ANALISIS PEMAKNAAN
TENTANG PELESTARIAN LINGKUNGAN
HIDUP DALAM ALBUM KOMPILASI
“INDONESIA ADALAH PERTIWI”
KARYA ORGANISASI GREENPEACE
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial
(S. Sos)
Disusun oleh:
Afrizal Putra Arafat
1113051000081
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H/2019 M
i
ABSTRAK
AFRIZAL PUTRA ARAFAT
Analisis Pemaknaan tentang Pelestarian Lingkungan Hidupdalam Album Kompilasi “Indonesia adalah Pertiwi” KaryaOrganisasi GreenPeace
Album kompilasi dapat menjadi solusi dalammenyampaikan pesan komunikasi lewat bidang karya seni, karenalagu juga merupakan konsep yang tertuang dari penciptanya.Organisasi GreenPeace merangkul beberapa musisi untukmenyertakan lagunya di Album kompilasi “Indonesia adalahPertiwi” yang dirilis pada tanggal 21 September 2014 bertepatandengan hari perdamaian dunia.
Teori yang peneliti gunakan adalah teori pemaknaan milikGill Branston dan Roy Stafford, dengan pisau analisisnya untukmembedah teks lagu yang terdapat di album tersebutmenggunakan struktur, denotasi dan konotasi.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalahpendekatan kualitatif. Tujuan penelitian ini ialah untukmengetahui pengoptimalan rilis album secara online sertasinkronisasi antara konsep pelestarian lingkungan hidup sebagaikampanye yang diusung organisasi GreenPeace dengan konseppemaknaan lagu dengan para pemilik lagu.
Perilisan album kompilasi dilakukan dengan online, caraini sengaja yang merupakan bentuk kampanye pemanfaatanteknologi dalam upaya mengurangi penggunaan sumber dayayang dihasilkan oleh bumi. Para musisi terpilih juga mengusungkonsep pelestarian lingkungan hidup dalam liriknya. Strukturlagu di album ini meliputi: Tuhan, Manusia dan Alam. Denotasilirik berkaitan dengan konseptualisasi lagu, serta konotasinyaberkaitan dengan pelestarian lingkungan hidup.Kata Kunci: Pelestarian Lingkungan Hidup, Pemaknaan,Struktur, Denotasi dan Konotasi.
ii
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang. Puji serta syukur penulis panjatkan kepada
Allah SWT atas nikmat yang senantiasa semoga tercurahkan
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat dan salam juga tak lupa semoga Allah sampaikan
kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang telah membawa
kita dari zaman jahiliyah hingga zaman terang benderang ini.
Biarpun skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, namun
ini merupakan perjuangan yang maksimal, mengingat hasil tidak
pernah mengkhianati proses. Berkat tekad yang gigih, berdoa
yang tekun, motivasi yang membayangi dan inspirasi yang
mengelilingi serta pengarahan dari berbagai pihak, serta izin dan
rahmat Allah SWT, maka sampailah penulis pada penyelesaian
skripsi ini.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Dr. Arief Subhan, M.A. Dekan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi, beserta Bapak Suprapto,
M.Ed, Ph. D Wakil Dekan I Bidang Akademik, Ibu Dr.
Roudhonah, M.Ag Wakil Dekan II Bidang Administrasi
Umum dan keuangan serta Wakil Dekan III Bidang
Kemahasiswaan Bapak Dr. Suhaimi, M.Si.
2. Bapak Prof. Dr. Andi Faisal Bakti, MA. Ph.D Dosen
pembimbing skripsi, yang berulang kali meluangkan
iii
waktunya di rumah untuk memberi wawasan, arahan,
nasihat, juga contoh perilaku positif yang diterapkan di
kehidupan serta suguhan makanan, minuman hingga
buah-buahan ketika melakukan bimbingan.
3. Bapak Drs. Masran , M.A. Ketua Jurusan Komunikasi
Penyiaran Islam dan Ibu Fita Fathurokhmah, M. Si
Sekertaris Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam.
4. Ibu Nunung Khoiriyah, MA Dosen penasihat akademik
yang sukarela memberikan nasihat dan arahannya, selama
menjalani perkuliahan hingga tugas akhir.
5. Kepada seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi yang senantiasa memberikan ilmu, motivasi,
pengalaman kepada penulis selama menjalani dunia
perkuliahan.
6. Kepada semua jajaran staf tata usaha (TU) dan
perpustakaan UIN Jakarta, merangkap Perpustakaan
Utama, Perpustakaan Fakultas atas keramahan tamahan
mereka dalam melayani penulis, sehingga buku maupun
bahan bacaan yang lainnya dapat penulis akses.
7. Kepada kedua orang tua, ibunda tercinta ibu Sri Sulastri
dan tentunya ayahanda tercinta juga babah Samin, terima
kasih atas dorongan, doa, dan semuanya yang enggak
akan muat tertulis di sini, Allah akan mengabulkan yang
terbaik buat kalian.
8. Kepada seluruh keluarga, abang Andi Suhemi, kakak Ita
Diana, juga kakak Agung Akbar, kakak Vivi, bang Zen,
kakak Yanti, emak Enjek, mpo Ukar, Babah Ocim, om
iv
Yanto, kak Ana, kak Iyi, kak Yayah, om Ado, kak Arya,
kak Arum serta seluruh keluarga besar Ratiman Aminah,
terima kasih telah memberi kehangatan dalam keluarga
dari penulis kecil hingga sekarang dan tak kenal lelah.
9. Kepada Bapak Afif Saputra selaku manager digital
marketing organisasi GreenPeace Indonesia, Tony Q
Rastafara, Adrian Yunan, Lakota Moira para pemilik lagu,
terima kasih telah meluangkan waktunya untuk penulis,
juga sebagai narasumber dari tugas akhir penulis.
10. Kepada Ervan Tonnedy, kak Ainun Nadjib, kak Ajeng,
Aditya Iswandi, Achmad Ramadhan, Idris Sujana, Rudi
Maulana, Arief Budiman, Hidayatullah, Achmad Deas,
Muhammad Ikrom, Muhammad Rizki, Hendri
Afriliansyah, Aditya Nugraha, Muhammad Indra, Resa
Gosal, Abdul Rahman, Rizal Wahyudha, Tridiwa Arief,
Niam Absa, Asep Azhari, Fanhari Nugroho, Muhammad
Norhalim, Rifky Vahrizal, Janos Prakoso, Ridwan Jombi,
Gilang Magil, Hafidz Anwar, David Prima, Dito
Lazuardi, Muhammad Ichsan, Reza Pahlevi, Zaki
Mubarok, Hydrant Boy, HahaHihi dakwah 2013, family
DPR UIN Jakarta, KMLA Garuda, HMI Komfakda,
keluarga besar Mahasiswa Dakwah, KPI angkatan 2013,
kawan-kawan KKN Merpati Pelan, rekan-rekan Djavu
dan kawan-kawan yang tak penulis sebutkan, tanpa
menghilangkan rasa hormat penulis.
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI v
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah 8
C. Tujuan Penelitian 10
D. Manfaat Penelitian 10
E. Metodologi Penelitian 12
1. Bingkai Teoritis 12
2. Paradigma Penelitian 13
3. Metode Penelitian 13
4. Teknik Pengumpulan Data 14
5. Teknik Analisis Data 15
6. Subjek dan Objek Penelitian 16
F. Tinjauan Pustaka 16
G. Sistematika Penulisan 19
BAB II LANDASAN TEORITIS 20
A. Analisis Pemaknaan 20
1. Pengertian Analisis 20
2. Pemaknaan Gill Branston 21
B. Pelestarian Lingkungan Hidup 33
1. Pelestarian 33
2. Lingkungan Hidup 34
C. Konseptualisasi Lirik Lagu 44
1. Pembendaharaan Kata 45
vi
2. Urutan Kata 45
3. Daya Sugesti Kata 46
D. Album Kompilasi 47
BAB III PROFIL 48
A. GreenPeace 48
1. Sejarah GreenPeace 48
2. Misi GreenPeace 49
B. Tony Q Rastafara 49
1. Autobiografi Tony Q Rastafara 49
2. Album yang diproduksi 57
3. Penghargaan yang diraih 58
C. Pandai Besi 58
1. Autobiografi Pandai Besi 58
2. Album yang diproduksi 60
3. Personil 60
4. Penghargaan yang diraih 61
D. Navicula 61
1. Autobiografi Navicula 61
2. Album yang diproduksi 62
3. Personil 63
4. Penghargaan yang diraih 63
BAB IV ANALISIS DATA 64
A. Struktur 64
1. Lirik lagu Bumi Menunggu 64
2. Lirik lagu Hujan jangan Marah 75
3. Lirik lagu Love Bomb 79
B. Denotasi 81
vii
1. Lirik lagu Bumi Menunggu 81
2. Lirik lagu Hujan jangan Marah 82
3. Lirik lagu Love Bomb 83
C. Konotasi 85
1. Lirik lagu Bumi Menunggu 85
2. Lirik lagu Hujan jangan Marah 88
3. Lirik lagu Love Bomb 90
D. Refleksi 93
BAB V PENUTUP 61
A. Kesimpulan 61
B. Saran 62
DAFTAR PUSTAKA 62
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut pendapat Suhastjarja, yang dikutip Soedarsono
dalam buku Pengantar Apresiasi Seni “musik ialah ungkapan rasa
indah manusia dalam bentuk suatu konsep pemikiran yang bulat,
dalam wujud nada-nada atau bunyi lainnya yang mengandung
ritme dan harmoni, serta mempunyai suatu bentuk dalam ruang
waktu yang dikenal oleh diri sendiri dan manusia lain dalam
lingkungan hidupnya, sehingga dapat dimengerti dan
dinikmatinya.”1
Imam Abu Bakar Ibnu Arabi (dalam Ahkamul Qur’an
jilid III, hal. 1053-1054) menyatakan: “Tidak terdapat satu dalil
pun di dalam Al Qur’an maupun Sunnah Rasul yang
mengharamkan nyanyian. Bahkan banyak hadits shahih
menunjukkan kebolehan nyanyian itu. Setiap hadits maupun ayat
yang dipergunakan untuk menunjukkan keharamannya maka ia
adalah bathil dari segi sanad, bathil juga segi I’tiqad, baik
bertolak dari nash maupun dari penakwilan.”2
Nyanyian dibagi ke dalam dua jenis. Nyanyian haram dan
nyanyian halal. Nyanyian haram adalah “nyanyian yang disertai
1 Soedarsono, Pengantar Apresiasi Seni, (Jakarta: BalaiPustaka. 1992), h. 13-14.
2https://www.hidayatullah.com/artikel/opini/read/2012/09/12/4059/musik-dalam-islam-bolehkah.html diakses pada 07 Januari 2019.
2
dengan perbuatan haram atau mungkar, semisal minuman khamr,
menampilkan aurat wanita atau nyanyiannya berisi syair yang
bertentangan dengan aqidah atau melanggar etika kesopanan
Islam.”3
Sedangkan nyanyian halal adalah “nyanyian yang
syairnya membangkitkan semangat perjuangan (jihad), atau
nyanyian yang syairnya menunjukkan ketinggian ilmu para ulama
dan keistimewaan mereka, atau nyanyian yang memuji saudara
maupun sesama teman dengan cara menonjolkan sifat-sifat mulia
yang mereka miliki.”4 Begitu pula dengan “nyanyian yang
melunakkan hati kaum Musimin terhadap agama atau yang
mendorong mereka untuk berpegang teguh kepada ajaran Islam
dan macam-macam nyanyian yang membicarakan tentang
keindahan alam atau yang membicarakan tentang persoalan ilmu,
menunggang kuda dan lain-lain.”5
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “Lagu ialah
ragam suara yang berirama.6 Sedangkan, lirik lagu berarti karya
3https://www.hidayatullah.com/artikel/opini/read/2012/09/12/4059/musik-dalam-islam-bolehkah.html diakses pada 07 Januari 2019.
4https://www.hidayatullah.com/artikel/opini/read/2012/09/12/4059/musik-dalam-islam-bolehkah.html diakses pada 07 Januari 2019.
5https://www.hidayatullah.com/artikel/opini/read/2012/09/12/4059/musik-dalam-islam-bolehkah.html diakses pada 07 Januari 2019.
6 Tim Penyusun , Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:Balai Pustaka. 2007), Ed-3,h. 624.
3
sastra atau (puisi), yang berisi curahan perasaan pribadi atau juga
susunan kata dari sebuah nyanyian.”7
Oleh karena itu, sudah menjadi hal yang wajar, jika
manusia menyukai musik sebagai sesuatu yang indah. Sidi
Gazalba mengatakan “kalau kesenian itu mengandung daya tarik
yang berkesan untuk menarik sasarannya dan pemanfaatannya
sendiri bertujuan untuk menimbulkan kesenangan yang bersifat
estetik (keindahan), juga merupakan naluri atau fitrah manusia.”8
Dalam kehidupan yang bermasyarakat, tak selamanya
yang kita bayangkan berjalan selaras dengan realita yang ada.
Terkadang perlu ada yang diinovasi ataupun direnovasi. Yang
bisa dimanfaatkan adalah menyelipkan pesan-pesan melalui lirik
yang terdapat di lagu. Terlebih lagi musisi mempunyai peran
penting mengubah pola pikir bahkan terhadap perilaku para
fansnya melalui lagu-lagu yang ia ciptakan.
Energi pada setiap makhluk hidup dibutuhkan oleh
makhluk hidup yang lain, yang menyebabkan terjadinya
kelangsungan hidup. Dalam Islam saling keterkaitan ini
merupakan salah satu tujuan penciptaan Allah. Sebab Allah
menciptakan sesuatu dengan tidak sia-sia (dengan suatu tujuan).9
7 Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan PengembanganBahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Bina Aksara, 1986),cet. ke-4, h. 528.
8 Sidi Gazalba, Islam dan Kesenian, (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1998), cet. ke-1, h. 186.
9 M. Bahri Ghazali, Lingkungan Hidup dalam PemahamanIslam, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), cet. ke-1, h. 10.
4
Banyak jalan yang dapat digunakan dalam penyampaian
pesan. Salah satu yang dapat digunakan untuk menyampaikan
pesan ialah melalui lirik lagu. Lagu mempunyai daya tarik
melalui estetika (keindahan). Pemilihan kata yang terdapat di
dalam lirik lagu, dapat membuat tidak membosankan bagi para
pendengarnya.
Kehadiran lingkungan bagi kehidupan makhluk pada
hakikatnya, merupakan suatu syarat mutlak bagi kelangsungan
hidup secara menyeluruh. Jika kondisi lingkungannya
menunjukkan keadaan yang baik, berarti lingkungan tersebut
menunjang terhadap kelangsungan hidup bagi makhluk hidup.
Oleh karena itu, kualitas atau mutu lingkungan adalah “kondisi
lingkungan dalam hubungannya dengan mutu hidup. Makin
tinggi derajat mutu hidup dalam suatu lingkungan tertentu makin
tinggi pula derajat mutu lingkungan tersebut dan sebaliknya.”10
Di dalam mengatasi masalah-masalah lingkungan yang
dihadapi oleh lingkungan hidup secara total, diperlukan adanya
suatu kesadaran akan pentingnya arti lingkungan bagi kehidupan
terutama sekali hubungannya dengan kehidupan manusia yang
bersifat sentral. Artinya, manusia memegang peranan yang sangat
penting dalam mengelola lingkungan bahkan juga mendatangkan
adanya kerusakan lingkungan.11
10 Otto Soemarwoto, Ekologi, Lingkungan Hidup danPembangunan, (Jakarta: Djambatan, 1989), h. 55.
11 M. Bahri Ghazali, Lingkungan Hidup: dalam PemahamanIslam, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), cet. ke-1, h. 28.
5
Seperti yang telah dijelaskan dalam Al-Qur’an tentang
lingkungan hidup:
ون ز و م ء ن كل شي نا فیھا م بت أن ي و س و نا فیھا ر قی أل ھا و ن د د م ض ر ٱأل و
Artinya: Dan Kami telah menghamparkan bumi dan
menjadikan padanya gunung-gunung dan Kami
tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran (QS.
Al-Hijr: 19)
Selanjutnya, dalam tafsir ilmi juga dijelaskan,
bahwasannya:
“Mauzun adalah bentuk isim maf’ul darikata kerja wazana yazinu waznan, menimbang.Mauzun artinya yang ditimbang, yang terukur.Segala tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macamjenis dan karakteristiknya di muka bumi, baikpohon-pohon besar yang keras, pohon perdu,maupun tumbuhan kecil sampai rumput, semuaAllah tumbuhkan secara terukur, baik guna danmanfaatnya di atas permukaan bumi. Demikianpula akar-akar tumbuhan dari pohon tersebut, yangjuga berfungsi menahan air, menjaga erosi danmewujudkan kesuburan tanah. Semua berlangsungsecara teratur, sistemik, dan berkeseimbangan.Sebagai contoh, untuk menjaga keseimbanganalam, ada binatang yang berfungsi sebagaipredator/pemangsa jenis binatang lainnya yangpopulasinya terlalu banyak, demikian danseterusnya.12
12 LIPI, Penciptaan Bumi dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sains,(Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, 2010), h. 57.
6
Intervensi atau campur tangan manusia ke dalam
lingkungan, merupakan sebuah unsur untuk terbentuknya
masalah lingkungan hidup ataupun tetap lestarinya lingkungan
hidup tersebut. Hal ini sesuai dengan definisi lingkungan hidup,
seperti terdapat pada bahasan terdahulu, yang menunjukkan,
bahwa keterlibatan manusia ke dalam lingkungan sebagai sebab
adanya lingkungan hidup. Artinya, manusia merupakan faktor
penentu dalam sistem ekologi, sebab pada dasarnya manusialah
yang berperan dalam menentukan kelangsungan lingkungan
hidup.13
Dalam tingkat pemahaman dan sudut pandang seperti itu,
terlihat sangat jelas, bahwa lingkungan hidup yang menjadi
pokok atau objek pada bahasan di sini, dimengerti dalam sebuah
tatanan utuh yang saling memiliki keterkaitan satu dengan
lainnya, berupa lingkungan dan hidup. Lingkungan adalah sebuah
ekosistem, alam semesta. Tetapi lingkungan itu sekaligus punya
kaitan yang tidak dapat dipisahkan dengan unsur-unsur
kehidupan yang ada di dalamnya.14
Sebagai mana dikatakan Denis Owen, “Ekologi berurusan
dengan hubungan di antara tumbuhan dan hewan dan lingkungan
di mana mereka hidup.”15 Ringkasnya, ekologi adalah “sebuah
13 M. Bahri Ghazali, Lingkungan Hidup dalam PemahamanIslam, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), cet. ke-1, h. 45-46.
14 A. Sonny Keraf, Filsafat Lingkungan Hidup: Alam sebagaiSebuah Sistem Kehidupan, (Yogyakarta: Kanisius, 2014), cet. ke-1, h.43.
15 Denis Owen, Whats Is Ecology?, (Oxford: Oxford UniversityPress, 1980), h. 21.
7
kajian tentang organisme atau makhluk hidup pada umumnya
manusia, hewan, tumbuhan dan makhluk hidup lainnya termasuk
virus. Hubungan atau interaksi di antara makhluk hidup tersebut,
terjadi satu sama lain dan dengan ekosistem seluruhnya dalam
sebuah proses kait-mengait.”16
GreenPeace adalah sebuah organisasi internasional non
pemerintah yang berkampanye untuk melindungi hak-hak
lingkungan secara global. Organisasi GreenPeace berdiri pada
tahun 1971. Organisasi GreenPeace memiliki kantor pusat yang
berlokasi di Amsterdam Belanda. Organisasi ini sudah memiliki
kantor regional di 41 negara.17
Banyak program kerja yang sudah dilakukan dan sedang
dijalankan oleh organisasi GreenPeace ini. Salah satu cara
kampanye lingkungan yang dilaksanakan organisasi ini adalah
dengan membuat album kompilasi Indonesia adalah Pertiwi,
Album ini berisikan lagu-lagu karya dari beberapa musisi(Sisir
Tanah, Tony Q Rastafara, Negeri Lumut, Speak Up, Pandai Besi,
Besok Bubar, Spank, Dendang Kampungan, Filastine, Iksan
Skuter, Navicula, Auman) di Indonesia.
Berikut kata pengantar dari album “Indonesia adalah
Pertiwi.” Indonesia menyebut dirinya sebagai pertiwi, sang ibu
bumi, jelmaan Laksmi, dewi kekayaan, kesuburan, kemakmuran,
16 Denis Owen, Whats Is Ecology?, (Oxford: Oxford UniversityPress, 1980), h. 21.
17 http://www.greenpeace.org/seasia/id/about/sejarah-greenpeace/ di akses pada 05 April 2018.
8
keberuntungan, kecantikan, keadilan, dan kebijaksanaan.
Sedangkan kita, manusia adalah oeidipus yang serakah ingin
menguasai, memperkosa ibu yang membagi tubuh dan rohnya.
