ANALISIS PERBEDAAN TARIF RUMAH SAKIT DAN TARIF INA-CBG
PELAYANAN RAWAT INAP DI RSU PANTI BAKTININGSIH
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Yohana Susanti
NIM: 142114017
PROGRAM STUDI AKUNTANSI - JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
ANALISIS PERBEDAAN TARIF RUMAH SAKIT DAN TARIF INA-CBG
PELAYANAN RAWAT INAP DI RSU PANTI BAKTININGSIH
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Yohana Susanti
NIM: 142114017
PROGRAM STUDI AKUNTANSI - JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
ANALISIS PERBEDAAII TARIF RUMAII SAKIT DAN TARIF INA-CBG
PELAYAFIAI\I RAWAT INAP DI RSU PANTI BAKTIIIINGSIH
Pembimbing,
Dr. FA. Joko Siswanto, MM., Ak., QIA., CA Tanggal: 08 Januari 2019
Sfiv[: i"i2i 14017
kvEgmETelah Disetujui OIeh:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
ANALISN PERBEDAAN TARIF RUMAII SAKIT DAI{ TARIF INA.CBG
PELAYAIIAI{ RAWAT INAP DI RSU P,AI{TI BAKTII{INGSIH
Dipersiapkan dan ditulis oleh:
Yohana Susanti
NIM: 142114017
Telah dipertahankan didepan Dewan Penguji28 Februari 2019
svarat
Ketua
Sekretaris:
Anggota :
Anggota :
Anggota : ivi.
Yogyakarta, 29 Maret 201 9
Faliultas Ekonomi
Yuniarto, S"E.. M.R.A
iii
C]A.
CA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
LEMBAR PERSEMBAHAN
“SESUNGGUHNYA AKU INI ADALAH HAMBA TUHAN JADILAH
PADAKU MENURUT PERKATAANMU”
LUKAS 1:38
“AKU DIPANGGIL BUKAN UNTUK KESUKSESAN NAMUN UNTUK
SETIA.”
MUDER THERESA
Kupersembahkan kepada:
Allah Tritunggal Mahakudus sumber kerahiman, kekuatan, dan keselamtanku
Bunda Maria Penolong Abadi, sumber pengharapan, perisai dan pelindungku
Para Suster – suster Santo Fanriskus Charitas (FCh) sekonggregasi dan secara
khusus para Suster sekomunitas yang selalu setia mendukung dan medoakan
Orang tua dan sanak saudara yang selalu setia mendukung dalam doa dan cinta
Teman, sahabat, kenalan yang telah membantu dalam bentuk apapun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
UNIYERSITAS SANATA DHARMA
X'AKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PERIYYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya menyatakan skripsi dengan judul:
ANALISIS PERBEDAAN TARIF'RUMAH SAKIT DAN TARIF INA-CBG
PELAYANAN RAWAT INAP DI RSU PANTI BAKTININGSIII
dan diajukan untuk diuji pada tanggal 28 Februari 2019 adalah hasil karya saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam
skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya
ambil dengan aara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau
simbol yang menunjukan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain
yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat
pada bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil
dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut diatas, baik sengaja maupun tidak
sengaja, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai
hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya temyata
melakukan tindakan menyalin dan m6niru tulisan orang lain seolah-olah hasil
pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijazah yang telah diberikan oleh
universitas batal saya terima.
Yogyakarta, 29 Marct 20 19
Yang membuat pernyataan,
J-
""nrr-fu*rr,
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH T]NTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini saya, mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Yohana Susanti
NIM :1421-14017
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul
ANALISIS PERBEDAAN TARIF RUMAH SAKIT DAN TARIF INA.CBG
PELAYANAN RAWAT INAP DI RSU PANTI BAKTININGSIH
Beserta perangkat yang diberikan. Dengan demikian saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media 1ain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikannya secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu memberikan royalty kepada
saya selama tetap tecantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pemyataan ini saya buat sebenamya.
Yogyakarta, 29 Mar et 2Al9
Yang menyatakan,
{
T,,TYohana Susanti
V1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat meyelesaikan
skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi,
Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapat bantuan bimbingan
dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima
kasih tak terhingga kepada:
1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Phd selaku Rektor Univeraitas Sanata
Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan
mengembangkan kepribadian penulis.
2. A.YudiYuniarto,SE.,M.B.A., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan
mengembangkan kepribadian penulis.
3. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA., CA selaku Ketua Program Studi
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang telah
memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian
penulis.
4. Dra. YFM. Gien Agustinawansari Ak, selaku Pembimbing Akademik Kelas
A yang selama ini membimbing dan menyemangati penulis dalam pemilihan
matakuliah dan menyelesaikan skripsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
5. Dr. FA. Joko Siswanto, MM., Akt., QIA., CA selaku Pembimbing Skripsi
yang telah membantu serta membimbing penulis dalam proses belajar dan
pengembangan diri serta menyelesaikan skripsi ini.
6. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma
yang telah memberikan kesempatan untuk berbagi ilmu pengetahuan .
7. Direktur RSU Panti Baktiningsih yang telah memberikan izin untuk
melakukan penelitian.
8. Sr. M. Henrika, FCh selaku Pimpinan Umum dan Para Dewan Suster Santo
Fransiskus Charitas, yang telah meberikan Kepercayaan dan kesempatan,
dukungan doa dan moril untuk studi.
9. Suster Kepala bagian keuangan, Sr.M.Agustini,FCh yang telah membantu
kelancaran perizinan penelitian.
10. Suster Kepala bagian BPJS, Sr.M.Efrentinai,FCh
11. Seluruh karyawan bagian asuransi, bagian keuangan, bagian rawat inap,
bagian rekammedis dan sekretariat RSU Panti Baktiningsih yang telah
membantu peneliti dalam memberikan informasi dan data selama penelitian
berlangsung.
12. Agnes Wuryani, Innosensius Robin, Giofani Inge Aria yang telah memberikan
semangat, doa, dan banyak membantu memberikan kritik yang luar biasa
selama melakukan penulisan skripsi ini.
13. Sahabat–sahabatku Fani, Cinta, Yohana, Agata, Ocik, Bayu, dan teman–teman
seperjuangan Kelas A tahun 2014 serta Kelas J MPAT dan Skripsi yang selalu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengingatkan, menyemangati, dan menghibur selama proses penulisan skripsi
ini.
14. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahrva skripsi ini masih banyak merniliki kekurangan,
oleh karena itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang mernbangun.
Semoga skripsi ini memberikan rnanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 29 Mar et 20 19
Penulis
It,,I
Yohana Susanti
lx
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii
HALAMAN LEMBAR PERSEMBAHAN ........................................................... iv
HALAMAN KEASLIAN KARYA TULIS ............................................................. v
HALAMAN LEMBAR PUBLIKASI .................................................................... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ..................................................................... vii
HALAMAN DAFTAR ISI ...................................................................................... x
HALAMAN DAFTAR TABEL .......................................................................... xiii
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ...................................................................... xiv
HALAMAN BSTRAK .......................................................................................... xv
ABSTRACT ......................................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. Latar Belakang ..................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 4
C. Batasan Masalah .................................................................................................. 4
D. Tujuan Penelitian ................................................................................................. 4
E. Manfaat Penelitian .............................................................................................. 5
F. Sistematika Penulisan .......................................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................................. 9
A. Sistem Jaminan Kesehatan Nasional ................................................................... 9
B. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) ................................................... 12
C. Kerja Sama Fasilitas Kesehatan dengan BPJS ......................................... 13
1. Hak Fasilitas Kesehatan (Pasal 12 Ayat (2)) ................................................ 13
2. Hak BPJS (Pasal 12 Ayat (4)) ...................................................................... 14
3. Kewajiban Fasilitas Kesehatan (Pasal 12 Ayat (3)) ..................................... 14
4. Kewajiban BPJS (Pasal 12 Ayat (5)) ............................................................ 14
5. Sistem Pembayaran Pelayanan Kesehatan (Pasal 32 Ayat (1) dan (2)) ........ 14
D. Indonesian Case Base Group (INA-CBG) ......................................................... 15
E. Verifikasi Klaim Berbasis INA-CBG ................................................................. 20
1. Berkas klaim yang akan diverifikasi ............................................................ 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
2. Tahap Verifikasi Administrasi Klaim ............................................................. 21
F. CLINICAL PATHTWAY .................................................................................... 22
G. TARIF INA-CBG’s ............................................................................................ 23
1. Data costing ...................................................................................................... 23
2. Data koding ....................................................................................................... 24
H. Tarif Jasa Pelayanan Rumah sakit ..................................................................... 25
I. Faktor-Faktor Pertimbangan Penetapan Tarif Rumah sakit .............................. 28
J. Ekonomis, Efisiensi, dan Efektivitas ................................................................. 29
1. Ekonomis .......................................................................................................... 30
2. Efisiensi............................................................................................................. 30
3. Efektivitas ......................................................................................................... 30
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................ 31
A. Jenis Penelitian .................................................................................................. 31
B. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................... 31
C. Subjek dan Objek Penelitian ............................................................................. 32
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................ 32
E. Teknik Analisis Data ......................................................................................... 33
BAB IV GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT PANTI BAKTININGSIH ..... 56
A. Profil Organisasi ................................................................................................ 56
B. Visi dan Misi ..................................................................................................... 57
C. Sejarah Pendirian ............................................................................................... 57
D. Struktur Bagian Keuangan dan Asuransi RSU Panti Baktiningsih ................... 59
E. Job Description Masing-masing Bagian ........................................................... 61
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN .............................................. 66
A. Analisis Data ................................................................................................ 66
1) Distribusi Pasien JKN Menurut Cara Keluar ................................................... 68
2) Distribusi Pasien peserta JKN Menurut Jenis Kelamin ..................................... 68
3) Distribusi Pasien JKN Menurut Kelompok Umur ............................................. 68
4) Distribusi Pasien JKN Menurut Kelompok Kasus Spesialis Penyakit. ............. 69
5) Distribusi Biaya Riil Rumah sakit dan Paket INA-CBG. ................................... 70
B. PEMBAHASAN .................................................................................................... 77
1. Perbedaan tarif riil rumah sakit dengan tarif paket INA-CBG ................. 77
2.Terdapat perbedaan yang berarti dan tidak berarti .................................... 77
3. Faktor-faktor perbedaan tarif riil rumah sakit dan tarif paket INA-CBG .. 78
a. Perbedaan standar tarif riil rumah sakit dengan tarif paket INA-CB.............78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
b.Ketepatan Pengodean Diagnosis.....................................................................85
4. Menggunakan Clinical Pathway (CP) ...................................................... 87
BAB VI PENUTUP ............................................................................................... 90
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 90
B. Keterbatasan Penelitian ..................................................................................... 91
C. Saran .................................................................................................................. 92
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 94
LAMPIRAN ........................................................................................................... 96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Tabel. 2.1: Pembagian Regional Tarif INA-CBG’s.................................................20
Tabel 3.1: Terdapat 29 CMG dalam INA-CBG……………………………………….....39
Tabel 3.2: Group Tipe Kasus dalam INA-CBG……………………………………….....40
Tabel 3.3. Contoh kode INA-CBG………………………………………………….........42
Tabel 3.4: Spesialis Penyakit Dalam...………………………………………..………….42
Tabel 3.5: Spesialis Anak………………………………………………………………...48
Tabel 3.6: Spesialis Bedah…………………………………………………….................48
Tabel 3.7 : Spesialis Obsgyn (Kebidanan)……………………………………………….52
Tabel 3.8: Spesialis Penyakit Syaraf...…………………………………………...............52
Tabel 5.1 Distribusi Pasien JKN Menurut Cara Keluarnya ..............................................68
Tabel 5.2 Distribusi Pasien JKN Menurut Jenis Kelamin..................................................68
Tabel 5.3 Distribusi Pasien JKN Menurut Kelompok Umur............................................69
Tabel 5.4 Distribusi pasien JKN Menurut Kelompok Kasus Penyakit..............................70
Tabel 5.5 Perbandingan Distribusi Biaya Riil Rumah sakit dan Paket INA-CBG
Perkelompok Kasus Penyakit…………..……..………………….………………………72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar I : Struktur Kode INA-CBG...................................................................38
Gambar II: Struktur Bagian Keuangan dan Asuransi RSU Panti Baktiningsih…60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
ABSTRAK
ANALISIS PERBEDAAN TARIF RUMAH SAKIT DAN TARIF INA-CBG
PELAYANAN RAWAT INAP DI RSU PANTI BAKTININGSIH
Yohana Susanti
NIM : 142114017
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2019
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tarif riil rumah sakit
dengan tarif Indonesian Case Based Groups (INA-CBG) pada pembayaran klaim
pasien rawat inap peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Penelitian
dilakukan di RSU Panti Baktiningsih, dengan tujuan untuk mengetahui selisih,
faktor penyebab perbedaan.
Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara dan dokumen. Metode
penelitian dilakukan secara deskriptif kualitatif. Teknik analisis data dengan
membandingkan tarif riil rumah sakit dan tarif paket INA-CBG menggunakan
analisis deskriptif, data dalam penelitian ini berorentsi pada biaya riil klaim BPJS
peserta JKN pada bagian pelayanan kesehatan rawat inap kelas tiga.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tarif rumah sakit
dengan tarif INA-CBG. Dari 176 kasus penyakit, selisih positif terdapat pada
pihak rumah sakit, baik pada spesialis penyakit dalam, spesialis penyakit syaraf,
spesialis obsgyn (kebidanan) dan spesialis penyakit anak, sedangkan pada
spesialis bedah, rumah sakit mengalami kerugian (selisih negatif). Faktor-faktor
penyebab perbedaan tarif riil rumah sakit dan tarif paket INA-CBG pada
pelayanan pasien rawat inap kelas tiga di RSU Panti Baktiningsih yaitu: (1)
Standar tarif riil rumah sakit dengan tarif paket INA-CBG; (2) Ketepatan
pengkodean diagnosis.
Kata kunci: Klaim, Selisih, Tarif RS, Tarif INA-CBG
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
ABSTRACT
ANALYSIS OF HOSPITAL RATES AND INA-CBG TARIFF DIFFERENCES
INSTITUTIONAL SERVICES IN PANTI BAKTININGSIH HOSPITAL
Yohana Susanti
NIM: 142114017
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2019
This study aims to determine the difference between hospital real rates
with the rate of Indonesian Case Based Groups (INA-CBG) on payment of claims
for inpatients participating in the National Health Insurance (JKN). The study was
conducted at the Pakt Baktiningsih Hospital, with the aim of finding out the
difference, the factors that caused the difference.
Data were collected through observation, interviews and documents. The
research method was carried out in a qualitative descriptive manner. Technique of
analyzing data by comparing hospital real rates and INA-CBG package rates use
descriptive analysis. Data in this research based on the real cost of BPJS claims
for JKN participants in the third class inpatient health services.
The results showed that there were differences in hospital rates and
INA-CBG rates. From the 176 disease cases, positive difference scooted on the
hospital side, they are: internal medicine specialists, neurological specialists,
obgyn specialists (obstetrics) and pediatric disease specialists, meanwhile hospital
surgeons suffer losses (negative difference). The causes of differences in hospital
real rates and INA-CBG package rates in third-class inpatient services at
Baktiningsih Hospital are: (1) Standard hospital real rates with INA-CBG package
rates; (2) Accuracy of diagnosis coding.
Keywords: Claims, Difference, Hospital Rates, INA-CBG Rates
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada tanggal 26 Oktober 2016 Pemerintah Indonesia memberlakukan
Sistem Indonesian Case Base Groups (INA-CBG). Sistem ini merupakan
aplikasi pengajuan klaim Rumah sakit, balai dan klinik yang melayani peserta
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) (Peraturan Menteri Kesehatan 2016: 76).
Sistem ini mempunyai kaitan dengan tarif yang ditentukan oleh pemerintah
berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomer 69 tahun 2013 tentang
standar tarif pelayanan kesehatan. Dengan demikian tarif
Indonesian-Case Based Groups (INA-CBGs) merupakan besaran pembayaran
klaim oleh Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan Sosial (BPJS) Kesehatan
kepada Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL) atas paket
layanan yang didasarkan kepada pengelompokan diagnosis penyakit dan
prosedur.
Menurut Hernowo, dkk (2018) Badan Pengelola Jaminan Sosial
Kesehatan atau yang lebih dikenal dengan BPJS Kesehatan, digulirkan oleh
Pemerintah sejak tanggal 1 Januari 2014, merupakan program JKN, sesuai
dengan visi BPJS diharapkan pada tanggal 1 Januari 2019 seluruh masyarakat
Indonesia harus menjadi peserta BPJS Kesehatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Saat ini pemerintah menjalin kerjasama dengan berbagai Rumah sakit
termasuk Rumah sakit Umum (RSU) Panti Baktiningsih. Rumah sakit ini
menjalin kerjasama dengan BPJS sejak tanggal 16 Januari 2014. RSU Panti
Baktiningsih telah menjalankan program INA-CBG sebagai pedoman
penghitungan biaya klaim pasien Jaminan Kesehatan Masyarakat
(Jamkesmas). Hal itu tertuang dalam Surat Edaran Menteri Kesehatan
Nomor: HK/MENKES/31/1/2014 yang ditujukan kepada Direktur Rumah
sakit Umum Panti Baktiningsih. Dengan demikian, sejak tanggal 16 Januari
2014 RSU Panti Baktiningsih sudah memberlakukan sistem pembayaran
klaim pasien peserta Jamkesmas dengan paket INA-CBG.
Dengan masuknya RSU Panti Baktiningsih dalam kerjasama dengan
BPJS, Pedoman INA-CBG dalam Pelaksanaan JKN menjadi acuan bagi
fasilitas kesehatan tingkat lanjutan BPJS Kesehatan, dan pihak lain yang
terkait mengenai metode pembayaran INA-CBG dalam penyelenggaraan
Jaminan Kesehatan. JKN sendiri adalah program pelayanan kesehatan dari
pemerintah dalam bentuk BPJS Kesehatan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 76 Tahun 2016
tentang petunjuk teknis sistem INA-CBG, metode pembayaran di Rumah sakit
yang ditetapkan oleh BPJS adalah metode prospektif casemix INA-CBG.
Sistem casemix adalah pengelompokan diagnosis dan prosedur dengan
mengacu pada ciri klinis yang mirip/sama dan menggunakan sumber
daya/biaya perawatan yang mirip/sama. Dengan adanya metode pembayaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
tersebut, besaran tarif telah ditetapkan sebelum pelayanan kesehatan diberikan
kepada pasien. Sementara itu RSU Panti Baktiningsih menetapkan besaran
tarif yang ditagihkan kepada pasien setelah pelayanan diberikan kepada
pasien.
Ternyata, perbedaan sistem ini menimbulkan masalah keuangan di
RSU Panti Baktininggsih. Rumah sakit mengeluhkan besaran tarif
pembiayaan yang diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 59 Tahun
2014. Besaran tarif dalam peraturan tersebut dianggap tidak sebanding dengan
jasa medis dan non medis, harga obat dan bahan habis pakai terkini.
Akibatnya, para pasien memandang bahwa pihak Rumah sakit kurang
memberikan pelayanan yang maksimal dan cenderung mempersulit para
pasien, hal ini juga berdampak bagi nama baik Rumah sakit.
Berdasarkan masalah di atas, peneliti kemudian tertarik untuk
menganalisis perbedaan tarif rumah sakit dan tarif INA-CBG. Analisis ini
penting dilakukan agar rumah sakit dapat memperoleh masukan untuk
mengatasi selisih antara tarif yang ditentukan oleh BPJS dan tarif pelayanan
kesehatan Rumah sakit. Atas dasar inilah, penelitian ini diberi judul: “Analisis
Perbedaan Tarif rumah sakit dan Tarif INA-CBG Pada Pelayanan Rawat Inap”
dengan model studi kasus di RSU Panti Baktiningsih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan ditinjau dalam penelitian ini, yaitu:
1. Apakah ada perbedaan tarif riil rumah sakit dengan tarif paket INA-CBG
pada pembayaran klaim peserta JKN pasien rawat inap di RSU Panti
Baktiningsih, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta?
2. Apakah ada perbedaan yang benilai dan tidak bernilai antara tarif riil
rumah sakit dengan tarif paket INA-CBG pada pembayaran klaim peserta
JKN pasien rawat inap di RSU Panti Baktiningsih, Propinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta?
3. Apa saja faktor-faktor yang menimbulkan perbedaan tarif rumah sakit
dengan tarif INA-CBG di RSU Panti Baktiningsih, Kabupaten Sleman,
Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta?
4. Apakah RSU Panti Baktiningsih sudah memiliki clinical pathway?
C. Batasan Masalah
Batasan masalah pada penelitian ini adalah peneliti hanya melakukan
analisis perbedaan tarif riil sesuai standar kebijakan Direktur RSU Panti
Baktiningsih (retrospektif) dengan tarif paket INA-CBG untuk pelayanan
rawat inap kelas tiga pada klaim JKN periode bulan Mei hingga Juli tahun
2018 di RSU Panti Baktiningsih, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan tarif riil
rumah sakit dengan tarif paket INA-CBG pada pembayaran klaim pasien rawat inap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di RSU Panti Baktiningsih Kabupaten
Sleman, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Tujuan khusus penelitian ini untuk :
1. Mengetahui besaran dan perbedaan tarif riil rumah sakit dengan tarif paket
INA-CBG pada pembayaran klaim peserta JKN pasien rawat inap di RSU
Panti Baktiningsih, Kabupaten Sleman, Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta.
2. Mengetahiu pebedaan yang benilai dan tidak bernilai antara tarif riil
rumah sakit dengan tarif paket INA-CBG pada pembayaran klaim peserta
JKN pasien rawat inap di RSU Panti Baktiningsih, Kabupaten Sleman,
Propinsi.
3. Mengetahui faktor-faktor yang menimbulkan perbedaan tarif rumah sakit
dengan tarif INA-CBG di RSU Panti Baktiningsih, Kabupaten Sleman,
Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
4. Mengetahui apakah RSU Panti Baktiningsih sudah menggunakan clinical
pathway.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Rumah sakit
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat khususnya
untuk mengetahui perbedaan tarif Rumah sakit dan tarif INA-CBG,
sehingga RSU Panti Baktiningsih dapat mengetahui bagaimana kondisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
dilapangan terkait proses analisis pada perbedaan tarif rumah sakit dengan
tarif INA-CBG dan dapat segera mengambil keputusan atas temuan yang
ada.
2. Bagi Peneliti
Mendapatkan pengalaman nyata mengenai analisis perbedaan tarif rumah
sakit dan tarif INA-CBG.
3. Bagi Penelitian Selanjutnya
Sebagai salah satu sumber bacaan untuk penelitian dan pengembangan
selanjutnya dibidang analisis perbedaan tarif rumah sakit dan tarif
INA-CBG.
4. Bagi Universitas Sanata Dharma
Penelitian ini dapat menambah daftar referensi kepustakaan di
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma dan akan menjadi referensi
pembelajaran maupun penelitian bagi mahasiswa yang memiliki
ketertarikan dibidang analisis perbedaan tarif Rumah sakit dan tarif
INA-CBG.
F. Sistematika Penulisan
Peneliti akan membagi penulisan dalam enam bagian. Bab I berisi
Pendahuluan. Bab II memuat Tinjauan Pustaka. Bab III menjelaskan Metode
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Penelitian. Bab IV menguraikan Gambaran Umum Objek Penelitian. Bab V
berisi Analisis Data dan Pembahasan. Bab VI adalah Penutup. Masing-masing
bab dijabarkan sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Dalam bab ini akan diuraikan latar belakang masalah, rumusan
masalah, batasan masalah dalam penelitian, tujuan
dilakukannya penelitian, manfaat penelitian dan sistematika
penulisan.
Bab II Tinjauan Pustaka
Dalam bab ini peneliti akan menguraikan teori-teori
berhubungan dengan Tarif Jasa Pelayanan Rumah sakit,
peraturan dan undang – undang yang berlaku terkait klaim
BPJS sebagai pendukung proses penelitian.
Bab III Metode Penelitian
Bab ini akan menjelaskan objek penelitian, metode dan desain
penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
Bab IV Gambaran Umum RSU Panti Baktiningsih
Pada bab ini peneliti akan memaparkan gambaran umum RSU
Panti Baktiningsih meliputi: letak geografis, sejarah pendirian,
visi dan misi, struktur organisasi dan tugas masing-masing
bagian. Secara khusus, peneliti akan menjabarkan job
description bagian asuransi RSU Panti Baktiningsih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Bab V Analisis Data dan Pembahasan
Bab ini akan membahas tahapan-tahapan penentuan perbedaan
tarif selama proses analisis perbedaan tarif Rumah sakit dan
tarif INA-CBG. Peneliti akan menguraikan hasil penelitian
keuangan bagian rawat inap kelas tiga bulan Mei - Juli 2018.
