika melalui

     pengalaman, ia mengidentifikasi /8 karakteristik dari powerfull !ontru!tions

     berfikir siswa. ebih jauh ia mengatakan bahwa powerfull !onstru!tion ditandai

    oleh9

    /. Sebuah s-ruk-ur +en)an ukuran kek0nsis-enan in-ernal9

    7. Sua-u ke-er*a+uan an-ar berma1am.ma1am k0nse*9

    0.  Sua-u kek0n?er)enan +i an-ara aneka ben-uk +an k0n-eks9

    =. Kemam*uan un-uk mere@eksi +an men5elaskan9

    3. Sebuah kesinambun)an se5arah9

    4.  Terika- ke*a+a berma1am.ma1am s/s-em s/mb0l9

    :. Sua-u /an) 1010k +en)an *en+a*a- e;*er- ahli(9

    >. Sua-u /an) *0-ensial un-uk ber-in+ak seba)ai ala- un-ukk0ns-ruksi lebih lan5u-9

    B. Seba)ai *e-un5uk un-uk -in+akan beriku-n/a9/8.Sua-u kemam*uan un-uk men5us-ikasi +an mem*er-ahankan

    0n,re/2 "CC!: ""!(3

    Semua !iri!iri powerfull di atas dapat digunakan se!ara efektif dalam

     proses belajar mengajar di kelas. Menurut -onfrey )/BB8*, siswasiswa

    matematika seringkali hanya menerapkan satu kriteria e#aluasi mereka dari yang

    mereka konstruksi misalkan dengan bertanya “'pakah ini disetujui para ahli

    'tau dalam istilah konstrukti#is “'pakah itu benar” 'kibatnya pengetahuan

    matematika menjadi terisolasi dari sisa pengalaman mereka yang dikonstuksi dari

    aksi mereka di dunia dalam pola yang spontan dan interaktif. 6leh karena itu

     pandangan siswa tentang LkebenaranG ketika siswa belajar matematika perlu

    mendapat pengawasan ahli dan masyarakat menjadi tidak lengkap. "alam kasus

    ini peranan guru dan peranan siswa lain adalah menjustifikasi berfikirnya siswa

    dalam matematika. Salah satu yang mendasar dalam pembelajaran matematika

  • 8/16/2019 Bulek Rika

    18/32

    menurut konstrukti#is adalah suatu pendekatan dengan sebab tak terduga

    sebelumnya dengan suatu keterikatan yang !erdik dalam mempelajari karakter,

    kejadian, !erita, dan implikasinya

    B.Pendekatan &'nstukt"("sme dalam Pembelajaan Matemat"ka

    1mplementasi pendekatan konstrukti#isme dalam pembelajaran meliputi =

    tahap yaitu 9 /* apersepsi 7* eksplorasi 0* diskusi dan penjelasan konsep serta =*

     pengembangan dan aplikasi.

    Tahap pertama, siswa didorong agar mengemukakan pengetahuan

    awalnya tentang konsep yang akan dibahas. (ila perlu guru meman!ing dengan

    memberikan pertanyaan 5 pertanyaan problematik tentang fenomena yang sering

    ditemui seharihari dengan mengaitkan konsep yang akan dibahas. Siswa diberi

    kesempatan untuk mengkomunikasikan, mengilustrasikan pemahaman tentang

    konsep itu.

    Tahap kedua, siswa diberi kesempatan untuk menyelidiki dan menemukan

    konsep pengumpulan, pengorganisasian, dan penginterpretasian data dalam suatu

    kegiatan yang telah diran!ang guru. $emudian se!ara berkelompok didiskusikan

    dengan kelompok lain. Se!ara keseluruhan, tahap ini akan memenuhi rasa

    keingintahuan siswa tentang fenomena alam di sekelilingnya.

    Tahap ketiga, saat siswa memberikan penjelasan dan solusi yang

    didasarkan pada hasil obser#asinya ditambah dengan penguatan dari guru, maka

    siswa membangun pemahaman baru tentang konsep yang dipelajari. %al ini

    menjadikan siswa tidak ragu5ragu lagi tentang konsepsinya.

