ANALISIS KERAGAAN PERTUMBUHAN BENIH KERAPU HIBRIDAHASIL HIBRIDISASI KERAPU MACAN (Epinephelus fuscoguttatus)
DENGAN KERAPU KERTANG (Epinephelus lanceolatus) DANKERAPU BATIK (Epinephelus microdon)
Tatam Sutarmat dan Hirmawan Tirta Yudha
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Budidaya LautJl. Br. Gondol Kec. Gerokgak Kab. Buleleng, Kotak Pos 140, Singaraja, Bali 81101
E-mail: [email protected]
(Naskah diterima: 8 Juli 2013; Disetujui publikasi: 2 Desember 2013)
ABSTRAK
Analisis keragaan pertumbuhan benih ikan kerapu terdiri atas panjang, bobot, laju dankoefisien pertumbuhan, sintasan, dan faktor kondisi; merupakan aspek biologi yangpenting diketahui dari kandidat ikan budidaya. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui hubungan panjang bobot, pertumbuhan, sintasan, konversi pakan, sertafaktor kondisi benih ikan kerapu hibrida hasil hibridisasi kerapu macan (Epinephelusfuscoguttatus) dengan kerapu kertang dan kerapu batik (Epinephelus microdon). Benihhibrida yang digunakan terdiri atas kerapu hibrida cantang (kerapu macan x kerapukertang ), kerapu hibrida cantik (kerapu macan x kerapu batik ), serta kerapu macan(kerapu macan x kerapu macan ) sebagai kontrol. Dengan ukuran panjang dan bobotawal masing-masing antara 10-12 cm dan 22-35 g/ekor. Benih dipelihara dalam sembilanbuah jaring ukuran 2 m x 2 m x 2 m di keramba jaring apung (KJA) dengan padatpenebaran benih uji sebanyak 250 ekor/jaring. Hasil akhir penelitian menunjukkanbahwa terdapat korelasi positif antara panjang dengan bobot pada kerapu hibridacantang, cantik maupun kerapu macan dengan nilai koefisien korelasi masing-masingadalah 0,933; 0,884; dan 0,787. Pertumbuhan dari ketiga benih ikan kerapu bersifatallometri negatif, dengan nilai b 2,533; 2,896; dan 2,546. Pada kerapu hibrida cantang,laju pertumbuhan dan koefisien pertumbuhannya lebih besar dibandingkan denganbenih kerapu yang lainnya. Hasil perkawinan silang juga berpengaruh sangat nyataterhadap konversi pakan, serta sintasan ikan yang dihasilkan. Faktor kondisi ikankerapu hibrida cantang adalah 2,80; sedangkan pada kerapu hibrid cantik dan kerapumacan masing-masing adalah 2,12 dan 2,10.
KATA KUNCI: pertumbuhan, panjang, bobot, faktor kondisi, kerapu hibrida,kerapu macan
ABSTRACT: Performance analysis of seed grouper hybrid of cross breedingbetween tiger grouper Epinephelus fuscoguttatus with giantgrouper Epinephelus lanceolatus and camouflage grouper(Epinephelus microdon). By: Tatam Sutarmat and HirmawanTirta Yudha
Performance analysis of seed grouper consisting of length, weight, growth rate, survivalrate, and condition factor are important biological aspects for culture fish candidate.This experiment was aimed to get information regarding length-weight relationship,growth, and condition factor of seed grouper hybrid between tiger grouper Epinephelusfuscoguttatus with giant grouper Epinephelus lanceolatus and camouflage grouper
Analisis keragaan pertumbuhan benih kerapu hibrida ..... (Tatam Sutarmat)
363
PENDAHULUAN
Ikan kerapu macan merupakan jenis ikanlaut komersial yang mulai banyak dibudi-dayakan, baik untuk pembenihan maupunpembesaran karena menjanjikan prospekyang bagus. Ikan kerapu macan (Epinephelusfuscoguttatus) merupakan jenis ikan lautkomersial yang mulai banyak dibudidayakan,baik untuk pembenihan maupun pembesaran-nya karena menjanjikan prospek yang bagus(Sutarmat, 2005) dan merupakan jenis yangpaling banyak diminati untuk budidaya karenapertumbuhannya cepat dibandingkan denganjenis kerapu lainnya (Sutarmat et al., 2003).Kerapu kertang juga mempunyai prospek yangsangat bagus karena pertumbuhannya lebihcepat daripada kerapu macan, namun benih-nya saat ini masih belum diproduksi secaramassal (Puja & Panudyamanu, 2007). Kerapubatik menjadi komoditas unggulan karenamudah beradaptasi, mempunyai nilai ekonomistinggi dibandingkan kerapu macan dan relatiftahan terhadap penyakit, disukai konsumennamun lebih lambat tumbuh.
