i
ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA
PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS V
(STUDI KASUS DI SALAH SATU SD KABUPATEN BANTUL)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Alan Risky Subekti
NIM : 151134029
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat, dan karunia-Nya yang selalu
memberikan kemudahan dan kelancaran setiap waktu hingga skripsi ini
selesai.
Untuk kedua orang tuaku tersayang Bapak Sihono dan Ibu Murtilah yang
selalu memberikan dukungan dari segi manapun, memberikan semangat, doa
yang tiada hentinya yang tidak mungkin tidak dapat terbayarkan hanya
dengan selembar kertas ucapan kasih sayang dan persembahan ini.
Bapak Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd, dan Ibu Brigitta Erlita Tri
Anggadewi, S.Psi., M.Psi yang telah membimbing, mendampingi,
memberikan masukan – masukan serta memberikan semangat dan motivasi
kepada penulis selama menyusun skripsi ini.
Kekasihku Dewi Maghfiroh yang selalu memberikan perhatian, dukungan,
motivasi, dan semangat yang selalu sabar dalam menemani penulis sejak masa
sekolah hingga kuliah dan hingga skripsi ini selesai.
Seluruh keluarga besar Widi Sentono dan Rejo Suparto dan teman – teman
pemuda PRINTA yang selalu memberikan semangat, doa, dan warna dalam
hidup penulis.
Almamaterku Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
~”Man Jadda Wajada: Siapa yang bersungguh – sungguh pasti akan
mendapatkan hasil”~
~” Fastabiqul Khoirot: Berlomba – lomba dalam kebaikan”~
~” Saat Allah Mendorongmu ke tebing, yakinlah kalau hanya ada dua hal
yang mungkin terjadi. Mungkin saja Ia akan menangkapmu,
atau Ia ingin kau belajar bagaimana caranya terbang.”~
~”Angin berhembus tidak untuk menggoyangkan pepohonan, tetapi untuk
menguji kekuatan akarnya”~
(Ali bin Abi Thalib)
~”Doa adalah pembuka jalan dari Tuhan dan usaha adalah pembuka jalan bagi
manusia. Gabungkan keduanya sehingga skripsi cepat selesai”~
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah
disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya
ilmiah.
Yogyakarta, 06 Agustus 2019
Penulis
Alan Risky Subekti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Alan Risky Subekti
Nomor Mahasiswa : 151134029
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA
PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS V
(STUDI KASUS DI SALAH SATU SD KABUPATEN BANTUL)
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 06 Agustus 2019
Yang menyatakan
Alan Risky Subekti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA
PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS V
(STUDI KASUS DI SALAH SATU SD KABUPATEN BANTUL)
Alan Risky Subekti
Universitas Sanata Dharma
2015
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Bagaimana perencanaan
pembelajaran berpikir tingkat tinggi di salah satu SD di Kabupaten Bantul, Daerah
Istimewa Yogyakarta kelas V; (2) Bagaimana penerapan keterampilan berpikir
tingkat tinggi dalam pelaksanaan pembelajaran di salah satu SD di Kabupaten Bantul
Daerah Istimewa Yogyakarta kelas V; (3) Bagaimana penilaian berpikir tingkat tinggi
di salah satu SD di Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta kelas V.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain penelitian studi
kasus. Jumlah subjek dalah penelitian ini adalah 34 orang dengan rincian 33 orang
siswa kelas V dan 1 orang guru kelas V di salah satu Sekolah Dasar yang berada di
Kabupaten Bantul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Data dalam penelitian ini
didapatkan melalui teknik observasi, dokumentasi, kuisioner, dan wawancara.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Desain Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang didapatkan oleh peneliti dari guru kelas V masih
didominasi oleh indikator kognitif yang menggunakan kata kerja operasional tingkat
rendah (LOTS); (2) Pelaksanaan pembelajaran oleh guru kelas V cenderung sering
dilakukan dan mengarah pada keterampilan berpikir tingkat tinggi; (3) Pelaksanaan
penilaian kelas (soal evaluasi) kata kerja operasional yang digunakan masih
didominasi oleh kata kerja operasional taksonomi bloom keterampilan berpikir
tingkat rendah (LOTS).
Kata Kunci: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), pelaksanaan Pembelajaran,
pelaksanaan penilaian kelas, keterampilan berpikir tingkat tinggi, keterampilan
berpikir tingkat rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
ANALYSIS OF HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS) AT FIFTH
GRADE STUDENTS BASED ON THEMATIC LEARNING
(A CASE STUDY IN ONE OF ELEMENTARY SCHOOL AT BANTUL)
Alan Risky Subekti
Sanata Dharma University
2015
This study aims to find out: (1) How to plan high-level learning in one of the
elementary schools in Bantul Regency, Yogyakarta Special Region class V; (2) How
is the application of high-level thinking skills in the implementation of learning in one
of the elementary schools in Bantul Regency, Yogyakarta Special Region class V; (3)
What is the assessment of high-level thinking in one of the elementary schools in
Bantul Regency, Special Region of Yogyakarta, class V.
This is a qualitative research with case study research design. The number of
subjects in this study were 34 people, with details of 33 students in the fifth grade and
one is the fifth grade teacher in one of the elementary schools in Bantul Regency,
Yogyakarta. The data in this study were obtained through observation,
documentation, questionnaires, and interviews.
The results of this research show that: (1) The design of the Lesson Plan
obtained by researchers from fifth grade teachers is still dominated by cognitive
indicators that use low-level operational verbs (LOTS); (2) The implementation of
learning by class V teachers tends to be carried out frequently and leads to high-level
thinking skills; (3) Implementation of class assessments (evaluation questions)
operational verbs used are still dominated by bloom taxonomy operational verb low
level thinking skills (LOTS).
Keywords: Lesson plan, implementation of learning, implementation of class
assessment, high-level thinking skills, low-level thinking skills.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat, rahmat, dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang
berjudul ”Analisis Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Pada Pembelajaran Tematik
Kelas V (Studi Kasus di Salah Satu SD Kabupaten Bantul).”
Penulisan skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Dalam proses penulisan skripsi ini penulis menyadari bahwa banyak pihak yang
membantu sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si, selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Ibu Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd, selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
3. Ibu Kintan Limiansih, M.Pd selaku Wakaprodi Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
4. Bapak Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd, selaku dosen pembimbing 1
atas bimbingan dan kebaikan yang dilakukan dengan penuh kesabaran dalam
membimbing dan mengarahkan penulisan skripsi ini.
5. Ibu Brigitta Erlita Tri Anggadewi, M.Psi, selaku dosen pembimbing 2 yang
telah memberikan banyak masukan dan koreksi demi kelancaran penulisan
skripsi ini.
6. Segenap Dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma
yang dengan penuh kesabaran dan keikhlasan memberikan ilmu selama
perkuliahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
7. Bapak dan Ibu yang berada di sekretariat Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma yang telah membantu segala
urusan administrasi yang dibutuhkan dalam penyusunan skripsi ini.
8. Ibu Kepala Sekolah, di Sekolah Dasar yang penulis gunakan untuk melakukan
penelitian yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan segala
keperluan dalam penelitian.
9. Ibu guru kelas V di Sekolah Dasar yang penulis gunakan untuk penelitian,
yang telah bersedia membantu segala keperluan dalam perolehan data.
10. Kedua orang tua penulis Bapak Sihono dan Ibu Murtilah sebagai sumber
semangat yang tanpa lelah selalu mendoakan, mendukung, menanyakan, dan
memberikan semangat selama kuliah hingga dalam penyelesaian skripsi ini.
11. Kekasih, motivator, sumber semangat, dan inspirasiku Dewi Maghfiroh yang
dengan penuh kasih sayang selalu memberikan doa, dukungan dan dorongan
selama 8 tahun berjalan ini, dari awal mengikuti perkuliahan hingga penulisan
skripsi ini selesai.
12. Teman – teman satu payung sekaligus teman yang melakukan triangulasi data
bersama penulis Dominixus Rendy Kusuma, Bagus Suryo Handoko, dan
Edhin Tio Wityasmoro yang dengan sepenuh hati membantu proses penulisan
skripsi ini dalam suka maupun duka kita lalui bersama.
13. Teman – teman seperjuangan Dominixus Rendy Kusuma, Bagus Suryo
Handoko, Ireneus Christianta, Bayu Purnama Sari, Bernadetha Risna Salva,
Ardya Sita Pramesthi, Theresia Septi Dwi, Daud Ega Prihantoro, Danang Nur
Wicaksana, Kurnia Saputra, Ardo, Stefanus Nelson, Wakhid Suprapto,
Febrian Adi, Edhin Tio Wityasmoro yang membuat warna di kehidupan
penulis semasa perkuliahan.
14. Seluruh teman – teman mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar angkatan
2015 atas kerja sama, canda, tawa, suka, duka, senang, sedih, dan pengalaman
– pengalaman berharga selama masa perkuliahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
Penulis menyadari masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam
penulisan dan penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu dengan penuh
kerendahan hati penulis membutuhkan kritik dan saran guna kesempurnaan
penulisan skripsi ini.
Yogyakarta, 06 Agustus 2019
Penulis
Alan Risky Subekti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ……………………………………….………………………...i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………...…………………………ii
HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………………...…iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………………………………iv
HALAMAN MOTTO …………………………………………………………….…v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……………………………………………vi
LEMBARAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS …………………………...…vii
ABSTRAK …………………………………………………………………………viii
ABSTRACT ………………………………………………………………………….ix
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………x
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………xiii
DAFTAR TABEL ………………………………………………………………...xvii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………….xviii
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………………….xx
BAB I PENDAHULUAN ……………………………… …………………………..1
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………………1
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………………...5
1.3 Tujuan Penelitian …………………………………………………………………5
1.4 Manfaat Penelitian ………………………………………………………………..6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
1.5 Asumsi Penelitian ………………………………………………………………...6
1.6 Definisi Operasional ……………………………………………………………...7
BAB II LANDASAN TEORI …………………………………………………….....9
2.1. Kajian Pustaka …………………………………………………………………...9
2.1.1 Teori yang mendukung.…………………………………………………………9
2.1.1.1 Keterampilan Abad 21 ..………………………………………………………9
2.1.1.2 Higher Order Thinking Skills ……………………………............................11
2.1.1.3 Lower Order Thinking Skills……...................................................................16
2.1.1.4 Kurikulum 2013 ……………………………………......................................18
2.1.2 Penelitian Yang Relevan ………………………………………………………22
2.1.3 Kerangka Berpikir …………………………………………………………….25
BAB III METODE PENELITIAN ………………………………………………..29
3.1 Jenis Penelitian ………………………………………………………………….29
3.2 Setting penelitian ………………………………………………………………..29
3.2.1 Tempat penelitian ……………………………………………………………..29
3.2.2 Waktu Penelitian ……………………………………………............................29
3.2.3 Subjek Penelitian ……………………………………………………………...29
3.2.4 Objek Penelitian …………………………………………………….................30
3.3 Desain Penelitian ………………………………………………………………..30
3.4 Teknik Pengumpulan Data ……………………………………………………...30
3.4.1 Observasi ……………………………………………………...........................30
3.4.2 Dokumentasi …………………………………………………..........................31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
3.4.3 Wawancara ……………………………………………………………………31
3.4.4 Kuesioner ……………………………………………………...........................32
3.5 Instrumen Penelitian …………………………………………………………….32
3.5.1 Instrumen penelitian Rencana pelaksanaan Pembelajaran …………................33
3.5.2 Instrumen Analisis Pelaksanaan Pembelajaran ……………….........................36
3.5.3 Instrumen Analisis pada Soal Evaluasi Pembelajaran ………………...............45
3.6 Kredibilitas dan Transferabilitas ………………………………………………...48
3.7 Teknik Analisis Data ……………………………………………………………49
3.7.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran …………………………………………..49
3.7.2 Implementasi Proses Pelaksanaan Pembelajaran ……………………………...59
3.7.3 Pelaksanaan Penilaian Kelas (Assesment) …………………………………….50
3.7.4 Analisis Konten …………….………………………………………................50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …………………………52
4.1 Hasil Penelitian ………………...………………………………….............……52
4.1.1 Analisis keterampilan berpikir tingkat tinggi pada
perencanaan pembelajaran…………………………………………………...52
4.1.2 Penerapan keterampilan berpikir tingkat tinggi pada pelaksanaan
Pembelajaran tematik di salah satu Sekolah Dasar di Kabupaten Bantul ……....…..56
4.1.3 Analisis keterampilan berpikir tingkat tinggi pada penilaian
pembelajaran di salah satu SD di Kabupaten Bantul ……………………….……….68
4.2. Pembahasan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
4.2.1. Analisis keterampilan berpikir tingkat tinggi pada
perencanaan pembelajaran ..............................................................................71
4.2.2. Penerapan keterampilan berpikir tingkat tinggi pada pelaksanaan
pembelajaran tematik di salah satu sekolah dasar di Kabupaten Bantul
…..79
4.2.3. Analisis keterampilan berpikir tingkat tinggi pada penilaian
pembelajaran di salah satu sekolah dasar di Kabupaten Bantul …………......
84
BAB V PENUTUP . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 96
5.1 Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .96
5.2 Keterbatasan Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 97
5.3 Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .97
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………….. 98
LAMPIRAN ………………………………………………………………………103
RIWAYAT PENELITI …………………………………………………………..185
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Pedoman Analisis desain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran . . . . . . . . . 33
Tabel 3.2 Pedoman Pelaksanaan Proses Pembelajaran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 36
Tabel 3.3 Instrumen Analisis Wawancara Guru . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .38
Tabel 3.4 Kuesioner Persepsi Guru terhadap suatu proses pembelajaran . . . . . . . . . 41
Tabel 3.5 Kuesioner Persepsi Siswa terhadap Guru dalam proses pembelajaran . . . 43
Tabel 3.6 Pedoman Analisis Soal Evaluasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 45
Tabel 3.7 Hasil Interval Indeks Persepsi Skala Likert . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .51
Tabel 4.1 Hasil Analisis Indikator Kognitif pada RPP Tematik Kelas V . . . . . . . . . 52
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Pernyataan Pada Pelaksanaan pembelajaran 4C
Menggunakan Skala Likert …... ………………………………………….57
Tabel 4.3 Hasil Analisis Kuesioner 33 Siswa ……………………………………….59
Tabel 4.4 Hasil Hitung Interval Pernyataan Penerapan Skala Likert ……………….60
Tabel 4.5 Hasil Analisis Kuesioner Guru …………………………………………...61
Tabel 4.6 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran ………………………..…….65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Piramida C4 – C6 ………………………………………………………12
Gambar 2.2 Piramida C1 – C3 ……………………………...……………………….17
Gambar 2.3 Peta Literatur Penelitian ………………………………………………..24
Gambar 2.4 Peta Kerangka Berpikir ………………………………………………...28
Gambar 3.1 Skema Analisis Konten ………………………………………………...51
Gambar 4.1 Proses Pengisian Kuesioner Siswa …………………………………….57
Gambar 4.2 Diagram Hasil Analisis Kuesioner 33 Siswa …………………………..58
Gambar 4.3 Diagram Hasil Analisis Kuesioner Guru ………………………………60
Gambar 4.4 Diagram Pie Hasil Analisis Penilaian Harian ………………………….69
Gambar 4.5 Indikator Kognitif pada RPP ………………………………...…………71
Gambar 4.6 Indikator Kognitif pada RPP ………………………………...…………73
Gambar 4.7 Indikator Kognitif pada RPP ………………………………...…………74
Gambar 4.8 Indikator Kognitif pada RPP ………………………………...…………75
Gambar 4.9 Indikator Kognitif pada RPP ………………………………...…………75
Gambar 4.10 Indikator Kognitif pada RPP ……………………………...…………..77
Gambar 4.11 Indikator Kognitif pada RPP ……………………………...…………..78
Gambar 4.12 Hasil Analisis Soal Penilaian Harian PPKn Peneliti ………………....85
Gambar 4.13 Hasil Analisis Soal Penilaian Harian PPKn Rekan Peneliti 1 ……......86
Gambar 4.14 Hasil Analisis Soal Penilaian Harian PPKn Rekan Peneliti 2 ………..86
Gambar 4.15 Hasil Analisis Soal Penilaian Harian PPKn Rekan Peneliti 3 ………..87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
Gambar 4.16 Hasil Akhir Analisis Soal PPKn Peneliti dan 3 rekan peneliti …….....87
Gambar 4.17 Contoh Soal PPKn kata kerja operasional berpikir tingkat tinggi.........88
Gambar 4.18 Contoh Soal Bahasa Indonesia kata kerja operasional tingkat tinggi…89
Gambar 4.19 Contoh Soal IPA kata kerja operasional tingkat tinggi …………….....90
Gambar 4.20 Contoh Soal PPKn kata kerja operasional tingkat rendah ……………91
Gambar 4.21 Contoh soal Bahasa Indonesia kata kerja operasional tingkat rendah...92
Gambar 4.22 Contoh Soal IPA kata kerja operasional tingkat rendah ……………...92
Gambar 4.23 Contoh Soal IPS kata kerja operasional tingkat rendah ………………93
Gambar 4.24 Contoh Soal SBdP kata kerja operasional tingkat rendah ……………94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Surat Izin Penelitan ………………………………………………..….104
Lampiran 2 Surat Pernyataan Telah Melakukan Penelitian …………………….…105
Lampiran 3A Hasil Validasi Instrumen Kuesioner Siswa …………………………106
Lampiran 3B Hasil Validasi Instrumen Kuesioner Siswa …………………………107
Lampiran 4A Hasil Validasi Instrumen Kuesioner Guru ………………………….108
Lampiran 4B Hasil Validasi Instrumen Kesioner Guru …………………………...109
Lampiran 5A Hasil Validasi Instrumen Pedoman Wawancara Guru ……………...110
Lampiran 5B Hasil Validasi Instrumen Pedoman Wawancara Guru ……………...111
Lampiran 6A Hasil Validasi Instrumen Observasi Pelaksanaan Pembelajaran …. .112
Lampiran 6B Hasil Validasi Instrumen Observasi Pelaksanaan Pembelajaran ……113
Lampiran 7 Hasil Validasi Instrumen Analisis Indikator RPP …………………….114
Lampiran 8 Hasil Validasi Instrumen Analisis Soal Evaluasi ……………………..115
Lampiran 9 Lembar Pedoman Analisis Indikator RPP …………………………….116
Lampiran 10 Lembar Pedoman Analisis Soal Evaluasi Penilaian Harian …………121
Lampiran 11A Hasil Kuesioner Siswa …………………………………………….126
Lampiran 11B Hasil Kuesioner Siswa ……………………………………………..127
Lampiran 11C Hasil Kuesioner Siswa …………………………………………… .128
Lampiran 11D Hasil Kuesioner Siswa …………………………………………….129
Lampiran 12 Hasil Rekapitulasi Data Kuesioner Siswa …………………………...130
Lampiran 13 Hasil Analisis Skala Likert Kuesioner Siswa ………………………..139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxi
Lampiran 14A Hasil Kuesioner Guru ……………………………………...………140
Lampiran 14B Hasil Kuesioner Guru ……………………………………………...141
Lampiran 15 Hasil Rekapitulasi Data Kuesioner Guru ……………………………142
Lampiran 16 Hasil Analisis Skala Likert Kuesioner Guru ………………………...144
Lampiran 17 Pedoman Wawancara Guru ………………………………………….145
Lampiran 18 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran …………………………149
Lampiran 19A Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ……………………………….152
Lampiran 19B Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ……………………………….153
Lampiran 19C Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ……………………………….154
Lampiran 19D Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ……………………………….155
Lampiran 19E Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ……………………………….156
Lampiran 19F Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ……………………………….157
Lampiran 19G Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ……………………………….158
Lampiran 19H Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ……………………………….159
Lampiran 19I Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ………………………………..160
Lampiran 19J Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ………………………………..161
Lampiran 19K Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ……………………………….162
Lampiran 19L Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ……………………………….163
Lampiran 19M Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ………………………………164
Lampiran 20 Hasil Analisis Indikator RPP………………………………………...165
Lampiran 21A Soal Evaluasi Penilaian Harian ……………………………………167
Lampiran 21B Soal Evaluasi Penilaian Harian ……………………………………168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxii
Lampiran 21C Soal Evaluasi Penilaian Harian ……………………………………169
Lampiran 21D Soal Evaluasi Penilaian Harian ……………………………………170
Lampiran 21E Soal Evaluasi Penilaian Harian …………………………………….171
Lampiran 21F Soal Evaluasi Penilaian Harian …………………………………….172
Lampiran 22 Hasil Rekapitulasi Analisis Soal Evaluasi Penilaian Harian ………...173
Lampiran 23A Hasil Hitung Analisis Soal Evaluasi Penilaian Harian …………….183
Lampiran 23B Hasil Hitung Analisis Soal Evaluasi Penilaian Harian …………….184
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Selain itu, pendidikan
nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepata Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab (Undang – Undang Republik Indonesia
nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, 2003).
Guna mewujudkan tujuan dan fungsi pendidikan, maka setiap lulusan Sekolah
Dasar (SD/MI) harus memiliki kompetensi minimal yang mewakili tujuan
pendidikan nasional. Berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) pada
Peraturan Menteri Pendidikan dan Budaya Nomor 20 Tahun 2016 untuk SD/MI
setiap lulusan harus memiliki kompetensi dalam dimensi sikap, pengetahuan,
dan keterampilan yang mencakup aspek-aspek pada tiap dimensi
(Permendikbud, 2016).
Seiring dengan kemajuan teknologi dan iptek pada era globalisasi pada
abad 21 ini berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat yang ada baik berupa
lingkungan hidup masyarakat, sosial, budaya, maupun pola pendidikan
masyarakat itu sendiri. Menurut Hosnan (2014:2) di abad 21 para siswa
menghadapi resiko dan ketidakpastian sejalan dengan perkembangan
lingkungan yang begitu pesat, seperti teknologi, ilmu pengetahuan, ekonomi
dan sosial budaya. Ditinjau dari sisi kemajuan teknologi yang datang di era
globalisasi ini, ternyata masyarakat sangat bergantung kepada teknologi dalam
mencari suatu informasi baru yang sedang menjadi perbincangan di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
masyarakat. Kemajuan teknologi juga dapat menjadikan masyarakat menjadi
lebih berkualitas ketika dimanfaatkan dalam hal yang positif.
Kemajuan teknologi perlu diterapkan pada kegiatan yang membutuhkan
sarana atau media untuk menunjang proses kegiatan belajar. Hosnan (2014:2)
mengatakan dalam era ini khususnya dalam bidang pendidikan merupakan
suatu keharusan atau tuntutan bagi guru untuk terus belajar dan bersikap
responsive terhadap perubahan abad 21. Beberapa yang perlu ditekankan
adalah bagaimana caranya agar setiap insan mempunyai 4 aspek yang dapat
dikembangkan dalam dirinya yaitu, communication, collaboration, critical
thinking, creativity. Keempat aspek tersebut harus ditekankan pada setiap
proses pendidikan anak, terutama di sekolah. Menurut Lambertus (2019:136)
Apabila anak diberikan kesempatan untuk menggunakan pemikiran dalam
tingkatan yang lebih tinggi di setiap tingkat kelas, maka mereka akan terbiasa
membedakan antara kebenaran dan ketidakbenaran, penampilan dan kenyataan,
fakta dan opini, pengetahuan dan keyakinan. Secara alami, mereka akan
membangun argumen dengan menggunakan bukti yang dapat dipercaya dan
logika yang masuk akal. Artinya, anak perlu mempunyai kemampuan berpikir
kritis agar anak dapat membedakan mana informasi yang Hoaks dan mana yang
fakta, mana yang nyata dan mana yang opini. Itulah fungsi praktis ketika anak
mempunyai keterampilan berpikir kritis. Pernyataan Lambertus berhubungan
dengan 4 aspek yang dapat dikembangkan dalam diri anak karena ketika anak
mempunyai keterampilan berpikir kritis maka anak tersebut dapat berpikir
secara benar sebelum menentukan tindakan yang perlu ia lakukan. Anak dapat
berkomunikasi dengan baik ketika ia menguasai aspek communication,
collaboration. Anak juga dapat menciptakan sesuatu melalui kreativitasnya
sendiri. Maka itulah pentingnya keterampilan berpikir kritis, keterampilan
berkomunikasi, keterampilan bekerjasama dan keterampilan untuk
menciptakan sesuatu.
PISA (Programme for International Student Assesment) adalah studi
yang dilakukan oleh OECD (Organitation for Economic Co-operation and
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Development). Mereka adalah lembaga yang meneliti tentang kemampuan
membaca, matematika dan sains siswa yang berumur 15 tahun di banyak negara
di dunia. Menurut OECD (dalam Martalyna, 2018) Pada PISA tahun 2009
Indonesia hanya menduduki rangking 61 dari 65 peserta. Sedangkan pada tahun
2012, Indonesia menempati peringkat 64 dari 65 negara. Menurut OECD
(dalam Martalyna, 2018) pada tahun 2015, Indonesia menempati peringkat 63
dari 72 negara. Hasil tersebut seharusnya dapat menjadi bahan evaluasi untuk
pemerintah pusat maupun guru sebagai agen pendidikan. Pemerintah dan juga
guru harus memperbaiki kualitas yang ada pada proses, tidak hanya ditekankan
pada hasil akhirnya saja. Pemerintah juga harus memerhatikan pemerataan
pendidikan agar peringkat yang dicapai oleh Indonesia terhadap PISA. Peneliti
berharap setelah melakukan penelitian ini dan melihat fenomena yang terjadi,
peneliti dapat memperbaiki kualitas soal tes yang akan dibuat ketika nantinya
menjadi seorang pendidik agar peringkat Indonesia terhadap PISA dapat
merangkak naik.
Sistem pendidikan di Indonesia terdapat pedoman dalam melakukan
pembelajaran yang disebut dengan kurikulum. Kurikulum adalah suatu
perangkat yang ada dalam dunia pendidikan yang memuat rancangan-
rancangan program belajar siswa pada suatu sekolah. Kurikulum di Indonesia
sendiri saat ini menggunakan kurikulum 2013. (Permendikbud No. 69 tahun
2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah) Tujuan dari pengembangan kurikulum 2013 adalah
mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai
pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, invoatif, dan afektif
serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat berbangsa,
bernegara, dan peradaban dunia. Menurut Nugraha, Suyitno dan Susilaningsih
(2017) kenyataan di lapangan yang terjadi pembelajaran berorientasi kepada
guru (Teacher Centered) sehingga peserta didik belum mendapat pengalaman
belajar yang menantang dan bermakna bagi peserta didik. Pembelajaran
diarahkan untuk menghafal, tetapi miskin aplikasi dan pemecahan masalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Dalam penerapannya setiap siswa diajak untuk berpikir, akan tetapi
kemampuan berpikir cendrung masih dalam tingkatan yang rendah (LOTS)
yang berorientasi pada jawaban yang berdasarkan fakta ataupun suatu kata
dalam bacaan yang dijadikan hafalan dalam menjawab suatu soal. Kemampuan
berpikir dapat ditingkatkan melalui dorongan dan bimbingan dari guru untuk
membuat siswa mempunyai keterampilan berpikir tingkat tinggi. Keterampilan
berpikir tingkat tinggi ditentukan dari keleluasaan penggunaan pikiran untuk
tantangan yang baru.
Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia pasal 1 ayat 4 Tahun
2005 menyatakan bahwa: “Standar kompetensi kelulusan adalah kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan”.
Pernyataan tersebut sesuai dengan teori Taksonomi Bloom bahwa dalam
mengukur pencapaian hasil belajar tidak hanya dalam aspek pengetahuan
(kognitif) saja namun juga harus diukur dari tiga aspek komprehensif yaitu
pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotorik).
Taksonomi Bloom terevisi (Anderson & Krathwohl, dalam Rahmawati
2016) kemampuan berpikir mencakup dimensi proses mengingat (remember),
mengerti (understand), menerapkan (apply) kemampuan menganalisis
(analyze), mengevaluasi (evaluate), dan menciptakan (create). Berdasarkan
kualifikasi ini, kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam penelitian ini
mencakup kemampuan dalam cakupan dimensi proses menganalisis,
mengevaluasi, dan menciptakan dengan dasar-dasar proses mengingat yang
baik.
