YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS … · konjungsi juga digunakan untuk merangkaikan...
Transcript of YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS … · konjungsi juga digunakan untuk merangkaikan...
1
MODUL BAHASA INDONESIA
Semester II
Nama : Kelas/no :
YAYASAN WIDYA BHAKTI
SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA
TERAKREDITASI A Jl. Merdeka No. 24 Bandung 022. 4214714 – Fax.022. 4222587
http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail : [email protected]
043 URS is member of Registar of Standards (Holding) Ltd.
ISO 9001 : 2008 Cert. No. 47484/A/0001/UK/En
2
I. Kompetensi Dasar 3.10 Mengevaluasi pengajuan, penawaran dan persetujuan dalam teks negosiasi lisan maupun tertulis.
4.10 Menyampaikan pengajuan, penawaran dan persetujuan dalam teks negosiasi lisan maupun tertulis.
3.11 Menganalisis isi, struktur (orientasi, pengajuan, penawaran, persetujuan, penutup) dan kebahasaan teks negosiasi.
4.11 Mengkonstruksikan teks negosiasi dengen memerhatikan isi, struktur (orientasi, pengajuan, penawaran, persetujuan, penutup) dan kebahasaan.
3.12 Menghubungkan permasalahan/ isu, sudut pandang dan argument beberapa pihak dan simpulan dari debat untuk menemukan esensi dari debat.
4.12 Mengonstruksi permasalahan/ isu, sudut pandang dan argument beberapa pihak dan simpulan dari debat secara lisan untuk menemukan esensi dari debat
3.13 Menganalisis isi debat (permasalahan/isu, sudut pandang dan argument beberapa pihak, dan simpulan)
4.13 mengungkapkan kembali hal-hal yang dapat diteladani dari tokoh yang terdapat dalam teks biografi yang dibaca secara tertulis.
3.14 Menilai hal yang dapat diteladani dari teks biografi
4.14 Mengungkapkan kembali hal-hal yang dapat diteladani dari tokoh yang terdapat dalam teks biografi yang dibaca secara tertulis
3.15 Menganalisis aspek makna dan kebahasaan dalam teks biografi
4.15 Menceritakan kembali isi teks biografi baik lisan meupun tulis
3.16 Mengidentifikasi suasana, tema, dan makna beberapa puisi yang terkandung dalam antologi
4.16 Mendemonstrasikan (membacakan atau memusikalisasikan) satu puisi dari
3
puisi yang diperdengarkan atau dibaca
antologi puisi atau kumpulan puisi dengan memerhatikan vocal, ekspresi, dan intonasi (tekanan dinamik, dan tekanan tempo)
3.17 Menganalisis unsur pembangun puisi.
4.17 Menulisi puisi dengan memerhatikan unsur pembangunnya (tema, diksi, gaya bahasa, imaji, struktur, perwajahan)
3.18 Menganalisis isi dari minimal satu buku fiksi dan satu buku nonfiksi yang sudah dibaca.
4.18 Mempesentasikan replikasi isi buku ilmiah yang dibaca dalam bentuk resensi.
II. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa mampu menganalisis, mengevaluasi, menyampaikan,
serta mengonstruksikan teks negosiasi secara lisan atau tulis.
2. Siswa mampu menentukan masalah untuk sebuah perdebatan,
menganalisis struktur dan beragam perdebatan dalam diskusi,
mampu berdebat dengan teknik yang benar, serta menuliskan
bahan perdebatan dalam makalah.
3. Siswa mampu memahami teks biografi, mengungkapkan
kembali isi teks biografi, menganalisis struktur dan kaidah
kebahasaan teks biografi, serta mampu menceritakan kembali
isi teks biografi.
4. Siswa mampu mengidentifikasi karakteristik puisi, membacakan
puisi dengan baik, menganalisis puisi serta menulis puisi.
5. Siswa mampu menganalisis buku fiksi dan nonfiksi, serta
mampu menulis resensi buku ilmiah popular.
4
III. Materi
A. Apa itu negosiasi?
Negosiasi merupakan proses penetapan keputusan secara bersama
antara beberapa pihak yang memiliki keinginan berbeda.
Negosiasi merupakan suatu cara untuk menetapkan keputusan yang
dapat disepakati oleh dua pihak atau lebih untuk mencukupi kepuasan
pihak-pihak yang berkepentingan.
B. Ciri-ciri kegiatan negosiasi:
Melibatkan dua pihak atau lebih.
Pada umumnya berbentuk komunikasi langsung, menggunakan bahasa
lisan, didukung oleh gerak tubuh dan ekspresi wajah. Dalam
komunikasi tertulis, negosiasi dinyatakan dalam bentuk surat, misalnya
surat penawaran dan surat permintaan barang.
TEKS
NEGOSIASI
5
Mengandung konflik, pertentangan, ataupun perselisihan.
