DARI SCALING UP NUTRITION (SUN) MOVEMENTKE GERAKAN 1000 HPK : SOLUSI STRATEGIS PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI KESEHATAN MASYARAKAT DI INDONESIA
oleh:Kedeputian Sumber Daya Manusia dan Kebudayaan
Bappenas
Disampaikan pada Seminar Gizi Nasional
Gerakan Gizi 1000 HPK : Lahirkan Generasi Cerdas Berdaya Saing Global
Depok, 6 Desember 2014
A. PENDAHULUAN
B. SCALING UP NUTIRION
C. GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI (GERAKAN 1000 HPK)
D. STRATEGI GLOBAL DAN NASIONAL UNTUK MENCAPAI PERBAIKAN GIZI
E. PENUTUP
2
SISTEMATIKA
A. PENDAHULUAN
3
•
178 Million Children Under 5 Suffer from Stunting
Prevalence of
Stunting
Source : The Lancet Maternal and Child Undernutrition Series (2008)
Overlap /indicator group
Under-five stunting≥20%, WRA anaemia≥20%, Adult overweight ≥35%
Number of countries
Total Population (millions)
Countries
Under-five stunting only
3 194 Ethiopia, Rwanda, Viet Nam
WRA anaemia only
3 102 Senegal, Sri Lanka, Thailand
Adult overweight only
12 873 Argentina, Brazil, Chile, Colombia, Costa Rica, Germany, Mexico, Paraguay, Peru, The former Yugoslav Republic of Macedonia, United States of America, Uruguay
Under-five stunting and WRA anaemia only
47 2758 Angola, Bangladesh, Benin, Bhutan, Burkina Faso, Burundi, Cambodia, Central African Republic, Chad, Comoros, Congo (Republic of the), Cote d’Ivoire, Democratic People’s Republic of Korea, Democratic Republic of the Congo, Djibouti, Eritrea, Gambia, Ghana, Guinea, Guinea-Bissau, Haiti, India, Indonesia, Kenya, Lao People’s Democratic Republic, Liberia, Madagascar, Malawi, Mali, Mozambique, Myanmar, Namibia, Nepal, Niger, Nigeria, Pakistan, Philippines, Sierra Leone, Somalia, Sudan, Tajikistan, Timor-Leste, Togo, Uganda, United Republic of Tanzania, Zambia, Zimbabwe
5
COUNTRIES WITH OVERLAPING UNDERFIVE STUNTING, ANEMIA IN WOMEN OF REPRODUCTIVE AGE, AND ADULT OVERWEIGHT(1)
Overlap/indicator group
Under-five stunting≥20%, Under-five wasting≥5%, Under-five overweight ≥7%
Number of countries
(Total: 193)
Total population (millions)
Countries
Stunting overweight only
7 45 Armenia, Bolivia, Equatorial Guinea, Lesotho, Malawi, Rwanda, Swaziland
Wasting and overweight only
2 70 Republic of Moldova, Thailand
Stunting, wasting and overweight
17 468 Albania, Azerbaijan, Benin, Bhutan, Botswana, Comoros, Djibouti, Egypt, Indonesia, Iraq, Libya, Mozambique, Papua New Guinea, Sao Tome and Principe, Sierra Leone, Syria, Zambia
Below cut-off for all three indicators
10 1914 China, Colombia, Germany, Jamaica, Jordan, Republic of Korea, Saint Lucia, Tuvalu, United States of America, Venezuela
Total with data
117 5842
6
Indicator Source: United Nations Children’s Fund, World Health Organization, The World Bank. UNICEF-WHO-The World Bank: 2013 Joint child malnutrition estimates -Levels and trends. UNICEF, New York; WHO, Geneva; The World Bank, Washington, DC; 2014. Data are from 2005-2013.
COUNTRIES WITH OVERLAPING STUNTING, WASTING, AND OVERWEIGHT IN UNDERFIVE (2)
B. SCALING UP NUTRITION (SUN) MOVEMENT
7
GERAKAN SCALING UP NUTRITION (SUN) DI TINGKAT GLOBAL
Menyatukan komponen pemerintah, masyarakat madani, donor, PBB, swasta dan peneliti/akademisi dalam upaya perbaikan gizisecara kolektif.
54 member
countries
• SUN Movement merupakan respon negara-negara di duniaterhadap kondisi status gizi di sebagian besar negaraberkembang dan akibat kemajuan yang tidak merata dalampencapaian MDGs khususnya pada Tujuan I C yaitumenurunkan hingga setengahnya proporsi penduduk yangmenderita kelaparan dalam kurun waktu 1990-2015.