Taksonomi Bloom mempunyai 2 dimensi (Anderson dan Krathwohl
dalam Wulan, 2016) yaitu dimensi pengetahuan dan dimensi proses kognitif.
Dimensi pengetahuan mencakup pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual,
pengetahuan procedural, dan pengetahuan metakognitif. Dimensi proses
kognitif mencakup proses mengingat, memahami, mengaplikasikan,
menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Sekolah telah melakukan berbagai
cara untuk menunjang aspek keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
misalnya dengan memberikan kegiatan berdiskusi, bereksplorasi dan lain
sebagainya. Tetapi ketidak-merataan tingkat pemahaman siswa menjadikan ini
sebagai hal yang tidak dapat diselesaikan secara mudah. Peneliti mengambil
judul “Analisis Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Pada Pembelajaran
Tematik di kelas V.” Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengambil judul
tersebut karena akhir – akhir ini keterampilan berpikir tingkat tinggi sedang
diperhatikan oleh pemerintah. Keterampilan berpikir tingkat tinggi menjadi
penting pada abad 21 karena dibutuhkan untuk menunjang proses pembelajaran
dari setiap aspek mulai dari perencanaan, pelaksanaan, serta penilaian.
Perlu dilakukan analisis secara mendalam terhadap Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran yang telah direncanakan oleh guru agar dapat
diketahui sejauh mana keterampilan berpikir tingkat tinggi diterapkan. Manfaat
dari penelitian ini adalah peneliti dapat menganalisis sejauh mana
diterapkannya RPP, kegiatan belajar, dan proses penilaian belajar dalam
penerapan Higher Order Thinking Skill pada siswa sekolah dasar.
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1. Bagaimana perencanaan pembelajaran yang mengacu pada keterampilan
berpikir tingkat tinggi di salah satu SD di Kabupaten Bantul Daerah
Istimewa Yogyakarta kelas di V?
1.2.2. Bagaimana penerapan pembelajaran yang mengacu pada keterampilan
berpikir tingkat tinggi dalam pelaksanaan pembelajaran di salah satu SD di
Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta di kelas V?
1.2.3. Bagaimana penilaian pembelajaran yang mengacu pada keterampilan
berpikir tingkat tinggi di salah satu SD di Kabupaten Bantul Daerah Istimewa
Yogyakarta di kelas V?
1.3.Tujuan Penelitian
1.3.1. Untuk mendeskripsikan sejauh mana perencanaan pembelajaran berpikir
tingkat tinggi di salah satu SD di Kabupaten Bantul Daerah Istimewa
Yogyakarta Kelas V?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
1.3.2. Untuk mendeskripsikan sejauh mana penerapan keterampilan berpikir
tingkat tinggi dalam pelaksanaan pembelajaran di salah satu SD di
Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta kelas V.
1.3.3. Untuk mendeskripsikan sejauh mana penilaian berpikir tingkat tinggi di
salah satu SD di Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta kelas V.
1.4.Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat untuk guru
1.4.1.1. Manfaat untuk sekolah adalah sekolah dapat mengetahui sejauh mana
keterampilan berpikir tingkat tinggi diterapkan pada Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran sehingga sekolah dapat menentukan
keputusan apa yang harus diambil.
1.4.1.2. Manfaat untuk guru yaitu guru dapat menerapkan indikator yang
memuat aspek keterampilan berpikir tingkat tinggi pada siswa. Guru
juga dapat mengetahui tingkat kognitif siswa.
1.4.2. Manfaat bagi peneliti
1.4.2.1. Manfaat bagi peneliti adalah peneliti dapat menganalisis dan
menerapkan keterampilan berpikir tingkat tinggi pada Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran yang akan dibuat untuk digunakan mengajar
di masa depan.
1.4.2.2. Menambah wawasan peneliti untuk menerapkan pembelajaran yang
fokus pada keterampilan berpikir tingkat tinggi untuk siswa.
1.5. Asumsi Penelitian
Asumsi dalam penelitian ini adalah:
1.5.1. Keterampilan berpikir tingkat tinggi yang terdapat kata kerja operasional
tingkatan C4, C5, dan C6 sudah diterapkan pada perencanaan pelaksanaan
pembelajaran tematik kelas V di Salah satu SD di Kabupaten Bantul.
1.5.2. Keterampilan berpikir tingkat tinggi sudah diterapkan pada proses
pelaksanaan pembelajaran tematik kelas V di Salah satu SD di Kabupaten
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Bantul melalui penerapan kemampuan 4C meliputi critical thinking,
collaborative, creativity, dan communication.
1.5.3. Menggunakan soal yang mengacu pada tingkatan C4, C5, dan C6 pada
soal yang digunakan untuk penilaian.
1.6. Definisi Operasional
1.6.1. Keterampilan Abad 21
Keterampilan Abad 21 adalah keterampilan yang perlu dimiliki oleh
setiap manusia untuk dapat berpikir kritis dalam mengikuti
perkembangan zaman. Keterampilan abad 21 sering disebut keterampilan
4C yaitu Critical thinking, Collaborative, Communication, dan creativity.
Siswa diharapkan mampu berpikir kritis, menyelesaikan suatu
permasalahan secara kreatif, dapat bekerjasama dengan baik dan dapat
menyampaikan suatu penyelesaian secara lisan maupun tulisan.
1.6.2. Higher Order Thinking Skill
Higher Order Thinking Skill adalah kemampuan berpikir yang mengacu
pada Taksonomi Bloom tingkatan C4, C5, dan C6 dalam kegiatan belajar.
Tingkatan tersebut adalah menganalisa, mengevaluasi, dan mencipta.
1.6.3. Lower Order Thinking Skills
Lower Order Thinking Skills adalah keterampilan berpikir yang
memfokuskan keterampilan berpikir pada siswa di tingkat mengingat,
memahami dan mengaplikasikan sesuatu hal. Dalam taksonomi bloom
ada pada tingkatan C1, C2, dan C3.
1.6.4. Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang saat ini aktif digunakan
disekolah-sekolah yang ada di Indonesia. Kurikulum ini menggantikan
kurikulum sebelumnya yaitu Kurikulum KTSP (2006) yang terdiri dari
3 standar yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
1.6.4.1. Standar Isi
Standar isi adalah suatu tujuan yang mempunyai ruang lingkup
pemberian materi untuk setiap bidang ilmu dan pemenuhan
tingkat kompetensi siswa untuk memenuhi standar kelulusan
pada jenjang pendidikan tertentu. Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran atau biasa disebut RPP adalah suatu perangkat
pembelajaran yang digunakan untuk merancang suatu kegiatan
pembelajaran. Rencana pelaksanaan pembelajaran memuat
Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, tujuan pembelajaran, dan
Indikator.
1.6.4.2. Standar Proses
Standar proses adalah suatu standar dimana proses kegiatan
pembelajaran pada suatu satuan pendidikan diselenggarakan
secara aktif dan interaktif bagi siswa maupun guru. Standar ini
terencana pada bagian Kegiatan Pembelajaran.
1.6.4.3. Standar Penilaian (Assesment)
Standar penilaian adalah standar pengukuran hasil belajar siswa
selama kegiatan pembelajaran. Standar ini berfungsi untuk
mengukur tingkat pemahaman siswa dengan menggunakan
instrumen penilaian yang sudah direncanakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kajian Pustaka
2.1.1.Teori-Teori Yang Mendukung
2.1.1.1. Keterampilan Abad 21
2.1.1.1.1 Pengertian Keterampilan Abad 21
Keterampilan abad 21 adalah suatu keterampilan yang harus dimiliki
oleh siswa atau lulusan sekolah untuk dapat bersaing di kehidupan abad
21. Saat ini indikator keberhasilan lebih didasarkan pada kemampuan
untuk berkomunikasi, berbagi, dan menggunakan informasi untuk
memecahkan masalah yang kompleks, dapat beradaptasi dan berinovasi
dalam menanggapi tuntutan baru dan mengubah keadaan, dan memperluas
kekuatan teknologi untuk menciptakan pengetahuan baru (Zubaidah,
2017: 2)
Keterampilan abad 21 didefinisikan dalam bermacam cara, dengan
komponen utamanya adalah keterampilan belajar dan berpikir (pemikiran
yang lebih tinggi, perencanaan, pengelolaan, kerjasama), melek teknologi
(menggunakan teknologi dalam pembelajaran), dan keterampilan menjadi
seseorang pemimpin (kreatifitas, etika dan menciptakan produk). Benang
merah dari semua keterampilan itu adalah teknologi (Arifin, 2017: 94).
Berdasarkan beberapa pendapat ahli diatas, peneliti dapat
menyimpulkan bahwa keterampilan abad 21 adalah suatu keterampilan
yang harus dimiliki oleh siswa di masa kini. Keterampilan tersebut
menjadi sesuatu yang penting untuk dimiliki oleh siswa untuk dapat
beradaptasi dan bersaing di era global ini.
2.1.1.1.2 Macam-macam keterampilan abad 21
Sekolah ditantang menemukan cara dalam rangka memungkinkan
siswa sukses dalam pekerjaan dan kehidupan melalui penguasaan
keterampilan berpikir kreatif, pemecahan masalah yang fleksibel,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
berkolaborasi dan berinovasi. Indikator keberhasilan lebih didasarkan
pada kemampuan untuk berkomunikasi, berbagi, dan menggunakan
informasi untuk memecahkan masalah yang kompleks, dapat beradaptasi
dan berinovasi dalam menanggapi tuntutan baru dan mengubah keadaan,
dan memperluas kekuatan teknologi untuk menciptakan pengetahuan baru
(Zubaidah, 2016: 3). Maka dirumuskanlah macam – macam berpikir
tingkat tinggi:
1) Critical Thinking
Critical Thinking atau berpikir kritis adalah keterampilan
fundamental pada pembelajaran di abad ke-21. Keterampilan
berpikir kritis mencakup kemampuan mengakses, menganalisis,
mensintesis informasi yang dapat dibelajarkan, dilatihkan dan
dikuasai (Zubaidah, 2016: 3).
2) Collaborative
Kolaborasi adalah kerjasama siswa dalam menyelesaikan suatu
permasalahan dengan siswa lain atau dapat secara berkelompok.
Dalam bekerjasama, siswa diberikan kesempatan untuk
bereksplorasi bersama dengan temannya seluas mungkin.
(Zubaidah, 2016: 4).
3) Creativity
Creativity diperlukan untuk mencapai kesuksesan profesional dan
personal, dan memerlukan keterampilan berinovasi serta semangat
berkreasi. Kreativitas dan inovasi akan semakin berkembang jika
siswa memiliki kesempatan untuk berpikir divergen (Zubaidah,
2016: 4).
4) Communication
Kemampuan komunikasi yang baik merupakan keterampilan
yang sangat berharga di dunia kerja dan kehidupan sehari-hari.
Kemampuan komunikasi mencakup keterampilan dalam
menyampaikan pemikiran dengan jelas dan persuasif secara oral
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
maupun tertulis, kemampuan menyampaikan opini dengan kalimat
yang jelas, menyampaikan perintah dengan jelas, dan dapat
memotivasi orang lain melalui kemampuan berbicara Menurut
(Zubaidah, 2016: 4).
2.1.1.2. Higher Order Thinking Skills
2.1.1.2.1 Pengertian Higher Order Thinking Skills
High Order Thinking Skills adalah suatu proses berpikir peserta
didik dalam level kognitif yang lebih tinggi yang dikembangkan dari
berbagai konsep dan metode kognitif dan taksonomi pembelajaran
seperti metode problem solving, taksonomi bloom, dan taksonomi
pembelajaran, pengajaran, dan penilaian (Saputra dalam Dinni, 2018).
High Order Thinking Skills adalah keterampilan berpikir yang
tidak lagi hanya menghafal secara verbalistik saja namun juga
memaknai hakikat yang terkandung didalamnya. Untuk mampu
memaknai maka dibutuhkan keterampilan berpikir yang intergralistik
dengan analisis, sintesis, mengasosiasi hingga menarik kesimpulan
menuju penciptaan ide – ide kreatif dan produktif (Ernawati dalam
Aningsih, 2018).
Kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS) adalah kemampuan
berpikir yang bukan hanya sekedar mengingat, menyatakan kembali,
dan juga merujuk tanpa melakukan pengolahan, tetapi kemampuan
berpikir untuk menelaah informasi secara kritis, kreatif, berkreasi dan
mampu memecahkan masalah (Aningsih, 2018).
Berdasarkan pendapat ahli di atas, maka peneliti dapat menarik
kesimpulan bahwa HOTS atau berpikir tingkat tinggi adalah
kemampuan berpikir yang berada pada tingkatan yang lebih dari
sekedar mengetahui, lebih dari sekedar memahami dan juga lebih dari
sekedar mengaplikasikan. Perlu adanya pemikiran yang kritis dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
kreatif sehingga dapat menyelesaikan suatu permasalahan dengan
tepat.
2.1.1.2.2 Tujuan Higher Order Thinking Skills
Tujuan utama dari higher order thinking skills adalah
bagaimana meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik pada
level yang lebih tinggi, terutama yang berkaitan dengan kemampuan
untuk berpikir secara kritis dalam menerima berbagai jenis informasi,
berpikir kreatif dalam memecahkan suatu masalah menggunakan
pengetahuan yang dimiliki serta membuat keputusan dalam situasi-
situasi yang kompleks (Saputra dalam Dinni, 2018).
2.1.1.2.3 Indikator Higher Order Thinking Skills
Keterampilan higher order thinking merupakan keterampilan siswa
pada tingkatan 4 (analyzing) sampai 6 (creating) pada taksonomi Bloom
ranah kognitif, sehingga keterampilan tersebut yaitu pada analisis,
evaluasi, dan kreasi. Indikatornya adalah kata kerja operasional yang
digunakan adalah kata kerja yang operasional yang berada pada tingkatan
C4, C5, dan C6. Dibawah ini adalah piramida tingkatan kata kerja
operasional yang mengacu pada tingkatan berpikir tingkat tinggi. Piramida
ini dibuat bermaksud untuk menggolongkan kata kerja operasional yang
mengacu pada keterampilan berpikir tingkat tinggi mulai dari tingkatan
paling bawah.
Gambar 2.1 Piramida C4 – C6
C6 Creating
C5 Evaluating
C4 Analyzing
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
1) Pada tingkatan C4 kata kerja operasionalnya adalah menganalisis,
mengaudit, memecahkan, menegaskan, mendeteksi,
mengdiagnosis, menyeleksi, merinci, menominasikan,
mendiagramkan, mengorelasikan, merasionalkan, menguji,
mencerahkan, menjelajah, membagankan, dan menyimpulkan.
2) Pada tingkatan C5 kata kerja operasionalnya adalah mengevaluasi,
membandingkan, menilai, mengarahkan, mengkritik, menimbang,
memutuskan, memisahkan, memprediksi, memperjelas,
menugaskan, menafsirkan, mempertahankan, memerinci,
mengukur, merangkum, dan membuktikan.
3) Pada tingkatan C6 kata kerja operasionalnya adalah mencipta,
mengabstraksi, mengatur, menganimasi, mengumpulkan,
mengkategorikan, mengkode, mengombinasikan, menyusun,
mengarang, membangun, menganggulangi, menghubungkan,
menciptakan, mengkreasikan, mengoreksi, merancang, dan
merencanakan.
2.1.1.2.4 Karakteristik soal Higher Order Thinking Skills
Karakteristik soal-soal HOTS sangat direkomendasikan untuk
digunakan pada berbagai bentuk penilaian kelas (Widana dalam Aningsih,
2018). Soal – soal HOTS dapat menunjang keterampilan berpikir kritis
siswa.
Berikut adalah karakteristik soal – soal HOTS:
1) Mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi
Kemampuan berpikir tingkat tinggi termasuk
kemampuan untuk memecahkan masalah (problem solving),
keterampilan berpikir kritis (critical thinking), berpikir kreatif
(creative thinking), kemampuan berargumen (reasoning), dan
kemampuan mengambil keputusan (decision making).
Kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan salah satu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
kompetensi penting dalam dunia modern sehingga wajib
dimiliki oleh setiap peserta didik.
2) Berbasis permasalahan kontekstual
Soal – soal HOTS merupakan asesmen yang berbasis situasi
yang nyata dalam kehidupan sehari-hari, dimana peserta didik
diharapkan dapat menerapkan konsep – konsep pembelajaran
dikelas untuk menyelesaikan masalah. Berikut adalah 5
karakteristik asesmen kontekstual, yang disingkat REACT.
a) Relating, asesmen terkait langsung dengan konteks
pengalaman kehidupan nyata
b) Experencing, asesmen yang ditentukan kepada penggalian
(exploration),penemuan (discovery), dan penciptaan
(creation)
c) Applying, asesmen yang menuntut peserta didik untuk
menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di dalam
kelas untuk menyelesaikan masalah – masalah nyata.
d) Communicating, asesmen yang menuntut kemampuan
peserta didik untuk mampu mengomunikasikan kesimpulan
model pada kesimpulan konteks masalah.
e) Transferring, asesmen yang menuntut kemampuan peserta
didik untuk mentrasformasi konsep – konsep pengetahuan
dalam kelas ke dalam situasi atau konteks baru.
3) Membangun bentuk soal beragam
Bentuk soal yang dapat digunakan untuk menulis butir
soal HOTS (yang digunakan pada model pengujian PISA),
sebagai berikut:
a) Pilihan ganda
Pada umumnya soal – soal HOTS menggunakan
stimulus yang bersumber pada situasi nyata. Soal pilihan ganda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
terdiri dari pokok soal (stem), dan pilihan jawaban (option).
Pilihan jawaban terdiri atas jawaban dan pengecoh (distractor)
b) Pilihan ganda kompleks (benar/salah, ya/tidak)
Soal bentuk pilihan ganda kompleks bertujuan untuk
menguji pemahaman peserta didik terhadap suatu masalah
secara komperhensif yang terkait antara pernyataan satu
dengan yang lainnya. Soal HOTS yang berbentuk pilihan
ganda kompleks juga memuat stimulus yang bersumber pada
situasi kontekstual.
c) Isian singkat melengkapi
Soal isian singkat atau melengkapi adalah soal yang
menuntut peserta tes mengisi jawaban singkat dengan mengisi
kata, frase, angka, atau simbol. Karakteristik soal isian singkat
adalah sebagai berikut. Bagian kalimat yang harus dilengkapi
sebaiknya satu bagian dalam ratio butir soal, dan paling banyak
dua bagian supaya tidak membingungkan siswa. Jawaban yang
dituntut oleh soal harus singkat dan pasti yaitu berupa frase,
kata, angka, simbol, tempat, atau waktu.
d) Jawaban singkat atau pendek
Soal dengan bentuk jawaban singkat atau pendek adalah
soal yang jawabannya berupa kata, kalimat pendek, atau frasa
terhadap suatu pertanyaan. Karakteristik soal jawaban singkat
adalah sebagai berikut. Menggunakan kalimat pertanyaan
langsung atau kalimat perintah. Pertanyaan atau perintah harus
jelas, agar mendapat jawaban yang singkat. Panjang kata atau
kalimat yang harus dijawab oleh siswa pada semua soal
diusahakan mirip. Hindari penggunaan kata, kalimat atau frasa
yang diambil langsung dari buku teks, sebab dapat mendorong
siswa untuk sekedar mengingat atau menghafal hal yang ditulis
di buku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
e) Uraian
Soal bentuk uraian adalah suatu soal yang jawabannya
menuntut siswa untuk mengorganisasikan gagasan atau hal –
hal yang telah dipelajarinya dengan mengemukakan atau
mengekspresikan gagasan tersebut menggunakan kalimatnya
sendiri dalam bentuk tertulis.
2.1.1.3. Lower Order Thinking Skills
2.1.1.3.1 Pengertian Lower Order Thinking Skills
Lower Order Thinking Skills atau LOTS adalah mengasah aspek
mengingat (remembering), memahami (understanding), dan
mengaplikasikan (Applying) yang merupakan low order of thinking skills
(Nova, 2016).
Lower order thinking mewakili aplikasi rutin, mekanisme dan
penggunaan pemikiran yang terbatas (Martalyna, Wardono, dan Kartono,
2018).
Kemampuan berpikir tingkat rendah (LOTS) didefinisikan sebagai
kemampuan dalam mengetahui dan mengingat sesuatu konsep dasar
(Sutrisno, Supriyono, dan Supriana, 2018).
Lower order thinking skills (LOTS) atau keterampilan berpikir tingkat
rendah adalah suatu proses berpikir yang menggunakan kemampuan
mengetahui, memahami, dan menerapkan dalam menghadapi suatu
permasalahan.
2.1.1.3.2 Indikator LOTS
LOTS atau Lower Order Thinking Skills berada pada tingkatan C1 –
C3 pada taksonomi bloom. C1 yaitu Mengetahui, C2 yaitu Memahami,
dan C3 yaitu Mengaplikasikan. Indikator LOTS adalah apabila kata kerja
operasional menggunakan kata kerja tingkatan C1 – C3 pada taksonomi
bloom.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
1) Pada tingkatan C1 kata kerja operasional yang digunakan adalah
mengetahui, menyebutkan, menjelaskan, menggambar,
membilang, mengidentifikasikan, mendaftar, menunjukkan,
memberi label, memberi indeks, memasangkan, menamai,
menandai, membaca, menyadari, menghafal, meniru, mencatat,
mengulang, mereproduksi, meninjau, memilih, dan menyatakan.
2) Pada tingkatan C2 kata kerja operasional yang digunakan adalah
memahami, memperkirakan, menjelaskan, mengkategorikan,
mencirikan, merinci, mengasosiasikan, membandingkan,
menghitung, mengkontraskan, mengubah, mempertahankan,
menguraikan, menjalin, membedakan, mendiskusikan, menggali,
mencontohkan, menerangkan, mengemukakan, mempolakan,
memperluas, menyimpulkan, dan meramalkan.
3) Pada tingkatan C3 kata kerja operasional yang digunakan adalah
mengaplikasikan, menugaskan, mengurutkan, menentukan,
menerapkan, menyesuaikan, mengkalkulasi, memodifikasi,
mengklasifikasi, menghitung, membangun, mengurutkan,
membiasakan, mencegah, menggambarkan, menggunakan,
menilai, melatih, menggali, mengemukakan, mengadaptasi,
menyelidiki, mengoperasikan, dan mempersoalkan.
C3 Applying
C2 Understanding
C1 Knowing
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Gambar 2.2 Piramida C1-C3
2.1.1.4. Kurikulum 2013
2.1.1.4.1 Pengertian kurikulum 2013
Pengertian kurikulum secara etimologis adalah berlari dengan kata
yang berasal dari bahasa latin curir yaitu pelari, dan curere yang artinya
tempat berlari (Kurniasih, 2014).
Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi dengan
memperkuat proses pembelajaran dan penilaian autentik untuk mencapai
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan (Majid, dan Rochman,
2014).
Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang berbasis karakter sekaligus
berbasis kompetensi (Mulyasa, 2018).
Berdasarkan pendapat ahli diatas maka peneliti dapat menarik
kesimpulan bahwa kurikulum 2013 dapat diartikan sebagai tempat
belajarnya para pelajar atau tempat dimana kurikulum menjadi acuan
dalam merancang dan melangsungkan kegiatan pembelajaran yang
mengacu pada proses pembelajaran yang menuju kompetensi secara
spiritual, kognitif dan psikomotorik.
2.1.1.4.2 Tujuan pengembangan kurikulum 2013
Kurikulum 2013 dikembangkan berkaitan dengan empat standar
yakni standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, dan
standar penilaian pendidikan. Hal ini dilakukan demi untuk
mengakomodasi kebutuhan berbagai pihak dalam berbagai dimensi
masyarakat, baik kebutuhan sekarang maupun masa depan tanpa
melupakan kebutuhan masa lalu yang tidak terealisasikan (Mulyasa,
2018).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Tujuan dari pengembangan kurikulum 2013 agar terjadi
peningkatan dan keseimbangan antara kompetensi sikap (attitude),
Keterampilan (Skill), dan Pengetahuan (Knowledge) (Majid, dan
Rochman, 2014).
Dalam amanat UU No.20 Tahun 2003 sebagaimana tersurat dalam
penjelasan pasal 35: “Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati. Hal
inni sejalan pula dengan pengembangan kurikulum berbasis
kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.”
Berdasarkan pendapat para ahli dan juga undang – undang diatas,
maka peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa tujuan dari
pengembangan kurikulum 2013 adalah untuk mendorong kemajuan
dan juga menjaga keseimbangan antara aspek sikap, pengetahuan, dan
keterampilan peserta didik di Indonesia.
2.1.1.4.3 Komponen kurikulum 2013
1) Standar isi (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang
menggambarkan prosedur, dan pengorganisasian pembelajaran untuk
mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan. Dalam standar isi
yang telah dijabarkan dalam silabus. Ruang lingkup rencana
pembelajaran paling luas mencakup 1 (satu) kompetensi dasar yang
terdiri atas 1(satu) atau beberapa indikator untuk 1 (satu) kali
pertemuan atau lebih. Secara definisi rencana pelaksanaan
pembelajaran merupakan keseluruhan proses pemikiran dan penentuan
semua aktivitas yang akan dilakukan pada masa kini dan masa yang
akan datang dalam rangka mencapai tujuan (Mulyasa, 2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Menurut Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar
Proses, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan suatu
rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan
ataupun lebih. RPP berkembang dari silabus untuk lebih mengarahkan
kegiatan pembelajaran peserta didik untuk mencapai Kompetensi
Dasar.
Berdasar pada pendapat ahli maka peneliti dapat menarik
kesimpulan bahwa rencana pelaksanaan pembelajaran adalah
perangkat kegiatan pembelajaran yang terdiri dari sintaks-sintaks yang
menjadi acuan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.
2) Standar proses (Pelaksanaan Pembelajaran)
Pembelajaran dikondisikan agar mampu mendorong kreativitas
anak secara keseluruhan, membuat peserta didik aktif, mencapai
tujuan pembelajaran secara efektif dan berlangsung dalam kondisi
menyenangkan (Munandar dalam Suyono, dan Hariyanto, 2011).
Kondisi lingkungan sekitar dari siswa sangat berpengaruh
terhadap kreativitas yang diciptakan oleh siswa. Disaat ketika siswa
merasa nyaman, maka tujuan pembelajaran menjadi lebih mudah
untuk dicapai.
Arti pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan untuk
menginisiasi, memfasilitasi dan meningkatkan intensitas dan kualitas
belajar pada diri peserta didik (Winataputra, 2007: 1).
Berdasarkan pendapat dari ahli, maka peneliti dapat menarik
kesimpulan bahwa kegiatan pembelajaran adalah suatu aktifitas yang
melibatkan guru dan siswa pada suatu waktu yang aktifitasnya
mempunyai tujuan yang terumus dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP).
3) Standar penilaian
Assesment (penilaian) merupakan suatu istilah umum yang
meliputi tentang belajar siswa (observasi, rata-rata pelaksanaan tes
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
tertullis) dan format penilaian kemajuan belajar (Linn dan Gronlund,
dalam Uno dan Satria, 2012). Selain itu, asesment didefinisikan juga
sebagai sebuah proses yang ditempuh untuk mendapatkan informasi
yang digunakan dalam rangka membuat keputusan-keputusan
mengenai para siswa, kurikulum, program-program, dan kebijakan
pendidikan, metode atau instrumen pendidikan lainnya oleh suatu
badan, lembaga, organisasi atau institusi resmi yang
menyelenggarakan suatu aktivitas tertentu (Uno dan Satria, 2012).
