Jenis dan Rancangan Penelitian
-
Upload
thoufanpratama -
Category
Documents
-
view
1.248 -
download
3
description
Transcript of Jenis dan Rancangan Penelitian
JENISJENIS
PenelitianPenelitian
SIFATSIFAT
PenelitianPenelitian
JENISJENIS
RancanganRancangan
TujuanTujuan SIFATSIFAT
DataData
ObservasionalObservasional
PenjejakanPenjejakan
DeskripsiDeskripsi
AnalitikAnalitik
Kealamiahan Kealamiahan informasiinformasi
ExploratifExploratif
DeskriptifDeskriptif
CrossectionalCrossectional
Case controlCase control
CohortCohort
Case studyCase study
Trend analysisTrend analysis
KualitatifKualitatif
Identifikasi Identifikasi
( Prinsip … ? )( Prinsip … ? )
IdentifikasiIdentifikasi
( Prinsip … ? )( Prinsip … ? )
Inferensi kausalInferensi kausal
( Prinsip … ? )( Prinsip … ? )
IdentifikasiIdentifikasi
Nilai kualitasNilai kualitas
variabelvariabel
Terjadi secara alamiTerjadi secara alami
ExperimentExperiment AnalitikAnalitik Prae experimentPrae experiment
Pure experimentPure experiment
Quasi experimentQuasi experiment
Inferensi Inferensi kausalkausal
( Prinsip … ? )( Prinsip … ? )
DikendalikanDikendalikan
oleh penelitioleh peneliti
Jenis dan Desain Penelitian
Desain eksploratif
Desain Deskriptip
Desain Cross Sectional
Desain Case Control
Desain Cohort
Jenis dan Desain Penelitian
PRINSIP
Jenis penelitian ini dimaksudkan untuk mengembangkan desain penelitian,
merumuskan dan mengembangkn hipotesis penelitian, dimana arah penelitian itu sendiri
belum jelas.
SIFATStruktur desainnya luwes, masalah
penelitiannya belum dirumuskan secara jelas.
Desain eksploratif
Tujuan1. Melakukan pengembangan konsep yang lebih jelas.
2. Menentukan prioritas masalah.
3. Memperbaiki desain penelitian akhir
4. Menghemat waktu dan biaya, terutama apabila masalahnya dianggap tdk penting.
5. Mempelajari kelayakan suatu penelitian untuk dilaksanakan
Tehnik EksplorasiTujuan eksplorasi adalah
melakukan pengumpulan data melalui berbagai cara, baik cara
kuantitatif maupun cara kualitatif, dan jenis penelitian ini
menekankan pada tehnik kualitatif.
Tehnik Kualitatif
1.Depth interview.2.Pengamatan terhadap subyek.3.Film, foto dan rekaman video.4.Teknik proyeksi dan test psikologi.5.Studi kasus
6.Etnografi jalanan (mempelajari bagaimana sub kelompok menggambarkan dan menstruktur dunianya padd tingkat jalanan)
7.Interview8.Analisis dokumen9.Proxemics dan kinesics (mempelajari pemakaian ruang dan komunikasi gerakan
tubuh)
Tehnik Kuantitatif
Analisis data sekunder
Survai pengalaman
Kelompok fokus
Desain dua tahapan
Analisis Data Sekunder
Berbagai macam sumber informasi dapat digunakan pada analisis data sekunder, dan
analisis data disini diarahkan untuk memperoleh informasi mengenai konsep dan hipotesis sesuai dengan judul penelitian. Sumber tersebut antara
lain :
Referensi Umum
1.Text book atau jurnal yg sehubungan dgn topik.
2.Encyclophedia.
3.Bibliografi.
Sumber Referensi Lain
1.Daftar pustaka pada subyek tunggal
2.Daftar pustaka pada subyek umum
3.Terbitan berkala
4.Thesis dan disertasi
5.Katalog perpustakaan dan atlas
6.Karya yang berkaitan dgn biografi
7.Terbitan dinas / Instansi
8.Kamus dan karya statistik
Survai Pengalaman
Mencari orang-orang yang berpengalaman dalam bidang yang diteliti, dan pada orang inilah dipelajari mengenai :
1.Pemikiran atau issue atau aspek penting dari subyek.