Menyelesaikannya melalui tawar-menawar atau tukar-menukar.
Menyangkut suatu rencana, program, suatu keinginan, atau sesuatu
yang belum terjadi.
Berujung pada dua hal, sepakat atau tidak sepakat.
C. Kaidah Teks Negosiasi
•Percakapan dua orang atau lebih
Kalimat dialogis
•harap, minta, mudah-mudahan
Kalimat santun, persuasif
•jika, seandainya
Kalimat bersyarat
•sebab, karena, sehingga
Kalimat Kausalitas
6
D. Struktur Teks Negosiasi
Orientasi •Pengenalan awal/perbincangan awal
Pengajuan •Permintaan salah satu pihak
Penawaran •Terjadinya tawar
menawar
Persetujuan
•kondisi saling menguntungkan, dan menyamakan presepsi
7
A. Menentukan Masalah untuk Suatu Perdebatan
1. Pengertian Masalah dan Debat
Menurut KBBI, masalah adalah sesuatu yang harus diselesaikan,
sedangkan debat adalah pembahasan dan pertukaran pendapat
mengenai suatu hal dengan saling memberi alasan untuk
mempertahankan pendapat masing-masing.
Hal-hal yang perlu diperhatikan ketika menentukan masalah untuk
diskusi adalah sebagai berikut.
a. Menarik para peserta
Suatu masalah akan menarik peserta apabila:
Bermanfaat, baik bagi peserta maupun masyarakat
Mengandung banyak perdebatan
Aktual, sedang hangat diperbincangkan.
b. Sesuai dengan pengetahuan peserta
c. Memiliki kejelasan
Kejelasan suatu masalah dapat dilihat dari gagasan sentralnya
maupun ruang lingkupnya. Masalah yang terlalu kompleks dan
terlalu luas dapat menyebabkan arena diskusi menjadi tidak
berujung, mengambang, dan bertele-tele.
d. Sesuai dengan waktu dan situasi
Untuk memperoleh pemecahan masalah yang baik, hendaknya
masalah diskusi disesuaikan dengan situasi dan waktu yang
tersedia.
DEBAT
8
2. Sumber-sumber Permasalahan untuk Perdebatan dalam Diskusi
Sumber masalah debat dapat berasal dari:
- Hasil observasi terhadap lingkungan sekitar
- Ajuan peserta itu sendiri
- Menemukannya dari buku, majalah, jurnal,surat kabar, ataupun
internet.
Dalam berdebat, peserta harus berbicara dengan jelas, tidak terlalu
cepat atau terlalu lambat, harus tampil percaya diri, dan jawaban yang
disampaikan harus relevan dengan pertanyaan.
B. Menganalisis Struktur dan Beragam Perdebatan dalam Diskusi
1. Struktur Debat
Pengenalan masalah
Menyangkut kepentingan banyak pihak
Sesuatu yang penting untuk didiskusikan
Penyampaian argumen
Ditinjau dari berbagai sudut pandang
Melibatkan pihak yang pro dan kontra
Kesimpulan
Berupa kompromi
Menarik kesimpulan
Dalam berdebat, diperlukan suatu keahlian tertentu, yaitu:
Stru
ktu
r D
ebat
Pengenalan masalah
Penyampaian argumen
Kesimpulan
9
Kemampuan menganalisis kelebihan dan kelemahan setiap
pendapat
Kemampuan untuk menghargai setiap orang, terlepas dari benar
salahnya pendapat itu
Kemampuan untuk meramu pendapat-pendapat yang ada
sehingga menjadi satu rumusan yang akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan.
2. Beragam Tanggapan Perdebatan dalam Diskusi
a) Pertanyaan harus disampaikan setelah mendapat kesempatan
dari moderator.
b) Dukungan setuju dan tidak setuju
c) Sanggahan disampaikan ketika ada pernyataan pemakalah yang
bertentangan atau kita tidak setuju dengan uraian peserta diskusi
lain. Sanggahan harus disampaikan dengan pilihan kata yang tepat.
d) Kritik disebut juga celaan atau kecaman. Kritik yang baik harus
disertai alasan yang jelas dan meyakinkan.