Album yang dikompilasikan oleh GreenPeace ini dirilis
pada tanggal 21 September 2014. Bertepatan juga dengan
jatuhnya hari perdamaian dunia/internasional. Album kompilasi
ini dirilis tidak secara fisik melaikan secara online. Di album ini
terdapat 12 lagu dari musisi yang berbeda, dan lagu “Bumi
Menunggu” karya Tony Q, lagu “Hujan Jangan Marah” karya
Pandai Besi, serta lagu “Love Bomb” karya Navicula. Ketiga lagu
yang terpilih ini, karena ketiga musisi ini yang mempunyai fans
banyak diantara yang lainnya.18
Berdasarkan di atas, maka penulis tertarik dan bermaksud
mengajukan skripsi dengan judul “Analisis Pemaknaan Tentang
Pelestarian Lingkungan Hidup dalam Album kompilasi Indonesia
adalah Pertiwi Karya Organisasi GreenPeace.”
B. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Sebelum membatasi masalah, maka penulis akan
terlebih dahulu memberikan identifikasi masalah seputar
judul yang tertera. Penulis menemukan adanya
permasalahan, kenapa album kompilasi “Indonesia adalah
Pertwi” karya organisasi GreenPeace di rilis secara online
18https://www.kompasiana.com/benyamin.siburian/54f4754e745513972b6c8ad0/green-in-peace-indonesia-adalah-pertiwi di akses pada07 Januari 2019.
9
dan lagu yang terdapat di album kompilasi tersebut
sinkron dengan maksud GreenPeace sebagai kampanye
tentang pelestarian lingkungan hidup. Musisi juga
mempunyai kekuatan merubah pola pikir dan sugesti
terhadap penggemarnya melalui lirik yang terdapat di
karya buatannya ataupun perilaku yang diterapkan di
kehidupan.
2. Batasan Masalah
Pembatasan dalam bahasan penelitian ini hanya
memfokuskan ke Lagu “Bumi Menunggu” karya Tony Q,
Lagu “Hujan Jangan Marah” karya Pandai Besi dan Lagu
“Love Bomb” karya Navicula.
3. Rumusan Masalah
Dengan pembatasan masalah yang terdapat di atas,
maka rumusan masalah mayor dalam penelitian ini,
yaitu: Bagaimana pemaknaan tentang pelestarian
lingkungan hidup yang terdapat di dalam Album
Kompilasi “Indonesia adalah Pertiwi”? Adapun
pertanyaan minor skripsi ini antara lain:
a. Seperti apa struktur lirik yang terdapat di lagu
tersebut?
b. Apa makna denotasi yang terdapat di
konseptualisasi lirik lagu tersebut?
c. Apa makna konotasi dalam konteks pelestarian
lingkungan hidup yang terdapat di lirik lagu
tersebut?
10
C. Tujuan dan Pernyataan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan tersebut, maka tujuan dari
penelitian ini, ialah:
Menganalisis makna pelestarian lingkungan hidup yang
terkandung dalam album kompilasi “Indonesia adalah pertiwi”
karya organisasi GreenPeace, dalam tinjauan pemaknaan lirik
lagu khususnya, struktur lagu serta makna denotasi dan konotasi
dalam konteks pelestarian lingkungan hidup di lagu tersebut.
Adapun Pernyataan penelitian adalah sinkron antara maksud
Greenpeace mengompilasikan lagu-lagu tersebut di album
“Indonesia adalah Pertiwi” sebagai kampanye tentang lingkungan
dengan pemaknaan para musisi menciptakan lagu tersebut untuk
pesan pelestarian lingkungan hidup.
D. Manfaat Penelitian
Berkelanjutan dengan penjelasan yang terdapat di atas,
maka manfaat penelitian ini yaitu:
1. Manfaat Akademis
Penelitian ini dapat bermanfaat untuk perkembangan studi
ilmu komunikasi dan juga sebagai studi analisis pemaknaan yang
disampaikan melalui lagu maupun studi analisis pemaknaan di
fakultas Ilmu dakwah dan ilmu komunikasi.
11
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini dapat bermanfaat bagi khalayak pada
umumnya, menambah pengetahuan terkait pemaknaan tentang
pelestarian lingkungan hidup yang dapat disampaikan melalui
lirik-lirik yang terkandung dalam album dan manfaatnya terhadap
lingkungan hidup dengan iklim di bumi serta kekuatan daya
sugesti kata untuk merubah pola pikir untuk dapat hidup
berdampingan dengan lingkungan hidup yang sehat.
12
E. Metodologi Penelitian1. Bingkai teoritis
Pemaknaan
Tony QRasrafara Navicula
BumiMenunggu
Hujan JanganMarah
Love Bomb
Denotasi/Tersurat
1-5.Pembendaharaan Kata.6-8. DayaSugesti Kata.9-11.Pembendaharaan Kata.12-15. DayaSugesti Kata.
1-2. PrinsipKasihSayang&Kepedulian terhadapAlam. 3.Kerusakan Hutan4. Sampah.5-6. PrinsipIntegritas Moral.7-8. SikapHormat terhadapAlam. 9-10.PrinsipTanggungJawab. 11. AlamTitipan Tuhan.12-13. MaknaLH bagiKehidupan. 14-15. PrinsipDemokrasi.
1-4. DayaSugestiKata.5-8.Pembendaharaan Kata. 9-12. DayaSugesti Kata.
Struktur Denotasi dan KonotasiSemiotika
Kode
Album Kompilasi “Indonesia adalah Pertiwi”
LingkunganHidup
Pandai Besi
Konotasi/Tersirat
Denotasi/
Tersurat
Konotasi/Tersirat
1-4 PrinsipKeadilan. 5-6.SolidaritasKosmis 7-12. BencanaHidrometeorologi
Denotasi/Tersurat
Konotasi/Tersirat
LingkunganHidup
1-10 UrutanKata. 11-12.Pembendaharaan Kata.13-14.UrutanKata. 15-16. DayaSugestiKata.
Lingkungan Hidup
1-4. Prinsip TidakMerugikan 5-8.KesadaranLingkungan. 9-12.Prinsip HidupSederhana 13-16.KeseimbanganLingkunganHidup.
13
2. Paradigma Penelitian
Paradigma disebut juga perspektif atau mahzab pemikiran.
Menurut Nina W. Syam yang dikutip Elvinaro, secara singkat,
“perspektif adalah sudut pandang atau fokus teori tersebut.”19
Menggunakan perspektif berarti menyadari bahwa suatu
pemahaman selalu dibangun oleh apa yang diamati dan konsep
apa yang digunakan dalam pengamatan. “Konsekuensi dari
penggunaan perspektif adalah kearifan untuk menyatakan bahwa
apa yang kita ketahui sekarang bukanlah kebenaran mutlak,
melainkan hanya pemahaman yang diciptakan manusia.20
Dalam hal ini, pemahaman atas lagu-lagu dan lirik-lirik
yang dibahas ini dianalisis berdasarkan pemaknaan persepektif
struktur, denotasi dan konotasi.
3. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode
penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang bermaksud memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian seperti
perilaku, motivasi, persepsi, tindakan dan sebagainya.21
Pendeketan kualitatif ini digunakan karena bersifat luwes, sangat
rinci, tidak rumit dalam medefinisikan suatu konsep, serta
19 Elvinaro Ardianto dan Bambang Q-Anees, Filsafat IlmuKomunikasi (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007), cet. Ke-1. h.77.
20 Elvinaro Ardianto dan Bambang Q-Anees, Filsafat IlmuKomunikasi (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007), cet. Ke-1. h.77.
21 Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif; Edisi Revisi,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hal.6.
14
memberikan kemungkinan bagi perubahan-perubahan manakala
ditemukan fakta yang lebih mendasar, menarik dan unik yang
terjadi di lapangan.22
Model yang digunakan oleh peneliti adalah teori
pemaknaan milik Gill Branston dan Roy Stafford.23
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Penelitian terhadap Dokumen
Untuk memperoleh data-data yang
diperlukan, penulis menggunakan teknik
ini. Teknik ini digunakan untuk
memperoleh data dalam bentuk
pengamatan dan pencatatan dengan
sistematis fenomena yang diselidiki.24
Yang dapat diartikan penulis akan
mengumpulkan data yang berkaitan dengan
penelitian ini seperti buku, artikel, website,
gambar, dan kutipan lainnya yang
berhubungan dengan lagu “Bumi
Menunggu” karya Tony Q, lagu “Hujan
Jangan Marah” karya Pandai Besi, dan
lagu “Love Bomb” karya Navicula.
22 Burhan Bungin, Analisa Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta:PT Radja Garafindo Perkasa, 2003), cet. ke-2, hal.39.
23 Gill Branston dan Roy Stafford, The Media Student’s Book,(London: Rouledge, 2003), h. 9.
24 Sutrisno, Metodologi Research, (Jogjakarta: Andi Offset,1989), h. 192.
15
b. Wawancara
Kemudian, untuk memperkuat analisis dan
kemurnian/valid data maupun informasi,
peneliti juga akan mengambil data melalui
wawancara langsung dengan penulis atau
pencipta lagu dan pihak GreenPeace
sebagai fasilitator album kompilasi
“Indonesia adalah Pertiwi” ini.
5. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian pemaknaan ini, data-data akan
disesuaikan dan dibedah dengan menggunakan metode bingkai
teoritis milik Gill Branston dan Roy Stafford.25 Pada tahap
pertama, yaitu peneliti akan mengamati struktur pada lirik lagu
yang berada di album “Indonesia adalah pertiwi.” Pada tahap
kedua, peneliti akan mengamati tanda pada lirik lagu yang berada
di album tersebut. Kemudian, tanda tersebut akan didefinisikan
dengan makna yang sesungguhnya yang bersifat objektif. Pada
tahap terakhir, tanda tersebut akan peneliti konotasikan dengan
makna tambahan yang bersifat subjektif berdasarkan nilai-nilai
pelestarian lingkungan hidup. Data tersebut merupakan data yang
terdapat pada lirik lagu yang terdapat di album “Indonesia adalah
Pertiwi.” Selanjutnya diartikan oleh peneliti disesuaikan dengan
kerangka analisis pemaknaan. Adapun teknik penulisan skripsi ini
penulis berpedoman kepada SK Rektor Nomor 507 tentang
pedoman penulisan karya ilmiah.
25 Gill Branston dan Roy Stafford, The Media Student’s Book,(London: Rouledge, 2003), h. 9.
16
6. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah aktivis lingkungan
organisasi GreenPeace sebagai fasilitator album “Indonesia
adalah Pertiwi,” Tony Q, Pandai Besi dan Navicula. Sedangkan
objek penelitiannya adalah lagu “Bumi Menunggu” karya Tony
Q, Lagu “Hujan Jangan Marah” karya Pandai Besi dan Lagu
“Love Bomb” karya Navicula.
F. Tinjauan Pustaka
Sebelum melakukan penelitian ini, terlebih dahulu peneliti
melalukan tinjauan pustaka ke beberapa perpustakaan untuk
mengetahui penelitian yang dilakukan sudah terdapat bidang
yang sama. Setelah melakukan penelusuran skripsi di
perpustakaan bermacam universitas. Penulis menemukan
beberapa judul skripsi yang berkaitan dengan skripsi yang akan
peneliti lakukan, yaitu:
Pertama, Skripsi karya Ervan Tonnedy Tahun 2017.
Mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta. Dengan judul “Pemaknaan Islam dan
Yahudi dalam Video Clip Satu Dewa 19.” Skripsi tersebut
memiliki kesamaan dengan penelitian penulis. Yaitu, sama-sama
meneliti menggunakan teori pemaknaan. Namun, penelitian
penulis meneliti lirik lagu dari album “Indonesia adalah Pertiwi.”
17
Sedangkan penelitian Ervan Tonnedy meneliti pemaknaan Islam
dan Yahudi di video clip Satu Dewa 19.26
Kedua, Skripsi karya Nurul Qurnia Ningsih Tahun 2017.
Mahasiswa Jurusan Perbandingan Mahzab dan Hukum Fakultas
Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Alauddin Makasar.
Judul skripsi ini adalah “Konsep Pelestarian Lingkungan Hidup
dalam Hukum Islam (Studi Lapangan di Desa Jombe Kecamatan
Turatea Kabupaten Jeneponto.” Skripsi tersebut memiliki
persamaan dengan penelitian penulis, yaitu, sama-sama meneliti
pelestarian lingkungan hidup. Namun, skripsi penulis membahas
pelestarian lingkungan hidup di lirik lagu dalam album
“Indonesia adalah Pertiwi.” Sedangkan, penelitian Nurul Qurnia
Ningsih menyangkut pelestarian lingkungan hidup dalam hukum
Islam di Desa Jombe Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto.27
Ketiga, Skripsi karya Indrayana Tahun 2015. Penulisnya
adalah mahasiswa Jurusan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Semarang. Dengan judul skripsi “Nilai
Kemanusiaan dan Sosial dalam Lirik Lagu Tony Q Rastafara
sebagai Inspirasi dalam Karya Lukis Gaya Surealistis.” Skripsi
tersebut memiliki persamaan dengan penelitian penulis. Yaitu,
sama-sama meneliti Tony Q rastafara. Namun, skripsi penulis
26 Ervan Tonnedy, “Pemaknaan Islam dan Yahudi dalam VideoClip Satu Dewa 19.” (Skripsi S1 Mahasiswa Jurusan Komunikasi danPenyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu KomunikasiUniversitas Islam Negeri Syarif HidayatuLlah Jakarta, 2017).
27 Nurul Qurnia Ningsih, “Konsep Pelestarian LingkunganHidup dalam Hukum Islam (Studi Lapangan di Desa Jombe KecamatanTuratea Kabupaten Jeneponto).” (Skripsi S1 Mahasiswa JurusanPerbandingan Mahzab dan Hukum Fakultas Syariah dan HukumUniversitas Islam Negeri Alauddin Makasar, 2017).
18
adalah pelestarian lingkungan hidup di lirik lagu “Bumi
Menunggu.” Sedangkan, penelitian Indrayana berkaitan dengan
nilai kemanusiaan dan sosial dalam lagu Tony Q Rastafara
sebagai inspirasi karya lukis gaya Surealistis.28
Keempat, Skripsi karya Fahmi Mubarok Tahun 2013. Ini
adalah mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dengan judul skripsi
“Analisis Wacana Kritik Sosial pada Album Efek Rumah Kaca
Karya Group Band Efek Rumah Kaca.” Skripsi tersebut memiliki
persamaan dengan penelitian penulis. Yaitu, sama-sama meneliti
Efek Rumah Kaca. Namun, skripsi penulis meneliti lirik dari lagu
“Hujan Jangan Marah.” Sedangkan, penelitian Fahmi Mubarok
meneliti kritik sosial di lagu jatuh cinta itu biasa saja, bukan
lawan jenis, belanja terus sampai mati, debu-debu berterbangan
dan di udara.29
Kelima, Skripsi karya Findi Kinanti Tahun 2015. Mahasiswa
Jurusan Penyiaran Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu
Buana. Dengan judul skripsi “Kritik Sosial dalam Lirik Lagu
Metropolitan dari Band Navicula (Analisis Wacana Fairclough
dan Semiotika De Saussure).” Skripsi tersebut memiliki
28 Indrayana, “Nilai Kemanusiaan dan Sosial dalam Lirik LaguTony Q Rastafara sebagai Inspirasi dalam Karya Lukis GayaSurealistis.” (Skripsi S1 Mahasiswa Jurusan Seni Rupa FakultasBahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang, 2015).
29 Fahmi Mubarok, “Analisis Wacana Kritik Sosial dalam AlbumEfek Rumah Kaca Karya Group Band Efek Rumah Kaca.” (Skripsi S1Mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas IlmuDakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta, 2013).
19
persamaan dengan penelitian penulis, yaitu, sama-sama meneliti
Navicula. Namun, skripsi penulis meneliti lirik dari lagu “Love
Bomb.” Sedangkan, penelitian Findi Kinanti meneliti kritik sosial
dalam lagu Metropolitan karya Navicula.30
G. Sistematika Penulisan
Peneliti membagi penelitian ini ke dalam lima bab agar
mempermudah pembahasannya. Di setiap babnya terdapat sub
bab. Sistematika penulisannya sebagai berikut:
Skripsi ini dimulai dengan pendahuluan pada Bab I di
dalamnya permasalahan (latar belakang masalah, identifikasi
masalah, batasan masalah, rumusan masalah), tujuan penelitian,
manfaat penelitian serta metodologi penelitian (bingkai teoritis,
paradigma penelitian, metode penelitian, teknik pengumpulan
data, teknik analisis data, subjek dan objek penelitian, pedoman
penulisan), tinjauan pustaka dan terakhir sistematika penulisan.
Sebagai karya ilmiah, landasan teoritis dibahas pada Bab
II. Dalam bab ini, dijelaskan mengenai teori analisis pemaknaan
Gill Branston dan Roy stafford, tak lupa meliputi ruang lingkup
lagu dan arti pelestarian lingkungan hidup.
Berkaitan dengan di atas, pada Bab III ini membahas
gambaran album “Indonesia adalah Pertiwi” juga mencakup
profil GreenPeace sebagai fasilitator album kompilasi ini, latar
30 Findi Kinanti, “Kritik Sosial dalam Lirik lagu Metropolutan dariBand Navicula (Analisis Wacana Fairclough Semiotika De Saussure).”(Skripsi S1 Mahasiswa Jurusan Penyiaran Fakultas Ilmu KomunikasiUniversitas Mercu Buana, 2015).
20
belakang gagasan membuat album kompilasi ini, termasuk profil
Tony Q, profil Pandai Besi dan profil Navicula. Tak lupa pula
bentuk struktur lagu dan makna lagu “Bumi Menunggu” karya
Tony Q, Lagu “Hujan Jangan Marah” karya Pandai Besi dan
Lagu “love Bomb” karya Navicula.
Sebagai inti dari penulisan skripsi ini, dibahas pada Bab
IV. Dalam bab ini, meliputi hasil temuan dan pembahasan
meliputi analisis pemaknaan dalam lagu “Bumi Menunggu,” lagu
“Hujan Jangan Marah” dan lagu “Love Bomb” menggunakan
analisis pemaknaan Gill Branston dan Roy Stafford.
Akhirnya, Bab V merupakan penutup dari skripsi ini,
yang berisi kesimpulan dan saran-saran penulis.
Pedoman penulisan karya ilmiah ini menggunakan SK
Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor: 507 Tahun 2017.
21
BAB II
LANDASAN TEORETIS
A. Analisis Pemaknaan
1. Analisis
Menurut Moeliono, “analisis adalah penguraian suatu
pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri
serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang
tepat dan pemahaman arti keseluruhan.”1 Secara umum dalam
Ensiklopedia Nasional Indonesia dijelaskan bahwa “analisis
adalah memeriksa sesuatu masalah untuk menemukan semua
unsur-unsur yang bersangkutan.”2
Dapat dijabarkan juga, “analisis adalah suatu usaha
mengamati sesuatu hal atau benda secara terperinci dengan
membedah setiap unsur-unsur yang terikat didalamnya untuk
diteliti lebih lanjut.”3
Hal tersebut sesuai dengan pendapat Tambajong yang
mengatakan bahwa “Analisis ada suatu disiplin ilmiah antara
ilmu jiwa, ilmu hitung, dan filsafat untuk menguraikan musik
melalui rangkaian jalinan nada, irama dan harmoni dengan
1Anton M. Moeliono, Kamus Besar Bahsa Indonesia, (Jakarta:Balai Pustaka, 1990), h. 43.
2Tim Penyusun, Ensiklopedi Nasional Indonesia, (Jakarta:Cipta Adi Pustaka, 1988), h. 19.
3https://www.kamusq.com/2013/04/analisa-adalah-definisi-dan-arti-kata.html di akses tanggal 08 Januari 2019.
22
membahas unsur gejala sadar dan tidak sadar pada kesatuan
komposisi.”4
Dari beberapa pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa analisis adalah cara untuk menguraikan s8]esuatu secara
teliti dengan melalui proses pemeriksaan ataupun pengamatan
untuk dapat memperoleh hasil maupun pemahaman dengan tepat.
2. Analisis Pemaknaan (meaning) Gill Branston dan Roy
Stafford
Pemaknaan dan media merupakan dua istilah yang memiliki
arti masing-masing. Namun, secara istilah, keduanya tidak bisa
dipisahkan dan selalu relevan untuk dibahas secara bersamaan.
Dalam buku Student’s Book Meaning dan Media dibahas dalam
satu bab secara bersamaan.5
Ketika berbicara makna atau pemaknaan, tidak sedikit yang
salah mengartikan atau memahaminya, terlebih pula jika
menggunakan media. Ini terjadi, karena terdapat tahapan-tahapan
yang terkandung di dalamnya untuk dapat memahami makna dari
pesan yang disampaikan oleh media tersebut.6 Di dalam buku
The Media Student’s Book oleh Branston dan Roy Stafford
4Japri Tambajong, Ensiklopedia Musik, (Jakarta: Cipta AdiPustaka, 1922), h. 11.
5Gill Branston dan Roy Stafford, The Media Student’s Book,(London: Rouledge, 2003), h. 9.
6Gill Branston dan Roy stafford. The Media Student’s Book.(London: Rouledge, 2003). h. 9.
