N i a N i s c aya
Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Berkarir di Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Pasca Pandemi Covid-19
14,45Jt
Tenaga Kerja
Pariwisata
11,17%Total Tenaga Kerja
Indonesia
17,43Jt
Tenaga Kerja
Ekraf
13,47%Total Tenaga Kerja
Indonesia
Sumber: Badan Pusat Statistik, OPUS Ekonomi Kreatif, Lokadata.com
4,8%PDB Nasional
7,4%PDB Nasional
Kontribusi Pariwisata & Ekraf (Pra-Pandemi)
Jumlah kasus Pandemi COVID-19 di Indonesia saat ini
masih terus meningkat. Hal ini menyebabkan terjadinya
krisis hampir di setiap lini, termasuk sektor industri
pariwisata dan ekonomi kreatif.
Kondisi Saat Ini
Sumber: BBC Indonesia (per 10 Juli 2020)
Kondisi Saat Ini
Dunia industri pariwisata dan kreatif mengalami masa sulit,
disebabkan oleh beberapa hal seperti pembatalan event,
penutupan tempat umum/keramaian, dan kondisi karantina
(PSBB) selama beberapa bulan terakhir, imbas dari pandemi
Covid-19
Selain itu, Indonesia pun masih mengalami lack of trust
of destination baik dari luar maupun dalam negeri,
sehingga harus ada upaya meningkatkan kepercayaan
terhadap masyarakat (Gaining Confidence).
Kondisi Saat Ini
Sumber: Sprinklr Analitic, 2020
periode 16 - 23 Juni 2020
61
.50
%
41
.10
%
51
.30
%
44
.00
% 57
.70
%
41
.80
%
49
.10
%
57
.70
%
68
.30
%
30
.80
% 45
.20
%
51
.20
%
71
.10
%
62
.80
%
41
.70
%
68
.80
%
45
.50
%
Periode : 16 - 23 Juni 2020
US
A
Au
str
alia
Ind
ia
Ma
laysia
Un
ite
d K
ing
do
m
Sin
ga
po
re
Ch
ina
Ph
ilip
pin
es
Ge
rma
ny
Fra
nce
Ho
ng
Ko
ng
UA
E
Ja
pa
n
Ne
the
rla
nd
Ru
ssia
So
uth
Ko
rea
Ta
iwa
n
Upaya Kemenparekraf Dalam Menanggulangi Dampak Pandemi COVID-19
Kebijakan Penanganan DampakCOVID-19
Penanggulangan bencana :
Kesehatan
Tanggap Darurat Pemulihan Normalisasi
Program perlindungan sosial
Kebijakan untuk insentif usaha :
fiskal dan moneter
Penyiapan Destinasi
Peningkatan CHSE di destinasi
wisata
Peningkatan SDM ParekrafStimulus permintaan : Optimalisasi
kegiatan MICE dalam negeri oleh K/L
dan BUMN
Mengembalikan Rasa Aman
• Publikasi masif penanganan Covid-19
Komunikasi melalui media massa ke
Indonesia
• Pendukungan kegiatan : MICE, Festival, dll.
Restrategi pembangunan pariwisata
Meningkatkan Minat Pasar
Kelanjutan pemberian insentif,
diskon, dan paket wisata dan
MICE
Mendorong kreativitas dan
produktifitas saat WFH
Koordinasi Krisis Kepariwisataan :
dengan daerah terdampak
Pemulihan Wisata Domestik :
Pembukaan secara bertahap dengan
penerapan protokol CHSE
Persiapan Pemulihan
Program DukunganKemenparekraf Pada Masa Tanggap Darurat
NO PROGRAM PENJELASAN PROGRAM
1Bantuan Akomodasi Tenaga
Kesehatan
Kemenparekraf telah memfasilitasi tenaga medis sejumlah 2,357 Tenaga Kesehatan,
bertempat di 11 hotel dengan total 1,408 kamar.
2Bantuan Transportasi Tenaga
Kesehatan
Transportasi bagi tenaga medis.
Penyediaan transportasi untuk tenaga kesehatan, bekerja sama dengan 5 (lima) moda
transportasi.