C. Berdebat dengan Teknik yang Benar
1) Kelogisan Berargumen dan Kejelasan Fakta
2) Kesantunan dan Keefektifan Berbahasa
a) Kesantunan
- Pendapat Anda kurang tepat bukan pendapat Anda salah
- Sebaiknya dikoreksi bukan harus diulang
- Keliru bukan ngawur
- Susah dipahami bukan tidak logis
- Tidak satu pemikiran bukan tidak setuju
b) Keefektifan kalimat
- Harus memiliki subjek dan predikat
- Tidak boleh hanya berupa anak kalimat
10
- Pilihan kata harus tepat
- Pesan yang dikandung harus jelas
c) Kelancaran Berbahasa
d) Intonasi
e) Ekspresi
D. Menuliskan Bahan Perdebatan ke dalam Makalah
Sistematika makalah
a) Pendahuluan
- Latar belakang masalah
- Rumusan masalah
- Prosedur pemecahan masalah
- Manfaat pemecahan masalah
b) Pembahasan
Memuat uraian tentang kajian penulis dalam mengeksplorasi
jawaban terhadap masalah yang diajukan yang dilengkapi oleh
data pendukung serta argumentasi-argumentasi yang
berlandaskan pandangan ahli dan teori yang relevan.
c) Kesimpulan
Dalam bagian ini, kesimpulan berupa makna yang diberikan
penulis terhadap hasil diskusi/uraian yang telah dibuat pada
bagian pembahasan. Dalam mengambil kesimpulan, penulis
makalah harus mengacu kembali pada bagian permasalahan
yang diajukan pada bagian pendahuluan. Jangan lupa sertakan
daftar pustaka.
E. Kaidah Kebahasaan Debat
Menggunakan ragam bahasa ilmiah
Tujuannya adalah menghindari kesalahan dalam menafsirkan
argumen yang diajukan oleh setiap orang dalam tim debat.
Ciri ragam bahasa ilmiah adalah:
11
Bahasa yang
Penggunaan kata teknis
Penggunaan kalimat pendukung atau penolakan
Penanda kohesi leksikal dan gramatikal
Penggunaan modalitas
F. Mari berlatih
Buatlah kelompoh debat, lalu diskusikanlah pilihan tema debat yang telah
ditentukan oleh guru kalian!
12
Biografi ditulis oleh orang lain tentang riwayat hidup seseorang. Biografi
dapat dipaparkan dalam beberapa kalimat, tetapi dapat juga diuraikan
panjang lebar dalam bentuk buku.
Autobiografi juga berupa tulisan tentang riwayat hidup yang ditulis
secara lebih mendetail oleh orang yang bersangkutan.
STRUKTUR TEKS CERITA ULANG BIOGRAFI
Dalam menulis teks cerita ulang biografi, hal-hal dasar seperti nama,
tempat, dan tanggal lahir menjadi informasi dasar. Berikutnya adalah
informasi mengenai riwayat keluarganya.
Pada sebuah cerita ulang biografi, partisipannya adalah manusia yang
terlibat pada peristiwa lampau. Pronomina atau dikenal juga dengan
kata ganti merupakan kata yang digunakan untuk menggantikan benda
dan menamai seseorang atau sesuatu secara tidak langsung, misalnya
ia, -nya, mereka, kita, dan kami. Pada teks model yang telah disajikan
tersebut terdapat beberapa pronomina, antara lain dia dan –nya.
Selain pronomina yang digunakan untuk penyebutan berikutnya,
seperti –nya (pronomina orang ketiga tunggal) tersebut, dalam teks
cerita ulang biografi terdapat juga pengacuan. Pengacuan merupakan
CERITA ULANG
BIOGRAFI
13
alat kohesi yang baik karena dapat menghindari pengulangan kata yang
sama terus-menerus.
Dalam menguraikan urutan peristiwa dalam teks cerita ulang biografi,
akan menjumpai kata-kata yang menunjukkan kejadian atau peristiwa,
waktu, dan tempat. Seperti dalam kalimat Rolihlahla Mandela lahir
pada 18 Juli 1918 di Umtata, Afrika Selatan, kata yang digarisbawahi
menunjukkan telah terjadi sebuah peristiwa pada 18 Juli 1918, yakni
kelahiran Rolihlahla Mandela yang berlangsung di Umtata, Afrika
Selatan. Peristiwa yang terjadi berikutnya: Dia bergabung dengan Liga
Kaum Muda, organisasi pemuda Kongres Nasional Afrika (ANC) pada
1944. Dari potongan kalimat itu tergambar pula sebuah peristiwa
bergabungnya Mandela pada 1944 dengan Liga Kaum Muda, organisasi
pemuda Kongres Nasional Afrika (ANC).
Dalam teks cerita ulang biografi, akan banyak ditemui kata kerja
(verba) material untuk menunjukkan aktivitas atau perbuatan nyata
yang dilakukan oleh partisipan. Kata kerja material menunjukkan
perbuatan fisik atau peristiwa, misalnya membaca, menulis, dan
memukul. Pada kata kerja material terdapat partisipan yang melakukan
sesuatu yang disebut aktor dan partisipan yang lain (tidak selalu ada)
yang dituju oleh kata kerja itu atau yang disebut sasaran. Misalnya,
Ayah (aktor) membaca (kata kerja material) koran (sasaran).
