YouthMarketers Edisi 02 2015
-
Upload
birned-satriadi -
Category
Documents
-
view
214 -
download
0
Transcript of YouthMarketers Edisi 02 2015
-
8/18/2019 YouthMarketers Edisi 02 2015
1/52Youth Marketers | www.ymarketers.com
EDISI: 2/III/Januari 2015
RahasiBridestor
Gaet Investo
DAPURMASAK.CO
YAKINKAINVESTO
DENGABUKNYAT
TouchteTakut Pa
InvestAdala
KesalahaAw
-
8/18/2019 YouthMarketers Edisi 02 2015
2/52Youth Marketers | www.ymarketers.com
Salam Youth Marketers,Berhitung soal untung rugi adalah naluri yang wajib Anda
pertajam jika berniat terjun ke dunia bisnis. Tak bisa Anda mengambil
sikap “bagai kerakap di atas batu”, hidup segan mati tak mau. Jangan
sampai bisnis Anda dari jaman berdiri sampai sekarang tak ada
perkembangan, cuma gitu-gitu aja.
Namun masalahnya adalah, berkembang itu membutuhkan
suntikan modal. Dan jika berbicara tentang modal, mau tak mau kita
harus berpikir bagaimana caranya untuk mengajak investor.
Bisa saja kita mengundang masuknya angel investor dari
kalangan famili atau teman-teman dekat. Tak salah pula seandainya
kita memilih untuk mengajak investor profesional yang punya modal
lebih besar dan cukup makan asam garam dunia bisnis. Masing-
masing tentu menyimpan konsekuensinya sendiri-sendiri.
Hal yang perlu kita siapkan adalah bagaimana cara kita agar
model bisnis dan strategi yang kita miliki dapat lulus dari ” fit and
proper test” di mata investor? Mencari investor seperti apa yang cocok
dengan filosofi bisnis kita? Kesalahan awal seperti apa yang harus
dihindari agar tak dijauhi investor? Dan lain sebagainya.
Pada edisi kali ini, membahas hal tersebut kami menampilkan
bagaimana pengalaman dan upaya-upaya untuk menggandeng
investor yang dilakukan oleh DapurMasak, Valadoo, BrideStory,
Ralali, Sribulancer dan Touchten. Tak ketinggalan juga wawancara
dengan Adrian Suherman, seorang profesional muda yang lama
berkecimpung di bidang ecommerce dan sekarang menjadi Co-CEO di
aCommerce.
Selamat membaca!
Powered by:
Founder:Handi Irawan D
Redaktur Ahli:PJ Rahmat Susanta
Managing Director:Suhartono Chandra
Business Director:Sukardi Arifin
Editor in Chief:K.A. Nchus
Editor:Wachid Fauzan
Journalist:Doddy Saputra (korlap)
Cecep SupriadiPutri Sekar
Columnist:
Suhartono ChandraHermas PuspitoSuwandi ChowAdyo Bawono
Wahyu T. Setyobudi
Graphic Design & illustrator:Rizky Maulana
Online:Siti Umi Kulsum (Koordinator)
Hanindio
Supervising Content:Suryaningsih
ALAMAT
Artha Gading Niaga Blok A/10-11,Kelapa Gading, Jakarta Utara 14240
Telp. +6221 - 4585 7040Fax. +6221 - 4585 7039
E-mail: [email protected],
Majalah Youth Marketers adalah Majalah DwiMingguan yang menyajikan knowledge dan
insight tentang marketing terkini dengan segmenpembaca di kalangan marketer muda.
Majalah Youth Marketers dapat diunduh secaraGRATIS di www.ymarketers.com
K.A. NchusTwitter: @NchusAssaini
Editor in Chief
-
8/18/2019 YouthMarketers Edisi 02 2015
3/52Youth Marketers | www.ymarketers.com
EDISI: 2/III/Januari 2015
Memulai bisnis atau mengembangkan yang sudah berjalan merupakan hal krusial.
Anda tak dapat berdiri sendiri dalam hal ini. Salah satu yang perlu bagi Anda adalah
kehadiran investor. Namun, perlu strategi mumpuni untuk mendapatkan perhatian
mereka. Seperti apa?
MencuriPerhatianInvestor
Tokoh Bicara27 | Adrian Suherman
Dunia Digital34 | 6 Tools Marketing yang Wajib Digunakan di Tahun 2015
UKM31 | MONK Inshoes33 | Inilah Alasan Media Sosial Jadi Alat Penting Untuk Jualan
11 | Rahasia Bridestory Gaet 4 Investor14 | Dapurmasak.Com: Yakinkan Investor Dengan Bukti Nyata16 | Ralali: Founder, Pintu Pertama Angel Investor Membuka Hati19 | Sribulancer Sukses Mengajak Investor Asal Jepang Dengan Persistensi21 | Touchten: Takut Pada Investor Adalah Kesalahan Awal23 | Valadoo: Menjual Harapan Kepada Investor
Topik Utama
Infografis36 | Sukses Meraih Investor
Gaya Hidup37 | Love & Faith: Kegigihan Suami Dan Kesetiaan Istri
AdMadness35 | “The Last Traffic Jam”
Komunitas46 | IZoC: Zombie Itu Dekat dengan Sains, Nggak Mistis
Marketers Way50 | Cumulonimbus
Online Profit Optimization49 | Strategi Tingkatkan Konversi Newslette
(Bagian 2)
Profil41 | Chacha Thaib, Ngetweet Kegalauan Orang
PRHype38 | 5 Pelajaran Dari PR AirAsia Dalam Menangani
Krisis
Cafe Corner44 | Kedai Rakjat Djelata
Excellent Service39 | Layanan Pelanggan yang Prima Ciptakan
Publikasi Gratis
07
DaftarIsi
-
8/18/2019 YouthMarketers Edisi 02 2015
4/52Youth Marketers | www.ymarketers.com
-
8/18/2019 YouthMarketers Edisi 02 2015
5/52Youth Marketers | www.ymarketers.com
-
8/18/2019 YouthMarketers Edisi 02 2015
6/52Youth Marketers | www.ymarketers.com
-
8/18/2019 YouthMarketers Edisi 02 2015
7/52Youth Marketers | www.ymarketers.com
TopikUtama
MencuriPerhatianInvestor
-
8/18/2019 YouthMarketers Edisi 02 2015
8/52
Memulai bisnis atau mengembangkanyang sudah berjalan merupakan halkrusial. Anda tak dapat berdiri sendiridalam hal ini. Salah satu yang perlubagi Anda adalah kehadiran investor.Namun, perlu strategi mumpuni untukmendapatkan perhatian mereka.Seperti apa?
Youth Marketers | www.ymarketers.com
Menjalankan bisnis memang
tidak hanya membutuhkan
keterampilan dan ketekunan
namun juga ketersediaan
modal yang cukup. Faktor inilah yang
menjadi penyebab utama berjalan
atau tidaknya suatu bisnis. Seorang
entrepreneur/netpreneur tentu akan
cermat mempertimbangkan satu hal
ini terutama dalam hal pengalokasian
modal tersebut.
Seringkali netpreneur/
entrepreneur ‘mati’ di tengah jalan
karena kekurangan modal. Jika
kesulitan mencari investor biasa,
kenapa tidak mencoba mencari
alternatif dengan merangkul angel
investor?
Angel investor adalah mereka
yang memiliki dana segar dan
mau membantu enterpreneur/
netpreneur mengembangkan bisnis.
Angel investor bisa berupa perusahaan-
perusahaan atau individu. Mendapatkan
dana dari angel investor dinilai lebih
mudah dibandingkan perbankan atau jasa
keuangan lainnya.
Munculnya para angel investor
ke permukaan dan akhirnya menjadi
fenomenal terjadi sekitar tujuh tahun
terakhir pada saat krisis finansial di
negeri Paman Sam pada 2008. Saat itu,
bisnis bank investasi dan private equity
meredup dan kehilangan pamor. Banyak
miliarder di sana ogah membiakkan
duit di lembaga keuangan yang sedang
terpuruk. Sama-sama berisiko, mereka
memilih menjadi angel investor dan
membiayai start-up.
Setiap angel investor memiliki
spesialisasi bisnis yang berbeda. Biasanya
angel investor mau berinvestasi untuk
kebutuhan modal mulai dari US$
50.000 hingga US$ 200.000. Untuk
memudahkan proses seleksi, banyak
investor berkumpul dalam suatu forum
atau kelompok asosiasi. Selain menyasar
start-up di dalam negeri, ada investor
yang sengaja mencari start-up di negara
lain.
Para entrepreneur/
netpreneur sebenarnya dapat
dengan mudah mencuri hati angel
investor baik dalam maupun luar
negeri, asalkan memiliki business
plan yang baik seperti bagaimana
merencanakan, membangun, dan
menjaga sebuah perusahaan agar
terus tumbuh dan berkembang.
Tanpa business plan yang baik,
sulit bagi sebuah start-up untuk
mendapatkan kepercayaan angelinvestor.
Keberhasilan menggaet
angel investor telah dicontohkan oleh
Bridestory, sebuah online wedding
vendor yang berhasil menggaet 4 investor
sekaligus. Etienne Emile, Technical
Advisor sekaligus Co-founder Bridestory
memberikan saran bahwa seorang
TopikUtama
-
8/18/2019 YouthMarketers Edisi 02 2015
9/52
entrepreneur tidak hanya mempunyai
business plan yang baik namun harus
memiliki kemampuan tim dan founder
yang bagus pula, sehingga investor bisa
yakin bahwa uangnya tidak akan hilangpercuma. “Startup itu tentang founder.
Maka dari itu, buktikan bahwa Anda bisa
melakukan eksekusi dengan baik.”
Emile juga menyarankan bagi
Anda yang belum banyak memiliki
pengalaman di bisnis agar Anda mencari
co-founder yang sudah punya reputasi
baik. “Disarankan juga agar Anda mencari
partner dari background yang berbeda,
misalnya jika Anda orang bisnis, maka
carilah rekan orang teknis, begitu juga
sebaliknya, agar saling melengkapi,”
tambahnya.
Hal serupa juga dilakukan oleh
Soegianto Widjaya, CEO dan Founder
DapurMasak, menurutnya dalam
meyakinkan seorang investor Anda
harus bisa memberikan data dan hasil
eksekusinya sehingga tidak terkesan
hanya bicara. “Intinya sih saya tidak hanya
punya ide, tapi saja juga memperlihatkan
data dan eksekusinya. Sehingga, investor
berpikir bahwa saya bukan orang yang
hanya sekadar bicara, dan pada akhirnyamereka berani melakukan investasi ke
DapurMasak.”
Berbagai macam cara untuk
mendapatkan perhatian dari para angel
investor , cara yang biasa dilakukan dan
sudah umum adalah dengan mengikuti
perlombaan yang saat ini sering diadakan
oleh para pihak ketiga. Cara ini terbilang
efektif karena selain Anda dapat
mempresentasikan bisnis, Anda juga
dapat dengan mudah menjalin hubungan
dengan para investor yang datang ke
acara tersebut.
Bagi Joseph Aditya, CEO Ralali hal
tersulit yang selama ini dihadapi para
entrepreneur adalah bertemu dengan
investor. Karenanya, Joseph menyarankan
agar para entrepreneur aktif untuk ikut
event atau kontes. “Waktu itu saya aktif
Youth Marketers | www.ymarketers.com
TopikUtama
bergaul – seperti ikut gathering antara
investor dan pencari investor. Jika
networking tidak memungkinkan, Anda
bisa mendekati media, ikut event , atau
kontes. Bukan soal menangnya tapi soalpublikasinya.”
