Tampaksiring, 19 April 2010
PEREKONOMIAN INDONESIA DITENGAH PEREKONOMIAN
GLOBAL
Disampaikan pada Raker ke III Presiden RI dengan para Menteri dan Gubernur se- Indonesia
oleh
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian
Bogor, 5 Agustus 2010
1
KERANGKA PAPARANKERANGKA PAPARAN
PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL
DAMPAK DAN ANTISIPASI TERHADAP KRISIS PEREKONOMIAN GLOBAL
PERKEMBANGAN EKONOMI NASIONAL TERKINI
SASARAN PEREKONOMIAN YANG AKAN DICAPAI
PENUTUP
2
PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL
3
PEREKONOMIAN GLOBAL KELUAR DARI KRISIS
Pemberian stimulus fiskal dan moneter yang besar telah berhasil mengeluarkan perekonomian dunia dari resesi.
IMF dan OECD memperkirakan ekonomi dunia akan tumbuh sebesar 4,6% pada tahun 2010. Sedangkan World Bank memperkirakan perekonomian dunia akan tumbuh sebesar 3,3%. Pada tahun 2009 pertumbuhan ekonomi dunia mengalami kontraksi sebesar -0.6%.
Kontribusi terbesar berasal dari pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang
LEMBAGA PROYEKSI 2010
RILIS DATA
IMF 4,6% Jul-10
WB 3,3% Jun-10
OECD 4,6% Mei-10
4
AKTIVITAS PERDAGANGAN DUNIA MENINGKAT
Membaiknya perekonomian dunia memicu naiknya permintaan di pasar internasional, dan aktivitas perdagangan pun meningkat.
Pertumbuhan vol perdagangan dunia akan meningkat dari -10.7% di 2009 menjadi 9,0% di 2010.
Pertumbuhan Perdagangan Dunia negara-negara berkembang melampui negara maju
%
5
RISIKO PEREREKONOMIAN GLOBAL: KONDISI FISKAL
Rasio Utang terhadap PDB
%
Defisit Anggaran (% PDB)
%
6
Pemberian stimulus fiskal membuat defisit anggaran membengkak, yang mengakibatkan hutang naik secara signifikan.
Keadaan ini memicu krisis kepercayaan terhadap keadaan fiskal negara-negera Eropa (Yunani, Spanyol, Irlandia dan Portugal), yang berpotensi mengganggu proses pemulihan ekonomi global.
Ada indikasi awal krisis surat utang Eropa mulai memberi sentimen negatif di sektor Riil.
Terlihat dari Indeks produksi Manufaktur global, di AS dan China menurun sejak April 2010.
Melihat tren yang terjadi, pusat pertumbuhan ekonomi akan bergeser ke kawasan Asia Timur dimana Indonesia termasuk didalamnya. Hal ini merupakan peluang yang harus dimanfaatkan.
...RISIKO PEREREKONOMIAN GLOBAL: ADA INDIKASI MELAMBAT DI TRIWULAN II
Indeks Produksi Manufaktur
7
DAMPAK DAN ANTISIPASI TERHADAP KRISIS PEREKONOMIAN GLOBAL
8
PENGARUH KRISIS UTANG EROPA KE ASIA TERMASUK INDONESIA TERBATAS
Pangsa Pasar Ekspor Asia ke Uni EropaPangsa Pasar Ekspor Asia ke Uni Eropa%
Ekposur ekspor negara-negara Asia terhadap Eropa relatif kecil, khususnya negara-negara yang mengalami krisis utang.
Bila Eropa krisis, dampak terhadap Asia relatif terbatas. Selain itu Indonesia memiliki ketahanan makroekonomi yang baik
dan didukung oleh kekuatan permintaan domestik yang besar, sehingga lebih tahan terhadap gejolak krisis Eropa.
9
ANTISIPASI TERHADAP KRISIS PEREKONOMIAN GLOBAL
Tetap meneruskan kebijakan fiskal yang prudent di tahun 2010 untuk mendorong perekonomian nasional.