Untuk menata urut-urutan peristiwa yang diceritakan, teks cerita ulang
banyak memanfaatkan konjungsi (kata sambung) temporal, seperti
ketika, kemudian, dan setelah. Namun, tidak tertutup kemungkinan
bagi konjungsi lainnya untuk dimunculkan pada teks tersebut, seperti
dan, tetapi, karena, dan meskipun, dan. Konjungsi digunakan untuk
merangkaikan satu klausa dengan klausa yang lain dalam satu kalimat.
Konjungsi ini dikenal dengan konjungsi intrakalimat. Selain itu,
konjungsi juga digunakan untuk merangkaikan kalimat yang satu
14
dengan kalimat berikutnya disebut dengan konjungsi antarkalimat,
misalnya sementara itu, selanjutnya, dan selain itu.
Ciri kebahasaan lain yang sering ditemukan dalam sebuah teks cerita
ulang biografi adalah kalimat simpleks (yang sesungguhnya sama
dengan kalimat tunggal).
Kalimat simpleks hanya mengandung satu struktur:
subjek^predikator^(pelengkap)^(keterangan). Unsur yang diletakkan di
dalam kurung belum tentu terdapat pada sebuah kalimat.
Kaidah Kebahasaan:
Penggunaan kata ganti pronomina
Penggunaan kata kerja tindakan
Penggunaan kata deskriptif
Penggunaan kata kerja pasif
Penggunaan kata kerja mental
penggunaan kata sambung, kata depan, konjungsi temporal
15
Contoh struktur teks cerita ulang
Struktur teks Kalimat dalam teks
Orientasi Rolihlahla Mandela lahir pada 18 Juli 1918 di Umtata,
Afrika Selatan.
Dia anak dari seorang kepala suku. Nama Rolihlala
kadang diartikan
sebagai ‘pembuat onar’, sementara nama Nelson baru
kemudian
ditambahkan oleh guru sekolah dasarnya yang
membayangkan suatu kemegahan kerajaan pada nama
itu. Masa kecil Mandela cukup damai, dia banyak
menghabiskan waktu menggembala atau melakukan
kesibukan pedesaan yang lain. Ketika ayahnya
meninggal, dia diurus oleh seorang sanak keluarganya
yang menjadi bupati. Wanita yang pernah mendampingi
hidupnya ada beberapa orang, yaitu Evelyn Mase (cerai
1957), Nkosikazi Nomzamo Madikizela atau Winnie
Mandela (cerai 1996), dan Graca Machel-Mandela
(menikah 1998).
Urutan
peristiwa
hidup tokoh
Tahap I
Nelson Mandela pernah mengenyam pendidikan di
College of Fort
Hare, University of South Africa, dan University of
Witwaterrand,
Johannesburg. Keterlibatannya dalam politik dimulai saat
dia keluar
dari sekolah College of Fort Hare. Dia mulai melibatkan
diri dalam aksi protes mahasiswa menentang tatanan
politik yang menempatkan orang kulit putih lebih tinggi
dari orang kulit hitam. Keterlibatan inilah yang kemudian
16
menentukan jalan panjang yang harus ditempuhnya
dalam memperjuangkan persamaan hak bagi mayoritas
orang kulit hitam di Afrika Selatan.
Urutan
peristiwa
hidup tokoh
Tahap II
Mandela kemudian magang pada sebuah biro hukum.
Kariernya dalam bidang hukum berlanjut hingga dia bisa
menjadi pengacara yang cukup sukses. Namun, selama
bertahun-tahun kemudian dia menyaksikan bagaimana
politik apartheid (politik diskriminasi warna kulit) sangat
tidak manusiawi. Hanya karena berkulit hitam orang bisa
kehilangan status sebagai manusia. Mandela
meneguhkan hatinya untuk melawan semua ini. Dia rela
meninggalkan kehidupan desa yang damai, bahkan
kariernya sebagai pengacara, untuk memasuki masa
depan yang penuh pengorbanan dan penderitaan.
Urutan
peristiwa
hidup tokoh
Tahap III
Harapan Mandela untuk berhasil sangatlah kecil karena
selama berabad-abad pemerintah kolonial telah
mengonsentrasikan semua kekuasaan politik dan militer,
akses pendidikan, dan sebagian besar kekayaan di
tangan minoritas kulit putih. Kondisi yang mendukung
keberhasilan revolusi hampir tidak ada sama sekali.
Rakyat banyak telah dijinakkan dalam kepatuhan,
wilayah geografis yang luas merintangi komunikasi dan
mobilitas, sementara perang antar-ras bukan suatu
pilihan yang realistis, bahkan bisa menghebohkan.