    Tahap keempat , guru berusaha men!iptakan iklim pembelajaran yang

    memungkinkan siswa dapat mengaplikasikan pemahaman konseptualnya, baik 

    melalui kegiatan atau pemun!ulan dan peme!ahan masalah 5 masalah yang

     berkaitan dengan isu 5 isu dilingkungannya.

    "alam pembelajaran matematika beberapa ahli konstrukti#isme telah

    menguraikan indikator belajar mengajar berdasarkan konstrukti#isme. -onfrey

    ) Suherman,788/ * menyatakan9

    “  sebagai seorang konstruktivis ketika saya mengajarkan matematika, saya tidak 

    mengajarkan tentang struktur matematika yang objeknya ada di dunia ini. Saya

  • 8/16/2019 Bulek Rika

    19/32

    mengajar mereka, bagaimana mengembangkan kognisi mereka, bagaimana

    melihat dunia melalui sekumpulan lensa kuantitatif yang saya percaya akan

    menyediakan suatu cara yang poerful untuk memahami dunia, bagaimana

    merefleksikan lensa ! lensa itu untuk menciptakan lensa ! lensa yang lebih kuat,

    dan bagaimana mengapresiasi peranan dari lensa dalam memainkan

     pengembangan kultur mereka. Saya mencoba untuk mengajarkan untuk 

    mengembangkan satu alat intelektual yaitu matematika."

    %al ini ter!ermin bahwa matematika hanyalah sebagai alat untuk berfikir,

    fokus utama mengajar matematika adalah meberdayakan siswa untuk berfikir 

    mengkonstruksi pengetahuan matematika yang pernah ditemukan oleh ahliahli

    sebelumnya3

    *.E(aluas" Pembelajaan Matemat"ka menuut &'nstukt"("sme

    Entuk mendeskripsikan e#aluasi pembelajaran, perlu diklarifikasi

    seberapa bedakah antara asesmen dan e#aluasi. Menurut ebb )/BB7* e#aluasi

    dalam pendidikan adalah suatu in#estigasi matematis tentang nilai atau merit

    tentang suatu tujuan. +ermasuk di dalam e#aluasi adalah sekumpulan buktibukti

    se!ara sistematis untuk membantu membuat keputusan tentang )/* siswa belajarN

    )7* pengembangan materiN )0* program. ood )/B>:, dikutip dalam ebb, /BB7*

    memberikan definisi umum tentang assesmen sebagai berikut 9

    • 'ssesmen dianggap sebagai penyediaan suatu pertimbangan menyeluruh

    dari suatu fungsi indi#idu di dalam melukiskan rasa paling luas dalam

     berbagai bukti baik kualitatif maupun kuantitatif dan karenanya sampai

    kepada pengujian keterampilan kognitif dengan teknik paperpen!il untuk 

    sejumlah orang.

    • ebb and (riars )/BB8* menambahkan bahwa 9 'ssesmen dalam

    matematika adalah proses penentuan apakah siswa tahu. Merupakan suatu

     bagian dari akti#itas pengajaran matematika, yaitu penge!ekan apakah

    siswa memahami, mendapatkan umpan balik dari siswa, kemudian

    menggunakan informasi ini untuk membimbing pengembangan

     pengalaman belajarnya.

  • 8/16/2019 Bulek Rika

    20/32

    Meskipun ada perbedaan pengertian antara e#aluasi dan assesmen yang

    dimaksudkan di sini adalah !ara guru mengases )menilai* prestasi siswa belajar 

    matematika. ?a!obsen dkk. )/B>3* mengidentifikasi tahap ketiga dari

     pembelajaran adalah e#aluasi. "i sini guru men!oba mengumpulkan informasi

    yang dapat digunakan untuk menentukan apakah pembelajarannya telah sukses

    'pa yang semestinya guru lakukan untuk mengukur pemahaman konsep

    matematika "alam memberikan assesmen pengetahuan matematika siswa,

    mestinya diperoleh data kemampuan siswa dalam matematika, harus memasukkan

    tentang pengetahuan siswa pada konsep matematika, prosedur matematika, dan

    kemampuan problem sol#ing, reasoning, dan komunikasi, )&-+M, /BB8*.