2.Apa yang menjadi penting disekitar subyek.
3.Menggunakan alat ukur (kuesioner) yang sangat luwes utk mencari :
a) Apa yang sedang dilakukan
b) Apa yang telah dilakukan dimasa lalu dan gagal
c) Pengaruh waktu pada perubahan tersebut
d) Faktor yang berhubungan dengan perubahan yang terjadi
e) Kendala-kendala yang dihadapi
f) Bidang yang memerlukan prioritas
Kelompok Fokus1. Klp fokus terdiri dari 8-12 responden dan dipimpin oleh seorg moderator.
2. Moderator menggunakan prinsip dinamika kelompok utk memfokus atau mengarahkan kelompok dalam; bertukar pikiran, perasaan, dan pengalaman yang cukup dimengerti mengenai topik.
3. Hasilnya merupakan suatu produk baru atau konseo baru mengenai topik yg akan diteliti.
4. Hasil akhir pembahasan adlh sejumlah pemikiran dan pengalaman, perilaku, disertai rekomendasi dari moderator.
5. Hasilnya dipakai untuk pengujian secara kuatitatif.
Desain Dua Tahapan Tahapan pertama
Melakukan penjejakan awal sebelum tahapan kedua dilakukan
Tahapan kedua
1. Merumuskan masalah penelitian dgn jelas
2. Mengembangkan desain penelitian
3. Penelitian berakhir bila peneliti merasa yakin bahwa:
a. Telah menemukan penyebab yg dianggap berrmasalah
b. Telah dipelajari hipotesis lain yang tidak relevan
c. Kemungkinan penelitian ditutup karena dianggap tidak penting
Ke Desain Deskriptif,,,
PRINSIP
Jenis penelitian ini dirancang untuk menghasilkan informasi tentang keadaan nyata yg peristiwanya
telah selesai, atau sementara berlangsung
TUJUAN
Untuk melakukan identifikasi sifat suatu keadaan yg peristiwanya telah selesai, atau sementara
berlangsung pada saat penelitian dilakukan, tanpa mempersoalkan hubungan/pengaruh antar sebab
dan akibat yang terjadi
Desain Deskriptif
Desain Deskriptif
DefinisiIalah kegiatan yg dilakukan utk mengumpulkan data, pada peristiwa yang telah selesai atau peristiwa yg sedang berlangsung dgn maksud utk melakukan
deskripsi karakteristik umum dan khusus variabel penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian.
( Travers, 1978; Gay, 1976 )
Desain Deskriptif
Sifat 1. menentukan / atau melaporkan keadaan sekarang.
2. tidak dapat mengontrol keadaan yang telah terjadi.
3. tidak dapat mengontrol keadaan yang sedang terjadi.
4. Mengukur apa yang telah atau sedang berlangsung.
Desain Deskriptif
Sumber Informasi
Melalui Quesioner
Melalui Interview
Melalui Observasi
Dikatakan observasi apabila pengamatan dipusatkan pada perilaku
subyek (Helmstadler)
Desain Deskriptif
Keuntungan 1. Dapat digunakan secara luas pada berbagai jenis penelitian
2. Sangat baik untuk menyebarluaskan informasi atau menciptak
hubungan masyarakat
3. Sangant cocok untuk penelitian yang menggunakan standar
ukuran normatif berdasarkan hal-hal umum
Desain Deskriptif
Perlu diperhatikan 1.Perlu memastikan bahwa didalam menggambarkan kelompok individu didalam populasi maka :
* Bukan saja sifat umum partisipan dimasukkan tetapi juga sifat uniknya.
* Bila sifat unik gagal dimasukkan maka hasil yang diperoleh tidak reliable.
2.Tujuan umum penelitian ini adalah : * Memudahkan peramalan * Cikal bakal penelitian analitik * Memudahkan mengontrol berbagai perilaku
3. Dalam prosedurnya perlu statistik
PRINSIP
Mengukur gejala yang ada ( telah terjadi atau sedang berlangsung )
tanpa menyelidiki sebab munculnya gejala tersebut.
Desain Deskriptif
Sifat 1.Data yang diperoleh bukan hasil perlakuan
peneliti.