Saran Adrian Suherman, Co-CEO
of aCommerce, jika mencari investor
sebaiknya yang memang sudah banyak
invest di bidang bisnis yang sedang kita
garap.” Misalnya mau build di sektor
ecommerce, ya carilah investor yang
emang udah banyak invest di sektor
itu. Kenapa? Pertama, ya biar kita juga
mendapat skill bisnisnya. Kedua, dari
situ kita juga bisa mendapat akses
networking-nya.”
Ada yang sukses tentu ada juga
yang gagal dalam mendapatkan angel
investor. Banyak faktor yang bisa
mempengaruhinya, salah satunya
adalah plan bisnis yang kurang jelas.
Namun, faktor-faktor lain juga bisa
mempengaruhinya seperti adanya
-
8/18/2019 YouthMarketers Edisi 02 2015
10/52Youth Marketers | www.ymarketers.com
garansi keberlangsungan bisnis tersebut
di masa mendatang.
Ada beberapa kesalahan yang
tidak disadari oleh entrepreneur dalam
mendapatkan angel investor. Kesalahan-
kesalahan tersebut baiknya diperhatikan
dan tidak diulangi lagi sehingga di
kemudian hari perjalanan mendapatkan
angel investor akan berjalan mulus.
Di antara kesalahan-kesalahan
tersebut adalah pertama, tidak adanya
solving problem. Entrepreneur hanya
menyampaikan target-target daribisnisnya tapi lupa memberikan solusi
bagi setiap masalah yang akan dihadapi
kelak. Misalnya, ketika ada masalah
dalam hal delivery, produk cacat, dan
lain-lain. Ingat, investor membeli solusi
bukan masalah.
Perlu disampaikan juga ke
angel investor tentang hal-hal yang
membuat konsumen membeli produk
Anda, kelebihan produk Anda dibanding
pesaing, siapa konsumen terbaik Anda,dan benefit bagi konsumen dengan
membeli produk tersebut. Faktor-faktor
tersebutlah yang dapat meyakinkan
investor untuk memutuskan memberikan
uangnya kepada Anda.
Kedua, jangan over promise. Boleh
saja Anda memberikan data untuk
menunjang presentasi bisnis Anda.
Namun, penyampaian data tersebut harus
benar-benar valid dan tidak terkesan
umbar janji. Ceritakanlah kepada investor
apa adanya tentang bisnis Anda, mulailah
dengan sebuah cerita tentang bisnis
tersebut serta berikan target yang masuk
akal. Ingat, investor adalah mereka yang
sudah berpengalaman dalam hal bisnis.
Biasanya mereka lebih selektif dan instingbisnisnya sangat tepat, sehingga berhati-
hatilah dengan sebuah data dan target.
Ketiga, menyampaikan perkiraan
penjualan yang tidak masuk akal. Dalam
hal penyampaian target penjualan
harus dibarengi dengan kemampuan
bisnis dan tim Anda. Disarankan untuk
menyampaikan ke investor berupa
benefit produk bagi konsumen dan
juga diferensiasi bisnis Anda di banding
pesaing. Kenyataannya, para angel
investor lebih tertarik terhadap kelebihan
dari sebuah produk dan positioning dari
produk tersebut.
Keempat, terlalu dini
membicarakan pembagian kepemilikan
bisnis. Beberapa investor tidak
terlalu suka dengan pembicaraan
awal tentang pembagian kepemilikan
dari bisnis Anda. Baiknya, simpan
dulu pembicaraan ini, Anda bisamenyampaikan di pertemuan kedua
atau ketiga atau pada saat sudah terjadi
kecocokan satu sama lain.
Angel investor membutuhkan
kepercayaan Anda, karena sejatinya
yang Anda tawarkan adalah sebuah
kepercayaan. Keyakinan Anda terhadap
bisnis dan produk yang akan Anda jual
juga merupakan faktor yang dapat
menyebabkan seorang investor mau
memberikan uangnya kepada Anda.Hal yang penting lagi adalah menjaga
hubungan baik dengan para angel
investor.
(Kusnadi Assaini)
TopikUtama
-
8/18/2019 YouthMarketers Edisi 02 2015
11/52Youth Marketers | www.ymarketers.com
Uang merupakan alasan yang
paling logis bagi pelaku bisnis
ketika akan mendekati investor.
Pasalnya, kebanyakan startup
memang memulai bisnis dengan modal
seadanya, tidak seperti perusahaan
besar. Untuk itu, perusahaan venture
capital pun dipilih demi menyokong
kekurangan tersebut.
Kendati ada banyak cara dalam
mendapatkan modal, namun mendekativenture capital tergolong yang paling
disarankan, seperti yang dilakukan
Bridestory. Tak tanggung-tanggung,
empat venture capital berhasil digaet
online wedding vendor ini yang berkantor
di Belezza Shopping Arcade, Permata
Hijau, Jakarta.
“Ada banyak investor yang tertarik
untuk berinvestasi. Dan karena
lingkungan startup masih sempit,
koneksi dengan mereka dapat terjalin
dengan cepat,” ucap Etienne Emile,
Technical Advisor sekaligus Co-founder
Bridestory.
“Anda juga bisa dapat dari angel
investor (teman/keluarga), tapi biasanya
mereka cuma invest sedikit. Begitu juga
kalau pakai crowdfunding, dana US$ 20
juta itu sudah jadi masalah. Sementarakalau lewat investor, kita bisa connected
to bigger investor, bigger investor, dan
seterusnya,” lanjutnya.
Tapi, bagaimana caranya?
Menurut Emile, investor kerap
melihat rekam jejak si founder dari
startup yang akan dialiri dana. Ide bisa
dengan cepat diadaptasi, tapi tidak
untuk kemampuan tim dan founder-nya.
Dengan founder serta tim yang bagus,
investor bisa yakin bahwa uangnya tidak
akan hilang percuma.
Cari Co-founder yang berpengalaman
Emile menegaskan, startup itu
tentang founder . Maka dari itu, buktikan
bahwa Anda bisa melakukan eksekusi
dengan baik. Seperti apa rekam jejak
Anda sebelumnya, apa yang pernah Andaperbuat, bahkan terkadang, investor
juga mencari tahu kampus tempat Anda
mengemban ilmu.
“Semua tentang experience,
seberapa banyak pengalaman yang
dimiliki, gimana Anda memanfaatkan
waktu, dan yang terpenting eksekusi. Ada
banyak orang pintar, tapi belum tentu
TopikUtama
Meski belum genap setahun, Bridestory mampu memikat hati empatinvestor. Apa rahasianya?
Rahasia Bridestory
Gaet 4 Investor
-
8/18/2019 YouthMarketers Edisi 02 2015
12/52Youth Marketers | www.ymarketers.com
TopikUtama
bisa eksekusi,” ungkap Emile.
Namun bila Anda memang belum
banyak memiliki pengalaman, Emile
menyarankan agar Anda mencari co-
founder yang sudah punya reputasi
baik. Selain itu, disarankan juga agar
Anda mencari partner dari background
yang berbeda.
Misalnya jika Anda orang bisnis,
maka carilah rekan orang teknis,
begitu juga sebaliknya, agar salingmelengkapi.
Bermitra dengan perusahaan
lain juga merupakan langkah yang
diaku Emile sangat baik, maka dari itu,
Bridestory juga bergandengan tangan
dengan Axioo dan KapanLagi.
Emil menegaskan, “Ada beberapa
entrepreneur muda yang tidak mau
berpartner, karena mereka ingin
menguasai perusahaan sepenuhnya.
Padahal, memiliki 10% saham dari
perusahaan bernilai Rp 1 miliar jauh
lebih baik ketimbang punya 100%
saham di perusahaan bernilai Rp 10
juta, bukan?”
Di samping itu, Anda juga perlu
memerhatikan besarnya pasar yang
akan digarap. Semakin banyak pihak
yang membutuhkan produk tersebut,maka semakin bagus bisnis Anda di
mata investor.
Make sure ada yang mau bayar
Untuk Bridestory sendiri, Emile
mengungkapkan, dari awal ia dan
rekannya, Kevin Mintaraga meyakinkan
bahwa Bridestory bisa mendatangkan
uang. Tidak perlu terlalu besar, asalkan
ada yang mau bayar dulu. Selanjutnya
terserah, harga mau dinaikkan atau
tidak.
“Awalnya kami membuat
prototype, tidak terlalu rumit, yang
penting menjelaskan bahwa bisnis ini
mampu mendatangkan rupiah. Mulai
dari sketsa, seperti apa sistemnya,
bagaimana pengunjung dan vendor
masuk ke Bridestory, pokoknyalangkah-langkahnya,” terang Emile.
“Setelah itu kami buat programnya,
dan langsung rilis, buat nyari tahu
minat publik. Ternyata lumayan
menarik perhatian, selanjutnya proses
monetisasi untuk mendapatkan uang,”
tambahnya.
Untuk mencari investor, Emile
-
8/18/2019 YouthMarketers Edisi 02 2015
13/52Youth Marketers | www.ymarketers.com
melakukannya lewat koneksi LinkedIn. Awalnya
ia hanya berkenalan dengan sesama founder
startup, lalu kemudian berbagi pengalaman, dan
berlanjut meminta bantuan akses ke investor
mereka. Investor pun punya kenalan sesama
investor lain. Dengan begitu, Bridestory makin
dikenal oleh para pemilik modal.
Pria yang sempat memiliki enam startup di
Amerika itu pun mengatakan bahwa di Indonesia,
komunitas startup masih sangat kecil, dan itu
memudahkan para netpreneur baru dalam
meminta dukungan dana dari investor.
Dengan dukungan dana dari investor,
Bridestory berkembang dengan cepat. Meski
baru meluncur pada April 2014 kemarin, tapi
pada akhir tahun lalu terhitung sudah ada sekitar
5 ribu vendor yang bergabung dengan online
wedding vendor ini. Bahkan, pada tahun 2015,mereka menargetkan bakal meraup 50 ribu
vendor.
(Doddy Saputro/Foto: Bridestory)
TopikUtama
-
8/18/2019 YouthMarketers Edisi 02 2015
14/52
Penolakan demi penolakan oleh investor tak membuat DapurMasakmenyerah. Dengan gigih, DapurMasak membuktikan kepada investor bahwa
bisnisnya layak mendapatkan suntikan dana.
Youth Marketers | www.ymarketers.com
Problem setiap ibu ketika
memasak adalah mencari
menu baru, sehingga mereka
harus mencari ide kreatif
untuk memasak. Namun, mereka kerap
kehabisan ide.
Sugianto Widjaya melihat
ada peluang di sana. Ia akhirnya
memutuskan membuat www.
dapurmasak.com di penghujung tahun
2011 silam . Melalui DapurMasak ini,
Sugie ingin memberikan solusi kepada
ibu-ibu untuk menemukan resep
masakan yang baru.
Konsepnya, situs memungkinkan
penggunanya menyimpan resep-resep
masakan dalam bentuk buku secara
online. Ketika mereka menyimpan buku
resepnya di DapurMasak, maka ibu-ibu
yang lain bisa melihat resepnya dan
mencoba membuat masakan dengan
resep tersebut. Dengan begitu, para ibu
punya kreasi baru untuk memasak.
“DapurMasak adalah tempat untuk
mempertemukan orang yang bisa masak
dengan pencari resep,” kata Soegianto
Widjaya, CEO dan Founder DapurMasak.
Dalam proses pembuatan website-
nya, Sugie menjadikan situs asal
Jepang, Cookpad, sebagai benchmark-
nya. Tak disangka pada tahun 2012,
founder Cookpad – Aki Sano – datang
ke Indonesia. Singkat cerita, Sugie
berkesempatan untuk memperlihatkan
DapurMasak kepada Aki Sano.