23
terdapat pembahasan tentang pemaknaan dari segi semiotika,
strukturalisme, denotasi konotasi, dan kode.7
a. Semiotika
Studi tentang media mulai memasuki tahap serius pada
tahun 50-an, berbagai metode dari literatur, ilmu sosial, aliran
seni kritis diaplikasikan dalam penelitian tentang media. Sebuah
nilai diposisikan di dalam dialog yang baik atau karakter yang
meyakinkan ataupun komposisi yang indah.8 Akan tetapi,
pembahasan mengenai film atau acara televisi dengan pendekatan
yang demikian tidaklah cukup. Audiens harus lebih mulai kritis
dan bertanya: kriteria seperti apakah untuk mengukur baik atau
meyakinkan dalam penelitian itu? Untuk siapa? Timbulah makna
yang dibangun dalam bahasa dan budaya, diaplikasikan ke media,
baik audio, visual, ataupun audio-visual (suara dan gambar).9
Dengan demikian, Pendekatan semiotika ini mencoba untuk
menjawab tentang kisah atau gambar dalam rangka untuk
memahami cara makna dikonstruksi.10
“Semiotika sendiri berasal dari bahasa Yunani semeion
yang berarti tanda. Tanda tersebut merupakan sesuatu yang
dibangun atas dasar kesepakatan sosial yang dapat mewakili
sesuatu yang lain. Misalnya, awan gelap menghitam menandai
7Gill Branston dan Roy stafford. The Media Student’s Book.(London: Rouledge, 2003). h. 9.
8Gill Branston dan Roy stafford. The Media Student’s Book.(London: Rouledge, 2003). h. 9.
9Gill Branston dan Roy stafford. The Media Student’s Book.(London: Rouledge, 2003). h. 9.
10Gill Branston dan Roy stafford, The Media Student’s Book,(London: Rouledge, 2003). h. 10.
24
akan turunnya hujan.”11 Secara terminologis, “semiotik
merupakan ilmu yang menganalisis serangkaian objek, peristiwa,
dan kebudayaan sebagai tanda. Tanda dalam sastra juga
merupakan bagian dari tindakan komunikasi. Dalam hal ini,
semiotika merupakan sebuah karya yang ditafsirkan oleh peneliti
dan masyarakat lewat tanda atau lambang-lambang.”12
Semiotika tentu mempunyai tokoh-tokoh besar yang
menjadi pemikir dari terbentuknya semiotika itu sendiri, tokoh-
tokoh tersebut antara lain:
1) “Charles Sanders Pierce, merupakan tokoh filsuf
Amerika yang lahir pada tahun 1839 dan meninggal
dunia pada tahun 1914. Beliau sempat menjadi
dosen bidang logika di Universitas Johns Hopkins di
AS.”13 Selain itu, “beliau yang biasa disapa Pierce
ini menekuni ilmu alam dan ilmu pasti, kimia,
astronomi, linguistik, dan agama. Sebagai ilmuwan
yang mengetahui banyak hal, Pierce turut
memberikan sumbangan penting dalam semiotika
melalui teori tandanya.”14 Terkait dengan objeknya,
“Pierce membagi tanda atas ikon, indeks, dan
simbol. Ikon merupakan tanda yang memiliki
11Alex Sobur, Analisis Teks Media, cet. 6, (Bandung: RemajaRosda karya, 2012), h. 95-96.
12Alex Sobur, Analisis Teks Media, cet. 6, (Bandung: RemajaRosda karya, 2012), h. 95-96.
13Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, cet. 2, (Bandung: RemajaRosdakarya, 2004), h. 95-96.
14Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, cet. 2, (Bandung: RemajaRosdakarya, 2004), h. 95-96.
25
hubungan antara penanda dan petanda atau
hubungan antara tanda dan objek, yang memiliki
kemiripan antar keduanya. Contohnya potret dan
peta.”15 Lain halnya dengan indeks, “merupakan
tanda yang menunjukkan adanya hubungan sebab
akibat antara tanda dan petanda. Contohnya asap
sebagai tanda adanya api. Tanda tersebut merupakan
tanda konvensional(simbol), yang dapat pula
mengarah pada tanda denotatif.”16
2) “Roland Barthes, lahir pada tahun 1915 dan
meninggal dunia pada tahun 1980 ketika usianya
menginjak 64 tahun. Di dunia semiotika, Barthes
menyumbang konsep bagi penyempurnaan
semiologi. Pada tahun 1976, beliau diangkat sebagai
profesor ‘semiologi literer’ di College de France.”
Sehubungan dengan “konsep penting yang diangkat
Barthes dalam studinya tentang tanda adalah
Denotasi, Konotasi, dan Mitos. Denotasi merupakan
sistem signifikansi tingkat pertama dimana denotasi
lebih diasosiasikan dengan ketertutupan makna,
dengan demikian menjadi sensor atau represi
politis.”17 Lain halnya dengan konotasi, “konotasi
merupakan sistem pemaknaan pada tingkat kedua
15Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, cet. 2, (Bandung: RemajaRosdakarya, 2004), h. 95-96.
16Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, cet. 2, (Bandung: RemajaRosdakarya, 2004), h. 95-96.
17Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, cet. 2, (Bandung: RemajaRosdakarya, 2004), h. 95-96.
26
yang dibangun di atas sistem lain yang telah ada
sebelumnya. Sedangkan, mitos dibangun oleh suatu
rantai pemaknaan yang telah ada sebelumnya,
dengan kata lain, mitos itu berada pada sistem
pemaknaan tingkat kedua.”18
b. Struktur
Strukturalis berpendapat bahwa segala bentuk organisasi
manusia ditentukan oleh struktur sosial atau psikologis yang luas
sesuai dengan logika masyarakat itu sendiri atau kenginan itu
sendiri. Sigmund Freud dan Karl Marx pada abad ke 19 mulai
mencoba menginterpretasikan dunia sosial dalam langkah-
langkah yang sistematis.19 Freud berpendapat bahwa psikologi
manusia adalah sebuah struktur yang berdiri sendiri, membuat
kita bertindak dengan cara-cara yang kita tidak sadari, tetapi
terkadang terlintas sekilas sebagai mimpi yang menjadi
kenyataan.20 Marx berpendapat bahwa kehidupan ekonomi dan
khususnya hubungan seseorang berpengaruh terhadap
produktifitas mereka sendiri, dan hal tersebut juga dapat
menentukan salah satu pendapatnya dalam politik.21
Menurut Ferdinand de Saussure yang dikutip oleh Terry
Eagleton, bahasa merupakan suatu sistem tanda, yang setiap
18Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, cet.5, (Bandung: RemajaRosdakarya, 2013), h. 63-71.
19Gill Branston dan Roy Stafford, The Media Student’s Book,(London: Rouledge, 2003). h. 12.
20Gill Branston dan Roy Stafford, The Media Student’s Book,(London: Rouledge, 2003). h. 12.
21Gill Branston dan Roy Stafford, The Media Student’s Book,(London: Rouledge, 2003). h. 12.
27
tanda itu tersusun dari suatu bagian, yaitu Signifier (penanda) dan
Signified (petanda).22 Dengan kata lain penanda adalah ‘bunyi
yang bermakna’ atau ‘coretan yang bermakna.’ Sedangkan
petanda adalah gambaran mental, pikiran atau konsep. Jadi
petanda adalah aspek mental dari bahasa.23
Strukturalis juga berpendapat bahwa makna hanya dapat
dimengerti dengan struktur yang sistematis terhadap sebuah
makna yang mereka sepakati sendiri. Contohnya, kaum
antropologi strukturalis mungkin mempelajari bagaimana sistem
makanan dalam sebuah budaya mapan, antara lain:
1) Aturan pengesampingan (orang-orang
Inggris memandang memakan kodok dan
siput sebagai budaya barbar. Ini berbeda
dengan orang-orang Perancis. Di Perancis
kodok dan siput disajikan sebagai hidangan
mewah).24
2) Aturan menentukan jenis rasa dari suatu
bahan makanan (hidangan asin dan manis
tidak dimakan bersamaan di dalam sebagian
besar hidangan barat), kecuali Inggris.25
22Terry Eagleton, Literary Theory: An Introduction, (Oxford:Blackwell, 1983), h. 84.
23Terry Eagleton, Literary Theory: An Introduction, (Oxford:Blackwell, 1983), h. 84.
24Gill Branston dan Roy Stafford, The Media Student’s Book,(London: Rouledge, 2003). h. 12.
25Gill Branston dan Roy Stafford, The Media Student’s Book,(London: Rouledge, 2003). h. 12.
28
3) Aturan kesesuaian atau kecocokan (steak
dan keripik kentang dimakan beriringan
setelah itu makan es krim dianggap sesuai.
Steak dan es krim dimakan beriringan
setelah itu makan keripik kentang dianggap
tidak sesuai).26
Dengan terdapatnya aturan-aturan semacam itu, maka
munculah kombinasi menu khusus yang dapat bernilai salah,
tidak patut ataupun bahkan menjadi inovasi.
Levi-Strauss seorang antropolog strukturalis, yang
penemuannya mempunyai pengaruh besar dalam ilmu semiotika
yang dikutip oleh Gill Branston dalam bukunya, menekankan
pentingnya menyusun lawan kata atau lawan jenis di dalam
sebuah sistem mitos dan sistem kebahasaan (terkadang disebut
pasangan lawan kata karena kualitasnya yang dapat
diklasifikasikan ke dalam pasangan-pasangan lawan kata).27 Ini
membuat sebuah batasan utama dengan budaya-budaya, nilai
yang tertambat dari salah satu pasangan lawan kata tersebut.
Ferdinand de Sausurre menggunakan hal tersebut sebagai cara
bahasa memproduksi makna, terkadang lewat sebuah istilah
lawan kata dari istilah lainnya: hitam/putih, panas/dingin.28 Kita
juga dapat belajar lawan kata dari kata-kata yang dapat ditemui
26Gill Branston dan Roy Stafford, The Media Student’s Book,(London: Rouledge, 2003). h. 12.
27Gill Branston dan Roy Stafford, The Media Student’s Book,(London: Rouledge, 2003). h. 12.
28Gill Branston dan Roy stafford, The Media Student’s Book,(London: Rouledge, 2003). h. 12.
29
sehari-hari. Misalnya saja kata ‘pria’ tentunya berbeda dengan
kata ‘anak,’ ‘Tuhan’ dan lain-lainnya. Kata ‘pria’ identik
berlawan dengan kata ‘wanita,’ Kemudian dengan kata ‘baik’
berlawanan dengan kata ‘buruk.’29
Banyak sistem-sistem makna yang sering kita jumpai
dengan menggunakan pasangan lawan kata sebagai kunci utama
dalam strukturnya, yaitu hidup/mati, utara/selatan, masuk/keluar,
buka/tutup.
Bagaimanapun juga, kita belajar bagaimana menggunakan
kata-kata dan produk media (iklan dan film) satu sama lain untuk
membedakan mereka. Genre adalah bagian yang tidak dapat
terpisahkan dalam memahami makna yang kita temui dalam
keseharian dan disatukan dengan pengulangan dan perbedaan
adalah kunci untuk memahami area dari pembuatan makna.30
Menurut Saussure yang dikutip oleh Terry Eagleton,
bahasa merupakan suatu sistem tanda, yang setiap tanda itu
tersusun dari suatu bagian, yaitu Signifier (penanda) dan Signified
(petanda).31 Dengan kata lain penanda adalah bunyi yang
bermakna atau coretan yang bermakna. Sedangkan petanda
29Gill Branston dan Roy stafford, The Media Student’s Book,(London: Rouledge, 2003). h. 12.
30Gill Branston dan Roy stafford, The Media Student’s Book,(London: Rouledge, 2003). h. 13.
31Terry Eagleton, Literary Theory: An Introduction, (Oxford:Blackwell, 1983), h. 84.
30
adalah gambaran mental, pikiran atau konsep. Jadi petanda adalah
aspek mental dari bahasa.32
c. Denotasi dan Konotasi
Tanda merupakan makna denotasi atau makna
sesungguhnya dari tanda itu sendiri. Misalnya merah adalah
sebuah bagian dalam spektrum warna (denotasi). Tetapi, tanda
juga dapat dikonotasikan untuk dapat mendefinisikan sesuatu.
Mereka bisa menghubungkan sesuatu dengan mengasosiasikan
konsep budaya dan nilai-nilai, atau makna dari pengalaman
pribadi.33
Dengan kata lain, “denotasi adalah makna yang dapat kita
jumpai di dalam kamus. Seperti kata ‘sabitah’ berarti sejenis
binatang. Sedangkan, konotasi ialah makna denotatif yang
ditambah dengan segala ingatan, gambaran dan perasaan yang
ditibulkan oleh kata ‘sabitah’ itu sendiri. Dengan kata lain,
denotasi merupakan makna kata yang bersifat objektif, sedangkan
konotasi bersifat subjektif.”34
“Sumbo Tinarbuko dalam bukunya menjelaskan bahwa
denotasi merupakan hubungan makna tersurat antara tanda
dengan sumber acuan (referensi). Contohnya, terdapat gambar
sebuah meja, kursi, laptop, buku, manusia. Warna juga perlu
32Terry Eagleton, Literary Theory: An Introduction, (Oxford:Blackwell, 1983), h. 84.
33Gill Branston dan Roy stafford, The Media Student’s Book,(London: Rouledge, 2003). h. 15.
34Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, cet. 2, (Bandung: RemajaRosdakarya, 2004), h. 263.
31
untuk disebutkan seperti, seseorang tersebut menggunakan baju
berwarna hitam atau putih, merah, hijau dan sebagainya.”35
Dijelaskan pula, “konotasi merupakan tanda yang maknanya
lebih dari sekedar arti referensial. Artinya, maknanya berkaitan
dengan perasaan atau nilai-nilai kebudayaan.”36 Dapat
dianalogikan, “gambar seseorang yang menggunakan kerudung
dapat diartikan sebagai sifat kereligiusan. Tetapi, di lain hal, bisa
saja menggunakan kerudung sebagai sifat perasaan malu karena
rambutnya yang putih, botak, ataupun mudah rontok. Oleh sebab
itu, konotasi mencoba memahami melalui unsur-unsur lain dari
tanda itu sendiri.”37
“Makna denotatif juga sering dijumpai dengan berbagi
macam istilah lain, seperti: makna denotasional, makna kognitif,
makna konseptual, makna ideasional, dan makna proporsional.
Sama halnya dengan denotatif, makna konotatif juga memiliki
beberapa istilah lain, seperti: makna konotasional, makna emotif,
dan makna evaluatif.”38 “Jika kita menulis atau mengucapkan
kata yang mendenotasikan hal tertentu, maka artinya kata tersebut
hanya ingin menunjukkan pada hal itu sendiri.”39 Berbeda
dengan, jika kita menulis atau mengucapkan kata yang
35Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual, cet. 3,(Yogyakarta: Jalasutra, 2009), h. 19-20.
36Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual, cet. 3,(Yogyakarta: Jalasutra, 2009), h. 19-20.
37Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual, cet. 3,(Yogyakarta: Jalasutra, 2009), h. 19-20.
38Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, cet.5, (Bandung: RemajaRosdakarya, 2013), h. 265-266.
39Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, cet.5, (Bandung: RemajaRosdakarya, 2013), h. 265-266.
32
mengonotasikan hal tertentu, ini mengartikan kata tersebut
mempunyai makna tambahan bagi makna denotatifnya.40
Kata ‘merah’ berarti salah satu bagian dalam spektrum
warna. Tetapi kata ‘merah’ bisa juga digunakan untuk
mendeskripsikan darah, api, atau berhenti. Inilah mengapa dalam
beberapa budaya, kata ‘merah’ dan warna ‘merah’ mempunyai
konotasi marah, bahaya, berani dan sebagainya. Sama halnya
dengan kata ‘emas,’berarti sebuah bagian dalam spektrum warna
dan jenis dari hasil tambang. Akan tetapi, sejarah telah membuat
makna konotasi dari ‘emas’ lebih luas lagi. Seperti ‘kesempatan
emas,’ ‘sebagus emas,’ ‘era emas’ dan seterusnya.41
d. Kode
Sebuah makna tidak dapat selamanya melekat di dalam
kehidupan nyata. Warna hijau yang berarti ‘jalan’dalam lampu
lalu lintas, bisa saja diganti dengan warna biru. Tetapi, harus ada
kesepakatan bersama dalam pergantian warna tersebut. Begitu
juga kata-kata dalam berbagai bahasa. Kata ‘anjing’ dalam
Bahasa Indonesia dengan kata ‘dog’ dalam Bahasa Inggris
mempunyai makna yang sama walaupun kata/kodenya berbeda.42
Sangat layak mempelajari berbagai latar belakang
terciptanya sebuah makna dalam sebuah bahasa atau kode dari
40Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, cet.5, (Bandung: RemajaRosdakarya, 2013), h. 265-266.
41Gill Branston dan Roy stafford, The Media Student’s Book,(London: Rouledge, 2003). h. 15-16.
42Gill Branston dan Roy stafford, The Media Student’s Book,(London: Rouledge, 2003). h. 18.
33
berbagai budaya, persetujuan sosial, atau terkadang kekerasan.43
Kita belajar mengenali tanda dalam hubungannya dengan sistem
yang berlaku sesuai dengan kode yang diberikan sebelumnya.
Roland Barthes memulai penelitian kaijan ini, menggunakan
istilah seperti retorika, mitos dan mitologi. Stuart Hall
menggunkana istilah ‘kode’ baik untuk menciptakan sebuah
asumsi dan bagi tatanan nilai yang lebih luas dengan yang dia
akan hubungkan.44 Dapat dicontohkan, iklan kosmetik mungkin
bergantung dari diterimanya makna bahwa cantik itu adalah
wajah wanita yang terlihat mewah dengan balutan kosmetik dan
bisa dikatakan sebagai ‘kode yang dominan’ bahwa setiap wanita
harus tampil mewah dan cantik untuk kaum laki-laki.45 Yang
kemudian, dalam buku ini, kami menggunakan kata-kata politis
yang lebih khusus seperti ‘ideologi’ dan ‘diskursus’ dan
perdebatan-perdebatan yang lebih penting tentang menangkap
makna dari yang mereka sampaikan. Ada juga bahaya dalam
menggunakan kata ‘kode’ karena itu dapat membuat komunikasi
selalu terdengar seperti sebuah konspirasi dalam penyandian
sebuah kode.46
Analisis pemaknaan milik Gill Branston terdiri dari
Semiotika, Strukturalisme, Denotasi dan Konotasi, yang terakhir
43Gill Branston dan Roy stafford, The Media Student’s Book,(London: Rouledge, 2003). h. 18.
44Gill Branston dan Roy stafford, The Media Student’s Book,(London: Rouledge, 2003). h. 18.
45Gill Branston dan Roy stafford, The Media Student’s Book,(London: Rouledge, 2003). h. 18.
46Gill Branston dan Roy stafford, The Media Student’s Book,(London: Rouledge, 2003). h. 18.
34
Kode. Dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakan
Strukturalisme, Denotasi dan Konotasi, karena luasnya lingkup
pembahasan album kompilasi “Indonesia adalah Pertiwi” karya
organisasi GreenPeace ini.
B. Pelestarian Lingkungan Hidup
1. Pelestarian
“Pelestarian berawal dari kata lestari. Pelestarian berarti
pengelolaan sumber daya alam yang menjamin pemanfaatannya
secara bijaksana dan menjamin kesinambungan persediaan
dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas beserta
keanekaragaman.”47
Pelestarian dalam Kamus Besar bahasa Indonesia
“berasal dari kata lestari, yang artinya adalah tetap selama-
lamanya tidak berubah. Kemudian dalam penggunaan bahasa
Indonesia, penggunaan awalan pe- dan akhiran –an artinya
digunakan untuk menggambarkan sebuah proses atau upaya.”48
“Setiap kegiatan atau proyek pembangunan memerlukan
lokasi, dan lokasi ini dapat merupakan ekosistem atau bagian
suatu ekosistem. Hal ini menunjukkan bahwa setiap kegiatan
akan mengakibatkan dampak atau gangguan terhadap komponen-
komponen ekosistem itu (lingkungan). Artinya, dampak proyek
47https://www.apaarti.com/pelestarian.html diakses 30 Maret2018.
48Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:Balai Pustaka, 2006), h. 616.
35
pembangunan tidak mungkin dihilangkan secara total.”49 Dalam
upaya “melestarikan lingkungan dari pengaruh dampak
pembangunan adalah salah satu upaya yang perlu dijalankan.
Pengelolaan lingkungan yang baik dapat mencegah kerusakan
lingkungan akibat suatu proyek pembangunan.”50
2. Lingkungan Hidup
a. Pengertian Lingkungan Hidup
`”Lingkungan hidup dalam bahasa Inggris disebut
Environment, dalam bahasa Belanda disebut Milleu, dan dalam
bahasa Prancis disebut Environment. Lingkungan hidup
merupakan semua benda, daya dan kondisi yang terdapat dalam
suatu tempat atau ruang tempat manusia atau makhluk hidup
berada dan dapat memengaruhi hidupnya.”51 Terkandung di “UU
RI No. 32 tahun 2009 tercantum bahwa Lingkungan Hidup
adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan
makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang
memengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan peri kehidupan, dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.”52
49 Imam Supardi, Lingkungan Hidup dan Kelestariannya,(Bandung: Alumni, 1994), h. 171.
50 Imam Supardi, Lingkungan Hidup dan Kelestariannya,(Bandung: Alumni, 1994), h. 171.
51 N. H. T. Siahaan, Hukum Lingkungan dan EkologiPembangunan (Jakarta: Erlangga, 2004), h.29.
52 UU RI No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan danPengelolaan Lingkungan Hidup Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2009 Nomor 140.