Urutan
peristiwa
hidup tokoh
Tahap IV
Dalam situasi semacam itu, Mandela memilih jalan tanpa
kekerasan sebagai strategi. Dia bergabung dengan Liga
Kaum Muda, organisasi pemuda Kongres Nasional Afrika
(ANC) pada 1944. Dia mengambil bagian dalam program
perlawanan pasif untuk menentang aturan agar orang
17
kulit hitam membawa pas jalan dan membuat mereka
tetap dalam posisi budak terus-menerus.
Urutan
peristiwa
hidup tokoh
Tahap V
Pemerintah kemudian menggelar peradilan besar-
besaran terhadap
para “pengkhianat”, Mandela termasuk di antaranya.
Namun, pada
1961 semua itu berakhir dengan pembebasan ke-156
tertuduh. Kemudian, Afrika Selatan “bergolak” karena
pembantaian para demonstran kulit hitam di Sharpeville
pada Maret 1960. Akan tetapi,
Pemerintah tetap konsisten menghantam oposisi:
sebagian besar gerakan pembebasan, termasuk ANC,
dilarang. Mandela yang telah
meraih reputasi sebagai pemimpin orang kulit hitam,
berjuang di bawah tanah selama lebih dari setahun dan
bepergian ke luar negeri
untuk mencari dukungan bagi ANC.
Urutan
peristiwa
hidup tokoh
Tahap VI
Ketika Mandela kembali, dia ditahan dan dikirim ke
penjara Robben
Island selama lima tahun. Namun, dia tetap kukuh,
“Sepanjang hidup saya, saya mendedikasikan diri pada
perjuangan rakyat Afrika. Saya telah berjuang
menentang dominasi kulit putih, dan telah berjuang
melawan dominasi kulit hitam. Saya mengharapkan
demokrasi dan masyarakat bebas yang ideal,
memperlihatkan bahwa setiap orang hidup bersama
dalam harmoni dan mendapat kesempatan yang sama.
Hal itulah yang ingin saya hidupkan dan saya capai. Jika
perlu, untuk itu saya siap mati.”
18
Puisi adalah bentuk karya sastra yang terkikat oleh rima, ritma, atau
pun jumlah baris serta ditandai oleh bahasa yang padat. Puisi berdasarkan
periodisasinya dibedakan menjadi 2, puisi lama dan puisi baru.
A. Puisi Lama
Puisi yang terikat oleh aturan-aturan, seperti: jumlah baris tiap bait,
jumlah suku kata dalam tiap baris, jumlah kata dalam tiap bait,
persajakan (rima), dan irama.
Puisi
Puisi Lama
Puisi Baru
PUISI
19
Jenis-jenis puisi lama:
1. Mantra
Mantra adalah puisi yang berisi ucapan-ucapan yang dianggap memiliki
kekuatan gaib.
contoh mantra:
Assalammu’alaikum putri satulung besar
Yang beralun berilir simayang
Mari kecil, kemari
Aku menyanggul rambutmu
Aku membawa sadap gading
Akan membasuh mukamu
2. Pantun
Pantun merupakan puisi lama yang asli dari tanah air. Kata pantun
berarti ’bagai’, ’seperti’, ’ibarat’, ’seumpama’, atau ’laksana’.
Ciri-ciri pantun:
a) Bersajak a-b-a-b
b) Tiap bait terdiri dari 4 baris.
c) Tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata.
d) Baris 1-2 disebut sampiran dan baris 3-4 disebut isi.
Pohon anggur di tepi pagar
Besar dahannya tergolong sedang
Jangan malas untuk belajar
Agar prestasi semakin gemilang
Jika buah anggur mulai matang
Banyak anak yang memetinya
20
Jika malas, orangtua meradang
Tinggal kelas tentu jadi akibatnya
3. Seloka
Seloka adalah pantun berkait.
Ciri-ciri seloka:
a) Bersajak a-b-a-b.
b) Tiap bait terdiri dari 4 baris.
c) Tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata.
d) Baris 1-2 disebut sampiran dan baris 3-4 disebut isi.
e) Pada bait kedua, baris 2 dan 4 pada bait pertama dijadikan baris 1 dan
3 pada bait kedua.
Pohon anggur di tepi pagar
Besar dahannya tergolong sedang
Jangan malas untuk belajar
Agar prestasi semakin gemilang
Besar dahannya tergolong sedang
Meski tak sebesar kepalan tangan
Agar prestasi semakin gemilang
Cita-cita pun tak berhenti di angan
4. Karmina
Karmina adalah pantun kilat.
Ciri-ciri karmina:
a) Tiap bait terdiri dari 2 baris, baris 1 berupa sampiran dan baris 2
berupa isi.
21
b) Tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata
c) Tiap baris, isinya saling berlawanan.
d) Bersajak a-a.
Dahulu parang, sekarang besi
Dahulu sayang, sekarang benci
5. Gurindam
Gurindam adalah puisi lama yang berasal dari India yang berarti
’perhiasan’ atau ’bunga’.