Uraian tersebut menjadi dasar untuk menyampaikan
masukan – masukan kepada RSU Panti Baktiningsih.
Bab VI Penutup
Dalam bab ini, peneliti akan membuat kesimpulan yang
merupakan ringkasan hasil penelitian, keterbatasan selama
proses penelitian serta saran bagi penelitian selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Sistem Jaminan Kesehatan Nasional
Pada bab ini penulis akan memaparkan teori-teori berkaitan dengan
sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), Indonesian Case Base Groups
(INA-CBG), dan Penetapan Tarif. Dengan teori ini, penulis akan semakin
mengetahui dasar-dasar penetapan tarif yang akan diberlakukan dalam
kerjasama dengan Rumah sakit – Rumah sakit.
Pertama – tama akan dibicarakan tentang asuransi kesehatan. Dalam
buku panduan sosial JKN yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia tahun 2012, dijelaskan bahwa asuransi kesehatan
bertujuan untuk mengurangi masyarakat menangung biaya kesehatan dari
kantong sendiri, dalam jumlah yang sulit diprediksi dan terkadang
memerlukan biaya yang sangat besar. Untuk itu, diperlukan suatu jaminan
dalam bentuk asuransi kesehatan, dimana pembiayaan kesehatan ditanggung
bersama secara gotong royong oleh keseluruhan peserta, sehingga tidak
memberatkan secara orang per orang (Febriani, 2016).
JKN bukanlah suatu asuransi kesehatan yang mengedepankan profit,
melainkan Jaminan Kesehatan Nasional yang bersifat sosial diberikan secara
merata oleh pemerintah kepada seluruh rakyat Indonesia. Penerapan jaminan
kesehatan sosial ini dipandang penting untuk diterapkan di Indonesia karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
memiliki beberapa keuntungan. Keuntungan pertama adalah memberikan
manfaat yang komprehensif dengan tarif yang terjangkau. Kedua, menerapkan
prinsip kendali biaya dan kendali mutu sehingga peserta bisa mendapatkan
pelayanan yang bermutu dengan biaya yang memadai dan terkendali, bukan
“terserah dokter” atau “terserah Rumah sakit”. Ketiga, asuransi kesehatan
sosial menjamin pembiayaan pelayanan kesehatan yang berkelanjutan.
Keempat, asuransi kesehatan sosial bisa digunakan diseluruh wilayah
Indonesia. Oleh sebab itu, untuk melindungi seluruh warga, kepesertaan JKN
bersifat wajib pemerintah (Kementerian Kesehatan Republik Indonesiatahun
2012 dalam Febriani 2016):
JKN juga merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional
(SJSN), yang diselenggarakan melalui mekanisme Asuransi Kesehatan Sosial
yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan Undang – Undang nomor 40
tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Penerapan sistem JKN
ini bertujuan agar semua penduduk Indonesia terlindungi dalam sistem
asuransi, sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan
masyarakat yang layak.
Ada beberapa prinsip jaminan kesehatan nasional yang ditetapkan oleh
Kementerian Kesehatan Republik Indonesiatahun tahun 2012:
1. Prinsip Gotong Royong
Prinsip gotong royong berarti peserta yang mampu membantu peserta
yang kurang mampu, peserta yang sehat membantu yang sakit atau yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
beresiko tinggi, dan peserta yang sehat membantu yang sakit. Dengan
demikian, melalui prinsip gotong royong jaminan sosial dapat
menumbuhkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
2. Prinsip Nirlaba
Dana yang dikumpulkan dari masyrakat adalah amanat, sehingga hasil
pengembangannya akan dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk
kepentingan peserta.
3. Prinsip Portabilitas
Prinsip ini dimaksudkan untuk memberika jaminan yang berkelanjutan
kepada peserta meskipun mereka berpindah pekerjaan atau tempat tinggal
dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
4. Prinsip Kepesertaan Bersifat Wajib
Kepesertaan wajib dimaksudkan agar seluruh rakyat menjadi peserta
sehingga dapat terlindungi. Meskipun bersifat wajib bagi seluruh rakyat,
penerapannya tetap disesuaikan dengan kemampuan ekonomi rakyat dan
pemerintah serta kelayakan penyelenggaraan program.
5. Prinsip Dana Amanat
Dana yang terkumpul dari iuran peserta merupakan dana titipan kepada
BPJS untuk dikelola sebaik-baiknya dalam rangka mengoptimalkan dana
tersebut untuk kesejahteraan peserta.
6. Prinsip Hasil Pengelolaan Dana Jaminan Sosial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Dipergunakan seluruhnya untuk pengembangan program dan untuk
sebesar-besarnya kepentingan peserta.
B. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun
2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Ada beberapa hal yang
sudah ditetapkan di dalam undang-undang ini, meliputi:
1. Pengertian (Pasal 1 Ayat (1))
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang selanjutnya disingkat BPJS
adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program
jaminan sosial.
2. Tujuan (Pasal 3)
BPJS bertujuan untuk mewujudkan terselenggaranya pemberian jaminan
terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap peserta
dan/atau anggota keluarganya.
3. Wewenang (Pasal 11)
a) Menagih pembayaran iuran
b) Menempatkan Dana Jaminan Sosial untuk investasi jangka pendek dan
jangka panjang dengan mempertimbangkan aspek likuiditas,
solvabilitas, kehati-hatian, keamanan dana, dan hasil yang memadai.
c) Melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas kepatuhan peserta dan
pemberi kerja dalam memenuhi kewajibannya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan jaminan sosial nasional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
d) Membuat kesepakatan dengan fasilitas kesehatan mengenai besar
pembayaran fasilitas kesehatan yang mengacu pada standar tarif yang
ditetapkan oleh Pemerintah.
e) Membuat atau menghentikan kontrak kerja dengan fasilitas kesehatan.
f) Mengenakan sanksi administratif kepada peserta atau pemberi kerja
yang tidak memenuhi kewajibannya.
g) Melaporkan pemberi kerja kepada instansi yang berwenang mengenai
ketidakpatuhannya dalam membayar iuran atau dalam memenuhi
kewajiban lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
h) Melakukan kerja sama dengan pihak lain dalam rangka
penyelenggaraan program Jaminan Sosial.
C. Kerja Sama Fasilitas Kesehatan dengan BPJS
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71
Tahun 2013 tentang pelayanan kesehatan pada jaminan nasional, kerja sama
antara fasilitas kesehatan dengan BPJS Kesehatan dilakukan melalui
perjanjian kerja sama. Perjanjian kerja sama dilakukan oleh pemilik atau
pemimpin fasilitas kesehatan yang berwenang dengan BPJS Kesehatan. Dari
hasil perjanjian kerja sama tersebut, ada beberapa hal yang sudah ditetapkan
oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia, meliputi:
1. Hak Fasilitas Kesehatan (Pasal 12 Ayat (2))
a) Mendapatkan informasi tentang kepesertaan, prosedur pelayanan,
pembayaran dan proses kerja sama dengan BPJS Kesehatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
b) Menerima pembayaran klaim atas pelayanan yang diberikan kepada
Peserta paling lambat 15 (lima belas) hari kerja sejak dokumen klaim
diterima lengkap.
2. Hak BPJS (Pasal 12 Ayat (4))
a) Membuat atau menghentikan kontrak kerja dengan fasilitas kesehatan.
b) Menerima laporan pelayanan sesuai waktu dan jenis yang telah
disepakati.
3. Kewajiban Fasilitas Kesehatan (Pasal 12 Ayat (3))
a) Memberikan pelayanan kesehatan kepada peserta sesuai ketentuan
yang berlaku.
b) Memberikan laporan pelayanan sesuai waktu dan jenis yang telah
disepakati.
4. Kewajiban BPJS (Pasal 12 Ayat (5))
a) Memberikan informasi kepada fasilitas kesehatan berkaitan dengan
kepesertaan, prosedur pelayanan, pembayaran dan proses kerja sama
dengan BPJS Kesehatan.
b) Melakukan pembayaran klaim kepada fasilitas kesehatan atas
pelayanan yang diberikan kepada peserta paling lambat 15 (lima belas)
hari kerja sejak dokumen klaim diterima lengkap.
5. Sistem Pembayaran Pelayanan Kesehatan (Pasal 32 Ayat (1) dan (2))
a) BPJS Kesehatan melakukan pembayaran kepada fasilitas kesehatan
yang memberikan layanan kepada peserta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
b) Besaran pembayaran yang dilakukan BPJS Kesehatan kepada fasilitas
kesehatan sebagaimana ditentukan berdasarkan kesepakatan antara
BPJS Kesehatan dengan asosiasi fasilitas kesehatan di wilayah fasilitas
kesehatan tersebut berada serta mengacu pada standar tarif yang
ditetapkan oleh Menteri.
D. Indonesian Case Base Group (INA-CBG)
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 76 Tahun 2016
yang berlaku sejak tanggal 26 Oktober 2016 tentang Pedoman
INA-CBG dalam Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional merupakan acuan
bagi fasilitas kesehatan tingkat lanjutan, BPJS Kesehatan, dan pihak lain yang
terkait mengenai metode pembayaran INA-CBG dalam penyelenggaraan
Jaminan Kesehatan.
Pembiayaan kesehatan merupakan bagian yang penting dalam
implementasi JKN. Pembiayaan kesehatan difasilitas kesehatan diperoleh
dengan dilakukannya pembayaran oleh penyelenggara asuransi kesehatan atas
pelayanan kesehatan yang diberikan kepada peserta, yang bertujuan untuk
mendorong peningkatan mutu, mendorong layanan berorientasi pasien,
mendorong efisiensi dengan tidak memberikan reward terhadap Grouper yang
melakukan over treatment, under treatment maupun melakukan adverse
eventdan mendorong pelayanan tim. Dengan sistem pembiayaan yang tepat
diharapkan tujuan diatas bisa tercapai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Terdapat dua metode pembayaran Rumah sakit yang digunakan yaitu
metode pembayaran retrospektif dan metode pembayaran prospektif. Metode
pembayaran retrospektif adalah metode pembayaran yang dilakukan atas
layanan kesehatan yang diberikan kepada pasien berdasar pada setiap aktifitas
layanan yang diberikan, semakin banyak layanan kesehatan yang diberikan
semakin besar biaya yang harus dibayarkan. Contoh pola pembayaran
retrospektif adalah Fee For Services (FFS). Metode pembayaran prospektif
adalah metode pembayaran yang dilakukan atas layanan kesehatan yang
besarannya sudah diketahui sebelum pelayanan kesehatan diberikan. Contoh
pembayaran prospektif adalah global budget, perdiem, kapitasi dan case
based payment.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomer
76 tahun 2016 Sistem casemix pertama kali dikembangkan di Indonesia pada
Tahun 2006 dengan nama INA-DRG (Indonesia-Diagnosis Related Group).
Implementasi pembayaran dengan INA-DRG dimulai pada 1 September 2008
di 15 Rumah sakit milik Kementerian Kesehatan RI, dan pada 1 Januari 2009
diperluas untuk seluruh Rumah sakit yang bekerja sama menjadi penyedia
pelayanan kesehatan dalam program Jamkesmas. Pada tanggal 31 September
2010 dilakukan perubahan nomenklatur dari INA-DRG menjadi
INA-CBG(Indonesia Case Based Group) seiring dengan perubahan Grouper
dari 3M Grouper ke UNU (United Nation University) Grouper. Kemudian,
dengan implementasi JKN yang dimulai 1 Januari 2014, sistem INA-CBG
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
kembali digunakan sebagai metode pembayaran pelayanan baik rawat jalan
maupun rawat inap kepada Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut
(FKRTL).
Ada beberapa tujuan dari sistem pembiayaan prospektif. Pertama,
mengendalikan biaya kesehatan. Kedua, mendorong pelayanan kesehatan
tetap bermutu sesuai dengan standar. Ketiga, membatasi pelayanan kesehatan
yang tidak diperlukan. Keempat, mempermudah administrasi klaim. Kelima,
mendorong Grouper untuk melakukan kendali biaya (cost containment).
Lebih lanjut, dirumuskan beberapa pengertian terkait sistem INA-CBG sebagai
metode pembayaran kepada FKRTL dalam pelaksanaan JKN.
1. Jaminan Kesehatan adalah jaminan berupa kesehatan agar peserta
memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam
memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang
yang telah membayar iuran atau iurannya dibayarkan oleh pemerintah.
2. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan yang selanjutnya
disingkat BPJS Kesehatan adalah badan hukum yang dibentuk untuk
menyelenggarakan program Jaminan Kesehatan.
3. Penyelenggara pelayanan kesehatan meliputi semua Fasilitas Kesehatan
yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan berupa Fasilitas Kesehatan
tingkat pertama dan Fasilitas Kesehatan rujukan tingkat lanjutan.
4. Fasilitas Kesehatan adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang digunakan
untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan perorangan, baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitative yang dilakukan oleh
Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau Masyarakat.
5. Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL) meliputi klinik
utama atau yang setara, Rumah sakit umum dan Rumah sakit khusus.
6. Pelayanan Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan adalah upaya pelayanan
kesehatan perorangan yang bersifat spesialistik atau sub spesialistik yang
meliputi rawat jalan tingkat lanjutan, rawat inap tingkat lanjutan, dan
rawat inap di ruang perawatan khusus.
7. Pelayanan Kesehatan Darurat Medis adalah pelayanan kesehatan yang
harus diberikan secepatnya untuk mencegah kematian, keparahan,
dan/atau kecacatan sesuai dengan kemampuan fasilitas kesehatan.
8. Pelayanan Kesehatan adalah pelayanan kesehatan komprehensif yang
meliputi pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif,
pelayanan kesehatan darurat medis, pelayanan penunjang dan atau
pelayanan kefarmasian.
9. Pelayanan rawat inap adalah pelayanan kepada pasien untuk observasi,
perawatan, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi, dan/atau pelayanan
kesehatan lainnya dengan menempati tempat tidur.
10. Sumber daya adalah segala dokumen berupa material, tenaga,
pengetahuan, teknologi dan/atau dukungan lainnya yang digunakan untuk
menghasilkan manfaat dalam pelayanan kesehatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Sistem pembayaran INA-CBG’s merupakan pembayaran
berdasarkan tarif pengelompokan diagnosis yang mempunyai kedekatan
secara klinis dan homogenitas sumber daya yang dipergunakan. umah sakit
akan mendapat pembayaran berdasarkan rata-rata biaya yang dihabiskan oleh
suatu kelompok diagnosis. Sistem ini telah diterapkan oleh Kementerian
Kesehatan Republik Indonsesia dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan
khususnya untuk masyarakat miskin sejak tahun 2010. Sistem ini bersifat
dinamis yang artinya total jumlah CBG (Case Based Groups) bisa disesuaikan
berdasarkan kebutuhan sebuah Negara. Sistem ini juga dapat digunakan jika
terdapat perubahan dalam pengkodean diagnosa dan prosedur sesuai dengan
sistem klarifikasi baru (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2013).
Pengelompokan ini dilakukan dengan menggunakan kode-kode tertentu yang
terdiri dari 14.500 kode diagnose (ICD-10) dan 7.500 kode prosedur/tindakan
(ICD-9CM). Untuk mengkombinasi ribuan kode tersebut tidak mungkin
dilakukan secara manual. Perangkat yang digunakan untuk mengkombinasi
kode tersebut disebut Grouper. Grouper ini menggabungkan sekitar 23.000
kode ke dalam banyak kelompok atau group yang terdiri dari 23 MCD
(MajorDiagnotic Category), terdiri pula dari 1077 kode INA-DRG yang
terbagi menjadi 789 kode untuk rawat inap dan 288 kode untuk rawat jalan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Tabel. 2.1: Pembagian Regional Tarif INA-CBG’s
REGIONALISASI
I II III IV IV
Banten Sumatera Barat NAD Kalimantan
Selatan Bangka Belitung,
DKI Jakarta Riau Sumatera Utara
Kalimantan
Tengah NTT
Jawa Barat Sumatera Selatan Jambi Kalimantan Timur
Jawa Tengah Lampung Bengkulu Kalimantan Utara
DI Yogyakarta Bali Kepulauan Riau Maluku
Jawa Timur NTB
Kalimantan
Barat Maluku Utara
Sulawesi Utara Papua
Sulawesi
Tengah Papua Barat
Sulawesi
Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Sulawesi
Selatan
Sumber: Permenkes No. 27: Petunjuk Teknis Sistem INA CBG’s, (2014)
E. Verifikasi Klaim Berbasis INA-CBG
Berdasarkan petunjuk teknis verifikasi klaim yang dikeluarkan oleh
Direktorat Pelayanan BPJS (2014 : 4-6), ditetapkan beberapa hal meliputi
berkas klaim yang akan diverifikasi dan tahapan verifikasi administrasi klaim,
berikut ini adalah penjabarannya:
1. Berkas klaim yang akan diverifikasi
a) Rawat Jalan
1) Surat Eligibilitas Peserta (SEP).
2) Surat bukti pelayanan yang mencantumkan diagnosa dan
prosedur serta ditandatangani oleh Dokter Penanggung Jawab
Pasien (DPP).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
3) Pada kasus tertentu apabila ada pembayaran klaim diluar
INA-CBG diperlukan tambahan bukti pendukung:
a) Protokol terapi dan regimen (jadwal pemberian) obat khusus.
b) Resep dan alat kesehatan.
c) Tanda terima alat bantu kesehatan (kacamata, alat bantu
dengar, alat bantu gerak dll).
b) Rawat Inap
1) Surat perintah rawat inap.
2) Surat Eligibilitas Peserta (SEP).
3) Resume medis yang mencantumkan diagnosa dan prosedur serta
ditandatangani oleh Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPP).
4) Pada kasus tertentu apabila ada pembayaran klaim diluar
INA-CBG diperlukan tambahan bukti pendukung:
a) Protokol terapi dan regimen (jadwal pemberian) obat khusus.
b) Resep dan alat kesehatan.
c) Tanda terima alat bantu kesehatan (kacamata, alat bantu
dengar, alat bantu gerak dll).
2. Tahap Verifikasi Administrasi Klaim
a) Verifikasi Administrasi Kepesertaan
Verifikasi administrasi kepesertaan adalah meneliti kesesuaian berkas
klaim yaitu antara Surat Eligibilitas Peserta (SEP) dengan data
kepesertaan yang diinput dalam aplikasi INA CBG.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
b) Verifikasi Administrasi Pelayanan
Hal yang harus diperhatikan dalam verifikasi administrasi pelayanan
adalah:
1) Mencocokan kesesuaian berkas klaim dengan berkas yang
dipersyaratkan.
2) Apabila terjadi ketidaksesuaian antara kelengkapan dan
keabsahan berkas maka berkas dikembalikan ke Rumah sakit
untuk dilengkapi.
3) Kesesuaian antara tindakan operasi dengan spesialisasi operator
ditentukan oleh kewenangan medis yang diberikan Direktur
Rumah sakit secara tertulis. Perlu dilakukan konfirmasi terlebih
dahulu.
F. CLINICAL PATHTWAY
Menurut Hernowo, dkk (2018) merupakan dasar penyusunan paket
tarif yang diberlakukan oleh BPJS kesehatan adalah, konsep clinical
pathtway. Konsep tarif Clinical pathway (CP) adalah perencanaan pelayanan
terpadu yang merangkum setiap langkah pelayanan yang dilaksanakan pada
pasien mulai masuk sampai pasien keluar berdasarkan standar pelayanan
kedokteran, standar asuhan keperawatan dan tenaga kesehatan lainnya
berbasiskan bukti (diagnosa) dengan hasil yang dapat diukur dalam jangka
waktu tertentu (long ofstays/LOS) selama di Rumah sakit (UU No.29 Tahun
2009 Praktik Kedokteran Pasal 44 ayat 3 dan PermenKes No. 148/IX/2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
(Basmala dalam Hernowo. 2018) Clinical pathway dapat membantu Rumah
sakit dalam hal :
a. Memberikan rincian apa yang harus dilakukan pada kondisi klinis tertentu
untuk setiap pasien, setiap tindakan klinis dapat ditelusuri dan dimonitor.
b. Memberikan rencana tata laksana hari demi hari dengan standar pelayanan
yang dianggap sesuai.
c. Pelayanan dalam Clinical pathwaybersifat multidisiplin, perkembangan
pasien dapat dimonitor setiap hari, baik intervensi maupun outcomenya.
d. MembantuRumah sakit mengembangkan sistem kendali pelayanan.
e. Dapat digunakan untuk keperluan perhitungan harga pokok layanan
(penghitungan pembiayaan).
G. TARIF INA-CBG’s
Penghitungan tarif INA-CBG’s berbasis pada data costing dan koding
rumah sakit.
1. Data costing
Data costing adalah data yang didapat dari Rumah sakit terpilih (rumah
sakit sempel) referensi dari kelas uumah sakit, jenis rumah sakit maupun
kepemilikan rumah sakit (rumah sakit swasta maupun pemerintah),
meliputi seluruh data baiaya yang dikeluarkan oleh Rumah sakit, tidak
termasuk obat yang sumber pembiayaanya dari program pemerintah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
2. Data koding
Data koding adalah data yang diperoleh dari data koding rumah sakit
peyedia pelayanan kesehatan (PPK) Jamkesmas untuk penyusunan tarif
JKN digunakan data costing 137 Rumah sakit pemerintah dan swasta
serta 6 juta data koding (kasus).
Dalam peraturan Presiden Nomer 12 Tahun 2013 Tentang Jaminan
Kesehatan , tarif Indonesian Case Based Group’s adalah besaran pembayaran
klaim oleh BPJS Kesehan kepada Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan atas
paket layanan yang didasarkan kepada pengelompokan diagnosis penyakit
yang besaranya ditetapkan dalam PMK Nomer 59 tahun 2014, (Gani, 1996
dalam Hotma).
Identifikasi dan laporan selisih merupakan tahap pertama menuju
pengendalian selisih dan perbaikan operasional. Suatu sistem biaya standar
yang efektif mensyaratkan agar manajemen bereaksi secara tepat terhadap
selisih karena selisih yang tidak terkoreksi dapat mempengaruhi perusahaan.
Besaran selisih serta dampaknya pada operasional di masa mendatang
mempengaruhi reaksi perusahaan terhadap selisih. Selisih kecil biasa terjadi
dan sebagian besar tidak memerlukan perhatian khusus dari manajemen,
kecuali ada selisih tertentu. Selisih tidak menguntungkan kecil yang tetap,
mungkin memerlukan perhatian manajemen karena efek kumulatifnya pada
operasional bisa substansial dan bisa mencerminkan kemunduran operasional.
(Blocher/Chen,Lin, 2001 dalam Hotma)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
H. Tarif Jasa Pelayanan Rumah sakit
Tarif adalah nilai suatu jasa pelayanan yang ditetapkan dengan ukuran
sejumlah uang berdasarkan pertimbangan bahwa dengan nilai uang tersebut
sebuah Rumah sakit bersedia memberikan jasa kepada pasien. Tarif Rumah
sakit merupakan aspek yang sangat diperhatikan oleh Rumah sakit swasta
juga oleh Rumah sakit milik pemerintah.
Bagi Rumah sakit pemerintah, tarif ditetapkan berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Kesehatan atau Pemerintah Daerah. Hal ini menunjukkan
adanya kontrol ketat pemerintah sebagai pemilik Rumah sakit.
(Trisnantoro, 2009 dalan Hotma 2015).
a. Tujuan Penetapan Tarif
Penanganan penetapan tarif dan tujuan penetapan tersebut dipengaruhi oleh
pemiliknya. Dengan latar belakang kepemilikan tersebut, tarif dapat
ditetapkan dengan berbagai tujuan sebagai berikut:
a) Penetapan Tarif untuk Pemulihan Biaya.
Keadaan ini terutama terdapat pada Rumah sakit pemerintah yang
semakin lama semakin berkurang subsidinya.
b) Penetapan Tarif untuk Subsidi Silang.
Adanya kebijakan agar masyarakat ekonomi kuat dapat ikut
meringankan pembiayaan pelayanan Rumah sakit bagi masyarakat
ekonomi lemah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
c) Penetapan Tarif untuk Meningkatkan Akses Pelayanan.
Kebijakan penetapan tarif serendah mungkin sehingga diharapkan
dengan tarif rendah ini maka akses akan baik atau mudah terutama
bagi orang miskin.
d) Penetapan Tarif untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan.