Permasalahan umum dalam budidaya ikanadalah bagaimana mendapatkan benih ikanyang tumbuh cepat, FCR rendah, tahan ter-hadap berbagai kondisi lingkungan danpenyakit, serta mempunyai morfologi yangdisukai konsumen. Dalam rangka penyediaanikan benih kerapu yang berkualitas dan ber-produksi tinggi perlu dilakukan perbaikanpertumbuhan ikan kerapu melalui persilangandari ikan yang potensial untuk budidaya dandibutuhkan oleh masyarakat.
Hibridisasi merupakan perkawinan silangantar organisme yang berbeda secara gene-
tik, baik dalam satu spesies (hibridisasi intra-spesifik) maupun antar spesies (hibridisasiinterspesifik). Hibridisasi telah menjadi carayang efektif untuk mendapatkan karakteristikyang diinginkan atau meningkatkan kualitasikan yang dibudidayakan. Hibridisasi dalamakuakultur bertujuan untuk mendapatkanikan yang memiliki keunggulan dibandingkankedua indukannya atau kombinasi keunggulandi antara keduanya, seperti memiliki lajupertumbuhan yang cepat, tahan terhadapserangan penyakit, memiliki toleransi terhadapperubahan lingkungan, meningkatkan kualitasdaging ikan, dan sifat-sifat unggul lainnya.Hibridisasi dapat pula digunakan untukmemanipulasi rasio jenis kelamin dan jugamemproduksi ikan yang bersifat steril (Bartleyet al., 2001).
Penelitian tentang perkembangan benihkerapu hibrida hasil hibridisasi antara jantankerapu kertang (Epinephelus lanceolatus)dengan betina kerapu macan telah dilakukandi Balai Besar Penelitian dan PengembanganPerikanan Budidaya Laut, Gondol. Larva kerapuhibrida mempunyai pertumbuhan lebih cepatdibandingkan dengan kerapu macan, padakerapu hibrida umur 90 hari mempunyai rata-rata panjang 12 cm, sedangkan rata-rata pan-jang kerapu macan mencapai sekitar 7 cm (Ismi& Yasmina, 2011).
Pada penelitian ini digunakan benih hib-rida hasil perkawinan silang antara ikankerapu macan sebagai induk betina dengankerapu kertang dan kerapu batik (Epinephelusmicrodon) sebagai induk jantan. Keragaanpertumbuhan benih hibrida merupakan gam-baran karakter tumbuh yang dapat diukur darisuatu individu.
(Epinephelus microdon). Hybrid seed consisted of cantang grouper (tiger grouperx giant grouper ), grouper hybrid cantik (tiger grouper x camouflage grouper ), andgrouper tiger as control. It has 10-12 cm of length average and 22-35 g of weightaverage. The seed was reared in floating net cage 2 m x 2 m x 2 m with density of seed250 fish/cage. The results indicated that there was a positive length weight relationshipbetween grouper hydrid cantang, cantik, and tiger grouper with range of correlationvalue 0.933, 0.884, and 0.787. Growth of grouper were negatively allometric with bvalue of 2.533 and 2.896 for hybrid cantang and hybrid cantik, while for grouper tigerwas 2.546. Grouper hybrid cantang had growth, relative growth rate, and coefficienthigher than those of hybrid cantik and tiger grouper. The cross breeding influencedsignificantly on growth, food conversion ratio, and survival rate. Condition factor was2.80 for grouper hybrid cantang, while for hybrid cantik was 2.12 and 2.10 for tigergrouper, respectively.