Ciri-ciri gurindam:
a) Tiap bait terdiri dari 2 baris.
b) Tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata.
c) Baris pertamanya berisi sebab dan baris keduanya berisi akibat.
d) Bersajak a-a.
Kurang pikir kurang siasat
Tentu dirimu akan tersesat
Barang siapa tinggalkan sembahyang
Bagai rumah tiada bertiang
Jika suami tiada berhati lurus
Istri pun kelak menjadi kurus
22
6. Syair
Syair adalah puisi lama yang berasal dari Arab yang artinya ’perasaan’.
Syair berisi kisah perjalanan hidup atau ungkapan isi hati.
Ciri-ciri syair:
a) Tiap bait terdiri dari 4 baris.
b) Tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata.
c) Bersajak a-a-a-a.
d) tidak memiliki sampiran (semuanya isi)
Suatu kisah di sebuah istana
Hiduplah seorang maharaja
Beliau sangat bijaksana
Terkenal hingga ke mana-mana
7. Talibun
Talibun adalah puisi lama yang berasal dari Timur Tengah. Talibun
merupakan alat dalam menjalin hubungan yang mesra/akrab, seperti
percintaan, berolok-olok atau berkelakar.
Ciri-ciri talibun:
a) Tiap bait terdiri lebih dari 4 baris dan harus berjumlah genap.
b) Tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata.
c) Jika 1 bait berisi 6 baris, susunannya: 3 baris berupa sampiran dan tiga
baris berupa isi.
d) bersajak a-b-c
Jalan-jalan sore memang seru
Tidak lupa singgah di taman
Duduk di rumput tanpa alas
23
Jika punya teman baru
Teman lama jangan dilupakan
Agar pertemanan makin luas
B. Puisi Baru
Puisi baru bentuknya lebih bebas daripada puisi lama, baik dalam segi
jumlah baris, suku kata, maupun rima.
1. Puisi baru menurut isinya dibedakan atas:
a. Balada
Balada adalah puisi sederhana yang berisi kisah/cerita yang
mengharukan.
Modal Nekad
Terus berusaha tanpa henti
Walau hanya di beri recehan
Namun tak membuat Patah Semangat
(Balada Pengamen)
b. Himne
Himne adalah puisi yang berisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau
pahlawan.
Bahkan batu-batu yang keras dan bisu
Mengagungkan nama-Mu dengan cara sendiri
Menggeliat derita pada lekuk dan liku
bawah sayatan khianat dan dusta.
Dengan hikmat selalu kupandang patung-Mu
menitikkan darah dari tangan dan kaki
dari mahkota duri dan membulan paku
24
Yang dikarati oleh dosa manusia.
Tanpa luka-luka yang lebar terbuka
dunia kehilangan sumber kasih
Besarlah mereka yang dalam nestapa
mengenal-Mu tersalib di datam hati.
(Saini S.K)
c. Ode
Ode adalah puisi sanjungan/pujian untuk orang yang berjasa atau
peristiwa yangg dimuliakan.
Di atas puncak gunung fantasi
Berdiri aku, dan dari sana
Mandang ke bawah, ke tempat berjuang
Generasi sekarang di panjang masa
Menciptakan kemegahan baru
Pantoen keindahan Indonesia
Yang jadi kenang-kenangan
Pada zaman dalam dunia
(Generasi Sekarang, karya Asmara Hadi)
d. Epigram
Epigram adalah puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup.
25
Hari ini tak ada tempat berdiri
Sikap lamban berarti mati
Siapa yang bergerak, merekalah yang di depan
Yang menunggu sejenak sekalipun pasti tergilas.
(Iqbal)
e. Romansa (Romance)
Romansa (romance) adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta
kasih/kasih sayang.
Cinta akan terasa bahagia
Bila kita selalu bersama
Cinta tak kan indah
Bila kita jauh terpisah
Cinta akan abadi
Bila kita saling berbagi
Cinta akan sejati
Bila kita saling mengerti
(Arti Cinta)
f. Elegi
Elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan.
Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita tiang serta temali.
Kapal, perahu tiada berlaut menghembus diri dalam mempercaya mau
berpaut
Gerimis mempercepat kelam.
Ada juga kelepak elang menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan.
Tidak bergerak dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.
26
Tiada lagi.
Aku sendiri.
Berjalan menyisir semenanjung,
masih pengap harap sekali tiba di ujung
dan sekalian selamat jalan dari pantai keempat,
sedu penghabisan bisa terdekap
(Senja di Pelabuhan Kecil, karya Chairil Anwar)
g. Satire
Satire adalah puisi yang berisi sindiran/kritik/ejekan.
Aku bertanya
tetapi pertanyaan-pertanyaanku
membentur jidad penyair-penyair salon,
yang bersajak tentang anggur dan rembulan,
sementara ketidakadilan terjadi
di sampingnya,
dan delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan,
termangu-mangu di kaki dewi kesenian.