    O#aluasi dalam pembelajaran matematika menggunakan pendekatan

    konstrukti#is terjadi sepanjang proses pembelajaran berlangsung )on going

    assessment*. "ari awal sampai akhir guru memantau perkembangan siswa,

     pemahaman siswa terhadap suatu konsep matematika, ikut membentuk dan

    mengawasi proses konstruksi pengetahuan )matematika* yang dibuat siswa.

    2.2 Pendekatan Pembelajaan !&'ntekstual$ Peme3ahan Masalah$ dan

    Real"st"k)

    2.2.a Pen-et"an Pendekatan &'ntekstual

    Pembelajaran kontekstual )Contextual Teaching and learning * adalah

    konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya

    dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara

     pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan merekaseharihari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif,

    yakni9 konstrukti#isme )Constructivism*, bertanya )#uestioning *, menemukan

    ) $n%uiri*, masyarakat belajar ) Learning Community*, pemodelan ) &odeling *, dan

     penilaian sebenarnya ) 'uthentic  'ssessment *

    /. Merupakan suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan

    memoti#asi siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang

    dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks

  • 8/16/2019 Bulek Rika

    21/32

    kehidupan mereka seharihari )konteks pribadi, sosial, dan kultural*

    sehingga siswa memiliki pengetahuan keterampilan yang se!ara fleksibel

    dapat diterapkan )ditransfer* dari satu permasalahan konteks ke

     permasalahan konteks lainnya.

    7. Merupakan konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara

    materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata dan mendorong

     pebelajar membuat hubungan antara materi yang diajarkannya dengan

     penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan

    masyarakat

    2.2.b Pem"k"an tentan- belaja

    Pendekatan kontekstual mendasarkan diri pada ke!enderungan pemikiran

    tentang belajar sebagai berikut.

    1. P'ses belaja

    a* (elajar tidak hanya sekedar menghafal. Siswa harus mengkontruksi

     pengetahuan di benak mereka.

     b* 'nak belajar dari mengalami. 'nak men!atat sendiri polapola

     bermakna dari pengetahuan baru, dan bukan diberi begitu saja oleh

    guru.

    !* Para ahli sepakat bahwa pengetahuan yang dimiliki sesorang itu

    terorganisasi dan men!erminkan pemahaman yang mendalam tentang

    sesuatu persoalan.

    d* Pengetahuan tidak dapat dipisahpisahkan menjadi faktafakta atau

     proposisi yang terpisah, tetapi men!erminkan keterampilan yang dapat

    diterapkan.

    e* Manusia mempunyai tingkatan yang berbeda dalam menyikapi situasi

     baru.f* Siswa perlu dibiasakan meme!ahkan masalah, menemukan sesuatu

    yang berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan ideide.

    2. Tans#e Belaja

    a* Siswa belajar dari mengalami sendiri, bukan dari pemberian orang

    lain.

     b* $eterampilan dan pengetahuan itu diperluas dari konteks yang terbatas

    )sedikit demi sedikit*

    !* Penting bagi siswa tahu untuk apa dia belajar dan bagaimana ia

    menggunakan pengetahuan dan keterampilan itu

  • 8/16/2019 Bulek Rika

    22/32

    0. S"sa seba-a" Pembelaja

    a* Manusia mempunyai ke!enderungan untuk belajar dalam bidang

    tertentu, dan seorang anak mempunyai ke!enderungan untuk belajar 

    dengan !epat halhal baru.

     b* Strategi belajar itu penting. 'nak dengan mudah mempelajari sesuatu

    yang baru. 'kan tetapi, untuk halhal yang sulit, strategi belajar amat

     penting.

    !* Peran orang dewasa )guru* membantu menghubungkan antara yang

     baru dan yang sudah diketahui.

    d* +ugas guru memfasilitasi agar informasi baru bermakna, memberi

    kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan menerapkan ide

    mereka sendiri, dan menyadarkan siswa untuk menerapkan strategi

    mereka sendiri.

    . Pent"n-n,a L"n-kun-an Belaja

    a* (elajar efektif itu dimulai dari lingkungan belajar yang berpusat pada

    siswa. "ari guru akting di depan kelas, siswa menonton ke siswa

    akting bekerja dan berkarya, guru mengarahkan.

     b* Pengajaran harus berpusat pada bagaimana !ara siswa menggunakan

     pengetahuan baru mereka.Strategi belajar lebih dipentingkan

    dibandingkan hasilnya.