36
b. Makna Lingkungan Hidup bagi Kehidupan
“Kehadiran lingkungan bagi kehidupan makhluk pada
hakikatnya merupakan suatu syarat mutlak bagi kelangsungan
hidup secara menyeluruh. Jika kondisi lingkungannya
menunjukkan keadaan yang baik, berarti lingkungan tersebut
menunjang terhadap kelangsungan hidup bagi makhluk hidup.”53
Dapat dipahami juga, “kualitas atau mutu lingkungan adalah
kondisi lingkungan dalam hubungannya dengan mutu hidup.
Makin tinggi derajat mutu hidup dalam suatu lingkungan tertentu,
makin tinggi pula derajat mutu lingkungan tersebut dan
sebaliknya.”54
“Lingkungan hidup dengan seluruh makhluk hidup erat
hubungannya, artinya lingkungan hidup sangat tergantung atas
sesam makhluk hidup lainnya. Bahkan secara sentral manusia
sebagai pemegang peranan dalam ssstem ekologi sangat
tergantung kepada keberadaan lingkungannya. Begitu pula
lingkungan itu akan tetap memiliki mutu yang baik tidak lepas
pula dari tangan manusia.”55
53 Otto Soemarwoto, Lingkungan Hidup dan Pembangunan(Jakarta, 1989), h. 55.
54 Otto Soemarwoto, Lingkungan Hidup dan Pembangunan(Jakarta, 1989), h. 55.
55 M. Bahri Ghazali, Lingkungan Hidup dalam PemahamanIslam (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), cet. ke-1. h. 20.
37
c. Prinsip-prinsip Etika Lingkungan Hidup
1) Sikap hormat terhadap alam
“Sebagai pelaku moral, manusia mempunyai
kewajiban moral untuk menghormati kehidupan, baik
pada manusia maupun pada makhluk lain dalam
komunitas ekologis lainnya.”56
2) Prinsip Tanggung Jawab
“Tanggung jawab ini bukan saja bersifat individual
melainkan juga kolektif. Prinsip tanggung jawab ini
moral ini menuntut manusia untuk mengambil
prakarsa, usaha, kebijakan, dan tindakan secara nyata
untuk menjaga alam semesta dengan segala isinya.”57
Harus dipahami, “kelestarian dan kerusakan alam
merupakan tanggung jawab bersama seluruh umat
manusia.”58
3) Solidaritas Kosmis
“Manusia bisa ikut merasakan apa yang dirasakan
oleh makhluk hidup lain di alam semesta ini. Manusia
bisa merasa sedih dan sakit ketika berhadapan dengan
56 Sonny Keraf, Etika Lingkungan Hidup, (Jakarta: Kompas,2010). h. 166-184.
57 Sonny Keraf, Etika Lingkungan Hidup, (Jakarta: Kompas,2010). h. 166-184.
58 Sonny Keraf, Etika Lingkungan Hidup, (Jakarta: Kompas,2010). h. 166-184.
38
kenyataan memilukan berupa rusak dan punahnya
makhluk hidup tertentu.”59
4) Prinsip Kasih Sayang dan Kepedulian
terhadap Alam
“Sebagai sesama anggota komunitas ekologis yang
setara, manusia digugah untuk mencintai,
menyayangi, dan peduli kepada alam, dan seluruh
isinya, tanpa diskriminasi dan tanpa dominasi.”60
Dengan demikian, “kasih sayang dan kepedulian ini
juga muncul dari kenyataan bahwa sebagai sesama
anggota komunitas ekologis, semua makhluk hidup
mempunyai hak untuk dilindungi, dipelihara, tidak
disakiti dan dirawat.”61
5) Prinsip Tidak Merugikan
“Manusia mempunyai kewajiban moral dan tanggung
jawab terhadap alam, paling tidak manusia tidak akan
mau merugikan alam secara tidak perlu. Sikap solider
dan kepedulian ini bisa mengambil bentuk minimal
berupa tidak melakukan tindakan yang merugikan dan
59 Sonny Keraf, Etika Lingkungan Hidup, (Jakarta: Kompas,2010). h. 166-184.
60 Sonny Keraf, Etika Lingkungan Hidup, (Jakarta: Kompas,2010). h. 166-184.
61 Sonny Keraf, Etika Lingkungan Hidup, (Jakarta: Kompas,2010). h. 166-184.
39
mengancam eksistensi makhluk lain di alam semesta
ini.”62
6) Prinsip Hidup Sederhana dan Selaras
dengan Alam
“Prinsip yang ditekankan ini adalah nilai, kualitas,
cara hidup yang baik, dan bukan kekayaan, sarana,
standar material.”63 Prinsip ini diperlukan, sebab,
“krisis ekologi sejauh ini terjadi karena pandangan
antroposenstris yang hanya melihat alam sebagai
obyek eksploitasi dan pemuas kepentingan hidup
manusia.”64 Selanjutnya, krisis ekologi juga dapat
terjadi karena, sebagaimana yang ramai
diperbincangkan, tentang pola dan gaya hidup
manusia modern yang komsumtif, tamak dan rakus.65
7) Prinsip Keadilan
“Prinsip keadilan terutama berbicara tentang akses
yang sama bagi semua kelompok dan anggota
masyarakat dalam ikut menentukan kebijakan
pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian alam,
dan dalam ikut menikmati pemanfaatan sumber daya
62 Sonny Keraf, Etika Lingkungan Hidup, (Jakarta: Kompas,2010). h. 166-184.
63 Sonny Keraf, Etika Lingkungan Hidup, (Jakarta: Kompas,2010). h. 166-184.
64 Sonny Keraf, Etika Lingkungan Hidup, (Jakarta: Kompas,2010). h. 166-184.
65 Sonny Keraf, Etika Lingkungan Hidup, (Jakarta: Kompas,2010). h. 166-184.
40
alam atau alam semesta seluruhnya.”66 Dengan kata
lain, “Prinsip keadilan juga berbicara tentang
bagaimana manusia harus berperilaku satu terhadap
yang lain dalam kaitan dengan alam semesta dan
bagaimana sistem sosial harus diatur agar berdampak
positif pada kelestarian lingkungan hidup.”67
8) Prinsip Demokrasi
“Prinsip demokrasi terkait erat dengan hakikat alam.
Prinsip demokrasi di sini sangat relevan dalam bidang
lingkungan hidup, terutama dalam kaitan dengan
pengambil kebijakan di bidang lingkungan hidup yang
menentukan baik-buruk, rusak tidaknya, tercemar
tidaknya lingkungan hidup.”68
9) Prinsip Integritas Moral
“Prinsip ini dimaksudkan untuk pejabat publik. Prinsip ini
berkaitan erat dengan lingkungan hidup. Karena, selama pejabat
publik tidak mempunyai integritas moral, sehingga
menyalahgunakan kekuasaannya untuk kepentingannya dan
66 Sonny Keraf, Etika Lingkungan Hidup, (Jakarta: Kompas,2010). h. 166-184.
67 Sonny Keraf, Etika Lingkungan Hidup, (Jakarta: Kompas,2010). h. 166-184.
68 Sonny Keraf, Etika Lingkungan Hidup, (Jakarta: Kompas,2010). h. 166-184.
41
kelompoknya dengan mengorbankan kepentingan masyarakat,
lingkungan hidup bisa ditebak akan dengan mudah dirugikan.”69
d. Bencana Hidrometeorologi
“Perubahan iklim yang terjadi secara alamiah bisa
mendatangkan ancaman yang serius terhadap keberlangsungan
kehidupan. Karena itu, di kalangan pakar kebencanaan, ada yang
disebut bencana hidrometeorologi yang terkait dengan cuaca.”70
Berkaitan dengan ini, “cuaca juga bisa menimbulkan kekeringan
berkepanjangan atau hujan yang mengakibatkan banjir dan tanah
longsor. Cuaca juga dapat menimbulkan angin kencang dalam
bentuk badai. Semuanya berpotensi menimbulkan bencana yang
berdampak merugikan dan mengancam keberlangsungan hidup
manusia.”71
e. Pencemaran dan Pengrusakan Lingkungan Hidup
1) Kerusakan Hutan
“Data tentang laju kerusakan hutan tipa tahun cukupp
beragam di antara berbagai pihak, paling kurang bisa disepakati
bahwa laju kerusakan hutan di Indonesia 2 samapi 3 juta ha.72”
69 Sonny Keraf, Etika Lingkungan Hidup, (Jakarta: Kompas,2010). h. 166-184.
70 Mukhlis Akhadi, Isu Lingkungan Hidup, (Yogyakarta, GrahaIlmu, 2014), h. 3.
71 Mukhlis Akhadi, Isu Lingkungan Hidup, (Yogyakarta, GrahaIlmu, 2014), h. 3.
72 Hariadi Kartodiharjo, Di Balik Kerusakan Hutan dan BencanaAlam masalah Transformasi Kebijakan Kehutanan, (Jakarta: Kehati,2007), h. 264.
42
2) Sampah
“Sampah, baik sampah rumah tangga khususnya di kota
besar maupun sampah industri merupakan masalah pencemaran
lingkungan hidup lainnya yang juga semakin serius. Semakin
banyak komsumsi manusia modern dikemas dengan plastik. Air
mineral dan berbagai jenis minuman, makanan khususnya siap
saji, dan sebagainya.”73 Dalam hal lain, “plastik merupakan
sampah yang paling mengganggu kehidupan. Sementara itu,
budaya masyarakat yang membuang sampah sembarangan
menjadi faktor tambahan yang semakin memperparah
pencemaran sampah ini.”74
f. Alam adalah Titipan Tuhan
“Alam bukanlah milik hakiki manusia. Kepemilikan manusia
hanyalah amanat, titipan atau pinjaman yang pada saatnya harus
dikembalikan dalam keadaannya seperti semula. Bahkan manusia
yang baik justru akan mengembalikan titipan tersebut dalam
keadaan yang lebih baik dari ketika dia menerimanya.”75
Terdapat di suatu kisah, Nabi mengatakan: Sebaik-baik kamu
adalah yang terbaik dalam mengembalikan utangnya. Titipan
yang dikambalikan tersebut selanjutnya akan didistribusikan
73 Sonny Keraf, Krisis dan Bencana Lingkungan Hidup Global,(Yogyakarta: Kanisius, 2010), h. 46.
74 Sonny Keraf, Krisis dan Bencana Lingkungan Hidup Global,(Yogyakarta: Kanisius, 2010), h. 46.
75 Fachrudin M. Mangunjaya dkk, Menanam Sebelum Kiamat:Islam, Ekologi dan Gerakan Lingkungan Hidup, (Jakarta: Yayasan OborIndonesia, 2007), cet-1. h. 4.
43
kembali bagi orang atau generasi sesudahnya sampai berakhirnya
usia alam semesta (hari kiamat).”76
g. Keseimbangan Lingkungan Hidup
“Keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup bahkan
menyangkut seluruh aspek kehidupan manusia merupakan
tonggak kesejahteraan. Realita yang ada menunjukan lingkungan
hidup mulai tergeser dari keseimbangannya.”77 Ini berdasarkan
kecenderungan untuk hanya mencapai kepuasan lahiriah, tanpa
mempertimbangkan disiplin sosial, dan tanpa mempertimbangkan
antisipasi terhadap kemungkinan-kemungkinan yang terjadi di
masa mendatang yang akan menyengsarakan generasi penerus.78
“Upaya pembinaan lingkungan hidup dapat dilakukan dengan
dua pokok pendekatan. Pertama pendekatan proyek dan kedua,
pendekatan motivasi. Pendekatan motivasi walaupun akan
memerlukan waktu yang relatif panjang, akan berdampak lebih
positif karena pihak sasaran secara berangsur akan mau
mengubah sikap dan perilaku secara persuasif.”79
76 Fachrudin M. Mangunjaya dkk, Menanam Sebelum Kiamat:Islam, Ekologi dan Gerakan Lingkungan Hidup, (Jakarta: Yayasan OborIndonesia, 2007), cet-1. h. 4.
77 Sahal Mahfudh, Nuansa Fiqih Sosial, (Yogyakarta: LKiS,1994), h.259-262.
78 Sahal Mahfudh, Nuansa Fiqih Sosial, (Yogyakarta: LKiS,1994), h.259-262.
79 Sahal Mahfudh, Nuansa Fiqih Sosial, (Yogyakarta: LKiS,1994), h.259-262.
44
h. Kesadaran Lingkungan
“Di dalam mengatasi masalah-masalah lingkungan yang
dihadapi oleh lingkungan hidup secara total, diperlukan adanya
kesadaran akan pentingnya arti lingkungan bagi kehidupan
terutama hubungannya dengan kehidupan manusia yang bersifat
sentral.”80 Artinya, manusia memegang peranan penting dalam
mengelola lingkungan ataupun juga yang mendatangkan adanya
kerusakan lingkungan.81
1) Faktor-faktor yang Memengaruhi
Pertumbuhan Kesadaran Lingkungan
a) Faktor Eksternal
“Faktor eksternal dapat diartikan sebagai kekuatan yang
berasal dari luar masyarakat itu sendiri. Faktor-faktor dari luar itu
berbentuk kegiatan bimbingan, penyuluhan, pendidikan dan
penelitian tentang lingkungan hidup atau gerakan pengelolaan
lingkungan hidup yang dipelopori oleh lembaga tertentu.”82
b) Faktor Internal
“Batasan tentang faktor internal dapat dipahami dalam dua
pengertian yakni sebagai faktor yang muncul dari diri sendiri
manusia secara individu. Di sisi lain dapat juga sebagai sesuatu
80 M. Bahri Ghazali, Lingkungan Hidup dalam PemahamanIslam, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), cet. ke-1, h. 28.
81 M. Bahri Ghazali, Lingkungan Hidup dalam PemahamanIslam, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), cet. ke-1, h. 28.
82 M. Bahri Ghazali, Lingkungan Hidup dalam PemahamanIslam, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), cet. ke-1, h. 33-34.
45
kekuatan yang timbul dan berkembang dari masyarakat itu
sendiri.”83 Dapat diartikan, “ada inspirasi untuk memahami diri
sendiri dan atas dasar itu timbul suatu gagasan yang pada
akhirnya terbentuk suatu upaya pemecahan masalahnya sendiri,
dalam hal ini masyarakat sebagai kelompok social (manusia
secara kolektif).”84
C. Konseptualisasi Lirik Lagu
Lirik lagu merupakan “susunan atau rangkaian kata yang
bernada.”85 Lirik lagu memang tidak semudah menyusun
karangan, namun dapat diperoleh dari berbagai inspirasi. Inspirasi
itu dapat diperoleh dari pengalaman dalam kehidupan sehari-
hari.86
Lirik adalah “karya sastra yang bersifat curahan perasaan
pribadi atau dapat juga dikatakan sebagai susunan kata sebuah
nyanyian.”87 Seorang pencipta lagu, biasanya mendapat inspirasi
untuk menciptakan sebuah lagu biasanya karena moment tertentu,
misalnya jatuh hati, perasaan kagum, patah hati, semangat hidup,
rasa kecewa, persahabatan dan lain sebagainya. Lagu yang
tercipta harus memiliki unsur karya sendiri, tanpa ada penjiplakan
83 M. Bahri Ghazali, Lingkungan Hidup dalam PemahamanIslam, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), cet. ke-1, h. 33-34.
84 M. Bahri Ghazali, Lingkungan Hidup dalam PemahamanIslam, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), cet. ke-1, h. 33-34.
85 http://www.gurupendidikan.co.id/8-pengertian-lirik-lagu-menurut-para-ahli-lengkap/ di akses 30 Maret 2018.
86 http://www.gurupendidikan.co.id/8-pengertian-lirik-lagu-menurut-para-ahli-lengkap/ di akses 30 Maret 2018.
87 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, kamus BesarBahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), h. 205.
46
dari pihak manapun. Karena ada sanksi yang mengatur tentang
penjiplakan atau plagiat. Setelah mendapat pilihan kata yang
tepat, sang pencipta lagu langsung mengkombinasikannya dengan
musik yang akan mengiringi, sehingga terciptanya harmonisasi
untuk dapat didengarkan.
Di dalam proses pemilihan kata terdapat tiga hal yang harus
diperhatikan, yaitu: perbendaharaan kata, urutan kata dan gaya
sugesti kata. Penjelasannya antara lain:
1. Perbendaharaan Kata
“Perbendaharaan kata penyair dapat memberikan
kekuatan ekspresi dan menunjukan ciri khas penyair.
Penyair memilih kata-kata berdasarkan pada beberapa
hal, yaitu: makna yang akan disampaikan, tingkat
perasaan, suasana batin, dan faktor sosial
budayanya.”88
2. Urutan Kata
“Urutan kata dalam lagu bersifat beku. Artinya,
urutan itu tidak dapat dipindah-pindahkan tempatnya
meskipun maknanya tidak berubah oleh perpindahan
tempat itu. Terdapat perbedaan teknik menyusun
urutan kata dalam lagu baik urutan dalam tiap baris
maupun urutan dalam satu bait.”89 Dengan demikian,
88 Atar Semi, Anatomi Sastra, (Padang: Angkasa Raya, 2001),h. 29.
89 Atar Semi, Anatomi Sastra, (Padang: Angkasa Raya, 2001),h. 29.
47
pengurutan kata itu bersifat khas antara masing-
masing penyair.”90
3. Daya sugesti kata
“Sugesti ditimbukan oleh makna kata yang
dipandang sangat tepat mewakili perasaan penyair.
Ketepatan pilihan atau ketepatan penempatan
menyebabkan kata-kata itu seolah memancarkan daya
yang mampu memberikan sugesti kepada pendengar
untuk ikut bersedih, terharu, bersemangat dan
marah.”91
“Menurut Ensiklopedia Indonesia sebuah lagu terdiri dari
beberapa unsur, yaitu: melodi, lirik, aransemen, dan notasi.
Melodi adalah suatu deretan nada yang kekhususan dalam
penyusunan menurut jarak dan tinggi nada, memperoleh suatu
watak tersendiri dan menurut kaidah musik yang berlaku
membulat jadi suatu kesatuan organik.”92 Kemudian, Lirik adalah
“syair atau kata-kata yang disuarakan mengiringi melodi.
Aransemen adalah penataan terhadap melodi. Selanjutnya, notasi
adalah penulisan melodi dalam bentuk not balok atau not
angka.adapun pengertian musik menurut Ensiklopedia Indonesia
90 Atar Semi, Anatomi Sastra, (Padang: Angkasa Raya, 2001),h. 29.
91 Atar Semi, Anatomi Sastra, (Padang: Angkasa Raya, 2001),h. 29.
92 http://www.landasanteori.com/2015/09/pengertian-lagu-musik-definisi.html di akses 30 Maret 2018.
48
adalah seni menyusun suara atau bunyi.”93 Hal ini dapat
dipahami, “Musik tidak bisa dibatasi dengan seni menyusun
bunyi atau suara yang indah semata-mata. Suara atau bunyi
sumbang (disonansi) telah lama digunakan, dan banyak komponis
modern bereksperimen dengan suara atau bunyi semacam itu.”94
D. Album Kompilasi
“Album kompilasi adalah album yang berisi lagu-lagu
dari satu atau lebih artis rekaman, dikumpulkan dari berbagai
sumber (misalnya seperti album studio, album live, single, demo,
outtakes). Lagu-lagu biasanya dikumpulkan menurut ciri tertentu,
misalnya popularitas, sumber atau tema.”95
93 http://www.landasanteori.com/2015/09/pengertian-lagu-musik-definisi.html di akses 30 Maret 2018.
94 http://www.landasanteori.com/2015/09/pengertian-lagu-musik-definisi.html di akses 30 Maret 2018.
95 https://id.wikipedia.org/wiki/Album_kompilasi di akses 30maret 2018.
49
BAB III
PROFIL
A. GreenPeace1. Sejarah GreenPeace
“Suatu motivasi dan visi untuk menjadikan dunia menjadi
hidup dan damai, berawal dari sekelompok aktivis yang berlayar
dari Vancouver, Canada dengan kapal nelayan tua di tahun 1971.
Mereka adalah aktivis pendiri GreenPeace, mereka percaya
bahwa setiap orang dapat melakukan perubahan.”1 Maka dari itu,
“misi mereka untuk ‘menjadi saksi kerusakan’ karena percobaan
nuklir yang dilakukan Amerika Serikat di Amchitka, sebuah
pulau kecil di lepas pantai Alaska.”2
“Amchitka adalah tempat perlindungan terakhir 3000
berang-berang dan rumah untuk elang kepala botak dan hewan
lainnya. Walaupun mereka menggunakan kapal tua bernama
Phyllis Cormark, yang mengalami beberapa halangan sebelum
sampai di Alaska, dalam perjalanan mereka banyak menimbulkan
banyak perhatian publik.”3 Akan tetapi, “suara dari suatu masalah
harus diperdengarkan. Uji coba nuklir berakhir pada tahun yang
1 http://www.greenpeace.org/seasia/id/about/sejarah-greenpeace/ di akses pada 05 April 2018.