Menjaga kesinambungan fiskal Penurunan subsidi yang tepat sasaran dan bertahap. Menjaga rasio utang terhadap PDB agar cenderung menurun
dalam jangka panjang. Menjaga defisit angaran tidak lebih dari 3% dari PDB. Untuk tahun 2010, defisit APBN diperkirakan sebesar 2,1% dari
PDB. Untuk tahun 2011, defisit APBN diperkirakan sebesar 1,7% dari
PDB.
Meskipun perekonomian Indonesia relatif tahan terhadap gejolak perekonomian Global, namun kita harus tetap mempersiapkan langkah-langkah antisipasi terhadap kemungkinan memburuknya perekonomian Eropa:
10
... ANTISIPASI TERHADAP KRISIS PEREKONOMIAN GLOBAL
Menjaga komunikasi dengan pelaku pasar untuk meningkatkan pemahaman di antara pelaku pasar dan pemerintah, baik mengenai strategi kebijakan dan perkembangan yang terjadi.
Meningkatkan kepercayaan investor melalui pemantapan stabilitas ekonomi makro dan pertumbuhan ekonomi.
Meningkatkan iklim investasi untuk menjaga aliran modal yang masuk ke dalam negeri.
11
PERKEMBANGAN EKONOMI NASIONAL TERKINI
12
Pemulihan perekonomian dunia turut mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia yang lebih cepat.
PadaTriwulan I dan II ekonomi tumbuh 5,7% dan 6,2% (YoY).
Melihat tren ini, kita merasa optimis target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,8% pada tahun 2010 dapat tercapai, bahkan ada potensi pertumbuhan akan lebih tinggi.
PERKEMBANGAN EKONOMI INDONESIA
2007 201020092008
13
Provinsi Tingkat PertumbuhanNAD 2,4Sumatera Utara 6,3Sumatera Barat 4,1Riau 2,5Jambi 6,6Sumatera Selatan 5,7Bengkulu 6,4Lampung 5,7Kep. Bangka Belitung 6,6Kep. Riau 8,3DKI Jakarta 6,3Jawa Barat 6,8Jawa Tengah 6,6DI Yogyakarta 4,4Jawa Timur 6,2
PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH
Pertumbuhan Ekonomi Semester I 2010 (YoY %)
Provinsi Tingkat PertumbuhanBanten 5,6Bali 5,1Nusa Tenggara Barat 14
Nusa Tenggara Timur 4,8Kalimantan Barat 5,1Kalimantan Tengah 6,5Kalimantan Selatan 5,7Kalimantan Timur 7,5Sulawesi Utara 6,8Sulawesi Tengah 12Sulawesi Selatan 8,6Sulawesi Tenggara 8,6Gorontalo 7,8Sulawesi Barat 15,1Maluku 6,3Maluku Utara 8,8Papua Barat 5,7Papua -14,9
... PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH
16
Pertumbuhan Ekonomi Semester I 2010 (YoY %)
PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH
Catatan: Pertumbuhan Papua sebesar -14,9 persen termasuk aktivitas Freeport
dan pertambangan Migas yang kontribusinya sebesar 56,19 persen. Turunnya produksi yang signifikan dari Freeport menyebabkan pertumbuhan yang negatif.
Tanpa Freeport dan pertambangan Migas, ekonomi Papua tumbuh sebesar 9,01 persen pada semester I.
5,9%
IHSG dan Nilai Tukar
Surat Utang Pemerintah
KONDISI EKONOMI MAKRO TETAP STABILKONDISI EKONOMI MAKRO TETAP STABIL
Minat investor terhadap SUN meningkat.
Akibatnya nilai transaksi meningkat signifikan dan yield SUN 5 tahun turun dibawah 8 %.
Beban bunga utang baru menjadi lebih rendah
Prospek ekonomi yang cerah direspon positif oleh investor .
Akibatnya rupiah menguat di kisaran Rp 9.000 per USD dan IHSG menguat ke atas level 3000.