    !* Empan balik amat penting bagi siswa, yang berasal dari proses

     penilaian yang benar.

    d* Menumbuhkan komunitas belajar dalam bentuk kerja kelompok itu

     penting.

    2.2.3 Penea%an Pendekatan &'ntekstual D" &elas

    Pembelajaran $ontekstual dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja,

     bidang studi apa saja, dan kelas yang bagaimanapun keadaannya. Pendekatan

    Pembelajaran $ontekstual dalam kelas !ukup mudah. Se!ara garis besar,

    langkahnya sebagai berikut ini.

    $embangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan

    !ara bekerja sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan

     barunya

    /. aksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik 

    7. kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.

  • 8/16/2019 Bulek Rika

    23/32

    0. -iptakan masyarakat belajar.

    =. %adirkan model sebagai !ontoh pembelajaran

    3. akukan refleksi di akhir pertemuan

    4. akukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai !ara

    2.2.d Tujuh &'m%'nen Pembelajaan &'ntekstual

      A.&'nstukt"("sme

    )!onstru!ti#ism*. $ontrukti#isme merupakan landasan berpikir -+, yang

    menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal, mengingat

     pengetahuan tetapi merupakan suatu proses belajar mengajar dimana siswa sendiri

    aktif se!ara mental mebangun pengetahuannya, yang dilandasi oleh struktur 

     pengetahuanyang dimilikinya

    a* Membangun pemahaman mereka sendiri dari pengalaman baru berdasar 

     pada pengetahuan awal.

     b* Pembelajaran harus dikemas menjadi proses “mengkonstruksi” bukan

    menerima pengetahuan

    B.In4u",

    )1nuiry*. Menemukan merupakan bagaian inti dari kegiatan pembelajaran

     berbasis kontekstual $aren pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa

    diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat faktafakta tetapi hasil dari

    menemukan sendiri. $egiatan menemukan )inuiry* merupakan sebuah siklus

    yang terdiri dari obser#asi )obser#ation*, bertanya )uestioning*, mengajukan

    dugaan )hiphotesis*, pengumpulan data )data gathering*, penyimpulan

    )!on!lusion*.

    a* Proses perpindahan dari pengamatan menjadi pemahaman. b* Siswa belajar menggunakan keterampilan berpikir kritis

    *.5uest"'n"n- !Betan,a)

    )Questioning*. Pengetahuan yang dimiliki seseorang selalu dimulai dari

     bertanya. (ertanya merupakan strategi utama pembelajaan berbasis kontekstual.

    $egiatan bertanya berguna untuk 9 /* menggali informasi, 7* menggali

     pemahaman siswa, 0* membangkitkan respon kepada siswa, =* mengetahui sejauh

    mana keingintahuan siswa, 3* mengetahui halhal yang sudah diketahui siswa, 4*

  • 8/16/2019 Bulek Rika

    24/32

    memfokuskan perhatian pada sesuatu yang dikehendaki guru, :* membangkitkan

    lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa, untuk menyegarkan kembali pengetahuan

    siswa.

    a* $egiatan guru untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan

     berpikir siswa.

     b* (agi siswa yang merupakan bagian penting dalam pembelajaran yang

     berbasis inuiry

    D.Lean"n- *'mmun"t, !Mas,aakat Belaja)

    )earning -ommunity*. $onsep masyarakat belajar menyarankan hasil

     pembelajaran diperoleh dari hasil kerjasama dari orang lain. %asil belajar 

    diperolah dari LsharingG antar teman, antar kelompok, dan antar yang tau ke yang

     belum tau. Masyarakat belajar tejadi apabila ada komunikasi dua arah, dua

    kelompok atau lebih yang terlibat dalam komunikasi pembelajaran saling belajar.

    a* Sekelompok orang yang terikat dalam kegiatan belajar.

     b* (ekerjasama dengan orang lain lebih baik daripada belajar sendiri.

    !* +ukar pengalaman.

