workplan manajamen (1)

52
MANAJEMEN KEPERAWATAN SKENARIO Ruang Bougenville 4 di rumah sakit tipe A pendidikan merupakan bangsal II penyakit dalam khususnya bangsal Onkologi. Kapasitas pasien di bangsal ini adalah 30 tempat tidur dengan BOR 90%.Terdapat 18 tenaga perawat, 1 perawat lulusan SPK, 1 perawat lulusan S1 dan yang lainnnya lulusan Diploma. Kepala Ruang dipegang oleh perawat senior lulusan D3, sedangkan PN 1 dipegang oleh lulusan S1 dan PN 2 dipegang oleh lulusan D3. Di bangsal ini belum semua perawat mendapatkan pelatihan pemberian perawatan pada pasien dengan sitostatika.sebagian besar perawat tidak memperhatikan APD saat memberikan obat sitostatika pada pasien. Permasalahan yang muncul pada ruangan Bougenvile 4 adalah kegiatan post conference tidak pernah dilakukan dikarenakan PN2 dan kepala ruang harus meninggalkan ruang jam 1 atau sebelum pergantian shift untuk mengikuti sekolah S1. Kepala ruang merupakan orang yang cukup ramah, baik dan perhatian terhadap bawahannya, namun dalam administrasi seperti pelaporan indikator mutu klinik kepala ruang jarang membuat laporan dengan alasan banyaknya tugas diluar ruang seperti rapat, pelatihan dan juga mengerjakan tugas belajar.Struktur organisasi yang terpajang di ruanganpun sudah tidak sesuai dengan yang seharusnya, karena ada beberapa perawat yang pindah ke bangsal lain 3 bulan yang lalu. Dari hasil survey kepuasan pelanggan didapatkan kepuasan pasien cukup tinggi 80% pasien mngatakan puas dengan pelayanan

description

workplan manajamen

Transcript of workplan manajamen (1)

MANAJEMEN KEPERAWATAN

SKENARIORuang Bougenville 4 di rumah sakit tipe A pendidikan merupakan bangsal II penyakit dalam khususnya bangsal Onkologi. Kapasitas pasien di bangsal ini adalah 30 tempat tidur dengan BOR 90%.Terdapat 18 tenaga perawat, 1 perawat lulusan SPK, 1 perawat lulusan S1 dan yang lainnnya lulusan Diploma. Kepala Ruang dipegang oleh perawat senior lulusan D3, sedangkan PN 1 dipegang oleh lulusan S1 dan PN 2 dipegang oleh lulusan D3. Di bangsal ini belum semua perawat mendapatkan pelatihan pemberian perawatan pada pasien dengan sitostatika.sebagian besar perawat tidak memperhatikan APD saat memberikan obat sitostatika pada pasien.Permasalahan yang muncul pada ruangan Bougenvile 4 adalah kegiatan post conference tidak pernah dilakukan dikarenakan PN2 dan kepala ruang harus meninggalkan ruang jam 1 atau sebelum pergantian shift untuk mengikuti sekolah S1. Kepala ruang merupakan orang yang cukup ramah, baik dan perhatian terhadap bawahannya, namun dalam administrasi seperti pelaporan indikator mutu klinik kepala ruang jarang membuat laporan dengan alasan banyaknya tugas diluar ruang seperti rapat, pelatihan dan juga mengerjakan tugas belajar.Struktur organisasi yang terpajang di ruanganpun sudah tidak sesuai dengan yang seharusnya, karena ada beberapa perawat yang pindah ke bangsal lain 3 bulan yang lalu.Dari hasil survey kepuasan pelanggan didapatkan kepuasan pasien cukup tinggi 80% pasien mngatakan puas dengan pelayanan perawat, namun ada beberapa pasien yang merasakan tidak nyaman dengan adanya pengunjung yang dengan bebasnya keluar masuk bangsal diluar jam kunjung.Kepuasan mahasiswa praktek belum pernah dievaluasi.PN 1 merasa sangat kewalahan karena harus mengurus mahasiswa yang jumlahnya 10-12 mahasiswa/ minggunya. PN 1 ronde keperawatan jarang dilakukan karena kesibukannya, PN 1 belum mengetahui bagaimana melakukan ronde keperawatan dengan cara yang tepat.

Buatlah workplan dengan panduan sebagai berikut:1. Kaji unsur input Terdapat 18 tenaga perawat dengan latar belakang pendidikan S1 sebanyak 1 orang, SPK sebanyak 1 orang, dan 16 perawat lulusan D3. Terdapat 30 tempat tidur, dengan BOR 90%. Terdapat beberapa perawat yang telah mendapatkan pelatihan pemberian perawatan sitostatika, namun sebagian besar belum mendapatkan pelatihan. Struktur organisasi yang terpajang di ruangan sudah tidak sesuai dengan yang seharusnya.2. Kaji unsur proses Seorang perawat bertindak sebagai kepala ruang dengan latar belakang pendidikan D3. Dua orang perawat sebagai PN masing masing dengan latar belakang pendidikan S1 dan D3. Kepala Ruang jarang membuat laporan indikator mutu klinik. PN I sibuk menangani mahasisiwa yang praktek di bangsal Ronde keperawatan jarang dilakukan oleh PN I, karena PN I belum mengetahui cara yag tepat untuk melakukan ronde keperawatan.3. Kaji unsur output Kepuasan pelanggan cukup tinggi sekitar 80% Pengembangan staf dilakukan dengan cara menyekolahkan PN II dan Kepala Ruang ke jenjang S1. Beberapa pasien merasa tidak nyaman dengan adanya pengunjung yang bebas keluar masuk bangsal di luar jam kunjung. PN I merasa kelelahan karena harus mengurus mahasiswa praktek.4. Buat analisa data berdasarkan data pengkajian INPUTTEORIDATA

Kebutuhan tenaga perawat berdasarkan Permenkes 262/VII/1979 adalah 3-4 perawat tiap 2 tempat tidur.Terdapat 18 perawat untuk 30 tempat tidur, hal ini tidak sesuai dengan teori, seharusnya dengan jumlah tempat tidur 30 bed, jumlah perawat di bangsal tersebut adalah 45 60 orang.

Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60-85% (Depkes RI, 2005).BOR di bangsal bougenville adalah 90%, hal ini menunjukkan bahwa pemanfaatan tempat tidur terlalu tinggi

Perawat dalam menjalankan peran sebagai pemberi asuhan keperawatan khususnya dalam pemberian sitostatika di tuntut untuk menjaga keselamatan diri dari bahaya serta dampak yang ditimbulkan dari pemberianobat-obat sitostatika yakni dengan menggunakan proteksi diri, dimana proteksi diri merupakan suatu pencegahan untuk menghindarkan atau meminimalkanbahaya yang dapat ditimbulkan oleh zat sitotoksik yang terdapat pada obat-obatsitostatika. Pada dosis terapi zat sitotoksis ditemukan bersifat mutagenik,karsiogenik, teratogenik. (Diklat RS Dr.Kariadi,2003)Terdapat beberapa perawat yang telah mendapatkan pelatihan pemberian perawatan sitostatika, namun sebagian besar belum mendapatkan pelatihan.

Struktur organisasi yang terpajang di ruangan sudah tidak sesuai dengan yang seharusnya

PROSESTEORIDATA

Menurut Teori metode primer modifikasi pemula, dalam satu bangsal terdapat ners (1:25-30 pasien), D3 sebagai PN pemula, dan SPK sebagai AN.Pemerataan latar belakang jenjang pendidikan sudah diterapkan di bangsal Bougenville.

