epindo.weebly.comepindo.weebly.com/uploads/1/5/6/6/15662282/ep_taksonomi... · Web viewPada tahun...

21
TAKSONOMI BLOOM RANAH PENGETAHUAN MARZANO Disusun Oleh : Intan Permata Sari (06101011027) Dosen Pengasuh : Dr. Ketang Wiyono, S.Pd., MPd. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2012

Transcript of epindo.weebly.comepindo.weebly.com/uploads/1/5/6/6/15662282/ep_taksonomi... · Web viewPada tahun...

TAKSONOMI BLOOM

RANAH PENGETAHUAN MARZANO

Disusun Oleh :

Intan Permata Sari

(06101011027)

Dosen Pengasuh :

Dr. Ketang Wiyono, S.Pd., MPd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2012

BAB I

PENDAHULUAN

0. LATAR BELAKANG

Bila dikaitkan dengan dunia pendidikan, maka taksonomi merujuk pada tujuan pendidikan. Hal ini digunakan untuk menganalisis atau mengkalsifikasikan sebuah pandangan yang berhubungan dengan kegiatan pendidikan dalam bentuk sehari-hari. Berkenaan dengan hal ini, seorang psikolog bidang pendidikan mngembangakan sebuah taksonomi yang kemudian dikenal dengan nama Taksonomi Bloom.

Konsep Taksonomi Bloom dikembangkan pada tahun 1956 oleh Benjamin S. Bloom,. Konsep ini mengklasifikasikan tujuan pendidikan dalam tiga ranah, yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.Taksonomi Bloom itu merupakan penggolongan (klasifikasi) tujuan pendidikan yang terbagi menjadi tiga ranah atau kawasan yaitu ranah kognitif (berkaitan dengan kognisi), ranah afektif (berkaitan dengan afeksi), dan ranah psikomotor (berkaitan dengan psikomotor).

Ranah kognitif meliputi fungsi memproses informasi, pengetahuan dan keahlian mentalitas. Ranah afektif meliputi fungsi yang berkaitan dengan sikap dan perasaan. Sedangkan ranah psikomotorik berkaitan dengan fungsi manipulatif dan kemampuan fisik.

Ranah kognitif menggolongkan dan mengurutkan keahlian berpikir yang menggambarkan tujuan yang diharapkan. Proses berpikir mengekspresikan tahap-tahap kemampuan yang harus siswa kuasai sehingga dapat menunjukkan kemampuan mengolah pikirannya sehingga mampu mengaplikasikan teori ke dalam perbuatan. Mengubah teori ke dalam keterampilan terbaiknya sehingga dapat menghasilkan sesuatu yang baru sebagai produk inovasi pikirannya. Untuk lebih mudah memahami taksonomi bloom, maka dapat dideskripsikan dalam dua pernyataan di bawah ini:

Memahami sebuah konsep berarti dapat mengingat informasi atau ilmu mengenai konsep itu. Seseorang tidak akan mampu mengaplikasikan ilmu dan konsep jika tanpa terlebih dahulu memahami isinya

Konsep tersebut mengalami perbaikan seiring dengan perkembangan dan kemajuan zaman serta teknologi. Salah seorang murid Bloom yang bernama Lorin Anderson merevisi taksonomi Bloom pada tahun 1990 yang kemudian dikenal dengan nama Revisi Taksonomi Bloom

Disamping Taksonomi Bloom dikenal pula sebuah taksonomi baru yang lebih dikenal dengan Ranah Pengetahuan Marzano. Robert Marzano, seorang peneliti pendidikan terkemuka, telah mengusulkan apa yang disebutnya “Sebuah Taksonomi Baru dari Tujuan Pendidikan” (2000). Dikembangkan untuk menjawab keterbatasan dari taksonomi Bloom yang telah digunakan secara luas serta situasi terkini, model kecakapan berpikir yang dikembangkan Marzano memadukan berbagai faktor yang berjangkauan luas, yang mempengaruhi bagaimana siswa berpiki, dan menghadirkan teori yang berbasis riset untuk membantu para guru memperbaiki kecakapan berpikir para siswanya.