    E.M'del"n- !Pem'delan)

    Pemodelan pada dasarnya membahasakan yang dipikirkan,

    mendemonstrasi bagaimana guru menginginkan siswanya untuk belajar dan

    malakukan apa yang guru inginkan agar siswanya melakukan. "alam

     pembelajaran kontekstual, guru bukan satusatunya model. Model dapat diran!ang

    dengan ,elibatkan siswa dan juga mendatangkan dari luar.

    a* Proses penampilan suatu !ontoh agar orang lain berpikir, bekerja dan

     belajar 

     b* Mengerjakan apa yang guru inginkan agar siswa mengerjakannya

    6.Re#le3t"'n ! Re#leks")

    )2efle!tion*. 2efleksi merupakan !ara berpikir atau respon tentang apa

    yang baru dipelajari aau berpikir kebelakang tentang apa yang sudah dilakukan

    dimasa lalu. 2ealisasinya dalam pembelajaran, guru menyisakan waktu sejenak 

    agar siswa melakukan refleksi yang berupa pernyataan langsung tentang apa yang

    diperoleh hari itu.

  • 8/16/2019 Bulek Rika

    25/32

    a* -ara berpikir tentang apa yang telah kita pelajari.

     b* Men!atat apa yang telah dipelajari.

    !* Membuat jurnal, karya seni, diskusi kelompok 

    .Authent"3 Assessment !Pen"la"an 7an- Sebenan,a)

    Penilaian yang sebenarnya ) 'uthenti! 'ssessment*. Penialaian adalah

     proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberi gambaran mengenai

     perkembangan belajar siswa. "alam pembelajaran berbasis -+, gambaran

     perkembangan belajar siswa perlu diketahui guru agar bisa memastikan bahwa

    siswa mengalami pembelajaran yang benar. Fokus penilaian adalah pada

     penyelesaian tugas yang rele#an dan kontekstual serta penilaian dilakukanterhadap proses maupun hasil.

    a* Mengukur pengetahuan dan keterampilan siswa.

     b* Penilaian produk )kinerja*.

    !* +ugastugas yang rele#an dan kontekstual

    2.2.e &aakte"st"k Pembelajaan &'ntekstual

    /. $erjasama

    7. Saling menunjang

    0. Menyenangkan, tidak membosankan

    =. (elajar dengan bergairah3. Pembelajaran terintegrasi

    4. Menggunakan berbagai sumber 

    :. Siswa aktif 

    >. Sharing  dengan teman

    B. Siswa kritis guru kreatif 

    18. "inding dan loronglorong penuh dengan hasil kerja siswa, petapeta,

    gambar, artikel, humor dan lainlain

    2.0 State-" Peme3ahan Masalah

    (erbi!ara peme!ahan masalah tidak bisa dilepaskan dari tokoh utamanya,yaitu @eorge Polya. Menurut Polya, dalam peme!ahan suatu masalah terdapat

    empat langkah yang harus dilakukan yaitu9 )/* memahami masalah, )7*

    meren!anakan peme!ahannya, )0* menyelesaikan masalah sesuai ren!ana langkah

    kedua, dan )=* memeriksa kembali hasil yang diperoleh )looking ba!k*.

    Ompat tahapan peme!ahan masalah dari Polya tersebut merupakan satu

    kesatuan yang sangat penting untuk dikembangkan. Salah satu !ara untuk 

    mengembangkan kemampuan anak dalam peme!ahan masalah adalah melalui

  • 8/16/2019 Bulek Rika

    26/32

     penyediaan pengalaman peme!ahan masalah memerlukan strategi berbedabeda

    dari satu masalah ke masalah lainnya.

    Entuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang strategi peme!ahan

    masalah, berikut akan disajikan beberapa strategi peme!ahan masalah yang

    mungkin diperkenalkan pada anak sekolah dasar.

    2.0.a State-" A3t It 9ut

    Strategi ini dapat membantu siswa dalam proses #isualisasi masalah yang

    ter!akup dalam soal yang dihadapi. "alam pelaksanaannya, strategi ini dilakukan

    dengan menggunakan gerakangerakan fisik atau dengan menggerakkan benda

     benda konkrit.