Indikator mutu klinik penting dilakukan untuk: mengidentifikasi keadaan sekarang membandingkan dengan standar membandingkan dengan pesaing (benchmarking) memantau: stabilitas, perbaikan, dan kemerosotan (Stamatis, 1996)Indikator mutu klinik jarang dilakukan.

Ronde keperawatan ini penting selain untuk supervise Perawat pelaksana, juga sarana bagi Ketua Tim untuk memperoleh data tambahan tentang konsisi klien (Swansburg, 2000)Pada kegiatan ronde keperawatan, perawat pelaksana akan dievaluasi oleh ketua tim untuk melihat apakah tindakan yang telah dilakukan sesuai dengan rencana keperawatan yang telah disusun oleh ketua tim. Perawat pelaksana akan belajar mendapatkan masukan, penguatan positif dari ketua tim terkait dengan tindakan yang telah dikerjakanRonde jarang dilakukan karena tidak mengetahui cara untuk melakukannya. Hal ini merupakan salah satu kekurangan di bangsal Bougenville karena dengan tidak dilakukannya ronde keperawatan, kegiatan perawatan pada pasien kurang terawasi oleh Ketua Tim, sehingga Ketua Tim tidak mengetahui apakah rencana keperawatan sudah benar benar dilaksanakan atau belum.

OUTPUTTEORIDATA

Menurut Mac Dougall untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan diklasifikasikan dalam beberapa tingkatan yaitu: a) Exellent atau sangat puas 95%; b) Bagus atau puas 65%; c) Rata-rata atau netral 15%; d) Jelek atau tidak puas2%; e) Sangat jelek atau sangat tidak puas 0%.Kepuasan pelanggan cukup tinggi sekitar 80%, hal ini menunjukkan bahwa kepuasan pasien terhadap pelayanan Rumah Sakit adalah Bagus.

Salah satu indicator output adalah dengan melakukan pengembangan staf Pengembangan staf dilakukan dengan cara menyekolahkan PN II dan Kepala Ruang ke jenjang S1.

Setiap rumah sakit memeliki jam besuk yang berbeda-beda, sehingga banyak orang yang keluar masuk Beberapa pasien merasa tidak nyaman dengan adanya pengunjung yang bebas keluar masuk bangsal di luar jam kunjung. Hal ini menunjukkan bahwa aturan belum tegas dan kurang dipatuhi oleh pengunjung Rumah Sakit

PN I merasa kewalahan karena harus mengurus mahasiswa praktek.

5. Rumuskan masalah yang adaa. Jumlah perawat yang ada kurang memadai dibandingkan dengan jumlah pasien b. Belum semua perawat mendapatkan pelatihan pemberian perawatan pada pasien dengan sitostatika.Sebagian besar perawat tidak memperhatikan APD saat memberikan obat sitostatika pada pasien.c. Kegiatan post conference tidak pernah dilakukan.d. Kepala ruang jarang membuat laporan indikator mutu klinik.e. Beberapa pasien merasa tidak nyaman dengan adanya pengunjung yang dengan bebasnya keluar masuk bangsal diluar jam kunjung.f. PN 1 jarang melakukan ronde keperawatan.6. Rencanakan penyelesaian masalah dalam bentuk POA (Plan of Action)a. Menambah jumlah perawat sesuai dengan kebutuhan jumlah pasienTujuan: mengurangi beban kerja perawatIndikator keberhasilan : nursing error berkurang, kepuasan pasien tetap atau meningkat.How: Membuka rekrutmen calon perawat baru yang sesuai dengan kualifikasi kebutuhan What: Melakukan seleksi calon perawat Why: Meningkatkan mutu pemberian pelayanan keperawatanWhen: Juli 2014Who: Kepala ruang dan bagian SDM RSWhere: Rumah sakitb. Mengadakan pelatihan kepada perawat tentang pemberian perawatan pada pasien dengan sitostatikaTujuan: semua perawat mendapatkan pelatihan pemberian perawatan pada pasien dengan sitostatika.Indikator keberhasilan : peningkatan pemahaman perawat tentang teknik pemberian sitostatika yang aman bagi pasien, perawat memperhatikan APD saat memberikan obat sitostatika, perawat membuang limbah sitostatika sesuai prosedur keamanan.How: Kegiatan ini bisa dilakukan dengan 3 periode waktu. Masing-masing periode dikuti oleh 3-4 orang perawat dari bangsal tersebut. Membuat kebijakan tertulis seperti prosedur atau standar dalam pemberian obat sitostatika.What: Meningkatkan kompetensi perawat dalam pemberian perawatan pada pasien dengan sitostastika.Why:Mengubah pandangan perawat agar memperhatikan APD saat memberikan obat sitostatika pada pasien.When: Juni 2014Who: Perawat di bangsal tersebutWhere: Di Auditorium RSc. PN II dapat membagi waktu untuk melakukan tugas belajar dan tugas kerjaTujuan : kegiatan post conference dapat berjalan sebagaimana mestinyaIndikator keberhasilan : tugas belajar dapat dilaksanakan tanpa harus menganggu jadwal kerja dan post conferenceHow: Menggunakan waktu istirahat ataupun sebelum berangkat ke tempat belajar untuk melakukan poskonferenceWhat: reschedule post conference apabila PN II tidak dapat melakukan postconference pada watunyaWhy: Kegiatan ini dapat digunakan untuk mengetahui perkembangan pasien dan apa yang telah dilakukan perawat saat shif tersebutWhen: waktu istirahat siangWho: PN II dan perawat pada shift tersebut dan tidak berjaga di pasienWhere: Ruang perawatd. Mempertegas tanggung jawab dan kewajiban kepala ruang dalam menjalannkan tugasTujuan : kepala ruang lebih bertanggung jawab atas segala tugas yang telah dibebankan kepadanya.Indikator keberhasilan : laporan indicator mutu klinik dapat dibuat sebagai bahan evaluasiHow: Aturan yang tegas dari atasan dan dibuat deadline bagi pembuatan laporan indikator mutu klinikWhat: Pembuatan deadline untuk pembuatan laporan dan dilakukan peringatan jika tidak mengumpulkan laporan mutu klinikWhy: Pembuatan laporan indikator mutu klinik dapat diguanakan untuk mengevaluasi mutu pelayanan rumah sakitWhen: Juni 2014Who: Direktur rumah sakitWhere: Rumah sakite. Mempertegas jam kunjungTujuan: kenyamanan pasienIndikator keberhasilan: pasien mengungkapkan kenyamanan, tidak ada lagi pengunjung di luar jam kunjungHow: Meningkatkan kinerja dan kualitas petugas keamanan rumah sakit untuk memantau jam kunjung pasien. Selain itu dapat mengunci pintu bangsal dan memasang tulisan jam kunjung jika bukan waktu jam kunjung.What: Petugas keamaan menjaga dengan ketat dan melarang pengunjung yang ingin menjenguk pasien. Petugas mengunci pintu dan memasang pengumuman jam besuk.Why: Menciptakan suasana tenang sehingga dapat mempercepat kesembuhan pasien serta meningkatkan kepuasan pasien.When: Mei 2014, jam kunjung pagi mulai pukul 10.00-12.00, sore mulai pukul 16.00-18.00Who: Petugas keamanan RSWhere: di pintu masuk pengunjungf. PN I meningkatkan pengetahuan tentang bagaimana melakukan ronde keperawatan dengan tepatTujuan: ronde keperawatan dapat dilaksanankan teraturIndikator keberhasilan : PN I melaksanakan ronde keperawatan pada setiap kasus pasien, PN I mengetahui bagaimana melakukan ronde keperawatan.How: Mengupdate ilmu pengetahuan dan menggali pengalaman dari PN sebelumnya, PN I diberikan penjelasan mengenai mekanisme melakukan ronde keperawatan dan dilakukan diskusi dengan PN lainnya.What: Mengumpulkan bahan tentang ronde keperawatan Why: melakukan kroscek terhadap kinerja perawat terhadap pasien When: kapan sajaWho: PN IWhere: dimana saja7. Rencanakan evaluasi secara detail untuk mengukur pencapaian dari masing-masing target yang sudah ditetapkan(lampiran)8. Lakukan analisis SWOT untuk ruang rawat tersebuta. ManStrenghtWeaknessOpportunityThreat