2 http://www.greenpeace.org/seasia/id/about/sejarah-greenpeace/ di akses pada 05 April 2018.
3 http://www.greenpeace.org/seasia/id/about/sejarah-greenpeace/ di akses pada 05 April 2018.
50
sama dan pulau tersebut dideklarasikan menjadi suaka untuk
burung.”4
“GrennPeace adalah suatu organisasi internasional yang
berkampanye untuk lingkungan sehat secara global. Amsterdam,
Belanda adalah kantor pusat dari GreenPeace, telah mempunyai
2,8 juta pendukung di seluruh dunia, Nasional dan regional di 41
negara.”5
2. Misi GreenPeace
Organisasi yang berkampanye untuk lingkungan sehat secara
global juga mempunyai misi, misi GreenPeace, yaitu:
Melindungi hak-hak lingkungan
Mengekspos dan menghentikan kejahatan lingkungan
Mengedepankan pembangunan bersih
B. Tony Q Rastafara
1. Autobiografi Tony Q Rastafara
“Tony Q merupakan musisi asal Semarang, kota kecil di
Jawa Tengah, Indonesia. Ia kelahiran 27 April 1961. Musisi yang
mempunyai nama lengkap Tony Waluyo Sukmoasih. Lahir dari
keluarga sederhana, bakat seninya telah terlihat sejak masa
4 http://www.greenpeace.org/seasia/id/about/sejarah-greenpeace/ di akses pada 05 April 2018.
5 http://www.greenpeace.org/seasia/id/about/sejarah-greenpeace/ di akses pada 05 April 2018.
51
kanak-kanak terutama dalam bidang seni lukis dan musik.”6
Tony Q mengenal lebih dunia musik melalui teman-temannya
dan banyak terpengaruhi oleh musik rock dan blues.7
“Setelah menyelesaikan pendidikannya di sekolah teknik
menengah (STM). Tony Q mulai memutuskan untuk memulai
karier musiknya di Semarang sebagai pemusik jalanan di tahun
1980. Di kota kelahirannya tersebut, ia sempat membuat album
kompilasi jalanan dengan teman-temannya dan pernah menjuarai
beberapa festival musik jalanan.”8
“Karena ingin mencoba tantangan baru dalam bermusik
maka dia pun hijrah dan mencoba mengadu nasib ke Jakarta ibu
kota dari Indonesia. Karena kehidupannya yang dekat dengan
dunia musisi jalanan. Tony Q pun kembali masuk ke komunitas
yang sama di Jakarta.”9 Berkenaan dengan hal itu, berdasarkan
“bantuan seorang teman yang terlebih dahulu berkecimpung di
dunia musisi jalanan di Jakarta. Ia memberanikan diri untuk
memulai karir musik di Jakarta sebagai pengamen.”10
6 http://www.lorongmusik.com/2013/03/biography-tony-q-rastafara.html di akses pada 08 April 2018.
7 http://www.lorongmusik.com/2013/03/biography-tony-q-rastafara.html di akses pada 08 April 2018.
8 http://www.lorongmusik.com/2013/03/biography-tony-q-rastafara.html di akses pada 08 April 2018.
9 http://www.lorongmusik.com/2013/03/biography-tony-q-rastafara.html di akses pada 08 April 2018.
10 http://www.lorongmusik.com/2013/03/biography-tony-q-rastafara.html di akses pada 08 April 2018.
52
Di pertengahan tahun 1984, atas saran seorang teman, Tony
Q mulai berkenalan dengan genre musik country. Dari
eksistensinya bermain musik country, Tony Q mendapat teman
dari kalangan ekspatriat di Jakarta. Salah satunya adalah teman-
teman dari komunitas kedutaan Amerika Serikat di Jakarta.
Beberapa kali ia dipanggil untuk tampil mengisi acara-acara yang
diselenggarakan oleh kedutaan Amerika Serika, momentum ini
didapatkan atas bantuan dari teman-teman dari kedutaan. Ia
berhasil mendapat undangan untuk bermain di salah satu festival
musik country terbesar yang diselenggarakan di Amerika yaitu
Grand Old Opree yang bertempat di Tennese Amerika Serikat.11
“Akan tetapi, dikarenakan adanya kekurangan dukungan
secara finansial. Momentum untuk tampil di festival tersebut
tidak dapat direalisasikan. Sekian lama bermain musik country,
Tony Q merasakan kejenuhan dan merasa bahwa karirnya di
musik country tidak berkembang hingga dia memutuskan untuk
meninggalkan genre musik country, serta mencoba mencari jenis
musik lain.”12
Tony Q mulai berkenalan dengan musik reggae di tahun
1989. Ini bermula ketika ia jatuh cinta pada sosok legenda musik
reggae yaitu Bob Marley. Tidak hanya terinspirasi dengan
musiknya, lirik-lirik lagu Bob Marley benar-benar mengusik
11 http://www.lorongmusik.com/2013/03/biography-tony-q-rastafara.html di akses pada 08 April 2018.
12 http://www.lorongmusik.com/2013/03/biography-tony-q-rastafara.html di akses pada 08 April 2018.
53
nalurinya. Hingga ia yakin untuk memilih musik reggae sampai
menjadi eksis di genre musik tersebut. Di tahun yang sama, Tony
Q membentuk band pertamanya dengan genre musik reggae yang
bernama Roots Rock Reggae.13
“Band tersebut mulai mengawali karirnya dengan main di
pub dan kafe-kafe sekitaran Jakarta, dengan masih membawakan
lagu-lagu milik Bob Marley, Jimmy Cliff dan lain-lain. Tony Q
sebagai lead vocal dan lead gitar. Di dalam perjalanan karir
musik reggae, Tony Q sempat membentuk band-band aliran
reggae lainnya, seperti Exodus dan Rastaman.”14 Serta di tahun
1994, “ia membentuk band yang sampai hari ini ikut
membesarkan namanya di dunia tarik suara beraliran reggae
Indonesia yaitu Rastafara.”15
Band tersebut berusaha lepas dari bayang-bayang musik
reggae khas Jamaika, lagu-lagu ciptaan Rastafara merupakan
ciptaan Tony Q. Di tahun 1995, dengan sokongan dari seorang
teman, Rastafara berhasil mendapatkan tawaran untuk rekaman
album dari Warner Musik Indonesia. Pada akhirnya, album
perdana dengan judul ‘Rambut Gimbal’ di rilis pada tahun 1996.
Album tersebut mendapat respon yang sangat baik, sehingga
13 http://www.lorongmusik.com/2013/03/biography-tony-q-rastafara.html di akses pada 08 April 2018.
14 http://www.lorongmusik.com/2013/03/biography-tony-q-rastafara.html di akses pada 08 April 2018.
15 http://www.lorongmusik.com/2013/03/biography-tony-q-rastafara.html di akses pada 08 April 2018.
54
berhasil membawa warna baru dalam industri musik Indonesia,
yang pada saat itu sedang didominasi oleh musik dengan genre
altenative rock.16
“Lirik lagunya banyak bertema sosial, kemanusiaan, cinta
dan kehidupan masyarakat sehari-hari. Perbedaan Rastafara
dengan band reggae lainnya adalah mereka berhasil memasukan
dan memadukan musik tradisional khas Indonesia kepada
lagunya. Penggunaan alat musik seperti Kendang Sunda dan
Gamelan Jawa menambah warna musik Indonesia di dalam lagu
Rastafara.”17
“Rastafara berhasil terlepas dengan bayang-bayang reggae
dunia, seperti Bob Marley, UB40 atau Jimmy Cliff. Aransemen
musiknya juga memadukan unsur musik melayu. Pada tahun
1997, kontrak label dengan musiknya tidak diperpanjang dan
Rastafara memutuskan untuk vakum di belantara musik, hingga
ia memustuskan membentuk band baru dan tetap membawa nama
Rastafara.”18
“Di tahun 1998, terbentuklah Tony Q dan new Rastafara,
dengan format band additional player. Tetapi Tony Q
memutuskan untuk bersolo karier dengan tetap membawa nama
16 http://www.lorongmusik.com/2013/03/biography-tony-q-rastafara.html di akses pada 08 April 2018.
17 http://www.lorongmusik.com/2013/03/biography-tony-q-rastafara.html di akses pada 08 April 2018.
18 http://www.lorongmusik.com/2013/03/biography-tony-q-rastafara.html di akses pada 08 April 2018.
55
bandnya Tony Q Rastafara. Dan berhasil merilis album pada
tahun 2000 yaitu ‘Damai Dengan Cinta.’ Pada album inilah Tony
Q mulai menapaki puncaknya dalam belantara musik reggae
Indonesia.”19 Setelah mendengar lagu dari album tersebut,
“seorang profesor di bidang musik dari Amerika tertarik
memberikannya referensi mengikuti ajang Bob Marley Festival di
Amerika tahun 2002. Tetapi disayangkan Tony Q tidak jadi ikut
memeriahkan acara tersebut dikarenakan tidak mendapatkan visa
dari kedutaan Amerika terkait kejadian WTC di Amerika yang
berdekatan dengan tanggal keberangkatan.”20
“Pada tahun 2003, albumnya yang berjudul ‘kronologi’
dirilis, lagu pada album tersebut merupakan kumpulan beberapa
lagu dari album-album sebelumnya yang belum sempat dirilis.”21
Keterkaitan antara “kedekatan Tony Q dengan beberapa LSM dan
NGO seperti GreenPeace, WALHI dan lainnya memberikan
inspirasi untuk membuat album yang bertemakan sosial dan
kemanusiaan. Maka pada tahun 2005, lahirlah album yang bertitel
‘Salam Damai’ dengan membawa visi dan misi yang ingin
disampaikan tentang perdamaian.”22 Berkenaan dengan album
ini, “Tony Q mencoba memadukan antara musik reggae dengan
19 http://www.lorongmusik.com/2013/03/biography-tony-q-rastafara.html di akses pada 08 April 2018.
20 http://www.lorongmusik.com/2013/03/biography-tony-q-rastafara.html di akses pada 08 April 2018.
21 http://www.lorongmusik.com/2013/03/biography-tony-q-rastafara.html di akses pada 08 April 2018.
22 http://www.lorongmusik.com/2013/03/biography-tony-q-rastafara.html di akses pada 08 April 2018.
56
unsur musik orchestra tetapi tidak lupa memasukan unsur
tradisional yang semakin kental.”23
“Di penghujung tahun 2005, kembali dengan bantuan
referensi dari teman lamanya, profesor musik dari Amerika
Serikat. Salah satu lagu dari album ‘Damai Dengan Cinta’ yaitu
‘Pat Gulipat’ berhasil masuk album kompilasi musik dunia
Putumayo World Music dengan titel ‘Reggae Playground’ yang
telah dirilis secara Internasional pada bulan Februari 2006.”24
Dalam moment ini, “Tony Q sebagai satu-satunya wakil dari
benua Asia, hal ini tidak saja mengharumkan nama Tony Q
sendiri tetapi juga nama Indonesia di mata dunia dan khususnya
musik reggae ala Indonesia juga bisa lebih dikenal secara
Internasional.”25
“Setelah sekian lama berkecimpung di dunia indie label,
maka Tony Q mencoba untuk kembali merilis albumnya di major
label pada tahun 2007 dengan judul ‘Anak Kampung.’ Nuansa
album ini masih mempertahankan untuk terus mencoba
memadukan unsur musik reggae dengan tradisional Indonesia
dan semakin didominasi dengan lagu-lagu yang bertema sosial.”26
23 http://www.lorongmusik.com/2013/03/biography-tony-q-rastafara.html di akses pada 08 April 2018.
24 http://www.lorongmusik.com/2013/03/biography-tony-q-rastafara.html di akses pada 08 April 2018.
25 http://www.lorongmusik.com/2013/03/biography-tony-q-rastafara.html di akses pada 08 April 2018.
26 http://www.lorongmusik.com/2013/03/biography-tony-q-rastafara.html di akses pada 08 April 2018.
57
“Pada awal tahun 2009, bertepatan juga dengan pesta
demokrasi di Indonesia yaitu pemilihan umum presiden, Tony Q
pun kembali merilis album secara independen dengan judul
‘Presiden,’ Proses rekaman album ini sepenuhnya dilakukan di
Sydney Australia.”27 Album yang rilis tahun 2009 ini, “Tony Q
memberikan nuansa serta tema politik yang kental demi
menyambut dan menanggapi jalannya pemilihan umum presiden
Indonesia. Aransemen musiknya pun semakin bervariasi, Tony Q
kembali bernostalgia dengan musik country di album tersebut.”28
“Pada pertengahan tahun 2009, setelah melalui proses yang
sangat panjang, maka demo lagu yang pernah ditawarkan pada
sebuah label world musik bernama Cumbancha dari Amerika
Serikat milik mantan A&R dari label world music Putumayo,
Jacob Edgar dari Amerika Serikat sejak tahun 2008 pun akhirnya
berhasil mencapai kesepakatan.”29 Pada kesempatan ini,
“Cumbncha memberikan Tony Q untuk merilis album secara
Internasional. Album itu sendiri rencana akan dirilis pada awal
tahun 2010 secara Internasional yang juga diedarkan di
Indonesia.”30
27 http://www.lorongmusik.com/2013/03/biography-tony-q-rastafara.html di akses pada 08 April 2018.
28 http://www.lorongmusik.com/2013/03/biography-tony-q-rastafara.html di akses pada 08 April 2018.
29 http://www.lorongmusik.com/2013/03/biography-tony-q-rastafara.html di akses pada 08 April 2018.
30 http://www.lorongmusik.com/2013/03/biography-tony-q-rastafara.html di akses pada 08 April 2018.
58
2. Album Yang di Produksi
a. Bersama Rastafara
1) “Rambut Gimbal”31
2) “Gue Falling in Love”32
b. Solo Karir
1) “Damai dengan Cinta”33
2) “Kronologi”34
3) “Salam Damai”35
4) “Anak Kampung”36
5) “Presiden”37
6) “Kurang Tambah”38
7) “Membentang Sayap”39
8) “Menjemput Mimpi”40
31 http://www.tonyqrastafara.asia/music/album/ di akses 10April 2018.
32 http://www.tonyqrastafara.asia/music/album/ di akses 10April 2018.
33 http://www.tonyqrastafara.asia/music/album/ di akses 10April 2018.
34 http://www.tonyqrastafara.asia/music/album/ di akses 10April 2018.
35 http://www.tonyqrastafara.asia/music/album/ di akses 10April 2018.
36 http://www.tonyqrastafara.asia/music/album/ di akses 10April 2018.
37 http://www.tonyqrastafara.asia/music/album/ di akses 10April 2018.
38 http://www.tonyqrastafara.asia/music/album/ di akses 10April 2018.
39 http://www.tonyqrastafara.asia/music/album/ di akses 10April 2018.
40 http://www.tonyqrastafara.asia/music/album/ di akses 10April 2018.
59
3. Penghargaan yang di raih
a. “Headliners Bob marley Festival, Houston TX,
USA Tahun 2002”41
b. “Invitation of Rasta Reggae Festival, Houston
TX, USA 2003-2005”42
c. “Putumayo World Music Album Complication
Reggae Playground Tahun 2006”43
d. “Discovery Cumbancha World Music, VA, USA,
Tahun 2010”44
C. Pandai Besi
1. Autobiografi Pandai Besi
“Pandai Besi adalah sebuah kolektif musik hasil
mutasi dari band Efek Rumah Kaca. Group musik ini
terdiri dari dua personel Efek Rumah Kaca. Terbentuknya
Pandai Besi berawal dari kejenuhan dua personel Efek
Rumah Kaca dalam jangka waktu 4 tahun hanya
memainkan lagu yang sama, juga tekanan album baru
yang belum kunjung selesai.”45 Setelah perdebatan
panjang itu, “pada ajang Festival Joyland Tahun 2012,
41 http://k0nc1.blog.friendplay.com/post/6011 di Akses pada 10April 2018.
42 http://k0nc1.blog.friendplay.com/post/6011 di Akses pada 10April 2018.
43 http://k0nc1.blog.friendplay.com/post/6011 di Akses pada 10April 2018.
44 http://k0nc1.blog.friendplay.com/post/6011 di Akses pada 10April 2018.
45 https://efekrumahkaca.net/pandai-besi-daur-baur/di akses 10April 2018.
60
muncul tawaran untuk bermain dan mereka
mengaransemen lagu-lagu Efek Rumah Kaca dengan
mengajak Andi Sabarrudin dan Agustinus Panji
Mahardika. Pandai Besi adalah band yang terlahir di
dalam sebuah band.”46
“Lagu-lagu yang terpilih ditempa kembali dengan
sudut pandang yang berbeda untuk mendapatkan hasil
yang berbeda pula. Yang dalam artian membenturkan ego
beberapa personil tambahan yang sengaja disuntikkan
dalam kolektif ini.”47 Metamorfosa ini, “lahir atas inisiatif
personil Efek Rumah Kaca yang merasa bosan
membawakan materi lagu-lagu mereka dengan aransemen
standar. Mereka menginginkan ekplorasi materi musikal
yang lebih luas.”48
“Terdapat banyak sekali cara untuk membentuk
sebuah band, namun tidak banyak pula sebuah band
terbentuk dengan metode yang tidak biasa seperti ini.”49
46 https://efekrumahkaca.net/pandai-besi-daur-baur/di akses 10April 2018.
47 https://efekrumahkaca.net/pandai-besi-daur-baur/di akses 10April 2018.
48 https://efekrumahkaca.net/pandai-besi-daur-baur/di akses 10April 2018.
49 https://efekrumahkaca.net/pandai-besi-daur-baur/di akses 10April 2018.
61
2. Album Yang Di Produksi
a. Album Daur Baur
1) “Hujan Jangan Marah”50
2) “Menjadi Indonesia”51
3) “Debu-debu Berterbangan”52
4) “Desember”53
5) “Melankolia”54
6) “Jalang”55
7) “Laki-laki Pemalu”56
8) “Di Udara”57
9) “Jangan Bakar Buku”58
3. Personil
a. Cholil Mahmud
b. Irma Hidayana
c. Natasha Abigail
d. Monica Hapsari
e. Andi Sabarudin
f. Poppie Airil
g. Akbar Bagus Sudibyo
h. Muhammad Asranur
50 https://pandaibesi.bandcamp.com di akses 15 Januari 2019.51 https://pandaibesi.bandcamp.com di akses 15 Januari 2019.52 https://pandaibesi.bandcamp.com di akses 15 Januari 2019.53 https://pandaibesi.bandcamp.com di akses 15 Januari 2019.54 https://pandaibesi.bandcamp.com di akses 15 Januari 2019.55 https://pandaibesi.bandcamp.com di akses 15 Januari 2019.56 https://pandaibesi.bandcamp.com di akses 15 Januari 2019.57 https://pandaibesi.bandcamp.com di akses 15 Januari 2019.58 https://pandaibesi.bandcamp.com di akses 15 Januari 2019.
62
i. Agustinus Panji Mardika
4. Penghargaan Yang Diraih
a. AMI Awards nominasi Bidang Pop dan Urban
Kategori Group/Duo Tahun 201459
D. Navicula
1. Autobiografi Navicula
“Navicula adalah band yang berdiri di Bali tahun
1996. Nama Navicula diambil dari nama sejenis ganggang
emas bersel satu berbentuk seperti kapal kecil (Navicula
berarti kapal kecil dalam Bahasa Latin). Band ini
mengusung unsur rock sebagai dasar musik mereka,
berpadu dengan beragam warna etnik, folk, psychedelic,
punk, altenative funk, dan blues.”60 Navicula mempunyai
ciri khas, “lirik yang terdapat di lagu-lagunya sarat
dengan pesan aktivisme dan semangat tentang damai,
cinta, lingkungan, dan kebebasan.”61
“Musik Navicula dipengaruhi kuat oleh alternative
rock 90-an. Terutama grunge/seattle-sound dari band-
band macam Soundgarden, Pearl Jam, Alice in Chains dan
Nirvana. Navicula sebuah band grunge yang dikenal
dengan sebutan The Green Grunge Gentlemen. Karena
59 https://efekrumahkaca.net/pandai-besi-daur-baur/di akses 10April 2018.
60 http://www.naviculamusic.com/biography/ di akses pada 14April 2018.
61 http://www.naviculamusic.com/biography/ di akses pada 14April 2018.
