YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS … · konjungsi juga digunakan untuk merangkaikan...

36
1 MODUL BAHASA INDONESIA Semester II Nama : Kelas/no : YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A Jl. Merdeka No. 24 Bandung 022. 4214714 Fax.022. 4222587 http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail : [email protected] 043 URS is member of Registar of Standards (Holding) Ltd. ISO 9001 : 2008 Cert. No. 47484/A/0001/UK/En

Transcript of YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS … · konjungsi juga digunakan untuk merangkaikan...

Page 1: YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS … · konjungsi juga digunakan untuk merangkaikan kalimat yang satu . 14 dengan kalimat berikutnya disebut dengan konjungsi antarkalimat,

1

MODUL BAHASA INDONESIA

Semester II

Nama : Kelas/no :

YAYASAN WIDYA BHAKTI

SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA

TERAKREDITASI A Jl. Merdeka No. 24 Bandung 022. 4214714 – Fax.022. 4222587

http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail : [email protected]

043 URS is member of Registar of Standards (Holding) Ltd.

ISO 9001 : 2008 Cert. No. 47484/A/0001/UK/En

Page 2: YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS … · konjungsi juga digunakan untuk merangkaikan kalimat yang satu . 14 dengan kalimat berikutnya disebut dengan konjungsi antarkalimat,

2

I. Kompetensi Dasar 3.10 Mengevaluasi pengajuan, penawaran dan persetujuan dalam teks negosiasi lisan maupun tertulis.

4.10 Menyampaikan pengajuan, penawaran dan persetujuan dalam teks negosiasi lisan maupun tertulis.

3.11 Menganalisis isi, struktur (orientasi, pengajuan, penawaran, persetujuan, penutup) dan kebahasaan teks negosiasi.

4.11 Mengkonstruksikan teks negosiasi dengen memerhatikan isi, struktur (orientasi, pengajuan, penawaran, persetujuan, penutup) dan kebahasaan.

3.12 Menghubungkan permasalahan/ isu, sudut pandang dan argument beberapa pihak dan simpulan dari debat untuk menemukan esensi dari debat.

4.12 Mengonstruksi permasalahan/ isu, sudut pandang dan argument beberapa pihak dan simpulan dari debat secara lisan untuk menemukan esensi dari debat

3.13 Menganalisis isi debat (permasalahan/isu, sudut pandang dan argument beberapa pihak, dan simpulan)

4.13 mengungkapkan kembali hal-hal yang dapat diteladani dari tokoh yang terdapat dalam teks biografi yang dibaca secara tertulis.

3.14 Menilai hal yang dapat diteladani dari teks biografi

4.14 Mengungkapkan kembali hal-hal yang dapat diteladani dari tokoh yang terdapat dalam teks biografi yang dibaca secara tertulis

3.15 Menganalisis aspek makna dan kebahasaan dalam teks biografi

4.15 Menceritakan kembali isi teks biografi baik lisan meupun tulis

3.16 Mengidentifikasi suasana, tema, dan makna beberapa puisi yang terkandung dalam antologi

4.16 Mendemonstrasikan (membacakan atau memusikalisasikan) satu puisi dari

Page 3: YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS … · konjungsi juga digunakan untuk merangkaikan kalimat yang satu . 14 dengan kalimat berikutnya disebut dengan konjungsi antarkalimat,

3

puisi yang diperdengarkan atau dibaca

antologi puisi atau kumpulan puisi dengan memerhatikan vocal, ekspresi, dan intonasi (tekanan dinamik, dan tekanan tempo)

3.17 Menganalisis unsur pembangun puisi.

4.17 Menulisi puisi dengan memerhatikan unsur pembangunnya (tema, diksi, gaya bahasa, imaji, struktur, perwajahan)

3.18 Menganalisis isi dari minimal satu buku fiksi dan satu buku nonfiksi yang sudah dibaca.

4.18 Mempesentasikan replikasi isi buku ilmiah yang dibaca dalam bentuk resensi.

II. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa mampu menganalisis, mengevaluasi, menyampaikan,

serta mengonstruksikan teks negosiasi secara lisan atau tulis.

2. Siswa mampu menentukan masalah untuk sebuah perdebatan,

menganalisis struktur dan beragam perdebatan dalam diskusi,

mampu berdebat dengan teknik yang benar, serta menuliskan

bahan perdebatan dalam makalah.

3. Siswa mampu memahami teks biografi, mengungkapkan

kembali isi teks biografi, menganalisis struktur dan kaidah

kebahasaan teks biografi, serta mampu menceritakan kembali

isi teks biografi.

4. Siswa mampu mengidentifikasi karakteristik puisi, membacakan

puisi dengan baik, menganalisis puisi serta menulis puisi.

5. Siswa mampu menganalisis buku fiksi dan nonfiksi, serta

mampu menulis resensi buku ilmiah popular.

Page 4: YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS … · konjungsi juga digunakan untuk merangkaikan kalimat yang satu . 14 dengan kalimat berikutnya disebut dengan konjungsi antarkalimat,

4

III. Materi

A. Apa itu negosiasi?

Negosiasi merupakan proses penetapan keputusan secara bersama

antara beberapa pihak yang memiliki keinginan berbeda.

Negosiasi merupakan suatu cara untuk menetapkan keputusan yang

dapat disepakati oleh dua pihak atau lebih untuk mencukupi kepuasan

pihak-pihak yang berkepentingan.

B. Ciri-ciri kegiatan negosiasi:

Melibatkan dua pihak atau lebih.

Pada umumnya berbentuk komunikasi langsung, menggunakan bahasa

lisan, didukung oleh gerak tubuh dan ekspresi wajah. Dalam

komunikasi tertulis, negosiasi dinyatakan dalam bentuk surat, misalnya

surat penawaran dan surat permintaan barang.