Sayangnya, Aki Sano sama sekali
tidak tertarik. Begitu Aki Sano pulang
ke negara asalnya, Sugie langsung
berkumpul dan mengajak seluruh tim
untuk mengerjakan DapurMasak secara
serius.
Di pertengahan tahun 2012, Sugie
TopikUtama
DapurMasak.com:YAKINKAN INVESTOR DENGAN
BUKTI NYATA
http://www.dapurmasak.com/http://www.dapurmasak.com/http://www.dapurmasak.com/http://www.dapurmasak.com/
-
8/18/2019 YouthMarketers Edisi 02 2015
15/52
iseng mengikuti lomba dengan maksud untuk menguji kerja
kerasnya bersama tim selama ini. Tak disangka, DapurMasak
keluar sebagai juara mengalahkan website yang sudah mapan
dan berhak mendapatkan hadiah sebesar 15.000 dolar Amerika.
Setelah memenangkan kompetisi, Sugie sangat percaya
diri dan mencoba menghubungi Aki Sano lewat email untuk
memberitahu kabar gembira tersebut dan tentu saja agar
mau menginvestasikan uangnya untuk DapurMasak. Lagi-lagi
Aki Sano menolak dan masih belum percaya dengan bisnis
DapurMasak.
Kembangkan DapurMasak
Sugie belum putus asa dan masih percaya dengan bisnis
yang dibangunnya. Menurutnya, potensi pasar DapurMasak
sangat besar. Saat ini ada lebih dari 80 juta pengguna internet
di Indonesia. Jika 10% saja yang suka memasak, ada 8 juta
potential market dan itu sangat berkembang. Selain itu, jika
melihat Google Trend, saat ini banyak orang mulai mencariresep di internet dan itu adalah orang-orang yang kita tuju
supaya kembali masak di rumah.
Di bulan Februari 2013 dana awal hadiah dari kompetisi
yang diikutinya mencair dan Sugie memutuskan untuk mulai
fokus menjalankan bisnisnya tersebut. Sugie mulai meng-hire
orang, dan mulai berbenah.
Pria penyuka game ini pun mulai memperkenalkan
website DapurMasak kepada orang-orang. Sugie
ngobrol ke teman, keluarga dan orang di sekitarnya
dan mengajak mereka untuk mencoba DapurMasak.
Ya, Sugie mengandalkan kekuatan word-of-mouth
100%. Seperti website pada umumnya, Sugie pun
memperkuat SEO-nya.
Dalam menjalankan bisnis ini,
Sugie mengaku zero marketing alias
tidak melakukan aktivitas marketing
sama sekali. Sugie percaya kalau kita
membangun produk yang baik, pengguna
akan memberitahukannya kepada
yang lainnya.
Upayanya fokus ke bisnis
terbayar dengan baik. Di bulan
Juli 2013 trafik DapurMasak
meroket. Saat ini jumlah
unik visitor DapurMasak
sudah mencapai 1,2 juta
per bulan. Dari jumlah
tersebut sekitar 80%
adalah wanita dan
sisanya adalah pria. Usia mereka paling banyak antara 18-24
tahun.
“Itu adalah hal yang bagus karena kita memang mengincar
generasi muda agar kembali ke dapur untuk memasak dan
kemudian berbagi resep,” lanjut Sugie.
Sukses dapatkan investor
Dalam perjalanannya Sugie akhirnya berhasil
membuktikan kerja kerasnya kepada Aki Sano. Pada bulan
Agustus, Sugie memutuskan untuk menghubungi Aki Sano
kembali. Ia membuktikan kepada calon investornya itu
berdasarkan data bahwa bisnisnya punya masa depan cerah.
Sugie bercerita bahwa presentasinya dilakukan lewat
Skype selama 3 jam. Hal itu dilakukan Sugie karena sebelumnya
memang sudah pernah bertemu.
“Intinya sih saya tidak hanya punya ide, tapi saja juga
memperlihatkan data dan eksekusinya. Sehingga, investor
berpikir bahwa saya bukan orang yang hanya sekadar bicara,dan pada akhirnya mereka berani melakukan investasi ke
DapurMasak,” lanjut Sugie.
Dari situlah Aki Sano percaya dan bersedia menjadi
investor. Namun, Sugie mengatakan kepada investornya itu
bahwa dirinya ingin membangun tim yang lebih kokoh dan
memintanya selain menjadi investor juga mentor.
Seiring berjalannya waktu, pada Februari 2014,
DapurMasak memutuskan untuk join 100%
dengan Cookpad dengan sistem akuisisi.
Sekarang DapurMasak menjadi bagian
dari keluarga besar Cookpad.
(Cecep Supriadi/Foto: YouthMarketers)
TopikUtama
Youth Marketers | www.ymarket-
-
8/18/2019 YouthMarketers Edisi 02 2015
16/52Youth Marketers | www.ymarketers.com
Mengajukan pendanaan kepadaangel investor lebih sulit ketimbangmengajukan kepada bank. Wajar saja,
karena mereka bersedia memberikanpendanaan tanpa bunga. Tapi, bisnisyang satu ini punya strategi jitumemikat angel investor .
TopikUtama
R
alali merupakan sebuah situs e-commerce
yang mengkhususkan diri berkecimpung dan
mendistribusikan produk-produk industri di Indonesia.
Lahirnya Ralali berawal dari kesulitan Joseph Aditya
mencari produk yang diinginkannya.“Waktu itu saya mencari beberapa produk, tapi sulit sekali
menemukannya. Walaupun ada penjual, tapi tak memberikan
spesifikasi dan data teknis yang saya perlukan. Itulah awal
mulanya saya berniat mendirikan situs e-commerce dengan
ceruk industrial tools,” kata Joseph Aditya CEO Ralali seraya
mengenang.
Pucuk dicinta ulam pun tiba. Ide pria yang akrab disapa
Aditya ini untuk membuat sebuah situs e-commerce menuai
ketertarikan investor luar negeri dan para pelaku/penjual
produk industri khususnya di Indonesia. Dana segar sekitar 1-5
miliar berhasil pun berhasil didapat untuk mengembangkan
bisnisnya tersebut. Uang tersebut digunakannya untuk
membangun infrastruktur – kantor, sistem, dan sumber dayamanusia.
Nama Ralali sendiri diambilnya dari sebuah nama warung
nasi kucing di kota kelahirannya, Semarang. Aditya mengatakan
kepada orang tuanya bahwa dirinya berniat meninggalkan
bisnis lamanya dan ingin fokus dengan bisnis yang dibangunnya
sekarang ini - Ralali. Orang tuanya mendukung dan berpesan
agar namanya (brand ) kalau bisa dari mana ia berasal.
“Kebetulan sekali, di dekat tempat tinggal saya di sana ada
Founder, PintuPertama AngelInvestor MembukaHati
Ralali:
-
8/18/2019 YouthMarketers Edisi 02 2015
17/52Youth Marketers | www.ymarketers.com
warung nasi kucing namanya Ora Lali.
Itu kan kepanjangan dan Jawa banget ,
jadi saya hilangin hurup O-nya aja, jadi
deh Ralali,” kata jebolan Bachelor of
Commerce (BCom) Deakin University,
Australia tertawa.
Strategi pitching kepada angel investor
Kesuksesan Ralali memikat angel
investor bukan tanpa strategi. Ralali
mengetahui elemen apa yang akan dinilai
oleh angel investor dalam keputusan
investasi.
Penting untuk mengetahui bahwa
angel investor merupakan orang-orang
yang berani menginvestasikan uangnya
pada sebuah bisnis startup. Mereka
cenderung orang yang sibuk dan selalumemastikan uang mereka diinvestasikan
pada tim atau rekan kerja yang tepat.
Tidak mengherankan jika mereka sering
kali berpikir ulang untuk mengambil
sebuah keputusan investasi.
Menurut Aditya, biasanya yang
pertama kali dilihat investor adalah
founder -nya. Angel investor akan
menggelontorkan uangnya hanya jika
mereka melihat founder -nya bisa
dipercaya – salah satunya berdasarkan
profil dan visinya.
Semakin jelas background founder
– misal akademiknya bagus atau pernah
bekerja di perusahaan besar – semakin
besar peluang mendapatkan investor.
Setelah melihat founder , barulah
investor akan melihat timnya.
Model bisnis dan market size juga
menjadi elemen penting yang dinilai oleh
angel investor. Mereka akan menilai dan
menganalisis apakah model bisnisnya
tersebut bisa memicu tumbuh kembang
bisnis atau tidak.
Ditanya soal trik pitching kepada
investor, Aditya mengatakan presentasi
haruslah meyakinkan investor, mulai
dari memperkenalkan diri, model bisnis,
dan market share harus bisa dijelaskan
sedetail dan sesimpel mungkin.
Menurutnya sepuluh slide cukup.
Hal ini penting karena investor tidak
memiliki banyak waktu. Dari sepuluh itu
langsung saja to the point – problemnya
apa, solusinya apa dan market size-nya
seperti apa, dan siapa tim yang akan
menjalankan bisnis tersebut.
Namun bagi Aditya, yang terpenting
dari itu semua adalah networking. Hal
yang paling sulit menurutnya adalah
bertemu dengan investor itu sendiri
sehingga networking diperlukan.
“Waktu itu saya aktif bergaul – seperti
ikut gathering antara investor dan
pencari investor. Jika networking tidak
memungkinkan, Anda bisa mendekati
media, ikut event, atau kontes. Bukan
soal menangnya tapi soal publikasinya,”
ungkapnya.
Jaga kepercayaan investor
Setelah mendapatkan pendanaan,
tentu saja bisnis harus membuktikan
kepercayaan angel investor dengan
memberikan pertumbuhan yang baik.
Peluang Ralali untuk berkembang
pesat terbentang luas. Pasalnya,
menurut Aditya belum ada bisnis sejenis
atau pesaing yang akan menghadang
TopikUtama
-
8/18/2019 YouthMarketers Edisi 02 2015
18/52Youth Marketers | www.ymarketers.com
perkembangan bisnis Ralali. Potensi
pasarnya pun sangat besar sekali. Ada
lebih dari 58 juta bisnis di Indonesia. Jika
satu persennya saja berhasil didapatkan
itu sudah sangat membanggakan.
Untuk mengenalkan Ralali ke
pasar, Aditya aktif melakukan aktivitas
marketing, baik online maupun offline.
Menariknya meski bisnisnya berbasis
online, Aditya justru lebih banyak
menghabiskan uangnya untuk aktivitas
marketing di ranah offline.
Bagi Aditya, online tidak terlalu
efektif bagi bisnis yang sedangdijalankannya yang menargetkan
perusahaan alias business to business
(B2B). “Kebanyakan aktivitas marketing
kita di offline, karena kita adalah
perusahaan B2B. Biasanya di ranah
online kita gunakan hanya untuk
meningkatkanawareness saja,” kata
pengidola Jack Ma ini.
Ralali lebih banyak aktif
mengedukasi pasar lewat seminar,
event atau mendatangi langsung klien
untuk menjelaskan secara detail. Untuk
mendekati mereka, Ralali menggunakan
email marketing. Bagi Aditya, strategi
tersebut dirasa paling cocok. Untuk
meningkatkanawareness, Ralali
menjalin kerja sama dengan media-
media berbasis bisnis.
Sampai saat ini klien yang sudah
terdaftar di www.ralali.com sudah
mencapai lebih dari 20 ribu. Brand yang berhasil diajak bergabung sudah
mencapai 200 dengan jumlah produk
di atas 15 ribu. Pasar terbesarnya
adalah wilayah Jawa Barat dan Jakarta.
Surabaya dan Balikpapan akan menjadi
target Ralali berikutnya untuk ekspansi
pasar.