KEYWORDS: growth, length, weight, condition factor, hybrid grouper, tigergrouper
364
J. Ris. Akuakultur Vol. 8 No. 3 Tahun 2013: 363-372
Untuk mendapatkan model usaha budidayadengan ciri-ciri sebagaimana telah disebutkandi atas, perlu dipelajari terlebih dulu aspekbiologi ikan tersebut, terutama yang menyang-kut sifat pertumbuhan dan faktor kondisi yangmemengaruhinya. Hasil analisis hubunganantara panjang dan bobot ikan tersebut se-cara matematis, diharapkan dapat diketahuikecepatan pertumbuhan, kondisi biologisberupa kapasitas reproduksi, dan kemampuanmemproduksi daging ikan yang berkualitassecara komersial (Royce, 1984).
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisiskeragaan pertumbuhan benih hibrida yangterdiri atas hubungan panjang bobot, laju, dankoefisien pertumbuhan, sintasan konversipakan, serta faktor kondisi.
BAHAN DAN METODE
Penelitian dilakukan di keramba jaringapung (KJA) Balai Besar Penelitian dan Pengem-bangan Budidaya Laut, Gondol, Bali. Ikan ujiyang digunakan kerapu hibrida cantang(kerapu macan x kerapu kertang ), kerapuhibrida cantik (kerapu macan x kerapubatik ), serta kerapu macan (kerapu macan xkerapu macan ) sebagai kontrol. Benih berasalhasil pembenihan dari Balai Besar Penelitiandan Pengembangan Budidaya Laut, Gondol,Bali.
Pengujian pertumbuhan dilakukan di KJATeluk Pegametan Bali dengan menggunakansembilan buah jaring 2 m x 2 m x 2 m. Padatpenebaran benih uji sebanyak 250 ekor/jaringdengan ukuran panjang dan bobot awalmasing-masing antara 10-12 cm dan 22-35 g/ekor. Selama pemeliharaan ikan diberi pakanberupa pelet komersial yang ukurannya di-sesuaikan dengan ukuran ikan.
Berdasarkan hasil analisis proksimat(persentase bahan kering), pakan buatan yangdiberikan mengandung komposisi sebagaiberikut: protein 54,91%; lemak 14,30%; dan abu11,32%. Pemberian pakan dilakukan sampaikenyang (ad libitum) dengan frekuensi pem-berian pakan 2-3 kali/hari.
Pengukuran terhadap panjang dan bobotindividu dilakukan setiap bulan sekali selamatiga bulan dengan cara pengambilan ikansebanyak 30 ekor untuk setiap ulangan.
Analisis hubungan panjang-bobot, kece-patan pertumbuhan, dan koefisien pertum-buhan dilakukan mengacu pada rumus ma-tematis menurut Effendie (2002), sedangkan
untuk analisis faktor kondisi mengacu padaRoyce (1984). Hubungan panjang bobotdinyatakan dengan rumus:
W = aLb
di mana:W = BobotL = Panjanga dan b = Konstanta
Rancangan percobaan yang digunakanadalah rancangan acak lengkap (RAL), denganmenggunakan tiga perlakuan jenis ikan kerapudengan tiga ulangan. Analisis data dilakukandengan menggunakan ANOVA untuk menge-tahui tingkat perbedaan yang ada.
HASIL DAN BAHASAN
Pertumbuhan Panjang dan Bobot
Berdasarkan hasil pengamatan, rataankecepatan, dan koefisien pertumbuhanpanjang tertinggi diperoleh pada ikan kerapucantang, sedang terendah pada ikan kerapucantik (Tabel 1).