TEKS

NEGOSIASI

Page 5: YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS … · konjungsi juga digunakan untuk merangkaikan kalimat yang satu . 14 dengan kalimat berikutnya disebut dengan konjungsi antarkalimat,

5

Mengandung konflik, pertentangan, ataupun perselisihan.

Menyelesaikannya melalui tawar-menawar atau tukar-menukar.

Menyangkut suatu rencana, program, suatu keinginan, atau sesuatu

yang belum terjadi.

Berujung pada dua hal, sepakat atau tidak sepakat.

C. Kaidah Teks Negosiasi

•Percakapan dua orang atau lebih

Kalimat dialogis

•harap, minta, mudah-mudahan

Kalimat santun, persuasif

•jika, seandainya

Kalimat bersyarat

•sebab, karena, sehingga

Kalimat Kausalitas

Page 6: YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS … · konjungsi juga digunakan untuk merangkaikan kalimat yang satu . 14 dengan kalimat berikutnya disebut dengan konjungsi antarkalimat,

6

D. Struktur Teks Negosiasi

Orientasi •Pengenalan awal/perbincangan awal

Pengajuan •Permintaan salah satu pihak

Penawaran •Terjadinya tawar

menawar

Persetujuan

•kondisi saling menguntungkan, dan menyamakan presepsi

Page 7: YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS … · konjungsi juga digunakan untuk merangkaikan kalimat yang satu . 14 dengan kalimat berikutnya disebut dengan konjungsi antarkalimat,

7

A. Menentukan Masalah untuk Suatu Perdebatan

1. Pengertian Masalah dan Debat

Menurut KBBI, masalah adalah sesuatu yang harus diselesaikan,

sedangkan debat adalah pembahasan dan pertukaran pendapat

mengenai suatu hal dengan saling memberi alasan untuk

mempertahankan pendapat masing-masing.

Hal-hal yang perlu diperhatikan ketika menentukan masalah untuk

diskusi adalah sebagai berikut.

a. Menarik para peserta

Suatu masalah akan menarik peserta apabila:

Bermanfaat, baik bagi peserta maupun masyarakat

Mengandung banyak perdebatan

Aktual, sedang hangat diperbincangkan.

b. Sesuai dengan pengetahuan peserta

c. Memiliki kejelasan

Kejelasan suatu masalah dapat dilihat dari gagasan sentralnya

maupun ruang lingkupnya. Masalah yang terlalu kompleks dan

terlalu luas dapat menyebabkan arena diskusi menjadi tidak

berujung, mengambang, dan bertele-tele.

d. Sesuai dengan waktu dan situasi

Untuk memperoleh pemecahan masalah yang baik, hendaknya

masalah diskusi disesuaikan dengan situasi dan waktu yang

tersedia.

DEBAT

Page 8: YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS … · konjungsi juga digunakan untuk merangkaikan kalimat yang satu . 14 dengan kalimat berikutnya disebut dengan konjungsi antarkalimat,

8

2. Sumber-sumber Permasalahan untuk Perdebatan dalam Diskusi

Sumber masalah debat dapat berasal dari:

- Hasil observasi terhadap lingkungan sekitar

- Ajuan peserta itu sendiri

- Menemukannya dari buku, majalah, jurnal,surat kabar, ataupun

internet.

Dalam berdebat, peserta harus berbicara dengan jelas, tidak terlalu

cepat atau terlalu lambat, harus tampil percaya diri, dan jawaban yang

disampaikan harus relevan dengan pertanyaan.

B. Menganalisis Struktur dan Beragam Perdebatan dalam Diskusi

1. Struktur Debat

Pengenalan masalah

Menyangkut kepentingan banyak pihak

Sesuatu yang penting untuk didiskusikan

Penyampaian argumen

Ditinjau dari berbagai sudut pandang

Melibatkan pihak yang pro dan kontra

Kesimpulan

Berupa kompromi

Menarik kesimpulan

Dalam berdebat, diperlukan suatu keahlian tertentu, yaitu:

Stru

ktu

r D

ebat

Pengenalan masalah

Penyampaian argumen

Kesimpulan

Page 9: YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS … · konjungsi juga digunakan untuk merangkaikan kalimat yang satu . 14 dengan kalimat berikutnya disebut dengan konjungsi antarkalimat,

9

Kemampuan menganalisis kelebihan dan kelemahan setiap

pendapat

Kemampuan untuk menghargai setiap orang, terlepas dari benar

salahnya pendapat itu

Kemampuan untuk meramu pendapat-pendapat yang ada

sehingga menjadi satu rumusan yang akurat dan dapat

dipertanggungjawabkan.

2. Beragam Tanggapan Perdebatan dalam Diskusi

a) Pertanyaan harus disampaikan setelah mendapat kesempatan

dari moderator.

b) Dukungan setuju dan tidak setuju

c) Sanggahan disampaikan ketika ada pernyataan pemakalah yang

bertentangan atau kita tidak setuju dengan uraian peserta diskusi

lain. Sanggahan harus disampaikan dengan pilihan kata yang tepat.

d) Kritik disebut juga celaan atau kecaman. Kritik yang baik harus

disertai alasan yang jelas dan meyakinkan.