3
Balasa
(Pemberian Bantuan Bahan
Pokok dan Lauk Siap Saji
kepada Tenaga Kerja
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
yang Terdampak Covid-19)
TOTAL 327.774 PAKET
(posisi sampai tanggal 2 Juli 2020)
4 Gerakan Masker KainTOTAL 285.000 masker
(posisi sampai tanggal 2 Juli 2020)
Upaya Kemenparekraf Bersama dengan K/L Lain di Masa Tanggap Darurat COVID-19
NO K/L PENJELASAN PROGRAM
1 Kementerian Keuangan
Pembebasan PPh 21, 22, dan PPh 25 (Dirilisnya Peraturan Menteri Keuangan
No. 44 2020 tentang Insentif Pajak untuk Wajib Pajak Terdampak Pandemi
Covid-19)
2
Gugus Tugas Percepatan
Penanganan Covid-19 dan
Kementerian LHK
Koordinasi pembukaan Kawasan Pariwisata Alam (kawasan wisata bahari,
kawasan konservasi perairan, kawasan wisata petualangan, Taman Nasional,
Taman Wisata Alam, Taman Hutan Raya, Suaka Margasatwa, geopark, dan
pariwisata alam non-kawasan konservasi antara lain kebun raya, kebun
binatang, Taman Safari, desa wisata, serta kawasan wisata alam yang dikelola
oleh masyarakat) pada tanggal 22 Juni 2020.
Program Kementerian Pariwisata &Ekonomi Kreatif
Program Pemulihan Pemasaran Parekraf
1•••
Penyusunan
protokol CHSE
dalam bentuk video edukasi
dan handbook yang ditujukan
kepada para pelaku usaha
pariwisata
3•••
Sosialisasi/pelatihan
destinasi
yang sudah menerapkan
protokol CHSE: pertemuan-
pertemuan terbatas K/L saat
kebijakan PSBB mulai
dilonggarkan
4•••
Publikasi
kepada para pelaku &
masyarakat domestik &
internasional melalui
berbagai channel
2•••
Simulasi & uji coba
penerapan protokol
CHSEyang sekaligus
mendokumentasikan sebagai
bahan untuk soft campaign
dan tutorial
T A H A P A N P R O T O K O L
Implementasi Protokol CHSE (Cleanliness, Health, Safety and Environment)
Protokol Kesehatan: KepMen Kesehatan 2020 No.HK.01.07-MENKES-382-2020
Pembuatan Handbook Implementasi CHSE Sektor Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif
Arsitektur
Seni Rupa
Desain Produk*
Kuliner*Fashion*
Desain
Komunikasi
Visual
Kriya*
Seni
Pertunjukan*
Televisi & Radio
Fotografi
Periklanan
Desain Interior
Penerbitan
Pengembangan
Permainan
Musik* AplikasiFilm, Animasi,
dan Video
Program Pemulihan Pemasaran Parekraf
*) Proses Draft Finalisasi
Hotel Restoran dan
Rumah Makan
SPA*Daya Tarik
Wisata*
Homestay*
Wisata Minat
Khusus*
Event
MICE*Usaha
Perjalanan
Wisata*
Edukasi wisatawan untuk
memahami dan mengikuti
protokol CHSE di destinasi
wisata
Pemasaran dan promosi
destinasi wisata bekerjasama
dengan partner, media dan KOL
Penyusunan paket wisata yang
sesuai dengan preferensi pasar
dan penerapan protocol CHSE
Strategi Reaktivitas Pemasaran Pariwisata Nusantara
Program Pemulihan Pemasaran Parekraf
Beli Kreatif Lokal
#Belikreatiflokal merupakan program turunan dari
gerakan nasional “Bangga Buatan Indonesia” berupa
program untuk membantu pelaku ekraf yang
terdampak covid-19 di zona merah Jabodetabek,
dalam bentuk optimalisasi e-commerce serta
pendampingan untuk meningkatkan omset.
