Malakah Psikologi Perkembangan
KAJIAN TEORISTIS DAN APLIKATIF TERHADAP PARA
LANSIA DALAM MENGHADAPI MASA SENESCENCE
Dosen Pengampu Romlah , Dra. M.Ag
Disusun oleh:
INDRI MAWARDIYANTI (09110022)
JURUSAN TARBIYAH
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2011
BAB I
PENDAHULUAN
Semua orang akan mengalami proses menjadi tua, dan masa tua merupakan masa
hidup manusia yang terakhir, dimana pada masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik,
mental dan sosial sedikit demi sedikit sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari
lagi. Proses menjadi tua menggambarkan betapa proses tersebut dapat diinteferensi sehingga
dapat mencapai hasil yang sangat optimal.
Seseorang yang tengah menghadapi atau menjalani periode ini seringkali timbul
perasaan penyesalan dan keingianan untuk kembali pada periode sebelumnya yakni kembali
dan hidup pada masa yang lebih menyenangkan dan penuh dengan manfaat. Meski keinginan
untuk kembali kepada masa yang lalu itu kuat tidaklah mungkin seseorang akan dapat
kembali pada masa tersebut. Untuk itu setiap orang harus menyiapkan diri sedari dini agar
nantinya ketika berada pada masa ini hidup lebih menyenangkan dan menberi manfaat.
Islam juga menyebutkan akan dilewatinya masa ini oleh manusia dalam rentang
kehidupannya . Allah SWT berfirman:
قوة بعد من جعل ثم قوة ضعف بعد من جعل ثم ضعف من خلقكم الذي الله
الروم ) : القدير العليم وهو يشاء ما يخلق وشيبة )54ضعفا
“Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan
(kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah
kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan
Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.”(Ar-Ruum: 54)
Ayat tesebut menyebutkan bahwa manusia akan mengalami masa lemah sesudah masa kuat
masa lemah inilah yang disebut dengan masa tua. Lansia merupakan masa lemah dari kuat
disini terlihat dengan jelas bahwa manusia mengalami pemenurunan baik baik fisik, mental
maupun keberfungsiannya di masyarakat. Masa kemunduran inilah yang disebut dengan
masa senescence dapat juga disebut dengan masa menua.
Berkaitan dengan berbagai penurunan yang terjadi di usia tua, Nabi Muhammad Saw
pernah berdo’a kepada Allah : “Dan aku berlindung kepada-Mu dari usia yang paling hina
(tua renta)”.Namun orang yang bermal baik tidak akan menyesali umurnya yang panjang”.
Sebagaimana diterangkan dalam hadits :
“Sebaik-baiknya kamu ialah orang yang panjang umurnya dan baik pula amalanya” (HR.At-
Tirmizdhi)
Para lansia memiliki siskap yang berbeda-beda dalam menghadapi orang lanjut usia
dalam meniti kehidupannya namun secara umum dapat dikategorikan dalam dua macam
sikap. Pertama, masa tua akan diterima dengan wajar melalui kesadaran yang mendalam,
sedangkan yang kedua, manusia usia lanjut dalam menyikapi hidupnya cenderung menolak
datangnya masa tua, kelompok ini tidak mau menerima realitas yang ada (Hurlock, 1996 :
439).
BAB. II
KAJIAN TEORISTIS
A. Pengertian Lansia
Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Usia dimana
manusia banyak mengalami kemunduran baik dari segi fisik, kesehatan, dan
keberfungsian dalam hubungan sosial. Periode ini dimulai dari usia 60 tahun yang
mana usia ini adalah usia pembatas antara periode madya dengan periode lansia
(Hurlock, 1996 : 380).