Analisis statistik terhadap kecepatan dankoefisien pertumbuhan ukuran panjang ketigajenis kerapu memperlihatkan bahwa ikan
Kecepatan pertumbuhan dinyatakandengan rumus:
GR = (Wt – Wo) / t
di mana:GR = Laju pertumbuhanWt = Bobot pada waktu tWo = Bobot pada waktu awalt = Lama pemeliharaan
Faktor kondisi dinyatakan sebagai:
W / 100 L3
di mana:W = BobotL = Panjang
Koefisien pertumbuhan dinyatakandengan rumus:
Gt = ln (Wt / Wo)
di mana:Gt = Koefisien pertumbuhanWt = Bobot pada waktu tWo = Bobot pada waktu awal
Analisis keragaan pertumbuhan benih kerapu hibrida ..... (Tatam Sutarmat)
365
kerapu cantang nyata lebih tinggi (P>0,05)dibandingkan dengan ikan kerapu cantik danmacan (P>0,05). Adanya perbedaan pertam-bahan panjang yang diperoleh, memberikanindikasi terjadinya perbedaan pertumbuhansecara morfometrik dari ikan kerapu yang di-uji. Hal ini diduga berkaitan dengan keragaangenetik dari ikan kerapu hibrid cantang yangberbeda dengan ikan kerapu macan dankerapu cantik. Berdasarkan pola pertambahanpanjang per bulan menunjukkan pertambahanpanjang ikan kerapu cantang lebih cepatdibandingkan pada ikan kerapu lainnya(Gambar 1).
Kecepatan pertumbuhan rata-rata pertam-bahan bobot tertinggi diperoleh pada ikan
kerapu cantang, sedangkan yang terendahterdapat pada kerapu cantik (Tabel 2). Ber-dasarkan uji statistik memperlihatkan bahwakecepatan pertumbuhan kerapu cantangnyata lebih tinggi dibandingkan kerapu cantikdan kerapu macan (P>0,05). Namun antarakerapu cantik dan kerapu macan kecepatantumbuh tidak memperlihatkan perbedaan(P<0,05). Gambar 2 nampak pula bahwa per-tumbuhan bobot ikan kerapu cantang lebihcepat dibandingkan pertumbuhan pada ikankerapu cantik dan macan. Perbedaan ini jelasterlihat setelah 30 hari.
Kecepatan pertumbuhan bobot pada ikankerapu cantang mencapai 714%, sedangkanpertumbuhan yang sama pada kerapu cantik
Keterangan (Note):Nilai dalam kolom diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata (P>0,005) (Valuewithin the column with the same letter are not significantly different (P>0.05))
Tabel 1. Panjang awal dan akhir, kecepatan dan koefisien pertumbuhan kerapu hibridcantang, cantik, dan kerapu macan (n=30)
Table 1. Initial and final lenght, growth rate, and growth coefficient of hybrid groupercantang, cantik, and tiger grouper (n=30)
Awal±SDInit ia l±SD
Akhir±SDFina l±SD
Cantang 9.49±1.09 19.02±1.62 95±8b 0.67±0.05b
Cantik 10.10±0.57 15.67±1.09 54±7a 0.43±0.04a
Macan 10.49±1.19 16.62±1.12 59±6a 0.46±0.06a
Panjang (Length ) (cm) Kecepatan pertumbuhan
Growth ra te (%)
Koefisien pertumbuhan
Growth coefficientKerapu
Grouper
Gambar 1. Rata-rata pertambahan panjang tiga jenis kerapu selama 90 hari pemeliharaanFigure 1. The average of length gain of three grouper obtained from 90 days observation
Hari (Days)
Panj
ang
Leng
th (
cm)
0
25
0
20
15
10
5
30 60 90
Kerapu cantangKerapu cantikKerapu macan
366
J. Ris. Akuakultur Vol. 8 No. 3 Tahun 2013: 363-372
dan macan masing-masing adalah 261% dan295%. Hasil analisis ragam terhadap kecepatanpertumbuhan ikan kerapu cantang menunjuk-kan bahwa perlakuan perkawinan silangmemberikan pengaruh sangat nyata terhadapkecepatan pertumbuhan bobot (P>0,05).