C. Berdebat dengan Teknik yang Benar

1) Kelogisan Berargumen dan Kejelasan Fakta

2) Kesantunan dan Keefektifan Berbahasa

a) Kesantunan

- Pendapat Anda kurang tepat bukan pendapat Anda salah

- Sebaiknya dikoreksi bukan harus diulang

- Keliru bukan ngawur

- Susah dipahami bukan tidak logis

- Tidak satu pemikiran bukan tidak setuju

b) Keefektifan kalimat

- Harus memiliki subjek dan predikat

- Tidak boleh hanya berupa anak kalimat

Page 10: YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS … · konjungsi juga digunakan untuk merangkaikan kalimat yang satu . 14 dengan kalimat berikutnya disebut dengan konjungsi antarkalimat,

10

- Pilihan kata harus tepat

- Pesan yang dikandung harus jelas

c) Kelancaran Berbahasa

d) Intonasi

e) Ekspresi

D. Menuliskan Bahan Perdebatan ke dalam Makalah

Sistematika makalah

a) Pendahuluan

- Latar belakang masalah

- Rumusan masalah

- Prosedur pemecahan masalah

- Manfaat pemecahan masalah

b) Pembahasan

Memuat uraian tentang kajian penulis dalam mengeksplorasi

jawaban terhadap masalah yang diajukan yang dilengkapi oleh

data pendukung serta argumentasi-argumentasi yang

berlandaskan pandangan ahli dan teori yang relevan.

c) Kesimpulan

Dalam bagian ini, kesimpulan berupa makna yang diberikan

penulis terhadap hasil diskusi/uraian yang telah dibuat pada

bagian pembahasan. Dalam mengambil kesimpulan, penulis

makalah harus mengacu kembali pada bagian permasalahan

yang diajukan pada bagian pendahuluan. Jangan lupa sertakan

daftar pustaka.

E. Kaidah Kebahasaan Debat

Menggunakan ragam bahasa ilmiah

Tujuannya adalah menghindari kesalahan dalam menafsirkan

argumen yang diajukan oleh setiap orang dalam tim debat.

Ciri ragam bahasa ilmiah adalah:

Page 11: YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS … · konjungsi juga digunakan untuk merangkaikan kalimat yang satu . 14 dengan kalimat berikutnya disebut dengan konjungsi antarkalimat,

11

Bahasa yang

Penggunaan kata teknis

Penggunaan kalimat pendukung atau penolakan

Penanda kohesi leksikal dan gramatikal

Penggunaan modalitas

F. Mari berlatih

Buatlah kelompoh debat, lalu diskusikanlah pilihan tema debat yang telah

ditentukan oleh guru kalian!

Page 12: YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS … · konjungsi juga digunakan untuk merangkaikan kalimat yang satu . 14 dengan kalimat berikutnya disebut dengan konjungsi antarkalimat,

12

Biografi ditulis oleh orang lain tentang riwayat hidup seseorang. Biografi

dapat dipaparkan dalam beberapa kalimat, tetapi dapat juga diuraikan

panjang lebar dalam bentuk buku.

Autobiografi juga berupa tulisan tentang riwayat hidup yang ditulis

secara lebih mendetail oleh orang yang bersangkutan.

STRUKTUR TEKS CERITA ULANG BIOGRAFI

Dalam menulis teks cerita ulang biografi, hal-hal dasar seperti nama,

tempat, dan tanggal lahir menjadi informasi dasar. Berikutnya adalah

informasi mengenai riwayat keluarganya.

Pada sebuah cerita ulang biografi, partisipannya adalah manusia yang

terlibat pada peristiwa lampau. Pronomina atau dikenal juga dengan

kata ganti merupakan kata yang digunakan untuk menggantikan benda

dan menamai seseorang atau sesuatu secara tidak langsung, misalnya

ia, -nya, mereka, kita, dan kami. Pada teks model yang telah disajikan

tersebut terdapat beberapa pronomina, antara lain dia dan –nya.

Selain pronomina yang digunakan untuk penyebutan berikutnya,

seperti –nya (pronomina orang ketiga tunggal) tersebut, dalam teks

cerita ulang biografi terdapat juga pengacuan. Pengacuan merupakan

CERITA ULANG

BIOGRAFI

Page 13: YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS … · konjungsi juga digunakan untuk merangkaikan kalimat yang satu . 14 dengan kalimat berikutnya disebut dengan konjungsi antarkalimat,

13

alat kohesi yang baik karena dapat menghindari pengulangan kata yang

sama terus-menerus.

Dalam menguraikan urutan peristiwa dalam teks cerita ulang biografi,

akan menjumpai kata-kata yang menunjukkan kejadian atau peristiwa,

waktu, dan tempat. Seperti dalam kalimat Rolihlahla Mandela lahir

pada 18 Juli 1918 di Umtata, Afrika Selatan, kata yang digarisbawahi

menunjukkan telah terjadi sebuah peristiwa pada 18 Juli 1918, yakni

kelahiran Rolihlahla Mandela yang berlangsung di Umtata, Afrika

Selatan. Peristiwa yang terjadi berikutnya: Dia bergabung dengan Liga

Kaum Muda, organisasi pemuda Kongres Nasional Afrika (ANC) pada

1944. Dari potongan kalimat itu tergambar pula sebuah peristiwa

bergabungnya Mandela pada 1944 dengan Liga Kaum Muda, organisasi

pemuda Kongres Nasional Afrika (ANC).

Dalam teks cerita ulang biografi, akan banyak ditemui kata kerja

(verba) material untuk menunjukkan aktivitas atau perbuatan nyata

yang dilakukan oleh partisipan. Kata kerja material menunjukkan

perbuatan fisik atau peristiwa, misalnya membaca, menulis, dan

memukul. Pada kata kerja material terdapat partisipan yang melakukan

sesuatu yang disebut aktor dan partisipan yang lain (tidak selalu ada)

yang dituju oleh kata kerja itu atau yang disebut sasaran. Misalnya,

Ayah (aktor) membaca (kata kerja material) koran (sasaran).