Penilaian merupakan sebuah proses yang didesain untuk
membantu guru menemukan hal-hal yang telah dipelajari siswa di
dalam kelas dan tingkat keberhasilannya dalam pembelajaran (Angelo
dan Croos, dalam Abidin, 2014). Penilaian merupakan usaha formal
yang dilakukan untuk menjelaskan status siswa dalam variabel penting
pendidikan yang meliputi ranah pengetahuan, keterampilan, dan sikap
(Propham, dalam Abidin, 2014). Penilaian merupakan seluruh
prosedur untuk mendapatkan informasi tentang status belajar siswa
dan membuat keputusan berdasarkan peningkatan hasil belajar siswa
(Miller dalam Abidin, 2014). Penilaian adalah penerapan berbagai
metode dan penggunaan alat penilaian untuk memperoleh informasi
tentang hasil belajar siswa atau ketercapaian kemampuan siswa (Tim
Penyusun, 2006). Sehingga, pengertian asesmen adalah suatu kegiatan
yang mengukur kemampuan siswa baik pengetahuan, sikap maupun
keterampilannya dalam proses pembelajaran.
Objek dari penilaian terdiri dari tiga aspek, yaitu aspek
kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotor (Sudijono, 2008).
Taksonomi (pengelompokkan) tujuan pendidikan itu harus senantiasa
mengacu kepada tiga jenis domain (daerah binaan atau ranah) yang
melekat pada diri siswa, yaitu (a) ranah proses berfikir (cognitive
domain), (b) ranah nilai atau sikap (affective domain), dan (c) ranah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
keterampilan (psychomotor domain) (Bloom, dkk dalam Sudijono,
2008).
Berdasarkan pendapat ahli diatas, maka peneliti dapat menarik
kesimpulan bahwa pelaksanaan penilaian kelas merupakan acuan guru
dalam mengkategorikan siswa apakah siswa berhasil mencapai
kompetensi yang telah ditetapkan dalam RPP.
2.1.2 Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang relevan ke – 1 adalah skripsi dengan judul “Analisis
Higher Order Thinking Skill Mahasiswa dalam Menyelesaikan Soal Mata
Kuliah Struktur Aljabar.” Penelitian ini dilakukan oleh Jati Agung
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir tingkat tinggi yang
dimiliki mahasiswa terhadap penyelesaian soal Struktur Aljabar Grup.
Fokus dari penelitian ini mendeskripsikan bagaimana proses berpikir yang
dimiliki mahasiswa berdasarkan indikator HOTS. Penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan tes dan
wawancara sebagai metode pengumpulan data. Hasil penelitian yang
diperoleh menyatakan bahwa kemampuan berpikir mahasiswa dalam
menyelesaikan soal pada tahap analisis sebesar 74,03%, pada tahap
evaluasi sebesar 49,73%, dan pada tahap mencipta sebesar 44,72%.
Sebanyak 12 mahasiswa memiliki HOTS tinggi, 18 mahasiswa memiliki
HOTS sedang, dan 6 mahasiswa memiliki HOTS rendah. Hasil penelitian
memperlihatkan bahwa mahasiswa memiliki penguasaan aspek-aspek
HOTS dalam menyelesaikan soal Struktur Aljabar Grup.
Penelitian yang relevan yang ke – 2 adalah skripsi dengan judul
“Analisis Pembelajaran Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Pada Mata
Pelajaran Ekonomi di SMA N 8 Yogyakarta”. Penelitian ini dilakukan
oleh Hilaria Mitri seorang mahasiswa Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Apakah guru sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
menyusun desain RPP mata pelajaran Ekonomi yang memuat indikator
keterampilan berpikir tingkat tinggi. (2) Apakah guru sudah menerapkan
kegiatan pembelajaran yang mengarah pada keterampilan berpikir tingkat
tinggi. (3) Apakah pelaksanaan penilaian kelas (assessment) telah
mengarah pada pengukuran keterampilan berpikir tingkat tinggi. Hasil
analisis yang dilakukan menunjukkan pada kuisioner jumlah responden
pada kriteria baik sebanyak 25 orang dengan persentase sebesar 62.5%.
Sedangkan jumlah responden pada kriteria tidak baik sebanyak 15 orang
dengan persentase sebesar 37.5%
Penelitian yang relevan yang ke – 3 adalah skripsi dengan judul
“Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Pada Pendidikan Agama Islam
Siswa Kelas X SMK Muhammadiyah 1 Purwokerto Ditinjau Dari Prestasi
Belajar.” Penelitian ini dilakukan oleh Anugrah Aningsih seorang
mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir tingkat tinggi pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam siswa kelas X SMK Muhammadiyah 1
Purwokerto ditinjau dari prestasi belajar.
Penelitian yang relevan yang ke – 4 adalah Jurnal dengan judul
“Penerapan Metode Studi Kasus Dalam Upaya Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Pada Mata Kuliah Hubungan
Internasional.” Penelitian ini dilakukan oleh Leni Anggraeni, S.Pd. M.Pd.
dosen FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui: (1) Kemampuan berpikir kritis mahasiswa pada mata
kuliah hubungan internasional di kelas 2009 A Pkn FPIPS UPI dengan
menggunakan metode studi kasus. (2) Tingkat Antusiasme mahasiswa
pada mata kuliah hubungan internasional dengan menggunakan metode
studi kasus di kelas 2009 A Pkn FPIPS UPI. (3) Penciptaan suasana
belajar yang demokratis dalam perkuliahan hubungan internasional
dengan metode studi kasus di kelas 2009 A Pkn FPIPS UPI. Kesimpulan
dari penelitian ini adalah meningkatnya kemampuan berpikir kritis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Gambar 2.3 Peta Literatur Penelitian
Berdasarkan ketiga penelitian yang relevan diatas, peneliti
menemukan kekhasan tersendiri dari penelitian yang dilakukan.
Kekhasan tersebut antara lain adalah dari segi pembelajaran tematik
yang diselenggarakan di kelas V SD. Penelitian tidak hanya dilihat
dari segi penilaian tetapi juga dari segi perencanaan dan juga
pelaksanaan. Sedangkan perbedaannya adalah metode yang dipakai
oleh setiap peneliti.
Peneliti melakukan penelitian :
Analisis Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Pada
Pembelajaran Tematik Kelas V (Studi Kasus di Salah Satu SD
Kabupaten Bantul)
Jati Agung Melakukan penelitian
“Analisis Higher Order Thinking Skill
Mahasiswa dalam Menyelesaikan Soal Mata Kuliah Struktur
Aljabar.”
Hilaria Mitri melakukan penelitian
“Kemampuan Berpikir Tingkat
Tinggi Pada Pendidikan Agama
Islam Siswa Kelas X SMK
Muhammadiyah 1 Purwokerto Ditinjau
Dari Prestasi Belajar.”
Anugrah Aningsih melakukan penelitian
“Kemampuan Berpikir Tingkat
Tinggi Pada Pendidikan Agama
Islam Siswa Kelas X SMK
Muhammadiyah 1 Purwokerto Ditinjau
Dari Prestasi Belajar.”
Leni Anggraeni, S.Pd., M.Pd.
melakukan penelitian “Penerapan Metode Studi Kasus Dalam
Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir
Kritis Mahasiswa Pada Mata Kuliah
Hubungan Internasional.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
2.1.3. Kerangka Berpikir
Era globalisasi yang sedang berlangsung ini mendorong terjadinya
perkembangan pada tiap aspek yang harus selaras dan sejalan dengan era ini.
Pada abad ke – 21 ini banyak terjadi perkembangan. Dari sisi SDM yang
semakin berkembang menuntut juga perkembangan aspek pendidikan.
Tentunya hal itu menuntut siswa agar mampu berkompetisi nantinya di masa
depan. Maka dari itu dibutuhkan suatu skill yang harus dimiliki untuk
dijadikan bekal dalam menjalani kehidupan di masa yang akan datang. Hal
ini seharusnya menjadi acuan dalam meningkatkan sikap kompetitif siwa,
tentunya dengan perilaku yang jujur. Oleh karena itu, pendidikan seharusnya
mulai menerapkan kegiatan pembelajaran yang bertolak ukur pada
kemampuan berpikir, menalar, dan pengembangan materi, tidak hanya
berfokus pada hafalan materi. Menurut pengalaman penulis, sistem
pendidikan yang dialami oleh penulis menerapkan kemampuan yang lebih
banyak kepada ranah menghafal. Pembelajaran tidak menekankan kepada
pengalaman apa yang diperoleh oleh siswa sehingga mudah sekali siswa lupa
terhadap materi yang baru saja ia dapatkan. Guru mengajar dengan metode
ceramah, sehingga dibutuhkan model pembelajaran yang dapat menjadi
wadah dan tempat berinteraksinya siswa dengan perkembangan global.
Metode belajar yang dapat menjadi wadah kreatifitas dan inovasi siswa
sehingga kemampuannya dapat berkembang.
Sekolah sebagai lembaga yang menjamin terjadinya proses pendidikan,
harus mampu menanamkan nilai-nilai positif dan bermanfaat kepada siswa
agar siswa mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Kurikulum
2013 adalah kurikulum yang saat ini berfokus pada 3 aspek penting yang perlu
terus dikembangkan yaitu aspek sikap, aspek pengetahuan, dan aspek
keterampilan. Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik yang dapat
memacu interkasi siswa, minat belajar siswa dan sistem belajar siswa.
Kurikulum 2013 menuntut kreatifitas dan inovasi guru maupun siswa pada saat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
melakukan kegiatan pembelajaran. Kurikulum 2013 sangat cocok diterapkan
pada kegiatan pembelajaran di era globalisasi ini. Maka kurikulum 2013 perlu
diterapkan dalam kegiatan pembelajaran.
Pembelajaran yang mengarah pada kemampuan berpikir tingkat tinggi
perlu diterapkan dalam tiap kegiatan pembelajaran untuk memberikan
keterampilan yang dibutuhkan oleh siswa seperti dalam literasi. Kemampuan
tersebut diarahkan kepada kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS) yang
menuntut siswa untuk mampu berpikir secara kritis, kreatif, dan inovatif. Siswa
yang mampu berpikir secara kritis, kreatif, dan inovatif dapat memecahkan
suatu permasalahan yang ada. Kemampuan berpikir tingkat tinggi diterapkan
melalui kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Kegiatan tersebut
dirumuskan dalam suatu desain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
pelaksanaan kegiatan pembelajaran, dan pelaksanaan penilaian kelas
(assessment). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dapat didesain untuk
menumbuhkan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa dengan menyusun
indikator, tujuan, metode, dan langkah pembelajaran yang tepat dan sesuai
dengan kaidah kemampuan berpikir tingkat tinggi.
Guru adalah sosok yang terdepan memberikan arahan dan pengalaman
kepada siswa ketika di sekolah. Guru harus mampu menanamkan aspek - aspek
yang menjadi kriteria dengan langkah yang sesuai dengan norma agar siswa
dapat menjadi manusia yang kompeten pada saatnya nanti. Dengan
menerapkan kegiatan pembelajaran yang berorientasi pada kemampuan
berpikir tingkat tinggi, sekolah dapat mempunyai lulusan yang tidak hanya
mendapatkan nilai yang tinggi, tetapi lulusan yang dapat menjadi seorang yang
kompeten dari segi sikap (attitude), pengetahuan (Knowledge), dan
keterampilan (skill). Siswa mempunyai keterampilan 4C yaitu berpikir kritis,
kreatif, terampil berkomunikasi dan mahir bekerja sama atau berkolaborasi
dengan orang lain. Ketika kompetensi tersebut tercapai, sukses sudah guru
membekali siswa untuk dapat bersaing di era globalisasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Pada penelitian ini, peneliti ingin mengetahui bagaimana proses kegiatan
pembelajaran di salah satu sekolah dasar yang terdapat di Kecamatan Jetis,
Bantul, D.I Yogyakarta terutama pada kelas V tahun ajaran 2018/2019 apakah
sudah menerapkan pembelajaran yang mengacu pada keterampilan berpikir
tingkat tinggi atau belum yang dianalisis melalui proses perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap kegiatan dan
hasil belajar siswa. Dengan melakukan penelitian mengenai analisis
keterampilan berpikir tingkat tinggi di salah satu sekolah dasar di Kabupaten
Bantul ini diharapkan dapat menjadi suatu pengetahuan dan referensi bagi para
pendidik maupun calon pendidik agar dapat kreatif dan inovatif dalam
merencanakan, melaksanakan, dan memberikan evaluasi terhadap kegiatan
pembelajaran yang dilakukan kepada siswa. Sehingga sistem pendidikan yang
terjadi di era peneliti perlahan jarang terjadi lagi di era sekarang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Gambar 2.4 Peta Kerangka Berpikir
Abad 21
"Pada abad ke – 21 menuntut siswa
agar mampu berkompetisi
nantinya di masa depan"
Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang saat ini berfokus pada 3 aspek
penting yang perlu terus dikembangkan yaitu aspek sikap, aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan
HOTS
"Kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS )
yang menuntut siswa untuk mampu berpikir secara
kritis, kreatif, dan inovatif"
Guru
"sebagai yang terdepan memberikan arahan ketika siswa
di sekolah harus mampu menanamkan aspek - aspek
tersebut dengan langkah yang sesuai norma dan tepat agar siswa
dapat menjadi manusia yang kompeten"
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif
adalah upaya untuk mengungkap suatu fakta atau fenomena (Arikunto & Jabar,
2014). Dalam penelitian ini menggunakan model analisis formatif dimana
analisis dilakukan pada desain rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP),
kegiatan pembelajaran, dan pelaksanaan penilaian kelas (assesment).
Data penelitian kualitatif ini diperoleh melalui survei angket
(Kuesioner), observasi, dan wawancara. Sehingga didapat beberapa data yang
digunakan untuk memperoleh kesimpulan dari penelitian.
3.2. Setting penelitian
3.2.1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Salah satu SD yang berada di wilayah
Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sekolah ini dipilih karena
peneliti ingin mengetahui sejauh mana guru di kelas atas terutama di kelas
V menerapkan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Selain itu sekolah ini
dipilih karena merupakan salah satu sekolah yang besar dengan jumlah
siswa yang banyak. Juga merupakan salah satu Sekolah Dasar favorit di
Kabupaten Bantul. Sedangkan untuk siswa sejauh mana siswa dapat
menyelesaikan suatu persoalan yang menuntut siswa menggunakan
keterampilan berpikir tingkat tinggi.
3.2.2. Waktu penelitian
Penelitian dilakukan pada tanggal 27 Februari 2019 sampai dengan tanggal
2 maret 2019.
3.2.3. Subjek penelitian
Subjek penelitian yang dipilih oleh peneliti adalah seorang guru kelas V dan
siswa kelas V di Salah satu SD di Kabupaten Bantul Daerah Istimewa
Yogyakarta tahun ajaran 2018/2019. Peneliti memilih subyek penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
yaitu guru dan siswa kelas V dengan asumsi bahwa kelas atas telah lebih
sering diterapkan pembelajaran yang berbasis Higher Order Thinking Skills
mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan proses penilaian pembelajaran.
Guru tersebut adalah yang mempraktikkan kegiatan belajar mengajar
dikelas, sebagai narasumber ketika wawancara, sebagai responden
Kuesioner guru dan juga sebagai pembuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Siswa sebagai subjek yang menerima pembelajaran
yang diberikan oleh guru. Siswa juga menjadi responden dalam pengisian
Kuesioner siswa.
3.2.4. Objek penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP),
proses pelaksanaan pembelajaran dan ,pelaksanaan penilaian kelas
(Penilaian Harian)
3.3.Desain penelitian
Metode yang digunakan oleh peneliti adalah studi kasus dimana desain ini
sering digunakan dalam penelitian kualitatif dengan mempelajari berbagai
kegiatan, proses atau aktifitas individu maupun kelompok dalam suatu lingkup
tertentu (Anggraeni, 2012).
3.4. Teknik pengumpulan data
Ada beberapa teknik pengumpulan data yang dipilih oleh peneliti
untuk mengumpulkan seluruh sumber data. Berdasarkan variabel yang diteliti,
maka data yang dibutuhkan dalam penelitian ini berupa:
3.4.1. Observasi
Observasi, yaitu penilaian terhadap kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan oleh guru mata pelajaran di kelas dengan menggunakan
metode, model dan teknik tertentu dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran berupa keterampilan berpikir tingkat tinggi. Dalam penelitian
ini, peneliti memeroleh data dengan cara mengamati secara langsung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
terhadap objek penelitian yaitu dengan mengamati proses pelaksanaan
pembelajaran apakah guru sudah menerapkan pembelajaran yang HOTS
dengan mengacu pada kriteria 4C yaitu Critical thinking and problem
solving, Communication, Creativity and Innovation, dan Collaboration atau
masih pada tingkatan LOTS.
3.4.2. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang digunakan untuk
memperoleh data yang dalam penelitian ini didapatkan sebuah rencana
pelaksanaan pembelajaran dan soal evaluasi yang didalamnya terdapat
indikator yang dapat dipergunakan untuk meneliti tingkat pemakaian kata
kerja yang mengacu pada taksonomi Bloom. Dokumentasi digunakan untuk
mengumpulkan data kemudian ditelaah (Sugiyono, 2015).
Dalam penelitian ini, peneliti dan tiga ahli menganalisis dokumen
rencana pelaksanaan pembelajaran khususnya pada bagian indikator kognitif
apakah sudah menggunakan kata kerja operasional yang terdapat dalam
taksonomi Bloom yang berada pada tingkatan tinggi C4, C5, C6 atau masih
berada pada tingkatan rendah C1, C2, C3.
Dalam penelitian ini, peneliti dan tiga ahli menganalisis dokumen soal
evaluasi yang digunakan guru untuk mendapatkan gambaran hasil belajar
siswa. Analisis dilakukan pada soal evaluasi apakah pertanyaan –
pertanyaan pada soal mengandung kata kerja operasional yang ada pada
taksonomi bloom tingkatan tinggi C4, C5, C6 atau berada pada tingkatan
rendah C1, C2, C3.
3.4.3. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan cara berdialog
dan bertanya langsung kepada narasumber. Dalam penelitian ini peneliti
melakukan wawancara terhadap guru mengenai perencanaan, pelaksanaan,
dan proses evaluasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Hal itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
dilakukan agar peneliti dapat membandingkan pengamatan, hasil analisis
kuesioner, dan analisis rencana pelaksanaan pembelajaran serta soal
evaluasi dengan pernyataan guru. Hal tersebut dilakukan agar peneliti dapat
mengetahui apakah hasil penelitian dan pernyataan guru sama atau tidak.
3.4.4. Kuesioner
Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan data dengan menjawab
pernyataan atau pertanyaan yang ada secara tertulis untuk mendapatkan data
responden atau pengisi kuesioner. Pada penelitian ini ada 2 macam
kuesioner yaitu kuesioner untuk guru dan kuesioner untuk siswa.
Kuesioner guru, yaitu persepsi guru dalam menerapkan kegiatan
pembelajaran yang meningkatkan keterampilan Abad - 21. Kuesioner siswa,
yaitu persepsi siswa terhadap guru dalam menerapkan kegiatan
pembelajaran yang meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi.
Penelitian ini menggunakan kuesioner tertutup yaitu dengan cara responden
tinggal memilih jawaban pernyataan yang sesuai dengan hatinya. Rentang
pilihannya ada 4 macam yaitu: SS (Sering Sekali), S (Sering), JR (Jarang),
TP (Tidak Pernah). Pada kuesioner ini terdapat 16 pernyataan dengan
kriteria 4C Creativity and Innovation, Communication, Collaborative dan
Critical thinking and Problem Solving.
3.5. Instrumen penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat pengumpul data yang digunakan
untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Dengan
demikian, penggunaan instrumen penelitian yaitu untuk mencari informasi
yang lengkap mengenai suatu masalah, fenomena alam maupun sosial
(Sugiyono, 2014).
Dalam penelitian kualitatif ini, peneliti menjadi instrumen utama yang
mengamati segala proses mulai dari perencanaan, pelaksanaan, serta proses
penilaian atau evaluasi dalam pembelajaran. Maka peneliti harus memahami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
metode penelitian kualitatif itu sendiri. Instrumen yang digunakan adalah
kuesioner, observasi, wawancara dan diri peneliti itu sendiri.
3.5.1. Instrumen Penelitian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Desain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dianalisis
menggunakan tabel kata kerja (KKO). Tabel kata kerja operasional (KKO) di
bawah dapat digunakan untuk mengetahui keterampilan berpikir tingkat tinggi
atau keterampilan berpikir tingkat rendah pada desain Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran. Pedoman analisis rencana pelaksanaan pembelajaran
menggunakan tabel Taksonomi Bloom menurut Anderson & Kartwohl yang
sudah di validasi oleh pihak expert judgement yaitu oleh dosen pembimbing.
Berikut merupakan pedoman untuk menganalisis desain Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran.
Tabel 3.1 Pedoman Analisis desain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
C1 Mengetahui C2 Memahami C3 Mengaplikasikan
a. Mengutip a. Memperkirakan a. Menugaskan
b. Menyebutkan b. Menjelaskan b. Mengurutkan
c. Menjelaskan c. Mengkategorikan c. Menentukan
d. Menggambar d. Mencirikan d. Menerapkan
e. Membilang e. Merinci e. Menyesuaikan
f. Mengidentifikasikan f. Mengasosiasikan f. Mengkalkulasi
g. Mendaftar g. Membandingkan g. Memodifikasi
h. Menunjukkan h. Menghitung h. Mengklasifikasi
i. Memberi label i. Mengkontraskan i. Menghitung
j. Memberi indeks j. Mengubah j. Membangun
k. Memasangkan k. Mempertahankan k. Mengurutkan
l. Menamai l. Menguraikan l. Membiasakan
m. Menandai m. Menjalin m. Mencegah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
n. Membaca n. Membedakan n. Mengambarkan
o. Menyadari o. Mendiskusikan o. Menggunakan
p. Menghafal p. Menggali p. Menilai
q. Meniru q. Mencontohkan q. Melatih
r. Mencatat r. Menerangkan r. Menggali
s. Mengulang s. Mengemukakan s. Mengemukakan
t. Mereproduksi t. Mempolakan t. Mengadaptasi
u. Meninjau u. Memperluas u. Menyelidiki
v. Memilih v. Menyimpulkan v. Mengoperasikan
w. Menyatakan w. Meramalkan w. Mempersoalkan
x. Mempelajari x. Merangkum x. Mengkonspepkan
y. Mentabulasi y. Menjabarkan y. Melaksanakan
z. Memberi kode z. Meramalkan
aa. Menelusuri aa. Memproduksi
bb. Menulis bb. Memproses
cc. Mengaitkan
dd. Menyusun
ee. Menstimulasikan
ff. Memecahkan
gg. Melakukan
hh. Mentabulasi
C4 Menganalisis C5 Mengevaluasi C6 Membuat/Mencipta
a. Menganalisis a. Membandingkan a. Mengabstrasi
b. Mengaudit b. Menyimpulkan b. Mengatur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
c. Memecahkan c. Menilai c. Menganimasi
d. Menegaskan d. Mengarahkan d. Mengumpulkan
e. Mendeteksi e. Mengkritik e. Mengkategorikan
f. Mengdiaknosis f. Menimbang f. Mengkode
g. Menyeleksi g. Memutuskan h. Mengkombinasikan
i. Memerinci h. Memisahkan i. Menyusun
j. Menominasikan i. Memprediksi j. Mengarang
k. Mendiagramkan j. Memperjelas k. Membangun
l. Mengkorelasikan k. Menugaskan l. Menanggulangi
m. Merasionalkan l. Menafsirkan m. Menghubungkan
n. Menguji m. Mempertahankan n. Menciptakan
o. Mencerahkan n. Memerinci o. Mengkreasikan
p. Menjelajah o. Mengukur p. Mengoreksi
q. Membagankan p. Merangkum q. Merancang
r. Menyimpulkan q. Membuktikan r. Merencanakan
s. Menemukan r. Memfalidasi s. Mendikte
t. Menelaah s. Mengetes t. Meningkatkan
u. Memaksimalkan t. Mendukung u. Memperjelas
v. Memerintahkan u. Memilih v. Memfasilitasi
w. Mengedit v. Memproyeksikan w. Membentuk
x. Mengkaitkan x. Merumuskan
y. Memilih y. Menggeneralisasikan
z. Mengukur z. Mengabungkan
aa. Melatih aa. Memadukan
bb. Mentransfer bb. Membatas
cc. Mereparasi
dd. Menampilkan
ee. Menyiapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
ff. Memproduksi
gg. Merangkum
hh. Merekontruksi
ii. Membuat
3.5.2. Instrumen Analisis Pelaksanaan Pembelajaran
a. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengetahui kegiatan pembelajaran
yang dilakukan oleh guru. Dengan kriteria di bawah dapat diketahui apakah
kegiatan pembelajaran mengarah pada keterampilan berpikir tingkat tinggi
atau masih berada pada ranah keterampilan berpikir tingkat rendah.
1) Instrumen Analisis Pelaksanaan pada Langkah-langkah Pembelajaran
dalam RPP Kurikulum 2013
Tabel 3.2 Pedoman Pelaksanaan Proses Pembelajaran
No. 4 C Kriteria Ya Tidak Keterangan
1.
Communication
(Komunikasi)
1. Di dalam langkah-langkah
pembelajaran memperlihatkan
proses guru memberikan
kesempatan siswa untuk
menyampaikan hasil dari kegiatan
pembelajaran yang dilakukan.
2. Di dalam langkah-langkah
pembelajaran memperlihatkan
proses guru memberi kesempatan
siswa untuk mengingat kembali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
materi pada pembelajaran
sebelumnya
2.
Collaborative
(Kolaborasi)
1. Di dalam langkah-langkah
pembelajaran memperlihatkan
proses guru memberikan siswa
kesempatan untuk menggali
informasi bersama teman.
2. Di dalam langkah-langkah
pembelajaran memperlihatkan
proses guru memberikan siswa
kesempatan untuk berdiskusi
dalam kegiatan pembelajaran.
3.
Critical
thinking and
Problem
Solving
(Berpikir Kritis
dan Pemecahan
Masalah).
1. Di dalam langkah-langkah
pembelajaran memperlihatkan
proses guru memberikan
kesempatan siswa untuk
menganalisis permasalahan.
2. Di dalam langkah-langkah
pembelajaran memperlihatkan
proses guru memberikan
kesempatan siswa untuk
memberikan masukan, tanggapan
(kegiatan inti), dan kritik
4.
Creativity and
Innovation (Kre
ativitas dan
1. Di dalam langkah-langkah
pembelajaran memperlihatkan
proses guru memberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Inovasi) kesempatan siswa untuk
mengekspresikan dirinya melalui
sebuah karya.
2. Di dalam langkah-langkah
pembelajaran memperlihatkan
proses guru memberikan
kesempatan kepada siswa dalam
menampilkan hasil karyanya di
depan kelas.
2) Instrumen Analisis Wawancara Guru
Wawancara guru dilakukan untuk melakukan penilaian berdasarkan
informasi yang diperoleh melalui bertanya langsung kepada guru mengenai
keterampilan berpikir tingkat tinggi.
Tabel 3.3 Instrumen Analisis Wawancara Guru
NO Aspek Pertanyaan Wawancara Jawaban
1. Pembelajaran
Tematik
1. Dalam melaksanakan
pembelajaran tematik, apakah
Bapak/Ibu guru menggunakan
metode ceramah? Seberapa
sering menggunakan metode
ceramah? Pada saat apa
digunakan??
2. Apakah Bapak/Ibu Guru
menerapkan model, teknik, dan
metode pembelajaran tematik
yang mampu menumbuhkan
partisipasi siswa melalui
kagiatan diskusi dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
memecahkan masalah?
3. Apakah Bapak/Ibu guru
menerapkan metode
pembelajaran yang
menumbuhkan partisipasi siswa
seperti presentasi, tanya jawab,
debat dan lain sebagainya ketika
melaksanakan kegiatan
pembelajaran tematik?
4. Apakah Bapak/Ibu guru selalu
menghampiri siswa ke tempat
duduk masing-masing untuk
memantau aktivitas siswa dalam
kegiatan diskusi guna
memastikan bahwa setiap siswa
terlibat dan berpartisispasi dalam
kegiatan diskusi?
5. Apakah Bapak/Ibu Guru dalam
melaksanakan kegiatan
pembelajaran tematik sesuai
dengan yang tertera pada RPP
tematik?
6. Apakah Bapak/Ibu guru selalu
mengkaitkan materi dengan
pengetahuan yang relevan ketika
Melaksanakan kegiatan
pembelajaran tematik?