(Rendra)
2. Puisi baru menurut bentuknya dibedakan atas:
a. Distikon
Distikon adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari dua baris.
Berkali kita gagal
Ulangi lagi dan cari akal
Berkali-kali kita jatuh
Kembali berdiri jangan mengeluh
(Or. Mandank)
b. Terzina
27
Terzina adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari tiga baris.
Dalam ribaan bahagia datang
Tersenyum bagai kencana
Mengharum bagai cendana
Dalam bah’gia cinta tiba melayang
Bersinar bagai matahari
Mewarna bagaikan sari
(Dari ; Madah Kelana, karya Sanusi Pane)
c. Kuantrain (Quatrain)
Kuantrain (quantrain) adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari empat
baris.
Mendatang-datang jua
Kenangan masa lampau
Menghilang muncul jua
Yang dulu sinau silau
Membayang rupa jua
Adi kanda lama lalu
Membuat hati jua
Layu lipu rindu-sendu (A.M. Daeng Myala)
d. Kuint (Quint)
Kuint (quint) adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari lima baris.
Hanya Kepada Tuan
Satu-satu perasaan
Hanya dapat saya katakan
Kepada tuan
Yang pernah merasakan
28
Satu-satu kegelisahan
Yang saya serahkan
Hanya dapat saya kisahkan
Kepada tuan
Yang pernah diresah gelisahkan
Satu-satu kenyataan
Yang bisa dirasakan
Hanya dapat saya nyatakan
Kepada tuan
Yang enggan menerima kenyataan (Or. Mandank)
e. Sektet
Sektet adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari enam baris.
Merindu Bagia
Jika hari’lah tengah malam
Angin berhenti dari bernafas
Sukma jiwaku rasa tenggelam
Dalam laut tidak terwatas
Menangis hati diiris sedih (Ipih)
f. Septima (Septime)
Septima (septime) adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari tujuh
baris.
Duduk di pantai tanah yang permai
Tempat gelombang pecah berderai
Berbuih putih di pasir terderai
Tampaklah pulau di lautan hijau
Gunung gemunung bagus rupanya
29
Ditimpah air mulia tampaknya
Tumpah darahku Indonesia namanya
(Indonesia Tumpah Darahku, karya Muhammad Yamin)
g. Stanza/Oktaf
Stanza/oktaf adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari delapan baris.
Awan datang melayang perlahan
Serasa bermimpi, serasa berangan
Bertambah lama, lupa di diri
Bertambah halus akhirnya seri
Dan bentuk menjadi hilang
Dalam langit biru gemilang
Demikian jiwaku lenyap sekarang
Dalam kehidupan teguh tenang (Awan, karya Sanusi Pane)
h. Soneta
Soneta adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari empat belas baris.
Soneta terdiri atas 4 bait, yang terdiri atas 2 kuantrain (quatrain) dan 2
terzina.
Perasaan siapa ta ‘kan nyala
Melihat anak berelagu dendang
Seorang saja di tengah padang
Tiada berbaju buka kepala
Beginilah nasib anak gembala
Berteduh di bawah kayu nan rindang
Semenjak pagi meninggalkan kandang
Pulang ke rumah di senja kala
Jauh sedikit sesayup sampai
Terdengar olehku bunyi serunai
30
Melagukan alam nan molek permai
Wahai gembala di segara hijau
Mendengarkan puputmu menurutkan kerbau
Maulah aku menurutkan dikau
(Gembala, karya Muhammad Yamin)
C. Bentuk dan Gaya Membaca Puisi
Poetry reading
Ciri khas gaya ini adalah membawa teks puisi. Posisinya dapat
dilakukan dengan cara berdiri, duduk, dan kombinasi gerak berdiri dan
duduk.
Deklamatoris
Gaya membaca puisi ini tidak membawa teks puisi, dan harus
dihafalkan terlebih dahulu.
Teatrikal
Ketika memilih gaya membaca puisi ini, Anda harus melakukannya
dengan total, mulai dari ekspresi, kostum, properti, setting, musik.
D. UNSUR-UNSUR PUISI
Unsur-unsur puisi meliputi struktur fisik dan struktur batin puisi.
1. Struktur fisik puisi, meliputi:
a. Perwajahan Puisi (Tipografi)
Bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi
kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu
dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik.
b. Diksi/Pemadatan Kata/Pilihan Kata
Pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Puisi
adalah bentuk karya sastra yang sedikit kata-kata tetapi dapat
31
mengungkapkan banyak hal, maka kata-katanya harus dipilih secermat
mungkin.
c. Citraan (Pengimajian)
Citraan dapat dibagi menjadi lima, yaitu citraan pendengaran, citraan
penglihatan, dan citraan rabaan atau sentuhan, citraan perasaan (hati),
citraan pengecapan, dan citraan penciuman.
d. Kata Konkret
Penggunaan kata konkret penting untuk membangkitkan imajinasi.