Untuk menata urut-urutan peristiwa yang diceritakan, teks cerita ulang

banyak memanfaatkan konjungsi (kata sambung) temporal, seperti

ketika, kemudian, dan setelah. Namun, tidak tertutup kemungkinan

bagi konjungsi lainnya untuk dimunculkan pada teks tersebut, seperti

dan, tetapi, karena, dan meskipun, dan. Konjungsi digunakan untuk

merangkaikan satu klausa dengan klausa yang lain dalam satu kalimat.

Konjungsi ini dikenal dengan konjungsi intrakalimat. Selain itu,

konjungsi juga digunakan untuk merangkaikan kalimat yang satu

Page 14: YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS … · konjungsi juga digunakan untuk merangkaikan kalimat yang satu . 14 dengan kalimat berikutnya disebut dengan konjungsi antarkalimat,

14

dengan kalimat berikutnya disebut dengan konjungsi antarkalimat,

misalnya sementara itu, selanjutnya, dan selain itu.

Ciri kebahasaan lain yang sering ditemukan dalam sebuah teks cerita

ulang biografi adalah kalimat simpleks (yang sesungguhnya sama

dengan kalimat tunggal).

Kalimat simpleks hanya mengandung satu struktur:

subjek^predikator^(pelengkap)^(keterangan). Unsur yang diletakkan di

dalam kurung belum tentu terdapat pada sebuah kalimat.

Kaidah Kebahasaan:

Penggunaan kata ganti pronomina

Penggunaan kata kerja tindakan

Penggunaan kata deskriptif

Penggunaan kata kerja pasif

Penggunaan kata kerja mental

penggunaan kata sambung, kata depan, konjungsi temporal

Page 15: YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS … · konjungsi juga digunakan untuk merangkaikan kalimat yang satu . 14 dengan kalimat berikutnya disebut dengan konjungsi antarkalimat,

15

Contoh struktur teks cerita ulang

Struktur teks Kalimat dalam teks

Orientasi Rolihlahla Mandela lahir pada 18 Juli 1918 di Umtata,

Afrika Selatan.

Dia anak dari seorang kepala suku. Nama Rolihlala

kadang diartikan

sebagai ‘pembuat onar’, sementara nama Nelson baru

kemudian

ditambahkan oleh guru sekolah dasarnya yang

membayangkan suatu kemegahan kerajaan pada nama

itu. Masa kecil Mandela cukup damai, dia banyak

menghabiskan waktu menggembala atau melakukan

kesibukan pedesaan yang lain. Ketika ayahnya

meninggal, dia diurus oleh seorang sanak keluarganya

yang menjadi bupati. Wanita yang pernah mendampingi

hidupnya ada beberapa orang, yaitu Evelyn Mase (cerai

1957), Nkosikazi Nomzamo Madikizela atau Winnie

Mandela (cerai 1996), dan Graca Machel-Mandela

(menikah 1998).

Urutan

peristiwa

hidup tokoh

Tahap I

Nelson Mandela pernah mengenyam pendidikan di

College of Fort

Hare, University of South Africa, dan University of

Witwaterrand,

Johannesburg. Keterlibatannya dalam politik dimulai saat

dia keluar

dari sekolah College of Fort Hare. Dia mulai melibatkan

diri dalam aksi protes mahasiswa menentang tatanan

politik yang menempatkan orang kulit putih lebih tinggi

dari orang kulit hitam. Keterlibatan inilah yang kemudian

Page 16: YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS … · konjungsi juga digunakan untuk merangkaikan kalimat yang satu . 14 dengan kalimat berikutnya disebut dengan konjungsi antarkalimat,

16

menentukan jalan panjang yang harus ditempuhnya

dalam memperjuangkan persamaan hak bagi mayoritas

orang kulit hitam di Afrika Selatan.

Urutan

peristiwa

hidup tokoh

Tahap II

Mandela kemudian magang pada sebuah biro hukum.

Kariernya dalam bidang hukum berlanjut hingga dia bisa

menjadi pengacara yang cukup sukses. Namun, selama

bertahun-tahun kemudian dia menyaksikan bagaimana

politik apartheid (politik diskriminasi warna kulit) sangat

tidak manusiawi. Hanya karena berkulit hitam orang bisa

kehilangan status sebagai manusia. Mandela

meneguhkan hatinya untuk melawan semua ini. Dia rela

meninggalkan kehidupan desa yang damai, bahkan

kariernya sebagai pengacara, untuk memasuki masa

depan yang penuh pengorbanan dan penderitaan.

Urutan

peristiwa

hidup tokoh

Tahap III

Harapan Mandela untuk berhasil sangatlah kecil karena

selama berabad-abad pemerintah kolonial telah

mengonsentrasikan semua kekuasaan politik dan militer,

akses pendidikan, dan sebagian besar kekayaan di

tangan minoritas kulit putih. Kondisi yang mendukung

keberhasilan revolusi hampir tidak ada sama sekali.

Rakyat banyak telah dijinakkan dalam kepatuhan,

wilayah geografis yang luas merintangi komunikasi dan

mobilitas, sementara perang antar-ras bukan suatu

pilihan yang realistis, bahkan bisa menghebohkan.

Urutan

peristiwa

hidup tokoh

Tahap IV

Dalam situasi semacam itu, Mandela memilih jalan tanpa

kekerasan sebagai strategi. Dia bergabung dengan Liga

Kaum Muda, organisasi pemuda Kongres Nasional Afrika

(ANC) pada 1944. Dia mengambil bagian dalam program

perlawanan pasif untuk menentang aturan agar orang

Page 17: YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS … · konjungsi juga digunakan untuk merangkaikan kalimat yang satu . 14 dengan kalimat berikutnya disebut dengan konjungsi antarkalimat,

17

kulit hitam membawa pas jalan dan membuat mereka

tetap dalam posisi budak terus-menerus.