Dari berbagai penjelasan di atas dapat diketahui bahwa lanjut usia merupakan
periode di mana seorang individu telah mencapai kemasakan dalam proses kehidupan,
serta telah menunjukan kemunduran fungsi organ tubuh sejalan dengan waktu,
tahapan ini dapat mulai dari usia 60 tahun sampai meninggal. Sebagai mana yang
disebutkan dalam hadits Nabi Saw:
“Masa penuaan umur umatku adalah enam puluh hingga tujuh puluh tahun.”
(HR. Muslim dan Nas’i).
Tetapi bagi orang lain, periode ini adalah permulaan kemunduran. Usia tua
dipandang sebagai masa kemunduran, masa kelemahan manusiawi dan sosial sangat
tersebar luas dewasa ini. Pandangan ini tidak memperhitungkan bahwa kelompok
lanjut usia bukanlah kelompok orang yang homogen . Usia tua dialami dengan cara
yang berbeda-beda.
B. Ciri-Ciri Lansia
Sama dengan usia-usia sebalumnya yang ada dalam rentang kehidupan
seseorang usia ini juga ditandai denagn aanya perubahan fisik dan psikologis tertentu.
Karena hal itulah yang membedakan dan yang menentuakan seseorang masuk pada
periode yang sesuai dengannya. Menurut Hurlock (Hurlock, 1980, h.380) terdapat
beberapa ciri-ciri orang lanjut usia, yaitu :
1. Usia Lanjut Merupan Periode Kemunduran (Senescence)
Setiap orang pasti mengalami perubahan yang bersifat evaluatif artinya setiap
orang pasti mengalami perubahan yang membawa pada kedewasaan dan
keberfungsian. Akan tetapi apabila telah memasuki usia lansia perubahan yang
terjadi tidak lagi bersifat evaluatif lagi sebab sesuai dengan hukum kodrat manusia
yang pada umumnya yang biasa disebut dengan “menua”. Penuaan inilah yang
menyebabkan menurunnya fisik , mental dan keberfungsiannya.
Kemunduran fisik dan mental akan terjadi secara perlahan dan bertahap,
penurunan ini biasa disebut dengan “ senescence” yakni masa proses menjadi tua.
Dengan demikian seseorang yang berada atau memasuki usia ini ia memiliki sifat
yang kurang perhatian, keterasingan, dan eksentrik sehingga penyesuaian dirinya
pun semakin buruk. Penurunan fungsi fisik dan mental ini terjadi tatkala seseorang
telah memasuki usia 50 tahun atau mungkin tidak terjadi sama sekali sebab orang
tersebut meninggal sebelum memasuki usia pemunduran.
Kemunduran pada lansia sebagian datang dari faktor fisik dan faktor
psikologis. Kemunduran dapat berdampak pada psikologis lansia. Motivasi memiliki
peran yang penting dalam kemunduran pada lansia. Kemunduran pada lansia semakin
cepat apabila memiliki motivasi yang rendah, sebaliknya jika memiliki motivasi yang
kuat maka kemunduran itu akan lama terjadi.
2. Orang lanjut usia memiliki status kelompok minoritas
Lansia memiliki status kelompok minoritas karena sebagai akibat dari sikap
sosial yang tidak menyenangkan terhadap orang lanjut usia dan diperkuat oleh
pendapat-pendapat klise yang jelek terhadap lansia. Pendapat-pendapat klise itu
seperti : lansia lebih senang mempertahankan pendapatnya daripada mendengarkan
pendapat orang lain.
3. Menua membutuhkan perubahan peran
Perubahan akan selalu terjadi untuk itu perlu adanya penyesuaian diri dalam
menghadapi segala peuhan yang terjadi tersebut. Salah satu perubahan yang terjadi
adalah perubahan peran dimana seseorang akan menghadapi peran yang berbeda-beda
sesuai dengan umur dan kedudukannya dimasyarakat. Perubahan peran terjadi salah
satu sebabnya adalah lansia mulai mengalami kemundurun dalam segala hal.
Perubahan peran akan dapt terasasi dengan baik bila mana seseorang menghadapinya
atas kemauan sendiri bukan karena tekanan.