Dengan penggunaan kata konkret, pembaca dapat membayangkan
secara jelas peristiwa atau keadaan yang dilukiskan oleh penulis
(terkait dengan citraan).
e. Gaya Bahasa
Gaya bahasa merupakan bahasa yang dipakai penulis untuk
mengatakan sesuatu dengan cara mengiaskan secara tidak langsung
makna yang dimaksud. Gaya bahasa yang digunakan disebut dengan
majas.
f. Rima/Irama
Rima/irama adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah,
dan akhir baris puisi. Rima mencakup:
1) Onomatope (tiruan terhadap bunyi, misal /ng/ yang memberikan efek
magis pada puisi Sutadji C.B.),
2) Bentuk intern pola bunyi (aliterasi, asonansi, persamaan akhir,
persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi
bunyi [kata], dan sebagainya.
3) Pengulangan kata/ungkapan. Ritma merupakan tinggi rendah, panjang
pendek, keras lemahnya bunyi. Rima sangat menonjol dalam pembacaan
puisi.
2. Struktur batin puisi, meliputi:
32
a. Tema/Makna (Sense)
Pokok persoalan yang akan diungkapkan oleh penulis. Secara tersirat,
tema ada di dalam keseluruhan puisi. Tema merupakan respon penyair
terhadap kenyataan sosial, ekonomi, maupun budaya di masyarakat.
b. Perasaan (Feeling)
Puisi merupakan ekspresi terdalam dari perasaan penulis. Bentuknya
dapat berupa kerinduan, kekaguman, kegelisahan terhadap seseorang
(atau suatu hal) sehingga bahasa puisi lebih padat dan ekspresif.
c. Nada (Tone) dan Suasana
Nada adalah sikap penyair/penulis terhadap sesuatu (bersikap
menggurui,menyindir, memuji, mengejek, dan lain-lain). Suasana
adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi atau akibat
psikologis yang ditimbulkan puisi itu terhadap pembaca.
d. Amanat/tujuan/maksud (itention)
Pesan yang ingin disampaikan penyair kepada pembaca.
33
Resensi buku adalah teks berupa ulasan atau komentar mendalam
tentang kelebihan dan kelemahan suaru buku. Objeknya dapat berupa
buku ilmiah populer, film, pementasan drama, album lagu.
Secara garis besar, buku (bacaan) dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
a. Buku fiksi, contohnya kumpulan puisi, dongeng, cerpen, novel, drama,
hikayat, anekdot. Buku-buku tersebut merupakan hasil imajinasi
penulisnya dan tidak menggunakan fakta sebagai dasar penulisannya.
b. Buku nonfiksi, contohnya buku pelajaran, ilmiah popular, atau biografi.
Buku-buku tersebut menggunakan fakta-fakta atau pendapat penulis yang
kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan (objektif).
Buku
Nonfiksi
Faktual Objektif
Fiksi
Berdasarkan imajinasi
MENULIS RESENSI
34
Hal-hal yang dapat dicantumkan dalam penilaian buku (resensi )
adalah:
Identitas buku (judul, penulis, penerbit, tahun terbit, tebal buku, harga)
Latar belakang buku (bisa dari pengarang, ataupun badan mana yang
telah menerbitkan buku tersebut)
Jenis buku (roman/komedi/biografi/novel/dsb)
Ringkasan/sinopsis/garis besar isi buku
Keunggulan buku
Kelemahan buku
Saran bagi pembaca.
Mari Berlatih
1) Bacalah sebuah buku nonfiksi. Usahakanlah buku itu merupakan buku
terbitan terbaru, lalu buatlah resensi dari buku tersebut!
2) Bacalah sebuah buku fiksi. Usahakanlah buku itu merupakan buku
terbitan terbaru, lalu buatlah resensi dari buku tersebut!
DAFTAR PUSTAKA
Kosasih, Engkos. 2016. Cerdas Berbahasa Indonesia untuk SMA/MA Kelas X.
Jakarta. Erlangga.
Mulyadi, Yadi. 2016. Bahasa Indonesia untuk Siswa SMA-MA/SMK-MAK Kelas
X. Bandung: Yrama Widya.
KBBI Online
.Pradopo, Rahmat Djoko. 1983. Kesusastraan Indonesia Modern. Jakarta : Gramedia.
-------------------------------. 2010. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan
penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
35
Sukarworo, Ign, dkk. 2010. Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA dan MA Kelas X.
Jakarta: Piranti Dharma Kalokatama.
Teeuw, A. 1989. Sastra Indonesia Modern 2. Jakarta : Pustaka Jaya.
36