• Gerakan ini diinisiasi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)dibawah koordinasi Sekretaris Jenderal PBB, merupakanupaya global dari berbagai negara dalam rangka memperkuatkomitmen dan rencana aksi percepatan perbaikan gizi.
• Penanganan gizi sejak 1.000 hari (dari 270 hari masakehamilan hingga anak usia 2 tahun (730 hari))
9
SUN MOVEMENT
• SUN mendukung upaya suatu negara untuk melakukanpercepatan perbaikan gizi dan mengadvokasi adanyaharmonisasi dan penyelarasan keuangan.
• SUN menyatukan berbagai stakeholder.
• SUN mempromosikan intervensi gizi langsung (spesifik)dan tidak langsung (sensitif) di berbagai sektor sepertipertanian, air bersih dan sanitasi, pendidikan, sosial, danberbagai program pembangunan lainnya.
• SUN memastikan adanya komponen pemberdayaanperempuan dalam berbagai kebijakan dan kegiatan SUN.
GERAKAN SCALING UP NUTRITION (SUN) DI TINGKAT GLOBAL (2)
SUN Global
Stewardship
SUN Global
networks
SUN Countries
UN Secretary
General
SUN Lead
Group
SUN
Secretariat
Country
Donor
UN
Civil
societyBusiness
Knowledge
Government
SUN focal point
Donor
UN
CSOs Business
Knowledge
Government
Multi-sector
Multi-stakeholder
platform
GERAKAN SCALING UP NUTRITION (SUN) DI TINGKAT GLOBAL (3)
SUN Movement Lead Group
NAMIBIA
NEPAL
MOZAMBIQUE
BANGLADESH
PERU
TANZANIA
AFRICAN UNION
COMMISSION
NIGERIA
INDONESIA
CANADA
PERANCIS
LATVIA
AMERIKA
SERIKAT
BRAC MSF
IRLANDI
A
BRAZIL
CARE-
USA
INDIA
WFP
WORLD BANK
BILL &
MELINDA GATES GAINMRFCJ
UNICEF
UN
UNILEVER
UN SYSTEM
Pri
vate
secto
r
C. GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI (GERAKAN 1000 HPK)
13
INDONESIA SEBAGAI BAGIAN SUN MOVEMENT
• Indonesia telah menjadi bagian dari SUN Movement melalui surat keikutsertaan dari Menteri Kesehatan kepada Sekjen PBB pada bulan Desember 2011.
Saat ini jumlah negara yang bergabung dalam Gerakan SUN sebanyak 54 negara, termasuk Indonesia.
• Sekjen PBB telah menunjuk Deputi Bidang SDM dan Kebudayaan Bappenas menjadi anggota Lead Group SUN Movement.
14
Sebagai anggota Lead Group Global SUN Movement, Indonesia berkewajiban melaporkan perkembangan Gerakan 1000 HPK kepada Sekretariat SUN Movement di PBB, yang dilakukan melalui teleconference secara berkala dan pelaksanaan annual meeting di Kantor PBB New York.
15
PENERAPAN SUN MOVEMENTDI INDONESIA
SUN Movement diIndonesia di terapkandalam PeraturanPresiden No. 42 Tahun2013 tentang GerakanNasional PercepatanPerbaikan Gizi
Visi, Misi dan Sasaran
VisiTerpenuhinya kebutuhan pangan dan gizi untuk memenuhi hak danberkembangnya potensi ibu dan anak
Misi1. Menjamin kerjasama antar berbagai pemangku kepentingan untuk
memenuhi kebutuhan pangan dan gizi setiap ibu dan anak2. Menjamin dilakukannya pendidikan gizi secara tepat dan benar untuk
meningkatkan kualitas asuhan gizi ibu dan anak
Sasaran 20251. Menurunkan proporsi anak balita yang stunting sebesar 40 persen 2. Menurunkan proporsi anak balita yang menderita kurus (wasting) kurang dari 5 persen.3. Menurunkan anak yang lahir berat badan rendah sebesar 30 persen4. Tidak ada kenaikan proporsi anak yang mengalami gizi lebih5. Menurunkan proporsi ibu usia subur yang menderita anemia sebanyak 50 persen6. Meningkatkan prosentase ibu yang memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan paling kurang 50
persen
Karena fokus SUN Movement pada 1000 HPK, maka disebut juga Gerakan 1000 HPK
PRINSIP DASAR INTERVENSI DALAM GERAKAN 1000 HPK
1. Intervensi Fokus pada 1000 Hari PertamaKehidupan (1000 HPK), yaitu dimulai dari 270hari masa kehamilan hingga anak usia 2 tahun(730 hari).