Taksonomi baru yang dikembangkan Marzano dibuat dari tiga sistem dan Domain Pengetahuan, yang kesemuanya penting untuk berpikir dan belajar. Ketiga system tersebut adalah Sistem-Diri (Self-System), Sistem Metakognitif, dan Sistem Kognitif.

Lantas, apa perbedaan antara Taksonomi Bloom sebelum dan sesudah revisi? Dan bagaimana pula hubungan antara Taksonomi Bloom dengan Ranah Pengetahuna Marzano? Dan apa pula perbedaannya?

Dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai pengertian, komponen, sub komponen dari Taksonomi Bloom dan ranah pengetahuan menurut marzano serta perbedaan antara keduanya.

0. RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu Taksonomi Bloom ?

2. Apa perbedaan antara Taksonomi Bloom sebelum dan sesudah revisi?

3. Apa itu Ranah Pengetahuan Marzano?

4. Apa perbedaan antara Taksonomi Bloom dengan Ranah Pengetahuan Marzano?

0. TUJUAN

1. Mahasiswa mengetahui dan memahami Taksonomi Bloom

2. Mahasiswa mengetahui dan memahami perbedaan antara Taksonomi Bloom sebelum dan sesudah revisi

3. Mahasiswa mengetahui dan memahami Ranah Pengetahuan Marzano

4. Mahasiswa mengetahui dan memahami perbedaan antara Taksonomi Bloom dengan Ranah Pengetahuan Marzano

BAB II

PEMBAHASAN

A. TAKSONOMI BLOOM

Pada tahun 1956 Benyamin Bloom menyampaikan gagasannya berupa taksonomi tujuan pendidikan dengan menyajikannya dalam bentuk hirarki. Tujuan penyajian ke dalam bentuk system klasifikasi hirarki ini dimaksudkan untuk mengkategorisasi hasil perubahan pada diri siswa sebagai hasil buah pembelajaran. Bloom dalam taksonominya, yang selanjutnya disebut Taksonomi Bloom.

Taksonomi Bloom itu merupakan penggolongan (klasifikasi) tujuan pendidikan (ada yang menyebutnya sebagai perilaku intelektual/”intellectual behavior”) yang dalam garis besar terbagi menjadi tiga ranah atau kawasan (“domain”), yaitu ranah kognitif (berkaitan dengan kognisi atau penalaran/pemikiran–dalam bahasa pendidikan Indonesia disebut “cipta”), ranah afektif (berkaitan dengan afeksi atau “rasa”), dan ranah psikomotor (berkaitan dengan psikomotor atau gerak jasmani-jiwani, gerak-gerik jasmani yang terkait dengan jiwa).

B. TAKSONOMI BLOOM SEBELUM DAN SUSDAH REVISI

Salah seorang murid Bloom yang bernama Lorin Anderson merevisi taksonomi Bloom pada tahun 1990. Hasil perbaikannya dipublikasikan pada tahun 2001 dengan nama Revisi Taksonomi Bloom. Dalam revisi ini ada perubahan kata kunci, pada kategori dari kata benda menjadi kata kerja. Masing-masing kategori masih diurutkan secara hirarkis, dari urutan terendah ke yang lebih tinggi.

Dahulu kita mengenal klasifikasi secara hirarkhis terhadap ranah kognitif Bloom menjadi enam tingkatan, mulai dari C1 sampai C6. Klasifikasi hirarkhis itu masih digunakan lagi dalam revisi taksonomi Bloom tersebut sekalipun dengan nomen yang sedikit berbeda

TAKSONOMI BLOOM

C1

C2

C3

C4

C5

C6

SEBELUM REVISI

Pengetahuan

Pemahaman

Aplikasi

Analisis

Sintesis

Evaluasi

SESUDAH REVISI

Mengingat

Memahami

Mengaplikasikan

Menganalisis

Mengevaluasi

Mencipta

Taksonomi Bloom Sebelum Revisi

Taksonomi bloom dikemukan oleh B.S Bloom, Bloom membagi atas 3 Ranah Pengetahuan :

1. Ranah Kognitif

Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut aktifitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Dalam ranah kognitif itu terdapat enam jenjang proses berfikir yang hirarki mulai dari jenjang terendah sampai jenjang yang tertinggi.yang meliputi 6 tingkatan:

a. Pengetahuan (Knowledge), yang disebut C1

Menekan pada proses mental dalam mengingat dan mengungkapkan kembali informasi-informasi yang telah siswa peroleh secara tepat sesuai dengan apa yang telah mereka peroleh sebelumnya. Informasi yang dimaksud berkaitan dengan simbol-simbol matematika, terminologi dan peristilahan, fakta-fakta, keterampilan dan prinsip-prinsip.