    @erakan bersifat fisik ini dapat membantu atau mempermudah siswa

    dalam menemukan hubungan antara komponenkomponen yang ter!akup dalam

    suatu masalah Pada saat guru memperkenalkan strategi ini, sebaiknya ditekankan

     bahwa penggunaan obyek kongkrit yang di!ontohkan sebenarnya dapat diganti

    dengan suatu model yang sangat sederhana misalnya gambar. Entuk 

    memperkenalkan strategi ini, banyak masalah dalam kehidupan seharihari yang

    dapat digunakan sebagai tema atau konteks masalahnya.

    2.0.b Membuat amba atau D"a-am

    Strategi ini dapat membantu siswa untuk mengungkapkan informasi yang

    terkandung dalam masalah sehingga hubungan antar komponen dalam masalah

    tersebut dapat terlihat dengan lebih jelas. Pada saat guru men!oba mengajarkan

    strategi ini, penekanan perlu dilakukan dilakukan bahwa gambar atau diagram

    yang dibuat tidak perlu sempurna, terlalu bagus atau terlalu detail. @ambar atau

    diagram adalah bagianbagian terpenting yang diperkirakan mampu memperjelas

     permasalahan yang dihadapi.

    2.0.3 Menemukan P'la

    $egiatan matematika yang berkaitan dengan proses menemukan suatu

     pola dari sejumlah data yang diberikan, dapat mulai dilakukan melalui

    sekumpulan gambar atau bilangan.

    $egiatan yang mungkin dilakukan antara lain dengan mengobser#asi sifat

    sifat Pendekatan Pembelajaran Matematika yang dimiliki bersama oleh

  • 8/16/2019 Bulek Rika

    27/32

    sekumpulan gambar atau bilangan yang tersedia. Sebagai suatu strategi untuk 

     peme!ahan masalah, pen!arian pola yang pada awalnya hanya dilakukan se!ara

     pasif melalui klu yang diberikan guru, pada suatu saat keterampilan itu akan

    terbentuk dengan sendirinya sehingga pada saat menghadapi permasalahan

    tertentu, salah satu pertanyaan yang mungkin mun!ul pada benak seseorang antara

    lain adalah9 “'dakah pola atau keteraturan tertentu yang mengaitkan tiap data

    yang diberikan”. +anpa melalui latihan, sangat sulit bagi seseorang untuk 

    menyadari bahwa dalam permasalahan yang dihadapinya terdapat pola yang bisa

    diungkap.

    2.0.d Membuat Tabel

    Mengorganisasi data ke dalam sebuah tabel dapat membantu kita dalam

    mengungkapkan suatu pola tertentu serta dalam mengidentifikasi informasi yang

    tidak lengkap. Penggunaan table merupakan langkah yang sangat efisien untuk 

    melakukan klasifikasi serta menyusun sejumlah besar data sehingga apabila

    mun!ul pertanyaan baru berkenaan dengan data tersebut, maka kita akan dengan

    mudah menggunakan data tersebut, sehingga jawaban pertanyaan tadi dapat

    diselesaikan dengan baik.

    2.0.e Mem%ehat"kan Semua &emun-k"nan Se3aa S"stemat"k

    Strategi ini biasanya digunakan bersamaan dengan strategi men!ari pola

    dan menggambar tabel. "alam menggunakan strategi ini, kita mungkin tidak perlu

    memperhatikan keseluruhan kemungkinan yang bisa terjadi. Rang kita perhatikan

    adalah semua kemungkinan yang diperoleh dengan !ara yang sistematik. Rang

    dimaksud sistematik disini misalnya dengan mengorganisasikan data berdasarkan

    kategori tertentu. &amun demikian, untuk masalahmasalah tertentu, mungkin kita

    harus memperhatikan semua kemungkinan yang bisa terjadi.

    2.0.# Tebak dan Pe"ksa !uess and *hek *

    Strategi menebak yang dimaksudkan di sini adalah menebak yang

    didasarkan pada alasan tertentu serta kehatihatian. Selain itu, untuk dapat

    melakukan tebakan dengan baik seseorang perlu memiliki pengalaman !ukup

    yang berkaitan dengan permasalah yang dihadapi.