2. Intervensi didasarkan kepada bukti (evidencebased)
3. Intervensi harus dilakukan lintas sektormelibatkan pemerintah dan swasta
17
STRATEGI NASIONAL
1. Tahap Pertama: Membangun komitmen dan kerjasama antarpemangku kepentingan.
2. Tahap Kedua:Mempercepat pelaksanaan Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi, meningkatkan efektifitas dan meningkatkan sumber pembiayaan.
3. Tahap Ketiga: Memperluas pelaksanaan program, meningkatkan kualitaspelaksanaan dan memelihara kesinambungan kegiatanuntuk mencapai indikator dampak yang sudah disepakati.
18
Pembentukan Gugus Tugas
19
Tingkat Nasional:Pembentukan gugus tugas Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizimelalui Peraturan Presiden No. 42 Tahun 2013.Gugus tugas berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepadaPresiden, dipimpin oleh Menkokesra dengan anggota menteri terkait.Gugus tugas dalam pelaksanaan tugasnya dibantu oleh Tim Teknis.
Tingkat DaerahPemerintah Daerah Provinsi dan kabupaten dan kota mengintegrasikangugus tugas 1000 HPK ke Badan Ketahanan Pangan dan Gizi yang ada.Gugus tugas di tingkat daerah menyusun rencana dan program kerjadengan mengacu pada kebijakan nasional 1000 HPK yangdiintegrasikan dengan RADPG.Anggota gugus tugas daerah terdiri dari Pemerintah, Perguruan Tinggi,Organisasi Profesi, Organisasi Kemasyarakatan, Organisasi Keagamaan,LSM, pelaku usaha, dan anggota masyarakat.
20
TIM AHLI
POKJA I:Perencanaan
dan Penganggaran
POKJA II:Kampanye Nasional &
Daerah
POKJA III: Advokasi
dan Sosialisasi
Lintas Sektor dan Lintas Lembaga
POKJA IV:Pelatihan
POKJA V: Kemitraan
Gugus Tugas Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi(Tim Gerakan 1000 HPK)
TIM PENGARAH
TIM TEKNIS
PEMERINTAHPEMDA
inisiator, fasilitator dan
motivator
MITRA PEMBANGUNAN
memperkuatkolaborasi
DUNIA USAHA
pengembangan produk
MEDIA MASSA
menyebarluaskaninformasi terkaitpangan dan gizi
secara terusmenerus
ORGANISASI KEMASYARAKATAN
analisa kebijakan sertapelaksana
pada tingkatmasyarakat
UN NETWORK
memperluas dan mengembangka
n kegiatan
ORGANISASI PROFESI & AKADEMISI
Think Tank
PARLEMEN
GERAKANNASIONAL
PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI
21
PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN
INTERVENSI GIZI SPESIFIK
22
I. Ibu Hamil
Suplementasi besi folat
PMT pada ibu hamil Kurang EnergiKalori (KEK)
Penanggulangan kecacingan
Suplemen kalsium
Pemberian kelambu danpengobatan bagi ibu hamil yang positif malaria
II. Ibu Menyusui
Promosi menyusui
Komunikasi perubahan perilakuuntuk memperbaiki pemberianmakanan pendamping ASI
III. Bayi 0-23 Bulan
Suplementasi zink
Zink untuk manajemendiare
Suplemen vitamin A
Pemberian garam iodium
Pencegahan kurang giziakut
Pemberian obat cacing
Fortifikasi besi dan kegiatansuplementasi
Pemberian kelambu
INTERVENSI GIZI SENSITIF
No Kegiatan
1 Penyediaan air bersih dan sanitasi
2 Ketahanan dan keamanan pangan dan gizi
3 Keluarga Berencana
4 Jaminan Kesehatan Masyarakat
5 Perlindungan Sosial, termasuk PNPM
6 Fortifikasi Pangan
7 Pendidikan gizi masyarakat, termasuk PAUD
8 Intervensi untuk remaja perempuan, termasuk
pemberdayaan perempuan
9 Pengentasan Kemiskinan, termasuk BLT bersyarat/PKH23
PELAKSANAAN & RENCANA KEGIATAN GERAKAN 1000 HPK
1. Telah disusun 2 dokumen pendukung pelaksanaan Gerakan 1000 HPK, yaitu:
a. Kerangka Kebijakan Gerakan Nasional Sadar Gizi Dalam Rangka Seribu Hari Pertama Kehidupan atau Gerakan 1000 HPK
b. Pedoman Perencanaan Program Gerakan 1000 HPK
2. Soft launching dari Gerakan 1000 HPK telah dilakukan oleh Menko Kesratanggal 19 Sept. 2012, dihadiri oleh Menteri Negara PPN/Ka Bappenas, Menteri Kesehatan dan Menteri Pemberdayaan Perempuan danPerlindungan Anak
3. Pelaksanaan Sosialisasi Gerakan 1000 HPK di Pusat dan daerah umumnya dilakukan melalui anggaran Kementerian Kesehatan dan inisiasi pemerintah daerah
4. Penyusunan Peraturan Presiden dalam proses penandatangan Presiden
5. Pelaksanaan advokasi dan sosialisasi Peraturan Presiden pada stakeholders 24
PELAKSANAAN GERAKAN ...... (2)
5. Perlibatan multi-sectoral stakeholders meliputi unsur pemerintah, akademisi, dunia usaha, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatandan media massa.