b. Pemahaman (Comprehension), yang disebut C2

Tingkatan yang paling rendah dalam aspek kognisi yang berhubungan dengan penguasaan atau mengerti tentang sesuatu. Dalam tingkatan ini siswa diharapkan mampu memahami ide-ide matematika bila mereka dapat menggunakan beberapa kaidah yang relevan tanpa perlu menghubungkannya dengan ide-ide lain dengan segala implikasinya.

c. Penerapan (Aplication), yang disebut C3

Kemampuan kognisi yang mengharapkan siswa mampu mendemonstrasikan pemahaman mereka berkenaan dengan sebuah abstraksi matematika melalui penggunaannya secara tepat ketika mereka diminta untuk itu. Untuk menunujukan kemampuan tersebut seorang siswa harus dapat memilih dan menggunakan apa yang telah mereka miliki secara tepat sesuai dengan situasi yang ada dihadapannya.

d. Analisis (Analysis), yang disebut C4

Kemampuan untuk memilih sebuah struktur informasi ke dalam komponen-komponen sedemikan hingga hirarki dan keterkaitan antar ide dalam informasi tersebut menjadi tampak dan jelas. Bloom mengidentifikasi tiga jenis analisis yaitu : (1) analisis elemen dan bagian, (2) analisis hubungan, (3) analisis prinsip-prinsip pengorganisasian. Analisis berkaitan dengan pemilahan materi ke dalam bagian-bagian, menemukan hubungan antar bagian, dan mengamati pengorganisasian bagian-bagian.

e. Sintesis (Synthesis) , yang disebut C5

Kemampuan untuk mengkombinasikan elemen-elemen untuk membentuk sebuah struktur yang unik dan sistem. Dalam matematika, sintesis melibatkan pengkombinasian dan pengorganisasian konsep-konsep dan prinsip-prinsip matematika untuk mengkreasikannya menjadi struktur matematika yang lain dan berbeda dari yang sebelumnya. Salah satu contohnya adalah memformulasikan teorema-teorema matematika dan mengembangkan struktur-struktur matematika.

f. Evaluasi (Evaluation), yang disebut C6

Kegiatan membuat penilaian berkenaan dengan nilai sebuah ide, kreasi, cara, atau metode. Evaluasi adalah tipe yang tertinggi diantara ranah-ranah kognitif yang lain, mulai dari pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, hingga sintesis.

2. Ranah Afektif

Ranah afektif adalah ranah yang berhubungan dengan sikap dan nilai. Ada beberapa kategori dalam ranah afektif sebagai hasil belajar

1. Receiving/ attending/ menerima/ memperhatikan.

2. Responding/ menanggapi.

3. Valuing/ penilaian.

4. Organization/ Organisasi.

5. Characterization by a value or value complex/ karakteristik nilai atau internalisasi nilai.

1. Receiving/ attending/ menerima/ memperhatikan adalah semacam kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulasi) dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan lain-lain. Dalam tipe ini termasuk kesadaran, keinginan untuk menerima stimulus, control dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar. Receiving juga diartikan sebagai kemauan untuk memperhatikan suatu kegiatan atau suatu objek.

Pada jenjang ini peserta didik dibina agar mereka bersedia menerima nilai-nilai yang diajarkan kepada mereka dan mereka mempunyai kemauan menggabungkan diri ke dalam nilai itu atau mengidentifikasi diri dengan nilai itu.

2. Responding/ menanggapi adalah suatu sikap yang menunjukkan adanya partisipasi aktif atau kemampuan menanggapi, kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mengikutsertakan dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya dengan salah satu cara. Hal ini mencakup ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam menjawab stimulus dari luar yang datang kepada dirinya.

3. Valuing/ penilaian, menilai atau menghargai artinya memeberikan nilai atau memberikan penghargaan terhadap suatu kegiatan atau objek, sehingga apabila kegiatan itu idak dikerjakan kan memebrikan suatu penyesalan. Dalam kaitannya dengan proses pembelajaran peserta didik tidak hanya mau menerima nilai yang diajarkan mereka telah berkemampuan untuk menilai konsep atau fenomena baik atau buruk.