Urutan

peristiwa

hidup tokoh

Tahap V

Pemerintah kemudian menggelar peradilan besar-

besaran terhadap

para “pengkhianat”, Mandela termasuk di antaranya.

Namun, pada

1961 semua itu berakhir dengan pembebasan ke-156

tertuduh. Kemudian, Afrika Selatan “bergolak” karena

pembantaian para demonstran kulit hitam di Sharpeville

pada Maret 1960. Akan tetapi,

Pemerintah tetap konsisten menghantam oposisi:

sebagian besar gerakan pembebasan, termasuk ANC,

dilarang. Mandela yang telah

meraih reputasi sebagai pemimpin orang kulit hitam,

berjuang di bawah tanah selama lebih dari setahun dan

bepergian ke luar negeri

untuk mencari dukungan bagi ANC.

Urutan

peristiwa

hidup tokoh

Tahap VI

Ketika Mandela kembali, dia ditahan dan dikirim ke

penjara Robben

Island selama lima tahun. Namun, dia tetap kukuh,

“Sepanjang hidup saya, saya mendedikasikan diri pada

perjuangan rakyat Afrika. Saya telah berjuang

menentang dominasi kulit putih, dan telah berjuang

melawan dominasi kulit hitam. Saya mengharapkan

demokrasi dan masyarakat bebas yang ideal,

memperlihatkan bahwa setiap orang hidup bersama

dalam harmoni dan mendapat kesempatan yang sama.

Hal itulah yang ingin saya hidupkan dan saya capai. Jika

perlu, untuk itu saya siap mati.”

Page 18: YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS … · konjungsi juga digunakan untuk merangkaikan kalimat yang satu . 14 dengan kalimat berikutnya disebut dengan konjungsi antarkalimat,

18

Puisi adalah bentuk karya sastra yang terkikat oleh rima, ritma, atau

pun jumlah baris serta ditandai oleh bahasa yang padat. Puisi berdasarkan

periodisasinya dibedakan menjadi 2, puisi lama dan puisi baru.

A. Puisi Lama

Puisi yang terikat oleh aturan-aturan, seperti: jumlah baris tiap bait,

jumlah suku kata dalam tiap baris, jumlah kata dalam tiap bait,

persajakan (rima), dan irama.

Puisi

Puisi Lama

Puisi Baru

PUISI

Page 19: YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS … · konjungsi juga digunakan untuk merangkaikan kalimat yang satu . 14 dengan kalimat berikutnya disebut dengan konjungsi antarkalimat,

19

Jenis-jenis puisi lama:

1. Mantra

Mantra adalah puisi yang berisi ucapan-ucapan yang dianggap memiliki

kekuatan gaib.

contoh mantra:

Assalammu’alaikum putri satulung besar

Yang beralun berilir simayang

Mari kecil, kemari

Aku menyanggul rambutmu

Aku membawa sadap gading

Akan membasuh mukamu

2. Pantun

Pantun merupakan puisi lama yang asli dari tanah air. Kata pantun

berarti ’bagai’, ’seperti’, ’ibarat’, ’seumpama’, atau ’laksana’.

Ciri-ciri pantun:

a) Bersajak a-b-a-b

b) Tiap bait terdiri dari 4 baris.

c) Tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata.

d) Baris 1-2 disebut sampiran dan baris 3-4 disebut isi.

Pohon anggur di tepi pagar

Besar dahannya tergolong sedang

Jangan malas untuk belajar

Agar prestasi semakin gemilang

Jika buah anggur mulai matang

Banyak anak yang memetinya

Page 20: YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS … · konjungsi juga digunakan untuk merangkaikan kalimat yang satu . 14 dengan kalimat berikutnya disebut dengan konjungsi antarkalimat,

20

Jika malas, orangtua meradang

Tinggal kelas tentu jadi akibatnya

3. Seloka

Seloka adalah pantun berkait.

Ciri-ciri seloka:

a) Bersajak a-b-a-b.

b) Tiap bait terdiri dari 4 baris.

c) Tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata.

d) Baris 1-2 disebut sampiran dan baris 3-4 disebut isi.

e) Pada bait kedua, baris 2 dan 4 pada bait pertama dijadikan baris 1 dan

3 pada bait kedua.

Pohon anggur di tepi pagar

Besar dahannya tergolong sedang

Jangan malas untuk belajar

Agar prestasi semakin gemilang

Besar dahannya tergolong sedang

Meski tak sebesar kepalan tangan

Agar prestasi semakin gemilang

Cita-cita pun tak berhenti di angan

4. Karmina

Karmina adalah pantun kilat.

Ciri-ciri karmina:

a) Tiap bait terdiri dari 2 baris, baris 1 berupa sampiran dan baris 2

berupa isi.

Page 21: YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS … · konjungsi juga digunakan untuk merangkaikan kalimat yang satu . 14 dengan kalimat berikutnya disebut dengan konjungsi antarkalimat,

21

b) Tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata

c) Tiap baris, isinya saling berlawanan.

d) Bersajak a-a.

Dahulu parang, sekarang besi

Dahulu sayang, sekarang benci

5. Gurindam

Gurindam adalah puisi lama yang berasal dari India yang berarti

’perhiasan’ atau ’bunga’.

Ciri-ciri gurindam:

a) Tiap bait terdiri dari 2 baris.

b) Tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata.

c) Baris pertamanya berisi sebab dan baris keduanya berisi akibat.

d) Bersajak a-a.