  • 8/16/2019 Bulek Rika

    28/32

      (alok dibaah ini isinya adalah )**+ cm3

     carilah balok lainnya yang

    memiliki isi sama

    @ambar 7

    2.0.- State-" &eja Mundu

    Suatu masalah kadangkadang disajikan dalam suatu !ara sehingga yang

    diketahui itu sebenarnya merupakan hasil dari proses tertentu, sedangkan

    komponen yang ditanyakan merupakan komponen yang seharusnya mun!ul lebih

    awal. Penyelesaian masalah seperti biasanya dapat dilakukan dengan

    menggunakan strategi mundur. -ontoh masalahnya adalah sebagai berikut.

     ika jumlah dua bilangan bulat adalah -), sedangkan hasil kalinya , tentukan

    kedua bilangan tersebut .

    2.0.h Menentukan ,an- D"ketahu"$ ,an- D"tan,akan$ dan In#'mas" ,an-

    D"%elukan 

    Strategi ini merupakan !ara penyelesaian yang sangat terkenal sehingga

    seringkali mun!ul dalam bukubuku matematika sekolah.

    2.0." Men--unakan &al"mat Tebuka

    Strategi ini juga sering diberikan dalam bukubuku matematika sekolah

    dasar. alaupun strategi ini termasuk sering digunakan, akan tetapi pada langkah

    awal anak seringkali mendapat kesulitan untuk menentukan kalimat terbuka yang

    sesuai. Entuk sampai pada kalimat yang di!ari, seringkali harus melalui

     penggunaan strategi lain, dengan maksud agar hubungan antar unsur yang

    terkandung di dalam masalah dapat dilihat se!ara jelas. Setelah itu baru di buat

    kalimat terbukanya. (erikut adalah !ontoh masalah yang dapat diselesaikan

    dengan menggunakan strategi kalimat terbuka.

     0ua pertiga dari suatu bilangan adalah ) dan setengah dari bilangan tersebut 

    adalah -*. (erapakah bilangan tersebut1

    2.0.j Men-ubah Sudut Pandan-

  • 8/16/2019 Bulek Rika

    29/32

    Strategi ini seringkali digunakan setelah kita gagal untuk menyelesaikan

    masalah dengan menggunakan strategi lainnya. aktu kita men!oba

    menyelesaikan masalah, sebenarnya kita mulai dengan suatu sudut pandang

    tertentu atau men!oba menggunakan asumsiasumsi tertentu. Setelah kita

    men!oba menggunakan suatu strategi dan ternyata gagal, ke!enderungannya

    adalah kembali memperhatikan soal dengan menggunakan sudut pandang yang

    sama. ?ika setelah menggunakan strategi lain ternyata masih tetap menemui

    kegagalan, !obalah untuk mengubah sudut pandang dengan memperbaiki asumsi

    atau memeriksa logika berfikir yang digunakan sebelumnya. -ontoh penggunaan

    strategi dapat dilakukan pada soal berikut.

      'da berapa segitiga pada gambar berikut ini 1

    @ambar 0

    BAB III

    PENUTUP

    0.1 &es"m%ulan

    Pendekatan pembelajaran dapat merupakan suatu konsep atau prosedur 

    yang digunakan dalam membahas suatu bahan pelajaran untuk men!apai tujuan

     pembelajaran. Rang pelaksanaannya memerlukan satu atau lebih metode

     pembelajaran. Pendekatan deduktif suatu prosedur pembahasan konsep dengan

    menggunakan penalaran deduktif, yakni dimulai dari hal yang umum diikuti

    !ontoh!ontoh yang berlaku khusus. Pendekatan induktif suatu prosedur 

     pembahasan konsep dengan menggunakan penalaran induktif, yaitu dimulai dari

    kasus yang bersifat khusus dan diakhiri dengan kesimpulan yang berlaku umum.

    Pendekatan spiral merupakan suatu prosedur pembahasan konsep yang dimulai

    dengan !ara sederhana, dari konkret ke abstrak, dari !ara intuitif ke analisis, dari

     penyelidikan eksplorasi ke penguasaan, dari tahap paling rendah hingga tahap ke

  • 8/16/2019 Bulek Rika

    30/32

    yang paling tinggi, dalam waktu yang !ukup lama, dan selangselang waktu yang

    terpisahpisah. Menurut konstrukti#isme pengetahuan siswa dibangun dari hasil

    konstruksi siswa itu sendiri melalui interaksi dengan obyek, fenomena,

     pengalaman dan lingkungan mereka dan konstrukti#isme bertitik tolak dari

    asumsi bahwa pikiran manusia melalui konstruksi berfikir, bukan melalui transfer 

     bagaikan komoditi yang pindah dari kepala guru ke kepala siswanya atau sesuatu

    yang dapat diberikan atau diteteskan melalui komunikasi.