Kondisi ini diduga karena kerapu cantanghasil hibridisasi mewarisi gen pertumbuhandari kerapu kertang yang relatif tinggi, jugamempunyai nafsu makan yang tinggi, sertadapat memanfaatan pakan lebih baik untukmengimbangi laju metabolismenya, diban-dingkan dengan benih dari perkawinan silanglainnya. Kerapu cantik memiliki pertumbuhan
yang paling rendah, hal ini diduga bahwa benihkerapu hasil perkawinan silang antara kerapubatik jantan dengan ikan kerapu macan betinamewarisi sifat kerapu batik yang laju pertum-buhannya relatif lambat dan respons terhadappakan kurang dibandingkan kerapu lainnya.
Hasil penelitian memperlihatkan pulabahwa koefisien pertumbuhan tertinggi padakerapu cantang (2,09) dan terendah padakerapu cantik (1,24) yang tersaji pada Tabel 2.Analisis koefisien pertumbuhan bobot me-nunjukkan bahwa perkawinan silang mem-berikan pengaruh sangat nyata lebih tinggi(P<0,01) pada benih hasil perkawinan silang
Tabel 2. Kecepatan dan koefisien pertumbuhan bobot kerapu hibrid cantang, cantik,dan kerapu macan
Table 2. Growth rate and growth coefficient based on body weight of cantang, cantikgrouper hybrid, and tiger grouper
Awal±SDInit ia l±SD
Akhir±SDFina l±SD
Cantang 24.1±7.8 195±44 714±111b 2.09±0.13b
Cantik 23.5±3.9 83±18 261±24a 1.24±0.12a
Macan 24.7±8.0 97±18 295±32a 1.37±0.08a
Bobot (Weight ) (g) Kecepatan pertumbuhan
Growth rate (%)
Koefisien pertumbuhan
Growth coefficientKerapu
Grouper
Keterangan (Note):Nilai dalam kolom diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata (P>0,005) (Valuewithin the column with the same letter are not significantly different (P>0.05))
Gambar 2. Rata-rata pertambahan bobot tiga jenis kerapu selama 90hari pemeliharaan
Figure 2. The average of weight gain of three grouper obtained from90 days observation
Hari (Days)
Bobo
tW
eight
(g)
0
300
0
250
200
150
100
30 60 90
Kerapu cantangKerapu cantikKerapu macan
50
Analisis keragaan pertumbuhan benih kerapu hibrida ..... (Tatam Sutarmat)
367
antara kerapu kertang jantan dengan ikankerapu macan betina. Berdasarkan uji Duncandiketahui bahwa koefisien pertumbuhan an-tara kerapu cantik dan macan tidak berbedanyata (P<0,05). Pada penelitian ini, ikan kerapuhibrid cantang dapat memanfaatkan pakandengan baik sehingga pertumbuhannya lebihcepat. Rutten et al. (2005), juga menyatakanbahwa untuk mendapatkan pertumbuhan yangrelatif cepat bergantung dari kemampuan ikantersebut untuk memanfaatkan secara maksimalpakan yang diberikan.
Sintasan
Hasil penelitian sintasan tertinggi terdapatpada kerapu cantik (93,3%) diikuti kerapucantang (84,9%) dan terendah pada kerapumacan (81,3%). Seperti monogram yang di-sajikan pada Gambar 3. Berdasarkan hasil ujistatistik memperlihatkan bahwa sintasankerapu cantik nyata lebih tinggi dibandingkankerapu cantang dan kerapu macan (P>0,05).