4. Organization/ Organisasi yakni pengembangan dari nilai ke dalam suatu sistem organisasi, termasuk hubungan suatu nilai dengan nilai yang lain, pemantapan dan prioritas nilai yang telah dimilikinya. Yang termasuk kedalam organisasi ialah konsep tentang nilai, organisasi sistem nilai dan lain-lain.

5. Characterization by a value or value complex/ karakteristik nilai atau internalisasi nilai adalah keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Proses internalisasi nilai telah menempati tempat tertinggi dalam hierarki nilai.

3. Ranah Psikomotor

Ranah Psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skiil) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Adapun kategori dalam ranah psikomotor; (a) Peniruan, (b) Manipulasi, (c) Pengalamiahan, (d) Artikulasi.

Taksonomi Bloom Setelah Direvisi

Taksonomi Bloom setelah dilakukan revisi oleh Aderson dan Kratwohl (2001), terdapat perbedaan yang tidak banyak pada dimensi Kognitif. Pada Revisi Taksonomi Bloom ini, dibagi atas dua dimensi yaitu:

1. Struktur dari dimensi proses kognitif

a. MengingatDapat mengingat kembali pengetahuan yang diperoleh dalam jangka waktu yang lama

b. MemahamiMembangun makna dari pesan-pesan instruksional, termasuk lisan, tulisan, dan grafik komunikasi, termasuk di dalamnya:

1. Interpreting (menerjemahkan)

2. Exemplifying (Mencontohkan)

3. Classifying ( Mengklasifikasikan)

4. Summarizing (Meringkas)

5. Inferring (Menyimpulkan)

6. Comparing Membandingkan)

7. Explaining (Menjelaskan)

8. Mengaplikasikan

9. Melaksanakan atau menggunakan prosedur dalam suatu situasi tertentu

c. MenganalisisKemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan diantara bagian-bagian yang satu dengan yang lainnya.

d. MengevaluasiKemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap situasi, nilai atau ide atau mampu melakukan penilaian berdasarkan kriteria dan standar.

e. MembuatKemampuan menyusun unsur-unsur untuk membentuk suatu keseluruhan koheren atau fungsional, mereorganisasi unsur ke dalam pola atau struktur baru, termasuk didalamnya:

1. Generating (hipotesa)

2. Planning (Perencanaan) `

3. Producing ( Penghasil)

Kata Operasional dari dimensi proses taksonomi Bloom

· Mengingat – Mengenali, daftar, menjelaskan, mengidentifikasi, mengambil, penamaan, mencari, menemukan

· Memahami – meringkas, menyimpulkan, parafrase, mengklasifikasi, membandingkan, menjelaskan, mencontohkan

· Menerapkan – Menerapkan, melaksanakan, menggunakan, melaksanakan

· Menganalisis – Membandingkan, mengorganisir, dekonstruksi, menghubungkan, menguraikan, menemukan, penataan, mengintegrasikan

· Mengevaluasi – Memeriksa, hypothesising, mengkritisi, percobaan, penilaian, pengujian, Mendeteksi, Monitoring

· Menciptakan – merancang, membangun, perencanaan, menghasilkan, menciptakan, merancang, membuat

2. Struktur dari dimensi Isi/Jenis/Pengetahuan

Jika isi adalah subjek-materi yang spesifik maka akan memerlukan banyak taksonomi karena ada materi (misalnya, satu untuk ilmu pengetahuan, satu untuk sejarah, dll). Kemudian, jika isi dianggap ada di luar siswa, maka timbul permasalahan bagaimana untuk mendapatkan isi dalam siswa. Ketika isi di dalam siswa, itu menjadi pengetahuan yang dimiliki oleh siswa. Transformasi ini pengetahuan diperoleh melalui proses-proses kognitif yang digunakan oleh siswa. Sehingga dibedakan atas 4 jenis pengetahuan

1. Pengetahuan faktual (Factual Knowledge)

Yaitu elemen dasar dimana siswa harus tahu akan berkenalan dengan disiplin atau memecahkan masalah di dalamnya. Termasuk di dalamnya pengetahuan terminologi dan pengetahuan tentang rincian spesifik dan unsur.