7. Apakah dalam kegiatan
pembelajaran Bapak/Ibu guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
dapat mengelola waktu dengan
efisien dan efektif?
2. Berpikir tingkat
tinggi
1. Apakah Bapak/Ibu mengetahui
tentang berpikir tingkat tinggi?
2. Menurut Bapak/Ibu apa
pentingnya berpikir tingkat
tinggi?
3. Apakah Bapak/Ibu menerapkan
kegiatan pembelajaran yang
bersifat mengarahkan siswa pada
keterampilan berpikir tingkat
tinggi?
4. Apakah Bapak/Ibu menggunakan
kata kerja operasional taksonomi
bloom pada indikator RPP
dengan mengacu tingkatan
C4.C5 dan C6?
3.
Soal Ujian
Tengah Semester /
Ulangan Harian /
Penilaian Akhir
Semester tematik
1. Dalam membuat soal Ujian
Tengah Semester / Ulangan
Harian / Penilaian Akhir
Semester, apakah Bapak/Ibu
Guru mengacu pada kata kerja
operasional taksonomi bloom
pada tingkatan C4,C5, dan C6?
4. Kendala yang
dihadapai
1. Menurut Bapak/Ibu apakah ada
kesulitan dalam membuat RPP
tematik?
2. Apakah ada kendala yang
dihadapi Bapak/Ibu Guru dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
menerapkan pembelajaran yang
mengacu pada berpikir tingkat
tinggi?
b. Lembar Kuisioner Guru dan Siswa
1) Lembar Kuesioner Guru
Kuesioner guru digunakan untuk mendapatkan persepsi guru dalam
menerapkan kegiatan pembelajaran yang meningkatkan keterampilan berpikir
tingkat tinggi.
Tabel 3.4 Kuesioner Persepsi guru terhadap suatu proses pembelajaran
No. 4 C Keterangan SS S JR TP
1. Critical Thinking/Berpikir
Kritis
Guru menugaskan siswa
untuk menganalisis masalah
Guru memberi stimulus siswa
untuk bertanya mengenai
pembelajaran
Guru memberikan
kesempatan siswa untuk
bertanya
Guru memberikan
kesempatan kepada siswa
untuk memperoleh informasi
dari sumber-sumber lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
2. Collaborative/Kolaborasi
Guru membentuk beberapa
kelompok untuk melakukan
diskusi saat pembelajaran
Guru memberikan
kesempatan untuk berdiskusi
dalam kelompok
Guru memberikan beberapa
masalah pembelajaran untuk
dikerjakan bersama
kelompok melalui kegiatan
diskusi
Guru memberikan
kesempatan kepada siswa
untuk bekerja sama untuk
memahami materi
3. Creativity/Kreativitas
Guru menugaskan siswa
untuk membuat sebuah karya
Guru meminta siswa untuk
mencari informasi secara
mandiri
Guru memberikan kebebasan
berekspresi kepada siswa
Guru memberikan
kesempatan kepada saya
untuk menyelesaikan tugas
secara mandiri
4. Communication/
Komunikasi
Guru menugaskan siswa
untuk mempresentasikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
hasil dari pembelajaran.
Guru memberikan
kesempatan kepada siswa
untuk mengomentari hasil
diskusi kelompok lain saat
peresentasi
Guru memberikan
kesempatan kepada siswa
untuk bertanya kepada
kelompok lain saat
peresentasi
Guru menyimpulkan
pembelajaran dan
memberikan kesempatan
siswa untuk memberikan
masukan atau tanggapan
2) Lembar Kuesioner Siswa
Tabel kuesioner siswa digunakan untuk memperoleh persepsi siswa
terhadap guru dalam menerapkan kegiatan pembelajaran yang meningkatkan
keterampilan berpikir tingkat tinggi.
Tabel 3.5 Kuisioner Persepsi siswa terhadap guru dalam proses
pembelajaran
No Indikator Nomor Item Jumlah
1 Berpikir Kritis (Critical
Thinking)
1 (4 Pernyataan) 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
2 Kolaborasi (Collaboration) 2 (4 Pernyataan) 4
3 Kreatifitas (Creativity) 3 (4 Pernyataan) 4
4 Komunikasi (Communication) 4 (4 Pernyataan) 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
No.
4 C
Keterangan SS S JR TP
1.
Critical
Thinking/Berpikir
Kritis
Guru memberikan soal untuk
dikerjakan mandiri
Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk berpikir
Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk memperoleh informasi
dari sumber-sumber lain.
Guru memberikan kesempatan siswa
untuk bertanya
2. Collaborative/Kola
borasi
Guru membentuk beberapa kelompok
untuk menyelesaikan masalah.
Guru memberikan kesempatan untuk
berdiskusi dalam kelompok
Guru memberikan stimulus/pancingan
kepada saya untuk bertanya
Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bekerja sama untuk
memahami materi
3. Creativity/Kreativit
as
Guru memberikan tugas berupa
prakarya kepada saya
Guru memberikan kesempatan kepada
saya untuk menyelesaikan tugas
secara mandiri
Guru memberikan kebebasan
berekspresi kepada saya
Guru menugaskan siswa untuk
memecahakan masalah secara mandiri
4. Communication/
Komunikasi
Guru memberi kesempatan kepada
siswa untuk mempresentasikan hasil
diskusi
Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengomentari hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
3.5.3. Instrumen Analisis Pada Soal Evaluasi Pembelajaran
Tabel yang digunakan untuk menganalisis soal evaluasi pembelajaran
menggunakan kata kerja operasional. Tabel Kata Kerja Operasional (KKO) di
bawah dapat digunakan untuk mengetahui keterampilan berpikir tingkat tinggi
maupun keterampilan berpikir tingkat rendah pada perumusan soal evaluasi.
Pedoman analisis soal evaluasi menggunakan Taksonomi Bloom menurut
Anderson & Kratwohl yang sudah di validasi oleh expert judgement yaitu
dosen pembimbing. Berikut tabel kata kerja operasional sebagai pedoman
analisis.
Tabel 3.6 Pedoman Analisis Soal Evaluasi
C1 Mengetahui C2 Memahami C3 Mengaplikasikan
a. Mengutip a. Memperkirakan a. Menugaskan
b. Menyebutkan b. Menjelaskan b. Mengurutkan
c. Menjelaskan c. Mengkategorikan c. Menentukan
d. Menggambar d. Mencirikan d. Menerapkan
e. Membilang e. Merinci e. Menyesuaikan
f. Mengidentifikasikan f. Mengasosiasikan f. Mengkalkulasi
g. Mendaftar g. Membandingkan g. Memodifikasi
h. Menunjukkan h. Menghitung h. Mengklasifikasi
diskusi kelompok lain saat peresentasi
Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya kepada
kelompok lain saat peresentasi
Guru menyimpulkan pemberlajaran
dan siswa diminta untuk memberi
tanggapan dan masukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
i. Memberi label i. Mengkontraskan i. Menghitung
j. Memberi indeks j. Mengubah j. Membangun
k. Memasangkan k. Mempertahankan k. Mengurutkan
l. Menamai l. Menguraikan l. Membiasakan
m. Menandai m. Menjalin m. Mencegah
n. Membaca n. Membedakan n. Mengambarkan
o. Menyadari o. Mendiskusikan o. Menggunakan
p. Menghafal p. Menggali p. Menilai
q. Meniru q. Mencontohkan q. Melatih
r. Mencatat r. Menerangkan r. Menggali
s. Mengulang s. Mengemukakan s. Mengemukakan
t. Mereproduksi t. Mempolakan t. Mengadaptasi
u. Meninjau u. Memperluas u. Menyelidiki
v. Memilih v. Menyimpulkan v. Mengoperasikan
w. Menyatakan w. Meramalkan w. Mempersoalkan
x. Mempelajari x. Merangkum x. Mengkonspepkan
y. Mentabulasi y. Menjabarkan y. Melaksanakan
z. Memberi kode z. Meramalkan
aa. Menelusuri aa. Memproduksi
bb. Menulis bb. Memproses
cc. Mengaitkan
dd. Menyusun
ee. Menstimulasikan
ff. Memecahkan
gg. Mentabulasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
C4 Menganalisis C5 Mengevaluasi C6 Membuat/Mencipta
Menganalisis Membandingkan Mengabstrasi
Mengaudit Menyimpulkan Mengatur
Memecahkan Menilai Menganimasi
Menegaskan Mengarahkan Mengumpulkan
Mendeteksi Mengkritik Mengkategorikan
Mengdiaknosis Menimbang Mengkode
Menyeleksi Memutuskan Mengkombinasikan
Memerinci Memisahkan Menyusun
Menominasikan Memprediksi Mengarang
Mendiagramkan Memperjelas Membangun
Mengkorelasikan Menugaskan Menanggulangi
Merasionalkan Menafsirkan Menghubungkan
Menguji Mempertahankan Menciptakan
Mencerahkan Memerinci Mengkreasikan
Menjelajah Mengukur Mengoreksi
Membagankan Merangkum Merancang
Menyimpulkan Membuktikan Merencanakan
Menemukan Memfalidasi Mendikte
Menelaah Mengetes Meningkatkan
Memaksimalkan Mendukung Memperjelas
Memerintahkan Memilih Memfasilitasi
Mengedit Memproyeksikan Membentuk
Mengkaitkan Merumuskan
Memilih Menggeneralisasikan
Mengukur Mengabungkan
Melatih Memadukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Mentransfer Membatas
Mereparasi
Menampilkan
Menyiapkan
Memproduksi
Merangkum
Merekontruksi
Membuat
3.6. Kredibilitas dan transferbilitas
Uji kredibilitas data dalam penelitian kualitatif antara lain dapat
dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam
penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, dan
membercheck. Jadi dalam proses penelitian, peneliti menggunakan triangulasi
dengan berdiskusi dengan cara membandingkan pemikiran rekan peneliti untuk
memperoleh data yang kredibel. Peneliti juga mengajukan validasi keabsahan
instrumen penelitian yang digunakan untuk memperoleh data penelitian kepada
salah satu dosen yang disebut dengan expert judgement sebagai salah satu cara
untuk mengetahui layak tidaknya suatu instrumen tersebut digunakan untuk
mengambil data. Instrumen yang diajukan oleh peneliti layak digunakan untuk
mengambil data (Sugiyono, 2012:270).
Transferabilitas merupakan validitas eksternal dalam penelitian
kualitatif. Validitas eksternal menunjukkan derajat ketepatan atau dapat
diterapkannya hasil penelitian ke populasi di mana sampel tersebut diambil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Dengan kata lain bahwa penelitian kualitatif dapat diterapkan pada subjek yang
lain. Instrumen penelitian ini dapat diterapkan pada kasus-kasus yang lain.
Akan tetapi hasil dari penelitian ini tidak serta merta harus sama karena setiap
subjek memiliki perbedaan antara subjek penelitian satu dengan yang lain
(Sugiyono, 2007:276).
3.7. Teknik analisis data
3.7.1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Peneliti melakukan analisis terhadap desain rencana pelaksanaan
pembelajaran pada komponen indikator yang telah dibuat oleh guru dengan
melihat apakah guru sudah memuat komponen yang mengacu pada
keterampilan berpikir tingkat tinggi pada perencanaan proses pembelajaran
tersebut. Peneliti mencari persamaan KKO yang terdapat pada indikator RPP
yang telah dibuat dengan Instrumen yang telah disiapkan.
3.7.2. Implementasi Proses Pembelajaran Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi
Untuk mengetahui apakah kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan
oleh guru sudah mengacu pada berpikir tingkat tinggi, maka peneliti
melakukan kegiatan observasi terhadap segala aktivitas dalam kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dan siswa di dalam kelas. Kegiatan
ini bertujuan sejauh mana guru menerapkan pembelajaran yang mengacu pada
kriteria 4C yaitu (Communication, Collaborative, Critical thinking and
Problem solving, Creativity and Innovation). Penelitian ini menganalisis
tentang HOTS tetapi juga menggunakan analisis dengan kriteria 4C karena
pada abad 21 ini HOTS dan kemampuan 4C digunakan secara beriringan pada
proses pembelajaran metode saintifik untuk meningkatkan mutu pendidikan
dalam rangka menjawab tantangan, baik tantangan internal dalam rangka
mencapai 8 standar nasional pendidikan dan juga tantangan eksternal yaitu
globalisasi. Guru dan siswa juga diberikan Kuesioner bagaimana persepsi
mereka tentang kegiatan pembelajaran yang dilakukan selama ini. Jika
kegiatan pembelajaran banyak memunculkan kriteria 4C tersebut maka dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
dikatakan bahwa penerapan berpikir tingkat tinggi sudah sangat sering
diterapkan dan diimplementasikan di kelas.
3.7.3. Pelaksanaan Penilaian Kelas (Assesment)
Untuk mengetahui sejauh mana kegiatan penilaian kelas mengacu
pada keterampilan berpikir tingkat tinggi, maka peneliti melakukan analisis
terhadap soal Penilaian Harian. Mengapa peneliti meneliti soal penilaian
harian, karena peneliti merasa lebih baik meneliti soal yang belum lama
diujikan atau dengan kata lain up to date. Soal – soal dapat dinyatakan sebagai
soal yang HOTS apabila hasil analisis menunjukkan bahwa soal – soal
menggunakan kata kerja operasional berupa perintah pengerjaan soal yang
mengacu pada keterampilan berpikir tingkat tinggi pada C4, C5, dan C6.
3.7.4. Analisis Konten
Peneliti menggunakan analisis konten untuk menganalisis data data
dengan sistem triangulasi karena peneliti memerlukan bantuan rekan
penelitian untuk menganalisis soal penilaian harian tersebut. Analisis isi
(content analysis) digunakan untuk memperoleh keterangan dari komunikasi
yang disampaikan dalam bentuk lambang yang terdokumentasi atau dapat
didokumentasikan. Analisis isi dapat dipakai untuk menganalisa semua
bentuk komunikasi, seperti pada surat kabar, buku, film, dan sebagainya.
Dengan menggunakan metode analisis isi, maka akan diperoleh suatu
pemahaman terhadap berbagai isi pesan komunikasi yang disampaikan oleh
media massa atau dari sumber lain secara obyektif, sistematis, dan relevan
(Subrayogo, 2001).
Analisis isi adalah suatu teknik sistematis untuk menganalisis isi
pesan dan mengolah pesan atau suatu alat untuk mengobservasi dan
menganalisis isi perilaku komunikasi yang terbuka dari komunikator yang
dipilih (Sary, 2016)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Gambar 3.1 Skema analisis konten
Analisis konten yaitu analisis yang dilakukan pada pesan yang disampaikan
atau didapatkan dari sumber informasi. Dalam penelitian ini pesan didapatkan dari
subyek penelitan dan data – data yang didapatkan dari lembar soal evaluasi penilaian
harian siswa.
Sumber pesan saluran penerima
Analisis konten Transmisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab IV ini berisi tentang hasil penelitian yang telah dilakukan dan pembahasan
terkait dengan penelitian mengenai analisis terhadap perencanaan pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi penilaian yang dilakukan oleh guru kelas V SD
terhadap siswa kelas V SD.
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Analisis keterampilan berpikir tingkat tinggi pada perencanaan
pembelajaran
4.1.1.1. Hasil Analisis Indikator Aspek Kognitif pada RPP Tematik
Pada penelitian ini peneliti akan memaparkan hasil analisis dan
pembahasan dari indikator aspek kognitif pada desain rencana pelaksanaan
pembelajaran tematik kelas V SD. Sebagai langkah pertama dalam
penelitian ini peneliti meminta izin terhadap kepala sekolah di salah satu SD
di Kabupaten Bantul pada tanggal 26 Februari 2019. Peneliti diarahkan oleh
kepala sekolah untuk menemui guru kelas V A, tetapi ternyata guru kelas V
A tersebut menolak dengan alasan guru baru. Perlu diketahui bahwa guru
kelas V A tersebut adalah guru yang pada semester sebelumnya mengajar di
kelas III. Guru kelas VA sebelumnya pindah ke SD yang lain karena
mendapatkan penempatan di SD yang lain tersebut. Akhirnya peneliti
diarahkan untuk menemui guru kelas VC. Guru tersebut bersedia dan
menerima peneliti untuk meneliti perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian
pembelajaran di kelas VC. Peneliti pada tanggal 27 Februari 2019
meminta instrumen pembelajaran yang digunakan oleh guru untuk mengajar
yaitu sebuah RPP yang telah dibuat oleh guru kelas V. Peneliti tidak
mendapat kendala saat meminta RPP kepada guru tersebut. Peneliti lalu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
memfotocopy RPP yang diberikan oleh guru tersebut dan didapatkanlah
RPP yang diperlukan oleh peneliti.
Setelah peneliti mendapatkan RPP tersebut, peneliti menggandakan
RPP menjadi 4 salinan yang digunakan oleh peneliti beserta tiga rekan
peneliti untuk melakukan analisis terhadap indikator yang mengacu pada
aspek kognitif yang terdapat di RPP apakah memuat kata kerja operasional
yang mengarah pada kemampuan berpikir tingkat tinggi. Peneliti beserta tiga
rekan peneliti melakukan analisis secara mandiri dengan berdiskusi terhadap
pendapat dari masing – masing. Diskusi ini dilakukan di rumah peneliti.
Analisis RPP dinyatakan mengacu pada keterampilan berpikir tingkat tinggi
apabila mengandung kata kerja operasional tingkatan C4, C5, dan C6 yaitu
menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.
Hasil analisis yang peneliti lakukan yaitu pada tabel 4.1
Tabel 4.1 Hasil Analisis Indikator kognitif pada RPP Tematik Kelas V
Muatan : Bahasa Indonesia
Indikator HOTS LOTS Keterangan
3.5.1 Mengetahui langkah-langkah mencari
informasi penting pada sebuah teks √
Kata kerja operasional
terdapat pada tingkatan
C1 yaitu “Mengetahui”
3.5.2 Menjelaskan informasi penting yang
terdapat pada teks dengan menggunakan
aspek: apa, di mana, kapan, siapa, mengapa,
dan bagaimana.
√
Kata kerja operasional
terdapat pada tingkatan
C1 yaitu “Menjelaskan”
3.5.3 Mengidentifikasi informasi penting
yang terdapat pada sebuah teks dengan
tepat. √
Kata kerja operasional
terdapat pada tingkatan
C4 yaitu “Menganalisis”
Jumlah Indikator 1 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Muatan : IPS
Indikator HOTS LOTS Keterangan
3.4.1 Menjelaskan perlawanan bangsa
Indonesia terhadap pemerintahan Kolonial
Belanda di berbagai daerah.
√
Kata kerja operasional
terdapat pada tingkatan
C1 yaitu “Menjelaskan”
3.4.2 Mengetahui perlawanan bangsa
Indonesia terhadap pemerintahan kolonial
Belanda di berbagai daerah.
√
Kata kerja operasional
terdapat pada tingkatan
C1 yaitu “Mengetahui”
Jumlah Indikator 0 2
Muatan : PPKn
Indikator HOTS LOTS Keterangan
3.3.1 Mengidentifikasi keragaman suku
bangsa satu dan yang lain. √
Kata kerja operasional
terdapat pada tingkatan
C4 yaitu “Menganalisis”
3.2.2 Memahami keragaman suku bangsa satu
dan yang lain. √
Kata kerja operasional
terdapat pada tingkatan
C2 yaitu “Memahami”
Jumlah Indikator 1 1
Berdasarkan tabel diatas terdapat dua indikator yang merupakan
indikator yang berada pada level HOTS . Sedangkan indikator yang berada
pada level LOTS ada 5. Indikator yang berada pada level HOTS
menggunakan kata kerja operasional yang berada pada tingkatan C4 yaitu
“menganalisis” sedangkan indikator yang berada pada level LOTS
menggunakan kata kerja operasional yang berada pada tingkatan C1 dan C2
yaitu “mengetahui” dan “memahami”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
4.1.1.2. Hasil Wawancara Guru Kelas V
Pada tanggal 27 Februari 2019 peneliti melakukan wawancara
kepada guru kelas V untuk mendapatkan informasi mengenai
perencanaan, pelaksanaan, dan sistem penilaian (assessment) terhadap
siswa kelas V SD yang diampu oleh guru tersebut. Melalui kegiatan
wawancara peneliti mendapatkan beberapa informasi mengenai
pemahaman guru tentang berpikir tingkat tinggi. Pembahasan ini akan
berbicara tentang penyusunan perencanaan pembelajaran yang mengarah
pada keterampilan berpikir tingkat tinggi.
Hasil wawancara yang peneliti gunakan untuk memperoleh informasi
tentang penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran. Hasil wawancara
tersebut berada pada aspek kedua nomor satu, dua, dan empat , dan aspek
ke empat nomor satu.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas V SD dapat dilihat
pada lampiran 17a. Guru tersebut menyatakan mengetahui keterampilan
berpikir tingkat tinggi atau HOTS. Guru tersebut menjelaskan bahwa
dalam pemahamannya, HOTS adalah suatu pola berpikir untuk
memecahkan suatu masalah. Siswa juga lebih tertantang ketika guru
menerapkan keterampilan berpikir tingkat tinggi sehingga pada akhirnya
siswa menjadi kreatif dalam berpikir. Dalam penyusunan rencana
pelaksanaan pembelajaran guru menyatakan tidak menemui kesulitan
dalam hal tersebut karena sejak pertama kali K13 dimunculkan oleh
pemerintah, salah satu SD di Kabupaten Bantul tersebut langsung
menggunakan kurikulum 2013 sebagai acuan dalam kegiatan belajar.
Akan tetapi pada kenyataannya indikator dari rencana pembelajaran yang
telah peneliti analisis masih didominasi dengan kemampuan berpikir
tingkat rendah (LOTS).
Berdasarkan pembahasan diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa
guru sudah mengetahui tentang keterampilan berpikir tingkat tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
(HOTS). Guru mengetahui cara menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran yang mengarah pada keterampilan berpikir tingkat tinggi.
Akan tetapi fakta yang ditemui oleh peneliti adalah indikator yang telah
dirumuskan oleh guru masih didominasi oleh kemampuan berpikir
tingkat rendah. Pada kenyataannya terdapat hanya dua dari tujuh
indikator yang mengacu pada kognitif tingkat tinggi sedangkan indikator
kognitif tingkat rendah ada lima.
4.1.2. Penerapan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi pada Pelaksanaan
Pembelajaran Tematik di Salah satu Sekolah Dasar di Kabupaten Bantul
4.1.2.1. Hasil analisis kuesioner siswa kelas V
Pada bagian ini peneliti membahas tentang bagaimana keterampilan
berpikir tingkat tinggi dalam pelaksanaan pembelajaran di salah satu SD di
Kabupaten Bantul. Peneliti melakukan proses pengambilan data dalam
bentuk kuesioner yang ditujukan kepada siswa. Peneliti melakukan
pengambilan data dalam bentuk kuesioner tersebut pada tanggal 27 Februari
2019. Peneliti meminta izin kepada guru kelas apabila proses pembelajaran
telah selesai peneliti akan membagikan kuesioner terkait dengan
pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. setelah peneliti
mendapatkan izin untuk membagikan kuesioner kepada siswa, peneliti
masuk kelas untuk membagikan lembar kuesioner kepada siswa yang
berjumlah 33 orang. Berikut adalah gambar proses pengisian kuesioner
siswa yang didampingi oleh peneliti :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Gambar 4.1 Proses Pengisian kuesioner siswa
Gambar di atas merupakan proses pengisian kuesioner siswa yang
didampingi oleh peneliti. Pengambilan data kuesioner ini digunakan untuk
mengetahui bagaimana proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Hasil
analisis kuesioner siswa ini nantinya dibandingkan dengan hasil analisis
kuesioner yang ditujukan dan diisi oleh guru kelas V sehingga dapat
diketahui apakah persepsi siswa kelas V sama dengan persepsi guru mereka.
Setelah peneliti mendapatkan data dari seluruh siswa yang mengisi
lembar kuesioner, peneliti lalu melakukan analisis terhadap kuesioner
tersebut dengan berpedoman pada skala likert. Berikut adalah hasil analisis
pelaksanaan pembelajaran menurut persepsi siswa kelas V dengan jumlah
siswa sebanyak 33 siswa. Penghitungan hasil kuesioner siswa menggunakan
interval skala Likert sehingga didapatkan rata-rata dalam pelaksanaan
pembelajaran pada kemampuan masing – masing. Hasil analisis dapat dilihat
pada lampiran 11 A sampai dengan 13:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Berikut tabel 4.2 dengan pernyataan 4C dan penerapannya:
Tabel 4.2 hasil perhitungan pernyataan pada pelaksanaan pembelajaran
4C skala likert
No Interval Indeks Persepsi Pernyataan Penerapan
1 1.0 - 1.75 Tidak Pernah
2 1.76 - 2.51 Jarang
3 2.52 - 3.27 Sering
4 3.28 - 4.00 Sering Sekali
Gambar 4.2 Diagram Hasil Analisis Kuesioner 33 siswa
Diagram diatas merupakan diagram hasil analisis kuesioner dari 33
siswa kelas V. Pengisian kuesioner dilakukan oleh siswa yang
didampingi oleh peneliti tanpa adanya kehadiran guru kelas V sehingga
siswa dapat menilai gurunya berdasarkan persepsi masing – masing siswa
selama pembelajaran berlangsung dengan berdasarkan fakta yang ada.
Setelah didapatkan data, peneliti melakukan perhitungan pada setiap
indikator yang terdapar dalam kriteria 4C.
3.76
3.42 3.4
3.32
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
3.8
Critical Thinking Collaborative Creativity CommunicationRat
a-ra
ta S
kor
Selu
ruh
Sis
wa
kriteria
Hasil Analisis Kuesioner 33 Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Tabel 4.3 Hasil analisis kuesioner 33 siswa
No Kriteria Rata-rata Skor Seluruh Siswa Pernyataan
Kemunculan
1 Critical Thinking 3.76 Sering Sekali
2 Collaborative 3.42 Sering Sekali
3 Creativity 3.4 Sering Sekali
4 Communication 3.32 Sering Sekali
4.1.2.2. Hasil analisis kuisioner guru kelas V
Peneliti juga memberikan kuesioner terhadap persepsi guru ketika
melaksanakan pembelajaran di kelas. Pengisian kuesioner yang dilakukan
oleh guru dilakukan setelah guru selesai mengajar di hari yang sama
dengan pengisian kuesioner persepsi siswa. Guru melakukan pengisian
kuesioner di dalam perpustakaan sekolah. Seluruh pernyataan dalam
kuesioner memiliki pernyataan yang kurang lebih sama, hanya
disesuaikan dengan tingkat pemahaman antara guru dan siswa.
Setelah peneliti mendapatkan hasil kuesioner yang diisikan oleh
guru, peneliti lalu melakukan analisis terhadap kuesioner persepsi guru
tersebut dengan berpedoman pada skala likert. Berikut adalah hasil
analisis menurut persepsi guru kelas V terhadap pelaksanaan
pembelajaran. Proses penghitungan dilakukan seperti pada analisis
kuisioner siswa yaitu dengan menggunakan skala likert sehingga
didapatkan hasil pada tiap kriteria 4C. Hasil kuesioner tersebut dapat
dilihat pada lampiran 14 A sampai 16:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Tabel 4.4 Hasil Hitung Interval Pernyataan Penerapan Skala
Likert
No Interval Indeks
Persepsi Pernyataan Penerapan
1 1.0 - 1.75 Tidak Pernah
2 1.76 - 2.51 Jarang
3 2.52 - 3.27 Sering
4 3.28 - 4.00 Sering Sekali
Gambar 4.3 Diagram hasil analisis kuesioner Guru
Berdasarkan diagram diatas menunjukkan bahwa hasil perhitungan
pada tiap indikator yang terdapat pada kriteria 4C menunjukkan critical
thinking memiliki skor rata – rata yang tinggi sebesar 3.75.
Pada aspek Collaborative memiliki skor rata – rata sebesar 3.5.
Persepsi ini dapat dikatakan bahwa guru sangat sering menerapkan aspek
collaborative saat melaksanakan kegiatan pembelajaran.