2.Tidak menerangkan hubungan / pengaruh sebab akibat dari variabel yang diteliti.
3.Penekanannya kearah pencarian informasi variabel secara utuh dan bukan informasi tentang individu.
Desain Deskriptif
Desain Deskriptif
Prinsip Desain
1. Tetapkan judul dan subyek penelitian .
2. Identifikasi variabel penelitian.
3. Lakukan pengukuran variabel.
4. Lakukan analisis hasil penelitian.
Judul dan subyek Judul
• Singkat, jelas, dan tegas, ( umumnya terdiri dari 6 – 10 kata ) .
• Isi judul menggambarkan :
1. Maksud dan tujuan penelitian 2. Jenis subyek penelitian 3. Variabel yang terlibat dalam penelitian
Desain Deskriptif
Subyek penelitian
Adalah unit yang membentuk sampel, padanya melekat semua variabel penelitian.
Jenis subyek penelitian
1. Individu 2. Kelompok individu 3. Lingkungan 4. Obyek tertentu 5. Kombinasi
Desain Deskriptif
Identifikasi Variabel Tujuan identifikasi :
1. Mengenal dimensi variabel
2. Mengenal karakteristik variabel : - Karakteristik umum - Karakteristik khusus
Contoh judul :
1. Studi kualitas air limbah Rumah sakit
2. Faktor-faktor yang berhubungan dengan keteraturan berobat penderita kusta
Desain Deskriptif
Desain Deskriptif
Karakteristik Umum Limbah RS : • SPAL RS • Pengelolaan limbah RS
Karakteristik Khusus Limbah RS
1. Fisik
- Bau, suhu, warna, kekeruhan.
2. Kimiawi
- pH ( besi, mangan terlarut )
- Nitrat, nitrit, amoniak, BOD, COD.
3. Biologis
- Bentos, plakton
Pengukuran variabel Pengukuran variabel dilakukan dengan alat ukur yang
telah disusn berdasarkan1.Dimensi yang menyusun variabel. 2.Telah diuji validitas, reliabilitasnya. 3.Telah duji coba lapangan
Cara ukur dengan menggunakan : 1.Kuesioner 2.Interview 3.Observasi
Desain Deskriptif
Analisis Variabel Analisis variabel dalam bentuk :
1.Univariat
Data kategori dan data numerik - Nilai tengah - Nilai sebar - Bilangan relatif
2. Bivariat - Tabulasi - Analisis persentase variabel
Desain Deskriptif
Ke Desain Crossectional,,,
Prinsip Dirancang untuk melakukan analisis data yang sifatnya telah terjadi atau sedang berlangsung
dalam populasi penelitian, dengan model analisis secara deskriptif atau model hubungan sebab akibat. Sedangkan pelaksanaan pengukuran
dilakukan sesaat
(Point time) .
Desain Cross Sectional
Desain Cross Sectional
Sifat 1. Data yang diperoleh sifatnya sesaat, peneyebab maupun akibat diukur secara simultan.
2. Penyebab dapat berada bersama-sama pada saat pengukuran akibat, tetapi dapat juga diluar waktu pengukuran.
3. Model analisis variabel, adalah univariat, bivariat atau multivariat.
Sistematika Rancangan1. Teatapkan judul dan subyek penelitian 2. Identifikasi variabel penelitian 3. Pengukuran variabel4. Analisis hasil penelitian
Judul Penelitian1. Singkat, jelas, dan tegas (umumnya terdiri dari 6-10 kata)
2. Isi judul menggambarkan : Jenis variabel terlihat Hubungan variabel Tipe hubungan variabel Maksud dan tujuan penelitian
Desain Cross Sectional
Subyek Penelitian
Adalah unit yg membentuk sampel dalam populasi, dan unit inilah melekat semua varibel yg akan diobservasi. Adapun sifat subyek ini adalah :
1.Individu2.Kelompok individu (masyarakat)3.Lingkungan4.Obyek tertentu5.Kombinasi
Desain Cross Sectional
Perlu diperhatikan :1. Upayakan agar variabel independen
variabilitasnya cukup besar sehingga efeknya pada variabel dependen menjadi lebih nyata.