2. Pengetahuan konseptual (Conceptual Knowledge)

Yaitu hubungan antara unsur-unsur dasar dalam struktur yang lebih besar yang memungkinkan mereka untuk berfungsi bersama-sama. Diantaranya: Pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori, pengetahuan tentang prinsip-prinsip dan generalisasi, Pengetahuan tentang teori, model, dan struktur.

3. Pengetahuan Prosedural (Procedural Knowledge)

Yaitu bagaimana melakukan sesuatu atau penyelidikan, dan kriteria untuk menggunakan keterampilan, teknik, dan metode. Diantaranya: Pengetahuan tentang subyek-keterampilan khusus, pengetahuan subjek-teknik khusus dan metode, pengetahuan kriteria untuk menentukan ketika untuk menggunakan prosedur yang tepat.

4. Pengetahuan metakognitif (Metacognitive Knowledge)

Yaitu pengetahuan kognisi secara umum serta kesadaran dan pengetahuan tentang kognisi sendiri. Diantaranya: Pengetahuan strategis, pengetahuan tentang tugas-tugas kognitif, termasuk sesuai kontekstual dan kondisi pengetahuan, Pengetahuan diri

Sebelum di revisi Setelah di revisi

C. RANAH PENGETAHUAN MENURUT MARZANO

Robert Marzano, seorang peneliti pendidikan terkemuka, telah mengusulkan apa yang disebutnya “Sebuah Taksonomi Baru dari Tujuan Pendidikan. Dikembangkan untuk menjawab keterbatasan dari taksonomi Bloom, telah digunakan secara luas serta sesuai dengan situasi terkini. Model kecakapan berpikir yang dikembangkan Marzano memadukan berbagai faktor yang berjangkauan luas, yang mempengaruhi bagaimana siswa berpikir, dan menghadirkan teori yang berbasis riset untuk membantu para guru memperbaiki kecakapan berpikir para siswanya.

Taksonomi baru yang dikembangkan Marzano dibuat dari tiga sistem dan Domain Pengetahuan, yang kesemuanya penting untuk berpikir dan belajar. Ketiga sistem tersebut adalah:

1. Sistem-Diri (Self-System)

memutuskan apakah melanjutkan kebiasaan yang dijalankan saat ini atau masuk dalam aktivitas baru.

· Keyakinan tentang Pentingnya Pengetahuan.

· Keyakinan tentang Keefektifan

· Emosi yang berhubungan dengan Pengetahuan

2. Sistem Metakognitif

mengatur berbagai tujuan dan menjaga tingkat pencapaian tujuan-tujuan tersebut

· Penetuan Berbagai Tujuan Belajar

· Pemantauan dari Eksekusi Pengetahuan

· Pemantauan Kejelasan

· Pemantauan Ketepatan

3. Sistem Kognitif.

Sistem Kognitif memproses seluruh informasi yang dibutuhkan, dan domain Pengetahuan menyediakan isinya.

· Penarikan Kembali : mengingat kembali eksekusi

· Pemahaman : sintesa keterwakilan

· Analisis : kecocokan pengklasifikasian, analisis kesalahan, generalisasi, spesifikasi

· Pemanfaatan Pengetahuan : pengambilan keputusan, pemecahan masalah pertanyaan percobaan, penyelidikan

Sementara pengetahuan domain sebagai penjelasan dari ketiga sistem diatas di bagi atas tiga bagian sebagai berikut:

1. Informasi

2. Beragam Prosedur Mental

3. Beragam Prosedur Fisik

Sistem Diri

Keyakinan tentang pentingnya pengetahuan

Keyakinan tentang keefektifan

Emosi yang berhubungan dengan pengetahuan

Sistem Metakognisi

Penetuan berbagai tujuan belajar

Pemantauan dari eksekusi pengetahuan

Pemantauan kejelasan

Pemantauan ketepatan

Sistem Kognitif

Penarikan kembali

Pemahaman

Analisis

Pemanfaatan pengetahuan

Mengingat kembali

Sintesa

Kecocokan

Pengambilan keputusan

Eksekusi

Keterwakilan

Pengklasifikasian

Pemecahan masalah

Analisis kesalahan

Pertanyaan percobaaan

Generalisasi

Penyelidikan

Spesifikasi

Domain Pengetahuan

Informasi

Beragam prosedur mental

Beragam prosedur fisik

a. Sistem diri

Sistem ini meliputi berbagai sikap, keyakinan dan perasaan yang menentukan motivasi seseorang untuk menyelesaikan tugas.