63
perannya mereka didunia aktivisme sosial dan
lingkungan.” Dapat dipahami, “berkat tumbuhnya di Bali,
band ini menyerap banyak inspirasi beragam budaya dan
informasi dari berbagai belahan dunia, isu sosial, serta
perubahan ekologi yang terjadi di Bali dan dunia secara
global sehingga menjadikannya sebagai topik lagu-lagu
mereka.”62
“Isu lingkungan hidup merupakan masalah vital
yang sangat mempengaruhi di era ini. Sehingga Navicula
percaya sangatlah penting untuk bertindak segera dan
untuk menyebarkan kesadaran dan pemahaman tentang
isu lingkungan.”63 Berkenaan dengan lingkungan,
“Navicula juga percaya lewat kegiatan berkesenian kami
bisa menebar benih perubahan. Kita perlu berubah dan
Navicula ingin menjadi bagian dari perubahan ini.”64
2. Album Yang Di Produksi
a. Self Potrait65
b. Alkemis66
c. Beautiful Rebel67
62 http://www.naviculamusic.com/biography/ di akses pada 14April 2018.
63 http://www.naviculamusic.com/biography/ di akses pada 14April 2018.
64 http://www.naviculamusic.com/biography/ di akses pada 14April 2018.
65 http://www.naviculamusic.com/dev/nvcl-discography/ diakses pada 15 Januari 2019.
66 http://www.naviculamusic.com/dev/nvcl-discography/ diakses pada 15 Januari 2019.
64
d. Salto68
e. Kami No Mori69
f. Love Bomb70
g. Tatap Muka71
3. Personil
a. Robi
b. Dankie
c. Made
d. Gembul
4. Penghargaan Yang Diraih
a. RODE Rocks Competition di Los Angeles
Tahun 201272
67 http://www.naviculamusic.com/dev/nvcl-discography/ diakses pada 15 Januari 2019.
68 http://www.naviculamusic.com/dev/nvcl-discography/ diakses pada 15 Januari 2019.
69 http://www.naviculamusic.com/dev/nvcl-discography/ diakses pada 15 Januari 2019.
70 http://www.naviculamusic.com/dev/nvcl-discography/ diakses pada 15 Januari 2019.
71 http://www.naviculamusic.com/dev/nvcl-discography/ diakses pada 15 Januari 2019.
72 https://www.lazone.id/entertainment/music/band-indonesia-ini-punya-prestasi-yang-besar~c78633?q=Navicula di akses pada 14April 2018.
64
BAB IV
ANALISIS DATA
Dalam bab ini akan mencoba memaparkan hasil temuan
lapangan terkait tentang pemaknaan pelestarian lingkungan hidup
dalam album kompilasi “Indonesia adalah Pertiwi” karya
organisasi GreenPeace yang berkerja sama dengan para musisi
yang karyanya terpilih oleh GreenPeace untuk mengisi album
kompilasi tersebut.
A. Struktur
Dalam teori Struktur, peneliti menggunakan point kedua, yaitu
Struktur untuk aturan menentukan jenis rasa.1 Di mana yang
termasuk di dalam kategorinya tersebut, antara lain:
“Tuhan berhadapan dengan Manusia”
“Manusia berhadapan dengan Alam”
“Manusia berhadapan dengan Manusia”
1. Lirik Lagu Bumi Menunggu
“lumpur hitam telah menghantui”
Kata “lumpur hitam” di atas membicarakan tentang alam,
sedangkan kata “telah menghantui” membicarakan tentang
manusia, dengan kata lain, struktur di lirik tersebut, berbicara
tentang Alam berhadapan dengan Manusia.
1 Gill Branston dan Roy Stafford, The Media Student’s Book,
(London: Rouledge, 2003). h. 12.
65
Pada potongan gambar menit 00:20 di atas tampak
beberapa manusia sedang berkumpul di tanah lapang yang
berdampingan dengan genangan air berwarna hitam. Warna hitam
pada genangan air menandakan limbah yang sudah membayang
bayangi manusia semakin meluas.2
“Kesucian pasir pantai sirna”
Kata “Kesucian pasir pantai” di atas membicarakan tentang alam,
sedangkan kata “sirna” membicarakan tentang dampak yang
manusia hasilkan, dengan membedahnya menggunakan struktur
pada lirik tersebut, membicarakan tentang Alam yang berhadapan
dengan manusia.
2 https://www.youtube.com/watch?v=15ErhrT4hbA di akses
tanggal 03 Maret 2019.
66
Kepingan gambar video clip menit 00:26 di atas,
menampakan orang yang berjalan di pesisir pantai. Pada pasir
pantai terdapat banyak limbah yang mengotori di pasir pantai.3
“hutan-hutan kehilangan rindang”
Kata “hutan-hutan” membicarakan tentang alam, sedangkan kata
“kehilangan rindang” berbicara tentang ulah manusia. Disini
berarti menjelaskan, bahwa pada struktur di lirik tersebut, Alam
berhadapan dengan Manusia.
3 https://www.youtube.com/watch?v=15ErhrT4hbA di akses
tanggal 03 Maret 2019.
67
Dalam potongan gambar menit 00:33, gambar yang
terpampang hutan yang habis terbakar. Dengan banyaknya pohon
yang tumbang akibat terbakar dan sisa asap yang masih tersisa.4
“sampah plastik menari-nari”
Kata “sampah plastik” berarti apa yang di produksi
manusia, sedangkan kata “menari-nari” membicarakan tentang
alam. Di lirik ini strukturnya berarti Manusia berhadapan dengan
Alam.
4 https://www.youtube.com/watch?v=15ErhrT4hbA di akses
tanggal 03 Maret 2019.
68
Kepingan segmen gambar di menit 00:41, menampakan
sebuah plastik menari-nari di kedalaman lautan, plastik juga
merupakan limbah yang di produksi dari manusia.
“sawah ladang tinggal Sejengkal”
Kata “sawah ladang” di atas membicarakan tengtang
alam, sedangkan “tinggal sejengkal” membicarakan tentang ulah
manusia. Dengan kata lain, lirik ini menggunakan struktur:
“Alam berhadapan dengan Manusia.”
69
Potongan gambar video clip pada menit 00:50, terdapat
sawah yang langsung berbatasan dengan tembok tinggi. Ini
menandakan bahwa semakin sedikit jumlah sawah yang ada.5
“Kelaparan bukan berita baru”
Kata “kelaparan” di atas berarti derita yang dialami
manusia, sedangkan kata “bukan berita baru” juga merupakan
peringatan untuk manusia, dalam lirik ini, struktur yang
digunakan, Manusia berhadapan dengan Manusia.
5 https://www.youtube.com/watch?v=15ErhrT4hbA diakses
tanggal 03 Maret 2019.
70
Potongan gambar di atas pada menit 00:57, terlihat
seorang anak kecil yang sedang menyuap makanan yang ia
temukan di jalan.6
“air hujan kirimi duka”
Kata “air hujan” berbicara tentang alam, sedangkan kata “kirimi
duka” berarti manusia yang merasakannya, dalam lirik ini,
struktur yang digunakan adalah Alam berhadapan dengan
Manusia.
6 https://www.youtube.com/watch?v=15ErhrT4hbA diakses
tanggal 03 Maret 2019.
71
Pada kepingan gambar yang terdapat di menit 01:02,
Nampak gambar sawah yang mengalami kebanjiran. Ini
menandakan para petani gagal panen akibat sawah mengalami
kebanjiran.7
“kering kemarau sebarkan luka”
Kata “kering kemarau” di atas membicarakan tentang alam,
sedangkan kata “sebarkan luka” ditujukan kepada manusia, maka
dari itu, struktur pada lirik ini mengunakan strukturalisme Alam
berhadapan dengan Manusia.
7 https://www.youtube.com/watch?v=15ErhrT4hbA diakses
tanggal 03 Maret 2019.
72
Kepingan gambar pada video clip menit 01:10,
menampakan keadaan tanah yang pecah-pecah akibat mengering.
Ini merupakan salah satu dampak perubahan iklim.8
“Kenapa kita tak mau belajar
Dari berita bencana masa lalu”
Kata “kenapa kita tak mau belajar” menyudut kearah
manusia, sedangkan kata “dari berita bencana masa lalu”
ditujukan kepada alam, oleh karena itu, struktur pada lirik ini
berarti, Manusia berhadapan dengan Alam.
8 https://www.youtube.com/watch?v=15ErhrT4hbA di akses
tanggal 03 Maret 2019.
73
Potongan gambar pada menit 01:24 menampakan
beberapa bencana alam yang pernah terjadi, yang sudah pasti
memakan korban jiwa, maka dari itu melestarikan alam untuk
dapat meminimalisir bencana yang memakan korban jiwa.9
“Akankah selalu salahkan Tuhan”
Kata akankah selalu termaksudkan kepada manusia, sedangkan
kata salahkan Tuhan membicarakan tentang kuasa Tuhan, ini
mengartikan dalam lirik ini menggunakan struktur, Manusia
berhadapan dengan Tuhan.
9 https://www.youtube.com/watch?v=15ErhrT4hbA di akses 03
Maret 2019.
74
Pada kepingan gambar di menit 01:30, menampakan
sebuah tangan yang menunjuk ke atas, gambar ini
menganalogikan manusia menuduh bencana datangnya dari
Tuhan, tanpa berfikir bahwa manusia mempunyai kekuatan yang
besar juga untuk mendatangkan bencana alam.10
“Bumi menunggu kasih sayangmu”
“Cinta kita”
Kata “bumi menunggu kasih sayangmu” membicarakan tentang
alam, sedangkan kata “cinta kita” berbicara tentang manusia atau
kasih sayang manusia, dengan kata lain, pada lirik ini
menggunakan struktur Alam berhadapan dengan Manusia.
10 https://www.youtube.com/watch?v=15ErhrT4hbA di akses
tanggal 03 Maret 2019.
75
Pada potongan gambar video clip di menit 01:35,
menampilkan gambar kedua belah tangan mendekap bola dunia,
ini mengartikan nasib iklim bumi tergantung perlakuan manusia
terhadap alam.11
2. Lirik Hujan jangan Marah
“lihatlah aku pucat pasi
sembilu hisapi jemari
setiap ku peluk menangisi
yang sedih aku letih”
Kata “lihatlah aku pucat pasi sembilu hisapi jemari”
membicarakan tentang manusia, dan kata “setiap ku peluk
menangisi yang sedih aku letih” ini mengartikan, bahwa pada
lirik ini, struktur yang digunakan, manusia berhadapan dengan
manusia.
11 https://www.youtube.com/watch?v=15ErhrT4hbA di akses
tanggal 03 Maret 2019.
76
Potongan gambar pada video clip di menit 00:10,
menampilkan seorang anak perempuan yang bermuka murung di
bagian belakang terdapat gambar pohon kering tanpa daun, ini
menganalogikan terdapat manusia yang sedih karena ulah
manusia yang lainnya.12
“dengarkah jantungku menyerah
terbelah di tanah merah”
Kata dengarkah jantungku menyerah merujuk kepada manusia,
sedangkan kata terbelah di tanah merah, berbicara tentang alam,
struktur pada lirik ini berarti, Manusia berhadapan dengan Alam.
12 https://www.youtube.com/watch?v=f2i-ufGJ9QQ di akses 03
Maret 2019.
77
Kepingan gambar pada video clip di menit 00:47,
menampilkan seorang anak perempuan dengan pandangan yang
terheran melihat pohon-pohon kekeringan tanpa daun, ditambah
dengan spectrum warna abu abu yang mengartikan kelam.13
“Gelisah dan suka bertanya
Pada musim kering”
Kata “gelisah dan suka bertanya” dimaksudkan tentang manusia,
sedangkan kata "pada musim kering, merujuk kepada alam,
dengan demikian, struktur pada lirik ini, Manusia berhadapan
dengan alam.
13 https://www.youtube.com/watch?v=f2i-ufGJ9QQ di akses 03
Maret 2019.
78
Potongan gambar pada video clip di menit 00:53
menampilkan gambar beberapa pohon tumbang dan sisanya
berisikan pohon yang hanya batang yang mengering. Ini
mengartikan bahwa marak terjadinya penebangan liar14
“melemah dan melemah
oh hujan jangan marah”
Kata melemah dan melemah, ditujukan kepada manusia,
sedangkan kata oh hujan jangan marah, berbicara tentang alam,
ini menjelaskan, struktur pada lirik ini, Manusia berhadapan
dengan Alam.
14 https://www.youtube.com/watch?v=f2i-ufGJ9QQ di akses
tanggal 03 Maret 2019.
79
Kepingan gambar pada video clip di menit 02:31,
menampilkan gambar sekeluarga yang berada di atas atap rumah
yang hampir ditenggelamkan oleh banjir.15
3. Lirik Love Bomb
“We’ll change the world
We’ll start today
We’ll change the world
We’ll start today”
Kata we’ll change the world tertuju kepada manusia, begitu pula
dengan kata we’ll start today, berbicara tentang manusia, dengan
demikian, struktur pada lirik ini, Manusia berhadapan dengan
Manusia.
“We’ll build a love bomb
To blow the end away
We’ll build a love bomb
To blow the end away”
15 https://www.youtube.com/watch?v=f2i-ufGJ9QQ di akses
tanggal 03 Maret 2019.
80
Kata we’ll build a love bomb merujuk kepada manusia, dan juga
dengan kata to blow the end away yang dimaksudkan ialah
manusia, sehingga struktur pada lirik ini, Manusia berhadapan
dengan Manusia.
“We’ll take the fast lane
Together all the way”
Kata we’ll take the fast lane membicarakan tentang manusia,
begitu juga dengan kata together all the way yang tertuju adalah
manusia, maka struktur pada lirik ini, Manusia berhadapan
dengan Manusia.
I’ll dare to care
And to always be there
Kata I’ll dare to care berarti berbicara tentang manusia,
sedangkan kata and to always be there berbicara tentang alam, ini
mengartikan, struktur pada lirik ini, Manusia berhadapan dengan
alam.
a. Hasil Temuan
Menurut penulis, Struktur yang digunakan pada ketiga lagu
tersebut, menggunakan tiga struktur, yaitu: “Tuhan berhadapan
dengan Manusia,” “Manusia berhadapan dengan Manusia,” dan
“Manusia berhadapan dengan Alam.” Maka dari itu, terjadi
sinkronisasi antara struktur yang penulis analisa dengan
potongan-potongan gambar pada video clip yang penulis
masukan.
81
B. Denotasi
1. Lirik Lagu Bumi Menunggu
Potongan teks pertama:
“Lumpur hitam telah menghantui
Kesucian pasir pantai sirna
Hutan-hutan kehilangan rindang
Sampah plastik menari-nari
Sawah ladang tinggal sejengkal”
Potongan syair di atas merupakan pembendaharaan kata,
potongan teks diatas menunjukan ekspresi penyair yang kecewa
terhadap realita yang ada, terlihat dari pemilihan kata-kata yang
dituangkan penyair pada potongan teks yang pertama ini.
Potongan teks kedua:
“Kelaparan bukan berita baru
Air hujan kirimi duka
Kering kemarau sebarkan luka”
Potongan teks diatas masuk kedalam kategori daya sugesti
kata, karena kata berita baru, kirimi duka dan sebarkan luka yang
tertera mempunyai kekuatan untuk mensugesti pendengar untuk
ikut larut dalam lirik tersebut.
Potongan teks ketiga:
“Kenapa kita tak mau belajar
Dari berita bencana masa lalu
Akankah selalu salahkan Tuhan”
Potongan teks ketiga, termasuk kedalam kategori
pembendaharaan kata, karena kata-kata yang tertuang di lirik,
mewakili suasana batin penyair.
82
Potongan teks keempat:
“Bumi menunggu kasih sayangmu
Cinta kita
Eling lan waspodo
Eling lan waspodo”
Potongan teks diatas, termasuk kedalam kategori daya
sugesti kata, hal ini tergambar dari makna yang ingin
disampaikan penyair tentang arti kesadaran.
a. Hasil Temuan
Berdasarkan pemaknaan pada tingkat denotasi, lirik lagu
“Bumi Menunggu,” dapat dipahami bahwa: dalam empat
potongan teks (lirik) lagu, penulis membentuk kegori yang
mewakili potongan teks, yaitu: pembendaharaan kata, daya
sugesti kata, urutan kata.
2. Lirik Lagu Hujan Jangan Marah
Potongan teks pertama:
“Lihatlah aku pucat pasi
Sembilu hisapi jemari
Setiap ku peluk menangisi
Yang sedih aku letih”
Potongan teks diatas, termasuk kedalam kategori daya
sugesti kata, ini terlihat dari kata-kata yang terpilih untuk mengisi
potongan teks pertama ini, penyair mencoba mensugesti para
pendengar tentang makna yang ingin disampaikannya.
83
Potongan teks kedua:
“Dengarkah jantungku menyerah
Terbelah di tanah merah
Gelisah dan suka bertanya
Pada musim kering”
Potongan syair diatas, merupakan pembendaharaan kata,
terlihat bahwa penyair merasakan suasana batin yang berada
dibawah tekanan.
Potongan teks ketiga:
“Melemah dan melemah
Oh hujan jangan marah
Melemah dan melemah
Oh hujan jangan marah”
Potongan teks diatas, termasuk kedalam kategori daya
sugesti kata, karena dilirik ini, penyair menncoba memancarkan
daya sugesti yang kuat, lewat kata-kata yang tertuang potongan
teks diatas.
a. Hasil Temuan
Berdasarkan pemaknaan pada tahap Denotasi lagu “Hujan
Jangan Marah” dapat dipahami bahwa: dalam tiga potongan teks
(lirik) lagu, penulis membentuk kata-kata yang mewakili setiap
potongan kalimat, yaitu: daya sugesti kata, pembendaharaan kata,
daya sugesti kata.
3. Lirik Lagu Love Bomb
Potongan teks pertama:
“We’ll change the world
We’ll start today
We’ll change the world
84
We’ll start today
We’ll build a love bomb
To blow the end away
We’ll build a love bomb
To blow the end away
We’ll change the world
We’ll start today”
Ini merupakan kategori urutan kata, karena maknanya
tidak dapat berubah, oleh perpindahan kata itu.
Potongan teks kedua:
“We’ll take the fast lane
Together all the way”
Syair di atas menggambarkan tentang pembendaharaan
kata, makna kebersamaan yang ingin dibangun oleh penyair.
Potongan teks ketiga:
“We’ll build a love bomb
To blow the end away”
Potongan teks ketiga ini merupakan kategori urutan kata,
karena maknanya tidak dapat berubah, oleh perpindahan kata itu.
Potongan teks keempat:
“I’ll dare to care
And to always be there”
Potongan Syair di atas merujuk pada kategori daya sugesti
kata, karena penyair mencoba mensugesti para pendengar
bersemangat untuk berani peduli.
a. Hasil Temuan
85
Berdasarkan pemaknaan pada tahap Denotasi lagu “Love
Bomb,” dapat dipahami bahwa: dalam potongan teks (lirik) lagu
Love Bomb, penulis membentuk kata-kata yang mewakili setiap
potongan kalimat, yaitu: urutan kata, pembendaharaan kata,
urutan kata dan daya sugesti kata.
C. Konotasi
1. Lirik Lagu Bumi Menunggu
Potongan teks pertama:
“Lumpur hitam telah menghantui
Kesucian pasir pantai sirna”
Potongan teks ini menyiratkan tentang lumpur hasil
limbah pabrik atau limbah industri dan kesucian pasir pantai yang
tidak dirawat, potongan teks ini masuk kedalam kategori prinsip
kasih sayang dan kepedulian terhadap alam.16
Potongan teks kedua:
“Hutan-hutan kehilangan rindang”
Teks ini mengkonotasikan tentang laju kerusakan hutan di
Indonesia yang semakin signifikan kenaikannya.17
Potongan teks ketiga:
“Sampah plastik menari-nari”
16 Sonny Keraf, Etika Lingkungan Hidup, (Jakarta: Kompas, 2010). h.
166-184. 17 Hariadi Kartodiharjo, Di Balik Kerusakan Hutan dan Bencana
Alam masalah Transformasi Kebijakan Kehutanan, (Jakarta: Kehati, 2007), h.
264.
86
Teks ini menyiratkan tentang semakin banyaknya
komsumsi manusia modern yang dikemas dengan plastik, juga
tentang budaya masyarakat yang masih membuang sampah
sembarangan.18
Potongan teks keempat:
“Sawah ladang tinggal sejengkal
Kelaparan bukan berita baru”
Dalam penggalan teks ini, pengkonotasiannya berkaitan
dengan prinsip integritas moral, karena sawah ladang mempunyai
kaitan erat dengan kelaparan dan alih fungsi lahan.19
Potongan teks kelima:
“Air hujan kirimi duka
Kering kemarau sebarkan luka”
Pengkonotasian dalam potongan teks kelima ini,
berkesinambungan dengan prinsip sikap hormat terhadap alam,
karena jika kita mempunyai sikap menghormati sesama makhluk
dalam komunitas ekologis, yang terjadi tidak akan seperti pada
potongan teks kelima ini.20
18 Sonny Keraf, Krisis dan Bencana Lingkungan Hidup Global,
(Yogyakarta: Kanisius, 2010), h. 46. 19 Sonny Keraf, Etika Lingkungan Hidup, (Jakarta: Kompas, 2010). h.
166-184. 20
Sonny Keraf, Etika Lingkungan Hidup, (Jakarta: Kompas, 2010). h.
166-184.