Kepala ruang merupakan orang yang cukup ramah, baik dan perhatian terhadap bawahannya. Dari hasil survey kepuasan pelanggan didapatkan kepuasan pasien cukup tinggi 80% pasien mngatakan puas dengan pelayanan perawat. Belum semua perawat mendapatkan pelatihan pemberian perawatan pada pasien dengan sitostatika. PN 1 merasa sangat kewalahan karena harus mengurus mahasiswa yang jumlahnya 10-12 mahasiswa/ minggunya. Beberapa pasien merasakan tidak nyaman dengan adanya pengunjung yang dengan bebasnya keluar masuk bangsal diluar jam kunjung. Terdapat 18 tenaga perawat, 1 perawat lulusan SPK, 1 perawat lulusan S1 dan yang lainnnya lulusan Diploma. Kepala Ruang dipegang oleh perawat senior lulusan D3, sedangkan PN 1 dipegang oleh lulusan S1 dan PN 2 dipegang oleh lulusan D3. Kepala ruang mengikuti sekolah S1. Adanya mahasiswa praktek di bangsal tersebut. Keselamatan pasien terancam apabila sebagian perawat di bangsal belum mendapat pelatihan Perawat merasa kelelahan karena banyak pasien

b. MethodStrenghtWeaknessOpportunityThreat

- Sebagian besar perawat tidak memperhatikan APD saat memberikan obat sitostatika pada pasien. kegiatan post conference tidak pernah dilakukan. kepala ruang jarang membuat laporan indicator mutu klinik. Struktur organisasi yang terpajang di ruanganpun sudah tidak sesuai dengan yang seharusnya. Kepuasan mahasiswa praktek belum pernah dievaluasi. Ronde keperawatan jarang dilakukan karena kesibukan PN 1. PN 1 belum mengetahui bagaimana melakukan ronde keperawatan dengan cara yang tepat.- Terjadi miskomunikasi antara shif sebelumnhya dengan shift berikutnya kegiatan asuhan keperawatan dapat dilakukan berulang-ulang ataupun kurang, dan bahkan tidak dilakukan

c. MoneyStrenghtWeaknessOpportunityThreat

Kapasitas pasien di bangsal ini adalah 30 tempat tidur dengan BOR 90%.---

LampiranKUESIONER MANAJEMEN PELAYANAN KEPERAWATANDI RUMAH SAKIT .UNTUK PERAWAT PELAKSANAA. DATA SOSIO DEMOGRAFI Petunjuk Pengisian :Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberi tanda pada salah satu pilihan jawaban yang menurut saudara benar dan menuliskan jawaban singkat pada tempat yang disediakan

1. Usia :.. tahun Nama Ruangan :.2. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan3. Status Pernikahan : Belum Menikah MenikahJandaDuda4. Pendidikan formal keperawatan yang anda miliki : SPK SPK + Bidan DIII S1 Lain-lain sebutkan :..5. Masa kerja di RS :............................................ tahun6. Status Kepegawaian : PNS PHL Lain-lain7. Selama bekerja di Rumah Sakit ini anda mengikuti pelatihan/penataran yang diselenggarakan di dalam maupun di luar RS ini : Tidak PernahPernah, sebutkan : ..

B. Fungsi-fungsi ManajemenPetunjuk Pengisian : Beri tanda (V) pasa salah satu kolom yang disediakan Keterangan pilihan jawaban: Selalu, bila anda selalu melakukan tindakan seperti yang dituliskan dalam pernyataan. Serin, bila anda hampir selalu melakukan tindakan seperti yang ditulis dalam pernyataan. kadang-kadan, bila anda hampir tidak pernah melakukan tindakan seperti yang ditulis dalam pernyataan. Tidak pernah, bila anda tidak pernah melakukan tindakan seperti yang ditulis dalam pernyataan. NOPERNYATAANSELALUSERINGKADANG KADANGTIDAKPERNAH

AFungsi Perencanaan

1Dalam melaksanakan tugas, saya sesuaikan dengan dengan visi dan misi Rumah Sakit

2Dalam melaksanakan asuhan keperawatan saya berpedoman pada standart asuhan keperawatan (SAK)

3Dalam melaksanakan prosedur keperawatan saya berpedoman pada standart operasional prosedur (SOP)

4Dalam bekerja saya berdasarkan peraturan yang ada di rumah sakit

5Saya berusaha konsisten dalam bekerja dengan mengikuti standart kinerja di rumah sakit

BPengorganisasianSELALUSERINGKADANG KADANGTIDAKPERNAH

1Sistem pemberian asuhan keperawatan yang digunakan di ruangan ini dengan MPKP

2Saya memahami struktur organisasi yang ada di ruangan

3 Dalam bekerja saya melakukan tugas sesuai dengan uraian tugas yang ditentukan oleh ruangan

6Jumlah tenaga keperawatan yang ada diruangan telah sesuai dengan beban kerja

7Pengaturan shif yang ada dalam ruangan saya berdasarkan dari tingkat ketergantungan klien

DPengarahanSELALUSERINGKADANG KADANGTIDAKPERNAH

1Didalam bekerja saya tenang karena setiap saat ada kegiatan supervisi untuk menunjukan yang baik kepada kami

3Saya tahu betul pekerjaan saya karena setiap dinas ada program operan antar ship yang jelas

4Saya tahu betul pekerjaan saya sebagai perawat pelaksana karena sebelum dinas ada pre konferen dari kepala tim untuk menjelaskan pekerjaan yang akan kita lakukan

5Saya mengetahui pekerjaan dengan baik karena setiap hari ada program post conferen dari kepala tim untuk menjelaskan evaluasi pekerjaan kita lakukan

6Saya senang karena ada kegiatan ronde keperawatan diruang untuk menyelesaikan kasus kompleks diruangan

EPengendalianSELALUSERINGKADANG KADANGTIDAKPERNAH

1Tiap tiga bulan sekali diruangan saya dilakukan evaluasi terhadap kinerja perawat diruangan masing-masing yang dilakukan oleh ketua tim dan perawat pelaksana

2Tiap bulan diruangan saya dilakukan audit mutu dengan cara menghitung BOR

3Tiap bulan diruangan saya dilakukan audit mutu dengan cara menghitung ALOS

4Tiap bulan diruangan saya dilakukan audit mutu dengan cara menghitung TOI

5Tiap bulan diruangan saya dilakukan audit mutu dengan cara menghitung kejadian infeksi nosokomial

6Tiap bulan diruangan saya dilakukan audit mutu dengan cara menghitung kejadian jatuh

Pedoman wawancara dengan kepala ruangan

PEDOMAN WAWANCARAKEPALA RUANGAN .........................................