3.753.5
3.75
3
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
Critical Thinking Collaborative Creativity Communication
Rat
a-R
ata
Sko
r G
uru
Kriteria
Hasil Analisis Kuisioner Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Pada aspek Creativity memiliki skor rata – rata sebesar 3.75. Aspek
Creativity tersebut dapat dinyatakan sangat sering dilakukan oleh guru
ketika melaksanakan pembelajaran di kelas.
Tiga aspek tersebut sama dengan persepsi siswa yang mengatakan
bahwa sering sekali guru menerapkan tiga aspek tersebut dalam
pelaksanaan pembelajaran. Pada aspek Communication memiliki skor
rata – rata sebesar 3, sehingga dapat disimpulkan bahwa guru sering
menerapkannya pada proses pelaksanaan pembelajaran. Hal ini berbeda
dengan persepsi siswa bahwa siswa menyatakan sering sekali guru
menerapkan aspek communication pada pelaksanaan pembelajaran, tetapi
guru merasa hanya sering menerapkan aspek communication saat
melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan diagram diatas dapat disimpulkan bahwa penerapan
keterampilan berpikir tingkat tinggi pada pembelajaran sering sekali
diterapkan. Guru dan siswa tidak memiliki perbedaan terlalu jauh antara
persepsi masing – masing. Hal itu ditunjukkan dengan tiga dari empat
aspek memiliki persamaan persepsi antara satu dengan yang lain. Satu
persepsi yang berbeda tersebut juga tidak terlalu signifikan perbedaannya
karena pada aspek Communication siswa memiliki persepsi sering sekali
dilakukan, sedangkan guru memiliki persepsi sering dilakukan. Berikut
hasil analisis kuesioner guru kelas terhadap pelaksanaan pembelajaran.
Tabel 4.5 Hasil Analisis Kuesioner Guru
No Kriteria Rata-rata Skor Seluruh
Siswa
Pernyataan
Kemunculan
1 Critical Thinking 3.75 Sering Sekali
2 Collaborative 3.5 Sering Sekali
3 Creativity 3.75 Sering Sekali
4 Communication 3 Sering
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
4.1.2.3. Hasil Wawancara Guru Kelas V
Peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas V pada
tanggal 27 Februari 2019 setelah melakukan observasi pelaksanaan
pembelajaran, membagikan kuesioner guru dan siswa. Peneliti juga
mengumpulkan instrumen pembelajaran berupa rencana pelaksanaan
pembelajaran dan soal evaluasi yaitu soal ulangan harian. Melalui
wawancara, peneliti mendapatkan beberapa informasi mengenai
pemahaman guru tentang berpikir tingkat tinggi. Pada pembahasan
ini, peneliti membahas tentang pelaksanaan pembelajaran yang
mengarah pada keterampilan berpikir tingkat tinggi.
Peneliti mendapatkan data mengenai pelaksanaan
pembelajaran yang mengarah pada keterampilan berpikir tingkat
tinggi menggunakan aspek satu nomor satu sampai tujuh, aspek dua
nomor tiga, dan aspek empat nomor dua. Berdasarkan informasi dari
wawancara terhadap guru kelas V mengenai pelaksanaan
pembelajaran yang mengarah pada berpikir tingkat tinggi, guru
tersebut menyatakan bahwa dalam penerapan pada proses
pembelajaran, seringkali mengacu pada keterampilan berpikir tingkat
tinggi. Misalnya melalui metode pembelajaran memang seringkali
guru menggunakan metode ceramah, tetapi metode ceramah hanya
digunakan sebagai pendahuluan untuk mengantarkan siswa kedalam
materi.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap guru kelas
V tersebut, guru mengungkapkan bahwa guru tersebut mampu
menerapkan model, teknik dan metode pembelajaran yang mampu
menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam kegiatan diskusi dan
memecahkan masalah. Pernyataan tersebut beliau ungkapkan karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
beliau sering menggunakan metode saintifik ketika mengajar. Guru
juga menerapkan sistem presentasi terlebih ketika dalam kegiatan
belajar berkelompok. Guru tersebut mengungkapkan bahwa siswa
sangat aktif dalam kegiatan diskusi misalnya pada muatan PPKn,
tetapi ada juga sebagian siswa yang tidak aktif dalam berdiskusi
sehingga dalam suatu kelompok diskusi ada yang lebih menonjol.
Guru aktif dalam mengontrol siswa ketika sedang melaksanakan
kegiatan pembelajaran melalui datang ke meja – meja siswa agar
siswa tetap berada pada kondisi belajar yang ideal. Guru juga
mengikuti langkah – langkah yang ada dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran. Guru sering mengkaitkan materi dengan pengetahuan
yang relevan ketika melaksanakan kegiatan pembelajaran tematik
agar dapat memberikan gambaran kepada siswa tentang pengetahuan
yang sedang dipelajari. Ketika ditanya soal apakah guru dapat
mengelola waktu dengan efisien dan efektif, beliau menjawab bahwa
ia beliau dapat mengelola waktu dengan efektif dan efisien, tetapi
sering waktu tersebut tidak dapat dikelola dengan baik ketika dalam
kegiatan diskusi kelompok.
Pada aspek berpikir tingkat tinggi, guru mengungkapkan
bahwa agak sulit menerapkan kegiatan pembelajaran yang bersifat
mengarahkan siswa pada keterampilan berpikir tingkat tinggi. Tetapi
guru selalu mencoba agar nantinya dapat menerapkan kegiatan
pembelajaran yang bersifat mengarahkan siswa pada keterampilan
berpikir tingkat tinggi pada siswanya.
Kendala yang dihadapi oleh guru kelas V tersebut dalam
menerapkan pembelajaran yang mengacu pada berpikir tingkat tinggi
adalah ketika siswa – siswa mengeluh pada soal. Guru memahami
bahwa tingkat kognitif siswanya berbeda – beda, tetapi beliau selalu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
mencoba menerapkan pembelajaran yang mengacu pada berpikir
tingkat tinggi.
4.1.2.4. Hasil Observasi Proses Pembelajaran di Kelas V
Observasi pelaksanaan guru mengajar dilaksanakan pada
tanggal 27 Februari 2019. Observasi ini dilakukan untuk mengetahui
langkah – langkah guru dalam mengajar di kelas apakah guru sudah
menerapkan kemampuan yang mengarah pada keterampilan berpikir
tingkat tinggi siswa.
Dalam penelitian ini peneliti telah meminta izin kepada guru
kelas V bahwa peneliti ingin melakukan observasi pelaksanaan guru
mengajar dikelas. Setelah peneliti mendapatkan izin dari guru lalu
peneliti masuk ke dalam kelas. Peneliti lalu mengamati proses
pembelajaran di kelas V ini.
Pada observasi pelaksanaan pembelajaran ini peneliti
ditemani oleh satu rekan peneliti yang satu payung skripsi dengan
peneliti sehingga rekan peneliti ini dapat mengetahui alur jalannya
penelitian. Hal ini dilakukan sebagai pembanding antara persepsi
peneliti terhadap guru ketika mengajar dan persepsi rekan peneliti
ketika guru mengajar. Penelitian tidak berjalan sesuai dengan apa
yang diharapkan oleh peneliti karena pelaksanaan pembelajaran tidak
sama dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang diterima
oleh peneliti. Setelah melakukan observasi, peneliti dan rekan
peneliti melakukan diskusi untuk membicarakan hasil observasi yang
dilakukan. Hasil observasi ini digunakan untuk menegaskan hasil
dari kuesioner persepsi siswa dan guru terhadap pelaksanaan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas V. Berikut adalah hasil
observasi yang dilakukan oleh peneliti dalam pelaksanaan
pembelajaran tematik kelas V.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Tabel 4.6 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran
No 4C Kriteria Ya Tidak Keterangan
1
Communication
(Komunikasi)
1. Di dalam langkah-langkah
pembelajaran
memperlihatkan proses
guru memberikan
kesempatan siswa untuk
menyampaikan hasil dari
kegiatan pembelajaran
yang dilakukan.
√ Guru memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk
menyampaikan
pengetahuan yang
diperoleh hari ini.
2. Di dalam langkah-langkah
pembelajaran
memperlihatkan proses
guru memberi kesempatan
siswa untuk mengingat
kembali materi pada
pembelajaran sebelumnya
√ Guru tidak mengulang
materi sebelumnya.
2
Collaborative
(Kolaborasi)
1. Di dalam langkah-langkah
pembelajaran
memperlihatkan proses
guru memberikan siswa
kesempatan untuk
menggali informasi
bersama teman.
√ Guru meminta siswa
berdiskusi dengan
teman sebangku
mengenai faktor-
faktor yang
menyebabkan
Indonesia dijajah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
2. Di dalam langkah-langkah
pembelajaran
memperlihatkan proses
guru memberikan siswa
kesempatan untuk
berdiskusi dalam kegiatan
pembelajaran.
√ Guru memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk berdiskusi
secara berkelompok
sesuai dengan
kelompok yang sudah
ditetapkan mengenai
materi pembelajaran.
3
Critical
thinking and
Problem
Solving
(Berpikir Kritis
dan Pemecahan
Masalah).
1. Di dalam langkah-langkah
pembelajaran
memperlihatkan proses
guru memberikan
kesempatan siswa untuk
menganalisis
permasalahan.
√ Guru memberikan
siswa kesempatan
kepada siswa untuk
menganalisis
permasalahan melalui
kegiatan berdiskusi
secara berkelompok.
2. Di dalam langkah-langkah
pembelajaran
memperlihatkan proses
guru memberikan
kesempatan siswa untuk
memberikan masukan,
tanggapan (kegiatan inti),
dan kritik
√ Siswa diberikan
kesempatan oleh guru
untuk bertanya
mengenai hal yang
ingin mereka ketahui
lebih dalam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
4
Creativity and
Innovation (Kre
ativitas dan
Inovasi)
1. Di dalam langkah-langkah
pembelajaran
memperlihatkan proses
guru memberikan
kesempatan siswa untuk
mengekspresikan dirinya
melalui sebuah karya.
√ Guru berfokus kepada
diskusi kelompok
yang hasilnya berupa
poin-poin.
2. Di dalam langkah-langkah
pembelajaran
memperlihatkan proses
guru memberikan
kesempatan kepada siswa
dalam menampilkan hasil
karyanya di depan kelas.
√ Guru meminta siswa
menyampaikan hasil
diskusinya ke depan
kelas dan meminta
salah satu anggota
kelompok untuk
menuliskannya di
papan tulis.
Dari tabel 4.6 dapat ditarik kesimpulan bahwa guru telah
melaksanakan kemampuan 4C ketika kegiatan pembelajaran berlangsung.
Terdapat 8 pernyataan dari 4 kriteria yang 6 diantaranya muncul atau
nampak ketika guru melakukan kegiatan pembelajaran.
Pada aspek komunikasi (communication) guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan yang ia dapatkan tentang
materi yang dipelajari oleh siswa hari ini. Siswa menyampaikan hasil
diskusi yang telah dilakukan di akhir pembelajaran di depan kelas. Pada
kriteria yang kedua, pada awal kegiatan pembelajaran guru tidak
mengulang materi pada pembelajaran sebelumnya. Guru tersebut
langsung masuk kepada materi yang menjadi bahasan pada pembelajaran
hari ini. Guru meminta siswa untuk membuka buku tematiknya tanpa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
memberikan sedikit pengulangan materi yang dipelajari pada
pembelajaran sebelumnya.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti dan rekan
peneliti pada aspek komunikasi atau communication, peneliti dapat
menyimpulkan bahwa guru sudah melaksanakan kemampuan komunikasi
atau communication dalam pelaksanaan pembelajaran. Tetapi guru pada
saat observasi tidak menunjukkan satu dari dua kriteria yang ada pada
aspek komunikasi ini. Guru tidak memberikan pengulangan materi
pembelajaran yang sebelumnya terhadap siswa. Hal ini kurang sesuai
dengan hasil kuesioner persepsi siswa dan persepsi guru. Siswa
mengatakan bahwa pada aspek ini, komunikasi sering sekali dilakukan
dalam pembelajaran di kelas, sedangkan persepsi guru mengatakan hanya
sering dilakukan saat pembelajaran di kelas.
4.1.3. Analisis Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Pada Penilaian
Pembelajaran di salah satu Sekolah Dasar di Kabupaten Bantul
4.1.3.1. Hasil Analisis Soal Penilaian Harian
Pelaksanaan penilaian pembelajaran merupakan proses dari
serangkaian kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa.
Penilaian ini biasanya dijadikan suatu ukuran tentang bagaimana siswa
menyerap setiap materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru.
Peneliti mendapatkan soal penilaian harian yang diperoleh dari guru
sebagai objek yang diteliti. Soal penilaian harian dianalisis untuk
memperoleh kesesuaian indikator dengan kata kerja operasional
khususnya pada tingkatan C4 (menganalisis), C5 (mengevaluasi), dan C6
(mencipta). Peneliti menggunakan Taksonomi Bloom sebagai acuan
dengan sistem triangulasi data yang dilakukan oleh 3 rekan peneliti yang
lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Berdasarkan hasil analisis soal penilaian harian, peneliti melakukan
analisis pada penilaian harian yang terdiri dari 5 muatan pelajaran yang
terdiri dari PPKn , Bahasa Indonesia, IPA, IPS, dan SBdP. Soal yang
diteliti didapatkan dari sekolah yang disusun oleh UPT Kecamatan Jetis.
Peneliti menggunakan soal penilaian harian dengan pertimbangan bahwa
pada saat itu soal penilaian harian adalah soal yang terbaru dan fresh
karena belum terlalu lama di ujikan. Soal ulangan harian memiliki ragam
soal pilihan ganda dan soal uraian (essay).
Gambar 4.4 Diagram pie hasil analisis Penilaian Harian
Diagram pie pada gambar 4.4 didapatkan dari hasil analisis penilaian
harian yang dilakukan dengan triangulasi oleh peneliti dan tiga rekan
peneliti. Triangulasi dilakukan agar dapat memperoleh perbandingan yang
digunakan untuk menentukan hasil akhir yang valid dan juga sesuai dengan
data yang sebenar – benarnya. Berdasarkan gambar 4.4, dijelaskan bahwa
hasil analisis pada penilaian harian yang berbentuk soal pilihan ganda dan
25 %
75 %
ANALISIS SOAL PENILAIAN HARIAN
HOTS LOTS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
soal uraian hanya terdapat 25% soal yang HOTS atau menggunakan kata
kerja operasional pada tingkatan C4, C5, dan C6. Sedangkan 75% dari soal
penilaian harian tersebut adalah soal yang LOTS atau menggunakan kata
kerja operasional pada tingkatan C1, C2, dan C3. Artinya dari 40 soal
penilaian harian, hanya ada 10 soal yang menggunakan kata kerja
operasional Taksonomi Bloom pada tingkatan C4, C5, dan C6 sedangkan 30
lainnya adalah soal yang menggunakan kata kerja operasional Taksonomi
Bloom tingkatan C1, C2, dan C3.
4.1.3.2. Hasil wawancara guru kelas V
Peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas V pada tanggal 27
Februari 2019 setelah melakukan observasi pelaksanaan pembelajaran,
membagikan kuesioner guru dan siswa serta mengumpulkan instrument
pembelajaran berupa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan soal
evaluasi penilaian harian. Melalui wawancara peneliti mendapatkan
informasi mengenai pemahaman guru tentang berpikir tingkat tinggi.
Pada pembahasan ini, peneliti membahas tentang penyusunan soal
evaluasi yang mengarah pada keterampilan berpikir tingkat tinggi.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas V terkait dengan
penyusunan soal evaluasi, dalam penyusunan soal – soal yang mengacu
pada keterampilan berpikir tingkat tinggi guru menyatakan “agak sulit,
akan tetapi selalu dicoba” guru mengatakan kesulitan tersebut karena
siswa mempunyai perbedaan tingkat pemahaman terhadap soal. Ada
siswa yang langsung paham maksud dari soal sehingga siswa tersebut
dapat menjawab pertanyaan secara tepat. Ada pula siswa yang sulit
memahami perintah dari soal tersebut sehingga siswa menjadi salah
ketika menjawab pertanyaan soal tersebut. Berdasarkan pernyataan dari
guru, siswa di kelas beliau sudah pelan – pelan diajak untuk mengasah
keterampilan berpikir tingkat tinggi dengan cara melatih siswa dengan
soal – soal yang diberikan oleh guru. Berdasarkan hasil analisis soal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
penilaian harian yang dilakukan oleh peneliti dan tiga rekan peneliti, soal
yang dirumuskan masih didominasi oleh soal – soal yang berpikir tingkat
rendah. Soal yang HOTS sebesar 25% sedangkan soal yang LOTS sebesar
75 %. Hal ini menunjukkan bahwa ada kesesuaian antara apa yang
dikatakan oleh guru pada saat wawancara dan juga hasil analisis penilaian
harian.
4.2. Pembahasan
4.2.1. Analisis keterampilan berpikir tingkat tinggi pada perencanaan
pembelajaran
Pada penelitian ini peneliti akan memaparkan bagaimana
perumusan indikator aspek kognitif pada rencana pelaksanaan
pembelajaran yang dibuat oleh guru kelas V. Analisis dilakukan dengan
proses triangulasi dengan 3 rekan peneliti sebagai analis indikator
rencana pelaksanaan pembelajaran. Indikator rencana pelaksanaan
pembelajaran dapat dilihat pada lampiran 20.
Gambar 4.5 Indikator kognitif pada RPP
Peneliti dan tiga rekan peneliti mengalami perdebatan karena pada
indikator “Mengetahui langkah – langkah mencari informasi penting pada
sebuah teks”. Peneliti dan dua rekan peneliti berbeda pendapat dengan satu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
rekan peneliti. Peneliti dan dua rekan peneliti berpendapat bahwa indikator
tersebut termasuk dalam C1 yaitu Mengetahui. Siswa hanya diminta untuk
mengetahui langkah – langkah mencari informasi penting pada sebuah teks.
Sedangkan satu rekan peneliti yang berbeda pendapat ini mengatakan bahwa
indikator tersebut berada pada tingkatan C4 yaitu menganalisis. Ia
berpendapat bahwa siswa diminta untuk mencari informasi penting dalam
teks. Argumen rekan peneliti tersebut tidak kuat dan tidak dapat
menjelaskan mengapa indikator tersebut bisa berada pada tingkatan C4.
Hasil dari analisis dan diskusi yang dilakukan oleh peneliti dan tiga
rekan peneliti diputuskan bahwa indikator pertama dalam mata pelajaran
Bahasa Indonesia kata kerja operasionalnya adalah “mengetahui” yang
terdapat pada tingkatan C1 sehingga dapat dikatakan bahwa indikator
pertama adalah LOTS . Alasan peneliti dan tiga rekan peneliti memutuskan
untuk memilih C1 “mengetahui/mengingat” adalah karena sesuai dengan
teori dari Kusnawa (dalam Aningsih, 2018:9) yang mengatakan bahwa
mengingat kembali artinya mendapatkan kembali atau pengembalian
pengetahuan relevan yang tersimpan dari memori jangka panjang. Sani
(dalam Aningsih, 2018:9) mengatakan bahwa pertanyaan mengingat kembali
adalah pertanyaan mengingat kembali tentang informasi, fakta konsep,
generalisasi yang didiskusikan, definisi, metode dan sebagainya.
Peneliti dan tiga rekan peneliti selanjutnya menganalisis indikator
yang kedua. Terjadi perdebatan antara peneliti dan dua orang rekan peneliti
dengan satu rekan peneliti. Peneliti dan dua rekan peneliti sama – sama
berargumen bahwa indikator “menjelaskan informasi penting yang terdapat
pada teks dengan menggunakan aspek apa, dimana, kapan, siapa, mengapa,
bagaimana” merupakan indikator yang LOTS atau Low Order Thinking Skill
karena siswa hanya diminta untuk menjelaskan informasi penting
menggunakan aspek 5W+1H. Salah satu rekan peneliti mengutarakan
argumen yang berbeda, rekan peneliti beranggapan bahwa indikator tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
adalah indikator yang berada pada tingkatan C6 yaitu mengumpulkan yang
artinya indikator tersebut adalah indikator yang HOTS.
Gambar 4.6 Indikator kognitif pada RPP
Setelah melalui perdebatan akhirnya disimpulkan bahwa indikator
tersebut adalah indikator yang LOTS karena siswa hanya diminta untuk
menjelaskan informasi penting yang terdapat pada teks bacaan dengan
menggunakan aspek 5W+1H. Siswa hanya sekedar menjelaskan beberapa
kalimat yang terdapat di teks bacaan yang telah tersedia. Kata kerja
operasional “menjelaskan” yang terdapat pada tingkatan C1 yaitu
“mengetahui” sehingga dapat dikatakan bahwa indikator kedua adalah
LOTS. Alasan peneliti dan tiga rekan peneliti memutuskan untuk memilih
C1 “mengetahui/mengingat” adalah karena sesuai dengan teori dari
Kusnawa (dalam Aningsih, 2018:9) yang mengatakan bahwa mengingat
kembali artinya mendapatkan kembali atau pengembalian pengetahuan
relevan yang tersimpan dari memori jangka panjang. Sani (dalam Aningsih,
2018:9) mengatakan bahwa pertanyaan mengingat kembali adalah
pertanyaan mengingat kembali tentang informasi, fakta konsep, generalisasi
yang didiskusikan, definisi, metode dan sebagainya.
Pada indikator yang ketiga yaitu “Mengidentifikasi informasi penting
yang terdapat pada sebuah teks dengan tepat” tidak terjadi perdebatan antara
peneliti dan tiga rekan peneliti. Semua berpendapat bahwa indikator ketiga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
ini berada pada tingkatan C4 yaitu “mengidentifikasikan” yang mana siswa
diminta untuk mengidentifikasi suatu informasi penting yang ada pada teks
bacaan secara tepat, dapat dikatakan bahwa tingkatan ini berada pada level
“menganalisis” yang merupakan HOTS .
Gambar 4.7 Indikator kognitif pada RPP
Mengidentifikasi secara tepat artinya perlu kajian yang mendalam,
tidak hanya sekedar mengatakan “ini adalah informasi yang penting” tanpa
dapat memberikan alasan mengapa itu penting secara tepat. Alasan peneliti
dan tiga rekan peneliti memilih C4 “menganalisis” hal ini sesuai dengan
teori dari Krawthwohl dan Lewy, dkk (dalam Aningsih, 2018:11) yang
mengatakan bahwa menganalisis informasi yang masuk dan membagi – bagi
atau menstruktur informasi ke dalam bagian yang lebih kecil untuk
mengenali pola atau hubungannya, mampu mengenali serta membedakan
faktor penyebab dan akibat dari sebuah skenario yang rumit.
Mengidentifikasi/merumuskan pertanyaan. Pada muatan Bahasa Indonesia
ini hanya terdapat satu dari delapan soal yang tidak HOTS.
Hasil analisis yang dilakukan oleh peneliti dan tiga rekan peneliti
menunjukkan bahwa indikator pada mata pelajaran IPS “Menjelaskan
perlawanan bangsa Indonesia terhadap pemerintahan Kolonial Belanda di
berbagai daerah” menggunakan kata kerja operasional “Menjelaskan” yang
berada pada tingkatan C1. Tidak terjadi perdebatan yang sengit karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
peneliti dan tiga rekan peneliti sama – sama berargumen bahwa indikator
tersebut berada pada tingkatan “Menjelaskan”. Sehingga dapat dikatakan
bahwa indikator pertama berada pada level LOTS.
Gambar 4.8 Indikator Kognitif pada RPP
Alasan peneliti dan tiga rekan peneliti memutuskan untuk memilih
C1 “mengetahui/mengingat” adalah karena sesuai dengan teori dari
Kusnawa (dalam Aningsih, 2018:9) yang mengatakan bahwa mengingat
kembali artinya mendapatkan kembali atau pengembalian pengetahuan
relevan yang tersimpan dari memori jangka panjang. Sani (dalam Aningsih,
2018:9) mengatakan bahwa pertanyaan mengingat kembali adalah
pertanyaan mengingat kembali tentang informasi, fakta konsep, generalisasi
yang didiskusikan, definisi, metode dan sebagainya.
Gambar 4.9 Indikator Kognitif pada RPP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Pada indikator kedua “Mengetahui perlawanan Bangsa Indonesia
terhadap pemerintahan Kolonial Belanda di berbagai daerah” terjadi
perdebatan antara peneliti dan dua rekan peneliti dengan satu rekan peneliti.
Peneliti dan dua rekan peneliti berargumen bahwa indikator tersebut adalah
indikator yang LOTS karena siswa hanya sekedar mengetahui perlawanan
Bangsa Indonesia terhadap pemerintah Kolonial Belanda di berbagai daerah.
Sedangkan rekan peneliti berargumen bahwa indikator tersebut adalah
indikator yang HOTS yang berada pada tingkatan C4 yaitu menelaah. Rekan
peneliti yang berbeda tersebut berargumen bahwa siswa diminta untuk
menelaah perlawanan bagsa Indonesia terhadapa pemerintahan Kolonial
Belanda. Argumen tersebut ditampik oleh rekan peneliti yang berargumen
bahwa indikator tersebut adalah indikator yang LOTS dengan argumen siswa
hanya sekedar mengetahui melalui cerita ataupun teks bacaan pada buku
ataupun media pembelajaran yang digunakan.
Akhirnya disimpulkan bahwa indikator tersebut merupakan indikator
yang berada pada level LOTS karena menggunakan kata kerja operasional
“Mengetahui” yang berada pada tingkatan C1. Alasan peneliti dan tiga rekan
peneliti memutuskan untuk memilih C1 “mengetahui/mengingat” adalah
karena sesuai dengan teori dari Kusnawa (dalam Aningsih 2018:9) yang
mengatakan bahwa mengingat kembali artinya mendapatkan kembali atau
pengembalian pengetahuan relevan yang tersimpan dari memori jangka
panjang. Sani (dalam Aningsih 2018:9) mengatakan bahwa pertanyaan
mengingat kembali adalah pertanyaan mengingat kembali tentang informasi,
fakta konsep, generalisasi yang didiskusikan, definisi, metode dan
sebagainya.
Analisis yang dilakukan oleh peneliti dan tiga rekan pada indikator
PPKn yang pertama “Mengidentifikasi keragaman suku bangsa satu dan
yang lain” mengalami sedikit perdebatan. Peneliti dan tiga rekan peneliti
sama – sama berpendapat bahwa indikator ini termasuk pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
mengidentifikasi. Akan tetapi salah satu rekan peneliti mengungkapkan
bahwa indikator menunjukkan bahwa indikator pertama pada mata pelajaran
PPKn tersebut masuk pada tingkatan C1.
Gambar 4.10 Indikator kognitif pada RPP
Peneliti dan dua rekan peneliti berpendapat bahwa indikator tersebut
masuk pada tingkatan C4. Akhirnya peneliti dan 3 rekan peneliti sepakat
untuk memutuskan bahwa indikator tersebut menggunakan kata kerja
operasional “Mengidentifikasi” yang masuk pada tingkatan “Menganalisis”
atau C4 sehingga dapat dikatakan bahwa indikator pertama ini berada pada
tingkatan berpikir tingkat tinggi. Mengidentifikasi disini berupa
menganalisis ciri dari suatu suku, berupa rumah adat, pakaian adat, upacara
adat, dan lain sebagainya.
Pada indikator yang kedua pada mata pelajaran PPKn “memahami
keragaman suku bangsa satu dan yang lain” terjadi perdebatan antara
peneliti dan dua rekan peneliti dengan satu rekan peneliti yang lain. Rekan
peneliti yang berbeda argumen ini berpendapat bahwa indikator tersebut
masuk pada tingkatan C4 yaitu menelaah. Rekan peneliti beranggapan
bahwa siswa masuk pada ranah analisis yang meminta siswa untuk
menganalisis keberagaman suku bangsa satu dengan yang lain. Akan tetapi
peneliti dan dua peneliti mempunyai argumen lain. Peneliti dan dua rekan
peneliti berpendapat bahwa indikator yang menggunakan kata kerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
operasional “memahami” tersebut terdapat pada tingkatan C2. Peneliti dan
dua rekan peneliti yang berpendapat bahwa indikator tersebut adalah
indikator yang LOTS mengemukakan alasan mengapa mengatakan indikator
tersebut adalah indikator yang LOTS yaitu siswa hanya diminta untuk
memahami bahwasannya suku bangsa di Indonesia itu beragam antara satu
dengan yang lain.