2. Upayakan agar variabilitas variabel luar sangat minimum sehingga tidak mengganggu pengaruh / hubungan variabel utama.
Desain Cross Sectional
Desain Cross Sectional
Identifikasi VaribelIdentifikasi semua jenis variabel yg terlibat dalam penelitian secara cermat
Tetapkan mana variabel independen dan mana variabel dependen yg terlibat dalam penelitian dan yg tdk terlibat dalam penelitian
Tetapkan variabel independen lain yg mungkin berpengaruh tetapi tdk dimasukkan dlm penelitian ini beserta alasannya.
Tetapkan dimensi yg menyusun variabel utama dan variabel tambahan baik yg berpengaruh langsung maupun yg tdk berpengaruh langsung
Pengukuran variabel1. Buat definisi operasional dari definisi konsep variabel
yg diteliti.
2. Buat instrumen pengukuranPemilihan alat ukur yg tepatPengembangan alat ukurPemilihan cara pengukuranPengembangan cara pengukuran
3. Lakukan pengukuran variabelKuesionerInterviewObservasi
Desain Cross Sectional
Desain Cross Sectional
Kelebihannya1.Memungkinkan penggunaan populasi masyarakat umum
2.Desain relatif mudah, murah, dan hasilnya cepat
3.Dapat dipakai untuk meneliti banyak variabel
4.Tidak terancam dengan loss to follow up
5.Dapat dimasukkan sebagai tahap awal dari penelitian kohor atau eksperimen
6.Dapat digunakan sebagai tahap awal utk penelitian yg lebih konklusif
Desain Cross Sectional
K e l e m a h a n n y a1. Lemah dalam menentukan hubungan sebab dan akibat oleh karena
variabel independen dan dependen diambil secara bersama.
2. Lebih banyak menjaring subyek yg mempunyai prevalensi masa sakit yg panjang daripada yg pendek
3. Membutuhkan subyek yg cukup besar
4. Tidak menggambarkan perjalanan penyakit
5. Tidak praktis untuk kasus yang jarang
6. Dapat terjadi recall bias
Desain Cross Sectional
Ke Desain Case Control,,,
Pengertian
Adalah rancangan studi epidemiologi yg mempelajari hubungan antara PAPARAN dan PENYAKIT, dengan cara membandingkan antara kelompok kasus dengan kelompok kontrol berdasarkan STATUS PAPARANNYA.
Desain Case Control
Ciri Kasus Kontrol
1. Pemilihan subyek didasarkan atas status penyakit, utk kemudian diamati secara retrospektif apakah subyek mempunyai riwayat terpapar dgn faktor pemapar atau tidak.
2. Subyek yg terpapar dinyatakan sebagai kasus “ berupa insidensi yg muncul dalam satu populasi.
3. Subyek yg tdk terpapar dinyatakan sbg “ Kontrol “ yg dicuplik secara acak dari populasi yg berbeda dgn populasi asal kasus.
4. Sifat populasi kasus dan kontrol hendaknya setara
Desain Case Control
Sifat desain case control
RetrospektifApabila klasifikasi subyek dibuat
(ditetapkan) pada waktu MULAI atau SEDANG mengalami akibat paparan pada
saat penelitian dimulai.
Desain Case Control
Desain Case Control
Sifat desain case control
Prospektif
Apabila klasifikasi subyek dibuat (ditetapkan) pada waktu akibat
paparan TELAH TERJADI dan masih akan berlangsung terus
sampai masa akan datang
Desain Case Control
Desain Case Control
Kekuatan1. Relaitf murah dan mudah dilakukan
2. Cocok untuk penyakit dengan periode prevalen yg panjang
3. Karena subyek dipilih berdasarkan status penyakit, → ada keleluasaan peneliti menetukan ratio sampel kasus dan kontrol yang optimal
4. Dapat meneliti pengaruh sejumlah paparan terhadap sejumlah penyakit
Desain Case Control (Kelemahan & Kekuatan)
Kelemahan1. Alur metodologi inferensi kausal bertentangan dgn logika
eksperimen klasik (anti logic)
2. Tidak efisien untuk mempelajari paparan-paparan yang langkah
3. Tidak dapat dihitung laju insidensi (kecepatan kejadian penyakit)
4. Tidak mudah memastikan hubungan temporal antara paparan dan penyakit.
Desain Case Control (Kelemahan & Kekuatan)
Matching = PencocokanAdalah pemilihan serangkaian subyek untuk kelompok pembanding sedemikian rupa sehingga kelompok pembanding memiliki distribusi sejumlah faktor perancu potensial yang sama atau serupa dengan kelompok yang dibandingkan.