4. Penyesuaian Diri yang Buruk Pada Lansia
Perlakuan yang buruk terhadap orang usia membuat lansia cenderung
mengenbangkan konsep diri yang buruk. Perulaku yang buruk ini juga dapat
disebabkan oleh adanya perasaan tidak berguna dan tidak diinginkan oleh orang yang
ada disekitarnya sehingga berkembanglah sikap rendah diri dan pemarah. Hal yang
juga dapat disebabkan ansia bersikap demikian adalah semakin hilangnya status
mereka dalam kegiatan sosial atau pekerjaan.
5. Adanya Keingianan untuk Menjadi Muda Kembali
Status minoritas (keterasingan sosial) yang dialami oleh para lansia
menyebabkan munculnya keinginan untuk kembali menjadi muda, sehingga pada usia
ini sering kali kita temukan akan adanya beberapa lansia yang menggunakan obat baik
tradisional maupun kimia untuk membuat mereka tetap awet muda. Padahal obat-
obatan yang digunakan juga dapat mengakibatkan kerusakan sel dalam tubuh atau
dapat memunculkan penyakit yang tidak diinginkan. Selain itu bagaimanapun
seserorang berusaha untk menjadi muda kembali tidaklah mungkin terlaksana sebab
itu sedah meruapah hukum alam yang pasti dilalui oleh seseorang.
C. Perkembangan Fisik Lansia
Pada usia ini kondisi tubuh seseorang pasti akan berangsur-angsur melamah.
Antara orang yang satu dengan yang lain kemunduran fisik akan berbeda –beda sebab
adanya variasi pada proses dan kecepatan kerusakan. Berikut perubahan yan akan
terjadi pada fisik yang dialami para lansia:
1. Perubahan Penampilan
Banyak disebutkan bahwa perubahan fisik yang paling terlihat adalah
perubahan pada wajah meski sudah berusaha menutupinya namun selalu ada saja
aspek yang tidak dapat ditutupi ketikaseseorang itu berada pada usia lansia. Selain
wajah yang terliahat juga adalah tangan yang merupakan bagian tubuh yang tidak
dapat ditutupi. Perubahan yang ada tidaklah terjadi secara serempak akan tetapi
lambat laum perubahan tersebut pasti akan nampak.
2. Perubahan Bagian Tubuh
Baik bagian luar maupun bagian dalam tubuh semua pasti mengalami
perubahan misalnya adanya pengapuran pada tulang, berkurangnya volume otak,
perubahan isi perut (posisi jantung lebih dekat dengan dada tengah, perut menbesar
dan menbuncit, dll)
3. Perubahan pada Fisiologis
Selain perubahan bagian tubuh, organ-organ dalam tubuh pun mengalami
perubahan (penurunan) fungsi seperti pengaturan temperatur tubuh yang diakibatkan
penuruan fungsi organ ( pembulu darah) yang ada pada kulit. Dan banyak lagi fungsi
organ yang terus mengalami penurunan.
4. Perubahan pada Penca Indra
Pada usia ini panca indra mengalami penurukan sensivitas dan efisiensinya
dibandingkan dengan fungsinya di waktu muda misalnya saja mata yang sudah mualai
rabun, telinga yang kurang bisa menerima suara ang lemah, dll.
5. Perubahan seksual
Pada usia ini sistem reproduksi seseorang sudah mengalami banyak
penurunan. Oleh karena itu pada usia ini pada umumnya terjadi penurunan potensi
seksual. Perubahan juda terjadi pada ciri-ciri seks sekunder seperti penubahan suara ,
titik nada tinggi, rambut, otot yang mulai melembek, dll.