Gambar 4.11 Indikator Kognitif pada RPP
Akhirnya peneliti dan tiga rekan peneliti setuju untuk menyatakan
bahwa indikator tersebut berada pada tingkatan C2 “memahami” sehingga
dapat dikatakan bahwa indikator berada pada level LOTS. Alasan peneliti
dan tiga rekan peneliti memilih C2 “memahami” adalah karena sesuai
dengan teori dari Kusnawa (dalam Aningsih, 2018:9) yang mengatakan
bahwa memahami artinya mendeskripsikan susunan dalam artian pesan
pembelajaran, mencakup oral, tulisan dan komunikasi grafik. Sani (dalam
Aningsih, 2018:9) mengatakan bahwa pertanyaan ini menyangkut
kemampuan peserta didik menyerap informasi, menginterpretasi arti, dan
melakukan eksplorasi atau memberikan saran.
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa indikator
kognitif pada rencana pelaksanaan pembelajaran masih didominasi oleh
indikator kognitif tingkat rendah atau LOTS dengan formasi 2 indikator
HOTS dan 5 indikator LOTS. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
karena pada saat wawancara, guru menyatakan bahwa ia mengetahui apa itu
HOTS. Guru juga menyatakan bahwa tidak menemui kesulitan saat
menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran. Akan tetapi pada
kenyataannya indikator dari rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah
peneliti analisis masih didominasi dengan kemampuan berpikir tingkat
rendah.
4.2.2. Penerapan keterampilan berpikir tingkat tinggi pada pelaksanaan
pembelajaran tematik di salah satu sekolah dasar di Kabupaten Bantul
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di salah satu sekolah
dasar di Kabupaten Bantul dalam kuesioner persepsi siswa menunjukkan
bahwa critical thinking berdasarkan persepsi siswa memiliki skor rata –
rata sebesar 3.76. Hasil rata – rata ini merupakan skor rata – rata tertinggi
dibandingkan dengan tiga kemampuan 4C yang lain. Sedangkan persepsi
guru sebesar 3.75. Hal ini menunjukkan kesamaan persepsi antara guru
dan siswa. Berdasarkan persepsi siswa dan guru terhadap pelaksanaan
kemampuan critical thinking sering sekali dikakukan oleh guru dalam
melaksanakan pembelajaran di kelas.
Aspek collaborative pada kuesioner persepsi siswa memiliki skor
rata – rata sebesar 3.42. Sedangkan persepsi guru berada pada angka 3.5.
Hal tersebut menunjukkan kesamaan persepsi dengan siswa. Angka
tersebut termasuk dalam kategori sering sekali.
Aspek creativity pada persepsi siswa memiliki skor rata – rata
sebesar 3.4. Pada persepsi guru, Creativity berada pada angka 3.75. Hal
tersebut menunjukkan bahwa persepsi guru dan siswa menyatakan bahwa
guru sering sekali menerapkan aspek ini saat pembelajaran.
Aspek communication pada persepsi siswa memiliki skor rata – rata
sebesar 3.32. Sedangkan persepsi guru memiliki skor rata – rata sebesar
3. Hal tersebut menunjukkan perbedaan persepsi akan tetapi tidak terlalu
signifikan. Siswa menyatakan sering sekali sedangkan guru menyatakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
hanya sering dilakukan dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas. Dari
data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa penerapan keterampilan
berpikir tingkat tinggi di kelas tersebut sangat sering diterapkan saat
pembelajaran berlangsung.
Kegiatan pembelajaran yang menerapkan kemampuan komunikasi
atau Communication untuk siswa dilakukan oleh siswa dengan cara
menyampaikan hasil diskusi kepada teman satu kelas siswa secara lisan.
Siswa juga menjawab pertanyaan yang diajukan oleh audience atau
teman siswa yang berbeda kelompok. Guru bertanya pada siswa untuk
memperkuat pemahaman siswa. Keterampilan komunikasi sangat
berguna dalam kehidupan. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan
oleh Zubaidah (2016:4) yang mengatakan bahwa kemampuan
komunikasi yang baik merupakan keterampilan yang sangat berharga di
dunia kerja dan kehidupan sehari-hari. Kemampuan komunikasi
mencakup keterampilan dalam menyampaikan pemikiran dengan jelas
dan persuasif secara oral maupun tertulis, kemampuan menyampaikan
opini dengan kalimat yang jelas, menyampaikan perintah dengan jelas,
dan dapat memotivasi orang lain melalui kemampuan berbicara.
Komunikasi tentu digunakan dalam kehidupan sehari – hari sehingga
keterampilan dalam berkomunikasi merupakan suatu keterampilan yang
penting untuk siswa miliki.
Alasan peneliti menggunakan teori tersebut berdasarkan pada hasil
observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran. Pada saat pembelajaran
terlihat bahwa guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menyampaikan hasil diskusi secara verbal. Hal tersebut dilakukan karena
guru menginginkan siswa berani dalam berbicara didepan kelas serta
melatih kemampuan berkomunikasi siswa.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti dan rekan
peneliti pada aspek kolaborasi (Collaborative) terlihat guru sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
melaksanakan semua kriteria yang ada dalam aspek kolaborasi atau
collaborative. Hal ini sesuai dengan hasil kuesioner persepsi siswa dan
guru yang mengatakan bahwa kemampuan kolaborasi atau collaborative
sering sekali dilakukan dalam pelaksanaan pembelajaran.
Penerapan kemampuan kolaborasi atau collaborative pada kegiatan
pembelajaran dilakukan oleh guru dengan cara memberikan siswa
kesempatan untuk berdiskusi dengan teman sebangku mengenai faktor
mengapa Indonesia dijajah. Setelah itu guru memberikan kesempatan
kepada siswa berdiskusi secara berkelompok mengenai materi
pembelajaran. Siswa secara bersama – sama berpikir untuk memecahkan
persoalan yang ada, saling berpendapat antara satu dengan yang lain dan
mencari informasi yang dapat digunakan untuk memecahkan suatu
persoalan. Hal ini sesuai dengan teori Zubaidah (2016:4) yang
mengatakan bahwa kolaborasi dan kerjasama tim dapat dikembangkan
melalui pengalaman yang ada di dalam sekolah, antar sekolah, dan di luar
sekolah (P21, 2007a). Siswa dapat bekerja bersama-sama secara
kolaboratif pada tugas berbasis proyek yang autentik dan
mengembangkan keterampilannya melalui pembelajaran tutor sebaya
dalam kelompok.
Alasan peneliti menggunakan teori tersebut berdasarkan pada hasil
observasi pelaksanaan pembelajaran karena ketika dalam proses
pembelajaran, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berkelompok. Dalam kelompok tersebut siswa dapat menyampaikan
pendapat dan pemikirannya sendiri kepada anggota kelompoknya. Hal
tersebut tentu dapat melatih kemampuan bekerja bersama siswa.
Berdasarkan hasil observasi pada aspek berpikir kritis dan
pemecahan masalah (Critical thinking and problem solving) guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menganalisis permasalahan
melalui kegiatan berdiskusi secara berkelompok. Hal ini dilakukan agar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
siswa dapat menemukan suatu pokok permasalahan untuk mencapai suatu
penyelesaian bagi siswa sendiri. Guru juga memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya mengenai hal – hal yang kurang dimengerti
ataupun untuk memperdalam pemahaman siswa tersebut.
Kegiatan pembelajaran yang menerapkan kemampuan critical
thinking and problem solving untuk siswa dilakukan oleh guru dengan
cara memberikan kesempatan siswa untuk berdiskusi secara berkelompok
untuk menyelesaikan suatu persoalan. Siswa diminta untuk membuat
analisis tentang informasi penting yang terdapat pada sebuah teks dengan
tepat. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi
dengan teman satu kelompok untuk secara bersama – sama menghasilkan
suatu pendapat atau pemecahan masalah dengan cara mereka sendiri. Hal
ini sesuai dengan teori Trilling dan Fadel (dalam Zubaidah, 2016:2) yang
menyatakan bahwa kemampuan berpikir kritis adalah salah satu
keterampilan kunci yang diperlukan di abad 21.
Alasan peneliti menggunakan teori tersebut didasarkan pada hasil
observasi pelaksanaan pembelajaran yang terlihat pada saat pembelajaran
guru meminta siswa untuk menyelesaikan persoalan melalui kegiatan
berdiskusi. Siswa menggunakan cara tersendiri ketika menyelesaikan
persoalan. Siswa dapat memproses pengetahuan dengan kritis sehingga
siswa dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Siswa
dapat mencari informasi dari sumber yang tidak terbatas sehingga
pengetahuan yang didapat terus bertambah. Ketika siswa mau bertanya
dan mampu bertanya kepada guru, disitu terlihat bahwa siswa tersebut
mempunyai keterampilan berpikir kritis. Hal itu membuat siswa terlatih
dalam berpikir kritis yang pada saatnya nanti keterampilan tersebut
dibutuhkan dan diperlukan untuk kehidupan di abad 21 ini.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti pada aspek
kreatifitas dan inovasi (creativity and innovation). Pada kriteria pertama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
tidak terlalu tampak apakah guru memberikan kesempatan siswa untuk
mengekspresikan dirinya melalui sebuah karya karena guru berfokus
pada kegiatan diskusi secara berkelompok.
Pada kriteria yang kedua dalam penyampaian hasil belajar siswa
diberikan kesempatan untuk mempresentasikan hasil belajar didepan
kelas dengan menuliskan hasil di papan tulis serta menyampaikan hasil
diskusi kelompok secara verbal. Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menyampaikan hasil belajar dengan cara dan pemahaman
siswa sendiri.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti dan rekan
peneliti, kedua aspek menunjukkan bahwa guru sudah menerapkan kedua
kriteria yang ada pada aspek kreativitas dan inovasi atau creativity and
innovation. Sudah terlihat usaha guru dalam menerapkan kemampuan
kreatif dan inovatif kepada siswa. Hal tersebut sesuai dengan hasil
kuesioner persepsi siswa dan guru yang mengatakan bahwa kemampuan
kreativitas dan inovasi atau creativity and innovation sering sekali
dilakukan dalam pelaksanaan pembelajaran. Hanya saja guru kurang
dapat menunjukkan keterampilan siswa dari segi kreativitas dan inovasi.
Penerapan kemampuan kreativitas dan inovasi atau creativity and
innovation dalam pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan cara
berdiskusi, berargumen dalam kelompok sehingga didapatkan hasil
diskusi yang dapat digunakan untuk mempresentasikan hasil diskusi
tersebut di depan kelas. Siswa diajak untuk berpikir tentang hal yang
tidak sehari – hari dijumpai sehingga didapatkan pengetahuan baru yang
berguna untuk siswa. Hal ini sesuai dengan teori Zubaidah (2016:4) yang
mengatakan bahwa pencapaian kesuksesan profesional dan personal,
memerlukan keterampilan berinovasi dan semangat berkreasi. Kreativitas
dan inovasi akan semakin berkembang jika siswa memiliki kesempatan
untuk berpikir divergen. Siswa harus dipicu untuk berpikir di luar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
kebiasaan yang ada, melibatkan cara berpikir yang baru, memperoleh
kesempatan untuk menyampaikan ide-ide dan solusi-solusi baru,
mengajukan pertanyaan yang tidak lazim, dan mencoba mengajukan
dugaan jawaban.
Alasan peneliti menggunakan teori tersebut berdasarkan pada hasil
observasi pelaksanaan pembelajaran. Ketika proses pembelajaran
berlangsung terlihat guru meminta siswa untuk menyelesaikan persoalan
dalam kelompok yang telah ditentukan. Siswa berdiskusi dengan
mengemukakan argumen masing – masing. Hal ini memungkinkan siswa
untuk berpikir secara mandiri dan menyelesaikan persoalan tanpa adanya
campur tangan dari guru.
Berdasarkan penjelasan diatas maka peneliti dapat menyimpulkan
bahwa pelaksanaan pembelajaran sudah mengarah pada keterampilan
abad 21. Hal ini sesuai dengan wawancara guru yang telah dilakukan
bahwa guru selalu mendorong siswa untuk selalu berpikir kritis.
4.2.3. Analisis keterampilan berpikir tingkat tinggi pada penilaian
pembelajaran di salah satu sekolah dasar di Kabupaten Bantul
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti akan memaparkan pembahasan
dari hasil analisis soal penilaian harian. Berdasarkan hasil penelitian yang
tertuang dalam diagram diatas, peneliti memaparkan pembahasan dari hasil
analisis soal penilaian harian. Peneliti mendapatkan data untuk mengetahui
bagaimana pengambilan penilaian di salah satu SD di Kabupaten Bantul
apakah sudah menerapkan soal – soal yang mengarah pada berpikir tingkat
tinggi.
Analisis soal ini diawali dengan peneliti meminta soal kepada guru
kelas V. Guru memberikan soal penilaian harian kepada peneliti. Alasan
guru memberikan soal penilaian harian adalah karena soal penilaian harian
tersebut belum lama diujikan kepada siswa. Soal penilaian harian juga
mempunyai keragaman bentuk soal. Tidak hanya pilihan ganda tetapi ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
juga soal uraian yang terdapat pada penilaian harian ini. Namun soal ini
merupakan soal yang dibuat dari UPT Kecamatan Jetis sehingga soal dibuat
oleh guru – guru yang lain, tidak dibuat oleh guru kelas V tempat peneliti
melakukan penelitian.
Setelah peneliti mendapatkan soal penilaian harian, peneliti
menggandakan soal menjadi empat untuk diberikan kepada tiga rekan
peneliti untuk melakukan triangulasi data. Peneliti dan tiga rekan peneliti
melakukan analisis soal penilaian harian secara mandiri, kemudian setelah
peneliti dan tiga rekan peneliti selesai dalam menganalisis soal penilaian
harian lalu dilakukanlah triangulasi data. Peneliti dan tiga rekan peneliti
berdiskusi untuk memperoleh hasil dari masing – masing analisis penilaian
harian, apakah soal mengandung kata kerja yang HOTS atau LOTS.
Dalam proses diskusi terhadap analisis penilaian harian, peneliti dan
tiga rekan peneliti mengalami perdebatan karena memiliki perbedaan
pendapat dalam hasil analisisnya. Peneliti dan tiga rekan peneliti mempunyai
hasil analisis yang berbeda – beda. Setelah berdiskusi tentang perbedaan
hasil analisis maka didapatkan hasil analisis final yang mengandung kata
kerja HOTS maupun LOTS. Berikut ini merupakan contoh hasil analisis
peneliti dan tiga rekan peneliti secara mandiri
Gambar 4.12 Hasil analisis soal penilaian harian PPKn peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Berdasarkan gambar di atas, peneliti beranggapan bahwa soal
tersebut termasuk dalam soal yang mengandung kata kerja operasional
tingkat tinggi yaitu pada tingkatan C5 (Mengevaluasi) kategori
“Menyimpulkan”. Menurut rekan peneliti yang pertama, ia mempunyai
pendapat yang berbeda dengan peneliti mengenai soal tersebut seperti
gambar dibawah ini :
Gambar 4.13 Hasil analisis soal penilaian harian PPKn rekan peneliti 1
Berdasarkan gambar di atas, rekan peneliti beranggapan bahwa soal
tersebut termasuk dalam kata kerja operasional berpikir tingkat rendah
yaitu pada tingkatan C2 (Memahami) kategori “Menentukan”. Rekan
peneliti yang kedua juga memiliki pendapat yang berbeda dengan peneliti
dan rekan peneliti yang pertama mengenai soal tersebut, seperti pada
gambar di bawah ini:
Gambar 4.14 Hasil analisis soal penilaian harian PPKn rekan peneliti
2
Berdasarkan gambar di atas, rekan peneliti beranggapan bahwa soal
tersebut termasuk dalam kata kerja operasional berpikir tingkat tinggi
yaitu pada tingkatan C4 (Menganalisis) kategori “Menyimpulkan”. Rekan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
peneliti yang ke tiga mempunyai pendapat yang berbeda dengan peneliti,
rekan peneliti pertama, dan rekan peneliti kedua tentang soal tersebut,
seperti pada gambar di bawah ini:
Gambar 4.15 Hasil analisis soal penilaian harian PPKn rekan peneliti 3
Berdasarkan gambar di atas, rekan peneliti beranggapan bahwa soal
tersebut termasuk dalam kata kerja operasional berpikir tingkat rendah
pada tingkatan C3 (Mengaplikasikan) kategori “Menentukan”.
Berdasarkan beberapa pendapat peneliti dan rekan tiga rekan peneliti di
atas yang semuanya berbeda tersebut lalu peneliti dan tiga rekan peneliti
berdiskusi sehingga didapatkan hasil akhir seperti gambar dibawah ini:
Gambar 4.16 Hasil akhir analisis soal PPKn peneliti dan 3 rekan peneliti
Berdasarkan gambar di atas, peneliti dan tiga rekan peneliti
menyimpulkan bahwa soal PPKn tersebut termasuk dalam kata kerja
operasional tingkata C4 (menganalisis) kategori “menyimpulkan”. Alasan
peneliti dan tiga rekan peneliti menggunakan kata kerja operasional
menyimpulkan karena dalam soal tersebut siswa harus memilih sikap
yang harus dikembangkan dalam mewujudkan persatuan dalam
keragaman. Untuk memilih jawaban pada soal tersebut, siswa harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
menganalisis satu per satu opsi jawaban yang ada sehingga siswa dapat
memperoleh kesimpulan tentang sikap apa yang harus dikembangkan.
Hal tersebut sesuai dengan teori Krawthwohl dan Lewy, dkk (dalam
Aningsih, 2018:11) yang mengatakan bahwa menganalisis informasi
yang masuk dan membagi – bagi atau menstruktur informasi ke dalam
bagian yang lebih kecil untuk mengenali pola atau hubungannya. Mampu
mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari sebuah
skenario yang rumit. Mengidentifikasi/merumuskan pertanyaan.
Menurut peneliti dan tiga rekan peneliti, distraksi jawaban pada soal
tersebut tidak bagus, karena hanya terdapat satu saja jawaban yang
bermakna positif. Hal tersebut membuat siswa lebih mudah dalam
menyimpulkan jawaban yang benar.
Berdasarkan hasil penelitian soal penilaian harian, terdapat beberapa
soal yang mengarah kepada keterampilan berpikir tingkat tinggi yang
menggunakan kata kerja operasional tingkat C4, C5, dan C6. Berikut
adalah contoh soal PPKn lain yang mengandung kata kerja operasional
tingkat tinggi.
Gambar 4.17 Contoh soal PPKn kata kerja operasional berpikir
tingkat tinggi
Gambar di atas merupakan contoh soal PPKn yang termasuk kata
kerja operasional berpikir tingkat tinggi. Soal berbentuk uraian dengan
menggunakan kata kerja operasional tingkat C4 (menganalisis) kategori
“menyimpulkan”. Alasan peneliti dan tiga rekan peneliti memilih C4
“menganalisis” adalah karena sesuai dengan teori Krawthwohl dan Lewy,
dkk (dalam Aningsih, 2018:11) yang mengatakan bahwa menganalisis
informasi yang masuk dan membagi – bagi atau menstruktur informasi ke
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
dalam bagian yang lebih kecil untuk mengenali pola atau hubungannya.
Mampu mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari
sebuah skenario yang rumit. Mengidentifikasi/merumuskan pertanyaan.
Pada muatan PPKn ini terdapat dua soal yang menggunakan kata kerja
operasional berpikir tingkat tinggi.
Berdasarkan dari hasil analisis soal penilaian harian pada muatan
Bahasa Indonesia terdapat tujuh soal yang mengarah pada kata kerja
operasional berpikir tingkat tinggi. Contoh soal Bahasa Indonesia yang
HOTS adalah sebagai berikut:
Gambar 4.18 Contoh soal Bahasa Indonesia kata kerja operasional
berpikir tingkat tinggi
Gambar diatas merupakan contoh soal Bahasa Indonesia yang
mengarah dalam kata kerja operasional berpikir tingkat tinggi tingkatan
C4 (menganalisis) kategori “menganalisis”. Alasan peneliti dan tiga
rekan peneliti memilih C4 “menganalisis” hal ini sesuai dengan teori dari
Krawthwohl dan Lewy, dkk (dalam Aningsih, 2018:11) yang mengatakan
bahwa menganalisis informasi yang masuk dan membagi – bagi atau
menstruktur informasi ke dalam bagian yang lebih kecil untuk mengenali
pola atau hubungannya. Mampu mengenali serta membedakan faktor
penyebab dan akibat dari sebuah skenario yang rumit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Mengidentifikasi/merumuskan pertanyaan. Pada muatan Bahasa
Indonesia ini hanya terdapat satu dari delapan soal yang tidak HOTS.
Berdasarkan analisis soal penilaian harian pada muatan IPA, terdapat
satu soal yang mengarah pada kata kerja operasional tingkat tinggi.
Berikut adalah contoh soal IPA yang mengarah pada kata kerja
operasional tingkat tinggi:
Gambar 4.19 Contoh soal IPA kata kerja operasional berpikir tingkat
tinggi
Gambar di atas merupakan contoh soal IPA yang mengarah pada
kata kerja operasional berpikir tingkat tinggi tingkatan C6 (mencipta)
kategori “merancang”. Siswa diminta untuk membuat suatu langkah –
langkah secara runtut tentang terjadinya penguapan pada saat merebus
air. Hal ini menunjukkan bahwa soal menginginkan siswa berkreasi
dengan pengetahuannya untuk membuat suatu gambaran terjadinya
penguapan pada saat merebus air. Siswa membayangkan dalam
kehidupan sehari – hari bagaimana ketika ia merebus air, air akan
menguap dan terjadilah penguapan. Alasan peneliti dan tiga rekan
peneliti memilih C6 “Mencipta” adalah karena sesuai dengan teori
Krawthwohl dan Lewy, dkk (dalam Aningsih, 2018:12) yang mengatakan
bahwa mengkreasi adalah membuat generalisasi suatu ide atau cara
pandang terhadap sesuatu. Merancang suatu cara untuk menyelesaikan
masalah. Mengorganisasikan unsur – unsur atau bagian – bagian menjadi
struktur baru yang belum pernah ada sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Berdasarkan analisis soal penilaian harian yang dilakukan oleh
peneliti, dalam muatan IPS dan SBdP tidak terdapat soal yang mengarah
pada kata kerja operasional berpikir tingkat tinggi. Hal ini disebabkan
karena soal terlalu teoritis sehingga tidak menuntut pemikiran siswa yang
lebih tinggi.
Berdasarkan hasil analisis soal penilaian harian yang dilakukan,
peneliti akan memaparkan soal – soal yang mengarah pada kata kerja
operasional tingkat rendah. Pada muatan PPKn terdapat soal yang
mengarah pada kata kerja operasional tingkat rendah. Berikut contoh
soalnya:
Gambar 4.20 Contoh soal PPKn kata kerja operasional tingkat
rendah
Gambar diatas merupakan contoh soal PPKn yang mengarah pada
kata kerja operasional tingkat rendah tingkatan C1
(mengetahui/mengingat) kategori “menyebutkan”. Alasan peneliti dan
tiga rekan peneliti memilih C1 “mengetahui/mengingat” adalah karena
sesuai dengan teori dari Kusnawa (dalam Aningsih, 2018:9) yang
mengatakan bahwa mengingat kembali artinya mendapatkan kembali
atau pengembalian pengetahuan relevan yang tersimpan dari memori
jangka panjang. Sani (dalam Aningsih, 2018:9) mengatakan bahwa
pertanyaan mengingat kembali adalah pertanyaan mengingat kembali
tentang informasi, fakta konsep, generalisasi yang didiskusikan, definisi,
metode dan sebagainya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Pada muatan Bahasa Indonesia terdapat soal yang mengarah pada
kata kerja operasional tingkat rendah. Berikut adalah contoh soal Bahasa
Indonesia yang mengarah pada kata kerja operasional berpikir tingkat
rendah:
Gambar 4.21 Contoh soal Bahasa Indonesia kata kerja operasional
tingkat rendah
Gambar diatas merupakan contoh soal yang mengarah pada kata
kerja operasional berpikir tingkat rendah tingkatan C1
(mengetahui/mengingat) kategori “menjelaskan”. Alasan peneliti dan tiga
rekan peneliti memilih C1 “mengetahui/mengingat” adalah karena sesuai
dengan teori dari Kusnawa (dalam Aningsih 2018:9) yang mengatakan
bahwa mengingat kembali artinya mendapatkan kembali atau
pengembalian pengetahuan relevan yang tersimpan dari memori jangka
panjang. Sani (dalam Aningsih, 2018:9) mengatakan bahwa pertanyaan
mengingat kembali adalah pertanyaan mengingat kembali tentang
informasi, fakta konsep, generalisasi yang didiskusikan, definisi, metode
dan sebagainya.
Pada muatan IPA terdapat soal yang mengarah pada kata kerja
operasional tingkat rendah. Berikut contoh soal IPA yang mengarah pada
kata kerja operasional tingkat rendah:
Gambar 4.22 Contoh soal IPA kata kerja operasional tingkat rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Gambar diatas merupakan contoh soal yang mengarah pada kata
kerja operasional tingkat rendah tingkatan C3 (mengaplikasikan) kategori
“menerapkan”. Alasan peneliti dan tiga rekan peneliti memilih C3
“mengaplikasikan karena” sesuai dengan teori Sani (dalam Aningsih,
2018:10) yang mengatakan bahwa pertanyaan ini meminta peserta didik
menggunakan abstraksi dan generalisasi secara bebas dari suatu keadaan
dimana generalisasi telah digambarkan sebelumnya. Pertanyaan aplikasi
sebenarnya erat dengan pertanyaan pemahaman.
Pada muatan IPS terdapat soal yang mengarah pada kata kerja
operasional tingkat rendah. Berikut contoh soal IPS yang mengarah pada
kata kerja operasional tingkat rendah:
Gambar 4.23 Contoh soal IPS kata kerja operasional tingkat rendah
Gambar diatas merupakan contoh soal yang mengarah pada kata
kerja operasional tingkat rendah tingkatan C1 (mengetahui/mengingat)
kategori “menyebutkan”. Alasan peneliti dan tiga rekan peneliti memilih
C1 “mengetahui/mengingat” adalah karena sesuai dengan teori dari
Kusnawa (dalam Aningsih, 2018:9) yang mengatakan bahwa mengingat
kembali artinya mendapatkan kembali atau pengembalian pengetahuan
relevan yang tersimpan dari memori jangka panjang. Sani (dalam
Aningsih, 2018:9) mengatakan bahwa pertanyaan mengingat kembali
adalah pertanyaan mengingat kembali tentang informasi, fakta konsep,
generalisasi yang didiskusikan, definisi, metode dan sebagainya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Pada muatan SBdP terdapat soal yang mengarah pada kata kerja
operasional tingkat rendah. Berikut contoh soal SBdP yang mengarah
pada kata kerja operasional tingkat rendah:
Gambar 4.24 Contoh soal SBdP kata kerja operasional tingkat
rendah
Gambar diatas merupakan contoh soal yang mengarah pada kata
kerja operasional tingkat rendah tingkatan C2 (memahami) kategori
“mengkategorikan”. Alasan peneliti dan tiga rekan peneliti memilih C2
“memahami” adalah karena sesuai dengan teori dari Kusnawa (dalam
Aningsih, 2018:9) yang mengatakan bahwa memahami artinya
mendeskripsikan susunan dalam artian pesan pembelajaran, mencakup
oral, tulisan dan komunikasi grafik. Sani (dalam Aningsih, 2018:9)
mengatakan bahwa pertanyaan ini menyangkut kemampuan peserta didik
menyerap informasi, menginterpretasi arti, dan melakukan eksplorasi
atau memberikan saran.
