36
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian
3.1.1 Jenis Penenlitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan
penelitian eksperimen yang sesungguhnya (true experimental research). Menurut
sugiono (2010), dikatakan sebagai true experimental atau experiment yang
sesungguhnya apabila peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang
mempengaruhi jalannya eksperiment, dengan demikian validitas penelitian
menjadi tinggi. Ciri utama dari penelitian true experiment adalah bahwa, sampel
yang digunakan untuk eksperiment maupun sebagai kelompok kontrol diambl
secara random dari populasi tertentu. Jadi, cirinya adalah adanya kelompok
kontrol dan sampel dipilih secara random.
3.2.1 Rancangan Penelitian
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan sifat
masalahnya adalah rancangan penelitian The Postes Only Control Group Design
yaitu karakteristik antar unit populasi adalah sama, maka pengukuran awal tidak
dilakukan karena tiap unit populasi adalah homogen. Perlakuan dilakukan pada
penelitian ini adalah 4 perlakuan dan 1 perlakuan kontrol. Perlakuan ini yaitu
dengan konsentarasi cairan EM4 0 mL (tanpa cairan EM4/kontrol), 15 mL, 20mL,
25 mL, dan 30 mL dengan 4 kali ulangan dan sampel dipilih secara random.
37
Secara skematika rancangan penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:
Keterangan:
R : Randominasi
R1E1-R1E4 :Perlakuan eksperimen tanaman Azzola microphylla
ditambah dengan cairan EM4 (15mL, 20 mL, 25 mL, dan
30 mL).
X0 :Perlakuan kontrol positif (+), tanaman Azzola microphylla
tanpa cairan EM4.
OR1E1-OR1E4 :Observasi setelah perlakuan tanaman Azzola microphylla
ditambah dengan cairan EM4 (15mL, 20 mL, 25 mL, dan
30 mL).
OX0 : Observasi setelah perlakuan kontrol positif (+), tanaman
Azzola microphylla tanpa cairan EM4.
Ciri-ciri rancangan RAL dimana perlakuan di laboratorium dan
lingkungan laboratorium tersebut dianggap homogen. Cara penentuan ini dengan
melakukan pengundian. Kode perlakuan yang jatuh pada pertama kali saat
pengundian ditempatkan ke dalam kotak nomor 1 dan begitu seterusnya sampai
dengan 20 kotak.
R
R1E1
R1E2
R1E3
R1E4
X0
OR1E1
OR1E2
OR1E3
OR1E4
OX0
Gambar 3.1: Skema Rancangan Penelitian
38
R1E2-U1 R1E1-U2 R1E3-U1 R1E4-U1 X0-U1
X0-U2 R1E2-U4 R1E3-U3 R1E1-U4 R1E4-U4
R1E2-U2 R1E3-U2 R1E1-U3 R1E4-U2 X0-U3
X0-U4 R1E1-U1 R1E3-U4 R1E2-U3 R1E4-U3
Keterangan:
U1 : Ulangan pertama
U2 : Ulangan 2
U3 : Ulangan 3
U4 : Ulangan 4
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Perum. Sengkaling Indah 1 KAV 72,
Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Sedangkan analisis kadar Fosfor dilakukan
di laboratorium Balitkabi Malang.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan 15 - 28 Maret tahun 2019 dan Pengujian
dilaksanakan pada tanggal pada tanggal 19 Mei 2019.
Gambar 3.2: Denah Rancangan Acak Lengkap (RAL)
39
3.3 Populasi dan Sample
3.3.1 Popolasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Pupolasi bukan hanya orang
tetapi obyek dan benda-benda alam yang lain (Sugiyono,2010). Populasi dalam
penelitian ini adalah tanaman Azzola microphylla yang ditemukan di lokasi Unit
produksi Jamur di pusat pengembangan bioteknologi UMM.
3.3.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah kadar Fosfor dan kecepatan
pembentukan pupuk Azzola microphylla yang ditemukan di lokasi Unit produksi
Jamur di pusat pengembangan bioteknologi UMM.