D. Perubahan Kemampuan Motorik Lansia
Terjadi penurunan kekuatan yang terlihat pada mengendorya otot-otot yang
ada pada beberapa bagian tubuh. Para lansia cenderung lebih cepat capei dan perlu
waktu yang lama untuk meulihkannya kembali. Penurunan pada kecepatan gerakpun
juga terjadi ini terlihat dari banyaknya waktu yang dibutuhkan untuk menanggapi atau
bereaksi dalm mengangapi suatu hal, dan akan semakin menurun pada usia diatas 60
tahun. Pada usia ini para lansia akan lambat dalam mempelajari suatu hal yang baru
sehingga hasil dari belajar itu pun cenderung kurang memuaskan.orang lanjut usia
cenderung canggung, kagok, dan kaku sehingga sering kali kita temukan mereka
menjatuhkan barang yang mereka pegang. Ini terjadi disebabkan akan adanya kerusan
pada sistem motorik mereka yang sudah menua.
E. Perkembangan Mental ( Intelektual)
Kerusakan atau penurunan mental akan berjalan vertikal bersama dengan
adanya penurukan dan kerusakan fisik seseorang. Salah satu yang menyebabkan yang
menunjang terjadinya kerusakan mental seperti terjadinya penurunan fungsi alat indra,
hormon, dll. Selain dari dari diri lansia itu sendiri yang turut mempengaruhi mental
adalah lingkungan (pada orang yang melakukan latihan atau pekerjaan yang
membutuhkan kemampuan intelaktual penurunan atau perubahan mental akan lebih
lambat dibandingkan dengan orang-orang yang menganggur)
Pada usia ini seseorang akan membutuhkan banyak waktu dalam mempelajari
hal-hal yang baru dan hasilnya pun tidak sebagus orang usia muda. Selain mengalami
kesulitan dalam belajar para lansia juga memiliki daya ingat yang menurun yang de
sebabkan oleh berkurangnya sel otak olehkarena itu tidak heran jika mereka pikun
atau lupa akan suatu hal. Penurunan yang terjadi pada kemampuan otak, dalam Al-
Qur’an juga telah diterangkan dalam surat An-Nahl ayat 70 yaitu :
ال لكي العمر أرذل إلى يرد من ومنكم يتوفاكم ثم خلقكم والله
: ( النحل قدير عليم الله إن شيئا علم بعد )70يعلم
“ Allah menciptakan kamu, kemudian mewafatkan kamu; dan di antara kamu
ada yang dikembalikan kepada umur yang paling lemah (pikun), supaya Dia tidak
mengetahui lagi sesuatupun yang pernah diketahuinya. Sesungguhnya Allah Maha
mengetahui lagi Maha Kuasa “. (QS. An –Nahl : 70)
Menurut David Wechsler dalam Desmita (2009:241) kemunduran kemanpuan
mental merupakan bagian dari proses penuaan organisme secara umum, hampir
sebagian besar peneliti menunjukan setelah mencapai puncak pada usia antara 18-25
tahun, kebanyakan kemampuan seseorang secara terus menerus mengalami
penurunan, hal ini juga berlaku pada seorang lansia. Penurunan ini terus terjadi hingga
orang tersebut meninggal.
F. PERKEMBANGAN SPIRITUAL
Usia lanjut merupakan usia yang mendekati akhir siklus kehidupan manusia di
dunia. Usia tahap ini dimulai dari 60 tahunan sampai akhir kehidupan. Usia lanjut
merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Semua orang akan mengalami
proses menjadi tua, dan masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir,
dimana pada masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial
sedikit demi sedikit sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi.
“Masa penuaan umur umatku adalah enam puluh hingga tujuh puluh tahun.”
(HR. Muslim dan Nas’i).
Dalam riwayat lain juga dijelaskan bahwa :
“Mereka berkata : Ya Rasulullah, berapakah ketetapan umur-umur umatmu?
Jawab beliau : Saat kematian mereka (pada umumnya) antara usia enam puluh tahun
dan tujuh puluh. Meraka bertanya lagi : Ya Rasulullah, bagaimana dengan umur
delapan puluh? Jawab beliau, sedikit sekali umatku yang dapat mencapainya.