Kebijakan penetapan tarif pada bangsal VIP yang dilakukan
berdasarkan pertimbangan untuk meningkatkan mutu layanan dan juga
peningkatan kepuasan kerja dokter spesialis.
e) Penetapan Tarif untuk Mengurangi Pesaing.
Dapat dilakukan untuk mencegah adanya Rumah sakit baru yang akan
menjadi pesaing.
f) Penetapan Tarif untuk Memperbesar Keuntungan.
Dapat dilakukan pada pasar Rumah sakit yangcenderung dikuasai satu
Rumah sakit (monopoli) dengan tujuan memaksimalkan pendapatan.
g) Penetapan tarif yang bertujuan minimisasi penggunaan pelayanan,
mengurangi pemakaian, tarif ditetapkan secara tinggi.
h) Penetapan Tarif dengan Tujuan Untuk Menciptakan Corporate Image
Menciptakan Corporate Image adalah penetapan tarif yang ditetapkan
dengan tujuan meningkatkan citra Rumah sakit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
b. Kebijakan Tarif
a) Tarif pelayanan Rumah sakit ditetapkan dengan memperhatikan nilai
jasa pelayanan Rumah sakit serta kemampuan membayar mayarakat
setempat.
b) Tarif Rumah sakit ditetapkan atas dasar jenis pelayanan, tingkat
kecanggihan pelayanan dan kelas perawatan.
c) Pemberian keringanan atau pembebasan biaya pelayanan Rumah sakit
bagi pasien kurang mampu diatur oleh direktur Rumah sakit yang
bersangkutan berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh Direktur
Jenderal Pelayanan Medik.
d) TarifRumah sakit untuk golongan masyarakat yang pembayarannya
dilakukan oleh pihak penjamin melalui suatu ikatan perjanjian secara
tertulis.
e) Penetapan besaran tarif pelayanan Rumah sakit dilakukan dengan
mempertimbangkan adanya subsidi silang bagi tarif pelayanan pasien
kelasIII. (Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1165/
MENKES/SK/X/2007 tentang Pola Tarif Rumah sakit Badan Layanan
Umum)
c. Strategi Penetapan Tarif
1) Penetapan Tarif Berorientasi biaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Yaitu penetapan tarif/harga yang sepenuhnya mengacu kepada biaya
yang dikeluarkan, baik biaya marjinal maupun biaya total termasuk
biaya tidak langsung (overhead cost).
2) Penetapan Tarif Berorintasi permintaan
Rumah sakit memerhatikan kondisi permintaan, bukan tingkat biaya,
dalam menetapkan tarif/harga.
3) Penetapan Tarif Berorientasi persaingan
Rumah sakit menetapkan tarif/harga atas dasar tarif/harga yang
ditetapkan oleh para pesaingnya.
I. Faktor – faktor Pertimbangan Penetapan Tarif Rumah sakit
Terdapat beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penetapan
tarif, (Gani, 1996 dalam Hotma). Faktor – faktor pertimbangan tarif Rumah
sakit yaitu:
1. Biaya satuan yaitu biaya yang menggambarkan besaran biaya pelayanan
per pasien (besar pengorbanan faktor produksi untuk menghasilkan
pelayanan)
2. Jenis pelayanan, tingkat pemanfaatan dan subsidi silang yang diharapkan.
Unit dengan tingkat pemanfaatan yang rendah relatif sulit untuk
ditingkatkan tarifnya sebaliknya unit-unit yang potensial sebagai Revenue
Center perlu dikembangkan lagi agar dapat meningkatkan untuk
pendapatan Rumah sakit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
3. Tingkat Kemampuan Masyarakat
Memepertimbangkan kemampuan membayar masyarakat, diukur dengan
cara melihat ATP (Ability To Pay) sertaWTP (Willingness To Pay)
masyarakat.
4. Elastisitas
Hukum ekonomi mengatakan bahwa perubahan tarif akan menyebabkan
perubahan permintaan akan produk yang ditawarkan.
5. Tarif Pelayanan Pesaing Yang Setara
Rumah sakit perlu juga membandingkan tarif pelayanan pesaing yang
setara.
Dari uraian teori – teoridi atas, semakin jelas bahwa peraturan yang
dikeluarkan oleh pemerintah berorientasi untuk membantu masyarakat
memperoleh pelayanan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau. Asuransi
kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah mendorong rumah Rumah sakit
untuk ikut terlibat dalam melayani masyarakat dengan baik.
Teori ini akan diuji dalam penelitian ini untuk menemukan perbedaan
tarif antara pemerintah dan Rumah sakit. Dengan demikian, ke depan
pemerintah dan Rumah sakit semakin memahami ketentuan-ketentuan yang
berlaku demi kerjasama yang lebih baik di hari-hari yang akan datang.
J. Ekonomis, Efisiensi, dan Efektivitas
Menurut Hans Kartikahadi dalam Agoes (2012:167) pengertian
ekonomis, efisiensi, dan efektivitas adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
1. Ekonomis
Ekonomis berarti cara penggunaan sesuatu barang (hal) secara berhati-
hati dan bijak (prudent) agar diperoleh hasil yang terbaik.
2. Efisiensi
Efisien berarti bertindak dengan cara yang dapat meminimalisasi kerugian
atau pemborosan sumber daya dalam melaksanakan atau menghasilkan
sesuatu.
3. Efektivitas
Efektivitas dimaksud bahwa produk akhir suatu kegiatan operasi telah
mencapai tujuan baik ditinjau dari segi kualitas hasil kerja. Kuantitas
hasil kerja, maupun batasan waktu yang ditergetkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Pada bab ini penulis akan menyampaikan metode penelitian meliputi
jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek dan objek penelitian,
teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. Penjelasan atas
bagian-bagian metode penelitian sangat perlu untuk mendukung analisis data
dan pembahasan.
Jenis penelitian yang digunakan merupakan penelitian analisis
kualitatif, dengan menggunakan metode observasi dimana penelitian ini
membandingkan antara biaya riil rumah sakit dengan tarif
INA-CBG pada tindakan pelayanan spesialis bedah, spesialis penyakit dalam,
spesialis obsgyn (kebidanan), spesialis penyakit anak dan spesialis penyakit
syaraf di RSU Panti Baktiningsih, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Penelitian dengan menggunakan pendekatan analisis deskriptif kualitatif.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian pada bagian asuransi di RSU Panti Baktiningsih,
Klepu, desa Sendang Mulyo, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman,
Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan pada periode
bulan Juli sampai September tahun 2018.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
C. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah bagian keuangan dan bagian asuransi di RSU
Panti Baktiningsih. Objek dalam penelitian ini adalah seluruh berkas klaim
rawat inap kelas tiga pada pasien pesrta JKN bulan Mei hingga Juli tahun
2018 yang berjumlah 176 kasus, berdasarkan laporan rekap klaim pembayaran
JKN yang diambil dari data biaya riil.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan beberapa teknik sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan
secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi (Sugiono, 2012:146).
Pengumpulan data dilakukan dengan datang langsung ke RSU Panti
Baktiningsih dibagian penghitungan tarif BPJS untuk memperoleh
data-data dan informasi yang dibutuhkan terkait pengambilan data berkas
laporan rekap klaim BPJS yang meliputi berkas klaim individual pasien
dan rekap biaya perawatan Rumah sakit di bagian rawat inap pasien
peserta JKN kelas tiga bulan Mei hingga Juli tahun 2018, data diperoleh
dari laporan keuangan yang sudah tersusun dalam pembukuan RSU Panti
Baktiningsih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
2. Wawancara
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana
peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun
secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya
(Sugiono, 2012:14). Pada penerapannya peneliti akan melakukan
wawancara kepada penanggung jawab bagian asuransi, bagian
penanggung jawab keuangan, kepala bagian rawat inap dan kepala bagian
rekam medis.
3. Dokumentasi
Metode dokumentasi merupakan metode yang digunakan untuk
menelusuri data historis. Informasi yang dapat ditelusuri disimpan atau
didokumentasikan sebagai bahan dokumentasi (Bungin, 2015:153-154).
Dalam penelitian ini, peneliti menelusuri dan menggunakan dokumen
resmi interen dan eksteren. Dokumen resmi interen yang digunakan adalah
data laporan keuangan Rumah sakit terkait pembayaran klaim JKN. Selain
itu juga, peneliti juga menggunakan dokumen resmi eksternal seperti
berkas klaim individual Pasien pada tindakan pelayanan spesialis bedah,
spesialis penyakit dalam, spesialis obsgyn (kebidanan), spesialis penyakit
anak dan spesialis penyakit syaraf.
E. Teknik Analisis Data
Data penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer
berupa informasi langsung dari sumbernya berupa menanyakan langsung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
kepada responden. Data skunder berupa rekap laporan keuangan di bagian
rawat inap kelas tiga berdasarkan pembayaran biaya klaim BPJS bulan
Mei hingga Juli tahun 2018. Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti
adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan rekap laporan keuangan
biaya riil klaim BPJS bulan Mei-Juli 2018 bagian rawat inap kelas tiga pada
proses penghitungan tarif Rumah sakit dan terif INA-CBG supaya dapat
menjawab rumusan masalah yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya.
Untuk itu, teknik analisis data yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Menentukan Komponen Tarif INA-CBGs.
Tarif BPJS kesehatan dengan INA-CBGs adalah tarif paket berdasarkan
pengelompokan diagnosis yang meliputi seluruh komponen sumber daya
rumah sakit yang digunakan dalam pelayanan baik medis maupun non
medis yang mempunyai kedekatan secara klinis dan homogenitas sumber
daya yang dipergunakan.
Peneliti dalam pelaksanaanya akan menggunakan data laporan
keuangan riil klaim BPJS peserta JKN pada bulan Mei hingga Juli tahun
2018 di bagian rawat inap kelas tiga. Berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomer 76 tahun 2016, paket tarif INA-CBGs dengan komponen
tarif medis dan non medis adalah sebagai berikut:
1) Konsultasi dokter.
2) Pemeriksaan penunjang, seperti laboratorium, radiologi (rontgen), dan
lain-lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
3) Obat formularium nasional (Fornas) maupun obat bukan Fornas.
4) Bahan dan alat medis habis pakai.
5) Akomodasi atau kamar perawatan.
6) Biaya lainnya yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan pasien.
Dasar pengelompokan dalam INA-CBG menggunakan sistem
kodifikasi dari diagnosis akhir dan tindakan/prosedur yang menjadi output
pelayanan, dengan acuan ICD-10 untuk diagnosis dan ICD-9-CM untuk
tindakan/prosedur. Pengelompokan menggunakan sistem teknologi
informasi berupa Aplikasi INA-CBG sebanyak 1.075 group/kelompok
kasus yang terdiri dari 786 kelompok kasus rawat inap dan 289 kelompok
kasus rawat jalan.
Dalam penerapannya peneliti akan menganalisis beberapa hal antara
lain : (1) Proses kepatuhan RSU Panti Baktiningsih dalam menjalankan
sistem berdasarkan Permenkes Nomer 76 tahun 2016; (2) Jenis tipe
Rumah sakit. (3) RSU Panti Baktiningsih masuk wilayah regional
berapa.(4) Memiliki CP (Clinical pathway). (5) Penggunaan dasar tarif
INA-CBGs dalam pelayanan sudah mengacu pada ICD-10 diagnosis untuk
tindakan atau prosedur yang mengacu pada ICD-9-CM untuk
menghasilkan grouping.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
2. Klasifikasi Kelompok Kasus Spesialis Penyakit
Dalam pelaksanaanya peneliti akan menggunakan rekap hasil laporan
keuangan riil klaim BPJS pesrta JKN bagian rawat inap kelas tiga dan
mengolah data mentah menjadi tabel distribusi kelompok kasus spesialis
penyakit untuk mengetahui kelompok kasus penyakit apa saja yang ada di
bagian rawat inap kelas tiga pada bulan Mei – Juli 2018 dan berapa
banyak jumlah pasien yang pernah dirawat. Kemudian menentukan
klasifikasi kelompok kasus spesialis penykait yang ada. Klasifikasi
kelompok kasus spesialis penyakitnya antara lain: (1) Dalam; (2) Bedah;
(3) Obsgyn (Kebidanan); (4) Anak; (5) Syaraf.
3. Besaran Biaya Paket Tarif INA-CBG
Dalam penerapannya peneliti akan melakukan analis berapa besaran tarif
paket INA-CBG pada tarif riil klim BPJS peserta JKN dibagian rawat inap
kelas tiga berdasarkan distribusi pada klasifikasi kelompok kasus
spesialis penyakitnya. Dalam penerapanya peneliti akan mengumpulkan
berkas klaim Individual pasien, dari berkas tersebut peneliti akan mencari
tipe kelas Rumah sakit, jenis tarif Ruma Sakit masuk kelas apa, nomer
peserta, nomer rekam medis, umur tahun, umur hari, tanggal lahir, jenis
kelamin, kelas perawatan, nomer SEP, tanggal masuk, tanggal keluar,
Jenis perawatan, cara pulang, berapa lama dirawat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
4. Besaran Tarif Rumah sakit
Dalam penerapannya peneliti akan melakukan analis berapa besaran tarif
Rumah sakit pada tarif riil klim BPJS perserta JKN dibagian rawat inap
kelas tiga berdasarkan distribusi pada klasifikasi kelompok kasus
penyakitnya. Dalam penerapanya peneliti akan mengumpulkan berkas
rekap biaya perawatan pasien, dari berkas tersebut peneliti akan mencari
nomer registrsi, nama pasien, tanggal lahir, dokter utama, tanggal
masuk,ruang perawatan, kelas/nomer tempat tidur, penjamin bayar,
instansi, tanggal keluar, hak kelas.
5. Menghitung Tarif INA-CBG
Berdasarkan Permenkes Nomer 76 tahun 2016, pada bagian bab dua
tentang penyelengaraan pembayaran INA-CBG dalam pelaksanaan JKN,
sistem INA-CBG merupakan salah satu instrumen penting dalam
pengajuan dan pembayaran klaim pembayaran pelayanan kesehatan yang
telah dilaksanakan oleh FKRTL yang telah bekerjasama dengan BPJS
Kesehatan, maka pihak manajemen maupun fungsional di setiap FKRTL
tersebut perlu memahami konsep implementasi INA-CBG dalam program
JKN.
Sistem INA-CBG terdiri dari beberapa komponen yang saling terkait satu
sama lain. Komponen yang berhubungan langsung dengan output
pelayanan adalah Clinical pathway, koding dan teknologi informasi,
sedangkan secara terpisah terdapat komponen kosting yang secara tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
langsung mempengaruhi proses penyusunan tarif INA-CBG untuk setiap
kelompok kasus.
1) Struktur Kode INA-CBG
Dasar pengelompokan dalam INA-CBG menggunakan sistem
kodifikasi dari diagnosis akhir dan tindakan/prosedur yang menjadi
output pelayanan, dengan acuan ICD-10 Revisi Tahun 2010 untuk
diagnosis dan ICD-9-CM Revisi Tahun 2010 untuk tindakan/prosedur.
Pengelompokan menggunakan sistem teknologi informasi berupa
Aplikasi INA-CBG sehingga dihasilkan 1.075 group/kelompok Kasus
yang terdiri dari 786 kelompok kasus rawat inap dan 289 kelompok
kasus rawat jalan. Setiap group dilambangkan dengan kode kombinasi
alfabet dan numerik dengan contoh sebagai berikut :
Struktur Kode INA-CBG
Keterangan :
a) Digit ke-1 (alfabetik) : menggambarkan kode CMG (Casemix
Main Groups)
b) Digit ke-2 (numerik) : menggambarkan tipe kelompok kasus (Case
Groups)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
c) Digit ke-3 (numerik) : menggambarkan spesifikasi kelompok
kasus
d) Digit ke-4 (romawi): menggambarkan tingkat keparahan kelompok
kasus
Struktur Kode INA-CBG terdiri atas :
1. Case-Mix Main Groups (CMG)
Case-Mix Main Groups (CMG) dalah klasifikasi tahap pertama yang
dilabelkan dengan huruf Alphabet (A sampai Z) yang disesuaikan
dengan ICD 10 untuk setiap sistem organ tubuh manusia.
Tabel 3.1: Terdapat 29 CMG dalam INA-CBG yaitu :
NO Deskripsi Kode CMG Kode
CMG
1 Central nervous system groups G
2 Eye and Adnexa Groups H
3 Ear, nose, mouth & throat groups U
4 Respiratory system groups J
5 Cardiovascular system Groups I
6 Digestive system Groups K
7 Hepatobiliary & pancreatic system Groups B
8 Musculoskeletal system & connective tissue
Groups M
9 Skin, subcutaneous tissue & breast Groups L
10 Endocrine system, nutrition & metabolism
Groups E
11 Nephro-urinary System Groups N
12 Male reproductive System Groups V
13 Female reproductive system Groups W
14 Deleiveries Groups O
15 Newborns & Neonates Groups P
16 Haemopoeitic & immune system Groups D
17 Myeloproliferative system & neoplasms Groups C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Lanjutan Tabel 3.1: Terdapat 29 CMG dalam INA-CBG yaitu :
NO Deskripsi Kode CMG Kode
CMG
18 Infectious & parasitic diseases Groups A
19 Mental Health and Behavioral Groups F
20 Substance abuse & dependence Groups T
21 Injuries, poisonings & toxic effects of drugs
Groups S
22 Factors influencing health status & other
contacts with health services Groups Z
23 Sub-Acute Groups SF
24 Special Procedures YY
25 Special Drugs DD
27 Special Prosthesis RR
28 Chronic Groups CF
29 Errors CMGs X
2. Case Group
Case Group Adalah sub-group kedua yang menunjukkan spesifikasi
atau tipe kelompok kasus, yang dilabelkan dengan angka 1 (satu)
sampai dengan 9 (sembilan).
Tabel 3.2: Group Tipe Kasus dalam INA-CBG
GRUP TIPE KASUS
1 Prosedur rawat inap
2 Prosedur besar rawat jalan
3 Prosedur signifikan rawat jalan
4 Rawat inap bukan prosedur
5 Rawat jalan bukan prosedur
6 Rawat inap kebidanan
7 Rawat jalan kebidanan
8 Rawat inap neonatal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Lnjutan tabel 3.2: Group Tipe Kasus dalam INA-CBG
GRUP TIPE KASUS
9 Rawat jalan neonatal
0 Error
3. Case Type
Case type adalah sub-group ketiga yang menunjukkan spesifik CBGs
yang dilambangkan dengan numerik mulai dari 01 sampai dengan 99.
4. Severity Level
Severity Level adalah sub-group keempat yang menggambarkan
tingkat keparahan kasus yang dipengaruhi adanya komorbiditas
ataupun komplikasi dalam masa perawatan. Keparahan kasus dalam
INA-CBG terbagi menjadi :
a. “0” - untuk rawat jalan
b. “I” - Ringan” untuk rawat inap dengan tingkat keparahan 1 (tanpa
komplikasi maupun komorbiditi)
c. “II” - Sedang” untuk rawat inap dengan tingkat keparahan 2
(dengan mild komplikasi dan komorbiditi)
d. “III” - Berat” untuk rawat inap dengan tingkat keparahan 3
(dengan major komplikasi dan komorbiditi).
Tabel 3.3. Contoh kode INA-CBG, ada di halaman 42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Lanjutan tabel 3.3. Contoh kode INA-CBG
Tipe
Layanan Kode INA-CBG Deskripsi Kode INA-CBG
Rawat
Inap
I – 4 – 10 – I Infark miocard akut (Ringan)
I – 4 – 10 – II Infark miocard akut (Sedang)
I – 4 – 10 – III Infark miocard akut (Berat)
Rawat
Jalan
Q – 5 – 18 – 0 Konsultasi atau pemeriksaan
lain-lain
Q – 5 – 35 – 0 Infeksi Akut
2) Tarif INA-CBG’s adalah tarif berdasarkan pengelompokakn diagnosis
yang mempunyai kedekatan secara klinis dan homogenitas sumber
daya yang dipergunakan. Tarif ini ditetapkan oleh Kementerian
Kesehatan yang dibagi sesuai denga regional wilayah dan tipe Rumah
sakit.
Standar tarif pelayanan kesehatan pada fasilitas kesehatan tingkat
lanjutan (INA-CBG). Berdasarkan tarif INA-CBG nomer 52 Tahun
2016, regional satu rumah sakit kelas D swasta rawat Inap.
Tarif paket INA-CBG berdasarkan komponen spesialis penyakit.