Berbagai faktor yang berkontribusi untuk motivasi adalah: kepentingan, keefektifan dan emosi.

b. Sistem metakognitif

Sistem Metakognitif adalah “pengendalian misi” dari proses berpikir dan mengatur semua sistem lainnya. Marzano, dkk. (1988) mengajukan delapan komponen utama dari proses berpikir yakni pembentukan konsep, pembentukan prinsip, pemahaman, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, penelitian, penyusunan, dan berwacana secara oral. Secara sederhana metakognisi diartikan sebagai kesadaran seseorang tentang proses berpikirnya pada saat melakukan tugas tertentu dan kemudian menggunakan kesadaran tersebut untuk mengontrol apa yang dilakukan.

Sistem ini menentukan berbagai tujuan dan membuat berbagai keputusan tentang informasi apa yang dibutuhkan dan proses kognitif apa yang sangat sesuai dengan tujuan. Ia kemudian memantau berbagai proses dan membuat perubahan sebagaimana yang dibutuhkan. Kontrol diri atau self-control memegang peranan yang sangat penting dalam metakognisi.

Tiga faktor utama yang merupakan bagian dari kontrol diri tersebut adalah komitmen, sikap, dan perhatian.

c. sistem kognitif

Proses mental dalam Sistem Kognitif dilaksanakan dari domain pengetahuan. Proses ini memberi banyak orang akses informasi dan prosedur dalam ingatan mereka dan membantunya memanipulasi dan menggunakan pengetahuan ini.

Marzano memecah Kognitif Sistem ke dalam empat komponen: penarikan pengetahuan, pemahaman, analisis, dan penggunaan pengetahuan.

PENGETAHUAN DOMAIN

Marzano mengidentifikasikan tiga kategori dari pengetahuan: informasi, prosedur mental dan prosedur fisik.

1. Informasi

Informasi terdiri dari pengorganisasian beragam gagasan, seperti prinsip-prinsip, penyederhanaan, dan rincian, seperti kamus istilah dan fakta-fakta. Berbagai prinsip dan penyederhanaan tersebut penting karena hal-hal tersebutlah yang memungkinkan kita untuk dapat menyimpan lebih banyak informasi dengan usaha yang lebih sedikit dengan menempatkan beragam konsep ke dalam berbagai kategori.

2. Prosedur Mental

Berbagai prosedur mental dapat mencakup mulai dari beragam proses yang rumit, seperti menulis sebuah kertas kerja yang penuh istilah sampai kepada tugas-tugas yang lebih sederhana seperti taktik, algoritma, dan juga aturan-aturan tunggal. Taktik, sebagaimana membaca peta, terdiri atas sekumpulan kegiatan yang tidak perlu dilakukan dalam keteraturan yang khusus. Algoritma, sebagaimana divisi penghitung yang panjang, mengikuti sebuah aturan kaku yang tidak berubah oleh situasi. Aturan-aturan tunggal, seperti yang mencakup aturan permodalan, hanya berlaku secara khusus untuk beberapa instansi khusus pula. Contoh lain melakukan pembuktian dan membentuk sisi-sisi dari sebuah segitiga siku-siku.

3. Prosedur Fisik

Tingkatan prosedur fisik dalam proses belajar bervariasi tergantung mata pelajaran. Kemampuan fisik yang dibutuhkan untuk membaca buku.

Berbagai faktor yang berkontribusi untuk proses-proses fisik yang efektif termasuk di dalamnya adalah kekuatan, keseimbangan, keterampilan, ketangkasan, kecekatan, dan juga kelincahan serta kecepatan bergerak. Banyak pula ragam kegiatan yang dapat para siswa nikmati di waktu senggangnya seperti berolahraga atau memainkan permainan elektronik membutuhkan prosedur fisik yang lebih halus.