Semoga Allah merahmati orag-orang yang mencapai umur delapan puluh.”
(HR. Hudzaifah Ibn Yamani).
Manusia akan kembali kepada Tuhannnya setelah kematiannya maka
seharusnya manusia telah menyiapkan sebanyak-banyaknya amal ibadah yang baik
untuk kehidupan setelah kematian tersebut. Untuk perlu adanya peningkatan spiritial
sebab kehibupan didunia hampir selesai. Berikut ini ciri-ciri meningkatnya minat
keberagamaan pada seseorang:
1. Kehidupan keagamaan pada usia lanjut sudah mencapai tingkat kemantapan .
2. Meningkatnya kecenderungan untuk menerima pendapat keagamaan.
3. Mulai muncul pengakuan terhadap realitas tentang kehidupan akhirat secara
lebih sungguh-sungguh.
4. Sikap keagamaan cenderung mengarah kepada kebutuhan saling cinta antar
sesama manusia , serta sifat-sifat luhur.
5. Timbul rasa takut kepada kematian yang meningkat sejalan dengan usia yang
bertambah lanjut .
Peningkatan tingkat spiritual dapat dilihat dari kegiatan ibadah maupun
akhlak atau periku seoarang lansia dalam kehidupan sehari-hari seperti kesahajahan,
kesabaran, ketekunan beribadah, dll.
G. PERKEMBANGAN EMOSIONAL
Sebagian orang tidak siap menghadapi dan menyikapi masa tua sehigga
menyebabkan para lanjut usia kurang dapat menyesuaikan diri dan memecahkan
masalah yang dihadapi. Sehngga dari dalam diri mereka munculnya rasa tersisih,
tidak dibutuhkan lagi, ketidak ikhlasan menerima kenyataan baru seperti penyakit
yang tidak kunjung sembuh, kematian pasangan, merupakan sebagian kecil dari
keseluruhan perasaan yang tidak enak yang harus dihadapi lanjut usia.
Hal-hal tersebut diatas yang menyebabkan para lanjut usia kesulitan dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungan, meunculkan sikap tidak ramah, marah, dll.
Pada seseorang dengan penyesuaian diri yang buruk muncul rasa stress, depresi,
ketakutan yang berlebihan, atau gangguan fungsional yang lain. Apabila seseorang
telah merasakan kesulitan dalam menghadapi awal masa ini maka dimungkinkan
orang tersebut akan terus mengalami kesulitan dalam menghadapi masa-masa
sesudahnya.Selain kesulitan penyesuaian diri akibat lain yang ditimbulkan oleh
penuan ini adalah adanya kesulitan dalam memecahkan suatu masalah atau
menyimpulkan seuatu persoalan.
Yang dimaksud dengan penyesuaian diri pada lanjut usia adalah kemampuan
orang yang berusia lanjut untuk menghadapi tekanan akibat perubahan perubahan
fisik, maupun sosial psikologis yang dialaminya dan kemampuan untuk mencapai
keselarasan antara tuntutan dari dalam diri dengan tuntutan dari lingkungan, yang
disertai dengan kemampuan mengembangkan mekanisme psikologis yang tepat
sehingga dapat memenuhi kebutuhan– kebutuhan dirinya tanpa menimbulkan masalah
baru.Pada orang yang mampu beradaptasi dengan perubahan yang ada maka
kemungkinan terjadinya stres dan yang lainya sangatlah kecil.
Ada beberapa hal yang menyebapkan adanya perbedaan sikap seseorang dalam
mengahadapi masa tuanya diantaranya adalah sifat bawaan, sosial ekonomi, latar
belakang pendidikan, pola hidup kesehatan, kondisi psikologis dan yang lebih utama
lagi yakni perbedaan jenis kelamin seseorang. Penuaan fisik akan terjadi lebih cepat
dibandingkan dengan penuaan mentalnya tetapi terkadang juga dapat terjadi sebaliknya
sebab orang tersebuat banyak memikirkan proses penuaannya dan membiarkan saja
mentalnya mengalami penuaan.