Kurang pikir kurang siasat

Tentu dirimu akan tersesat

Barang siapa tinggalkan sembahyang

Bagai rumah tiada bertiang

Jika suami tiada berhati lurus

Istri pun kelak menjadi kurus

Page 22: YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS … · konjungsi juga digunakan untuk merangkaikan kalimat yang satu . 14 dengan kalimat berikutnya disebut dengan konjungsi antarkalimat,

22

6. Syair

Syair adalah puisi lama yang berasal dari Arab yang artinya ’perasaan’.

Syair berisi kisah perjalanan hidup atau ungkapan isi hati.

Ciri-ciri syair:

a) Tiap bait terdiri dari 4 baris.

b) Tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata.

c) Bersajak a-a-a-a.

d) tidak memiliki sampiran (semuanya isi)

Suatu kisah di sebuah istana

Hiduplah seorang maharaja

Beliau sangat bijaksana

Terkenal hingga ke mana-mana

7. Talibun

Talibun adalah puisi lama yang berasal dari Timur Tengah. Talibun

merupakan alat dalam menjalin hubungan yang mesra/akrab, seperti

percintaan, berolok-olok atau berkelakar.

Ciri-ciri talibun:

a) Tiap bait terdiri lebih dari 4 baris dan harus berjumlah genap.

b) Tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata.

c) Jika 1 bait berisi 6 baris, susunannya: 3 baris berupa sampiran dan tiga

baris berupa isi.

d) bersajak a-b-c

Jalan-jalan sore memang seru

Tidak lupa singgah di taman

Duduk di rumput tanpa alas

Page 23: YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS … · konjungsi juga digunakan untuk merangkaikan kalimat yang satu . 14 dengan kalimat berikutnya disebut dengan konjungsi antarkalimat,

23

Jika punya teman baru

Teman lama jangan dilupakan

Agar pertemanan makin luas

B. Puisi Baru

Puisi baru bentuknya lebih bebas daripada puisi lama, baik dalam segi

jumlah baris, suku kata, maupun rima.

1. Puisi baru menurut isinya dibedakan atas:

a. Balada

Balada adalah puisi sederhana yang berisi kisah/cerita yang

mengharukan.

Modal Nekad

Terus berusaha tanpa henti

Walau hanya di beri recehan

Namun tak membuat Patah Semangat

(Balada Pengamen)

b. Himne

Himne adalah puisi yang berisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau

pahlawan.

Bahkan batu-batu yang keras dan bisu

Mengagungkan nama-Mu dengan cara sendiri

Menggeliat derita pada lekuk dan liku

bawah sayatan khianat dan dusta.

Dengan hikmat selalu kupandang patung-Mu

menitikkan darah dari tangan dan kaki

dari mahkota duri dan membulan paku

Page 24: YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS … · konjungsi juga digunakan untuk merangkaikan kalimat yang satu . 14 dengan kalimat berikutnya disebut dengan konjungsi antarkalimat,

24

Yang dikarati oleh dosa manusia.

Tanpa luka-luka yang lebar terbuka

dunia kehilangan sumber kasih

Besarlah mereka yang dalam nestapa

mengenal-Mu tersalib di datam hati.

(Saini S.K)

c. Ode

Ode adalah puisi sanjungan/pujian untuk orang yang berjasa atau

peristiwa yangg dimuliakan.

Di atas puncak gunung fantasi

Berdiri aku, dan dari sana

Mandang ke bawah, ke tempat berjuang

Generasi sekarang di panjang masa

Menciptakan kemegahan baru

Pantoen keindahan Indonesia

Yang jadi kenang-kenangan

Pada zaman dalam dunia

(Generasi Sekarang, karya Asmara Hadi)

d. Epigram

Epigram adalah puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup.

Page 25: YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS … · konjungsi juga digunakan untuk merangkaikan kalimat yang satu . 14 dengan kalimat berikutnya disebut dengan konjungsi antarkalimat,

25

Hari ini tak ada tempat berdiri

Sikap lamban berarti mati

Siapa yang bergerak, merekalah yang di depan

Yang menunggu sejenak sekalipun pasti tergilas.

(Iqbal)

e. Romansa (Romance)

Romansa (romance) adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta

kasih/kasih sayang.

Cinta akan terasa bahagia

Bila kita selalu bersama

Cinta tak kan indah

Bila kita jauh terpisah

Cinta akan abadi

Bila kita saling berbagi

Cinta akan sejati

Bila kita saling mengerti

(Arti Cinta)

f. Elegi

Elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan.

Ini kali tidak ada yang mencari cinta

di antara gudang, rumah tua, pada cerita tiang serta temali.

Kapal, perahu tiada berlaut menghembus diri dalam mempercaya mau

berpaut

Gerimis mempercepat kelam.

Ada juga kelepak elang menyinggung muram, desir hari lari berenang

menemu bujuk pangkal akanan.

Tidak bergerak dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.

Page 26: YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS … · konjungsi juga digunakan untuk merangkaikan kalimat yang satu . 14 dengan kalimat berikutnya disebut dengan konjungsi antarkalimat,

26

Tiada lagi.

Aku sendiri.

Berjalan menyisir semenanjung,

masih pengap harap sekali tiba di ujung

dan sekalian selamat jalan dari pantai keempat,

sedu penghabisan bisa terdekap

(Senja di Pelabuhan Kecil, karya Chairil Anwar)

g. Satire

Satire adalah puisi yang berisi sindiran/kritik/ejekan.

Aku bertanya

tetapi pertanyaan-pertanyaanku

membentur jidad penyair-penyair salon,

yang bersajak tentang anggur dan rembulan,

sementara ketidakadilan terjadi

di sampingnya,

dan delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan,

termangu-mangu di kaki dewi kesenian.