D. PERBEDAAN TAKSONOMI MARZANO DENGAN TAKSONOMI BLOOM

a. Secara umum Marzano membagi urutan taksonomi pada ranah kognitif sebagai berikut

1. Penarikan Kembali : mengingat kembali eksekusi

2. Pemahaman : sintesa keterwakilan

3. Analisis : kecocokan pengklasifikasian, analisis kesalahan, generalisasi, spesifikasi

4. Pemanfaatan Pengetahuan : pengambilan keputusan, pemecahan masalah, pertanyaan percobaan, penyelidikan

b. Bloom membagi urutan taksonomi pada ranah kognitif sebagai berikut:

1. Remembering ( mengingat )

2. Understanding ( memahami )

3. Applying ( mengaplikasikan )

4. Analyzing ( menganalisis )

5. Evaluating ( mengevaluasi )

6. Creating (menghasilkan )

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Taksonomi Bloom dikembangkan untuk tujuan pendidikan, disusun secara hirarki dengan maksud untuk mengkategorisasi hasil perubahan pada diri siswa sebagai hasil buah pembelajaran. Secara garis besar terbagi menjadi tiga ranah atau kawasan (“domain”), yaitu ranah kognitif (berkaitan dengan kognisi atau penalaran/pemikiran–dalam bahasa pendidikan Indonesia disebut “cipta”), ranah afektif (berkaitan dengan afeksi atau “rasa”), dan ranah psikomotor (berkaitan dengan psikomotor atau gerak jasmani-jiwani, gerak-gerik jasmani yang terkait dengan jiwa).

Pada tahun 1990 seorang murid Bloom, Lorin Anderson merevisi taksonomi ini dengan maksud untuk menyempurnakannya sehingga sesuai dengan keadaan perkembangan dan kemajuan zaman serta teknologi.

Dalam revisi ini, Anderson tetap mempertahankan klasifikasi hirarkis ranah kognitif dalam enam tingkatan yang telah dibuat Bloom sebelumnya sekalipun dengan nomen yang sedikit berbeda. Misalnya dalam revisi ini ada perubahan kata kunci, pada kategori dari kata benda menjadi kata kerja. Selain itu, masing-masing kategori masih diurutkan secara hirarkis, dari urutan terendah ke yang lebih tinggi.

Taksonomi Bloom setelah direvisi tidak lantas berhenti sampai disitu saja. Robert Marzano, seorang peneliti pendidikan terkemuka, mengusulkan apa yang disebutnya “Sebuah Taksonomi Baru dari Tujuan Pendidikan”. Taksonomi ini dikembangkan untuk menjawab keterbatasan dari taksonomi Bloom, telah digunakan secara luas serta sesuai dengan situasi terkini. Model kecakapan berpikir yang dikembangkan Marzano memadukan berbagai faktor yang berjangkauan luas, yang mempengaruhi bagaimana siswa berpikir, dan menghadirkan teori yang berbasis riset untuk membantu para guru memperbaiki kecakapan berpikir para siswanya.

Taksonomi baru yang dikembangkan Marzano dibuat dari tiga sistem dan Domain Pengetahuan, yang kesemuanya penting untuk berpikir dan belajar.

Perbedaan mendasar antara Taksonomi Bloom dengan Ranah Pengetahuan Marzano yaitu terletak pada urutan taksonomi pada ranah kognitifnya.

3.2 SARAN

Meskipun pada dasarnya Taksonomi Bloom sebelum dan sesudah revisi serta Ranah Pengetahuan Marzano dikembangkan untuk tujuan pendidikan, namun kita harus memahami karakterisitik dan perbedaan dari tiap-tiap taksonomi ini.

DAFTAR PUSTAKA

http://aledeyrain.blogspot.com/2010/10/taksonomi-bloom.html

http://ayip7miftah.wordpress.com/2011/12/06/kemampuan-kognitif-menurut-revisi-taksonomi-bloom/

http://eko-kolombahasa.blogspot.com/2012/04/taksonomi-bloom-revisi.html

http://evisapinatulbahriah.wordpress.com/2011/06/21/37/

http://hafismuaddab.wordpress.com/tag/pemetaan-pengetahuan-marzano/

http://iknow.apb-group.com/taksonomi-bloom/

http://share-pangaweruh.blogspot.com/2012/07/revisi-taksonomi-bloom.html