Sampai akhir tahun nanti Aditya
menargetkan peningkatan pertumbuhan
tiga kali lipat dan menambah 1.000
brand dengan jumlah produk mencapai
100 ribuan. Untuk mencapai targetnya
tersebut, dalam waktu dekat Aditya akan
menjalin kerja sama dengan Kementerian
Perindustrian untuk merangkul
Usaha Kecil Menengah (UKM) berbasis
teknologi.
Namun sepertinya Aditya belum
puas dengan dana yang didapatkannya
tersebut. “Yang pertama belum cukup.
Investor pertama itu biasanya hanyatesting sehingga uang mereka kucurkan
pun sangat kecil sekali,” ujarnya. Saat ini
Aditya sedang mencari investor baru.
(Cecep Supriadi/Foto:Youth Marketers)
TopikUtama
-
8/18/2019 YouthMarketers Edisi 02 2015
19/52Youth Marketers | www.ymarketers.com
Selain tim dan performa, ternyata persistensi juga menjadi senjata pelengkap untuk menjaring kerja samadengan investor. Seperti yang dilakukan oleh Sribulancer yang sukses menggaet investor asal Jepang.
SribulancerSukses Mengajak Investor Asal Jepang Dengan Persistensi
TopikUtama
Buat para pekerja lepas, situs Sribulancer mungkin
sudah tak asing lagi sebagai tempat mencari pekerjaan
sambilan. Ya, Sribulancer merupakan situs yang
menghubungkan antara perusahaan atau individu
yang mencari tenaga kerja dengan pencari kerja, baik yang
sifatnya paruh waktu atau proyek ( freelance) maupun tetap ( full
time).
Menurut Ryan Gondokusomo, CEO Sribulancer,
perusahaannya hadir karena dua hal. Pertama, banyaknya
tenaga kerja produktif di Indonesia yang tidak memiliki akses
informasi mengenai pekerjaan yang sesuai dengan minatnya.
Kedua, masih banyaknya perusahaan yang kesulitan dalam
mencari tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Sribulancer dilengkapi dengan fasilitas penyaringan untuk
memastikan kualitas anggotanya yang mendaftar sebagai
pencari kerja, seperti fasilitas review, chat room, dan sistem
pembayaran yang dikelola langsung manajemen Sribulancer.
Beragam pekerjaan disediakan Sribulancer, mulai dari
programming, multimedia dan desain, penulisan, hingga
bisnis dan marketing. Ke depannya, Sribulancer juga akan
mengembangkan jenis pekerjaan yang ditawarkan seperti legal,
jasa teknisi dan kebersihan, pengiriman, pendidikan, event ,
hingga renovasi.
Jika dalam peluncurannya pada November lalu Sribulancer
hanya memfasilitasi pencarian freelance, kini Sribulancer
sudah mulai membuka lowongan kerja untuk rekrutmen
full time. “Kami ingin selain menjadi marketplace service
nomor satu, juga menjadi trendsetter atau sistem baru untuk
rekrutmen. Kami ingin klien dapat mencari pekerja yang tepat
dengan efektif, cepat dan akurat,” kata Ryan.
Saat peluncuran Sribulancer memiliki 6.000 freelancer ,
500 klien dan 200 posting job. Saat ini pekerja yang terdaftar
sudah mencapai hampir 10 ribuan orang, klien 1000 dan hampir
500 posting job.
“Paling penting bisa ciptain lapangan pekerjaan yang
banyak. Bagi mereka yang baru lulus dan tidak punya kerjaan
-
8/18/2019 YouthMarketers Edisi 02 2015
20/52Youth Marketers | www.ymarketers.com
bisa daftar ke
Sribulancer,” kata Ryan
lagi.
Berkembang dengan
investasi
Perkembangan
bisnis Sribulancer tak
bisa lepas dari campur
tangan investor. Dalam
perjalanannya Ryan
berhasil meyakinkan
perusahaan asal
Jepang, Infoteria, untuk
menyalurkan uangnya
ke Sribulancer.
Infoteria sendiri
merupakan perusahaan publik yang membuat piranti lunakuntuk segmen enterprise. Meski tidak mau menyebutkan berapa
besaran investasinya, Ryan mengaku menggunakan uang
tersebut untuk pengembangan produk, tim dan marketing.
Untuk mendekati investor, Ryan sangat aktif mendatangi
event , atau rajin ngecek di media. Bagi Ryan networking itu
penting untuk membuka peluang mendapatkan investor.
Singkat cerita, Ryan berhasil meyakinkan perusahaan tersebut.
Infoteria saat itu tertarik karena melihat populasi
Indonesia yang begitu besar yang memungkinkan Sribulancer
menargetkan pasar yang besar. Selain itu, di negaranya
mungkin persaingan bisnis sejenis terlalu banyak sehingga
pasarnya sudah jenuh. Namun, menurut pengakuan Ryan
pertimbangan lain yang membuat mereka mau menyalurkan
uangnya ke Sribulancer adalah karena tim, produk dan
performa bisnisnya.
Perlu diketahui bahwa umumya investor hanya akan
mempertimbangkan bisnis yang sudah berjalan. Hal itu
wajar saja, karena uang yang digelontorkan investor tidaklah
berbunga sehingga mereka tak ingin menganggung risiko
terlalu besar dengan bisnis yang belum teruji di lapangan.
Adapun bagi startup, uang dari investor adalah uang untuk
pengembangan bisnisnya.
Persistensi senjata utama gaet investor
Bagi Ryan mendapatkan investor itu tidak mudah, kuncinya
adalah persisten. Jangan mudah putus asa, tekun dan ulet
dalam mempersiapkan segalanya dengan baik. Sebelum
pitching kepada investor, terlebih dahulu siapkan presentasinya
sebaik mungkin. Jadi kita tahu apa yang akan dibicarakan, dan
konten yang disajikan adalah yang memang investor cari.
Ryan mengingatkan, sebelum membuat produk apapun,
yang paling penting diperhatikan adalah market size-nya.
Dari situ investor bakal melihat, apa yang akan kita buat atau
tawarkan dan berapa besar peluangnya.
Selain market size, investor akan melihat produk yang
ditawarkan apakah bagus dan sesuai dengan behavior
pasar. Kemudian, investor akan melihat tim yang akan
menjalankannya, biasanya founder -nya. Barulah setelah itu,
investor akan melihat seperti apa performa startup di mana
mereka akan berinvestasi.
Saat bernegosiasi menjadi bagian yang juga krusial. Ryan
mengatakan agar penawaran yang diberikan kepada investor
haruslah saling menguntungkan. Jangan pernah membohongi
investor dengan angka karena reputasi itu penting. Selain
persisten kita harus smart dan tahu segalanya, sehingga
banyak-banyaklah belajar dan membaca.
Sampai akhir tahun ini Ryan berencana memperkuat tim
hingga 25 orang. Hal itu lantaran Sribulancer menargetkan
pertumbuhan bisnis hingga 500%, meningkatkan klien hingga
20 ribuan dengan posting job mencapai 10 ribuan.
Untuk mencapai targetnya tersebut Ryan akan melakukan
beberapa rencana seperti kerja sama dengan blogger , main
di Google Ads, Facebook Ands, serta partnership denganperusahaan-perusahaan besar.
“Kami akan banyak melakukan online marketing, inbound
marketing, dan blog. Seluruh aktivitas marketing kami akan
kami lakukan di ranah online”, pungkas Ryan.
(Cecep Supriadi/Foto: Youth Marketers)
TopikUtama
-
8/18/2019 YouthMarketers Edisi 02 2015
21/52Youth Marketers | www.ymarketers.com
Meski kini telah mendapat empatinvestor, tapi nyatanya perusahaan inipernah melakukan kesalahan di awal
langkahnya. Seperti apa ceritanya? Lalubagaimana mereka bisa mencuri hatiinvestor?
Sebagai entrepreneur muda, kita
kerap menganggap investor itu
cukong, atau si yang punya uang.
Dengan bayangan itu, tentu kita
perlu bersikap manis agar mereka mau
mengucurkan dana dengan deras.
Namun ternyata sikap seperti itu
salah. Menurut Touchten, produsen
mobile game yang telah merampungkanlebih dari 20 judul game, seharusnya
netpreneur tidak ‘menundukkan’ kepala
di depan investor.
“Dulu saya takut kepada investor,
saya takut uangnya nggak dikasih. Jadi
nurut dan iya aja, itu salah. Seharusnya
tanya, kenapa dia mau investasi di sini
dan kemudian apa rencananya setelah
investasi,” ucap Anton Soeharyo, CEO
sekaligus Co-founder Touchten.
Dijumpai di kantor Touchten yang
terletak di bilangan Thamrin, Jakarta,
Anton melanjutkan, “Kalau para investor
tertarik dengan produk Anda dan tidak
ada rencana setelah investasi, berarti
lebih baik Anda jauh-jauh dari investor
tersebut.”Namun kalau ia mau investasi
karena kinerja Anda dan punya harapan
terhadap uang yang diinvestasikan itu,
berarti dia investor yang cerdas. Maka
tunggu apa lagi, bekerjasamalah dengan
mereka secepatnya.
“Investor yang bagus biasanya
mengutarakan, di tahun ketiga saya ingin
bisnis Anda begini, di tahun keempat
gini ,” jelas Anton. “Itu investor yang baik,
tandanya ia punya rencana ke depan.
Karena nggak ada investor yang ngasih
duit kemudian bilang, ‘abisin aja duitnya,
terus Anda bisa bangkrut.’ Itu nggak
mungkin.”
“Juga kalau Anda takut pada
investor, nantinya si investor malah jadibos. Anda pun tidak bisa berlaku layaknya
founder di perusahaan itu, seperti yang
pernah saya alami,” lanjutnya.
Bisnis itu harus bisa menghasilkan uang
Berbicara mengenai bisnis,
tentulah itu harus sesuatu yang mampu
menghasilkan uang. Karena tak dapat
Takut Pada Investor
Adalah KesalahanAwal
Touchten:
TopikUtama
-
8/18/2019 YouthMarketers Edisi 02 2015
22/52Youth Marketers | www.ymarketers.com
dipungkiri, ada beberapa orang yang
saking sayangnya terhadap game yang
dibuat, ia lalu ingin agar segalanya
sempurna.
Misalnya ide game yang nggak
umum/indie (market size sempit), tidak
mau berbayar dan tak menampilkan ads
karena takut mengganggu user , atau lain
sebagainya.
Meski Anda merupakan orang
yang idealis, sudah sepatutnya Anda
juga membuat produk yang mampu
menghasilkan uang. Selain itu yang
diinginkan investor, dengan revenue yang
didapatkan, bisnis Anda bisa
berkembang.
“Tidak sedikit
netpreneur yang kekeuh
dengan idenya, tidak mau
melihat pasar, serta tidak
mau mendengar pendapat
investor. Rata-rata inginnya
indie. Terus dapat duitnya
dari mana, investor
bingung,” cetus Anton.
Sementara untuk
masalah orisinalitas,
menurut Anton, investor
tidak terlalu memikirkan hal
tersebut, khususnya dalam
dunia game ponsel. Menurutnya, yang
penting fun. Malah, mengadaptasi ide
yang sudah disukai publik diaku lebih
masuk akal ketimbang membuat sesuatu
yang baru yang belum teruji.
“Lebih baik membuat sesuatu
yang orang lain sudah sukai, daripada
membuat sesuatu
yang belum tentu
disukai. Sulit
men-drive market
untuk suka tema
game buatan
kita kalau belum
familiar ,” kata
Anton.
Cari dana dari
Venture Capital
Selain
bisnis startup yang makin
mewabah, perkembangan teknologi juga
turut mengembangkan venture capital,
yakni perusahaan pengepul dana yang
bertujuan untuk memberikan investasi
ke pelaku bisnis. Sebut saja CyberAgent,
East Ventures, atau Fenox VC. Bahkan,
beberapa grup corporate juga mulai
tertarik untuk menjadi donatur para
startup, seperti Indosat, UOB, atau Emtek
Group.