6. Pengintegrasian indikator Gerakan 1000 HPK ke dalam dokumen RAN/RAD-PG dalam bentuk dokumen suplemen RAN/RAD-PG. Fokus pada pengintegrasian program/kegiatan intervensi spesifik dan sensitif.
7. Melakukan identifikasi berbagai Peraturan Perundangan yang mendukung Gerakan 1000 HPK, antara lain RPJMN 2010-2014, UU 40/2004 tentang SJSN, UU 36/2009 tentang Kesehatan, UU 18/2012 tentang Pangan, dan PP 33/2012 tentang Pemberian ASI eksklusif.
8. Costing Plan Gerakan 1000 HPK, meliputi penghitungan rencana pembiayaan intervensi gizi spesifik dan sensitif serta identifikasi kesenjangan antara anggaran yang dibituhkan dengan anggaran yang tersedia.
25
D. STRATEGI GLOBAL DAN NASIONAL MENCAPAI PERBAIKAN GIZI
26
INDIKATOR HASIL 2025
No Indikator Hasil
1. Menurunkan proporsi anak balita yang stunting sebesar 40persen.
2. Menurunkan proporsi anak balilta yang menderita kurus(wasting) kurang dari 5 persen.
3. Menurunkan anak yang lahir berat badan rendah sebesar 30persen.
4. Tidak ada kenaikan proporsi anak yang mengalami gizi lebih.
5. Menurunkan proporsi ibu usia subur yang menderita anemiasebanyak 50 persen.
6. Meningkatkan prosentase ibu yang memberikan ASI ekslusifselama 6 bulan paling kurang 50 persen.
27
SAMBUTAN SEKJEN PBB PADA PEMBUKAAN ICN 2
• Saat ini adalah babak baru untuk mencarijalan keluar dalam menghilangkan isukelaparan dan kekurangan gizi untukselamanya.
• Lebih dari 100 negara berkembang diAfrika, Latin Amerika dan Karibia, sertaAsia Pasifik dan Timur Tengah telahmenyampaikan komitmen untukmengakhiri kelaparan pada tahun 2025.
• 54 negara telah melakukan gerakanpercepatan perbaikan gizi (Scalling upNutrition/SUN) dan mengarusutamakangizi ke dalam pembangunan sosial danekonomi. Diperlukan peningkatanupaya global dan komitmen nasionalmengatasi masalah pangan dan gizi.
28
Selamat bagi negara-negarayang telah menyatakankomitmennya untukDeklarasi Roma untuk Gizidan Kerangka kerjanya
SAMBUTAN DIRJEN WHO PADA ICN 2
• Kebijakan yang cerdas dan kuat untuk mengatur pertanian,produksi pangan dan gizi saat ini makin diperlukan.
• Saat ini di tingkat dunia disparitas sosial yang berdampak padastatus kesehatan dan gizi adalah yang tertinggi dalam sejarah.Ekonomi tumbuh namun kebijakan lebih memihak pada kaum elitdan gagal melindungi kaum miskin. Dunia ini tidak memerlukannegara kaya yang penuh dengan penduduk miskin.