a) Tabel 3.4: Spesialis Penyakit Dalam
NO KODE
INA-CBG DESKRIPSI KODE INA-CBG
Tarif
KELAS 3
(RP)
1 K-4-17-I Nyeri abdomen & gastroenteritis
lain-lain (ringan)
1.112.000
2 U-4-11-I Dysequilibrium (ringan)
1.178.700
4 I-4-15-I Penyakit pembuluh darah dan
lain-lain (ringan)
4.170.400
5 H-4-12-I Gangguan mata lain-lain (ringan)
2.318.400
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Lanjutan tabel 3.4: Spesialis Penyakit Dalam
NO KODE
INA-CBG DESKRIPSI KODE INA-CBG
Tarif
KELAS 3
(RP)
6 A-4-12-I Demam yang tidak ditentukan
(ringan)
2.455.600
7 U-4-11-I Dysequilibrium (ringan)
1.178.700
8 J-4-17-I Penyakit paru obstruktif kronis
(ringan)
2.461.400
9 K-4-17-I Nyeri abdomen & gastroenteritis
dan lain-lain (ringan)
1.112.000
10 Z-4-12-I Faktor-faktor yang mempengaruhi
status kesehatan (ringan)
776.400
11 G-4-15-I
Kecederaan pe pembuluh darah
otak non spesifik & penyumbatan
pre-cerebral tanpa infrak (ringan)
2.733.200
12 K-4-17-I Nyeri abdomen & gastroenteritis
lain-lain (ringan)
1.112.000
13 K-4-17-I Nyeri abdomen & gastroenteritis
lain-lain (ringan)
1.112.000
14 G-4-24-I Trauma kepala (ringan)
1.969.700
15 K-4-18-I Gangguan sistem pencernaan lain-
lain (ringan)
1.116.600
16 K-4-17-I Nyeri abdomen & gastroenteritis
lain-lain (ringan)
1.112.000
17 G-4-21-I Koma & stupor non trauma
(ringan)
1.796.400
18 L-1-40-I Prosedur pada kulit, jaringan
bawah kulit (ringan)
3.322.000
19 O-6-10-I Operasi pembedahan Caesar
(ringan)
5.306.800
20 D-4-13-I Gangguan sel darah merah selain
krisis anemia sel sickle (ringan)
1.993.100
21 W-1-20-II Prosedur pada Rahim & adneksa
(sedang)
6.890.400
22 E-4-10-I
Penyakit kencing manis dan
gangguan nutrisi/metabolik
(ringan)
3.259.000
23 K-4-17-I Nyeri abdomen & gastroenteritis
lain-lain (ringan)
1.112.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Lanjutan tabel 3.4: Spesialis Penyakit Dalam
NO KODE
INA-CBG DESKRIPSI KODE INA-CBG
Tarif
KELAS 3
(RP)
24 M-1-30-I Prosedur kaki (ringan)
5.657.100
25 U-4-11-I Dysequilibrium (ringan)
1.178.700
26 J-4-17-I Penyakit paru obstruktif kronis
(ringan)
2.461.400
27 K-1-50-I Prosdur anal (ringan)
3.973.100
28 J-4-17-I Penyakit paru obstruktif kronis
(ringan)
2,003,300
29 J-4-17-I Penyakit paru obstruktif kronis
(ringan)
2.461.400
30 K-4-17-I Nyeri abdomen & gastroenteritis
lain-lain (ringan)
1.112.000
31 I-4-12-II Kegagalan jantung (sedang)
2.682.600
32 I-4-19-I Gangguan konduksi & aritma
jantung (ringan)
2.612.300
33 G-4-23-I Migren dan sakit kepala lain
(ringan)
1.768.300
34 K-4-17-II Nyeri abdomen & gastroenteritis
lain-lain (ringan)
1.667.400
35 A-4-14-I Penyakit infeksi bakteri dan
parasit lain-lain (ringan)
2.155.300
36 K-4-17-I Nyeri abdomen & gastroenteritis
lain-lain (ringan)
1.112.000
37 W-4-16-II Gangguan antepartum (sedang)
2.616.800
38 V-1-14-II Pengangkatan prostat melalui
utera (sedang)
1.993.100
39 U-4-11-I Dysequilibrium (ringan)
1.178.700
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Lanjutan tabel 3.4: Spesialis Penyakit Dalam
NO KODE
INA-CBG DESKRIPSI KODE INA-CBG
Tarif
KELAS 3
(RP)
40 D-4-13-I Gangguan sel darah merah selain
krisis anemia sel sickle (ringan)
1.993.100
41 K-4-17-I Nyeri abdomen & gastroenteritis
lain-lain (ringan)
1.112.000
42 E-4-10-I
Penyakit kencing manis dan
gangguan nutrisi/metabolik
(ringan)
3.259.000
43 I-4-19-I Gangguan konduksi & aritma
jantung (ringan)
2.612.300
44 L-1-50-I Prosedur payudara (ringan)
4,361,100
45 E-4-10-I
Penyakit kencing manis dan
gangguan nutrisi/metabolik
(ringan)
3.259.000
46 S-4-12-I Keracunan termasuk keracunan
obat (ringan)
1.331.000
47 A-4-14-I Penyakit infeksi bakteri dan
parasit lain-lain (ringan)
2.155.300
48 E-4-13-I Gangguan kelenjar endokrin lain-
lain (ringan)
2.467.000
49 U-1-20-I
Prosedur tenggorokan, mulut,
hidung, dan telinga lain-lain
(ringan)
4.006.300
50 J-4-17-I Penyakit paru obstruktif kronis
(ringan)
2.461.400
51 U-4-11-I Dysequilibrium (ringan)
1.178.700
52 I-4-15-I Penyakit pembuluh darah perifer
dan lain-lain (ringan)
2.603.800
53 I-4-15-I Penyakit pembuluh darah perifer
dan lain-lain (ringan)
4.170.400
54 K-4-17-I Nyeri abdomen & gastroenteritis
lain-lain (ringan)
1.112.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Lanjutan tabel 3.4: Spesialis Penyakit Dalam
NO KODE
INA-CBG DESKRIPSI KODE INA-CBG
Tarif
KELAS 3
(RP)
55 K-4-17-I Nyeri abdomen & gastroenteritis
lain-lain (ringan)
1.112.000
56 K-4-17-I Nyeri abdomen & gastroenteritis
lain-lain (ringan)
1.112.000
57 J-4-17-I Penyakit paru obstruktif kronis
(ringan)
2.461.400
58 S-4-12-I Keracunan termasuk keracunan
obat (ringan)
1.331.000
59 K-1-13-I Prosedur appendik (ringan)
2.507.700
60 K-4-17-I Nyeri abdomen & gastroenteritis
lain-lain (ringan)
1.112.000
61 K-4-18-I Gangguan sistem pencernaan lain-
lain (ringan)
1.116.600
62 I-4-12-I Kegagalan jantung (ringan)
2.314.400
63 O-6-10-I Operasi pembedahan Caesar
(ringan)
5.306.800
64 V-1-12-I Pprosedur pada skrotum prostat
komplek-moderat (ringan)
5.765.300
65 K-1-14-I Prosedur hernia inguinal dan
femoral (ringan)
4.069.600
66 O-6-10-I Operasi pembedahan Caesar
(ringan)
4.422.400
67 K-1-50-I Prosedur anal (ringan)
3.973.100
68 O-6-13-II Pesalinan vaginal (sedang)
2.147.000
69 I-4-17-I Hipertensi (ringan)
1.720.800
70 K-4-18-I Gangguan sitem pencernaan lain-
lain (ringan)
1.116.600
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Lanjutan tabel 3.4: Spesialis Penyakit Dalam
NO KODE
INA-CBG DESKRIPSI KODE INA-CBG
Tarif
KELAS 3
(RP)
71 G-4-15-I
Kecederaan pembuluh darah otak
non spesifik & penyumbatan pre-
cerebral tanpa infark (ringan)
2.733.200
72 K-1-50-I Prosedur anal (ringan)
3.973.100
73 G-4-22-I Serangan kejang (ringan)
2.471.000
74 K-1-50-I Prosedur anal (ringan)
3.973.100
75 I-4-10-I Infark myokard infark (ringan)
2.616.800
76 K-1-13-I Prosedur appendik (ringan)
2.507.700
77 I-4-12-I Kegagalan jantung (ringan) 2.314.400
78 D-4-13-I Gangguan sel darah merah selain
krisis anemia sel sickle (ringan)
1.993.100
79 L-1-40-I Prosedur pada kulit, jaringan
bawah kulit dan payudara (ringan)
3.322.000
80 G-4-15-II
Kecederaan pe pembuluh darah
otak non spesifik & penyumbatan
pre-cerebral tanpa infrak (ringan)
3.262.000
81 D-4-13-I Gangguan sel darah merah selain
krisis anemia sel sickle (ringan)
1.993.100
82 E-4-13-I Gangguan kelenjar endoktrin lain-
lain (ringan)
2.467.000
83 N-4-12-I Infeksi ginjal dan saluran urin
(ringan)
1.998.000
Jumlah 204.786.900
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
a) Tabel 3.5: Spesialis Anak
NO KODE
INA-CBG DESKRIPSI KODE INA-CBG
TARIF
KELAS 3
(RP)
1 G-4-22-I Serangan kejang (ringan) 2.965.300
2 U-4-13-I
Peradangan epiglotis, telinga
tengah, ispa dan laringotrakeitis
(ringan)
1.787.100
3 K-4-17-I Nyeri abdomen & gastroenteritis
lain-lain (ringan) 1.112.000
4 G-4-22-I Serangan kejang (ringan) 2.965.300
5 K-4-17-I Nyeri abdomen & gastroenteritis
lain-lain (ringan) 1.334.400
6 J-4-21-I Gejala, tanda dan diagnosis sistem
pernapasan lain-lain (ringan)
3.124.500
7 O-6-10-I Operasi pembedahan caesar
(ringan)
4.422.400
8 I-4-12-II Kegagalan jantung (sedang)
2.682.600
Jumlah
20.393.600
b) Tabel 3.6: Spesialis Bedah
NO KODE
INA-CBG DESKRIPSI KODE INA-CBG
TARIF
KELAS 3
(RP)
1 L-1-50-I Prosedur pada payudara (ringan)
4.361.100
2 M-4-12-I Fraktur/dislokasi selain femur dan
pelvis (ringan)
1.966.700
3 S-4-16-I Luka bakar (ringan)
3.444.700
4 U-4-13-I
Peradangan epiglotis, telinga
tengah, ispa dan laringotrakeitis
(ringan)
2.144.500
5 U-4-14-I Penyakit mulut dan gigi (ringan)
2.461.000
6 U-4-13-I
Peradangan epiglotis, telinga
tengah, ispa dan laringotrakeitis
(ringan)
1.787.100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Lanjutan tabel 3.6: Spesialis Bedah
NO KODE
INA-CBG DESKRIPSI KODE INA-CBG
TARIF
KELAS 3
(RP)
7 L-4-14-I Gangguan pada kulit & payudara
lain-lain (ringan)
1.964.400
8 Z-4-12-I Fakor-faktor yang mempengaruhi
ststus kesehatan lain-lain (ringan)
776.400
9 N-4-12-I Infeksi ginjal dan saluran urin
(ringan)
1.998.000
10 U-4-11-I Dysequilibrium (ringan)
1.178.700
11 K-4-17-I Nyeri abdomen dan gastroenteritis
lain-lain (ringan)
1.112.000
12 J-4-17-I Penyakit paru obstruktif kronis
(ringan)
2.461.400
13 M-4-12-I Fraktur/dislokasi selain femur dan
pelvis (ringan)
1.966.700
14 G-4-24-I Trauma kepala (ringan)
1.969.700
15 K-1-40-I Prosedur sistem pecernaan lain-
lain (ringan)
5.199.600
16 K-1-13-I Prosedur appendik (ringan)
2.507.700
17 L-1-40-I Prosedur pada kulit, jaringan
bawah kulit dan payudara (ringan)
3.322.000
18 V-1-15-I Sirkumsisi dengan kondisi
tertentu (ringan)
1.139.700
19 M-4-10-I Fraktur femur (ringan)
1.977.200
20 V-1-13-I Prosedur pada skrotum dan
prostat non komplek (ringan)
3.007.300
21 L-4-13-I Trauma pada kulit, jaringan
bawah kulit dan payudara (ringan)
2.217.900
22 W-4-16-I Gangguan antepartum (ringan)
2.348.200
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Lanjutan tabel 3.6: Spesialis Bedah
NO KODE
INA-CBG DESKRIPSI KODE INA-CBG
TARIF
KELAS 3
(RP)
23 M-4-12-I Fraktur/dislokasi selain femur dan
pevis (ringan)
1.966.700
24 M-4-12-I Fraktur/dislokasi selain femur dan
pelvis (ringan)
2.464.100
25 L-1-50-I Prosedur pada payudara (ringan)
4.361.100
26 K-1-13-I Prosedur appendik (ringan)
2.507.700
27 L-1-40-I Prosedur pada kulit, jaringan
bawah kulit dan payudara (ringan)
3.322.000
28 L-1-40-I Prosedur pada kulit, jaringan
bawah kulit dan payudara (ringan)
3.322.000
29 L-4-10-I Penyakit kulit mayor (ringan)
1.140.700
30 L-4-10-I Penyakit kulit mayor (ringan)
1.140.700
31 M-4-14-I Osteomyelitis (ringan)
3.734.700
32 U-1-15-I Prosedur tosil & adenoid (ringan)
2.924.600
33 L-4-10-I Penyakit kulit mayor (ringan)
1.140.700
34 D-1-20-I
Prosedur pada darah dan organ
pembentuk darah lain-lain
(ringan)
3.445.900
35 D-1-20-I
Prosedur pada darah dan organ
pembentuk darah lain-lain
(ringan)
4.069.600
36 M-4-12-I Fraktur/dislokasi selain femur dan
pelvis (ringan)
1.966.700
37 M-4-12-I Fraktur/dislokasi selain femur dan
pelvis (ringan)
1.969.700
38 Z-4-12-II Factor-faktor yang mempengaruhi
ststus kesehtan lain-lain (ringan)
1.891.800
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Lanjutan tabel 3.6: Spesialis Bedah
NO KODE
INA-CBG DESKRIPSI KODE INA-CBG
TARIF
KELAS 3
(RP)
39 K-1-50-I Prosedur anal (ringan)
3.973.100
40 J-4-18-I Asthma & bronkiolitis (ringan)
2.008.900
41 M-4-10-I Fraktur femur (ringan)
1.977.200
42 M-4-12-I Fraktur/dislokasi selain femur dan
pelvis (ringan)
1.966.700
43 E-4-10-I
Penyakit kencing manis &
gangguan nutrisi/metabolic
(ringan)
3.259.000
44 U-1-15-I Prosedur tosil & adenoid (ringan)
2.924.600
45 K-1-50-I Prosedur anal (ringan)
3.973.100
46 I-4-12-II Kegagalan jantung (sedang)
2.682.600
47 I-4-19-I Gangguan konduksi & aritmia
jantung (ringan)
2.612.300
48 K-1-40-I Prosedur sistem pencernaan lain-
lain (ringan)
5.199.600
49 K-4-17-I Nyeri abdomen & gastroenteritis
lain-lain (ringan)
1.112.000
50 K-4-17-I Nyeri abdomen & gastroenteritis
lain-lain (ringan) 3.322.000
51 K-1-40-I Prosedur sistem pencernaan lain-
lain (ringan)
5.199.600
52 K-4-17-I Nyeri abdomen & gastroenteritis
lain-lain (ringan)
3.322.000
Jumlah
136.213.400
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
a) Tabel 3.7 : Spesialis Obsgyn (Kebidanan)
NO KODE
INA-CBG DESKRIPSI KODE INA-CBG
TARIF
KELAS 3
(RP)
1 D-4-13-II Gangguan sel darah merah selin
krisis anemia sel sickle (sedang)
2.820.900
2
W-1-11-I
Prosedur dilatasi, kuret,
intrauterine & servix (ringan)
1.489.100
3 W-4-16-I Gangguan antepartum (ringan)
1.956.800
4 W-4-16-I Gangguan antepartum (ringan)
1.956.800
5 O-6-10-I Operasi pembedahan Caesar
(ringan)
4.422.400
6 J-4-21-I Gejla, tanda dan diagnosis sisem
pernapasan lain-lain (ringan)
2.603.800
7 N-4-16-I Penyakit ginjal dan saluran urin
lain-lain (ringan)
2.466.100
8 K-1-14-I Prosedur hernia inguinal dan
femoral (ringan)
4.069.600
S-4-13-I Komplikasi dari penatalaksanaan
pasien (ringan)
1.965.500
L-4-10-I Penyakit kulit mayor (ringan)
1.140.700
Jumlah
24.891.700
b) Tabel 3.8: Spesialis Penyakit Syaraf
NO KODE
INA-CBG DESKRIPSI KODE INA-CBG
TARIF
KELAS 3 (RP)
1 G-4-15-I
Kecederaan pembuluh darah otak
non spesifik & penyumbatan pre-
cerebral tanpa infark (ringan)
2.733.200
2 G-4-15-I
Kecederaan pembuluh darah otak
non spesifik & penyumbatan pre-
cerebral tanpa infark (ringan)
2.733.200
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Lanjutan tabel 3.8: Spesialis Penyakit Syaraf
NO KODE
INA-CBG DESKRIPSI KODE INA-CBG
TARIF
KELAS 3 (RP)
3 A-4-13-I Infeksi viral & non-bakterial lain
(ringan)
1.078.500
4 M-4-12-I Fraktur/dislokasi selain femur dan
pelvis (ringan)
1.966.700
5 N-4-12-I Infeksi ginjal dan saluran urin
(ringan)
1.998.000
6 E-4-10-I
Penyakit kencing manis &
gangguan nutrisi/metabolic
(ringan)
3.259.000
7 I-4-12-I Kegagalan jantung (ringan)
2.314.400
8 G-4-10-II Kecederaan & gangguan tulang
belakang (sedang)
3.455.000
9 J-4-17-I Penyakit paru obstruktif kronis
(ringan)
2.461.400
10 G-4-21-I Koma & stupor non trauma
(ringan)
1.796.400
11 G-4-15-I
Kecederaan pembuluh darah otak
non spesifik & penyumbatan pre-
cerebral tanpa infark (ringan)
2.733.200
12 G-4-15-I
Kecederaan pembuluh darah otak
non spesifik & penyumbatan pre-
cerebral tanpa infark (ringan)
2.733.200
13 G-4-15-I
Kecederaan pembuluh darah otak
non spesifik & penyumbatan pre-
cerebral tanpa infark (ringan)
2.733.200
14 G-4-15-I
Kecederaan pembuluh darah otak
non spesifik & penyumbatan pre-
cerebral tanpa infark (ringan)
2.733.200
15 U-4-11-I Dysequilibrium (ringan)
1.178.700
16 G-4-15-I
Kecederaan pembuluh darah otak
non spesifik & penyumbatan pre-
cerebral tanpa infark (ringan)
2.733.200
17 A-4-13-I Infeksi viral & non-bakterial lain
(ringan)NFEKSI VIRAL
1.078.500
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Lanjutan tabel 3.8: Spesialis Penyakit Syaraf
NO KODE
INA-CBG DESKRIPSI KODE INA-CBG
TARIF
KELAS 3 (RP)
18 M-4-12-I Fraktur/dislokasi selain femur dan
pelvis (ringan)
1.966.700
19 N-4-12-I Infeksi ginjal dan saluran urin
(ringan)
1.998.000
20 E-4-10-I
Penyakit kencing manis &
gangguan nutrisi/metabolic
(ringan)
3.259.000
21 I-4-12-I Kegagalan jantung (ringan)
2.314.400
22 G-4-10-II Kecederaan & gangguan tulang
belakang (sedang)
3.455.000
23 J-4-17-I Penyakit paru obstruktif kronis
(ringan)
2.461.400
24 G-4-21-I Koma & stupor non trauma
(ringan)
1.796.400
25 G-4-15-I
Kecederaan pembuluh darah otak
non spesifik & penyumbatan pre-
cerebral tanpa infark (ringan)
2.733.200
26 G-4-15-I
Kecederaan pembuluh darah otak
non spesifik & penyumbatan pre-
cerebral tanpa infark (ringan)
2.733.200
27 G-4-15-I
Kecederaan pembuluh darah otak
non spesifik & penyumbatan pre-
cerebral tanpa infark (ringan)
2.733.200
28 G-4-15-I
Kecederaan pembuluh darah otak
non spesifik & penyumbatan pre-
cerebral tanpa infark (ringan)
2.733.200
29 U-4-11-I Dysequilbrium (ringan)
1.178.700
30 G-4-15-I
Kecederaan pembuluh darah otak
non spesifik & penyumbatan pre-
cerebral tanpa infark (ringan)
2.733.200
JUMLAH 71.814.600
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Dengan menggunakan metode penelitian studi kasus, peneliti ingin
menemukan perbedaan selisih yang dimungkinkan terjadi akibat dari
berbagai faktor. Perbedaan selisih antara paket BPJS dan biaya yang
dikeluarkan oleh Rumah sakit kemungkinan besar terjadi karena
kenyataan di lapangan dengan teori bisa saja berbeda. Penanganan pasien
di rumah sakit tidak semuanya ditanggung oleh pemerintah melalui paket
- paket yang telah ditetapkan. Ada kekurangan yang harus dibayar oleh
pasien. Namun demikian, penjelasan atas perbedaan ini akan sangat
membantu pihak Rumah sakit dan pihak pasien serta pemerintah.
Pada bab berikutnya penulis akan menjelaskan gambaran umum
mengenai Rumah sakit Umum (RSU) Panti Baktiningsih untuk melihat
kebijakan-kebijakan dan struktur kepengurusan yang ada di dalamnya.
Gambaran ini menjadi latar belakang penentuan tarif Rumah sakit dalam
menangani pasien – pasien BPJS.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
BAB IV
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT PANTI BAKTININGSIH
A. Profil Organisasi
Nama organisasi ini adalah Rumah sakit Umum (RSU) Panti
Baktiningsih. Sesuai dengan namanya, jenis kegiatannya adalah pelayanan
kesehatan (faskes). Falsafah yang dianut adalah “Menjunjung tinggi nilai
kehidupan dalam pelayanan dengan tidak membeda-bedakan golongan, suku,
dan agama.”. Hal ini selaras dengan mottonya“Kepuasan Anda, Kegembiraan
Kami”.
RSU Panti Baktiningsih beralamat di Klepu. Klepu merupakan sebuah
dusun dari desa Sendangmulyo di Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman,
Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kebanyakan penduduk Sendangmulyo
berprofesi sebagai petani, peternak belut, dan pengrajin anyaman bambu. Dari
uraian letak geografis dan keadaan perekonomian masyarakat, keberadaan
RSU Panti Baktiningsih sangat penting sebagai penunjang kesehatan
penduduk. Namun demikian, tingkat ekonomi masyarakat akan sangat
mempengaruhi kesanggupan mereka untuk membayar biaya Rumah sakit
yang sangat mahal ketika mereka jatuh sakit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
B. Visi dan Misi
Visi RSU Panti Baktiningsih adalah “menjadi rumah sakit pilihan
masyarakat yang bermutu dengan pelayanan penuh kasih”. Misi RSU Panti
Baktiningsih ada empat yaitu:
1. Memberikan pelayanan yang berfokus pada pasien dengan gembira dan
penuh cinta kasih.
2. Mengembangkan kompetensi sumber daya manusia secara
3. Mengembangkan kompetensi sumber daya manusia secara
berkesinambungan dan holistik demi terwujudnya peningkatan
pengetahuan, keterampilan, dan attitude.
4. Meningkatkan kesejahtaraan sumber daya manusia
5. Mengembangkan pelayanan sesuai standar dengan melengkapi sarana dan
prasarana serta menerapkan sistem informasi Rumah sakit.
Visi dan misi ini diwujudkan dalam setiap tindakan yang dilakukan oleh
RSU Panti Baktiningsih dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat di sekitar Klepu, Sendangmulyo.
C. Sejarah Pendirian
RSU Panti Sendangmulyo mempunyai sejarah yang cukup panjang.
Sebelum tahun 1965, Pemerintah Kelurahan Sendangmulyo bercita-cita
mempunyai pusat pelayanan kesehatan yang memadai. Untuk mewujudkan
cita-cita tersebut, Pemerintah Kelurahan menyediakan tanah seluas 3.000 m2.
Kemudian, harapan itu ditawarkan kepada kelompok-kelompok masyarakat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
yang ada disitu. Dari semua kelompok yang ada, hanya kelompok umat
Katolik yang bersedia dan menyanggupinya. Kelompok umat Katolik saat itu
didukung oleh anggota DPRKGR.
Pada tahap awal mereka mendirikan sebuah yayasan yang bernama
Yayasan Kesejahteraan Kesehatan Rakyat Santo Fransiskus yang
berkedudukan di Dusun Klepu, Sendangmulyo, Minggir, Sleman, Yogyakarta.
Tanah yang dijanjikan diserahkan oleh pemerintah Kelurahan kepada Yayasan
pada 5 Mei 1967. Tanah tersebut disahkan dengan akta Notaris pada 16 Juli
1969 dan disahkan pula oleh Dinas Agraria pada 16 Desember 1969. Akta
notaris itu diperkuat dengan SK Kepala Daerah DIY tertanggal 2 Januari
1971.
Pembangunan gedung dimulai pada bulan Agustus 1970. Setelah selesai
pembangunan, pihak Yayasan menyerahkan pengelolaan pelayanan kesehatan
kepada Kongregasi Suster Charitas yang berpusat di Palembang. Pada Senin
wage 26 April 1971, dr Sugiyatma yang pada saat itu selaku Kepala Dinas
Kesehatan Rakyat Kabupaten Sleman meresmikan gedung tersebut untuk
digunakan sebagai tempat pelayanan kesehatan kepada masyarakat sekitar.
Tempat pelayanan tersebut diberinama BP dan BKIA Panti Baktiningsih.
Setahun kemudian, tepatnya 11 September 1972, Kepala Dinas Kesehatan
Rakyat memberikan izin untuk rawat inap khusus bagi pasien bersalin,
sehingga status pelayanan kesehatan menjadi Rumah sakit Bersalin. Seiring
perkembangan pelayanan, pada 7 Februari 1979 Kepala Puskesmas Minggir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
menyetujui rawat inap untuk pasien umum. Dengan semakin lengkapnya
pelayanan dan sarana-sarana penunjangnya, akhir tahun 1988 statusnya
berubah menjadi Rumah sakit Umum (RSU). Perubahan tersebut didukung
oleh pemerintah. Pemerintah segera mengeluarkan dua surat izin. Izin pertama
adalah izin pendirian Rumah sakit Umum Klas Pratama. Surat izin ini
dikeluarkan oleh Kantor Wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada
tanggal 1 Oktober 1988. Izin kedua adalah izin operasional penyelenggaraan
Rumah sakit Umum. Surat izin ini diterbitkan oleh Kantor Dinas Kesehatan
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada tanggal 10 Desember 1988.
Rumah sakit Umum Panti Baktiningsih juga semakin mantap dalam
memberikan pelayanan seiring dengan dikeluarkannya izin tetap yang
dikeluarkan dari Menteri Kesehatan Republik Indonesia pada 8 November
1993. Izin tersebut terus diperpanjang setiap 5 tahun sehingga tetap bertahan
hingga sekarang.
D. Struktur Bagian Keuangan dan Asuransi RSU Panti Baktiningsih
Gambar dua pada halaman 60 menunjukkan struktur organisasi yang
ada pada bagian keuangan, rawat inap, rekam medis dan asuransi di RSU
Panti Baktiningsih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Gambar 2 : Sruktur Oragnisasi Bagian Keuangan, Rekam Medis, Rawat Inap dan Asuransi
DIREKTUR
WAKIL DIREKTUR
KEUANGAN
KEPALA INSTANSI PERBENDAHARAAN
DAN AKUNTANSI
KASIR
KEPALA INSTANSI
ASURANSI
KEPALA INSTANSI
RAWAT INAP
PENANGGUN
G JAWAB
KLAIM
PENANGGUNG
JAWAB
PELAYANAN
PELAKSANA
KLAIM
PELAKSANA
PELAYANAN
KEPALA
INSTANSI REKAM
MEDIS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
E. Job Description Masing-masing Bagian
Seluruh organ dalam struktur RSU Panti Baktiningsih mempunyai tugas,
peran dan fungsi masing-masing. Penulis akan menguraikan job description
masing-maisgn bagian.
1. Direktur
Direktur adalah kepala bagian RSU Panti Baktiningsih, yang diangkat
dan diberhentikan olehYayasan. Direktur bertugas memimpin
penyelenggaraan pelayanan di RSU Panti Baktiningsih. Fungsinya untuk
menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan tugas dan fungsi usur
organisasi, penetapan kebijakan peyelenggaraan Rumah sakit sesuai
kewenangannya, penyelenggaraan tugas dan fungsi Rumah sakit,
pembinaan, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan tugas dan fungsi
unsur organisasi, pemantauan, evaluasi, pencatatan dan pelaporan
penyelenggaraan Rumah sakit.