Lantas bagaimana dengan pinjaman
bank, angel investor (dari kalangan
keluarga/kolega), serta crowdfunding.
Apakah itu tidak efektif untuk menggali
dana bagi startup?
Anton mengatakan, pelaku startup
paling cocok jika mencari dana lewat
venture capital. Alasannya sederhana,
karena venture capital lah yang paling
mengerti tentang bisnis startup, soalnya
sama-sama bergerak di bidang teknologi.
“Bank nggak bakal mau minjemin
modal, karena kita nggak punya asset
kayak pelaku bisnis properti atau
semacamnya. Sementara angel investor
(keluarga/orang terdekat), mereka
masih belum begitu paham mengenai
perkembangan bisnis startup,” ucap
Anton.
“Sementara untuk crowdfunding,
mungkin cocok-cocok saja. Sayangnya,waktu saya bangun Touchten (2010),
crowdfunding belum begitu populer.
Kalau sudah, mungkin saya akan
mencoba crowdfunding dulu,” lanjutnya
sambil tersenyum.
Anton juga menambahkan bahwa
untuk menjadi pelaku bisnis startup,
seseorang harus punya gairah terhadap
bisnis yang akan digelutinya. Jika tidak,
mereka jadi mudah menyerah dan dapat
dipastikan bisnisnya akan gagal.
Ia mengakhiri,
“Jangan langsung keluar
kerja begitu saja, coba
kerja sambil membangun
startup. Setelah terbentuk
dan ketahuan datangnya
revenue dari mana, baru
resign. Kalau Anda nggak
bisa, berarti Anda nggak
passionate. Ngapain
bisnis, jadi karyawan
saja.”
(Doddy Saputro/Foto:
Touchten)
TopikUtama
-
8/18/2019 YouthMarketers Edisi 02 2015
23/52Youth Marketers | www.ymarketers.com
Hanya bermodalkan ide, Jaka WiradisuriaCo-founder sekaligus CEO Valadooberhasil meyakinkan investor untukmenggelontorkan uangnya hingga 1 jutadolar Amerika. Apa rahasianya?
Youth Marketers | www.ymarketers.com
Valadoo berawal dari daily
deal – semacam Living Social
– yang mulai beroperasi pada
tahun 2010. Ketika itu sama
sekali tidak terpikir oleh Jaka untuk
terjun ke bisnis travel. Seiring waktu
Jaka menginginkan bisnisnya fokus pada
bidang yang dipahaminya yaitu bidang
pariwisata.
“Tahun 2011 kami fokus ke travel
karena sesuai dengan hobi saya yang
suka jalan-jalan. Saya pikir saya jalani
bisnis ini karena suka,” kata Jaka santai.
Selain karena hobinya, Jaka juga
melihat peluang yang besar pada bidang
ini. Travel tak lagi menjadi barang
mewah, tapi sudah menjadi sebuah
kebutuhan terutama untuk kalangan
menengah ke atas. Hal itu ditandai
dengan status Indonesia yang meningkatmenjadi investment grade, dan terjadi
pertumbuhan jumlah masyarakat kelas
menengah ke atas yang pesat.
Sejak tahun 2011 Valadoo mulai
fokus di bidang pariwisata dengan
konsep travel deals – semacam Living
Social khusus produk-produk pariwisata.
Untuk membangun bisnisnya, waktu itu
Jaka menyiapkan modal awal sekitar 55
juta rupiah. Sembari bisnis berjalan, Jaka
mencari angel investor untuk menolong
bisnisnya berkembang ke tahap yang
lebih baik.
Dalam perjalanannya Valadoo
berhasil mendapatkan investor awal
yang berasal dari lingkungan keluarga.
Ketika itu Jaka memiliki kerabat yangmemang punya perusahaan travel. Ia
pun coba menawarkan bisnisnya dan
mereka bersedia menjadi investor.
Dapat suntikan dana segar, Valadoo
pun berkembang. Hanya saja, seiring
waktu investor tersebut mengundurkan
diri. Tak lama, Jaka pun bertemu dengan
Wego dan membuka pembicaraan
tentang bisnisnya. “Tahun 2011 kami
bertemu dengan Wego yang pada
akhirnya sekarang menjadi investorValadoo,” kenang Jaka.
Senjata ampuh pikat investor
Apa yang membuat Wego tertarik
kepada Valadoo sehingga mau
menginvestasikan uangnya? Kombinasi
ide yang menarik dalam bisnis di bidang
pariwisata, integritas tim dan hoki yang
membuat kedua perusahaan ini sepakat
berjalan bersama.
“Saat itu kita belum bisa bicara
bukti karena Valadoo belum seperti
sekarang. Valadoo bukan apa-apa
karena masih sangat baru. Makanya,
yang kita jual saat itu adalah tim dan ide
dikombinasikan dengan keberuntungan,”
paparnya.“Saya percaya hoki itu nggak
akan datang gitu aja, pasti ada yang
namanya hopeng dan hongsui -nya.
Hopeng itu seberapa baik kita punya
relasi. Sedangkan hongsui itu bagaimana
knowledge dan wawasan kita. Saat
itu kami tahu apa yang ingin kami
lakukan,”kata Jaka semangat.
Bagi penyuka olahraga sepak
bola ini, networking itu penting untuk
mendapatkan investor. Saat itu Jakasedang aktif berkumpul dengan dengan
komunitas startup. Dari kumpul-kumpul
tersebut Jaka mendapat informasi
bahwa tim Wego akan datang dan sedang
mencari partner untuk beroperasi.
Kesempatan itu tidak disia-siakan
Jaka yang langsung bersiap untuk
menemui tim Wego. “Kalau saya ketemu
Menjual HarapanKepada Investor
TopikUtama
VALADOO
-
8/18/2019 YouthMarketers Edisi 02 2015
24/52Youth Marketers | www.ymarketers.com
Wego sekarang mungkin ceritanya
akan lain. Bisa saja tidak akan terjadi
kesepakatan, karena strategi Wego
dulu dan sekarang sudah jauh sangat
berbeda,” kata Jaka tertawa.Saat itu, lanjut Jaka, tim Wego
berpikir bahwa Valadoo bisa menjadi
partner strategis di Indonesia. Perlu
diketahui bahwa Valadoo tidak diakuisisi
namun hanya strategic investment saja.
Dana segar hampir mencapai 1 juta
dolar Amerika pun mengalir deras ke
kas Valadoo. Uang tersebut digunakan
Valadoo sebanyak 60% untuk aktivitas
marketing dan sisanya untuk operasional.
Setelah Wego masuk, Valadoo pun
menargetkan pasar yang lebih spesifik.
Jaka mengakui selama ini dirinya dan
tim kurang fokus karena masih mencari
pasar yang tepat, mempelajari tipe pasar,
sambil menjalankan bisnis.
“Awalnya secara general pasarnya
sangat menjanjikan. Hanya saja
dengan makin banyak bermunculanpemain pariwisata baru, kita tidak bisa
menjalankan bisnis seperti ini terus. Kita
harus lebih fokus ke pasar tertentu,”
ungkapnya.
“Domestik, inbound (turis
mancanegara), dan traveler yang berjiwa
muda adalah target kami sekarang,” ujar
ayah satu anak ini.
Persaingan dan Strategi
Menurut Jaka, dalam dua tahun
terakhir ini persaingan di bisnis travel ini
semakin sengit. Hal itu diakibatkan dari
banyaknya pemain-pemain baru yang
mulai bermunculan. Untuk menjawab
tantangan tersebut, baru-baru ini
Valadoo melakukan merger dengan
Burufly.
Valadoo versi baru ini (disebut juga versi 2.0) akan membentuk situs
berbasis platform sosial bagi traveler
yang dilengkapi dengan produk-produk
travel unggulan. “Kami tahu kalau bicara
produk semua kurang lebih sama dan
kami tidak bisa hanya menjual itu. Pada
akhirnya merger ini akan menjadi cara
baru bagi kami untuk membedakan diri
dengan pemain lain di pasaran,” katanya
lagi.
Jaka menjelaskan bahwa ke
depan Valadoo akan fokus ke platform
sosial. Valadoo bukan sedang mencoba
membuat social network tapi tetap
TopikUtama
“Saya percayahoki itu nggak
akan datang gituaja, pasti ada yangnamanya hopengdan hongsui-nya”
-
8/18/2019 YouthMarketers Edisi 02 2015
25/52Youth Marketers | www.ymarketers.com
berjualan, hanya saja diperkuat dengan
elemen media sosial. Dengan begitu,
ketika konsumen masuk ke Valadoo
melalui akun media sosialnya, mereka
bisa melihat berbagai rekomendasi atau
review destinasi yang pernah pengguna
lain coba melalui Valadoo dan sharing di
forum Valadoo.
Sebagian
besar fitur yang
disebutkan di atas
masih dalam proses
pengembangan.
Saat ini fitur yang
sudah siap adalah
fitur unduh foto dan
artikel.
“Jadi, nantinya
orang itu punya
alasan lain untuk
berkunjung ke
Valadoo,” jelas Jaka.
Dia percaya yang
namanya traveling
tidak hanya beli dan
berangkat. Sebelum
berangkat biasanya orang terlebih
dahulu bertanya kepada teman atau
googling. Intinya orang butuh referensi
dan Valadoo akan main di situ.
“Setelah itu baru orang akan
planning sebelum booking. Kemudian,
mereka akan jalan ke destinasi yang
dituju. Sepulangnya mereka dari
destinasi tersebut, mereka akan sharing.
Nah, di sini kami menyiapkan platform
untuk mereka. Pada akhirnya, itu kami
gunakan untuk memberi manfaat kepada
komunitas travel yang akan kami bangun
nantinya,” tutup Jaka.
(Cecep Supriadi/Foto: Youth Marketers)
TopikUtama
-
8/18/2019 YouthMarketers Edisi 02 2015
26/52Youth Marketers | www.ymarketers.com
http://www.vee.getscoop.com/http://www.vee.getscoop.com/http://www.vee.getscoop.com/
-
8/18/2019 YouthMarketers Edisi 02 2015
27/52Youth Marketers | www.ymarketers.com
Mendirikan bisnis baruatau mengembangkan
bisnis yang sudah berjalanbisa jadi sama beratnya.
Selain harus berpikirmengenai sumber dayamanusianya, juga haruscermat membidik pasar
dan tak kalah pentingnyaadalah memikirkan sumber
permodalan.
TokohBicara
ADRIAN SUHERMAN
Gandenglah
Investor YangPunya Knowledge
-
8/18/2019 YouthMarketers Edisi 02 2015
28/52
Jika sudah berbicara tentang modal,
maka mau tak mau harus melirikinvestor agar bersedia mengucurkan
dananya. Masalahnya adalah, di satu sisi
kerap terjadi investor yang kita bidik ternyata
enggan menanamkan uangnya di bisnis kita. Di
sisi lain, investor yang datang ke kita pun tidak
selalu cocok dengan visi dan misi atau filosofi
bisnis yang kita jadikan fundamental bisnis kita
selama ini. Sekalipun butuh modal, tak bisa
asal terima investment bukan? Akhirnya tak
ada titik temu.
Tentu hal tersebut bisa menjadi ganjalan
bagi langkah bisnis ke depan. Lalu bagaimana
kiatnya agar kita dapat membuat investor
tertarik? Apa saja kendalanya? Bagaimana
harus bersikap? Youth Marketers pun tertarik
mewawancarai Adrian Suherman untuk
membahas hal tersebut.
Adrian Suherman, saat ini menjabat
sebagai Co-CEO of aCommerce (Indonesia).