1. Pelaku Ekraf Sub-sektor Fashion
(35%), Kuliner (50%) dan Kriya
(15%);
2. Area Jabodetabek;
3. Target Jumlah 500 Pelaku Ekraf
Mitra Platform
Update per 30 Juni 2020:
500 peserta telah terpilih dan
100 peserta cadangan telah
ditetapkan
Kampanye
Video Jingle Instagram Website
Target
Live Streaming CHSE bersama mitra Sosialisasi Kenormalan Baru Sektor Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif (20 - 21 Juni 2020)
E-commerce, Transportasi, Mall,
Platform Hukum, BUMN
Dinas Pariwisata : Banyuwangi, Belitung, Bintan, Bali, Joglosemar,
Jakarta, Pulau Seribu
Pelaku Industri Pariwisata : Accor
Group, Taman Impian Jaya Ancol,
Taman Mini Indonesia Indah*beberapa mitra belum memberikan report
NO MITRA VIEWERS*
1 Ancol 1.119
2 Shopee 357
3 Tokopedia 626
4 Bukalapak 2.400
5 Grab 154
6 Gojek 377
7 Youtube Kemenparekraf 7.493
TOTAL VIEW 16.217
Mitra Pariwisata
Para mitra khususnya
marketplace dan penyedia
transportasi juga telah
menerapkan protokol CHSE di
dalam sistem masing-masing.
Sosialisasi Kenormalan Baru Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
(20 - 21 Juni 2020)
Kegiatan Online
Livestream sosialisasi
protokol CHSE via
Youtube oleh para mitra
Kegiatan Offline
Pameran produk kurasi
#BeliKreatifLokal sesuai
protokol CHSE sekaligus
menyambut dibukanya
kembali aktivitas
perekonomian di Jakarta
Kelas Online Kreatif
Kelas Online Kreatif merupakan kegiatan
kolaborasi antara Kemenparekraf dengan
program Competence Aid Program Astragraphia.
Batch Bali merupakan pilot project, yang mana
kedepannya akan dilaksanakan juga Kelas
Online Kreatif untuk batch umum.
Tujuan kegiatan ini adalah membantu pelaku
usaha maupun pelaku pariwisata Bali
terdampak COVID-19 yang melakukan shifting
kepada usaha ekonomi kreatif.
Pelaksanaan: 7-9 Juli 2020
Jumlah peserta terpilih 130 dari 433 total
pendaftar selama 2 hari open call.
Narasumber terdiri dari kolaborasi expert di
setiap bidang:
• Kemenparekraf (pemerintah)
• BEDO & Ivendo (pelaku usaha)
• Jouska (financial planner)
• Shopee (marketplace)
• Gojek (digital platform)
• Astragraphia (packaging design)
• Gulaliku & Kampung Souvenir
(pelaku ekraf)
InDOnesia CARE10 Juli 2020
InDOnesia CARE adalah sebuah inisiatif dari sektor pariwisata dan ekonomi
kreatif Indonesia yang menjadikan kebersihan, kesehatan, dan keselamatan
sebagai prioritas utama.
InDOnesia CARE mewujudkan antusiasme kolektif masyarakat Indonesia
berkomitmen untuk peduli terhadap kesejahteraan orang lain dengan
sepenuh hati, serta menjalankan praktik tanpa kontak sentuh dalam kegiatan
pelayanan dan fasilitas jasa dengan disiplin tinggi, demi keselamatan
bersama melalui panduan protokol kesehatan pariwisata.
https://www.indonesia.travel/id/id/i-do-care-covid19
Strategi Pelaku Ekraf Masa Pandemic, perlu menerapkan AADC
AcceptKondisi ini harus segera kita
terima karena memang kondisi
ini bukan hanya di alami oleh
produk lokal saja, tapi semua
lini produk, baik itu UKM atau
non UKM.
AdaptMengajak para pelaku
usaha untuk segera
beradaptasi atas situasi
dan kondisi yang ada
sekarang.
DigitalMendorong para pelaku
usaha untuk segera
“melek” digital dan
memanfaatkan platform
digital, mengingat dalam
kondisi seperti sekarang ini
platform digital menjadi
platform pilihan utama bagi
masyarakat umum.
CollaborativeMendorong pelaku usaha agar terus
kreatif untuk mencari solusi terbaik.
Serta berkolaborasi & berkomunikasi
dengan berbagai pihak, karena
kedua hal inilah yang menjadi kunci
utama kesuksesan usaha kreatif.