(Rendra)

2. Puisi baru menurut bentuknya dibedakan atas:

a. Distikon

Distikon adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari dua baris.

Berkali kita gagal

Ulangi lagi dan cari akal

Berkali-kali kita jatuh

Kembali berdiri jangan mengeluh

(Or. Mandank)

b. Terzina

Page 27: YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS … · konjungsi juga digunakan untuk merangkaikan kalimat yang satu . 14 dengan kalimat berikutnya disebut dengan konjungsi antarkalimat,

27

Terzina adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari tiga baris.

Dalam ribaan bahagia datang

Tersenyum bagai kencana

Mengharum bagai cendana

Dalam bah’gia cinta tiba melayang

Bersinar bagai matahari

Mewarna bagaikan sari

(Dari ; Madah Kelana, karya Sanusi Pane)

c. Kuantrain (Quatrain)

Kuantrain (quantrain) adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari empat

baris.

Mendatang-datang jua

Kenangan masa lampau

Menghilang muncul jua

Yang dulu sinau silau

Membayang rupa jua

Adi kanda lama lalu

Membuat hati jua

Layu lipu rindu-sendu (A.M. Daeng Myala)

d. Kuint (Quint)

Kuint (quint) adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari lima baris.

Hanya Kepada Tuan

Satu-satu perasaan

Hanya dapat saya katakan

Kepada tuan

Yang pernah merasakan

Page 28: YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS … · konjungsi juga digunakan untuk merangkaikan kalimat yang satu . 14 dengan kalimat berikutnya disebut dengan konjungsi antarkalimat,

28

Satu-satu kegelisahan

Yang saya serahkan

Hanya dapat saya kisahkan

Kepada tuan

Yang pernah diresah gelisahkan

Satu-satu kenyataan

Yang bisa dirasakan

Hanya dapat saya nyatakan

Kepada tuan

Yang enggan menerima kenyataan (Or. Mandank)

e. Sektet

Sektet adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari enam baris.

Merindu Bagia

Jika hari’lah tengah malam

Angin berhenti dari bernafas

Sukma jiwaku rasa tenggelam

Dalam laut tidak terwatas

Menangis hati diiris sedih (Ipih)

f. Septima (Septime)

Septima (septime) adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari tujuh

baris.

Duduk di pantai tanah yang permai

Tempat gelombang pecah berderai

Berbuih putih di pasir terderai

Tampaklah pulau di lautan hijau

Gunung gemunung bagus rupanya

Page 29: YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS … · konjungsi juga digunakan untuk merangkaikan kalimat yang satu . 14 dengan kalimat berikutnya disebut dengan konjungsi antarkalimat,

29

Ditimpah air mulia tampaknya

Tumpah darahku Indonesia namanya

(Indonesia Tumpah Darahku, karya Muhammad Yamin)

g. Stanza/Oktaf

Stanza/oktaf adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari delapan baris.

Awan datang melayang perlahan

Serasa bermimpi, serasa berangan

Bertambah lama, lupa di diri

Bertambah halus akhirnya seri

Dan bentuk menjadi hilang

Dalam langit biru gemilang

Demikian jiwaku lenyap sekarang

Dalam kehidupan teguh tenang (Awan, karya Sanusi Pane)

h. Soneta

Soneta adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari empat belas baris.

Soneta terdiri atas 4 bait, yang terdiri atas 2 kuantrain (quatrain) dan 2

terzina.

Perasaan siapa ta ‘kan nyala

Melihat anak berelagu dendang

Seorang saja di tengah padang

Tiada berbaju buka kepala

Beginilah nasib anak gembala

Berteduh di bawah kayu nan rindang

Semenjak pagi meninggalkan kandang

Pulang ke rumah di senja kala

Jauh sedikit sesayup sampai

Terdengar olehku bunyi serunai

Page 30: YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS … · konjungsi juga digunakan untuk merangkaikan kalimat yang satu . 14 dengan kalimat berikutnya disebut dengan konjungsi antarkalimat,

30

Melagukan alam nan molek permai

Wahai gembala di segara hijau

Mendengarkan puputmu menurutkan kerbau

Maulah aku menurutkan dikau

(Gembala, karya Muhammad Yamin)

C. Bentuk dan Gaya Membaca Puisi

Poetry reading

Ciri khas gaya ini adalah membawa teks puisi. Posisinya dapat

dilakukan dengan cara berdiri, duduk, dan kombinasi gerak berdiri dan

duduk.

Deklamatoris

Gaya membaca puisi ini tidak membawa teks puisi, dan harus

dihafalkan terlebih dahulu.

Teatrikal

Ketika memilih gaya membaca puisi ini, Anda harus melakukannya

dengan total, mulai dari ekspresi, kostum, properti, setting, musik.

D. UNSUR-UNSUR PUISI

Unsur-unsur puisi meliputi struktur fisik dan struktur batin puisi.

1. Struktur fisik puisi, meliputi:

a. Perwajahan Puisi (Tipografi)

Bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi

kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu

dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik.

b. Diksi/Pemadatan Kata/Pilihan Kata

Pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Puisi

adalah bentuk karya sastra yang sedikit kata-kata tetapi dapat

Page 31: YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS … · konjungsi juga digunakan untuk merangkaikan kalimat yang satu . 14 dengan kalimat berikutnya disebut dengan konjungsi antarkalimat,

31

mengungkapkan banyak hal, maka kata-katanya harus dipilih secermat

mungkin.

c. Citraan (Pengimajian)

Citraan dapat dibagi menjadi lima, yaitu citraan pendengaran, citraan

penglihatan, dan citraan rabaan atau sentuhan, citraan perasaan (hati),

citraan pengecapan, dan citraan penciuman.

d. Kata Konkret

Penggunaan kata konkret penting untuk membangkitkan imajinasi.