2. Wakil Direktur Keuangan
Wakil Direktur Keuangan mempunyai tugas melaksanakan
pengelolaan keuangan di RSU Panti Baktiningsih, antara lain perencanaan
aggaran, perbendaharaan/keuangan, mobilisasi dana, akuntansi dan
pengelola fungsi administarasi, dan teknologi.Dalam melaksanakan
tugasnya Wakil Direktur Keuangan mempunyai fungsi antara lain
Penyusunan rencana, pengembangan dan rencana anggaran pemberian
pelayanan dan fasilitas keuangan, pengorganisasian, koordinasi pelayanan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
dan fasilitas keuangan, Pplaksanaan, pengarahan pelayanan, fasilitas
keuangan, kendali mutu, kendali biaya, dan keselamatan di Direktorat
Keuangan dan pemantauan dan evaluasi, pencatatan, pelaporan dan
rekomendasi pada Direktorat Keuangan. Dalam pelaksanaan hariannya
dibantu oleh bagian :
1) Kepala Perbendaharaan dan Akuntnsi
Tugas kepala bagian perbendahraan dan akuntansi, menggelola
pelaksanaan kegiatan, penyediaan laporan keuangan, fasilitas, dan
kebutuhan pada bagian perbendaharaan dan akuntansi.
2) Kasir
Kepala bagian kasir mempunyai tugas mengelola pelaksanaan
kegiatan, fasilitas, dan kebutuhan pada bagian administrasi. Fungsinya
menyusun rencana kegiatan, pengembangan pelayanan sumber daya
manusia serta anggaran program, pengorganisasian dan koordiasi
pelayanan dan fasilitas, monitoring evaluasi, pelaporan dan
rekomendasi pelaksanaan pelayanan, peningkatan mutu dan
keselamatan dibagian kasir.
3. Kepala Instansi Rekam Medis
Kepala bagian rekam medis memiliki tugas dalam pengelolaan rekam
medis yang memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan oleh RSU
Panti Baktiningsih. Fungsinya menjaga privasi serta kerahasiaan data dan
informasi kesehatan pasien dan Rumah sakit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
4. Kepala Instansi Rawat Inap
Tugas kepala instansi rawat inap mengelola pelaksanaan kegiatan
pelayanan dalam rawat inap. Funsinya mengkoordinasi, pelayanan dan
fasilitas, menyusun rencana kegiatan, pengembangan pelayanan sumber
daya manusia, membuat anggaran program pelayanan rawat inap, kendali
mutu dan biaya, memonitoring, evaluasi, pelaporan dan rekomendasi
pelaksanaan pelayanan peningkatan mutu sumber daya manusia dan
keselamatan pasien.
5. Kepala Instansi Asuransi
Kepala instalasi asuransi bertugas untuk melakukan koordinasi antara
penanggung jawab dan pelaksana pada bagian asuransi dan koordinasi
dengan instansi asuransi yang sudah bekerja sama, serta melaporkannya
kepada Wakil Direktur Keuangan. Dalam pelasanaan harian kepala bagian
instansi asuransi di bantu oleh beberapa bagian antara lain:
1) Penanggung Jawab Klaim
Penanggung jawab klaim bertugas untuk koordinasi bersama dengan
karyawan pelaksana klaim baik tentang proses klaim maupun
peraturan, prosedur, dan kebijakan yang baru dikeluarkan oleh BPJS,
Pemerintah, dan Menteri Kesehatan, serta bertangung jawab atas
seluruh kegiatan yang dilakukan selama proses klaim asuransi
kesehatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
2) Penanggung Jawab Pelayanan
Penanggung jawab pelayanan bertugas untuk melakukan koordinasi
dengan pelaksana pelayanan dalam memberi pelayanan tentang
asuransi kesehatan serta bertanggung jawab secara penuh atas segala
aktifitas selama proses pelayanan berlangsung.
3) Pelaksana Klaim
Pelaksanan klaim bertugas untuk menjalankan seluruh kegiatan proses
klaim, baik melakukan pemberkasan maupun melakukan input data
administrasi klaim.
4) Pelaksana Pelayanan
Pelaksana pelayanan bertugas untuk menjalankan seluruh kegiatan
yang menyangkut edukasi kepada pasien mengenai asuransi kesehatan
terkait biaya ataupun berkas-berkas yang dibutuhkan untuk
menggunakan fasilitas asuransi kesehatan.
RSU Panti Baktiningsih sungguh-sungguh menjadi fasilitas kesehatan
yang membantu para warga memperoleh pemulihan kesehatan. Sesuai dengan
visi dan misi Rumah sakit serta struktur kepengurusannya, kehadiran RSU
Panti Baktiningsih ingin memberikan yang terbaik bagi masyarakat. Dengan
demikian, segala urusan yang menyangkut asuransi diusahakan untuk
berpihak kepada masyarakat. Namun demikian, pihak RSU Panti Baktiningsih
perlu membuat kebijakaan yang sesuai dengan tarif yang diberlakukan oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
BPJS. Inilah yang mendorong penulis untuk membuat analisis hasil penelitian
pada bab berikutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data
Pelaksanaan penelitian dilakukan di Rumah sakit tipe D yang masuk
dalam bagian regional pertama. Penelitian mengacu pada tujuan umum yaitu
melakukan analisis perbedaan tarif riil dengan tarif paket Indonesian Case Based
Groups (INA-CBG), sedangkan tujuan khususnya pertama untuk mengetahui
besaran tarif riil pelayanan rawat inap kelas tiga sesuai standar tarif INA-CBG
berdasarkan sistem pembayaran retrospektif rumah sakit, RSU Panti Baktiningsih.
Kedua untuk mengetahui besaran tarif paket INA-CBG untuk pasien rawat inap
kelas tiga pada klaim JKN di RUS Panti Baktiningsih. Ketiga untuk mengetahui
perbedaan besaran tarif klaim JKN paket INA-CBG pada pelayanan rawat inap
kelas tiga di RSU Panti Baktiningsih dan yang empat untuk mengetahui
faktor-faktor yang menimbulkan perbedaan selisih tarif riil dengan klaim JKN
pada paket INA-CBG pada pelayanan rawat inap kelas tiga di RSU Panti
Baktiningsih.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di RSU Panti Baktiningsih
peneliti diberi kesempatan untuk mendapatkan data yang diperlukan demi
menunjang penelitian yang akan dilakukan. Data yang ditampilkan pada hasil
penelitian ini merupakan data primer dan skunder yaitu data yang sudah diolah
kembali oleh peneliti. Dasar penelitian yang digunakan adalah biaya riil klaim
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
BPJS Peserta JKN pada bagian pelayanan kesehatan rawat inap kelas tiga di RSU
Panti Baktiningsih.
Berdasarkan data yang sudah diperoleh di RSU Panti Baktiningsih ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan sehubungan dengan sistem pembayaran
yang dilakukan di Rumah sakit pada saat dilakukan proses pendistribusian biaya
antara lain:
1. Karakter Pasien JKN
1) Distribusi Pasien JKN Menurut Cara Keluar
Berdasarkan data keuangan RSU Panti Baktiningsih pada tabel 5.1,
jumlah seluruh kujungan pasien rawat inap kelas tiga selama bulan
Mei – Juli 2018 sebannyak 176 pasien. Pasien JKN yang berobat di RSU
Panti Baktiningsih sebagian besar pulang dalam keadaan sembuh sejumlah
165 (93.75%), pasien yang dirujuk sejumlah 4 (2.27%), pasien yang
pulang paksa sejumlah 1 (0.57%), pasien meninggal dunia sejumlah
6 (3.41%), dan pasien yang keluarnya tidak ada keterangan sejumlah
0 (0%).
Tabel 5.1: Distribusi Pasien JKN Menurut Cara Keluarnya Pada Bulan
Mei – Juli 2018, dilanjutkan di halaman 68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Lanjutan tabel 5.1: Distribusi Pasien JKN Menurut Cara Keluarnya Pada
Bulan Mei – Juli 2018
No. Keterangan Mei Juni Juli Total Persentase
Mei, Juni, Juli (%)
1 Sembuh 49 57 59 165 93.75
2 Dirujuk 1 2 1 4 2.27
3 Pulang paksa 0 1 0 1 0.57
4 Meninggal dunia 1 0 5 6 3.41
5 Tidak ada
keterangan 0 0 0 0 0
Jumlah 51 60 65 176 100
Sumber : Data bagian keuangan RSU Panti Baktiningsih
2) Distribusi Pasien peserta JKN Menurut Jenis Kelamin
Berdasarkan data keuangan RSU Panti Baktiningsih pada tabel 5.2 pada
bulan Mei-Juli 2018 pasien rawat inap kelas tiga peserta JKN menurut
data yang ada pasien laki-laki sejumlah 84 (47.73%) dan pasien
perempuan sejmlah 92 (52.27%).
Tabel 5.2: Distribusi Pasien JKN Menurut Jenis Kelamin
No. Jenis
Kelamin Mei Juni Juli
Total Persentase
Mei, Juni,
Juli (%)
1 Laki - laki 27 24 33 84 47.73
2 Perempuan 24 36 32 92 52.27
Jumlah 51 60 65 176 100
Sumber : Data bagian keuangan RSU Panti Baktiningsih
3) Distribusi Pasien JKN Menurut Kelompok Umur
Berdasarkan data keuangan RSU Panti Baktiningsih pada tabel 5.3, bulan
Mei-Juli 2018 diperoleh data pasien rawat inap kelas tiga JKN menurut,
kelompok umur remaja 14-21 tahun sejumlah 11 (6.25%) pasien,
kelompok umur 21-60 tahun sejumlah 80 (45.45%) adalah kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
umur terbanyak dan kelompok umur lanjut usia (Lansia) 60 tahun keatas
sejumlah 75 (42.61%), sedangkan kelompok umur dengan jumlah pasien
yang paling sedikit adalah kelompok umur anak-anak 0-4 tahun sebanyak
10 (5.68%) pasien.
Tabel 5.3 Distribusi Pasien JKN Menurut Kelompok Umur
No. Jenis
Kelompok
Umur
tahun Mei Juni Juli
Total Persentase
Mei,
Juni, Juli %
1 Anak-anak 0 - 14 4 3 3 10 5.68
2 Remaja 14 - 21 5 5 1 11 6.25
3 Dewasa 21 - 60 22 22 36 80 45.45
4 Tua 60 keatas 20 30 25 75 42.61
Jumlah 51 60 65 176 100
Sumber : Data bagian keuangan RSU Panti Baktiningsih
4) Distribusi Pasien JKN Menurut Kelompok Kasus Spesialis Penyakit.
Berdasarkan data bagian keuangan pada tabel 5.4, pasien rawat inap
kelas tiga JKN menurut kasus atau jenis spesialis penyakit, kasus
terbanyak yaitu kasus spesialis penyakit dalam sejumlah 84 (47.73%)
pasien, kasus spesialis penyakit bedah sejumlah 52 (29.55%) pasien, kasus
spesialis penyakit syaraf sejumlah 22 (12.50%) pasien, kasus penyakit
spesialis obsgyn (kebidanan) sejumlah 10 (5.68%), kasus penyakit yang
paling sedikit adalah kasus spesialis penyakit anak sejumlah 8 (4.55%).
Tabel 5.4: Distribusi Pasien JKN Menurut Kelompok Kasus Spesialis Penyakit,
dilanjutkan pada halaman 70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Lanjutan abel 5.4: Distribusi Pasien JKN Menurut Kelompok Kasus Spesialis
Penyakit
No Kelompok Kasus
Spesialis penyakit Mei Juni Juli
Total Persentase
Mei, Juni,
Juli %
1 Bedah 12 20 20 52 29.55
2 Dalam 28 25 31 84 47.73
3 Obsgyn (Kebidanan) 1 3 6 10 5.68
4 Anak 3 4 1 8 4.55
5 Syaraf 7 8 7 22 12.50
Jumlah 51 60 65 176 100
Sumber : Data bagian keuangan RSU Panti Baktiningsih
5) Distribusi Biaya Riil Rumah sakit dan Paket INA-CBG.
Pada tabel 5.5 menunjukkan bahwa dari 176 data kelompok kasus
spesialis penyakit terdapat perbedaan tarif riil rumah di bulan Mei-Juli
2018 totalnya sebesar Rp378.881.924,00; (100%) dan tarif INA-CBG
sebesar Rp440.341.000,00; (100%) terrdapat selisih positif sebesar
Rp61.459.076,00; (100%) pada pihak rumah sakit dan selisih negatif
untuk tarif paket INA-CBG, terlihat juga perbedaan rata – rata tarif riil
Rumah sakit sebesar Rp75.776.385,00; (30%) dan paket INA-CBG sebesar
Rp88.068.200,00; (28%) sehingga Rumah sakit mendapatkan selih positif
sebesar Rp12.291.815,00; (25%). Selain itu juag terlihat perbedaan tarif
riil Rumah sakit minimum untuk tarif riil sebesar Rp12.416.000,00; (5%)
dan tarif INA-CBG sebesar Rp20.393.600,00; (6%) ada selisih rugi sebasar
Rp1.578.975,00; (-3%) pada Rumah sakit, sedangkan pada tarif
maksimum untuk tarif riil Rumah sakit sebesar Rp166.642.049.00; (65%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
dan tarif INA-CBG sebesar Rp205.693.200,00; (65%) dan Rumah sakit
memperoleh laba positif sebesar Rp39.051.151,00; (78%).
Tabel 5.5 Perbandingan distribusi biaya riil Rumah sakit dan Paket
INA-CBG per kelompok kasus spesialis penyakit bulan Mei hingga Juli
tahun 2018. Dilanjutkan di halaman 72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Lanjutan Tabel 5.5 Perbandingan distribusi Biaya riil Rumah sakit dan Paket INA-CBG per kelompok kasus
spesialis penyakit bulan Mei – Juli tahun 2018
Keteranagn Bulan Mei – Juli Tahun 2018
No
Kelompok
kasus
Spesialis
penyakit
Jumlah
kasus
penyakit
Persentase
%
Tarif biaya
riil RS Persentase
%
Tarif Paket
INA-CBG Persentase
%
Jumla Selisih
RS Persentase
%
Rp Rp Rp Rp
1 Bedah 52 30 137.792.375 36 136.213.400 31 (1.578.975) (3)
2 Dalam 84 48 166.642.049 44 205.693.200 47 39.051.151 64
3 Obsgyn
(Kebidanan) 10 6 24.531.000 6 24.891.700 6 360.700 1
4 Anak 8 5 12.416.000 3 20.393.600 5 7.977.600 13
5 Syaraf 22 13 37.500.500 10 53.149.100 12 15.648.600 25
Total 176 100 378.881.924 100 440.341.000 100 61.459.076 100
.
Rata-rata 35.2 75.776.385 30 88.068.200 28 12.291.815 25
Maksimum 84 166.642.049 65 205.693.200 65 39.051.151 78
Minimum 8 12.416.000 5 20.393.600 6 (1.578.975) (3)
Sumber : Data bagian keuangan RSU Panti Baktiningsih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Berdasarkan pada tabel 5.5 juga dapat dilihat bahwa dari 176 kasus
penyakit dibagian rawat inap kelas tiga diRSU Panti Baktiningsih pada
kelompok kasus spesialis penyakit bedah terdapat 52 (30%) kasus, tarif
biaya riil Rumah sakit sebesar Rp137.792.375,00; (36%) dan tarif paket
INA-CBG sebesar Rp136.213.400,00; (31%), tarif Rumah sakit lebih
besar dari pada tarif paket INA-CBG sehingga Rumah sakit memperoleh
selisih neggatif sebesar Rp1.578.975,00; (-3%), dalam artian Rumah
sakit mengalami kerugian. Pada spesialis penyakit dalam terdapat 84
(48%) kasus, tarif biaya riil Rumah sakit sebesar
Rp166.642.049,00; (44%) dan tarif paket INA-CBG sebesar
Rp205.693.200,00; (47%), tarif Rumah sakit lebih kecil dari pada tarif
paket INA-CBG sehingga Rumah sakit memperoleh laba positif sebesar
Rp39.051.151,00; (64%), maka Rumah sakit memperoleh keuntungan.
Pada spesialis Obsgyn (Kebidanan) terdapat 10 (6%) kasus penyakit,
tarif biaya riil Rumah sakit sebesar Rp24.531.000,00; (6%) dan tarif
paket INA-CBG sebesar Rp24.891.700.00; (6%), sehingga Rumah sakit
memperoleh laba positif sebesar Rp360.700,00; (1%), hal tersebut
terjadi karena tarif Rumak Sakit lebih kecil dari dan tarif paket INA-
CBG lebih besar sehingga Rumah sakit mendapatkan keuntungan. Pada
spesialis penyakit anak terdapat 8 (5%) kasus penyakit, tarif biaya riil
Rumah sakit sebesar Rp12.416.000,00; (13%) dan tarif paket INA-CBG
sebesar Rp20.393.600,00; (5%), sehingga Rumah sakit memperoleh
laba positif sebesar Rp7.977.600,00; (5%), pada kelompok kasus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
spesialis penyakit anak diketahui memiliki tarif Rumah sakit yang
lebih kecil dibandinkan dengan tarif paket INA-CBG yang berarti
dipihak Rumah sakit memperoleh keuntungan. Sedangkan di bagian
kelompok spesialis penyakit syaraf terdapat 22 (13%) kasus penyakit,
tarif biaya riil Rumah sakit sebesar Rp37.500.500,00; (10%) dan pada
tarif paket INA-CBG sebesar Rp53.149.100,00; (12%), sehingga Rumah
sakit memporeh laba positif sebesar Rp15.648.600,00; (25%), pada
Rumah sakit tarif riilnya lebih kecil dari pada paket tarif INA-CBG
maka dipihak Rumah sakit memperoleh keuntungan.
Berdasarkan hasil distribusi laporan keuangan bagian rawat inap
kelas tiga pasien peserta JKN di RSU Panti Baktiningsih selama bulan
Mei – Juli 2018 diperoleh informasi bahwa terdapat perbedaan yang
berarti antara tarif Rumah sakit dan tarif paket INA-CBG pada
pembayaran klaim biaya riil peserta JKN, tarif tersebut sebesar
Rp61.459.076,00; (100%) namun juga ditemukan perbedaan pada
rata-rata tarif paket INA-CBG Rp88.068.200,00; (28%) dan tarif riil
Rumah sakit Rp75.776.385,00; (30%). Perbedaan tarif Rumah sakit dan
tarif paket INA-CBG pada pembayaran klaim peserta JKN yang terjadi
di RSU Panti Baktiningsih dipengaruhi oleh perbedaan standar tarif
yang diterapakan pada pelayan kesehatan di RSU Panti Baktiningsih,
standar tarif tersebut antara lain standar tarif yang diterapkan,
keberadaan software, keberadaan Clinical pathway, ketepatan
penggkodean diagnosis dan prosedur, lama dirawat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
B. Pembahasan
1. Perbedaan tarif riil rumah sakit dengan tarif paket INA-CBG
Perbedaan tarif riil rumah sakit dengan tarif paket INA-CBG pada
pembayaran klaim peserta JKN pasien rawat inap di RSU Panti
Baktiningsih, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, terletak pada stadar
tarif yang diterapkan, berdasarkan hasil wawancara dengan petugas
verifikator bahwa tarif riil Rumah sakit dihitung per rincian jenis
pelayanan setelah melakukan tindakan, utuk standar tarif umah sakit sudah
ditentukan dalam peraturan Direksi RSU Panti Baktiningsih dengan
menggunakan sistem pembayaran retrospektif. Sedangkan penghitungan
tarif INA-CBG berdasarkan paket yaitu penggabungan kode diagnosis dan
kode prosedur pada tindakan ke dalam sebuah kode CBG yang standar
tarifnya sudah ditetapkan oleh Mentri Kesehatan Republik Indonesia.
Terdapat perbedaan total antara tarif riil Rumah sakit dan tarif paket
INA-CBG dalam pembayaran klaim JKN pasien rawat inap kelas tiga
padaperiode bulan Mei hingga Juli tahun 2018 di RSU Panti Baktiningsih,
biaya tarif pake INA-CBG lebih besar dari biaya tarif riil Rumah sakit
dalam artian Rumah sakit memperoleh selisih positif sebesar
Rp61.459.076,00; (100%)
2. Terdapat perbedaan yang berarti dan tidak berarti
a. Terdapat perbedaan yang berarti antara tarif riil rumah sakit dan tarif
paket INA-CBG dalam pembayaran klaim JKN pasien rawat inap kelas
tiga periode bulan Mei hingga Juli tahun 2018 di RSU Panti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Baktiningsih, dibagian penyakit dalam, biaya tarif pake INA-CBG
lebih besar dari biaya tarif riil rumah sakit dalam artian rumah sakit
memperoleh selisih positif sebesar sebesar Rp39.051.151,00; (64%).
b. Tidak terdapat perbedaan yang berarti pada pembayaran klaim JKN
pasien rawat inap kelas tiga pelayanan spesialis penyakit Obsgyn
(kebidanan), syaraf dan anak di RSU Panti Baktiningsih. Terdapat
selisih yang merugikan dipihak rumah sakit pada pembayaran klaim
JKN pasien rawat inap kelas tiga sebesar Rp1.578.975,00; (-3%)
3. Faktor – faktor perbedaan tarif rumah sakit dan tarif paket INA-CBG
Faktor – faktor yang menimbulkan perbedaan tarif riil rumah sakit dengan
tarif klaim JKN tarif paket INA-CBG pada pelayanan pasien rawat inap di
RSU panti Baktiningsih yaitu:
a. Perbedaan standar tarif riil rumah sakit dengan tarif paket INA-CBG
1. Tarif INA-CBG
Perbedaan yang ditemukan pada penghitungan tarif INA-CBG
di RSU Panti Baktininggsih. Penghitungan tarif INA-CBG adalah
dalam bentuk paket yang didasarkan pada pengelompokan kode
diagnosis (ICD-10) yang digabungakan ke kode diagnosis (ICD-9)
yaitu kode prosedur atau tindakan ke dalam sebuah kode CBG
sehingga menghasilkan Grouping, dengan menggunakan metode
pembayaran prospektif. Metode pembayaran prospektif adalah
metode pembayaran yang dilakukan atas layanan kesehatan yang
besarannya sudah diketahui sebelum pelayanan kesehatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
diberikan kepada pasien. Standar tarifnya sudah ditetapkan oleh
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia dan dibagi sesuai
dengan regional wilayah dan tipe rumah sakit. RSU Panti
Baktininggsih masuk dalam regional satu dengan tipe Rumah sakit
kelas D.
2. Tarif Rumah sakit
Tarif RSU Panti Baktininggsih, tarif dihitung menggunakan sistem
pembiayaan berdasarkan kebijakan tarif yang ditetapkan oleh
Direksi Rumah sakit, menggunakan metode pembayaran
restrospektif. Metode pembayaran retrospektif adalah metode
pembayaran yang dilakukan atas layanan kesehatan yang diberikan
kepada pasien berdasar pada setiap aktifitas layanan yang
diberikan.
Perbedaan tarif yang menguntungkan memang terjadi pada
pihak Rumah sakit. Dari hasil wawancara diperoleh bahwa tarif
kebijakan Rumah sakit yang ditetapkan oleh Direksi Rumah sakit
memperhatikan beberapa hal yaitu:
a. Kemampuan membayar masyarakat setempat
b. Pelayanan rumah sakit ditetapkan atas dasar jenis pelayanan
tingkat kecanggihan pelayanan dan kelas perawatan.
c. Memiliki Cinta Kasih yang tanpa batas dengan tetap memberi
keringanan biaya pada pasien tidak mampu berdasarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
ketentuan yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pelayanan
Medik.
d. Adanya ikatan kerjasama dengan pihak BPJS dan selalu
diperharui setahun sekali.
e. Penetapan besaran tarif pelayanan Rumah sakit dilakukan
dengan mempertimbangkan adanya subsidi silang bagi tarif
pelayanan pasien kelas tiga.
f. RSU Panti Baktiningsih memiliki strategi dengan petetapan
tarif atau harga yang sepenuhnya memperhatikan biaya yang
dikelurkan baik biaya medis maupun non medis, mengingat
kondisi permintaan bukan tingkat biaya, dasar tarif juga masih
menyesuaikan dengan tarif yang ditetapkan oleh para pesaing.