A. Fungsi Perencanaan1. Apakah Ruagan punya Visi, dan apa visinya ....2. Apakah Ruagan punya misi, dan apa misinya ....3. Apakah ruang telah memiliki standart kinerja sebagai pedoman para staf ?4. Apakah ruang telah memiliki standart asuhan keperawatan (SAK) sebagai pedoman para staf dalam melakukan asuhan keperawatan?5. Apakah ruang telah memiliki standart operasional prosedur (SOP) sebagai pedoman para staf dalam melakukan prosedur keperawatan ?

B. Fungsi Pengorganisasian1. Apakah diruangan sudah dibuat struktur organisasi ?2. Apakah setiap staf sudah mempunyai uraian tugas yang jelas dan tertulis bagi tiap tenaga keperawatan ?3. Apakah batas dan wewenang tanggung jawab perawat cukup jelas ?4. Metode apa yang digunakan dalam pemberian asuhan keperawatan?5. Hambatan yang dialami dalam pengembangan MPKP ?

C. Fungsi Pengarahan1. Apakah supervisi dilakukan secara rutin dan berkala ?a. bagaimana bentuknya?b. Siapa yang mensupervisi ?c. Bagaiamana penjenjangan dalam supervisi ?d. Kegiatan apa saja yang disupervisi ?2. Apakah operan dilakukan secara rutin dan berkala ?a) bagaimana bentuknya?b) Siapa yang mensupervisi ?c) Bagaiamana penjenjangan dalam supervisi ?d) Kegiatan apa saja yang disupervisi ?3. Apakah pre dan post coferen dilakukan secara rutin dan berkala ?a. bagaimana bentuknya?b. Siapa yang mensupervisi ?c. Bagaiamana penjenjangan dalam supervisi ?d. Kegiatan apa saja yang disupervisi ?

D. Fungsi pengendalian 1. Bagaimana penerapan terhadap penerapan SAK dan SOP yang ada2. Adakah ada tim pengendali mutu diruangan 3. Bagaimana melakukan penilaian mutu keperawatan terhadap :a) Penghitungan BORb) Penghitungan ALOSc) Penghitungan TOId) Penghitungan angka infeksi nosokomiale) Penghitungan angka cedera

Pedoman OBSERVASI

PEDOMAN OBSERVASI Nama Ruangan : NoObjek ObservasiHasil Observasi

AdaTidak Ada

1Visi Ruangan

2Misi umah Sakit

3Standart asuhan keperawatan (SAK)

4Standart Operasional prosedur (SOP)

5Struktur organisasi ruangan

6Ketersediaan format pengkajian keperawatan

8BOR

9ALOS

10TOI

11Angka infeksi nosokomial

12Angka cedera

PENILAIAN KINERJA MAHASISWA PRAKTEK MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONALNama mahasiswa Semester/tahun : .:

A. PERENCANAAN Penilai : Dosen Waktu: saat bimbingan Cara evaluasi : Nilai 1 jika dikerjakan Nilai 0 jika tidak dikerjakan1. VISI

NoAspek yang DinilaiSkorKeterangan

Yatidak

1Kepala ruangan menetapkan visi ruangan MPKP

2Visi yang ditetapkan sesuai dengan visi rumah sakit

3Visi bersifat futuristik (gambaran kemajuan di masa depan)

4Visi disosialisasikan kepada semua staf perawat

Total Skor

Nilai = Total skor X 100Nilai : . 4

2. MISI

NoAspek yang DinilaiSkorKeterangan

Yatidak

1Kepala ruangan menetapkan misi

2Misi yang ditetapkan sesuai dengan visi yang hendak dicapai

3Misi disusun dalam bentuk rangkaian kegiatan mencapai visi

4Misi disosialisasikan kepada semua staf perawat

Total Skor

Nilai = Total skor X 100Nilai : . 4

3. FILOSOFI

NoAspek yang DinilaiSkorKeterangan

1Menyusun filosofi ruangan

2Filosofi sesuai dengan filosofi rumah sakit

3Filosofi disosialisasikan kepada semua staf perawat

4Filosofi menjadi pedoman kegiatan pelayanan

Total Skor

Nilai = Total skor X 100Nilai : . 4

4. RENCANA HARIAN

NoAspek yang DinilaiSkorKeterangan

1Menyusun Rencana Harian setiap kali dinas

2Mencantumkan tanggal dinas di Rencana Harian

3Urutan kegiatan disusun secara kronologis

4Tercantum kegiatan manajerial

5Tercantum kegiatan asuhan

6Rencana Harian dikerjakan secara konsisten

Total Skor

B. PENGORGANISASIAN1. STRUKTUR ORGANISASI

NoAspek yang DinilaiSkorKeterangan

1Terdapat organisasi ruangan

2Menggambarkan kedudukan kepala ruangan

3Adanya posisi tim I dan II

4Gambaran jumlah perawat pelaksana

Total Skor

Nilai = Total skor X 100Nilai : . 4

2. JADWAL DINAS

NoAspek yang DinilaiSkorKeterangan

1Menggunakan format yang disediakan

2Tercantum nama-nama perawat per Tim

3Tergambar adanya penanggung jawab harian

4Susunan dinas pershift, pagi, sore dan malam

5Jadwal dibuat untuk satu bulan

Total Skor

Nilai = Total skor X 100Nilai : 5

3. DAFTAR PASIEN

NoAspek yang DinilaiSkorKeterangan

1Tercantum nama pasien tiap tim

2Tercantum nama katim

3Tergambar nama perawat pelaksana

4Tergambar perawat asosiet (PA)

5Tercantum nama dokter yang merawat

6Tergambar perawat yang dinas pagi, sore dan malam

7Tercantum tanggal , bulan dan tahun

Total Skor

Nilai = Total skor X 100Nilai : . 7

C. PENGARAHAN1. OPERAN

NoAspek yang DinilaiSkorKeterangan

1Karu/Pj shift membuka acara dengan salam

2Katim/Pj Tim mengoperkan Dx Keperawatan

3Katim/Pj Tim mengoperkan Tuk yg sudah dicapai

4Katim/Pj Tim mengoperkan Tindakan yang sudah dilaksanakan

5Katim/Pj Tim mengoperkan Hasil Asuhan Keperawatan

6Katim/Pj Tim mengoperkan Tindak Lanjut

7Pj Tim berikutnya mengklarifikasi

8Karu memimpin ronde

9Karu merangkum informasi operan

10Karu memimpin doa dan menutup acara

Total Skor

Nilai = Total skor X 100Nilai : . 7

1. PRE CONFERENCE

NoAspek yang DinilaiSkorKeterangan

1Katim/Pj Tim membuka acara

2Katim/Pj Tim menanyakan rencana harian

3Katim/Pj Tim memberi masukan dan tindak lanjut

4Katim/Pj Tim memberi reinforcement

5Katim/Pj Tim menutup acara

Total Skor

Nilai = Total skor X 100Nilai : .. 5

2. POST CONFERENCE

NoAspek yang DinilaiSkorKeterangan

1Katim/Pj Tim membuka acara

2Katim/Pj Tim menanyakan hasil asuhan masing-masing pasien

3Katim/Pj Tim menanyakan kendala pemberian asuhan

4Katim/Pj Timmenanyakan tindak lanjut pada dinas berikutnya

5Katim/Pj Tim memberikan reinforcement

6Katim/Pj Tim menutup acara

Total Skor

Nilai = Total skor X 100Nilai : . 6

2. IKLIM MOTIVASI

NoPernyataan Aktivitas Iklim Motivasi4321

1Anda memberi harapan yang jelas kepada staf

2Anda bersikap fair dan konsisten terhadap semua staf

3Anda mengembangkan konsep kerja kelompok

4Anda mengintegrasikan kebutuhan staf dengan kebutuhan organisasi

5Anda memberikan tantangan kerja sebagai kesempatan untuk mengembangkan diri

6Anda melibatkan staf dalam pengambilan keputusan

7Anda memberikan kesempatan kepada staf menilai dan mengontrol pekerjaannya

8Anda menciptakan hubungan saling percaya dan menolong dengan staf

9Anda menjadi role model bagi staf

10Anda memberikan reinforcement (pujian)