Desain Case Control
[ Penentuan Subyek Penelitian ]
Ada tiga hal pokok yang perlu diperhatikan ialah:
1. Kriteria diagnosis
2. Populasi sumber kasus
3. Jenis data penyakit
Desain Case Control
Kriteria Diagnosis
Buat definisi operasional dari kasus sejelas mungkin untuk menghindari
terjadinya
“ Bias Misklasifikasi “
Desain Case Control
Pertimbangan dalam menentukan kasus adalah :
• Pakai kasus insidens (baru). Bila kasus prevalens (baru + lama) terjad “Bias Neyman [ perjalanan penyakit yang singkat / mortalitas sangat tinggi tidak terdeskripsi dalam populasi.]
• Tempat pengumpulan kasus di RS “ terjadi bias Berkson” [kasus yg berobat di RS, tdk sama dgn yg tidak berobat di RS.]
• Waktu diagnosis [ yakin bahwa distribusi faktor resiko terjadi sebelum timbulnya penyakit. ]
Desain Case Control
Sumber Kasus1. Rumah Sakit ( Hospital base )
2. Populasi / masyarakat / komunitas ( population base ).
Desain Case Control
[ Keuntungan RS ]1. Praktis dan murah2. Bias recall kurang terjadi3. Kasus lebih kooperatif
[ Kerugiannya ]
1. Terjadi bias sentrifital dan akses diagnostil ( Bias karena faktor freferensi / penggunaan RS )
[ Keuntungan populasi ]1. Tidak terjadi bias karena pemilihan RS2. Karena populasi tergambar
Desain Case Control
Alternatif Pemilihan Kontrol Karakter populasi sumber kasus
Komparabilitas kasus dan kontrol
Pertimbangan praktis & ekonomis
Desain Case Control
Sifat Kontrol : Tidak perlu mencerminkan karakter populasi kasus
Kontrol dipilih dari individu yg memiliki karakter yg serupa dgn populasi kasus
Jenis populasi kontrol adalah :
1. Rumah Sakit
2. Populasi umum
3. Tetangga
4. Teman
5. Kerabat keluarga
Desain Case Control
Besar sampel yang akan ditarik ditentukan oleh :
• Besarnya densitas distribusi faktor resiko pada populasi [ f ]
• Rasio odds terkecil yg dianggap bermakna [ R ] atau resiko relatif (RR)
• Derajat kemaknaan ( kesalahan tipe I, atau alpha ) dan kekuatan (power = 1 betha ) yg diinginkan [ dari 1 persen sampai 10 persen ]
• Rasio antara kasus dengan kontrol
• Apakah pemilihan kontrol dilakukan dengan matching atau tidak
Desain Case Control
Pendekatan Yg Digunakan untuk sampel Ialah :
1. Menggunakan rumus sampel dengan menggunakan parameter sbg berikut :
Nilai [ f ] ialah perkiraan besarnya paparan dalam masyarakat
Nilai [ R ] ialah perkiraan besarnya resiko relatif ( RR )
Nilai [ q ] yang diperoleh dari nilai 1 – p
2. Menggunakan tabel yg telah disimulasi melalui komputer
Desain Case Control
Besarnya sampel pd penelitian kasus kontrol diperoleh dgn menggunakan rumus sbg berikut :
{ 1,96 √ 2u ( 1 - u ) + 0,842 √ f ( 1 – f ) + pq }² n = ----------------------------------------------------------------
( f – p )²
Dimana, R u = ½ x f ( 1 + ------------------- )
1 + f ( R – 1 )
Rp = f x ------------------------
1 + f ( R – 1 )
r = perkiraan besarnya paparan di masyarakat
R = perkiraan besarnya relative risk
q = 1 - p
Desain Case Control
Ke Desain Cohort,,,
Adalah rancangan studi epidemiologi yang
mempelajari hubungan antara paparan dan penyakit,
dengan cara membandingkan kelompok terpapar dengan kelompok
tidak terpapar “ status penyakit “
Desain Case Cohort
Ciri Studi Kohort1.Pemilihan subyek didasarkan atas status paparannya,
untuk kemudian diamati apakah didalam perkembangannya subyek mengalami penyakit yang diteliti atau tidak.