3.3.3 Teknik Sampling
Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sample untuk
menentukan sample yang akan digunakan dalam penelitian. Teknik sampling
penelitian ini adalah Simple Randome Sampling. Simple randome sampling
merupakan teknik pengambilan sample yang memberikan kesempatan yang sama
kepada populasi untuk dijadikan sample (Darmawan,2013). Cara demikian
dilakukan apabila populasi dianggap homogen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
dari Gambar 3.3 dibawah ini:
40
3.3.4 Sampel Size
Penentuan banyak ulangan pada penelitian ini, ditentukan dengan
persamaan sebagai berikut:
Keterangan:
n = Unit Penelitian
t = Treatment (Jumlah Perlakuan)
r = Replikasi (Jumlah Ulangan)
n = (t-1) (r-1) ≥ 15
(5-1) (r-1) ≥ 15
4 (r-1) ≥ 15
4r-4≥ 15
4r≥ 19
r≥ 19/4
r≥4
n = t x r
= 5 x 4
= 20
Unit Populasi Homogen
++++++++++++++
Unit Sampel
++++++++
Randomisasi (diambil secara acak
dari populasi)
Gambar 3.3. Teknik Simpel Random Sampling
n = (t-1) (r-1) ≥ 15
41
Jadi dari perhitungan diatas, bahwa didapatkan sampel sebanyak 20 untuk
5 perlakuan dan 4 kali ulangan.
3.4 Jenis Varabel Penelitian
3.4.1 Variabel Bebas
Menurut sugiono (2010), variabel bebas merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
dependen/terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah konsentasi cairan
EM4 yaitu 15mL, 20 mL, 25 mL, dan 30 mL.
3.4.2 Variabel Terikat
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiono, 2010). Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah Kandungan Fosfor pupuk Azzola microphylla.
3.4.3 Variabel Kontrol
Menurut Sugiono (2010), Variabel kontrol merupakan variabel yang
dikendalikan atau dibuat konstan sehingga variabel indepanden (bebas) terhadap
dependen (terikat) tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Variabel
kontrol dalam penelitian ini adalah tanaman Azzola microphylla.
42
3.5 Definisi Operasional Variabel
Agar tidak terjadi kesalahan makna dalam tiap variabel maka perlu
didefinisikan tiap variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Adapaun
operasional variabel tersebut, yaitu:
1. Kadar Fosfor (P) yang dimaksud dalam penelitian ini adalah unsur hara
Fosfor yang terdapat dalam pupuk Azzola microphylla. Tujuan dalam
menganalisi kadar Fosfor (P) yaitu untuk mencari kadar Fosfor tertinggi
setelah pupuk Azzola microphylla dicampur dengan berbagi konsentrasi
EM4.
2. Tanaman Azzola microphylla yang digunakan adalah tanaman yang
diambil langsung dari habitat aslinya, yang berada di lokasi Unit produksi
Jamur di pusat pengembangan bioteknologi UMM. Tanaman Azzola
microphylla yang digunakan dalam pembuatan pupuk ialah tanaman yang
sedikit kering, dan kemudian ditimbang sebanyak 1 kg yang diletakkan
dimasing-masing toples yang sudah disediakan.
3. Konsentari EM4 yang dimaksud dalam penelitian ini adalah konsentrasi
yang akan diberikan sebagai perlakuan yaitu 15mL, 20 mL, 25 mL, dan 30
mL.
4. Sumber belajar yang akan dihasilkan dalam penelitian ini berupa sumber
belajar Buku Petunjuk Praktikum.
43
3.6 Alat dan Bahan Penelitian
3.6.1 Alat
- Toples 20 buah
- Keranjang plastik (sebagai tempat Azzola) 2 buah
- Timbangan elektrik 1 buah
- Kertas saring 1 buah
- Termometer Batang 1 buah
- Spatula 1 buah
- Solasi 1 buah
- Gelas ukur 1 buah
- Soil Tester 1 buah
- Pisau 1 buah
- Gunting 1 buah
- Kamera digital 1 buah
3.6.2 Bahan
- Tanaman Azzola microphyla @ 10 Kg
- EM4 360 mL
- Air gula atau Tetes tebu 100 mL
- Kertas lebel (Phoenix)
44
3.7 Tahap Pelaksanaan
3.7.1 Persiapan Sampel Tanaman Azzola microphylla
Sebagai bahan baku pembuatan kompos digunakan bahan organik berupa
tanaman Azzola microphylla. Tanaman Azzola microphylla diambil dari
habitatnya dan dikeringkan terlebih dahulu selama 1 jam yang berada di kawasan
Biotek UMM. Kemudian menimbang tanaman Azzola microphylla sebanyak 10
kg.