Pria yang meraih MSc dari Stanford dan MBA
dari INSEAD University ini sebelumnya juga
telah berpengalaman selama lebih dari 15
tahun bekerja di industri dan menjadi konsultan
perusahaan besar (A.T. Kearney, Telkomsel,
Oracle, Sun Microsystem dan lain-lain).
Adrian juga tercatat pernah menjadi
CEO dan Co-Founder Dealkeren/Livingsocial
Indonesia, sebuah daily deal yang cukup besar
di Indonesia.
Berikut petikan wawancaranya.
Bagaimana cara memikat investor agar mau
menanamkan modal ke dalam bisnis kita?Sebelum kita berbicara mengenai
investasi/investor, pertama kita lihat apa
produk atau jasa yang akan kita jual. Kalau
kita punya good product or service, dan
dibutuhkan oleh konsumen maka dapat kita
jual, laku di pasar. Begitu produk sudah ada
respon positif dari target market , barulah kita
mikirin gimana cara kita mau scaling up bisnis
kita.
Nah, kalau mau scaling up kan kita butuh
investment lanjut. Pada titik inilah investor
bisa ditarik masuk. Make sure dulu bahwa apa
yang kita kerjakan ini memang diterima oleh
target market kita. Kan percuma kita dapat
investment kalau akhirnya produknya nggak
laku atau nggak kejual.
Harus jelas model bisnisnya seperti
apa. Jadi ketika kita create produk atau
jasa, harus selalu diperhitungkan dari awal
menghasilkan uangnya dari mana, kapan,
caranya gimana? Produk ini diminati nggak,
bisa memberi hasil nggak, gitu.
Sebelum menarik investor, bagaimana
caranya agar bisnis kita berada dalam kondisi
mantap lebih dulu?
Mulailah dari faktor SDM-nya. Pertama,
dari komitmen founder atau entrepreneur -
nya itu sendiri untuk berbisnis bagaimana.
Apakah bersungguh-sungguh mau
TokohBicara
ADRIANSUHERMAN
-
8/18/2019 YouthMarketers Edisi 02 2015
29/52Youth Marketers | www.ymarketers.com
menjalankan bisnis atau tidak.
Kemudian, memilih tim yang yang tepat. Getting
the right people yang bisa sharing vision. Kalau bisa
building a strong team, maka kegigihan tim ini yang akan
menentukan kesukesan.
Pada titik ini, mungkin produk belum lagi menjadi
faktor utama. Artinya, mungkin pertama kali bikin
produk A, tapi tidak cocok. Maka bisa saja beralih bikin
produk B. Tinggal model bisnisnya aja yang disesuaikan/diubah, sepanjang timnya sudah solid pasti bisa berjalan
baik.
Selain mencari investor, adakah cara lain untuk
menambah modal?
Pertama ya bisa gunakan uang sendiri, itu kalau
mencukupi. Kemudian bisa juga mengajak keluarga atau
teman deket yang percaya pada Anda. Mereka pertama-
tama tidak selalu melihat ke faktor bisnisnya, tapi lebih pada
bagaimana Anda meyakinkan mereka bahwa Anda mampu.
Orang yang pertama kali mengerjakan start up alangkah
baiknya melalui inkubator bisnis. Artinya ya aktiflah di kegiatan
entrepreneurship, datang ke founder institute dan lain-lain.
Barengan dengan mereka dulu untuk sharing ide-ide Anda.
Bagi first time entrepreneur, start up yang pertama dia buat
biasanya berfungsi sebagai pembelajaran. Dengan berada dalam
inkubator bisnis, Anda bisa punya akses ke orang-orang yang
pengalaman di industri tersebut, menimba ilmu dari mereka.
Sedangkan kalau crowdfunding, untuk Indonesia masih
agak susah lah ya.
Investor seperti apa yang sebaiknya kita gandeng?
Tentu investor yang punya knowledge di bisnis tersebut,
jangan sekedar nyari yang punya uang dan equity saja. Misalnya
mau build di sektor ecommerce, ya carilah investor yang emang
udah banyak invest di sektor itu. Kenapa? Pertama, ya biar kita
juga mendapat skill bisnisnya. Kedua, dari situ kita juga bisa
mendapat akses networking-nya.
Sebenarnya buat investor, pada akhirnya melihat ke ROI
(Return of Invesment). Apakah uang yang dia taruh nanti akan
membawa hasil? Apakah produk disukai atau tidak?
Investor kan ada yang bersedia take the risk. Mereka ada
yang mau invest dengan resiko gede, biasanya pada produk
inovatif yang mungkin belum lazim di pasaran yang mana kalauboom baru untungnya bakal gede.
Ada pula yang tipe research first , melihat produknya lebih
dulu seperti apa. Cari aman dulu. Return-nya mungkin nggak
segede contoh pertama yang saya sebut tadi, tapi opportunity
dan possibility untuk sukses justru gede. Tiap investor punya
keberanian mengambil resiko yang berbeda.
Boleh dibilang ada dua macam investor yaitu strategic
investor , dan yang kedua adalah financial investor . Dengan
strategic investor, selain mereka ngasih uang, Anda juga bisa
belajar bisnis dari mereka. Ada proses mentoring.
Kalau financial investor , biasanya ngasih duit dan Anda jalan sendiri. Mereka tidak mau repot, yang penting Anda
bertanggung jawab terhadap investasinya.
Bidang bisnis apa yang masih seksi di 2015 sehingga bisa
menarik minat investor?
Karena saya selama ini bergerak di bidang ecommerce
ya menurut saya salah satunya yang bakal going big adalah
ecommerce. Juga semua bisnis yang related ke ecommerce
TokohBicara
-
8/18/2019 YouthMarketers Edisi 02 2015
30/52Youth Marketers | www.ymarketers.com
TokohBicara
seperti infrastruktur, delivery, payment gateway dan
lain-lain.Itu salah satu aja. Kita bisa saja mencari celah di
bidang lain misalnya kuliner, properti, oil and gas dan
lain-lain.
Kesalahan apa yang biasa muncul pada pebisnis
pemula sehingga bikin investor ilfeel?
Pertama, entrepreneur yang egonya tinggi.
Idealismenya diterapkan secara kaku. Merasa
produknya paling keren, nggak mikirin segi bisnisnya.
Padahal kan harus mau nunjukin gimana cara
monetize-nya? Nggak bisa dong hanya berpikirmenghasilkan produk keren, tapi nggak jelas rencana
pemasarannya.
Kesalahan kedua adalah berpikir kecil. You have
to think big, jangan hanya bikin bisnis yang asal
jalan. Nyaman dengan omset yang sudah ada. Takut
melangkah ke jenjang lebih besar. Kalau mendirikan
bisnis yang marketnya terlalu kecil, investor jadi
males. Prospek bisnisnya tuh harus bagus.
Kesalahan ketiga adalah bersikap pelit, lantasogah berbagi mengenai rencana-rencana lebih lanjut.
Khawatir ide-idenya bakal dicuri. Menganggap produknya
is eveything. Produk memang penting tapi Anda harus
punya knowledge bagaimana menjalankan bisnis.
Percuma punya produk kalau nggak diterima di market.
Entrepreneur yang baru sering terjebak di sikap-
sikap tersebut. Males lah para investor pada mereka yang
merasa produknya paling bagus, tapi nggak mau belajar,
nggak mau share knowledge.
(Liputan: Doddy Saputra/Tulisan Wachid Fz)
-
8/18/2019 YouthMarketers Edisi 02 2015
31/52Youth Marketers | www.ymarketers.com
Berawal dari kegemarannya akan sepatu,
Muhammad Cahyo Yuwono memutuskan
untuk berbisnis sepatu dengan konsep
sepatu handmade dan custom dengan brand
MONK Inshoes pada tahun 2009. Pada tahun tersebut
konsep bisnis sepatu seperti itu terbilang unik karena
langka pemainnya.
Benar saja, ia pun kebanjiran pesanan sepatu
padahal saat itu ia baru memiliki dua pengrajin.
Menurutnya konsumen mengetahui tentang produk
uniknya itu dari mulut ke mulut.
Nama MONK Inshoes sendiri diakuinya
terinspirasi dari trend merek clothing pada saat
itu. “Dulu tahun 2009 tuh banyak brand clothing di
Bandung yang make logo gambarnya ‘monkey’. Nah
dari situlah nama MONK,” kata pria yang akrab disapa
Ayok.
Enam tahun berjalan, bisnisnya bisa bertahan
dan tetap berkembang di tengah menjamurnya
kompetitor. Ayok mengatakan MONK Inshoes bisa
ProfilUKM
Di tengah menjamurnyakompetitor, bisnis sepatuini tetap bertahan dan
terus berkembang,bahkan hinggamancanegara. Bagaimanastrategi pemasarannya?
MONK
InshoesTetap EksisBerkat Kualitas
-
8/18/2019 YouthMarketers Edisi 02 2015
32/52Youth Marketers | www.ymarketers.com
ProfilUKM
tetap eksis karena bisnisnya mengandalkan
kualitas. Kompetitor boleh berpromosi lebihgencar atau menawarkan hal baru bagi pasar
bisnis ini, tapi kualitaslah yang akan jadi
pemenang.
“Kami sangat menjaga kualitas dan
kerapihan pembuatan, karena menurut kita
promosi terbaik adalah kualitas dari barang itu
sendiri,” jelasnya. Berkat kualitas pula, para
pelanggan setianya bercerita tentang bisnis ini
dari mulut ke mulut.
Diakui oleh Ayok, dirinya fokus pada
pemasaran offline yang telah ditekuninya sejak
bisnis berjalan karena terbukti ampuh. Untuk
saat ini MONK Inshoes belum terlalu fokus pada
pemasaran di ranah online, meskipun bisnis
ini sudah memiliki website e-commerce untuk
pembelian secara online.
“Ini (dengan pemasaran offline) saja kami
udah kewalahan ngerjain orderan. Pengrajinnya
sampai sakit-sakitan,” kata Ayok.
Selain menjaga kualitas produk, MONK
Inshoes juga memberikan garansi pada ukuransepatu terutama bagi konsumen yang membeli
secara online.
Tak hanya bermain di pasar domestik,
dengan produk sepatu berbahan recycle MONK
Inshoes sudah merambah pasar luar negeri.
“Kita juga ada sepatu bahan recycle dari goni,
bahan bekas tapi kualitasnya sangat bagus, dan
harga bersaing, kemarin kita juga habis ngirim
sampai ke Belanda untuk sepatu goni rajut,”
ujar pria kelahiran tahun 1988 ini.
Bisnis yang mampu bertahan danberkembang bukan tanpa tantangan. Diakui
Ayok tantangan terbesar yang dihadapi MONK
Inshoes adalah regenerasi pengrajin.
“Tantangan dalam bisnis ini adalah karena
kurangnya SDM atau pengrajin dan sulit untuk
regenerasi. Kami menghadapinya dengan
membuat sebuah pelatihan bagi anak-anak
yang kurang mampu yang mau trampil dalam
membuat sepatu,” ujarnya.
“Tentunya dengan proses yang lama,
karena dalam membuat sepatu minimal 5
tahun seorang pengrajin baru mengerti sepatu,”
lanjutnya lagi.
Ke depannya, MONK Inshoes berharap
bisa konsisten dengan konsepnya tapi dengan
kreativitas yang terus berkembang. Bisnis yang
bermarkas di kota Solo ini rencananya akan
menelurkan model sepatu yang sesuai dengan
karakter daerah asal bisnisnya yaitu sepatu
batik.
“Iya sepatu batik memang banyak tapi itusepatu dari kain batik, yang kita bikin nanti
sepatu jadi baru di batik , jadi beda dengan
‘sepatu dari kain batik’. Dengan begitu motif
batik juga bisa di custom dan itu juga masih
sesuai konsep awal kita, handmade dan
custom,” tutupnya.