87
Potongan teks keenam:
“Kenapa kita tak mau belajar
Dari berita bencana masa lalu”
Dalam penggalan teks ini, menyiratkan tentang prinsip
tanggung jawab, bencana yang terjadi karena kerusakan alam
yang diperbuat manusia, merupakan tanggung jawab bersama
seluruh manusia.21
Potongan teks ketujuh:
“Akankah selalu salahkan Tuhan”
Pada teks ini, mengkonotasikan bahwa alam ini
merupakan milik Tuhan, titipan Tuhan, jadi bukan salah Tuhan
kerusakan lingkungan hidup yang terjadi, melainkan salah
manusianya sendiri.22
Potongan teks kedelapan:
“Bumi menunggu kasih sayangmu
Cinta kita”
Pengkonotasian pada potongan teks kedelapan ini,
berkesinambungan dengan makna lingkungan hidup bagi
kehidupan, karena jika lingkungan hidup menunjang untuk
21 Sonny Keraf, Etika Lingkungan Hidup, (Jakarta: Kompas, 2010). h.
166-184. 22 Fachrudin M. Mangunjaya dkk, Menanam Sebelum Kiamat: Islam,
Ekologi dan Gerakan Lingkungan Hidup, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,
2007), cet-1. h. 4.
88
kelangsungan hidup makhluk hidup, berarti kondisi keadaan
lingkungan menunjukkan keadaan yang baik pula.23
Potongan teks kesembilan:
“Eling lan waspodo
Eling lan waspodo”
Pengkonotasian dalam potongan kesembilan ini,
mengenai tentang prinsip demokrasi.24
2. Lirik Lagu Hujan Jangan Marah
Potongan teks pertama:
“Lihatlah aku pucat pasi
Sembilu hisapi jemari
Setiap ku peluk menangisi
Yang sedih aku letih”
Pada penggalan teks pertama ini, megkonotasikan
bagaimana sistem sosial harus diatur agar berdampak positif pada
kelestarian lingkungan hidup.
Potongan teks kedua:
“Dengarkah jantungku menyerah
Terbelah di tanah merah”
Pengkonotasian pada penggalan teks kedua ini,
berkesinambungan dengan makna solidaritas kosmis. Manusia
bisa ikut merasakan apa yang dirasakan oleh makhluk hidup lain
23 Otto Soemarwoto, Lingkungan Hidup dan Pembangunan (Jakarta,
1989), h. 55. 24
Sonny Keraf, Etika Lingkungan Hidup, (Jakarta: Kompas, 2010). h.
166-184.
89
di alam semesta ini. Manusia bisa merasa sedih dan sakit ketika
berhadapan dengan kenyataan memilukan berupa rusak dan
punahnya makhluk hidup tertentu.25
Potongan teks ketiga:
“Gelisah dan suka bertanya
Pada musim kering
Melemah dan melemah
Oh hujan jangan marah
Melemah dan melemah
Oh hujan jangan marah”
Pada penggalan teks terakhir ini, menginterpretasikan
dengan makna bencana hidrometeorologi. Perubahan iklim yang
terjadi secara alamiah bisa mendatangkan ancaman yang serius
terhadap kehidupan. Karena itu, di kalangan pakar kebencanaan,
ada yang disebut bencana hidrometeorologi yang terkait dengan
cuaca. Dalam hal ini, cuaca juga bisa menimbulkan kekeringan
berkepanjangan atau hujan yang mengakibatkan banjir dan tanah
longsor. Cuaca juga dapat menimbulkan angina kencang dalam
bentuk badai. Semuanya berpotensi menimbulkan bencana yang
berdampak merugikan dan mengancam umat manusia.26
25 Sonny Keraf, Etika Lingkungan Hidup, (Jakarta: Kompas, 2010). h.
166-184. 26
Mukhlis Akhadi, Isu Lingkungan Hidup, (Yogyakarta, Graha Ilmu,
2014), h. 3.
90
3. Lirik Lagu Love Bomb
Potongan teks pertama:
“We’ll change the world
We’ll start today
We’ll change the world
We’ll start today”
Pada potongan teks pertama ini, pengkonotasiannya
berkaitan dengan makna prinsip tidak merugikan. Manusia
mempunyai kewajiban moral dan tanggung jawab terhadap alam,
paling tidak manusia tidak akan mau merugikan alam secara tidak
perlu. Sikap solider dan kepedulian ini bisa mengambil bentuk
minimal berupa tidak melakukan tindakan yang merugikan dan
mengancam eksistensi makhluk lain di alam semesta ini.
Potongan teks kedua:
“We’ll build a love bomb
To blow the end away
We’ll build a love bomb
To blow the end away”
Pengkonotasian dalam potongan teks kedua ini,
menyiratkan makna kesadaran lingkungan. Di dalam mengatasi
masalah-masalah lingkungan yang dihadapi oleh lingkungan
hidup secara total, diperlukan adanya suatu kesadaran akan
pentingnya arti lingkungan bagi kehidupan terutama sekali
hubungannya dengan kehidupan manusia yang bersifat sentral.
Artinya, manusia memegang peranan yang sangat urgen dalam
91
mengelola lingkungan bahkan juga yang mendatangkan adanya
kerusakan lingkungan.27
Potongan teks ketiga:
“We’ll change the world
We’ll start today
We’ll take the fast lane
Together all the way”
Pengkonotasian pada penggalan teks ketiga ini erat
hubungannya dengan makna prinsip hidup sederhana. Prinsip ini,
yang ditekankan adalah nilai, kualitas, cara hidup yang baik, dan
bukan kekayaan, sarana, standar material. Prinsip ini penting
karena, pertama, krisis ekologi sejauh ini terjadi karena
pandangan antroposenstris yang hanya melihat alam sebagai
obyek eksploitasi dan pemuas kepentingan hidup manusia.
Kedua, krisis ekologi terjadi karena, sebagaimana ditekankan
Naess dan DE, pola dan gaya hidup manusia modern yang
komsumtif, tamak dan rakus.
Potongan teks keempat:
“We’ll build a love bomb
To blow the end away
I’ll dare to care
And to always be there”
Pada potongan teks terakhir ini, pengkonotasiannya
berhubungan dengan makna keseimbangan lingkungan hidup.
Pembinaan lingkungan hidup dan pelestariannya menjadi amat
penting artinya untuk kepentingan kesejahteraan hidup di dunia
27
M. Bahri Ghazali, Lingkungan Hidup dalam Pemahaman Islam,
(Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), cet. ke-1, h. 28.
92
dan akhirat, dimana aspek-aspeknya tidak dapat lepas dari air,
hewan, tumbuh-tumbuhan dan benda-benda lain sebagai unsur
pendukung. Keseimbangan dan keserasian antar semua unsur
tersebut sangat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh sikap
rasional manusia yang berwawasan luas dengan penuh pengertian
yang berorientasi pada kemaslahatan makhluk.28
Upaya pembinaan lingkungan hidup dapat dilakukan dengan
dua pokok pendekatan. Pertama pendekatan proyek dan kedua,
pendekatan motivasi. Pendekatan motivasi walaupun akan
memerlukan waktu yang relatif panjang, akan berdampak lebih
positif karena pihak sasaran secara berangsur akan mau
mengubah sikap dan perilaku secara persuasif. Perilaku sikap
acuh tak acuh terhadap masalah lingkungan hidup akan berubah
menjadi sikap dinamis yang terus berkembang yang akan
berkultivasi pada stabilitas lingkungan hidup.29
a. Hasil Temuan
Berdasarkan pemaknaan pada tingkat konotasi lagu
“Bumi Menunggu, Hujan Jangan Marah dan Love Bomb,” dapat
dipahami bahwa: potongan-potongan teks yang terdapat di tiga
lagu tersebut, mengisahkan tentang pencemaran lingkungan
hidup, bencana alam atas rusaknya tatanan lingkungan hidup
yang berada di muka bumi yang di akibatkan oleh ulah manusia
28 Sahal Mahfudh, Nuansa Fiqih Sosial, (Yogyakarta: LKiS, 1994),
h.259-262. 29
Sahal Mahfudh, Nuansa Fiqih Sosial, (Yogyakarta: LKiS, 1994),
h.259-262.
93
itu sendiri. Karena manusia mempunyai peran besar atas rusak
atau sehatnya lingkungan hidup yang berada di muka bumi ini.
D. Refleksi
Dengan melihat lirik-lirik yang terdapat di tiga lagu tersebut,
melalui pemaknaan milik Branston dan Stafford, dalam hal
strukturalisme, denotasi dan konotasi juga melalui proses
wawancara, maka dapat dilihat makna pelestarian lingkungan
hidup, sebagai berikut:
1. Dalam album kompilasi “Indonesia Adalah Pertiwi” yang
dirilis pada Tahun 2014 itu, sengaja dirilis secara online
oleh GreenPeace. Penulis menganalisisnya sebagai salah
satu cara kampanye GreenPeace menerapkan pelestarian
lingkungan hidup dan dibenarkan oleh Bapak Afif Saputra
selaku Communication and Digital Manager GreenPeace,
“bisa, karena zaman sudah berubah dan ketika ada
teknologi yang memungkinkan untuk meminimalisir
dampak terhadap lingkungan, kita akan menggunakan
itu.”30
Berdasarkan pemaknaan pada tingkat konotasi,
penulis menemukan adanya refleksi dari konsep
pelestarian lingkungan hidup.
2. Dalam lagu “Bumi Menunggu” yang juga terdapat di
album “Indonesia Adalah Pertiwi” ini, pengkonotasiannya
tentang segala bentuk pencemaran dan rusaknya tatanan
lingkungan hidup yang sedang dialami alam kita ini.
30 Wawancara pribadi dengan Afif Saputra, Jakarta, 26 Juli 2018.
94
Sependapat dengan penulis, “iya, karena pertama gini,
lagu bercerita sebuah realita yang kita tidak bisa
pungkiri, kedua, mengingatkan bahwa kita sedang
menghadapi situasi seperti ini, jadi disitu kita ada
penekanan, bumi menunggu kasih sayangmu.”31
Ujar
Tony Q selaku pencipta lagu.
3. Dalam lagu “Hujan Jangan Marah” yang terdapat di
Album “Indonesia Adalah Pertiwi” ini,
pengkonotasiannya tentang bencana hidrometeorologi.
Sependapat dengan penulis, “hujan itu kan sahabat
manusia ya, tapi kok, kalo hujan jadi bencana.”32
Ujar
Adrian Yunan selaku pencipta lagu hujan jangan marah.
4. Dalam lagu “Love Bomb” yang terdapat di Album
“Indonesia Adalah Pertiwi” ini, pengkonotasiannya
tentang seruan akan kesadaran lingkungan dan
keseimbangan lingkungan hidup. Sependapat dengan
penulis, “mengajak pendengar untuk ikut dalam satu misi
mengubah dunia, menciptakan dunia yang lebih baik,
juga tentang rasa frustasi dan putus asa tentang arah
bumi saat ini.”33
Ujar Lakota Moira sebagai mantan
manager Navicula juga pencipta lagu “Love Bomb” lewat
WhatsApp.
31 Wawancara pribadi dengan Tony Q, Jakarta, 15 Agustus 2018. 32 Wawancara pribadi dengan Adrian Yunan, Jakarta, 04 September
2018. 33 Wawancara dengan Lakota Moira.
95
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil data yang ditemukan, dalam bagian
kesimpulan ini penulis mendata beberapa nilai penting untuk
memahami alur penelitian dan menjawab atas pertanyaan turunan
penelitian, yaitu:
1. Dalam pemaknaan struktur, ketiga lagu terpilih
dalam album kompilasi “Indonesia adalah Pertiwi”
ini terdiri dari tiga struktur, yaitu: Tuhan
berhadapan dengan Manusia, Manusia berhadapan
dengan Manusia dan Manusia berhadapan dengan
Alam.
2. Berkaitan dengan lirik dari ketiga lagu terpilih,
yang terdapat di album kompilasi “Indonesia
adalah Pertiwi” karya organisasi GreenPeace ini,
secara jelas mendenotasikan lirik lagu berdasarkan
konseptualisasi lirik lagu menjadi tiga komponen,
antara lain: pembendaharaan kata, urutan kata,
daya sugesti kata.
3. Berdasarkan pengonotasian pada nilai-nilai
tertentu, penggalan teks lagu pada lirik mengarah
pada beberapa komponen tentang lingkungan
hidup, yaitu: kerusakan hutan, sampah, prinsip
integritas moral, sikap hormat terhadap alam,
96
prinsip tanggung jawab, alam titipan tuhan, makna
lingkungan hidup bagi kehidupan, prinsip
demokrasi, prinsip keadilan, solidaritas kosmis,
bencana hidrometeorologi, prinsip tidak
merugikan, kesadaran lingkungan, keseimbangan
lingkungan hidup, prinsip kasih saying dan
kepedulian terhadap alam.
B. Saran
Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis pada
Album kompilasi “Indonesia Adalah Pertiwi” karya
GreenPeace, maka ada beberapa saran yang hendak
penulis sampaikan pada pihak-pihak tertentu, yaitu:
1. Pendengar Musik
Lagu tidak hanya untuk didengar
melainkan juga untuk ditelaah makna tersirat
maupun tersuratnya. Hal inilah yang akhirnya
menjadi sebuah nasihat atau saran bagi para
pendengar musik agar ikut serta dalam upaya
pelestarian lingkungan hidup.
2. Khalayak
Marilah kita sama-sama menerima realitas
bahwa, tidak hanya podium dan mimbar,
musikpun bisa menjadi sebuah jalur untuk
berdakwah, utamanya berhubungan dengan
pelestarian lingkungan hidup. Oleh sebab
97
demikian, penulis menyarankan kepada khalayak,
agar dapat mengkaji celah-celah yang dapat
dipetik dari musik, demi menciptakan dan
mengembangkan keberagaman model berdakwah.
98
DAFTAR PUSTAKA
Akhadi, Muklis. Isu Lingkungan Hidup. Yogyakarta: Graha Ilmu,
2014.
Ardianto, Elvinaro dan Bambang Q-Anees. Filsafat Ilmu
Komunikasi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media, Cet. 1. 2007
Branston, Gill dan Stafford Roy, Student’s Book. London:
Rouledge, 2003.
Bungin, Burhan. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta:
Radja Grafindo Perkasa, 2003.
Eagleton, Terry, Literary Theory: An Introduction. Oxford:
Blackwell, 1983.
Gazalba, Sidi. Islam dan Kesenian. Jakarta: Pustaka Al-Husna,
1998.
Ghazali, M. Bahri. Lingkungan Hidup Dalam Pemahaman Islam.
Cetakan Pertama. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996.
Kartodiharjo, Hariadi. Di Balik Kerusakan Hutan dan Bencana
Alam Masalah Transformasi Kebijakan Kehutanan. Jakarta:
Kehati, 2007.
LIPI, Penciptaan Bumi dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sains.
Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, 2010.
Mahfudh, Sahal. Nuansa Fiqih Sosial. Yogyakarta: LKiS, 1994.
99
Mangunjaya, M. Fachrudin, dkk. Menanam Sebelum Kiamat:
Islam, Ekologi dan Gerakan Lingkungan Hidup. Jakarta: Yayasan
Obor Indonesia, 2007.
Moeliono, M. Anton. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka, 1990.
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:
Remaja Rosda Karya, 2004.
Nasuhi, Hamid. dkk. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta:
CeQDA UIN, 2007.
Owen, Denis. Whats Is Ecology?. Oxford: Oxford University
Press, 1980.
Semi, Atar. Anatomi Sastra. Padang: Angkasa Raya, 2001.
Siahaan, N. H. T. Hukum Lingkungan dan Ekologi
Pembangunan. Jakarta: Erlangga, 2004.
Sonny, A. Keraf. Filsafat Lingkungan Hidup: Alam sebagai
Sebuah Sistem Kehidupan. Yogyakarta: Kanisius, cet. 1. 2014.
Sonny, A. Keraf. Krisis dan Bencana Hidup Global. Yogyakarta:
Kanisius, 2010.
Sobur, Alex. Analisis Teks Media. Bandung: Remaja Rosda
Karya. Cetakan Keenam. 2012.
100
Sobur, Alex. Semiotika Komunikas. Bandung: Remaja Rosda
Karya. Cetakan Kedua. 2004.
Sobur, Alex. Semiotika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosda
Karya. Cetakan Kelima. 2013.
Soedarsono. Pengantar Apresiasi Seni. Jakarta: Balai Pustaka,
1992.
Soemarwoto, Otto. Ekologi, Lingkungan Hidup dan
Pembangunan. Cetakan Keempat. Jakarta: Penerbit Djambatan,
1986.
Supardi, Imam. Lingkungan Hidup dan Kelestariannya.
Bandung: Alumni, 1994.
Sutrisno. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Offset, 1989.
Tambajong, Japri. Ensiklopedia Musik. Jakarta: Cipta Abdi
Pustaka, 1922.
Tim Penyusun Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Tim
Penyusun Kamus. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Bina
Aksara, 1986.
Tim Penyusun. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka, 2006.
Tim Penyusun. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka, 2007.
101
Tim Penyusun. Ensiklopedi Nasional Indonesia. Jakarta: CiptaAbdi Pustaka,1988.
Tinarbuko, Sumbo. Semiotika Komunikasi Visual. CetakanKetiga. Yogyakarta: Jalasutra, 2009.
UU RI No. 32 Tahun 2009 Tentang perlindungan danPengelolaan Lingkungan Hidup Lembaran Negara RepublikIndonesia.
Sumber Internet
https://www.apaarti.com/pelestarian.html
http://www.gurupendidikan.co.id/8-pengertian-lirik-lagu-menurut-para-ahli-lengkap/
https://id.wikipedia.org/wiki/Album_kompilasi
http://www.landasanteori.com/2015/09/pengertian-lagu-musik-definisi.html
http://www.greenpeace.org/seasia/id/about/sejarah-greenpeace/
http://www.lorongmusik.com/2013/03/biography-tony-q-rastafara.html
http://www.tonyqrastafara.asia/music/album/
http://k0nc1.blog.friendplay.com/post/6011
https://efekrumahkaca.net/pandai-besi-daur-baur/
http://www.naviculamusic.com/biography/
https://www.hidayatullah.com/artikel/opini/read/2012/09/12/4059/musik-dalam-islam-bolehkah.html
102
https://www.kompasiana.com/benyamin.siburian/54f4754e745513972b6c8ad0/green-in-peace-indonesia-adalah-pertiwi
https://www.kamusq.com/2013/04/analisa-adalah-definisi-dan-arti-kata.html
https://pandaibesi.bandcamp.com
http://www.naviculamusic.com/dev/nvcl-discography/
https://www.lazone.id/entertainment/music/band-indonesia-ini-punya-prestasi-yang-besar~c78633?q=Navicula
https://www.youtube.com/watch?v=15ErhrT4hbA
https://www.youtube.com/watch?v=f2i-ufGJ9QQ
Sumber Skripsi
Tonnedy, Ervan. “Pemaknaan Islam dan Yahudi dalam Video
Clip Satu Dewa 19.” Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2017.
Qurnia, Nurul Ningsih. “Konsep Pelestarian Lingkungan Hidup
dalam Islam (Studi Lapangan di Desa Jombe Kecamatan Turatea
Kabupaten Jeneponto).” Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum,
Universitas Islam Negeri Alaudin Makasar, 2017.
Indrayana. “Nilai Kemanusiaan dalam Lirik Lagu Tony Q
Rastafara sebagai Inspirasi dalam Karya Lukis Gaya Surealistis.”
Skripsi S1 Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri
Semarang, 2015.
103
Mubarok, Fahmi. “Analisis Wacana Kritik Sosial dalam Album
Efek Rumah Kaca Karya Efek Rumah Kaca.” Skripsi S1 Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013.
Kinanti, Findi. “Kritik Sosial dalam Lagu Metropolutan dari
Band Navicula.” Skripsi S1 Fakultas Ilmu Komunikasi,
Universitas Mercu Buana, 2015.
Sumber Wawancara
Wawancara pribadi dengan Afif Saputra, Jakarta, 26 Juli 2018.
Wawancara pribadi dengan Tony Q Rastafara, Jakarta, 15
Agustus 2018.
Wawancara pribadi dengan Adrian Yunan, Jakarta, 04 September
2018.
Wawancara dengan Lakota Moira via Whatsapp.
LAMPIRAN
Lirik Bumi Menunggu karya Tony Q Rastafara
Lumpur hitam telah menghantui
Kesucian pasir pantai sirna
Hutan-hutan kehilangan rindang
Sampah plastik menari-nari
Sawah ladang tinggal sejengkal
Kelaparan bukan berita baru
Air hujan kirimi duka
Kering kemarau sebarkan luka
Kenapa kita tak mau belajar
Dari berita bencana masa lalu
Akankah selalu salahkan Tuhan
Bumi menunggu kasih sayangmu
Eling lan waspodo
Eling lan waspodo
Lirik Hujan jangan Marah karya Adrian Yunan (Pandai
Besi)
Lihatlah aku pucat pasi
Sembilu hisapi jemari
Setiap ku peluk menangisi
Yang sedih aku letih
Dengarkah jantungku menyerah
Terbelah di tanah merah
Gelisah dan suka bertanya
Pada musim kering
Melemah dan melemah
Oh hujan jangan marah
Melemah dan melemah
Oh hujan jangan marah
Lirik Love Bomb karya Lakota Moira (Navicula)
We’ll change the world
We’ll start today
We’ll change the world
We’ll start today
We’ll build a love bomb
To blow the end away
We’ll bulid a love bomb
To blow the end away
We’ll change the world
We’ll start today
We’ll take the fast lane
Together all the way
We’ll build a love bomb
To blow the end away
I’ll dare to care
And to always be there
TRANSKIP WAWANCARA PENELITIAN
Narasumber : Afif Saputra (Communication and
Digital Manager)
Tanggal Wawancara : 26 Juli 2018
Tempat : Kantor GreenPeace Indonesia
Pukul : 11.00 WIB
List Pertanyaan :
1. Mengapa memilih media musik untuk melakukan
kampanye tentang pelestarian lingkungan hidup?