    -ontextual +ea!hing and earning )-+* atau pembelajaran kontekstual

    merupakan konsep belajar yang mengaitkan materi yang diajarkan dengan realitas

    dunia siswa sehingga siswa dapat membuat hubungan antara pengetahuan yang

    dimiliki dengan penerapannya. Pembelajaran bahasa bukan hanya memberikan

     pemahaman berupa definisi melainkan siswa dituntut untuk dapat menemukan

     pengetahuannya sendiri. @uru harus memiliki strategi yang mema!u siswa untuk 

    dapat berpikir kritis dan kreatif.

    1mplementasi -+ pada pembelajaran memba!a, berbi!ara, menulis,

    dan mendengarkan dapat membuat pembelajaran lebih kreatif, dan menuntut

    siswa untuk lebih berpikir kritis. 'rtinya siswa dipa!u untuk menghubungkan

    antara materi yang diajarkan dengan kehidupan seharihari. @uru harus dapat

    menjadi model pada kompetensi tertentu, sehingga siswa mendapatkan !ontoh

    atau model untuk mengambangkan konsep yang didapat.

    Pembelajaran bahasa 1ndonesia dengan metode -+ akan membuat

     pembelajaran semakin menarik dan kreatif tanpa menghilangkan tujuan

     pembelajaran. @uru seharusnya dapat men!iptakan berbagai strategi pembelajaran

    yang ino#atif sehingga siswa semakin berantusias mengikuti pembelajaran.

    $erjasama yang baik antara para pelaksana pendidikan dengan masyarakat akan

    memperlan!ar proses pendidikan.

  • 8/16/2019 Bulek Rika

    31/32

    DA6TAR PUSTA&A

    Ondraswara, Suwardi. 7880. Memba!a, Menulis, mengajarkan Sastra. Rogyakarta9 $ota

    $embang.

    $omaruddin, Orien. 7883. Panduan $reatif (ahasa 1ndonesia. (ogor9 Rudhistira.

    Priyatni, Ondah +ri. 7887. $urikulum (erbasis $ompetensi dan Pembelajaran

    $onteksual.

    'gus, ". S. )/BB4*., Pembelajaran Peme!ahan Masalah. +injauan Singkat (erdasarkan

    +eori $ognitif dalam Pendidikan %umaniora dan Sains +ahun 7 &omor / dan 7.

    %udoyo. )/BB:*. Matematika. "irjen "ikti 5 (P0@"

    2useffendi. O.+.)/BB7* Pendidikan Matematiika 0 Penddikan dan $ebudayaan Proyek 

     pembinaan +enaga $ependidikan Pendidikan +inggi,?akarta.

    http://penkont.blogspot.com/2013/11/daftar-isi-toc-o-h-z-u-kata-pengantar.htmlhttp://penkont.blogspot.com/2013/11/daftar-isi-toc-o-h-z-u-kata-pengantar.html

  • 8/16/2019 Bulek Rika

    32/32

    2useffendi. O.+ )/BB/* Pengantar $epada Membantu @uru Mengembangkan

    $ompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Mennngkatkan

    -(S'.+arsito (andung.

    Sagala S. )7880*. $onsep dan Makna Pembelajaran. (andung9 'lfabeta.

    1smail. )7887*. Modelmodel Pembelajaran. Pelatihan +erintegrasi (erbasis $ompetensi

    @uru Mata Pelajaran Matematika. "irektorat Sekolah anjutan Pertama

    "irektorat ?enderal Pendidika "asar dan Menengah "epartemen Pendidikan

     &asional. ?akarta.

    Simanjuntak, isnawaty dkk. )/BB7*. Metode Mengajar Matematika. ?akarta9 2ineka

    -ipta.

    Soedjana, . )/B>4*. (uku materi Pokok Strategi (elajar Mengajar Matematika. PM'+

    77:77S$SModul /4. Eni#ersitas +erbuka. ?akarta9 $arunika.