(Putri Pertiwi/Foto: MONK Inshoes)
-
8/18/2019 YouthMarketers Edisi 02 2015
33/52Youth Marketers | www.ymarketers.com
Tentu Anda pernah mendengar
istilah word of mouth. Ya, word
of mouth atau ‘dari mulut ke
mulut’ orang mendapatkan
gambaran atau ulasan sebuah layanan
atau produk. Dari situlah orang-orang
terdorong untuk mau membeli produk
atau layanan bisnis kita, atau minimal
mereka mau mengunjungi toko dan
melihat bahwa produk di toko kita
memang layak dibeli.
Nah kini, dengan perkembangan
teknologi, word of mouth bisa dilakukan
via media sosial.
Kunci dari word of mouth adalah
kepuasan pelanggan. Dari situ, mereka
kemudian mengomunikasikan merek
Anda secara persuasif kepada teman-
temannya, dan ini bisa dilakukan di media
sosial.
Itu baru sedikit gambaran
kegunaan media sosial terkait dengan
word of mouth. Kita bahkan bisa
mengembangkan fungsi media sosial
lebih luas. Apa sajakah itu?
1. Membaca pikiran
Dulu mungkin kita tidak pernah tahu apa
keinginan konsumen. Kita juga tak tahu
siapa pribadi yang sangat vokal, yang
mampu memengaruhi keinginan individu
lainnya. Dengan media sosial, kita bisa
melakukan itu.
Coba bayangkan, apa yang terjadi
jika penjual sepatu di sebuah department
store mengetahui percakapan
sekelompok perempuan yang berjalan di
depan tokonya, serta mengetahui siapa
yang paling mendominasi percakapan
sehingga dapat memengaruhi perempuan
lainnya? Tentu ia akan dapat melakukan
pendekatan ke mereka dengan lebih
efektif.
Dengan media sosial, Anda bisa
melakukan itu. Ibarat membaca pikiran
kelompok perempuan, Anda bisa men-
track apa yang mereka bicarakan,
mengetahui keinginan mereka, hingga
siapa yang kerap menjadi kiblat fashion
mereka.
2. Memengaruhi orang yang tidak di
kenal
Jika word of mouth konvensional hanya
berlaku untuk kelompok sekitar, maka
efektivitas word of mouth modern bisa
lebih luas.
Untuk produk fashion misalnya,
sebelumnya masyarakat hanya berkiblat
pada para selebriti yang tampil di TV atau
film. Sekarang, sudah banyak fashion
blogger yang gayanya diikuti orang
lain, dan itu terjadi karena posting yang
mereka bikin di media sosial.
Inilah yang membuat kenapa media
sosial begitu efektif. Karena selain bisa
bersaing dengan modal yang Anda miliki
lewat kampanye media sosial, Anda
juga bisa mengetahui pikiran publik,
siapa individu yang banyak memberikan
pengaruh, hingga masuk ke kelompok
yang sebelumnya sulit ditembus.
(Doddy Saputra))
Ada banyak artikel yang membahas tentang tips memaksimalkan media sosial. Mulai dariapa yang harus diterapkan di media sosial, hingga hal-hal yang dilarang. Tapi pertanyaannya,mengapa pemasar harus memanfaatkan media sosial? Apakah media sosial begitu efektif?
UKM
Inilah Alasan
Media SosialJadi AlatPentingUntuk
Jualan
-
8/18/2019 YouthMarketers Edisi 02 2015
34/52
Canva. Tak jago menggunakan
Photoshop? Bukan berarti kita tak bisa
bikin material grafis marketing yang indah.Gunakan Canva. Aplikasi ini membantu
penggunanya membuat berbagai konten
grafis, dari gambar untuk media sosial
hingga presentasi secara gratis.
Autosend. Jika kita ingin membangun
hubungan dengan user yang bergabung
dengan website kita, coba gunakan
Autosend. Perangkat ini membantu kita
secara otomatis mengirimkan email
bertarget yang personal berdasarkan
aktivitas apa yang mereka sukai di websitekita.
ReferralSnip. Studi yang diadakan
oleh Verizon dan Small Business Trends
menunjukkan bahwa 85% bisnis kecil
mendapatkan pelanggan dengan word of
mouth. Referal adalah salah satu upaya
untuk menciptakan word of mouth di dunia
digital. Kini, kita bisa membuat program
referal dengan RefferalSnip dalam satu
menit. Kita hanya perlu memasukkan
beberapa detail perusahaan, mendesainsnippet, kemudian pelanggan kita mulai
bisa mereferensikan bisnis kita kepada
orang-orang terdekatnya secara online.
Oktopost. Punya akun media
sosial bejibun? Nggak usah repot
mengelolanya kalau menggunakan
Oktopost. Kita bisa berbagi konten,
mengelola percakapan dan mengukur
efektivitas kampanye kita dengan mudah
dengan satu perangkat ini.
VWO. Perangkat ini adalah sebuahperangkat uji coba A/B yang membantu
para pemilik website menentukan
penampilan websitenya sudah maksimal.
Kita bisa menggunakan VWO untuk
mengetahui headline atau desain website
seperti apa yang paling banyak menuai
respon terbaik dari pengunjung.
(Putri Pertiwi/Entrepreneur)
Tahun baru haruskah dengan
strategi pemasaran yang baru,
terutama pemasaran di ranahonline? Menurut Gartner,
budget pemasaran digital akan meningkat
hingga 17% di tahun 2015. Artinya, para
pemasar makin percaya dengan upaya
pemasaran digital.
Tentu bisnis Anda juga nggak mau
dong ketinggalan eksis di dunia digital.
Jika budget pemasaran Anda terbatas,
kenapa tak memanfaatkan saja tools
marketing yang gratisan? Asalkan
konsisten dan tahu cara menggunakantools ini, bukan tak mungkin angka sales
bisnis Anda akan melejit berkatnya.
Mention. Perangkat yang satu ini
membantu kita untuk melacak kalimat
kunci dan nama merek secara real
time sehingga kita tak akan tertinggal
percakapan yang berlangsung di antara
pelanggan potensial.
6 Tools Marketing yang Wajib Digunakandi Tahun 2015
Youth Marketers | www.ymarketers.com
-
8/18/2019 YouthMarketers Edisi 02 2015
35/52Youth Marketers | www.ymarketers.com
Macet, mendengar kata itu
saja warga Jakarta dan kota
besar lainnya sudah merasa
sumpek tapi sekaligus
terpaksa menelannya sebagai makanan
sehari-hari. “Ya mau bagaimana lagi?”,
begitu yang kerap terlontar. Seolah
kemacetan sangat sulit – atau bahkan
nyaris tak mungkin – diatasi.
Meskipun merasa pesimis dengan
upaya mengatasi kemacetan, tapi
mungkin sebagian besar dari kita masih
suka berkhayal akan adanya teknologi
atau apapun itu yang bisa membuat kita
tak lagi terjebak dengan kemacetan.
Misalnya, mobil terbang atau Pintu Ke
Mana Saja milik Doraemon. Tak ada yang
tak mungkin dalam dunia teknologi.
Namun, jika teknologi khayalanitu masih jauh dari kenyataan untuk
mengatasi kemacetan, maka teknologi
yang paling realistis untuk saat ini
adalah Internet of Everythings (IoE)
seperti yang ingin ditegaskan oleh
Cisco melalui salah satu iklan videonya
yang berjudul “The Last Traffic Jam”.
Iklan ini adalah bagian dari kampanye
perusahaan yang bertajuk “Building
Tomorrow Today”.
Dalam iklan berdurasi 30 detik
ini Cisco ingin meyakinkan kita IoE
bisa mengatasi kemacetan. Bukan tak
mungkin kemacetan akan menjadi
sebuah replika di museum pada era
mendatang dan memberikan gambaran
kepada manusia yang akan datang
tentang apa yang kita alami.
“One day, all the world’s persistent
infrastructure problems will be obsolete.
Indeed, you’ll only be able to see them in
museums,” ucap narasi dalam iklan.
Seperti halnya ketika kita
mengunjungi museum saat ini dan
melihat replika aktivitas manusia
prasejarah yang hidup dengan berburu
dan menyalakan api dengan batu.Iklan ini diluncurkan tepat
seminggu setelah pameran Consumer
Electronics Show (CES) 2015 di Las Vegas
awal Januari ini. Cisco ingin meyakinkan
konsumen bahwa dengan IoE segala
perangkat yang digunakan manusia
bisa terhubung satu sama lain. Orang
tak perlu lagi harus mengantri atau
membuang waktu untuk mencari tempat
parkir. Semua kegiatan bisa dilakukan
dengan cara yang praktis dan lebih
efisien.
Ditinjau dari sisi konsep, iklan
yang diproduksi oleh Goodby,
Silverstein & Partners ini cukup
menarik. Jika iklan teknologi pada
umumnya menggambarkan bagaimana
perusahaan dengan teknologinya
berlomba-lomba menjadi yang pertama
dalam menciptakan sebuah trend ,
maka iklan ini menunjukkan bagaimana
teknologi bisa menyelesaikan masalah
klasik, krusial dan belum terselesaikan:
kemacetan.
Melalui iklan ini Cisco juga ingin
menekankan visi dan misinya sebagai
perusahaan teknologi yang fokus dalammengembangkan teknologi solutif
bagi permasalahan dunia, termasuk
pengembangan teknologi IoE. Dengan
upaya dan teknologi hari ini, tak
mungkin tak ada yang bisa kita ubah
untuk masa depan yang lebih baik.
Bagaimana menurut Anda iklan ini?
(Putri Pertiwi/Berbagai sumber)
“The Last Traffic Jam”
Kemacetan Bisa jadiReplika Museum
-
8/18/2019 YouthMarketers Edisi 02 2015
36/52Youth Marketers | www.ymarketers.com
Menjamurnya perusahaan startup di
ndonesia menorehkan prestasi tersendiri.
ni pertanda bahwa startup dapat bertahan
di tengah kencangnya persaingan bisnis.
Kunci kekuatan startup salah satunya
terletak pada dukungan investor. Nah,
berikut adalah taktik meraih investor untuk
perusahaan startup menurut Forbes.
-
8/18/2019 YouthMarketers Edisi 02 2015
37/52Youth Marketers | www.ymarketers.com
aHidup
Betapa bahagianya punya istri yang setia.Ya, “bahagia”, bukan sekadar “senang”.Barangkali itulah yang dirasakan Hoeiterhadap Ing istrinya. Ing tak lelahmendampingi Hoei dalam masa bahagiamaupun masa-masa sulit. Apakahpasangan hidup Anda sesetia itu juga?
Jagat perfilman nasional bakal diramaikan oleh hadirnya
“Love & Faith”, sebuah film bergenre drama yang
diproduksi oleh E-Motion Entertainment & Majalah
Marketing.
Film Love &Faith ini terinspirasi dari kisah nyata yang
tertuang dalam sebuah buku karya Dahlan Iskan.
Dibintangi oleh aktor kenamaan Rio Dewanto dengan
lawan main tak kalah kondang pula yaitu Laura Basuki, film ini
sungguh layak untuk ditunggu. Selain kedua bintang papan atas
tersebut, film ini juga didukung oleh nama-nama beken seperti
Ferry Salim, Dion Wiyoko, Iszur Muchtar, Henky Solaiman, Verdi
Solaiman, Epy Kusnandar dan lain-lain.
Dalam film ini Rio Dewanto berperan sebagai Kwee Tjie Hoeiatau Karmaka Surjaudaja, sedangkan Laura Basuki berperan
sebagai Lim Kwei Ing, istri Karmaka. Laura Basuki pernah
mendapat penghargaan sebagai Pemeran Utama Wanita terbaik
pada Festival Film Indonesia 2010 yang lampau.