• Kelaparan dan kemiskinan yang diderita jutaan manusia duniaberdampak pada kekurangan gizi, penyakit seperti anemia,gondok, kebutaan, BBLR, dan anak yang kurus dan pendek.Kekurangan gizi menghambat pertumbuhan, perkembangankognitif dan membunuh anak pada hari-hari pertamakehidupannya.
• Produksi pangan tradisional telah digeser oleh industri panganyang murah namun tidak sehat.
• Prevalensi obesiti yang tinggi juga telah menggejala di dunia yangberdampak pada penyakit jantung, diabetes dan cancer.
• Oleh karena itu dunia memerlukan kebijakan yang koherenlintas sektor meliputi pertanian, produksi pangan, distribusidan pemasaranannya dan upaya melindungi lingkungan dankehidupan petani. 29
Dukungan kesepatanilmiah tentang asupanminimum dari zat gizimikro terkait kekurangangizi dan asupanmaksimum yang tidakboleh dilanggar untukterlindung dari penyakitkronis yang disebabkanoleh pola diit.
SAMBUTAN DIRJEN FAO PADA ICN 2
• ICN 2 adalah pertemuan yang dilakukan setelah 22 tahunyang lalu dilakukan di tempat yang sama.
• Dalam 2 dekade 210 juta penduduk dunia terbebas darimasalah kekurangan gizi namun 800 juta masih menderitakelaparan yang hebat; prevalensi stunting dunia turun dari40% ke 25 % tetapi masih sekitar 160 juta anak adalah anakpendek, dan tidak diduga 22 tahun yang lalu penduduk yangmenderita kegemukan naik menjadi 500 juta dewasa saat ini.
• Banyak negara berkembang terutama negara berpenghasilanmenengah menderita double burden of malnutrition, olehkarena itu kita harus mengatur kembali sistem pangan duniayaitu sistem pangan yang sustainable, inclusive, dan yanglebih sehat.
• Untuk itu harus dilakukan upaya bersama antarapemerintah dan dunia usaha serta masyarakat sipiluntuk kepentingan para konsumen pangan terutamauntuk melindungi mereka yang suaranya tidak terdengaryaitu kaum miskin yang menderita kelaparan dankekurangan gizi. 30
• Koordinasi sektor–sektor pemerintah yaitu pertanian, kesehatan,pendidikan dan perlindungan sosial harus mengatur kebijakanbersama yang bertujuan untuk mencapai status gizi yang lebih baik
untuk semua (better nutrition for all).
• Zero hunger yang meresonansikan ketahanan pangan dankecukupan gizi untuk masa depan dunia yang tercakup dalamDeklarasi Roma untuk Gizi, perlu didukung karena merupakanupaya pembaruan untuk mencapai status gizi yang lebih baikuntuk semua.
• Marilah kita bekerjasama sebagai satu generasi manusia yangakan membuat kelaparan dan gizi salah sebagai bagian darisejarah.
31
SAMBUTAN DIRJEN FAO PADA ICN 2 (2)
BAPPENAS Isu Strategis RPJMN 2015-20191. Peningkatan Kesehatan Ibu, Anak, Remaja dan Lansia
2. Percepatan Perbaikan Status Gizi Masyarakat
3. Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
4. Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan yang Berkualitas
5. Pemenuhan Ketersediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Pengawasan Obat dan Makanan
6. Pemenuhan Sumber Daya Manusia Kesehatan
7. Peningkatan Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
8. Peningkatan Manajemen, Penelitian dan Pengembangan, dan Sistem Informasi
9. Pengembangan dan Peningkatan Efektifitas Pembiayaan Kesehatan
10. Pengembangan Jaminan Kesehatan Nasional
36
Sasaran/Indikator Status Awal Target 2019
1. Meningkatnya Status Kesehatan dan Gizi Masyarakat
Menurunnya angka kematian ibu per 100.000 kelahiran
hidup
359 (SDKI)
346 (SP 2010)
306
Menurunnya angka kematian bayi per 1.000 kelahiran
hidup
32 24
• Menurunnya prevalensi kekurangan gizi (underweight)
pada anak balita (persen)
19,6 17
• Menurunnya prevalensi stunting (pendek dan sangat
pendek) anak baduta (persen)
32,9 28
Sasaran RPJMN 2015-2019
37
Sasaran/Indikator Status Awal Target 2019
2. Menurunnya Prevalensi Penyakit Menular dan Tidak Menular serta Meningkatnya
Penyehatan Lingkungan
Prevalensi tuberculosis (Tb) per 100.000 penduduk 297 245
Prevalensi HIV pada populasi dewasa (persen) 0,43 < 0,5