Sub Total

Total

Nilai = Total skor X 100Nilai : .10

Petunjuk : 4 Jika Anda Selalu mengerjakan isi pernyataan 3 jika Anda Sering mengerjakan isi pernyataan 2 jika Anda Kadang-kadang mengerjakan isi pernyataan 1 jika Anda Tidak pernah mengerjakan isi pernyataan

3. PENDELEGASIAN

NoPernyataan PendelegasianSkor

4321

1Pendelegasian dilakukan kepada staf yang memiliki kompetensi yang dibutuhkan dalam menjalankan tugas

2Tugas yang dilimpahkan dijelaskan sebelum melakukan pendelegasian

3Selain pelimpahan tugas, kewenangan juga dilimpahkan

4Waktu pendelegasian tugas ditentukan

5Apabila si pelaksana tugas mengalami kesulitan, Karu, Katim memberikan arahan untuk mengatasi masalah

6Ada evaluasi setelah selesai tugas dilaksanakan

Total

Nilai = Total skor X 100Nilai : . 6

4. SUPERVISI

NoAspek yang DinilaiSkor

4321

1Supervisi disusun secara terjadwal

2Semua staf mengetahui jadwal supervisi yang dilaksanakan

3Materi supervisi dipahami oleh supervisor maupun staf

4Supervisor mengorientasikan materi supervisi kepada staf yang disupervisi

5Supervisor mengkaji kinerja staf sesuai dengan materi supervisi

6Supervisor mengidentifikasi pencapaian staf dan memberikan reinfrocement

7Supervisor mengidentifikasi aspek kinerja yang perlu ditingkatkan oleh staf

8Supervisor memberikan solusi dan role model bagaimana meningkatkan kinerja staf

9Supervisor menjelaskan tindak lanjut supervisi yang telah dilaksanakan

10Supervisor memberikan reinforcement terhadap pencapaian keseluruhan staf

Sub Total

Total

Nilai = Total skor X 100Nilai : .10

6. Case Conference (ronde keperawatan)

NoAspek yang DinilaiSkorKeterangan

1Kesiapan bahan yang akan disampaikan

2Memberikan salam (pembukaan)

3Menyampaikan kasus

4Memberikan kesempatan pada perawat untuk bertanya

5Menjawab pertanyaan

6Mendiskusikan hasil yang sudah dilakukan

7Menyimpulkan hasil

8Menyampaikan rencana tindak lanjut

9Menutup kegiatan

Total Skor

Nilai = Total skor X 100Nilai : . 9

D. PENGENDALIAN1. Indikator Mutu

NoAspek yang DinilaiSkorKeterangan

1BOR dihitung setiap satu bulan

2AVLOS diukur setiap bulan

3TOI diukur setiap bulan

4Angka lari dicatat setiap bulan

5Angka pengekangan fisik dihitung tiap bulan

6Angka infeksi nosokomial dicatat setiap bulan

7Angka cedera diukur tiap bulan

Total Skor

Nilai = Total skor X 100Nilai : .7

2.Audit Dokumentasi Asuhan Keperawatan

NoAspek yang DinilaiSkorKeterangan

1Ada format penilaian dokumentasi asuhan keperawatan

2Dokumen asuhan keperawatan pasien pulang / meninggal dinilai

3Ada dokumen hasil penilaian dokumentasi asuhan keperawatan tiap pasien pulang/meninggal

Total Skor

Nilai = Total skor X 100Nilai : .3

2. Survey Kepuasan

NoAspek yang DinilaiSkorKeterangan

1Ada format penilaian kepuasan pasien

2Ada format penilaian kepuasan keluarga

3Ada format penilaian kepuasan tenaga kesehatan

4Penilaian kepuasan pasien dan keluarga dilaksanakan setiap pasien pulang/ meninggal

5Penilaian kepuasan perawat dilakukan

6Penilaian kepuasan tenaga kesehatan lain dilakukan

7Ada dokumentasi hasil penilaian kinerja

Total Skor

Nilai = Total skor X 100Nilai : .7

3. Survey Masalah Pasien

NoAspek yang DinilaiSkorKeterangan

1Ada format survey masalah pasien

2Setiap masalah keperawatan pasien baru dicatat

3Ada daftar masalah keperawatan pasien

4Ada dokumentasi penghitungan survey masalah keperawatan

Total Skor

Nilai = Total skor X 100Nilai : .4

Rekapitulasi Evaluasi Observasi Kinerja Kepala RuanganNoKegiatanTgl penilaianNilaiTT PenilaiNama penilai

A.Perencanaan

1.Visi

2.Misi

3.Filosofi

4.Rencana harian

B.Pengorganisasian

5Struktur organisasi

6Jadwal dinas

7Daftar pasien

C.Pengarahan

8Operan

9Pre conferen

10Pos t conferenc

11Iklim motivasi

12Pendelegasian

13Supervisi

14Ronde keperawatan

D.Pengendalian

15Indikator mutu umum

16Audit dokumentasi keperawatan

17Survey kepuasan

18Survey masalah pasien

Nilai Ratarata : nilai 18

Yang Dinilai

( .)Surabaya, . 20 .Penilai

( ..)