3.7.2. Pencampuran Tanaman Azzola microphylla dengan Cairan EM4
Menyiapkan 20 buah toples dan memberikan lebel pada masing-masing
toples (A, B , C, D, E). Kemudian masukkan Tanaman Azzola microphylla 500
gram pada setiap masing-masing toples. Selanjutnya memasukkan cairan EM4
kedalam masing-masing toples, dengan konsentarasi sebagai berikut:
1. Toples A : Tanaman Azzola microphylla (perlakuan kontrol)
2. Toples B : Tanaman Azzola microphylla +15 ml cairan EM4 + Gula
3. Toples C : Tanaman Azzola microphylla +20 ml cairan EM4 + Gula
4. Toples C : Tanaman Azzola microphylla +25 ml cairan EM 4 + Gula
5. Toples C : Tanaman Azzola microphylla + 30 ml cairan EM4 + Gula
Wadah ditutup dengan rapat dan diletakkan di ruangan gelap dan dibiarkan
agar terjadi proses pengomposan. Parameter yang diamati saat proses
pengomposan adalah kualitas fisik yaitu (warna, bau, tekstur, dan suhu). Pada
hari ke15, sampel diambil secukupnya diukur pH dan kadar Fosfor (P).
45
3.8 Tahap Pengujian
Tahap pengujian ini yaitu mengambil sampel pupuk Azzola microphylla
yang sudah ditambah dengan berbagi konsentrasi EM4. Pada pengujian yang
diteliti yaitu kandungan Fosfor Azzola microphylla.
3.8.1 Penetapan Kadar Fosfor
Fosfor (P) termasuk unsur hara makro yang sangat penting untuk
pertumbuhan tanaman, namun kandungannya di dalam tanaman lebih rendah
dibandingkan nitrogen (N), dan kalium(K), (Novriani, 2010). Unsur fosfor (P)
bagi tanaman berguna untuk merangsang pertumbuhan akar, khususnya akar
benih dan tanaman muda. Penentuan kadar Fosfor pada pupuk Azzola microphylla
dengan menggunakan metode Kjeldahl. Metode kjeldahl merupakan metode yang
sederhana untuk penetapan fosfor total pada asam amino, protein dan
senyawa yang mengandung fosfor. Metode kjeldahl meliputi tiga tahap yaitu
destruksi, destilasi dan titrasi (Mulyaningsi, 2013).
3.9 Metode Analisa Data
Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap
(RAL), dengan 5 pelakuan dan 4 ulangan. Analisa data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah varian klasifikasi tunggal (Anava-one way). Data Kecepatan
pembentukan dan kadar Fosfor yang diperoleh dengan metode kjeldahl kemudian
diolah terlebih dahulu dengan uji normalitas dan uji homogenitas untuk
46
mengetahui apakah varian populasinya berdistribusi normal dan homogen.
Kemudian baru dilanjutkan dengan uji anava satu arah. Untuk mengetahui
pengaruh yang terbaik maka dilanjutkan dengan uji Duncan’s taraf 5%.
3.9.1 Uji Normalitas (Litiefors)
Uji Normalitas (Litiefors) digunakan untuk mengetahui varians
populasinya normal atau tidak.
3.9.2 Uji Homogenitas (Bartlet)
Uji Homogenitas (Bartlet) merupakan asumsi peting di dalam
perhitungan analisis varians. Uji ini dilakukan untuk memastikan apakah asumsi
masing-masing data sudah terpenuhi atau belum. Data yang bersifat homogen jika
X2
hitung< X2
tabel.
3.9.3 Uji Anava Satu Arah
Uji Anava satu arah, yaitu teknik statistika parametrik yang digunakan
untuk menguji perbedaan antara 3 atau lebih kelompok data beskala interval atau
rasio yang berasal dari 1 variabel bebas.
3.10 Penyusunan Sumber belajar berupa Buku petunjuk Praktikum
Salah satu kompetensi inti mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) dalam kurikulum 2013 adalah memahami dan menerapkan pengetahuan
(faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian
tampak mata. Pembelajaran yang paling tepat diterapkan adalah pembelajaran
melalui eksperimen. Dengan demikian, sebagai penunjang pembelajaran
47
untuk mencapai tujuan kurikulum 2013 (khususnya pada pembelajaran IPA),
keberadaan perangkat laboratorium menjadi sangat penting (Subamia, 2014).