IHSG (Kanan)
USD/IDR (Kiri)
PENINGKATAN CADANGAN DEVISA DI DUKUNG OLEH ARUS BARANG DAN ARUS MODALPENINGKATAN CADANGAN DEVISA DI DUKUNG OLEH ARUS BARANG DAN ARUS MODAL
NERACA TRANSAKSI BERJALAN
NERACA TRANSAKSI BERJALAN
NERACA MODAL PORTOFOLIO
NERACA MODAL PORTOFOLIO
Kinerja ekspor yang kuat, dan aliran modal masuk yang besar, mendukung pertumbuhan cadangan devisa kita.
Namun, kita harus mewaspadai tingginya aliran investasi portofolio yang masuk.
CADANGAN DEVISA
(Juni 2010)
CADANGAN DEVISA
(Juni 2010)
Miliar USD
Miliar USD
Miliar USD
18
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga
19
PERTUMBUHAN KONSUMSI RUMAH TANGGA MASIH CUKUP KUAT
20
4,0%3,2%
5,0% 5,3%4,9% 5,2% 5.3% - 5.5%
0%
2%
4%
6%
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
KKonsumsi Rumah Tangga (Share 2011:58,6%)
Konsumsi rumah tangga memberi kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto sekitar 58,6% pada tahun 2011.
Pertumbuhan konsumsi rumah tangga cukup kuat dan cenderung meningkat dengan perkiraan 5,2% pada tahun 2010 dan pada kisaran 5,3%-5,5% pada tahun 2011.
Pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga
20
PERKEMBANGAN KONSUMSI MASYARAKAT MASIH KUATPERKEMBANGAN KONSUMSI MASYARAKAT MASIH KUAT
Penjualan Mobil
Konsumsi Listrik (PLN)
Kuatnya konsumsi masyarakat ditunjukkan, antara lain oleh:
Penjualan mobil yang meningkat pesat. Pada semester pertama 2010 pertumbuhan penjualan mobil rata-rata diatas 70%.
Konsumsi listrik yang terus meningkat. Pada semester pertama tahun 2010 pertumbuhan konsumsi listrik rata-rata diatas 10%.
Sumber: Kementerian Keuangan-RI
Kekuatan konsumsi juga tercermin dalam peningkatan transaksi penjualan (ppn).
Pertumbuhan PPN tahun 2010 sudah positif dan pada bulan Juni 2010 pertumbuhan total PPN sudah mencapai 18,8%.
46,1%
18,8%
3,3%
-60%
-40%
-20%
0%
20%
40%
60%
80%2
00
9-J F M A
Me
Jn Jl
A S O N D
20
10-J
** F M A M J
PPN DN
PPN Impor
Total PPN
z
... PERKEMBANGAN KONSUMSI MASYARAKAT MASIH KUAT
... PERKEMBANGAN KONSUMSI MASYARAKAT MASIH KUAT
22
Tekanan Inflasi Meningkat
PERKEMBANGAN TERAKHIR INFLASIPERKEMBANGAN TERAKHIR INFLASI
Pada bulan Juni dan Juli 2010, Inflasi mencapai 0,97% dan 1,57% (mtm), sehingga inflasi tahun berjalan s.d bulan Juli 2010 mencapai 4,02% (Ytd), atau 6,22% (YoY).
Kenaikan inflasi terutama didorong oleh kenaikan harga bahan makanan.
Pemerintah akan terus meningkatkan ketersediaan bahan pokok dan distribusinya terutama pada daerah-daerah yang mengalami kenaikan harga agar daya beli masyarakat tidak tergerus.
Kebijakan diarahkan untuk menstabilkan harga-harga dengan memperlancar distribusi dan intervensi APBN (operasi pasar, pasar murah, raskin, dan kebijakan fiskal lainnya).
% Ytd
23
Perkembangan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB)
24
Pertumbuhan PMTB (%)
10,9%
2,6%
9,3%11,9%
3,3%
8,7%11.0%-11.2%
0%4%8%
12%16%
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
I Investasi 2011: Share 32.1%
PMTB memberi kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto sekitar 32,1% pada tahun 2011.