KAJIAN TEORI

Indikator mutu klinikIndikator adalah pengukuran tidak langsung suatu peristiwa atau kondisi. Indikator juga mempunyai arti variable yang menunjukkan satu kecenderungan sistem yang dapat dipergunakan utuk mengukur perubahan. Berdasarkan hal tersebut indikator klinik adalah ukuran kuantitas sebagai pedoman untuk mengukur dan mengevaluasi kualitas asuhan pasien dan berdampak terhadap pelayanan (Depkes RI, 2008). Indikator mutu pelayanan keperawatan klinik SP2KP meliputi (Depkes RI, 2008) :1. Keselamatan pasienIndikator ini meliputi pasien aman dari kejadian jatuh, dekubitus, kesalahan pemberian obat dan cidera akibat restrain.2. Perawatan diri3. Kepuasan pasienTingginya tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan tercapai bila terpenuhinya kebutuhan pasien atau keluarga terhadap pelayanan yang diharapkan. Pelayanan keperawatan sebagai pemberi jasa pelayanan kesehatan sehingga kepuasan merupakan tujuan utama dalam memberikan pelayanan yang berkualitas. Kepuasan merupakan bagian yang penting dan hal tersebut akan terwujud bila ada komitmen, presistensi dan determinasi mulai dari top manajer perawatan dan staf. Tingkat kepuasan pasien berdasarkan skala dikaitkan dengan efisiensi, efektivitas, biaya dan perilaku terdiri dari :a. Kelengkapan dan ketepatan informasiInformasi dinyatakan lengkap bila pasien diberikan informasi tentang :1) Orientasi berupa petugas, ruangan dan fasilitas2) Hak dan kewajiban pasien3) Validasi, klarifikasi, fasilitas penyakit dan pengobatan4) Rencana tindakan keperawatanb. Penurunan kecemasanMenurunya tingkat kecemasan setelah dilakukan intervensi keperawatan :1) Dapat tidur2) Tenang3) Mampu beraktivitas sesuai kondisi4) Mampu berkomunikasic. Perawat trampil professionalPerawat dalam melakukan praktik keperawatan :1) perawat terampil2) Cepat membuat keputusan3) Bertanggung jawab terhadap tindakan yang dilakukan4) Perawat mau memberikan penjelasan5) Cepat tanggapd. Pasien merasa nyamanSuatu kondisi dimana pasien terpenuhi kebersihan diri dan bebas dari rasa nyerie. Terhindar dari bahayaSuatu kondisi dimana pasien terhindar daru bahaya seperti dekubitus, kesalahan dari pemberian obat dan jatuh.f. Privacy terjagaSuatu keadaan dimana perawat dapat melakukan tindakan seperti melindungi pasien dan menjaga kerahasiaan pasien.g. Perawat ramah dan empatiSuatu keadaan dimana perawat peduli terhadap masalah pasien serta memberikan pelayanan dengan penampilan menarik, selalu siap menolong dan melayani pasien, mau mendengarkan keluhan pasien, berkomunikasi dengan baik, sopan dan menghargai.Perhitungan untuk kepuasan pasien adalah sebagai berikut :Jumlah pasien yang dilakukan survey pada periode tertentu x 100%Jumlah pasien yangmenyatakan puas thd yankep x

4. KecemasanCemas adalah perasaan was-was atau tidak nyaman seakan-akan terjadi suatu yang dirasakan sebagai ancaman. Kejadian cemas dapat mempengaruhi status kesehatan pasien karena dapat menyebabkan ketidaknyamanan, bertambahnya hari rawat dana pasien dapat mencederai diri, orang lain dan lingkungan. Angka kejadian pasien cemas adalah presentasi jumah prevalensi pasien cemas yang dirawat di sarana kesehatan selama periode waktu tertentu setiap bulan. 5. KenyamananRasa nyaman adalah bebas dari rasa nyeri atau nyeri terkontrol. Nyeri dapat disebabkan oleh satu atau lebih penyebab atau bahkan tidak diketahui penyebabnya. Pentingnya memahami bahwa nyeri akan ada ketika seseorang mengatakan nyeri itu dialaminya. Nyeri bisa mempengaruhi system tubuh manusia, psikososial, ekonomi dan spiritual, menyebabkan suatu kondisi bertambah parah. 6. PengetahuanPengetahuan ini berkaitan dengan pengetahuan pasien tentang penyakitnya dan discharge planning. Indikator ini menunjukkan kemungkinan masalah dalam pemberian informasi pengetahuan kepada pasien di ruang perawatan. Informasi yang diterima oleh pasien berkaitan dengan kondisi dan perawatan yang diterimanya.

Prinsip dasar mutu pelayananAda empat prinsip utama dalam manajemen mutu (Djuhaeni, 2000):a. Kepuasan pelangganKonsep mengenai kualitas dan pelanggan mengalami perluasan. Kualitas tidak lagi hanya bermakna kesesuaian dengan spesifikasi tertentu, tetapi kualitas tersebut ditentukan oleh pelanggan. Pelanggan itu sendiri meliputi pelanggan internal, pelanggan eksternal dan intermediate. Kebutuhan pelanggan diusahakan untuk dipuaskan dalam segala aspek termasuk di dalamnya harga, kenyamanan, keamanan, dan ketepatan waktu.b. Penghargaan terhadap setiap orangDalam organisasi kelas dunia, setiap karyawan dipandang sebagai individu yang memiliki bakat dan kreativitas tersendiri yang unik. Dengan demikian karyawan merupakan sumber daya organisasi yang paling bernilai. Oleh karena itu setiap orang dalam organisasi diperlakukan dengan baik dan diberi kesempatan untuk terlibat dan berpartisipasi dalam tim pengambil keputusan.c. Manajemen berdasarkan faktaMaksudnya bahwa setiap keputusan selalu didasarkan pada data dan informasi, bukan sekedar perasaan (Feeling). Ada dua konsep pokok berkaitan dengan hat ini. Pertama, penjenjangan prioritas (prioritization) yakni suatu konsep bahwa perbaikan tidak dapat dilakukan pada semua aspek pada saat yang bersamaan, mengingat keterbatasan sumber daya yang ada. Oleh karena itu, dengan menggunakan data dan informasi maka manajemen dan tim dalam organisasi dapat memfokuskan usahanya pada situasi tertentu yang vital. Konsep kedua, variasi (variation) atau variabilitas kinerja manusia. Data statistki dapat memberikan gambaran mengenai sistem organisasi, dengan demikian manajemen dapat memprediksi hasil dari setiap keputusan dan tindakan yang dilakukan.d. Perbaikan berkesinambunganAgar dapat sukses, setiap organisasi perlu melakukan proses secara sistematis dalam melaksanakan perbaikan berkesinambungan. Konsep yang berlaku disini adalah siklus PDCA (plan-do-check-action), yang terdiri dari langkahlangkah perencanaan, pelaksanaan rencana, pemeriksaan hasil pelaksanaan rencana, dan tindakan korektif terhadap hasil yang diperoleh.

Manajemen pelayanan keperawatanManajemen keperawatan diartiakan sebagai proses pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui upaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan, pengobatan, dan rasa aman kepada pasien serta keluarga. Sistem terbuka dicirikan oleh lima elemen yaitu input, proses, output, control, dan mekanisme umpan.Input adalah proses manajemen keperawatan berupa informasi personel, peralatan, dan fasilitas. Proses pada umumnya merupakan kelompok manajemen dari tingkat pengelola tertinggi sampai pada perawat pelaksana yang mempunyai tugas dan wewenang untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan, dalam pelayanan keperawatan. Output akan keluaran yang umumnya dilihat dari hasil atau kualitas pemberian asuhan keperawatan dan pengembangan staf, serta kegiatan penelitian untuk menindak lanjuti hasil/keluaran. Elemen kontrol dalam manajemen sebagai upaya meningkatkan kualitas hasil, control dapat dilakukan melalui penyusunan anggaran yang professional, evalusi penampilan kerja perawat, pembuatan prosedur yang sesuai dengan standar dan akreditasi. Selain itu mekanisme umpan balik diperlukan diperlukan untuk menyelaraskan hasil dan memperbaiki kegiatan yang akan dating. Mekanisme umpan balik dapat dilakukan melalui laporan keunangan, audit keperawatan, dan survey kendali mutu, serta penampilan kerja perawat.