Setelah peneliti dan tiga rekan peneliti selesai melakukan analisis
soal, didapat kesimpulan bahwa soal penilaian harian yang mengandung
kata kerja operasional berpikir tingkat tinggi (HOTS) sebesar 25%.
Muatan dengan jumlah soal yang HOTS terbanyak ada pada muatan
Bahasa Indonesia dengan jumlah soal yang HOTS sebanyak 7 soal. Untuk
melihat hasil analisis soal penilaian harian dapat dilihat pada lampiran
23A sampai 23D.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Berdasarkan hasil analisis yang peneliti lakukan bersama dengan 3
rekan peneliti, peneliti dapat menyimpulkan bahwa soal evaluasi berupa soal
penilaian harian tersebut didominasi oleh soal yang menggunakan kata kerja
operasional berpikir tingkat rendah (LOTS) sebanyak 30 butir soal atau 75%.
Sedangkan soal yang menggunakan kata kerja operasional berpikir tingkat
tinggi (HOTS) sebanyak 10 butir soal atau 25%. Dalam hal ini terdapat
kesesuaian antara kenyataan yang ada dan pernyataan guru. Beliau
menyatakan bahwa “agak sulit, akan tetapi selalu dicoba karena tingkat
pemahaman siswa yang berbeda – beda”. Terdapat siswa yang langsung
paham maksud dari soal, tetapi ada juga siswa yang sulit memahami instruksi
dari soal sehingga jawaban dari siswa pun juga akan kurang tepat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari pembahasan terhadap rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP), pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian di salah satu Sekolah Dasar di
Kabupaten Bantul kelas V, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
5.1.1. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap perencanaan
pembelajaran berpikir tingkat tinggi di salah satu SD di Kabupaten Bantul
Daerah Istimewa Yogyakarta di kelas V masih didominasi oleh indikator
kognitif yang menggunakan kata kerja operasional tingkat rendah (LOTS).
Pada indikator kognitif yang menggunakan kata kerja operasional tingkat
tinggi (HOTS), hanya terdapat dua indikator yang mengarah pada indikator
yang HOTS.
5.1.2. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap penerapan
keterampilan berpikir tingkat tinggi dalam pelaksanaan pembelajaran di
salah satu SD di Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta dikelas V
dapat disimpulkan bahwa penerapan keterampilan berpikir tingkat tinggi
(HOTS) di SD dalam pembelajaran di kelas guru menunjukkan proses
pembelajaran berpikir tingkat tinggi.
5.1.3. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dan tiga rekan
peneliti terhadap peniliaian berpikir tingkat tinggi di salah satu SD di
Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta, kata kerja operasional
yang digunakan masih didominasi oleh kata kerja operasional taksonomi
bloom keterampilan berpikir tingkat rendah (LOTS). Pada kemampuan
berpikir tingkat tinggi hanya terdapat 10 dari 40 butir soal yang mengarah
pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
5.2. Keterbatasan Penelitian
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari awal persiapan hingga
proses penelitian oleh, peneliti menemukan beberapa keterbatasan penelitian
sebagai berikut:
5.2.1. Rencana pelaksanaan pembelajaran yang diterima tidak sesuai dengan
pelaksanaan pembelajaran yang di observasi. Peneliti diberikan RPP yang
menurut guru tersebut baik.
5.2.2. Soal yang didapatkan oleh peneliti bukan buatan guru kelas V yang
menjadi subyek penelitian peneliti. Soal dibuat oleh UPT Kecamatan Jetis.
Hal tersebut mempengaruhi persepsi peneliti mengenai proses penilaian
pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
5.3. Saran
5.3.1. Bagi peneliti yang akan melakukan penelitian yang relatif sama akan lebih
baik jika membuat opsi rencana yang lebih banyak. Misalnya ketika
mendapat RPP yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, maka
peneliti mempunyai solusi yang lain.
5.3.2. Bagi peneliti yang akan melakukan penelitian yang kurang lebih sama
dengan penelitian ini, usahakan mendapatkan soal yang dibuat sendiri oleh
guru yang kelasnya digunakan untuk penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Y. (2014). Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013.
Bandung: PT Refika aditama.
Agung, J. (2018). Analisis High Order Thinking Skill Mahasiswa dalam
Menyelesaikan Soal Mata Kuliah Struktur Aljabar Grup Program Studi
Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Surakarta. Skripsi.
Universitas Muhammadiyah Surakarta. (tersedia di
http://eprints.ums.ac.id/59403/) diakses pada tanggal 29 Maret 2019.
Al-Azzy, U. L. & Budiono. E. (2013). Penerapan Strategi Brain Based Learning Yang
Dapat Meningkatkan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi. Jurnal Online
Universitas Malang. Dalam http://jurnal-
online.um.ac.id/data/artikel/artikelD7E65F5E46C6CBD3E592D38AF9EF000
3.pdf. Diunduh pada tanggal 27 Maret 2019.
Anas, S. (2008). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Anggraeni, L. (2012). Penerapan Metode Studi Kasus Dalam Upaya Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Pada Mata Kuliah Hubungan
Internasional. Jurnal Media Komunikasi FIS Volume. 11, No. 1. Hal 1 – 15.
Dalam
http://scholar.google.co.id/scholar_url?url=https://ejournal.undiksha.ac.id/inde
x.php/MKFIS/article/download/462/380&hl=en&sa=X&scisig=AAGBfm2-
7tzkhxPWmBKH3-__uZx4_DPpgA&nossl=1&oi=scholarr. Diunduh pada
tanggal 8 April 2019.
Aningsih, A. (2018). Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi pada pendidikan Agama
Islam Siswa Kelas X SMK Muhammadiyah 1 Purwokerto Ditinjau Dari
Prestasi Belajar. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Purwokerto. (tersedia di
https://repository.ump.ac.id/7373/) diakses pada tanggal 29 Maret 2019.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Arifin, Z. (2017). Mengembangkan Instrumen Pengukur Critical thinking Skills Siswa
pada Pembelajaran Abad 21. Jurnal THEOREMS (The Original Research of
Mathematics) Vol. 1 No. 2 hal 92-100. Dalam
http://scholar.google.co.id/scholar_url?url=https://jurnal.unma.ac.id/index.php/th/
article/download/383/362&hl=en&sa=X&scisig=AAGBfm1YV5QeWxxqjm-
39sUBFsfNqez31A&nossl=1&oi=scholarr. Diunduh pada tanggal 2 juli 2019.
Dinni. N. (2018). HOTS (High Order Thinking Skills) dan Kaitannya dengan
Kemampuan Literasi Matematika. PRISMA, Prosiding Seminar Nasional
Matematika. Dalam https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/prisma/. Diunduh
pada tanggal 27 Maret 2019.
Pemerintah Indonesia. (2003). Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Diakses pada tanggal 8 Juni 2019
https://kelembagaan.ristekdikti.go.id/wp-
content/uploads/2016/08/UU_no_20_th_2003.pdf
Hosnan, M. (2014). Pendekatan Saintifik dan Konstekstual dalam Pembelajaran Abad
21. Bogor: Ghalia Indonesia.
Kemendikbud. (2016, 6 Desember). Peringkat dan Capaian Pisa Indonesia
Mengalami Peningkatan. Dalam Kemendikbud.go.id. Diakses pada tanggal 23
Maret 2019. https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2016/12/peringkat-dan-
capaian-pisa-indonesia-mengalami-peningkatan
Kemendikbud. (2016). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20
Tahun 2016 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan
Menengah. Diakses pada tanggal 8 Juni 2019. https://bsnp-indonesia.org/wp-
content/uploads/2009/04/Permendikbud_Tahun2016_Nomor020_Lampiran.p
df
Kurniasih, I. (2014). Implementasi Kurikulum 2013 Konsep dan Penerapan. Surabaya:
Kata Pena.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Kurniati, H. & Jamil, N. (2016). Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa SMP di
Kabupaten Jember Dalam Menyelesaikan Soal Berstandar Pisa. Jurnal
Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Volume 20, No 2. Dalam
https://journal.uny.ac.id. Diunduh pada tanggal 27 Maret 2019.
Lambertus, (2009). Pentingnya Melatih Keterampilan Berpikir Kritis Dalam
Pembelajaran Matematika di SD. Jurnal Forum Kependidikan Volume 28, No
2. Dalam
http://forumkependidikan.unsri.ac.id/userfiles/Artikel%20Lambertus-
UNHALU-OKE.pdf. Diunduh pada tanggal 8 April 2019.
Majid, A. & Rochman, C. (2014). Pendekatan Ilmiah Dalam Implementasi Kurikulum
2013. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Martalyna, W. Wardono. Kartono. (2018). Integrasi Keterampilan Higher Order
Thinking Skills dalam Persepektif Literasi Matematika. PRISMA, Prosiding
Seminar Nasional Matematika. Dalam
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/prisma/article/download/19616/9528/
. Diunduh pada tanggal 28 Maret 2018.
Mulyasa. (2007).Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Mulyasa, E. (2018). Implementasi Kurikulum 2013 Revisi Dalam Era Revolusi Industri
4.0. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Novianti, D. (2014). Analisis Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa Dengan Gaya
Belajar Tipe Investigatif dalam Pemecahan Masalah Matematika Kelas VII di
SMP N 10 Kota Jambi. Artikel Ilmiah Universitas Jambi. Dalam
http://repository.fkip.unja.ac.id/search/detil/ANALISIS%20KEMAMPUAN%
20BERPIKIR%20TINGKAT%20TINGGI%20SISWA%20DENGAN%20GA
YA%20BELAJAR%20TIPE%20INVESTIGATIF%20DALAM%20PEMEC
AHAN%20MASALAH%20MATEMATIKA%20KELAS%20VII%20DI%20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
SMP%20N%2010%20KOTA%20JAMBI.html. Diunduh pada tanggal 21
Maret 2019.
Rahmawati, N. (2016). Analisis Keterampilan dan Proses Berpikir Tingkat Tinggi
Siswa Dalam Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbantuan LKS Interaktif.
Skripsi. Universitas Negeri Semarang. Dalam
http://lib.unnes.ac.id/25367/1/4201412013.pdf. Diunduh pada tanggal 3 Mei
2019.
Sugiyono, (2007). Metodologi Penelitian Bisnis, PT. Gramedia: Jakarta
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
Dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sutrisno, F. H. & Supriyono, K. H. & Supriana. E. (2018). Eksplorasi LOTS dan HOTS
Optik Geometri Siswa SMA. Momentum: Physic Education Journal Volume 2,
No.1. Hal 21-28. Dalam
http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/momentum/article/download/2293/17
42/. Diunduh pada tanggal 28 Maret 2019.
Suyono & Hariyanto, (2011).Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset.
Uno, B. & Satria. K. (2012).Assessment Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Wikipedia.org. (2019). Figure 1 Content Analysis. Tersedia di
https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Figure_1_Content_Analysis.jpg Diakses pada
tanggal 7 juli 2019
Winataputra, S, dkk. (2007). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas
terbuka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Wulan, A. (2016). Taksonomi Bloom-Revisi. Artikel FMIPA UPI. Universitas
Pendidikan Indonesia. Dalam
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/ANA_RATNA
WULAN/taksonomi_Bloom_revisi.pdf. Diunduh pada tanggal 5 Mei 2019
Zubaidah, S. (2016). Keterampilan Abad-21: Keterampilan Yang Diajarkan Melalui
Pembelajaran. Jurnal Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang. Dalam
https://www.researchgate.net/profile/Siti_Zubaidah5/publication/318013627_
KETERAMPILAN_ABAD_KE-
21_KETERAMPILAN_YANG_DIAJARKAN_MELALUI_PEMBELAJAR
AN/links/5954c8450f7e9b2da1b3a42b/KETERAMPILAN-ABAD-KE-21-
KETERAMPILAN-YANG-DIAJARKAN-MELALUI-
PEMBELAJARAN.pdf. Diunduh pada tanggal 28 Maret 2018.
Zubaidah, S. (2016). Pembelajaran Kontekstual Berbasis Pemecahan Masalah Untuk
Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis. Jurnal FMIPA Universitas
Negeri Malang. Dalam
https://www.researchgate.net/publication/318013668_PEMBELAJARAN_K
ONTEKSTUAL_BERBASIS_PEMECAHAN_MASALAH_UNTUK_MEN
GEMBANGKAN_KEMAMPUAN_BERPIKIR_KRITIS. Diunduh pada
tanggal 9 April 2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Lampiran 1 Surat Izin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Lampiran 2 Surat Pernyataan Telah Melakukan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Lampiran 3A Hasil Validasi Instrumen Kuesioner Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Lampiran 3A Hasil Validasi Instrumen Kuesioner Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Lampiran 4A Hasil Validasi Instrumen Kuesioner Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Lampiran 4B Hasil Validasi Instrumen Kuesioner Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Lampiran 5A Hasil Validasi Instrumen Pedoman Wawancara Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Lampiran 5B Hasil Validasi Instrumen Pedoman Wawancara Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Lampiran 6A Hasil Validasi Instrumen Observasi Pelaksanaan Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Lampiran 6B Hasil Validasi Instrumen Observasi Pelaksanaan Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Lampiran 7 Hasil Validasi Instrumen Analisis Indikator RPP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Lampiran 8 Hasil Validasi Instrumen Analisis Soal Evaluasi PTS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Instrumen Perencanaan untuk Analisis Indikator pada RPP K13
Kata kerja taksonomi bloom yang terdapat pada indikator aspek kognitif dalam RPP K13 berdasarkan pada tingkatan kognitif C4
sampai C6 untuk mengetahui soal tersebut berada pada level berpikir tingkat tinggi atau berpikir tingkat rendah!
C1 Mengetahui C2 Memahami C3 Mengaplikasikan
a. Mengutip a. Memperkirakan a. Menugaskan
b. Menyebutkan b. Menjelaskan b. Mengurutkan
c. Menjelaskan c. Mengkategorikan c. Menentukan
d. Menggambar d. Mencirikan d. Menerapkan
e. Membilang e. Merinci e. Menyesuaikan
f. Mengidentifikasikan f. Mengasosiasikan f. Mengkalkulasi
g. Mendaftar g. Membandingkan g. Memodifikasi
h. Menunjukkan h. Menghitung h. Mengklasifikasi
i. Memberi label i. Mengkontraskan i. Menghitung
j. Memberi indeks j. Mengubah j. Membangun
k. Memasangkan k. Mempertahankan k. Mengurutkan
l. Menamai l. Menguraikan l. Membiasakan
Lampiran 9 Lembar Pedoman Analisis Indikator RPP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
m. Menandai m. Menjalin m. Mencegah
n. Membaca n. Membedakan n. Mengambarkan
o. Menyadari o. Mendiskusikan o. Menggunakan
p. Menghafal p. Menggali p. Menilai
q. Meniru q. Mencontohkan q. Melatih
r. Mencatat r. Menerangkan r. Menggali
s. Mengulang s. Mengemukakan s. Mengemukakan
t. Mereproduksi t. Mempolakan t. Mengadaptasi
u. Meninjau u. Memperluas u. Menyelidiki
v. Memilih v. Menyimpulkan v. Mengoperasikan
w. Menyatakan w. Meramalkan w. Mempersoalkan
x. Mempelajari x. Merangkum x. Mengkonspepkan
y. Mentabulasi y. Menjabarkan y. Melaksanakan
z. Memberi kode z. Meramalkan
aa. Menelusuri aa. Memproduksi
bb. Menulis bb. Memproses
cc. Mengaitkan
dd. Menyusun
ee. Menstimulasikan
ff. Memecahkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
gg. Melakukan
hh. Mentabulasi
C4 Menganalisis C5 Mengevaluasi C6 Membuat/Mencipta
a. Menganalisis a. Membandingkan a. Mengabstrasi
b. Mengaudit b. Menyimpulkan b. Mengatur
c. Memecahkan c. Menilai c. Menganimasi
d. Menegaskan d. Mengarahkan d. Mengumpulkan
e. Mendeteksi e. Mengkritik e. Mengkategorikan
f. Mengdiaknosis f. Menimbang f. Mengkode
g. Menyeleksi g. Memutuskan h. Mengkombinasikan
i. Memerinci h. Memisahkan i. Menyusun
j. Menominasikan i. Memprediksi j. Mengarang
k. Mendiagramkan j. Memperjelas k. Membangun
l. Mengkorelasikan k. Menugaskan l. Menanggulangi
m. Merasionalkan l. Menafsirkan m. Menghubungkan
n. Menguji m. Mempertahankan n. Menciptakan
o. Mencerahkan n. Memerinci o. Mengkreasikan
p. Menjelajah o. Mengukur p. Mengoreksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
q. Membagankan p. Merangkum q. Merancang
r. Menyimpulkan q. Membuktikan r. Merencanakan
s. Menemukan r. Memfalidasi s. Mendikte
t. Menelaah s. Mengetes t. Meningkatkan
u. Memaksimalkan t. Mendukung u. Memperjelas
v. Memerintahkan u. Memilih v. Memfasilitasi
w. Mengedit v. Memproyeksikan w. Membentuk
x. Mengkaitkan x. Merumuskan
y. Memilih y. Menggeneralisasikan
z. Mengukur z. Mengabungkan
aa. Melatih aa. Memadukan
bb. Mentransfer bb. Membatas
cc. Mereparasi
dd. Menampilkan
ee. Menyiapkan
ff. Memproduksi
gg. Merangkum
hh. Merekontruksi
ii. Membuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Sumber Taksonomi Bloom: Utari Retno. Taksonomi Bloom Apa dan Bagaimana Menggunakannya?. Diunduh dari
Http://Ueu7361.weblog.esaunggul.ac.id/wp-content/uploads/sites/Taksonomi-Bloom.pdf
Hasil Analisis Indikator Kognitif pada RPP Tematik Kelas IV
Indikator HOTS LOTS Keterangan
Jumlah Indikator
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Instrumen Analisis pada Soal Evaluasi Pembelajaran
Kata kerja taksonomi bloom yang terdapat pada soal Ulangan Harian/Penilaian Tengah Semester/Penilaian Akhir Semester berdasarkan
pada tingkatan kognitif C4 sampai C6 untuk mengetahui soal tersebut berada pada level berpikir tingkat tinggi atau berpikir tingkat
rendah!
C1 Mengetahui C2 Memahami C3 Mengaplikasikan
b. Mengutip c. Memperkirakan d. Menugaskan
e. Menyebutkan d. Menjelaskan e. Mengurutkan
f. Menjelaskan f. Mengkategorikan f. Menentukan
g. Menggambar g. Mencirikan g. Menerapkan
h. Membilang h. Merinci z. Menyesuaikan
aa. Mengidentifikasikan i. Mengasosiasikan h. Mengkalkulasi
i. Mendaftar bb. Membandingkan i. Memodifikasi
j. Menunjukkan cc. Menghitung j. Mengklasifikasi
k. Memberi label dd. Mengkontraskan k. Menghitung
l. Memberi indeks ee. Mengubah l. Membangun
m. Memasangkan ff. Mempertahankan m. Mengurutkan
n. Menamai gg. Menguraikan n. Membiasakan
Lampiran 10 Lembar Pedoman Analisis Soal Evaluasi Penilaian Harian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
o. Menandai hh. Menjalin o. Mencegah
p. Membaca ii. Membedakan p. Mengambarkan
q. Menyadari jj. Mendiskusikan q. Menggunakan
r. Menghafal kk. Menggali r. Menilai
s. Meniru ll. Mencontohkan s. Melatih
t. Mencatat mm. Menerangkan t. Menggali
u. Mengulang nn. Mengemukakan u. Mengemukakan
v. Mereproduksi oo. Mempolakan v. Mengadaptasi
w. Meninjau pp. Memperluas w. Menyelidiki
x. Memilih qq. Menyimpulkan x. Mengoperasikan
y. Menyatakan rr. Meramalkan y. Mempersoalkan
z. Mempelajari ss. Merangkum z. Mengkonspepkan
aa. Mentabulasi tt. Menjabarkan aa. Melaksanakan
bb. Memberi kode bb. Meramalkan
cc. Menelusuri cc. Memproduksi
dd. Menulis ii. Memproses
jj. Mengaitkan
kk. Menyusun
ll. Menstimulasikan
mm. Memecahkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
nn. Melakukan
oo. Mentabulasi
C4 Menganalisis C5 Mengevaluasi C6 Membuat/Mencipta
b. Menganalisis b. Membandingkan c. Mengabstrasi
d. Mengaudit c. Menyimpulkan d. Mengatur
e. Memecahkan d. Menilai e. Menganimasi
f. Menegaskan e. Mengarahkan f. Mengumpulkan
g. Mendeteksi f. Mengkritik g. Mengkategorikan
h. Mengdiaknosis g. Menimbang h. Mengkode
i. Menyeleksi j. Memutuskan k. Mengkombinasikan
l. Memerinci k. Memisahkan l. Menyusun
m. Menominasikan l. Memprediksi m. Mengarang
n. Mendiagramkan m. Memperjelas n. Membangun
o. Mengkorelasikan n. Menugaskan o. Menanggulangi
p. Merasionalkan o. Menafsirkan p. Menghubungkan
q. Menguji p. Mempertahankan q. Menciptakan
r. Mencerahkan q. Memerinci r. Mengkreasikan
s. Menjelajah r. Mengukur s. Mengoreksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
t. Membagankan s. Merangkum t. Merancang
u. Menyimpulkan t. Membuktikan u. Merencanakan
v. Menemukan u. Memfalidasi v. Mendikte
w. Menelaah v. Mengetes w. Meningkatkan
x. Memaksimalkan w. Mendukung x. Memperjelas
y. Memerintahkan x. Memilih y. Memfasilitasi
z. Mengedit y. Memproyeksikan z. Membentuk
aa. Mengkaitkan z. Merumuskan
aa. Memilih aa. Menggeneralisasikan
bb. Mengukur bb. Mengabungkan
cc. Melatih cc. Memadukan
dd. Mentransfer jj. Membatas
kk. Mereparasi
ll. Menampilkan
mm. Menyiapkan
nn. Memproduksi
oo. Merangkum
pp. Merekontruksi
qq. Membuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Sumber Taksonomi Bloom: Utari Retno. Taksonomi Bloom Apa dan Bagaimana Menggunakannya?. Diunduh dari
Http://Ueu7361.weblog.esaunggul.ac.id/wp-content/uploads/sites/Taksonomi-Bloom.pdf
Hasil Analisis Soal Penilaian Tengah Semester
No Soal HOTS LOTS Keterangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Lampiran 11A Hasil Kuesioner Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Lampiran 11B Hasil Kuesioner Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Lampiran 11C Hasil Kuesioner Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Lampiran 11D Hasil Kuesioner Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Data Analisis Kuesioner Siswa
Keterangan:
1. SS (Sering Sekali) : 4
2. S (Sering) : 3
3. JR (Jarang) : 2
4. TP (Tidak Pernah) : 1
No Nama
Siswa
Critical Thinking Jumlah
Skor
Rata-rata
Skor Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1 LCD √ √ √ √ 13 3.25
2 MDA √ √ √ √ 14 3.5
3 ZA √ √ √ √ 14 3.5
4 LSW √ √ √ √ 16 4
Lampiran 12 Hasil Rekapitulasi Data Kuesioner Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
5 SLR √ √ √ √ 15 3.75
6 RNPA √ √ √ √ 12 3
7 SAP √ √ √ √ 16 4
8 EP √ √ √ √ 15 3.75
9 DRAP √ √ √ √ 16 4
10 FZS √ √ √ √ 15 3.75
11 MAA √ √ √ √ 15 3.75
12 AS √ √ √ √ 15 3.75
13 AK √ √ √ √ 12 3
14 MSA √ √ √ √ 14 3.5
15 VCAT √ √ √ √ 15 3.75
16 CTR √ √ √ √ 16 4
17 RKPS √ √ √ √ 16 4
18 MMM √ √ √ √ 16 4
19 SBS √ √ √ √ 16 4
20 SDD √ √ √ √ 16 4
21 ARP √ √ √ √ 15 3.75
22 DHE √ √ √ √ 15 3.75
23 SINC √ √ √ √ 16 4
24 FAM √ √ √ √ 15 3.75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
25 GPU √ √ √ √ 15 3.75
26 AAA √ √ √ √ 15 3.75
27 LRF √ √ √ √ 13 3.25
28 DNA √ √ √ √ 16 4
29 FH √ √ √ √ 16 4
30 SDDH √ √ √ √ 16 4
31 ZDC √ √ √ √ 16 4
32 SMZ √ √ √ √ 16 4
33 FRH √ √ √ √ 16 4
Rata-rata Skor Seluruh Siswa 3,76
No Nama
Siswa
Collaborative Jumlah
Skor
Rata-rata
Skor Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1 LCD √ √ √ √ 10 2.5
2 MDA √ √ √ √ 10 2.5
3 ZA √ √ √ √ 11 2.75
4 LSW √ √ √ √ 14 3.5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
5 SLR √ √ √ √ 15 3.75
6 RNPA √ √ √ √ 10 2.5
7 SAP √ √ √ √ 16 4
8 EP √ √ √ √ 14 3.5
9 DRAP √ √ √ √ 15 3.75
10 FZS √ √ √ √ 15 3.75
11 MAA √ √ √ √ 15 3.75
12 AS √ √ √ √ 14 3.5
13 AK √ √ √ √ 9 2.25
14 MSA √ √ √ √ 14 3.5
15 VCAT √ √ √ √ 14 3.5
16 CTR √ √ √ √ 13 3.25
17 RKPS √ √ √ √ 13 3.25
18 MMM √ √ √ √ 16 4
19 SBS √ √ √ √ 16 4
20 SDD √ √ √ √ 13 3.25
21 ARP √ √ √ √ 16 4
22 DHE √ √ √ √ 15 3.75
23 SINC √ √ √ √ 13 3.25
24 FAM √ √ √ √ 16 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
25 GPU √ √ √ √ 13 3.25
26 AAA √ √ √ √ 16 4
27 LRF √ √ √ √ 10 2.5
28 DNA √ √ √ √ 15 3.75
29 FH √ √ √ √ 13 3.25
30 SDDH √ √ √ √ 13 3.25
31 ZDC √ √ √ √ 16 4
32 SMZ √ √ √ √ 14 3.5
33 FRH √ √ √ √ 14 3.5
Rata-rata Skor Seluruh Siswa 3,42
No Nama
Siswa
Creativity Jumlah
Skor
Rata-rata
Skor Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1 LCD √ √ √ √ 11 2.75
2 MDA √ √ √ √ 10 2.5
3 ZA √ √ √ √ 11 2.75
4 LSW √ √ √ √ 11 2.75
5 SLR √ √ √ √ 14 3.5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
6 RNPA √ √ √ √ 11 2.75
7 SAP √ √ √ √ 16 4
8 EP √ √ √ √ 15 3.75
9 DRAP √ √ √ √ 15 3.75
10 FZS √ √ √ √ 15 3.75
11 MAA √ √ √ √ 16 4
12 AS √ √ √ √ 13 3.25
13 AK √ √ √ √ 9 2.25
14 MSA √ √ √ √ 11 2.75
15 VCAT √ √ √ √ 13 3.25
16 CTR √ √ √ √ 14 3.5
17 RKPS √ √ √ √ 13 3.25
18 MMM √ √ √ √ 16 4
19 SBS √ √ √ √ 16 4
20 SDD √ √ √ √ 15 3.75
21 ARP √ √ √ √ 15 3.75
22 DHE √ √ √ √ 15 3.75
23 SINC √ √ √ √ 13 3.25
24 FAM √ √ √ √ 15 3.75
25 GPU √ √ √ √ 15 3.75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
26 AAA √ √ √ √ 15 3.75
27 LRF √ √ √ √ 10 2.5
28 DNA √ √ √ √ 13 3.25
29 FH √ √ √ √ 16 3.75
30 SDDH √ √ √ √ 13 3.25
31 ZDC √ √ √ √ 16 4
32 SMZ √ √ √ √ 14 3.5
33 FRH √ √ √ √ 14 3.5
Rata-rata Skor Seluruh Siswa 3.4
No Nama
Siswa
Communication Jumlah
Skor
Rata-rata
Skor Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1 LCD √ √ √ √ 15 3.75
2 MDA √ √ √ √ 8 2
3 ZA √ √ √ √ 13 3.25
4 LSW √ √ √ √ 16 4
5 SLR √ √ √ √ 14 3.5
6 RNPA √ √ √ √ 8 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
7 SAP √ √ √ √ 16 4
8 EP √ √ √ √ 14 3.5
9 DRAP √ √ √ √ 15 3.75
10 FZS √ √ √ √ 11 2.75
11 MAA √ √ √ √ 14 3.5
12 AS √ √ √ √ 14 3.5
13 AK √ √ √ √ 9 2.25
14 MSA √ √ √ √ 9 2.25
15 VCAT √ √ √ √ 11 2.75
16 CTR √ √ √ √ 14 3.5
17 RKPS √ √ √ √ 13 3.25
18 MMM √ √ √ √ 15 3.75
19 SBS √ √ √ √ 15 3.75
20 SDD √ √ √ √ 13 3.25
21 ARP √ √ √ √ 16 4
22 DHE √ √ √ √ 14 3.5
23 SINC √ √ √ √ 12 3
24 FAM √ √ √ √ 15 3.75
25 GPU √ √ √ √ 14 3.5
26 AAA √ √ √ √ 15 3.75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
27 LRF √ √ √ √ 13 3.25
28 DNA √ √ √ √ 16 4
29 FH √ √ √ √ 15 3.75
30 SDDH √ √ √ √ 8 2
31 ZDC √ √ √ √ 16 4
32 SMZ √ √ √ √ 14 3.5
33 FRH √ √ √ √ 14 3.5
Rata-rata Skor Seluruh Siswa 3.32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
Hasil Analisis Kuesioner Siswa
No Interval Indeks
Persepsi Pernyataan Penerapan
1 1.0 - 1.75 Tidak Pernah
2 1.76 - 2.51 Jarang
3 2.52 - 3.27 Sering
4 3.28 - 4.00 Sering Sekali
No Kriteria Rata-rata Skor Seluruh
Siswa
Pernyataan
Kemunculan
1 Critical Thinking 3.76 Sering Sekali
2 Collaborative 3.42 Sering Sekali
3 Creativity 3.4 Sering Sekali
4 Communication 3.32 Sering Sekali
3.76
3.42 3.4
3.32
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
3.8
Critical Thinking Collaborative Creativity Communication
Rat
a-ra
ta S
kor
Selu
ruh
Sis
wa
kriteria
Hasil Analisis Kuesioner 33 Siswa
Lampiran 13 Hasil Analisis Skala Likert Kuesioner Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
Lampiran 14A Hasil Kuesioner Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
Lampiran 14B Hasil Kuesioner Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
Data Analisis Kuesioner Guru
Keterangan:
1. SS (Sering Sekali) : 4
2. S (Sering) : 3
3. JR (Jarang) : 2
4. TP (Tidak Pernah) : 1
No Nama
Guru
Critical Thinking Jumlah
Skor
Rata-rata
Skor Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1 SR √ √ √ √ 15 3.75
No Nama
Guru
Collaborative Jumlah
Skor
Rata-rata
Skor Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1 SR √ √ √ √ 14 3.5
Lampiran 15 Hasil Rekapitulasi Data Kuesioner Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
No Nama
Guru
Creativity Jumlah
Skor
Rata-rata
Skor Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1 SR √ √ √ √ 15 3.75
No Nama
Guru
Communication Jumlah
Skor
Rata-rata
Skor Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1 SR √ √ √ √ 12 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
Hasil Analisis Kuesioner Guru
No Interval Indeks
Persepsi Pernyataan Penerapan
1 1.0 - 1.75 Tidak Pernah
2 1.76 - 2.51 Jarang
3 2.52 - 3.27 Sering
4 3.28 - 4.00 Sering Sekali
No Kriteria Rata-rata Skor Seluruh
Siswa
Pernyataan
Kemunculan
1 Critical Thinking 3.75 Sering Sekali
2 Collaborative 3.5 Sering Sekali
3 Creativity 3.75 Sering Sekali
4 Communication 3 Sering
3.753.5
3.75
3
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
Critical Thinking Collaborative Creativity Communication
Rat
a-R
ata
Sko
r G
uru
Kriteria
Hasil Analisis Kuisioner Guru
Lampiran 16 Hasil Analisis Skala Likert Kuesioner Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
Pedoman Wawancara Guru Kelas
Nama Narasumber :
Jabatan Narasumber :
Nama Sekolah :
NO Aspek Pertanyaan Wawancara Jawaban
1. Pembelajaran
Tematik
1. Dalam melaksanakan
pembelajaran tematik,
apakah Bapak/Ibu guru
menggunakan metode
ceramah? Seberapa
sering dan digunakan
ketika apa?