Penyesuaian diri lanjut usia pada kondisi psikologisnya berkaitan dengan
dimensi emosionalnya dapat dikatakan bahwa lanjut usia dengan keterampilan emosi
yang berkembang baik berarti kemungkinan besar ia akan bahagia dan berhasil dalam
kehidupan, menguasai kebiasaan pikiran yang mendorong produktivitas mereka.
Orang yang tidak dapat menghimpun kendali tertentu atas kehidupan tertentu akan
mengalami pertarungan batin yang merampas kebahagian dan produktifitas mereka.
BAB III
KAJIAN APLIKATIF
Data yang pada kajian aplikatif didapatkan dari narasumber (responden) melalui
pengisian angket yang berisikan beberapa pertanyaan yang mencakup perkembangan
intelektual, emosional, spiritual dan perkembangan fisik pada lansia. Yang menjadi
responden adalah 5 orang yang ada pada usia diatas 60 tahun.
A. Pesoalan Responden
Setelah dilakukan penganalisisan angket tersebut maka ada beberapa permasalahan
yang dihadapi oleh para lansia. Berikut ini beberapa permasalahan yang dihadapi oleh
responde:
1. Perkembangan Fisik
a. Ada keluhan pada kaki dan pinggang
b. Mudah capai ketika melakukan suatu pekerjaan
2. Perkembangan Mental (Intelektual)
a. Sulit mengingat sesuatu
b. Mudah lupa
3. Perkembangan Spiritual
Tidak ditemukan permasalahan pada pembahasan ini
4. Perkembangan Emosional
a. Kesulitan dalam memecahkan suatu masalah seorang diri
b. Terjadi kebosanan yang diakibkan oleh kegiatan yang monoton
c. Merasa kesepian
Secara umun persoalan yang dihadapi oleh responden sama meski berbeda latar
belakang, akan tetapi pada kemampuan memecahkan masalah atau menghadapi suatu
persoalan orang bengan latar belakang pendidikan tinggi dan lingkungan yang baik
mampu memecahkan masalah lebih baik dibandingkan dengan orang-orang dengan
latarbelakang sebaliknya. Selain itu pada orang yang berpendidikan keaktifan baik dalam
organisasi maupun pekerjaan jauh lebih baik dari pada yang tidak.
B. Solusi yang gunakan oleh Responden
Pada beberapa permasalah yang tengah dihadapi oleh responden, mereka juga
melikiki beberapa cara dalam mengatasi masalah tersebut. Berikut ini beberapa solusi
yang mereka gunakan, antara lain:
1. Berkenaan dengan kondisi Fisik
Memeriksakan diri ke dokter ketika sakit
Meminum susu, atau suplen lain untuk meningkatkan ketahanan tubuh
Olah raga
Makan dengan teratur
Memberikan balsem apabila sakit pinggang atau nyeri pada kaki
Istirahat yang cukup
2. Berkenaan dengan mental ( Intelektual)
Membuat catatan
Sering latihan mengingat
Dan mengulang-ulang terus hal-hal yang baru dipelajari
3. Berkenaan dengan Emosional
Bermusyawarah dengan teman atau keluarga apabila mendapati
masalah yang sulit dipecahkan sendiri
Menghindari kebosanan dengan berkukjung kerumah sanak saudara
dan teman atau berjalan-jalan dengan keluarga
Melihat foto bersama keluarga atau menelpon anak,cucu, dan saudara
Menyibukkan diri dengan kegiatan yang bermanfaat
BAB. IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Dari berbagai analisia atas data yang diperoleh dari kajian teori maupun
angket, dapat disimpulkan bahwa dalam kajian teori dengan hasil observasi tidak
ditemukan perbedaan yang sangat mencolok. Perbedaan yang ada hanya ada pada
sebagian kecil saja seperti salah satu responden yang sedikit berani melakukan
kegiatan yang berbahanya sebab ia sudah terbiasa melakukan hal tersebut.