2.Memungkinkan perhitungan laju insidensi ( ID ) dari masing-masing kelompok studi.
3.Peneliti hanya mengamati dan mencatat paparan dan penyakit, dan tidak dengan sengaja mengalokasikan paparan
Desain Case Cohort
Studi Kohort Retrospektif
Apabila paparan telah terjadi sebelum peneliti memulai
penelitiannya. Disebut juga sebagai “Studi prospektif
historik atau Historical Prospektive” (Mausner dan Kramer )
Desain Case Cohort
Desain Case Cohort
Studi Kohort Prospektif
Apabila paparan sedang atau akan berlangsung
pada saat penelitian dimulai.
Desain Case Cohort
Desain Case Cohort
Studi Kohort Ambispectif
Adalah perpaduan antara ciri kohort retrospektif dengan kohort
prospektif.
Desain Case Cohort
Kekuatan1. Sesuai dengan logika eksperimen dalam membuat inferensi kausal
→ penelitian dimulai dengan menentukan penyebab ( anteseden ) diikuti dengan akibat ( konsekuen ).
2. Dapat dihitung laju insidensi.
3. lebih cocok untuk meneliti paparan yang langka ( mis faktor lingkungan ).
4. Memungkinkan untuk mempelajari sejumlah efek secara serentak dari sebuah paparan.
5. Kemungkinan terjadinya bias seleksi kurang.
6. Karena bersifat observasional maka tidak ada subyek yang sengaja dirugikan karena itdak mendapat terapi yang bermanfaat.
Desain Case Cohort(Kekuatan dan kelemahan)
Kelemahan 1. Mahal dan butuh waktu lama.
2. Tidak efisien dan prakris untuk mempelajari penyakit yang langkah.
3. Ancaman drop out cukup besar.
4. Karena sebab telah ditentukan sebelumnya maka tidak cocok untuk merumuskan hipotesis tentang faktor etiologi lainnya untuk penyakit itu.
Desain Case Cohort(Kekuatan dan kelemahan)
( Kelompok terpapar )
Ketentuan subyek 1.Bebas dari penyakit yang diteliti.
2.Subyek maupun kontrol dapat berasal dari satu populasi atau dua populasi yang tidak terpapar penyakit yang diteliti.
3.Peneliti itdak boleh terpengaruh oleh status paparan penyakit (Bias misklasifikasi differential).
Desain Case Cohort
Populasi umum dengan keadaan sebagai berikut:
- Prevalensi paparan pada populasi cukup tinggi.
- Mempunyai batas geografis yang jelas.
- Secara demografik stabil
- Tersedia catatan demografik yang lengkap.
•Populasi khusus dengan keadaan :- Prevalensi paparan dan keajadian penyakit pada populasi umum
rendah.
- Mudah memperoleh informasi yang akurat.
Desain Case Cohort
( Kelompok tidak terpapar )
Sumber dari kontrol
1. Populasi kohort ( terpapar ) .
2. Populasi umum.
3. Populasi asal kelompok terpapar.
Desain Case Cohort(Memilih Control)
Pendekatan yang digunakan
* Dihitung pada studi kohort dengan pembanding eksternal (studi kohort ganda )
• Dihitung pada studi kohort dengan pembanding internal (studi kohort tunggal)
Perhitungan sampel
Desain Case Cohort
Perkiraan pasien yang akan terpapar faktor resiko dapat dihitung bila :
• Insidens efek pada kelompok dengan faktor resiko = P1.
• Insidens efek pada kelompok tanpa faktor resiko = P2.
• Maka resiko relatif [ RR ] = P1 / P2 .
• Bila RR diketahui, P1 diketahui maka P2 dapat dihitung ( P2 = P1 / RR ) .