Perbedaan standar tarif yang terjadi pada akhirnya akan
mempengaruhi besaran nominal taraif pelayanan kesehatan di RSU
Panti Baktiningsih yang memiliki rata - rata menguntungkan bila
dibandingkan dengan nominal pada klaim JKN dengan menggunakan
tarif paket INA-CBG. Maka dari itu, hal tersebut akan menjadi peluang
yang sangat baik bagi Rumah sakit untuk lebih meningkatkan kembali
mutu pelayanan kesehatannya kepada masyarakat sacara khusus
peserta JKN dan tetap melanjutkan kerjasamanya dengan pihak PBJS.
Beberapa pengaruh akibat perbedaan standar tarif yang terjadi yaitu:
1) Lama Pasien dirawat, lama dirawat sangat mempengaruhi
perbedaan pada tarif riil Rumah sakit dengan tarif INA-CGB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Lamanya pasien yang dirawat di Rumah sakit bisa mempengaruhi
perbedaan tarif riil dengan tarif INA-CBG, perbedaan tarif muncul
dikarenakan lama dirawat pada tarif riil Rumah sakit dihitung
perhari, sehingga semakin lama pasien dirawat sekain tinngi
biayanya. Sedangkan pada tarif INA-CBG lama pasien dirawat
tidak mempengaruhi besaran biaya yang dikeluarakan, hal tersebut
terjadi karena lama dirawat pasien diRumah sakit pada tarif INA-
CBG sudah ditentukan standarnya, sehingga pasien yang dirawat
lama atau sebantar tarifnya akan tetap sama sesuasi kode diagnosis
dank ode prosedurnya.
Berdasarkan tabel 5.5 yang diambil dari data bagian keuangan
RSU Panti Baktiningsih pada proses distribusi biaya riil rumah
sakit dan tarif Paket INA-CBG pada bulan Mei hingga Juli tahun
2018 dibagian rawat inap kelas tiga pasien peserta JKN diperoleh
informasi bahwa terdapat perbedaan antara tarif riil rumah sakit
dan tarif INA-CBG pada pembayaran klaim JKN pasien rawat di
RSU Panti Baktiningsih, total tarif rill rumah sakit sebesar Rp
378.881.924.00; (100%) dan total tarif paket INA-CBG sebesar
Rp 440.341.000.00; (100%) itu berarti pihak rumah sakit
mendapatkan selisih untung sebesar Rp61.459.076.00; (100%).
Selain itu juga terdapat perbedaan rata-rata tarif riil rumah sakit
sebesar Rp75.776.000.00; (30%) dan tarif paket INA-CBG sebesar
Rp88.068.200,00; (28%).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Perbedaan lama dirawat yang terjadi di RSU Panti
Baktininggsih sangat mempengaruhi adanya perbedaan tarif riil
dengan tarif paket INA-CBG. Perbedaan lama dirawat pada tarif
paket INA-CBG, lamanya pasien dirawat sudah ditentukan sesuai
dengan standar yang ditetapakan oleh Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia, sehingga pasien yang dirawat meski lama
ataupun sebentar tarifnya akan tetap sesuai dengan kode diagnosis
dan kode prosedur yang sudah ditetapkan atau sesuai dengan tarif
paket INA-CBG. Sedangkan pada lama dirawat yang terjadi pada
tarif biaya riil Rumah sakit dihitung berdasarkan tarif hitungan per
hari, maka semakin lama pasien dirawat akan mengakibatkan
semakin besar biaya yang harus dikelurkan.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan di RSU Panti
Baktiningsih salah satu cara supaya biaya untuk sitem paket INA-
CBG bisa dikurangi perlu adanya kebijakan yang harus diambil
oleh Rumah sakit yaitu dengan megurangi lama pasien dirawat
tanpa mengabaikan pemulihan kesehatan pasien, bila pasien belum
sembuh total dari pihak Rumah sakit akan merujuk pasien ke
Rumah sakit yang tipe Rumah sakitnya lebih tinggi dan memiliki
pasilitas peralatan yang lebih lengkap yang dibutuhkan oleh pasien
yang barsangkutan, semakin lama pasien dirawat akan sangat
mempengaruhi mutu kinerja medis pada Rumah sakit dan bisa
mengakibatkan kualitas kinerja medis dianggap kurang baik oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
masyarakat dan berakibat pada buruknya nama baik rumah sakit.
Sebaliknya bila lama pasien dirawat hanya sebentar maka akan
menimbulkan pandangan yang baik dari masyarakat bahwa
kualitas pelayanan medis yang dilakukan di RSU Panti
Baktiningsih baik. Namun perlu untuk diketahui bahwa sebentar
atau lamanya pasien yang dirawat yang terjadi dipengaruhi oleh
cara bagaimana pasien keluar menurut Pusat Pembiayaan dan
Jaminan Kesehatan tahun 2010. Hal tersebut dibagi dalam kategori
sembuh, rujuk, pulang paksa dan meninggal dunia.
Dalam aspek ekonomis semakin lama pasien dirawat
mengakibatkan semakin besar biaya yang meski ditanggung oleh
pasien dan biaya tersebut diberikan kepada pihak Rumah sakit
dimana pasien dirawat. Hal tersebut hanya berlaku pada tarif riil
Rumah sakit saja, sedangkan pada paket tarif INA-CBG lama atau
sebentarnya pasien dirawat tidak berpengaruh terhadap besaran
biaya. Berdasarkan pemahaman hal tersebut bisa diketahui bahwa
pemberian pelayanan kesehatan di RSU Panti Baktiningsih untuk
lama dan sebentarnya dirawat bisa diatasi dengan baik dan bisa
dijalankan secara efektif dan efisien sehingga memperoleh selisih
positif bila dibandingkan dengan tarif paket INA-CBG.
2) Keberadaan Software. Penghitungan tarif INA-CBG menggunakan
alat bantu yaitu berupa software yang telah ditentukan oleh
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, maka untuk hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
keluaran tarifnya sesuai dengan database yang telah ditetapkan.
RSU Panti Baktiningsih dalam melakukan penghitungan tarifnya
sudah menggunakan alat bantu software, namun penerapan
pemakain software tersebut belum lama, karena masih baru,
sehingga ada kemungkinan masih ada kesalahan pengentrian data
tarif rumah sakit karena masih dalam proses penyesuaian, namun
dalam penerapannya sudah bisa dilakukan dengan baik dan bisa
menghasilkan data yang tepat dan sesuai dengan standar.
RSU Panti Baktiningsih dalam penghitungan tarif riilnya
sudah memulai menggunakan alat bantu software dan mulai
dijalankan secara efektif, namun tidak dipungkiri masih ada
kemungkinan terjadinya kesalahan dalam menjalankan software
ketika memasukan atau mengentri data tarif riil rumah sakit,
mengingat pentingnya data yang dientri membutuhkan konsentrasi
yang baik diperlukan ketelitian yang tinggi dalm menghitung tarif
riil rumah sakit yang terperinci pada setiap pelayanan yang
diberikan kepada pasien. Kesalahan dalam pengentrian data dapat
berakibat patal, rumah sakit tidak bisa mengklaim biaya ruamah
sakit ke BPJS, kesalahan dalam penginputan data bisa diklaim
dibulan berikutnya namun hal tersebut mempengaruhi laporan
keuangan keuangaan bulanan dan tahunan, adanya batas waktu
revisi kesalahan dalam pengimputan data rumah sakit bisa
mengakibatkan kerugian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Penghitungan tarif paket INA-CBG, tarif dihitung dengan
menggunakan alat bantu software yang sudah ditetapkan oleh
Menteri Kesehatan Republik Indonesia, sehingga data hasil tarif
yang dikeluarkan sudah pasti sesuai dengan database yang sudah
ditetapkan berdasarkan grouping pengelompokan per kasus yaitu
gabungan dari kode diagnosis (ICD-10) dan kode prosedur (ICD-9)
dan untuk memenuhi keseuaian Tarif Paket INA-CBGs, dokter
berkewajiban melakukan penegakan diagnosis yang tepat dan jelas
sesuai Intertional Diseases Code Ten (ICD-10) dan
IntertionalDiseases Code Nine (ICD-9) Clinical Modification
(CM), dalam hal tertentu coder dapat membantu proses penulisan
diagnosis sesuai ICD-10 dan ICD-9. Dokter penanggung jawab
harus menuliskan (resume medik) yang dalam pelaksanaan kegitan
hariannya dokter harus selalu disiplin mengisi atau mencatat setiap
tidakan yang dilakukan.
b. Ketepatan Pengodean Diagnosis
Ketepatan dalam pengkodean diagnosis sangat diperlukan untuk
memmenuhi kesesuaian tarif paket INA-CBG, dokter memiliki
kewajiban untuk mengisi CP dan melakukan penegakan diagnosis
yang tepat dan jelas sesuai dengan International Code Diseases Ten
(ICD-10) dan International Code Diseases Nine (ICD-9) serta Clinical
Modification (CM). Ketepatan pengodean diagnosis dan prosedur akan
mempengaruhi ketepatan penghituungan tarif paket INA-CBG, maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
bisa dipastikan perbedaan tarif riil rumah sakit dengan tarif INA-CBG
juga akan ditentukan pada ketepatan pengodean tersebut.
RSU Panti Bakiningsih dalam menjalankan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat memperhatikan mutu pelayanan denggan
memperhatikan ketepatan pengkodean diagnosis dan prosedur yang
sudah ditetapkan oleh Permenkes nomer 76 tahun 2016. Dasar
pengelompokan dalam INA-CBG menggunakan sistem kodifikasi dari
diagnosis akhir dan tindakan/prosedur yang menjadi output pelayanan,
dengan acuan ICD-10 untuk diagnosis dan ICD-9-CM untuk
tindakan/prosedur. Pengelompokan mengguakan sistem teknologi
informasi berupa plikasi INA-CBG sebanyak 1.075 group/kelompok
kasus yang terdiri dari 786 kelompok kasus rawat inap dan 289
kelompok kasus rawat jalan.
Ketepatan pengkodeaan dan prosedur akan sangat mempengaruhi
ketepatan pada hasil data paket tarif pada software INA-CBG, karena
dari ketepatan pengkodean akan diperoleh perbedaan selisih pada tarif
paket INA-CBG dan tarif riil rumah sakit yang sesuai dengan standar.
Dengan adanya pengkodean dan penetuan diagnosis primer dan
skunder yang tepat, hal tersebut akan menentukan hasil tarif paket
INA-CBG yang keluar juga sesuai dengan derajad keparahan dari kode
diagnosis dan prosedur.
Pengkodean yang tidak tepat bisa mengakibatkan derajad tingkat
keparahan yang tidak tepat, sehingga tarif paket INA-CBG yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
muncul akan salah dan tidak sesuai yang pada akhirnya akan
mempengaruhi besarnya selisih antara tarif riil rumah sakit dan tarif
paket INA-CBG. Sedangkan ketepatan pengkodean diagnosis sangat di
pengaruhi oleh ketepatan dan kelengkapan dalam penulisan diagnosis
yang dibuat oleh dokter pada saat pengisian berkas klaim peserta JKN.
Dalam rangka meningkatkan pengendalian atau pengawasan terhadap
ketepatan pengkodean, pusat pembiayaan dan Jaminan Kesehatan
Mentri Kesehatan Republik Indonesia telah memberikan bekal
Verifikator Independen JKN dengan software.
4. Menggunakan Clinical Pathway (CP)
RSU Panti Baktinigsih untuk menentukan diagnosis dan prosedur
pelayanan sudah mulai mengunakan CP dalam menentukan diagnose
penyakit pada kasus penyakit yang berbeda – beda, pelayanan kesehatan
tersebut diberikan kepada pasien untuk memperoleh hasil grouping dan
yang menentukan CP adalah dokter yang menagani tindakan pada saat
proses pelayanan dilakukan. Dengan adanya CP maka akan mempermudah
dalam penetuan tarif paket INA-CBG.
RSU Panti Baktiningsih sudah memiliki Clinical pathway. RSU Panti
Baktiningsih sudah mulai menggunakan clinical pathway dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada peserta JKN, sehingga
pemberian pelayanan kesehatan pada pasien dengan kasus penyakit yang
sama tidak akan berbeda-beda oleh dokter yang menanganinya, maka
dengan adanya clinical pathaway tindakan pelayanan kesehatan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
diberikan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dalam CP, hal
tersebut mengakibatkan pemberian pelayanan kesehatan kepada pasien
bisa terkendali dan relevan sesuasi dengan penyakit yang diderita oleh
pasien karena tindakan pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar
pada pelayanan kesehatan.
Menurut pernyataan yang tertuang dalam Pedoman Pelaksanaan
Jamkesmas Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan Kementrian
Kesehatan RI (2010), bahwa biaya jasa medis/jasa pelayanan ditetapkan
Direktur RS setinggi-tingginya 44% atas biaya pelayanan kesehatan yang
dilakukan. Jasa medis/jasa pelayanan tersebut meliputi biaya untuk
pemberi pelayanan dalam rangka observasi, diagnosis, pengobatan,
tindakan medis, perawatan, konsultasi, visite, dan/atau pelayanan medis
lainnya, serta untuk pelaksana administrasi pelayanan.
Berdasarkan pernyataan tersebut, adanya Clinical pathway memiliki
pengaruh besar terhadap selisih antara tarif riil dengan tarif paket INA-
CBG. sistem pembayaran paket (Cased Base Groups) dapat dikurangi,
yaitu dengan mengurangi harga yang dibayar untuk sumber daya/input,
mengurangi lama dirawat pasien, mengurangi intensitas pelayanan yang
disediakan, serta meningkatkan efisiensi produksi/pelayanan. Dengan
adanya Clinical pathway sebagai sarana pengendali dan standar pemberian
pelayanan kesehatan maka hal ini sangat membantu Rumah sakit dalam
meningkatkan mutu pelayanannya. Hal ini dapat memberikan kepuasan
kepada pihak pasien dari segi kualitas pelayanan kesehatan yang diterima,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
maupun pihak penyelenggara program JKN dalam hal
pertanggungjawaban luncuran dana yang telah diberikan kepada Rumah
sakit. Jadi keberadaan Clinical pathway merupakan suatu kebutuhan
mendasar agar tenaga medis (terutama dokter) memiliki landasan dan
dapat mempertanggungjawabkan pelayanan kesehatan yang diberikan
kepada pasien.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil penelilitian analisis perbedaan tarif rumah sakit dan tarif
INA-CBG pada pelayanan rawat inap kelas tiga bagian asuransi,
RSU Panti Baktiningsih menyimpulkan bahwa proses penghitungan tarif
rumah sakit dan paket tarif INA-CBG mengalami berbedaan antara lain:
1. Terdapat perbedaan antara tarif riil rumah sakit dan tarif paket
INA-CBG pada pembayaran klaim JKN pasien rawat inap kelas tiga
periode Mei hingga Juli tahun 2018 di RSU Panti Baktiningsih, biaya
tarif paket INA-CBG lebih besar dari biaya tarif riil rumah sakit dalam
artian rumah sakit memperoleh selisih positif sebesar
Rp61.459.076,00; (100%)
2. Terdapat perbedaan yang berarti (bernilai) antara tarif riil rumah sakit
dan tarif paket INA-CBG pada pembayaran klaim JKN pasien rawat
inap kelas tiga pada bulan Mei – Juli 2018 di RSU Panti Baktiningsih,
dibagian spesilais penyakit dalam, biaya tarif paket INA-CBG lebih
besar dari biaya tarif riil rumah sakit dalam artian rumah sakit
memperoleh selisih positif sebesar sebesar Rp39.051.151,00; (64%) dan
pada spesialis penyakit syraf sebesar Rp15.648.600,00; (25%).
Tidak terdapat perbedaan yang berarti pada pembayaran klaim
JKN pasien rawat inap pelayanan Obsgyn (Kebidanan) tarif rumah sakit
lebih kecil dari pada tarif paket INA-CBG dalam artian rumah sakit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
memperoleh selisih positif sebesar Rp 360.700,00; (1%), pada spesialis
penyakit anak memperoleh selisih positif sebesar Rp7.977.600,00;
(13%), serta pada spesialis penyakit bedah RSU Panti Baktiningsih
mengalami kerugian sebesar Rp1.578.975,00; (-3%)
3. Faktor-faktor yang menimbulkan perbedaan tarif Rumah sakit dengan
tarif INA-CBG pada pelayanan pasien rawat inap di RSU Panti
Baktiningsih yaitu:
a) Perbedaan standar tarif riil rumah sakit dengan tarif paket
INA-CBG
b) Ketepatan pengodean diagnosis;
4. RSU Panti Baktiningsih sudah memiliki Clinical pathway.
B. Keterbatasan Penelitian
Peneliti tidak diperkenankan mendokumentasikan keseluruhan
proses laporan keuangan Rumah sakit, karena sangat berisiko untuk RSU
Panti Baktiningsih sehingga peneliti hanya bisa melampirkan beberapa
dokumen seperti format Clinical Pathway dan laporan rekap klaim rawat
inap pembayaran JKN.
Peneliti sedikit mengalami kesulitan dalam mewawancari Kepala
bagian Instansi Asuransi, karena keterbatasan waktu yang dimilikinya,
sehinga wawancara dilimpahkan kepada wakilnya. Hal ini menyebabkan
peneliti tidak dapat mengetahui bagaimana proses monitoring terhadap
bagian asuransi secara menyeluruh. Oleh sebab itu, peneliti mewawancarai
penanggung jawab bagian asuransi yang memiliki pengetahuan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
setara dan sudah diberi kepercayaan untuk menangani segala sesuatu di
bagian asuransi selama Kepala Instalasi Asuransi tidak berada ditempat
untuk melakukan tugasnya.
C. Saran
Saran untuk perbaikan yang dapat diberikan untuk bagian asuransi
di RSU. Panti Baktiningsih adalah sebagai berikut:
1. Bagi RSU. Panti Baktiningsih Klepu
a) Melakukan evaluasi penghitunagan unit cost pada setiap layanan
unit pelayanan rawat inap khususnya dibagian pelayanan spesialis
bedah yang mengalami selih tarif negatif yang sehingga rumah
sakit mengalami kerugian.
b) Melakukan pengawasan dan monitoring terhadap klaim biaya
pelayanan kesehatan rawat inap melalui pemantauan proses
pengkodingan dan verifikasi (ketepatan pengodean diagnosis)
c) Dalam mengatasi saldo yang minimal dan saldo negatif rumah
sakit perlu melalukan tindakan antara lain mengurangi harga yang
dibayar untuk sumber daya, mengurangi lama pasien dirawat,
mengurangi intensitas pelayanan yang disediakan yang tidak
diperlukan, meningkatkan efisensi produk
d) Menjutkan kerjasama dengan asuransi PBJS.
2. Bagi Penelitian Selanjutnya
a. Peneliti yang selanjutnya diharapkan saat melakukan penelitian
bisa melihat atau menentukan waktu yang tepat, terlebih bila
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
diketahui jumlah karyawan di bagian operasional sedikit. Hal
tersebut bisa mengakibatkan peneliti akan mengalami kesulitan
dalam pengambilan data dan penyesuain waktu saat mau
wawancara, serta bisa mengganggu kelancaran aktifitas
operasional.
b. Evaluasi penghitunagan unit cost pada unit pelayanan rawat inap di
bagian pelayanan spesialis bedah, kelas tiga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
DAFTAR PUSTAKA
Bungin, Burhan. 2015. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi. Edisi 1.
Jakarta: Prenadamedia Group.
Dumaris, Hotma. 2015. Analisis Perbedaan Tarif Rumah sakit dan Tarif
INA-CBG Pelayanan Rawat Jalan di RSUD Budhi Asih Jakarta.
http://jurnalkesmas.ui.ac.id/arsi/article/view/2209
Diakses pada tanggal 19 Juli 2018
Febriani. 2010. Analisis Perhitungan Unit Cost Pelayanan Hemodialisis
http://journal.fkm.ui.ac.id. Diakses Pada Tanngal 21 September 2018.
Hernowo, dkk. 2018. Analis Tarif Layanan Kesehatan BPJS Kesehatan
(INA-CBG) dan Efesiensi Layanan Tahun 2017 (studi Kasus Pada RS. XXX) http://repository.perbanas.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/1687/BPJS%20dan
%20ABC.pdf?sequence=1
Diakses pada tanggal 10 Agustus 2018
Kebijakan Kesehatan Indonesia. (2012). Kebijakan Pembiayaan Kesehatan,
http://www. Kebijakan kesehatan Indonesia .net/337-kebijakan-pembiayaan
kesehatan. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2014 Tentang
Petunjuk Teknis Sistem INA-CBG (Indonesian Case Based Groups).
http://www.pasienbpjs.com/2016/07/mengenal-INA-CBGs-standar-tarif-
bpjs.html Diakses tanggal 10 Oktober 2017.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2014 Tentang
Standar tarif Pelayanan Kesehatan Dalam Penyelenggaran Program Jaminan
Kesehatan.
http://www.depkes.go.id/resources/download/peraturan/pmk-59-thn-2014-ttg-
standar-tarif-jkn.pdf. Diakses pada tangal 10 Agustus 2018.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2016 Tentang
Standar tarif Pelayanan Kesehatan Dalam Penyelenggaran Program Jaminan
Kesehatan.
https://inacbg.kemkes.go.id/Rules/PMK_No._64_ttg_Standar_Tarif_Pelayana
n_Kesehatan_Dalam_Penyelenggaraan_Program_Jaminan_Kesehatan_.pdf.
Diakses pada tanggal 7 September 2018.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 76 Tahun 2016 Tentang
Pedoman Indonesian Case Base Groups (INA-CBG) dalam Pelaksanaan
Jaminan Kesehatan Nasional. www.jamsosindonesia.com. Diakses pada
tanggal 23 Agustus 2018.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Prastowo, Andi. 2014. Memahami Metode-Metode Penelitian: Suatu Tinjauan
Teoritis dan Praksis. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Sugeng. 2010. Analisis Lama Rawat Dan Biaya Pelayanan Kesehatan Pada
Sistem Pembayaran INA DRG dan Non INA DRG Di RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta. http://eprints.ums.ac.id/12570/2/Cover_Kripsi.pdf.
Diakases pada tanggal 29 September 2018.
Sugiono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung
Terhadap Penetapan Tarif INA-CBG’S dan Tarif Rumah sakit Medika
Stannia Kabupaten Bangka.
Trisnantoro L, 2009, Memahami Penggunaan Ilmu Ekonomi Dalam Manajemen
Rumah sakit, Edisi keempat, Gadjah Mada University, Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
LAMPIRAN 1: DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA
1. Sejak kapan RSU Panti Baktiningsih bekerja sama dengan PT. Asusansi
BPJS?
2. Apakah jenis tipe RSU Panti Baktiningsih?
3. Masuk dalam wilayah regional berapakah RSU Panti Baktiningih?
4. Apakah Perbedaan tarif Rumah sakit dan tarif BPJS /tarif INA-CBG?
5. Apa itu tarif INA-CBG?
6. Apa saja komponen yang terdapat pada tarif Rumah sakit dan tarif
INA-CBG?
7. Berapakah besaran tarif riil pelayanan rawat inap sesuai standar tarif
INA-CBG berdasarkan sistem pembayaran retrospektif di RSU Panti
Baktiningsih?
8. Berapakah besaran tarif paket INA-CBG untuk pasien rawat inap kelas tiga
pada klaim JKN di RUS Panti Baktiningsih.
9. Apa saja perbedaan besaran tarif klaim JKN paket INA-CBG pada
pelayanan rawat inap kelas tiga di RSU Panti Baktiningsih?
10. Faktor – faktor apa saja yang menimbulkan perbedaan selisih tarif riil
dengan klaim JKN pada paket INA-CBG pada pelayanan rawat inap kelas
tiga di RSU Panti Baktiningsih.
11. Apa saja jenis karakter pasien di RSU panti baktiningsih?
12. Apa saja komponen jenis kelompok spesialis penyakit yang ada di RSU
Panti Baktiningsih, khususnya di bagian rawat inap kelas tiga?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
13. Apakah lama perawatan pasien mempengaruhi dalam menentukan tarif
Rumah sakit dan tarif INA-CBG?
14. Apakah jenis sistem pembayaran yang digunakan di RSU Panti
baktiningsih?
15. Apakah ada karyawan khusus yang menangani pengkodingan pada sistem
pembayaran klain PBJS?
16. Standar tarif apakah yang dipakai oleh Rumah sakit dalam pelayanan
pasien peserta JKN bagian rawat inap kelas tiga?
17. Apakah sudah ada Standard Operatinal Procedure (SOP) tertulis dengan
rinci untuk klaim asuransi kepada BPJS?
18. Apakah Standard Operatinal Procedure (SOP) ada di ruang bagian
asuransi?