Pariwisata & Ekonomi Kreatif Pasca Pandemi
Pariwisata &Ekonomi Kreatif pra-pandemi
Pandemi COVID-19 New Normal dalam Industri Pariwisata & Ekonomi Kreatif
Pendekatan Baru dalamPariwisata dan Ekonomi
Kreatif
Perubahan Mindset
Konsumen
Adaptasi Industri Parekraf
PRA-PANDEMI PANDEMI PASCA-PANDEMI
Memasuki masa transisi, industri pariwisata dan
ekonomi kreatif perlu beradaptasi terhadap
kebiasaan yang baru, sebagai bentuk persiapan
menghadapi masa pascapandemi
TRANSISI
Sumber: Invent.ure knowledge, 2020
Konsumen hanya
belanja hal-hal
penting dan
esensial
Konsumen beralih ke
solusi online dan
digital untuk
mengurangi kontak
fisik dan sebagian
besar masih
beraktivitas di rumah
Konsumen akan
memperhitungkan
kebersihan, kesehatan,
keamanan, dan
kelestarian lingkungan
(CHSE : Cleanliness,
Health, Safety, and
Environment)
Perubahan Mindset Konsumen di masa Pandemi
Sumber: McKinsey
Kondisi Normal
Pandemi COVID-19
PSBB (serba online)
Produsen harus
mampu
bertransformasi
Adaptasi Kebiasaan
Baru
Konsumer
beradaptasi untuk
beraktivitas normal
Transformasi Jual Beli Produk Ekraf di masa Adaptasi Kebiasaan Baru
Peluang Karir Parekraf PascaPandemic
Peluang Karir Pariwisata & Ekonomi Kreatif Selama dan Pasca-pandemi
Pariwisata
Ekonomi Kreatif
PRA-PANDEMI PANDEMI PASCA-PANDEMITRANSISI
Masa Adaptasi & Pemulihan
Masa Adaptasi & Pemulihan
Proses adaptasi & pemulihan sektor
pariwisata membutuhkan waktu yang
lebih lama dibandingkan sektor
ekonomi kreatif yang dinamis.
Pelaku pariwisata dapat
menjadikan ekonomi kreatif
sebagai alternatif sumber mata
pencaharian selama masa
pandemi dan pemulihan.
Contoh kasus: Ivendo Bali
Peluang Karir Pariwisata & Ekonomi Kreatif Selama dan Pasca-pandemi
Pemandu wisata Perhotelan Penerbangan
PROTOKOL CHSE
Selama masa transisi, geliat usaha
pariwisata mulai sedikit diaktifkan
kembali, seperti di sektor pemandu
wisata, perhotelan, dan penerbangan.
Namun butuh penerapan protokol
CHSE yang cukup detail dan
membutuhkan waktu yang banyak
untuk diadaptasikan.
Pelaku usaha yang mampu dengan
konsisten dalam penerapan protokol
tersebut, memiliki peluang besar
untuk bertahan dan berkembang
hingga pascapandemi kemudian.
TRANSISI
Peluang Karir Pariwisata & Ekonomi Kreatif
Kesimpulan
• Sektor Pariwisata merupakan
sektor yang paling terdampak
selama pandemi Covid-19, hingga
berdampak pula terhadap tenaga
kerja dan peluang karir ke
depannya.
• Subsektor ekraf yang berbasis
digital dapat dikatakan kurang
terdampak pandemi. Karena
sifatnya yang dinamis, maka
kolaborasi antara subsektor
tersebut dengan subsektor
lainnya (contoh: kuliner + aplikasi,
musik/pameran virtual), dapat
menjadi peluang besar ke
depannya.
• Pelaku pariwisata yang mampu
menerapkan protokol kesehatan
dengan konsisten, peluang untuk
bertahan selama pandemi cukup
besar. Hal ini dikarenakan perubahan
pola pikir konsumen/wisatawan yang
semakin peduli terhadap CHSE
(Cleanliness, Health, Safety, and
Environment)
• Peluang karir dalam sektor ekonomi
kreatif cukup luas, sehingga bisa
menjadi alternatif pilihan bagi
pelaku pariwisata dalam proses
transisi (contoh: Ivendo Bali).
Melihat kebutuhan konsumen saat
ini berfokus pada kebutuhan
dasar/primer dan mampu
diadaptasikan dengan mudah
secara digital.
Kesimpulan
Top Related