Dengan penggunaan kata konkret, pembaca dapat membayangkan

secara jelas peristiwa atau keadaan yang dilukiskan oleh penulis

(terkait dengan citraan).

e. Gaya Bahasa

Gaya bahasa merupakan bahasa yang dipakai penulis untuk

mengatakan sesuatu dengan cara mengiaskan secara tidak langsung

makna yang dimaksud. Gaya bahasa yang digunakan disebut dengan

majas.

f. Rima/Irama

Rima/irama adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah,

dan akhir baris puisi. Rima mencakup:

1) Onomatope (tiruan terhadap bunyi, misal /ng/ yang memberikan efek

magis pada puisi Sutadji C.B.),

2) Bentuk intern pola bunyi (aliterasi, asonansi, persamaan akhir,

persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi

bunyi [kata], dan sebagainya.

3) Pengulangan kata/ungkapan. Ritma merupakan tinggi rendah, panjang

pendek, keras lemahnya bunyi. Rima sangat menonjol dalam pembacaan

puisi.

2. Struktur batin puisi, meliputi:

Page 32: YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS … · konjungsi juga digunakan untuk merangkaikan kalimat yang satu . 14 dengan kalimat berikutnya disebut dengan konjungsi antarkalimat,

32

a. Tema/Makna (Sense)

Pokok persoalan yang akan diungkapkan oleh penulis. Secara tersirat,

tema ada di dalam keseluruhan puisi. Tema merupakan respon penyair

terhadap kenyataan sosial, ekonomi, maupun budaya di masyarakat.

b. Perasaan (Feeling)

Puisi merupakan ekspresi terdalam dari perasaan penulis. Bentuknya

dapat berupa kerinduan, kekaguman, kegelisahan terhadap seseorang

(atau suatu hal) sehingga bahasa puisi lebih padat dan ekspresif.

c. Nada (Tone) dan Suasana

Nada adalah sikap penyair/penulis terhadap sesuatu (bersikap

menggurui,menyindir, memuji, mengejek, dan lain-lain). Suasana

adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi atau akibat

psikologis yang ditimbulkan puisi itu terhadap pembaca.

d. Amanat/tujuan/maksud (itention)

Pesan yang ingin disampaikan penyair kepada pembaca.

Page 33: YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS … · konjungsi juga digunakan untuk merangkaikan kalimat yang satu . 14 dengan kalimat berikutnya disebut dengan konjungsi antarkalimat,

33

Resensi buku adalah teks berupa ulasan atau komentar mendalam

tentang kelebihan dan kelemahan suaru buku. Objeknya dapat berupa

buku ilmiah populer, film, pementasan drama, album lagu.

Secara garis besar, buku (bacaan) dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

a. Buku fiksi, contohnya kumpulan puisi, dongeng, cerpen, novel, drama,

hikayat, anekdot. Buku-buku tersebut merupakan hasil imajinasi

penulisnya dan tidak menggunakan fakta sebagai dasar penulisannya.

b. Buku nonfiksi, contohnya buku pelajaran, ilmiah popular, atau biografi.

Buku-buku tersebut menggunakan fakta-fakta atau pendapat penulis yang

kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan (objektif).

Buku

Nonfiksi

Faktual Objektif

Fiksi

Berdasarkan imajinasi

MENULIS RESENSI

Page 34: YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS … · konjungsi juga digunakan untuk merangkaikan kalimat yang satu . 14 dengan kalimat berikutnya disebut dengan konjungsi antarkalimat,

34

Hal-hal yang dapat dicantumkan dalam penilaian buku (resensi )

adalah:

Identitas buku (judul, penulis, penerbit, tahun terbit, tebal buku, harga)

Latar belakang buku (bisa dari pengarang, ataupun badan mana yang

telah menerbitkan buku tersebut)

Jenis buku (roman/komedi/biografi/novel/dsb)

Ringkasan/sinopsis/garis besar isi buku

Keunggulan buku

Kelemahan buku

Saran bagi pembaca.

Mari Berlatih

1) Bacalah sebuah buku nonfiksi. Usahakanlah buku itu merupakan buku

terbitan terbaru, lalu buatlah resensi dari buku tersebut!

2) Bacalah sebuah buku fiksi. Usahakanlah buku itu merupakan buku

terbitan terbaru, lalu buatlah resensi dari buku tersebut!

DAFTAR PUSTAKA

Kosasih, Engkos. 2016. Cerdas Berbahasa Indonesia untuk SMA/MA Kelas X.

Jakarta. Erlangga.

Mulyadi, Yadi. 2016. Bahasa Indonesia untuk Siswa SMA-MA/SMK-MAK Kelas

X. Bandung: Yrama Widya.

KBBI Online

.Pradopo, Rahmat Djoko. 1983. Kesusastraan Indonesia Modern. Jakarta : Gramedia.

-------------------------------. 2010. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan

penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Page 35: YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS … · konjungsi juga digunakan untuk merangkaikan kalimat yang satu . 14 dengan kalimat berikutnya disebut dengan konjungsi antarkalimat,

35

Sukarworo, Ign, dkk. 2010. Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA dan MA Kelas X.

Jakarta: Piranti Dharma Kalokatama.

Teeuw, A. 1989. Sastra Indonesia Modern 2. Jakarta : Pustaka Jaya.

Page 36: YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS … · konjungsi juga digunakan untuk merangkaikan kalimat yang satu . 14 dengan kalimat berikutnya disebut dengan konjungsi antarkalimat,

36