Pertumbuhan PMTB mulai meningkat, dengan perkiraan 8,7% pada tahun 2010 dan pada kisaran 11,0%-11,2% pada tahun 2011.
25
PMTB MENINGKAT
Selama periode 2007-2009 PMTB berdasarkan harga berlaku naik dari Rp 985,6 (2007) menjadi Rp 1.743,7 triliun (2009) atau meningkat hampir 77%.
Namun jika dihitung berdasarkan harga konstan tahun 2000, PMTB (riil) meningkat dari Rp. 441,3 trilliun menjadi Rp. 510,1 triliun atau sekitar 15%.
Perkembangan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 2007-2010*
26
Realisasi PMA dan PMDN mengalami kenaikan pada beberapa triwulan terakhir.
Pada triwulan I 2010 realisasi mencapai Rp. 42,1 Triliun.
Sampai dengan triwulan II 2010 realisasi PMA & PMDN naik sebesar 55,8% (y-o-y) atau mencapai sebesar Rp. 92,9 triliun.
TARGET DAN REALISASI PMA DAN PMDNRp. Triliun
27
Kenaikan Impor Barang Modal Menunjukkan Naiknya InvestasiKenaikan Impor Barang Modal Menunjukkan Naiknya Investasi
Juta USDPertumbuhan
28
Suku Bunga Menurun Pertumbuhan Kredit Mulai Naik
DIDUKUNG OLEH BUNGA PINJAMAN DAN PERTUMBUHAN KREDITDIDUKUNG OLEH BUNGA PINJAMAN DAN PERTUMBUHAN KREDIT
29
Perkembangan Perdagangan Internasional
30
EKSPOR DAN IMPOR DIPERKIRAKAN TETAP TUMBUH POSITIF
-9,7
14,2
11.3-11.5
16,6
9,4 8,5 9,510,0
8,6 9,1
17,2
-15,0
17,8
12.5-12.7
-20
-15
-10
-5
0
5
10
15
20
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Ekspor Impor
31
Ekspor memberi kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto sekitar 25,4% dan Impor sebesar 23,0% pada tahun 2011.
Pertumbuhan Ekspor cukup kuat dan cenderung meningkat dengan perkiraan 14,2% pada tahun 2010 dan pada kisaran 11,3%-11,5% pada tahun 2011.
%
31
Pertumbuhan Ekspor Impor
PERSENTASE NILAI IMPOR MENURUTGOLONGAN PENGGUNAAN BARANGPERSENTASE NILAI IMPOR MENURUTGOLONGAN PENGGUNAAN BARANG
Impor di dominasi oleh Bahan Baku/Penolong.
Pada semester pertama tahun 2010 73,49% impor merupakan bahan baku/penolong, 19,11% impor Barang Modal dan 7,40% barang Konsumsi
32
KINERJA EKSPOR MEMBAIK
Kinerja ekspor dan impor juga meningkat seiring pemulihan ekonomi global dan menguatnya permintaan dalam negeri.
Ekspor Indonesia masih memiliki daya saing meskipun nilai tukar rupiah cenderung menguat
Per Bulan Juni 2010
33
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
34
KONSUMSI PEMERINTAH
Konsumsi pemerintah memberi kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto sekitar 9,6% pada tahun 2011.
Pertumbuhan konsumsi pemerintah cukup kuat dan cenderung meningkat dengan perkiraan 8,8% pada tahun 2010 dan pada kisaran 6,3%-6,5% pada tahun 2011.
6,6%
9,6%
3,9%
10,4%
15,7%
8,8%
6.3%-6.5%
0%
2%
4%
6%
8%
10%
12%
14%
16%
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Konsumsi Pemerintah (Share 2011 : 9,6% PDB)
35
UTANG PEMERINTAH
Pada 2010 Rasio utang terhadap PDB akan turun menjadi 27%.
%
36
NAMUN, PENYERAPAN APBN BELUM OPTIMAL
Penyerapan belanja Negara tiap tahun mengalami peningkatan
Namun demikian, pencairan DIPA K/L hampir 50% terjadi pada kuartal ke IV.