Keunggulan kerapu cantik hasil hibridisasiantara kerapu batik jantan dengan ikan kerapumacan betina memiliki tingkat sintasan yangtinggi karena bawaan genetik, benih memilikimateri genetik lebih baik sehingga memilikiketahanan tubuh yang baik. Sedangkan padakerapu cantang yaitu hasil persilangan silangantara kerapu kertang jantan dengan ikankerapu macan betina memiliki persentasesintasan yang rendah. Hal tersebut didugabahwa ada gen pengontrol kemampuan ber-adaptasi yang bersifat resesif yang oleh salah
satu induknya diturunkan kepada benih hasilhibridisasi tersebut. Hibridisasi dapat me-nimbulkan heterozigositas yang menguatkandaya tahan individu terhadap lingkungan,sehingga dapat menghasilkan sintasan yangtinggi (Basuki & Susilowati, 2009).
Konversi Pakan
Konversi pakan dapat menggambarkantingkat efisiensi kemampuan individu mau-pun spesies ikan dalam memanfaatkan pakan.Pada akhir penelitian menunjukkan bahwakonversi pakan tertinggi pada ikan kerapumacan (2,2±0,2) dan terendah pada ikan kerapucantang (1,4±0,2). Data mengenai konversipakan selengkapnya tersaji dalam grafik padaGambar 4. Berdasarkan analisis statistik di-ketahui bahwa perlakuan perkawinan silangmemengaruhi sangat nyata (P<0,01) terhadapkonversi pakan. Hasil uji Duncan terhadapkonversi pakan antara kerapu cantang, kerapucantik, dan kerapu macan memperlihatkanperbedaan yang nyata (P>0,05). Konversi pa-kan cantang nyata lebih rendah dibandingkandengan kerapu cantik dan kerapu macan.Menurut Huet (1989), beberapa faktor yangdapat memengaruhi angka konversi pakanantara lain adalah kepadatan ikan, bobot setiapindividu, tingkat umur ikan, status kesehatanikan, kualitas air perairan, serta metode pem-berian pakan. Hepher (1988) menyatakanbahwa konversi pakan akan bertambah secarabertahap seiring dengan bertambahnyabobot.
93.3±1.0
Gambar 3. Monogram sintasan kerapu cantang, kerapu cantik, dan kerapu macanFigure 3. Monogram survival rate of cantang, cantik, and tiger grouper
Sint
asan
(Su
rviv
al
rate
)
Jenis kerapu (Kind of grouper)Kerapu cantang Kerapu cantik Kerapu macan
81.3±2.484.9±2.0
368
J. Ris. Akuakultur Vol. 8 No. 3 Tahun 2013: 363-372
Analisis Hubungan Panjang dan Bobot
Hubungan panjang dan bobot ikan kerapuhibrida cantang, cantik, dan kerapu macanpada awal penelitian pada dapat dilihat padaGambar 5. Pada ikan kerapu hibrida cantangdan kerapu macan terlihat korelasi positif yangtinggi antara panjang dan bobot ikan dengankoefisien korelasi masing-masing sebesar0,93 dan 0,91. Nilai konstanta b yang masing-masing hampir sama dengan 3, yaitu 2,859dan 2,924; hal ini menunjukkan bahwa bobotikan uji yang digunakan pada awal penelitianmengikuti pertumbuhan panjangnya secaraisometri. Sedangkan pada kelompok ikankerapu hibrida cantik terlihat korelasi positifyang lebih rendah antara panjang dan bobotdengan nilai koefisien korelasi 0,849. Nilai bpada kerapu hibrida cantik lebih rendah di-bandingkan nilai kerapu yang lainnya yaitu2,752. Hal ini menunjukkan bahwa penam-bahan bobot yang mengikuti pertumbuhanpanjang pada kerapu cantik lebih kecildibandingkan dengan pertambahan bobot ikankerapu hibrida cantang dan kerapu macan.
Pada akhir penelitian yakni setelah masapenelitian 90 hari kerapu hibrid cantang,cantik, dan kerapu macan dilakukan pulaanalisis hubungan panjang-bobot yang hasil-nya sebagaimana terlihat pada Gambar 6.
Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwauntuk kerapu cantang, baik nilai koefisienkorelasi antara panjang dan bobot (0,933)
maupun nilai b (2,533) tidak berbeda nyatadengan koefisien korelasi (0,927) maupun nilaib (2,859) pada masa awal pemeliharaan. Untukkerapu cantik baik nilai koefisien korelasiantara panjang dan bobot (0,844) maupun nilaib (2,896) tidak berbeda nyata dengan ko-efisien korelasi (0,849) maupun nilai b (2,752)pada masa awal pemeliharaan. Sedangkankerapu macan diperoleh hasil sedikit berbeda,baik nilai koefisien korelasi maupun nilai b,keduanya menurun di mana koefisien korelasiyang semula 0,910 menurun menjadi 0,787;sedang nilai b yang pada awal bernilai 2,924menurun menjadi 2,546. Dengan nilai b yanglebih kecil dari 3, baik pada awal maupun akhirpenelitian, menunjukkan bahwa ikan kerapumemiliki pertumbuhan yang allometrik, di manapertumbuhan bobot ikan cenderung terjadilebih cepat dibandingkan pertumbuhan pan-jangnya.
Faktor Kondisi
Faktor kondisi ikan kerapu cantang padaawal penelitian lebih tinggi, diikuti kerapucantik dan terkecil pada kerapu macan, masing-masing yaitu 2,58±0,24; 2,27±0,16; dan2,07±0,23 (Tabel 3).
Pada akhir penelitian yakni setelah masapemeliharaan 90 hari menunjukkan bahwafaktor kondisi ikan kerapu cantang cenderunglebih tinggi dibandingkan dengan awal pe-nelitian yaitu 2,80±0,19; tetapi pada ikankerapu cantik cenderung faktor kondisi lebih
Gambar 4. Monogram konversi pakan kerapu cantang, kerapu cantik, dankerapu macan
Figure 4. Monogram feed conversion of cantang, cantik and tiger grouper
Konv
ersi
pak
an (
Feed
conve
rsio
n)
Jenis kerapu (Kind of grouper)Kerapu cantang Kerapu cantik Kerapu macan
2.2±0.2
1.4±0.2
1.8±0.2
Analisis keragaan pertumbuhan benih kerapu hibrida ..... (Tatam Sutarmat)
369
rendah dibandingkan dengan pada awalpenelitian yaitu 2,12±0,16. Sedangkan padakerapu macan pada awal penelitian faktorkondisi hampir sama yaitu 2,10±0,21.
Dengan nilai faktor kondisi yang sepertiitu nampak bahwa ikan kerapu cantang beradadi atas dua yang artinya lebih gemuk. Dengandemikian kerapu hibrid cantang bentuk badanpipih dan relatif membulat dengan ukuran lebarkepala sedikit atau hampir sama dengan lebarbadannya sedangkan pada kerapu cantik dan
macan bentuk badan pipih sedikit memanjang(Gambar 7).
KESIMPULAN
Pertumbuhan dan koefisien pertumbuhanpada ikan kerapu hibrida cantang adalahlebih besar daripada kerapu hibrida cantikdan kerapu macan
Kerapu hibrida cantang, cantik maupunkerapu macan pada akhir penelitian mem-
Gambar 6. Hubungan panjang-bobot ikan kerapu hybrid cantang, cantikdan kerapu macan pada akhir penelitian
Figure 6. Length-weight relationship of hybrid grouper cantang, cantik,and tiger grouper at the end of the experiment
Gambar 5. Hubungan panjang-bobot ikan kerapu hibrid cantang, cantik,dan kerapu macan pada awal penelitian
Figure 5. Length-weight relationship of hybrid grouper cantang, cantik,and tiger grouper at the beginning of the experiment
Panjang (Length) (cm)
Bobo
tW
eight
(g)
6
50
08 10 12
5
4540353025201510
14
Wcantang = 0.035 L2.859
R2 = 0.927Wcantik = 0.040 L2.752
R2 = 0.849Wmacan = 0.024 L2.924
R2 = 0.910