B. SARAN
Berkaita dengan masalah yang sering dialami oleh orang lansia penulis
memberikan beberapa saran berikut:
1. Berkanaan dengan Kesahatan Lansia ( fisik) :
Orang yang telah lanjut usia identik dengan menurunnya daya tahan tubuh
dan mengalami berbagai macam penyakit. Lansia akan memerlukan obat
yang jumlah atau macamnya tergantung dari penyakit yang diderita.
Pemberian nutrisi yang baik dan cukup sangat diperlukan lansia,misalnya
pemberian asupan gizi yang cukup serta mengandung serat dalam jumlah
yang besar yang bersumber pada buah, sayur dan beraneka pati, yang
dikonsumsi dengan jumlah bertahap.
Minum air putih 1.5 – 2 liter, secara teratur
Olah raga teratur dan sesuai dengan kapasitas kemampuanya
Istirahat, tidur yang cukup
Minum suplemen gizi, multi vitamin yang diperlukan
Memeriksa kesehatan secara teratur
Mengatur pola makan baik terutama jenis makanan yang dimakan
2. Berkanaan dengan Emosi :
Lebih mendekatkan diri kepada ALLAH dan menyerahkan diri kita
sepenuhnya kepadaNya. Hal ini akan menyebabkan jiwa dan pikiran
menjadi tenang.
Hindari stres, hidup yang penuh tekanan akan merusak kesehatan,
merusak tubuh dan wajahpun menjadi nampak semakin tua. Stres juga
dapat menyebabkan atau memicu berbagai penyakit seperti stroke, asma,
darah tinggi, penyakit jantung dan lain-lain.
Tersenyum dan tertawa sangat baik, karena akan memperbaiki mental dan
fisik secara alami. Penampilan kita juga akan tampak lebih menarik dan
lebih disukai orang lain. Tertawa membantu memandang hidup dengan
positif dan juga terbukti memiliki kemampuan untuk menyembuhkan.
Tertawa juga ampuh untuk mengendalikan emosi kita yang tinggi dan
juga untuk melemaskan otak kita dari kelelahan.
Rekreasi untuk menghilangkan kelelahan dan kejenuhan setelah
beraktivitas selama seminggu maka dilakukan rekreasi. Rekreasi tidak
harus mahal, dapat disesuaikan denga kondisi serta kemampuan.
Hubungan antar sesama yang sehat, pertahankan hubungan yang baik
dengan keluarga dan teman-teman, karena hidup sehat bukan hanya sehat
jasmani dan rohani tetapi juga harus sehat sosial. Dengan adanya
hubungan yang baik dengan keluarga dan teman-teman dapat membuat
hidup lebih berarti yang selanjutnya akan mendorong seseorang untuk
menjaga, mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya karena ingin
lebih lama menikmati kebersamaan dengan orang-orang yang dicintai dan
disayangi
3. Berkenaan dengan mental
Untuk membanti mengingat sesuatu maka perlu digunakan catatan baik
mengunakan buku agenda atau menggunakan alat elektronik seperti HP.
Mengulang-ulang sesuatu yang ingin diinggat
Memperbanyak latihan apabila mempelajati hal-hal yang baru
4. Berkenaan dengan Spiritual
Banyak berzikir
Lebih mendekatkan diri kepada Allah
Banyak menginstropeksi diri
Memperbanyak intospeksi diri
DAFTAR PUSTAKA
B Harlock, Elizabeth. 1980. Psikologi perkembangan; Suatu Pendekatan Sepanjang rentang
Kehidupan. Jakarta: Airlangga
Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Misteri Umur 40 Tahun
Top Related