Penyerapan Belanja Negara
(%)
(%)Pola Pencairan Belanja K/L tiap
Kuartal (%) dalam beberapa tahun
37
Tingkat Kemiskinan, Tingkat Pengangguran dan Pendapatan Perkapita
38
Peningkatan kesejahteraan terlihat dari turunnya tingkat pengangguran dari 9,1% di 2007 menjadi 7,4% di 2010 , angka kemiskinan menurun dari 16,6% menjadi sekitar 13% di 2010, dan Pendapatan Per Kapita meningkat dari USD 1.947 di 2007 menjadi USD 2.590 di 2009.
Meskipun demikian, daerah yang pengurangan tingkat pengangguran dan kemiskinannya masih lambat perlu mendapat perhatian lebih lanjut.
... TINGKAT KEMISKINAN DAN PENGANGGURAN MENURUN
... PENDAPATAN PERKAPITA MENINGKAT
... TINGKAT KEMISKINAN DAN PENGANGGURAN MENURUN
... PENDAPATAN PERKAPITA MENINGKAT39
Pendapatan Per Kapita
SASARAN PEREKONOMIAN YANG AKAN DICAPAI
40
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
4500
5000
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
2010 2011 2012 2013 2014
Harga Riil Konstan Tahun 2000 (Rp Ribu, sumbu kiri)
PDB per Kapita (US$, sumbu kanan)
PDB per Kapita (US$ - kurs 9000, sumbu kanan)
SASARAN RPJMN 2010-2014SASARAN RPJMN 2010-2014
RPJMN 2010-2014
Pertumbuhan Ekonomi
Rata-rata 6,3 – 6,8 persen per tahunSebelum 2014 tumbuh 7 persen, tahun 2014 berkisar 7- 7,7 persen.
InflasiRata-rata 4 - 6 persen pertahun
Tingkat Pengangguran
5 – 6 persen pada akhir tahun 2014
Tingkat Kemiskinan
8 – 10 persen pada akhir tahun 2014
Pendapatan per kapita 2010 – 2014Rp 000 US$
41
PENUTUP
Pertumbuhan akan semakin melaju apabila kita dapat memperbaiki iklim investasi, mendorong ekspor, memperluas pasar domestik dan mempertahankan daya beli masyarakat.
Pertumbuhan akan semakin melaju apabila kita dapat memperbaiki iklim investasi, mendorong ekspor, memperluas pasar domestik dan mempertahankan daya beli masyarakat.
Walaupun perekonomian global mengindikasikan belum sepenuhnya pulih namun terus tumbuh, dan perekonomian Asia, termasuk Indonesia, akan terus tumbuh dengan pesat.
Walaupun perekonomian global mengindikasikan belum sepenuhnya pulih namun terus tumbuh, dan perekonomian Asia, termasuk Indonesia, akan terus tumbuh dengan pesat.
Pertumbuhan ekonomi nasional didukung oleh konsumsi, investasi, dan ekspor yang kuat.
Pertumbuhan ekonomi nasional didukung oleh konsumsi, investasi, dan ekspor yang kuat.
42
PENUTUP
Pemerintah Pusat dan Daerah harus mampu bersinergi dalam menjaga stabilitas harga pangan pokok, memperbaiki iklim investasi dan mempercepat penyiapan dan penyerapan anggaran.
Pemerintah Pusat dan Daerah harus mampu bersinergi dalam menjaga stabilitas harga pangan pokok, memperbaiki iklim investasi dan mempercepat penyiapan dan penyerapan anggaran.
Belanja pemerintah sangat penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, karena itu efektifitas, ketepatan waktu dan ketepatan sasaran merupakan sesuatu yang mutlak harus dipenuhi.
Belanja pemerintah sangat penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, karena itu efektifitas, ketepatan waktu dan ketepatan sasaran merupakan sesuatu yang mutlak harus dipenuhi.
43
TERIMA KASIH
44
Top Related