Kerapu hibrid cantangKerapu hibrid cantikKerapu macan
Bobo
tW
eight
(g)
Panjang (Length) (cm)10
350
012 14 16
25
75
24
Wcantang = 0.110 L2.533
R2 = 0.933; n = 100Wcantik = 0.028 L2.896
R2 = 0.884; n = 100Wmacan = 0.074 L2.546
R2 = 0.787; n = 100
Kerapu hibrid cantangKerapu hibrid cantikKerapu macan
325300275250225200150
50
100125100
18 20 22
370
J. Ris. Akuakultur Vol. 8 No. 3 Tahun 2013: 363-372
punyai nilai korelasi positif antara panjangdengan bobot masing-masing adalah0,933; 0,884; dan 0,787
Analisis hubungan panjang-bobot, per-tumbuhan dari ketiga benih ikan kerapubersifat allometri negatif, dengan nilai b2,533; 2,896; dan 2,546
Faktor kondisi ikan kerapu hibrida cantangadalah 2,80; sedangkan pada kerapuhibrida cantik dan kerapu macan masing-masing adalah 2,12 dan 2,10. Dengandemikian kerapu hibrida cantang bentukrelatif membulat dengan ukuran lebarkepala sedikit atau hampir sama denganlebar badannya sedangkan pada kerapucantik dan macan bentuk badan sedikitmembulat
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih kepada teknisikeramba jaring apung Balai Besar Penelitiandan Pengembangan Budidaya Laut atas peransertanya dalam pemeliharaan ikan kerapu ujiselama penelitian ini berlangsung.
DAFTAR ACUAN
Basuki, F. & Susilowati, T. 2009. Analisis per-forma reproduksi induk dan benihnya hasilpersilangan ikan nila GIFT (Oreochromis sp.)F-2 dengan nila merah Singapura(Oreochromis sp.) F-2. Aquacultura Indo-nesiana (MAI), 10(3): 141-147.
Bartley, D.M., Rana, K., & Immink, A.J. 2001. Theuse of inter-specific hybrids in aquacul-ture and fisheries.Reviews in Fish Biologyand Fisheries 10. Kluwer Academic Publish-ers. p. 325-337.
Effendie, M.I. 2002. Biologi perikanan. YayasanPustaka Nusantara. Yogyakarta, 163 hlm.
Hepher, B. 1988. Nutrition of pond fishes. For-merly of Fish and Aquaculture ResearchStation Dor Israel.Cambridge UniversityPress. 388 pp.
Huet, M. 1989. Text book of fish culture. Breed-ing and Cultivation of Fish. Fishing NewsBook Ltd. Surrey. London, 354 pp.
Ismi, S. & Yasmina, N.A. 2011. Pengamatanperkembangan benih kerapu hidrid hasilpersilangan antara jantan kerapu kertang(Epinephelus lanceolatus) dengan betinakerapu macan (E. fuscoguttatus). ProsidingSeminar Nasional Kelautan VII. InspiringSea For Live: Tantangan dalam Pengelola-an Sumberdaya secara Bijaksana danBerkelanjutan. Universitas Hang Tuah,Surabaya, 20 April 2011. hlm. 81-100.
Puja, Y. & Panudyamanu. 2007. Rekayasa tek-nologi pembesaran ikan kerapu kertang(Epinephelus lanceolatus) di KJA. LaporanKegiatan Perekayasaan. Balai Besar
Tabel 3. Faktor kondisi ikan kerapu hibridcantang, cantik, dan kerapu macanpada awal dan akhir penelitian
Table 3. Condition factor of hybrid groupercantang, cantik, and tiger grouperat the initial and final of the experi-ment
Jenis kerapuKind of grouper
Awal Init ia l
Akhir Fina l
Kerapu cantang 2.58±0.24 2.80±0.19Kerapu cantik 2.27±0.16 2.12±0.16Kerapu macan 2.07±0.23 2.10±0.21
Gambar 7. Kerapu hibrida cantang, cantik, dankerapu macan
Figure 7. Hybrid grouper cantang, cantikand tiger grouper
Analisis keragaan pertumbuhan benih kerapu hibrida ..... (Tatam Sutarmat)
371
Top Related