Ronde keperawatanRonde keperawatan adalah kegiatan untuk membahas perkembangan kesehatan klien nyang menjadi tanggung jawabnya selama pemberian asuhan keperawatan.Kegiatan dapat berbentuk observasi dan wawancara klien, dapat didemonstrasikan intervensi keperawatan yang perlu dilakukan segera.Ronde keperawatan ini penting selain untuk supervise perawata pelaksana, juga sarana bagi ketua Tim untuk memperoleh tambahan data tentang kondisi klienTujuan dilakukan ronde keperawatan adalah:7. Menumbuhkan cara berfikir melalui problem solving staf8. Menumbuhkan pemikiran bahwa setiap langkah tindakan asuhan keperawatan9. Mengembangkan dan menumbuhkan pola berfikir sistrematis dalam mengenal data, menganalisa data dan menentukan masalah serta merencanakan dan melakukan asuhan keperawatan.10. Menimbulkan kepedulian staf terhadap asuhan keperawatan11. Menilai kemampuan staf dalam menentukan dan memberikan asuhan keperawatan.Panduan Ketua Tim dalam melakukan Ronde keperawatan adalah:1. Ketua Tim menentukan 2-3 klien yang akan di ronde 2. Sebaiknya dipilih klien yang membutuhkan perawatan khusus dengan masalah yang relatif kompleks3. Waktu yang diperlukan untuk melakukan ronde lebih kurang 1 jam4. Ketua Tim memberikan masukan kepada perawat pelaksana dan memberikan pujian untuk hal-hal tertentu5. Masalah yang sensitif sebaiknya tidak didiskusikan di hadapan klien

Penerimaan pasien yang berasal dari URJ atau UGDa. Menerima pasien bersama surat pengantar rawat inap atau admission note. Berdasar surat tersebut, dapat diketahui jenis penyakitnya sehingga dapat diarahkan ke bangsal mana pasien harus dirawat.b. Menjelaskan TT dan kelas perawatan yang masih kosong berdasarkan catatan penggunaan tempat tidur (mutasi pasien).c. Menjelaskan tariff pelayanan rawat inap dan fasilitas-fasilitas yang dapat dinikmati oleh pasien dan keluarga pasien.d. Bersama pasien atau keluarganya menetapkan ruang dan kelas perawatan yang diinginkan pasien dan tersedianya TT.e. Membuat surat persetujuan rawat inap.f. Memberitahu bangsal rawat inap yang bersangkutan untuk menyiapkan ruangan.g. Menyediakan kelengkapan formulir rawat inap sesuai dengan jenis penyakitnya agar dapat digunakan pelayanan klinis di unit rawat inap.

Langkah-langkah meeting morning 1. Karu menyiapkan tempat untuk melakukan meeting morning 2. Didahului dengan berdoa 3. Karu memberikan arahan kepada staf dengan materi yang telah disiapkan sebelumnya 4. Karu meng klarifikasi apa yang telah disampaikan kepada staf 5. Memberikan kesempatan staf untuk mengungkapkan permasalahan yang muncul di ruangan 6. Bersama-sama staf mendiskusikan pemecahan masalah yang dapat ditempuh 7. Karu memberi motivasi dan reinforcement kepada staf 8. Meeting morning diikuti oleh seluruh staff

Pre-post conference 1. Pre-conference a. PN Menyiapkan ruangan/tempat b. PN Menyiapkan rekam medik pasien yang menjadi tanggung jawabnyac. PN Menjelaskan tujuan dilakukannya pre conference d. PN memandu pelaksanaan pre conference e. PN Menjelaskan masalah keperawatan pasien, keperawatan dan rencana keperawatan yang menjadi tanggung jawabnya f. PN membagi tugas kepada AN sesuai kemampuan yang dimiliki dengan memperhatikan keseimbangan kerja g. PN Mendiskusikan cara dan strategi pelaksanaan asuhan pasien/tindakan h. PN memotivasi untuk memberikan tanggapan dan penyelesaian masalah yang sedang didiskusikan i. PN mengklarifikasi kesiapan AN untuk melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien yang menjadi tanggung jawabnyaj. PN Memberikan reinforcement positif pada AN k. PN Menyimpulkan hasil pre conference 2. Post-conference a. Menyiapkan ruang/tempatb. Menyiapkan rekam medik pasien yang menjadi tanggungjawabnya c. Menerima penjelasan dari PA tentang hasil tindakan /hasil asuhan keperawatan yang telah dilakukan PA d. Mendiskusikan masalah yang ditemukan dalam memberikan askep pasien dan mencari upaya penyelesaian masalahnya e. Memberikan reinforcement pada PA f. Menyimpulkan hasil post conference g. Mengklarifikasi pasien sebelum melakukan operan tugas jaga berikutnya (melakukan rondde keperawatan)