Film Love & Faith ini menggambarkan hidup Karmaka
Surjaudaja dengan setting Kota Bandung pada tahun 1937 -1967.
Siapa Kwee Tjie Hoei atau Karmaka ini?
Kwee Tjie Hoei (Rio Dewanto) dilahirkan di Hokja, Provinsi
Fujian, Tiongkok, pada tahun 1934 yang kemudian hijrah ke
Indonesia. Bersama ibunya, Kwee Tjie Hoei meninggalkan
kampung halamannya dari usia 10 bulan. Ia dibawa ibunyamenyusul ayahnya, Kwee Tjie Kui (Ferry Salim), yang telah
tinggal di Bandung lebih dulu.
Film ini menceritakan bagaimana kisah hidup Hoei dengan
segala yang dialaminya. Kwee Tjie Hoei selepas sekolah
kemudian bekerja sebagai guru. Salah satu muridnya adalah
Lim Kwei Ing (Laura Basuki) yang kelak menjadi istrinya.
Hoei menjadi guru sambil membiayai adiknya, Kwee Tjie Ong
(diperankan Dion Wiyoko), kuliah hingga lulus menjadi dokter.
Lepas sebagai guru, Hoei yang kemudian menikahi Ing
dan mendapat amanat dari mertuanya untuk menyelamatkan
bank di mana mertuanya memiliki saham di situ. Bank tersebut
sedang bermasalah karena adanya kongkalingkong orang
dalam yang menggerogoti kekayaan bank.
Konflik Hoei yang berhadapan dengan orang-orang lama
itu diolah dengan apik. Bagaimana dia harus berhadapan
dengan pejabat-pejabat senior bank dan juga kiatnya meredakan
ketegangan karyawan karena gonjang-ganjing yang menimpa
banknya tersebut, cukup mengharu-biru.
Pergulatan emosi serta menonjolnya peran Ing sebagai
istri yang senantiasa menguatkan suami benar-benar
menggambarkan sepasang suami istri yang bahu-membahuberjuang menghadapi tantangan.
(Hoei, dalam kisah nyata, adalah sosok di balik bertahannya
Bank NISP di Indonesia. Dengan gigih Hoei berjuang
membersihkan pengkhianatan dari dalam, semua dilakukannya
dengan perlahan tapi pasti. Satu hal lagi, perhatian tulusnya
terhadap para karyawannya membuat Bank NISP bertahan dari
dua kondisi ekonomi yang sulit di tahun 1966 dan 1998).
Proses syuting film ini sendiri telah dimulai semenjak
tanggal 21 Juni yang lalu dan telah rampung, kini tinggal
menunggu rilis. Film dengan durasi 98 menit ini merupakan
hasil besutan sutradara ternama Benny Setiawan, yang pernahmemenangkan Piala Citra untuk kategori sutradara terbaik pada
FFI 2010 dan AFI 2014 yang lalu.
Bagaimana kisah jatuh bangun Hoei dan perjuangannya
untuk meraih kejayaan kembali? Bagaimana pula peran Ing
sebagai istri menghadapi saat-saat sulit dan penuh tekanan
dalam hidup Hoei?
Mari kita tunggu saja filmnya yang rencananya bakal dirilis
secara resmi pada 5 Maret 2015 ini. (Wachid Fz)
LOVE & FAITH:KEGIGIHANSUAMI DAN
KESETIAAN ISTRI
-
8/18/2019 YouthMarketers Edisi 02 2015
38/52Youth Marketers | www.ymarketers.com
bekerjasama dengan pihak terkait untuk
mencari korban dan pesawat, alih-alih
berspekulasi tentang penyebab kecelakaan
yang belum dapat dipastikan.
Pembaruan informasi yang kontinyu.
Melalui akun media sosialnya dan
konferensi pers yang digelar di posko
crisis center , AirAsia terus memberikan
informasi tentang pencarian korban danpesawat yang hilang. Call center juga siap
melayani para keluarga korban.
Memberikan fasilitas. AirAsia
memberikan beberapa fasilitas bagi
keluarga korban yang berasal dari luar
Surabaya, seperti fasilitas penerbangan,
hotel, dan antar jemput ke posko crisis
center . Memberikan fasilitas sepenuhnya
adalah salah satu bentuk tanggung jawab
perusahaan.
Terjun langsung hadapi keluarga
korban. Tak menunda-nunda, setelah
mendengar kabar hilangnya pesawat,
Tony Fernandes langsung terbang menuju
posko crisis center di Surabaya untuk
menghimpun informasi dan menemui
keluarga korban.
Rasa duka dan simpatinya tak hanya
diungkapkan lewat media sosial, ia bahkan
hadir dalam pemakaman salah seorang
pramugarinya yang turut menjadi
korban. Tak cukup itu saja, baru-baru
ini Tony mengirimkan surat pribadi
kepada para keluarga korban yang
isinya menyatakan belasungkawa dan
meyakinkan mereka tentang komitmen
perusahaan hingga akhir kasus.
Tindakan Tony menunjukkanbahwa insiden ini bukan saja masalah
perusahaan, tetapi juga masalah bagi
dirinya sebagai seorang pribadi. Alih-alih
menyerahkan segala urusan kehumasan
kepada tim PR atau perwakilan
perusahaan, Tony memilih untuk terjun
langsung menghadapi keluarga korban.
Peran pemimpin seperti inilah yang
membuat sebuah brand perusahaan
terasa lebih manusiawi di mata
konsumennya.
Tak ada upaya PR yang sempurna
dalam setiap krisis. Namun performa
tim PR yang baik adalah mereka
yang berupaya semaksimal mungkin
menunjukkan bahwa brand -nya bukan
sekadar ‘baju’ tetapi kualitas jiwa yang
sebenarnya dari perusahaan.
(Putri Pertiwi)
Ada duka, ada pula hikmah di
balik sebuah insiden. Berikut
beberapa pelajaran yang bisa
kita petik dari PR AirAsia dalam
menangani situasi krisis.
Respon cepat. Beberapa jam setelah
AirAsia QZ8051 dinyatakan hilang, CEO
Tony Fernandes menyatakan empatinya
melalui akun Twitter pribadinya, “Thisis my worst nightmare”. AirAsia juga
mengubah latar belakang foto profil akun
Twitter-nya menjadi berwarna abu-abu
sebagai simbol turut berduka cita.
Meminta maaf dan bersikap
profesional. Brand yang menyalahkan
pihak lain hanya akan menodai
kepercayaan dan membuat konsumen
mencemoohnya. Legowo meminta maaf
adalah hal yang ingin didengar oleh
konsumen manakala brand berbuat
salah meskipun meminta maaf tak serta
merta dapat menyelesaikan masalah.
Melalui media konvensional dan media
sosial, Tony dan AirAsia meminta maaf
dan menyatakan belasungkawa sedalam-
dalamnya.
Sikap profesional juga ditunjukkan
oleh Tony dan AirAsia dengan fokus
Jelang akhir tahun 2014 kita dikejutkandengan kecelakaan pesawat AirAsiaQZ8051 yang diduga menewaskan seluruhawak berjumlah lebih dari 138 orang. Takada yang menginginkan sebuah insiden.Tapi PR sebuah perusahaan dituntut untukselalu dapat menangani situasi krisismanakala insiden terjadi, termasuk PR
AirAsia.
5 Pelajaran DariPR AirAsia DalamMenangani Krisis
Hype
-
8/18/2019 YouthMarketers Edisi 02 2015
39/52Youth Marketers | www.ymarketers.com
Survei terbaru yang dilakukan American Express
mengatakan bahwa lebih dari dua pertiga
konsumen mengatakan bahwa mereka bersedia
menghabiskan 14% waktu mereka lebih lama
dengan perusahaan yang memberikan layanan terbaik.
Perlu Anda ketahui bahwa memberikan pelayanan
yang baik bukan hanya dapat membuat lebih banyak
penjualan, tapi juga memberikan Anda publikasi bisnis
secara gratis.Dalam survei tersebut sebanyak 46% responden
mengatakan bahwa mereka selalu memberitahu orang
lain ketika mereka telah mendapatkan interaksi pelayanan
yang baik. Sebanyak 42% responden mengatakan
bahwa rekomendasi dari teman atau anggota keluarga
memengaruhi mereka.
Kelly Fisher, Senior Vice President of Relationship
Care Strategy American Express yang dikutip
BusinessNewsDaily mengatakan bahwa pelayanan
yang baik adalah bisnis yang baik pula karena membuat
pelanggan setia.
“Mereka saling terlibat dan berbagi kebahagiaan satu
sama lain, yang sering memengaruhi keputusan pembelian
mereka,” katanya.
Akan tetapi, jika pelanggan suka mendiskusikan
pengalaman baik mereka, lalu bagaimana reaksi mereka
ketika mengalami layanan pelanggan yang buruk?
Menurut survei tersebut, sebanyak 60% pelanggan
cenderung menceritakan atau berbagi pengalaman buruk
yang mereka alami dengan orang lain, dan mereka
mengaku menceritakannya kepada lebih banyak orang.
Satu kali Anda memberikan pengalaman buruk
kepada pelanggan, hal itu bisa mengubah pelanggan
Anda untuk selamanya. Sebanyak 37% responden
mengatakan bahwa mereka akan beralih ke perusahaan
lain setelah mendapatkan layanan yang buruk.
Sedangkan sebanyak 58% responden bersedia
bertahan dan memberikan kesempatan kepadaperusahaan sampai tiga kali. Jika mereka mendapatkan
pelayanan yang buruk hingga tiga kali mereka tidak
akan segan-segan meninggalkan perusahaan. Oleh
karena itu, jangan sampai perusahaan melakukan
kesalahan berulang dalam layanannya.
Pelanggan tidak hanya menyebarkan berita tentang
bisnis Anda secara langsung kepada sesamanya. Sekitar
50% responden menggunakan website perusahaan
untuk berbagi pengalaman yang mereka rasakan.
Sedangkan 49% responden lainnya melakukannya lewat
pesan teks (SMS), 47% lewat media sosial, dan 46%
menggunakan website berisi ulasan.
“Dalam sebuah lingkungan di mana rekomendasi
dari seorang teman sangat penting dalam mendorong
keputusan pembelian konsumen, menciptakan
pengalaman pelayanan yang baik itu sangatlah penting,”
kata Fisher.
(Cecep Supriadi/Businessnewsdaily)
ExcellentService
Jangan pernah Anda menganggap remeh pentingnya pelayanan yang prima karena
hal itu bisa menjadi pembeda antara keberhasilan dan kegagalan bisnis Anda.
Layanan Pelanggan yang PrimaCiptakan Publikasi Gratis
-
8/18/2019 YouthMarketers Edisi 02 2015
40/52Youth Marketers | www.ymarketers.com
-
8/18/2019 YouthMarketers Edisi 02 2015
41/52Youth Marketers | www.ymarketers.com
Dari cuma iseng ngetweet , perempuan
yang hobi eksis di media sosial ini
kemudian mendapat banyak followers.
Lewat akun Twitter @ChachaThaib, ia
lalu dipercaya untuk buzzing produk, sebuah
langkah yang kemudian membesarkan namanya
sebagai novelis dan fashion editor .
Awalnya, ia mengaku hanya iseng main
Twitter di tahun 2012. Melihat banyak orang
yang suka dengan tweet-tweet bergaya picisan,
Chacha pun coba mengikuti. Hasilnya terbukti,
dengan sekitar 60 tweet per hari, dalam waktu
singkat followers Chacha sudah mencapai
ribuan.
Dari situ semangat untuk terus ngetweet
pun tumbuh, terutama tweet-tweet galau yang