Sebenernya itu bukan yang pertama kali,
GreenPeace itu menggunaka musik sebagai instrumen
kampanye, jadi kalau bisa dibilang pada awalnya
pendirian GreenPeace, ada satu kita bikin konser buat di
penggalangan dananya GreenPeace dan itu waktu itu di
Canada, jadi sebelum tahun 1970an itulah kita udah ada
turut andil daripada musisi-musisi yang disana. Juga
untuk penggalangan dana membantu GreenPeace, jadi
kalau dibilang ya musik itu pun tidak bisa di bukan suatu
yang baru dan ini juga udah beberapa kali kita pake dan
beberapa kali juga kita kerjasama sama musisi baik di
Indonesia maupun diluar gitu, dan sempet juga kerjasama
dengan beberapa nama seperti radiohead dan blur dan
banyak juga temen-temen yang mendukung GreenPeace
gitu, jadi kita fikir musik itu universal dan biasanya
musisi punya basis penggemar yang kita harapkan dengan
adanya keterlibatan mereka pesan-pesan kampanye kita
sampe ke penggemarnya dan audience-audience yang
mendengarkan lagu-lagu mereka sehingga memperluas
kampanye. Jadi apa yang di idolakan mereka semua,
mereka ikuti tingkah lakunya jadi inspirasinya. Jadi
misalkan musisi-musisi ikut GreenPeace, dan kita
harapkan di basis penggemarnya. Mereka tahu apa yang
kita lakukan, mungkin bisa ikut andil dalam kampanye-
kampanye GreenPeace itu yang kita harapkan.
2. Motivasi apa yang melatar belakangi GreenPeace
membuat album kompilasi Indonesia adalah pertiwi?
Itu konteksnya lagi pemilu presiden, jadi dipemilu
presiden itu sayangnya, isi-isu lingkungan tidak terlalu
banyak disuarakan oleh para kandidat. Kita ingin
menyuarakan ini mendesak kepada kedua calon presiden
pada waktu itu, memasukan isu-isu lingkungan sebagai
salah satu agenda utama kita, jadi latar belakangnya itu
sih sebenernya. Kita mau meminta jelas, baik kepada
kedua kandidat, mananih isu lingkungannya, mananih
program kerja terkait lingkungannya dan itu sama sekali
gak ada, dan minim dan kalopun ada sangat tidak detail
dan tidak jelas, cuman langkah-langkah yang tidak
kongkret bagi kita. Makanya pas tahun pemilu itu, kita
gencar untuk menyuarakan isu lingkungan supaya masuk
di dalam agendanya para capres itu dan itu melalui
berbagai hal juga, ada kampanye publiknya juga, sehingga
gaung atau desakannya itu semakin kuat, tidak hanya dari
GreenPeace saja.
3. Mengapa GreenPeace memilih judul “Indonesia Adalah
Pertiwi” untuk album kompilasi tersebut?
Sebenarnya mencoba membawa kembali, kita kan
sering bilang ibu pertiwi dan semacamnya, tapi kadang
kita lupa, kita memperlakukan ibu pertiwi itu
sembarangan dan yang terjadi di hutan-hutan itu,
kerusakan lingkungan di berbagai tempat itu sudah
menjadi bukti bahwa kita memperlakukan ibu pertiwi
tidak dengan semestinya, kita ingin mengingatkan lagi,
Indonesia itu ibu pertiwi. Ketika ibu pertiwi
dihancurkan,lingkungan hancur ya Indonesia juga ikut
hancur, rusak gitu.
4. Bagaimana GreenPeace memaknai Indonesia adalah
pertiwi dalam hal pelestarian lingkungan hidup?
GreenPeace lebih melihat kepada kebijakan
pemerintah, bahwa ada peraturan, misalnya pembukaan
hutan itu masih dibiarkan,kita mendesak adanya
monatorium, kita mendesak, sudah ini hutanya jangan
dibuka-buka lagi, jangan dikasih ke kelapa sawit lagi,
jangan dikasih ke tambang lagi dan semacamnya. Karena
itu, dipilpres itu, kita sangat mendesak bahwa, apa yang
bakal dilakuin buat hutannya, apanih yang bakal dilakuin
buat energinya, karena itu akan sangat berpengaruh.
Karena satu tangan presiden itu sangat berpengaruh
daripada seribu orang menanam pohon di Indonesia gitu,
itulebih kuat gitu, itu yang kita harapkan.
5. Nilai edukasi pelestarian lingkungan hidup seperti apa,
yang GreenPeace ingin sampaikan di album kompilasi
tersebut?
Sebenarnya ingin mengingatkan kembali, bahwa
di Indonesia ini, kita sering mendengar berita tentang
kerusakan lingkungan, sudah sering kita membaca tentang
bencana alam, tapi kita ingin mengajak kembali, bahwa ,
hey, iniloh di lingkungan kita lagi begini, kita butuh suara
kalian, kita butuh bantuan kalian, kita butuh dukungan
kalian, untuk bersama-sama menjadi suara untuk hutan-
hutan di Indonesia, jadi, lebih mengajak masyarakat untuk
menjadi suara untuk lingkungan, bagi orangutan yang
tidak mampu bersuara, bagi hutan yang tidak mampu
memilih, bagi sungai-sungai yang tidak mampu bertanya
untuk program kerja, jadi mewakili mereka. Harapanya,
dengan album ini, seluruh masyarakat Indonesia untuk
bergabung dan tahu tentang apa yang terjadi di
lingkungan, di hutan, dan dengan pengetahuan itu mereka
bisa menjadi sumber kekuatan.
6. Apa tujuan dari album kompilasi Indonesia adalah pertiwi
di orbitkan secara online?
Kan jaman sudah berubah juga, ketika ada
teknologi yang memungkinkan kita untuk meminimalisir
dampak terhadap lingkungan, kita akan menggunakan itu.
Karena jaman sekarangkan, tinggal download aja, atau
kirim-kirim saja, itu sudah selesai, tanpa harus dicetak
fisik, berupa kaset atau cd, yang notabene membutuhkan
material plastic, atau material yang di ekstraksi dari bumi,
dan kalo ada kenapa tidak, seperti, kalau ada acara, tidak
perlu ngeprint tiketnya, terus kalau ada acara tinggal bawa
botol minuman sendiri, nanti airnya kita sediakan, kita
coba terrapin di setiap acaranya GreenPeace.
7. Apa saja peran yang pernah dijalankan GreenPeace dalam
konteks pelestarian lingkungan hidup?
Kita punya beragam kegiatan, selain membuat
album kompilasi Indonesia adalah pertiwi ini, kita pernah
edukasi ke sekolah-sekolah, ke kampus-kampus, ke
lembaga-lembaga, kegiatan di publik juga, kadang
CarFreeDay kita turun, tapi untuk sekarang ini, lebih
banyak di dunia digital, di social media, di ranah media
tradisional juga, karena dari sana, edukasinya masih
tersampaikan, di diskusi publiknya juga hangat
dibicarakan, karena di media social ataupun di media
tradisional, kita bisa langsung terkait dengan orang-orang
yang mempunyai kebijakannya itu, kaya menterinya, atau
presidennya sendiri.
Narasumber : Tony Q Rastafara (pencipta lagu
Bumi Menunggu)
Tanggal Wawancara : Rabu 15 Agustus 2018
Tempat : Port Studio
Pukul : 19.00 WIB
List Pertanyaan:
1. Motivasi apa yang melatar belakangi Tony Q
menciptakan lagu Bumi Menunggu?
Sebenernya idenya itu pada saat, saya pergi ke pulau
seribu, pada saat itu, ada acara maen disana, di tengah
perjalanan perahu itu, saya melihat banyak hal yang
sebenarnya sangat mengkhawatirkan, karenakan, kalau
kita bicara dari ancol sampai pulau seribu ada namanya
gradasi air, dari hitam cenderung coklat tua, sampai
akhirnya kuning, sampai ada batasan yang namanya
sampah, dan sampah itu berkilo-kilo kan, setelah sampah,
baru ijo, baru biru kan gitu. Dari perjalanan itu, terbesit
ide untuk membuat sebuah lagu yang namanya bumi
menunggu. Artinya disitu adanya kekhawatiran,
keprihatinan, pada saat melihat situasi masyarakat yang
kurang peduli terhadap lingkungan, terutama mungkin
sampah ya, jadi ini sangat kompleks sekali ya, dimana
keadaan masyarakat yang semakin nambah penduduknya
dan semakin mencari solusi bagaimana membuang
sampah atau apapun yang namanya tentang kebersihan,
tentang lingkungan. Idenya pada saat berangkat dari ancol
ke pulau seribu itu mengahadapi situasi seperti itu,
sampah kok jadi banyak ya terus orang-orang buang
sampahnya itu gimana ya. Itukan sebenernya sama seperti
kasus gubernur kemarinkan sempet kali dibersihin dan
ternyata di Jakarta sendiri penduduknya kurang peduli
terhadap sampah sementara kalo bicara Jakarta bukan lagi
bicara metropolitan mungkin megapolitan tapi
penduduknya sendiri kurang aware terhadap kesadaran
lingkungan bahkan sampai sekarang kita masih menemui
ditengah-tengah jalan raya sudirman buang botol aqua apa
segala macem sembarangan. Lagu itu lebih mengajak
bahwa kita perlu aware terhadap lingkungan.
2. Siapa saja yang mempunyai kontribusi atas terciptanya
lagu Bumi Menunggu?
Lagu ini buatan saya sendiri tidak ada campur tangan
musisi lain, karena memang hampir lagu-lagu ku buatan
sendiri, dan itu pun kita produserin sendiri, kita rekam
sendiri,
3. Bagaimana pemaknaan tentang pelestarian lingkungan
hidup, yang ini disampaikan di lagu bumi menunggu?
Karena gini, sebenarnya itu lagu, pertama, bercerita ada
sebuah realita yang kita tidak bisa pungkirin, kedua, untuk
mengingatkan bahwa kita sedang menghadapi realita
seperti ini, jadi disitu kita, ada penekanan kata, bumi
menunggu kasih sayangmu. Artinya disini, supaya orang
aware, bahwasannya, bumi kita, tanah yang kita pijak,
lingkungan yang kita tempati itu, mulai terasa kurang
nyaman, dan itu sebenarnya dari manusianya sendiri, dari
lagu itu memang ada unsur satu sisi menyatakan realita,
satu sisi yang bisa saya bilang, revolusi kesadaran tentang
itu sendiri.
4. Bagaimana Tony Q memaknai pelestarian lingkungan
hidup?
Memaknainya sangat penting sekali ya, kalau saya bisa
dibilang, dari aktivis music, atau dari sisi music, jadi
mungkin kontribusinya adalah bagaimana saya mencoba
untuk syiar. Syiar bagaimana membuat lagu itu juga, pada
saat orang menangkap lagu itu, paling tidak, siapa tahu
hari ini belum tergerak, tapi mungkin the next bisa
tergerak. Memang sepertinyakan sepele ya lagu, hiburan
apa gitu, tapi mungkin di dalam sebuah lagu kan, tiba-tiba
suatu saat orang, lagi diam dan dengar lagu itu, yang
penting kan, teteap ada syiar yang disampaikan lewat lagu
itu.
5. Bagaimana kontribusi Tony Q dalam hal pelestarian
lingkungan hidup?
Mungkin saya tidak bisa memberikan contoh yang sangat
besar, tapi saya coba hal yang paling kecilnya. Seperti
dirumah, bagaimana anak-anak membuang sampah pada
tempatnya, kita ajarkan dari awal, bagaimana merawat
pohon, bagaimana menanam pohon, itu sudah kita
canangkan, walaupun tidak secara massive atau besar-
besaran, tapi paling tidak, dari lingkungan teman-teman,
dari lingkungan keluarga. Bahkan, saya sering kali ke
pantai, saya coba memberikan atau mencontohkan
perilaku, maksudnya tidak hanya lewat omongan saja, kita
lagi maen disini nih, ini ada sampah, gak enak ya ada
sampah, kotor ya, ayo kita angkutin yuk sampahnya, kita
sama-sama angkutin bawa ke pinggir, cari tong sampah,
jadi tidak peduli penjaga pantai ngomomong apa, tapi
paling tidak, saya memberikan masukan kepada anak
saya, bahwasannya kita maen di tempat kotor tidak enak.
Pernah ada beberapa peristiwa kita melakukannya sangat
spontan. Contohnya, kita pernah ke Belitung, kita jalan-
jalan sama temen, kita sudah siap sendiri, bahwa kita gak
perlu disuruh, gak perlu apa-apa, tapi pada saat kita jalan-
Jalan di tempat laen, di Padang, di Belitung, di Bali, kita
selalu begitu. Jadi memang bagaimana, lingkungan ini
kita jaga, mungkin saya tidak bisa bicara seperti ini di
seluruh Indonesia, tapi paling tidak, ketika saya main
disitu, disitu ada kotoran, pasti kita singkirin. Artinya,
tidak perlu banyak ngomong, yaudah, lakuin ajalah,
sekecil apapun itu. Pernah juga menanam pohon bareng di
Lampung. Mungkin seperti ceremonial , komunitas disitu
ingin membuat sebuah gerakan menanam pohon. Dan kita
coba komunikasi dengan mereka, tapi menurut saya, itu
hanya event teretntu, menurut saya pribadi, hidup itu
setiap hari, setiap hari kita berhadapan dengan itu, jadi
yang paling penting, sampah kumpulin, buang di tempat
sampah. Jadi, mulailah dari hal yang paling kecil saja
dahulu. Saya tidak berpikir global, takut nantinya malah
bias. Sering kali, Takutnya malah by project dan tidak
realita, tapi saya lebih ke pribadi saja dahulu, saya tidak
mau dibilang apalah, show off, atau apalah yang lainnya.
Jadi ya, gak ada urus sama orang lain. Bahkan waktu di
Belitung, ada anak-anak kecil buang-buang botol, ya kita
simple aja, kita samperin, kita nasehati untuk membuang
sampah botolnya pada tempatnya, kamu kalau maen kotor
kan, gak enak, enakan maen bersihkan, ada bapak ibunya,
saya tidak peduli. Tapi yang persis di depan mata saya,
saya coba sosialisasi itu. Bahkan ada teman-teman melihat
kita, malah ikut membantu. Jadi gitu aja, yang penting
action nya.
Narasumber : Adrian Yunan (pencipta lagu Hujan
Jangan Marah)
Tanggal Wawancara : Selasa 04 September 2018
Tempat : jl. Citanduy kav 212 cipayung
tangerang selatan
Pukul : 15.00 WIB
List Pertanyaan:
1. Motivasi apa yang melatar belakangi menciptakan lagu
Hujan Jangan Marah?
Waktu itu seinget gua, itu Jakarta lagi banjir. Banjir tahun
1998 atau 1999, waktu itu lagi banjir yang parah lah ya.
Banjir parah hamper seluruh Jakarta. Waktu itu Jakarta,
masih shock atau kaget lah ya, karena diterpa banjir itu.
Rumah gua enggak banjir, tapi gua merasakan
ketegangan, ternyata, banjir itu menegangkan. Gua dengar
kabar, berkabar sama teman gua waktu itu, lewat SMS,
dari banjirnya masih pendek sampai mendekati
gentengnya, dia di daerah Cipinang. Gua merasakan
ketegangan, walaupun rumah gua gak banjir, yang
memicu itu. Tapi isi lagunya itu, kaget, shock
sebenarnya, itu kan terasa dari liriknya ya, bingung,
shock, kenapa jadi begini. Biasanya Jakarta, kalo hujan itu
gak banjir, banjirnya hanya tempat-tempat tertentu pinggir
kali, udah. Tapi kok sekarang, banjirnya meluas gitu, gua
kaya gak kenal Jakarta nih, ada apa sih gitu ya. Pokoknya
seinget gua, ditahun-tahun yang sama, Indonesia itu,
setiap hujan Jakarta banjir, banyak beberapa tempat
longsor. Pokoknya tahun itu banyak bencana dah, dan
semuanya berawal dari hujan. Ada banjir bandang di
beberapa tempat, lumayan berbekas lah, terutama Jakarta,
banjir parah, setidaknya sempat stuck lah untuk beberapa
hari. Sebenarnya, lagu ini tentang, shock,bingung, ciut,
kenapa jadi begini Jakarta. Hujan kan itu sahabat ya,
sahabat manusia, tapi kok, kalo hujan datang, malah jadi
bencana.
2. Siapa saja yang mempunyai kontribusi atas terciptanya
lagu Hujan Jangan Marah?
Awalnya kalo di efek rumah kaca itu, bisa nyiptain lagu,
part pembuatan lagu dibagi dua. Notasi nada dan liriknya,
ada hal lain di luar dua itu, ada yang berkembang, yang
sifatnya aransement. Tapi kalo yang dirasa aransement itu
sangat signifikan, membuat atau mengubah lagunya, itu
kita anggap juga pencipta lagu. Notasi nada dan liriknya
gua,
3. Bagaimana pemaknaan tentang pelestarian lingkungan
hidup, yang ingin disampaikan di lagu hujan jangan
marah?
Waktu itu kita masih, waktu nulis lagu hujan jangan
marah itu, masih miskin informasi lah, kenapa jadi begini
gitu ya. Akhirnya setelah berkembang, ya kita makin tahu,
sebenarnya, semua bencana dari tuhan, tapi manusia bisa
meminimalisir, kira-kira gitu ya. Sudah jelaslah, kalau
masalah hujan, berhubungan sama banjir, longsor, itu kita
sebut deforestasi lah ya. Deforestasi dalam skala besar
dan skala kecil, itulah kira-kira.
4. Bagaimana kontribusi group band dalam hal pelestarian
lingkungan hidup?
Sebenarnya menulis lagu lingkungan itu dia, kita berusaha
belajar, bukan buat siapa-siapa tapi buat diri kita sendiri,
jadi kita engeh sesuatu, kita sadar, wah, ini harus kita
kampanyekan nih terkait lingkungan, paling engga,
berawal kita sendiri nih. Ketika menulis lagu itu awal-
awal, belum peduli banget lingkungan.tapi dengan
menulis lagu lingkungan, kita ngajarin diri kita sendiri ya,
pertama itu. Ya, kira-kira itu awalnya. Buat kita awalnya,
ketika menulis lagu itu yang paling penting itu diri
sendiri. Jadi banyak tuh, kebiasaan-kebiasaan jelek kita,
yang kita robah gitu, terus kita, kadang-kadang saling
ngingetin, itu pertama. Setelah kita mulai menulis lagu
lingkungan, lagu hujan jangan marah itu, lagu efek rumah
kaca sendiri, itu juga tentang lingkungan. Ya, kita diajak
oleh lsm-lsm lingkungan untuk kampanye, ya jadi kita
seringlah, ikut kampanye lingkungan pada waktu itu ya.
Sampai 2011, efek rumah kaca masih, 2010 lah ya, setelah
itu diteruskan oleh pandai besi.
5. Apa saja peran yang pernah dijalankan group band dalam
konteks lingkungan hidup?
Banyak sih, kalo gua yang berkesan, ketika di daerah hilir,
muara angke kalau tidak salah. Jadi, disitu ada lsm, yang
punya kegiatan ngangkut-ngangkutin sampah di muara
angke. Jadi, menjelang dia ke laut tuh, sampah-sampah
yang bakal jadi polusi laut, kaya plastik, apa sterofom gitu
ya, ditungguin disana, ditungguin, ada lsm yang keren
banget disitu. Terus, waktu itu, kita pernah diajak sekali
atau dua kali gitu ya, untuk ikut disitu. Bersihin sepanjang
yang kita bisa, karena mereka menggunakan perahu karet,
jadi kaya ada anjungan gitu ke depan. Itu juga bisa kita
bersihin, ada sampah yang lewat, angkutin, dia ada pake
alatnya gitu, serokan, itu yang paling berkesan. Karena itu
kan gerbang terakhir menuju laut, kita baru sadar, segitu
banyaknya, sampah tuh, kalo gak dibendung, itu semua
bakalan masuk ke laut. Berkesannya karena, wah gila nih,
parah.
Narasumber : Lakota Moira (pencipta lagu Love
Bomb)
Tanggal Wawancara : Selasa 15 Oktober 2018
Pukul : 16.35 WIB
DOKUMENTASI FOTO
Sesi foto dengan Bapak Afif Saputra
Sesi foto dengan Tony Q Rastafara
Sesi foto dengan Adrian Yunan
Top Related