19. Apakah RSU Panti Baktiningsih sudah memaki Clinical pathway dalam
melakukan pelayanan kesehatan di bagian rawat inap kelas tiga kepada
pasien peserta JKN?
20. Apa saja yang harus dipersiapkan untuk melakukan proses klaim
pembayaran kepada BPJS dibagian perawatan pasien peserta JKN dirawat
inap kelas tiga?
21. Bagaimana tahapan melakukan proses klaim pembayaran biaya klaim
BPJS pada sistem pembayaran dikeuangan RSU Panti Baktiningsih?
22. Apa yang dilakukan karyawan bagian pemberkasan jika ada berkas yang
masih kurang?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
23. Apakah penginputan data dalam pembayaran klaim biaya BPJS
menggunakan aplikasi dari BPJS?
24. Apakah penginputan data dalam pembayaran klaim biaya BPJS di RSU
Panti Baktiningsih sudah menggunakan sofhware?
25. Apakah untuk membuka aplikasi pembayaran klaim biaya BPJS
menggunakan/harus ada password dan diketahui orang tertentu, sudah
adakah petugas khusus yang diberikan wewenang tersebut?
26. Dimana tempat penyimpanan berkas-berkas pembayaran biaya klaim
BPJS yang akan dikirim ke BPJS dan untuk didokumentasi?
27. Kapan batas terakhir pengiriman berkas pembayaran biaya klaim kepada
BPJS?
28. Apakah pengiriman berkas pembayaran biaya klaim BPJS selalu dilakukan
tepat waktu?
29. Jika mengalami keterlambatan pengiriman berkas, apa penyebabnya?
30. Apabila berkas sudah dikirim, apakah ada kemungkinan terjadinya
penolakan berkas klaim?
31. Apa penyebab terdinya selisih positif dan negatif pada pembayaran klaim
Pereta JKN/ pembayaran klaim BPJS?
32. Apakah ada evaluasi yang dilakukan oleh pihak BPJS bersama dengan
karyawan pada proses pembayaran Klaim BPJS untuk peserta JKN?
33. Apakah ada evaluasi bersama-sama dengan karyawan dan Kepala Bagian
Instalasi Asuransi pada proses pembayaran klaim BPJS?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
LAMPIRAN 2:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Lampiran 3 : Format Clinical pathway Spesilalis Penyakit Bedah
CLINICAL PATHWAY FORM
RSU Panti Baktiningsih ALERGI :
APPENDISITIS Klepu Sendangmulyo Minggir
Sleman
Nama Pasien :
________________________ BB : ___________ kg No. RM : _______________
Jenis kelamin :
________________________ TB : ___________ cm
Umur/Tanggal Lahir :
________________________ Tgl. Masuk
RS : _________________ Jam : _____ : _____
Diagnosa Masuk RS Tgl. Keluar
RS : _________________ Jam : _____ : _____
* Penyakit utama : Appendisitis akut Kode ICD : K.35 Lama Hari
Rawat
: _______
hari
* Penyakit penyerta : Tidak dengan Komplikasi Kode ICD : _________________
* Komplikasi : Tidak ada Kode ICD : _________________ Ruang Rawat : _________
Tindakan : Appendectomy Kode ICD : _________________ Kelas : _________
: _____________________
Kode ICD : _________________ Rujukan : Ya /
Tidak
KEGIATAN URAIAN KEGIATAN
HARI SAKIT KE-
KETERANGAN ……… ……… ……… ……… ……… ……… ………
HARI RAWAT 1 2 3 4 5 6 7
1. PEMERIKSAAN KLINIS Asesmen Awal IGD
CLINICAL PATHWAY FORM APPENDISITIS (LANJUTAN)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Lanjutan lampiran 3 : Format Clinical pathway Spesilalis Penyakit Bedah
Asesmen Awal Spesialis (DPJP)
DEMAM
MUAL, MUNTAH
NYERI PERUT KANAN BAWAH
2. LABORATORIUM Darah lengkap, GDS
CT, BT
Golongan Darah
HBS Ag
PT, APTT, INR Atas indikasi
Elektrolit Atas indikasi
Fungsi ginjal (ureum/kreatinin) Atas indikasi
Tes Kehamilan (Urinalisis)
3. RADIOLOGI/IMAGING Thoraks foto Usia > 40 Th
ELEKTROMEDIK USG
EKG Usia > 40 Th,
atas indikasi
4. KONSULTASI Persiapan operasi Puasa 6 jam
sebelum op.
Assesment Pra anestesi
Assesment tambahan
Bila ada faktor
resiko dan RPD
yang beresiko
5. ASESMEN LANJUTAN Asesmen Ulang DPJP Visite dokter
Asesmen perkembangan harian Visite perawat
6. EDUKASI/INFORMASI/
INFORMED CONSENT
Penjelasan Diagnosis
Di TTD oleh
keluarga, pasien,
dan DPJP
Rencana Terapi
Rencana Tindakan
Tujuan tindakan/Alternatif
Risiko
Komplikasi/KTD
Prognosa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Lanjutan lampiran 3 : Format Clinical pathway Spesilalis Penyakit Bedah
7. RENCANA PEMULANGAN
Assesmen pulang Semua PPA
Identifikasi Kebutuhan di rumah
Identifikasi kebutuhan suportif
8. ASUHAN KEPERAWATAN Asesmen Keperawatan
Intervensi/Tindakan Keperawatan
Observasi
9.TATA LAKSANA MEDIS
Tindakan Bedah Appendectomy
Medikamentosa
Injeksi Ceftriaxone 2 gr iv/24 jam Evaluasi sesuai
symptom
Ketorolac 30mg iv Evaluasi sesuai
symptom
Anti muntah Evaluasi sesuai
symptom
Cairan Infus Ringer Laktat,Ringer Asetat
Obat Oral Cefadroxil 2x500mg (10 tablet) Obat Pulang
As Mefenamat 3x500mg (10 tab) Obat Pulang
Ranitidin 2x1 tablet (10 tablet) Obat Pulang
10. DIET/NUTRISI Skrining Gizi
Makan nasi tim/biasa
11.ASUHAN FARMASI Rekonsiliasi Obat
Pemantauan Terapi Obat
Monitoring Efek Samping Obat
12. REHABILITASI
Oleh Perawat Tirah Baring
Mobilisasi Duduk di Tempat tidur
Aktivitas Harian mandiri
Tahapan
mobilisasi sesuai
kondisi pasien
Oleh Fisioterapis
13. EVALUASI
Hasil Tindakan Medis Pembuatan resume medis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Lanjutan lampiran 3 : Format Clinical pathway Spesilalis Penyakit Bedah
Hasil Tindakan Keperawatan Pembuatan resume keperawatan
14. OUTCOME
Keluhan Flatus (+) Perawat
Nyeri luka operasi (-)
Pemeriksaan Klinis Bising Usus (+) DPJP
Luka operasi kering dan bersih
Lama rawat 4 hari
15. RENCANA PULANG/
EDUKASI
Penjelasan mengenai
perkembangan penyakit berkaitan
terapi dan tindakan yang sudah
dilakukan
Penjelasan mengenai diet yang
diberikan sesuai dengan kondisi
pasien
Surat pengantar kontrol
VARIANS
CASE MANAJER Bila ada resiko
tinggi
Sleman ,______-______-__________
Dokter Penanggung Jawab Pelayanan :
Perawat Penanggung Jawab :
( ____________________________)
(__________________________)
Pelaksana Verifikasi :
Keterangan :
: Yang harus dilakukan
: Bisa ada atau tidak
(______________________)
Beri tanda ( √ ) : Bila sudah dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Lampiran 4: LAPORAN REKAP KLAIM - RSU PANTI BAKTININGSIH
LAPORAN REKAP KLAIM - RSU PANTI BAKTININGSIH
Pasien Rawat Inap , Periode Tanggal Pulang: 1 Mei 2018 s/d 31 Jul 2018
Filter: Metode Pembayaran = JKN / Kelas Rawat = Semua / Severity = Semua / Cara Pulang = Semua / Jenis Tarif = TARIF RS KELAS D
SWASTA
No. Tgl. Masuk Tgl. Pulang
No.
RM
Nama
Pasien
No.
SEP INA – CBG
Top
Up Total Tarif Tarif RS Jenis
1 28 Apr 018 1 Mei 2018
K-4-17-I 1.112.000 848.000 RI
2 30 Apr018 1 Mei 2018
L-1-50-I 4.361.100 3.483.000 RI
3 30 Apr2018 1 Mei 2018
L-1-40-I 3.986.400 3.220.000 RI
23 30 Apr2018 2 Mei 2018
K-4-17-I 1.112.000 815.000 RI
25 28 Apr2018 2 Mei 2018
K-4-18-I 1.563.200 4.670.000 RI
26 28 Apr2018 2 Mei 2018
I-4-19-I 3.134.700 2.704.000 RI
27 27 Apr2018 2 Mei 2018
J-4-21-I 3.124.500 3.543.000 RI
29 29 Apr2018 2 Mei 2018
U-4-11-I 1.178.700 840.000 RI
59 30 Apr2018 3 Mei 2018
G-4-22-I 2.965.300 1.020.000 RI
60 1 Mei 2018 3 Mei 2018
Z-4-12-I 1.087.000 1.791.000 RI
73 3 Mei 2018 4 Mei 2018
L-1-50-I 5.233.300 3.284.000 RI
74 3 Mei 2018 4 Mei 2018
M-4-12-I 1.966.700 2.892.000 RI
75 30 Apr2018 4 Mei 2018 E-4-10-I 3.259.000 1.452.000 RI
77 1 Mei 2018 4 Mei 2018 U-4-11-I 1.414.400 1.447.000 RI
78 1 Mei 2018 4 Mei 2018 D-4-13-I 2.391.700 2.259.000 RI
79 29 Apr2018 4 Mei 2018 A-4-14-I 2.586.400 2.817.000 RI
82 2 Mei 2018 5 Mei 2018 I-4-15-I 4.170.400 4.130.000 RI
83 3 Mei 2018 5 Mei 2018 A-4-14-I 3.017.400 1.552.000 RI
84 2 Mei 2018 5 Mei 2018 H-4-12-I 2.318.400 3.546.000 RI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
85 1 Mei 2018 5 Mei 2018 S-4-16-I 3.444.700 4.300.000 RI
86 2 Mei 2018 5 Mei 2018
J-4-18-I 2812.400 2.461.000 RI
88 2 Mei 2018 5 Mei 2018
E-4-10-I 3.259.000 940.000 RI
89 2 Mei 2018 6 Mei 2018
U-4-13-I 1.787.100 998.000 RI
90 3 Mei 2018 6 Mei 2018
N-4-12-I 2.797.200 2.027.000 RI
91 3 Mei 2018 6 Mei 2018
A-4-12-I 2.455.600 1.332.000 RI
92 3 Mei 2018 6 Mei 2018
E-4-11-II 3.006.000 942.000 RI
127 4 Mei 2018 7 Mei 2018
K-4-17-I 1.112.000 2.111.000 RI
129 4 Mei 2018 7 Mei 2018
I-4-10-I 3.663.600 2.317.000 RI
130 3 Mei 2018 7 Mei 2018
K-4-17-I 1.112.000 1.254.000 RI
153 6 Mei 2018 8 Mei 2018
G-4-15-I 2.733.200 1.625.000 RI
154 4 Mei 2018 8 Mei 2018
U-4-11-I 1.178.700 1.233.000 RI
155 5 Mei 2018 8 Mei 2018
A-4-14-I 3.017.400 1.812.000 RI
189 8 Mei 2018 9 Mei 2018
G-4-15-I 2.733.200 1.710.000 RI
190 5 Mei 2018 9 Mei 2018
J-4-17-I 2.461.400 2.091.000 RI
191 8 Mei 2018 9 Mei 2018
L-1-40-I 3.986.400 2.993.000 RI
192 6 Mei 2018 9 Mei 2018
U-4-11-I 1.414.400 1.303.000 RI
193 5 Mei 2018 9 Mei 2018
E-4-10-I 4.562.600 3.747.000 RI
195 8 Mei 2018 10 Mei2018
K-4-17-I 1.334.400 714.000 RI
196 6 Mei 2018 10 Mei2018
I-4-15-I 5.838.600 2.782.000 RI
197 8 Mei 2018 10 Mei2018
U-4-13-I 2.501.900 1.293.000 RI
198 7 Mei 2018 10 Mei2018
G-4-15-I 3.279.900 1.860.000 RI
199 8 Mei 2018 10 Mei2018
L-1-40-I 4.650.800 3.994.000 RI
200 8 Mei 2018 10 Mei 2018
K-1-14-I 4.883.500 4.332.000 RI
237 9 Mei 2018 11 Mei 2018
K-4-17-I 1.112.000 841.000 RI
238 6 Mei 2018 11 Mei 2018
G-4-26-II 4.331.600 3.089.000 RI
239 9 Mei 2018 11 Mei 2018
B-4-13-II 4.575.400 4.245.000 RI
240 9 Mei 2018 11 Mei 2018
Z-4-12-I 776.400 630.000 RI
251 9 Mei 2018 13 Mei 2018
G-4-15-I 2.733.200 1.356.000 RI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
252 11 Mei 2018 13 Mei 2018
J-4-21-I 3.645.300 1.997.000 RI
253 11 Mei 2018 13 Mei 2018
O-6-13-I 1.511.600 1.647.000 RI
277 8 Mei 2018 14 Mei 2018
C-4-11-I 3.545.400 4.517.000 RI
315 12 Mei 2018 15 Mei 2018
K-4-17-I 1.112.000 757.000 RI
316 13 Mei 2018 15 Mei 2018
U-4-13-I 2.144.500 593.000 RI
317 12 Mei 2018 15 Mei 2018
K-4-17-I 1.112.000 782.000 RI
318 12 Mei 2018 15 Mei 2018
U-4-14-I 2.461.000 1.351.000 RI
319 14 Mei 2018 15 Mei 2018
G-4-24-I 1.969.700 484.000 RI
351 14 Mei 2018 16 Mei 2018
K-4-18-I 1.116.600 910.000 RI
352 13 Mei 2018 16 Mei 2018
W-1-11-I 1.786.900 4.538.000 RI
353 13 Mei 2018 16 Mei 2018
K-4-17-I 1.112.000 1.060.000 RI
354 13 Mei 2018 16 Mei 2018
K-4-17-I 1.334.400 2.098.000 RI
355 9 Mei 2018 16 Mei 2018
I-4-12-II 3.219.200 4.385.000 RI
356 15 Mei 2018 16 Mei 2018
O-6-13-I 1.511.600 1.354.000 RI
387 14 Mei 2018 17 Mei 2018
A-4-13-I 1.078.500 1.515.000 RI
392 16 Mei 2018 17 Mei 2018
O-6-13-I 1.511.600 1.604.000 RI
404 16 Mei 2018 18 Mei 2018
G-4-21-I 1.796.400 ,440000 RI
405 17 Mei 2018 18 Mei 2018
L-1-40-I 3.986.400 3.080.000 RI
406 17 Mei 2018 18 Mei 2018
M-4-12-I 1.966.700 2.796.000 RI
407 17 Mei 2018 18 Mei 2018
L-1-40-I 3.986.400 3.082.000 RI
408 17 Mei 2018 18 Mei 2018
O-6-13-I 1.511.600 1,191.000 RI
417 17 Mei 2018 19 Mei 2018
A-4-14-I 3.017.400 1,540.000 RI
418 16 Mei 2018 19 Mei 2018
K-4-18-II 1.586.700 3,103.000 RI
75 30 Apr2018 4 Mei 2018 E-4-10-I 3.259.000 1,452.000 RI
77 1 Mei 2018 4 Mei 2018 U-4-11-I 1.414.400 1,447.000 RI
78 1 Mei 2018 4 Mei 2018
D-4-13-I 2.391.700 2.259.000 RI
79 29 Apr2018 4 Mei 2018
A-4-14-I 2.586.400 2.817.000 RI
82 2 Mei 2018 5 Mei 2018
I-4-15-I 4.170.400 4.130.000 RI
83 3 Mei 2018 5 Mei 2018
A-4-14-I 3.017.400 1.552.000 RI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
84 2 Mei 2018 5 Mei 2018
H-4-12-I 2.318.400 3.546.000 RI
85 1 Mei 2018 5 Mei 2018
S-4-16-I 3.444.700 4.300.000 RI
426 16 Mei 2018 20 Mei 2018
K-4-17-I 1.334.400 2,359.000 RI
447 18 Mei 2018 21 Mei 2018
E-4-10-I 3.259.000 995.000 RI
483 19 Mei 2018 22 Mei 2018
I-4-12-I 2.314.400 1.651.000 RI
484 21 Mei 2018 22 Mei 2018
L-1-40-I 3.322.000 2.738.000 RI
485 19 Mei 2018 22 Mei 2018
J-4-17-II 4.126.700 1.405.000 RI
488 19 Mei 2018 22 Mei 2018
N-4-12-I 2.797.200 2.676.000 RI
489 17 Mei 2018 22 Mei 2018
O-6-10-I 5.306.800 5.224.173 RI
491 22 Mei 2018 22 Mei 2018
U-4-13-I 1.787.100 787.000 RI
495 21 Mei 2018 23 Mei 2018
K-4-18-I 1.563.200 2.025.000 RI
512 18 Mei 2018 23 Mei 2018
K-4-17-I 1.334.400 3.099.000 RI
515 22 Mei 2018 23 Mei 2018
L-4-14-I 1.964.400 2.944.000 RI
516 16 Mei 2018 23 Mei 2018
K-1-40-I 5.199.600 7.235.000 RI
517 20 Mei 2018 23 Mei 2018
U-4-11-I 1.650.100 2.160.000 RI
518 22 Mei 2018 24 Mei 2018
I-4-17-I 2.409.100 1.938.000 RI
523 22 Mei 2018 24 Mei 2018
Z-4-12-I 776.400 1.797.000 RI
547 22 Mei 2018 24 Mei 2018
I-4-17-I 1.720.800 685.000 RI
570 22 Mei 2018 25 Mei 2018
D-4-13-I 1.993100 2.481.000 RI
571 21 Mei 2018 25 Mei 2018
G-4-15-I 3.826.500 1.708.000 RI
572 23 Mei 2018 25 Mei 2018
E-4-10-I 4.562.600 2.450.000 RI
573 22 Mei 2018 26 Mei 2018
W-1-20-II 6.890.400 8.492.000 RI
574 21 Mei 2018 26 Mei 2018
D-4-13-II 2.820.900 4.614.000 RI
575 23 Mei 2018 26 Mei 2018
E-4-10-I 3.259.000 1.922.000 RI
591 24 Mei 2018 26 Mei 2018
K-4-17-I 1.112.000 569.000 RI
592 24 Mei 2018 26 Mei 2018
I-4-15-I 5.004.500 3.276.000 RI
593 21 Mei 2018 26 Mei 2018
M-1-30-I 5.657.100 4.862.000 RI
595 24 Mei 2018 26 Mei 2018
N-4-12-I 1.998.000 996.000 RI
596 25 Mei 2018 27 Mei 2018
U-4-11-I 1.178.700 733.000 RI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
598 25 Mei 2018 27 Mei 2018
U-4-11-I 1.178.700 715.000 RI
599 23 Mei 2018 28 Mei 2018
K-4-17-I 1.334.400 2.681.000 RI
628 28 Mei 2018 29 Mei 2018
K-1-14-I 4.069.600 3.705.000 RI
629 26 Mei 2018 29 Mei 2018
K-1-14-I 4.069.600 5.743.000 RI
630 28 Mei 2018 29 Mei 2018
L-4-12-I 1.134.400 3.000.000 RI
642 27 Mei 2018 30 Mei 2018
J-4-17-I 2.461.400 1.298.000 RI
643 28 Mei 2018 30 Mei 2018
K-4-17-I 1.112.000 825.000 RI
644 28 Mei 2018 30 Mei 2018
J-4-17-I 2.461.400 976.000 RI
645 28 Mei 2018 30 Mei 2018
C-4-11-I 4.136.300 1.507.000 RI
646 27 Mei 2018 30 Mei 2018
J-4-17-I 3.446.000 3.417.000 RI
647 27 Mei 2018 30 Mei 2018
K-1-50-I 3.973.100 4.180.000 RI
648 27 Mei 2018 30 Mei 2018
J-4-17-I 2.953.700 2.878.000 RI
706 31 Mei 2018 1 Jun 2018
M-4-12-I 1.966.700 2.798.000 RI
708 27 Mei 2018 1 Jun 2018
G-4-10-II 3.455.000 2.045.000 RI
709 31 Mei 2018 1 Jun 2018
G-4-15-I 3.279.900 1.825.000 RI
710 31 Mei 2018 1 Jun 2018
S-4-13-I 2.358.600 2.388.000 RI
718 30 Mei 2018 2 Jun 2018
G-4-24-I 1.969.700 1.025.000 RI
719 27 Mei 2018 2 Jun 2018
K-1-40-I 5.199.600 7.045.000 RI
721 2 Jun 2018 2 Jun 2018
Z-4-12-II 1.891.800 560.000 RI
723 2 Jun 2018 3 Jun 2018
G-4-21-I 1.796.400 1.171.000 RI
724 31 Mei 2018 3 Jun 2018
G-4-22-II 3.788.700 1.989.000 RI
725 31 Mei 2018 3 Jun 2018
K-4-17-I 1.334.400 931.000 RI
726 30 Mei 2018 3 Jun 2018
K-1-13-I
2.507.700 3.998.000 RI
727 30 Mei 2018 3 Jun 2018
I-4-17-II 2.003.300 1.603.000 RI
728 30 Mei 2018 3 Jun 2018
J-4-17-I 2.461.400 1.486.000 RI
730 31 Mei 2018 3 Jun 2018
G-4-15-I 2.733.200 1.543.000 RI
732 3 Jun 2018 4 Jun 2018
G-4-22-I 2.965.300 812.000 RI
756 30 Mei 2018 5 Jun 2018
G-4-15-I 2.733.200 1.948.000 RI
757 2 Jun 2018 5 Jun 2018
J-4-17-I 2.461.400 1.694.000 RI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
758 4 Jun 2018 5 Jun 2018
L-1-40-I 3.322.000 2.880.000 RI
794 2 Jun 2018 5 Jun 2018
G-4-22-I 3.459.500 3.759.000 RI
812 5 Jun 2018 6 Jun 2018
W-1-11-I 1.489.100 2.737.000 RI
816 3 Jun 2018 6 Jun 2018
K-4-17-I 1.112.000 1.053.000 RI
817 4 Jun 2018 6 Jun 2018
K-4-17-I 1.556.800 1.468.000 RI
818 5 Jun 2018 6 Jun 2018
O-6-13-I 1.511.600 1.307.197 RI
849 4 Jun 2018 7 Jun 2018
L-1-50-I 4.361.100 6.109.000 RI
853 3 Jun 2018 7 Jun 2018
E-4-10-I 4.562.600 4.003.000 RI
854 5 Jun 2018 7 Jun 2018
A-4-14-I 3.017.400 1.398.000 RI
855 4 Jun 2018 7 Jun 2018
I-4-15-I 4.170.400 3.671.000 RI
856 5 Jun 2018 7 Jun 2018
I-4-12-I 3.240.100 1.658.000 RI
860 5 Jun 2018 7 Jun 2018
I-4-12-II 2.682.600 658.000 RI
861 4 Jun 2018 7 Jun 2018