Jumlah Kab/Kota mencapai eliminasi malaria 212 300
Prevalensi tekanan darah tinggi (persen) 25,8 23,4
Prevalensi berat badan lebih dan obesitas penduduk usia
18+ (persen)
28,9 28,9
Prevalensi merokok pada penduduk usia ≤ 18 tahun 7,2 5,4
BAPPENAS
38
Arah Kebijakan 2:
Mempercepat Perbaikan Gizi Masyarakat
Strategi
1. Peningkatan surveilans gizi termasuk pemantauan pertumbuhan;
2. Peningkatan akses dan mutu paket pelayanan kesehatan dan gizi dengan
fokus utama pada 1.000 hari pertama kehidupan, remaja calon pengantin
dan ibu hamil terutama pada kelompok termiskin;
3. Peningkatan promosi perilaku masyarakat tentang kesehatan, gizi, sanitasi,
hygiene, dan pengasuhan;
4. Peningkatan peran masyarakat dalam perbaikan gizi termasuk melalui upaya
kesehatan berbasis masyarakat dan pengembangan anak usia dini holistik
integratif (Posyandu dan Pos PAUD) terutama pada ibu hamil, wanita usia
subur, balita dan anak kelompok termiskin;
5. Penguatan pelaksanaan, dan pengawasan regulasi dan standar gizi; serta
6. Penguatan peran lintas sektor dalam rangka intervensi sensitif dan spesifik
yang didukung oleh peningkatan kapasitas pemerintah pusat, provinsi dan
kabupaten/kota dalam pelaksanaan rencana aksi pangan dan gizi.
E. PENUTUP
39
BAPPENASRome Declaration on
NutritionWe reaffirm that:
1. the elimination of malnutrition is an imperative for health, ethical, political, social and economic reasons
2. nutrition policies should promote a diversified, balanced and healthy diet at all stages of life
3. coordinated action needs to be supported through cross-cutting and coherent policies, programmes and initiatives
4. food should not be used as an instrument for political or economic pressure;
5. volatility of prices of food and agricultural commodities can negativelyimpact food security and nutrition;
6. improvements in diet and nutrition require relevant legislative frameworks
7. nutrition data and indicators need to be improved
8. empowerment of consumers is necessary
9. national health systems should integrate nutrition
10.special attention to women and empower women and girls40
BAPPENASRome Declaration on
Nutrition (1)We commit to:
1. Eradicate hunger and prevent all forms of malnutrition worldwide
2. Increase investments for effective interventions and actions
3. Enhance sustainable food systems by developing coherent public policies from production to consumption and across relevant sectors
4. Raise the profile of nutrition within national strategies, policies, actions plans and programmes, and align national resources accordingly
5. Strengthen human and institutional capacities to address all forms of malnutrition through, inter alia, scientific and socio-economic research and development, innovation and transfer of technologies
41
42
MDGs 2000 – 2015
1Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan
2Mencapai Pendidikan dasar untuk semua
3Mendorong Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan
4 Menurunkan Kematian Anak
5 Meningkatkan Kesehatan ibu
6Mengendalikan HIV dan AIDS, Malaria dan Penyakit Menular Lainnya (TB)
7Menjamin Kelestarian Lingkungan Hidup
8Mengembangkan Kemitraan pembangunan tingkat global
POST 2015
1 Mengakhiri Kemiskinan
2Memberdayakan Anak Perempuan, KaumPerempuan dan Pencapaian Kesetaraan Gender
3Meningkatkan Mutu Pendidikan dan PenerapanBelajar Seumur Hidup
4 Menjamin Hidup Sehat
5 Menjamin Ketahanan Pangan dan Gizi Baik
6 Menjamin Tersedianya Akses Air Bersih dan Sanitasi
7 Membangun Ketahanan Energi Berkelanjutan
8Menciptakan Lapangan Kerja, Penghidupan Berkelanjutan, dan Pertumbuhan Berkeadilan
9Mengelola Aset Sumber Daya Alam secaraBerkelanjutan
10Meningkatkan Penyelenggaraan Pemerintahan yang baik dan efektif
11Menjamin Kehidupan Bermasyarakat yang Aman dan Damai
12Menciptakan Lingkungan Global yang Kondusifsebagai Katalisator Pembiayaan Jangka Panjang
43
Top Related