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, termasuk Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) yang terus berkembang seiring berkembangnya
teknologi dan pendidikan. Biologi sebagai integral dari ilmu pengetahuan alam
(IPA), memberikan berbagai pengalaman belajar dan keterampilan proses sains
untuk memahami konsep yang berkaitan dengan makhluk hidup. Proses
penemuan konsep tersebut melibatkan keterampilan-keterampilan yang mendasar
melalui percobaan ilmiah dapat dilaksanakan dan ditingkatkan melalui praktikum.
Dimana tujuan utama praktikum adalah untuk melatih peserta didik bekerja
sesuai prosedur ilmiah guna memperoleh pengetahuan, keterampilan dan nilai
ilmiah (Handayani, 2013).
Salah satu topik atau Bab dalam kajian ilmu biologi SMA Kelas XII
semester II adalah terkait tentang Bioteknolgi. Materi Bioteknologi sangat
berkaitan dengan rekayasa genetika terhadap mikroorganisme, yang mampu
menghasilkan atau meningkatkan potensi mikrooganisme sehingga menghasilkan
produk dan jasa bagi kepentingan hidup manusia. Salah satu cara yang dapat
dilakukan saat pembelajaran terkait dengan materi bioteknologi agar pembelajaran
berjalan efektif adalah dengan cara melaksanakan kegiatan praktikum secara
langsung. Menurut Subamia (2014), ada sejumlah alasan penting mengapa
kegiatan praktikum IPA harus dilakukan. Pertama, praktikum dapat
membangkitkan motivasi belajar IPA. Kedua, praktikum mengembangkan
48
keterampilan dasar melakukan eksperimen. Ketiga, praktikum menjadi wahana
belajar pendekatan ilmiah. Keempat, praktikum menunjang materi pelajaran.
Demi menunjang terlaksananya kegiatan praktikum biologi, perlu
adanya buku penunjang atau penuntun praktikum. Menurut Handayani (2013)
salah satu fasilitas praktikum yang vital adalahbuku penuntun praktikum.
Penuntun praktikum ditujukanuntuk membantu dan menuntun peserta didik
agar dapat bekerja secara kontinu dan terarah. Penuntun praktikum digunakan
sebagai panduan tahapan-tahapan kerja praktikum bagi siswa maupun bagi
guru sendiri. Oleh karena itu perlukiranya dilakukan pembuatan buku petunjuk
praktikum terkait dengan materi Bioteknologi.
Penyusunan Buku petunjuk Praktikum secara sistematis dilakukan dengan tahap
sebagai berikut :
1. Menentukan judul yang relevan dengan materi yang akan dituangkan kedalam
Buku petunjuk, materi yang akan dijelaskan karus berdasarkan
kurikulum yang berlaku saat ini yaitu kurikulum 2013 dengan menganalisis
KI dan KD yang sesuai dengan materi yang akan dibuat sebagai Sumber
belajar. Materi yang akan disusun dalam bahan ajar adalah
keanekaragaman hayati yang meliputi keanekaragaman hewan, kegiatan
manusia yang memengaruhi keanekaragaman, dan upaya pelestariannya.
2. KD/materi pokok yang akan dicapai dalam Sumber belajar harus
diturunkan dari SI dan SKL.
49
3. Informasi pendukung dijelaskan secara jelas, padat, menarik
memperhatikan penyajian kalimat yang disesuaikan dengan usia dan
pengalaman pembacanya. Untuk siswa SMA diupayakan membuat
kalimat yang tidak terlalu panjang, maksimal 25 kata per kalimat dan
dalam satu paragraf 3 – 7 kalimat.
4. Penyusuna kata petunjuk, tabel, dan gambar disajikan secara baik, dan
persuasif.
5. Tugas-tugas dapat berupa tugas membaca buku tertentu yang terkait
dengan materi belajar dan membuat resumannya. Tugas dapat diberikan
secara individu atau kelompok dan ditulis dalam kertas lain.
6. Penilaian dapat dilakukan terhadap penilaian proses kegiatan praktikum.
Top Related