• Bila RR diketahui, P2 diketahui maka P1 dapat dihitung ( P1 = RR x P2 )
Desain Case Cohort(Pembanding Internal)
JENIS PERHITUNGAN SAMPEL
Estimasi interval kepercayaan resiko relatif • Dibutuhkan 3 informasi utama yakni :
- Perkiraan proporsi efek pada kelompok kontrol P2 [ dari pustaka ].
- Resiko relatif yang bermakna secara klinis, RR ( clinical judgmen )
- Dari keduanya diatas dpt dihitung proporsi efek pada klmpk studi P1.
- Tingkat ketepatan relatif yg dikehendaki, “e” [ ditetapkan peneliti ].
- Tingkat kemaknaan, ‘α‘ [ ditetapkan peneliti ].
Desain Case Cohort
JENIS PERHITUNGAN SAMPEL Rumus yang digunakan
Zα² ( Q1/P1 + Q2/P2 ) n1 = n2 = --------------------------------------
[ In ( 1 – e ) ]
Catatan : Q1 = ( 1- P1 ) ; Q2 = ( 1- P2 )
Desain Case Cohort
Uji hipotesis terhadap resiko relatif
• Informasi yang diperlukan - Proporsi efek pada kelompok tanpa faktor resiko, P2 [ dari pustaaka ]
- Resiko relatif yang dianggap bermakna secara klinis ( clinical Judgment ).
- Dari point 1 dan 2 dapat dihitung P1 dan P2 yakni ½ ( P1 + P2 ).
- Zα [ ditetapkan peneliti ]
- Zβ [ ditetapkan peneliti ]
Desain Case Cohort
Uji hipotesis terhadap resiko relatif
• Rumus yang digunakan
( Zα √ 2PQ + Zβ √ P1Q1 + P2Q2 )²
n1 = n2 = -----------------------------------------------------------
( P1 – P2 )²
Desain Case Cohort
Ke Desain Studi Kasus,,,
Pengertian Pengertian Adalah studi secara terinci tentang Adalah studi secara terinci tentang
seluruh phenomena, atau seluruh phenomena, atau pengalaman yang terdapat pada pengalaman yang terdapat pada
unit dalam kurun waktu tertentu. unit dalam kurun waktu tertentu.
Desain Studi Kasus
Makna Unit
Terminologi unit dalam penelitian studi kasus bermakna sebagai berikut :
1. Individu ( penderita penyakit tertentu ) .
2. Sekelompok orang ( perkumpulan atau keluarga ) .
3. Suatu kelas orang ( para professor, para pejabat, dll ) .
4. Suatu unit ekologis ( rukun tetangga, atau komunitas ) .
5. Suatu unit budaya ( sebuah peragaan atau lembaga )
Desain Studi Kasus
Prinsip1.Melakukan penyelidikan secara mendalam dan
melakukan pemeriksaan secara menyeluruh terhadap tingkah laku unit.
2.Melakukan observasi terhadap “ perubahan tingkah laku “ manakala unit tersebut menyesuaikan diri, dan memberi reaksi terhadap lingkungannya .
Desain Studi Kasus
Prinsip1.Melakukan identifikasi semua varianel penting
yang mempunyai sumbangan terhadaap riwayat atau pengembangan subyek ( mengumpulkan data mengenai pengalaman masa lampau dan keadaan sekarang dari individu tersebut, termasuk lingkungannya ) .
2.Melakukan identifikasi semua jenis / tipe hubungan variabel antara satu dengan lainnya.
Desain Studi Kasus
Kelebihan penelitian studi kasus
Pengumpulan datanya menggunakan cara yang lebih lues.
- Interview
- Kuesioner
- Pengamatan
- Dll
dapat digunakan dalam analsis pendalaman terhadap berbagai situasi sosial yang spesifik.
Desain Studi Kasus
Kelebihan penelitian studi kasus
Keluesan studi kasus menjangkau dimensi yang sesungguhnya dari topik yang diselidiki.
Penekanannya terutama pada kesaksamaannya dalam menyelidiki berbagai aspek “ individu atau sosial “ .
Dapat dilaksanakan secara praktis didalam banyak lingkungan sosial.
Desain Studi Kasus
Wassalam…,