G-4-23-I 1.768.300 1.319.000 RI
872 5 Jun 2018 8 Jun 2018
W-4-16-I 1.956.800 1.309.000 RI
874 5 Jun 2018 8 Jun 2018
E-4-10-I 4.562.600 2.500.000 RI
875 7 Jun 2018 8 Jun 2018
L-4-10-I 1.596.900 3.446.000 RI
876 6 Jun 2018 8 Jun 2018
I-4-12-I 2.777.300 965.000 RI
877 4 Jun 2018 8 Jun 2018
I-4-15-I 4.170.400 5.731.000 RI
906 2 Jun 2018 9 Jun 2018
G-4-23-I 1.768.300 1.521.000 RI
908 6 Jun 2018 10 Jun 2018
K-4-17-I 1.556.800 2.302.000 RI
909 7 Jun 2018 10 Jun 2018
K-4-17-II 1.667.400 1.288.000 RI
911 9 Jun 2018 10 Jun 2018
L-1-50-I 5.233.300 3.384.000 RI
912 9 Jun 2018 10 Jun 2018
V-1-15-I 1.139.700 3.154.000 RI
913 7 Jun 2018 10 Jun 2018
A-4-14-I 3.017.400 1.635.000 RI
914 8 Jun 2018 10 Jun 2018
I-4-12-I 3.240.100 1.641.000 RI
915 9 Jun 2018 10 Jun 2018
E-1-20-I 6.018.600 4.330.000 RI
916 7 Jun 2018 11 Jun 2018
E-4-10-I 3.910.800 1.923.000 RI
917 8 Jun 2018 11 Jun 2018
A-4-14-I 2.155.300 1.201.000 RI
934 9 Jun 2018 11 Jun 2018
K-4-17-I 1.556.800 1.397.000 RI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
945 5 Jun 2018 11 Jun 2018
M-4-11-I 3.449.300 5.161.000 RI
946 8 Jun 2018 11 Jun 2018
M-4-10-I 1.977.200 940.000 RI
948 7 Jun 2018 12 Jun 2018
U-4-15-III 4.134.700 2.248.000 RI
949 9 Jun 2018 12 Jun 2018
K-4-17-I 1.112.000 842.000 RI
952 9 Jun 2018 12 Jun 2018
V-1-13-I 3.007.300 4.343.000 RI
994 11 Jun 2018 12 Jun 2018
L-4-13-I 2.217.900 4.412.000 RI
995 6 Jun 2018 12 Jun 2018
G-4-15-I 2.733.200 2.261.000 RI
996 8 Jun 2018 12 Jun 2018
I-4-10-I 2.616.800 2.419.000 RI
1,007 11 Jun 2018 13 Jun 2018
K-4-18-I 1.339.900 924.000 RI
1,011 8 Jun 2018 13 Jun 2018
G-4-15-I 3.826.500 3.310.000 RI
1,012 9 Jun 2018 13 Jun 2018
D-4-13-I 1.993.100 3.136.000 RI
1,013 8 Jun 2018 14 Jun 2018
G-4-15-I 2.733.200 1.827.000 RI
1,023 12 Jun 2018 15 Jun 2018
W-1-11-I 1.489.100 5.053.000 RI
1,025 14 Jun 2018 16 Jun 2018
U-4-11-I 1.178.700 864.500 RI
1,026 13 Jun 2018 16 Jun 2018
E-4-10-I 4.562.600 2.342.000 RI
1,027 13 Jun 2018 17 Jun 2018
K-4-17-I 1.556.800 2.021.000 RI
1,028 14 Jun 2018 17 Jun 2018
G-4-22-I 3.459.500 2.264.000 RI
1,029 13 Jun 2018 17 Jun 2018
D-4-13-I 1.993.100 2.483.000 RI
1,060 16 Jun 2018 18 Jun 2018
A-4-14-I 3.017.400 2.073.000 RI
1,061 14 Jun 2018 18 Jun 2018
I-4-10-I 3.140.200 3.452.000 RI
1,063 17 Jun 2018 18 Jun 2018
W-4-16-I 2.348.200 768.000 RI
1,085 18 Jun 2018 19 Jun 2018
L-1-40-I 3.322.000 3.830.000 RI
1,086 17 Jun 2018 19 Jun 2018
K-4-18-I 1.339.900 1.517.000 RI
1,087 18 Jun 2018 19 Jun 2018
M-4-12-I 1.966.700 2.888.000 RI
1,088 17 Jun 2018 19 Jun 2018
G-4-22-I 2.965.300 1.397.000 RI
1,107 17 Jun 2018 20 Jun 2018
E-4-13-I 2.960.400 2.301.000 RI
1,108 18 Jun 2018 20 Jun 2018
K-4-17-I 1.112.000 1.153.000 RI
1,110 16 Jun 2018 20 Jun 2018
I-4-16-I 1.965.200 2.599.000 RI
1,111 19 Jun 2018 20 Jun 2018
Z-4-12-II 1.891.800 1.314.000 RI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
1,122 17 Jun 2018 21 Jun 2018
E-4-10-I 3.910.800 2.329.000 RI
1,123 19 Jun 2018 21 Jun 2018
I-4-19-I 2.612.300 1.029.000 RI
1,124 19 Jun 2018 21 Jun 2018
W-1-20-I 6.617.300 5.621.000 RI
1,125 17 Jun 2018 21 Jun 2018
G-4-15-I 2.733.200 3.571.000 RI
1,126 19 Jun 2018 21 Jun 2018
K-4-17-I 1556.800 1.690.000 RI
1,127 18 Jun 2018 21 Jun 2018
E-4-10-I 3.259.000 3.610.000 RI
1,131 18 Jun 2018 21 Jun 2018
D-4-13-II 2.820.900 1.338.000 RI
1,132 18 Jun 2018 21 Jun 2018
L-4-13-I 2.661.500 1.007.000 RI
1,171 19 Jun 2018 22 Jun 2018
V-4-11-I 2.464.100 1.253.000 RI
1,172 19 Jun 2018 22 Jun 2018
A-4-14-I 2.586.400 978.000 RI
1,173 17 Jun 2018 22 Jun 2018
E-4-10-I 3.259.000 2.118.000 RI
1,174 20 Jun 2018 22 Jun 2018
K-4-17-I 1.556.800 1.644.000 RI
1,175 21 Jun 2018 22 Jun 2018
L-1-50-I 4.361.100 3.480.000 RI
1,184 21 Jun 2018 23 Jun 2018
L-1-50-I 4.361.100 4.888.000 RI
1,185 18 Jun 2018 23 Jun 2018
K-1-13-I 2.507.700 4.253.000 RI
1,186 21 Jun 2018 23 Jun 2018
J-4-17-I 2.953.700 1.280.000 RI
1,187 18 Jun 2018 23 Jun 2018
I-4-12-I 2.314.400 2.184.000 RI
1,189 22 Jun 2018 24 Jun 2018
J-4-18-I 2.008.900 1,453.000 RI
1,191 22 Jun 2018 25 Jun 2018
S-4-12-I 1.331.000 1.089000 RI
1,194 23 Jun 2018 25 Jun 2018
K-4-17-I 1.112.000 798.000 RI
1,218 23 Jun 2018 25 Jun 2018
M-4-18-I 1.859.900 1.112.000 RI
1,222 24 Jun 2018 26 Jun 2018
W-4-16-I 1.956.800 1.065.000 RI
1,223 23 Jun 2018 26 Jun 2018
A-4-14-I 2.155.300 1.462.000 RI
1,224 25 Jun 2018 26 Jun 2018
L-4-10-I 1.140.700 2.855.000 RI
1,257 25 Jun 2018 26 Jun 2018
W-4-12-II 5.024.100 2.822.000 RI
1,258 23 Jun 2018 26 Jun 2018
K-4-17-I 1.334.400 2.104.000 RI
1,259 25 Jun 2018 26 Jun 2018
L-1-40-I 3.322.000 3.019.000 RI
1,260 25 Jun 2018 26 Jun 2018
L-1-40-I 3.322.000 2.954.000 RI
1,263 25 Jun 2018 27 Jun 2018
E-4-13-I 2.467.000 1.056.000 RI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
1,264 19 Jun 2018 27 Jun 2018
I-4-15-I 5.004.500 6.436.000 RI
1,288 23 Jun 2018 28 Jun 2018
J-4-21-I 3.124.500 1.485.000 RI
1,289 24 Jun 2018 28 Jun 2018
K-4-17-I 1.334.400 1.155.000 RI
1,290 22 Jun 2018 28 Jun 2018
G-4-15-I 3.826.500 3.866.000 RI
1,291 26 Jun 2018 28 Jun 2018
U-1-20-I 4.006.300 684.000 RI
1,292 26 Jun 2018 28 Jun 2018
I-4-10-I 3.140.200 2.114.000 RI
1,293 26 Jun 2018 28 Jun 2018 J-4-17-I 2.461.400 1.441.000 RI
1,294 26 Jun 2018 28 Jun 2018 D-4-13-I 1.993.100 2.118.000 RI
1,312 28 Jun 2018 29 Jun 2018
L-1-40-I 4.650.800 3.332.000 RI
1,313 28 Jun 2018 29 Jun 2018
L-4-10-I 1.140.700 3.055.000 RI
1,314 27 Jun 2018 29 Jun 2018
U-1-15-I 3.509.500 5.419.000 RI
1,315 28 Jun 2018 29 Jun 2018
L-1-40-I 4.650.800 3.999.000 RI
1,316 28 Jun 2018 29 Jun 2018
L-1-40-I 4.650.800 3.763.000 RI
1,317 23 Jun 2018 29 Jun 2018
H-4-12-I 3.245.800 4.656.000 RI
1,318 23 Jun 2018 29 Jun 2018
U-4-11-I 1.178.700 1.467.000 RI
1,319 27 Jun 2018 29 Jun 2018
U-4-11-I 1.178.700 682.000 RI
1,320 25 Jun 2018 29 Jun 2018
E-4-10-I 4.562.600 3.772.000 RI
1,321 27 Jun 2018 29 Jun 2018
G-4-24-I 2.363.600 980.000 RI
1,322 26 Jun 2018 29 Jun 2018
O-6-10-II 4.678.500 4.308.000 RI
1,327 29 Jun 2018 30 Jun 2018
W-1-11-I 1.786.900 2.928.000 RI
1,328 29 Jun 2018 30 Jun 2018
W-1-11-I 1.786.900 3.183.000 RI
1,330 28 Jun 2018 30 Jun 2018
M-4-14-I 3.734.700 3.161.000 RI
1,331 28 Jun 2018 30 Jun 2018
U-1-15-I 2.924.600 5.577.000 RI
1,332 28 Jun 2018 30 Jun 2018
P-8-17-I
3.737.700 348.000 RI
1,333 27 Jun 2018 30 Jun 2018
K-1-50-I 5.562.300 4.900.000 RI
1,334 28 Jun 2018 30 Jun 2018
I-4-19-I 3.134.700 2.433.000 RI
1,335 28 Jun 2018 30 Jun 2018
J-4-21-I 2.603.800 777.000 RI
1,336 28 Jun 2018 30 Jun 2018
P-8-17-I 3.114.700 323.000 RI
1,340 29 Jun 2018 1 Jul 2018
O-6-10-I 5.306.800 4.820.000 RI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
1,341 30 Jun 2018 1 Jul 2018
D-1-20-I 3.445.900 3.402.000 RI
1,342 29 Jun 2018 1 Jul 2018
O-6-10-I 4.422.400 4.497.000 RI
1,343 30 Jun 2018 1 Jul 2018
L-4-10-I 1.140.700 2.129.000 RI
1,344 29 Jun 2018 1 Jul 2018
M-4-12-I 1.966.700 3.046.000 RI
1,396 28 Jun 2018 3 Jul 2018 J-4-13-II 3,719.100 2.872.000 RI
1,429 27 Jun 2018 3 Jul 2018 G-4-15-I 2,733.200 2.081.000 RI
1,430 30 Jun 2018 3 Jul 2018
K-1-13-I 3,510.800 4.889.000 RI
1,431 30 Jun 2018 3 Jul 2018
K-4-17-I 1.112.000 887.000 RI
1,432 30 Jun 2018 3 Jul 2018
I-4-15-I 4.170.400 2.561.000 RI
1,433 29 Jun 2018 3 Jul 2018
W-1-20-I 6.617.300 8.391.000 RI
1,457 3 Jul 2018 4 Jul 2018
L-4-10-I 1.368.800 2.931.000 RI
1,458 2 Jul 2018 4 Jul 2018
V-1-15-I 1.329.700 4.044.000 RI
1,459 2 Jul 2018 4 Jul 2018
L-1-50-I 6.105.500 5.822.000 RI
1,460 30 Jun 2018 4 Jul 2018
K-4-17-I 1.112.000 1.081.000 RI
1,461 3 Jul 2018 4 Jul 2018
G-4-15-I 2.733.200 1.785.000 RI
1,462 3 Jul 2018 4 Jul 2018
K-4-17-I 1.112.000 722.000 RI
1,501 3 Jul 2018 5 Jul 2018
K-1-14-I 4.069.600 4.722.000 RI
1,503 1 Jul 2018 5 Jul 2018
N-4-16-I 2.959.400 2.740.000 RI
1,505 3 Jul 2018 5 Jul 2018
U-4-11-I 1.650.100 1.291.000 RI
1,506 4 Jul 2018 5 Jul 2018
S-4-13-I 2.358.600 1.000.000 RI
1,507 2 Jul 2018 5 Jul 2018
E-4-11-I 2.760.300 1.919.000 RI
1,522 5 Jul 2018 6 Jul 2018
M-4-12-I 1.966.700 3.188.000 RI
1,523 3 Jul 2018 6 Jul 2018
W-4-16-I 2.348.200 3.544.000 RI
1,524 2 Jul 2018 6 Jul 2018
I-4-12-I 3.240.100 2.437.000 RI
1,525 2 Jul 2018 6 Jul 2018
E-4-10-I 3.910.800 1.631.000 RI
1,533 5 Jul 2018 7 Jul 2018 M-4-21-I 1.970.100 3.147.000 RI
1,534 5 Jul 2018 7 Jul 2018 M-4-12-I 1.966.700 3.139.000 RI
1,537 6 Jul 2018 7 Jul 2018 S-4-12-I 1.331.000 842.000 RI
1,538 3 Jul 2018 7 Jul 2018
K-1-13-I 2.507.700 4.066.000 RI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
1,539 5 Jul 2018 7 Jul 2018
J-4-17-I 2.461.400 1.435.000 RI
1,541 4 Jul 2018 8 Jul 2018
K-1-50-I 5.562.300 6.470.000 RI
1,542 2 Jul 2018 8 Jul 2018
K-4-17-I 1.556.800 3.118.000 RI
1,543 3 Jul 2018 8 Jul 2018
J-4-17-I 3.446.000 3.586.000 RI
1,563 4 Jul 2018 9 Jul 2018
G-4-15-I 2.733.200 1.562.000 RI
1,579 5 Jul 2018 9 Jul 2018
U-4-11-I 1.650.100 2.093.000 RI
1,580 6 Jul 2018 9 Jul 2018
I-4-17-I 1.720.800 2.455.000 RI
1,581 6 Jul 2018 9 Jul 2018
I-4-17-I 2.064.900 943.000 RI
1,629 8 Jul 2018 10 Jul 2018
U-4-11-I 1.414.400 848.000 RI
1,631 9 Jul 2018 10 Jul 2018
J-4-21-I 2.603.800 1.800.000 RI
1,636 9 Jul 2018 10 Jul 2018
L-4-10-I 1.140.700 2.272.000 RI
1,637 6 Jul 2018 10 Jul 2018
D-4-13-II 2.820.900 5.141.000 RI
1,638 7 Jul 2018 10 Jul 2018
D-4-13-I 2.790.400 3.237.000 RI
1,639 5 Jul 2018 10 Jul 2018
E-4-10-I 3.259.000 2.275.000 RI
1,640 3 Jul 2018 10 Jul 2018
E-4-10-I 3.910.800 10.232.000 RI
1,641 6 Jul 2018 10 Jul 2018
D-4-13-I 1.993.100 3.495.000 RI
1,642 7 Jul 2018 10 Jul 2018
K-4-18-I 1.116.600 859.000 RI
1,643 7 Jul 2018 10 Jul 2018
K-4-17-I 1.112.000 816.000 RI
1,644 6 Jul 2018 10 Jul 2018
G-4-24-I 1.969.700 2.199.000 RI
1,646 7 Jul 2018 10 Jul 2018
Z-4-12-II 1.891.800 1.238.000 RI
1,648 6 Jul 2018 10 Jul 2018
K-4-18-I 1.563.200 3.199.000 RI
1,649 9 Jul 2018 10 Jul 2018
M-4-12-I 1.966.700 2.043.000 RI
1,650 9 Jul 2018 10 Jul 2018
M-4-12-I 1.966.700 2.204.000 RI
1,666 8 Jul 2018 11 Jul 2018
K-4-18-I 1.339.900 1.375.000 RI
1,667 5 Jul 2018 11 Jul 2018
N-4-16-I 2.466.100 2.882.000 RI
1,668 8 Jul 2018 11 Jul 2018
K-1-50-I 3.973.100 3.695.000 RI
1,669 7 Jul 2018 11 Jul 2018
K-4-17-I 1.556.800 2.266.000 RI
1,670 9 Jul 2018 11 Jul 2018
K-1-14-I 4.069.600 3.217.000 RI
1,671 5 Jul 2018 11 Jul 2018
M-4-11-I 2.463.800 1.968.000 RI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
1,672 8 Jul 2018 11 Jul 2018
I-4-12-I 2.314.400 1.336.000 RI
1,675 8 Jul 2018 11 Jul 2018
W-1-20-I 5.514.400 5.690.000 RI
1,676 8 Jul 2018 11 Jul 2018
I-4-12-I 2.314.400 1.636.000 RI
1,706 6 Jul 2018 12 Jul 2018
E-4-10-I 3.259.000 2.498.000 RI
1,730 10 Jul 2018 13 Jul 2018
G-4-15-I 2.733.200 1.277.000 RI
1,731 11 Jul 2018 13 Jul 2018
P-8-17-I 3.737.700 321.000 RI
1,735 11 Jul 2018 13 Jul 2018
O-6-10-I 5.306.800 4.401.000 RI
1,736 12 Jul 2018 13 Jul 2018
M-4-12-I 2.753.300 2.415.000 RI
1,744 12 Jul 2018 14 Jul 2018
M-1-30-I 6.788.500 3.165.000 RI
1,745 11 Jul 2018 14 Jul 2018
K-1-50-I 5.562.300 5.227.000 RI
1,746 12 Jul 2018 14 Jul 2018
K-1-50-I 3.973.100 4.675.000 RI
1,747 12 Jul 2018 14 Jul 2018
K-1-14-I 4.069.600 3.194.000 RI
1,748 12 Jul 2018 14 Jul 2018
O-6-10-I 4.422.400 4.851.000 RI
1,749 12 Jul 2018 14 Jul 2018
V-1-12-I 5.765.300 3.392.000 RI
1,750 12 Jul 2018 14 Jul 2018
A-4-13-I 1.509.900 1.528.000 RI
1,751 12 Jul 2018 14 Jul 2018
P-8-17-I 3.114.700 352.000 RI
1,753 12 Jul 2018 14 Jul 2018
J-4-18-I 2.008.900 692.000 RI
1,754 12 Jul 2018 15 Jul 2018
I-4-17-I 1.720.800 763.000 RI
1,785 13 Jul 2018 16 Jul 2018
K-4-17-I 1.556.800 1.478.000 RI
1,786 12 Jul 2018 16 Jul 2018
M-4-10-I 1.977.200 1.051.000 RI
1,787 13 Jul 2018 16 Jul 2018
A-4-12-I 3.437.900 2.068.000 RI
1,788 15 Jul 2018 16 Jul 2018
O-6-13-II 2.147.000 1.608.000 RI
1,821 14 Jul 2018 17 Jul 2018
I-4-17-I 2.409.100 2.205.000 RI
1,822 14 Jul 2018 17 Jul 2018
I-4-12-II 2.682.600 1.470.000 RI
1,823 16 Jul 2018 17 Jul 2018
M-4-12-I 1.966.700 2.048.000 RI
1,827 16 Jul 2018 17 Jul 2018
I-4-21-I 2.442.500 682.000 RI
1,828 14 Jul 2018 17 Jul 2018
K-4-17-I 1.556.800 1.894.000 RI
1,829 15 Jul 2018 17 Jul 2018
K-4-18-I 1.116.600 950.000 RI
1,848 14 Jul 2018 18 Jul 2018
I-4-17-I 1.720.800 1.718.000 RI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
1,849 14 Jul 2018 18 Jul 2018
K-4-18-I 1.116.600 1.551.000 RI
1,850 15 Jul 2018 18 Jul 2018
E-4-10-I 4.562.600 2.519.000 RI
1,851 16 Jul 2018 18 Jul 2018
U-1-15-I 2.924.600 4.647.000 RI
1,852 15 Jul 2018 18 Jul 2018
K-1-50-I 3.973.100 4157.000 RI
1,853 13 Jul 2018 18 Jul 2018
E-4-10-I 3.259.000 2.897.000 RI
1,854 12 Jul 2018 18 Jul 2018
G-4-15-I 2.733.200 2.081.000 RI
1,888 16 Jul 2018 19 Jul 2018
K-1-50-I 3.973.100 4.520.000 RI
1,889 19 Jul 2018 19 Jul 2018
N-4-16-I 3.452.600 1.779.000 RI
1,890 13 Jul 2018 19 Jul 2018
I-4-12-II 2.682.600 2.939.000 RI
1,912 19 Jul 2018 20 Jul 2018
L-1-40-I 4.650.800 3.436.000 RI
1,913 19 Jul 2018 20 Jul 2018
L-1-40-I 3.986.400 3.096.000 RI
1,914 18 Jul 2018 20 Jul 2018
O-6-10-I 5.306.800 7.101.000 RI
1,916 18 Jul 2018 20 Jul 2018
P-8-17-I 3.737.700 400.000 RI
1,917 18 Jul 2018 20 Jul 2018
G-4-22-I 2.471.000 1.049.000 RI
1,930 18 Jul 2018 21 Jul 2018
S-4-13-I 1.965.500 1.178.000 RI
1,931 18 Jul 2018 21 Jul 2018
K-1-40-I 5.199.600 4.797.156 RI
1,932 18 Jul 2018 21 Jul 2018
I-4-19-I 2.612.300 2.773.000 RI
1,933 16 Jul 2018 21 Jul 2018
G-4-15-I 3.826.500 3.148.000 RI
1,937 19 Jul 2018 22 Jul 2018
K-1-50-I 3.973.100 3.639.000 RI
1,938 21 Jul 2018 22 Jul 2018
A-4-10-I 1.691.300 3.036.000 RI
1,939 18 Jul 2018 22 Jul 2018
K-4-17-I 1.112.000 1.496.000 RI
1,960 19 Jul 2018 23 Jul 2018
I-4-10-I 2.616.800 1.938.000 RI
1,961 23 Jul 2018 23 Jul 2018
I-4-17-I 2.409.100 1.097.000 RI
2,006 21 Jul 2018 24 Jul 2018
J-4-18-I 2.812.400 2660.000 RI
2,007 17 Jul 2018 24 Jul 2018
K-1-40-I 5.199.600 5.456.000 RI
2,008 23 Jul 2018 24 Jul 2018
L-1-40-I 3.322.000 4.471.999 RI
2,009 22 Jul 2018 24 Jul 2018
K-4-17-I 1.112.000 855.000 RI
2,030 21 Jul 2018 25 Jul 2018
K-1-13-I 2.507.700 4.066.000 RI
2,031 20 Jul 2018 25 Jul 2018
G-4-15-I 2.733.200 2.145.000 RI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
2,032 22 Jul 2018 25 Jul 2018
I-4-12-I 2.314.400 2.996.000 RI
2,081 23 Jul 2018 26 Jul 2018
D-4-13-I 1.993.100 2.804.000 RI
2,095 26 Jul 2018 27 Jul 2018
L-1-40-I 3.322.000 3.108.000 RI
2,096 24 Jul 2018 27 Jul 2018
G-4-15-II 3.262.000 1.559.000 RI
2,097 26 Jul 2018 27 Jul 2018
L-1-50-I 4.361.100 3.581.000 RI
2,098 26 Jul 2018 27 Jul 2018
L-4-10-I 1.140.700 2.538.000 RI
2,099 26 Jul 2018 27 Jul 2018
L-4-10-I 1.140.700 2.768.000 RI
2,118 26 Jul 2018 28 Jul 2018
K-4-17-I 1.556.800 1.578.000 RI
2,119 26 Jul 2018 28 Jul 2018
N-4-12-I 2.797.200 2.118.000 RI
2,120 26 Jul 2018 28 Jul 2018
L-1-40-I 3.322.000 3.509.000 RI
2,121 26 Jul 2018 28 Jul 2018
I-4-12-I 2.314.400 848.000 RI
2,125 25 Jul 2018 28 Jul 2018
A-4-13-I 1.078.500 1.677.000 RI
2,127 26 Jul 2018 29 Jul 2018
D-4-13-I 1.993.100 2.070.000 RI
2,152 27 Jul 2018 30 Jul 2018
E-4-13-I 2.467.000 1.379.000 RI
2,153 27 Jul 2018 30 Jul 2018
K-4-18-I 1.339.900 1.748.000 RI
2,154 28 Jul 2018 30 Jul 2018
O-6-13-I 2.116.300 2.948.000 RI
2,171 27 Jul 2018 31 Jul 2018
N-4-12-I 1.998.000 1.040.000 RI
2,172 28 Jul 2018 31 Jul 2018
E-4-13-I 3.453.700 1.914.000 RI
Jumlah 1.059.291.600 951.597.025
Saldo bulan Mei, Juni Juli dan Rawat Inap 107.694.575
Total 1.059.291.600 1.059.291.600
Kode RS:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Top Related