Discharge Planning1. PengertianKozier (2004) mendefenisikan discharge planning sebagai proses mempersiapkan pasien untuk meninggalkan satu unit pelayanan kepada unit yang laindi dalam atau di luar suatu agen pelayanan kesehatan umum. Sedangkan Jackson(1994, dalam The Royal Marsden Hospital, 2004) menyatakan bahwa dischargeplanning merupakan proses mengidentifikasi kebutuhan pasien dan perencanaannya dituliskan untuk memfasilitasi keberlanjutan suatu pelayanan kesehatan dari suatu lingkungan ke lingkungan lain. Rondhianto (2008) mendefenisikan dischargeplanning sebagai merencanakan kepulangan pasien dan memberikan informasikepada klien dan keluarganya tentang hal-hal yang perlu dihindari dan dilakukansehubungan dengan kondisi/penyakitnya pasca bedah.Discharge planning sebaiknya dilakukan sejak pasien diterima di suatuagen pelayanan kesehatan, terkhusus di rumah sakit dimana rentang waktu pasienuntuk menginap semakin diperpendek. Discharge planning yang efektif seharusnyamencakup pengkajian berkelanjutan untuk mendapatkan informasi yangkomprehensif tentang kebutuhan pasien yang berubah-ubah, pernyataan diagnosakeperawatan, perencanaan untuk memastikan kebutuhan pasien sesuai dengan apa yang dilakukan oleh pemberi layanan kesehatan (Kozier, 2004).2. Pemberi Layanan Discharge planningProses discharge planning harus dilakukan secara komprehensif danmelibatkan multidisiplin, mencakup semua pemberi layanan kesehatan yang terlibatdalam memberi layanan kesehatan kepada pasien (Perry & Potter, 2006). Dischargeplanning tidak hanya melibatkan pasien tapi juga keluarga, teman-teman, sertapemberi layanan kesehatan dengan catatan bahwa pelayanan kesehatan dan sosialbekerja sama (Nixon et al, 1998 dalam The Royal Marsden Hospital, 2004).Seseorang yang merencanakan pemulangan atau koordinator asuhanberkelanjutan (continuing care coordinator) adalah staf rumah sakit yang berfungsisebagai konsultan untuk proses discharge planning bersamaan dengan fasilitaskesehatan, menyediakan pendidikan kesehatan, dan memotivasi staf rumah sakit untuk merencanakan dan mengimplementasikan discharge planning (DischargePlanning Association, 2008).3. Penerima Discharge PlanningSemua pasien yang dihospitalisasi memerlukan discharge planning(Discharge Planning Association, 2008). Namun ada beberapa kondisi yangmenyebabkan pasien beresiko tidak dapat memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatanyang berkelanjutan setelah pasien pulang, seperti pasien yang menderita penyakit terminal atau pasien dengan kecacatan permanen (Rice, 1992 dalam Perry & Potter,2005). Pasien dan seluruh anggota keluarga harus mendapatkan informasi tentangsemua rencana pemulangan (Medical Mutual of Ohio, 2008).4. Tujuan Discharge PlanningDischarge planning bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan spesifikuntuk mempertahankan atau mencapai fungsi maksimal setelah pulang (Capernito,1999). Juga bertujuan memberikan pelayanan terbaik untuk menjamin keberlanjutanasuhan berkualitas antara rumah sakit dan komunitas dengan memfasilitasikomunikasi yang efektif (Discharge Planning Association, 2008).The Royal Marsden Hospital (2004) menyatakan bahwa tujuan dilakukannya discharge planning antara lain untuk mempersiapkan pasien dan keluarga secara fisikdan psikologis untuk di transfer ke rumah atau ke suatu lingkungan yang dapat disetujui, menyediakan informasi tertulis dan verbal kepada pasien dan pelayanan kesehatan untuk mempertemukan kebutuhan mereka dalam proses pemulangan, memfasilitasi proses perpindahan yang nyaman dengan memastikan semua fasilitaspelayanan kesehatan yang diperlukan telah dipersiapkan untuk menerima pasien,mempromosikan tahap kemandirian yang tertinggi kepada pasien, teman- teman, dankeluarga dengan menyediakan, memandirikan aktivitas perawatan diri.5. Prinsip Discharge PlanningKetika melakukan discharge planning dari suatu lingkungan ke lingkungan yang lain, ada beberapa prinsip yang harus diikuti/diperhatikan. Berikut ini adalahbeberapa prinsip yang dikemukakan oleh The Royal Marsden Hospital (2004), yaitu :a. Discharge planning harus merupakan proses multidisiplin, dimana sumber-sumber untuk mempertemukan kebutuhan pasien dengan pelayanan kesehatanditempatkan pada satu tempat.b. Prosedur discharge planning harus dilakukan secara konsisten dengan kualitastinggi pada semua pasienc. Kebutuhan pemberi asuhan (care giver) juga harus dikaji.d. Pasien harus dipulangkan kepada suatu lingkungan yang aman dan adekuat.e. Keberlanjutan perawatan antar lingkungan harus merupakan hal yang terutama.f. Informasi tentang penyusunan pemulangan harus diinformasikan antara timkesehatan dengan pasien/ care giver , dan kemampuan terakhir disediakan dalambentuk tertulis tentang perawatan berkelanjutan.g. Kebutuhan atas kepercayaan dan budaya pasien harus dipertimbangkan ketikamenyusun discharge planning .6. Proses Pelaksanaan Discharge PlanningProses discharge planning mencakup kebutuhan fisik pasien, psikologis, sosial, budaya, dan ekonomi. Perry dan Potter (2006) membagi proses dischargeplanning atas tiga fase, yaitu akut, transisional, dan pelayanan berkelanjutan. Pada fase akut, perhatian utama medis berfokus pada usaha discharge planning . Sedangkan pada fase transisional, kebutuhan pelayanan akut selalu terlihat, tetapi tingkat urgensinya semakin berkurang dan pasien mulai dipersiapkan untuk pulang dan merencanakan kebutuhan perawatan masa depan. Pada fase pelayananberkelanjutan, pasien mampu untuk berpartisipasi dalam perencanaan danpelaksanaan aktivitas perawatan berkelanjutan yang dibutuhkan setelah pemulangan.Perry dan Potter (2005) menyusun format discharge planning sebagai berikut :a. Pengkajian1) Sejak pasien masuk, kaji kebutuhan pemulangan pasien denganmenggunakan riwayat keperawatan, berdiskusi dengan pasien dan care giver; fokus pada pengkajian berkelanjutan terhadap kesehatan fisik pasien, statusfungsional, sistem pendukung sosial, sumber-sumber finansial, nilaikesehatan, latar belakang budaya dan etnis, tingkat pendidikan, sertarintangan terhadap perawatan.2) Kaji kebutuhan pasien dan keluarga terhadap pendidikan kesehatanberhubungan dengan bagaimana menciptakan terapi di rumah, penggunaan alat-alat medis di rumah, larangan sebagai akibat gangguan kesehatan, dankemungkinan terjadinya komplikasi. Kaji cara pembelajaran yang lebihdiminati pasien (seperti membaca, menonton video, mendengarkanpetunjuk- petunjuk). Jika materi tertulis yang digunakan, pastikan materitertulis yang layak tersedia. Tipe materi pendidikan yang berbeda- beda dapat mengefektifkan cara pembelajaran yang berbeda pada pasien.3) Kaji bersama-sama dengan pasien dan keluarga terhadap setiap faktor lingkungan di dalam rumah yang mungkin menghalangi dalam perawatandiri seperti ukuran ruangan, kebersihan jalan menuju pintu, lebar jalan,fasilitas kamar mandi, ketersediaan alat-alat yang berguna (seorang perawat perawatan di rumah dapat dirujuk untuk membantu dalam pengkajian).4) Berkolaborasi dengan dokter dan staf pada profesi lain (seperti dokter pemberi terapi) dalam mengkaji kebutuhan untuk rujukan kepada pelayanan perawatan rumah yang terlatih atau fasilitas perawatan yang lebih luas.5) Kaji persepsi pasien dan keluarga terhadap keberlanjutan perawatan kesehatan di luar rumah sakit. Mencakup pengkajian terhadap kemampuankeluarga untuk mengamati care giver dalam memberikan perawatan kepada pasien. Dalam hal ini sebelum mengambil keputusan, mungkin perlu berbicara secara terpisah dengan pasien dan keluarga untuk mengetahuikekhawatiran yang sebenarnya atau keragu-raguan diantara keduanya.6) Kaji penerimaan pasien terhadap masalah kesehatan berhubungan dengan pembatasan.7) Konsultasikan tim pemberi layanan kesehatan yang lain tentang kebutuhan setelah pemulangan (seperti ahli gizi, pekerja sosial, perawat klinik spesialis, perawat pemberi perawatan kesehatan di rumah). Tentukan kebutuhanrujukan pada waktu yang berbeda.7. Unsur-Unsur Discharge PlanningDischarge Planning Association (2008) mengatakan bahwa unsur- unsuryang harus ada pada sebuah form perencanaan pemulangan antara lain :a. Pengobatan di rumah, mencakup resep baru, pengobatan yang sangat dibutuhkan, danpengobatan yang harus dihentikan.b. Daftar nama obat harus mencakup nama, dosis, frekuensi, dan efek samping yangumum terjadi.c. Kebutuhan akan hasil test laboratorium yang dianjurkan, dan pemeriksaan lain,dengan petunjuk bagaimana untuk memperoleh atau bilamana waktu akandiadakannya.d. Bagaimana melakukan pilihan gaya hidup dan tentang perubahan aktivitas, latihan,diet makanan yang dianjurkan dan pembatasannya.e. Petunjuk perawatan diri (perawatan luka, perawatan kolostomi, ketentuan insulin,dan lain-lain).f. Kapan dan bagaimana perawatan atau pengobatan selanjutnya yang akan dihadapisetelah dipulangkan. Nama pemberi layanan, waktu, tanggal, dan lokasi setiap janjiuntuk control .g. Apa yang harus dilakukan pada keadaan darurat dan nomor telepon yang bisadihubungi untuk melakukan peninjauan ulang petunjuk pemulangan.h. Bagaimana mengatur perawatan lanjutan (jadwal pelayanan di rumah, perawat yangmenjenguk, penolong, pembantu jalan; walker , kanul, oksigen, dan lain-lain) besertadengan nama dan nomor telepon setiap institusi yang bertanggung jawab untukmenyediakan pelayanan.