Ada, sering diterapkan
sebagai pendahuluan dan
penjelasan agar siswa
mempunyai gambaran
tentang materi yang akan
dipelajari.
2. Apakah Bapak/Ibu Guru
menerapkan model,
teknik, dan metode
pembelajaran tematik
yang mampu
menumbuhkan
partisipasi siswa melalui
kagiatan diskusi dan
memecahkan masalah?
Ya, sering menggunakan
PBL dan Example non
Example.
3. Apakah bapak/ibu guru
menerapkan metode
pembelajaran yang
menumbuhkan
partisipasi siswa seperti
presentasi, tanya jawab,
debat dan lain
sebagainya ketika
Ya, pada pembelajaran
Ppkn tetapi untuk debat
belum. Sering presentasi
digunakan sebagai
kegiatan pengambilan
nilai harian.
Lampiran 17a Pedoman Wawancara Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
melaksanakan kegiatan
pembelajaran tematik?
4. Apakah Bapak/Ibu guru
selalu menghampiri
siswa ke tempat duduk
masing-masing untuk
memantau aktivitas
siswa dalam kegiatan
diskusi guna memastikan
bahwa setiap siswa
terlibat dan
berpartisispasi dalam
kegiatan diskusi?
Ya, selalu menghampiri
siswa ke tempat duduk
masing-masing agar siswa
mengikuti kegiatan
pembelajaran sesuai
dengan tujuan
pembelajaran. Juga agar
siswa tetap terkontrol.
5. Apakah Bapak/Ibu Guru
dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran
tematik sesuai dengan
yang tertera pada RPP
tematik?
Ya, dari awal munculnya
K13 sekolah sudah
menetapkan sebagai
kurikulum yang dipakai
untuk melaksanakan
kegiatan pembelajaran di
kelas.
6. Apakah Bapak/Ibu guru
selalu mengkaitkan
materi dengan
pengetahuan yang
relevan ketika
Melaksanakan kegiatan
pembelajaran tematik?
Ya, sering mengkaitkan
dengan hal yang relevan
dan faktual
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
7. Apakah dalam kegiatan
pembelajaran Bapak/Ibu
guru dapat mengelola
waktu dengan efisien dan
efektif?
Ya, akan tetapi sering
memakan waktu yang
lama ketika sedang
melakukan diskusi
kelompok.
2. Berpikir
tingkat tinggi
1. Apakah Bapak/Ibu
mengetahui tentang
berpikir tingkat tinggi?
Ya, menurut saya tentang
bagaimana siswa
memecahkan suatu
masalah yang ada.
2. Menurut Bapak/Ibu apa
pentingnya berpikir
tingkat tinggi?
Pentingnya berpikir
tingkat tinggi adalah siswa
menjadi tertantang dan
menjadi kreatif ketika
dapat berpikir tingkat
tinggi.
3. Apakah Bapak/Ibu
menerapkan kegiatan
pembelajaran yang
bersifat mengarahkan
siswa pada keterampilan
berpikir tingkat tinggi?
Agak sulit tetapi selalu
mencoba dalam
mengarahkan siswa pada
keterampilan berpikir
tingkat tinggi.
4. Apakah Bapak/Ibu
menggunakan kata kerja
operasional taksonomi
bloom pada indikator
RPP dengan mengacu
tingkatan C4.C5 dan C6?
Ya, selalu.
3.
Soal Ujian
Tengah
Semester /
Ulangan
Harian /
1. Dalam membuat soal
Ujian Tengah Semester /
Ulangan Harian /
Penilaian Akhir
Semester, apakah
Ya, selalu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
Penilaian
Akhir
Semester
tematik
Bapak/Ibu Guru
mengacu pada kata kerja
operasional taksonomi
bloom pada tingkatan
C4,C5, dan C6?
4. Kendala yang
dihadapai
1. Menurut Bapak/Ibu
apakah ada kesulitan
dalam membuat RPP
tematik?
Dalam pembuatan RPP
merasa tidak ada masalah.
2. Apakah ada kendala
yang dihadapi Bapak/Ibu
Guru dalam menerapkan
pembelajaran yang
mengacu pada berpikir
tingkat tinggi?
Ada, siswa sering
mengeluh pada soal
karena tingkat kognitif
siswa yang berbeda-beda
sehingga perlu untuk
menyesuaikannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
Instrumen Pelaksanaan pada Proses Pembelajaran di Kelas
No. 4 C Kriteria Ya Tidak Keterangan
1. Communication
(Komunikasi)
1. Di dalam langkah-langkah pembelajaran
memperlihatkan proses guru memberikan
kesempatan siswa untuk menyampaikan hasil
dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan.
√ Guru memberikan
kesempatan kepada siswa
untuk menyampaikan
pengetahuan yang diperoleh
hari ini.
2. Di dalam langkah-langkah pembelajaran
memperlihatkan proses guru memberi
kesempatan siswa untuk mengingat kembali
materi pada pembelajaran sebelumnya
√ Guru tidak mengulang materi
sebelumnya.
Lampiran 18 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
2. Collaborative
(Kolaborasi)
1. Di dalam langkah-langkah pembelajaran
memperlihatkan proses guru memberikan siswa
kesempatan untuk menggali informasi bersama
teman.
√ Guru meminta siswa
berdiskusi dengan teman
sebangku mengenai faktor-
faktor yang menyebabkan
Indonesia dijajah.
2. Di dalam langkah-langkah pembelajaran
memperlihatkan proses guru memberikan siswa
kesempatan untuk berdiskusi dalam kegiatan
pembelajaran.
√ Guru memberikan
kesempatan kepada siswa
untuk berdiskusi secara
berkelompok sesuai dengan
kelompok yang sudah
ditetapkan mengenai materi
pembelajaran.
3.
Critical thinking and
Problem Solving
(Berpikir Kritis dan
Pemecahan Masalah).
1. Di dalam langkah-langkah pembelajaran
memperlihatkan proses guru memberikan
kesempatan siswa untuk menganalisis
permasalahan.
√ Guru memberikan siswa
kesempatan kepada siswa
untuk menganalisis
permasalahan melalui
kegiatan berdiskusi secara
berkelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
2. Di dalam langkah-langkah pembelajaran
memperlihatkan proses guru memberikan
kesempatan siswa untuk memberikan masukan,
tanggapan (kegiatan inti), dan kritik
√ Siswa diberikan kesempatan
oleh guru untuk bertanya
mengenai hal yang ingin
mereka ketahui lebih dalam.
4.
Creativity and
Innovation (Kreativitas
dan Inovasi)
1. Di dalam langkah-langkah pembelajaran
memperlihatkan proses guru memberikan
kesempatan siswa untuk mengekspresikan
dirinya melalui sebuah karya.
√ Guru berfokus kepada diskusi
kelompok yang hasilnya
berupa poin-poin.
2. Di dalam langkah-langkah pembelajaran
memperlihatkan proses guru memberikan
kesempatan kepada siswa dalam menampilkan
hasil karyanya di depan kelas.
√ Guru meminta siswa
menyampaikan hasil
diskusinya ke depan kelas dan
meminta salah satu anggota
kelompok untuk
menuliskannya di papan tulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
Lampiran 19A Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
Lampiran 19B Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
Lampiran 19C Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
Lampiran 19D Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
Lampiran 19E Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
Lampiran 19F Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
Lampiran 19G Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
Lampiran 19H Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
Lampiran 19I Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
Lampiran 19J Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
Lampiran 19K Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
Lampiran 19L Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
Lampiran 19M Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
Hasil Analisis Indikator Kognitif Pada RPP Tematik Kelas V
Muatan : Bahasa Indonesia
Indikator HOTS LOTS Keterangan
3.5.1 Mengetahui langkah-
langkah mencari informasi
penting pada sebuah teks √
Kata kerja
operasional terdapat
pada tingkatan
C1 yaitu
“Mengetahui”
3.5.2 Menjelaskan informasi
penting yang terdapat pada teks
dengan menggunakan aspek: apa,
di mana, kapan, siapa, mengapa,
dan bagaimana.
√
Kata kerja
operasional terdapat
pada tingkatan C1
yaitu “Menjelaskan”
3.5.3 Mengidentifikasi informasi
penting yang terdapat pada sebuah
teks dengan tepat. √
Kata kerja
operasional terdapat
pada tingkatan C4
yaitu
“Menganalisis”
Jumlah Indikator 1 2
Muatan : IPS
Indikator HOTS LOTS Keterangan
3.4.1 Menjelaskan perlawanan
bangsa Indonesia terhadap
pemerintahan Kolonial Belanda
di berbagai daerah.
√
Kata kerja
operasional terdapat
pada tingkatan C1
yaitu “Menjelaskan”
Lampiran 20 Hasil Analisis Indikator RPP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
3.4.2 Mengetahui perlawanan
bangsa Indonesia terhadap
pemerintahan kolonial Belanda di
berbagai daerah.
√
Kata kerja
operasional terdapat
pada tingkatan
C1 yaitu
“Mengetahui”
Jumlah Indikator 0 2
Muatan : PPkn
Indikator HOTS LOTS Keterangan
3.3.1 Mengidentifikasi keragaman
suku bangsa satu dan yang lain.
√
Kata kerja
operasional terdapat
pada tingkatan C4
yaitu
“Menganalisis”
3.2.2 Memahami keragaman suku
bangsa satu dan yang lain. √
Kata kerja
operasional terdapat
pada tingkatan C2
yaitu “Memahami”
Jumlah Indikator 1 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
Lampiran 21A Soal Evaluasi Penilaian Harian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
Lampiran 21B Soal Evaluasi Penilaian Harian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
Lampiran 21C Soal Evaluasi Penilaian Harian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
Lampiran 21D Soal Evaluasi Penilaian Harian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
Lampiran 21E Soal Evaluasi Penilaian Harian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
Lampiran 21F Soal Evaluasi Penilaian Harian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
Hasil Analisis Soal Penilaian Harian
Soal HOTS LOTS Keterangan
MATA PELAJARAN :
PPKN KD 3.3
1. Indonesia merupakan
negara kepulauan yang
penuh dengan kekayaan
serta keragaman
budaya, ras, suku
bangsa, kepercayaan,
agama, bahasa daerah,
dan masih banyak
lainnya. Meskipun
penuh dengan
keragaman budaya,
Indonesia tetap satu
sesuai dengan
semboyannya, Bhineka
Tunggal Ika yang
artinya……
√
Termasuk dalam tingkatan
C1 dengan kata kerja
“menyebutkan”.
Distraksi jawaban bagus
karena jawaban hampir
mirip.
2. Di dalam kelasmu
terdapat keberagaman
baik kepandaian,
keterampilan, hobi,
warna kulit, kebiasaan,
suku, agama, maupun
budaya. Sikap yang
harus dikembangkan
√
Termasuk dalam tingkatan
C4 dengan kata kerja
“Menyimpulkan”.
Distraksi jawaban tidak
bagus karena jawaban positif
hanya satu.
Lampiran 22 Hasil Rekapitulasi Analisis Soal Evaluasi Penilaian Harian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
dalam mewujudkan
persatuan dalam
keragaman adalah . . . .
3. Munculnya persasaan
kedaerahan serta
kesukuan yang
berlebihan dan
dibarengi dengan
tindakan yang dapat
merusak persatuan, hal
tersebut dapat . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan
C2 dengan kata kerja
“Memperkirakan”.
Distraksi jawaban tidak
bagus karena menampakkan
jawaban yang benar pada
opsi jawaban.
4. Usaha untuk dapat
mewujudkan
kerukunan bisa
dilakukan dengan
menggunakan dialog
dan kerja sama dengan
prinsip kesetaraan,
kebersamaan, toleransi
dan juga. . . .
√
Termasuk dalam tingkatan
C1 dengan kata kerja
“Menyebutkan”. Distraksi
jawaban tidak bagus karena
tampak jawaban pada opsi
jawaban.
5. Berikut ini suku – suku
yang ada di Nanggroe
Aceh Darussalam
adalah . . . . √
Termasuk dalam tingkatan
C1 dengan kata kerja
“Menyebutkan”.
Distraksi bagus karena setiap
opsi jawaban terdapat suku
Aceh yang dapat mengecoh
siswa.
6. Saling membantu dan
saling bergotong –
royong akan
menumbukan persatuan
dan kerukunan. Apa
√
Termasuk dalam tingkatan
C2 dengan kata kerja
“Memperkirakan”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
yang terjadi jika tidak
ada persatuan di
masyarakat?
7. Rina siswa baru di kelas
5. Rina duduk
bersebelahan dengan
Irma. Rina berasal dari
daerah yang berbeda
dengan daerah asal
irma. Bagaimana
sebaiknya sikap Irma?
√
Termasuk dalam tingkatan
C4 dengan kata kerja
“Menyimpulkan”.
8. Tuliskan unsur budaya
yang ada di sekitar
tempat tinggalmu! . .
√
Termasuk dalam tingkatan
C1 dengan kata kerja
“Menyebutkan”.
MATA PELAJARAN :
BAHASA
INDONESIA KD 3.5
9. (Bacaan untuk nomor 9-
10)
Judul yang tepat untuk
bacaan di atas adalah . .
. . √
Termasuk dalam tingkatan
C4 dengan kata kerja
“Menyimpulkan”.
Distraksi jawaban bagus
karena setiap opsi jawaban
sangat berbeda dan
membutuhkan pemahaman
siswa.
10. Kata tidak baku pada
bacaan di atas adalah . .
. .
√
Termasuk dalam tingkatan
C4 dengan kata kerja
“Menentukan”.
11. “Muhammad Hatta
menempuh pendidikan
di Europoesche Lagere
School (ELS) di
√
Termasuk dalam tingkatan
C4 dengan kata kerja
“Menganalisis”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
Bukittinggi, Meer
Uitgebreid Lagere
Onderwijs (MULO) di
padang, dan Handels
Middelsbare School
(HMS) di Jakarta.”
Kalimat tanya yang
sesuai untuk bacaan di
atas adalah
Distraksi jawaban bagus
karena opsi jawaban dapat
mengecoh siswa.
12. Pada tanggal 17
Agustus 1945, Ir.
Soekarno dan Drs.
Moh. Hatta beserta para
tokoh lainnya
memproklamasikan
kemerdekaan
Indonesia.
Kalimat tanya yang
tepat untuk pernyataan
di atas adalah . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan
C4 dengan kata kerja
“Menganalisis”.
Distraksi jawaban tidak
bagus karena opsi jawaban
terlalu terlihat perbedaannya.
13. PPKI Kembali
mengadakan siding
pada tanggal 22
Agustus 1945 yang
memiliki agenda pokok
tentang rencana
pembentukan Komite
Nasional dan Badan
Keamanan Rakyat.
Komite Nasional
dibentuk di seluruh
Indonesia dan berpusat
√
Termasuk dalam tingkatan
C4 dengan kata kerja
“Menganalisis/menemukan”.
Distraksi jawaban bagus
karena terdapat pengecoh
pada opsi jawaban.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
di Jakarta. Tujuannya
sebagai penjelmaan
tujuan dan cita – cita
bangsa Indonesia untuk
menyelenggarakan
kemerdekaan Indonesia
yang berdasarkan
kedaulatan rakyat.
Informasi penting
bacaan di atas adalah. . .
.
14. Apa yang dimaksud
ulasan Teks? √
Termasuk dalam tingkatan
C1 dengan kata kerja
“Menjelaskan”.
15. (Bacaan)
Tuliskan informasi
penting dari bacaan
diatas!
√
Termasuk dalam tingkatan
C4 dengan kata kerja
“Menganalisis”.
16. (Bacaan)
Tuliskan isi bacaan di
atas!
√
Termasuk dalam tingkatan
C5 dengan kata kerja
“Menyimpulkan”.
MATA PELAJARAN: IPA KD 3.7
17. Saat merebus air, air
yang dipanaskan
semula dingin
menerima panas dari
api melalui ceret,
sehingga lama –
kelamaan air menjadi
panas dan suhunya. . . .
√
Termasuk dalam tingkatan
C3 dengan kata kerja
“Menerapkan”.
Distraksi jawaban tidak
bagus karena tidak ada
pengecoh pada opsi jawaban.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
18. Urutan langkah –
langkah penyelidikan
tersebut yang benar
adalah. . . . √
Termasuk dalam tingkatan
C3 dengan kata kerja
“Mengurutkan”.
Distraksi jawaban tidak
bagus karena pada awal
urutan semua opsi jawaban
berbeda.
19. Kalor adalah suatu
bentuk energi yang
secara alamiah dapat
berpindah dari benda
yang bersuhu . . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan
C1 dengan kata kerja
“Menyebutkan”.
Distraksi jawaban soal tidak
bagus karena pada opsi
jawaban tidak terdapat
pengecoh.
20. Berikut bukan termasuk
peristiwa penguapan
sebagai bentuk
perubahan wujud benda
karena kalor adalah . . .
.
√
Termasuk dalam tingkatan
C2 dengan kata kerja
“Mengkategorikan”.
Distraksi jawaban bagus
karena setiap opsi jawaban
terdapat pengecoh.
21. Proses menguap adalah
proses perubahan dari
benda cair menjadi.
√
Termasuk dalam tingkatan
C1 dengan kata kerja
“Menyebutkan”.
22. Mengapa kalor yang
dimiliki oleh suatu
benda bisa berubah –
ubah?
√
Termasuk dalam tingkatan
C2 dengan kata kerja
“Menjelaskan”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
23. Tuliskan 2 contoh
peristiwa perubahan
suhu karena kalor
dalam aktivitas sehari –
hari!
√
Termasuk dalam tingkatan
C2 dengan kata kerja
“Menyebutkan”.
24. Tuliskan secara runtut
cara percobaan
terjadinya penguapan
pada saat merebus air!
√
Termasuk dalam tingkatan
C6 dengan kata kerja
“Merancang”.
MATA PELAJARAN: IPS 3.4
25. Peristiwa Proklamasi
Kemerdekaan
Indonesia tanggal 17
Agustus 1945
mengawali perjuangan
berat bagi bangsa
Indonesia karena . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan
C1 dengan kata kerja
“Menjelaskan”.
Distraksi jawaban tidak
bagus.
26. Berikut ini yang bukan
merupakan acara dalam
upacara di kediaman Ir.
Soekarno yaitu. . . . √
Termasuk dalam tingkatan
C1 dengan kata kerja
“Mengidentifikasi”.
Distraksi jawaban bagus
karena terdapat pengecoh
yang siswa harus hafal untuk
menjawab dengan benar.
27. Tokoh yang
membacakan teks
Proklamasi
Kemerdekaan adalah . . √
Termasuk dalam tingkatan
C1 dengan kata kerja
“Menyebutkan”.
Distraksi jawaban tidak
bagus karena jawaban sudah
terlihat pada opsi jawaban.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
28. Tujuan dibawanya Ir.
Soekarno dan Moh.
Hatta ke
Rengasdengklok oleh
golongan pemuda
adalah . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan
C1 dengan kata kerja
“Menyebutkan”.
Distraksi jawaban bagus
karena terdapat pengecoh
dalam opsi jawaban.
29. Peristiwa perjuangan
rakyat Indonesia untuk
mempertahankan
kemerdekaan Indonesia
dengan cara membakar
rumahnya agar kotanya
tidak dijadikan markas
strategis militer tentara
sekutu dan NICA
sehingga sebagai kota
lautan api. Peristiwa
tersebut terjadi di . . .
√
Termasuk dalam tingkatan
C1 dengan kata kerja
“Menyebutkan”.
Distraksi jawaban tidak
bagus karena jawaban sudah
tampak pada opsi jawaban.
30. Siapa yang mengetik
naskah teks Proklamasi
Kemerdekaan
Indonesia?
√
Termasuk dalam tingkatan
C1 dengan kata kerja
“Menyebutkan”.
31. Apa makna KMB bagi
bangsa Indonesia? √
Termasuk dalam tingkatan
C2 dengan kata kerja
“Menjelaskan”.
32. Jelaskan peristiwa
heroik di Semarang
dalam mendukung
Proklamasi
Kemerdekaan
√
Termasuk dalam tingkatan
C1 dengan kata kerja
“Menjelaskan”.
MATA PELAJARAN : SBdP KD 3.3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
33. Penempatan posisi
penari di atas panggung
agar terlihat rapid an
tertata dengan baik
disebut . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan
C1 dengan kata kerja
“Menyebutkan”.
Distraksi jawaban bagus
karena terdapat pengecoh
pada opsi jawaban.
34. Bentuk karya tari di atas
adalah . . .
√
Termasuk dalam tingkatan
C2 dengan kata kerja
“Mengkategorikan”.
Distraksi jawaban tidak
bagus karena terlihat
jawaban pada opsi jawaban
setelah mengamati gambar.
35. Gambar tari di bawah
ini menggunakan pola
lantai. . . .
√
Termasuk dalam tingkatan
C2 dengan kata kerja
“Memperkirakan”.
Distraksi jawaban tidak
bagus karena jawaban
terlihat pada opsi jawaban
setelah mengamati gambar.
36. Berikut ini contoh tari
dengan pola lantai
berkelompok adalah
tari . . . .
√
Termasuk dalam tingkatan
C1 dengan kata kerja
“Menyebutkan”.
Distraksi jawaban tidak
bagus.
37. Penari membentuk
gerakan berupa garis
tegak lurus maka akan
membentuk pola lantai .
. . .
√
Termasuk dalam tingkatan
C2 dengan kata kerja
“Menyimpulkan”.
Distraksi jawaban bagus
karena terdapat pengecoh
pada opsi jawaban.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
38. Dalam pentas tari baik
bentuk berpasangan
maupun kelompok
harus dapat
menampilkan yang
terbaik, maka apa saja
yang harus
dipersiapkan oleh para
penari?
√
Termasuk dalam tingkatan
C1 dengan kata kerja
“Menyebutkan”.
39. Sebut dan gambarkan
jenis pola lantai! √
Termasuk dalam tingkatan
C3 dengan kata kerja
“Menugaskan”.
40. Jelaskan perbedaan
bentuk karya tari
tunggal, berpasangan,
dan kelompok!
√
Termasuk dalam tingkatan
C2 dengan kata kerja
“Menejelaskan”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
Nomor Soal HOTS Nomor Soal LOTS
2 1
7 2
9 3
10 4
11 5
12 6
13 8
15 14
16 17
24 18
19
20
21
22
23
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
10 30
Jenis Soal Jumlah
HOTS 10
LOTS 30
Lampiran 23A Hasil Hitung Analisis Soal Evaluasi Penilaian Harian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
25 %
75 %
ANALISIS SOAL PENILAIAN HARIAN
HOTS LOTS
Lampiran 23B Hasil Hitung Analisis Soal Evaluasi Penilaian Harian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
RIWAYAT PENELITI
Alan Risky Subekti, lahir di Bantul tanggal 09 Desember
1995. Ia adalah anak yang lahir dari pasangan Bapak
Sihono dan Ibu Murtilah. Tinggal di Tegalwangi RT 04
Tamantirto Kasihan Bantul. Berasal dari keluarga besar
yang mayoritas bekerja sebagai guru menjadikan hal
tersebut menjadi cita – cita yang datang sejak lulus SMP.
Bersekolah di TK Muhammadiyah Ambarketawang, pernah bersekolah di SD
Muhammadiyah Ngupasan dan lulus pada tahun 2008. Melanjutkan pendidikan di
bangku Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 14 Yogyakarta dan lulus pada
tahun 2011. Melanjutkan sekolah di Sekolah Menengah Kejuruan di SMK – SMTI
Yogyakarta dan lulus pada tahun 2014. Melanjutkan studi di Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun
2015.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Top Related